Download - Latar belakang
Nama Kelompok
Hajizah G1B012006
Wilda Intan Sari G1B012029
Hanifa Kusumadina M. G1B012038
BUDAYA PENGGUNAAN SUNGAI SEBAGAI TEMPAT MELAKUKAN
AKTIVITAS MCK
(STUDY KASUS DI SUNGAI KALI SOGRA RT. 01 RW. 01 DESA
KARANGSOKA KECCAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS)
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan pembangunan kesehatan adalah mencapai kondisi yang sehat dan
merata kepada setiap lapisan masyarakat, untuk itu haruslah tercipta kondisi yang
saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah. Salah satu upaya yang telah
dilakukan unntuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut adalah
kegiata dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri)
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dan meningkatkan
status kesehatan masyarakat.Gerakan perilaku PHBS telah digulirkan oleh
Kementerian Kesehatan sejak tahun 90-an dengan berbagai indikator yang telah
disepakati, guna memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.
Pencapaian indikator PHBS hingga saat ini masih belum memuaskan
semua pihak, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, baik di tingkat pusat,
propinsi, kabupaten hingga tingkat kecamatan dan desa-desa. PHBS sangat sejalan
dengan tujuan gerakan PKK, sebagai gerakan pembangunan yang tumbuh dari,
oleh dan untuk masyarakat yang kegiatannya fokus pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat seperti tertuang dalam 10 Program Pokok PKK. Untuk
bidang kesehatan dilaksanakan oleh Pokja 4 sebagaimana tujuan khusus
tersosialisasinya program PHBS melalui TP PKK dan Dharma Wanita Kabupaten
Tabalong.
Terlaksananya PHBS mencakup: persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang Balita setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat,
pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempatnya,
memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayuran setiap hari, melakukan
aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.
Kegiatan MCK seyogyanya dilakukan di jamban yang mana memenuhi
standar PHBS. Namun, di indonesia sendiri masih banyak perilaku yang
menyimpang dari PHBS. Misalnya melakukan MCK di sungai. Inilah yang masih
dilakukan oleh masyarakat RT01 Rw 01 Desa Karangsoka, Kembaran, Kabupaten
banyumas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kegiatan apa saja yang dilakukan di sungai Kali Sogra, dan mengapa
mereka melakukan kegiatan sehari- hari di sungai?
2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan serta penanggulangannya?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Ingin mengetahui kegiatan yang dilakukan di sungai Kali Sogra serta
alasannya melakukan kegiatan tersebut.
2. Ingin menjelaskan dampak yang ditimbulkan serta cara pennggulanganya.
D. PEMBAHASAN
1. Kegiatan Masyarakat di Sungai Kali Sogra
Sungai adalah wadah dan jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai
muara dengan dibatasi kanan dan kirinya sepanjang pengalirannya oleh sempadan.
Keberadaan sungai memegang peranan yang sangat penting bagi kemaslahatan
hidup orang banyak terutama bagi masyarakat yang hidup disekitarnya. Sejak
zaman dahulu daerah-daerah aliran sungai memegang peranan penting sebagai
pusat peradaban manusia. Beragam aktivitas manusia terjadi di sekitar aliran
sungai guna memenuhi kebutuhannya mulai dari pemanfaatan sumberdaya air,
flora, fauna sampai ke sumberdaya alam yang ada di sekitarnya seperti tambang
batu kali, ikan, paasir sungai dan lain sebagainya.
Bagi masyarakat yang tempat tinggalnya berada di daerah pinggiran sungai,
sungai menjadi hal yang tidak terpisahkan karena mereka menggunakan sungai
untuk kehidupan sehari-hari mereka seperti minum, mandi, mencuci, atau dalam
istilah lain mereka menggunakan sungai untuk MCK. Selain itu, sungai juga
sering menjadi area bermain bagi anak-anak. Seperti yang terjadi di daerah
karang soka RT 01 RW 01. Mereka menggunakan sungai untuk mandi, memberi
makan ternak, mencuci baju, mencuci peralatan masak, bahkan buang air. Hal ini
seperti yang dijelaskan oleh salah satu warga yang bernama Siti dalam wawancara
sebagai berikut saat kami menanyakan tentang kegiatan apa saja yang biasa
dilakukan di sungai tersebut. Dan jawaban yang didapat darinya adalah:
“nggih katah mba, teng kali nggih kangge siram, nyuci ageman, wonten ingkang buang hajat, wonten ingkang nyuci piring, gelas, panci. Pripun malih nggih mba, kula dereng mampu ndamel kamar mandi piyambak, mula kula nggih taksih manfaataken kali menika “. Yang artinya “ya banyak, disana kami mandi, mencuci baju, ada juga yang buang air besar dan ada juga yang mencuci piring, gelas, panci. Gimana lagi ya mba, kami belum mampu membuat kamar mandi sendiri, jadi ya kami masih melakukannya di sungai itu”
Manusia sebagai mahluk hidup selain mendayagunakan unsur-unsur dari
alam, ia juga membuang kembali segala sesuatu yang tidak dipergunakannya lagi
kembali kealam. Tindakan ini akan berakibat buruk bagi manusia apabila jumlah
buangan sudah terlampau banyak sehingga alam tidak dapat lagi membersihkan
keseluruhannya. Dengan demikian, terjadi pengotoran lingkungan dan sumber
daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain yang telah disebutkan di atas, di sungai tersebut juga ada kegiatan
penambangan pasir pada siang hari yaitu sekitar pukul sepuluh pagi.
Penambangan sungai tersebut membuat sungai Kali Sogra menjadi keruh.
Kegiatan di sekitar sungai Kali Sogra biasa berlangsung pada pagi dan
sore hari. Banyak sekali warga yang memanfaatkan sungai tersebut untuk
berbagai kegiatan. Hal ini sudah berlagsung sejak dulu bahkan sejak orang tua
mereka sebelumnya.
Selain Mba Siti, kita juga mendapat informasi dari narasumber dua orang
pemuda yang sedang mencuci baju di sungai, yang bernama Mas Yuli dan Mas
Mino. Mereka sudah terbiasa mencuci baju di sungai tersebut. Bahkan untuk
mandi pun mereka lakukan di sungai itu. Mereka melakukan hal ini karena sudah
merasakan nyaman melakukan MCK di sungai. Meskipun mereka sudah mulai
merasakan gatal –gatal, tetapi mengurungkan niat mereka untuk tetap MCK di
sungai. Keterangan ini di dapat saat wawancara yang dilakukan, saat kami
bertanya perihal permasalahan yang dialami selama memanfaatkan air sungai
untuk MCK.
“menawi diare sih mboten nateh mba, paling namung gatel-gatel mba, gatele sampe gatel banget, ngantos menawi tilem niku tangi saking gatele. Tapi pripun malih mba, mpun biasa teng mriki, mpun nyaman mba ”, yang artinya “kalo diare sih nggak pernah, paling Cuma gatel-gatel mba, gatelnya gatel banget sampai kalo lagi tidur tuh suka kebangun gara-gara gatel itu, tapi gimana lagi mba, udah biasa disini, udah nyaman”.
Selain itu juga, ada beberapa sarana dan prasarana yang bersumber dari
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM). Sarana prasarana
tersebut antara lain tangga sebagai akses jalan ke sungai, kamar mandi serta belik
yang merupakan sumber air untuk masak dan minum yang berasal dari air resapan
akar tumbuhan, seperti yang diungkapkan Mba Siti dalam wawancara sebagai
berikut:
“niki undak-undakan dibangun angsal dana saking PNPM mba, niku wonten kamar mandi terus wonten belik nggih dananipun saking PNPM”, artinya “ini tangga dibangun dapat dana dari PNPM, itu ada kamar mandi terus juga belik ya dananya dari PNPM”.
Meskipun sudah dibangun kamar mandi tertutup yang terletak di tepian sungai,
namun nampaknya kamar mandi ini kurang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang melakukan MCK di sungai.
Kondisi kamar mandi juga terlihat kotor serta kurang terawat.
Berdasarkan wawancara yang telah disebutkan di atas, alasan masyarakat masih
menggunakan sungai untuk kegiatan sehari- hari adalah karena mereka tidak
memiliki biaya yang cukup untuk membuat kamar mandi sendiri. Selain itu juga
dikarenakan kebiasaan yang sudah turun- menurun dan mereka merasa nyaman
melakukan hal tersebut. Alasan lain yaitu karena kesadaran masyarakat akan
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mereka lakukan di sungai sangat
kurang.
Berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat di sungai seperti MCK dan
mencuci baju dapat mencemari ekosistem sungai.Dengan adanya limbah rumah
tangga seperrti air sabun bekas mandi dan mencuci yang mengandung zat – zat
kimia yang terlarut dalam air dapat mengubah pH air yang semula netral menjadi
basa. Sehingga berpengaruh pada kondisi ikan yang terdaapat pada sungai
tersebut. Pada tubuh ikan terkandung zat –zat kimia, yang apabila dikonsumsi
manusia secara berkala zat – zat kimia tersebut akan tertimbun dalam tubuh dan
menimbulkan penyakit. Sungai yang awalnya menjadi tempat kehidupan akan
berubah menjadi sarang penularan penyakit bahkan menyebabkan kematian, hal
itu terjadi karena pencemaran sungai.
Selain itu sungai tercemar yang oleh masyarakat digunakan untuk mandi juga
dapat menimbulkan penyakit pada kulit, hal tersebut seperti diungkapkan salah
satu warga dalam wawancara yang telah disebutkan diatas, yaitu mereka merasa
gatal-gatal setelah mandi di sungai.
Dampak lain yang ditimbulkan akibat pencemaran sungai adalah:
1. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri
air sebagai media untuk hidup vector penyakit
2. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan,
maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau
yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika
lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika.
Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin.
Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa
yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
Untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan akibat berbagai kegiatan yang
masyarakat lakukan di sungai terutama pencemaran sungai.
3. Penanggulangan
E. PENUTUP
E.1. KESIMPULAN
E.2. SARAN
Foto pengamatan
Jamban Umum