Download - Laporan Observasi Lapangan DPP Arsi
Bab I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Pemilihan Dakken Coffee and Steak sebagai objek observasi dikarenakan bentuk
bangunannya yang terlihat sederhana, namun tetap menarik untuk dilihat.
I.2. Tujuan
Tujuan pemilihan bangunan Dakken Coffee and Steak, yaitu:
Menganalisis keberhasilan suatu bangunan berdasarkan prinsip-
prinsip perancangan.
Menganalisis konsep rancangan suatu bangunan.
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Perencanaan dan
Perancangan (Arsitektur).
1
Bab II
Analisis
II.1. Umum
- tampak depan Dakken Coffe and Steak -
-lokasi Dakken Coffee and Steak-
Bangunan Dakken Coffee and Steak merupakan sebuah bangunan kolonial
terletak di Jalan RE Martadinata No. 67, Bandung 40115. Pada awalnya bangunan
2
ini hanya rumah tinggal biasa, namun pada tahun 1999 bangunan ini beralih fungsi
menjadi sebuah toko furniture kayu Sigma yang menyediakan meja, kursi, dan
lemari kayu. Kemudian pada tahun 2002 bangunan ini kembali beralih fungsi
menjadi sebuah café atau restoran.
Bentuk bangunan sendiri didominasi bidang-bidang vertikal dan horizontal dan
beratap berbentuk limas. Hampir tidak ada bagian yang bermain dengan garis
lengkung atau lingkaran. Bangunan ini memiliki banyak jendela dengan bentuk
memanjang vertikal sebagai ventilasi. dihiasi jendela-jendela besar dan tinggi.
Di bagian dalam bangunan terbagi menjadi ruangan-ruangan, dengan masing-
masing ruangan yang didekorasi dengan sofa-sofa yang nyaman dan meja-meja
kayu tebal. Penggunaan furniture-furnitur kayu dan pemilihan warna cat tembok
yang sangat natural, yaitu hanya menggunakan warna peach dan putih membuat
aura bangunan colonial tetap terpancar saat kita berada di dalam bangunan ini.
Pada bagian belakang bangunan ini terdapat kebun dan beberapa gazebo-gazebo
kecil beratap dataran tinggi yang juga dapat dipilih sebagai tempat makan.
- pintu masuk -
3
-
=
- beberapa macam ruangan -
- gazebo di halaman belakang -
4
- penggunaan furniture-furnitur kayu-
II.2. Prinsip Rancangan Arsitektur
Dalam pembangunan sebuah bangunan harus memenuhi berbagai prinsip
rancangan arsitektur. Berikut penilaian terhadap bangunan Dakken Coffee and
Resto dinilai dari berbagai prinsip rancangan arsitektur :
1) Prinsip Fungsional
Bangunan dapat berfungsi dengan baik sebagai sebuah kafe atau restoran.
Pada awal pembangunan, fungsinya sebagai sebuah toko furnitur kayu pun
berjalan baik. Sebagai sebuah bangunan restoran, bangunan ini dapat memberi
kenyamanan bagi para pelanggan restoran ini. Kenikmatan pada saat bersantap
pun bertambah dengan kenyamanan yang diberikan bangunan ini, seperti :
Ventilasi udara yang cukup banyak membuat pertukaran udara berjalan
baik sehingga ruangan tidak terasa sesak, panas, dan pengap.
Ceiling bangunan yang tinggi dan ruangan yang dibuat lapang membuat
ruangan tidak terasa sesak dan memberi kenyamanan bagi pengguna.
2) Prinsip Kokoh
Seperti layaknya bangunan-bangunan kolonial lainnya yang terlihat kokoh.
Bangunan ini pun terlihat kokoh. Kekokohan ini pun terbukti dengan :
1. Tidak terjadinya kerusakan pada struktur bangunan pada saat terjadi
gempa yang dirasakan cukup kencang pada awal bulan September 2009,
yaitu Gempa Tasikmalaya sekuat 7,2 skala richter.
2. Belum pernah dilakukan renovasi besar-besaran yang merombak struktur
asli bangunan, selama ini renovasi hanya sebatas pengecatan ulang atau
memperbaiki bagian bangunan yang rusak.
3) Prinsip Estetis
Keindahan bangunan ini terlihat dari kekhasan tampilan bangunan sebagai
bangunan kolonial. Ciri bangunannya yang tinggi, tampak kokoh, serta
penggunaan jendela-jendela kayu berbentuk memanjang vertikal semakin
menguat citra kolonialnya.
5
Pemilihan cat dinding bagian luar yang berwarna putih sangat pas dipadukan
dengan kusen-kusen pintu dan jendela kayu berwarna coklat dan atap yang
menggunakan genteng berwarna merah yang terlihat sudah agak pudar
menampilkan kesan tua tetapi antik.
Tiadk hanya menarik untuk dilihat dari luar. Saat kita menginjakkan kaki ke
dalam bangunan ini, kita akan disambut dengan ruangan-ruangan yang hamper
semuanya didominasi furniture-furnitur kayu yang semakin menambah
keindahan bangunan ini.
4) Prinsip Keselamatan (safety)
Bangunan ini tidak menyediakan sarana sprinkle yang akan aktif saat terjadi
kebakaran. Pemadan kebakaran portable pun tidak tersedia. Pada saat terjadi
kecelakaan di dalam bangunan ini, para pengguna bangunan hanya dapat
keluar dari pintu utama (depan). Sebenarnya terdapat beberapa pintu, namun
pintu yang lain terkunci, hanya pintu utama (depan) yang terbuka.
5) Prinsip Aksesibel
Bagi para lansia yang sudah sulit untuk berjalan tidak perlu khawatir,
bangunan ini tidak memiliki banyak tangga. Tangga hanya terdapat di
pintu depan dan pintu-pintu samping.
Bangunan ini tidak dilengkapi fasilitas untuk pengguna kursi roda, seperti
ketidaktersediaannya jalur landai (rem) sebagai pengganti tangga. Karena
pada saat pembangunannya belum terdapat aturan yang mengharuskan
penggunaan rem. Alasan lain mungkin dikarenakan fungsi awalnya yang
merupakan rumah tinggal sehingga tidak terlalu diperlukan penggunaan
rem.
Akses masuk ke bangunan ini pun cukup mudah, karena terletak si pinggir
jalan dan merupakan lokasi yang strategis.
6) Prinsip Kesehatan
Bangunan ini memiliki ceiling yang tinggi, ruangan yang cukup lapang, dan
sistem ventilasi yang baik sehingga pengguna tidak merasakan kesulitan
6
bernafas dan merasa nyaman. Di dalam bangunan ini pun tidak terdapat unsur-
unsur berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan pengguna dan lingkungan
sekitar.
7) Prinsip Berkelanjutan secara Ekonomi
Secara ekonomi, biaya proses pemeliharaan gedung tidak terlalu besar, karena
hanya untuk renovasi-renovasi kecil setiap beberapa bulan sekali. Bangunan
yang berfungsi sebagai restoran ini pun akan terus berkembang dan
memberikan keuntungan juga bagi lingkungan sekitarnya serta timbal balik
antara lingkungan sekitar, yaitu:
Pelanggan restoran ini akan memilih untuk berbelanja di daerah sekitar
sini sehabis menikmati santapan di restoran ini.
Menciptakan lapangan kerja.
8) Prinsip Berkelanjutan secara Lingkungan
Lingkungan di sekitar bangunan ini tidak mengalami gangguan. Bangunan ini
pun juga menambah lahan sebagai kebun kecil untuk tetap melestarikan
lingkungannya. Penggunaan banyak jendela besar akan mengurangi
pemakaian listrik pada siang hari.
9) Prinsip Berkelanjutan Sosial
Karena bangunan ini berfungsi sebagai restoran, maka bangunan ini bebas
untuk digunakan oleh siapa saja dari kalangan manapun. Komunikasi antara
pengguna juga disediakan dengan tersedianya sebuah ruangan yang terbagi
menjadi 3 sisi namun terbuka, komunikasi antara pengguna 3 sisi ini akan
tercipta.
Kerukunan sosial pun terjaga karena bangunan ini tidak mengganggu atau
mengambil lahan sekitarnya, sehingga potensi konflik berkurang. Lahan parkir
pun cukup luas, sehingga pengguna bangunan ini tidak perlu memarkiran
kendaraan mereka di tempat lain yang mengganggu kenyamanan lingkungan
dan menimbulkan potensi konflik.
10) Prinsip Pelestarian Benda Bersejarah
7
Bangunan ini menjadi salah satu bangunan berbentuk kolonial yang masih
dapat dinikmati. Bentuk bangunannya serta tata ruangnya yang bercirikan
kolonial tetap dipertahankan sehingga mengingatkan dan menambah wawasan
mengenai bentuk-bentuk bangunan di zaman kolonial.
II.3 Konsep Rancangan
Pada saat dibangun tujuan awalnya adalah mendirikan sebuah rumah tinggal
sehingga bangunan ini didasarkan pada tipe-tipe yang telah ada. Menurut
pemikiran ini, maka konsep rancangan bangunan ini adalah tipologi fungsi.
Dalam hal ini tipologi fungsi, karena didasarkan pada tipe-tipe bangunan yang
berfungsi sebagai rumah tinggal, kemudian menjadi sebuah toko furniture kayu
dan restoran / café.
8
BAB III
Kesimpulan
III.1 Kesimpulan
Bangunan Dakken Coffee and Steak menggunakan konsep Tipologi. Secara
keseluruhan bangunan ini dinilai sebagai bangunan yang berhasil karena mampu
memenuhi prinsip-prinsip perancangan arsitektur. Kekurangan terdapat dalam
prinsip keselamatan dan aksesibel.
III.2 Gagasan
Sebaiknya bangunan ini tetap dipertahankan bentuk aslinya. Jika ingin melakukan
renovasi, sebaiknya hanya merenovasi bagian-bagian yang rusak dan tidak perlu
melakukan perombakan. Lebih baik dilakukan penambahan fasilitas keselamatan
dan aksesibel serta fasilitas lain guna perkembangan kearah yang lebih baik.
Jika kelak keadaan bangunan sudah tidak memungkinkan lagi dan perombakan
gedung sudak tidak terelakkan lagi, maka sebaiknya setelah perombakan, gedung
dibangun kembali dengan bentuk yang sama.
9
10