Download - Laporan Proker

Transcript
Page 1: Laporan Proker

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis SituasiDesa Jatiluwih merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Penebel,

Kabupaten Tabanan. Secara geografis Desa Jatiluwih berada pada ketinggian 500 -

700 m diatas permukaan laut. Kata Jatiluwih sendiri berarti Jati yaitu sejati dan Luwih

berarti indah, sehingga Jatiluwihdapat diartikan suatu tempat yang benar benar indah.

Jarak tempuh Desa Jatiluwih dari Ibukota Kabupaten / Kotamadya Daerah Tingkat II

kurang lebih 26 km dan 60 km dari Kota Denpasar. Desa Jatiluwih memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Hutan Lindung

Sebelah selatan : Desa Babahan dan Mengesta

Sebelah barat : Desa Wongaya Gede

Sebelah timur : Desa Senganan

Salah satu daya tarik wisata Jatiluwih yaitu hamparan persawahan dengan

teraseringnya yang indah dan memukau. Sebagian besar wilayah Desa Jatiluwih

merupakan persawahan dan ladang sawah seluas 303 Ha yang keseluruhannya

dikelola menggunakan sistem pengairan subak yaitu sistem pengairan atau irigasi

tradisional Bali yang berbasis budaya masyarakat sebagai warisan leluhur. Subak di

Desa Jatiluwih tetap dijaga keharmonisannya antara sesama petani sehingga setiap

petak sawah yang ada mendapatkan air yang merata. Masyarakat juga menjalin

keharmonisan dengan Tuhan melalui beberapa perantara pura yang dibangun sebagai

rasa syukur kepada Dewi Sri yang dipercaya menjadi dewi kemakmuran dan dewi

kesuburan. Desa Jatiluwih memiliki Pura Kahyangan Tiga yang berjumlah 2 buah dan

Pura Subak dengan jumlah 3 buah.

Keunikan sawah Jatiluwih yang berteras membuat desa tersebut masuk

kedalam daftar UNESCO World Heritage. Persawahan di Desa Jatiluwih telah

terjamah oleh masyarakat, namun adapula tanah yang belum dikelola secara optimal

seperti hutan dengan luas 1.328.281 Ha. Sawah yang ada di Desa Jatiluwih lebih

banyak ditanami tanaman padi, sedangkan untuk perkebunan terdiri dari tanaman

kelapa, kopi dan coklat.

Keberhasilan Desa Jatiluwih masuk dalam salah satu warisa dunia tidak

terlepas dari sumber daya manusia yang merupakan faktor pendukung utama

1

Page 2: Laporan Proker

pembangunan dan kemajuan Desa Jatiluwih kearah lebih baik. Kuantitas penduduk

disuatu wilayah harus disetarakan dengan kualitas dari masing-masing penduduk,

sehingga peningkatan sumber daya manusia nantinya tidak menjadi beban

pembangunan di desa tersebut. Penduduk Desa Jatiluwih terdiri dari 1.294 laki-laki

dan 1.408 perempuan. Mayoritas pendidikan masyarakat Jatiluwih lulusan SMP dan

SMA dengan pekerjaan sebagai petani, karyawan, wiraswasta, penjual jasa dan

sebagainya.

Penduduk yang berjumlah 2.702 di Desa Jatiluwih, tersebar dibeberapa titik

pemukiman. Penduduk tersebut terbagi atas dua desa adat yaitu Gunung Sari dan

Jatiluwih. Desa Adat Gunung Sari memiliki tiga banjar dinas diantaranya Gunung

Sari Desa, Gunung Sari Kelod dan Gunung Sari Uma Kayu, sedangkan untuk Desa

Adat Jatiluwih terdiri dari lima banjar dinas yaitu Jatiluwih Kangin, Kawan,

Kesambahan Kelod, Kesambahan Kaja dan Kesambi. Koordinasi dan komunikasi

kepada masyarakat setiap banjar dinas dilakukan dengan membentuk perkumpulan-

perkumpulan masyarakat seperti sekaa banjar untuk kaum bapak / kepala keluarga,

Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) bagi kaum ibu-ibu, serta Sekaa Teruna

Teruni (STT) dan Karang Taruna untuk pemuda-pemudi desa. Perkumpulan tersebut

bertujuan disamping mempermudah koordinasi juga mempererat kerjasama dan rasa

memiliki, menghargai serta menghormati antara sesama makhluk ciptaan Tuhan.

1.2 Identifikasi Masalah

Desa Jatiluwih yang terkenal sebagai salah satu destinasi pariwisata juga

masih mengalami berbagai permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya.

Berdasarkan data dan fakta yang dilihat ketika melakukan survey dan diskusi bersama

perangkat Desa Jatiluwih, maka didapatkan lima prioritas utama permasalahan baik

yang disadari oleh masyarakat dan yang kurang mendapatkan kepedulian dari

masyarakat, yang patut dicari solusi dan tindak nyata dari permasalahan tersebut.

Masalah pertama terkait potensi – potensi yang kurang digali, disamping

sebagai warisan budaya versi UNESCO. Masyarakat Jatiluwih sebenarnya masih

dapat menggali lebih banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat. Potensi yang belum mampu digali oleh

masyarakat tersebut dibutuhkan peningkatan mutu dan kualitas masyarakat agar lebih

inovatif, kreatif dan berdaya guna dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki.

Page 3: Laporan Proker

Masalah yang kedua yaitu kurangnya perhatian masyarakat setempat dan para

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Jatiluwih terhadap kebersihan

lingkungan setempat. Observasi yang dilakukan disekitar wilayah Jatiluwih,

mengindikasikan bahwa faktor utama penyebab banyaknya sampah tersebut yaitu

tidak adanya tempat pembuangan akhir maupun sementara yang dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat serta sarana tempat sampah yang kurang. Hal ini tentu akan

menghambat terciptanya lingkungan yang bersih di Desa Jatiluwih, apalagi pada saat

ini telah dinobatkan sebagai daerah wisata warisan dunia.

Permasalahan yang ketiga yaitu kurangnya perhatian dan kepedulian

pemerintah setempat bahkan pemerintah tingkat kabupaten terhadap keberadaan

infrakstruktur yang ada di Desa Jatiluwih. Salah satunya adalah mulai rusaknya plang

yang terdapat di beberapa titik di Desa Jatiluwih. Infrastruktur lainnya yang kurang

mendapat perhatian yaitu kondisi jalan yang rusak dan marka jalan atau penanda batas

jalan yang warnanya telah memudar. Selain itu, papan informasi yang ada disetiap

dusun juga terlihat dengan kondisi yang perlu diperbaiki. Papan yang terbuat dari

bahan non permanen seperti kayu, kini terlihat remuk dan informasi yang tertulis telah

memudar, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antara pihak masyarakat dan

kepedulian pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur tersebut.

Masalah selanjutnya yang dihadapi Desa Jatiluwih yaitu terkait finansial

dimana kurang maksimalnya pendapatan yang diperoleh masyarakat Jatiluwih, yang

secara mayoritas bekerja sebagai petani. Akan tetapi letak geografis dan sistem

distribusi produk merupakan beberapa faktor yang dapat menghambat masyarakat

dalam memperoleh penghasilan yang optimal. Dengan wilayah yang terletak di kaki

pegunungan Batukaru, dapat dirasakan suhu daerah ini sangat sejuk dan dingin, tidak

seperti daerah dataran yang lebih rendah dari Desa Jatiluwih, yang dapat memanen

hasil pertanian sebanyak tiga kali dalam setahun maka petani Jatiluwih hanya mampu

menghasilkan produk taninya sebanyak dua kali dalam satu tahun. Petani Jatiluwih

juga memiliki keunikan lain dibandingkan petani padi lainnya yaitu tidak langsung

memasarkan hasil tani ke distributor, melainkan disimpan dalam sebuah tempat yang

nantinya akan dijual ketika harga beras sudah naik. Persepsi yang demikian memang

menguntungkan secara finansial, akan tetapi ketika masa penyimpanan padi dilakukan

tentu saja terdapat kendala dalam hasil tani yaitu padi mungkin saja mengalami

kerusakan yang dapat menurunkan mutu dari beras merah tersebut. Petani yang

mendistribusikan hasil panennya kepada para pengepul, mendapatkan keuntungan

Page 4: Laporan Proker

yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga yang dijual oleh pengepul, oleh

sebab itu dibutuhkan manajemen pemasaran yang baik dan transparan baik oleh pihak

petani maupun pihak pengepul.

Permasalahan lain yang dihadap oleh para peternak di Desa Jatiluwih adalah

terkait permodalan, pemasaran produk, dan pencatatan keuangan. Para pengusaha

ternak ayam di Desa mengalami masalah kekurangan modal, memasarkan produk,

dan juga belum melakukan pencatatan keuangan akuntansi untuk mengetahui

perkembangan usahanya. Padahal ketiga faktor tersebut sangat penting untuk

menunjang keberhasilan usaha ternak yang ditekuni.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut maka Desa Jatiluwih

memerlukan berbagai solusi dari masalah tersebut agar dapat mensejahterakan

masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam

untuk menuju desa agrowisata.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dari diadakannya KKN-PPM Universitas Udayana yang

berlokasi di Desa Jatiluwih adalah untuk mengoptimalisasi daya tarik wisata sekaligus

mensejahterakan masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia dalam

bidang kesehatan dan pertanian.

Secara spesifik tujuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Inventarisasi dan identifikasi potensi sumber daya kepariwisataan Desa

Jatiluwih.

2. Mewujudkan daya tarik wisata di Desa Jatiluwih.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Desa Jatiluwih sebagai

penunjang kegiatan pariwisata.

4. Pelatihan pembukuan, pemasaran, dan prosedur dalam meningkatkan

produktivitas pengolahan beras merah.

5. Meningkatkan kepedulian dan empati mahasiswa kepada permasalahan

masyarakat, sehingga terjadi perubahan perilaku mahasiswa, institusi, dan

kelompok sasaran yang dituju untuk dikembangkan oleh program KKN-PPM.

Page 5: Laporan Proker

1.3.2 Manfaat

Adanya manfaat dari pelaksanaa KKN-PPM Unud ini dapat dirasakan oleh

peserta KKN-PPM Periode X dan masyarakat desa Jatiluwih.

a. Manfaat Terhadap Mahasiswa

Dalam pelaksanaa KKN-PPM periode X menjadi sarana bagi mahasiswa

untuk meningkatkan rasa simpati, empati, dan jiwa sosial mahasiswa terhadap

masyarakat di desa Jatiluwih. Melalu pelaksanaaan KKN-PPM ini diharapkan

mahasiswa dapat mengasah kemampuan softskill dalam bersosialisasi terhadap

masyarakat lokal.

b. Manfaat Terhadap Masyarakat

Dengan pelaksanaan KKN-PPM di desa Jatiluwih diharapkan masyarakat

desa Jatiluwih memiliki kesadaran akan potensi wisata yang ada di desa Jatiluwih dan

dapat mengoptimalisasi daya tarik wisatanya yang sangat menarik. Dengan adanya

kesadaran akan potensi wisata dan upaya yang besar untuk mengoptimalisasinya

maka kehidupan masyarakat desa Jatiluwih akan semakin sejahtera. Selain itu,

manfaat yang dirasakan berdampak positif terhadap ekonomi masyarkat, kesehatan

masyarakat dan pendidikan masyarakat.

Page 6: Laporan Proker

BAB II

REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

2.1 TemaTema yang diangkat dalam pelaksanaaan KKN-PPM Universitas Udayana

Periode X tahun 2015 di Desa Jatiluwih adalah “Optimalisasi Sumber Daya Alam dan

Sumber Daya Manusia Untuk Menunjang Kemajuan Pariwisata di Desa Jatiluwih”.

Tema ini dipilih karena di Desa Jatiluwih terdapat potensi desa wisata yang masih

memerlukan pengoptimalisasian lebih lanjut untuk memberikan tambahan pendapatan

atau penghasilan yang diterima oleh masyarakat selain pertanian dan peternakan.

Dengan adanya pendapatan yang diterima oleh masyarakat, secara tidak langsung

akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa Jatiluwih.

2.2 Program

Adapun program-porogram yang kami laksanakan antara lain :

1. Program Pokok Tema

a. Pembuatan Tapal Batas Desa Jatiluwih

b. Pembuatan plang penunjuk lokasi antara Pura Petali dan Desa

Jatiluwih

c. Pengadaan tempat sampah di Jogging track

d. Pengembangan dan Penambahan konten website Desa Jatiluwih

e. Penanaman tanaman kelapa di area jogging track

f. Penyuluhan langsung kepada petani untuk menggunakan pestisida

organik agar mengurangi efek timbulnya efek negatif bagi lingkun gan

g. Mengajar bahasa asing pada siswa-siswi sekolah dasar

2. Program Pokok Non Tema

a. Program Pendampingan Keluarga

b. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

c. Pengadaan POSYANDU LANSIA

d. Pelayanan Kesehatan Ternak

e. Penanaman tanaman pekarangan untuk masyarakat kurang mampu

f. Penyuluhan manajemen keuangan kepada bendahara Badan Pengelola

DTW Desa Jatiluwih

Page 7: Laporan Proker

3. Program Bantu

a. Posyandu Balita

b. Ngayah persiapan piodalan di pemondokan

c. Pos mengajar

Berdasarkan fakta dan data-data yang ditemukan di desa Jatiuwih dan

diskusi dengan pihak kantor dinas Desa Jatiluwih, ditemukan empat

prioritas yang menjadi masalah di desa Jatiluwih. Permasalahan-

permasalahan tersebut tersebar di berbagai bidang kehidupan

masyarakat dan disadari oleh masyarkat desa Jatiluwih. Oleh karena itu

dibutuhkan tindakan nyata yang berguna untuk menyelesaikan dan

mengurangi masalah masalah yang ada. Masalah-masalah tersebut

digolongkan menjadi ke dalam 4 bagian, yaitu masalah prasarana fisik,

masalah sosial budaya, masalah peningkatan produksi, dan masalah

kesehatan masyarakat.

Permasalahan yang ditemukan:

No Permasalahan LokasiSumber

(P/M/D)

1 Kurang jelasnya batas dari desa Jatiluwih Desa Jatiluwih M

2 Kurangnya penunjuk arah yang menuju desa dan objek wisata

Desa Jatiluwih M

3Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan dan manfaat pestisida organic

Desa Jatiluwih M

4 Masyarakat di Desa Jatiluwih masih menggunakan pestisida kimia

Desa Jatiluwih M

5Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan pestisida organik yang ramah lingkungan

Desa Jatiluwih M

6

Terdapat masyarakat yang status sosial miskin yang tidak mempunyai lahan sawah tetapi memiliki lahan pekarangan yang tidak dimanfaatkan secara optimal

Desa Jatiluwih M

Page 8: Laporan Proker

7

Website Desa Tidak Digunakan Secara Optimal

DesaJatiluwih D

8 Kurangnya pendidikan bahasa asing pada siswa sekolah dasar

Desa Jatiluwih D

9 Tidak adanya jaringan internet pada badan pengelola pariwisata (DTW)

Desa Jatiluwih P

10 Kurangnya pengetahuan karyawan mengenai pembukuan

Desa Jatiluwih D

11 Kurangnya tanaman hias di sepanjang jalan

Desa Jatiluwih P

12 Tidak adanya struktur organisasi dengan masa kepemimpinan yang baru

Desa Jatiluwih D

13 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelestarian subak

Desa Jatiluwih D

14 Kurangnya pemberdayaan Posyandu Lansia

Desa Jatiluwih D

15

Banyaknya warga yang mengalami

penyakit rematik, hipertensi dan asam

urat

Desa Jatiluwih D

16

Kurangnya pengetahuan petani terhadap

bahaya pestisida tanpa penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) saat bekerja

Desa Jatiluwih D

17

Kurangnya pengetahuan PHBS mengenai

membuang sampah pada tempatnya bagi

anak-anak dalam lingkungan sekolah

Desa Jatiluwih M

*P = Perangkat Desa, M = Masyarakat, D = Dinas Instansi

2.2 Prioritas Pemilihan Permasalahan1. Identifikasi Permasalahan Prasarana FisikNo Permasalahan Alasan

7

Page 9: Laporan Proker

1 Pengadaan Tapal Batas Desa Melengkapi desa Jatiluwih dengan memasang tapal batas desa. Berdasarkan analisis KUWAT kegiatan ini memungkinkan untuk dilaksanakan dan mendapat dukungan sepenuhnya dari kepala desa.

2 Pengadaan Penunjuk Arah Melengkapi desa Jatiluwih dengan pemasanganpenunjuk arah menjadi bagian penting untuk melengkapi fasilitas desa sebagai desa wisata.Berdasarkan analisis KUWAT pengadaan penunjuk arah dapat dilaksanakan.

2. Identifikasi Permasalahan Peningkatan ProduksiNo Permasalahan Alasan

1. Belum maksimalnya penggunaan

pestisida organik oleh petani

Berdasarkan analisis KUWAT

memungkinkan dijadikan program KKN

PPM, karena pestisida organik memiliki

kelebihan seperti : Teknologi

pembuatannya lebih mudah dan murah,

sehingga memungkinkan untuk dibuat

sendiri dalam skala rumah tangga,

Pestisida organik tidak menimbulkan efek

negatif bagi lingkungan maupun terhadap

makhluk hidup, sehingga, relatif aman

untuk digunakan, Hasil petanian yang

dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari

residu pestisida kimiawi.

2. Kurangnya maksimalnya

kesehatan hewan ternak

Berdasarkan analisis KUWAT

memungkinkan dijadikan program KKN

PPM, dukungan dari perangkat desa dan

masyarakat terutama peternak cukup

besar. Meningkatkan kesehatan hewan

Page 10: Laporan Proker

ternak akan mampu membantu

peningkatan kesejahteraan masyarakat

khususnya peternak.

3 Terdapat masyarakat yang status

sosial miskin yang tidak

mempunyai lahan sawah tetapi

memiliki lahan pekarangan yang

tidak dimanfaatkan secara

optimal

Berdasarkan analisis KUWAT,

memungkinkan dijadikan program KKN

PPM, dukungan kepala desa dan

masyarakat besar. Diharapkan dengan

adanya program budidaya tanaman

pekarangan dengan memanfaatkan lahan

pekarangan akan mengurangi pengeluaran

keluarga masyarakat miskin

3. Identifikasi Permasalahan Sosial BudayaNo Permasalahan Alasan

1 Mengembangkan dan

menambahkan konten pada

website jatiluwih.

Untuk menuju desa agrowisata, dan

adanya objek wisata baru berupa air

terjun dan belum banyak wisatawan

yang mengetahuinya maka peran

media elektronik untuk

mempromosikan objek wisata ini

perlu diperdayakan terkait

kepentigan promosi desa kepada

wisatawan.

2 Mengajar bahasa asing kepada

siswa sekolah dasar

Mengajar bahsa asing sejak dini

sangat diperlukan pada daerah wisata

yang dominan pengunjung daerah

tersebut adalah orang asing oleh

karena itu kemampuan masyarakat

untuk berbahasa asing sangat

diperlukan utnuk menunjang sektor

pariwisata jatiluwih.

3 Pengadaan jaringan internet pada Pengadaan jaringan internet pada

Page 11: Laporan Proker

badan pengelola pariwisata

jatiluwih

badan pengelolaan sangat diperlukan

dikarenakan untuk mempromosikan

kegiatan dan objek wisata jatiluwih

diperlukan media berupa internet

untuk memberi dan memperbarui

informasi wisata kepada masyarakat

luar.

4 Penyuluhan keuangan pada badan

pengelola DTW

Penyuluhan bagaimana cara

mengelola keuangan pada badan

pengelola dirasa sangat diperlukan

dikarenakan kurangnya pengetahuan

karyawan mengenai pembukuan,

pemasukan dana dan pengeluaran di

catat seadanya sehingga banyak dana

yang keteteran/hilang.

5 Pengadaan tanaman disepanjang

jalur/jalan pariwisata jatiluwih

Untuk membuat suasana wisata

jatiluwih semakin menarik maka

perlu untuk menambahkan tanaman

hias di pinggir jalan atau rumah

penduduk di sepanjang jalur

pariwisata jatiluwih

6 Penyempurnaan struktur

organisasi daya Tarik wisata

jatiluwih

mengingat masa kepemimpinan

sudah berganti maka badan

pengelola daya Tarik wisata (DTW)

di desa jatiluwih membutuhkan

struktur organisasi sesuai dengan

kepemimpinan yang baru baik dari

struktur organisasi pengelola dan

struktur organisasi manajemen

7Penyuluhan membuadayakan

Subak merupakan warisan budaya

Page 12: Laporan Proker

subak agar tetap lesatri. dunia. Desa jatiluwih merupakan

daerah tujuan wisata yang memiliki

potensi. Dengan petensi yang

dimiliki dikhawirkan investor akan

mengambil alih kepemilikan lahan

sawah dan kemungkinan akan

mengalihfungsikan lahan. Jika lahan

sawah hilang maka subak pun akan

hilang. Untuk itu awig awig subak

harus mempertegas peraturan

mengenai “tidak diperkenankan

untuk mengalihfungsikan lahan”

4. Identifikasi Permasalahan Kesehatan MasyarakatNo Permasalahan Alasan

1. Kurangnya pemberdayaan Posyandu

Lansia

Posyandu lansia adalah suatu forum

komunikasi, alih teknologi dan

pelayanan kesehatan oleh masyarakat

dan untuk masyarakat yang

mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia

khususnya pada lansia. Apabila

berkurangnya pemberdayaan terhadap

posyandu lansia maka akan

memberikan dampak yang tidak baik

bagi lansia. Karena melalui posyandu

lansia, lansia akan  mendapatkan

pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan yang dibutuhkan lansia. Maka

perlunya dilakukan kembali

pemberdayaan posyandu lansia.

2. Kurangnya pengetahuan petani

terhadap bahaya pestisida tanpa

Bahaya pestisida bagi petani bisa

menimbulkan keracunan pestisida yang

Page 13: Laporan Proker

penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) saat bekerja

bersifat kronik maupun akut.

Keracunan akut dapat terjadi karena

kontaminasi kulit, inhalasi (pernafasan)

dan mulut/saluran pencernaan, dan

apabila mencapai dosis tertentu dapat

mengakibatkan kematian. Maka perlu

menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) saat bekerja menggunakan

pestisida. Alat Pelindung Diri (APD)

adalah seperangkat alat keselamatan

yang digunakan oleh pekerja untuk

melindungi seluruh atau sebagian

tubuhnya dari kemungkinan adanya

pemaparan potensi bahaya lingkungan

kerja terhadap kecelakaan dan penyakit

akibat kerja. Maka pentingnya

penggunaan APD ini saat bekerja

menggunakan pestisida untuk

meghindari terjadinya keracunan dari

bahaya pestisida.

Page 14: Laporan Proker

BAB III

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

1. Judul : Mengembangkan dan menambahkan konten pada website

Desa Jatiluwih.

Sifat : Monodisipliner

Bidang : Sosial Budaya

No. Sektor : 08.1.1.02

a. Latar Belakang

Tema dari KKN PPM UNUD Periode X di Desa Jatiluwih, Kecamatan

Penebel, Kabupaten Tabanan adalah Optimalisasi Sumber Daya Manusia dan Sumber

Daya Alam untuk Menunjang Kemajuan Pariwisata di Desa Jatiluwih. Dalam

pengamatan yang telah dilakukan Desa Jatiluwih sudah memiliki website yang

memuat informasi mengenai potensi wisata dan profil Desa Jatiluwih namun konten

yang terdapat dalam website tidak selalu diperbaharui. Hal tersebut terlihat dari

konten – konten yang ada pada website masih kurang informasi yang disampaikan

Page 15: Laporan Proker

yang berkaitan dengan potensi pariwisata Desa Jatiluwih. Oleh karena itu salah satu

program yang kami lakukan adalah mengembangkan dan menambahkan konten pada

website Desa Jatiluwih.

Dengan adanya program yang akan kami lakukan maka diharapkan dapat

membantu memberikan oinformasi kepada masyarakat global khususnya wisatawan

yang akan berkunjung ke Desa Jatiluwih.

b. Tujuan

Program mengembangkan dan menambahkan konten pada website Desa

Jatiluwih ini bertujuan agar wisatawan mendapatkan informasi yang valid mengenai

Desa Jatiluwih di website yang tersedia.

c. Proses

Kegiatan mengembangkan dan menambahkan konten pada website Desa

Jatiluwih diawali dari komunikasi antara mahasiswa dengan pihak Badan Pengelola

Daya Tarik Wisata (DTW) di Desa Jatiluwih kemudian dilanjutkan dengan proses

pengembangan dan penambahan konten website yaitu mencari refrensi, survey

informasi dan mengolah data tersebut ke dalam website. Setelah melakukan

pengembangan dan penambahan konten pada website Desa Jatiluwih selanjutnya

mesosialisasikannya ke pihak Badan Pengelola DTW Desa Jatiluwih.

d. Biaya

- Memelihara domain Rp. 150.000- Konsumsi untuk sosialisasi Rp. 30.000Total Rp. 180.000

Sumber pendanaan bersumber dari swadaya mahasiswa KKN PPM dan

anggaran dari LPPM UNUD.

e. Pelaksanaan

Hari/

Tanggal

Jenis Kegiatan Waktu

(WITA)

Tempat Peserta

Jumat, 20

Februari

2015

Kunjungan ke Badan

Pengelola DTW untuk

koordinasi mengenai

11.00 –

13.00

Badan

Pengelola

Daya Tarik

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

Page 16: Laporan Proker

konten website. Wisata

Minggu, 22

Februari

2015

Survey air terjun untuk

konten website.

15.00 –

15.00

Desa

Jatiluwih

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

Senin, 23

Februari

2015

Melengkapi konten

website

09.00 –

10.00

Posko

KKN

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

Selasa, 24

Februari

2015

Sosialisasi mengenai

pengembangan dan

penambahan konten

pada website Desa

Jatiluwih ke pada pihak

Badan Pengelola Dya

Tarik Wisata Desa

Jatiluwih.

10.00 –

11.00

Badan

Pengelola

Daya Tarik

Wisata

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

f. Hasil

Pengeembangan dan penambahan konten website ini berhasil diselesaikan

pada tanggal 24 Februari 2015.

g. HambatanHambatan dalam pelaksanaan program ini adalah pada koneksi internet yang

kurang lancer. Dalam pembuatan website, koneksi internet menjadi modal utama yang

sangat penting, karena koneksi yang tidak lancer menyebabkan penambahan konten

website tersendat-sendat.

2. Judul : Mengajar Bahasa Asing Kepada Siswa Sekolah Dasar

Sifat : Monodisipliner

Bidang : Sosial Budaya

No. Sektor : 11.1.1.01

a. Latar Belakang

Desa Jatiluwih sebagai desa pariwisata sangat memerlukan adanya pendidikan

atau pengetahuan mengenai bahasa asing khususnya Bahasa Inggris. Mengajar bahasa

Page 17: Laporan Proker

asing sejak dini sangat diperlukan apalagi Desa Jatiluwih adalah daerah pariwisata

yang dominan dikunjungi oleh wisatawan asing.

Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa KKN PPM Unud Periode X

mengadakan program Mengajar Bahasa Asing Kepada Siswa Sekolah Dasar. Program

ini dilaksanakan di SDN 1 Jatiluwih dengan menargetkan siswa kelas 4,5 dan 6.

Kegiatan ini kami adakan setiap hari kamis dan sabtu.

b. Tujuan

Program Mengajar Bahasa Asing Kepada Siswa Sekolah Dasar bertujuan

untuk memberikan pengetahuan bahasa asing terutama bahasa inggris bagi siswa

sekolah dasar. Kami disini juga memberikan motivasi bagi anak-anak sekolah dasar

betapa pentingnya pendidikan di era globalisasi ini. Kesadaran akan pentingnya

pendidikan terutama bahasa asing kami prioritaskan. Kesenangan anak untuk belajar

dengan giat kami tingkatkan dengan memberikan pengajaran melalui suasana santai

dan menyenangkan.

c. Proses

Program ini diawali dengan berkoordinasi antara mahasiswa dengan pihak

sekolah mengenai siswa yang mana saja yang akan diajar. Selanjutnya

mempersiapkan materi dan alat-alat yang akan dipergunakan dalam pengajaran.

Setelah persiapan selesai dilanjutkan dengan melakukan pengajaran bahasa inggris di

SDN 1 Jatiluwih sesuai dengan jadwal yang ditetapkan .

d. Biaya

Pembelian Kapur Tulis Rp. 9.000

Snack Rp. 20.000

Total Rp. 29.000

Sumber pendanaan bersumber dari swadaya mahasiswa KKN PPM dan

anggaran dari LPPM UNUD.

e. Pelaksanaan

Hari/

Tanggal

Jenis Kegiatan Waktu

(WITA)

Tempat Peserta

Senin, 16

Februari

Koordinasi dengan

pihak sekolah

09.00 –

10.00

SDN 1

Jatiluwih

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

Page 18: Laporan Proker

2015

Kamis, 19

Februari

2015

Melakukan pengajaran

untuk siswa kelas 4 dan

5

15.00 –

17.00

SDN 1

Jatiluwih

Siswa kelas 4 dan 5

Sabtu, 21

Februari

2015

Melakukan pengajaran

untuk siswa kelas 6

15.00 –

16.00

SDN 1

Jatiluwih

Siswa Kelas 6

Kamis, 26

Februari

2015

Melakukan pengajaran

untuk siswa kelas 4 dan

5

15.00 –

17.00

SDN 1

Jatiluwih

Wisata

Siswa kelas 4 dan 5

Sabtu, 28

Februari

2015

Melakukan pengajaran

untuk siswa kelas 6

15.00 –

16.00

SDN 1

Jatiluwih

Siswa Kelas 6

Kamis, 05

Maret 2015

Melakukan pengajaran

untuk siswa kelas 4 dan

5

15.00 –

17.00

SDN 1

Jatiluwih

Wisata

Siswa kelas 4 dan 5

Sabtu, 07

Maret 2015

Melakukan pengajaran

untuk siswa kelas 6

15.00 –

16.00

SDN 1

Jatiluwih

Siswa Kelas 6

f. Hasil

Mengajar Bahasa Asing kepada Siswa Sekolah Dasar ini terakhir dilaksanakan

pada tanggal 07 Maret 2015

g. HambatanHambatan dalam pelaksanaan program ini adalah kurangnya minat siswa

untuk mengikuti kelas tambahan bahasa asing. Selain kurangnya minat siswa, buku

panduan untuk mengajar juga terbatas.

3. Judul : Penyuluhan Keuangan pada Badan Pengelola DTW

Sifat : Monodisipliner

Bidang : Sosial Budaya

No. Sektor : 09.3.1.03

a. Latar Belakang

Page 19: Laporan Proker

Badan Pengelola Pariwisata Desa Jatiluwih memerlukan pendalaman

mengenai pengelolaan dana yang baik dan benar sesuai dengan pos-pos pembagian

dana yang ada. Sehingga dapat mempermudah badan pengelola untuk

mengalokasikan pemasukan serta pengeluaran pariwisata Desa Jatiluwih.

b. Tujuan

Program Penyuluhan Keuangan pada Badan Pengelola DTW bertujuan untuk

memberi pemahaman kepada bendahara di badan pengelola DTW mengenai

pembukuan anggaran. Sehingga pembukuan yang dibuat oleh Badan Pengelola

menjadi efektif dan efisien.

c. ProsesProgram ini diawali dengan berkoordinasi antara mahasiswa dengan

Badan Pengelola DTW. Setelah melakukan koordinasi kami dari mahasiswa

melakukan persiapan materi dan alat untuk program yang akan kami jalankan

kemudian melakukan penyampaian materi kepada Badan Pengelola DTW.

d. BiayaPrint Rp. 10.000

Total Rp. 10.000

Sumber pendanaan bersumber dari swadaya mahasiswa KKN PPM dan

anggaran dari LPPM UNUD.

e. Pelaksanaan

Hari/

Tanggal

Jenis Kegiatan Waktu

(WITA)

Tempat Peserta

Selasa, 17

Februari

2015

Koordinasi dengan

pihak Badan Pengelola

DTW

09.00 –

10.00

Badan

Pengelola

DTW

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

Kamis, 19

Februari

2015

Penyampaian materi 10.00 –

12.00

Badan

Pengelola

DTW

Mahasiswa KKN PPM

UNUD

f. Hasil

Page 20: Laporan Proker

Penyuluhan Keuangan pada Badan Pengelola selesai dilaksanakan pada

tanggal 19 Februari 2015

g. HambatanHambatan dalam pelaksanaan program ini adalah pengelola belum mengerti

secara detail dan memahami dasar dari pembukuan dan disamping itu

pengelola kurang memahami tabel pembukuan yang dibuat.

4. Pengadaan Tanaman Upakara untuk Desa Jatiluwih

Sifat : Interdisipliner

Bidang : Sosial Budaya

No. Sektor : 08.1.1.01

a. Latar Belakang

Desa Jatiluwih yang seyogyanya merupakan salah satu lokasi wisata spiritual,

hendaknya memiliki berbagai jenis tanaman upakara seperti tanaman kelapa, pinang,

nagasari, dan berbagai jenis tanaman upakara yang lainnya sebagai penunjang dalam

upacara keagamaan. Namun, kenyataannya di Desa Jatiluwih belum banyak terdapat

tanaman upakara sehingga salah satu program yang kami lakukan adalah melakukan

penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih, khususnya di halaman sekitar pura

petali. Program yang kami lakukan adalah dengan melakukan penanaman kelapa.

Diharapkan dengan melakukan penanaman tanaman upakara di Desa

Jatiluwih, dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menemukan sarana

dalam melaksanakan persembahyangan.

b. Tujuan

Tujuan dalam program penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih

bertujuan agar masyarakat Desa jatiluwih mendapat kemudahan untuk menemukan

Page 21: Laporan Proker

sarana dalam melaksanakan persembahyangan, khususnya dalam menemukan

tanaman upakara.

c. Proses

Penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih diawali dengan melakukan

koordinasi dengan kepala Desa Jatiluwih mengenai wakti penanaman secara gotong

royong dengan masyrakat sekitar Desa Jatiluwih. Jumlah tanaman yang kami tanam

adalah sebanyak 220 buah tanaman.

d. Biaya

Sumber pendanaan : Anggaran dari Ipteks Bagi Wilayah (IBW)

e. Pelaksanaan

Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Waktu

(WITA)

Tempat Peserta

Rabu, 4 Maret 2015 Melakukan

penanaman

tanaman

upakara

15.00 – 18.00 Jogging Track

Besikalung

Mahasiswa KKN

PPM dan

Masyarakat Desa

Jatiluwih

f. Hasil

Penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih ini berhasil dilaksanakan pada

tanggal 4 maret 2015.

g. Hambatan

Hambatan dalam pelaksanaan program ini terletak pada faktor cuaca yang

kurang mendukung.

5. Judul : Pelayanan Kesehatan Hewan Ternak

Sifat : monodisipliner

Bidang Program : peningkatan produksi

No Sektoral :

a. Latar Belakang

Page 22: Laporan Proker

Desa Jatiluwih merupakan desa wisata yang kaya akan hasil pertanian,

perkebunan, serta peternakannya. Hasil dari sektor peternakan seperti daging

misalnya dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam usaha pemenuhan

kebutuhan yang maksimal dari sektor peternakan maka juga diharuskan terdapat

ternak yang sehat. Untuk menghasilkan ternak yang sehat tentunya dibutuhkan

usaha pencegahan penyakit, maka dibuatlah program pelayanan kesehatan ternak.

Dalam pelayanan kesehatan ternak dilakukan upaya pencegahan penyakit dengan

pemberian vitamin pada ternak, pemberian obat cacing, dan penyemprotan

antiektoparasit.

b. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari

kegiatan ini adalah :

1. Meningkatkan kesehatan hewan ternak, khususnya sapi dan babi.

2. Meningkatkan pertambahan berat badan ternak.

3. Meningkatkan nafsu makan sapi dan babi

4. Menghilangkan cacing pada hewan ternak sapi dan babi

5. Mengurangi lalat yang mengganggu tubuh hewan ternak

c. Proses

Kegiatan pelayanan kesehatan hewan ternak didesa Jatiluwih

dilaksanakan oleh seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana. Adapun

proses pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon ijin

kepada Kepala Desa Jatiluwih untuk mengadakan pelayanan kesehatan hewan

ternak. Survei secara langsung dilakukan kekandang sapi milik warga untuk

melihat kondisi kandang serta tanda-tanda klinis dari hewan ternak,

mempersiapkan alat dan bahan untuk pelayanan kesehatan ternak, pemberian

vitamin ternak, obat cacing, dan penyemprotan anti ektoparasit pada ternak

sapi.

d. Biaya

No Nama Pengeluaran Satuan Harga per satuan Total (Rp)

Page 23: Laporan Proker

(Rp)

1 Pembelian Vitamin Ternak 3 botol 15.000 45.000

2 Pemberian obat cacing 10 bolus 6.000 60.000

3 Alkohol 1 botol 3.000 3.000

4 Spuit 3 cc 1 buah 2.000 2.000

Total 110.000

e. Pelaksanaan

No. Hari/Tanggal Waktu

(WITA)

Jumlah Jam Tempat Peserta

1. 20 Febuari 2014 10.00-

12.00

2 jam Kandang Sapi Mahasiswa

dan Peternak

2. 20 Febuari 2014 15.00-

17.00

2 jam Kandang Sapi Mahasiswa

dan Peternak

3. 21 Febuari 2014 10.00-

11.00

1 jam Kandang Sapi Mahasiswa

dan Peternak

f. Data Pelayanan Kesehatan Ternak

No Nama Pemilik Alamat Jenis Ternak Obat yang diberikan Ket

1 Ketut Nurata Gunung Sari

Sapi Jantan

Sapi Betina

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Obat Cacing Bunting

2 Rastini Gunung Sari

Sapi Betina

Sapi Betina

Sapi Betina

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Obat Cacing Godel/

Anakan

Page 24: Laporan Proker

3 Dodi Gunung Sari

Sapi Jantan

Sapi Jantan

Sapi Betina

Sapi Betina

Vitamin 5 ml, Obat

Cacing,Butox

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

-

-

Bunting

Bunting

4 SariJatiluwih

Kangin

Sapi Jantan

Sapi Betina

Sapi Betina

Sapi Betina

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Obat Cacing

Obat Cacing

Godel/

Anakan

Godel/

Anakan

5 Manda Kesambahan

Kaja

Babi

Babi

Babi

Babi

Babi

Babi

Babi

Sapi Betina

Sapi Betina

Vitamin 3 ml

Vitamin 3 ml

Vitamin 3 ml

Vitamin 3 ml

Vitamin 3 ml

Vitamin 3 ml

Vitamin 3 ml

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Obat Cacing Godel/

Anakan

Page 25: Laporan Proker

6 Nyoman PatraJatiluwih

Kangin

Sapi Betina

Sapi Betina

-

Vitamin 3 ml, Obat Cacing

Bunting

7Nyoman

Sunarta

Jatiluwih

Kangin

Sapi Betina Obat Cacing Bunting

8Dimas

Sastrawan

Jatiluwih

Kawan

Sapi Jantan

Sapi Betina

Vitamin 5 ml, Obat Cacing,

Butox

Vitamin 5 ml, Obat Cacing,

Butox

9 Komang Gunung SariSapi Jantan

Sapi Betina

Vitamin 5 ml

Vitamin 5 ml

10 AyuGunung Sari

Kelod

Sapi Betina

Sapi Betina

Sapi Jantan

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Vitamin 5 ml, Obat Cacing

Vitamin 3 ml, Obat Cacing

11 PrimaGunug Sari

Kelod

Sapi Jantan Vitamin 5 ml, Obat Cacing

g. Kendala

Kendala yang dihadapi saat melakukan pelayanan kesehatan hewan

ternak adalah sulitnya bertemu pemilik ternak karena lokasi kandang hewan

ternak terdapat diladang dan pemilik ternak sedang mengikuti upacara,

sulitnya medan, dan kendala cuaca.

6 Judul :Sosialisasi Informasi Teknis Perawatan Kesehatan Sapi

Bali, Cara Pembuatan Pestisida Nabati, Pengendalian Hama Tikus Terpadu,

Dan Membuat Kompos Dengan Dekomposes Mikro Organisme Lokal (Mol).

Sifat Program : monodispliner

Bidang Program : peningkatan produksi

Page 26: Laporan Proker

No. Sektoral :

a. Latar Belakang

Desa jatiluwih merupakan desa wisata dengan keindahan alam

persawahan yang luas. Keindahan alam jatiluwih menjadikan desa ini sebagai

salah satu situs warisan dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO.

Keunggulan desa ini tidak lepas dari cara Petani merawat sawah, padi dan

terasering persawahannya. Dan keunggulan lainnya yaitu komoditi utamanya

adalah padi beras merah. Dalam memaksimalkan hasil pertanian dibutuhkan

pengetahuan dan keahlian dari petani. Untuk itu diadakan program mengenai

sosialisasi cara pembuatan pestisida nabati, pengendalian hama tikus terpadu,

dan membuat kompos dengan dekomposes mikro organisme lokal (mol).

b. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka

tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Untuk memberikan tambahan informasi kepada petani dan peternak

mengenai teknis perawatan kesehatan sapi bali, cara pembuatan pestisida

nabati, pengendalian hama tikus terpadu, dan membuat kompos dengan

dekomposes mikro organisme lokal (mol).

2. Untuk menambah pengetahuan petani dan peternak mengenai teknis

perawatan kesehatan sapi bali, cara pembuatan pestisida nabati,

pengendalian hama tikus terpadu, dan membuat kompos dengan

dekomposes mikro organisme lokal (mol).

c. Proses

Kegiatan sosialisasi mengenai teknis perawatan kesehatan sapi bali,

cara pembuatan pestisida nabati, pengendalian hama tikus terpadu, dan

membuat kompos dengan dekomposes mikro organisme lokal (mol). di Desa

Jatiluwih dilaksanakan oleh seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana.

Adapun proses pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon

ijin kepada Kepala Desa Jatiluwih mengenai kegiatan sosialisasi. Proses

selanjutnya adalah menemui para petani, pertemuan tersebut tidak dilakukan

Page 27: Laporan Proker

secara resmi, kegiatan sosialisasi ini dilakukan melalui pertemuan langsung

sekaligus memberikan penjelasan singkat mengenai teknis perawatan

kesehatan sapi bali, cara pembuatan pestisida nabati, pengendalian hama tikus

terpadu, dan membuat kompos dengan dekomposes mikro organisme lokal

(mol). Dengan petani dan peternak di lokasi-lokasi tertentu seperti di lahan

persawahan, kandang sapi, dan rumah petani. Kegiatan sosialisasi ini hanya

melibatkan mahasiswa KKN periode X di Desa Jatiluwih dan para petani yang

ada di Desa Jatiluwih.

d. Biaya

No Nama Pengeluaran SatuanHarga per satuan

(Rp)Total (Rp)

1

Fotocopy leaflet “teknis

perawatan kesehatan sapi

bali”

50 lembar 300 15.000

2Fotocopy leaflet “cara

pembuatan pestisida nabati”50 lembar 300 15.000

3

Fotocopy leaflet

“pengendalian hama tikus

terpadu

50 lembar 300 15.000

4

Fotocopy leaflet “membuat

kompos dengan decomposes

mikro organisme local (mol)

50 lembar 300 15.000

Total 60.000

e. Pelaksanaan

No. Hari/Tanggal Waktu

(WITA)

Jumlah Jam Tempat Peserta

1. 25 Febuari 2014 10.00- 2 jam Kandang Sapi, Mahasiswa,

Page 28: Laporan Proker

12.00 Sawah, Rumah

Petani dan

Peternak

Petani dan

Peternak

2. 26 Febuari 2014 15.00-

17.00

2 jam Kandang Sapi,

Sawah, Rumah

Petani dan

Peternak

Mahasiswa,

Petani dan

Peternak

3. 27 Febuari 2014 10.00-

11.00

1 jam Kandang Sapi,

Sawah, Rumah

Petani dan

Peternak

Mahasiswa,

Petani dan

Peternak

Page 29: Laporan Proker

f. Data Peserta Sosialisasi

No Nama Alamat

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Ketut Nurata

Rastini

Dodi

Sari

Manda

Nyoman Patra

Nyoman Sunarta

Dimas Sastrawan

Komang

Wayan Suartini

Nyoman Sinarti

Wayan Sukasa

Pankayan

Nanik

Ayu

Prima

I Made Mekir

I Gede Ketut Pariasa

Ni Wayan Sidan

Ni Wayan Raden

I Wayan Suwandi

Gunung Sari

Gunung Sari

Gunung Sari

Jatiluwih Kangin

Kesambahan Kaja

Jatiluwih Kangin

Jatiluwih Kangin

Jatiluwih Kawan

Gunung Sari

Gunung Sari

Gunung Sari

Gunung Sari

Gunung Sari

Gunung Sari Kelod

Gunung Sari Kelod

Gunung Sari Kelod

Gunung Sari Kelod

Gunung Sari Kelod

Kesambahan Kaja

Kesambahan Kaja

Kesambahan Kaja

Page 30: Laporan Proker

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

I Ketut Lada

I Ketut Nudita

I Nengah Sukiana

I Wayan Segel

I Nengah Sudira

Ni Nyoman Santun

I Made Jamandana

I Ketut Tarik

I Nengah Kardiasa

I Gede Ariaka

I Wayan Suka Merta

I Nyoman Murdi

I Ketut Sunardi

I Nengah Pugeg

I Gede Ketut Jedeng

Ni Ketut Sukerni

I Made Suastika

I Gede Sunarta

Kesambahan Kaja

Jatiluwih Kawan

Jatiluwih Kangin

Jatiluwih Kangin

Jatiluwih Kangin

Jatiluwih Kangin

Gunung Sari Desa

Gunung Sari Desa

Kesambi

Kesambi

Kesambi

Kesambi

Kesambahan Kelod

Kesambahan Kelod

Gunung Sari Umakayu

Gunung Sari Umakayu

Gunung Sari Umakayu

Gunung Sari Umakayu

g. Kendala

Kendala yang dihadapi saat melakukan sosialisasi adalah cuaca. Cuaca

yang buruk dan hujan menjadi penghambat dalam menemui petani dan

peternak. Selain itu kesibukan petani dan peternak di lokasi juga menjadi

penghambat karena proses sosialisasi memerlukan waktu dan bisa saja petani

merasa terganggu.

Page 31: Laporan Proker

7. Judul : Penyuluhan PHBS Membuang Sampah Pada Tempatnya dan

Mencuci

Tangan Pakai Sabun

Sifat : Monodisipliner

Bidang : Kesehatan Masyarakat

No. Sektor : 13. 1. 1. 55

a. Latar Belakang

PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

kesehatan masyarakat. PHBS dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan

tatanan, yaitu : PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja,

PHBS di institusi kesehatan, dan PHBS di tempat umum.

Pada program ini PHBS yang kami ambil adalah PHBS di tatanan sekolah. Salah

satu tatanan PHBS adalah di lingkungan sekolah, dimana sekolah merupakan

tempat kedua bagi anak berinteraksi setelah keluarga. Sementara itu populasi anak

dalam suatu komunitas sangat besar antara 40%-50%. Menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2009, Indonesia memiliki sekitar 79,4 juta anak usia 8-18

tahun. Namun upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi

semua pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi pendidikan

merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit. Institusi

pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk

mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang

menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang

dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke

tahun sehinggamenjadi kejadian luar biasa (KLB)

Adapun PHBS di tatanan sekolah meliputi : mencuci tangan dengan air yang

mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur,

memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan

dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, dan membuang sampah pada

Page 32: Laporan Proker

tempatnya. Salah satu indikator PHBS yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas

anak sekolah setiap hari adalah perilaku membuang sampah pada tempatnya.

Konsumsi makanan oleh anak di sekolah akan menyisakan limbah berupa sampah

yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan bahkan

memunculkan vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, kecoa, serta tikus yang

menimbulkan berbagai macam penyakit antara lain diare, kecacingan, DBD, dan

lain sebagainya. Badan kesehatan dunia atau WHO menyatakan setiap tahun

100.000 anak meninggal dunia akibat diare dan data dari Departemen Kesehatan

tahun 2005 menyatakan prevalensi kecacingan pada anak sekolah mencapai 40%-

60% kasus.

b. Tujuan

Kegiatan penyuluhan PHBS membuang sampah pada tempatnya bertujuan untuk :

1. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya untuk berperilaku yang bersih

dan sehat terutama cara mencuci tangan yang baik dan benar sertamembuang

sampah pada tempatnyakepada siswa-siswi di SDN1, 2 dan 3 Jatiluwih.

2. Memberikan pengetahuan mengenai manfaat mencuci tangan yang baik dan

benar serta membuang sampah pada tempatnya kepada siswa-siswi di SDN

1,2, dan 3 Jatiluwih

3. Mendorong dan memotivasi siswa-siswi SDN 1,2, dan 3 Jatiluwih agar dapat

mengaplikasikan cara mencuci tangan yang baik dan benar serta membuang

sampah pada tempatnya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Proses

Penyuluhan PHBS ini dilaksanakan pada tingkat dasar di Jatiluwih yaitu di SDN

1,2, dan 3 Jatiluwih. PHBS merupakan perilaku atau suatu kebiasaan seseorang

untuk mencapai kehidupan yang bersih dan sehat. Penyuluhan mengenai PHBS

dimulai dari pukul 08.00 hingga 10.00 WITA pada tanggal 21, 27 Pebruari, dan 7

Maret. Pada tahap pertama diberikan materi mengenai membuang sampah pada

tempatnya dan mencuci tangan meggunakan sabun, dan tahap berikutnya

dilanjutkan dengan praktek langsung cara mencuci tangan dengan sabun. Sasaran

dalam program ini adalah siswa-siswi kelas satu sampai dengan kelas enam. Di

SDN 1 terdiri dari 73 siswa, SDN 2 terdiri dari 80 siswa, dan SDN 3 terdiri dari 46

Page 33: Laporan Proker

siswa. Pihak-pihak yang terlibat dalam program ini adalah mahasiswa, kepala

sekolah, dan guru-guru SDN 1,2, dan 3 Jatiluwih.

d. Biaya

No

.

Pengeluaran Rincian Harga

Satuan

Jumlah

1 Snack 180 bungkus Rp. 3.000 Rp. 540.000

2 Print Poster 10 lembar Rp. 2.500 Rp. 25.000

3 Hadiah 9 buah Rp. 8.000 Rp. 72.000

4 Handsoap 2 buah Rp. 13.000 Rp. 26.000

5 Tissue 6 buah Rp. 4.000 Rp. 24.000

T

otal

Rp. 687.000

e. Pelaksanaan

Kegiatan Sasaran Waktu Tempat

Persiapan kegiatan

PHBS (persiapan

materi persentasi,

proyektor,

peralatan cuci

tangan yang baik

dan benar (sabun

cair, tissue).

Pengajuan surat

permohonan izin

ke masing-masing

sekolah.

Kepala sekolah

SD, petugas

Puskesmas

14-20 Pebruari

2015

Posko KKN, SDN

1,2, dan 3

Jatiluwih

Sosialisasi PHBS Siswa-siswi SD

kelas I-VI

21 Pebruari 2015 SDN 3 Jatiluwih

Sosialisasi PHBS Siswa-siswi SD

kelas I-VI

28 Pebruari 2015 SDN 1 Jatiluwih

Page 34: Laporan Proker

Sosialisasi PHBS Siswa-siswi SD

kelas I-VI

7 Maret 2015 SDN 2 Jatiluwih

f. Hasil

Secara umum program ini telah memenuhi target yang diharapkan. Pada

kelompok siswa yang diberikan penyuluhan tentang PHBS tolak ukur

keberhasilan program yang kami inginkan pada saat awal perencanaan program

ini ialah 70% siswa mengetahui dan mampu melakukan langkah-langkah mencuci

tangan dan membuang sampah pada tempatnya. Dari seluruh siswa kurang lebih 3

orang mampu menjawab pertanyaan panitia seputar topik yang akan diberikan

dengan benar. Setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi, semua siswa dapat

mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar (100%) dan sebanyak 3

orang dari mampu menjawab pertanyaan seputar topik yang diberikan.

g. Hambatan

Adapun permasalahan yang terjadi adalah :

SDN 1 Jatiluwih:

1. Prasarana saat simulasi mencuci tangan kurang memadai berupa tempat cuci

tangan.

2. Keterlambatan mulainya kegiatan dikarenakan oleh masih adanya kegiatan

siswa-siswi sehingga hanya sebgian siswa-siswi saja yang menjadi peserta

penyuluhan.

SDN 2 Jatiluwih:

1. Prasarana saat simulasi mencuci tangan kurang memadai berupa tempat cuci

tangan.

2. Tidak tersediannya LCD sehingga dalam penyampaian materi agak sulit.

SDN 3 Jatiluwih:

1. Prasarana saat simulasi mencuci tangan kurang memadai berupa tempat cuci

tangan.

2. Anak-anak kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan setelah pemberian

materi.

Page 35: Laporan Proker

Lampiran

SDN 1 Jatiluwih

Page 36: Laporan Proker

SDN 2 Jatiluwih

Page 37: Laporan Proker

SDN 3 Jatiluwih

Page 38: Laporan Proker

8. Judul : Program Pembuatan Tapal Batas Desa

Sifat : Interdisipliner

Bidang Program : Prasarana Fisik

No Sektoral : 15.1.9.99

h. Latar Belakang

Program pembuatan tapal batas desa ini dilakukan untuk memperjelas batas

dari desa Jatiluwih. Dimana batas desa merupakan salah satu syarat mutlak adanya

suatu desa dan merupakan penanda territorial dalam suatu desa. Batas desa juga

bertujuan untuk memberikan alamat suatu lokasi di desa tersebut. Program ini

menurut kami masuk dalam Perencanaan prasarana perumahan dan pemukiman

karena berdasarkan pengertiannya, Pemukiman merupakan tempat atau area luas

tempat suatu masyrakat tinggal, dan hidup beserta sarana dan prasarana fisik yang ada

untuk menunjang masyarakat yang tinggal di area itu.

Page 39: Laporan Proker

i. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari

kegiatan ini adalah :

6. Memperjelas batas dari desa Jatiluwih

7. Memberikan penanda teritorial desa Jatiluwih.

8. Memberikan alamat dari desa tersebut

j. Proses

Kegiatan pemasangan tapal batas didesa Jatiluwih dilaksanakan oleh seluruh

peserta KKN PPM Universitas Udayana. Adapun proses pelaksanaan kegiatan ini

yakni berkomunikasi dan memohon ijin kepada Kepala Desa Jatiluwih untuk

melakukan pemasangan tapal battas. Survei secara langsung dilakukan di titik yang

nantinya akan dibuatkan tapal batas, mempersiapkan alat dan bahan untuk

pemasangan tapal batas selanjutnya proses pemasangan tapal batas.

k. Biaya

No Barang Satuan HargaJumlah

Harga

1 Tapal Batas 2 unit Rp 425.000 Rp 850.000

2 Pasir 1/4 angkel Rp 175.000 Rp 175.000

3 Semen 4 sack Rp 52.000 Rp 208.000

4 Batako 40 buah Rp 2.400 Rp 96.000

6 Kuas 5 buah Rp 10.000 Rp 50.000

7 Cat 4 kaleng Rp 50.000 Rp 200.000

8 Amplas 1 Meter Rp 6.000 Rp 6.000

TOTAL Rp 1.585.000

Page 40: Laporan Proker

l. Pelaksanaan

No Hari/TanggalWaktu

(WITA)Tempat Peserta

1 Selasa, 24 Febuari 2015 09.00-15.00

Dusun

Kesambahan

Kelod

Mahasiswa

2 Rabu, 25 Febuari 2015 13.00-14.00

Dusun

Kesambahan

Kelod

Mahasiswa

3 Kamis, 21 Febuari 2015 10.00-14.00 Dusun Kesambi Mahasiswa

4 Jum’at, 27 Februari 2015 10.00-12.00 Dusun Kesambi Mahasiswa

9. Judul : Pengadaan Penunjuk Arah

Sifat : Interdisipliner

Bidang Program : Prasarana fisik

No Sektoral : 15.1.9.99

a. Latar Belakang

Fasilitas penunjuk arah merupakan salah satu fasilitas penting dalam

menunjang tingkat kunjungan wisata di suatu objek wisata. Desa Jatiluwih yang

dikenal dengan wisata karena ciri khas sawah yang dimiliki. Desa yang memiliki luas

33,22 km2 ternyata masih memiliki fasilitas yang kurang memadai dalam hal penunjuk

arah. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan wisatawan sulit untuk mengakses tempat

wisata atau lokasi lainnya di desa Jatiluwih.

Kondisi kurangnya fasilitas penunjuk arah tersebut menjadi program KKN

PPM X untuk melengkapi fasilitas desa wisata Jatiluwih dalam pembangunan

prasarana fisik yaitu pembangunan penunjuk arah yang berupa plang. Penunjuk arah

Page 41: Laporan Proker

tersebut akan dipasang pada percabangan jalan yang menuju desa Jatiluwih dan juga

akan dipasang penunjuk arah menuju objek wisata air terjun yang terdapat di desa

Jatiluwih. Diharapkan dengan adanya plang penunjuk arah tersebut akan memberikan

kemudahan bagi pengunjung yang berkunjung ke desa Jatiluwih dan juga pemasang

penunjuk arah ke air terjun akan semakin membuat objek wisata tesebut lebih dikenal

oleh wisatawan, sehingga potensi wisata di desa Jatiluwih akan semakin meningkat.

b. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari

kegiatan ini adalah :

1. Untuk mempermudah wisatawan berkunjung ke desa jatiluwih.

2. Untuk memperjelas arah menuju objek wisata air terjun.

c. Proses

Kegiatan pengadaan penunjuk arah di desa Jatiluwih dilaksanakan oleh

seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana di desa Jatiluwih. Adapun proses

pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon ijin kepada Kepala Desa

Jatiluwih untuk melakukan pengadaan penunjuk arah. Survei secara langsung

dilakukan di titik yang nantinya akan dipasang penunjuk arah, mempersiapkan alat

dan bahan untuk pemasangan penunjuk arah dan selanjutnya proses pemasangan

penunjuk arah

d. Biaya

No Barang Satuan HargaJumlah

Harga

1 Plang Arah Air terjun +

Tiang

1 Unit Rp 175.000 Rp 175.000

2 Plang Arah Pura Petali &

desa jatiluwih + Tiang

2 Batang Rp 235.000 Rp 235.000

TOTAL Rp 410.000

e. Pelaksanaan

Page 42: Laporan Proker

No Hari/TanggalWaktu

(WITA)Tempat Peserta

1 Minggu, 8 Maret 2015 09.00-12.00Dusun

Kesambi

Mahasiswa

2 Senin, 9 Maret 2014 09.00-12.00Dusun Gunung

Sari

Mahasiswa

10. Judul : Pengadaan Tempat Sampah

Sifat : Interdisipliner

Bidang Program : Prasarana Fisik

No Sektoral : 15.1.3.06

a. Latar Belakang

Salah satu faktor yang menunjang kesejahteraan suatu masyarakat adalah

kebersihan lingkungan. Dengan terciptanya dan terwujudnya lingkungan yang bersih,

maka kesehatan masyarakat akan mengalami peningkatan kuaalitas. Selain itu desa

Jatiluwih merupakan salah satu desa wisata yang ada di Bali. Dimana kebersihan

lingkungan merupakan salah satu faktor yang menunjang dari pariwisata di desa

jatiluwih dan kebersihan juga dapat meningkatkan kesehatan dari masyarakat. Salah

satu cara untuk menjaga kebersihan adalah dengan pengadaan tempat sampah, dimana

pengadaan tempat sampah ini merupakan kegiatan bagian bidang prasarana fisik yang

bertujuan untuk membantu meningkatkan kebersihan di desa Jatiluwih dengan

Page 43: Laporan Proker

menyediakan fasilitas yang diletakan di area umum. Peletakan tempat sampah

diletakkan di beberapa titik di jogging track di desa Jatiluwih karena pada area

tersebut masih terlihat memiliki titik yang kekurangan tempat sampah.

b. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari

kegiatan ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan.

2. Memberikan fasilitas tempat membuang sampah.

c. Proses

Kegiatan pengadaan tempat sampah pada area jogging track di desa Jatiluwih

dilaksanakan oleh seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana di desa Jatiluwih.

Adapun proses pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon ijin

kepada Kepala Desa Jatiluwih beserta Badan Pengelola Pariwisata Desa Jatiluwih,

untuk melakukan pengadaan tempat sampah. Survei secara langsung dilakukan di titik

yang nantinya akan diletakkan tempat sampah, dan selanjutnya proses peletakan

tempat sampah.

d. Biaya

No Barang Satuan HargaJumlah

Harga

1 Tong Sampah 1 Unit Rp 250.000 Rp 250.000

TOTAL Rp 250.000

e. Pelaksanaan

No Hari/TanggalWaktu

(WITA)Tempat Peserta

1 Kamis, 12 Maret 2015 09.00-10.00 Jogging Track Mahasiswa

11. Judul :Sosialisasi Budidaya Tanaman Pekarangan dengan

Page 44: Laporan Proker

Memanfaatkan Lahan Pekarangan

Sifat Program : monodispliner

Bidang Program : peningkatan produksi

No. Sektoral :

a. Latar Belakang

Desa Jatiluwih merupakan desa wisata yang kaya akan hasil pertanian,

perkebunan, serta peternakannya. Khususnya di bidang pertanian, hasil pertanian

merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. pertanian identik

dengan budidaya tanaman. budidaya dapat dilakukan pada lahan sawah dan lahan

pekarangan rumah.

Masyarakat jatiluwih pada umumnya bekerja sebagai petani dan

mempunyai lahan persawahan sebagai tempat melakukan usahatani, namun bagi

masyarakat yang tergolong miskin biasanya tidak memiliki lahan sawah,

masyarakat tersebut biasanya menyakap lahan sawah milik orang lain. Masyarakat

di Desa Jatiluwih umumnya melakukan teknik budidaya tanaman di lahan

persawahan.

Teknik budidaya tanaman dapat dilakukan disegala tempat asalkan dapat

memenuhi syarat seperti jumlah tanah yang cukup, mendapatkan sinar matahari

yang cukup, dan ketersediaan air yang memadai. Lahan pekarangan milik warga

Desa Jatiluwih dapat dimanfaatkan sebagai tempat melakukan pembudidayaan

tanaman yang sering dikenal sebagai “Budidaya Tanaman Pekarangan dengan

Memanfaatkan Lahan Pekarangan”. Budidaya tanaman pekarangan bermanfaat

bagi pemilik pekarangan asalkan pekarangan tersebut dapat dimanfaatkan secara

tepat. Beberapa tanaman yang dapat ditanam di pekekarangan yang tentunya dapat

bermanfaat seperti tanaman rempah, tanaman sayuran, dan tanaman bunga.

Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Desa Jatiluwih yang memiliki lahan

pekarangan. Budidaya yang dilakukan nantinya diharapkan dapat membantu

dalam mengurangi biaya pembelihan kebutuhan untuk dikonsumsi.

b. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dari kegiatan “Budidaya Tanaman Pekarangan

dengan Memanfaatkan Lahan Pekarangan”, maka tujuan dari pelaksanaan

kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Page 45: Laporan Proker

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat Desa Jatiluwih mengenai

Budidaya Tanaman Pekarangan.

2. Untuk mengoptimalkan produktivitas lahan pekarangan milik warga Desa

Jatiluwih.

3. Untuk mengurangi biaya pengeluaran konsumsi masyarakat Desa Jatiluwih.

c. Proses

Kegiatan sosialisasi mengenai “Budidaya Tanaman Pekarangan dengan

Memanfaatkan Lahan Pekarangan di Desa Jatiluwih dilaksanakan oleh seluruh

peserta KKN PPM X Universitas Udayana dengan melibatkan beberapa warga

Desa di Jatiluwih. Adapun proses tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan

sosialisasi ini adalah sebagai berikut :

Tahap I :

Melakukan survei ke rumah-rumah warga di Desa Jatiluwih sekaligus memohon

ijin

kepada warga pemilik pekarangan sehingga nantinya terdapat warga yang setuju

dengan kegiatan ini dan ada yang tidak setuju.

Tahap II :

Menyiapkan bibit, media tanam, dan pupuk untuk melakukan kegiatan budidaya

tanaman pekarangan. Bibit yang digunakan dalam kegiatan ini adalah bibit cabai

kecil, bibit cabai besar, dan bibit terong.

Tahap III :

Peserta KKN langsung terjun kelapangan menuju rumah-rumah warga dan

langsung melakukan sosialisasi mengenai budidaya tanaman pekarangan.

Sosialisasi tersebut berupa penjelasan-penjelasan singkat mengenai manfaat dalam

melakukan budidaya tanaman dipekarangan. Setelah memberikan penjelasan

singkat, partisipan pemilik rumah tersebut diajak praktek langsung untuk

menanam tanaman di pekarangan.

d. Biaya

No Jenis BiayaJumlah

(unit, kg,)

Harga per satuan

(unit, kg)

Total Harga

(Rp)

1 Bibit cabai kecil 200 unit Rp 375 Rp 75.000

2 Bibit cabai besar 200 unit Rp 375 Rp 75.000

3 Bibit terong 200 unit Rp 375 Rp 75.000

Page 46: Laporan Proker

4 Pupuk 80 kg Rp 700 Rp 56.000

5 Polybag 250 unit Rp 600 Rp 150.000

Total Biaya Rp 431.000

Pada table diatas, terlihat bahwa total biaya yang dikeluarkan dalam

melakukan program sosialisasi “Budidaya Tanaman Pekarangan dengan

Memanfaatkan Lahan Pekarangan” adalah sebesar Rp 431.000.

e. Pelaksanaan

No Hari, Tanggal Kegiatan Waktu (WITA)Ja

mTempat Peserta

1Rabu, 26

Pebruari 2015

Pembelian

polybag, bibit

tanaman, dan

pupuk kompos

13.00 - 18.00 5

Mengwi

dan

Denpasar

Mahasiswa

2Jumat, 27

Pebruari 2015

Sosialisasi dan

praktek

penanaman

08.30 -10.00

2.5Pekarangan

Warga

Mahasiswa dan

warga pemilik

pekarangan17.00 - 18.00

3Sabtu, 28

Pebruari 2015

Sosialisasi dan

praktek

penanaman

08.30 -10.00

2.5Pekarangan

Warga

Mahasiswa dan

warga pemilik

pekarangan17.00 - 18.00

4Senin, 2

Maret 2015

Sosialisasi dan

praktek

penanaman

16.00-18.00 3Pekarangan

Warga

Mahasiswa dan

warga pemilik

pekarangan

5Kamis, 5

Maret 2015

Sosialisasi dan

praktek

penanaman

09.00-11.00 3Pekarangan

Warga

Mahasiswa dan

warga pemilik

pekarangan

6Minggu, 8

Maret 2015

Sosialisasi dan

praktek

penanaman

15.00.18.00 3Pekarangan

Warga

Mahasiswa dan

warga pemilik

pekarangan

Pada tabel diatas terlihat bahwa pelaksanaan sosialisasi budidaya tanaman

pekarangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan selama enam hari. Alokasi

waktu program ini selama 14 jam sudah termasuk persiapan sampai proses

penanaman selesai. Pihak-pihak yang terkait dalam program ini adalah mahasiswa

KKN PPM X Universitas Udayana dan warga pemilik pekarangan.

Page 47: Laporan Proker

f. Daftar Peserta Sosialisasi

No Nama

Luas

Pekarang

an (m2)

Jumlah Bibit

(unit) Alamat

Cabai Terong

1 I Nengah Kardiasa 50 6 6 Kesambi

2 I Nyoman Murdi 100 6 6 Kesambi

3 I Gede Ariaka 50 6 6 Kesambi

4 I Wayan Sukamerta 50 6 6 Kesambi

5 I Gede Ariaka 50 6 6 Kesambi

6 I Ketut Nudita 250 6 6 Kesambahan Kaja

7 I Wayan Suwandi 150 6 6 Kesambahan Kaja

8 I Ketut Sunardi 100 10 6 Kesambahan Kelod

9 I Nengah Pugeg 200 10 6 Kesambahan Kelod

10 I Wayan Segel 200 6 6 Jatiluwih Kangin

11 I Nyoman Santun 100 14 6 Jatiluwih Kangin

12 I Nengah Sudira 200 6 6 Jatiluwih Kangin

13 Ni Ketut Srining 100 10 6 Jatiluwih Kawan

14 Wayan Pebi 100 6 6 Jatiluwih Kawan

15 I Gede Made Widastra 100 20 6 Gunung Sari Kelod

16 Made Mekir 100 6 6 Gunung Sari Kelod

17 Ni Ketut Sulendri 50 6 6 Gunung Sari Kelod

18 Ketut Sukanasih 50 6 6 Gunung Sari Kelod

19 I Gede Ketut Pariasa 50 6 6 Gunung Sari Kelod

20 I Gede Made Suwastika 150 6 6 Gunung Sari Umakayu

21 I Gede Ketut Jedeng 100 6 6 Gunung Sari Umakayu

22 Ni Ketut Sukerni 100 6 6 Gunung Sari Umakayu

23 I Gede Nyoman Smarianta 50 6 6 Gunung Sari Desa

24 Ni Nyoman Santun 50 14 6 Gunung Sari Desa

25 Mbah Padma 100 10 4 Gunung Sari Desa

26 I Nyoman Jaman Danayasa 50 12 6 Gunung Sari Desa

Jumlah 208 154  

Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah peserta sosialisasi budidaya tanman

pekarangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebanyak 26 orang atau 26

Page 48: Laporan Proker

pekarangan. Total bibit yang digunakan sebanyak 208 bibit untuk tanaman cabai

dan 154 untuk tanaman terong ungu. Lokasi sosialisasi tersebar di beberapa

banjar/dusun diantaranya adalah Banjar/Dusun Kesambi, Kesambahan Kelod,

Kesambahan Kaja, Jatiluwih Kangin, Jatiluwih Kawan, Gunung Sari Kelod,

Gunung Sari Umakayu, dan Gunung Sari Desa.

g. Kendala

Kendala yang dihadapi saat melakukan sosialisasi adalah cuaca. Cuaca

yang buruk dan hujan menjadi penghambat dalam melakukan terjun langsung ke

rumah-rumah warga. Kesibukan pemilik pekarangan juga menjadi suatu kendala.

Terkadang pada saat mengunjungi rumah warga. Pemilik pekarangan tidak

ditemukan dilokasi karena mereka memiliki kesibukan. Kendala yang terakhir

adalah terdapat pekarangan warga yang tidak memiliki tanah sehingga pada saat

melakukan praktek, mahasiswa kesulitan mencari tanah sebagai nutrisi dari

tanaman tersebut.


Top Related