Download - Laporan Praktikum Kimia Korosi
SMA KHADIJAH SURABAYA
Laporan Praktikum Kimia
“Korosi”
Guru pembimbing:
Siti Khayunah,S.pd,M.pd
Disusun oleh:
Ahmad Hilmy (02)
M.Lubbabul Hikam ( )
Qory Aina Salsabila (24)
Tuqqotul Ulliyah (27)
Wahyu Setia Damayanti (29)
Wiwit Afifah (31)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah praktikum dan
menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan praktikumini.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat
berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini terutama pada guru pembimbing yang
sekaligus menjadi guru mata pelajaran Kimia, yaitu Ibu Siti Khayunah,S.pd,M.pd yang telah
memberi bimbingan dan arahan kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya, semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan. Kami
menyadari sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kami akan
menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun
ini.
Surabaya,31 oktober 2015
Penulis
Korosi Page 2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1.3 Tujuan ......................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Korosi ................................................................................................5
2.2 Faktor penyebab terjadinya korosi................................................…..9
2.3 Pencegahan Korosi..............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan..........................................................................................10
3.2 Langkah Kerja...........................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan...............................................................................................12
4.2 Hasil Praktikum.........................................................................................12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................13
5.2 Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Korosi Page 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkaratan logam(korosi), merupakan masalah yang sering ditemukan di sekitar kita. Perkaratan logam sering kali merugikan manusia karena besi yang berkarat tidak dapat dikembalikan dalam bentuk semula, sehingga banyak orang melakukan berbagai cara untuk mengatasi perkaratan pada logam. Pada percobaan ini ,kami berharap mampu mebuat masyarakat paham mengenai hal-hal yang membuat perkaratan pada logam (korosi). Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka pengendalian korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi tentu harus memahami bagaimana mekanisme korosi pada besi.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah yang menyebabkan logam berkarat? Bagaimana logam bisa berkarat?
1.4 Tujuan Praktikum
Mengetahui proses korosi pada logam
Mempelajari faktor-faktor yang paling mempengaruhi perkaratan logam.
Korosi Page 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Korosi dapat didefinisikan sebagai reaksi kimia dari logam dengan non-logam (atau bukan logam) di lingkungan sekitarnya, dengan pembentukan senyawa yang disebut sebagai Produk Korosi. Konversi logam menjadi senyawa bubuk akan mengakibatkan kerusakan pada konstruksi produk logam atau komponennya.
Dalam istilah sederhana, korosi ini pada dasarnya melibatkan dua elektroda, anoda dan katoda yang direndam dalam larutan elektrolit yang mengakibatkan arus listrik. Proses korosi terjadi ketika listrik positif mengalirkan anoda ke bentuk katoda. Umumnya, korosi terjadi di anoda.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih
Korosi Page 5
mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Kerugian Akibat Korosi
Logam yang menderita korosi akan menjadi keropos, sehingga kekuatannya berkurang. Gedung-gedung, mesin-mesin, jembatan, mengkonsumsi besi sebagai penopang utama rangkanya. Sehingga keroposnya besi dapat menyebabkan robohnya bangunan dan tidak berfungsinya mesin-mesin.
Barang-barang rumah tangga yang tidak dijaga dengan baik menjadi cepat rusak akibat korosi. Meubel-meubel yang terbuat dari besi atau logam lain menjadi terlihat kusam bilaterkena karat.
2.2 Faktor terjadinya Korosi
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya peristiwa korosi diantaranya adalah:Kelembaban udara, kandungan oksigen di udara, keberadaaan air, ketersediaan ion H+
yang dapat berasal dari asam, dan juga keberadaan garam.
2.3 Pencegahan Korosi
Memperlambat Terjadinya KorosiSelain cara-cara pencegahan korosi pada daftar di atas, beberapa perlakuan dapat memperlambat terjadinya korosi. Saat menyimpan benda yang terbuat dari besi, paku atau jarum misalnya, tempatkan di lingkungan yang kering dan tidak lembab. Usahakan untuk menutup tempat tersebut, dan tambahkan bahan-bahan yang bersifat dapat meyerap uap air yang terbentuk dalam wadah, semisal kapas atau kain yang kering. Di industri banyak digunakan silika gel sebagai bahan pengering untuk menyerap kelembaban.
Korosi Page 6
Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating), proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.
a. Metode Pelapisan (Coating)
Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut.
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya:
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– Eo = –0,44 VFe(s) → Fe2+(g) + 2e– Eo = –0,76 V
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
b. Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Proses katodik dengan menggunakan logam Mg.
Korosi Page 7
Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.
Anode : 2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e–
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e– → 4OH–(aq)Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O → 2Mg(OH)2(s)
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
c. Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
4) Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.
Korosi Page 8
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 MetodeMetode yang kami gunakan adalah metode penelitian. Tujuannya mengamati zat yang paling mempengaruhi proses perkaratan.
3.2 Tempat Rumah iwit3.3 Waktu
2 jam pelajaran Kimia.3.4 Alat dan Bahan
3.5 Cara kerja
Praktikum 1
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan2. Siapkan 18 buah gelas plastik3. Beri label pada masing-masing 2 gelas dengan label yang sama, tanpa apapun (1),
minyak tanah (2), air biasa (3), air panas (4), larutan NaCl (5), Kapas + Cuka (6), larutan detergen (7) tembaga (8), air panas + garam (9)
Korosi Page 9
Alat yang diperlukan Bahan yang diperlukan
18 Gelas plastik18 paku baja
Kapas Plastik hitam
Gunting Karet Panci
Kompor
Batang tembaga Detergen
Cuka Larutan NaclMinyak tanah
Air
4. Lakukan langkah berikut,
Gelas (1)
1. Masukkan 1 buah paku kedalam gelas 2. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.3. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Gelas (2)
1. Masukkan minyak tanah kedalam 2 gelas yang telah dilabeli, masing-masing 50 ml.
2. Masukkan 1 buah paku dalam masing-masing gelas, sampai tenggelam3. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam, lalu rapatkan dengan karet.4. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Gelas (3)
1. Masukkan air biasa (suhu normal) sebanyak 50 ml kedalam 2 gelas yang telah dilabeli.
2. Masukkan 1 buah paku kedalam masing-masing gelas,hingga tenggelam.3. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.4. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Gelas (4)
1. Masukkan air panas sebanyak 50 ml kedalam 2 gelas yang telah dilabeli2. Masukkan 1 buah paku kedalam masing-masing gelas, hingga tenggelam3. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.4. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka5. Gantilah air panas ketika mulai mendingin.
Gelas (5)
1. Masukkan larutan NaCl sebanyak 50 ml kedalam masing-masing gelas.2. Masukkan 1 buah paku kedalam masing-masing gelas yang telah terisi larutan
NaCl hingga tenggelam.3. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.4. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Gelas(6)
1. Basahi 2 lembar kapas dengan larutan cuka2. Selimutkan kapas yang telah dibasahi oleh larutan cuka pada 2 buah paku yang
berbeda dan ikat dengan karet.3. Masukkan kedalam masing-masing gelas 4. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.5. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Korosi Page 10
Gelas (7)
1. Campurkan 1 sendok teh detergen dengan air 50 ml.2. Masukkan larutan sabun kedalam masing-masing gelas (50 ml)3. Masukkan 1 buah paku kedalam masing-masing gelas hingga tenggelam4. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.5. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Gelas (8)
1. Lilitkan tembaga pada masing-masing paku hingga tertutupi penuh 2. Masukkan paku yang sudah di lilit ke dalam masing-masing gelas 3. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.4. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka
Gelas (9)
1. Campurkan air yang telah di panaskan dengan 1 sendok teh garam2. Masukkan masing-masing 50 ml (air panas + garam)3. Tutup salah satu gelas dengan plastik hitam , lalu rapatkan dengan karet.4. Sedangkan, biarkan gelas lain dalam keadaan terbuka5. Bila air panas mendingin, ganti dengan air panas lagi begitu pula seterusnya
hingga pengamatan berakhir.
5.Biarkan selama 3 hari dan amat perubahannya.
Korosi Page 11
BAB 5
HASIL PEMBAHASAN
5.1.Data Hasil Pengamatan
Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3 Gelas 4 Gelas 5 Gelas 6 Gelas 7 Gelas 8 Gelas 9
Tertutup
Berkarat, namun
lebih lama
Sulit berkara
t
Berkarat, di hari
ke 3
Berkarat,
di hari ke 3
Berkarat,
di hari ke 3
Berkarat paling cepat
Berkarat,
di hari ke 3
Sulit berkara
t
Berkarat di hari
ke 2
Terbuka Berkarat, namun
lebih lama
Sulit berkara
t
Berkarat,
di hari ke 3
Berkarat,
di hari ke 3
Berkarat,
di hari ke 3
Berkarat paling cepat
Berkarat,
di hari ke 3
Sulit berkara
t
Berkarat di hari
ke 2
5.2.Pembahasan
Setelah kami melakukan praktikum ini selama 3 hari proses korosi yang paling cepat terjadi
pada larutan cuka. Hal ini di sebabkan karena zat asam yang terkandung di dalam larutan
cuka bereaksi dengan oksigen sehingga proses oksidasi lebih cepat. Proses korosi paling
lambat terjadi pada minyak dan tembaga, minyak mampu melindungi besi terhadap gas
oksigen dan uap air yang ada di udara. Lilitan tembaga menghambat proses korosi karena
memiliki potensial elektroda lebih besar dari pada yang di lapisi, sehingga mampu
melindungi dari reaksi oksidasi.
Korosi Page 12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa,faktor-faktor yang paling
mempengaruhi proses korosi adalah pH,oksigen, dan suhu.
5.2 Saran
Sebaiknya lakukan praktikum ini di luar rumah untuk mempercepat proses korosi. Air
panas dalam percobaan ini harus tetap panas hingga akhir pengamatan, agar hasil
praktikum lebih akurat.
Korosi Page 13
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi/EDITED
http://www.asakoindonesia.com/id/prinsip-dasar/korosi.html/EDITED
http://kimiastudycenter.com/kimia-xii/69-korosi-dan-pencegahannya#ixzz3q0OwCPkG/EDITED
http://sainsforhuman.blogspot.com/2013/07/apa-itu-korosi-penyebab-dan-cara.html#sthash.KJJ2pSEk.dpuf/EDITED
http://hadiman88.wordpress.com/2013/03/14/korosi-dan-pencegahan/EDITED
http://wahyuni-unhiiyblog.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-korosi-gejala-kerugian-dan.html/EDITED
Korosi Page 14
Korosi Page 15
Korosi Page 16
Korosi Page 17