Download - laporan mektan

Transcript
Page 1: laporan mektan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mekanika tanah merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku tanah

serta pengklasifikasiannya. Ilmu ukur tanah ini selalu digunakan oleh para ahli

bangunan teknik sipil dalam perencanaan setiap bangunan yang akan di bangun.

Bangunan Teknik Sipil biasanya didirikan di atas tanah. Dengan adanya

bangunan tersebut, maka tanah mengalami pembebanan karena bangunan itu sendiri

maupun pembebanan akibat beban bergerak seperti (angin, mobil orang dan lain-lain)

sehingga mengakibatkan terjadinya deformasi (perubahan bentuk) pada tanah.

Besarnya deformasi pada tanah tergantung pada bangnan diatasnya serta jenis

tanahnya. Karena setiap tanah memiliki jenis yang berbeda-beda baik dari ukuran

butirannya maupun struktur lapisan tanah tersebut sesuai dengan pengklasifikasiannya.

Untuk itu, perlunya pengujian terhadap prilaku tanah yang lengkap akan memberikan

keterangan yang cukup bagi sebuah perencana dalam pembangunan bangunan teknik

sipil, serta mempermudah untuk pemilihan bentuk pondasi yang memenuhi syarat

standar keamanan bangunan dan ekonomis. Sebab kestabilan dan keamanan bangunan

tegantung pada ke stabilan pondasinya.

Sebelum penelitian pengujian tanah dilakukan maka perlu kita lakukan survey

pendahuluan. Tujuan survey awal ini adalah :

2. Mengumpulkan data-data tentang keadaan lapangan yang mungkin akan

mengganggu perencanaan atau pelaksanaan penelitian lapangan

3. Mengumpulkan keterangan yang kelak diperlukan oleh regu peneliti lapangan.

Beberapa hal yang diperlukan dalam survey pendahuluan meliputi :

1. Lokasi rencana bangunan

Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbal balik dalam pelaksanaan

pengujian, mungkin dapat dihindari dengan survey penadahuluan ini. Misalnya,

letak titik pengujian pada tebing yang tidak stabil 1 atau pada daerah yang lunak

sehingga perlu diadakan penanganan khusus. Dengan demikian persiapan untuk

penanganan khusus itu dapat kita lakukan sebelum pelaksanaan pengujian

dilapangan kita mulai.

2. Penentuan titik, jarak titik, jumlah titik penelitian pada area bangunan

Page 2: laporan mektan

3. Peninjauan terhadap banguanan disekitarnya.

Penelitian terhadap bangunan yang sudah ada terutama jenis pondasi,

penurunan yang terjadi, beban yang bekerja, usia bangunan, dampak bangunan

terhadap sekitar

4. Air permukaan dan air tanah

Informasi ini penting sekali pada saat pengeboran. Bangunan sumur

penduduk disekitar lokasi dapat kita lihat berapa kedalaman muka air tanahnya

jenis lapisan tanahnya. Informasi dari penduduk sekitar tentang keadaan

daerahnya sangat membantu dalam survey awal ini

5. Topografi dan jenis tanaman

Topografi ini secara tidak langsung menunjukkan keadaan lapisan bawah

permukaan. Peta topografi juga sangat membantu regu pemboran atau pengujian

tanah dalam mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Jenis tanaman juga dapat

menunjukkan jenis tanah bawah permukaan dan keadaan air.

Dari survey awal ini maka tim pengujian pemboran dapat melakukan

persiapan-persiapan :

1. Bagaimana cara mencapai lokasi

2. Jenis pengujian yang akan dilakukan

3. Peralatan apa baja yang dibutuhkan dan jenisnya serta suku cadang

4. Kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami

5. Titik patok utama yang ada (titik BM)

6. Surat ijin dari instansi atau pemilik yang bersangkutan

7. Ada atau tidaknya bangunan-bangunan bawah tanah seperti kabel telepon, PAM,

septiktank dan lain-lain serta lokasinya yang tepat

8. Jumlah tenaga yang akan dipakai

Page 3: laporan mektan

BAB II

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

2.1. Pendahuluan

Pengambilan contoh tanah merupakan awal yang dilakukan setelah survey awal /

pendahuluan dilakukan. Dimaksudkan untuk mendapatkan sampel tanah yang asli (

Undisturbed ) atau sample yang terganggu ( Disturbed ). Penentuan tempat yang baik

untuk menggali ditempat yang akan dibangun, selanjutnya akan diuji untuk menentukan

krakteristik dan kualitasnya. Pengujian-pengujian lengkap dan analisa laboratorium

yang diperlukan, akan membutuhkan kira-kira 50 kg tanah. Untuk test lapangan yang

sederhana antara 10 – 40 kg tanah. Contoh Tanah tersebut tidak boleh mengandung

bahan organic ( tumbuh-tumbuhan )/ tanah permukaan.

Pengambilan test tanah ada dua cara yaitu :

a) Pembuatan sample diuji ( test pit )

b) Pengeboran tanah

Pengeboran terbagi dalam pengeboran dalam ( menggunakan bor mesin ) dan

pengeboran dangkal (dengan hand boring) Alternatif pemilihan metode pengambilan

contoh didasarkan pada kondisi lapangan dan pemanfaatan lokasi lahan yang akan

digunakan.

2.2. Tujuan percobaan

a. Dapat melaksanakan kegiatan pengmbilan contoh tanah baik yang asli

maupun terganggu dengan prosedur yang benar

b. Untuk megetahui keadaan lapisan / diskripsi tanah

c. Mengetahui tinggi muka air tanah setempat

2.3. Pelaporan

Semua data yang dijumpai selama pelaksanaan kegiatan harus dicatat langsung

dilapangan pada profil bor, yang terdiri atas :

1. Tanggal mulai dan selesainya kegiatan

2. Jenis-jenis tanah pada setiap kedalaman tertentu

3. Diameter mata bor/core barrel yang dipakai, metode pemboran dan kemajuan lubang

bor

4. Referensi lokasi dan ketinggian titik-titik pengujian terhadap titik-titik tetap terdekat

5. Ketinggian muka air tanah

6. Keadaan cuaca pada saat pelaksanaan

Page 4: laporan mektan

BAB III

METODE LAPANGAN

DISKRIPSI DAN KLASIFIKASI TANAH

3.1. Umum

Berdasarkan penialian untuk setiap jenis tanah mempunyai kemungkinan untuk

ditempatkan didalam system penyeragaman, yaitu dalam klasifikasi tanah. Data

laboratorium memberikan input data untuk klasifikasi tesebut.

3.2. Cara Diskripsi

Pada dasarnya, tanah dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu tanah-tanah non

plastis yang ada pada umumnya berbutir kasar, dan tanah-tanah plastis yang pada

umumnya berbutir halus. Cirri-ciri yang diberikan dibawah ini harus diperhatikan dan

diingat untuk mempermudah pengenalannya. Dengan demikian tanah dapat

diidasifikasikan. Untuk menentukan klasifikasi tanah dilapangan dipakai metode-

metode visual dan manual.

a. Tes visual ( pengujian kasairnata )

Didasarkan pada ukuran butiran dan warna dari tanah

Sebarkan tanah yang kering dalam lapisan yang tipis diatas permukaan

yang rata

Pisahkan secara kasar pasir dan kerikil dengan tangan yaitu butir-butir

yang kelihatan dengan mata, sedangkan sisanya merupakan bahan halus yaitu

lanau dan lempung

Tentukan prosentase ukuran butiran bila bagian lanau dan lempung lebih

besar dari pasir atau kerikil dikatakan lanau atau lempung. Bila sebaliknya

dinamakan pasir atau kerikil

b. Tes gelengan basal (dengan tangan )

Ambillah secukupnya bahan halus (lebih kecil 1/64), untuk dibentuk sebuah

bola (telur) dan basahi sampai lembab sehingga menggumpal tetapi melekat

pada jari-jari

Ratakan bola tersebut diatas telapak tanagan dan geleng-geleng diantara kedua

tanagan, geleng-geleng sampai air keluar dari permukaan contoh

Page 5: laporan mektan

Pada saat ini tanah akan halus dan berkilau atau tampak hidup

Kemudian tanah ditekan dengan jempol dan telunjuk untuk melihat apakah air

hilang atau tidak

Reaksi yang cepat jika untuk mengeluarkan air sampai permukaan diperlukan

1-10 ketukan. Penekanan yangb terus menerus menyebabkan contoh menjadi

retak dan akhirnya remuk. Hal ini merupakan cirri khas dari pasi yang sangat

halus atau lanau kasar.

Lumbat atau melempem jika ketukan yang diperlukan 20 – 30 kali untuk

menggunakan air kepermukaan. –penekanan contoh seudah digeleng tidak

akan menyebabkan retak atau ermuk. Hal ini justru akan menyerbabkan contoh

itu merata seperti sebuah bola dempul. Hal ini memperlihatkan lanau yang

mngandung sejumlah tanah liat (lempung)

Sangat lambat. Contoh tanah yang memperlihatkan tanah lamabat atau tidak

ada reaksi dibutuhkan > 30 kali ketukan untuk mengeluarkan air kepermukaan.

Tanah ini mememrlukan pengujian lebih lanjut.

c. Tes Benang

Tes benang mnunjukkan indihmi tanah mengandung banyak asedikit liat

(lempung)

Ambillah segumpal tanah dengan ukuran kelereng dan basahi sehingga

mudah dicetak ditangan tetapi tidak lengket.

Geleng-geleng tanah tersebut diatas permukaaan yang bersih dan rata.

Buat benang dengan diameter 3 mm, bila tanah tersebut pecah sebelum 3

mm, maka tanah terlalu kering dari anda harus menambahkan air padanya. Bila

pecahnya pada diameter 3 mm berarti tanah berada pada kelembaban yang

betul.

Segera buat kembali bentuk kelereng jika tanah telah pada kelembaban

yang benar. Kemudian tekan bola / kelereng diantara jempol dan telunjuk anda.

Kekuatan rendah, jika remuk dengan mudah berarti tanah tidak

mengandung tanah liat / lempung

Kekuatan kasar. Bila untuk mebuat bola atau kelereng tidak dibutuhkan

usaha yang banyak dan tidak retak atau remuk pada saat itu, berarti tanah

banyak mengandung lempung

Page 6: laporan mektan

Tes benang dengan kekuatan sedang, bila pada saat membentuk sebuah

bola tidak memerlukan usaha yang banyak tetapi waktu bola itu ditekan

diantara jari-jari tangan, akan retak dengan mudah

Benang lemah. Tanah yang banyak mengandung lanau atau pasir dengan

sedikit lempung, anda akan mendapatkan benag-benag tersebut tidak dapat

digumpal menjadi bola karena akan pecah dan remuk

d. Tes Pita

Tes pita memberikan informasi yang sama seperti tes benang.

Ambillah tanah, basahi dengan air, ratakan dengan tangan dan buat pita

dengan ukuran cerutu

Gulung dalam tangan dan ratakan dengan menekannya diantara jempol

dan telunjuk sehingga menjadi pita dengan tebal 6 mm,hati-hati dalam

mengerjakannya untuk membuat pita dengan panjang maksimum

Pita panjang 25 - 30 mm, berarti mengandung banyak tanah liat

Pita pendek 5 – 10 mm, tanah mengandung tanah liat dengan jumlah

sedang sampai kecil

Tidak terjadi pita, tanah tersebut tidak atau mengandung sedikit tanah liat

e. Tes Kekuatan (Dalam Keadaan Kering)

Tes ini juga menentukan berapa banyak tanah liat yang terkandung dalam tanah

Basahkan contoh tanah, buat adonan kira-kira 1 cm dan lebar 5 cm

Keringkan adonan dengan matahari atau oven

Pecahkan derngan mnggunakan jempol dan telunjuk

Kekuatan kering yang tinggi, bila contoh tanah tersebut sulit untuk

dipecahkan bila adonan itu betul-betul akan membentuk dengan tajam. Anda

tidak akan membuat contoh tersebut menjadi tepung dengan jempol dan

telunjuk. Anda mungkin dapat menemukannya, hanya sedikit saja dengan jari-

jari tangan anda tetapi bukan membuat tanah itu menjadi tepung. Tanah yang

mempunyai reaksi seperti ini banyak mengandung tanah liat.

Kekutan kering sedang, adonan tadi tidak terlalu berat untuk dipecahkan.

Denga sedikit usaha dapat membuatnya seperti tepung dan memisahkannya

dengan jempol dan telunjuk menurut ukuran butiran. Cukup mengandung tanah

liat

Page 7: laporan mektan

Kekuatan kering rendah adonan yang mmempunyai tanah liat yang

sedikit akan pecah tanpa kesulitan. Adonan ini akan menjadi tepung dengan

mudah. Adonan yang mengnadung pasir, maka tanah kan remuk pada tangan

anda sempat membuatnya menjadi tepung.

f. Tes Pengujian Bau

Tanah organis mempunyai bau yang pengap, khususnya baru digali.

g. Tes Tusukan

Tes ini merupakan jalan yang cepat untuk mengenali pasir atau lempung.

Ambillah satu cubitan kecildari tanah dan gigit denga ringan

Tanah-tanah berpasir, partikel-partikel pasir yang tajam dank eras kan

memarut gigi dan akan menimbulkan rasa kasar. Balikkan pasir halus juga

demikian

Tanah berlanau, butiran lanau jauh lebih kecil dari pasir dan meskipun

akan memarut diantara gigi, tapi tidak terasa kasar. Tanah jauh lebih halus dari

pada pasir.

Tanah lempung, tanah ini akan terasa halus dan seperti diantara gigi-gigi,

adonan akan terasa melekat tersentuh sedikit oleh lidah

h. Tes Kilapan (Kilauan)

Ambillah suatu adonan (pasta) tanah baik kering atau lembab; gesuk dengan

kuku atau dengan bagian pipih dari pisau. Jika tanah banyak mengandung lanau

atau pasir bahkan dengan sedikit lempung, permukaan tampak pudar. Tanah yang

banyak mengandung lempung akan betul-betul menjadi mengkilap.

i. Mencoba mencuci tangan anda

Tanah yang mengandung lempung tersa seperti sabun atau licin atau sukar

dicuci. Tanah lanau tersa seperti tepung, tetapi tidak sukar dicuci dari tangan.

Tanah berpasir disiram dengan air dengan mudah akan lepas dari tangan.

j. Tes sedimentasi (pengendapan)

Tes ini menunjukkan gambaran komposisi tanah

Ambil satu guci dari gelas yang transparan. Guci ini harus berbentuk

silindrr dan alasannya rata

Page 8: laporan mektan

Isi 1/2 tinggi guci tersebut dengan tanah

Tambahkan air bersih guci tersebut

Tutup guci dan kocoklah hingga tanah tercampur seluruhnya

Letakkan diatas permukaan rata-rata, setelah 1 jam guci tersebut dikocok

1 lagi dan diletakkan lagi diatas permukaan yang datar. Guci harus terhindar

dari goncangan

Setelah 45 menit ukur ketebalan dari tiap lapisan tersebut dan

bandingkan dengan tinggi total tanah. Perbandinga ini, memberikan

persentase dari jumlah lempung lanau dan pasir dalam tanah tersebut

3.3. Tanah-tanah Non Plastic Berbutir Kasar

Sebagian butir-butirnya tampak oleh mata; yaitu kurang dari 50% butir-

butirnya dapat melalui saringan No. 200 / 0.075 mm. Tanah ini terbagi atas dasar

ukuran butir,

1. Ukuran Butiran

Brangkal (Boulder) lebih besar dari 8 inch

Kerakal (Cobbles) 1.5-8 inch

Kerikil (Gravel) 2.0-1.5 inch

Pasir kasar 0.6 mm – 2 :r

Pasir sedang 0.2 mm – 0.6 mm

Pasir halus 0.06 min – 0.6 mm

2. Gradasi

Tanah seragam mempunyai butir-butir kebanyakan dalam ukuran yang sama.

Tanah bergradasi baik mempunyai butir-butir dalam segala ukuran. Tanah

bergradasi patah atau kurang baik, kekurangan butir-butir dalam batas ukuran

tertentu.

3. Bentuk Butir

Bersudut sisi tajam, permukaan rata kasar. Setengah bersudut sisi melengkung.

Bulat tidak bersisi, sisi melengkung.

4. Bentuk Permukaan

Page 9: laporan mektan

Sangat halus, halus, atau kasar, bersih atau terlapis (biasanya oleh lempung

atau garam-garam).

3.1. Tanah Berbutir Halus

Kebanyakan butir-butirnya tidak tampak oleh mata telanjang dan lebih dari 50%

melewati saringan No. 200. Tanah-tanah ini biasanya plastis dan dapat dibagi lagi atas

dasar bentuknya.

1. Ukuran Butiran

Pasir : butir-butirnya tampak oleh mata telanjang dan dapat dengan mudah

dikenal, butir-butir terlepas pada waktu dipegang

Lanau : butir-butirnya tidak tampak oleh mata telanjang dan sangat sulit untuk

dikenal sebagai butir-butir terlepas dengan menggunakan lidah. Lempengan

tanah basah kelanauan akan terasa kasar

Lempung : butir-butirnya tidak tampak oleh mata telanjang dan tidak dapat

dikenal dengan sentuhan atau rasa. Lempengan basah lempung mempunyai rasa

halus.

2. Bentuk (Susunan)

Bentuk tanah berbutir lialus dapat berkisar antara lempung plastis sampai

lanau (non plastis) dengan kombinasi-kombinasi diantaranya. Bentuknya dapat

diperkirakan dengan pemeriksaan sederhana (berbagai macam tes yang dijelaskan

diatas) dan dapat ditentukan dengan teliti. Sesuai dengan klasifikasi stander oleh

pemeriksaan-pemeriksaan laboratuirum yaitu gradasi dan plastisitas

3. Pemeriksaan Kekuatan Kering

Kekuatan kering rendah : apabila lempengan tanah kering dapat dihancurkan

diantara jari-jari tangan ini menunjukkan plastisitas yang rendah, tanah

kelanauan.

Kekuatan kering sedang : apabila lempengan kering tanah dapat diarahkan

diantara jari-jari tangan. Ini menunujukkan plastisitas yang tinggi, tanah

lempung berat

4. Dilatasi – Pemeriksaan Guncangan

Lempengan basah suatu tanah apabila diguncang-guncang secara mendatar

dalam genggaman tangan akan menunujukkan adanya air bebas dipermukaan

tanahnya, dan apabila contoh ini ditekan aitnya akan memnghilang kembali. Reaksi

yang cepat mununjukkan lanau, reaksi yang lamban menunujukkan lempung. Juga

Page 10: laporan mektan

lempung basah akan melekat dijari-jari tangan dan sukar untuk dicuci. Lanau

dengan mudah atau disikat bila kering.

5. Pemeriksaan Kilauan

Lempengan basah suatu tanah apabila dipukul dengan rata suatu pisau atau

dengan jari tangan akan menunujukkan permukaan halus berkilauan pabila tanah

mengandung lempung. Permuklaaan kasar dan buram menunujukkan lanau

6. Pemeriksaan Kekenyalan

Apabila tanah diolah dengan air sampai dengan batas platisitasnya (lihat

pemeriksaan batas palstis) tenaga yang dibutuhkan untuk mengolah tanah ini

menunujukkan kadar lempung. Tanah lempung berat berplastisitas tinggi

membutuhkan tenaga yang besar untuk pembuatan gulungan tanah. Tanah

berplastisitas rendah hanya membutuhkan tenaga rendah.

3.5. Menyatakan Diskripsi Tanah

1. Contoh penamaan yang khas dan bahan-bahan yang berbutir kasar dan berbutir

halus adalah sebagai berikut : ( KERIKIL KEPASIRAN : bergradasi baik dengan

sedikit bahan kelanauan, hamper seluruh kerikilnya keras dan bersudut sisi bulat,

ukuran maksimum 3 inci, warna abu-abu. LEMPUNG : Plasisitas tinggi,

mengandung batu disana sini ½ inci, warna coklat muda )

2. Urutan yang baik untuk menerangkan tanah asli adalah sebagai berikut

Nama / kekuatan atau kepadatan /warna keterangan

Contoh :

LANAU, lunak, biru pucat, mengandung jalur-jalur bahan organic

PASIR, padat, abu-abu tua, hanya pasir halus dan ukuran sedang, homogen,

kadang-kadang disana-sini terdapat kulit kerang

BAB IV

PEMERIKSAAN KADAR AIR

4.1. Pendahuluan

Page 11: laporan mektan

Yang dimaksud dengan kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang

terkandung dalam tanah dengan kering tanah tersebut dinyatakan dalam persen. Kadar

air tanah merupakan salah satu parameter terpenting untuk menentukan korelasi antara

prilaku tanah dengan sifat fisik tanah, yang dilaksanakan secara rutin dalam pelaksanaan

pengujian di laboratorium. Percobaan ini dilakukan menggunakan metode kering oven

dimana benda uji dipanaskan pada suhu 110 + 5 oC, selama 16 s/d 24 jam (sampai

beraty tetap). Pada keadaan khusus dimana kadar yangh diujikan berupa jenis lempung

yang terdiri dari mineral monomorolinote atau bahan-bahan organic ( missal tanah

lembut ), maka suhu pengeringan minimum dibatasi sampai 60 oC, dengan waktu

pengeringan yang lebih lama.

4.2. Tujuan Percobaan

1. Melaksanakan percobaan penentuan kadar air dengan prosedur yang benar

2. Melaksanakan perhitungan kadar air serta menggunakannya dalam perhitungan-

perhitungan untuk percobaan yang lain

4.3. Peralatan

1. Kompor/Oven, yang dilengkapi dengan suhu untuk memamnasai sampai suhu

(110+5) oC

2. Cawan kedap dan tidak berkarat, dengan ukuran yangh cukup. Cawan dapat

terbuat dari gelas atau logam misalnya alumunium

3. Neraca / timbangan

4. Neraca denga ketelitian 0.01 gram

5. Neraca dengan kletelitian 0.1 gram

6. Neraca dengan ketelitian 1 gram

4.4. Benda Uji

Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada

ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa, denga ketelitian seperti table.

Tabel 1.1

Ukuran Butiran Maksimum Jumlah Benda Uji Minimum Ketelitian

3/4 1000 gram 1 gram

Lewat saringan no. 10 100 gram 0.1 gram

Page 12: laporan mektan

Lewat saringan no. 40 10 gram 0.01 gram

4.5. Prosedur Pelaksanaan

1. Ambil cawan kosong yang bersih dan kering

2. Timbang masing-masing berat cawan kemudian beri label pada cawan yang sudah

ditimbang dengan label berat cawan itu sendiri

3. Masukkan benda uji yang mewakili dari contoh tanah yang akan diperiksa

ditempatkan dalam cawan

4. Timbang cawan beserta isinya dan catat bweratnya (W 1)

5. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di kompor/oven pengering

sampai berat contoh tanah konstan dengan suhu pengeringan (110 5 ) oC selama 16

s/d 24 jam

6. Ambil cawan dari benda uji yang telah dikeringkan kemudian letakkan dalam

desilator yang berisi silica gel untukn didinginkan

7. Timbang cawan beserta isinya

8. Bersihkan dan keringkan cawan tersebut kemudian di timbang (W2)

9. Peralatan dibersihkan dan disimpan kembalim pada tempatnya

4.6. Perhitungan

Kadar air dapat dihitung seperti berikut :

Berat cawan kosong : W1 gram

Berat cawan + tanah basah : W2 gram

Berat cawan + tanah kering : W3 gram

Berat air / W : W2 – W3 gram

Berat tanah kering / W : W3 - W1 gram

Kadar air

4.7. Pelaporan

Kadar air dilaporkan dalam person dengan ketelitian satu angka dibelakang koma

4.8. Catatan

Page 13: laporan mektan

1. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan

dengan cara :

Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan

organic atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan

diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spritus.

Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang, sehingga setelah 3 kali

penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan

Jika benda yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka

tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spritus, tapi

harus dikeringkan dengan kompor dengan temperature tidak lebih dari 60

2. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang diberi tanda

tidak boleh sampai tertukar

3. Untuk tia[p benda uji harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat

diambil rata-rata

4. Agar pengeringan dapat berjalan dengan sempurna, maka susunan benda uji

didalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran

udara harus dibuka.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Tgl. Pengujian : 19 Februari 2011

Page 14: laporan mektan

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang 16,14

Lokasi : Sebelah Selatan Sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

BAB V

PEMERIKSAAN

PEMBAGIAN BUTIR DENGAN ANALISA SARINGAN

5.1 Pendahuluan

PENENTUAN KADAR AIR ( ASTM D 2216-80 )

Dikerjakan oleh kelompok1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung6. Khaerul syaputra7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahiruddin

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Page 15: laporan mektan

Pada dasrnya partikel-partikel pembentuk mempunyai ukuran dan bentuk yang

beraneka ragam, baik pada tanah kohesip maupun tanah non kohesip. Sifat suatu tanah

banyak ditemukan oleh ukuran butir dan distribusinya, sehingga analisa butiran

dipakai sebagai acuan untuk mengklasifikasikan tanah

Ada dua macam cara yang dipakai untuk menentuk pembagaian butir dari suatau

tanah di laboratorium, yaitu :

1. Analisa ayakan ( Sieve Analysis ) dipakai untuk menentukan pembagian

ukuran butiran tanah yang kasar atau memiliki diameter butiran lebih besar dari 0.075

mm (no. 200)

2. Analisa hydrometer (Hydrpmeter Analysis) untuk menentukan

pembagian ukuran butiran tanah yang berbutir halus atau memiliki diameter butiran

lebih kecil dari 0.075 mm (no. 200)

Pemeriksaan ukuran butiran tanah dengan hydrometer berdasrkan PB – 0107 –

76 / ASTM D – 422 – 72 / AASHTO T – 88 – 72 , sedangkan pemeriksaan butiran

tanah dengan analisa saringan berdasrkan PB – 0201 – 76 / ASTM c – 136 – 46 /

AASHTO T – 27 – 74.

Hasil dari test pembagian butir biasanya diganbarkan dalam kertas

semilogritma. Diameter butir digambar pada sumbu datar (skala logaritma), dan

prokntase butir-butir tanah yang lolos dari tiap-tiap ayakan diplot pada sumbu tegak

(skala linier).

Dari grafik pembagian butir dapat ditentukan harga-harga koefisien

keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi (Cc) dari tanah yang bersangkutan.

Klasifikasi tanah yang akan dipakai yaitu : sistim klasifkasi UNIFIED dan

sistim klasifikasi AASHTO ( American Assiciation State Higway Transportation

official ). Dengan menggunakan sistim ini maka tanah yang diuji berbutir kasar dan

tanah berbutir halus.

Grafik pembagian butir tidak menunjukkan batasan dari ukuran-ukuran butir

yang dikandung oleh suatu tanah, tapi juga memberikan bentuk (type) dari grafik

pembagian butir tanahyang dites. Bentuk dari grafik pembagian butir pada umumunya

dapat digolonngkan dalam tiga kategori yaitu :

1. Well graded / gradasio bvaik, adalah type tanah dimana ukuran butir-

butirnya terbagi merata dari besar sampai kecil.

Page 16: laporan mektan

2. Uniformly, graded / gradasi seragam, adalah type tanah dimana ukuran

butir-butirnya hanya merupakan kombinasi dari dua atau lebih diameter-diameterb

yang sama.

3. Poorly Graded / gradasi burik, adalah type tanah dimana sebagian besar

dari butir=butirnya mempunyai ukuran yang sama.

5.2 Maksud dan Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (radiasi)

agregat butir / gradasi agregat lebih besar 0.075 mm digunakan analisa saringan

sedangkan ukuran butiran agregat lebih kecil 0.075 mm digunakan analisa hidrmeter.

Analisa saringan dikerjakan dengan menggunakan ayakan dengan berbagai ukuran,

sedangkan analisa hidrmeter di dasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan)

butir-butir dalam air.

Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan

mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran, dan

beratnya kecepatan mengendap dari partikel tersebut dapat dinyatakan dalam hukum

stokes yaitu :

Dimana

V = Kecepatan turun butir-butir tanah (gr/dt)

T3 = berat volume butir tanah (gr/dt)

Tw = berat volume air (gr/dt)

D diameter butiran tanah (cm)

Dan untuk mendapatkan hasil yang baik maka digunakan hydrometer yang

berfungsi untuk mengetahui berat jenis larutan setup waktu pengamatan. Dari hasil

tersebut maka didapatkan data, yang setelah diolah akan diperoleh gram distribusi

butiran yang merupakan hubungan antara diameter dan prosentase lolos.

5.3 Peralatan

1. Timbngan dengan ketelitian 0.1

2. Satu set saringan standar ASTM

Page 17: laporan mektan

3. Stop Watch

4. Kompor/Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi hingga

(100+5) oC

5. Alat pernisah contoh

6. Mesin pengguncang saringan

7. Talam-talam

8. Kuas, sikat, sendok dan masker

9. Sodium Hexamethaphospat

10. Air suling

5.4 Benda Uji

1. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cars perempat sebanyak

Agregat lulus

- Ukuran butiran maksimum no. 4 (4.75 mm), berat minimum 500 gram

- Ukuran butiran maksimum no. 8 (2.36 min ), berat minimum 100 gram

Agregat kasar

- Ukuran butiran maksimum 3.5 “, berat minimum 35 kg

- Ukuran butiran maksimum 3”, berat minimum 30 kg

- Ukuran butiran maksimum 2.5”, berat minmum 25 kg

- Ukuran butiran maksimum 2”, berat minimum 20 kg

- Ukuran butiran maksimum 1.5” berat minimum 15 kg

- Ukuran butiran maksimum 1” berat minimum 10 kg

- Ukuran butiran maksimum 3/4”, berat minmum 5 kg

- Ukuran butiran maksimum ½”, berat minimum 2.5 kg

- Ukuran butiran maksimum Lim 3/8”, berat minimum 1 kg

1”(25.4 min)

¾”(19.0mm)

5/8”(15.8

no.8(2.36nun)

no.10(2.00mm)

no.20(0.85 mm) no.30(060min) no.40(0.425mm)

¼”(12.7mm)

3/8”(9.50nun)

¼”(6.30nu

no.60(0.250min) no.80(0.120mm) no.100(0.150min) no.140(0.106min)

no.200(0.075mm)

Page 18: laporan mektan

2. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus (tin agregat kasar, mak agregat

tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan nomor 4. selanjutnya agregat

halus dan kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas

3. Benda uji disiapkan sesuai dengan ASTM C – 177 -69 kecuali apabila butiran yang

rudalin saringan nomor 200 tidak perlu diketahui dan bila syarat-syarat ketelitian

tidak menghendaki pencucian.

4. Pada jenis tanah yang mengadung batu dan butiran yang hampir sama dan lebih

halus dari saringan nomor 10 (2 trun). Dalam hal ini benda uji dapat langsung

dilakukan pengujian analisa butiran dengan menggunakan metode analisa

hydrometer lebih dahulu baru dilanjutkan dengan analisa saringan / ayakan

5. Pada jenis tanah yang mengandung batu dan butiran diatas ayakan nomor 10 (2

min). dalam hal ini pengujian analisa pembagian butiran dilakukan dengan

menggunakan metode analisa saringan/ayakan dilanjutkan dengan analisa

hydrometer.

5.5 Prosedur Pelaksanaan

Analisa pembagian ukuran butiran dengan metode analisa saringan dilanjutkan

analisa hydrometer.

5.6 Analisa Saringan / Ayakan

1. Persiapkan benda uji sesuai dengan prosedur PB- 0208–76 sebagai berikut:

a) Berat benda uji kering minimum yang diambil tergantung pada ukuran

agregat maksimum sesuai dengan ketentuan diatas

b) Masukkan agregat 1.25 kali berat benda uji minimum kedalam talam,

keringkan dalam oven dengan suhu ± 5 oC sampai berat tetap. Padaa keadaan

khusus dimana tanah yang diujikan berupa jenis lempung yang terdiri dari

mine”, monmorolinote/ holosite, gypsum,. Atau bahan-bahan organic (missal

tanah gambut), maka suhu pengeringan maksimum dibatasi sampai 60 oC,

dengan waktu pengeringan yang lebih lama.

c) Keluarkan benda uji, dinginkan / angin-anginkan.

d) Tanah tersebut ditumbuk dengan penumbuk (palu karet) dengan tidak

mengakibatkan hancurnya butir tanah. Bila contoh tanah mengandung butiran-

butiran yang rapuh seperti misalnya serpihan mika, kerang laut dan sebagainya,

penumbukan harus dilakukan hati-hati dan dengan memakai tenaga secukupnya

Page 19: laporan mektan

sehingga butir-butir halus yang melekat pada butir kasar lepas. Atau dengan

kata lain ukuran butiran tanah tetap asli.

e) Masukkan benda uji kedalam oven untuk menghilangkan kadar air yang

serap tanah selama penumbukan

f) Setelah kering/ berat tetap keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan

g) Siapkan benda uji berdasarkan ketentuan batas minimum benda uji yang

didasarkan pada ukuran butiran maksimum (W1)

h) Saring benda uji diatas saringan nomor 200

i) Pisahkan benda uji yang tertahan diatas saringan nomor 200 dan bahan

lolos lewat saringan nomor 200

j) Masukkan benda uji yang tertahan diatas saringan nomor 200 kedalam

wadah , dan diberi air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam

k) Ambil dan Bustin saringan nomor 16, 200 dan pan. Guncang-guncangkan

wadah yang berisi benda uji > nomor 200 dan tuangkan air cucian kedalam

susunan saringan tersebut. Pada waktu menuangkan usahakan agar bahan-bahan

kasar tidak ikut tertuang.

l) Masukkan air pencuci baru, ulangi pekrjaan (k) sampai air cucian menjadi

jernih.

m) Semua bahan yang tertahan diatas saringan nomor 16 dan 200

dikembalikan kedalam wadah, kemudian masukkan seluruh bahan tersebut

kedalam talam yang telah diketahui beratnya ( W2) dan keringkan dalam oven

sampai berat tetap

n) Keluarkan bahan pada langkah 7.5.A. 1.m, dinginkan, timbang dan catat

beratnya (W3)

o) Kumpulkan air cucian dari tanah pada ayakan nomor 200 langkah

7.5.A.1.k tersebut serta keringkan

p) Berat bahan kering diatas saringan nomor 200 (W4= W3 – W2)

q) Campur tanah yang lolos lewat ayakan nomor 200 (pada langkah

(7.5.A.1.o). ambil contoh tanah sebanyak 50 gram untuk analisa hydrometer

2. Bersihkan ayakan dan keringkan. Susun rangkaian ayakan yang diletakkan

berdasrkan ukuran nomornya. Ayakan dengan lubang besar diletakkan diatas

ayakan yang mempunyai ukuran lubang lebih kecil.

1. Masukkan tanah yang tertahan diatas saringan nomor 200 hasil langkah

(7.5.A.1.n) kedalam susunan ayakan

Page 20: laporan mektan

2. Tutup ayakan yang telah diisi

3. Letakkan susunan ayakan diatas mesin pengering/pengayak. Ayak selama 10

sampai dengan 15 menit

4. Hentikan mesin, ambil susunan ayakan

5. Timbang berat masing-masing, ukuran ayakan + tanah yang tertahan

didalamnya (C1)

6. Bersihakan saringan, timbang dan catat beri masing-masing saringan kosong

(O1)

7. Bersihkan lokasi pengujian dan kembalikan alat pada tempatnya

5.7 Perhitungan

Analisa saringan

1. Berat benda uji keyang awal (sebeltiin pengujian) = WI gram

2. Berat benda uji > no. 200 (W4) = (W3 – W1) gram

3. Berat benda uji >no. 200 (W5) = (W1 – W4) gram

4. Berat tanah tertahan dimasing-masing saringan

5.8 Catatan

Dari hasil analisa ayakan diatas dapat kita ketahui persentasi butiran tanah

yang terkandung dalam tanah tersebut

Dalam penuangan dan penimbangan butiran hasil ayakan haruslah dengan teliti

karena jika sampai tertumpah atau kurang maka hasil yang kita dapatkan tidak

maksimal. Karena itu konsentrasi dan ketelitian sangatlah penting dalam percobaan ini.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

Page 21: laporan mektan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang

Jenis sample : Kering sempurna

Lokasi : Sebelah selatan sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

Berat tanah kering yg

diperiksa : 500 gr

Berat tanah > 0.075 :

Berat tanah < 0.075 :

BAB VI

BATAS CAIR TANAH

ANALISA BUTIRAN

Dikerjakan oleh kelompok1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung6. Khaerul syaputra7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahiruddin

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Tgl. Pengujian : 21 Februari 2011

Page 22: laporan mektan

6.1. Pendahuluan

Konsistensi dari lempung dan tanah–tanah kohesif lainnya sangat dipengaruhi

oleh kadar air dari tanah, apabila suatu butir lempung secara pelan dikeringkan melalui

tahapan dari keadaan cair ke keadaan plastis dan akhirnya memasuki keadaan semi

padat dan keadaan padat. Pada kadar air yang sangat tinggi, tanah berperilaku sebagai

cairan encer yang mengalir dan tidak dapat mempertahankan bentuk tertentu. Kadar air

paling rendah dimana tanah dalam keadaan cair disebut batas cair (LL). Percobaan ini

berfungsi untuk menentukan batas cair suatu contoh tanah.

6.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah, batas cair suatu

tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan

keadaan plastis. Tanah dalam keadaan batas cair apabila diperiksa dengan alat

Casagrende, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm

(seperti yang diuraikan dibawah)

1. 35 ketukan ---------------- cawan 1 + cawan 7

2. 28 ketukan 3 tetes air cawan 2 + cawan 5

3. 20 ketukan 4 tetes air cawan 4 + cawan 10

4. 16 ketukan 5 tetes air cawan 6 + cawan 8

5. 8 ketukan 7 tetes air cawan 8 + cawan 9

6.3. Peralatan

1. Alat batas cair Casagrande

2. Alat pembarut (grooving tool)

3. Pestel berkepala karet/dibungkus karet

4. Cawan porselen (mortar)

5. Spartel

6. Saringan no 40

7. Air destilasi dalam botol cuci

8. Alat-alat pemeriksa kadar air

6.4. Prosedur Percobaan

1. Mengambil contoh tanah yang lolos saringan no.40 lalu letakkan diatas plat kaca.

Page 23: laporan mektan

2. Mengaduk contoh tanah menggunakan spatula sambil menambahkan air sedikit

demi sedikit, sampai didapat campuran yang homogen.

3. Membersihkan alat batas cair.

4. Mengatur tinggi jatuh mangkok Casagrande sehingga tinggi jatuhnya dengan

landasan adalah 1 cm.

5. Setelah didapat campuran yang homogen, mengambil kira-kira 100 gr contoh tanah

dengan spatula lalu dimasukkan ke dalam mangkok Casagrande, lalu meratakan

permukaan dengan spatula sehingga ketebalan tanah menjadi ½ Inchi.

6. Membuat jalur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok Casagrande

dengan Grooving Tool melalui garis tengah mangkok Casagrande dengan posisi

tegak lurus permukaan mangkok Casagrande.

7. Memutar tuas pemutar dengan kecepatan konstan sampai kedua sisi tanah bertemu. 

8. Menimbang kontainer kosong, kemudian mengambil sampel tanah secukupnya

dalam mangkok Casagrande lalu dimasukkan ke kontainer kemudian ditimbang.

9. Contoh tanah dalam kontainer dioven sampai kering, kemudian didinginkan

beberapa saat, lalu ditimbang untuk mengetahui kadar airnya.

10. Percobaan dilakukan 4 kali dengan kadar air yang berbeda.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

Page 24: laporan mektan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang

Lokasi : Sebelah Selatan Sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

Percobaan 1 2 3 4 5

Jumlah pukulan 30 28 22 19 7

Cawan timbangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berat cawan kosong W1gr

4.80 4.91 4.80 4.86 4.86 4.91 4.86 4.80 4.80 4.80

Berat cawan + tanah basah W2gr

6.85 6.35 6.60 5.90 6.91 6.50 6.17 6.15 16.6 14.4

Berat cawan + tanah kering W3gr

6.50 5.99 6.17 5.50 6.20 6.01 5.52 5.92 10.13 10.50

Berat air A= W2- W3 0.35 0.36 0.43 0.40 0.71 0.49 0.65 0.23 6.47 3.9

Berat tanah kering

B= W3- W1 1.7 1.08 1.37 0.64 1.34 1.10 0.66 1.12 5.33 5.7

Kadar air W=A/Bx100% 20.59 33.33 31.39 62.50 52.99 44.55 98.48 20.54 121.39 68.42

Rata-rata kadar air 26.96 46.95 48.77 59.51 94.91

BAB VII

PENGUJIAN BERAT VOLUME

BATAS CAIR TANAH

Dikerjakan oleh kelompok1. Subarto2. Fathendra3. Aprian Julfikar4. Edi Surabe5. Purwono6. Sastro Suwiknyo7. Junaidi

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Tgl. Pengujian : 19 Februari 2011

Page 25: laporan mektan

7.1. Pendahuluan

Apabila seseorang pergi kelapangan, membersihkan permukaan tanah,

kemudian mengambil tanah dengan satuan dimensi (1 x 1 x 1) cm3, maka secara visual

bahwa kubus tersebut terdiri dari :

1. Pori-pori atau ruang kosong yang merupakan celah-celah terbuka antara

butiran-butiran tanah dengan berbagai ukuran.

2. Butiran-butiran tanah yang mungkin merupakan ukuran atau

makroskopis. Dimana ukuran-ukuran tersebut macam-macam jumlah.

3. Kelembaban tanah, yang menyebabkan tanah tersebut dalam keadaan

basah, lembab atau agak kering. Air tersebut terdapat dalam pori-pori atau ruang-

ruang kosong

Jika kita mengambil kubus tadi dalam keadaan sebelum terjadi pengeluaran air dari

benda tersebut, berat yang dimilikinya dapat diambil sebagai berat satuan basah (Yw).

bila semua ruang kosong terisi air, berat yangh dimilikinya

7.2. Tujuan Percobaan

1. Praktikan dapat melaksanakan berat isi tanah dengan prosedur yang benar

2. Praktikkan dapat menghitung besarnya nilai berat volume, berat dapat membuat

benda uji buatan (remolded)

7.3. Peralatan

1. Paralon

2. Jangka sorong

3. Pisau atau spatula

4. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

7.4. Benda Uji

Tanah asli / Undisturbed dflapangari

7.5. Prosedur Pelaksanaan

1. Ambil sebuah paralon kemudian bersihkan dan timbang beratnya (W1).

2. Letakkan bagian yang tajam dipermukaan tanah dan dengan hati-hati sampai

tanahnya masuk seluruhnya kedalam paralon.

3. Bila ada sedikit lubang, tambal dengan tanah yang sama.

Page 26: laporan mektan

4. Bersihkan sisa-sisa tanah yang menempel pada bagian luar paralon, berisi tanah

(W).

5. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam paralon dengan ketelitian

0.01 cm.

6. Peralatan diberasihkan dan disimpan kembali pada tempatnya.

7.6. Perhitungan

Berat isi tanah dapat dihitung sebagai berikut :

Berat paralon W1= 200 gram

Berat paralon + tanah W2 = 850 gram

Berat tanah W2 - W1 = 650 gram

Tinggi Paralon = 18.4 cm

Diameter dalam paralon = 5.2 cm, jadi r = 2.6 cm.

Volume tanah = volume paralon V= LA x T cm3

= π r2 x T

= 3,14 ( 2,6 )2 x 18.4

= 390.57 cm3

(W2 – W1)Berat isi tanah basah Ywet = gr/cm3

V

( 850 – 200) = gr/cm3

390.57

= 1.66 gr/cm3

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

Page 27: laporan mektan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang

Jenis sample : UDS

Lokasi : Sebelah Selatan sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

BAB VIII

PEMERIKSAAN

BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT)

BERAT VOLUME

Tgl. Pengujian : 19 Februari 2012

Dikerjakan oleh kelompok1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung6. Khaerul syaputra7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahirruddin

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Page 28: laporan mektan

8.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dari Praktikum ini adalah untuk menentukan kadar air minimum suatu benda uji

yang dalam keadaan plastis.

8.2. Peralatan

1.Perbandingan dengan diameter 3 mm panjang 10 cm

2.Spatula

3.Skraper

4.Pelat kaca 30x30. No. 5 cm

5.Botol tempat air suling

6.Cawan untuk mencari kadar air

7.Kompor untuk mengeringkan tanah yang diuji

8.Neraca/timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

9.Desikator

10. Alat uji casagrande

8.3. Benda Uji

Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh ASTM D – 421 – 72

DAN AASHTO T – 146 – 49 sebagai berikut :

1. Contoh tanah yang diterima dari lapangan dikeringkan udara atau dengan alat

pengering pada suhu tidak lebih dari 60 oC.

2. Tanah tersebut ditumbuk dengan alat penumbuk (palu karet) dengan tidak

mengakibatkan hancurnya butiran tanah. Bila contoh tanah mengandung butiran-

butiran yang rapuh seperti misalnya serpihan mika, kerang laut dan sebagainya,

penumbukan harus dilakukan hati-hati dan dengan memakai tenaga secukupnya

sehingga butir-butir halus yang melekat pada butir kasar lepas. Atau dengan kata

lain ukuran butir tanah tetap asli.

3. Tanah disaring dengan saringan 0.425 mm (no 40)

4. Bahan yang tertahan dibuang, sedangkan bagian yang lewat saringan 0.425 mm

( no. 40) dipisahkan untuk pemeriksaan batas plastis.

5. Jumlah suatu contoh yang diperlukan untuk pemeriksaan ini didapat dengan alat

pemisah contoh atau dengan cara perempat.

Page 29: laporan mektan

8.4. Prosedur Pelaksanaan

1. Ambil cawan kadar air ± 3 bh bersihkan, keringkan, beri label, timbang dan catat

beratnya.

2. Ambil bendan uji sebanyak 300 gram diletakkan ke dalam wadah seperti mangkok

3. Beri air suling pada benda uji sedikit demi sedikit, serta aduk dengan merata sampai

homogen.

4. Setelah campuran homogen, buatlah bola-bola tanah dengan diameter ± 1cm seberat

8 gram di atas lempengan kaca

5. Kemudian digelengkan diatas lempengan kaca dengan telapak tangan dengan

kecepatan 80 – 90 gelengan permenit.

6. Penggelengan dilakukan terus benda uji membentuk batang dengan diameter 3 mm,

gunakan batang pembanding yang telah tersdia. Bila ternyata sebelum 3 mm benda

uji sudah reta-retak , maka bendan uji disatukan kembali, tambahkan sedikit air dan

aduk sampai merata. Ulangi langkah 9. 4.

7. Jika ternyata hasil penggelengan bola-bola itu hias mencapai diameter lebih kecil

dari 3 mm tanpa menunujukkan retakan-retakan, benda uji dibiarkan beberapa saat

diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit. Ulangi langkah 9.4.4.

8. Pengadukan dan Penggelengan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi

tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm.

9. Masukkan batang-batang tanah hasil langakh 9.4.8 untuk diperiksa kadar airnya

kedalam cawan yang sudah ditimbang beratnya.

10. Pemeriksaan kadar air dilakukan ganda.

11. Peralatan dibersihkan dan dismpan kembali pada tempatnya.

8.5. Perhitungan

Tentukan kadar air rata-rata dari hasil langkah 9.4.10

Kadar air rata-rata tersebut merupakan kadar air rata-rata benda uji

Indeks plastis = Batas cair – Batas palstis

8.6. Pelaporan

Catatlah pada formulir / format laboratorium benda uji yang diperiksa dalam keadaan

asli atau telah kering udara, disaring atau tidak. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat.

8.7. Catatan

Page 30: laporan mektan

Alat yang akan dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam

keadaan bersih dan kering. Agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat maka

sebaiknya benda uji untuk batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

Page 31: laporan mektan

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang

Lokasi : Sebelah Selatan Sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

BAB IX

PEMADATAN DILAPANGAN ( SAND CONE )

BATAS PLASTIS

Dikerjakan oleh kelompok1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung6. Khaerul syaputra7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahiruddin

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Tgl. Pengujian : 21 Februari 2011

Page 32: laporan mektan

9.1. Maksud dan Tujuan

Maksud percobaan ini adalah untuk memeriksa / menentukan kepadatan tanah

lapangan. Cara ini di gunakan terbatas untuk tanah butir terbesarnya tidak lebih dari

50,80 mm ( 2 inch ).

Catatan :

a. Umumnya digunakan untuk memeriksa kepadatan tanah dari tanah yang di

padatkan.

b. Kepadatan tanah adalah berat volume keringnya.

9.2. Peralatan

1. Alat kerucut pasir yang terdiri atas :

Botol ( dari gelas atau plastic ) kapasitas 4 liter yang akan diisi pasir.

Kran yang dapat dibuka-tutup dengan lubang 1,27 cm ( ½ inci )

Corong berupa kerucut tinggi 135,50 cm ( 5 3/8” ) dan diameter dasar 16,51

cm ( 6 ½” ).

Plat dasar 30,48 x 38,48 cm2 ( 12 inch2 )

2. Bahan pembantu :

Pasir bersih, kering, tanpa bahan ikat, sehingga dapat mengalir bebas

dengan ukuran butir lewat saringan # 10 dan tertahan no 200 ( 0,075 mm ). Pasir

ini perlu ditentukan, di ketahui berat volumenya sebelum dipakai pada

pembebanan.

3. Timbangan :

1 buah kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,00 gr

1 buah kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0,20 gr

4. Alat-alat pembantu :

Palu, pahat, semdok untuk membuat lubang pada tanah juga kaleng dan

sebagainya, termasuk kuas.

5. Alat-alat perlengkapan memeriksa kadar air.

9.3. Pelaksanaan

1. Sebelum pelaksanaan pemeriksaan, yang perlu sudah di ketahui adalah:

a. Berat volume pasir γₒgr/cm3

Page 33: laporan mektan

b. Berat pasir yang akan mengisi kerucut dan lubang pelat dasar = Wo cm3 .

2. Memeriksa kepadatan tanah lapangan.

a. Isilah botol dengan pasir secukupnya. Timbanglah berat botol bersama pasir

= W1 gr.

b. Persiapkan permukaan tanah yang akan di periksa, sehingga diproleh bidang

rata dan datar. Letakkan plat dasar di atas tanah, buat tanda batas lubang plat

pada tanah.

c. Buat/gali lubang pada tanah di dalam tanda batas yang telah di buat, kerjakan

secara hati-hati, hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding/dasar lubang.

Perlu sangat hati-hati untuk tanah yang mudah longsor ( tanah non kohesif ).

d. Kumpulkan dan masukkan semua tanah hasil galian ( yang tercecer ) dalam

kaleng tertutup yang telah di ketahui beratnya ( berat kaleng kosong bersama

tutupnya = W2 gr ). Kemudian timbang kaleng ddengan tutupnya yang berisi

tanah =W3 gr.

e. Dengan plat dasar terletak di atas tanah, letakkan botol pasir dengan

corongnya menghadap ke bawah di tengah plat dasar. Buka kran dan tunggu

sampai pasir berhenti mengalir mengisi lubang dan corong, kemudian tutup

keran.

f. Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih dalam botol ditimbang

=W4 gr.

g. Ambil sebagian tanah dalam kaleng dan diperiksa kadar airnya, misalnya di

dapat kadar air = W

9.4. Perhutingan

1. Kepadatan tanah = berat volume kering tanah =………….

W pasir = W1-W4-Wo

9.5. Catatan

Page 34: laporan mektan

1. Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-getaran, karena

nilai o dan Wo tidak akan tepat.

2. Ukuran/volume pasir dalam lubang benda uji untuk menentukan kadar air

sekurang-kurangnya adalah seperti daftar di bawah ini:

Butiran tanah terbesar Volume maximum

lubang galian ( cm3 )

Benda uji untuk kadar air

( gr )

<4,75 mm

( saringan no 4 )

700 100

12,50 mm 1.400 250

25,00 mm 2.100 500

50,00 mm 2.800 1.000

3. Nilai berat volume pasir yang di gunakan = dan berat pasir yang akan mengisi

kerucut Wo, perlu di tentukan terlebih dahulu setiap pangganti pasir yang akan di

gunakan atau jika keadaannya sudah berubah misalnya karena kotor.

Cara menentukan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan volume botol ( termasuk lubang sebelum keran )

Timbang botol kosong dan keringkan bersama corongnya = W5 gr.

Berdirikan botol dengan corong menghadap keatas, kemudian isi air

sampai di atas kran. Kemudian tutup kran dan bersihkan/keringkan

kelebihan air dalam corong.

Timbang botol yang terisi air = W6 gr.

Maka volume botol V1 = cm3. berat jenis air praktis dapat di

ambil = 1 gr/cm3. Tetapi akan lebih teliti bila di ukur dengan temperatur

air dan berat jenis air sesuai denga suhunya,.

Pengukuran volume botol ini perlu dilakukan 2 atau 3 kali dan selisih

hasilnya masing-masing jangan lebih dari 3 cm3.

Ulangi lagi jika selisihnya terlalu besar.

Page 35: laporan mektan

b. Menentukan berat volume pasir yang akan dipakai.

Berdirikan botol kosong ( kering ) dengan corongnya menghadap keatas

pada bidang rata, mendatar dan kokoh. Kemudian isikan pasir dalam

corong.

Buka kran, isi botol, sampai penuh dan selama pengisian air tuang pasir

pada corong sehinga dalam corong selalu terdapat pasir lebih separuhnya.

Tutup kran dan bersihkan kelebihan pasir dalam corong ( di atas kran )

Timbanglah botol berisi pasir = W7 gr dan hitunglah berat volume pasir. =

c. Menentukan berat pasir yang akan mengisi corong.

Isi botol dengan pasir secukupnya, tutup kran dan timbanglah berat botol

yang terisi pasir = W4 gr.

Letakkan plat dasar pada suatu bidang rata dan mendatar. Kemudian letak

botol dengan corongnya kebawah diatas plat dasar tersebut.

Buka kran dan biarkan pasir mengalir sampai berhenti.

Tutup kran dan kemudian timbang alat dengan sisapasir yang tikdak

mengalir = W5 gr.

Hitung berat pasir pengisi corong = Wo=W5-W4 gr

Page 36: laporan mektan

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM MEKENIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Teknik

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang

Lokasi : Sebelah Selatan Sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

Berat pasir + Botol ( kg ) 6.75

Berat tanah galian kg 2.2

Berat pasir + Botol setelah dikurangi ( Kg ) 4.2

Gamma pasir pantai ( ) gr/cm3 1.667

No cawan timbang 1 2 3

Berat cawan kosong W1 4.40 4.38 4.36

Berat cawan + tanah basah W2 33.45 31.43 26.58

Berat cawan + tanah kering W3 27.26 25.87 21.95

Berat air A=W2-W3 6.19 5.56 4.63

Berat tanah kering B=W3-W1 22.86 21.49 17.59

Kadar air W=A/B X 100% 27.08 25.87 26.32

Kadar air rata-rata % 26.42

Tgl. Pengujian :19 Februari 2011

UJI SAND CONE METHOD

Page 37: laporan mektan

Dik : D. Lubang Galian = 10 cm, maka

Jari-jari (r) = 5 cm

Tinggi Galian = 10 cm

=

= 1,520

Maka,

=

= 1,45

Maka,

=

= 1,147

Jadi berat volume kering ( ) adalah 1,147 kg/m3

Dikerjakan oleh kelompok 2 Diperiksa oleh

1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung

Page 38: laporan mektan

6. Khaerul syaputra HENI PUJIASTUTI, ST.MT7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahiruddin

BAB X

PEMADATAN STANDART

10.1. Maksud dan Tujuan

1. Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan

kepadatan (berat volume kering) tanah apabila di padatkan dengan tenaga

pemadatan tertentu.

2. Ada dua cara pemadatan, berdasarkan jumlah tenaga pemadatan yang di

laksanakan yaitu:

a. Pemadatan standard

b. Pemadatan berat (modified)

3. Ada empat cara alternatif yang mungkin di pergunakan, yang dapat dilaksanakan

dengan baik untuk pemadatan standard maupun pemadatan berat, yaitu :

Cara A : Menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material lewat

saringan No.4.

Cara B : Menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material lewat

saringan No.4.

Cara C : Menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material lewat

saringan ¾ inch.

Cara D : Menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material lewat

saringan ¾ inch.

Ket :

Apabila tidak ada prmintaan khusus, pilih cara A

10.2. Peralatan

1. Silinder Pemadatan

Ada dua macam silinder : silinder kecil dan silinder besar, siliner pemadatan

terdiri atas silinder utama, silinder sambungan yang dapat dilepas dan plat alas

Page 39: laporan mektan

yang dapat dilepas. Ukuran-ukuran dan toleransi yang masih diperkenankan

adalah sebagai berikut :

a. Silinder kecil, diameter 4’’ ± 0,016” ; tinggi 4,584” ± 0,005” dan volume

1/30 ft3 ± 0,003 ft3 ( diameter 10,16 ± 0,04 cm, tinggi 11,63 ± 0,013 cm dan

volume 0,943 liter ± 0,008 liter ).

b. Silinder besar, diameter 6’’ ± 0,026” ; tinggi 4,584” ± 0,005” dan volume

0,075 ft3 ± 0,00075 ft3 ( diameter 15,24 ± 0,067 cm, tinggi 11,63 ± 0,013 cm

dan volume 0,943 liter ± 0,008 liter ).

2. Penumbuk

Penumbuk yang di gunakan dapat berupa :

Penumbuk yang dilakukan dengan tangan

Penumbuk mesin

Berdasarkan berat dan tinggi jatuhnya, maka dibedakan :

Penumbuk standard, yang digunakan pada percobaan pemadatan setandard,

Penumbuk berat ( modified ), yang di gunakan pada percobaan pemadatan

berat/modified.

Ukuran dan toleransinya adalah sebagai berikut:

a. Penumbuk standard, diameter bidang jatuh 6” ± 0,005” ; berat 5,5 ± 0,02 lb

dan tinggi jatuh 12” ± 1/16” (diameter 5,08 ± 0,013 cm; berat 2,5 ± 0,01 kg

dan tinggi jatuh 30,48 ± 0,16 cm).

b. Penumbuk berat ( modified ), diameter bidang jatuh 2” ± 0,005” ; berat 10 ±

0,02 lb dan tinggi jatuh 18” ± 1/16” ( diameter 5,08 ± 0,013 cm; berat 4,536

± 0,009 kg dan tinggi jatuh 45,72 ± 0,16 cm ).

1. Alat untuk mengeluarkan contoh dari tanah dari sillinder.

2. Timbangan denga kapasitas ± 2 kg dengan ketelitian 5 gr, dan timbangan

denga kapasitas ± 1 kg dengan ketelitian 0,1 gr.

3. Pisau perata ( straight edge )

4. Saringan 2” ; ¾ dan no 4

5. Oven

6. Alat pencampur tanah, seperti talam, sendok, dan sebagainya

10.3. Pelaksanaan

Page 40: laporan mektan

Pada dasarnya cara pelaksanaan percobaan sama, baik untuk :

Pemadatan setadard

Pemadatan modified

Cara A, cara B, cara C, maupun cara D

Perbedaan utama antara pemadatan standard dan pemadatan modified adalah :

a. Pemadatan standard menggunakan penumbuk standard dan pemadatan di

laksanakan dalam 3 lapis.

b. Pemadatan berat ( modified ) menggunakan penumbuk berat dan pemadatan di

laksanakan dalam 5 lapis.

Ikhtisar perbedaan pada masing-masing cara adalah sebagai berikut :

STANDARD

    Cara A Cara B Cara C Cara D

1 Silinder pemadatan kecil besar kecil besar

2 Material lewat saringan No 4 No 4 3/4" 3/4"

3 Penumbuk Standard Standard Standard Standard

4 Jumlah lapis 3 3 3 3

5 Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56

6Material siap di tumbuk yang perlu

di sediakan tiap kali2,7 kg 6,4 kg 4,5 kg 10 kg

MODIFIED

    Cara A Cara B Cara C Cara D

1 Silinder pemadatan kecil besar kecil besar

2 Material lewat saringan No 4 No 4 3/4" 3/4"

3 Penumbuk Berat Berat Berat Berat

4 Jumlah lapis 5 5 5 5

5 Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56

6Material siap di tumbuk yang perlu di

sediakan tiap kali3,2 kg 7,3 kg 5,4 kg 11,3 kg

10.4. Persiapan Benda Uji

Page 41: laporan mektan

a. Bila contoh tanah yang akan di priksa keadaannya basah, keringkan tanah

tersebut di udara atau dengan alat pengering dengan suhu tidak melebihi 600C.

pengering dilakukan secukupnya, sampai gumpalan-gumpalan dapat mudah

dihancurkan / di pecah-pecah. Hancurkan gumpalan-gumpalan menjadi butiran-

butiran dengan cara dan alat sedemikian sehingga butir-butir tanah tidak rusak.

b. Butiran-butiran yang di peroleh disaring, yaitu:

Bila di laksanakan cara A atau B, digunakan saringan No 4

Bila di laksanakan cara C atau D, digunakan saringan ¾”.

Butiran bersar yang tertahan di atas saringan buang / disingkirkan, kecuali

butiran yang masih berupa gumpalan dan dapat di pecah lebih lanjut.

c. Bagian yang lewat saringan akan di gunakan sebagai benda uji, dan yang

terkumpul jumlahnya harus cukup, yaitu sekurang-sekurangnya seperti pada daftar

no 6 bagi masing-masing cara yang dilaksanakan ( lihat no e )

d. Campur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata, sedemikian sehingga

untuk benda uji yang pertama kadar air tanah yang diproleh kira-kira 6% di bawah

kadar air optimum.

e. Apabila contoh tanah berupa lempung, peresapan air secara merata kedalam

gumpalan akan sukar dan perlu waktu yang cukup lama. Maka untuk tanah

lempung perlu dilaksanakan sebagai beikut :

Selama sekurang-kurangnya 12 jam sebelum di lakukan pemadatan ( dapat di

gunakan kantong plastik ).

Karena pelaksanaan pemadatan akan di laksanakan sekitar 6 kali dengan kadar air

yang masing-masing berbeda, maka untuk tanah lempung baik apabila di siapkan benda

uji yang lebih banyak. Siapkan 6 bagian benda uji, yang masing-masing sekurang-

kurangnya seperti tersebut pada no 6 dalam daftar. Masing-masing bagian dicampur

merata dengan air, sehingga kadar air yang diperoleh berbeda-beda, masing-masing

sekitar 1 a 3 persen dan masing-masing disimpan dalam tempat tertutup atau kantong-

kantong plastik.

10.5. Persiapan Alat

a. Bersihkan silinder pemadatan yang akan digunakan, kemudian timbang dan catat

beratnya (W1, dengan ketelitian ± 5 gram).

b. Pasang dan klem plat alas dan silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan

penumbukan, silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh ( tidak boleh diatas

Page 42: laporan mektan

tanah atau lantai yang bergetar, karena tenaga yang diproleh akan berkurang ). Bila

perlu misalnya harus di sediakan blok beton yang beratnya sekurang-kurangnya 91

kg.

10.6. Pemadatan

a. Sejumlah tanah lembab yang sudah di siapkan dalam silinder dalam lapisan-lapisan

yang sama tebalnya ( 3 atau 5 lapis ), sedemikian sehingga tanah padat yang di

peroleh kira-kira 0,50 cm lebih tinggi dari silinder utama. Setiap lapisan di tumbuk

dengan penumbuk dengan jumlah tumbukan tertentu secara merata pada seluruh

permukaan. Penumbuk yang digunakan, silinder yang digunakan jumlah lapisan

serta jumlah tumbukan setiap lapisan tergantung pada macam pemadatan

( standard atau berat ) dan ccara yang digunakan ( cara A,B,C atau D ) seperti

tercantum pada daftar.

b. Lepas silinder sambungan ( silinder bagian atas ), kemudian potonglah tanah

dengan pisau ( stgraight edge ), sehingga tanah rata dengan permukaan silinder.

Bila perlu lubang-lubang kecil yang terjadi ditambal sehingga permukaan menjadi

halus. Lepas pelat dasar, kemudian timbang silinder berasama dengan tanahnya

dan catat beratnya ( = W2 ).

c. Keluarkan tanah padat tersebut, kemudian di belkah dan ambillah contoh dari

bagian atas, tengah dan bawah secukupnya untuk diperiksa kadar airnya

( percobaan no 1 ).

d. Tanah padat ini dipecah-pecah lagi dan menjadi butir-butir / gumpalan kecil

dengan ukuran maksimum kira-kira lewat saringan no 4. Tambah air secukupnya,

campur secara merata, sehingga kadar airnya naik dari sebelumnya sekitar 1 - 3

persen. Kemudian di ulang pekerjaan tersebut pada (a) sampai d untuk mendapat

data berat, volume, kadar air berikutnya. Dalam hal contoh tanah yang diperlukan

berupa lempung dan tanah yang di persiapkan berupa beberapa buah dengan kadar

air yang berbeda seperti tersebut pada no 3.e., pekerjaan pemadatan selanjutnya di

lakukan pada contoh tanah berikutnya yang telah di persiapkan.

e. Pekerjaan ini di lakukan, sehingga di proleh 6 data, yaitu 3 data tanah dengan

kadar air di bawah W optimum dan 3 data di atas W optimum. Kepadatan maximal

Page 43: laporan mektan

d max, yaitu berat volume kering yang di proleh pada pemadatan pada kadar air

optimum.

Page 44: laporan mektan

LABORATORIUM MEKENIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Proyek : Praktikum

Lokasi : Laboratorium Mekanika Teknik

Universitas Muhammadiyah Mataram

Sample : Tanah sembarang

Lokasi : Sebelah Selatan Sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

Tgl. Pengujian :21 Febrruari2011

Ukuran silinder :

Diameter : 10 cm

Tinggi : 16.8 cm

Volume : 1.318 cm3

Berat penumbuk : 3.9 kg

Jumlah lapisan : 3 lapis

Jumlah tumbukan tiap lapis : 25 tumbukan

PEMADATAN TANAH

Page 45: laporan mektan

Percobaan no 1 2 3 4 5

Berat silinder + tanah padat. Kg 3.1 3.3 3.2 3.3 3.3

1.7 1.7 1.7 1.7 1.7

Berat tanah padat A Kg 1.4 1.6 1.5 1.6 1.6

Berat volume basah : = A/V4.167 x 103 4.571 x 103 3.75 x 103 3.556 x 103 3.2 x 103

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berat cawan kosong W1 4.75 4.68 4.46 4.43 4.75 4.68 4.46 4.44 4.75 4.68

Berat cawan + tanah basah W2 23.25 25.48 29.24 30.91 30.67 27.50 18.96 17.99 28.79 25.0

Berat cawan + tanah kering W3 20.75 22.92 25.58 27.55 26.58 23.27 16.05 16.09 24.60 21.35

A=W2-W3 2.50 2.56 3.66 3.36 4.09 4.23 2.91 1.9 4.19 3.65

B=W3-W1 16.0 18.24 21.12 23.12 21.83 18.59 11.59 11.65 19.85 16.67

W=A/B X 100% 15.63

%

14.04

%

17.33

%

14.53

%

18.74

%

22.75

%

25.11

%

16.31

%

21.11

%

21.90

%

Kadar air rata-rata % 14.84 % 15.93 % 20.75% 20.71 % 21.51 %

Berat volume kering (kg/cm3)

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Dikerjakan oleh kelompok1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung6. Khaerul syaputra7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahiruddin

Page 46: laporan mektan

BAB XI

PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH

11.1. Maksud dan Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang

mempunyai butiran lewat no. 4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah

perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada

suhu tertentu. Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung indeks properties tanah

(misalnya : angka per berat isi tanah derajat kejenuhan karakteristik pemanfaatan) dan

sifat-sifat penting tanah lainnya.

Selain itu dari berat jenis tanah dapat pulan ditentukan sifat tanah secara umum

misalnya tanah organik memiliki berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan

mineral berat lainnya (misalnya besi) ditunjukkan dari berat jenis tanahnya yang besar.

11.2. Peralatan

a. Piknometer, yaitu botol gelas dengan lebar sempit dan dengan tutup (dari gelas)

yang berlubang kapiler, dengan kapasitas minimum 50 atau lebih besar.

b. Neraca dengan ketelitian 0.01 gram.

c. Air destilasi bebas udara (dalam wash bottle).

d. Kompor/Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110

± 5) oC.

e. Desikator.

f. Termometer ukuran 0 – 50 oC denga ketelitian pembacaan 1 oC.

g. Cawan porselin (mortar) dengan pestel (penumbuk berkepala karet) untuk

menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butiranya

sendiri.

h. Alat vacum atau kompor

Page 47: laporan mektan

11.3. Benda Uji

Contoh tanah seberat sekitar 30 gr – 40 gr yang akan digunakan untuk

pemeriksaan secara duplo (2 percobaan yang terpisah).

11.4. Prosedur Pelaksanaan

1. Cuci piktometer denga air wiling dan keringkan timbang piktometer dan tutupnya

dengan ketelitian 0.01 gram (W1).

2. Masukkan benda uji kedalam piktometer kira-kira 10 gr dan timbang bersama

tutupnya dengan ketelitian 0.01 gram (W2).

3. Tambahkan air suling sehingga piktometer terisi dua pertiga. Untuk bahan yang

mengandung lempung diamkan benda terendam selama paling sedikit 24 jam.

4. Didihkan piktometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan miringkan atau

goyang-goyang botol sekali-sekali untuk mebantu mempercepat pengeluaran udara

yang tersekap dalam tanah.

5. Untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang tersekap dapat juga

digunakan pompa vacuum, sampai gelembung udara tidak terlihat lagi.

6. Tambahkan air suling kedalam piktometer dan biarkan piktometer beserta isinya

untuk mencapai suhu konstan di dalam bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhu

konstan tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas atau penuh. Tutuplah

piktometer, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0.01 gram

(W3). Ukuran shu dari isi piktometer dengan ketelitian 1 oC.

11.5. Perhitungan

1. Berat jenis contoh dihitung dengan rumus seperti berikut :

Berat piktometer W1 gram

Berat piktometer + tanah + tanah kering W2 gram

Berat piktometer + tanah kering + air W3 gram

Berat piktometer + air suling W4 gram

Berat jenis butir-butir tanah pada suhu t oC adalah:

Page 48: laporan mektan

Berat butiran Ws G = = Berat air dengan volume yang sama Ww

(W2 – W1) (W2 – W1) = =

(W4 – W1) - (W3 – W2) (W2 – W1) - (W3 – W4)

2. Berat jenis tanah pada temperatur 27,5 oC adalah :

Berat jenis air pada t oC G (27,5 oC) = Berat jenis air pada 27,5 oC

Berat jenis air pada masing-masing temperatur dapat dilihat pada daftar.

DAFTAR BERAT JENIS AIR

Temperatur t oC Berat Jenis Temperatur t oC Berat Jenis

20 0,9982 30 0,9957

21 0,9980 31 0,9954

22 0,9978 32 0,9951

23 0,9976 33 0,9947

24 0,9973 34 0,9944

25 0,9971 35 0,9941

26 0,9968 36 0,9937

27 0,9965 37 0,9934

27,5 0,9964 38 0,9930

28 0,9963 39 0,9926

29 0,9960 40 0,9922

Page 49: laporan mektan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Sample : Tanah sembarang

Lokasi : Sebelah Selatan Sungai

Universitas Muhammadiyah Mataram

1 Piknometer no I II III

2 Berat piknometer kosong W1 gram 28.40 27.04 19.60

3 Berat piknometer + tanah kering W2 gram 38.77 39.27 39.68

4 Berat piknometer + tanah + air W3 gram 83.80 83.60 79.65

5 Berat piknometer + air W4 gram 77.26 76.62 68.47

6 Temperatur t 0C

7 A = W2 – W1 10.37 12.23 20.08

8 B = W3 – W4 6.54 6.98 11.18

9 C = A – B 3.83 5.25 9

10 Berat Jenis GI = A/C 2.71 2.33 2.23

11 Rata – Rata GI 2.42

12 G 275,5 0 = GI x BJ Air t 0C/ BJ Air 275,5 0C

PENENTUAN BERAT JENIS TANAH

Dikerjakan oleh kelompok1. Ahmad Abdullah2. Cecep Handika3. Fathurrahman B4. Ismail5. Jumratul akbar tanjung6. Khaerul syaputra7. L.sri yin dan yang8. Ramli Agustono9. Saipul Bahry10. Seni rahayu11. Zahiruddin

Dipriksa oleh

HENI PUJIASTUTI , ST. MT.

Tgl. Pengujian : 19 Februari 2011


Top Related