Download - laporan pbl 3

Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

Skenario

“MERAPI MELETUS LAGI”

TEMPO Interaktif, Jakarta (6 November 2010)-Letusan Gunung Merapi untuk kesekian

kalinya terjadi lagi kemarin dinihari. Tak hanya menelan puluhan korban jiwa karena terkena

awan panasnya, tapi Merapi juga memuntahkan abu vulkanik yang mengancam kesehatan

para pengungsi.

Menurut dr Andreas Dewanto, dokter Puskesmas Ngemplak, Sleman, yang bertugas di Posko

Glagahmalang, dan kini berpindah tugas ke Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, kandungan

abu vulkanik sangat berbahaya. "Kandungan material dari abu yang dimuntahkan itu

mengandung S102 atau pasir kuarsa yang biasa digunakan untuk membuat gelas," katanya. 

Saat meletus, gunung berapi memang umumnya menyemburkan uap air (H2O), karbon

dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), asam klorida (HCl), asam fluorida (HF), dan abu

vulkanik ke atmosfer. Abu vulkanik mengandung silika, mineral, dan bebatuan. Unsur yang

paling umum adalah sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium, magnesium, dan fluoride. Ada

juga unsur lain, seperti seng, kadmium, dan timah, tapi dalam konsentrasi yang lebih rendah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Langkah 1

Klasifikasi kata-kata sulit dalam skenario

a. Awan panas

Awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan akhirnya

mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan

adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan

kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material

letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang

besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang

halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena

pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada

bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga

menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

b. Abu vulkanik

Sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan

material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan,

terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus. Batuan yang

berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius

5 – 7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai

ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya

hembusan angin.

c. Kuarsa

Bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung

senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga

dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang

mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan

kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi

sungai, danau atau laut.

2.2. Langkah 2

Menetapkan Definisi atau Batasan Masalah

a. Merapi memuntahkan abu vulkanik yang menelan puluhan korban jiwa yang

terkena awan panasnya. Hal ini menyebabkan terganggunya kondisi kesehatan

masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Merapi.

b. Kandungan material abu vulkanik mengandung berbagai macam zat yang dapat

mengganggu kesehatan antara lain SiO2 atau pasir kuarsa yang berbentuk kristal

yang biasanya digunakan untuk membuat gelas.

2.3. Langkah 3

Analisis Permasalahan

a. Pencemaran yang terjadi akibat letusan gunung Merapi.

b. Akibat dari pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

c. Zat-zat toksik yang terkandung dalam material yang dikeluarkan akibat letusan

gunung.

2.4. Langkah 4

Menyusun berbagai penjelasan mengenai permasalahan

A. Pencemaran yang terjadi :

A.1. Pencemaran Air

Adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,

sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air

tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan

salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan

sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan

manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk

irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan

dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

- Penyebab

a. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

b. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan

kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada

berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh

ekosistem.

c. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti

logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut

memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang

dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

d. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum

- Akibat

a. Banjir

Banjiradalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul

jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya

disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai

akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan

menyapu fondasinya . Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat

menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin. Setiap tahun

pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa"

yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia,

termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena

meminta korban besar.

b. Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan

partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan,

creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh

makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-

erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan

proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik,

atau gabungan keduanya.

c. Kekurangan sumber air

d. Sumber penyakit

e. Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang

terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan

jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum

kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor

pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi

material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan

bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah

gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam.

f. Dapat merusak Ekosistem sungai

A.2. Pencemaran Udara

Kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam

jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,

mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara

dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.

Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi

cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak

pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

- Penyebab

a. Kecepatan kendaraan

b. Usia kendaraan yang lama

c. Kondisi lalu lintas

d. Kondisi atmosfer

- Sumber

a. Transportasi (sumber bergerak)

b. Pembakaran bahan bakar dari sumber tetap

c. Proses industri (sumber tetap)

Ex: pembakaran batubara pada industri yang menggunakan batubara sebagai

bahan baku.

d. Pembangunan limbah padu

A.3. Pencemaran Tanah

keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan

tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau

bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air

permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan

kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat

penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara

tidak memenuhi syarat (illegal dumping).Ketika suatu zat berbahaya/beracuntelah

mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau

masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian

terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat

berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air

tanah dan udara di atasnya.

B. Polutan yang terdapat dalam abu vulkanik dan pengaruhnya terhadap kesehatan:

- Timbal (Pb) dalam kondisi akut menyebabkan sakit perut, muntah, diare akut.

Sedangkan dalam kondisi kronis menyebabkan nafsu makan hilang, konstipasi, sakit

kepala, anemia dan gangguan penglihatan.

- Karbon Monoksida (CO) menyebabkan kerusakan terutama pada organ vital

dan syaraf pusat karena ikatannya dengan hemoglobin 200 kali lebih kuat daripada

oksihemoglobin sehingga mengurangi suplai oksigen di dalam tubuh.

- Karbon Dioksida (CO2) menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada

metabolisme kalsium fosforus, beracun kepada jantung dan menyebabkan

menurunnya gaya kontraktil, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, serta

penurunan daya dengar.

- Sulfur Dioksida (SO2) menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan

tenggorokan.

- Nitrogen Oksida (NOx) menyebabkan keracunan terutama pada paru-paru dan

dapat menyebabkan kesulitan bernafas.

- Asam Klorida (HCl) menyebabkan luka pada lambung karena sifatnya yang

sangat korosif.

- Ozon menyebabkan iritasi bronki akut, iritasi mata pada beberapa orang,

batuk dan iritasi saluran napas, dan pada kadar 0,6 ppm fungsi paru akan terganggu.

- Kadmium (Cd) menyebabkan resiko tinggi terhadap pembuluh darah,

terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal, gangguan pada paru-paru,

emphysema dan renal turbular disease yang kronis.

- Seng (Zn) menyebabkan iritasi saluran napas yang dapat menyebabkan edema

paru dan kerusakan saluran napas.

- Hidrogen Sulfida (H2S) menyebabkan efek anoksik, dan merusak secara

langsung sel-sel sistem saraf pusat.

C. Zat-zat toksik yang terkandung :

a. Timbal (Pb)

Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi.

Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana

jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak

bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam

bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi,

bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil.

Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang

toksik (beracun) terhadap manusia.Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh

melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.

Toksisitas

Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal

diantaranya:

1. Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)

2. Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar

protoporphin dalam sel darah merah

3. Memperpendek umur sel darah merah

4. Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan

logam Fe dalam plasma darah.

Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah

adalah 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam

tulang selama 30 hari.

Mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah :

1. Sistem haemopoietik; dimana Pb menghambat sistem pembentukan hemoglobin

(Hb) sehingga menyebabkan anemia.

2. Sistem saraf; di mana Pb dapat menyebabkan kerusakan otak dengan gejala

epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.

3. Sistem urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung

henle, serta menyebabkan aminosiduria.

4. Sistem pencernaan; di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.

5. Sistem kardiovaskular; di mana Pb dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas

pembuluh darah.

6. Sistem reproduksi; di mana Pb dapat menyebabkan keguguran, tidak

berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia dan

teratospermia pada pria.

7. Sistem endokrin; di mana Pb dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi

adrenal

8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.

Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada

orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati,

kerusakan arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan zalir

serebrospinal, degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai

dengan munculnya ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas.

Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia.

Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ. Apabila dalam

darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar

0,3 mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual.

Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman,

pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Logam

Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman

tercemar Pb dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb

diekskresikan melalui urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan

sebagian lainnya lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan

rambut.

b. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida, rumus kimia C O , adalah gas yang tak berwarna, tak berbau,

dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan

dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu

ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa

karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida

terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon

dioksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan

karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting

dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon.

Toksisitas

Karbon monoksida sangatlah beracun dan tidak berbau maupun berwarna. Ia

merupakan sebab utama keracunan yang paling umum terjadi di beberapa negara.

Paparan dengan karbon monoksida dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf

pusat dan jantung. Setelah keracunan, sering terjadi sekuelae yang

berkepanjangan. Karbon monoksida juga memiliki efek-efek buruk bagi bayi dari

wanita hamil. Gejala dari keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual

pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat

menyebabkan 50% hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin

(HbCO). Karboksihemoglobin cukup stabil, namun perubahan ini reversibel.

Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam menghantarkan oksigen, sehingga

beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sebagai

akibatnya, paparan pada tingkap ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika

Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi

paparan di tempat kerja sebesar 50 ppm.

Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum

sepenuhnya dimegerti, namun hemoglobin, mioglobin, dan sitosom oksidase

mitokondria diduga terkompromi (compromised). Kebanyakan pengobatan terdiri

dari pemberian 100% oksigen atau terapi oksigen hiperbarik, walaupun

pengobatan ini masih kontroversial. Keracunan karbon monoksida domestik dapat

dicegah dengan menggunakan detektor karbon monoksida.

Karbon monoksida di atmosfer

Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di

atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar

gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan

karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari kurang dari 0,01%

sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena

sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit

untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.

Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan

menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan

konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya

akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami di atmosfer, karbon

monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida. Konsentrasi

karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.

CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada

efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida,

bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi.

Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2

terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi

dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari asap rokok.

Konsentrasi sumber

0.1 ppm - kadar latar alami atmosfer (MOPITT)

0.5 to 5 ppm - rata-rata kadar latar di rumah

5 to 15 ppm - kadar dekat kompor gas rumah

100-200 ppm - daerah pusat kota Meksiko

5,000 ppm - cerobong asap rumah dari pembakaran kayu

7,000 ppm - gas knalpot mobil yang tidak diencerkan - tanpa pengubah katalitik

30,000 ppm - asap rokok yang tidak diencerkan

c. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis

senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen

dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan

tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida

di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini

bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas

rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan

mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses

fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting

dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping

pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari

gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.

Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm

namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk

padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi

merah muda.

Toksisitas

Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03% (300ppm)

sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.

Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan

terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis

dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan

peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun

kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi

tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan

menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan

penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume,

ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan

kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi

delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram,

tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh

menit."

Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon

dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat

menyatakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama

waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas aman

maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah

kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil.

Untuk paparan dalam jangka waktu pendek (di bawah 10 menit), batasan dari

Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH)

adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyatakan bahwa konsentrasi karbon

dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya bagi keselamatan jiwa dan

kesehatan.

Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada manusia. Inhalasi

CO2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen

paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama

lebih dari satu minggu. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0

persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh karena

adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada

aktivitas fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.

Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan

tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan mencapai tingkat

yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara bebas. Konsentrasi yang lebih

besar dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20%

penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya

konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan

sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi

2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan

dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 antara 300

ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam

ruangan.

Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang

biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja

untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat tingkat yang

berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 mencapai

tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida menyebabkan kematian

yang luas di Danau Nyos di Kamerun pada tahun 1996. Karbon dioksida yang

lebih berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar, menyebabkan kematian

hampir 2000 orang.

d. Sulfur Dioksida (SO2)

Sifat Fisik dan Kimia

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur

bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida

(SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai

karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur

trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang

mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah

relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di

udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk

bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme pembentukan SOx dapat

dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :

S + O2 < ——— > SO2

2 SO2 + O2 < ——— > 2 SO3

SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat

rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah

cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat

( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :

SO SO2 + H2O2 ———— > H2SO4

Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi

jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3

hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme

lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3

(Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2

yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah

air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah

bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau

kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin

dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.

Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang

dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur

belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur

dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.

Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4

garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari

cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan ±

50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang

berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total.

Sumber dan Distribusi

Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan

manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia

dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-

sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah

yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah

ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal

distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.

Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar

merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber

pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan

sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti

pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan

sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan

Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida

misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal

(PbS). Kerbanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara

untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur

merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih

mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya

dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai

produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

Dampak terhadap Kesehatan

Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan

pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan Sox

terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm

atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-

2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap

orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan

kadiovaskular.

Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan

SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah.

Konsentrasi

( ppm )Pengaruh

3 – 5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya

8 – 12Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi

tenggorokan

20Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi

mata

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk

20Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi

dalam waktu lama

50 – 100Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak

singkat ( 30 menit )

400 -500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

Menyebabkan hujan asam. pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di

atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan

membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini

antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan

logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air

tanah dan air permukaan.

Pengendalian

1. Pencegahan

Sumber Bergerak

a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik

b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala

c) Memasang filter pada knalpot

Sumber Tidak Bergerak

a) Memasang scruber pada cerobong asap.

b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.

c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.

Bahan Baku

Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.

Manusia

Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3

udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak

kesehatan, dilakukan upaya-upaya :

a) Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.

b) Mengurangi aktifitas diluar rumah.

2. Penanggulangan

Memperbaiki alat yang rusak

Penggantian saringan/filter

Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan :

· Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.

· Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.

· Kirim segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.

e. Nitrogen Oksida (NOx)

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx, karena oksida nitrogen mempunyai 2

macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2 dan gas NO. Sifat gas NO2

adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau.

Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.

Dari seluruh jumlah NOx yang dibebaskan ke atmosfer, jumlah yang terbanyak

adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi

poluasi NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar secara

merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah polusi

NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat

hanya pada tempat-tempat tertentu.

Konsentrasi NOx di udara di daeraah perkotaan biasanya 10-100 kali lebih tinggi

daripada di udara daerah pedesaan. Konsentrasi NOx di udara daerah perkotaan

dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti halnya CO, emisi nitrogen oksida

dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang diproduksi

manusia adalah dari pembakaran, dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh

kendaraan, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx

yang dibuat manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam dan bensin.

Oksida yang lebih rendah yaitu NO terdapat di atmosfer dalam jumlah lebih besar

daripada NO2 . Pembentukan NO dan NO2 mencakup reaksi antara nitrogen dan

oksigen di udara sehingga membentuk NO, kemudian reaksi selanjutnya antara

NO dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2. Persamaan reaksinya adalah

sebagai berikut :

N2 + O2 ———-> 2NO

2NO + O2 ————> 2NO2

Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada

suhu kamar kedua gas ini hanya sedikit mempunyai kecenderungan untuk bereaksi

satu sama lain. Pada suhu yang lebih tinggi (di atas 1210oC) keduanya dapat

bereaksi membentuk nitric oksida dalam jumlah tinggi sehingga mengakibatkan

polusi udara. Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai

1210-1765oC dengan adanya udara, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber

NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dalam

proses pembakaran.

Pembentukan NO dirangsang hanya pada suhu tinggi, oleh karena itu NO di

dalam campuran ekuilibrium pada suhu tinggi akan terdisosiasi kembali menjadi

N2 dan O2 jika suhu campuran tersebut diturunkan perlahan-lahan untuk

memberikan waktu yang cukup bagi NO untuk terdisosiasi. Akan tetapi jika

campuran ekuilibrium tersebut didinginkan secara mendadak, akan banyak NO

yang masih terdapat pada campuran suhu rendah tersebut. Pendinginan cepat

tersebut sering terjadi pada proses pembakaran.

Reaksi pembentukan NO2 dari NO dan O2 terjadi dalam jumlah relatif kecil,

meskipun dengan adanya udara berlebih. Hal ini berbeda dengan reaksi

pembentukan CO2 dari CO dan O2, dimana kelebihan udara akan mengakibatkan

pembentukan CO2 secara cepat. Pembentukan NO2 yang lambat ini disebabkan

kecepatan reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi NO. Reaksi

pembentukan NO2 berlangsung lebih lambat pada suhu yang lebih tinggi. Pada

suhu 1100oC jumlah NO2 yang terbentuk biasanya kurang dari 0,5% dari total NOx

. kecepatan reaksi pembentukan NO2 dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan

kuadrat dari konsentrasi NO. Hal ini berarti jika konsentrasi NO bertambah

menjadi dua kalinya maka kecepatan reaksi akan naik menjadi empat kalinya, dan

jika konsentrasi NO berkurang menjadi setengahnya. NO yang dikeluarkan ke

udara luar bersama-sama dengan gas buangan lainnya akan mengalami

pendinginann secara cepat dan terencerkan sebanyak 100 kalinya.

f. Asam Klorida (HCl)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (H Cl ). Ia adalah

asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini

juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan

wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.

Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam

awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan

sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh

alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan

juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka

membangun pengetahuan kimia modern.

Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk

berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil

klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil

lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif

makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya.

g. Ozon

Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan

manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet

dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50

kilometer.

Ozon amat mengkakis dan dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan cemar

biasa. Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga terbentuk

pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan oleh tenaga

tinggi seperti radiasi eletromagnetik.

UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.

Peningkatan tingkat uv juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem

imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan

tanaman. Penyerapan sinar UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk

se bumi.

Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan

bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon terhasil dengan berbagai

percampuran kimiawi, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan

dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.

Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar UV pada jarak gelombang 242

nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang

yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200

dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan ketetapan

bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.

UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.

Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem

imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan

tanaman.

Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua

hidupan di bumi.

Keracunan ozon dapat terjadi pada tukang las dan penerbang yang terbang pada

lapisan stratosfer yang dapat menyebabkan iritasi bronki akut. Batas paparan ozon

0,1 ppm

Gejala klinis :

Dengan kadar ozon 0,1 ppm, dapat menyebabkan iritasi mata pada beberapa

orang. Pada kadar 0,3 ppm setelah 30 menit dapat menyebabkan batuk dan iritasi

saluran napas, dan pada kadar 0,6 ppm fungsi paru akan terganggu.

Tindakan penanggulangan :

o Berikan obat-obat suportif.

o Untuk kembali normal memerlukan waktu beberapa hati.

h. Cd

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen

ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap

manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh

khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek

terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang

kronis. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka

tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di

dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh

tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam

berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big Athree heavy

metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut

badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia

adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan.

Dosis fatal kadmium melalui mulut tidak diketahui, tapi keracunan 10mg saja

sudah menimbulkan gejala klinis yang nyata. Kadmium merusak semua sel tubuh.

Akibat keracunan kadmium melalui mulut, terutama radang saluran cerna,

kerusakan hati dan ginjal.

Gejala klinis :

Pada keracunan kadmium melalui mulut, gejala klinis yang timbul mual, muntah,

diare, sakit kepala, otot sakit, salivasi, sakit perut, syok, kerusakan hati, dan gagal

ginjal.

Tindakan penanggulangan :

Untuk mengurangi iritasi saluran cerna, berikan susu atau telur kocok tiap 4 jam.

Berikan obat cuci perut, atasi kerusakan hati, dan gagal ginjal yang terjadi.

i. Seng (Zn)

Berasal dari bahasa Belanda: zink; adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn,

nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama

golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan

magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.

Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur

paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng

yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama

digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai

diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini

masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para

alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai

"salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund

Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun

1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat

elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah

perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi

penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang

dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan),

seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng

sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium

organik.

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat

sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan

seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak,

defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan

seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan

kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang

berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.

Akibat keracunan uap seng terutama iritasi saluran napas yang dapat

menyebabkan edema paru dan kerusakan saluran napas. Batas paparan uap seng 5

mg/meter kubik, dan batas paparan uap seng klorida 1 mg/ meter kubik.

Gejala klinis :

Menghirup uap seng klorida dapat menyebabkan demam dan menggigil, mual

dan muntah, otot-otot sakit, badan lemah, edema paru, disertai sianosis dan

dispnea.

Tindakan pencegahan :

Ruangan kerja yang tercemar uap seng atau seng kloroda harus mempunyai

ventilasi yang cukup.

Tindakan penanggulangan :

a. Atasi edema paruyang terjadi.

b. Berikan prednision 25-30 mg/ hari per oral atau obat golongan kortikosteroid

lain. Kurangi dosisnya secara bertahap.

c. Berikan obat antipiretika, dan istirahatkan di tempat tidur.

j. Hidrogen Sulfida (H2S)

adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur

busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan

organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan

saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari

aktivitas gunung berapi dan gas alam.

Hidrogen sulfida mempunyai efek anoksik, dan merusak secara langsung sel-sel

sistem saraf pusat. Batas paparan hidrogen sulfida adalah 10 ppm.

Kematian yang disebabkan karena keracunan hidrogen sulfida disebabkan oleh

edema paru dan kongesti paru.

Gejala klinis keracunan akut :

Jika kadar diatas 50 ppm akan menyebabkan sakit kepala, tidak dapat tidur, mual,

batuk, badan lemah, mengantuk, edema paru, dan konjungtivitis yang disertai rasa

sakit. Dan jika kadar diatas 50 ppm, menyebabkan tidak sadar dengan segera,

depresi pernapasan, dan kematian dallam waktu 30-60 menit.

Gejala klinis keracunan kronik :

Tekanan darah rendah, mual, kehilangan nafsu makan dan berat badan, gangguan

keseimbangan dan berjalan. Serta batuk kronik.

Tindakan pencegahan :

Memperhatikan ketentuan batas paparan, perlu diatur pergantian bekerja dalam

ruangan yang terkontaminasi. Masker diperlukan, jika memasuki ruangan yang

terkontaminasi berat.

Tindakan penanggulangan keracunan akut :

a. Pindahkan penderita dari ruangan yang terkontaminasi

b. Jika pernapasan terpengaruh, berikan pernapasan buatan dengan oksigen.

c. Pemberian obat stimulan dapat menyebabkan terjadi aritmia ventrikuler.

2.5. Langkah 5

Merumuskan tujuan belajar

- Memahami pencemaran apa saja yang terjadi akibat dari letusan gunung berapi.

- Memahami dampak pencemaran-pencemaran tersebut dan pengaruhnya terhadap

kesehatan.

- Mengetahui zat-zat toksik (berbahaya) yang terkandung dalam letusan gunung berapi.

- Mengetahui zat-zat toksik (berbahaya) yang terkandung di udara pada umumnya yang

sering menimbulkan kontaminasi.

- Mengetahui dampak-dampak zat-zat toksik tersebut dalam tubuh manusia dan upaya

pencegahan serta pengendaliannya.

2.6. Langkah 6

Belajar mandiri atau kelompok

2.7. Langkah 7

Menarik sistem informasi yang dibutuhkan dari informasi yang ada

NO SASARAN BELAJAR HASIL BELAJAR

1 Memahami pencemaran yang terjadi akibat letusan

gunung berapi

- Pencemaran Air

- Pencemaran Udara

- Pencemaran Tanah

2 Memahami dampak-dampak pencemaran tersebut dan

pengaruhnya terhadap kesehatan

-

3 Mengetahui zat-zat toksik (berbahaya) yang

terkandung dalam letusan gunung berapi.

- - Timbal (Pb)

- - Karbon Monoksida (CO)

- - Karbon Dioksida (CO2)

- - Sulfur Dioksida (SO2)

- - Nitrogen Oksida (NOx)

- - Asam Klorida (HCl)

- - Ozon

- - Cd

- - Zn

- - H2S

BAB III

KESIMPULAN

Pada saat meletus, gunung berapi menyemburkan berbagai macam zat-zat yang

berbahaya bagi tubuh antara lain timbal, karbon monoksida, karbon dioksida, sulfur dioksida,

nitrogen oksida, HCl, Cd, Zn, Ozon, dan Hidrogen Sulfida.

Pencemaran yang terjadi akibat letusan gunung berapi adalah pencemaran air,

pencemaran udara dan pencemaran tanah.


Top Related