Transcript
Page 1: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN MESIN PERTANIAN

( TPT 2021 )

ACARA KE V

LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS

DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : Tunjung Bayu Hernawan

NIM : 10/300816/TP/09883

Gol : Senin

Co.Ass : 1. Jhonny Sigiro

2. Fajar Tsani R.

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mekanisasi pertanian adalah pengenalan dan penggunaan alat mekanis

untuk melaksanakan operasi pertanian. Yang dimaksud dengan alat mekanis

adalah semua peralatan yang digerakkan dengan sumber tenaga manusia, hewan,

motor listrik, angin, air, dan diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk

mengembangkan, mengorganisir, dan mengatur semua operasi dalam usaha

pertanian. Alat dan mesin pertanian terdiri dari berbagai macam dan jenis, baik

yang tradisional maupun semi-mekanis sampai dengan yang modern. Begitu juga

yang dibutuhkan dalam proses pengolahan tanah.

Pengolahan tanah dapat kita pahami sebagai usaha manusia untuk

merubah sifat-sifat tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis

untuk memperoleh suatu kedalaman tertentu agar sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada, maka

perkembangan alat dan mesin pengolah tanah juga semakin baik. Adanya alat dan

mesin pengolah tanah dapat memaksimalkan kinerja manusia menjadi lebih

efektif dan efisien, karena berbagai kendala yang ada telah dapat diatasi dengan

adanya alat dan mesin pengolah tanah, seperti misalnya lahan yang luas, dapat

diolah dalam waktu yang lebih singkat dengan menggunakan mesin dibandingkan

hanya mengandalkan tenaga manusia. Dalam menggunakan alat atau mesin

tersebut membutuhkan analisa, baik dari segi teknis maupun segi ekonomis.

Analisis teknis dan juga ekonomis dinilai cukup penting dalam menentukan alat

dan mesin pengolahan tanah mana yang akan digunakan untuk kegiatan

pengolahan tanah. Dengan adanya analisis teknis, maka akan dapat ditentukan

jenis dan ukuran alat dan mesin pertanian yang sesuai untuk dikembangkan di

wilayah tersebut. Kemudian dengan dilakukannya analisis kapasitas dan effisiensi

kerja dari alat dan mesin terpilih, akan dapat ditentukan jumlah penyediaan alat

dan mesin pertanian tersebut guna memenuhi kebutuhan pada suatu wilayah.

Dengan adanya praktikum ini, praktikan diharapakn dapat melakukan latihan

Page 3: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

pengolahan tanah, serta melakukan pengukuran kapasitas dan effisiensi kerja

lapang.

Praktikum pada acara kali ini sangat erat hubungannya dengan studi

praktikan. Hal ini karena nantinya praktikan akan menemui peralatan maupun

mesin-mesin tersebut di dalam kehidupan kerjanya. Dengan mempelajari

praktikum kali ini, praktikan diharapkan akan mendapatkan pengetahuan yang

lebih mengenai kedua jenis traktor tersebut sehingga tidak akan mengalami

kesulitan ketika nantinya sudah bekerja di bidang teknologi pertanian. Selain itu

praktikan juga akan mendapatkan ilmu yang lebih, sehingga dalam masa

perkuliahannya akan semakin mudah menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

B. Tujuan

Untuk mempelajari kinerja (permorfance) alat dan mesin pengolah

tanah secara mekanis ditinjau dari aspek teknik kerekayasaan, teknik operasional,

dan aspek ekonominya.

C. Manfaat

Dengan adanya kegiatan praktikum acara kelima ini, diharapkan agar

mahasiswa dapat mempelajari kinerja (performance) alat mesin pengolah

tanah secara mekanis dan dapat melakukan kegiatan pengolahan tanah secara

mekanis dengan menggunakan traktor mini dan mampu mengukur kapasitas

dan efisiensi lapang dari alat dan mesin pertanian serta dapat menganalisa

lebih lanjut mengenai alat mana yang lebih menguntungkan ditinjau dari aspek

operasional dan aspek ekonomisnya.

Page 4: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

BAB II

DASAR TEORI

Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia

untuk mengubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah agar sesuai dengan

kebutuhan yang dikehendaki manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan

tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik, khemis, dan

biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk

pertumbuhan tanaman. Pengenalan mengenai alat dan mesin pengolahan tanah

dinilai sangat penting dalam bidang teknik pertanian, namun tidak terbatas pada

itu saja, analisis dari segi teknis dan ekonomis mengenai bberbagai peralatan

yang digunakan dalam kegiatan pengolahan tanah juga merupakan suatu hal yang

tidak kalah pentingnya (Fahmi, 1994).

Pengolahan tanah / penanaman mengikuti garis kontur dilakukan pada

lahan miring untuk mengurangi erosi dan aliran permukaan. Garis kontur adalah

suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama dan

berpotongan tegak lurus dengan arah kemiringan lahan. Bangunan dan tanaman

dibuat sepanang garis kontur dan disesuaikan dengan keadaan permukaan lahan.

Penanaman pada garis kontur dapat mencakup pula pembuatan perangkap tanah,

teras bangku atau teras guludan, atau penanaman larikan.  Pengolahan tanah dan

penanaman mengikuti kontur banyak dipromosikan di berbagai daerah di

Indonesia dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan. Beberapa

kelebihan sistem penanaman dengan mengikuti garis kontur adalah dapat

mengurangi aliran permukaan dan erosi, mengurangi kehilangan unsur hara,

mempercepat pengolahan tanah apabila menggunakan tenaga ternak atau traktor

karena luku atau alat pengolah tanah yang lain. Sedangkan kelemahannya adalah

dalam penentuan garis kontur yang kurang tepat dapat memperbesar resiko

terjadinya erosi, karena itu diperlukan ketrampilan khusus yang memadai untuk

menentukan garis kontur, membutuhkan pengerahan tenaga kerja yang cukup

intensif (Hardjosentono, 1996).

Page 5: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Apabila ditinjau dari aspek wilayah serta aspek sosial budaya, alat

dan mesin pertanian sudah dipandang layak untuk dikembangkan pada suatu

wilayah tertentu. Selanjutnya perlu dilakukan analisis dari segi teknis dan

ekonomis bagi alat dan mesin pertanian yang mempunyai peluang untuk dipilih

dan dikembangkan pada wilayah tersebut. Dengan analisis teknis akan dapat

ditentukan jenis dan ukuran alat mesin pertanian yang sesuai untuk

dikembangkan di wilayah tersebut. Kemudian dengan dilakukannya analisis

kapasitas dan efisiensi kerja dari alat dan mesin yang terpilih, akan dapat

ditentukan jumlah penyediaan alat dan mesin pertanian tersebut guna memenuhi

kebutuhan pada suatu wilayah (Ciptohadidjoyo, 2003).

Traktor diartikan sebagai mesin bersumber daya mekanis untuk

penggerak/penarik beban. Di lapangan pertanian, selain digunakan untuk

penggerak/penarik alat dan mesin pengolah tanah, traktor juga digunakan sebagai

penggerak/penarik alat dan mesin peanam, alat dan mesin pemeliharaan tanaman

(pompa air, sprayer), alat dan mesin pemanen, alat pengangkut, juga dapat

digunakan sebagai penggerak alat dan mesin pengolahan hasil pertanian (Rustam,

2003).

Traktor merupakan sumber tenaga atau alat tarik mekanis yang

umumnya digunakan dalam bidang pengubahan tanah. Traktor kecil adalah

traktor beroda dua yang digerakkan oleh motor penggerak, menggunakan bahan

bakar bensin atau solar atau kerosin, dapat digunakan sebagai sumber tenaga

pengolah tanah (Wijanarko, 1995).

Pengujian mesin, merupakan suatu proses untuk menyelidiki,

mencoba, atau membuktikan, yang memungkinkan kita untuk mengevaluasi atau

bahkan menetapkan nilai dari mesin yang diuji. Sedangkan evaluasi merupakan

langkah lanjut dari pengujian untuk mengetahui, menilai, dan menetapkan nilai

mesin tersebut, bukan hanya didasarkan atas data mesin yang diperoleh, tetapi

juga didasarkan atas keterangan-keterangan tentang keadaan lahan, keadaan iklim

tanaman, keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan lain-lain dari keadaan luar

mesin itu sendiri. Baik produsen maupun konsumen harus mengetahui kinerja

daripada suatu mesin yang akan digunakan dengan benar, jika ingin

Page 6: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

menggunakan modal yang serba terbatas secara efektif. Masing-masing harus

mengetahui apakah mesin tersebut menguntungkan atau tidak. Oleh karena itu

pengujian dan evaluasi yang tepat dan obyektif perlu dilakukan terhadap alat dan

mesin pengolahan yang akan digunakan, tidak hanya untuk menetapkan kinerja

teknik dari suatu mesin, namun juga untuk mengetahui kinerja dari segi

ekonomisnya (Irwanto, 1980).

Dalam menentukan tata cara pengujian mesin di lapangan, terdapat

banyak pertimbangan yang dinilai perlu untuk dilakukan. Hal ini mengingat

karena banyak faktor yang kelak akan memengaruhi hasil pengujian mesin

dengan cara-cara yang berbeda pula. Suatu tata cara atau metode pengujian yang

diciptakan untuk suatu jenis mesin pada suatu daerah atau keadaan mungkin tidak

cocok untuk suatu keadaan di daerah lain. Beberapa parameter yang harus

dipenuhi dalam tata cara pegujian suatu mesin adalah sebagai berikut (Fahmi,

1994) :

1. Tata cara pengujian harus luwes, hal ini untuk memungkinkan

penyesuaian dengan sifat-sifat lingkungan dan perubahan yang

ada. Hasil pengujian yang diperoleh dari suatu daerah mungkin

juga akan dapat digunakan untuk menentukan penyesuaian suatu

mesin untuk daerah lain yang sesuai.

2. Tata cara pengujian harus handal, untuk memperoleh data khusus

pengujian, keterangan-keterangan tentang lahan, keadaan iklim,

keadaan tanaman, dan faktor-faktor lapangan lainnya. Dalam

melaksanakan pengujian lapang, petani atau masyarakat juga

harus diikutsertakan, dan dengan menggunakan metode

pengumpulan data secara tepat.

3. Tata cara pengujian harus disesuaikan dengan faktor manusia dan

sosial ekonomi daerah yang bersangkutan. Untuk itu perlu

dilakukan evaluasi yang menndalam dari data-data dan informasi

yang diperolah. Pengujian yang dikerjakan dalam keadaan lokal,

kemampuan pelaksana, dan ketersediaan peralatan juga mungkin

Page 7: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

menjadi faktor pembatas, untuk itu tata cara pengujian untuk

keadaan lokal harus dibuat lebih sederhana.

4. Periode tata cara pengujian yang dilakukan harus cukup panjang.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang memadai,

khususnya yang berkaitan dengan ketahanan mesin. Tahapan ini

dapat dilakukan dengan menyerahkan mesin tersebut langsung

pada pemakai untuk digunakan selama periode waktu tertentu

dengan perawatan mesin yang minimum, kemudian dilakukan

pemantauan pada waktu-waktu tertentu.

Sasaran utama dari pengujian kinerja teknik dari suatu alat dan mesin

pengolahan tanah secara mekanis adalah untuk mempertimbangkan atau

memperhitungkan kkapasitas kerja, kualitas kerja, serta effisiensi kerja dari alat

dan mesin tersebut. Dan kemudian dibandingkan dengan hasil kerja peralatan

tradisional yang umumnya digunakan pada suatu daerah. Sedangkan sasaran

utama dari pengujian ekonomis suatu alat dan memsin pengolahan tanah secara

mekanis adalah untuk memperhitungkan besarmya biaya opersi (Rp/Jam) atau (Rp/Ha)

dari alat dan mesin tersebut, serta kemudian dibandingkan dengan biaya operasi

yang dibutuhkan jika menggunakan peralatan tradisional seperti yang umum

digunakan, termasuk menghitung besarnya keuntungan yang mungkin dapat

diperoleh dari penggunaan peralatan mekanis tersebut (Pratomo, 1983).

Pengolahan tanah intensif memerlukan biaya yang tinggi, disamping

mempercepat kerusakan sumber daya tanah. Pada umumnya saat dilakukan

pengolahan tanah, lahan dalam keadaan terbuka, tanah dihancurkan oleh alat

pengolah, sehingga agregat tanah mempunyai kemantapan rendah. Jika pada saat

tersebut terjadi hujan, tanah dengan mudah dihancurkan dan terangkut bersama

air permukaan (erosi). Untuk jangka panjang, pengolahan tanah yang terus-

menerus mengakibatkan pemadatan pada lapisan tanah bagian bawah lapisan

olah, hal demikian menghambat pertumbuhan akar. Untuk mengatasi kerusakan

karena pengolahan tanah, akhir-akhir ini diperkenalkan sistim pengolahan tanah

minimum (Minimum Tillage) yang diikuti oleh pemberian mulsa dapat

meningkatkan produksi pertanian. Pengolahan tanah minimum (Minimum

Page 8: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Tillage) adalah pengolahan tanah yang dilakukan secara terbatas atau seperlunya

tanpa melakukan pengolahan tanah pada seluruh areal lahan. (Daywin, 1978).

Terdapat dua istilah yang perlu diketahui dalam membicarakan atau

membahas mengenai kapasitas kerja suatu alat dan mesin pengolahan tanah, yaitu

: pengertian kapasitas kerja teoritis (Kt), dan kapasitas kerja aktual atau efektif

(Ka). Kapasitas kerja teoritis (Kt) dari suatu alat dan mesin pengolahan tanah

adalah kelajuan kerja yang dicapai didasarkan atas perhitungan apabila alat atau

mesin pengolah tanah dapat bekerja memnuhi fungsinya 100% dari seluruh

waktu yang tersedia, dengan kecepatan dan lebar kerja 100% pula. Sedangkan

kapasitas kerja aktual (Ka) dari suatu alat dan mesin pengolahan tanah adalah

kelajuan kerja yang dapat dicapai oleh suatu alat atau mesin pengolahan tanah

tersebut, didasarkan atas luas total yang dicapai perwaktu total yang digunakan,

dan dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (Ha/Jam), serta merupakan

kemampuan rata-rata yang aktual (Anonim 1983).

Kapasitas kerja yang aktual dari suatu alat dan mesin pengolahan

tanah merupakan fungsi dari lebar kerja yang aktual, kecepatan jalan aktual, serta

waktu efektif yang terpakai selama bekerja. Besarnya lebar kerja aktual

ditentukan oleh terjadinya tumpang tindih (overlapping) hasil kerja pengolahan

tanah, yang disebabkan pengaruh keterampilan operator, sistem penggandengan

peralatan, kecepatan kerja, serta beberapa kondisi lahan lainnya. Besarnya

kecepatan aktual ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain besarnya slip roda

yang harganya dipengaruhi oleh sistem rancangan roda, besarnya daya, jenis dan

kondisi tanah, keterampilan operator, serta kecepatan kerja maksimumnya.

Waktu efektif, merupakan waktu terpakai selama bekerja, yang besarnya sangat

ditentukan oleh besarnya kerugian waktu yang tidak efektif atau biasanya disebut

sebagai waktu hilang selama bekerja. Waktu hilang, merupakan ubahan yang

sukar dinilai dalam menentukan kapasitas kerja. Waktu pelerjaan lapang dari

suatu alat dan mesin pengolahan tanah dapat hilang karena untuk pengaturan,

mengatasi kemacetan, atau kerusakan-kerusakan kecil, untuk belok diujung

lapangan, dan lain sebagainya. Untuk perawatan harian, pemasangan atau

kerusakan berat tidak dimasukkan dalam kategori waktu hilang. Sedangkan

Page 9: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

waktu yang digunakan untuk pengangkutan dari dan ke lapangan juga tidak

dimasukkan dalam perhitungan untuk menentukan ongkos kerja alat dan mesin

pengolahan tersebut (Rustam, 2003).

Effisiensi kerja lapang (E), merupakan perbandingan antara kapasitas

kerja aktual terhadap kapasitas kerja teoritis, dan dinyatakan dalam persen (%).

Secara matematis perhitungan kapasitas kerja dari suatu alat dan mesin

pengolahan tanah disajikan sebagai berikut :

Kt=WxVx10−1

Ka=(WxVx 10−1 ) xE

E=KaKt

x 100%

Dalam pengujian lapang, besarnya nilai Ka dapat ditentukan dengan rumus :

Ka= AT

dimana, Kt = kapasitas kerja teoritis (Ha/Jam)

Ka = kapasitas kerja aktual (Ha/Jam)

W = lebar kerja (m)

V = kecepatan kerja (Km/Jam)

E = effisiensi kerja (%)

A = luas lahan total yang dikerjakan (Ha)

T = waktu total yang digunakan (Jam)

Disamping cara di atas, harga effisiensi kerja dapat dihitung dengan

memperhitungkan besarnya keseluruhan waktu yang hilang, yang mempengaruhi

besarnya harga lebar kerja aktual, kecepatan kerja aktual, serta besarnya waktu

efektif yang terpakai selama bekerja. Cara pendekatan perhitungan waktu hilang,

untuk digunakan sebagai dasar menentukan besarnya harga effisiensi kerja, dapat

dilakukan dengan menentukan harga-harga sebagai berikut(Ciptohadijoyo,

2003) :

a. Waktu hilang karena terjadinya tumpang tindih hasil kerja

pengolahan tanah (L1), dengan mengukur lebar kerja teoritis (W1)

dan lebar kerja aktual/efektif di lapangan (W2)

Page 10: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

L1=W 1−W 2

W 1

x 100%

b. Waktu hilang karena slip roda (L2), dengan mengukur panjang

lintasan yang ditempuh traktor tanpa beban untuk 10 kali putaran

roda (M1) dan mengukur panjang lintasan yang ditempuh traktor

dengan beban untuk 10 kali putaran roda (M2)

L2=M 1−M 2

M 1

x100 %

Harga L2 dapat didekati dengan mengukur diameter roda belakang

traktr (D), ditentukan jarak lurus (M), kemudian traktor

dijalankan dengan beban sepanjang M, dengan menghitng putaran

roda (N)

L2=πDN −M

πDNx100 %

c. Waktu hilang untuk belok di ujung lapangan (L3), dihitung waktu

untuk belok di ujung lapangan, kemudian dijumlahkan (T1), juga

dihitung waktu total yang dipergunakan untuk bekerja di lapangan

(T)

L3=T1

Tx 100 %

Secara cuplikan (sampling), harga L3 dapat didekati dengan

mengukur rerata waktu belok di ujung lapangan, dimana

alat/mesin tidak digunakan secara aktif untuk mengolah tanah (t1),

dan mengukur rerat waktu untuk jalan lurus, dimana alat/mesin

secara aktif digunakan untuk mengolah tanah (t2)

L3=t1

t1+t 2

x100 %

d. Waktu hilang untuk pengaturan, mengatasi kemacetan atau

kerusakan-kerusakan kecil (L4), yaitu dengan menghitung total

waktu yang dipergunakan untuk pengaturan, mengatasi

kemacetan atau kerusakan-kerusakan kecil, dan sebagainya (T2)

Page 11: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

L4=T 2

Tx100 %

dimana, T adalah waktu total yang dipergunakan untuk bekerja di

lapangan.

Dengan hasil pendekatan tersebut, perhitungan waktu hilang di atas effisiensi

kerja (E) dapat dihitung dengan rumus :

E=(1−L1 ) (1−L2 ) (1−L3−L4 ) x100 %

Besarnya biaya operasional alat dan mesin pengolahan tanah dapat

diperhitungkan dari besarnya jumlah biaya tetap (fixed cost) dan biaya kerja

(variabel cost). Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan, bunga modal,

pemeliharaan dan perbaikan, gudang, serta biaya pajak dan asuransi. Sedangkan

biaya kerja terdiri dari biaya bahan bakar, minyak pelumas, grease, upah operator

dan upah tenaga pembantu, serta biaya untuk pembelian ban. Perlu diperhatikan

bahwa dalam menentukan biaya kerja yang berkaitan dengan biaya bahan bakar,

minyak pelumas, dan grease, sebaiknya diperhitungkan atas dasar hasil pengujian

langsung di lapangan (Fahmi, 1994).

Pemilihan traktor yang baik dalam pengolahan tanah menjadi sangat

penting. Traktor yang baik akan menghasilkan pengolahan tanah yang lebih

efisien dan tidak menimbulkan kerugian waktu dalam pengoperasiannya. Oleh

karena itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan traktor,

antara lain merk/pabrik dari pembuat, sebaiknya yang telah terkenal, konstruksi

dan desain dari traktor, persediaan spare parts serta supply bahan-bahan yang

diperlukan yang dijamin oleh dealer-dealer traktor, type yang sesuai dengan

usaha pertanian, ukuran/tenaga yang dibutuhkan (Young, 1975).

Faktor-faktor pertimbangan dalam pemilihan penggunaan tenaga

dalam usaha bidang pertanian adalah (Daywin dkk, 1978):

1. Ukuran usaha pertanian

2. Topografi dan sifat-sifat tanah

3. Jenis pertanaman dan macam pertanian

4. Ukuran dari lapangan

Page 12: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Dalam analisa biaya, ongkos-ongkos penggunaan traktor pertanian

atau peralatan lainnya ditentukan oleh faktor-faktor, antara lain umur dari traktor

(dalam jam, hari atau tahun), lama penggunaan dalam jam atau hari, depresiasi

(penyusutan), bunga modal, penyimpanan, asuransi dan pajak, pemakaian bahan

bakar dan pelumas, pemeliharaan dan reparasi (Rustam, 2003).

Kapasitas mesin adalah faktor utama dalam memilih atau membeli

peralatan pertanian. Kapasitas dan ukuran dari mesin sering digunakan secara

sama. Dalam hal ini, kapasitas mesin digunakan untuk mengidentifikasi

performan/capaian rata-ratanya. Pernyataan seperti bungkus per jam, acre per jam

(ha/jam) dan beberapa unit lainnya digunakan untuk menyatakan kapasitas.

Ukuran diidentifikasi dengan satuan ukur lebar bagian alas pemotongan. Ukuran

dari mesin tidak dapat secara langsung digunakan untuk menandai kapasitasnya,

karena suatu mesin yang besar dapat bekerja lebih pelan dibanding yang lebih

kecil (Purwadi, 1990).

Penggunaan alat dan mesin pertanian di dalam suatu kegiatan usaha

tani dari segi ekonomi dianggap menguntungkan apabila manfaat

penggunaannya lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Atau setidak-tidaknya

alat dan mesin pertanian tersebut apabila digunakan haruslah dapat membayar

harganya sendiri (Ciptohadidjoyo, 2003).

Page 13: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1983. Mekanisasi Pertanian. Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Jakarta.

Ciptohadijoyo, Sunarto. 2003. Handout Mesin Produksi Pertanian. Jurusan Teknik Pertanian. FTP. UGM. Yogyakarta.

Daywin, F.J. Godfried Sitompul, Lapu Katu, Moeljarno Djoyomartono dan Siswandi Soeparjo. 1978. Motor Bakar dan Traktor Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. FATEMETA IPB. Bogor.

Fahmi, A. 1994. Unjuk Kerja Mesin Pertanian. Diakses tanggal: 16 desember 2011. URL : http://www.pustaka-deptan.go.id.pdf//

Hardjosentono. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Cetakan Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.

Irwanto, Kohar A. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. ITB. Bandung.

Pratomo, M., dkk. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Purwadi, Tri. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Rustam, Fadli. 2003. Mekanisasi Pertanian. Diakses tanggal : 16 desember 2011 URL:http: // www.dipertahorsumbar.web.id/Buku/MekanisasiPertanian.pdf

Wijanarko, Ibnu Rudi. 1995. Analisis Sistem Pemeliharaan dan Reparasi Traktor Tangan. Jurusan Mekanisasi Pertanian. FTP. UGM. Yogyakarta.

Young, P. E. 1975. A Machine to Increase Productivity of a Tillage Operation. ASAE Paper. ASAE St Joseph MI 49085.

Page 14: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

BAB III

METODOLOGI

A. Alat

1. Meteran

2. Alat tulis

3. Traktor mini

4. Bajak singkal

5. Patok besi

6. Stopwatch

7. Rollmeter

B. Bahan

Lahan yang siap olah

C. Cara Kerja

1. Traktor (traktor mini ) dan alat pengolah tanah (bajak singkal) yang akan

diuji serta peralatan ukur yang diperlukan disiapkan.

2. Digandengkan bajak singkal pada masing-masing traktor yang akan

digunakan.

3. Sistem penggandengan dari peralatan tersebut diatur dengan cermat agar

dapat dipakai dengan baik.

4. Dipasang patok-patok besi pada lahan uji yang telah diperkirakan

posisinya atau ukurannya.

5. 4 patok besi dipasang sebagai batas dari lintasan lurus pengolahan tanah

saat pengujian dan 4 patok besi lain sebagai batas belok kegiatan

pengolahan tanah saat pengujian. Gambar dari pemasangan patok besi

dapat dilihat pada Gb.1.

Page 15: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

6. Panjang dan lebar bidang olahan diukur berdasarkan keempat batas

patok untuk lintasan lurus pengolahan tanah dengan menggunakan

rollmeter 25 meter, kemudian dihitung luas bidang olah tersebut.

7. Traktor dihidupkan dan ditempatkannya pada salah satu sisi pojok

bidang olah sebagai tempat awal mulainya traktor bekerja.

8. Posisi bajak diatur pada posisi yang siap untuk digunakan atau siap

kerja.

9. Tenaga penguji dibagi menjadi lima bagian, yaitu operator traktor,

pencatat waktu, pengukur lebar kerja, pencatat jumlah putaran roda

traktor, dan pencatat data pengujian.

10. Sebelum kegiatan pengolahan utama dimulai, terlebih dahulu dilakukan

pengolahan tanah awal dengan traktor dengan memilih jalur olah diluar

areal olahan utama guna menentukan lebar kerja, kedalaman dan waktu

teoritis.

11. Pencatat waktu dibagi dua, yaitu satu orang sebagai pencatat waktu lurus

(waktu efektif) dan yang satunya lagi sebagai pencatat waktu belok

(waktu tidak efektif).

12. Pencatat waktu efektif mengaktifkan stopwatch ketika traktor mulai

berjalan mengolah tanah pada lintasan lurus, kemudian menghentikan

stopwatch ketika traktor sudah sampai di ujung batas akhir lintasan lurus

pengolahan.

13. Saat traktor berjalan lurus melakukan pengolahan, pencatat jumlah

putaran roda menghitung jumlah putaran roda traktor. Sedang pada

waktu belok tidak usah melakukan penghitungan.

14. Posisi bajak diubah kekondisi tidak siap kerja saat traktor berjalan

membelok.

15. Pencatat waktu belok mengaktifkan stopwatch ketika traktor bergerak

membelok, kemudian menghentikan stopwatch ketika traktor selesai

membelok dan siap berjalan lurus kembali.

16. Posisi bajak diubah lagi ke posisi siap kerja ketika traktor berjalan lurus

lagi.

Page 16: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

17. Pencatat kedalaman dan lebar kerja hasil pengolahan mengukur lebar

dan kedalaman hasil olahan dengan menggunakan meteran.

18. Dilakukan langkah-langkah 1 – 17 hingga lahan olahan selesai diolah.

19. Semua data yang diperoleh direkap dan selanjutnya dilakukan

perhitungan dan analisis terhadap data yang diperoleh.

D. SKEMA LINTASAN BAJAK

Lintasan lurus

Batas lintasan belok

Batas lintasan belok

Patok besiPatok besi

Lintasan lurus

Bidang olahan

Gb.1 Bidang olahan untuk pengujian

Page 17: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

I. Spesifikasi Alat Pengolah Tanah

A. Traktor Mini

Nama : Mini Tractor

Merek : Yanmar

Model : 2 TR 13 Y

Tipe : -

No. Seri : -

Negara pembuat : Jepang

Tahun pembuatan : -

Ukuran total

Panjang : 3690 mm

Lebar : 1000 mm

Tinggi : 1780 mm

Berat : -

Jumlah singkal/piringan/pisau : 1 buah

Lebar tiap singkal piringan : 460 mm

Lebar kerja teoritis : 27 cm

Roda dukung : ada / tidak ada

Roda alur penstabil : ada / tidak ada

Sistem penggandengan : 3 Point Hitch

Sumber daya penggerak : traktor mini

Diameter roda : 80 cm

Page 18: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Gambar 1. Traktor mini

Keterangan :

1. Roda depan berfungsi penggerak traktor roda depan

2. Pedal rem berfungsi untuk pengereman

3. Pijakan kaki berfungsi pijakan kaki

4. Diferensial lock untuk pengatur putaran roda agar sama

5. Panel instrumen (dasboard)

Page 19: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

6. Mesin berfungsi penggerak traktor

7. Gas berfungsi pengatur kecepatan traktor

8. Stang kemudi berfungsi mengatur arah gerak traktor

9. Tuas veresneling untuk memasukkan gigi veresneling

10. Tuas PTO untuk tuas penyambungan

11. Tuas pengangkat hidrolis untuk tuas pengangkat disambungan

12. Koppeling berfungsi untuk veresneling

13. PTO berfungsi batang penyambung

14. Kursi pengemudi berfungsi tempat duduk pengemudi

15. Three point hitch

B. Alat pengolah tanah

Nama : Bajak Singkal (moldboard plow)

Merk : Fergusson

Model : 16 AE-28

No. Seri :-

Negara Pembuat : Inggris

Jumlah singkal (moldboard) : 1

Jenis singkal : General Purposes

Jenis kajen (share) : Gunnel Type

Singkal bajak (coulter) : Ada

Jenis : Plain Blade

Ukuran : 25 cm

Jointer : Tidak ada

Roda alur (furrow wheel) : Tidak ada

Roda dukung (land wheel) : Tidak ada

Lebar kerja : 27 cm

Dimensi (p : l : t) : 79 : 55 : 61 (cm)

Page 20: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Tipe penggandengan : Three Point Hitch

Jenis daya tarik : Traktor Mini / Traktor Rodadua

1.

Gambar 2. Bajak singkal

Keterangan :

1. Rangka (Beam) berfungsi untuk menempel bajak

2. Singkal berfungsi untuk membelah tanah

3. Land share berfungsi untuk membelah tanah

4. Share berfungsi sebagai mata singkal

5. Ujung mata bajak berfungsi untuk membajak tanah

6. Cuolterberfungsi sebagai roda dari singkal

7. Titik Penggandengan berfungsi dalam penggandengan dengan traktor

Page 21: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

C. Pengukuran Kapasitas dan Effisiensi Kerja Lapang Pada Traktor Mini

Pengukuran Kapasitas dan Efisiensi Kerja Lapang

1. Penghitungan Kapasitas Kerja Efektif / Aktual

Waktu : mulai : pukul 15.38 WIB

selesai : pukul 16.05 WIB

T = 27 menit = 0,45 jam

Luas hasil kerja (A) = ( 22,77 x 10 ) m2

= 227,77 m2 = 0,02277 ha

Ka= AT

=0,0277 ha0,45 jam

=0,050593 ha / jam

2. Penghitungan Efisiensi Kerja

a) Kerugian karena terjadinya tumpang tindih hasil kerja pengolahan

(L1)

Lebar kerja teoritis (W1) = 27 cm

Lebar kerja aktual (W2) :

Lebar kerja aktual (cm)No   No   No   No  1 0 11 30 21 40 31 332 34 12 18 22 23 32 313 31 13 23 23 18 33 124 29 14 29 24 17 34 255 25 15 38 25 22 35 286 20 16 18 26 20 36 107 29 17 0 27 30 37 158 26 18 29 28 30  9 28 19 32 29 33  10 31 20 19 30 31  

W2 total = 907 cm

W2 rerata = 24,514 cm

L 1=W 1−W 2W 1

x100 %=27−24,51427

x100 %=9,209 %

b) Kerugian karena slip roda (L2)

Page 22: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Panjang jarak tempuh (M)

M=2280+2275+22753

=2276,67 cm=22,77 m

Diameter luar roda (D) = 0,8 m

Jumlah putaran roda (N) sepanjang lintasan M adalah:

Jumlah Putaran Roda Kiri (putaran)No   No   No   No  1 9,5 11 12,5 21 13 31 112 10 12 13 22 12 32 113 13,75 13 12 23 13,5 33 124 12,5 14 11 24 15 34 135 12,5 15 12,5 25 13,5 35 4,56 13 16 13 26 12 36 57 13 17 7 27 12,5 37 4,58 12,5 18 9 28 13 38 4,259 11 19 10 29 11 39 3,7510 13 20 11 30 11,5 40 4

Rerata = 10,79

Jumlah Putaran Roda Kanan (putaran)No   No   No   No  1 10 11 11,5 21 10 31 10,252 11 12 9,5 22 10,75 32 10,53 10,5 13 10,25 23 11,5 33 10,754 10 14 9,5 24 9,75 34 11,55 10 15 10,25 25 10,25 35 46 10 16 10,25 26 10 36 47 9 17 12,75 27 9,75 37 3,758 9,5 18 10,5 28 10,25 38 3,59 9 19 10,75 29 10,25 39 310 10,25 20 10,25 30 10,5 40 3,5

Rerata = 9,313

Page 23: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

N rerata=N roda kiri+N rodakanan2

=10,79+9,3132

=10,053 putaran

L 2=π DN−Mπ DN

× 100 %=3,14 × 0,8 ×10,053−22,763,14 × 0,8 ×10,053

× 100 %=9,8472 %

Kerugian karena belok (L3)t1 = waktu efektif , dt

t2 = waktu tidak efektif , dt

t1 (detik)No   No   No   No  1 11,97 11 43,41 21 26,61 31 27,092 24,92 12 29,71 22 24,24 32 32,523 25,78 13 34,08 23 24,9 33 37,614 23,8 14 25,93 24 25,11 34 18,315 26,62 15 29,69 25 24,3 35 19,516 28,84 16 28,03 26 23,39 36 12,587 27,67 17 27,12 27 23,79 37 15,378 26,97 18 27,46 28 23,04 38 10,129 30,93 19 24,93 29 25,79 39 10,6110 29,63 20 25,8 30 27,83 40 12,41

Rerata = 24,9605

t2 (detik)No   No   No   No  1 15,54 11 7,4 21 16,4 31 10,872 13,44 12 7,14 22 15,87 32 16,273 12,1 13 7,21 23 13,96 33 17,64 16,78 14 7,82 24 12,25 34 35,325 11,14 15 18,29 25 12,43 35 9,536 10,44 16 16,11 26 13,18 36 9,197 10,41 17 19,32 27 10,48    8 10,01 18 20,86 28 11,37    9 10,36 19 14,61 29 12,25    10 9,1 20 12,5 30 11,8    

Rerata = 13,31528

L 3= t 1t 1+t 2

x 100 %= 24,960524,9605+13,31528

X 100 %=65,212 %

Page 24: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

c) Kerugian untuk pengaturan, mengatasi kemacetan, dan kerusakan

kecil (L4)

Waktu total pengerjaan (T) = 0,45 jam

Waktu untuk pengaturan mengatasi kemacetan dan kerusakan kecil:

No T2 (detik)1 8,5 4,2 2,12 3,5 2,1 2,63 3 2,1  4 2 3,7  5 2,5 2,6  

Total = 38,9 detik = 0,010806 jam

L 4=T 2T

x100 %=0,0108060,45

×100 %=2,401235 %

E = (1 ‒ L1) (1 ‒ L2) (1 ‒ L3 ‒ L4) x 100%

= (1 ‒0,092) (1 ‒ 0,098472) (1 ‒ 0,652123 ‒ 0,024012) x 100%

= (0,2651) x 100%

= 26,51%

Pembicaraan

1. Kecepatan actual (Va)

Va=Panjang jarak tempuh

waktuefektif rata−rata

= Mt 2

=22, 77 m38 ,9 s

=0 ,5853m/s

2. Kecepatan teoritis (Vt)

Vt= Va1−L2

= 0 ,58531−0 ,0985

=0 ,6492m /s

3. Kapasitas kerja Aktual (Ka)

Ka= A

T=0 , 02277 ha

0 ,45 jam=0 ,050593

ha/jam

4. Kapasitas kerja teoritis (Kt)

Page 25: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

Kt = lebar kerja teoritis (Wt) x kecepatan teoritis (Vt)

= 0,27 m x 0,6492 m/s

= 0,1753 m2/s x

1 ha

10 . 000 m2×3600 sekon

1 jam

= 0,0631 ha/jam

5. Efisiensi traktor (E)

E2 =

KaKt

×100%=0 .0505930 , 0631 x 100% = 80,18 %

Perhitungan Biaya Operasional Alat/Mesin

1. Biaya Tetap per Tahun

a. Penyusutan = P−S

N

= 30.000.000−3.000 .000

5

= 27.000.000

5

= Rp 5.400.000,00

b. Bunga modal = r

100x

P+S2

= 10

100x

30.000 .000+3.000 .0002

= 10

100x

33.000 .0002

= Rp 1.650.000,00

c. Pemeliharaan dan perbaikan = m

100× P

= 7

100× Rp 30.000 .000,00

= Rp 2.100.000,00

Page 26: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

d. Gudang = h

100× P

= 1

100×30.000 .000

= Rp 300.000,00

e. Pajak dan asuransi

1) Pajak = t

100×

P+S2

¿ 1100

×Rp33.000 .000

2

= Rp 165.000,00

2) Asuransi = t

100× P

¿ 1100

× Rp 30.000 .000

= Rp 300.000,00

Total biaya tetap per tahun = a + b + c + d + e

= Rp 5.400.000,00 + Rp 1.650.000,00 + Rp

2.100.000,00 + Rp 300.000,00 + (Rp

165.000,00 + Rp 300.000,00)

= Rp 9.915.000,00/tahun

A = Rp 9.915.000,00/tahun

2. Biaya Kerja per Tahun

a. Bahan bakar = 0,20< ¿HPjam

Pm xWt x Fp ¿

¿ 0,20 literHP jam

× 10 HP x1200 jam / tahun x Rp 5000/ liter

= Rp 12.000.000,00

b. Minyak pelumas = 0,40< ¿HPjam

Pm xWt x Op¿

¿ 0,40 literHP jam

× 10 HP x1200 jam / tahun x Rp 35.000/ liter

= Rp 168.000.000,00

Page 27: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

c. Grease = 60 %× Minyak Pelumas

= 60 % x Rp 168.000.000,00

= Rp 100.800.000,00

d. Operator = Wt x Wop

= Rp 1200 x Rp 30.000

= Rp 36.000.000,00

e. Tenaga pembantu operator = Wt x Wi

= Rp 1200 X Rp 15.000

= Rp 18.000.000,00

f. Ban = n ×Tp ×Wt

Nt

= 4 × Rp 800.000 × 1200 jam

2000 jam

= Rp 1.920.000

Total biaya kerja per tahun = a + b + c + d + e + f

= Rp (12.000.000 + 168.000.000 + 100.800.000

+ 36.000.000 + 18.000.000 + 1.920.000)

= Rp 336.720.000,00

B = Rp 336.720.000,00

Jadi total biaya operasional mesin per tahun = (A + B) = Rp 9.915.000,00 + Rp

336.720.000,00

= Rp 346.635.000,00 /

tahun

Besarnya biaya operasional mesin per jam = (A + B) / Wt = Rp 346.665.000 /

1200 jam/tahun

= Rp 288.862,50 / jam

Biaya operasional per satuan luas = ( A+B)/Wt

Ka

¿ Rp 288.887,5 / jam0,050593 ha/ jam

Page 28: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

= Rp 5.709.580,89 / ha

BAB V

PEMBAHASAN

Pada kegiatan praktikum acara kelima kali ini yaitu tentang latihan

pengolahan tanah serta pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja lapangan,

mahasiswa dilibatkan lebih jauh mengenai latihan pengolahan tanah, dengan

menggunakan alat dan mesin pengolahan tanah secara mekanis, yaitu

menggunakan traktor mini, serta melakukan pengukuran kapasitas dan effisiensi

kerja lapang dari penggunaan alat (traktor) tersebut. Praktikum ini memiliki

tujuan untuk mempelajari kinerja (performance) alat mesin pengolah tanah secara

mekanis ditinjau dari aspek teknik kerekayasaan, teknik operasional dan aspek

ekonominya. Praktikum ini merupakan acara lanjutan dari acara latihan

pengendalian traktor, hanya saja pada acara praktikum kali ini, traktor tidak

dikendalikan oleh praktikan, melainkan oleh operator yang sudah ahli.

Mahasiswa hanya bertugas untuk menganalisa kapasitas dan effisiensi kerja

lapang daripada pemanfaatan traktor mini tersebut untuk kegiatan pengolahan

tanah. Yaitu dengan mencatat putaran roda, lebar kerja, kedalaman pembajakan,

waktu belok, waktu efektif dan waktu total.

Pada acara kali ini traktor yang digunakan untuk kegiatan pengolahan

tanah adalah traktorr dengan jenis tractor mini dengan merek Yanmar, model 4

wheel drive, tipe B-6100-B, yang dibuat oleh negara Jepang . Secara keseluruhan,

traktor ini memiliki dimensi panjang 3690 mm, lebar 1000 mm, tinggi 1780 mm,

dan dengan ukuran diameter roda 80 cm. Traktor ini juga dilengkapi dengan

bajak singkal yang berjumlah 1 buah, dengan lebar teoritis 27 cm. Selain itu,

traktor ini juga tidak dilengkapi dengan roda dukung maupun roda alur penstabil,

dengan sistem penggandengan three point hitch. Bagian-bagian dari traktor mini

ini adalah knalpot, rem, pijakan kaki, pengunci diferensial (differential lock),

panel instrument, mesin, throttle (gas), stir kemudi, versneling, tempat

pengambilan daya (power take off atau p.t.o), tuas p.t.o, tuas hidrolik, kopling,

Page 29: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

tempat duduk, dan titik penggandengan (three point hitch). Traktor mini ini dapat

digolongkan pada jenis four wheel tractor (≤ 25 Hp).

Proses pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia

untuk mengubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah agar sesuai dengan

kebutuhan yang dikehendaki manusia seperti kesuburan tanah. Di dalam usaha

pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi

fisik, khemis, dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar

sesuai untuk pertumbuhan tanaman yang akan ditanam pada lahan tanah tersebut.

Pengenalan mengenai alat dan mesin pengolahan tanah dinilai sangat penting

dalam bidang teknik pertanian dan biosistem, namun tidak terbatas pada itu saja,

analisis dari segi teknis dan ekonomis mengenai bberbagai peralatan yang

digunakan dalam kegiatan pengolahan tanah juga merupakan suatu hal yang tidak

kalah pentingnya. Karena dengan mengetahui hal tersebut maka praktikan akan

mampu untuk menganalisa alternatif apa yang paling mengguntungkan dalam

penggunaan alat dan mesin pertaniaan untuk proses tersebut. Ditinjau dari aspek

wilayah serta aspek sosial budaya, alat dan mesin pertanian sudah dipandang

layak untuk dikembangkan pada suatu wilayah tertentu tetapi tentu saja harus

mempertimbangkan aspek-aspek yang sangat vital seperti aspek wilayah, aspek

ekonimi, aspek rancang bangun, aspek sosial dsb. Selanjutnya perlu dilakukan

analisis dari segi teknis dan ekonomis bagi alat dan mesin pertanian yang

mempunyai peluang untuk dipilih dan dikembangkan pada wilayah tersebut.

Dengan analisis teknis akan dapat ditentukan jenis dan ukuran alat mesin

pertanian yang sesuai untuk dikembangkan di wilayah tersebut. Kemudian

dengan dilakukannya analisis kapasitas dan efisiensi kerja dari alat dan mesin

yang terpilih, akan dapat ditentukan jumlah penyediaan alat dan mesin pertanian

tersebut guna memenuhi kebutuhan pada suatu wilayah.

Tahapan pada praktikum acara kali ini yaitu dengan memasang

patok-patok terlebih dahulu, yaitu sebagai batas pengolahan tanah, lalu diukur

dengan ukuran 20x10 m, kemudian dilakukan pengolahan tanah awal oleh traktor

(pembajakan) dengan memilih jalur olah di luar areal olahan utama guna

menentukan lebar kerja, kedalaman dan waktu teoritis. Setelah itu dilakukan

Page 30: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

pengolahan tanah dengan pola pengolahan bolak-balik. Dari pengolahan ini akan

diperoleh luas lahan yang diolah, luas lahan yang tidak terolah, kedalaman

pengolahan, lebar kerja, jumlah putaran roda, waktu efektif, waktu tidak efektif,

waktu total pengolahan dan waktu perhitungan kerugian pengaturan, mengatasi

kemacetan dan kerusakan kecil. Selanjutnya akan dapat dianalisa besarnya

kapasitas kerja dan effisiensi kerja lapang yang dihasilkan dari kegiatan

pengolahan tanah dengan menggunakan traktor mini tersebut. Pengolahan tanah

dengan mini traktor ini dilakukan dengan alur menyamping, jadi bagian tepi

lahan diolah terlebih dahulu kemudian masuk ke bagian tengah lahan.

Pembajakan dengan menggunakan mini traktor dilakukan pada lintasan yang

lurus dan memanjang, pada saat berbelok bajak singkal diangkat.

Pada pembahasan mengenai kapasitas kerja dari suatu alat dan mesin

pertanian, terdapat dua istilah yang perlu diketahui dua hal, yaitu : pengertian

kapasitas kerja teoritis (Kt), dan kapasitas kerja aktual atau efektif (Ka).

Kapasitas kerja teoritis (Kt) dari suatu alat dan mesin pengolahan tanah adalah

kelajuan kerja yang dicapai didasarkan atas perhitungan apabila alat atau mesin

pengolah tanah dapat bekerja memnuhi fungsinya 100% dari seluruh waktu yang

tersedia. Sedangkan kapasitas kerja aktual (Ka) adalah kelajuan kerja yang dapat

dicapai oleh suatu alat atau mesin pengolahan tanah tersebut, didasarkan atas luas

total yang dicapai perwaktu total yang digunakan, dan dinyatakan dalam satuan

luas per satuan waktu (Ha/Jam), serta merupakan kemampuan rata-rata yang aktual.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai kapasitas kerja

teoritis (Kt) lebih besar daripada kapasitas kerja aktual (Ka), yaitu kapasitas kerja

teoritis (Kt) traktor mini adalah sebesar 0,0631 (Ha/Jam) sedangkan nilai kapasitas

kerja aktual adalah 0,05059 (Ha/Jam). Sedagkan untuk effisiensi kerja lapang (E)

dapat dihitung dengan menggunakan dua cara, yaitu dengan membandingkan

antara kapasitas kerja aktual (Ka) terhadap kapasitas kerja teoritis (Kt), atau dapat

juga dilakukan dengan memperhitungkan besarnya keseluruhan waktu yang

hilang, yang mempengaruhi besarnya harga lebar kerja aktual, kecepatan kerja

aktual, serta besarnya waktu efektif yang terpakai selama bekerja. Dengan

membandingkan antara kapasitas kerja aktual (Ka) terhadap kapasitas kerja

Page 31: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

teoritis (Kt), diperoleh nilai effisiensi kerja lapang (E) untuk traktor mini sebesar

80.18%.

Dengan menggunakan cara yang sedikit berbeda, nilai efisiensi kerja

dapat diperoleh dengan menghitung berbagai macam kerugian yang terjadi di

lapangan, antara lain yaitu kerugian karena terjadinya tumpang tindih hasil

pengolahan, kerugian karena slip roda, kerugian karena belok, dan kerugian

waktu untuk pengaturan, mengatasi kemacetan dan kerusakan kecil. Kerugian

karena tumpang tindih (overlaping) (L1) terjadi karena adanya tumpang tindih

pengolahan tanah antar alur pengolahan. Untuk menghindari tumpang tindih ini

tidak mudah karena alur pengolahan tanah sulit dilakukan secara lurus, kondisi

tanah juga mempengaruhi mudah atau sukarnya pengolahan tanah. Kerugian

karena slip roda (L2) banyak disebabkan karena kondisi lahan, untuk lahan kering

dan lahan berlumpur memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga jenis

roda yang digunakan harus sesuai dengan kondisi lahan yang akan diolah.

Besarnya nilai kerugian karena slip roda dipengaruhi oleh diameter roda, jumlah

putaran antara roda kanan dan kiri pada traktor, dan panjjang jarak tempuh dari

traktor tersebut. Kerugian untuk belok (L3) terjadi saat traktor yang digunakan

melakukan gerakan membelok di ujung lahan (area) yang diolah. Besarnya nilai

kerugian ini akan dipengaruhi oleh masing-masing waktu efektif dan tidak efektif

yang terjadi selama pengolahan tanah. Waktu efektif, merupakan waktu terpakai

selama bekerja, yang besarnya sangat ditentukan oleh besarnya kerugian waktu

yang tidak efektif atau biasanya disebut sebagai waktu hilang selama bekerja.

Waktu yang tidak efektif dapat dihitung ketika traktor belok di ujung lahan (pada

waktu bajak diangkat, hingga ketika bajak diturunkan kembali). Kerugian untuk

pengaturan, mengatasi kemacetan, serta beberapa kerusakan lainnya (L4)

dipengaruhi oleh lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan

pengolahan tanah secara keseluruhan.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa

besarnya kerugian karena terjadinya tumpang tindih (L1) pada taktor mini adalah

sebesar 9.209%, kerugian karena slip roda (L2) sebesar 9.8472%, kerugian karena

belok (L3) sebesar 65.212%, dan kerugian karena pengaturan, mengatasi

Page 32: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

kemacetan, dan kerusakan kecil (L4) adalah sebesar 2,401235%. Dengan begitu

diperoleh nilai effisiensi kerja lapang sebesar 26.51%. Dari analisa dan

perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa kerugian terbesar pada pengolahan

tanah ini terjadi pada saat belok. Terutama pada menit-menit terakhir pengolahan,

karena dengan pola pengolahan tanah yang melingkar, untuk membuat alur yang

baru, traktor harus mundur terlebih dahulu, semakin sempit lahan yang akan

diolah maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama.

Pada perhitungan ini juga didapat tentang besarnya biaya yang harus

dikeluarkan oleh petani seandainya menggunakan alat dan mesin pertaniaan

dengan jenis traktor mini ini. Pada perhitungan dapat di hasilkan bahwa minimal

seorang petani membutuhkan biaya total untuk pengoperasiaan alat dan mein

pertaninaan (traktor mini) sebesar Rp 5.709.580,89 / Ha. Maka untuk

menggunakan suatu alat mesin pertaniaan sebaiknya memperhatikan aspek dan

faktor yang mendukung agar penggunaan alat mesin pertaniaan dapat

mendatangkan keuntungan.

Pada praktikum kali ini kemungkinan besar telah terjadi kesalahan yang

disebabkan oleh praktikan sebab pada saat praktikum praktikan kurang teliti

dalam menggukur lebar kerja, kedalaman bajak, jumlah putaran, waktu belok

dsb. Untuk hal putaran roda praktikan hanya bisa memperkirakan saja, karena

untuk putaran roda ada yang tidak penuh jadi pada saat itu praktikan hanya bisa

untuk memperkirakannnya saja. Dan praktikan sedikit kesulitan dalam

menentukan waktu yang tepat saat meng hitung waktu efektif sebab haus

bersamaan dengan di jatuhkannya bajak ketanah.

Page 33: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penggunaan alat dan mesin pertanian akan berjalan dengan baik apabila

dapat memenuhi persyaratan teknik kerekayasaan dan teknik

operasionalnya.

2. Waktu yang hilang dalam pengolahan tanah bias disebabkan karena

kerugian karena terjadinya tumpang tindih hasil pengolahan, kerugian

karena slip roda, kerugian karena belok, dan kerugian waktu untuk

pengaturan, mengatasi kemacetan dan kerusakan kecil.

3. Hasil perhitungan yang diperoleh pada traktor mini

1) L1 = 9.209%

2) L2 = 9.8472%

3) L3 = 65.212%

4) L4 = 2.401235%

5) E secara teoritis = 2.51%

4. Kapasitas kerja teoritis, kapasitas kerja aktual dan efisiensi kerja lapangan

pada traktor mini adalah 0,0631 (Ha/Jam) , 0,05059 (Ha/Jam) dan 80.18 %

5. Biaya operasional total untuk satu traktor adalah Rp 5.709.580,89 / Ha.

B. Saran

Pada praktikum kali ini menurut praktikan sudah cukup baik. Tetapi

sebaiknya sebelum melakukan praktikan asisten mencari lahan yang akan

dibajak sehingga tidak mencari lagi saat praktikum sudah dimulai. Tapi

untuk keseluruhan praktikum acara kali ini, praktikum berjalan cukup

lancar dan selesai tepat waktu.

Page 34: LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANGAN

LAMPIRAN


Top Related