Download - laporan praktikum viskositas
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN IV
VISKOSITAS
OLEH :
NAMA : WA ODE AMALIA
STAMBUK : A1C4 12 051
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : SAMSUL FAJRIN
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ABSTRAK
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan, Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan viskositas suatu cairan dengan metode Ostwald dan menentukan hubungan viskositas terhadap konsentrasi. Prinsip percobaan viskositas ini adalah menentukan massa jenis dan nilai viskositas suatu zat cair berdasarkan metode Ostwald dimana waktu yang diperlukan untuk semua volume cairan yang mengalir melalui kapiler berada dibawah pengaruh tekanan yang tetap. Cairan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest dan glyserol dengan konsentrasi yang berbda-beda. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Kata kunci : Viskositas, Metode Ostwald, Konsentrasi, Fluida
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental
atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida
yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang
lain.
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas
maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya
saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui
bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara
kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu
zat cair adalah viskosimeter.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding.
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan
masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Cairan yang mudah
mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil
untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif
kecil, dan begitu pula sebaliknya.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan
tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka
aliran akan semakin lambat.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlunya dilakukan
praktikum mengenai viskositas dengan menggunakan beberapa cairan untuk
melihat kekentalan dari suatu cairan sampel tersebut.
II. Tujuan Praktikum
Pada praktikum viskositas ini bertujuan untuk :
1. Menentukan viskositas suatu cairan dengan metode Ostwald
2. Mempelajari hubungan viskositas terhadap konsentrasi
III. Prinsip Praktikum
Prinsip percobaan viskositas ini adalah menentukan massa jenis dan
nilai viskositas suatu zat cair berdasarkan metode Ostwald dimana waktu yang
diperlukan untuk semua volume cairan yang mengalir melalui kapiler berada
dibawah pengaruh tekanan yang tetap.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer
Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer
larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah viskometer
Ubbelohde. Pada viskometer Ubbelohde, pengukuran viskometer dilakukan
dengan menentukan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume larutan untuk
mengalir di antara dua tanda kalibrasi. Waktu alir larutan ini kemudian
dibandingkan 12 dengan waktu alir pelarut murninya. Dengan cara ini akan
diperoleh nilai viskositas spesifik, yang tidak mempunyai satuan. Secara umum,
viskositas lebih banyak dinyatakan dengan satuan Poise. Terminologi viskositas
yang menghubungkan viskositas dalam Poise dengan viskositas spesifik adalah
viskositas kinematik, yang diperoleh dari perkalian viskositas dengan densitas
larutan. Viskositas kinematik dihubungkan dengan viskositas spesifik melalui
koefisien kinematik yang besarannya tergantung pada viskometer kapiler yang
digunakan (Rochima, 2007).
Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada
intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan – lapisan yang
bersisian pada fluida saat lapisan – lapisan tersebut bergerak satu
melewati lainnya. Pada zat cair, viskositas muncul dari tumbukan
antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda, dan zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas.
Viskosimeter merupakan alat untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Model viscometer yang umum digunakan berupa viscometer
bola jatuh (menggunakan hukum stokes), tabung (pipa kapiler),
yang mengukur viskositas berdasarkan tekanan dalam aliran pipa
dan sistem rotasi (Maulida, 2010).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradient kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2012).
Dalam ilmu mekanika fluida dijelaskan bahwa fluida memiliki sifat- sifat
viskositas, berat jenis dan lainnya. Semua fluida memiliki viskositas yang
berbeda, sebab itu gesekan aliran fluida berbea.Gesekan pada aliran fluida akan
menentukan keadaan fisik aliran. Dalam Reynold Number dinyatakan bahwa
viskositas memiliki peranan yang penting dalam menentukan jenis aliran suatu
fluida. Fluida viskos yang mengalir melewati suatu benda padat akan terjadi
Boundary Layer pada permukaan benda tersebut. Lapisan batas ini menyatakan
daerah dimana efek viskositas fluida masih terjadi (Astawa, 2009).
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai gesekan di bagian dalam
suatu fluida untuk menggerakkan salah satu lapisa di atas lapisan lainnya.
Koefisien viskositas fluida (η) didefinisikan sebagai perbandingan tegangan
luncur dengan kecepatan perubahan regangan luncurnya. Viskositas fluida
(cairan) dipengaruhi oleh temperatur. Jika termperatur naik, maka viskositas
menjadi berkurang (fitriyah, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan viskositas adalah sebagai berikut :
- Viskosimeter 1 buah
- Stopwatch 3 buah
- Pipet volume 25 ml 1 buah
- Picnometer 1 buah
- Timbangan analitik 1 buah
Bahan yang digunakan dalam praktikum viskositas adalah sebagai
berikut :
- Glyserol 5 %, 10 %, 15 %, 20% dan 25%
- Aquades
II. Prosedur Kerja
Viskositas pada Aquadest
Viskositas pada Glyserol
Aquades
dimasukkan lewat A kedalam viskosimeter di bawa ke sampai masih tersisa setengah
dibawah ke B sampai sedikit diatas garis m
dihisap atau ditiup
dibiarkan mengalir secara bebas
dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalir ke m
dilakukan sebanyak 3 kali
ditentukan rapat massa cairan pada temperatur percobaan dengan picnometer
Viskositas aquadest
BAB IV
Glyserol 5%
dimasukkan lewat A kedalam viskosimeter di bawa ke sampai masih tersisa setengah
dibawah ke B sampai sedikit diatas garis m
dihisap atau ditiup
dibiarkan mengalir secara bebas
dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalir ke m
ditentukan rapat massa cairan pada temperatur percobaan dengan picnometer
Glyserol 10% Glyserol 15% Glyserol 20% Glyserol 25%
Rapat jenis glyserol
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Data Pengamatan
A. Penentuan berat sampel cairan
Berat kosong picnometer = 24.49 gram
Berat air dalam picnometer = 79.508 gram
Berat glyserol 5 % = 80.2805 gram
Berat glyserol 10% = 80.6738 gram
Berat glyserol 15% = 81.82 gram
Berat glyserol 20% = 82 gram
Berat glycerol 25% = 82.98 gram
B. Penentuan waktu rata – rata (t) sampel cairan
No Sampel CairanWaktu
T1(s) T2(s) T3(s) Trata – rata (s)
1.2.3.4.5.6.
AquadesGlyserol 5%Glyserol 10%Glyserol 15%Glyserol 20%Glyserol 25%
3.193.784.004.364.545.26
3.253.994.054.574.745.33
3.323.884.144.424.705.16
3.253.884.064.454.665.25
II. Perhitungan
Perhitungan berat cairan
a. Berat aquades = (Berat piknometer + aquades) – piknometer kosong
= 79.508 - 24.49
= 55.018
b. Berat glyserol 5% = (Berat piknometer + glyserol 5%) – piknometer
kosong
= 80.2805 - 24.49
= 55.7905
Perhitungan Rapat Jenis ( ) Cairan
Perhitungan Nilai Viskositas Cairan
Dengan cara yang sama, diperoleh data :
NoSampel Cairan
Berat Cairan(g)
Waktu(s)
Rapat Jenis Cairan
(kg/m3)
Viskositas
(Ns/m3)
1aquades 55.018
3.19995.7
0.801 x 10-3
3.250.801 x 10-3
3.320.801 x 10-3
Rata - Rata 3.250.801 x 10-3
2.gliserol 5%
55.79053.78
1009.68
0.962474 x 10-3
3.990.997189 x 10-3
3.880.949252 x 10-3
Rata – Rata 3.880.969698 x 10-3
3.gliserol 10% 56.1838
41016.798
1.03 x 10-3
4.051.01932 x 10-3
4.141.020002 x 10-3
Rata – Rata 4.061.021837 x 10-3
3. gliserol 15% 57.334.36
1037.542 1.140789 x 10-3
4.571.173661 x 10-3
4.42 1.111204 x 10-3
Rata – Rata 4.451.142842 x 10-3
4.gliserol 20% 57.51
4.541040.8
1.191616x 10-3
4.741.221142 x 10-3
4.71.185307 x 10-3
Rata – Rata 4.661.200532 x 10-3
5. gliserol 25% 58.49
5.261058.535
1.404121 x 10-3
5.331.396539 x 10-3
5.161.323491 x 10-3
1.375578 x 10-3
Grafik hubungan antara konsentrasi Gliserol terhadap Viskositas GliserolDari grafik diatas nilai konsentrasi sampel dapat ditentukan melalui
perhitungan berikut :
y = 0.1289x + 0.6414 dimana a = 0.6414 b = 0.1289
sehingga
maka konsentrasi sampel untuk sampel gliserol adalah :
II. Pembahasan
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan, Viskositas dapat diukur
dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder.
Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Makin kental suatu
cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel
dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang
mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi.
Pada percobaan ini untuk menentukan viskositas suatu cairan dengan
menggunakan metode Ostwald, dimana yang diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan
sebenarnya, sejumlah tertentu cairan dimasukkan kedalam viscometer. Cairan
kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan
cairan lebih tinggi daripada batas m. cairan kemudian dibiarkan turun ketika
permukaan cairan turun melewati batas n, stopwatch mulai dinyalakan dan
ketika cairan melewati tanda batas n, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara m dan n dapat ditentukan.
Pada percobaan ini menentukan hubungan viskositas terhadap
konsentrasi. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut
tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Dalam percobaan ini cairan yang digunakan yaitu aquadest dan
larutan glyserol. Pada pengamatan pertama menggunakan aquadest yang
menjadi cairan pembanding. waktu yang diperlukan aquadest untuk mengalir
dari garis m ke garis n lebih cepat dengan rata-rata waktu yang diperlukan
3,25 Sekon jika dibandingkan dengan gliserol dan memiliki viskositas yang
lebih rendah dibandingkan dengan gliserol. Hal ini berarti semakin cepat
waktu yang diperlukan oleh fluida untuk mengalir maka semakin rendah
viskositas fluida tersebut, sebaliknya semakin lambat waktu yang diperlukan
oleh fluida untuk mengalir maka akan memiliki nilai visositas yang lebih
tinggi.
Pada pengamatan kedua menggunakan glyserol dengan konsentrasi
yang berbeda-beda, yaitu 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan 25 % guna menentukan
rapat jenisnya, menunjukkan bahwa glyserol dengan konsentrasi yang lebih
rendah memerlukan waktu yang lebih cepat untuk mengalir. Aliran gliserol
akan melambat seiring pertambahan konsentrasi glyserol. Hal ini berarti nilai
viskositas pun akan bertambah seiring dengan pertambahan konsentrasi
gliserol. Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula. Sehingga nilai konsentrasi dan viskositas berbanding lurus.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penentuan nilai viskositas suatu cairan dengan metode Ostwad dapat
dipraktikkan dengan menggunakan viskometer yang mengalir melalui
metode kapiler.
2. Hubungan viskositas dan konsentrasi yaitu nilai viskositas dan konsentrasi
akan berbanding lurus.
II. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini sebaiknya pada
percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya digunakan juga glyserol dengan
konsentrati 30% agar cairan pembanding yang digunakan lebih banyak lagi
serta jangan hanya menggunakan aduadest dan glyserol tetapi juga cairan yang
lain, dimana cairan tersebut lebih kental.
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, Ketut. Sukadana dan Karnata. 2009. Study Eksperimental Jarak Terhadap Koefisien Tekanan Silinder Ganda Diposisikan Alined. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol.3. Hal.133. [Diakses tanggal 2 November 2013].
Fitriyah. 2013. Pengaruh Penambahan Air dan Suhu Pemanasan Terhadap Viskositas Ikan Petis. Jurnal Penelitian. Hal.1 [diakses tanggal 4 novemner 2013]
Maulida, R.H dan Rani, Erika. 2010. Analisis Karakteristik Pengaruh suhu dan Kontaminan terhadap Viskositas Oli menggunakan Rotary Viskometer. Jurnal Neotrino. Vol.3. Hal.20 [diakses 4 November 2013].
Rochima, Ema., Suhartono, M.T., Syah, Dahrul., Sugiyono. 2007. Viskositas Dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat. Bacillus papandayan. Vol.1. Hal. 11 – 12 [diakses 4 November 2013].
Warsito, Suciati, S.W., Isworo, Dyan. 2012. Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada Komputer. Jurnal Natur Indonesia. Vol.3. Hal.231 [diakses 4 November 2013].