Transcript
Page 1: laporan TPB - patogen

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PATOGEN BENIH

Oleh :

Nama : NOVITA PUTRI ARIFIANTI

NIM : 125040201111155

Kelompok : Jum’at (06.00)

Asisten : Novia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: laporan TPB - patogen

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBenih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin

pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini, benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tumbuh, dan tingkat kemurnian yang tinggi. Namun terkadang ditemukan adanya patogen pada benih sehingga membuat menurunnya kemurnian benih tersebut. Patogen dapat bertahan pada benih di dalam bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian benih terdiri dari tiga yaitu kulit, kotiledon, dan embrio. Patogen tular benih hidup pada salah satu bagian dari bagian benih tersebut. Lokasi patogen pada benih bergantung pada jenis patogen tersebut dan kebutuhan makanan masing-masing patogen. Ada beberapa cara untuk menguji kesehatan benih, diantaranya dengan pencucian benih.

Penyakit benih  merupakan penyakit penting  pada berbagai komoditas pertanian. Penyakit benih ini dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk perubahan warna, bentuk, nekrose, penurunan daya  kecambah, dan mengurangi nilai biji (benih).  Kehilangan hasil yang disebabkan penyakit benih mencapai lebih dari 5 persen, dan infeksinya dapat mencapai 50 persen. Penyebab utama kerusakan pada benih adalah jamur, bakteri, dan virus (patogen). Bentuk kerusakan karena serangan patogen sangat bervariasi, tergantung macam patogen, benih dan faktor lingkungan.

1.2 TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini tentang penyakit benih diantaranya:

a. Dapat mengetahui definisi penyakit benihb. Dapat mengidentifikasi macam-macam penyakit benih

1.3. ManfaatPada praktikum kali ini mempunyai manfaat yaitu supaya mahasiswa dapat

mengidentifikasi definisi penyakit benih itu sendiri serta dapat mengetahui serangan ataupun gejala yang ditimbulkan dari penyakit tersebut.

Page 3: laporan TPB - patogen

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Penyakit Benih Disease seed (Seed Pathology) is an important disease in various agricultural

commodities caused by fungi, bacteria and viruses. (Penyakit benih (Seed Pathology) merupakan penyakit penting pada berbagai komoditas pertanian yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.)

(Justice. 2002) Seed disease is a physiological disorder caused by the seed pathogen infection either

bacterial, fungi or viruses.(penyakit benih adalah gangguan fisiologis pada benih yang disebabkan oleh infeksi patogen baik bakteri, jamur maupun virus.)

(Rahayu. 1999) a process in which certain parts of the organism is not able to function normally as

well as possible because of the existence of a nuisance.(suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal dengan sebaik-baiknya karena adanya suatu gangguan.)

(Martoredjo,T.1984)

2.2. Macam-Macam Penyakit Benih (contoh dan Gambar literatur)2.2.1 Penyakit Antracnose

Penyakit ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab. Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2) penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper Sandoz.

2.2.2 Soybean Stunt Virus (SSV)

Virus tersebut dapat menurunkan hasil panen hingga 60%. Penularan SSV dapat melalui serangga vector kutu daun, Aphis glycines melalui benih. Benih terinfeksi virus

Page 4: laporan TPB - patogen

tersebut merupakan sumber inoculum primer di lapang, dan dengan keberadaan vektornya, virus dapat disebarluaskan di pertamanan. Salah satu cara pengendalian virus yang terbawa benih adalah dengan menanam benih sehat yang didapat melalui uji kesehatan benih atau sertifikasi benih.

2.2.3 Soybean Mosaic Virus (SMV)

Pada biji kedelai yang terinfeksi akan mengalami disklorosi berwarna hitam, namun disklorosi tersebut tidak harus menjadi indicator serangan SMV karena juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan lain sehingg muncul belang pada biji. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan varietas yang resisten, menanam biji kedelai biji kedelai yang bebas virus, mnegeliminasi gulma dan aphid, mencabut tanaman yang terinfeksi pertama kali di lapang.

Page 5: laporan TPB - patogen

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Waktu dan TempatPraktikum Teknologi Produksi benih dilakukan pada tanggal 23 Mei 2014 pada

pukul 06.00 WIB bertempat di Laboratorium Umum jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. .

3.2 Alat dan BahanAlat Cawan petri : sebagai tempat meletakkan benih kemudian di ovenGerminator : sebagai alat untuk menginkubasi benihPinset : untuk mengambil bahan perlakuan yakni benihKertas : untuk media perlakuanPlastik wrap : untuk melilit cawan agar kedap udaraGunting : untuk memotong kertasBahan Air : untuk mencuci alat serta untuk membasahi kertasAlkohol : untuk mensterilkan alat-alat praktikumBenih kedelai : sebagai bahan perlakuanBenih kacang hijau : sebagai bahan perlakuan

3.3 Cara Kerja (Diagram alir)

siapkan alat dan bahan

Cuci bersih semua alat yang akan digunakan dengan air kemudian bilas dengan sedikit alkohol

Potong kertas melingkar sesuai dengan ukuran petri

Letakkan kertas pada petri, lembabkan dan dilanjutkan dengan peletakan benih sampel

Tutup petri kemudian wrap agar kedap udara

letakkan di dalam germinator

Page 6: laporan TPB - patogen

3.4 Analisa PerlakuanPada praktikum kali ini pengamatan penyakit benih dilakukan untuk melihat

kontaminasi yang mungkin terjadi pada benih. Bahan perlakuan yang digunakan adalah benih kedelai dan kacang hijau. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mencuci semua alat yang digunakan untuk praktikum yang bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi jamur maupun bakteri. Selanjutnya lakukan pemotongan kertas buram yang telah disiapkan, kemudian sesuaikan ukuran petri. Selanjutnya letakkan pada petri dan dilembabkan. Benih yang telah disiapkan diletakkan diatas kertas kemudian petri ditutup. Selanjutnya, lakukan wrap pada petri dengan tujuan agar kedap udara sehingga kontaminasi minimalisir dapat dicegah. Jika semua sudah selesai, hal terakhir yang dilakukan yaitu memasukkan kedalam germinator. Kemudian lakukan pengamatan dan dokumentasi.

Page 7: laporan TPB - patogen

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilTabel Pengamatan.

No PerlakuanPatogen yang

ditemukan Dokumentasi Keterangan

1 Benih kedelai - tidak ditemukannya patogen pada benih. Karena benih terlihat masih dalam keadaan sehat dan tidak mengalami cacat fisik

2 Benih kacang hijau

- tidak ditemukannya patogen pada benih, hanya saja benih kc hijau terdapat lubang – lubang dan kopong (hampa) seperti terserang hama, namun dalam petri disk tersebut tidak ditemukannya hama.

4.2 Pembahasan Praktikum (dibandingkan dengan literatur)Pada praktikum yang telah dilakukan pada pengujian penyakit benih, diketahui

bahwa benih kedelai tidak ditemukan adanya pathogen, karena dari fisik benih tersebut masih sehat dan tidak ada kerusakan. Menurut Neergard (1977) Tanda benih sehat antara lain terlihat dariwarna kulit bijimengkilat, bernas (tidak keriput), ukuran biji normal, kulit biji utuh (tidak retak/pecah), tidak terjadi perubahanwarna (discolorisation) atau busuk, dan tidak terdapat organ patogen berupa hifa dan badan buah jamur. Sedangkan pada benih kacang hijau ditemukan benih yang berlubang dan kopong (hampa). Dengan dilakukannya percobaan tersebut dapat dibandingkan tingkat infeksi pathogen pada benih yang sehat dan kadaluarsa. Hal ini juga mempengaruhi pertumbuhan benih, dimana benih yang kadaluarsa sangat sulit berkecambah dan sangat rentan terserang penyakit sedangkan benih yang sehat dapat berkecambah normal dan tidak rentan terserang penyakit.

Page 8: laporan TPB - patogen

Menurut Sutopo (1995), infeksi patogen dapat melalui empat cara yaitu: Infeksi patogen benih yang terbawa oleh tanaman (patogen yang ikut secara bebas dan pasif, patogen yang menyebar dari benih ke benih, infeksi melalui sistem vasikular tanaman, penetrasi melalui putik atau bakal buah, dan penetrasi pada benih), Infeksi pada benih oleh patogen yang terbawa tanaman (struktur patogen berkembang untuk menginfeksi benih, membentuk badan buah untuk menginfeksinya dan membentuk spora, patogen yang terbawa angin dari sisa tanaman yang menginfeksi tanaman yang saling berdekatan, dan penyebaran dari benih ke seluruh tanaman ketika berkecambah sehingga tidak akan tumbuh dengan baik), Pemindahan patogen dari satu benih ke benih lainnya, dan Penyebaran dan menetapnya patogen di lapangan (keadaan lingkungan, vektor perantara penyebaran penyakit, tempat penyimpanan benih yang ditinggali patogen).

Menurut Copeland dan Donald. Kadar air benih yang mengalami peningkatan dapat terjadi apabila suhu dan kelembaban tempat penyimpanan tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi beberapa benih yang terserang atau bergejala penyakit yaitu kadar air benih dan suhu lingkungan. Kondisi tempat penyimpanan benih yang umumnya tertutup rapat dan kurang baiknya sirkulasi udara mengakibatkan kelembaban menjadi semakin meningkat. Akibatnya dapat memicu munculnya aktivitas mikroorganisme.

4.3 Pembahasan SoalApakah terdapat patogen pada benih yang diuji pada media kertas? Apa saja jenis

pathogen yang ditemukan? Bandingkan data anda dengan kelompok lain? Tidak ada, karena pada benih terlihat sehat dan tidak menunjukkan ciri-ciri terserang patogen. Benih sehat didefinisikan sebagai benih yang secara fisiologis mempunyai daya tumbuh dan vigor yang tinggi, serta tidak terkontaminasi atau terinfeksi patogen. Dalam kaitan keberadaan patogen, Neergard (1977) membedakan menjadi patogen terbawa benih (seed-borne pathogen), yaitu apabila pathogen terbawa benihmelalui kontaminasi pada permukaan biji atau terdapat dalam jaringan kulit biji.Apabila patogen terdapat di dalamembrio biji dan ditularkan ke kecambah yang tumbuh dari biji tersebut disebut patogen tular biji (seed transmitted pathogen).

Sedangkan pada kelas lain ditemukan adanya patogen, Penampakan yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah adanya serabut putih yang menutupi benih, yang biasanya disebut dengan hifa yang menjadi penyebab tanaman terinfeksi. Seperti pada umumnya, serangan terjadi pada saat kondisi lembab atau kadar air tinggi karena menurut Pakki (2001) bahwa kadar air yang tinggi menyebabkan kelembaban tinggi, dan kelembaban tinggi memicu terjadinya serangan jamur.

Apakah patogen yang saudara temukan merupakan dalam golongan patogen penyebab penyakit benih (seedborne)? Dampak apa yang ditimbulkan oleh patogen tersebut bagi benih? Karena benih sehat jadi tidak ditemukan adanya patogen pada benih kedelai

Page 9: laporan TPB - patogen

maupun pada benih kacang hijau. Adapun menurut literatur, dampak dari serangan pathogen salah satunya yaitu terjadi perubahan warna.

Bagaimana patogen tersebut bisa menginfeksi benih yang disimpan? Baker (1972) menyampaikan bahwa patogen-patogen dapat menginfeksi benih melalui beberapa cara, yaitu:

Patogen yang terikut bebas pada benih tanaman inang tetapi tidak melakukan serangan.

Patogen yang ikut secara pasif di permukaan benih tanaman inang Patogen yang masuk ke dalam jaringan benih

Bagaimana upaya pengendalian terhadap patogen pada benih tersebut?Bagaimana upaya pengendalian terhadap patogen pada benih tersebut? Upaya dalam menghindari patogen benih tentunya dengan perawatan dan perlakuan sedemikian rupa, dimulai saat pemanenan, pasca panen, dan sampai penyimpanan benih. Agar dapat memperoleh benih dengan mutu tinggi perlu diperhatikan syarat-syarat perlakuan tambahan, antara lain pemilihan daerah dengan iklimyang cocok, tanahnya subur, air cukup tersedia, bebas dari gangguan hama, penyakit dan gulma, ditanamdengan jarak tanam yang teratur dan umur panen yang tepat dan pengeringan hingga kadar air mencapai sekitar 10% (Sumarno danWidiati 1985).

Page 10: laporan TPB - patogen

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanDari hasil praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa pada benih kedelai

merupakan benih yang sehat. Pada benih tersebut tidak rentan dengan infeksi pathogen. Hal ini terbukti karena tidak ditemukannya jamur yang mengelilingi bagian benih sehingga pertumbuhan dan perkembangan benih tersebut tidak terhambat.

Sedangkan pada benih kacang hijau yang expired yang kita amati, tidak didapatkan bahwa benih tersebut tidak ditemukan patogen tetapi terdapat lubang – lubang dan kopong (hampa).

5.2 SaranAsisten : Dalam menyampaikan materi sudah cukup baik, semoga untuk

kedepannya materi yang disampaikan lebih variatif lagi.Praktikum : Alat di laboratorium ditambah lagi supaya praktikan juga bisa praktek

langsung.

Page 11: laporan TPB - patogen

DAFTAR PUSTAKA

BPTP. 2012.  Teknologi Budidaya Kedelai pada Lahan Sawah. http://sulsel.litbang.deptan.go.id. Diakses 3 Juni 2014

Justice, O.l. dan L.N. Bass. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. PT Radja Persada. Jakarta.Terjemahan.

Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta

Neergard, P . 1977. Seed pathology . The Mc Millan Press Ltd. London. 839 p

Pakki, Syahrir dan Syahrir Ma’sud, 2005. Inventarisasi Dan Identifikasi Patogen Cendawan Yang Menginfeksi Benih Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Prosiding Seminar Ilmiah Dan Pertemuan Tahunan Pei Dan Pfi Xvi Komda Sul-Sel

Rahayu, S. 1999. Penyakit Tanaman Hutan di Indonesia, Gejala Penyebab dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius.Yogyakarta

Sumarno danWidiati. 1985. Produksi dan teknologi benih kedelai. DalamS. Somaatmadja et al. (Eds.). Kedelai. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. p. 407-428.

Sutopo, Lita. 1995. Teknologi Benih. Universitass Brawijaya. Rajawali Press. Jakarta.

V.K Agarwal James B. Sinclair principles of seed pathology second edition.


Top Related