Transcript
Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI(CAMPAK)

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo

papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c atau lebih dan disertai salah satu

gejala batuk, pilek, dan mata merah. ( WHO )

Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium yaitu

stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. ( ilmu kesehatan anak 2:624 )

Penyakit campak ( rubeola, campak 9 hari, measles ) adalah suatu infeksi virus yang sangat

menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis ( peradangan selaput ikat mata /

konjungtiva ) dan ruam kulit.

B. ETIOLOGI

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena itu

campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada

daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak

pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus

campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal

serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga

dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi

campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus.

Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang

terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari

sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.

C. PATOFISIOLOGI

Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet udara, menempel dan berbiak. Infeksi

mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung virus dari secret nasofaring

pasien campak. Di tempat masuk kuman, terjadi periode pendek perbanyakan virus local dan

penyebaran terbatas, diikuti oleh viremia primer singkat bertiter rendah, yang memberikan

kesempatan kepada agen untuk menyebar ketempat lain, tempat virus secara aktif

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

memperbanyak diri di jaringan limfoid. Viremia sekunder yang memanjang terjadi, berkaitan

dengan awitan prodromal klinis dan perluasan virus. Sejak saat itu  ( kira-kira 9 sampai 10 hari

setelah terinfeksi ) sampai permulaan keluarnya ruam, virus dapat dideteksi di seluruh tubuh,

terutama di traktus respiraturius dan jaringan limfoid. Virus juga dapat ditemukan di secret

nasofaring, urine, dan darah.pasien paling mungkin menularkan pada orang lain dalam periode 5

sampai 6 hari. Dengan mulainya awitan ruam ( kira-kira 14 hari setelah infeksi awal ),

perbanyakan virus berkurang dan pada 16 hari sulit menemukan virus, kecuali di urine, tempat

virus bisa menetap selama beberapa hari lagi. Insiden bersamaan dengan munculnya eksantema

adalah deteksi antibody campak yang beredar dalam serum yang ditemukan pada hampir 100%

pasien dihari ke dua timbulnya ruam. Perbaikan gejala klinis dimulai saat ini, kecuali pada

beberapa pasien, dimulai beberapa hari kemudian karena penyakit sekunder yang disebabkan

oleh bakteri yang bermigrasi melintasi barisan sel epitel traktus respiraturius. Terjadi sinusitis,

otitis media, bronkopneumonia sekunder akibat hilangnya pertahanan normal setempat.

Sebanyak 10% pasien memperlihatkan pleositosis dalam cairan serebrospinalis dan 50%

memperlihatkan kelainan elektroensefalografi di puncak serangan penyakit. Namun, hanya 0,1%

yang memperlihatkan gejala dan tanda ensefalomielitis. Beberapa hari setelah serangan akut,

terlihat kelainan system saraf pusat, saat serum antibody berlimpah dan virus menular tidak lagi

dapat dideteksi.hal ini diperkirakan ensefalitik autoimun. Pada pasien SSPE, hilangnya virus

campak dari system saraf pusat beberapa tahun kemudian setelah infeksi campak primer

menekankan perlunya penjelasan lebih lanjut tentang interaksi virus dengan system saraf pusat,

baik secara akut maupun kronis. SSPE bisa disebut sebagai ensefalitis virus campak lambat.

Seorang wanita yang pernah menderita campak atau pernah mendapatkan imunisasi campak

akan meneruskan daya imunitasnya pada bayi yang dikandungnya. Kekebalan ini akan bertahan

selama satu tahun pertama setelah anak dilahirkan. Oleh karena itu, jarang sekali kita jumpai

bayi ( khususnya yang berusia dibwah 5 bulan ) yang menderita campak. Seseorang yang pernah

menderita campak akan menjadi kebal seumur hidupnya.

D. ANATOMI FISIOLOGI

1. Anatomi kulit.

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ

terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang

dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi

mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit

tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang

merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari

mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

a. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis

gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-

beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan

epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan

dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

b. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True

Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan

jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

1.Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

2.Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa

derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit

tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces

dan respon inflamasi

c. Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.

Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di

bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi

individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol

bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

2. Vaskularisasi Kulit

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler

dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

nutrient dari dermis melalui membran epidermis

3. Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah

memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol

suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik,

ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui

merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran

saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan

keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer

mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan

mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit.

Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan

mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang

dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit

akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

E. MANIFESTASI KLINIS

       Campak memiliki masa tunas 10-20 hari. Penyakit ini dibagi dalam tiga stadium, yaitu :

a. Stadium Kataral ( Prodromal ).

       Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotofobia,

konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,

timbul bercak koplik yang patognomonik bagi campak, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

koplik berwarna putih kelabu, sebesar jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya

dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Jarang ditemukan dibibir bawah tengah atau

palatum. Kadang-kadang terdapat macula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium

erupsi. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leucopenia. Secara klinis, gambaran penyakit

menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang besar

dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak dengan penderita campak dalam

waktu  2 minggu terakhir

b. Stadium Erupsi

       Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan

palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula beercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk

macula papula disertai menaiknya suhu badan. Diantara macula terdapat kulit yang normal.

Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut

dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal,

muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan

urutan seperti terjadinya. Terdapat pembersaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan

dibawah leher belakang. Pula terdapat sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan

muntah. Variasi dari campak yang biasa ini adalah “ black measles” yaitu campak yang disertai

perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

c. Stadium Konvalensi

       Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua ( hiperpigmentasi ) yang

lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering

ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk

campak. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang

tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Serologi

       Pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk memastikannya. Tehnik

pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi complement, inhibisi hemaglutinasi, metode

antibody fluoresensi tidak langsung.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

b. Patologi anatomi

       Pada organ limfoid dijjumpai : hyperplasia folikuler yang nyata, senterum germinativum

yang besar, sel Warthin-Finkeldey ( sel datia berinti banyak yang tersebar secara acak, sel ini

memiliki nucleus eosinofilik dan jisim inklusi dalam sitoplasma, sel ini merupakan tanda

patognomonik sampak ). Pada bercak koplik dijumpai : nekrosis, neutrofil, neovaskularisasi.

c. Darah tepi

       Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

d. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.

e. Pemeriksaan untuk komplikasi

       Ensefalopati / ensefalitis ( dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar elektrolit darah

dan analisis gas darah ), enteritis ( feces lengkap), bronkopneumonia ( dilakukan pemeriksaan

foto dada dan analisis gas darah ).

G. KOMPLIKASI

       Bermacam-macam komplikasi bisa ditemukan selama stadium akut campak atau segera

sesudah itu. Yang terkena paling sering adalah traktus respiraturius, tetapi gastroenteritis berat

juga terjadi. Laringotrakeobronkitis berat ( croup ) bisa menyebabkan sumbatan aliran udara

sehingga memerlukan trakeostomi, terutama pada anak berusia dibawah 3 tahun. Bronkiolitis

bisa menimbulkan sumbatan jalan napas bagian bawah yang berat. Pneumonia yang jarang tetapi

selalu fatal, yaitu pneumonia interstisialis ( pneumonia sel raksasa ) telah ditemukan pada anak

dengan tanggap imun lemah, termasuk pada anak yang menderita AIDS, yang menderita infeksi

campak persisten progresif tanpa eksantema yang khas dan disertai kegagalan yang unikuntuk

membentuk antibody campak yang spesifik. Gambaran radiografi yang menunjukkan gambaran

interstisial yang jelas keluar dari kedua daerah hilus. Virus campak dapat diambil berulang kali

dari sputum atau dari hapusan nasofaring diwarnai. Usaha untuk mengobati atau mencegah

komplikasi ini belum berhasil.

        Kerato konjungtivitis asimtomatik jinak yang menyertai campak dapat memetap selama

4 bulan lesi dapat dilihat hanya dengan biomikroskop lampu cerah. Terjadi lesi kornea yang

lebih berat pada pasien campak yang kurang gizi. Kelainan elektrokardiografi yang sementara

umum terjadi, tetapi jarang terjadi miokarditis yang sebenarnya. Limfadenopati difus yang

menyertai campak mengenai nodus mesenterium dan dianggap menimbulkan nyeri abdomen

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

yang umum terjadi. Gejala dan tanda penyakit yang identik dengan apendiksitis akut bisa

mengakibatkan intervensi operasi selama periode prodromal.

       Komplikasi akibat bakteri terutama akibat invasi traktus respiraturius menyebabkan

bronkopneumonia. Infeksi ini bisa disebabkan oleh streptokokus β-hemolitikus, pneukokokus,

H.influensa tipe B, atau stafilokokus. Peribronkitis dan pneumotitis interstisial terjadi pada

hampir semua pasien campak dan sembuh dengan cepat setelah timbulnya ruam dan turun

demam. Puncak demam kedua atau kegagalan turunnya puncak demam pertama setelah erupsi

mencapai puncak menandakan infeksi bakteri sekunder. Terlihatnya leukositosis perifer yang

bergeser kekiri memastikan hal itu. Radiografi dada dapat menunjukkan bronkopenumonia atau

gambaran pneumonia segmental atau lobar. Apusan atau biakan sputum, aspirasi trakea, cairan

pleura, darah, atau bahan sesuai lainnya, akan membantu menemukan penyebab dan memilih

obat antimikroba yang tepat

H. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medis

Kecuali tindakan pendukung umum, tidak ada terapi terbaru bagi pasien yang tidak

mengalami komplikasi. Walaupun ribavirin menghambat replikasi virus campak invitro, tidak

terlihat hasil yang nyata pada pemberian invivo. Penggunaan antipiretik yang bijaksana untuk

demam tinggi dan obat penekan batuk mungkin bermanfaat secara simptomatik. Pemberian

pengobatan yang lebih spesifik seperti pemberian anti mikroba yang tepat harus digunakan untuk

mengobati komplikasi infeksi bakteri sekunder.

Oleh karena campak jelas menurunkan cadangan vitamin A, yang menimbulkan

tingginya insiden xeroftalmia dan ulkus kornea pada anak yang kurang gizi, WHO menganjurkan

supplement vitamin A dosis tinggi di semua daerah dengan defisiensi vitamin A. supplement

vitamin A juga telah memperlihatkan penurunan frekuensi dan keparahan pneumonia dan

laringotrakeobronkitis akibat kerusakan virus campak pada epitel traktus respiraturius bersilia.

Pada bayi usia di bawah 1 tahun diberi vitamin A sebanyak 100.000 IU dan untuk pasien lebih

tua diberikan 200.000 IU. Dosis ini diberikan segera setelah diketahui terserang campak. Dosis

kedua diberikan hari berikutnya, bila terlihat tanda kekurangan vitamin A dimata dan diulangi 1

sampai 4 minggu kemudian.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Penyakit campak merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Selain itu sering

menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan gizinya buruk sehingga mudah sekali

mendapatkan komplikasi terutama bronkopneumonia. Pasien campak dengan bronkopnumonia

perlu dirawat di rumah sakit karena memerlukan perawatan yang yang memadai (kadang perlu

infuse atau oksigen ). Masalah yang perlu diperhatikan  ialah kebutuhan nutrisi, gangguan suhu

tubuh, gangguan rasa aman nyaman, risiko terjadinya komplikasi.

a. Kebutuhan Nutrisi

b. Gangguan suhu tubuh

c. Gangguan rasa aman nyaman

d. Resiko terjadinya komplikasi

I. PENCEGAHAN

a. Imunisasi Pasif

IG manusia yang diberikan segera setelah pemajanan dapat mengubah gambaran klinis

dan efek antigen pada infeksi virus campak. Anak yang rentan harus segera diberi IG 0,25 ml/kg

BB, untuk mencegah campak. Bila telah berlangsung lebih dari 6 hari, maka IG tidak dapat

diandalkan untuk mencegah maupun memodifikasi penyakit. Pasien dengan campak yang

dimodifikasi globulin memperlihatkan gambaran klinis yang beragam dengan masa tunas

memanjang dan berbagai keluhan dan tanda penyakit campak, tetapi mereka tetap sebagai

sumber penular potensial pada individu yang berkontak dengan mereka. Oleh karena sifat

kekebalan alaminya sementara, imunisasi pasif harus diikuti oleh iminisasi aktif dalam 3 bulan

setelah itu. Karena dosis besar immunoglobulin saat ini sering deberikan untuk pencegahan atau

pengobatan sejumlah gangguan ( misal infeksi HIV, penyakit Kawasaki, trombositopenia imun,

hepatitis B dan profilaksis varisela ) interval yang lebih panjang dianjurkan sebelum vaksin virus

campak. Ini bervariasi dari 3 sampai 11 bulan bergantung pada produk dan jumlah globulin yang

diberikan.

b. Imunisasi Aktif

Vaksin yang telah dilemahkan menghasilkan infeksi yang tidak menular dan tidak ada

hubungannya dengan infeksi bakteri sekunder dan komplikasi neurologi.

Efek profilaksis vaksin hidup yang diberika mencapai 97%. Vaksin yang dilemahkan

menimbilkan reaksi ringan. Respon demam yang terjadi pada 5 sampai 15% anak.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1)      Identitas penderita

Biasanya Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan status

gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan P pervalensinya

sama), suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis DLL.

a)      Keluhan utama

Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema dibelakang telinga, di

bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah, badan panas,

enantema ( titik merah ) dipalatum durum dan palatum mole.

b)     Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah kontak dengan

pasien campak.

c)      Riwayat kesehatan sekarang

Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada orang tua atau anak

tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis, koriza, bercak koplik dan enantema serta

upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya.

d)      Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.

e)       Riwayat imunisasi

Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III;

dan campak.

f)      Riwayat nutrisi

Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6

tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.

Status Gizi 

Klasifikasinya sebagai berikut :

-          Gizi buruk kurang dari 60%

-          Gizi kurang 60 % - <80 %

-          Gizi baik 80 % - 110 %

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

g)      Riwayat  tumbuh kembang anak.

a. tahap pertumbuhan

Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti patokan

umur 1-6 tahun  yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg,

pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata

pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam senti

meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata

TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata

pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung

bertambah tinggi.

b. tahap perkembangan

- Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif

mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan

menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan motorik

dan bahasanya.

- Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5

tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-

laki lebih dekat dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke ayahnya ).

- Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase preconseptual

( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum

sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.

B) Pemeriksaan fisik ( had to toe )

a) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda vital.

b) Kepala dan leher

-Inspeksi :

Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis, fotofobia, adakah eritema

dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

-Palpasi :

adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah leher belakang,

c)Mulut

- Inspeksi :

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, enantema di

palatum durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan traktus digestivus.

d)Toraks

-Inspeksi :

Biasanya Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada

hidung. Pada penyakit campak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.

- Auskultasi :

Biasanya Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.

e)Abdomen

-Inspeksi :

Biasanya Bentuk dari perut anak. Ruam pada kulit.

-Auskultasi

Biasanya Bising usus.

-Perkusi

Biasanya Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya masa

atau pembengkakan.

e)Kulit

-Inspeksi :

Biasanya Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.

-Palpasi :

Biasanya Turgor kulit menurun

C)    Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan analisa serta

sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data subyektif objektif.

Data yang telah dikelompokkan tadi dianalisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang

masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab.

B) DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya batuk    

  3. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

C) INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Ketidakefektifan Termoregulasi

b/d penyakit yang dialami.

Definisi:fruktuasi suhu diantara hipotermi dan hipertermia.Batasan karakteristik: Dasar kuku sinostik Fruktuasi suhu tubuh diatas dan dibawah kisaran normal Kulit kemerahan Hipertensi Peningkatan suhu tubuh diatas normal Peningkatan frekuensi pernafasan Sedikit menggigil,kejang Pucat sedang Piloereksi Penurunan suhu tubuh dibawah kisaran normal Kulit dingin,kulit hangat Pengisian ulang kapiler yang lambat,takikardi

Fak faktor yang berhubungan: Usia yang ekstrim Fruktuasi suhu lingkungan Penyakit Trauma

NOC

Hidration

Adherence behavior

Immune status

Risk control

Risk detection

Kriteria Hasil:

Keseimbangan antara

produksi panas,panas yang

diterima dan kehilangan

panas

Seimbang antara

produksi panas,panas yang

diterima dan kehilangan

panas selama 28 hari

kehidupan

Keseimbangan asam

bas bayi baru lahir

Temperature

stabil:36,5-37°C

Tidak ada kejang

Tidak ada perubahan

warna kulit

Glukosa darah stabil

Pengendalian

resiko:hypertermi

Pengendalian

resiko:hypotermi

Pengendalian

resiko:proses menular

Pengendalian

resiko:paparan sinar

matahari

NIC

Temperature

regulation(pengaturan

suhu)

- Monitor suhu

suhu tiap 2 jam

- Rencanakan

monitoring suhu secara

kontinyu

- Monitor TD,N dan

RR

- Monitor warna

dan suhu kulit

- Monitor tanda-

tanda hipertermi dan

hipotermi

- Tingkatkn intake

cairan dan nutrisi

- Selimuti pasien

untuk mencegah

hilangnya kehangatan

tubuh

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

NO DIAGNOSA KEPERAWATANRENCANA TINDAKAN

TUJUAN INTERVENSI

2

3

Ketidakefektifan bersihan jalanb/d adanya batuk ditandai dengan :

Batasan karakteristik: Tidak ada batuk Suara nafas tambahan Perubahan irama nafas Sianosis Kesulitan berbicara atau

mengeluarkan suara Penurunan bunyi nafas Dispneu Sputum dalam jumlah yang

berlebihan Batuk yang tidak efektif Ortopneu Gelisah Mata terbuka lebar

Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.

Definisi : Perubahan pada

NOC:

Respiratory

status:ventilation

Respiratory status:airway

patency

Kriteria Hasil :

Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara nafas yang

bersih, tidak ada sianosis

dan dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed

lips)

v Menunjukkan jalan nafas

yang paten (klien tidak

merasa tercekik, irama

nafas, frekuensi pernafasan

dalam rentang normal, tidak

ada suara nafas abnormal)

v Mampu mengidentifikasikan

dan mencegah factor yang

dapat menghambat jalan

nafas

NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil :

1. Kaji fungsi peran

misalnya nama,

frekuensi dan

penggunaan otot

aksesoris dan bunyi

2. Observasi vital sign

3. Kaji kemampuan

klien untuk

mengeluarkan secret

dan catat karakternya

4. Atur posisi semi

fowler/fowler tinggi

5. Ajarkan tehnik batuk

efektif

6. Bersihkan secret dari

mulut dan trachea

7. Pertahankan

masuknya cairan

sedikitnya 2500

ml/hari

8. Penatalaksanaan pemberian antibiotic , terpacef 3x 1 gr/IV

NIC : Pressure Management§  Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

4

epidermis dan dermis

Batasan karakteristik : - Gangguan pada bagian tubuh - Kerusakan lapisa kulit (dermis) - Gangguan permukaan kulit (epidermis)Faktor yang berhubungan : Eksternal : - Hipertermia atau hipotermia - Substansi kimia - Kelembaban udara - Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)- Immobilitas fisik - Radiasi - Usia yang ekstrim - Kelembaban kulit - Obat-obatan Internal : - Perubahan status metabolik - Tulang menonjol - Defisit imunologi - Faktor yang berhubungan dengan perkembangan - Perubahan sensasi - Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan) - Perubahan status cairan - Perubahan pigmentasi - Perubahan sirkulasi - Perubahan turgor (elastisitas kulit)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Definisi: asupan nutrisi tidak

v  Integritas kulit yang baik

bisa dipertahankan (sensasi,

elastisitas, temperatur,

hidrasi, pigmentasi)

v  Tidak ada luka/lesi pada

kulit

v  Perfusi jaringan baik

v  Menunjukkan pemahaman

dalam proses perbaikan kulit

dan mencegah terjadinya

sedera berulang

v  Mampu melindungi kulit

dan mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan alami

NOC Nutrional Status:

Nutrional status: food and

fluid intake

Weight control

yang longgar§  Hindari kerutan padaa

tempat tidur§  Jaga kebersihan kulit

agar tetap bersih dan kering

§  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

§  Monitor kulit akan adanya kemerahan

§  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

§  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

§  Monitor status nutrisi pasien

§  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

NICNutrion Management

- Kaji adanya alergi

makanan

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolikBatasan karakteristik:

Kram abdomen

Nyeri abdomen

Menghindari makanan

Berat badan 20% atau

lebih dibawah berat

badan ideal

Kerapuhan kapiler

Diare

Kehilangan rambut berlebihan

Bising usus hiperaktif

Kurang makanan

Kurang informasi

Kurang minat pada makanan

Penurunan berat badan

dengan asupan makanan

adekuat

Kesalahan konsepsi

kesalahan informasi

Membran mukosa pucat

Ketidakmam[uan

memakan makanan

Tonus otot menurun

Mengeluh gangguan

sensasi rasa

Mengeluh asupan

makanan kurang

Cepat kenyang setelah makan

Sariawan rongga mulut

Kelemahan otot pengunyah

Kelemahan otot untuk

menelan

Faktor-faktor yang

berhubungan:

Kriteria hasil:

Adanya peningkatan berat

badan sesuai dengan tujuan

Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Menunjukan peningkatan

fungsi pengecapan dari

menelan

Tidak terjadi penurunan

berat badan yang berarti

Nyeri

- Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan nturisi

yang dibutuhkan

pasien

- Anjurkan pasien

untuk meningkatkan

protein dan vitamin

C

- Berikan substansi

gula

- Yakinkan diet yang

dimakan

mengandung tinggi

serat untuk

mencegah konstipasi

- Berikan makanan

yang terpilih (sudah

dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

- Ajarkan pasien

untuk membuat

catatan makanan

harian

- Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

- Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

- Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

Faktor biologis

Faktor ekonomi

Ketidakmampuan untuk

mengabsorbsi nutrien

Ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

Ketidakmampuan untuk

menelan makanan

Faktor psikologis

Nutrion Monitoring

- BB pasien dalam

batas normal

- Monitor adanya

penurunan berat

badan

- Monitor tipe dan

jumlah aktifitas yang

biasa dilakukan

- Monitor interaksi

anak adan orang tua

selama makan

- Monitor lingkungan

selama makan

- Jadwalkan

pengobatan dan

tindakan tidak

selama jam makan

- Monitor kulit kering

dan perubahan

pigmentasi

- Monitor turgor kulit

- Monitor kekeringan,

rambut kusam, dan

mudah patah

- Monitor mual

muntah

- Monitor

pertumbuhan dan

perkembangan

- Monitor pucat,

kemerahan dan

kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan

intake nutrisi

- Cacat jika lidah

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN MORBILI

berwana magenta,

scarlet

DAFTAR PUSTAKA

Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu  Kesehatan Anak

Fakultas Universitas Indonesia.

Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter

Anak Indonesia.

Rodolfh.Dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri Rodolfh Edisi 20 Volum I. Jakarta :EGC Santosa,B.

2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Jakarta :     Prima Medika.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi  NIC dan

Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC


Top Related