LAPORAN TUGAS AKHIR
PROSEDUR PENJUALAN CPO (CRUDE PALM OIL) PADA PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA VI (PERSERO) JAMBI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
MUHAMMAD BACHTIAR
C0C018021
PRODI AKUNTANSI
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Dengan ini, Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir, Ketua Program
Studi dan Instruktur Lapangan, Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja
Lapangan yang telah disusun oleh :
Nama : Muhammad Bachtiar
NIM : C0C018021
Program Studi : Akuntansi
JudulLaporan : PROSEDUR PENJUALAN CPO (CRUDE PALM OIL)
PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI
(PERSERO) JAMBI
Telah disetujui dan di sahkan sesuai prosedur, ketentuan dan kelaziman
yang berlaku, dalam ujian komprehensif dan laporan praktek kerja lapangan pada
tanggal yang tertera di bawah ini :
Disetujui Oleh :
Jambi, 21 Juni 2021
Dosen Pembimbing Akhir Instruktur Lapangan
Yuliusman, S.E., M.Si., Ak.,CA Alen Abdi Nugraha, S.Kom
NIP. 1971070219990310005 NIP. 609580
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. RATIH KUSUMAWATI, S.E.,M.M.,M.Si.,Ak.,CA
NIP.197904222008122001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji
Laporan Magang dan Ujian Komprehensif Program Studi Akuntansi Program
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 22 Juni 2021
Jam : 17:00 s/d Selesai
Tempat : Ruang Ujian Komprensif D3
TIM PENGUJI
JABATAN NAMA TANDA
TANGAN
1. Ketua Penguji
2. Sekretaris
3. Anggota 1
4. Anggota 2
(DPA)
Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M.
M.Si., AK., CA
Fredy Olimsar, S.E., M.Si
Drs. Iskandar Sam, S.E Ak, M.Si., CA
Yuliusman, S.E., M.Si. Ak.
DISAHKAN OLEH
_____________
_____________
_____________
_____________
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Enggar Diah Puspa Arum S.E.,
M.Si., Ak., CA
NIP 197610032000122001
Ketua Program Diploma III
Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M.
M.Si., Ak., CA
NIP 197904222008122001
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr.H.Junaidi, SE., M.Si.
NIP 196706021992031003
iii
ABSTRAK
Penulisan laporan ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)
Jambi. Adapun judul dari laporan ini adalah ”PROSEDUR PENJUALAN CPO
(CRUDE PALM OIL) PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI
(PERSERO) JAMBI”. Tujuan laporan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
prosedur Penjualan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi
yaitu menggunakan metode FOB Shipping Point dan FOB Destination serta
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan dua metode tersebut.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yaitu mengamati
langsung aktivitas atau kegiatan Penjualan CPO di PT. Perkebunan Nusantara VI
(Persero) Jambi. Metode pengumpulan data yang kedua adalah wawancara secara
langsung dengan pegawai dan kepala sub bagian pemasaran, dan studi pustaka
yaitu mempelajari dan mengumpulkan teori-teori dari buku yang ada
hubungannya dengan judul dan masalah yang di bahas di dalam laporan tugas
akhir untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk landasan teori yang
melengkapi isi laporan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang
dilakukan penulis selama magang Prosedur Penjualan CPO di PT. Perkebunan
Nusantara VI (Persero) Jambi sudah berjalan cukup baik dan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kata Kunci : Prosedur Penjualan CPO (Crucude Palm Oil)
iv
ABSTRACT
The writing of this report was conducted at PT. Perkebunan Nusantara VI
(Persero) Jambi. The title of this report is ”PROCEDURE FOR SALES OF
CPO (CRUDE PALM OIL) IN PT. Plantation NUSANTARA VI (PERSERO)
JAMBI”. The purpose of this report is to explain how the procedure for selling
CPO at PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi, which uses the FOB
Shipping Point and FOB Destination methods and knows the advantages and
disadvantages of using these two methods. The data collection method used is
observation, namely observing directly the activities or activities of CPO Sales at
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi. The second data collection
method is direct interviews with employees and the head of the marketing sub-
section, and literature study, namely studying and collecting theories from books
that have to do with the titles and problems discussed in the final project report to
obtain data that can be used. for a theoretical basis that complements the
contents of the report. Based on the results of observations and interviews
conducted by the author during the CPO Sales Procedure internship at PT.
Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi has been running quite well and in
accordance with the procedures established by the company.
Keywords: Sales Procedure CPO (Crucude Palm Oil)
v
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kesehatan, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul ”PROSEDUR
PENJUALAN CPO (Crude Palm Oil) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
VI (PERSERO) JAMBI”. Tak lupa pula penulis panjatkan sholawat dan salam
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang mana Syafaatnya yg kita
nantikan di yaumilkiyamah nanti. Skema penyusunan dan penyusunan laporan ini
untuk melengkapi tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Ahli Madya (Amd) pada program Diploma III Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi.
Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis mendapat banyak
mendapat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph. D selaku Rektor Universitas
Jambi.
2. Bapak Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Jambi.
3. Ibu Dra. Erida, M.Si selaku ketua program Diploma III Fakultas Ekonomi
dan Bsinis Universitas Jambi.
4. Ibu Dr. Ratih Kusumastuti, SE., M.M., M.S., Ak., C.A selaku ketua
program Akuntansi Program Diploma III fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi.
5. Yuliusman, S.E., M.SI., Ak. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
6. Bapak Muhammad Iswan Achir Selaku Direktur PT. Perkebunan
Nusantara VI Persero Jambi.
7. Bapak Rio Herman Selaku Kepala Bagian Pengadaan dan TI
vi
8. Bang Alen Abdi Nugraha yang telah mengajari banyak hal tentang
Akuntansi di excel dan di wesite PTPN VI
9. Ibu Erniati yang telah membimbing memberikan data yg sangat diperlukan
untuk penulisan laporan magang ini.
10. Bang Guruh, Bang Rismon, Bang Agus, Bang Ijan yang telah memberikan
arahan dan masukan supaya laporan magang ini lebih sempurna
11. Ibu Iim Bagian SDM PTPN VI yang telah memberikan bimbingan selama
penulis melakukan kegiatan magang.
12. Serta kepada seluruh staff dan karyawan PT. Perkebunan Nussantara VI
Persero Jambi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas pengalaman yang telah diberikan kepada penulis selama
melakukan kegiatan magang di PT. Perkebunan Nussantara VI Persero
Jambi.
13. Teristimewa dengan rasa hormat dan sembah sujud penulis tujukan kepada
Orang Tua penulis Bapak Widodo dan Ibu Jinah serta Kakak penulis
Wiwin Setyawati dan Siti Romadhoni. Terimakasih atas kasih sayang, doa
dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis selama ini.
14. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada sahabat penulis PSAS Squad
yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat selama penulis
melakukan penelitian ini.
15. Terimakasih juga teruntuk calon teman hidup saya Dewi Fitrianasari yang
telah memberikan support untuk dapat menyelesaikan laporan magang ini.
16. Kepada teman - teman penulis yaitu Horas, Cherli, Cindia, Ibnu dan teman
teman Akuntansi A angkatan 2018 dan semua pihak yang telah membantu
selama penelitian bahkan dalam menyelesakan laporan magang ini yang
tidak dapat mendukung satu persatu.
vii
17. Terimakasih juga teruntuk anggota dan pengurus Organisasi IMABA
(Ikatan Mahasiswa Bahar) yang telah memberikan support untuk dapat
menyelesaikan laporan magang ini.
18. Terimakasih juga untuk anggota dan pengurus Organisasi HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam) yang telah memberikan support untuk dapat
menyelesaikan laporan magang ini. Yakinkan Dengan Iman, Usahakan
Dengan Ilmu Sampaikan Dengan Amal, Yakusa Yakin Usah Sampai Gelar
Amd.
19. Terimakasih uga untuk anggota dan pengurus Organisasi HIMADE
(Himpunan Mahasiswa Diploma II) yang telah memberikan support untuk
dapat menyelesaikan laporan magang ini.
Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas yang telah
diberikan, Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak keterbatasan yang
dimiliki, sehingga laporan magang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritikan dan saran yang dibangun sangat diharapkan oleh penulis dan
bermanfaat nantinya.
Jambi, 21 Juni 2021
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN ...................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Masalah Pokok Laporan .................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................3
1.3.1 Tujuan Penulisan .....................................................................................3
1.3.2 Manfaat Penulisan ...................................................................................3
1.4 Metode Penulisan ...........................................................................................4
1.4.1 Jenis Data ................................................................................................4
1.4.2 Metode Pengumpulan Data .....................................................................4
1.5 Waktu dan Lokasi Magang ............................................................................4
1.5.1 Waktu Magang ........................................................................................4
1.5.2 Lokasi Magang ........................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................5
ix
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengetian Prosedur .........................................................................................6
2.1.1 Karakteristik Prosedur ...........................................................................6
2.1.2 Manfaat Prosedur ..................................................................................6
2.2 Pengetian Penjualan .................................................................................7
2.2.1 Konsep Penjualan ..................................................................................8
2.2.2 Volume Penjualan .................................................................................8
2.2.3 Tujuan Penjualan ..................................................................................10
2.2.4 Jenis dan Bentuk Penjualan ..................................................................10
2.2.5 Cara Penjualan .....................................................................................12
2.5.6 Langkah-Langkah dalam Proses Penjualan .........................................12
2.2.7 Faktor yang Mempengaruhi Penjualan ................................................13
2.3 Pengertian FOB (Free On Board) dan CIF(Cost, Insurance, Freight) ............15
2.3.1 Pengertian FOB (Free On Board) ..................................................... 15
2.3.1.1 Konsep Dasar FOB (Free On Board) .................................... 16
2.3.1.2 Jenis FOB (Free On Board) .................................................. 17
2.3.2 Pengertian CIF (Cost, Insurance, dan Freight) .................................. 18
2.3.2.1 Konsep Dasar CIF (Cost, Insurance, dan Freight).................. 18
2.4 Pengertian Holding Company .........................................................................19
2.4.1 Ciri-Ciri Holding Company ...................................................................19
2.4.2 Tujuan Holding Company ......................................................................19
2.4.3 Manfaat Holding Company ....................................................................20
x
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Perusahaan ...................................................................................21
3.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara VI....................................21
3.1.2 Daftar Bagian dan Unit Usaha .............................................................22
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan .....................................................................25
3.1.4 Tujuan Perusahaan ...............................................................................26
3.1.5 Sasaran Perusahaan ..............................................................................26
3.1.6 Budaya Perusahaan ..............................................................................26
3.1.7 Tata Nilai Perusahaan ..........................................................................27
3.1.8 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI .............................28
3.1.9 Anak Perusahaan ..................................................................................32
3.2 Prosedur Penjualan CPO di PT. Perkebunan Nusantara VI ..........................33
3.2.1 Perhitungan Akuntansi Penjualan CPO ...............................................36
3.2.1.1 FOB Destination ...............................................................................36
3.2.1.1 FOB Shipping Point ..........................................................................40
BAB IV ...............................................................................................................43
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................43
4.2 Saran ..............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................44
LAMPIRAN .......................................................................................................45
xi
DAFTAR TABEL
Daftar Bagian PTPN VI ........................................................................................22
Daftar Unit Usaha PTPN VI .................................................................................22
xii
DAFTAR GAMBAR
Peta Daerah Operasional PTPN VI .......................................................................24
Struktur Organisasi PTPN VI ...............................................................................28
Prosedur Penjualan CPO .......................................................................................33
Tender Final ..........................................................................................................34
Kontrak Penjualan .................................................................................................35
Penjualan CPO FOB Destination ..........................................................................37
Pembayaran Pengiriman CPO Jalur Darat ............................................................38
Pembayaran Pengiriman CPO Jalur Laut ..............................................................39
Penjualan CPO FOB Shipping Point.....................................................................41
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Kegiatan Harian Magang
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Magang
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang termasuk dalam kategori Negara
Agraria, di mana Negara ini kaya akan lahan pertaniannya hal ini dapat dilihat
dari jumlah penduduknya yang kebanyakan bekerja pada sektor pertanian hal ini
juga dapat dilihat ketika zaman pemerintahan Presiden Soeharto dimana Bangsa
Indonesia pernah menjadi Negara Swasembada Pangan.
Adapun Salah satu dari beberapa tanaman yang di swasembadakan di
indonesia yakni dari golongan palma, yakni jenis tanaman yang dapat
menghasilkan minyak yaitu sawit (Elaeis Qiuneensis Jack), tanaman sawit ini
berasal dari Afrika dan Amerika. Tanaman ini masuk dan baru di tanam secara
komersil di indonesia pada tahun 1911. Komoditas kelapa sawit merupakan
komoditas perkebunan yang strategis dan memiliki prospek pengembangan yang
cukup cerah sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor prodak olah nya
dalam bentuk minyak sawit mentah CPO (Crude Palm Oil), dan Inti Sawit (Palm
Kernel), (Sastro Sayono, 2003).
Sebagai komoditas perkebunan kelapa sawit sangatlah berperan dalam
upaya pembangunan nasional karena dapat membantu meningkatkan pendapatan
petani sekaligus memberikan kesempatan kerja yang lebih luas. Namun kehidupan
dunia usaha (Bisnis) tidaklah selamanya bersifat statis (tetap), melainkan siklus
kehidupan dunia usaha selalu berubah dan berkembang dinamis, adakalamya
harga minyak dunia naik dan turun. Jambi Contoh-nya komoditas pertanian
terbesar yang akan menjadi prodak ekspor yakni dari jenis tanaman kelapa sawit
yang di olah menjadi CPO (Crude Palm Oil), dan Minyak Inti Sawit (Palm
Kernel), tentu jika harga penjualan CPO (Crude Palm Oil), dan Minyak Inti
Sawit (Palm Kernel), baik ataupun turun sudah pasti akan sangat berpengaruh dan
dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam usaha tersebut baik itu petani
maupun perusahaan yang mengolah kelapa sawit.
Realisasi penjualan tahun 2019 menurun sebesar 22,20% atau dengan
capaian Rp1.105.490 juta dibandingkan penjualan tahun 2018 yang berjumlah
2
Rp1.420.939 juta. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh menurunnya nilai
penjualan CPO, sebagai dampak dari turunnya harga CPO sebesar 4.60%
menjadi Rp. 6.952 di tahun 2019 dibandingkan tahun sebelumnya Rp7.287,-.
Selama 5 (lima) tahun 2015 - 2019, nilai penjualan mengalami penurunan rata-
rata 13.24%.
Produksi minyak sawit pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar
6,04% atau sejumlah 7.851 ton dari tahun 2018 sebesar 130.005 ton yang
disebabkan oleh penurunan produksi TBS inti sebesar 6,71%. Produktivitas
Minyak Sawit Kebun Inti pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 9,94%
dibandingkan tahun 2019 atau turun sejumlah 7.393 ton di bawah tahun 2018
(124.761 Ton). Penurunan Produktivitas ini disebabkan menurunnya produktivitas
minyak sawit pada tahun 2019 (4,35 ton/ha) dibandingkan tahun 2018
produktivitas minyak sawit kebun inti.
Selama periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 (5 tahun) laba
bersih mengalami pertumbuhan sebesar 21,08%. Penurunan laba pada tahun 2019
sebesar 94,47% dibanding perolehan laba bersih tahun sebelumnya disebabkan
oleh turunnya harga jual komoditi terutama kelapa sawit yaitu minyak sawit dan
inti sawit masing-masing sebesar 1,08% dan 30,20% serta penurunan volume
penjualan minyak sawit dan inti sawit masing-masing sebesar 3,76% dan 3,37%.
Produksi dan produktivitas TBS kebun sendiri mengalami penurunan masing-
masing sebesar 6,14% dan 10,32% dibandingkan tahun 2018 serta produksi
Minyak Sawit kebun inti juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018
sebesar 5,93%.
Tantangan utama yang dihadapi oleh PTPN VI pada tahun 2019 adalah
fluktuasi harga, tingginya tingkat persaingan pasar komoditi dan kemarau
panjang. Secara umum pada tahun 2019 terjadi penurunan produksi Minyak sawit
yang disebabkan oleh: (a.) Minyak Sawit dari TBS kebun inti turun sebesar 5,94
% dibandingkan tahun 2018. (b.)Inti Sawit kebun inti turun 10,65% dibandingkan
tahun 2018. (c.) TBS kebun inti turun sebesar 6,14 %. (d.) Pada tahun 2019
PTPN VI mengalami penurunan produksi dan produktivitas komoditi namun
dikarenakan fluktuasi harga dan tingginya tingkat persaingan pasar komoditi,
PTPN VI hanya mampu memperoleh laba sebesar Rp4,18 Milyar. Dalam periode
3
5 tahun (2015–2019) total assets meningkat rata-rata 3,5%. Total assets tahun
2019 meningkat 3,81% dibanding tahun 2018.
Dari gambaran dan keterangan di atas, maka penulis mengambil judul
mengenai “PROSEDUR PENJUALAN CPO (CRUDE PALM OIL) PADA PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA VI (PERSERO) JAMBI”.
1.2 Masalah Pokok Laporan
1. Bagaiman Prosedur Penjualan CPO pada PT Perkebunan Nusantara VI
(Persero) Jambi.
2. Apa kelebihan dan kekurangan Penjualan CPO pada PT Perkebunan
Nusantara VI (Persero) Jambi.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan penulis laporan magang pada PT Perkebunan Nusantara VI
(Persero) Jambi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan bagaimana prosedur prosedur penjualan CPO pada PT
Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Penjualan CPO pada PT
Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi.
1.3.2. Manfaat
1. Bagi penulis, memberikan wawasan dan tambahan penetahuan
mengenai prosedur penjualan CPO pada PT Perkebunan Nusantara VI
(Persero) Jambi.
2. Bagi instansi perusahaan, hasil laporan ini berguna sebagai masukan
bagi PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi, ataupun sebagai
literature untuk mengetahui bagaimana prosedur penjualan CPO.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi akuntansi
4
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang dikumpulkan
oleh penulis secara langsung melalui obyek penelitian dengan
melakukan wawancara dengan Kasubag dan pegawai kantor PT
Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang
diperoleh dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku ataupun
browsing di internet yang ada kaitannya dengan judul yang ditulis.
1.4.2 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Dalam metode ini penulis menggunakan pengamatan langsung
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan ini.
2. Metode Wawancara
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada Kasubag dan
karyawan PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi yang
berkaitan dengan kegiatan penjualan CPO.
1.5 Waktu dan Lokasi Magang
1.5.1 Waktu Magang
Waktu Pelaksanaan magang dilaksanakan mulai tanggal 08 Februari 2021
sampai dengan 08 April 2021 yang telah ditetapkan.
1.5.2 Lokasi Magang
Lokasi magang yaitu di PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi,
yang beralamat di Jl. Lingkar Barat Paal X, Kenali Asam Bawah, Kota Baru,
Jambi, Indonesia, Kode Pos 36128.
5
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini sangat diperlukan adanya susunan atau
sistematika yang akan dibahas. Sistematika tersebut dimaksudkan agar dalam
laporan dapat diuraikan dengan jelas dan terarah. Dalam laporan ini dibagi
menjadi IV (empat) BAB yang setiap BAB nya terbagi lagi menjadi beberapa sub
BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Masalah Pokok Laporan, Tujuan
Penulisan dan Manfaat Penulisan, Metode Penulisan, Waktu dan Lokasi Magang
serta Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menyajikan defenisi-defenisi dari beberapa ahli dan kerangka teoritis yang
dapat mendukung penulisan laporan ini.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan analisis/evaluasi terhadap data awal yang dikemukakan dalam
bab II, memuat hal-hal berikut :
Gambaran umum perusahaan, Visi dan Misi, Motto, Nilai Kerja, Struktur
Organisasi
Identifikasi dan evaluasi masalah pada bab 1, berdasarkan landasan teori yang
ada di bab II
BAB IV KESIMPULAN dan SARAN
Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis/evaluasi di bab III dan
saran-saran yang diajukan sesuai dengan kesimpulan tersebut.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Prosedur
Definisi prosedur menurut Baridwan yang dikutip dari pendapat W Gerald
Cole, “Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan Karen (klerikal), biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu kegiatan atau lebih disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi”,
(Baridwan. 2010). Sedangkan menurut mulyadi, “Prosedur adalah suatu urutan
kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang di dalam suatu departemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
yang terjadi berulang-ulang”, (Mulyadi.2010).
Maka berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa prosedur merupakan suatu urutan pekerjaan yang tersusun dari awal hingga
akhir dan biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian departemen
atau lebih sesuai dengan bagiannya masing-masing, yang disusun untuk menjamin
penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang.
2.1.1 Karakteristik Prosedur
Adapun karakteristik prosedur menurut Mulyadi (2013:8) adalah sebagai
berikut:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis.
4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung
jawab.
2.1.2 Manfaat Prosedur
Suatu prosedur dapat memberikan manfaat, menurut Mulyadi (2013:15)
sebagai berikut:
7
1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan dating.
2. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,
sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya
mengerjakan yang seperlunya saja.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus
dipatuhi oleh seluruh pelaksanaan.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif
efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam
pengawasan, bila terjadi penyimpanan akan dapat segera diadakan
perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-
masing.
2.2 Pengertian Penjualan
Menurut Swastha (2002:9) penjualan adalah suatu bagian dari promosi dan
promosi adalah satu bagian dari program pemasaran secara keseluruhan. Menurut
Assauri (2004:23) kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau
suplemen dari pembeli untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi, kegiatan
pembelian dan penjualan merupakan satu kesatuan untuk dapat terlaksana suatu
transaksi. Menurut Kotler (2001:457)penjualan merupakan sebuah proses dimana
kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan terpenuhi, melalui pertukaran antar
informasi dan kepentingan. Menurut Raharti (2002:21)menyatakan bahwa
penjualan adalah realisasi transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli.
Penjual mempunyai komoditas yang ditawarkan kepada pembeli, dan pembeli
mempunyai kemampuan untuk melakukan pengorbanan berupa alat penukar.
Selling adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian
mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak
Moekijat(2003:488). Daridefinisi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa penjualan adalah merupakan suatu usaha seseorang untuk menyampaikan
sesuatu barang atau jasa kepada pembeli atau konsumen.
8
2.2.1 Konsep penjualan
Konsep penjualan yaitu gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli
cukupbanyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan
usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. Kotler dan Amstro, (2008:22).
Konsep ini mengasumsikan bahwa :
1. Para konsumen umumnya menunjukan penolakan pembelian sehingga
harus dibujuk untuk membeli.
2. Perusahaan memiliki banyak sekali alat penjualan dan promosi yang
efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Chandra (2002:225) menjelaskan bahwa penjualan dapat dikelompokkan menjadi
4 macam,yaitu:
1. Tujuan account-development.
Tujuan account-development yaitu tujuan yang dirancang untuk
menekankan penambahan distribusi atau pelanggan baru.
2. Tujuan distributor-support.
Yaitu yang mengarah pada upaya menjalin kerjasama dengan para
distributor grosir maupun eceran dalam rangka menerapkan strategi
pemasaran.
3. Tujuan account-maintenance.
Yaitu tujuan yang dirancang untuk mempertahankan posisi penjualan yang
efektif melalui kejujuran penjualan regular dalam rangka menyediakan
informasi lainnya kepada distributor.
4. Tujuan account-penetration.
Yaitu tujuan yang dirancang untuk volume penjualan total produk-produk
yang lebih menguntungkan dan produk komplementer lainnya kepada
distributor.
2.2.2 Volume Penjualan
Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya kegiatan perusahaan.
Perusahaan, dalam menghasilkan barang/jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu
menjual barang/jasa yersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu, penjualan
9
memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk agar produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dapat terjual dan memberikanpenghasilan bagi
perusahaan. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk menjual
barang/jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk menutup semua
ongkos guna memperoleh laba.
Kegiatan penjualan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh
perusahaan dengan memasarkan produknya baik berupa barang atau jasa.
Kegiatan pejualan yang dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan untuk mencapai
volume penjualan yang diharapkan dan menguntungkan untuk mencapai laba
maksimum bagi perusahaan.
Berikut ini pengertian volume penjualan dikemukakan oleh Freddy
Rangkuti (2009:207) bahwa volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan
secarakuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume
penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat
dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter.
Volume penjualan meruapakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan
penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan,
semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. Oleh karena
itu volume penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi
untuk kemungkinan perusahaan agar tidak rugi. Jadi volume penjualan yang
menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan dan bukannya untuk
kepentingan volume penjualan itu sendiri.
Terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang dikutip dari Philip Kotler
oleh Basu Swastha (2008: 404) yaitu:
1. Mencapai volume penjualan
2. Mendapatkan laba
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
10
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan adalah
total penjualan yang dinilai dengan unit oleh perusahaan dalam periode
tertentuuntuk mencapai laba yang maksimal sehingga dapat menunjang
pertumbuhan perusahaan.
2.2.3 Tujuan Penjualan
Basu Swasta dan Irawan (2001:32) mengemukakan bahwa suatu perusahaan
mempunyai tiga tujuan dalam penjualan, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu.
2. Mendapatkan laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak sepenuhnya hanya
dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga penjualan, akan tetapi dalam
hal ini perlu adanya kerja sama dari beberapa pihak diantaranya adalah
fungsionaris dalam perusahaan seperti bagian dari keuangan yang menyediakan
dana, bagian produksi yang membuat produk, bagian personalia yang
menyediakan tenaga kerja.
2.2.4 Jenis dan Bentuk Penjualan
Basu Swasta (2001:11) mengelompokkan jenis-jenis penjualan sebagai berikut:
1. Trade selling.
Penjualan yang dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang
besar mempersilakan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi
produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan
promosi, peragaan, persediaan dan produk baru.
2. Missionary Selling.
Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk
membeli barang – barang dari penyalur perusahaan.
3. Technical Selling.
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan
nasihat kepada pembeli akhir dari barang dan jasa.
11
4. New Businies Selling.
Berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli
seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi.
5. Responsive Selling.
Setiap tenaga kerja penjual dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli melalui route driving and retailing. Jenis penjualan
ini tidak akan menciptakan penjualan yang besar, namun terjalinnya
hubungan pelanggan yang baik yang menjurus pada pembelian ulang.
Selain dari jenis-jenisnya juga terdapat bentuk-bentuk dari pada penjualan antara
lain:
1. Penjualan tunai.
Penjualan yang bersifat cash and carry dimana penjualan setelah
terdapat kesepakatan harga antara penjual dengan pembeli, maka pembeli
menyerahkan pembayaran secara kontan dan bisa langsung dimiliki oleh
pembeli.
2. Penjualan Kredit.
Penjualan non cash, dengan tenggang waktu tertentu, rata-rata
diatas satu bulan.
3. Penjualan secara Tender.
Penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk
memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender.
4. Penjualan Ekspor.
Penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli, luar negeri
yang mengimpor barang yang biasanya menggunakan fasilitas letter of
credit.
5. Penjualan secara Konsinyasi.
Penjualan barang secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai
penjual. Apabila barang tersebut tidak terjual maka akan dikembalikan
kepada penjual.
6. Penjualan secara Grosir.
12
Penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui
pedagang perantara yang menjadi perantara pabrik atau importir dengan
pedagang eceran.
2.2.5 Cara Penjualan
1. Penjualan langsung
Penjualan langsung adalah cara berhubungan / tatap muka dengan
calon pembeli atau pelanggannya. Penjualan langsung semacam ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. melalui penjualan toko.
b. Penjualan di luar took
2. Penjualan tidak langsung
Penjualan tidak langsung yaitu penjualan antara penjual dan
pembeli secara tatap muka. Namun pada kenyataannya, ada perubahan
dalam "penjualan" yang dilakukan oleh staf penjualan, yaitu tidak ada
individu atau staf penjualan yang digunakan. Penjualan tidak langsung
meliputi: surat / pos penjualan, penjualan telepon, penjualan otomatis
2.2.6 Langkah-langkah Dalam Proses Penjualan
Menurut Philip Kotler dialih bahasakan oleh Drs. Alexander
Sindoro langkah-langkah dalam proses penjualan meliputi:
a. Memilih Prospek dan Menilai Langkah pertama dalam proses penjualan
adalah memilih prospek prospecting, yaitu mencari siapa yang dapat
masuk sebagai pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu mengetahui cara
menilai prospek qualify artinya cara mengenali calon yang baik dan
menyisihkan calon yang jelek. Prospek dapat dinilai dengan meneliti
kemampuan keuangan, volume bisnis, kebutuhan spesial, lokasi dan
kemungkianan untuk tumbuh.
b. Prapendekatan. Sebelum mengunjungi seorang calon pembeli, tenaga
penjual sebaiknya mempelajari sebanyak mungkin mengenai organisasi
apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam pembelian dan pembelinya
13
karakteristik dan gaya membeli. Langkah-langkah ini dikenal dengan
istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya menetapkan tujuan kunjungan
yang mungkin untuk menilai calon, mengumpulkan informasi, atau
membuat penjualan langsung.
c. Pendekatan Dalam langkah ini, wiraniaga sebaiknya mengetahui caranya
bertemu dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan menjadi awal
yang baik. Langkah ini mencakup penampilan wiraniaga, kata-kata
pembukaan, dan tindak lanjutan.
d. Presentasi dan Demonstrasi Dalam langkah presentasi dari proses
penjualan, tenaga penjual menceritakan “riwayat” produk kepada pembeli,
menunjukan bagaimana produk akan menghasilkan dan menghemat uang.
Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat bantu demonstrasi,
seperti buku kecil, pita video, dan sempel produk.
e. Mengatasi Keberatan Pelanggan hampir selalu mempunyai keberatan
selama presentasi atau kettika diminta untuk memesan. Dalam mengatasi
keberatan wiraniaga harus menggunakan pendekatan positif, menggali
keberatan tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan,
menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi
lebih banyak dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli.
f. Menutup Menutup merupakan langkah dalam proses penjualan ketika
wiraniaga meminta pelanggan untuk memesan. Tenaga penjual harus
mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan dari pembeli termasuk
gerakan fisik, komentar dan pertanyaan.
g. Tindak Lanjut 15 Merupakan langkah terakhir dalam proses penjualan
ketika wiraniaga melakukan tindak lanjut setelah penjualan untuk
memastikan kepuasan pelanggan dan bisnis berulang.
2.2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan menurut Basu
Swastha (2003:406) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern adalah
sebagai berikut:
a. Kondisi dan Kemampuan Penjual
14
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial
atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu
penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua.
Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya, agar dapat
berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan, untuk maksud
tersebut harus memahami beberapa masalah penting yang sangat
berkaitan, yakni: Jenis dan karakteristik yang ditawarkan, Harga
produk, Syarat penjualan seperti pembayaran, penghantaran, pelayanan
purma jual, garansi dan sebagainya.
b. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi
sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan
penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri,
pasar penjual, pasar pemerintah atau pasar internasional.
2. Kelompok pembeli atau segmen pasar.
3. Daya beli.
4. Frekuensi pembelinya.
5. Keinginan dan kebutuhannya.
c. Modal
Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau
konsumen diperlukan adanya usaha promosi, alat transportasi, tempat
peragaan baik dalam perusahaan maupun diluar perusahaan dan
sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki
sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
d. Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini
ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh
orang-orang tertentu atau ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan
perusahaan kecil, dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang
juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah
15
tenaga kerjanya sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana,
masalah-masalah yang dihadapi, serta sarana yang dimilikinya tidak
sekomplek perusahaan-perusahaan besar. Biasanya, masalah penjualan
ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang
lain.
e. Faktor Lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye,
pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Ada pengusaha
yang berpegang pada satu prinsip bahwa paling penting membuat
barang yang baik. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan maka
diharapkan pembeli akan membeli lagi barang yang sama. Oleh karena
itu perusahaan melakukan upaya agar para pembeli tertarik pada
produknya.
2.3 Pengertian FOB (Free On Board) dan CIF (Cost, Insurance, Freight)
FOB dan CIF merupakan istilah yang diambil dari International
Commercial Terms yang disingkat Incoterms. FOB merupakan kependekan dari
Free On Board, yang secara sederhana diartikan sebagai Harga Barang. CIF
(Cost, Insurance, Freight) yaitu total nilai harga barang + ongkos kirim dan
asuransi. FOB digunakan sebagai dasar pembebasan / de minimis value. Jadi
apabila barang yang kalian beli harganya dibawah batas pembebasan maka tidak
akan dikenakan pungutan bea masuk dan pajak impor. Sedangkan apabila nilai
barang melebihi batas pembebasan maka akan dikenakan pungutan, namun
dasarnya bukan lagi FOB ya melainkan CIF.
2.3.1 Pengertian FOB (Free On Board)
FOB (Free On Board) merupakan salah satu skema internasional dari
International Commercial Terms (Incoterms) yang dikeluarkan oleh
International Chamber of Commerce (ICC) atau kamar dagang internasional.
Skema ini menjadi aturan hak dan kewajiban antara penjual (eksportir) dan
pembeli (importir) dalam melakukan kegiatan jual-beli internasional dengan
menggunakan sarana angkutan laut.
16
Secara umum, FOB (Free on Board) dikenal sebagai kondisi penyerahan
barang yang sudah disepakati antara penjual (eksportir) dengan pembeli
(importir) dimana penetapan harga yang dihitung berdasarkan pada nilai barang
ditambah semua biaya sampai barang tiba di atas kapal (on board). Biaya-biaya
yang akan ditanggung penjual (eksportir) meliputi biaya bea atau pajak ekspor,
biaya angkut dari gudang ke pelabuhan, biaya muat dari pelabuhan ke atas
kapal, dan biaya menyusun komoditi di atas kapal. Sedangkan pembeli
(importir) akan menanggung biaya seperti asuransi, bongkar muat di pelabuhan
yang dituju, serta biaya angkut sampai komoditi dibawa ke dalam gudang.
2.3.1.1 Konsep Dasar FOB (Free On Board)
Agar lebih memahami tentang sistem FOB, tentunya harus mengetahui
bagaimana konsep dasar dari pelaksanaan FOB itu sendiri. Konsep ini berkaitan
dengan kewajiban utama dari eksportir dan importir.
Penjual atau eksportir memiliki kewajiban dalam menyerahkan
barang sampai di atas kapal, menyiapkan izin ekspor, menyiapkan
biaya pajak, dan membuat „clean on board receipt’.
Pembeli atau importir memiliki kewajiban dalam mengurus angkutan,
kontrak angkutan, membayar kargo, dan menanggung urusan
asuransi.
Dalam pertanggungjawaban kehilangan atau kerusakan barang,
lumrahnya batas pemindahan tanggung jawab dari eksportir ke
importir adalah pagar kapal. Jika barang sudah melewati pagar kapal,
maka bukan lagi tanggung jawab eksportir. Tetapi hal ini juga bisa
berubah tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak.
Pemaparan akan hal ini terdapat dalam dua jenis FOB yang akan
dijelaskan selanjutnya.
Meskipun menjadi tanggung jawab dari eksportir, tetapi biaya muat
barang bisa juga dibagi antara eksportir dan importir sesuai dengan
kesepakatan.
17
Menggunakan sistem FOB (Free On Board) dalam kegiatan dagang
internasional akan memberikan keuntungan tersendiri bagi penjual atau
eksportir. Hal tersebut lantaran pemuatan barang dilakukan di negara sendiri
sehingga tentu sudah mengetahui kondisi baik kelebihan atau kekurangannya.
Selain itu, urusan dokumen pabean seharusnya juga lebih mudah dilakukan.
2.3.1.2 Jenis FOB (Free On Board)
Terdapat dua jenis FOB yang dikenal dalam dunia ekspor-impor yang
berkaitan dengan ongkos kirimnya, yaitu FOB Destination dan FOB Shipping
Point :
1. FOB Destination
FOB Destination memiliki syarat ongkos kirim ditanggung oleh
penjual atau eksportir. Dalam sistem ini, tanggungan eksportir juga
menyangkut segala risiko terhadap barang dan akan berakhir tanggung
jawab tersebut setelah sampai di tangan pembeli atau importir. Hal
lainnya adalah proses pencatatan pembelian barang baru akan dilakukan
jika barang sudah sampai di tangan pembeli. Pada FOB Destination ini
juga, besaran biaya angkut tidak akan diketahui oleh pihak pembeli
sehingga tidak dicantumkan pada pembukuan di sisi pembeli. Importir
hanya akan mencatat harga beli dari barang tersebut.
2. FOB Shipping Point
Berbeda dengan FOB Destination, maka FOB Shipping Point
memiliki syarat ongkos kirim menjadi tanggung jawab pihak pembeli
atau importir. Dalam sistem ini, tanggungan importir juga menyangkut
segala risiko pengiriman hingga mencapai gudang. Dengan kata lain,
barang yang dibeli importir sudah beralih tanggung jawabnya ke pembeli
meskipun barang masih dalam perjalanan.
Kedua jenis FOB di atas tentu memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu penting bagi suatu
18
pelaku ekspor-impor untuk memilih yang terbaik dan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
2.3.2 Pengertian CIF (Cost, Insurance, and Freight)
CIF (Cost, Insurance, dan Freight) merupakan cara pembayaran dimana
eksportir bertanggung jawab dalam proses pengadaan barang kepada pelanggan.
Seperti namanya, Cost, Insurance, and Freight, artinya eksportir memiliki
kewajiban menanggung biaya perjalanan hingga sampai di pelabuhan negara
tujuan, menanggung biaya pengangkutan muatan dan kargo, serta juga
menanggung biaya asuransi barang. Artinya, risiko kehilangan dan kerusakan
juga menjadi tanggung jawab si eksportir. Ini juga berarti harga yang harus
dibayarkan importir lebih besar karena semua harga tersebut sudah disertakan
pada harga barang.
Penerapan CIF tentu memiliki kelebihannya sendiri. Bagi importir,
meskipun lebih mahal tetapi sistem ini bisa membantu untuk tidak lagi
memikirkan ongkos dan asuransi serta segala prosedur yang menyertainya. Tak
heran jika CIF menjadi cara yang efektif dan banyak dipilih importir termasuk
oleh pemerintah Indonesia terutama dalam impor non migas.
2.3.2.1 Konsep Dasar CIF (Cost, Insurance, and Freight) dalam Tanggung
Jawab Eksportir
Pada sistem CIF (Cost, Insurance, and Freight), terdapat beberapa hal
dasar yang berkaitan dengan kewajiban eksportir karena merekalah yang
memiliki tanggung jawab paling besar. Berikut beberapa tanggung jawab yang
harus diperhatikan oleh para eksportir:
Menyediakan barang sesuai dengan perjanjian dalam kontrak
Mengurus semua pengemasan barang sesuai standar pengangkutan
laut atau udara
Mengurus semua perizinan ekspor termasuk dalam hal pengamanan
dan kepabeanan
19
Mengurus proses hingga barang masuk ke kapal
Mengurus proses pembayaran premi asuransi barang
Berdasarkan berbagai hal di atas, maka bagi eksportir sangat penting
untuk memperhitungkan kesiapan jika ingin mengambil sistem CIF. Kesiapan
itu seperti yang berkaitan dengan alat angkut dan asuransi. Jangan sampai
perjanjian CIF tidak terpenuhi sehingga mendapat kerugian.
2.4 Pengertian Holding Company
Holding Company atau Perusahaan Induk merupakan suatu perusahaan
utama yang membawahi beberapa perusahaan, yang merupakan anggota dari
sekelompok perusahaan. Holding company atau perusahaan induk berperan
sebagai pemegang saham dalam beberapa perusahaan anak (subsidiary company),
dengan tujuan agar meningkatkan kinerja perusahaan dan memungkinkan
terciptanya nilai pasar perusahaan (market value creration).
2.4.1 Ciri-Ciri Holding Company
1. Mempunyai induk perusahaan yakni holding company itu sendiri
2. Mempunyai anak perusahaan yakni badan-badan usaha yang dibawahinya.
3. Memberikan pengelolaan bisnis yang ada pada manajemen terpisah
4. Menjadi pengendali seluruh jalannya proses usaha di setiap badan usaha
yang sudah dikuasai sahamnya
5. Kekayaan yang didapat dari saham-sahamnya yang di badan usaha akan
dikuasai.
2.4.2 Tujuan Holding Company
Holding company yang fungsinya menjadi perusahaan induk yang
mempunyai peranan dalam perencanaan, pengkoordinasian, pengkonsolidasikan,
pengembangan dan juga pengendalian yang tujuan nya untuk pengoptimalan
kinerja perusahaan secara menyeluruh, termasuk anak perusahaan dan juga
afiliasi-afiliasinya.
20
2.4.3 Manfaat Holding Company
Manfaat pembentukan holding company adalah bisa membangun,
mengelola, mengendalikan dan mengkoordinasikan kinerja antar perusahaan.
Perumusan langkah perencanaan perusahaan Holding company harus jelas dan
efektif. Aspek strategis yang harus di perhatikan meliputi struktur organisasi,
sumber daya manusia (SDM), dan aspek keuangan (finansial). Tidak hanya itu,
pengendalian setelah perusahaan Holding company juga harus diperhatikan.
Dengan sistem pengendalian manajemen (management control system), pihak-
pihak manajemen harus melakukan perencanaan, pengukuran, pengendalian,
pengukuran dan auditing yang disertai dengan akuntabilitas transparan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi
PT. Perkebunan Nusantara VI disingkat (PTPN VI) adalah perusahaan
yang bergerak dibidang perkebunan, PT, Perkebunan Nusantara VI didirikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 tanggal 14 Februari 1996, dan disahkan
melalui Akte Notaris Harun Kamil, SH no. 39 tanggal 11 Maret 1996 dengan
peringkat kantor direksi di padang yang telah diubah dengan Akte Notaris Sri
Rahayu Hadi Prasetyo, SH Jakarta Nomor 19 Tahun 2002 tanggal 30 September
2002 dengan kantor direksi berkedudukan di Jambi. Aset perusahaan merupakan
peleburan dari kekayaan proyek-proyek pengembangan PT. Perkebunan (PTP)
III, PTP IV, PTP VI., PTP VIII yang berada di wilayah Sumatera Barat dan
Jambi. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. 27 dari
Notaris Nanda Fauz Iwan, SH, MKn, tanggal 23 Oktober 2015 tersebut,
perubahan- perubahan yang terjadi sebagai berikut:
1. Perubahan nama perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)
menjadi PT. Perkebunan Nusantara VI.
2. Perubahan struktur pemegang saham perseroan sebagai akibat dari
pengalihan 90% saham perusahaan yang dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia kepada PT. Perkebunan Nusantara III sebanyak 587.964 saham
dengan nilai besar 587.964.000.000.
3. Menetapkan klasifikasi saham menjadi Seri A dan Seri Byang terdiri dari
satu saham Seri A dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 per saham dan 23
65.329 saham Seri B dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 per saham.
Saham Seri A telah diterbitkan dan diambil alih bagian oleh Pr.
Perkebunan Nusantara III, sedangkan saham Seri B telah diterbitkan dan
diambil alih bagian oleh Negara Republik Indonesia sebesar 65.329 saham
dan PT. Perkebunan Nusantara III sebesar 587.964 saham.
4. Tetapkan hak istimewa bagi pemegang saham Seri A Perusahaan yang
memiliki areal perkebunan yang terkenal di Provinsi Jambi dan Sumatera
22
Barat. Kantor Pusat perusahaan terletak di Jalan Lingkar Barat Paal X
Kenali Asam, Kecamatan Kota Baru Provinsi Jambi. Sampai dengan 31
Desember 2015, perusahaan menguasai areal perkebunan yang telah
mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan seluas
34.573 Hektar, yang terdiri atas areal yang digunakan untuk
mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan masing-masing 31.412
hektar dan 3.161 hektar. Selain diperoleh dari hasil panen perkebunan
sendiri, perusahaan juga membeli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit,
Bahan Olah Karet (Bokar), dan pucuk daun teh dari petani pekebun di
sekitar perusahaan.
3.1.2 Daftar Bagian dan Unit Usaha
Tabel 3.1
Daftar Bagian
1. BAGIAN TANAMAN
2. BAGIAN TEKNIK / TEKNOLOGI
3. BAGIAN PEMBIAYAAN
4. BAGIAN PEMASARAN DAN PENGADAAN
5. BAGIAN SDM
6. BAGIAN SEKRETARIAT DAN UMUM
7. BAGIAN SATUAN PENGAWASAN INTERN
8. BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
9. BAGIAN STANDARISASI TATA KELITAS
PERUSAHAAN
Tabel 3.2
Unit Usaha
UNIT USAHA KOMODITAS KETERANGAN
Provinsi Jambi
1. Kayu Aro Teh/Pengolahan Unit Usaha Inti
2. Rimbo Satu Kelapa Sawit Unit Usaha Inti
3. Rimbo Dua Kelapa Sawit Unit Usaha Inti
4. Durian Luncuk Kelapa
Sawit/Pengolahan
Unit Usaha Inti
5. Batang Hari/ISS Kelapa Sawit Unit Usaha Inti
6. Bunut Kelapa Unit Usaha Inti
23
Sawit/Pengolahan
7. Tanjung Lebar Kelapa Sawit Unit Usaha Inti
8. PKS Sei Bahar Pengolahan Unit Usaha Inti – Plasma
9. Bukit Cermin Kelapa Sawit Unit Usaha Inti
10. PKS Aur Gading Pengolahan Unit Usaha Inti – Plasma
11. PKS Pengabuan Pengolahan Unit Usaha Inti
UNIT USAHA KOMODITAS KETERANGAN
Provinsi Sumbar
1. Ophir Kelapa Sawit Unit Usaha Inti –
Plasma
2. Pangkalan 50 Kota Kelapa Sawit / CRF Unit Usaha Inti –
Plasma
3. Danau Kembar The / Pengolahan Unit Usaha Inti –
Plasma
4. Solok Selatan Kelapa Sawit / Pengolahan Unit Usaha Inti –
Plasma
Anak Perusahaan
1. PT. Bukit Kausar Kelapa Sawit Anak Perusahaan
2. PT. Alam Lestari N HTI Karet Anak Perusahaan
3. PT. Mandahara AI Kelapa Sawit Anak Perusahaan
24
Gambar 3.1
Peta Daerah Operasional
Sumber data: ptpn6
25
Areal PT. Perkebunan Nusantara VI yang berlokasi di Wilayah Jambi dan
Sumatera Barat dengan budidaya Kelapa Sawit, Teh, Karet dan Kopi dengan total
areal kebun sendiri sampai dengan bulan desember 2019 seluas 35.607,70 Ha,
ditambah dengan areal PT. Bukit Kausar seluas 6.135,49 Ha, PT. Alam Lestari
Nusantar seluas 8.089 Ha dan PT. Mendahara Agrojaya seluas 3.105 Ha.
Perusahaan juga bermitra dengan petani melalui pembelian hasil produksi kebun
mitra berupa TBS, Pucuk Teh dan Karet.
Dalam rangka operasional perusahaan untuk menjamin kelancaran
pendapatan dan menjamin hubungan serasi dengan petani mitra maka dalam
mengolah hasil produksi perusahaan memanfaatkan delapan unit pabrik kelapa
sawit (PKS) dengan kapasitas 305 ton TBS / jam.
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
1. VISI
Visi PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi adalah menjadi
perusahaan perkebunan terdepan yang memberikan nilai manfaat tertinggi
dan berkelanjutan kepada pemangku kepentingan.
2. MISI
Kami fokus Perkebunan kelapa sawit, karet, teh, kopr dan usaha lain yang
terkait erat dengan usaha perkebunan berkelanjutan, serta bekerja sama
dengan petani dan mitra strategis lainnya.
Kami berkomitmen menciptakan produk-produk yang unik secara
konsisten dan berkelanjutan melalui keunggulan operasional, standar
kinerja tinggi ramah lingkungan.
Kami terus berupaya untuk memberikan ketidakseimbangan hasil finansial
tinggi melalui cara pemasaran dan komunikasi pasar yang sangat baik.
Kami membangun lingkungan kerja yang kondusif dan nilai-nilai etika
yang tinggi untuk mengangkat kompetensi sumber daya manusia
perusahaan.
26
3.1.4 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah menciptakan pertumbuhan aset dan laba
perusahaan secara berkelanjutan melalui optimalisasi pengelolaan bisnis kelapa
sawit, karet, dan teh (bisnis inti) serta usaha lain yang prospektif (non-bisnis)
berdasarkan prinsip-prinsip usaha yang schat serta untuk meningkatkan nilai
terhadap stakeholder.
3.1.5 Sasaran Perusahaan
Sasaran perusahaan akan dijabarkan ke dalam sasaran untuk vang bisnis
yang sudah ada (eksisting bisnis) dan bisnis / produk yang akan dikembangkan
(pengembangan bisnis / produk baru) sebagai berikut:
Pengembangan bisnis utama (core business) dilakukan dengan
meningkatkan daya saing bisnis kelapa sawit dan teh, serta memperbesar
pertumbuhan laba yang didukung oleh total penjualan dari kelapa sawit
dan teh.
Pengembangan bisnis baru akan dilakukan dalam enam tahun kedepan
akan memaksimalkan seluruh aset yang dimiliki serta melakukan
pengembangan bisnis baru secara mandiri dan atau bersama dengan mitra
usaha, baik yang berbasis dari bisnis utama atau di luar bisnis uatama
(bisnis non inti).
3.1.6 Budaya Perusahaan
1. Amanah
Memegang Teguh Kepercayaan yang Diberikan
2. Kompeten
Terus Belajar dan Mengembangkan Kapabilitas
3. Harmonis
Saling Peduli dan Menghargai Perbedaan
4. Loyal
Berdedikasi dan Mengutamakan Kepentingan Bangsa dan Negara
5. Adaktif
27
Terus Berinovasi dan Antusias dalam Menggerakkan ataupun Menghadapi
Perubahan
6. Kolaboratif
Membangun Kerjasama yang Sinergis
3.1.7 Tata Nilai Perusahaan
1. Dinamic
Selalu siap dengan perubahan dan tantangan baru dengan selalu belajar
dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan.
2. On Target
Tepat sasaran, bekerja, dan tekun demi tercapainya suatu target yang
diberikan maagemen.
7. Inovatif
Aktif dalam memberikan ide dan terobosan baru serta membuka diri
terhadap semua dan koreksi demi tercapainya perbaikan yang berke
sinambungan.
8. Team Work
Mampu menyelesaikan tugas dan tanggungjawab dengan penuh amanah
dan sungguh-sungguh.
9. Tim Kerja Mampu bekerja sama dengan rekan, karyawan pelaksanaan,
pimpinan.
10. Enviroment Care
Selalu berusaha untuk selalu menjaga dan peduli terhadap keberlang
sungan lingkungan hidup.
28
Gambar 3.2
Struktur Organisasi
29
3.1.8 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI
Berikut Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara Vi:
1. Dewan Komisaris
Susunan Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VI
berdasarkan surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI dan
Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan
Nusantara III No. SK- 203 / MBU / 09/2016 dan No. 3.00 / SKPTS / R /
32/2016 tanggal 01 September 2016 adalah:
Komisaris Utama : Cherry Pramoedita Sarwono
Komisaris Independen : Mahmud
Komisaris : Berlino Mahendra Santosa
2. Direksi
Direktur Utama : M. Iswan Achir
Direktur Operasional : Denny Ramadhan Nasution
Direktur Komersil : M. Amin Sembiring
3. Kepala Bagian / Biro
Sekretaris Perusahaan / Umum : Eka Nugraha
Kepala Bagian Tanaman : Syaiful Kholik Tanjung
Kepala Bagian Teknik / Teknologi : Ali Sofyan Aritonang
Kepala Bagian Pembiayaan : Willy Herryandi
Kepala Bagian Komersil : Rio Herman
Kepala Bagian SDM : Tuti Indriani
Kepala Biro SPI : Dody Setiawan
Kepala Bagian Perencanaan & Pengembangan Bisnis: Sugeng
Kepala Bagian. GCG & MR : Nirwan Sikumbang
Manajer Proyek. ERP : Aryadi Irfan Zairy
1. Manajer Unit Usaha Wilayah Jambi
Manajer UU PKS Sungai Bahar : Manajer Mukhdayat
Manajer UU PKS Aur Gading : Adrian Alamsyah
Manajer UU Bunut : Rahmat Saefudin
30
Manajer UU Tanjung Lebar : Sulistio
Manajer UU Batanghari : Kumpul Silalahi
Manajer UU Durian Luncuk : Zulkarnain Harianja
Manajer UU Bukit Cermin : Irwan Lesmana
Manajer UU Rimbo Satu : Dariansyah Damanik
Manajer UU Rimbo Dua : Herdiwan Z
Manajer UU Kayu Aro : Fadly Wahyudi
2. Manajer Unit Usaha Wilayah Sumatera Barat
Manajer UU Solok Selatan : Ereskayanto
Manajer UU Danau Kembar : Zulpadli
Manajer UU Ophir : Fahran
Manajer UU Pangkalan Limapuluh Kota : Indra Utama Lubis
3. Direktur & Manajer Anak Perusahaan
PT. Bukit Kausar (PT.BK)
Direktur : Sutardi
Manajer SDM / Umum : Nazarsyah Hutagalung
PT. Alam Lestari Nusantara (PT.ALN) : Andi Fauzi Siregar Direktur
Manajer Operasional : Rahmadi Siregar
Manajer SDM / Umum : OK M Irfan Ichlas
Manajer Keuangan : Taufik Pulungan
PT. Mandahara Agro Jaya Industri (PT.MAJI)
Manajer SDM / Umum : Sutardi Pjs.
Manajer : Irvan Sahala Tua
Kepala Dinas Teknik : Adhaliza
Assisten SDM / Umum : Muhammad Firdaus
Assisten Tanaman : Pendi Purba
Masa Orientasi Jabatan Assisten Tanaman : Syafrinaldi Putra Nasution
31
4. Pelaksanaan dan Pembuatan Laporan Keuangan Perusahaan
Berdasarkan baru dan perintah kerja DIR / 06.D3 / SE / 1998
tentang PDIK bahwa penutupan buku dilakukan tanggal 20 tiap bulan dan
tanggal 31 diakhir tahun, Kebun dan Bagian Pembiayaan diwajibkan
membuat laporan keuangan seperti:
a. Neraca Percobaan.
b. Laporan Manajement.
c. Kebun yang telah mempunyai komputer harus mengirimkan disket
tanggal 26 bulan berjalan ke Bagian Pembiayaan terdiri dari disket
Harga pokok, disket Evaluasi Produksi dan disket Neraca
Percobaan (PB-71).
d. Neraca Laba / Rugi Konsolidasi.
5. Aktiva Tetap dan Komoditi Perusahaan
a. Jenis Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan rumah
Bangunan perusahaan
Mesin-mesin dan instalasi
Jalan, jembatan dan saluran air
Alat-alat pengangkutan
Alat-alat pert. dan invent Kecil
Instalasi pembibitan
Investasi dalam penyelesaian
b. Komoditi Peusahaan
Teh
Teh kemasan
Inti sawit
Minyak sawit
Karet
32
3.1.9 Anak Perusahaan
6. PT. Bukit Kausar
PT. Bukit kausar yang bergerak dalam bidang usaha sub sektor
perkebunan kelapa sawit, terletak di Kecamatan Ranah Mendaluh
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Kegiatan pada tahun
2019 termasuk pemeliharaan TM seluas 4.629,71 Ha dan TBM seluas
244,3 Ha.
7. PT. Industri Agrojaya Mendahara
Perusahaan yang dikelola saat ini adalah perkebunan kelapa sawit
yang berlokasi di Desa Lagan Tengah, Desa merbau dan Desa Sungai
Tawar, Kecamatan Geragai dan Kecamatan Mendahara, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Hak Atas Tanah Perusahaan
Perkebunan PT Mendahara Agrojaya Industri sesuai sertifikat Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Hak Guna Usaha (HGU) No. 06
tahun 2012 seluas 3.231,95 Ha. Dengan semakin terbatasnya lahan
mineral, maka lahan gambut menjadi salah satu pilihan untuk
pengembangan kelapa sawit. Dan tergolong lahan marginal untuk
perkebunan kelapa sawit.
8. PT. Alam Lestari Nusantara
PT. Alam Lestari Nusantara bergerak dalam bidang usaha
pengelolaan hutan tanaman karet (HT-Karet), dimana wilayah kerjanya
berada di Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin Kab.Sarolangun,
Prov. Jambi. Dari izin usaha seluas 10.785 Ha sesuai izin yang diberikan
pemerintah melalui surat keputusan Menteri kehutanan No: SK.10 /
Menhut / 2009 tanggal 12 januari 2009 dan SK Menhut No: SK.436 /
Menhut-II / 2009 tanggal 23 Juli 2009 dengan perubahan SK Menhut No:
SK.95 / Menhut-II / 2010 tanggal 24 Februari 2010 serta berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
No: P.12 / Melhk-II / 2015 tanggal 24 Maret 2015 tentang Pembangunan
Hutan Tanaman Industri peruntukannya adalah sbb;
Tanaman Pokok Karet seluas 7.550 Ha (70%)
Tanaman Kehidupan dan lain-lain seluas 2.156 Ha (20%)
33
Kawasan Konservasi seluas 1079 Ha (10%) Konservai Kawasan.
3.2 Prosedur Penjualan CPO di PT. Perkebunan Nusantara VI
Prosedur Penjualan CPO di PT. Perkebunan Nusantara VI adalah dengan
cara HOLDING. Holding meminta PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
(KPBN) untuk melaksanakan Tender. PT. Kharisma Pemasaran Bersama
Nusantara (KPBN) telah di berikan kuasa oleh PTPN group untuk menjual
seluruh komoditi PTPN sesuai dengan peraturan direksi holding. PT. Kharisma
Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) beralamat di Jalan Cut Meutia No.11,
RT.10/RW.5, Cikini, Jakarta, RT.10/RW.5, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330.
Gambar 3.3
Prosedur Penjualan CPO
34
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) melaksanakan
Tender di hari Senin s/d Jum‟at, mulai pukul 11:00 Wib s/d 15:00 Wib. Setelah di
laksanakan tender akan ada Menang Tender dan Bid Over (Tender tidak laku).
Berikut penjelasan nya :
1. Menang Tender
Setelah Menang Tender yang telah di laksanakan oleh PT.
Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN). Dibuktikan dengan
adanya Surat Tender Final yang telah di keluarkan oleh PT. Kharisma
Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN). Dengan Nomor Surat
NO.:0001/HOLD/CPO-L/N-VI/I/2021.
Gambar 3.4
Tender Final
35
Setelah Surat Tender Final keluar maka dibuatlah kontrak penjualan yang
harus di bayarkan oleh pembeli kepada pihak penjual PTPN VI dengan estimasi
waktu 15 Hari setelah surat kontrak penjualan di terbitkan, setelah melakukan
pembayaran maka CPO akan di kirimkan ke pihak pembeli dengan estimasi waktu
15 Hari.
Gambar 3.5
Kontrak Penjualan
36
2. Bid Over
Bid Over (Tender Tidak Laku) akan di tawarkan kepada pembeli
lain oleh pihak HOLDING, dengan harga CPO yang sama, yang dilakukan
oleh PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN). Setelah ada
pembeli yang telah deal. Setelah deal maka dibuatlah kontrak penjualan.
Kemudian pembeli melakukan pembayaran kepada pihak penjual PTPN
VI dengan estimasi waktu 15 Hari setelah surat kontrak penjualan di
terbitkan, setelah melakukan pembayaran maka CPO akan di kirimkan ke
pihak pembeli dengan estimasi waktu 15 Hari. Dengan nomor surat
NO.:0001/HOLDING/CPO-L/N-VI/I/2021.
3.2.1 Perhitungan Akuntansi Penjualan CPO
Penjualan CPO di PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi menggunakan
perhitungan akuntansi FOB Destination dan FOB Shipping Point. Pengiriman
CPO dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) sampai ke tangki timbunan CPO milik
PTPN VI atau tangki timbunan CPO milik pembeli yaitu melalui jalur darat
menggunakan mobil tangki yang biayanya ditanggung oleh PTPN VI dan segala
bentuk penyusutan CPO nya, Untuk Batas kewajaran penyusutan CPO dalam
pengiriman baik jalur darat maupun laut adalah sebesar 0,15% dari CPO yang
dikirimkan.
1. FOB Destination
FOB Destination memiliki syarat ongkos kirim ditanggung oleh
penjual. Dalam sistem ini, tanggungan penjual menyangkut segala risiko
terhadap barang dan akan berakhir tanggung jawab tersebut setelah
sampai di tangan pembeli. Hal lainnya adalah proses pencatatan
pembelian barang baru akan dilakukan jika barang sudah sampai di
tangan pembeli. Pada FOB Destination ini juga, besaran biaya angkut
tidak akan diketahui oleh pihak pembeli sehingga tidak dicantumkan
pada pembukuan di sisi pembeli. Importir hanya akan mencatat harga
beli dari barang tersebut.
37
Gambar 3.6
Penjualan CPO
Dalam penjualan FOB Destination PT. Perkebunan Nusantara VI
Jambi bekerjasama dengan vendor dalam melakukan pengiriman CPO dari
jalur darat hingga jalur laut. Pengiriman dimulai dari PKS (Pabrik Kelapa
38
Sawit) menggunakan mobil tangki menuju Pelabuhan, Contohnya PT.
Putra Hang Tuah sebagai Vendor dalam pengiriman CPO ke pelabuhan
Talang Duku.
Gambar 3.7
Pembayaran Pengiriman CPO Jalur Darat
Setelah itu di lakukan penimbangan dan pembongkaran, kemudian
di timbun di tangki timbunan CPO milik PT. Perkebunan Nusantara VI.
39
Setelah itu dilakukan pengangkutan/pengiriman CPO kepada pembeli
melalui jalur laut. Dalam hal ini segala bentuk penyusutan CPO dan biaya
pengiriman di tanggung oleh PT. Perkebunan Nusantara VI, dan PTPN VI
akan meminta ganti rugi penyusutan CPO kepada Vendor yang telah
bekerja sama dalam proses pengiriman baik jalur darat (Mobil Tangki)
maupun laut (Kapal).
Gambar 3.8
Pembayaran Pengangkutan CPO Jalur Laut
Jurnal Penjualan FOB Destination :
D K
Kas xxx
Penjualan xxx
40
Biaya Transportasi Darat xxx
Biaya Transportasi Laut xxx
Kas xxx
Kas Rp. 9.868.000.000
Penjualan Rp. 9.868.000.000
Biaya Transportasi Darat Rp. 112.747.745
Biaya Transportasi Laut Rp. 459.420.000
Kas Rp. 572.167.745
2. FOB Shipping Point
Berbeda dengan FOB Destination, maka FOB Shipping Point
memiliki syarat ongkos kirim menjadi tanggung jawab pihak pembeli
yaitu hanya pengiriman jalur laut (Kapal). Dalam sistem ini, tanggungan
pembeli juga menyangkut segala risiko pengiriman hingga mencapai
gudang. Dengan kata lain, barang yang dibeli pembeli sudah beralih
tanggung jawabnya ke pembeli meskipun barang masih dalam
perjalanan. Dalam FOB Shipping Point ada dua tipe pembeli, yaitu ada
pembeli yang mempunyai tangki timbun CPO yang berada di pelabuhan
contohnya di pelabuhan Talang Duku, jadi dalam hal ini pengiriman
CPO dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) langsung ditimbang dan di bongkar
ke dalam tangki timbunan pembeli. Sedangkan ada juga pembeli yang
tidak memiliki tangki timbun CPO, jadi CPO di timbun di tangki CPO
PTPN VI. Kemudian pembeli yang datang ke tangki timbunan
menggunakan kapal sendiri yang telah di kontraknya. Jadi intinya PT.
Perkebunan Nusantara VI selalu menyiapkan stok di tangki timbunan CPO
milik PT. Perkebunan Nusantara VI.
41
Gambar 3.9
Penjualan CPO
42
Jurnal Penjualan FOB Shipping Point :
D K
Kas xxx
Penjualan xxx
Biaya Transportasi Darat xxx
Kas xxx
Kas Rp. 9.868.000.000
Penjualan Rp. 9.868.000.000
Biaya Transportasi Darat Rp. 112.747.745
Kas Rp. 112.747.745
Kedua jenis FOB di atas tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Oleh karena itu penting bagi suatu pelaku ekspor-impor untuk
memilih yang terbaik dan yang sesuai dengan kebutuhannya.
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur Penjualan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VI
menggunakan Sistem Holding melalui PT. KPBN.
2. Penjualan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VI melalui tender untuk
mendapatkan buyer.
3. Jika Penjualan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VI Bid Over / tender
tidak laku makan akan di tawarkan ke buyer lain.
4. Kontrak Penjualan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VI menggunakan
metode FOB Shipping Point dan FOB Destination
5. Dalam pengiriman CPO melibatkan beberapa perusahaan jasa angkutan
CPO baik jalur darat dan jalur laut.
6. Segala bentuk Penyusutan CPO dalam pengiriman dibebankan oleh
perusahaan jasa angkutan CPO baik jalur darat dan jalur laut.
4.2 Saran
Terus jaga komunikasi dengan buyer agar saat Bid Over CPO cepat laku.
Menjaga kualitas CPO dengan kualitas terbaik, melaksanakan evaluasi setiap
minggu agar ada perbaikan dan melakukan pengiriman CPO secepat mungkin
setelah kontrak. Hal ini akan membuat PT. Perkebunan Nusantara VI menjadi
perusahaan penjualan CPO dengan kualitas terbaik dan pelayanan penjualan CPO
terbaik.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alen, 2019. Annual Report PT. Perkebunan Nusantara VI 2019, Jambi
Basu SwaSTA Dh. 2019. Manajemen Penjualan Yogyakarta: BPFE
Dr. Yoto Pranoto Holding Company BUMN Edisi Kedua 2019. Jakarta: Indeks
https://text-id.123dok.com/document/wyeeodl7y-pengertian-prosedur-
karakteristik-prosedur-manfaat-prosedur.html
https://text-id.123dok.com/document/myjev9jmq-jenis-jenis-penjualan-langkah-
langkah-dalam-proses-penjualan.html
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Indeks
Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: STIM YKPM
Kurjono. 2019. Akuntansi Perusahaan Dagang. Bandung: Alfabeta
McLeaod, R & Schell,G. 2012. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Indeks
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Rama Dasaratha, V. & Jones Frederick, L. 2015. Sistem Informasi Akuntansi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
45
LAMPIRAN 1
DAFTAR KEGIATAN MAGANG MAGANG MAHASISWA
PRIODE 8 FEBRUARI 2021 s/d 8 APRIL
Tanggal Hari Jenis Kegiatan
8-Februari-2021 Senin Penerimaan Mahasiswa Magang
Briefing
Perkenalan tetang profil perusahaan
9-Februari-2021 Selasa Membuat Add I Kontrak angkutan CPO
2021 PT & BUN
10-Februari-2021 Rabu Membuat Add I Kontrak angkutan CPO
2021 PT & BUN
11-Februari-2021 Kamis Membuat Add I Kontrak angkutan CPO
2021 PT & BUN
12-Februari-2021 Jumat LIBUR
15-Februari-2021 Senin Membuat AU53 & PBM UBIQUTY
16-Februari-2021 Selasa Membuat AU53 & PBM UBIQUTY
17-Februari-2021 Rabu Membuat AU53 & PBM UBIQUTY
18-Februari-2021 Kamis Merevisi BERITA ACARA
19-Februari-2021 Jumat Merevisi BERITA ACARA
46
DAFTAR KEGIATAN MAGANG MAGANG MAHASISWA
PRIODE 8 FEBRUARI 2021 s/d 8 APRIL
Tanggal Hari Jenis Kegiatan
22-Februari-2021 Senin Membuat SPK SBUTK
23-Februari-2021 Selasa Membuat SPK SBUTK
24-Februari-2021 Rabu Membuat DPPS 1031 (UNDANGAN
PRE LAUNCHING AGHRIS)
25-Februari-2021 Kamis Membuat Template RKO TW II
Kelapa Sawit
26-Februari-2021 Jumat Membuat Template RKO TW II
Kelapa Sawit
1-Maret-2021 Senin Membuat Sipande AU53 &
PBM_06.04_TI
2-Maret-2021 Selasa Membuat Sipande AU53 &
PBM_06.04_TI
3-Maret-2021 Rabu Membuat SPP Aplikasi SIPANDE
4-Maret-2021 Kamis Membuat SPP Aplikasi SIPANDE
5-Maret-2021 Jumat Membuat SPP Aplikasi SIPANDE
47
DAFTAR KEGIATAN MAGANG MAGANG MAHASISWA
PRIODE 8 FEBRUARI 2021 s/d 8 APRIL
Tanggal Hari Jenis Kegiatan
8-Maret-2021 Senin Membuat SPP UBIQUTY
9-Maret-2021 Selasa Membuat SPP UBIQUTY
10-Maret-2021 Rabu Membuat UBIQUTY AU53 &
PBM_06.04_TI
11-Maret-2021 Kamis LIBUR
12-Maret-2021 Jumat Membuat UBIQUTY AU53 &
PBM_06.04_TI
15-Maret-2021 Senin Membuat Kartu Nama Pegawai Kebun
16-Maret-2021 Selasa Membuat Kartu Nama Pegawai Kebun
17-Maret-2021 Rabu Mendata XLS Kebun PTPN VI
18-Maret-2021 Kamis Mendata XLS Kebun PTPN VI
19-Maret-2021 Jumat Mendata XLS Kebun PTPN VI
48
DAFTAR KEGIATAN MAGANG MAGANG MAHASISWA
PRIODE 8 FEBRUARI 2021 s/d 8 APRIL
Tanggal Hari Jenis Kegiatan
22-Maret-2021 Senin Mempersiapkan bahan dan data
Pelatihan Ms. Excel
23-Maret-2021 Selasa Menjadi Mentor Pelatihan Excel IKBI
24-Maret-2021 Rabu Membuat Rekapitulasi Tender
Penjualan Inti Sawit 2021
25-Maret-2021 Kamis Membuat Rekapitulasi Tender
Penjualan Inti Sawit 2021
26-Maret-2021 Jumat Membuat REKAPITULASI TENDER
MINYAK SAWIT 2021
29-Maret-2021 Senin Membuat REKAPITULASI TENDER
MINYAK SAWIT 2021
30-Maret-2021 Selasa Merevisi Annual Report 2019
31-Maret-2021 Rabu Merevisi Annual Report 2019
1-April-2021 Kamis Merevisi Annual Report 2019
2-April-2021 Jumat LIBUR
49
DAFTAR KEGIATAN MAGANG MAGANG MAHASISWA
PRIODE 8 FEBRUARI 2021 s/d 8 APRIL
Tanggal Hari Jenis Kegiatan
5-April-2021 Senin Membuat Perjanjian Kerja Sama TBS
6-April-2021 Selasa Merekap Penjualan TEH
7-April-2021 Rabu Mendata XLS Kebun PTPN VI
8-April-2021 Kamis Mendata XLS Kebun PTPN VI
9-April-2021 Jumat Penjemputan Mahasiswa Magang
Foto Bareng
Penyerahan Plakat
Pamit
50
LAMPIRAN 2
Dokumentasi Kegiatan Magang
51
Dokumentasi Mentor Pelatihan Ms. Excel
Diskusi Mengenai Magang
52
Presentasi Laporan Magang Dengan KASUBAG Pengadaan
53
Dokumentasi Penjemputan Mahasiswa Magang
54
Kawan Dalam Satu Ruangan Bagian Pengadaan & TI
55
LAMPIRAN 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Program Studi : Akuntansi
1. Nama Lengkap : Muhammad Bachtiar
2. No. HP : 0852-6760-4547
3. Tempat / Tanggal Lahir : Ds. Tanjung Harapan/ 19 Agustus 1999
4. Alamat Rumah : Ds. Tanjung Harapan, Sungai Bahar, Muaro Jambi
5. Alamat : Perumahan Permata Regency Blok I No 18
6. E-mail : [email protected]
7. Riwayat Pendidikan :
No. Nama Pendidikan Tempat Tahun Spesialis
Bidang
Dari Sampai
1 SDN 179/IX Muaro Jambi 2006 2012
2 SMPS ISLAM AL-
ARIEF Muaro Jambi 2012 2015
3 SMAN 04 MUARO
JAMBI Muaro Jambi 2015 2018 IPA
4 Universitas Jambi Muaro Jambi 2018 Sekarang Akuntansi
8. Kursus dan Pelatihan
Waktu Kursus dan Pelatihan Tempat
14 September
2019 Desain Grafis
Gedung Kampus Unja
Pondok Meja
10 Februari 2020 Surveyor SIGMA Grand Hotel Jambi
56
INDONESIA
9. Prestasi dan Penghargaan yang pernah diperoleh
Waktu Bentuk
Prestasi/Penghargaan
Nama Instansi yang
memberi
14 September 2019 Juara 1 Desain Poster Fakultas THP Unja
Jambi, 22 Juni 2020
Muhammad Bachtiar
NIM : C0C018021