Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
xxi
LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
PEMILIK CV. SARIWANGI CIREBON
G: Gisela Yulita (Pewawancara)
Y: Yenny (Pemilik CV. Sariwangi Cirebon / Narasumber)
Wawancara pertama: Senin, 12 September 2016
G : “Selamat siang Ibu Yenny, bisa tolong ibu ceritakan sedikit tentang
awal berdirinya perusahaan CV. Sariwangi ini?”
Y : “CV. Sariwangi didirikan pada tahun 1956 di Kota Cirebon. Perusahaan
ini awalnya hanya usaha sampingan saja yang memperkerjakan 10
orang karyawan. Waktu dulu kami juga sempat memproduksi beberapa
merek teh lain selain Teh Upet, antara lain Teh Dji Sam Su (234), Teh
Mickey Mouse, dan Teh Lima (5). Namun merek tersebut tidak lagi
dikembangkan dan kini kami hanya fokus dengan Teh Upet saja.”
G : “Tahun berapa Teh Upet mulai diproduksi dan dipasarkan?”
Y : “Dari awal CV. Sariwangi berdiri, tahun 1956, Teh Upet sudah
diproduksi dan dipasarkan. Namun yang dipasarkan baru Teh Upet
tabur saja, sedangkan Teh Upet celup baru kita produksi dan dipasarkan
di tahun 1990. Dimana saat kita pasarkan Teh Upet Celup itu, ternyata
mendapatkan respon yang sangat baik dari para konsumen, karena saat
kita pasarkan Teh Upet Celup yang menggunakan teh hijau beraroma
melati itu, di pasaran belum ada teh celup yang beraroma melati, yang
beredar di pasaran waktu itu baru teh hitam celup saja.
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxii
G : “Di daerah mana saja sekarang ini Teh Upet dipasarkan?”
Y : “Wilayah III Cirebon, meliputi Kota Cirebon, Kota Kuningan, Kota
Indramayu, dan Kota Majalengka. Selain itu juga kita pasarkan ke Kota
Bandung dan Tasikmalaya.”
G : “Di daerah mana yang angka penjualannya paling tinggi?”
Y : “Wilayah III Cirebon, terutama di Kota Cirebonnya sendiri.”
G : “Apa keunggulan Teh Upet dibandingkan dengan teh merek lain?”
Y : “Keunggulan Teh Upet yaitu menggunakan bunga melati pilihan dan
100% teh hijau.”
G : “Apa saja varian dari Teh Upet?”
Y : “Varian Teh Upet ada dua, yaitu Teh Upet celup dan Teh Upet tabur.”
G : “Varian Teh Upet manakah yang memiliki angka penjualan paling
tinggi?”
Y : “Kalau penjualan saya rasa sama saja ya, baik yang varian celup ataupun
tabur.”
G : “Varian Teh Upet manakah yang menjadi produk unggulan dari
CV. Sariwangi?”
R : “Teh Upet varian tabur.”
G : “Apakah ada kompetitor yang dirasa memiliki potensi kuat untuk
menyaingi Teh Upet di dalam pemasaran? Merek teh apakah yang
dirasa menjadi kompetitor terkuat dari Teh Upet?”
Y : “Tentu saja ada, ini tidak apa-apa bila saya menyebutkan?”
G : “Tidak apa-apa ibu, ini hanya akan menjadi dokumen pribadi saya
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxiii
saja dalam menyusun tugas akhir kuliah saya.”
Y : “Ya menurut kami, kompetitor terkuat Teh Upet saat ini adalah Teh Giju
dan Teh Tong Tji.”
G : “Apakah ada kendala yang dialami CV. Sariwangi dengan
kehadiran kompetitor-kompetitor tersebut?”
Y : “Ada, penjualan Teh Upet jadi menurun, ibaratnya kami seperti kalah
saing dengan mereka sekarang.”
G : “Selain karena kehadiran para kompetitor, adakah kendala lain
yang menghambat penjualan Teh Upet saat ini?”
Y : “Jumlah konsumen Teh Upet mengalami penurunan”
G : “Media promosi apa saja yang pernah dibuat untuk
mempromosikan produk Teh Upet?”
Y : “Sejauh ini baru billboard saja.”
G : “Bagaiamana grafik penjualan produk Teh Upet selama lima tahun
terakhir? Apakah mengalami kenaikan atau penurunan?”
Y : “Grafik penjualan selama lima tahun terakhir mengalami penurunan.”
G : “Dalam setahun, berapa penghasilan yang didapat dari hasil
penjualan Teh Upet?”
Y : “Dalam setahun pendapat yang didapat kurang lebih sekitar lima milyar.”
G : “Berapa kira-kira biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat
media promosi untuk Teh Upet?”
Y : “Kurang lebih sekitar tiga juta rupiah.”
G : “Sekian pertanyaan dari saya, terimakasih Ibu Yenny atas waktu
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxiv
yang disediakan untuk menjawab pertanyaan dari saya. Sukses
terus bu.”
Y : “Iya. Sama-sama, sukses juga.”
Wawancara kedua: Rabu, 19 Oktober 2016
G : “Selamat siang Ibu Yenny, apakah selama ini ada media yang
pernah meliput tentang Teh Upet? Mungkin majalah, televise, atau
yang lainnya?”
Y : “Sejauh ini belum pernah ada media yang meliput kami.”
G : “Berapa banyak produksi Teh Upet dalam sehari?”
Y : “Dalam sehari kami biasa memproduksi kurang lebih 50 bal dalam setiap
varian.”
G : “Bagaimana CV. Sariwangi menghadapi persaingan dengan para
kompetitor?”
Y : “Meningkatkan mutu dan kualitas produk kami. Mengubah tampilan
kemasan yang sudah tertinggal jaman.”
G : “Berapa banyak teh yang terjual perbulannya?”
Y : “Dalam sebulan kurang lebih 1000-1500 bal teh yang terjual.”
G : “Apakah penjualan Teh Upet sudah sesuai target?”
Y : “Kalau sesuai target kita sih belum ya.”
G : “Kenapa belum bu?”
Y : “Karena mungkin banyak saingan yang harganya lebih murah atau
produknya lebih disukai oleh masyarakat.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxv
G : “Kenapa mulai usaha ini awalnya bu?”
Y : “Awalnya kan ini perusahaan dirintis oleh kakek saya, lalu kemudian
dilanjutkan oleh ayah saya, dan sekarang saya hanya melanjutkan saja.
Perusahaan turun-temurunlah ya sekarang ibaratnya.”
G : “Apa harapan perusahaan untuk lima tahun kedepan?”
Y : “Harapan untuk lima tahun kedepan semoga CV. Sariwangi bisa lebih
berkembang dan dikenal secara nasional.”
G : “Kapan puncak kejayaan CV. Sariwangi?”
Y : “Puncak kejayaan CV. Sariwangi ntara tahun 1958-2000.”
G : “Bagaimana CV. Sariwangi ingin Teh Upet dipandang oleh
masyarakat?”
Y : “Teh Upet ingin dipandang sebagai teh tradisional yang digemari
berbagai generasi.”
G : “Apakah menurut CV. Sariwangi, Teh Upet mungkin diklaim
menjadi Teh Khas Kota Cirebon?”
Y : “Mungkin ya, karena sekarang ini saja Teh Upet sudah termasuk salah
satu oleh-oleh khas Cirebon.”
G : “Sekian pertanyaan dari saya bu, terimakasih atas waktu dan
kesediaan ibu untuk diwawancara. Sukses terus bu.”
Y : “Iya, sama-sama.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxvi
LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
KARYAWAN CV. SARIWANGI CIREBON
G: Gisela Yulita (Pewawancara)
D: Dian (Karyawan CV. Sariwangi Cirebon / Narasumber)
Wawancara: Senin, 17 Oktober 2016
G : “Selamat siang Kak Lanny, boleh saya tahu sudah berapa lama Kak
Lanny bekerja di CV. Sariwangi ?”
D : “Tahun ini sudah masuk tahun ke sembilan saya bekerja di CV.
Sariwangi Cirebon.”
G : “Tolong ceritakan sedikit tentang bagaimana proses pembuatan Teh
Upet?”
D : “Pertama-tama memetik terlebih dulu bagian pucuk daun teh dan
kuncupnya juga bunga melati. Setelah itu, kita pilih mana yang terbaik,
sebab kami hanya menggunakan yang terbaik saja. Baru setelah itu, kita
lakukan proses pelayuan atau proses pengasapan, hal ini bertujuan
untuk mengurangi kandungan kadar air di dalamnya. Setelah proses
tersebut, lalu dijemur dengan diletakan di bak-bak kayu dan ditaruh di
atas meja, untuk mengurangi lagi kadar air, sehingga kadar air benar-
benar minim, dan agar enzim-enzim yang ada di dalam daun teh
bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Proses tersebutlah
yang menghasilkan aroma, warna dan mutu dari teh namun apabila
proses ini terlalu lama dilakukan, maka teh akan berubah menjadi busuk.
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxvii
Proses selanjutnya adalah dimasukan ke mesin penggelintingan atau
disebut juga proses perobekan. Pada proses ini pucuk, kuncup dan juga
bunga melati dimasukan ke dalam mesin yang menggunakan mata
pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi. Proses selanjutnya adalah
pengovenan sampai benar-benar kering. Hal ini bertujuan untuk
menghentikan enzim. Proses terakhir adalah diserahkan ke bagian
pengemasan.”
G : “Kalau boleh saya tahu, mengapa yang digunakan hanya bagian
pucuk dan kuncup saja kak?”
D : “Karena bagian pucuk sama kuncup daun teh itu biasanya memiliki
kandungan zat tehine terbesar, zat yang memberikan aroma dan rasa
teh. Selain itu juga memiliki paling banyak zat antioksidan, zat asam
amino, zat gula, vitamin C, vitamin B komplek, vitamin E, kalsium,
fluor dan fosfat. Kandungan vitamin C di kuncup dan pucuk teh juga
lebih tinggi daripada vitamin C, apel dan tomat.”
G : “Berapa lama proses pembuatan tersebut?”
D : “Tidak pasti ya, tergantung berapa banyak teh yang diproduksi.”
G : “Proses bagian mana yang memerlukan waktu paling lama?”
D : “Proses pengovenan yang biasa memerlukan waktu paling lama.”
G : “Perkebunan Teh CV. Sariwangi sendiri berlokasi dimana kak?”
D : “Perkebunan teh kita ada di Wilayah Batang, Kabupaten Pekalongan.”
G : “Perkebunan Teh CV. Sariwangi sendiri berlokasi dimana kak?”
D : “Perkebunan teh kita ada di Wilayah Batang, Kabupaten Pekalongan.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxviii
G : “Adakah perawatan khusus yang dilakukan untuk merawat
perkebunan teh tersebut?”
D : “Paling penyemprotan-penyemprotan saja, seperti fungisida dithane dan
insektida demicron. Sama penyiraman teratur dan pemupukan setiap 2
sampai 3 bulan setelah tanam.”
G : “Bagian mana dari proses pembuatan teh tersebut yang paling
diunggulkan oleh CV. Sariwangi?”
D : “Kami menggunakan pucuk dan kuncup daun teh terbaik dan juga
menggunakan bunga melati pilihan.”
G : “Apakah setiap hari CV. Sariwangi memproduksi Teh Upet?”
D : “Tidak, tergantung apakah hari itu bunga melatinya bagus atau tidak.
Dan tergantung dengan ketersediaan pucuk dan kuncup daun teh juga,
karena setelah pemetikan pucuk dan kuncup daun teh, baru bisa
dilakukan pemetikan lagi setelah 7 sampai dengan 14 hari kemudian.
Apalagi kalau sampai cara memetiknya salah, baru bisa tumbuh lagi
setelah 3 bulan.”
G : “Kapan Teh Upet didistribusikan ke pasar-pasar, baik di dalam
Kota Cirebon maupun di luar Kota Cirebon?”
D : “Untuk di luar kota, 10 hari sekali. Kalau untuk supermarket semiggu
sekali, sedangkan untuk pasar tradisional setiap hari.”
G : “Apa pernah ada kunjungan ke pabrik CV. Sariwangi? Study tour
atau kunjungan gitu kak?”
D : “Tidak pernah ya kalau itu, soalnya pabrik kita ga terbuka untuk umum.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxix
G : “Sekian pertanyaan dari saya kak. Terimakasih atas waktu dan
kesediaan kakak untuk diwawancara oleh saya.”
D : “Sama-sama.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxx
LAMPIRAN C: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
PEMILIK RUMAH MAKAN
G: Gisela Yulita (Pewawancara)
L: Lanny (Anak Pemilik Rumah Makan / Narasumber)
Wawancara: Senin, 17 Oktober 2016
G : “Selamat siang Ibu, boleh saya tahu mengapa ibu memilih Teh
Upet?”
L : “Karena harganya yang sangat ekonomis, lebih irit dan lebih kental
dibanding dengan teh yang lain.”
G : “Berapa lama jangka waktu Ibu membeli Teh Upet?”
L : “Saya biasa beli sebulan sekali, sekalian membeli kebutuhan lainnya,
seperti tisu, tusuk gigi, dan yang lainnya.”
G : “Varian teh manakah yang digunakan di rumah makan ibu?”
L : “Varian teh yang saya gunakan varian Teh Upet tabur kemasan 60
gram.”
G : “Kapan Ibu biasa belanja bulanan? Apakah awal bulan, tengah
bulan atau akhir bulan?”
L : “Biasa saya awal bulan belanjanya.”
G : “Berapa banyak Teh Upet yang ibu beli setiap kali belanja?”
L : “Sekali beli biasa langsung beli 35 bungkus, sekalian buat stok 1 bulan.”
G : “Sehari biasa abis berapa bungkus bu?”
L : “Kalau hari biasa, Senin sampai Jumat, habis 1 bungkus saja. Tapi kalau
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxi
saat weekend, sabtu dan minggu, bisa habis 1,5 sampai 2 bungkus Teh
Upet.
G : “Dimakah ibu membeli Teh Upet? Apakah langsung ke pabriknya
atau melalui distributor?”
L : “Saya beli di Pasar Kanoman, lebih murah dibanding dengan
membelinya di supermarket.”
G : “Apakah pelanggan mengetahui bahwa teh yang diminum adalah
Teh Upet?”
L : “Kadang ada pelanggan yang tahu sendiri bahwa itu adalah Teh Upet,
orangtua yang biasanya langsung tahu. Tapi kebanyakan pelanggan
rumah makan kami tidak tahu, mereka sepertinya tidak peduli juga.”
G : “Apakah pelanggan yang memesan teh biasanya menghabiskan
tehnya atau tidak?”
L : “Tergantung ya, kalau anak-anak biasanya tidak habis tehnya. Sedangkan
kalau orang dewasa, seperti bapak-bapak dan ibu-ibu habis, kalau
orangtua sudah jelas habis dan biasanya minta diisi kembali gelasnya
sampe beberapa kali.”
G : “Apakah ada saat-saat tertentu dimana banyak pelanggan yang
datang untuk memesan teh?”
L : “Paling banyak yang pesan teh itu pada saat hari Sabtu dan Minggu,
banyak keluarga yang makan disini dan memesan teh.”
G : “Sekian pertanyaan dari saya bu, terimakasih atas waktu dan
kesediaannya untuk diwawancara.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxii
LAMPIRAN D: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
PEMILIK WARUNG
G: Gisela Yulita (Pewawancara)
R: Reni (Pemilik Warung / Narasumber)
Wawancara: Rabu, 19 Oktober 2016
G : “Selamat siang Ibu, boleh saya tahu mengapa ibu memutuskan
untuk menjual Teh Upet di warung ibu?”
R : “Awal mulanya karena banyak orang yang mencari produk Teh Upet.”
G : “Varian Teh Upet manakah yang paling banyak terjual?”
R : “Sekarang ini yang paling banyak terjual Teh Upet tabur kemasan 8
gram, tetapi banyak juga yang membeli Teh Upet Celup kemasan 50
gram.”
G : “Dalam 1 hari berapa banyak Teh Upet yang terjual di warung ibu?
R : “Sehari terjual 2 strip Teh Upet tabur yang kemasan 8 gram. 1 strip ada
10 pcs, jadi dalam sehari bisa kejual sampe 20 pcs kemasan 8 gram
kira-kira. Kadang juga kejual Teh Upet Celup, atau kadang bisa juga ga
kejual sama sekali.
G : “Berapa lama jangka waktu Ibu membeli Teh Upet?”
R : “Beli biasa kalau barangnya sudah habis kejual saja, kira-kira 2 sampai 3
bulan sekali.
G : “Apakah ada saat-saat tertentu dimana banyak pelanggan yang
datang untuk memesan teh?”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxiii
R : “Tidak ada saat-saat tertentu, sama saja penjualannya setiap waktu.”
G : “Berapa banyak Teh Upet yang dibeli setiap kali pembelian?”
R : “Sekali pembelian, biasa beli 10 pcs masing-masing varian.”
G : “Dimakah ibu membeli Teh Upet? Apakah langsung ke pabriknya
atau melalui distributor?”
R : “Di Pasar Kanoman.”
G : “Apa kesan pembeli terhadap Teh Upet? Apa banyak pembeli yang
langganan beli Teh Upet disini atau hanya sekali beli saja?”
R : “Ada 2-3 pembeli yang langganan suka beli Teh Upet disini, ada juga
yang memang cuma sekali beli saja.”
G : “Sekian pertanyaan dari saya bu, terimakasih atas waktu dan
kesediaannya untuk diwawancara.”
R : “Iya sama-sama.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxiv
LAMPIRAN E: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
PEMILIK TOKO OLEH-OLEH
G: Gisela Yulita (Pewawancara)
S: Stevanus (Pemilik Toko Oleh-oleh / Narasumber)
Wawancara: Rabu, 19 Oktober 2016
G : “Mengapa Anda memutuskan untuk menjual Teh Upet di Toko
Anda?”
S : “Karena sejak dulu Teh Upet sendiri merupakan salah satu oleh-oleh
khas Cirebon , dan dari segi kemasan sendiri standartnya sudah bagus,
sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli.”
G : “Apakah banyak masyarakat yang datang ke toko ini untuk
membeli Teh Upet sebagai oleh-oleh khas Kota Cirebon?”
S : “Banyak, karena sudah dikenal sebagai salah satu produk khas Kota
Cirebon.”
G : “Siapakah yang lebih sering membeli Teh Upet di toko ini? Orang
Cirebon asli atau wisatawan yang berlibur ke Kota Cirebon?”
R : “Kebanyakan pembeli yang datang dari Jakarta dan luar kota.”
G : “Varian Teh Upet manakah yang paling sering dibeli?”
R : “Teh Upet celup kemasan 50 gram, isi 25 pcs.”
G : “Apakah ada peningkatan penjualan pada hari-hari tertentu?”
R : “Saat weekend, Sabtu dan Minggu.”
G : “Berapa lama jangka waktu membeli Teh Upet?”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxv
R : “Setiap 1 minggu sekali dikirim dari pabriknya.”
G : “Berapa banyak Teh Upet yang dibeli setiap kali pembelian?”
R : “Sekitar 200 pcs.”
G : “Sekian pertanyaan dari saya, terimakasih atas waktu dan
kesediaannya untuk diwawancara.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxvi
LAMPIRAN F: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
KONSUMEN TEH UPET
G: Gisela Yulita (Pewawancara)
B: Bartolomeus (Konsumen / Narasumber)
Wawancara: Kamis, 20 Oktober 2016
G : “Mengapa Anda masih mengkonsumsi Teh Upet”
B : “Karena aromanya yang lebih wangi dibandingkan dengan teh lain,
tercium aroma melatinya. Rasanya pun terasa lebih pahit dan lebih
kental kalau dibandingkan dengan teh lain.”
G : “Darimana Anda pertama kali mengetahui tentang Teh Upet?”
B : “Pertama kali mengenal Teh Upet karena orangtua dan kakek nenek saya
sering mengkonsumsi Teh Upet di rumah.”
G : “Varian Teh Upet manakah yang Anda konsumsi”
B : “Teh Upet celup tabur.”
G : “Seberapa sering Anda mengkonsumsi Teh Upet”
B : “Sebulan sekali, tergantung kemauan saya. Kadang bisa seminggu sekali
juga.”
G : “Kapan Anda mengkonsumsi Teh Upet?”
B : “Pagi hari, saat sarapan dengan roti.”
G : “Kesan apa yang ditimbulkan saat mengkonsumsi Teh Upet?”
B : “Tenang, rasanya jadi segar kalau pagi-pagi minum Teh Upet.”
G : “Adakah stok Teh Upet di rumah Anda?”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxvii
B : “Ada.”
G : “Berapa lama jangka waktu Anda membeli Teh Upet?”
B : “Biasa 2 minggu sekali.”
G : “Apakah Anda tahu bahwa Teh Upet adalah Teh yang diproduksi di
Kota Cirebon?”
B : “Tentu tau.”
G : “Apakah Anda akan memberikan Teh Upet sebagai cinderamata
khas dari Kota Cirebon kepada sanak saudara/teman/partner
bisnis?”
B : “Tentu saja.”
G : “Sekian pertanyaan dari saya, terimakasih atas waktu dan
kesediaannya untuk diwawancara.”
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxviii
LAMPIRAN F: LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xxxix
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xl
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017
xli
Perancangan Iklan...,Gisela Yulita Saputra,FSD UMN,2017