Download - LAPRES GLUKOSA

Transcript
Page 1: LAPRES GLUKOSA

I. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa dalam Darah

II. Tanggal Percobaan : Senin, 19 Oktober 2015

III. Tujuan Percobaan : Menentukan kadar glukosa dalam darah

IV. Dasar Teori :

Gula darah merupakan istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa yang ada

di dalam darah. Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami

glukogenesis. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa pada saat

karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Pasokan glukosa

yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energy, khususnya bagi sistem saraf

dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan di dalam jaringan adipose sebagai sumber

gliseralida-gliserol dan glukosa juga mempunyai peran dalam mempertahankan kadar

intermediet pada siklus asam sitrat di seluruh jaringan tubuh. Glukosa juga merupakan

satu-satunya bahan bakar yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan

anaerob (Murray 2006).

Gambar 1. Struktur Glukosa

Kadar glukosa darah yang diketahui dapat membantu memprediksi

metabolismeme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang

tersedia. Jika kandungan glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut

akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi.

Namun jika kandungan glukosa tersebut dibawah batas minimum,maka asam piruvat

yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa mengalami proses enzimatik secara

anabolisme melalui glukoneogenesis untuk mensintesis glukosa dan  memenuhi kadar

normal glukosa dalam darah ( salam serum atau plasma darah ) yaitu 65-110 mg/dL

(3,6-6,1 mmol/L) (Murray 2006).

Deprote inas i  Serum Darah

Deproteinasi serum darah dilakukan untuk menghilangkan protein dalam

serum darah agar tidak mengganggu uji-uji yang akan dilakukan selanjutnya. Protein

adalah senyawa yang akan mengalami denaturasi dalam keadaan asam dan

 | 

Page 2: LAPRES GLUKOSA

menggumpal bila dipanaskan, karena itulah dilakukan pemanasan dan penambahan

asam asetat pada larutan serum darah dan air kemudian terjadi endapan. Endapan

yang terjadi kemudian disaring dan hasil saringan (filtrat) diambil untuk digunakan

pada uji selanjutnya. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu

500C atau lebih. Koagulasi ini akan terjadi apabila larutan protein telah mencapai titik

isoelektriknya. Protein terdenaturasi pada titik isoelektriknya masih dapat larut pada

pH diluar titik isoelektrik tersebut. Titik isoelektrik dalam darah ialah 4,88.

Metode Penentuan Kadar Glukosa Darah

Metode Nelson Somogyi

Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi

dengan menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat. Prinsip kerja Nelson

Somogyi yaitu tereduksinya jumlah endapan kuprooksida yang bereaksi dengan

arsenomolibdat yang tereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru diukur

absorbansinya. Reagen nelson somogyi berfungsi sebagai oksidator antara

kuprooksida yang bereaksi dengan gula reduksi membentuk endapan merah bata.

Dalam hal ini, pereaksi Somogyi merupakan pereaksi tembaga alkali yang

mengandung Na2PO4 anhidrat dengan garam K-Na-tartrat (garam Rochelle),

sedangkan pereaksi Nelson mengandung amonium molibdat

H2SO4.NaHAsO4.7H2O. Dengan membandingkannya terhadap larutan standar,konsent

rasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk dapat

menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya. Reaksi

yang terjadi :

Cu2O + arsenomolibdat (Mo6+)+ 4H+ →2 Cu2++ arsenomolibdat (Mo5+) biru + H2O

 | 

Page 3: LAPRES GLUKOSA

Pada penambahan reagen Cu Alkalis, ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh gula

menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida). Dengan

menambahkan reagen arsenomolibdat, kuprooksida melarut lagi dan warna larutan

akan berubah menjadi biru jernih. Penambahan larutan Ba(OH)2 sebelumnya juga

membantu terjadinya reduksi ion Cu2+ karena reaksi terjadi dalam suasana basa.

Intensitas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat

(Girindra 1999).

Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam

penentuan kadar glukosa dalam darah. Spektrofotometri merupakan metode analisis

yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi

terhadap gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang

berlainan sedangkan campuran cahaya yang berbeda panjang gelombangnya ini akan

menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760

mm. Spektrofotometri terjadi karena adanya perpindahan elektron dari tingkat energi

yang rendah ketingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikutioleh

perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. 

Besar penyerapan cahaya (absorbansi) dari suatu kumpulan atom/molekul

dinyatakan oleh Hukum Beer-Lambert. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi

berkas cahaya datang yang diserap oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada

intensitas berkas cahaya yang datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika

di dalam bahan/medium tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang

dapat dipicu atau diimbas oleh berkas cahaya datang tersebut. Perubahan warna yang

terjadi diamati dan intensitas warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang

gelombang 660 nm (Lehninger 1982)

Dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer konsentrasi glukosa dalam darah

dapat ditentukan . hukum Lambert-Beer menyatakan :

A= k × C × l

Dimana :

A = absorbansi (serapan cahaya)

k = koefisien ekstingsi molar larutan

l = tebal kuvet

 | 

Page 4: LAPRES GLUKOSA

C = konsentrasi sampel

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, serapan cahaya berbanding lurus dengan

konsentrasinya.

Pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert

Beer. Faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah.

Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang

beinteraksi dengan sinar. Jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan

diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi

dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk

melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah. Bentuk wadah yang semakin

panjang akan mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih banyak diserap

karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul (Murray 2006).

Metode Lain

Metode lainnya yaitu metode kondensasi dan metode enzimatik. Glukosa (dan

aldosa lain) dapat berkondensasi dengan macam-macam senyawa aromatik dalam

suasana asam panas membentuk produk-produk yang berwarna. Hidroksimetilfurfural

terbentuk dari glukosa dalam larutan asam kuat panas. Gugus aldehida dari produk ini

berkondensasi dengan suatu fenol untuk menghasilkan senyawa hijau yang dapat

diukur secara spektrofotometrik. Kadar glukosa darah diukur dengan metode

enzimatik (glukosa oksidase) menggunakan alat glukometer.

Prinsip kerja penggunaan alat tersebut yaitu oksigen dengan bantuan enzim

glukosa oksidase mengkatalis proses oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan

hidrogen peroksida. Enzim peroksidase dalam reaksi kedua mengkatalisis reaksi

oksidasi kromogen (akseptor oksigen yang tidak berwarna), kemudian oleh hidrogen

peroksidase membentuk suatu produk kromogen teroksidasi berwarna biru yang

diukur dengan glukometer. Tes strip pada glukometer mengandung bahan kimia

glukosa oksidase kurang lebih 0,8 IU, garam naftalena, asam sulfat 42 µg, dan 3-

metil-2-benzothiazolin hidrazon.

 | 

Page 5: LAPRES GLUKOSA

V. Alat dan Bahan :

Alat – alat :

1. Sentrifuge

2. Spektrofotometer UV-Vis

3. Tabung Reksi 10 buah

4. Kompor listrik 1 buah

5. Gelas Ukur 10mL 1 buah

6. Labu ukur 25mL 1 buah

7. Pipet tetes 10 buah

8. Gelas Kimia 400mL 2 buah

Bahan – bahan :

1. Larutan Cu Alkalis

2. Larutan Ba(OH)2 0,3 N

3. Larutan ZnSO4.7H2O 5%

4. Larutan standart glukosa 1 mg/L

5. Pereaksi Arsenomolibdat

6. Aquades

7. Sampel darah

VI. Cara Kerja :

1. Deproteinasi filtrat darah

 | 

Page 6: LAPRES GLUKOSA

2. Penentuan kadar glukosa darah

3. Penentuan kurva standar

Hasil pengamatan

Filtrat

1,9 mL aquades

- dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge- ditambahkan 3 tetes darah- dicampur- ditambahkan 1,5 mL Ba(OH)2 0,3N- diaduk hingga merata- ditambahkan 1,5 mL ZnSO4.7H2O 5%- dicampurkan dengan baik- didiamkan selama 5 menit- disentrifuge selama 30 menit- didekantasi

- diuji biuret

 | 

Absorbansi

1 mL darah bebas protein

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL reagen Cu alkalis- dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit- didinginkan dalam air dingin selama 10 menit- diaduk hingga merata- ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat- diaduk sampai merata- diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis (λ=660 nm)

Page 7: LAPRES GLUKOSA

4. Larutan blanko

Absorbansi

1 mL glukosa 0,2 mg/mL

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL reagen Cu alkalis- dimasukkan ke dalam air mendidih- didinginkan dalam air dingin- diaduk hingga merata- ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat- diaduk sampai merata- diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis (λ=660 nm)

Absorbansi

1 mL aquades

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL reagen Cu alkalis- dimasukkan ke dalam air mendidih- didinginkan dalam air dingin- diaduk hingga merata- ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat- diaduk sampai merata- diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis (λ=660 nm)

 | 

1 mL glukosa 0,4 mg/mL

1 mL glukosa 0,6 mg/mL

1 mL glukosa 0,8 mg/mL

Page 8: LAPRES GLUKOSA

VII. Hasil Pengamatan

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

1 Deproteinasi filtrat darah- Aquades: tak

berwarna- Sampel

darah : berwarna merah

- Ba(OH)2 : tak berwarna

- ZnSO4.H2O 5% : tak berwarna

- Sampel 1 : Qod

- Sampel 2 : Azah

- Aquades + sampel 1 : larutan berwarna merah

- Aquades + sampel 2 : larutan berwarna merah

- Sampel 1 dan 2 + Ba(OH)2 : Larutan berwarna merah, terdapat endapan merah

- Sampel 1 dan 2 + ZnSO4.H2O 5%: larutan menjadi 2 fasa. Lapisan atas : berwarna

- Filtrat yang diperoleh adalah filtrat darah bebas protein

- Fungsi dari aquades mengencerkan darah sehingga albumin yang merupakan protein dalam darah dapat larut

- Fungsi dari Ba(OH)2 mengendapkan albumin

- Fungsi ZnSO4.H2O 5% untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Ba(OH)2

Filtrat darah bebas protein

- diuji biuret

- dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge- ditambahkan 3 tetes darah- dicampur- ditambahkan 1,5 mL Ba(OH)2 0,3N- diaduk hingga merata- ditambahkan 1,5 mL ZnSO4.7H2O 5%- dicampurkan dengan baik- didiamkan selama 5 menit- disentrifuge selama 30 menit- didekantasi

1,9 mL aquades

Filtrat

Berwarna biru

 | 

Page 9: LAPRES GLUKOSA

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

merah. Bawah : tak berwarna

- Sampel 1 dan 2 di sentrifuge : tak berwarna, terdapat gumpalan darah di bawah tabung

- Sampel 1 diuji biuret : larutan berwarna biru

- Sampel 2 diuji biuret : larutan berwarna biru

 | 

Page 10: LAPRES GLUKOSA

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

2. Penentuan kadar glukosa darah - Filtrat darah bebas protein : larutan tak berwarna

- Pereaksi Cu alkalis : larutan berwarna biru

- Pereaksi arsenomolibdat : larutan tak berwarna

- Filtrat I + Cu alkalis : larutan berwarna biru kehijauan

- Filtrat 2 + Cu alkalis : berwarna biru

- Filtrat I dipanaskan : larutan tak berwarna, endapan biru kehijauan

- Filtrat 2 dipanaskan : larutan tak berwarna, endapan berwarna biru

- Filtrat I dan 2 di dinginkan: larutan berwarna biru,

Cu2O + arsenomolibdat (Mo6+)+ 4H+ → 2 Cu2++ arsenomolibdat (Mo5+) biru + H2O

Kadar glukosa pada sampel darah :I : 85, 24 mg/100mLII : 75,73 mg/100mL

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL reagen Cu alkalis- dimasukkan ke dalam air mendidih- didinginkan dalam air dingin- diaduk hingga merata- ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat- diaduk sampai merata- diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis (λ=660 nm)

1 mL darah bebas protein

Absorbansi

 | 

Page 11: LAPRES GLUKOSA

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

endapan biru

- Filtrat I dan 2 + arseno molibdat, setelah itu dikocok: larutan berwarna biru

- Diukur absorbansi :

- Absorbansi sampel I : 0,3

- Absorbansi sampel 2 : 0,223

3. Penentuan kurva standar - Larutan glukosa : tak berwarna

- Pereaksi Cu alkalis : larutan berwarna biru

- Pereaksi arsenomolibdat : larutan tak

- Larutan glukosa konsentrasi 0,2 0,4 0,6 0,8 + Cu alkalis : berwarna biru

- Dipanaskan- Larutan

glukosa 0,2mg/ml:

Semakin besar konsentrasi maka nilai absorbansi juga semakin besar.Persamaan kurva standar yang diperoleh :Y = 0,8095x – 0,39R2 = 0,9781

 | 

Page 12: LAPRES GLUKOSA

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudahberwarna

- Aquades : tak berwarna

berwarna coklat

- Larutan glukosa 0,4 mg/ml: larutan jingga, endapan jingga (+)

- Larutan glukosa 0,6 mg/ml : larutan jingga, endapan jingga (++)

- Larutan glukosa 0,8mg/ml: larutan jingga, endapan jingga (+++)

- Di dinginkan :

Larutan glukosa 0,2 mg/ml : berwarna coklatLarutan glukosa

Cu2O + arsenomolibdat (Mo6+)+ 4H+ → 2 Cu2++ arsenomolibdat (Mo5+) biru + H2O

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL reagen Cu alkalis- dimasukkan ke dalam air mendidih- didinginkan dalam air dingin- diaduk hingga merata- ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat- diaduk sampai merata- diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis (λ=660 nm)

1 mL glukosa berbagai konsentrasi

Absorbansi

 | 

Page 13: LAPRES GLUKOSA

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

0,4 mg/ml : berwarna jingga (+)Larutan glukosa 0,6 mg/ml : berwarna jingga (++)Larutan glukosa 0,8 mg/ml : berwarna jingga (+++)- + pereaksi

Arsenomolibdat :

Glukosa 0,2 mg/ml : berwarna biruGlukosa 0,4 mg/ml : berwarna biru (+)Glukosa 0,6 mg/ml : berwarna biru (++)Glukosa 0,8 mg/ml : berwarna biru (+++)- Diukur

 | 

Page 14: LAPRES GLUKOSA

No. Perc.

Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

absorbansi (λ=660nm):

Glukosa 0,2 mg/ml : 0,534 nmGlukosa 0,4 mg/ml : 0,72 nmGlukosa 0,6 mg/ml : 0,917 nmGlukosa 0,8 mg/ml M : 1,008 nm

4. Larutan blanko - Aquades : tak berwarna

- Pereaksi Cu alkalis : berwarna biru

- Pereaksi arsenomolibdat : larutan tak berwarna

- Aquades + Cu alkalis : berwarna biru

- Dipanaskan : berwarna biru (-)

- Didinginkan : berwarna biru (-)

- + arsenomolibdat: tak berwarna

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL reagen Cu alkalis- dimasukkan ke dalam air mendidih- didinginkan dalam air dingin- diaduk hingga merata- ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat- diaduk sampai merata- diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis (λ=660 nm)

1 mL aquades

Absorbansi

 | 

Page 15: LAPRES GLUKOSA

VIII. Analisis dan Pembahasan

1. Deproteinasi Filtrat Darah

Pada percobaan ini bertujuan untuk memperoleh sampel filtrate darah yang

bebas protein. Pertama yang harus dilakukan adalah dimasukkan 3 tetes darah ke

dalam tabung sentrifuge yang telah berisi 1,9 mL aquades. Terdapat 2 sampel

darah yang diambil dari anggota kelompok kami. Penambahan aquades bertujuan

untuk mengencerkan darah yang digunakan sehingga albumin dalam darah akan

larut. Albumin adalah protein yang larut dalam air serta dapat terkoagulasi dalam

darah dan terdapat dalam serum darah. Kemudian ditambahkan 1,5 mL Ba(OH)2

0,3 N tak berwarna, larutan darah berwarna merah. Fungsi penambahan Ba(OH)2

adalah sebagai pemberi suasana basa dan juga untuk mengendapkan albumin

yang terlarut dalam air. Lalu ditambahkan 1,5 mL ZnSO4.7H2O 5% tak

berwarna, larutan darah mulai mengendap ke bagian atas. Setelah itu larutan di

diamkan selama 5 menit, dimana tujuannya agar terjadi endapan albumin secara

sempurna. Penambahan ZnSO4.7H2O 5% ini berfungsi sebagai katalisator untuk

mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Ba(OH)2 dan juga untuk

mengendapkan serta mendenaturasi protein secara sempurna.

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah sentrifugasi selama 10 menit

dengan kecepatan 3000. Sentrifugasi dilakukan berdasarkan berat jenis protein

yang lebih besar dari glukosa agar terjadi endapan albumin secara sempurna,

sehingga endapan tersebut dapat dipisahkan dengan cara dekantasi. Hasil

sentrifuge berupa larutan tak berwarna dan endapan merah. Bagian yang tak

berwarna merupakan filtrate darah bebas protein sedangkan bagian yang

mengendap merupakan albumin darah. Kemudian dilakukan dekantasi pada

filtrate tersebut yang merupakan filtrate darah bebas protein. Proses pengendapan

tersebut dilakukan untuk memisahkan protein dari glukosa karena akan

mengganggu pengukuran. Lalu dilakukan uji biuret untuk memastikan bahwa

filtrat darah telah bebas protein. Ditambahkan 1 tetes biuret pada kedua sampel

filtrat darah, dan ternyata larutan berwarna biru yang menandakan bahwa filtrat

tersebut telah benar – benar bebas protein.

2. Penentuan Kadar Glukosa Darah

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar glukosa darah pada

sampel filtrat bebas protein dari percobaan pertama. 1 mL filtrat bebas protein

 | 

Page 16: LAPRES GLUKOSA

hasil sentrifuge tak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya

ditambahkan 1 mL larutan Cu alkalis berwarna biru dan menghasilkan larutan

berwarna biru. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam air yang mendidih

selama 20 menit dan terdapat endapan berwarna biru kehijauan. Pemanasan ini

bertujuan untuk mempercepat laju reaksi oleh Cu alkalis. Lalu larutan

dimasukkan kedalam air dingin selama 10 menit untuk menstabilkan larutan

sebelum direaksikan dengan reagen arsenomolibdat sehingga menghasilkan

warna biru. Kemudian ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat menghasilkan

larutan berwarna biru (+). Fungsi dari penambahan pereaksi Cu alkalis dan

arsenomolibdat yaitu dimana glukosa darah akan mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+

dalam suasana basa. Pada suasana basa, bentuk enadiol pada glukosa menjadi

dominan dan mereduksi ion kupri (Cu2+). Cu+ akan membentuk endapan jingga

merah Cu2O. Cu+ akan bereaksi oksidasi dengan arseno molibdat menghasilkan

warna biru. Hal tersebut sesuai reaksi yang terjadi :

Cu2O + arsenomolibdat (Mo6+)+ 4H+ →2 Cu2++ arsenomolibdat (Mo5+) biru + H2O

Warna biru tersebut yang nantinya diukur absorbansinya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar glukosa darah karena

berdasarkan hukum Lambert -Beer serapan cahaya berbanding lurus dengan

konsentrasi. Spektrofotometer UV-Vis adalah suatu instrumen untuk mengukur

absorbs cahaya dengan energy (panjang gelombang) tertentu oleh suatu

atom/molekul. Dalam percobaan ini, pengukuran absorbansi dilakukan pada

panjang gelombang 660nm, karena warna biru memiliki rentang panjang

gelombang pada 610-750 nm. Hasil pengukuran menunjukkan absorbansi sampel

 | 

Page 17: LAPRES GLUKOSA

1 sebesar 0,3 dan sampel 2 sebesar 0,223. Sehingga didapatkan kadar glukosa

darah sampel 1 sebesar 85,24 mg/100mL dan sampel 2 sebesar 75,73mg/100mL

(perhitungan terlampir). Sehingga kadar glukosa darah kedua praktikan termasuk

kategori normal. Sesuai literatur, kadar normal glukosa dalam darah (serum atau

plasma darah ) yaitu 65-110 mg/dL (3,6-6,1 mmol/L) (Murray 2006).

3. Pembuatan Kurva Standar

Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva standar yang akan

diperoleh persamaan regresi untuk digunakan sebagai penentuan kadar glukosa

darah pada percobaan kedua. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah

membuat larutan standart. Larutan standart dibuat dengan cara mengencerkan

larutan glukosa yang memiliki konsentrasi 20mg/ml menjadi 0,2mg/ml,

0,4mg/ml, 0,6mg/ml dan 0,8mg/ml dengan menggunakan rumus pengenceran

sebagai berikut : M1xV1 = M2 x V2

Tahap selanjutnya diambil 1 mL tiap larutan standart yang dibuat dan

dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan Cu

alkalis pada masing – masing tabung reaksi dan dihasilkan larutan yang berwarna

biru. Penambahan Cu alkalis mengakibatkan ion Cu2+ akan direduksi oleh glukosa

menjadi Cu+ dalam suasana basa. Kemudian semua tabung reaksi tersebut

dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit dihasilkan larutan dan endapan

berwarna jingga kemerahan. Endapan tersebut merupakan Cu+ yang mengendap

sebagai Cu2O. Seperti percobaan sebelumnya pemanasan ini bertujuan untuk

mempercepat laju reaksi Cu alkalis. Kemudian di dinginkan dalam air dingin

selama 10 menit untuk menstabilkan larutan sebelum direaksikan dengan reagen

arsenomolibdat. Lalu ditambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat menghasilkan

larutan berwarna biru. Penambahan reagen arsenomolibdat bertujuan agar Cu2O

melarut lagi. Reaksi yang terjadi :

 | 

Page 18: LAPRES GLUKOSA

Cu2O + arsenomolibdat (Mo6+)+ 4H+ →2 Cu2++ arsenomolibdat (Mo5+) biru + H2O

Warna biru semakin pekat seiring dengan bertambahnya konsentrasi

glukosa. Lalu larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm.

Adapun absorbansi yang didapat adalah sebagai berikut :

Konsentrasi mg/ml Absorbans

i

Warna

0,2 0.534 Biru

0,4 0.72 Biru (+)

0,6 0.917 Biru (++)

0,8 1.008 Biru (+++)

Berdasarkan absorbansi yang didapat pada masing – masing larutan

standart, dapat diperoleh kurva kalibrasi sebagai berikut :

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.90

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

f(x) = 0.8095 x + 0.39R² = 0.978054272894337

Kurva Larutan Standart Glukosa

Kurva Larutan StandarLinear (Kurva Larutan Standar)

Konsentrasi

Abso

rban

si

Dari kurva standar diatas diperoleh persamaan regresi yaitu :

y = 0.8095x - 0.39

R2 = 0,9781

Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat dihitung kadar glukosa dalam darah.

4. Larutan Blanko

Pembuatan larutan blanko adalah untuk mengetahui titik nol dari suatu

larutan standart. Sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan terhadap

sampel yang akan diuji. Larutan blanko berpusat pada aquades yang

 | 

Page 19: LAPRES GLUKOSA

menggantikan sampel. Pertama yang dilakukan, 1 mL aquades dimasukkan dalam

tabung reaksi, ditambahkan 1 mL larutan Cu alkalis dan dihasilkan larutan

berwarna biru. Kemudian tabung reaksi dipanaskan dalam air mendidih selama

20 menit untuk mempercepat laju reaksi dari Cu alkalis. Lalu tabung reaksi di

dinginkan dalam air dingin selama 10 menit. Penambahan Cu alkalis pada larutan

blanko tidak menimbulkan endapan setelah dipanaskan. Hal ini disebabkan dalam

aquades tidak terdapat glukosa sehingga tidak ada reduksi ion Cu2+ menjadi Cu+

dan tidak terbentuk endapan Cu2O jingga kemerahan. Kemudian ditambahkan 1

mL pereaksi arsenomolibdat menghasilkan larutan tak berwarna.

IX. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa

darah pada sampel 1 sebesar 85,24 mg/100mL dan sampel 2 sebesar 75,73 mg/100mL

yang ditentukan dengan pereaksi Cu alkalis dan arsenomolibdat serta menggunakan

spektrofotometer UV-Vis untuk mengukur absorbansi dari warna biru yang dihasilkan

pada sampel.

X. Daftar Pustaka

Girindra, A. 1999. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.

Lehninger, A. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Murray RK, DK Granner, VW Rodwell. 2006. Harper’s Illustrated Biochemistry.

Amerika: The Mc Graw-Hill Companies, Inc. Ed. ke-27.

Poedjiadji, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Tim Dosen. 2015. Panduan Praktikum Biokimia I. Surabaya : Unesa Press.

 | 

Page 20: LAPRES GLUKOSA

XI. Jawaban Pertanyaan

1. Tentukan kadar glukosa dalam mg glukosa/100 mL darah!

Jawab :

Absorbansi sampel 1 = 0,3

y = 0.8095x - 0.39

0,3 = 0.8095x - 0.39

0,3 + 0.39 = 0.8095x

x= 0.690.8095

x = 0,8524 mg/mL

x = 85,24 mg/100mL

Absorbansi sampel 2 = 0,223

y = 0.8095x - 0.39

0,223 = 0.8095x - 0.39

0,223 + 0.39 = 0.8095x

x= 0.6130.8095

x = 0,7573 mg/mL

x = 75,73 mg/100mL

2. Apa fungsi proses pendidihan pada percobaan diatas?

Jawab :

Fungsi proses pendidihan yaitu untuk mempercepat laju reaksi dengan adanya Cu-

Katalis.

3. Jelaskan peranan hormon insulin dalam proses pengaturan kadar glukosa!

Jawab :

Hormon insulin berfungsi untuk merangsang pengubahan glukosa ke glikogen untuk

disimpan dalam hati dan merangsang oksidasi glukosa untuk tujuan respirasi dalam

 | 

Page 21: LAPRES GLUKOSA

sel. Sehingga apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah normal, sel

alfa pada kelenjar Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon glukagon,

kadar glukosa dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut sehingga kadar

glukosa dalam darah berada pada jumlah normal.

 | 

Page 22: LAPRES GLUKOSA

LAMPIRAN DOKUMENTASI

No

.

Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan

1. Deproteinasi Filtrat Darah Diambil 1,9 mL aquades

dan dimasukkan ke dalam

tabung sentrifuge.

Aquades : larutan tak

berwarna

Dimasukkan 3 tetes darah

ke dalam tabung sentrifuge.

Terdapat 2 sampel darah

yang diambil.

Larutan darah

berwarna merah

Ditambahkan 1,5 mL

Ba(OH)2.

Larutan berwarna

merah (+)

 | 

Page 23: LAPRES GLUKOSA

No

.

Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan

Diambil 1,5 mL

ZnSO4.7H2O dan

dimasukkan ke dalam

tabung sentrifuge.

Larutan mengendap

berwarna merah

Larutan darah tersebut di

sentrifuge selama 10 menit

dengan kecepatan 3000.

Terdapat endapan

merah dan filtrat tak

berwarna

Dilakukan uji biuret pada 1

mL filtrat darah yang telah

diambil dengan cara

dekantasi.

Larutan berwarna

biru (-)

Hal tersebut

menandakan bahwa

filtrate darah bebas

protein

2. Penentuan Glukosa Darah 1 mL filtrat darah bebas

protein dimasukkan dalam

tabung reaksi dan

ditambahkan dengan 1 mL

larutan Cu alkalis.

Larutan berwarna

biru

 | 

Page 24: LAPRES GLUKOSA

No

.

Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan

Dimasukkan ke dalam air

yang mendidih selama 20

menit lalu di dinginkan ke

dalam air dingin selama 10

menit.

Larutan berwarna

biru

Ditambahkan 1 mL pereaksi

arsenomolibdat pada masing

– masing sampel dan

dikocok.

Larutan berwarna

biru jernih.

Kedua larutan tersebut

diukur absorbansinya

menggunakan alat spetronik

20 pada panjang gelombang

660 nm.

Hasil absorbansi :

Sampel 1(qod) : 0,3

Sampel 2(azah):

0,223

3. Pembuatan kurva standar Dilakukan pengenceran

larutan glukosa dengan

berbagai konsentrasi yaitu

0,2mg/mL, 0,4 mg/mL, 0,6

Larutan tak

berwarna

 | 

Page 25: LAPRES GLUKOSA

No

.

Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan

mg/mL, dan 0,8 mg/mL

Larutan glukosa yang telah

diencerkan masing – masing

ditambahkan 1mL pereaksi

Cu alkalis dalam tabung

reaksi.

Larutan berwarna

biru muda

Semua larutan glukosa

tersebut dipanaskan dalam

air mendidih selama 20

menit dan di dinginkan

selama 10 menit.

Larutan berwarna

jingga, dan terdapat

endapan berwarna

jingga kemerahan

 | 

Page 26: LAPRES GLUKOSA

No

.

Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan

Setelah ditambahkan 1 mL

pereaksi arsenomolibdat

Larutan berwarna

biru (++)

Diukur absorbansinya

menggunakan alat spetronik

20 pada panjang gelombang

660 nm.

Glukosa 0,2 mg/ml : 0,534 Glukosa 0,4 mg/ml : 0,72 Glukosa 0,6 mg/ml : 0,917Glukosa 0,8 mg/ml M : 1,008

4. Larutan blanko Dimasukkan 1 mL aquades

dalam tabung reaksi

Larutan tak

berwarna

Ditambahkan 1 mL pereaksi

Cu alkalis.

Larutan berwarna

biru

 | 

Page 27: LAPRES GLUKOSA

No

.

Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan

Larutan dipanaskan dalam

air mendidih selama 20

menit dan didinginkan

selama 10 menit.

Larutan berwarna

biru

Ditambahkan 1 mL pereaksi

arenomolibdat.

Larutan tak

berwarna

 | 

Page 28: LAPRES GLUKOSA

LAMPIRAN PERHITUNGAN

a. Penentuan Kadar Glukosa Darah

Persamaan garis yang dipeorleh dari kurva standar adalah y = 0.8095x - 0.39 dengan

besar absorbansi larutan darah yaitu 0,3 dan 0,223.

Absorbansi sampel 1 = 0,3

y = 0.8095x - 0.39

0,3 = 0.8095x - 0.39

0,3 + 0.39 = 0.8095x

x= 0.690.8095

x = 0,8524 mg/mL

x = 85,24 mg/100mL

Absorbansi sampel 2 = 0,223

y = 0.8095x - 0.39

0,223 = 0.8095x - 0.39

0,223 + 0.39 = 0.8095x

x= 0.6130.8095

x = 0,7573 mg/mL

x = 75,73 mg/100mL

b. Kurva standart larutan glukosa

Berikut data absorbansi larutan standar glukosa darah :

Konsentrasi

mg/ml

Absorbansi

0,2 0.534

0,4 0.72

0,6 0.917

0,8 1.008

 | 

Page 29: LAPRES GLUKOSA

Sehingga didapatkan persamaan garis dari kurva larutan standar glukosa darah, yaitu

sebagai berikut :

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.90

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

f(x) = 0.8095 x + 0.39R² = 0.978054272894337

Kurva Larutan Standar Glukosa

Kurva Larutan StandarLinear (Kurva Larutan Standar)

Konsentrasi

Abso

rban

si

 | 


Top Related