Download - LAPORAN PRAKTIKUM
![Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ORGANIK DUA
“KARBOHIDRAT”
Disusun oleh:FERRY APRIADINATA
PROGRAM STUDI BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM2011
![Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/2.jpg)
KARBOHIDRAT
A. Pelaksanaan praktikum
1. Tujuan : 1. Mepelajari pengertian gula reduksi dan gula non reduksi.
2. Memperoleh pengalaman tentang katalisa enzim dan
katalisa asam pada hidrolisa gugus asetal.
2. Hari tanggal : Jumat,....Mei 2011.
3. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Lantai III, Fakultas MIPA
Universitas Mataram.
B. Tinjauan Pustaka
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldelid atau polihidrosi keton yang
mempunyai rumus umum (CH2O). Yang pertama lebih kecil dikenal sebagai golongan
aldosan, yang kedua adalah ketosa. Dari rumus umum dapat diketahui bahwa
karbohidrat adalah suatu polimer. Senyawa-senyawa yang menyusunnya adalah
monomer-monomer. Karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan yaitu monosakorida,
disakarida dan polisakarida. Oligosakarida mengandung 2 sampai 10 mnomer dan
polisakarida dari 10(Martharsono,2006:23).
Monosakarida merupakan karbohidrat sederhana yang sebagian besarnya
dikenal dengan atau sebagai heksosa. Karena terdiri dari 6 rantai atu cincin karbon.
Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah
atau sebagai gugus hidrosit (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu
gizi, yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung
jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen dan 6 atom
oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan
oksigen disekitar atom-atom karbon. Perbedaannya dalam susunnan atom inilah yang
menyebabkan perbedaan dalam kemanisan, daya larut dan sifat dari ketiga
monosakarida tersebut. Monokarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat
dalam bentuk isomer dekstro (D). Gugus hidroksil adalah karbon nomor 2 terletak di
sebelah kanan. Stuktur kimianya dapat berupa sturktur terbuka atau sturktus cincin.
Monosakarida yang mempunyai 5 atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan
arabinosa (Hart, 2003 : 105)..
Secara kimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldelida atau polihiroksi-keton,
atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrosilis. Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagi aldelida atau keton) dan banyak gugus
![Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/3.jpg)
hiroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan snyawa yang
menpunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrat oleh n molekul air. Namun demikian terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nirtogen, fosforus atu
sulfur (Anonim, 2009).
Stuktur glukosa dan fruktosa digunakan sebagai dasar untuk membedakan
antara gula reduksi dan gula non reduksi. Penamaan gula reduksi ialah didasarkan
pada adanya gugus aldehid (CHO). Pada glukosa dan galaktosa yang dapat mereduksi
larutan Cu2SO4 membentuk endapan merah mata. Adapun gula non-reduksi ialah gula
yang tidak dapat mereduksi akibat tidak adanya gugus aldehid seperti fruktosa dan
sukrosa/dekstosa yang memiliki gugus keton (C=0) (Saifudin,2008).
Hidorlisa sukrosa oleh asam atu enzim menghasilkan gula invert, yaitu
campuran glukosa dan fruktosa dengan jumlah mol yang sama. Gula preduksi
memberikan uji positif dengan pereaksi benedict dan tollen, gula non reduksi
merupakan gula yang tidak memberikan uji positif. Uji positif diperoleh apabila gula
bentuk hemiketal dan heasetalnya berada dalam kesetimbangan (Wilbraham,
2001:125).
Pati dapat dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil yaitu dengan memotong
ikatan-ikatan glikosidiknya. Salah satu enzim yang memotong ikatan tersebut adalah
enzim ∝ amilase. Kerja ∝ enzim amilase berlangsung dalam 2 tahap. Pertama,
degradasi sempurna dan cepat menjadi maltosa dan maltriosa. Tahap amiolisis ini
adalah hasil serangan enzim secara acak ciri penguraiannya adalah penurunan
kekentalan dan kemampuan mengikat iodium dengan sangat cepat, langkah kedua
jauh lebih lambat dari yang pertama dan meliputi hidrolisis digosakarida dengan
pembentukan glukosa dan altosa. Pati dan selulosa selain merupakan karbohidrat
paling umum juga mempunyai berat dan jumlah monomer sama (Whelan. 2011).
![Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/4.jpg)
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas kimia 2000 ml
2. Penjepit
3. Tabung reaksi
4. Gelas ukur
5. Pipet tetes
6. Erlenmeyer
7. Pemanas
8. Pipet plat
9. Stopwatch
Bahan
1. Sukrosa 2 %
2. Glukosa 2 %
3. Fruktosa 2 %
4. Laktosa 2 %
5. Larutan kanji 2 %
6. Larutan NaOH 3 M
7. Larutan H2S04 3 M
8. Larutan iondin 0.01 dalam KI
9. Preaksi fehling A dan B
10. Aquades (air)
11. Air ludah (saliva)
12. Kertas lakmus
]
![Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/5.jpg)
D. Skema Kerjaa. Karbohidrat Reduksi dan Non-Reduksi
Dimasukan ke dalam 5 tabung reaksi (masing-masing 2 ml)
+ Masing-masing karbohidrat diuji sebanyak 10 tetes.
Dipanaskan dalam penaugas air (15 menit)
Dicatat perubahan
b. Hidrolisa Karbohidrat Hidrolisa sukrosa (katalis asam dan basa)
Dimasukan kedalam 2 tabung reaksi
+ Aquades 3 ml + H2SO4 3 M (3 tetes)
+ NaOH 3 M ± 10 tetes(hingga lakmus merah → biru)
Diuji dengan ereaksi felling +diamati
+ Aquades 3 ml + NaoH 3 M
(3 tetes)
Dipanaskan dalam penangas air (5 menit) Didinginkan hingga suhu kamar
2 ml las. Fehling(1 ml fehling A + 1 Fehling B)
Non-ReduksiReduksi
Larutan karbohidrat
3 ml sukrosa
Sukrosa IISukrosa I
Sukrosa katalis basaSukrosa katalis asam
Hidrolisa I Hidrolisa II
![Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/6.jpg)
Hidrolisa Pati (Katalis asam dan basa)
+Saliva 2 ml Dipanaskan dalam
penangas air (450C) 30 menit
+ H2SO4 3 M (2ml)
Dipanaskan 30 menit
Diambil beberapa tetes & ditempatkan dalam plat tetes
+ tetes iodin Diamati dan dicatat warna
Hidrolisa I Hidrolisa II
2 ml larutan pati 2 %
Larutan Pati II
Larutan Pati I
Larutan katalis enzim Larutan katalis asam
![Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/7.jpg)
Hidrolisa Pati (katalis asam)
Dimasukan kedalam elenmeyer
+ H2S04 3 M (10 ml) Dipanaskan (5 menit)
Diambil 3 tetes & ditempatkan dalam plat mikrosof
+ 2 tetes iodin
Dilanjutkan pemanasan pada larutan sisa Diuji dengan iodin setiap selang waktu 5
menit
Hentikan pemanasan Dicatat waktu pemanasan
E. Hasil PengamatanI. Karbohidrat reduksi dan non reduksi
Perlakuan Hasil Tabung 1 diisi 10 tetes sukrosa 2 % +
tetes fehling A dan B larutan dipanaskan ( 5 menit)
Tabung II glukosa 10 tetes + 2 tetes fehling A dan B dipanaskan (5 menit)
Tabung III fruktosa 10 tetes + 2 tetes fehling Adan B dipanaskan (5 menit)
Tabung IV laktosa 10 tetes + 2 tetes fehling A dan B dipanaskan ( 5 menit)
Tabung V larutan 10 tetes +tetes fehling A dan B dipanaskan (5 menit)
Warna awal sukrosa bening setelah +fehling Adan B menjadi biru
Setelah dipanaskan warna berubah menjadi cokelat.
Warna hijau keruh Setelah dipanaskan warnanya jadi orange
Warna awal fruktosa biru, setelah ditambah fehling menjadi hijau, dipanaskan menjadi orange.
Warna awal laktosa biru, dicampur fehling tetap biru dan setelah dipanaskan bewarna hijau
Larutan kanji ditambah fehling berwarna biru, setelah dipanaskan tetap biru
50 ml larutan pati 2 %
Larutan pati katalis asam
Larutan pati tak biru
Hasil
Larutan pati warna biru
![Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/8.jpg)
II. Hidrolisa Karbohidrat (hidrosa sukrosa, katalis asam dan basa)
Perlakuan Hasil Tabung 1 diisi 10 tetes sukrosa (1ml) +
aquades (1ml) + H2SO4 (2 tetes). Dipanaskan
Tabung II sukrosa (1 ml) + aquades (3ml) + H2SO4 (3 m) (2 tetes). Dipanaskan
Pada tabung I + NaOH 3 ml (1 tetes) diuji dengan kertas Caknus
Uji beberapa tetes masing-masing tabung dengan percaksi fehling
Warnanya bening, setelah dipanaskan berubah menjadi cokelat.
Warna awal bening, setelah dipanaskan warnanya cokelat.
Kertas Caknus menjadi biru
Tabung I : Hijau lumutTabung II : Hijau
III. Hidrolisa Pati
Perlakuan Hasil Dimasukan larutan pati 2 % (2 ml) +
seliva 2 ml, dipanaskan 30 menint, pada tabung A
Pada tabung B, larutan pati 2 % (2 ml) + H2SO4 (2 ml) dipanaskan (30 menit)
Larutan A diuji pad plat mikrospot ditambah 2 tetes iodin. Amati perubahan warna
Larutan B diuji pada \plat mikrospot, ditambah 2 tetes iodin. Amati perubahan warna
Larutan bewarna bening, terdapat sedikit gelembung (busa)
Warna larutan sebelum dan setelah dipanaskan tetap bening.
Pada tabung I setelah diuji dengan iodin warnanya menjadi biru
Setelah diuji dengan iodin warna larutan tetap bening
IV. Hidrolisis pati dengan Katalis Asam
Perlakuan Hasil Larutan pati 2 % + asam sulfat 3 m (2ml)
dipanaskan, selang 5 menit + diambil 3 tetes untuk diuji pada plat mikrospot +2 tetes iodin
Warna larutan dengan pemanasan 5 menit
Warna larutan dengan pemanasan 10 menit
Warna larutan dengan pemanasan 5 menit
Warna larutan dengan pemanasan 20 menit
Warna larutan sebelum dipanaskan (bening) setalah dipanaskan tetap bening
Larutan berwarna ungu tua
Larutan berwarna ungu muda
Larutan berwana bening agak keunguan
Larutan bewarna bening
F. Analisis Data
![Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/9.jpg)
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang karbohidrat. Karbohidrat merupakan
polihidroksi antara aldehid dan keton. Tujuan utama dari praktikum karbohidrat ini yakni
untuk mempelajari pengertian gula reduksi dan gula non reduksi dan juga memperoleh
pengalaman tentang katalisa wnzim an katalisa asam pada hirolisa gugus asetat. Dalam proses
kerjanya dibagi menjadi beberapa percobaan/perlakuan.
Percobaan pertama yaitu tentang karbohidrat reduksi dan non reduksi. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui sifat suatu karbohidrat, apakah termasuk reduksi atau non
reduksi. Setiap karbohidrat yang mampun mereduksi tembaga tanpa terlebih dahulu
mengalami hidrolisis disebut gula reduksi. Maka dari itu, pereaksi yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya gula reduksi adalah larutan fehling (fehling Adan fehling B).
Fehling A ini mngandung Cu2+. Jika termasuk gula reduksi, maka larutan gula akan
memberikan endapan merah bata yang merupakan endapan Cu2O, yang terbentuk akibat Cu2+
dan Cu+ (Bedjiadi , 2000). Adapun senyawa-senyawa yang digunakan dalam percobaan yaitu
glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa dan amilum (pati). Menurut hasil pengamatan, laktosa,
glukosa dan fruktosa merupakan gula reduksi, karena adanya endapan yang warnanya
mendekati warna merah bata. Sedangkan sukrosa dan pati (amilum) merupakan gula non-
reduksi karena tidak terdapat endapan.
Percobaan kedua yaitu tentang hidrolisa karbohidrat. Dimana pada percobaan ini
dibagi menjadi 3 pelakuan. Perlakuan petama, yaitu hidrolisa sukrosa (katalis asam dan basa).
Larutan sukrosa ini diberi 2 perlakuan yang berbeda pada kedua tabung. Tabung I
ditambahkan asam sedangkan tabung II ditambahkan basa (NaOH). Hal ini bertujuan untuk
untuk membandingkan larutan mana yang dapat mereduksi Cu2+ atau bersifat positif dan
negatif saat dilakukan uji dengan reagen fehling.
Dari hasil pengamatan terlihat pada kedua tabung, tidak tebentuk atau tidak adanya
endapan tetapi terjadi perubahan wana yang semula bening berubah menjadi cokelat setelah
dipanaskan dan menjadi hijau lumut dan hijau saat ditetesi pereaksi fehling. Ada saat diuji
dengan kertas lakmur, kertas lakmus menjadi warna biru. Hal ini menandakan bahwa katalis
asam bersifat positif yang artinya suksrosa terhidrolisis sempurna pada katalis asam
sedangkan katalis asam bersifat negatif.
Perlakuan kedua, yaitu hidrolisa pati enzimatik versus katalis asam. Pati diberi 2
perlakuan yang berbeda pada 2 tabung. Tabung I ditambahkan katalis enzim air ludah/saliva.
Sedangkan pada tabung II ditambahkan atalis asam sulfat (H2SO4). Uji hidrolisis pati ini dapat
dilakukan dengan menambahkan larutan iodin. Pada tabung I yang ditambahkan saliva
![Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/10.jpg)
berwarna bening dan ketika ditambahkan iodin berwarna biru. Sedangkan pada tabung II yang
ditambahkan asam berwarna bening baik sebelum atau sudah dipanaskan. Ketika ditambah
iodin warna menjadi kuning bening atau tentap dalam keadaan bening. Hal ini menandakan
bahwa pada kedua tabung sudah terhidrolisa dengan sempurna dengan bantuan katalis saliva
dan asam.
Perlakuan ketiga, yaitu hidrolisa pati dengan katalis asam. Perlakuan ketiga ini
merupakan proses terakhir dalam praktikum karbohidrat. Pada percobaan ini dibutuhkan
waktu 20 menit dalam proses pemanasan. Tetapi warna larutan pati sebelum dipanaskan
maupun setelah dipanaskan tetap bening. Adapun hasil pemanasan selama 20 menit yaitu :
warna larutan dengan pemanasan 5 menit ungu tua, pemanasan 10 menit larutan berwarna
ungu muda, pemanasan 15 menit larutan berwarna bening agak kekuningan dan pemanasan
20 menit diperoleh larutan berwarna bening. Pemanasan 5-10 menit belum berwarna being
karena kondisi air yang belum panas dan larutan pati belum terhidrolisa. Dari hasil
pengamatan terlihat bahwa semakin lama waktu pemanasan (larutan pati dan H2SO4) maka
warna larutan yang semula ungu tua berubah menjadi bening.
H. Penutup
Kesimpulan
1. Gula reduksi adalah gula yang bisa mereduksi senyawa tanpa mengalami hidrolisis
terlebih dahulu sedangkan gula non reduksi adalah gula yang tidak bisa mreduksi
senyawa tanpa mengalami hidrolisa terlebih dahulu.
2. Fruktosa, laktosa dan glukosa merupakan gula reduksi karena memiliki endapan yang
warnanya mendekati merah bata. Sedangkan sukrosa dan amilum merupakan gula non
reduksi karena tidak terdapat endapan.
3. Katalis asam dan bas meurpakan katalis positif karena keduanya sama-sama dapat
menghidrolisis larutan sukrosa dengan reagen fehling.
4. Pada percobaan hidrolisa pati (enzim air, ludah versus katalis asam) merupakan katalis
bersifat positif karena keduanya dapat menghidrolisa pati dengan larutan iodin.
5. Pada percobaan hidrolisa pati (katalis asam) diperoleh hasil 5-10 menit pemanasan
warna larutan belum bening tetapi berwarna ungu tua dan ungu muda 15 menit
pemanasan larutan berwarna agak bening kekuningan dan 20 menit pemanasan
berwarna bening.
6. Semakin lama waktu pemanasan maka larutan pati akan semakin terhidrolisa dengan
baik.
7. Iodin dapat digunakan identifikasi senyawa amilosa dan amilopaktin yang terdapat
dalam pati.
Saran
![Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100313/5571fb65497959916994c4b3/html5/thumbnails/11.jpg)
Kedepan 10 art lebih mendisiplinkan praktikum yang molor praktikum
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. I”Karbohidrat”. (Http://id.wikpedia.org/wiki/karbohidrat;diakses : 10 Mei 2011)
Heart, Howart.2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Martharsono, S.2006. Brokimia I. Yogyakarta : UGM Press.
Saifudin, Umar. 2008 “Analisis Karbohidrat”.(Http://foodheatly.wordpress.com/2008/10/11/Analisis. karbohidrat; diakses : 10 Mei 2011).
Whelan. Dalam Pati Termodifikasi Asam. Htpp://Lab.Undip.ac.id/proses/Journal/hidrolisa pati//karbohidrat-pati.com.(diakses : 23 Mei 2011)
Willbraham, Antony, dkk. 2001. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB Press