Transcript
Page 1: Lecture Note Hukum Bisnis

PENGANTAR HUKUM BISNIS

PENDAHULUAN

Sudah merupakan kodrat bahwa manusia tidak bisa hidup

sendiri, harus hidup bersama dalam suatu masyarakat yang

terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan dimaksud

tercapai sebagaimana mestinya dan tidak terjadi perbenturan

kepentingan, maka diperlukan norma/kaidah sosial yang mengatur.

Norma/kaidah sosial adalah suatu pedoman atau peraturan hidup yang

menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam

masyarakat agar tidak merugikan orang lain.

Norma/kaidah sosial ini dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk

yaitu :

1. Norma/kaidah sosial yang bersangkutan dengan aspek

kehidupan pribadi, dimana yang termasuk dalam kelompok

ini adalah norma agama dan norma kesusilaan.

2. Norma/kaidah sosial yang bersangkutan dengan aspek

kehidupan antar pribadi dimana yang termasuk dalam

kelompok ini adalah norma sopan santun dan norma

hukum.

Dengan demikian, terdapat 4 (empat) norma/kaidah yang

mengatur kepentingan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Keempat norma tersebut secara ringkas adalah 1

1. Kaidah Agama/Kepercayaan.

Kaidah ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada

Tuhan, yang bersumber dari ajaran agama, dan yang melanggar

kaidah agama diancam dengan sanksi.

1 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Predana Media Group, Jakarta, 2008, hal 85.

Page 2: Lecture Note Hukum Bisnis

2. Kaidah Kesusilaan.

Kaidah kesusilaan ditujukan kepada manusia agar terbentuk

kebaikan akhlak pribadi guna penyempurnaan manusia dan manusia

dilarang melakukan perbuatan jahat, sumbernya adalah dari manusia

itu sendiri dan cenderung lepada sikap batiniah.

3. Kaidah Sopan Santun.

Kaidah sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kepatutan

atau kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Kaidah ini ditujukan

kepada sikap lahir pelakunya yang konkrit demi ketertiban

masyarakat. Kaidah sopan santun membebani manusia dengan

kewajiban.

4. Kaidah Hukum.

Kaidah hukum ditujukan kepada pelaku yang konkrit yakni

pelaku pelanggaran yang nyata-nyata berbuat, bukan untuk

penyempurnaan manusia tetapi untuk kepentingan masyarakat. Isi

kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahiriah manusia, bukan sikap

batiniah, dan membebani kewajiban kepada manusia dan juga

memberikan hak.

Meskipun kaidah agama/kepercayaan, kaidah kesusilaan dan

kaidah sopan santun sudah ada, kaidah hukum (selanjutnya disebut

hukum) masih diperlukan oleh masyarakat guna mengatur segala

kepentingan, baik yang sudah atau yang belum diatur oleh ketiga

norma kaidah lainnya. Hal ini disebabkan karena :

1. Masih banyak kepentingan manusia yang belum diatur oleh

ketiga norma selain norma hukum.

Page 3: Lecture Note Hukum Bisnis

2. Sanksi yang diberikan oleh ketiga norma/kaidah selain norma

hukum dirasakan tidak begitu memberatkan, dan untuk

norma agama sanksi akan diterima setelah manusia

meninggal.

PENGERTIAN HUKUM, BISNIS DAN HUKUM

BISNIS

1. H U K U M

Untuk membuat definisi yang tepat mengenai hukum tidaklah

mudah karena sedemikian luas cakupan dan/atau ruang lingkupnya.

Banyak ahli hukum telah memberikan definisi tentang hukum, namun

definisinya tergantung dari sudut mana mereka melihatnya. Sebagai

pegangan berikut beberapa definisi hukum :

a. Menurut Utrecht, hukum adalah himpunan peraturan

(perintah- perintah dan larangan-larangan) yang pengurus

tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu harus ditaati

oleh masyarakat;

b. Menurut Meyers, semua aturan yang mengandung

pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku

manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman bagi

penguasa negara dalam melakukan tugasnya;

c. Menurut SM. Amin, kumpulan peraturan yang terdiri

dari norma dan sanksi-sanksi, dan tujuan hukum adalah

mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga

keamanan dan ketertiban terpelihara.

Page 4: Lecture Note Hukum Bisnis

d. Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka dengan

menjelaskan pengertian yang diberikan oleh masyarakat

terhadap hukum, hukum diartikan sebagai :

1) ilmu pengetahuan

2) suatu disiplin

3) kaidah

4) tata hukum

5) petugas (law enforcement)

6) keputusan penguasa

7) proses pemerintahan dan

8) nilai-nilai.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu :

1. Peraturan tingkah laku

2. Diadakan oleh badan resmi

3. Bersifat memaksa

4. Adanya sanksi yang tegas

2. E K O N O M I

Para pakar ekonomi juga sudah banyak memberikan definisi

tentang ekonomi tetapi belum ada pengertian yang sama tetang arti

ekonomi tersebut. Menurut M. Manulang sebagaimana yang dikutip

oleh Elsi Kartika Sari dan Advendi Simangunsong2 mengatakan bahwa

yang dimaksud dengan ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang

mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai

kemakmuran. Kemakmuran adalah suatu keadaan dimana manusia

dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa.

Selanjutnya menurut Rachmad Soemitro3 yang dimaksud dengan

hukum ekonomi adalah sebagian dari keseluruhan norma yang dibuat

2 Elsi Kartika Sari & Avendi Simangunsong, Hukum Dalam Ekonomi, PT Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2007, hal. 4.3 Ibid, hal. 5

Page 5: Lecture Note Hukum Bisnis

oleh pemerintah atau penguasa sebagai suatu personifikasi dari

masyarakat yang mengatur kehidupan kepentingan ekonomi

masyarakat yang saling berhadapan. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa hukum ekonomi tidak dapat diaplikasikan sebagai suatu bagian

dari salahsatu cabang ilmu hukum, melainkan merupakan kajian

secara interdisipliner dan multidimensional.

Hukum ekonomi lahir disebabkan karena semakin pesatnya

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional maupun

internasional. Seluruh Negara di dunia ini menjadikan hukum sebagai

alat untuk mengatur dan membatasi kegiatan ekonomi dengan tujuan

agar perkembangan perekonomian tidak merugikan hak-hak dan

kepentingan masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

hukum itu tidak hanya berupa pengaturan terhadap aktivitas ekonomi,

tetapi juga bagaimana pengaruh ekonomi terhadap hukum.4

Hubungan hukum dengan ekonomi bukan hubungan satu arah,

tetapi hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Kegiatan

ekonomi yang tidak didukung oleh hukum akan mengakibatkan terjadi

kekacauan, sebab apabila para pelaku ekonomi dalam mengejar

keuntungan tidak dilandasi dengan norma hukum, maka akan

menimbulkan kerugian salah satu pihak dalam melakukan kegiatan

ekonomi.

Terdapat ahli hukum yang mengatakan bahwa hukum selalu

berada dibelakang kegiatan ekonomi, setiap kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh seseorang pasti kegiatan itu diikuti oleh norma hukum

yang menjadi rambu pelaksanaannya. Hukum yang mengikuti kegiatan

ekonomi ini merupakan seperangkat norma yang mengatur hubungan

kegiatan ekonomi dan ini selalu dipengaruhi oleh system ekonomi

yang dianut oleh suatu negara. Untuk Indonesia dasar kegiatan hukum

4 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009, hal. 6.

Page 6: Lecture Note Hukum Bisnis

ekonomi terletak pada Pasal 33 UUD 1945 dan beberapa peraturan

deviratif lainnya.

Hukum dan ekonomi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat

dipisahkan dan saling melengkapi. Di Negara maju, sebelum produk

ekonomi diterjunkan ke pasar bebas terlebih dahulu dibuat aturan

hukum untuk melindungi produk ekonomi oleh masyarakat. Misalnya,

dalam bidang produk handphone, masyarakat dilarang keras

menggunakan handphone ditempat umum yang memerlukan

ketenangan, seperti di perpustakaan, di rumah sakit, di tempat ibadah,

dan juga dilarang menggunakan handphone dikala menyetir mobil

kecuali dengan memasang alat tambahan yang dipasang di mobil

sehingga tidak mengganggu ketika mengendarai mobil. Apabila

larangan ini dilanggar, maka pelaku dihukum dengan hukuman berat.

Di Indonesia hal ini belum dilakukan karena masih banyak

produk ekonomi telah diluncurkan tetapi hukum belum dibuat

menyertai produk ekonomi dimaksud. Orang bebas menggunakan

handphone semaunya, disembarang tempat dan situasi. Demikian juga

dengan produk ekonomi lain, seperti computer dan penggunaan alat-

alat elektronik dalam bidang ekonomi. Sebagian besar produk tersebut

belum ada hukum yang mengaturnya guna menuju kepada ketertiban

dan kedamaian.

Era globalisasi yang melanda dunia saat ini telah membuat

pergaulan masyarakat dunia semakin terbuka, batas-batas Negara

dalam pengertian ekonomi dan hukum semakin erat. Kedua hal ini

selalu berjalan secara bersamaan. Oleh karena itu, segala hal yang

berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang telah dibahas dalam

GATT, WTO dan lembaga ekonomi internasional lainnya harus menjadi

pertimbangan serius dalam membangun hukum ekonomi Indonesia.

Hal ini penting karena prinsip management across berbeda saat ini

tidak bisa dibendung lagi dan bergerak terus kearah satu pemahaman

bagaimana meratakan ekonomi dunia. Negara-negara yang

Page 7: Lecture Note Hukum Bisnis

mengasingkan diri dari pergaulan ekonomi dunia, tidak meratifikasi

hukum ekonomi internasional menjadi hukum ekonomi nasional, maka

Negara tersebut akan ketinggalan zaman.

3. B I S N I S

Bisnis seringkali diekspresikan sebagai suatu urusan atau

kegiatan dagang. Kata Bisnis diambil dari bahasa Inggeris Business

yang berarti kegiatan usaha. Secara luas kata bisnis sering diartikan

sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau

badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan

mengadakan barang atau jasa maupun fasilitas untuk diperjual

belikan, dipertukarkan, atau disewa gunakan dengan tujuan

mendapatkan keuntungan.

Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan atas 5

(lima) bidang usaha yaitu5 :

a. Bidang Industri

b. Bidang Perdagangan

c. Bidang Jasa

d. Bidang Agraris

e. Bidang Ekstraktif

Selanjutnya kegiatan bisnis yang terjadi dalam masyarakat

sangat luas sekali yang meliputi bidang-bidang usaha sperti, pertanian,

perhotelan, peternakan, perikanan, pariwisata, kehutanan, kesehatan,

perkebunan, kecantikan, pertambangan, konsultan, industri/produksi,

pendidikan, konstruksi, perantaraan, keuangan/perbankan, sewa guna

(leasing), asuransi, pergudangan, pengangkutan, perdagangan,

pelayaran, komunikasi dan sebagainya.

Dalam kegiatan bisnis dapat juga dibedakan dalam 3 (tiga)

bidang usaha yaitu :

5 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal. 1

Page 8: Lecture Note Hukum Bisnis

a. Bisnis dalam arti kegiatan perdagangan (commerce), yaitu

keseluruhan ke -

giatan jual beli yang dilakukan oleh orang atau badan-badan,

baik di dalam maupun diluar negeri ataupun antara negara

untuk tujuan memperoleh keuntungan.

b. Bisnis dalam arti kegiatan industri (industry) yaitu kegiatan

memproduksi atau menghasilkan barang yang nilainya lebih

berguna dari asalnya.

c. Bisnis dalam arti kegiatan jasa (service) yaitu kegiatan yang

menyediakan jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun

badan.

ETIKA BISNIS

Dalam bisnis juga diatur tentang etika dalam melakukan bisnis.

Adapun prinsip-prinsip etika bisnis adalah :

1. Prinsip Otonomi

2. Prinsip Kejujuran

3. Prinsip Berbuat baik (tidak berbuat jahat)

4. Prinsip Keadilan

5. Prinsip Hormat Kepada Diri Sendiri

Adapun peranan etika bisnis dalam berbisnis menurut

Richard de George adalah perusahaan yang ingin mencapai

sukses di dalam dunia bisnis membutuhkan 3 hal pokok yaitu :

1. Produk yang baik

2. Manajemen yang mulus

3. Etika

Bisnis tidak melulu berurusan dengan naiknya angka penjualan,

diraihnya untung yang cukup signifikan, namun juga tidak terlepas dari

segi-segi moral, sehingga dapat dikatakan bahwa “ good bussines “

harus memiliki makna moral

Page 9: Lecture Note Hukum Bisnis

Bisnis harus berlaku etis didasarkan pada :

1. Bahwa Tuhan adalah Hakim Kita.

2. Kontrak Sosial bahwa moralitas merupakan syarat mutlak yang

harus diakui oleh semua orang jika ingin terjun ke dalam dunia

bisnis.

3. Keutamaan bahwa orang bisnis yang berterminologi modern

harus mempunyai integritas.

4. HUKUM BISNIS

Hukum Bisnis lahir karena adanya istilah Bisnis. Hukum Bisnis

atau Business Law (Inggeris) atau Bestuur Rechts (Belanda) adalah

keseluruhan peraturan peraturan hukum, baik yang tertulis maupun

tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari

perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam

praktek bisnis6.

Dari pengertian di atas, hukum bisnis dapat disimpulkan dalam

dua pengertian yaitu :

1. Secara sempit

Keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum baik tertulis maupun

tidak tertulis yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari

perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi

dalam praktek bisnis.

2. Secara luas

Suatu perangkat kaedah hukum yang mengatur tata cara

pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri, atau keuangan

yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang dan

atau jasa dengan menempatkan uang dari entrepreneur dalam

risiko tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.

6 Abdul R. Saliman dkk, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Kencana Redana Media Group, Jakarta, 2008, hal. 9

Page 10: Lecture Note Hukum Bisnis

Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi

yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan

kewajiban-kewajibannya dalam praktek bisnis, agar terwujud watak

dan prilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat

dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

Dalam praktek bisnis yang menjadi sumber dari kontrak meliputi

dua aspek pokok yaitu :

1. Aspek kontrak (perjanjian) itu sendiri, yang menjadi sumber

hukum utama

dimana masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada

kontrak yang telah disepakati.

2. Aspek kebebasan berkontrak, dimana para pihak bebas untuk

membuat dan menentukan isi kontrak yang mereka sepakati.

Berdasarkan penjelasan diatas, efektivitas pengelolaan kegiatan

organisasi bisnis antara lain dipengaruhi oleh sistem hukum yang

berlaku. Secara lebih spesifik hubungan tersebut dapat dilihat pada

bagan berikut :

Hubungan Hukum dan Efektivitas Bisnis

Bagan

Ilmu Manajemenkonsepkaidah-kaidahteori Sistem

Manajerialpendekatan

teknik

Page 11: Lecture Note Hukum Bisnis

pengaruh

pengaruh

pengaruh

Mengacu pada bagan di atas, salah satu faktor yang

mempengaruhi efektivitas bisnis adalah berhubungan dengan

kemampuan institusi bisnis untuk menyesuaikan dengan faktor atau

sistem hukum bisnis yang berlaku, seperti menyangkut aspek

perizinan, keabsahan obyek bisnis, hubungan industrial dan

sebagainya.

5. MANAJEMEN, ILMU HUKUM, HUKUM, HUKUM BISNIS &

HUBUNGAN

Fungsi Ilmu Bisnismarketingengineeringproduksikeuangan

Faktor Eksternalpendidikanpolitik hukumekonomiteknologisosial dan etika

Sumber Daya

tujuan kebijakan program

Sistem Nonmanajerialmarketing

engineeringproduksi keuangan

Efektivitas bisnis

Tergantung :faktor manajerialfaktor nonmanajerial

Page 12: Lecture Note Hukum Bisnis

MANAJEMEN DENGAN HUKUM BISNIS

Secara sederhana pengertian majemen dapat diartikan

penyelesaian pekerjaan melalui orang lain, dimana keberhasilan

pencapaian pekerjaan tersebut dilakukan melalui fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading),

dan pengontrolan (controlling).

Selanjutnya juga dijelaskan bahwa manajemen sebagai seni

untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal,

untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik bagi

pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang

sebaik mungkin pada masyarakat. Manajemen juga merupakan proses

yang khas yang terdiri dari kegiatan planning, organizing, actuating

dan controlling, dimana pada masing-masing bidang digunakan, baik

ilmu pengetahuan maupun keahlian, yang diikuti secara berurutan

dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Pengelolaan fungsi-fungsi tersebut semuanya bermuara pada

pencapaian organisasi secara efektif dan efisien.

Dalam konteks organisasi bisnis, efektivitas organisasi antara

lain dapat dipengaruhi oleh kemampuan mengoperasikan sekaligus

merespons variabel-variabel lingkungan seperti terilhat pada bagan

berikut :

Faktor-faktor Eksternal (Lingkungan) yang Mempengaruhi

Bisnis

Bagan

Page 13: Lecture Note Hukum Bisnis

Dari bagan di atas dapat dipahami bahwa fungsi-fungsi manajemen

(planning, organizing, leading dan controlling) secara efektif

dipengaruhi oleh kemampuan para manajer dalam merespons faktor-

faktor lingkungan seperti kemajuan teknologi, kondisi sosial, etika,

termasuk faktor politik dan hukum.

6. SUBYEK HUKUM DAN OBYEK HUKUM

1. Subyek Hukum

Subyek Hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum

dapat memiliki hak dan kewajiban yang memiliki kewenangan

untuk bertindak. Adapun yang menjadi subyek hukum adalah :

a. Manusia/orang pribadi (natuurlijke persoon) yang sehat

jiwanya, dan tidak dibawah pengampuan.

b. Badan Hukum (rechts persoon)

Kebelum dewasaan seseorang menurut Pasal 330 KUH

Perdata adalah sebelum seseorang berusian 21 tahun. Seseorang

EkonomiPolitik dan

HukumTeknologi

Etika

Organisasi Bisnis

Sosial

Page 14: Lecture Note Hukum Bisnis

sebelum mencapai us a terbebut bias dikatakan dewasa apabila telah

melakukan perkawinan dengan batas usia, untuk pria adalah

setelah berusia 18 tahun dan untuk wanita setelah berusia 15

tahun. Sementara batasan menurut UU Perkawinan Nomor 1

Tahun 1974 adalah untuk pria setelah berusia 19 tahun dan untuk

wanita setelah berusia 16 tahun.

Badan hukum sebagai subyek hukum yang berwenang melakukan

tindakan hukum, misalnya mengadakan perjanjian dengan

pihak lain, mengadakan jual beli yang dilakukan oleh

pengurusnya atas nama suatu badan hukum.

2. Obyek Hukum

Objek hukum adalah segala sesuatu yang bisa berguna bagi

subjek hukum dan dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum, yang

dilakukan oleh subjek hukum, biasanya dinamakan benda atau hak

yang dapat dimiliki dan dikuasai oleh subjek hukum.

Menurut pasal 503 KUH Perdata benda dibedakan menjadi dua :

1. benda berwujud, adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diraba

dengan indra manusia, misalnya tanah, rumah, sepeda motor,

dll.

2. benda tidak berwujud, ialah semua hak, misalnya hak cipta, hak

atas paten, hak merek, dll.

Menurut pasal 504 KUH Perdata benda dibedakan menjadi dua :

- benda bergerak

- benda tidak bergerak

Umumnya dalam praktek bisnis penggunaan istilah benda

bergerak dan benda tidak bergerak lebih sering dipakai.

Page 15: Lecture Note Hukum Bisnis

7. SUBYEK HUKUM BISNIS DAN OBYEK HUKUM BISNIS

Bisnis yang dilakukan lazimnya dapat dilakukan oleh

perseorangan dan dapat juga dengan suatu perkumpulan yang

berbentuk badan hukum maupun perkumpulan yang bukan berbentuk

badan hukum. Dikatakan perkumpulan karena terdiri dari beberapa

orang. Perkumpulan mempunyai arti luas dan mempunyai 4 (empat)

unsur yaitu :

- adanya unsur kepentingan bersama

- adanya unsur kehendak bersama

- adanya unsur tujuan, dan

- adanya unsur kerjasama yang luas.

Keempat unsur ini selalu ada pada tiap-tiap perkumpulan baik

yang berbadan hukum maupun yang bukan berbadan hukum. Dari

sekian banyak perkumpulan ada dalam dunia bisnis, badan hukum

Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi yang paling popular.

Untuk mendirikan suatu badan hukum yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT) mutlak diperlukan pengesahan akta pendirian dan

anggaran dasarnya oleh pemerintah. Sedangkan dalam hal mendirikan

perkumpulan koperasi, mutlak diperlukan engesahan akta pendirian

dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

8. SUMBER HUKUM SECARA UMUM DAN SUMBER HUKUM

BISNIS

Sumber hukum secara umum adalah segala apa saja yang

menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat

memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan

Page 16: Lecture Note Hukum Bisnis

sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum bisnis adalah sumber

hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar berlakunya

hukum secara formal.

Hukum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,

tergantung dari aspek mana kita melihatnya. Dalam kaitannya dengan

hukum bisnis, hukum diklasifikasikan berdasarkan sebagai berikut :

a. Fungsi hukum, yang terdiri dari hukum materiil dan hukum

formil

Hukum materiil (substantive law) adalah hukum yang terdiri

dari aturan-aturan yang memberi hak dan membebani

kewajiban.

Hukum formil (objective law) adalah peraturan hukum

yang fungsinya menegakkan hukum materiil tersebut agar

tidak dilanggar.

b. Berdasarkan wilayah berlakunya, terdiri dari Hukum Nasional

dan Hukum Internasional

c. Berdasarkan isinya, terdiri dari Hukum Umum (lex generalis)

dan Hukum Khusus (lex specialis).

Pengklasifikasian hukum berdasarkan ada atau tidaknya campur

tangan pemerintah, terdiri dari Hukum Privat dan Hukum Publik.

Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hak dan kewajiban

perorangan yang satu terhadap yang lainnya dalam hubungan

keluarga dan masyarakat tanpa adanya campur tangan pemerintah.

Sementara itu, Hukum Publik adalah hukum yang mengatur dan

menentukan kepentingan perorangan dan mengatur hubungan

pemerintah dengan warganya.

Page 17: Lecture Note Hukum Bisnis

Pengklasifikasian hukum menjadi Hukum Publik dan Hukum Privat

tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut :

Page 18: Lecture Note Hukum Bisnis

H

U

K

U

M

Lex Specialis Hukum Perdata :1. Hukum Dagang/Hukum Bisnis2. Hukum Perburuhan3. Hukum Perkawinan4. Hukum Agraria/Pertanahan5. Hukum Waris6. Dan lain-lain

PUBLIK

1. Hukum Pidana2. Hukum Pajak3. Hukum Tata Negara4. Hukum Internasional5. Dan lain-lain

PRIVAT PERDATA

SISTEMATIKA MENURUT KUH

PERDATA

SISTEMATIKA MENURUT ILMU PENGETAHUAN

1. Hukum Perorangan (Persoon Recht)2. Hukum Keluarga (Familie Recht)3. Hukum Harta Kekayaan (Vermogen Recht)4. Hukum Waris (Erf Recht)

1. Hukum Perorangan

2. Hukum Benda

3. Hukum Perikatan

4. Hukum Pembuktian dan Daluwarsa

Page 19: Lecture Note Hukum Bisnis

1. Sumber Hukum Materiil

Ditinjau dari berbagai sisi, yaitu : sejarah, sosiologi, filsafat,

pendapat umum, hasil penelitian, dll.

2. Sumber Hukum Formil :

a. Undang-Undang (statute)

Undang-undang merupakan peraturan yang dibuat oleh

pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Sesuai dengan tata urutan perundang-undangan di negara kita,

yang punya kedudukan yang sama dengan undang-undang

adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)

yang ditetapkan oleh presiden dalam keadaan yang sangat

mendesak. Perpu tersebut harus mendapat persetujuan DPR

dalam persidangan berikutnya.

Setiap undang-undang terdiri dari :

- Kondiderans, yaitu dasar pertimbangan yang umumnya

menentukan mengapa undang-undang tersebut dibuat. Dasar

pertimbangan ini diawali dengan kata- kata : menimbang, (kadang-

kadang) membaca, mengingat.

- Diktum/amar, yaitu merupakan isi ketentuan-ketentuan yang

diatur oleh undang-undang tersebut, dan umumnya terdiri dari

beberapa bab dan beberapa pasal.

- Penjelasan, yang terdiri dari penjelasan umum, dan

penjelasan pasal demi pasal.

b. Kebiasaan (custom)

Page 20: Lecture Note Hukum Bisnis

Kebiasaan merupakan perbuatan manusia yang dilakukan

berulang-ulang dalam hal dan keadaan sama. Bila suatu

perbuatan manusia telah diterima oleh masyarakat sebagai

suatu kebiasaan, dan kebiasaan ini selalu berulang kali dilakukan

sehingga perbuatan yang berlawanan dengan kebiasaan itu

dirasakan sebagai pelanggaran (perasaan hukum), maka

timbullah suatu kebiasaan yang dipandang sebagai hukum.

Syarat-syarat suatu kebiasaan bisa menjadi hukum adalah

sebagai berikut :

- Syarat materiil, yaitu adanya kebiasaan atau tingkah laku yang

tetap dan diulang dalam jangka waktu yang lama.

- Syarat intelektual, yaitu kebiasaan itu menimbulkan keyakinan

bahwa perbuatan tersebut merupakan kewajiban hukum.

- Adanya akibat hukum apabila dilanggar.

c. Putusan Hakim (Yurisprudensi)

Merupakan putusan pengadilan yang telah mempunyai

ketentuan hukum yang tetap, yang secara umum memutuskan

sesuatu persoalan yang belum ada pengaturannya pada sumber

hukum yang lain.

Perbedaan antara yurisprudensi dan undang-undang adalah

sebagai berikut :

- Yurisprudensi berisi peraturan yang bersifat konkret karena

mengikat orang-orang tertentu saja, sedangkan undang-

undang berisi peraturan yang bersifat abstrak karena mengikat

setiap orang.

Page 21: Lecture Note Hukum Bisnis

- Yurisprudensi terdiri dari bagian yang memuat identitas para

pihak, konsiderans dan diktum, sedangkan undang-undang

terdiri dari konsiderans dan diktum ditambah penjelasannya.

d. Traktat (Treaty)

Perjanjian merupakan suatu peristiwa di mana pihak yang satu

berjanji kepada pihak yang lain untuk melaksanakan atau tidak

melaksanakan suatu hal sehingga pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian tersebut terikat oleh isi perjanjian

yang mereka buat. Setiap perjanjian yang dibuat dengan sah

berlaku mengikat bagaikan undang-undang.

e. Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh

dua negara atau lebih (bilateral atau multilateral).

Perjanjian internasional ini mempunyai kedudukan yang sama

dengan undang-undang karena perjanjian dengan negara lain

hanya dapat dilakukan dengan persetujuan DPR.

f. Pendapat Para Ahli (Doktrin)

Mengenai pendapat para ahli hukum, pernah dikenal pendapat

umum yang menyatakan bahwa orang tidak boleh menyimpang

dari Communis Opinio Doctorum (pendapat umum para sarjana).

Oleh karena itu, pendapat para sarjana (doktrin) mempunyai

kekuatan mengikat sebagai sumber hukum. Pendapat para ahli

ini dapat dipergunakan sebagai landasan untuk

memecahkan masalah-masalah yang langsung atau tidak

langsung berkaitan satu sama lain.

Sumber Hukum Bisnis secara khusus adalah :

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33

Page 22: Lecture Note Hukum Bisnis

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata/BW)

3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD/WvK)

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Asuransi

7. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dirubah dengan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

9. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

10. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dirobah dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga

Kerja

12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Anti

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

13. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen

14. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten

15. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

16. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

17. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia

Dagang

18. Peraturan-peraturan lain dibawah undang-undang.

Page 23: Lecture Note Hukum Bisnis

Top Related