Download - LEADERSHIP STYLE

Transcript
Page 1: LEADERSHIP STYLE

LEADERSHIP

Page 2: LEADERSHIP STYLE

Beberapa ContohKepemimpinan Pak Jokowi

Page 3: LEADERSHIP STYLE

PARIWIBOWO

ARINDA YUNIARBUDI MEFRENI

HANA JENI ARYANI

WAWAN

Page 4: LEADERSHIP STYLE

Jokowi

Profil

Page 5: LEADERSHIP STYLE

Biografi, Sejarah Pendidikan dan Profil Jokowi Capres 2014 yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur ke-16 DKI Jakarta yang mengawali karirnya di dunia politik dengan bergabung di PDI Perjuangan (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) pimpinan putri sulung Presiden pertama RI yaitu Megawati Soekarno Putri. Memimpin Jakarta beliau di dampingi oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebagai wakil setelah memenangkan Pilkada 2012 yang kala itu bersaing dengan Fauzi Bowo.

Joko Widodo terlahir 52 tahun silam atau tepatnya pada tanggal 21 Juni 1961 di Surakarta Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Kehutanan Univesitas Gajah Mada Jokowi menekuni dunia bisnis Furniture. Sebagai kader PDIP pada tahun 2005 beliau berhasil menjabat sebagai Wali Kota Solo, berkat keberhasilannya dalam memimpin dan merubah wajah kota Solo maka Joko Widodo kembali berhasil memenangkan pemilihan Wali Kota untuk yang kedua kalinya pada 2010 dengan pencapaian suara melebihi 90% maka ia kembali menjabat sebagai Wali Kota Solo dengan di dampingi oleh F.X Hadi Rudyatmo.

Page 6: LEADERSHIP STYLE

Dan dalam masa-masa singkat kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta Ir. H. Joko Widodo kembali menjadi sorotan dan perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa perubahan yang ia lakukan membuat nama beliau semakin mendapatkan tempat di hati warga ibu kota. Namun meskipun masa jabatan Jokowi belum habis, Megawati telah memberikan mandat kepada beliau untuk maju sebagai Calon Presiden 2014. Karena PDIP yakin berkat popularitas serta beliau terus menjadi sorotan media hal tersebut akan membuat sosok danProfil Joko Widodo semakin di kenal oleh masyarakat Indonesia.Setelah pemilu legislatif 9 April 2014, maka secara resmi Joko Widodo maju sebagai Calon Presiden dengan di dampingi H. M Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Dan pada pemilu atau pemilihan umum 2014 ini beliau akan bersaing dengan pasangan Prabowo – Hatta Rajasa untuk memenangkan kursi ke Presidenan yang akan dilepaskan oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang telah menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 2 periode.

Page 7: LEADERSHIP STYLE

Pendidikan Joko Widodo (Jokowi)SD Negeri 111 Tirtoyoso.SMP Negeri 1 Surakarta.SMA Negeri 6 Surakarta.Universitas Gajah Mada (Fakultas Kehutanan).

Setelah selesai menjalani masa kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada pada tahun 1985 . Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”. Selanjutnya ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh di tempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah

Page 8: LEADERSHIP STYLE

INTELLIGENCE Saat undian nomor urut paket capres ‘tersembunyi ‘. Baik kubu Prabowo maupun kubu Jokowi belum tahu nomor pilihannya. Kedua pasangan memiliki probalitas yang sama terhadap angka 1 atau angka 2.Sesuai alokasi waktu yang diberikan, Prabowo dan Jokowi punya kesempatan untuk berbicara. Prabowo hanya ‘menebar’ pesona dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atau hadir pada acara penarikan undian tersebut. Sebaliknya, Jokowi memanfaatkan momentum itu untuk menafsirkan angka 2, angka hasil undian.Apa yang dilakukan Jokowi menimbulkan banyak interprestasi. Baik positif maupun negatif. Tergantung siapa dan apa kepentingannya. Bagi lawan politik, Jokowi dicap telah mencuri start kampanye. Apakah benar demikian? Bukankah ia sudah diberikan kesempatan oleh KPU untuk berbicara. Pokok pembicaraan tidak terlepas sama sekali dengan moment itu. Terkait dengan angka! Lalu salahkan Jokowi? Tidak. Jokowi sudah memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menafsirkan angka pilihannya. Untuk mendapatkan angka 1 atau 2 itulah acara ini diadakan.Ini juga menjadi gambaran sensitivitas Jokowi dalam merespon persoalan. Orang cerdas cepat tanggap. Orang pintar masih berpikir banyak dan kadang tidak cerdas menyikapi situasi (kadang terlalu teoritis).

Page 9: LEADERSHIP STYLE

SOCIALITY

Page 10: LEADERSHIP STYLE

SELF CONFIDENCEMeski tidak memiliki latar belakang militer, Jokowi tetap percaya diri berdebat tentang pertahanan. Padahal, lawannya, capres Prabowo Subianto merupakan seorang pensiunan jendral dan mantan Danjen Kopassus TNI."Ya nggak apa-apa, emang kenapa gitu loh. Belajar dong, kalau ada yang belum bisa," ujar Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini.

Page 11: LEADERSHIP STYLE

DETERMINATIONKetika Pak Jokowi walikota Solo, kalau beliau ke Jakarta, beliau sama seperti para pejabat daerah lainnya, tak akan ada orang perduli kalau beliau blusukan di Jakarta. Berbeda dengan itu, sekarang ini kondisi Jakarta bergantung kepada keputusan beliau, apabila beliau putuskan pembangunan enam jalan tol di Jakarta ditunda, maka pembangunan keenam jalan tol itu akan tertunda sampai beliau putuskan sebaliknya. Sebelum dilantik jadi Gubernur Pak Jokowi tak punya Daya Determinasi untuk mengatur Jakarta. Saat ini daya Determinasi beliau sangat besar kalau dilihat dari tak adanya resistensi penetapan UMR, persetujuan DPRD atas anggaran 2013 dll.

Page 12: LEADERSHIP STYLE

Waduk Pluit tadinya adalah kawasan kumuh. Namun, berkat kerja Jokowi, kawasan tersebut kini tertata rapi. Permukiman penduduk direlokasi. Lahan tersebut kemudian dijadikan sebagai taman.Taman itu kini jadi magnet tersendiri bagi masyarakat sekitar untuk berlibur bersama keluarga. Ya, tempat rekreasi yang murah.Saat bertandang ke Indonesia, Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, tak henti-hentinya memuji Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Rutte ikutu blusukan ke Waduk Pluit, ia kaget Jokowi mampu memindahkan 1.600 KK ke Rusun tanpa ada kekerasan.“Anda pemimpin dan orang yang hebat,” kata Rutte.

Page 13: LEADERSHIP STYLE

JOKOWI’s LEADERSHIP

Page 14: LEADERSHIP STYLE

LISTENING• Mendengarkan nasihat atau

pendapat orang lain mungkin ciri-ciri yang paling menonjol dalam kepemimpinan Jokowi.

• Mendengarkan secara aktif, tidak pasif, adalah keterampilan kepemimpinan yang kuat untuk menunjukkan perhatian isu-isu publik.

Menurut Robert Greenleaf (1970): "Hanya seorang hamba alami sejati (pemimpin) secara otomatis merespon masalah dengan mendengarkan terlebih dahulu.”

Page 15: LEADERSHIP STYLE

EMPATHY

• Empati terhadap perasaan atau penderitaan orang lain adalah karakteristik lain yang menonjol dalam kepemimpinan Jokowi.

• Ketika banjir besar di Jakarta pada tahun 2012, Jokowi terjun ke daerah bencana untuk mengawasi bantuan yang akan diberikan dan untuk berbagi dalam penderitaan para korban banjir.

Page 16: LEADERSHIP STYLE

AWARENESS

• Kesadaran sangat kuat dalam kepemimpinan Jokowi. Ketika memberikan pidato dalam dialek Betawi pada perayaan HUT Jakarta ke-64 Juni lalu, Jokowi meminta maaf atas dialek Jawa-nya.

• Kesadaran-Nya dengan budaya lokal juga harus dihargai ketika ia merintis penggunaan Betawi clothes selama jam kerja.

• Tanpa kesadaran, kata Greenleaf (1970), "Kami kehilangan kesempatan kepemimpinan."

Page 17: LEADERSHIP STYLE

DIRECTION

• Jokowi sering melakukan inspeksi dan memberikan arah kepada karyawan tentang cara untuk bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan memberikan pelayanan publik.

Page 18: LEADERSHIP STYLE

EFFECTIVENESS

• Efektivitas merupakan salah satu gaya kepemimpinan Jokowi, mulai dengan membangun konsensus, membagi tugas secara jelas, dan kemudian memantau pelaksanaan pekerjaan untuk menjadi sukses seperti yang direncanakan.

Page 19: LEADERSHIP STYLE

RISK - TAKER

• Memilih untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta selain menjadi Walikota Solo, kenyamanan jelas membuktikan bahwa Jokowi adalah pengambil risiko. Selain banjir dan kemacetan, berbagai masalah telah melanda Jakarta selama bertahun-tahun seperti kemiskinan, kemelaratan dan kebakaran yang menunjukkan kurangnya pelayanan publik dan korupsi yang merajalela.

Page 20: LEADERSHIP STYLE

STEWARDSHIP

• Stewardship atau memberikan kenyamanan pada lingkungan adalah strategy Jokowi untuk mendapatkan 'kepercayaan' dari masyarakat. Tidak heran bahwa Jokowi menerima berbagai julukan sebagai warga Betawi, teman Wartawan ', atau Protector Publik.

Page 21: LEADERSHIP STYLE

HEALING

• Strategi ini dilaksanakan oleh Jokowi untuk menghasilkan kebijakan pro-rakyat seperti Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, Relokasi orang yang tinggal di bantaran sungai, Partai Betawi, dsb

Page 22: LEADERSHIP STYLE

INNOVATION

• Inovasi, menurut Green, Howells dan Miles (2002), adalah "melakukan sesuatu yang baru, seperti memulai praktek atau proses, menciptakan produk (barang atau jasa), atau mengadopsi pola inter-relasi atau organisasi.“

• Seleksi Terbuka untuk kecamatan dan kepala desa dari Jakarta yang dilakukan pada Juni 2013 merupakan bukti inovasi Jokowi untuk meningkatkan proses bisnis pemerintahan dan memberikan pelayanan publik terbaik.

Page 23: LEADERSHIP STYLE

PERSUASION

• Skil Persuasi Jokowi telah terbukti sejak ia menjabat sebagai Walikota Solo, dan berlanjut ketika membujuk 7.000 keluarga yang tinggal di bantaran sungai Pluit untuk pindah ke perumahan yang lebih layak. Gaya kepemimpinan seperti ini juga diterapkan oleh Jokowi saat merelokasi PKL di daerah sibuk Pasarminggu, PasarDjatinegara, Glodok, dan Tanah Abang.

Page 24: LEADERSHIP STYLE

Management by Walking Around (MWA)

Page 25: LEADERSHIP STYLE

Management by Walking Around (MWA)

• Jokowi mengingatkan, seorang pemimpin memang harus turun ke lapangan untuk mengetahui lebih pasti persoalan dalam masyarakat. Dengan terjun langsung ke lapangan (blusukan), pemimpin bisa menguasai masalah dan mengambil kebijakan yang tepat atas masalah tersebut.

”Dengan begitu, pemimpin merasakan langsung problem sebenarnya di masyarakat, bukan dengar dari lurah atau camat,”

kata Jokowi dalam kuliah umumnya yang bertajuk ”Republik untuk Publik, Pemimpin yang Melayani”.

Page 26: LEADERSHIP STYLE

Management by Walking Around (MWA)

Pola kepemimpinan Jokowi menerapkan reward dan punishment, membangun sistem yang sederhana, mudah dimengerti oleh warga. Agar berjalan efektif Jokowi banyak memberikan pendelegasian kepada wakilnya dan pejabat di bawahnya.

Pendelegasian wewenang agar efektif harus ada pengawasan hariannya. Jokowi rajin berkunjung ke lapangan. Misalnya mengunjungi puskesmas dan bisa tahu kalau ada puskesmas nakal yang tutup sebelum waktunya dan pimpinan puskesmas kena sanksi. Kemudian dia berkunjung ke sekolah-sekolah, menanyai murid apakah ada biaya atau tidak. Dia pun ke pemukiman berdialog dengan warga apakah ada keluhan ?

Terbukti dengan kehadirannya di tengah-tengah warga pejabat tidak berani macam-macam karena ada manajemen controlling dari masyarakat sehingga yang bekerja itu merasa diawasi. Dia pernah mencopot kepala sekolah karena ditemukan ada pungutan tidak resmi kepada siswa.

Page 27: LEADERSHIP STYLE

• Jokowi hadapi dilema, warga menginginkan kota Solo yang rapih dan bersih. PKL membuat kota semerawut/ kotor & menolak dipindah. Jokowi juga tidak ingin PKL hidup jadi susah.

• Jokowi lakukan dialog intens (mendengar aspirasi), melakukan negosiasi dan memberikan solusi atas kebutuhan PKL agar mau dipindahkan

• Jokowi berhasil mebujuk PKL Banjarsari pindah ke tempat baru di Klitikan tanpa kekerasan & PKL senang mendapat tempat baru

Pak Jokowi Pemimpin Peduli PKL (Rakyat)

Page 28: LEADERSHIP STYLE

• Tahun 2005 ketika pertama kali menjabat, Jokowi mendapatkan keinginan mayoritas Wong Solo menginginkan pedagang kaki lima (PKL) yang memenuhi jalan dan taman disingkirkan. Jokowi pun pusing tujuh keliling karena ia tak mau membuat susah hidup para PKL yang merupakan rakyat kecil. Namun ia tidak dapat melawan amanah mayoritas masyarakat Solo yang menginginkan kotanya bersih, tertata rapi, dan nyaman sebagai lingkungan perkotaan yang modern. Artinya Jokowi harus merelokasi para PKL. Target pertama merelokasi PKL Banjarsari. Tiga walik kota sebelumnya sudah angkat tangan menghadapi perlawanan para pedagang kaki lima.

• Taktik lobi meja makan dilakoni diyakini mampu meluluhkan sikap keras para PKL. Para koordinator diajak makan siang di rumah dinasnya, Loji Gandrung dan terus dilakoni sampai 54 kali jamuan dalam periode tujuh bulan dalam suasana kekeluargaan dan sarat pendekatan manusiawi. Strategi Jokowi tenryata mampu mengambil hati para pedagang kaki lima. Namun PKL meminta jaminan mereka tidak kehilangan pembeli, mereka menuntut memperlebar akses jalan, membuka satu trayek angkutan kota, dan terakhir yang paling berat meminta kios gratis. Jokowi berusaha meyakinkan DPRD Surakarta bahwa modal pemerintah sebesar Rp. 9,8 milyar bakal balik modal 8,5 tahun kemudian. Alhasil para PKL hanya dikutip uang retribusi Rp. 2.600/ hari.

• Boyongan pedagang dari Banjarsari ke Pasar Klitikan berlangsung meriah, tidak ada demontrasi dan para pedagang pindah dengan suka cita. Relokasi PKL ini menjadi fenomenal karena tidak ada sedikit pun kekerasan malahan mereka pindah dengan suka hati.

• Sukses merelokasi kawasan Banjarsari, mendorong para PKL lain untuk direlokasi. Targt selanjutnya PKL di wilayah Stadion Manahan.

• Penjual makanan yang terkenal dikumpulkan di Gladag Langen Bogan Solo, Gandekan dan kini menjadi tempat wisata kuliner paling ramai di kota Solo.

• Dalam tempo cepat, 52 persen dari 5.718 pedagang kaki lima tertata dengan baik. Dalam waktu tiga tahun pun, 12 pasar tradisional diatata dan dibangun ulang.

• Pada periode pertama, pendapatan sektor pasar baru mencapai angka Rp. 7,8 miliar. Begitu pasar dibenahi ternyata pendapatan meningkat tajam sebesar Rp. 19,2 miliar. Pendapatan dari pasar jauh melebihi sektor perhotelan sebesar Rp. 10 miliar, restoran Rp. 5 miliar, parkir Rp. 1,8 miliar, periklanan Rp. 4 miliar.

• Izin minimarket dihentikan, dari permohonan sekitar 80 gerai yang bisa beroperasi hanya belasan. • Segenap masyarakat Solo sekarang bisa menikmati keindahan kota, jalan yang bersih dan asri serta tertata dengan baik.

Solo menjadi lebih hijau dengan trotoar luas sepanjang Jalan Slamet Riyadi, tersedia bangku dan hotspot internet gratis. PKL pun senang dengan usahanya yang prospektif di Pasar Klitikan.

Page 29: LEADERSHIP STYLE

Pak Jokowi Pemimpin Peduli PKL (Rakyat)

Page 30: LEADERSHIP STYLE

Pemimpin Peduli PKL (Rakyat)

“Dia doang Gubernur (Jokowi) yang bisa rombak Tanah Abang. Dulu Sutiyoso dan Foke enggak bisa," kata Opick seorang

pedagang di Tanah Abang ”

"Bukan sekadar menggusur tapi menata. (Pedagang kaki lima) itu dikasih tempat yang bagus, tempatnya dicat agar menarik, mereka tak lagi

kehujanan dan kepanasan," kata Kukuh Kepala Satpol PP DKI

Page 31: LEADERSHIP STYLE

Pemimpin Peduli Rakyat

Page 32: LEADERSHIP STYLE

“Keberhasilan mengembangkan citra Kota Bandung sebagai kota kreatif sangat tergantung pada sumber daya manusia yang ada yaitu komunitas kreatif”

-Ridwan Kamil-

Integritas & KejujuranPak Jokowi

Page 33: LEADERSHIP STYLE

Integritas & Kejujuran Pak Jokowi

• Survey LPI Agt ‘13 Jokowi terpilih sebagai capres paling jujur

• Meraih penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2010 atas perannya atas pemberantasan korupsi

• Indeks Persepsi Korupsi (IPK) kota Solo tahun 2011 6,08 masuk jajaran 3 besar bersama Tegal dan Bali dengan tingkat korupsi paling rendah

Page 34: LEADERSHIP STYLE

BCCF sebagai Kekuatan Kolaboratif Jokowi Pemimpin yang Melayani

• September 2013, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapat penghargaan Soegeng Sarjadi Award on Government kategori tokoh negara sebagai pemimpin yang melayani rakyat

• Tingginya dukungan publik kepada Jokowi menunjukkan contoh bahwa hegemoni uang atau kekuasaan itu sesungguhnya bisa dikalahkan dengan kesungguhan untuk melayani rakyat.

”Orang mengatakan, Pak Jokowi tak punya uang, tidak punya potongan, tetapi dia dipilih rakyat,” ujar Mahfud MD

Page 35: LEADERSHIP STYLE

Jokowi Pemimpin yang Melayani

Demikian juga bahwa gaya kepemimpinan Jokowi juga mencerminkan kepemimpinan yang melayani (servant leadership) yakni banyak mendengar aspirasi dan keinginan warganya, memiliki empati atas keadaan wong cilik, membantu memberi kehidupan lebih baik kepada warga, melakukan persuasi dan menghindarkan kekerasan misalnya dalam relokasi PKL Banjarsari, sifat-sifat mengayomi, dan membantu komunitas antara lain komunitas pedagang PKL dan pedagang pasar yang memberi kontribusi nyata dalam kemajuan perekonomian masyarakat

Page 36: LEADERSHIP STYLE
Page 37: LEADERSHIP STYLE
Page 38: LEADERSHIP STYLE

Kesimpulan

• Leader is Action, not Position• Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun

Karso, Tut Wuri Handayani• Paradigma kepemimpinan telah berubah

dimana pemimpin tidak lagi dihargai oleh karena kekuasaannya, namun lebih pada bagaimana mereka melayani dan mendukung kebutuhan bawahannya dalam bekerja

Page 39: LEADERSHIP STYLE

Terima KasihHatur Nuhun


Top Related