LENSA KONTAK UNTUK TERAPEUTIK
DAN REHABILITATIF
NURCHALIZA HAZARIA SIREGAR
NIP.19700908 200003 2 001
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Universitas Sumatera Utara
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
DEFINISI LENSA KONTAK TERAPEUTIK................................................ ...... 2
KLASIFIKASI JENIS-JENIS LENSA KONTAK TERAPEUTIK........................ 2-3
BAHAN PEMBUATAN LENSA KONTAK........................................................ 3-4
TUJUAN PENGGUNAAN LENSA KONTAK TERAPEUTIK..................... ...... 5
HAL-HAL PENTING PADA PEMASANGAN LENSA KONTAK..................... 5-6
PENGGUNAAN LENSA KONTAK UNTUK TERAPEUTIK DAN
REHABILITATIF................................................................................................. 7-14
RINGKASAN....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
Universitas Sumatera Utara
1
LENSA KONTAK UNTUK TERAPEUTIK DAN REHABILITATIF
PENDAHULUAN
Lensa Kontak terapeutik pertama kali dikenal pada tahun 1970an di Amerika
Serikat dan telah digunakan secara ekstensif untuk melindungi kornea, menghilangkan rasa
sakit, dan meningkatkan penyembuhan permukaan kornea. Bermacam material dan
parameter yang tersedia telah berkembang sangat pesat dan telah melakukan suatu langkah
besar menuju terciptanya lensa silikon hidrogel Dk tinggi. Pada saat ini armamentarium
dari Lensa kontak terapeutik memungkinkan dokter untuk memilih lensa yang tidak hanya
melindungi permukaan kornea, tetapi juga memodulasi proses penyembuhan.1
Lensa kontak terapeutik (LKT) telah terbukti menjadi suatu alat yang efektif dalam
penanganan begitu banyak kelainan mata. Dengan melakukan seleksi, pengamatan, dan
penanganan, LKT dapat memberikan penyelesaian terapi yang sangat efektif dan berguna
bagi pasien.2
Penggunaan LKT dalam penanganan pada berbagai kelainan pada mata bukan
merupakan pilihan pengobatan yang utama. LKT sebaiknya dianggap sebagai salah satu
dari sejumlah pilihan pengobatan yang mungkin diberikan.2
Penting sekali untuk melakukan komunikasi dengan pasien, ketika
merekomendasikan penggunaan Lensa kontak terapeutik, tujuan dari terapi, resiko-resiko
yang mungkin muncul akibat pemakaian Lensa kontak. Penggunaan lensa kontak aman
selama pemakaian sesuai dengan anjuran dan sesegera mungkin membersihkan lensa
kontak setelah pemakaian.1
Universitas Sumatera Utara
2
DEFENISI LENSA KONTAK TERAPEUTIK
Istilah terapeutik berasal dari bahasa Yunani “therapeuein” yang berarti merawat,
atau menyembuhkan. Istilah “terapeutik” sering digunakan pada pemakaian jenis lensa
kontak spesifik, sementara pada kenyataannya, hampir setiap jenis lensa dapat digunakan
untuk terapetik1
KLASIFIKASI JENIS – JENIS LENSA KONTAK TERAPEUTIK
Lensa kontak umumnya diklasifikasikan menurut sifat polimernya (material)
penyusunnya, seperti kekerasan, fleksibilitas, dan permeabilitas terhadap gas (O2 dan CO2),
yaitu:3.4.5.6
1. Lensa kontak keras
1.1 Non - gas permeable
PMMA
1.2 Gas- permeable
Cellulose acetate butyrate (CAB)
Acrylat silikon
Fluoro copolymers
2. Lensa kontak lunak
2.1 HEMA
2.2 Karet silikon
3. Silikon Hydrogel
Universitas Sumatera Utara
3
Berdasarkan letaknya pada permukaan mata maka lensa kontak dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Skleral
Menempati ruang seluas skleral termasuk bagian yang didepan kornea.
2. Korneal
Lensa kontak korneal menempati hanya seluas kornea terutama bagian vertex.
Gambar 1. (a) Lensa kontak skleral (b) Lensa kontak kornea
BAHAN PEMBUATAN LENSA KONTAK
a. Lensa kontak keras
Lensa kontak keras merupakan turunan langsung dari lensa Tuohy ini dibuat
dari polimetilmetacrylat (PMMA). Lensa ini tidak dapat ditembus oksigen,
sehingga mengandalkan resapan air mata kedalam celah antara lensa dan
kornea sewaktu berkedip untuk keperluan respirasi kornea. Lensa ini lebih
kecil daripada diameter kornea. Lensa keras dipakai untuk siang hari,
mudah dirawat, relative murah. Sayangnya banyak orang yang tidak tahan
memakainya. Keluhan utama adalah edema kornea.
Universitas Sumatera Utara
4
b. Lensa kontak keras Gas- permeable
Lensa ini adalah lensa keras yang dibuat dari butyrate acetat cellulose,
acrylat silikon, atau silikon dikombinasi dengan polimetlmetacrylat.
Keuntungannya adalah mudah ditembus oksigen, jadi memperbaiki
metabolism kornea, dan lebih nyaman, dengan tetap mempertahankan sifat-
sifat optic lensa keras. Lensa kontak ini pada umumya dipakai siang hari
namun dapat dipakai selama 24 jam pada keadaan khusus. Pada
keratokonus, lensa gas- permeabel ini adalah lensa pilihan utama.
c. Lensa kontak lunak
Sebagian besar lensa kontak lunak dibuat dari bahan hidrogel yaitu
hydroxyethylmethacrylate (HEMA) yang merupakan campuran polimer.
Macam lensa lunak bervariasi pada kandungan air (35% - 79%). Lensa
kontak hidrogel juga disebut lensa hidrofilik. Bahan HEMA sering
dicampur dengan bahan polyvinyl pyrrolidone (PVP) yang dapat
meningkatkan kemampuan menahan air, kekurangan dari bahan PVP dapat
membuat lensa berwarna kecoklatan akibat umur dan desinfeksi dengan
pemanasan.
Untuk meningkatkan kekakuan lensa pada beberapa lensa kontak lunak
ditambahkan bahan methylmetacrylate (MMA). Lensa jenis ini mempunyai
pengaruh dalam menjembatani bagian perifer kornea dan limbus dengan
mempertahankan kontak sentral. Lensa hidrogel memiliki pori-pori yang
lebih kecil dari bakteri dan virus, sehingga selama tidak ada robekan atau
kerusakan permukaan lensa maka tidak ada pathogen yang dapat menembus
bahan lensa. 2.3.4.5.7
Universitas Sumatera Utara
5
TUJUAN PENGGUNAAN LENSA KONTAK TERAPEUTIK
Tujuan dari pemakaian lensa kontak terapeutik sangat beraneka ragam dan sering
pilihan tersebut untuk memperoleh tujuan terapeutik spesifik. Penggunaan lensa
kontak terapeutik untuk peningkatan visual tidak dimasukkan kedalam petunjuk ini
walaupun ini bisa menjadi keuntungan sekunder dari lensa kontak
Lima tujuan utama dari lensa kontak terapeutik diringkaskan dibawah ini:
1. Menghilangkan rasa sakit pada mata
2. Membantu penyembuhan kornea
3. Perlindungan mekanis pada kornea
4. Menjaga dan mempertahankan hidrasi dari epitel kornea
5. Pemberian obat-obatan
Dari lima tujuan ini, 3 yang pertama merupakan tujuan yang paling umum
penggunaan lensa kontak di Inggris (United Kingdom). Seringkali, tujuan dari
penggunaan lensa kontak terapetik adalah kombinasi dari kelima tujuan utama
diatas. 1.2.3.4.8.9
HAL-HAL PENTING PADA PEMASANGAN LENSA KONTAK
Pemasangan lensa kontak pembalut tidak akan sulit jika mengikuti beberapa
pentunjuk berikut. Petunjuk-petunjuk ini hanya mengacu pada lensa kontak lunak
terapeutik karena paling sering dipergunakan:
Keratometri sering tidak banyak membantu dikarenakan kelengkungan kornea tidak
rata dikaitkan dengan kelainan yang terjadi, oleh karena itu direkomendasikan
pemasangan percobaan . Namun pembacaan keratometri dari mata lain sangat
membantu
Universitas Sumatera Utara
6
Apabila memungkinkan hindari penggunaan anestetik topikal karena hal ini dapat
menutupi rasa sakit ketika pemasangan lensa yang buruk. Walaupun keadaan
tertentu penggunaan anestesi topikal tidak dapat dihindarkan.
Pemasangan lensa harus dinilai setelah sekitar 20 menit dan dilakukan kembali
setelah sekitar 60 menit ( disebabkan karena efek dehidrasi).
Kesesuaian lensa kontak periperal juga sangat penting karena tepi lensa yang
menonjol dapat meningkatkan rasa tidak nyaman
Pemasangan lensa kontak terapeutik yang baik adalah dapat menutupi kornea
dengan baik dan karakteristik mobilitas yang sesuai untuk kondisi yang sedang
ditangani
Lakukakan seleksi rancangan lensa dengan parameter yang serupa karena jika satu
rancangan gagal untuk mendapatkan pemasangan yang sesuai, maka yang lainnya
mungkin berhasil digunakan.
Umumnya sebuah lensa yang besar dengan kesalahan pemasangan pada sisi datar,
sebenarnya peletakan ditengah merupakan pilihan yang lebih disukai pada kasus
seperti edema kornea dan kondisi dimana epitelium kornea tidak taktil
Umumnya, lensa kontak yang lebih curam lebih baik untuk mata dengan topographi
kornea tidak rata, pembalutan permukaan kornea atau dimana menghilangkan rasa
sakit adalah tujuannya. Lensa kontak yang curam khusus sebenarnya harus
dihindari kecuali pada kondisi yang diindikasikan. 2.4
Universitas Sumatera Utara
7
PENGGUNAAN LENSA KONTAK UNTUK TERAPEUTIK DAN
REHABILITATIF
Lensa Pembalut Kornea (Corneal Bandage Lenses)
Lensa pembalut kornea berguna dalam menangani penyakit kornea tertentu
karena dapat melindungi dari gesekan mekanis yang terkait dengan kedipan mata
dan keterpaparan pada udara. Lensa pembalut kornea yang efektif haruslah dapat
menutupi permukaan kornea dan limbus, stabil saat mata berkedip, dipakai secara
kontinu dan didukung oleh pasokan air mata yang adequat.4
Pemakaian lensa kontak ini dapat meningkatkan edema kornea dan jarang
memperbaiki ketajaman penglihatan, Lensa lunak konvensional yang dipakai
secara kontinu dapat mengurangi rasa nyeri yang dramatis pada bullous
keratophaty. Jika rehabilitasi penglihatan yang diinginkan, lensa ini harus boleh
dipakai selama periode waktu yang terbatas sebelum dilakukan keratoplasty
tembus, karena penggunaannya pada kornea ini kerapkali menyebabkan pannus.
Akan tetapi, pembentukan pannus yang luas pada akhirnya menghapuskan banyak
perubahan bulla dan nyeri kornea sehingga penggunaan lensa ini pada akhirnya
bisa dihentikan pada banyak kasus. Lensa silikon hydrogel baru mungkin
merupakan pilihan yang lebih baik.1.2.4
Lensa pembalut kornea terbukti berguna dalam mempercepat penyembuhan
erosi kornea yang berulang dan pada keratitis filamen yang resistan terhadap
pengobatan lain. Lensa pembalut kornea juga bisa membantu dalam memacu
penyembuhan cacat epitelial kronis yang terkait dengan infeksi virus herpes
(simplex dan zoster), luka bakar kimia dan keratoplasty tembus. Akan tetapi, lensa
kontak hidrogel pembalut kontraindikasi pada mata kering. Karena dapat
Universitas Sumatera Utara
8
menyebabkan keratitis mikrobial yang lebih tinggi pada pemakaian yang lama,
penggunaannya pada penyakit permukaan okular dengan komplikasi cacat epitelial
menetap membutuhkan pemonitoran yang cermat. Dengan menghilangkan stres
hipoxia selama pemakaian semalaman, silikon hydrogel merupakan alat yang lebih
aman untuk pasien ini.2.4
Keratoconus
Lensa kontak merupakan garis pertahanan terakhir terhadap transplantasi
kornea pada pasien keratoconus (KC) yang penglihatannya tidak lagi dapat
dikoreksi secara layak dengan kaca mata. Karena lensa kontak tidak dapat
memperlambat perkembangan KC dan kenyamanan pemakaian optimal tidak selalu
dapat dicapai, sehingga motivasi pasien merupakan kunci keberhasilannya.
Walaupun lensa kontak lunak ada kalanya membantu dalam kasus ringan, Lensa
kontak RGP tetap merupakan pilihan terbaik untuk penanganan KC.
Fitting lensa kontak pada topografi mata keratoconus merupakan tantangan
unik. Kornea keratoconus mempunyai dua bentuk prinsipal dan tidak saling
berhubungan yaitu: steep ecstatic paracentral area, dan flatter superior
paralimbar. Akibatnya, terjadi pergeseran lensa RGP ke atas yang dirancang untuk
mencapai daerah apek minimal, bisa dihalangi oleh kornea superior yang lebih rata.
Lensa letak rendah (low riding) adalah lensa yang immobile biasanya tidak dapat
dipakai. Zona periferal dirancang untuk memungkinkan lensa dapat menyelip pada
permukaan di atas kornea superior sehingga diperoleh sentrasi yang tepat. Seiring
berkembangnya penyakit dan perbedaan dalam bentuk lensa kontak sentral dan
zona periferal maka pengepasan meningkat, daerah pertemuan yang menonjol
tersebut menimbulkan gangguan, maka untuk mengurangi atau menghilangkan
Universitas Sumatera Utara
9
gangguan tersebut dilakukan dengan cara mengatur kelengkungan kurva . Karena
hal inilah mengapa lensa KC curam biasanya mempunyai jarak ruang periferal
yang tidak layak dan terperangkap pada posisi rendah.
Dahulu untuk menghindari lensa dengan posisi-rendah adalah menggunakan
lensa pengikatan dengan menggunakan apeks kerucut sebagai fulcrum untuk
menjepitkan lensa pada posisi tinggi. Sayangnya, kompresi apikal dan erosi pada
permukaan kornea menstimulasi perkembangan jaringan parut hipertrofik
superfisial. Epitelium yang melapisi jaringan parut ini dari atas rapuh dan rentan
terhadap erosi bahkan oleh kontak minimal dengan lensa kaku. Erosi epitel
berulang sering menjadi simptomatik dan menyebabkan intoleransi lensa kontak4,9
.
Gambar 2. Progresifitas mata keratokonus dan lensa kontak pada keratokonus
Universitas Sumatera Utara
10
Sebaiknya permukaan belakang lensa KC dirancang dapat mengakomodir
zona ektatik parasentral dan permukaan kornea superior yang jauh lebih rata.
Walaupun zona sentral dari lensa kontak haruslah cukup curam untuk menangkap
apeks kerucut, permukaan periferalnya perlu jauh lebih rata untuk memungkinkan
lensa bergeser ke atas dan ke sentral. Progresifitas penyakit zona pelengkungan
transisional antara zona pusat curam dan zona periferal yang lebih rata semakin
menonjol, sehingga lebar zona pelengkungan transisional perlu ditingkatkan untuk
menghindari kompresi pada kornea yang berlebihan.
Bila topografi kornea tidak memungkinkan untuk lensa kontak RGP kornea,
lensa skleral RGP dapat digunakan untuk memberikan koreksi penglihatan. Lensa
kontak lainnya juga bisa berguna dalam menangani KC. Pasien yang dipasangi
lensa Softper ( RGP Dk-rendah) haruslah dimonitor dengan lebih cermat karena
penghantaran oksigen rendah lensa ini bisa memicu neovascularisasi kornea.
Penggunaan silikon hidrogel dengan penghantaran oksigen yang tinggi dapat
mencegah neovascularisasi kornea yang terkait dengan penggunaan lensa lunak
konvensional.
Aphakia
Lensa kontak RGP merupakan alat yang sesuai untuk mengkoreksi
aphakia. Rancangan lentikular umumnya digunakan untuk mengurangi ketebalan
bagian sentral dan konfigurasi kelopak mata menjadi lebih baik menarik lensa
secara superior dan memberikan sentrasi yang diharapkan. Fitting trial and error
dan refraksi berlebihan dengan lensa kontak percobaan plus-tinggi harus dilakukan.
Daya hantar gas yang tinggi dari polimer RGP menjadikan lensa ini jauh lebih
Universitas Sumatera Utara
11
aman untuk dipakai sehari-hari dan dalam waktu lama daripada lensa hidrogel
aphakia konvensional.
Lensa hidrogel aphakia konvensional merupakan alat pilihan terakhir untuk
dipakai sehari-hari dan dalam waktu lama. Terlepas dari kandungan airnya,
ketebalan lensa ini sangat membatasi daya hantar gasnya, dan neovascularisasi
kornea merupakan komplikasi yang paling sering. Silikon hidrogel telah tersedia
dalam kekuatan aphakia, lensa tersebut bisa menjadi alternatif terbaik untuk lensa
RGP karena dapat mengkoreksi penglihatannya yang memuaskan. 4.,9
Fitting Lensa Kontak Setelah Keratorefraktif
Lensa kontak RGP Dk-tinggi menawarkan cara paling aman dan paling
efektif dalam mengkoreksi kesalahan refraktif residual (terutama astigmatisma
irreguler) akibat keratotomi radial. Lensa hidrogel konvensional tidak dianjurkan
karena berpotensi memicu neovascularisasi sepanjang jaringan parut radial. Lensa
silicon hidrogel bisa merupakan pilihan jika memperbaiki penglihatan yang layak
dan memberikan hubungan pengepasan yang memuaskan.
Memasang lensa RGP pada mata ini merupakan proses empiris yang
didasarkan pada evaluasi lensa diagnostik yang dirancang khusus. Zona optik
internalnya yang jauh lebih rata haruslah menangkap tempat-temu antara
permukaan kornea sentral yang rata dan permukaan kornea periferal yang lebih
curam. Zona intermedial lensa kontak jauh lebih curam daripada zona sentral agar
paralel dengan permukaan kornea yang bersesuaian sebelum kembali diratakan
untuk menciptakan kenaikan tepi yang layak. Ini dikenal sebagai rancangan
geometri-terbalik. Penumpukan pusat tidak bisa dielakkan dan biasanya tidak ada
konsekuensinya. Umumnya diameter yang lebih besar (10 mm atau lebih)
Universitas Sumatera Utara
12
diindikasikan untuk memberikan koreksi visual yang stabil. Walaupun lensa kontak
keras membantu dalam meningkatkan penglihatan dengan mengkoreksi
astigmatisma irreguler dan ametropia residual, lensa kontak ini tidak
menghilangkan cahaya menyilaukan yang disebabkan jaringan parut radial yang
merambat ke dalam pupil. 4,.9
Lensa Kontak Skleral Gas Permeable
Lensa skleral memiliki kelebihan unik dibanding jenis-jenis lensa kontak
lainnya dalam merehabilitasi penglihatan mata dengan kornea yang rusak: Karena
sepenuhnya didukung oleh sclera, centrasi dan stabilitas posisionalnya tidak
tergantung pada topografi kornea yang terdistorsi dan menghindari kontak dengan
permukaan kornea yang rusak. Lensa ini menciptakan ruang berisi-airmata
artifisial di atas kornea, yang dengan demikian memberikan fungsi protektif untuk
kornea yang menderita penyakit permukaan okular.
Lensa skleral terdiri dari optik sentral (yang menutupi kornea) dan haptik
periferal (yang bersandar pada permukaan skleral). Bentuk optik permukaan-
belakang dipilih untuk meminimalkan volume kompartemen cairan sambil
menghindari kontak kornea setelah lensa dipasang. Permukaan haptik posterior
ditata konfigurasinya untuk meminimalkan kompresi skleral lokal; zona
transisional yang menghubungkan permukaan optik dan haptik dirancang untuk
melewati limbus.
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 3. Lensa kontak skleral
Sayangnya kelebihan lensa skleral PMMA sebagai rehabilitasi penglihatan
berkurang oleh kerusakan yang disebabkan asphyxia kornea. Pemasukan polymer
kaku yang sangat mudah ditembus oksigen memberikan kesempatan untuk
mengatasi limitasi ini. Akan tetapi, kendala kedua untuk penggunaan aman lensa
ini adalah lensa menjadi lebih ketat ke mata. Ini terjadi bila sebagian cairan di
belakang lensa terperas ke luar selama pergerakan dan kedipan kuat mata, dengan
demikian menimbulkan tekanan negatip yang menarik lensa ke dalam mata. dalam
hal ini harus segera dihentikan, jika tidak proses ini akan terjadi terus menerus
dengan sendirinya dan menyebabkan kemosis yang berat dan edema kornea.
Disisi lain lensa skleral berventilasi-cairan yang bisa ditembus gas,
tergantung pada pertukaran cairan air mata untuk mencegah penyedotan.
Permukaan haptik posteriornya dirancang untuk membentuk saluran-saluran yang
cukup besar untuk memungkinkan air mata teraspirasi ke dalam kompartemen
cairan lensa di antara permukaan haptik dan permukaan skleral tetapi cukup kecil
untuk mengeluarkan udara. Syarat pertukaran cairan air mata haruslah diperiksa
pada setiap kasus melalui pengamatan bahan pewarna fluorescein yang
ditempatkan di luar lensa yang meresap di bawah haptik ke dalam kompartemen
cairan setelah lensa dipakai setidaknya selama 2 jam. Metode pengepasan lensa ini
Universitas Sumatera Utara
14
menggunakan serangkaian lensa diagnostik dengan kubah, diameter, kekuatan dan
rancangan haptik yang diketahui. 4.5
Indikasi Lensa Skleral
Lensa skleral yang bisa ditembus gas mempunyai dua indikasi utama:
1. Mengkoreksi astigmatisma regular dan irregular pada mata yang abnormal,
dimana pada keadaan penggunaan lensa kontak kornea kaku tidak dapat
digunakan
2. Menangani penyakit permukaan okular yang memperoleh manfaat dari
keberadaan terus menerus dari lapisan protektif dan pelumas air mata
artifisial teroksigenasi.
Lensa kontak skleral berventilasi-cairan yang bisa ditembus gas sangat
berguna dalam menangani penyakit permukaan okular, di mana banyak di
antaranya yang tidak mempunyai pilihan pengobatan definitif lain. Ini meliputi
komplikasi kornea neurotrofik, komplikasi okular sindrom Stevens-Johnson,
penyakit lapisan air mata dan pemphigoid sikatrik okular. Peningkatan kualitas
hidup yang diberikan oleh lensa ini paling dramatis untuk pasien yang menderita
sindrom Stevens-Johnson. Melalui perlindungan epitelium rapuh dari kornea yang
menderita penyakit akibat dari efek abrasif margin kelopak yang mengalami
keratinisasi yang terkait dengan distichiasis dan trichiasis dan akibat dari
keterpaparan pada udara, photophobia yang sangat mengganggu berkurang secara
mencolok. Dan lensa ini juga telah terbukti sangat berharga dalam mempercepat
penyembuhan cacat epitelial menetap yang resistan terhadap semua strategi
pengobatan yang tersedia lainnya. Untuk korban yang malang ini, peningkatan
yang menyertainya pada penglihatan merupakan bonus. 4.5
Universitas Sumatera Utara
15
RINGKASAN
Lensa kontak terapeutik telah terbukti menjadi suatu alat yang efektif dalam
penanganan begitu banyak kelainan mata. Lensa kontak ini tidak hanya melindungi
permukaan kornea, tetapi juga memodulasi proses penyembuhan yang dapat berfungsi
sebagai lensa terapeutik dan dapat juga sebagai rehabilitatif. Akan tetapi bukan merupakan
pilihan pengobatan yang utama.
Berdasarkan penyusun lensa kontak terbagi : lensa kontak lunak , lensa kontak
keras dan lensa kontak silikon hidrogel.
Berdasarkan letaknya lensa kontak terbagi : lensa kontak kornea dan lensa kontak sklera.
Dan setiap tujuan apa saja dalam penggunaan lensa kontak kita harus mengetahui
prosedur pengukuran serta tata cara pemasangan lensa kontak sehingga tidak menimbulkan
komplikasi.
Universitas Sumatera Utara
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Armamentarium. Therapeutic Contact Lenses:. Diunduh dari : http :
//www.file : review%20of%20ofthalmology.htm.. 2008. Diakses 10 Februari
2010.
2. C.F Steele B.Sc, Fitting and Management of Therapeutic Contact Lenses.
Hospital Optometrists Information Series, 2000; Page 1-18
3. Chong Lye, Contact Lens In Clinical Opthalmology An Asian Perseptive.
Chapter 3.7. Elsevier. Singapore, 2005; Page 267-75
4. American Academy Of Opthalmology, Optic. Refraction. And Contact
Lenses. Section 3. Chapter V. 2002-2003; Page 172-205
5. Tasman W, Correction with Hard Contact Lenses in Duane’s Clinicals
Opthalmology. Vol 1. Chapter 54. Revised Edition. 2004; Page 1-6
6. Mu’tasimbillah Ghozi, Wujud Lensa Kontak dan Beberapa Istilah Yang
Sering Dipakai dalam Kumpulan Naskah Kursus Lensa Kontak. Pertemuan
Ilmiah Tahunan PERDAMI ke-27. Jakarta. 2001; Hal 1-11
7. Voughan Daniel G, MD. Ophthalmology umum. Edisi 14. Widya medika.
Jakarta. 2000; Hal 149-150
8. Optometric Clinical Practice Guidline. Care of The Contact Lens Patient.
American Optometric Association. 2006; Page 1-8
9. Mark J. Manniz, Therapeutic Contact Lenses in Contact Lenses In Opthalmic
Practise. Chapter 20. Springer. 2003; Page 125-29, 136-48,182-8,197-202.
Universitas Sumatera Utara