LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI JAWA TENGAH
Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2018 - 2019
14 - 18 Februari 2019
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
2019
1
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI JAWA TENGAH (SOLO)
RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2018 - 2019
14 - 18 FEBRUARI 2019
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Kunjungan Kerja
Pasal 98 ayat (4) huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR,
DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana telah mengalami perubahan pertama
dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018.
B. Ruang Lingkup
Laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pokok-pokok permasalahan dan
tantangan yang dihadapi sebagai hasil temuan Komisi VI DPR RI yang
menyangkut bidang tugasnya selama Kunjungan Kerja ke Provinsi Jawa Tengah.
Kunjungan Kerja ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu fungsi Dewan
untuk melakukan pengawasan sebagaimana diatur dalam Peraturan DPR RI
tentang Tata Tertib dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah
untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.
Sasaran Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ini dititikberatkan pada pengawasan
terhadap kebijakan pemerintah yang telah dilaksanakan serta rencana/program
pembangunan yang sedang atau akan dilakukan, terutama terkait dengan
pembangunan fisik PMN TA 2015 progress revitalisasi Pabrik Gula (PG) Mojo
Sragen Solo Jawa Tengah dan peninjauan jalan tol Solo-Ngawi yang sudah mulai
beroperasional yang program pengembangan konektivitas infrastruktur dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2
Adapun objek yang dikunjungi dan dibahas meliputi:
1. PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).
3. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
4. Pabrik Gula (PG) Mojo.
5. Peninjauan UKM Mitra Binaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
C. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI
(Terlampir)
II. HASIL KUNJUNGAN KERJA
A. Peninjauan jalan tol Solo – Nagawi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Pembahasan Operasional Jalan Tol Trans Jawa Solo – Ngawi.
SEKILAS JASA MARGA
3
JARINGAN JALAN TOL JASA MARGA
4
DAFTAR PROYEK JASA MARGA
5
PETA JALAN TOL TRANS JAWA
Jalan Tol Trans Jawa dibagi menjadi 4 cluster pengoperasian sebagai berikut:
Cluster I : Jakarta-Cikampek, Cikampek-Palimanan
Cluster II : Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang,
Pemalang-Batang, Batang-Semarang.
Cluster III : Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertasono-
Mojokerto, Mojokerto-Surabaya
Cluster IV : Porong-Gempol, Gempol-Pandaan,Gempol-Pasuruan,
Pasuruan-Probolinggo.
6
PETA TIP TRANS JAWA
7
TARIF TOL JALAN TOL TRANS JAWA
TAHUN 2019
8
PERBANDINGAN TARIF TOL NORMAL DAN DISKON
9
EVALUASI VOLUME LALU LINTAS HARIAN TRANS JAWA
Keterangan:
- Volume Lalu Lintas Sebelum Trans Jawa tersambung menggunakan LHR
Bulan November 2018
- Volume Lalu Lintas sebelum pemberlakuan tarif menggunakan data tanggal
6 s.d 8 Januari 2019
- Volume Lalu Lintas sesudah pemberlakuan tarif menggunakan data tanggal
22 s.d 23 Januari 2019
- Sebelum Trans Jawa tersambung Ruas Semarang-Batang belum beroperasi
Berikut disampaikan paska implementasi tariff diskon selama 2 (dua) bulan :
1. Diberlakukan tarif tol capping (tarif maksimum) untuk masing-masing clutser
dengan pertimbangan:
a. Average Trip Length (ATL) dari masing-masing cluster atau
b. Menggunakan 75% dari total panjang jalan tol masing-masing cluster
(Cluster II jarak tempuh > 260Km; Cluster III jarak tempuh > 240 Km;
Cluster IV jarak tempuh >35 Km); berlaku seluruh asal tujuan dalam 1
cluster
10
2. Capping tarif tol tidak diberlakukan pada jalan tol Merak-Jakarta
(Tangerang-Merak, Jakarta-Tangerang, JORR, JIUT)
3. Capping tarif tol dikenakan pada ClusterI I (GT Palimanan- GT Kali
Kangkung),Cluster III (GT Banyumanik-GT Waru Gunung), Cluster IV (GT
Kejapanan Utama- GT Grati), kecuali jalan tol dalam kota (Semarang A B C
dan Surabaya Gempol)
4. Jangka waktu pemberlakuan capping tarif tol adalah selama 6 bulan
5. Pemberian capping tarif tol khusus pengguna jalan tol dengan saldo e-toll
cukup (tidak termasuk saldo kurang, e-toll tidak dapat dibacakan)
EVALUASI TARIF TOL
1. Pada saat Jasa Marga menjadi regulator sebelum pemberlakuan UU Jalan
tahun 2004, tarif tol tidak mengalami kenaikan, sehingga masyarakat
pengguna jalan secara tidak sadar terbiasa mendapat subsidi.
2. Pada tahun 2018, telah diberlakukan reclustering penggolongan tarif dari 5
golongan menjadi 3 golongan:
Golongan I
Golongan II dan III menjadi golongan II (sebelumnya tarif 2x golI, menjadi
1,5 x Gol I).
Golongan IV dan V menjadi golongan III (sebelumnya tarif 3x golI,
menjadi 2 X Gol I).
3. Pada ruas baru Trans jawa sudah diberlakukan capping tarif dari hasil tender
investasi.
Dari sebelumnya sesuai hasil tender untuk Golongan I antara Rp. 1100-
1200/km menjadi Rp. 1000/km.
Pada 4 tahun terakhir, pembangunan jalan tol dilaksanakan dengan masif
dengan regulasi yang baik mendukung investasi, sehingga panjang jalan tol baru
bertambah sangat signifikan. Masyarakat belum terbiasa untuk membayar tarif
tol dengan jarak jauh di Tol Trans Jawa.
Sesuai hasil diskusi dengan Pengamat Transportasi, Lembaga Konsumen dan
Pengusaha Angkutan Logistik terungkap bahwa armada logistik didesain untuk
beban muatan tinggi, bukan untuk kecepatan tinggi, sehingga sebagian angkutan
11
logistik tidak dapat memenuhi syarat kecepatan minimum di jalan tol .Jalan tol
pilihan alternatif bisa masuk tol tidak.
STUDI PENGARUH KENAIKAN TARIF TOL
Pada tahun 2000, Jasa Marga telah melakukan Penelitian Pengaruh Kenaikan
Tarif Tol Kendaraan Angkutan Barang terhadap Harga Barang melalui Pusat
Litbang Teknologi Prasarana Jalan Balai Teknik Lalu Lintas dan Transportasi
Struktur Biaya pada Perusahaan Barang dan Perusahaan Jasa Angkutan
12
SENSITIVITAS TARIF TOL TERHADAP BIAYA
TRANSPORTASI UNTUK BERBAGAI VARIAN JARAK
Rasio 1: Rasio Biaya Tol terhadap Biaya Transportasi (Rill)
Rasio 2: Rasio Biaya Tol terhadap Ongkos Angkutan
Contoh:
Untuk kendaraan dengan jarak tempuh pendek (0-200 km) dan kenaikan tarif
tol sebesar 10%, maka anak meningkatkan biaya transportasi sebesar 0,9%
dan ongkos angkutan sebesar 0,5%
SENSITIVITAS TARIF TOL TERHADAP BIAYA TRANSPORTASI UNTUK
BERBAGAI GOLONGAN BARANG
13
Catatan yang diberikan :
1. Jalan Tol Solo-Ngawi diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir
November 2018 lalu. Dengan panjang total 90,43 km, jalan tol ini telah
beroperasi sepenuhnya. Jalan Tol Solo-Ngawi menghubungkan Kabupaten
Boyolali, Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen
di Jawa Tengah, serta Kabupaten Ngawi di Jawa Timur. Diharapkan, tol ini
dapat memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat. Namun, selama
beberapa bulan beroperasi, jalan tol ini dinilai belum memberikan nilai
tambah, khususnya sektor logistik.
Persoalannya pada transportasi truk besar, karena hanya 0,8 persen. Dalam
hal ini, berarti jalan tol belum memberikan nilai tambah terkait dengan logistik,
karena harganya cukup tinggi. Sehingga yang memanfaatkan rata-rata
masih golongan I. saat ini diketahui, Golongan I masih mendominasi lalu
lintas Tol Solo-Ngawi yang mencapai 90 persen, sementara truk pengangkut
logistik termasuk dalam golongan III.
2. Penyelenggara jalan tol trans Jawa saat ini telah menerapkan tarif tol
sebesar Rp 1000 per kilometer (km), yang seharusnya normalnya Rp 1300
per km, namun Tol Solo-Ngawi masih dirasa mahal oleh masyarakat. Karena
pengguna jalan tol membandingkannya dengan jalan tol yang sudah lama
beroperasi, sementara Tol Solo-Ngawi ini tergolong investasi baru. Karena
sebagai contoh, misalnya tarif yang berlaku pada Tol Jagorawi. Tarif tol dari
Jakarta ke Bogor dengan jarak sekitar 40 km kini hanya Rp 6500.
Sehingga penyelenggara jalan tol harus memberikan sosialisasi kepada
masyarakat, bahwa secara psikologis tarif tol ini tidak mahal. Itu yang harus
bisa dijelaskan. Karena kalau dihitung secara kuantitatif, jalan tol lama
investasinya tidak sebesar sekarang. Ini yang harus bisa dirasionalkan.Perlu
ada Evaluasi dari berbagai sisi, apakah sampai akan mengubah harga atau
tidak, masih perlu dikaji karena variabel yang mempengaruhi jumlah tariff tol
itu banyak. Untuk saat sekarang ini hanya kesan psikologis masyarakat saja,
(tarif tol ini) terkesan mahal.
3. Belum lengkap nya salah satu fasilitas seperti rest area yang belum terwujud
semua. Walaupun sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah
diakomodir di rest area Tol Solo-Ngawi yang rencananya akan dibangun
sebanyak 8 rest area, sebagaimana ini menjadi bagian kesepakatan yang
harus dilaksanakan penyelenggara rest area.
14
Selain fasilitas rest area yang masih minim saat ini fasilitas lainnya yang
belum terpenuhi adalah fasilitas lampu penerangan juga masih minim sekali.
Masih kurang dan jauh dari standar keamanan. Standard security-nya masih
rendah fasilitas dan sarana prasarana jalan tol harus menjadi perhatian
operator jalan tol sebelum membuka jalan tol, karena ini menjadi faktor
keselamatan bagi penggunanya.
Sebagai tambahan terkait minimnya fasilitas jalan tol adalah masih minimnya
SPBU di rest area di jalan tol sepanjang 90 kilometer ini.
B. Kunjungan Pembangunan Fisik PMN TA 2015 Progress Revitalisasi Pabrik
Gula (PG) Mojo Sragen Jawa Tengah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX
Berdasarkan data dari Kementerian BUMN, PT PTPN IX mendapatkan PMN
sebesar Rp 1 Trilyun pada tahun 2015. Kunjungan Komisi VI DPR RI ke Pabrik
Gula (PG) Mojo guna membahas progress realisasi PMN TA 2015 yang telah
dikucurkan kepada PG Mojo di Sragen Jawa Tengah.
PENGGUNAAN DANA PMN TA 2015 - PTPN IX
DATA POKOK PMN
Peraturan Pemerintah PP No. 135 Tahun 2015 PP No. 137 Tahun 2015
Tahun Anggaran APBN TA 2015
Jumlah PMN Rp 900.000.000.000,- Rp 100.000.000.000,-
Tujuan Pemberian PMN Memperbaiki struktur permodalan, meningkatkan kapasitas usaha, mendukung industri gula nasional dan kedaulatan pangan
15
REALISASI PENGGUNAAN DANA PMN TA 2015 - PTPN IX
REVITALISASI PG MOJO
Sampai dengan saat ini progress pekerjaan Engineering Procurement and
Construction oleh kontraktor EPCC PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Sebagai
berikut:
Progress fisik s.d. saat ini sebesar 95,79%.
Progress pembayaran s.d. saat ini sebesar Rp 202,41 miliar (sebesar 90%
dari anggaran PG Mojo atau 20 % dari total dana PMN)
REVITALISASI PG RENDENG
Sampai dengan saat ini progress pekerjaan Engineering Procurement and
Construction oleh kontraktor Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. - PT.
Barata Indonesia (Persero) sebagai berikut:
Progress fisik s.d. saat ini sebesar 84,65%.
Progress pembayaran s.d. saat ini sebesar Rp 171,61 miliar (sebesar 76 %
dari anggaran PG Rendeng atau 17 % dari total dana PMN)
PEMBANGUNAN PG BARU
Saat ini sedang menunggu balasan atas surat ajuan kepada Pemegang Saham
terkait Perubahan Penggunaan Tambahan Dana PMN 2015 dari Pembangunan
PG Baru Comal Menjadi Peningkatan Kapasitas PG Sragi dan Peningkatan
Kehandalan PG Tasikmadu. Surat No.: RNB.06/227/9.8S/2018 19 Desember
2018
16
REKAP PROGRESS PMN
PROGRESS FISIK PMN PG MOJO
Kontrak No. : PDN.24.13/1/9.6S/2017
Jenis Pekerjaan : Perjanjian Kerja EPCC Revitalisasi Pabrik Gula Mojo-
Sragen
Tahun anggaran : PMN TA-2015
Tanggal Kontrak : 15 Maret 2017
Nilai Kontrak : Rp 224,9 miliar
Waktu Penyerahan : Mechanical Completion 27 Sept 2018
Commissioning musim giling 2019
Performance test pada giling 2019
BAST I tanggal 31 Juli 2019
EPCC : PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PMC : PT Indah Karya (Persero)
PROGRESS PEKERJAAN - OVERALL
(Rp. Juta)%
Anggaran
%
Kontrak % Fisik
Revitalisasi PG Mojo 225,000.00 224,900.10 202,410.09 89.96% 90.00% 95.79% 22,490.01 22,589.91
Revitalisasi PG Rendeng 225,000.00 224,778.40 171,613.81 76.27% 76.35% 84.65% 53,164.59 53,386.19
Pembangunan PG Baru 550,000.00 0.00% 0.00% 0.00% 0.00 550,000.00
Sub Total 1,000,000.00 449,678.50 374,023.90 37.40% 83.18% 75,654.60 625,976.10
Saldo dari
dana PMN
(Rp. Juta)
KegiatanAngaran
(Rp. Juta)
Nilai kontrak
Proyek
(Rp. Juta)
Realisasi s.d. 07 Februari 2019Saldo dari
Kontrak
(Rp. Juta)
17
PROGRESS FISIK PMN PG MOJO
Jumlah Pabrik Gula yang dimiliki oleh PTPN IX hingga saat ini, terdiri dari 5
(lima) Pabrik Gula yang memiliki kapasitas masing-masing yakni :
a. Pabrik Gula Pangka kapasitas 1.600 TCD
b. Pabrik Gula Sragi kapasitas 2.800 TCD
c. Pabrik Gula Rendeng kapasitas 3.000 TCD
d. Pabrik Gula Tasikmadu kapasitas 2.600 TCD
e. Pabrik Gula Mojo kapasitas 3.500 TCD
Sedangkan kondisi pabrik gula yang sudah beroperasi hingga saat ini meliputi :
1. Pabrik Gula Pangka
Umur peralatan sudah tua (tinggalan Belanda), efisiensi rendah
2. Pabrik Gula Sragi
Umur peralatan sudah tua dan sering mengalami kerusakan, efisiensi
rendah
3. Pabrik Gula Redeng
Dalam proses Revitalisasi
4. Pabrik Gula Tasikamadu
Umur peralatan sudah tua dan sering mengalami kerusakan, efisiensi
rendah
18
5. Pabrik Gula Mojo
Penyelesaian proses revitalisasi, connecting peralatan lama dan baru
Berdasarkan data dari Kementerian BUMN, PT PTPN IX mendapatkan PMN
sebesar Rp 1 Triliun pada tahun 2015,berikut realisasi penggunaan dana PMN
TA 2015 yang digunakan untuk pelaksanaan revitalisasi Pabrik Gula (PG) yang
berada di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX :
Realisasi Penggunaan Dana PMN 2015
Kegiatan Anggaran (Rp Juta)
Nilai Alokasi/ Kontrak Proyek
Realisasi s/d 13 Februari 2019 Saldo Dana PMN (Rp
Juta) Rp Juta %
Anggaran %
Kontrak % Fisik
Revitalisasi PG Mojo
225.000.000 224.900,10 202.410,09 89.96% 90.00% 95.79% 99.90
Revitalisasi PG Rendeng
225.000.000 224.778,40 171.613,81 76.27% 76.35% 84.65% 99.90
Pembangunan PG Baru
550.000.000 0.00% 0.00% 0.00% 550.000.000
Sub Total 1.000.000.000 446.678,50 374.023,90 37.40% 83,18% 550.321,50
Dana PMN yang dialokasikan untuk Proyek Revitalisasi PG Mojo sebesar Rp 225
Miliar terkontrak sebesar Rp 224,9 miliar. Saat ini saldo Dana PMN masih
tersimpan di rekening PTPN IX. Disampaikan pula bahwa tidak ada sumber dana
yang lain terkait proyek revitalisasi PG Mojo.
Kapasitas produksi giling tebu (Ton Cane Day) sebelum dan sesudah Revitalisasi
PG Mojo masih sama dikarenakan proyek revitalisasi belum selesai. Efektivitas
merevitalisasi pabrik lama dibandingkan dengan membangun pabrik baru:
Revitalisasi Pabrik Gula Interkoneksi antar peralatan lama (existing) dengan
yang baru membutuhkan waktu penyesuaian relatif lama.
Pabrik Gula Baru Desain konstruksi dikerjakan pada lahan khusus untuk
konstruksi dan bangunan yang keseluruhan baru (green field), berikut semua
peralatan penunjang pabrik gula (lebih efisien pembangunan pabrik gula baru
daripada revitalisasi pabrik gula)
Dalam kontrak dengan EPCC/Kontraktor, pada klausul guarantee performance,
kualitas guru yang diproduksi harus sesuai dengan SNI GKP 1. Karena
keseluruhan pembangunan alat proyeknya belum selesai pada giling tahun 2018,
maka kualitas gula yang dihasilkan belum sesuai dengan performa guarantee
pada dokumen proyek GKP 1, namun kualitas gulanya masih pada grade GKP
2.
19
Strategi dan upaya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX untuk memenuhi target
Revitalisasi Pabrik Gula khususnya PG Mojo sm.aat ini meliputi strategi on farm
dan off farm.
On Farm :
a. Meraih kepercayaan petani dengan penerapan Sistem Pembelian Tebu
b. Program Peningkatan Produktivitas dengan cara:
- Operasional excellent melalui best practice dan no compromise dalam
pelaksanaan SOP Budidaya Tanaman
- Monitoring dan pengawasan pekerjaan di kebun TS
- Membantu pengadaan pupuk TR dengan berkoordinasi dengan Dinas
daerah dan membantu mencarikan pupuk Non Subsidi)
- Program penjenjangan bibit dan bantuan bibit untuk TR
c. Peningkatan Kinerja Pabrik (On Farm + Off Farm) untuk bisa bersaing dengan
PG lain dan melaksanakan excellent service kepada petani.
d. Memfasilitasi Petani dan Perbankan untuk percepatan pencairan KUR
excellent service kepada petani.
e. Menerapkan Manajemen TMA sesuai SOP dan penerapan E-Farming (untuk
mengurangi overlapping TR).
f. Sosialisasi lahan perhutani kepada pesanggem dan alternatif petak pengganti
Off Farm
a. Efisiensi Energi
- Pembenahan Close Loop System
- Full Bleeding Konsisten
- Manajemen Air Kondensat
b. Efisiensi Biaya Operasional
- Pemanfaatan Peralatan dari PG BKO
c. Skema masak A-C-D secara konsisten
d. Mutu GKP sesuai SNI GKP 1
e. Impementasi SAP
Catatan :
1. Bahwasanya musim giling 2018 Pabrik Gula Mojo gagal memenuhi target
akibat mesin hasil revitalisasi belum bisa maksimal. Diharapkan untuk giling
bulan Mei 2019 besok PG Mojo mampu memberikan performance yang
opyimal. Karena kberhasilan revitalisasi PG Mojo akan menjadi tolak ukur
20
untuk revitalisasi Pabrik Gula (PG) – PG yang lainnya. Jika PG Mojo gagal
giling akan membawa dampak bagi petani tebu dan kinerja BUMN.
2. Komisi VI DPR RI akan melakukan pengawasan kepada PG-PG yang telah di
revitalisasi.Untuk mengetahui apakah revitalisasi Pabrik Gula merupakan
solusi.dan bukan sekedar menjanjikan Jika rendemen nya naik dan serapan
nya bagus berarti revitalisasi memang sebagai solusi namun jika tidak maka
revitalisasi gagal karena menjadi pemborosan.
III. PENUTUP
Demikian laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Propinsi Jawa
Tengah (Solo) pada Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2018 – 2019.
Jakarta, Februari 2019
Ketua Tim Kunker Komisi VI DPR RI,