LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2016
AUDITED
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
I
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai
tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Lembaga Administrasi Negara adalah salah satu entitas pelaporan sehingga
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan
keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini
telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi
keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna kepada
para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas /
pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Lembaga
Administrasi Negara. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan
informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, April 2017
Dr. Adi Suryanto, M.Si
NIP 196912081994031001
II
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii I
Daftar Isi II
Daftar Tabel iv Ringkasan 1 III
Pernyataan Telah Direviu IV
Pernyataan Tanggungjawab V
Lampiran dan Daftar VI
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3 3
II. Neraca 4 4
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 5 7
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 20
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 34
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 78
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 84
F. Pengungkapan Penting Lainnya 90
5
II
III
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 21
Tabel 2 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 21
Tabel 3 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 24
Tabel 4 Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016 24
Tabel 5 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015 25
Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 25
Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015 27
Tabel 8 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 31
Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2016 dan
2015
32
Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2016
dan 2015
32
Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2016 dan
2014
33
Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 33
Tabel 13 Perbandingan Kas di Bendahara Penerimaan TA 2016 dan 2015 34
Tabel 14 Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2016 dan 2015 35
Tabel 15 Perbandingan Rincian Piutang PNBP TA 2016 dan 2015 36
Tabel 16 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih 38
Tabel 17 Perbandingan Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 39
Tabel 18 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 64
Tabel 19 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 72
Tabel 20 Rincian Koreksi Nilai Persediaan 84
Tabel 21 Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Tahun 2016 85
III
IV
LAMPIRAN
Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi, Akumulasi Penyusutan/Amortisasi dan
Nilai Buku Aset Tetap
Kajian Lembaga Administrasi Negara Tahun 2016
Daftar Rekening Lembaga Administrasi Negara Tahun 2016
Rekap Mahasiswa STIA S1 dan S2 Tahun 2016
Daftar Skripsi dan Tesis STIA Tahun 2016
VI
IV
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
LAPORAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2016
Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara untuk tahun anggaran
2016 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2016, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan untuk
periode yang berakhir pada tanggal tersebut. Semua informasi yang dimuat dalam laporan
keuangan adalah merupakan penyajian manajemen Lembaga Administrasi Negara.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang lingkup yang jauh
lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi
pendapat semacam itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan
keuangan yang kami sebutkan di atas disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
Jakarta, 21 April 2017
Inspektur
Dra. Etty Kurniasih, M.Si Nip.195802171986032001
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JL Veteran No 10, JAKARTA 10110
TELEPON 021 3544021-6, FAXIMILE 0213848792,3520260
V
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran,
(b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung
jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan
secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 25 April 2017
Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si NIP 196912081994031001
-1-
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya,
yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan
31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar
Rp73.390.921.159,00 atau mencapai 100,53 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar
Rp73.007.560.000,00.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2016 adalah sebesar Rp268.162.463.444,00 atau mencapai 95,15
persen dari alokasi anggaran sebesar Rp281.839.971.000,00.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31
Desember 2016.
Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp934.793.651.639,00 yang terdiri
dari: Aset Lancar sebesar Rp6.619.169.638,00, Aset Tetap (neto) sebesar Rp926.507.764.434,00 dan
Aset Lainnya (neto) sebesar Rp1.666.717.567,00.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp4.512.030.100,00 dan Rp930.281.621.539,00.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi,
surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa,
dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode
sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp72.909.372.275,00, sedangkan jumlah beban
adalah sebesar Rp276.135.480.713,00 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai
Rp203.226.108.438,00. Kegiatan Non Operasional dan Pos - Pos Luar Biasa masing-masing sebesar
Rp(191.494.250,00) dan Rp(0,00) sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar
Rp203.417.602.688,00.
-2-
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar
Rp938.229.898.160,00, Defisit-LO sebesar Rp203.417.602.688,00, ditambah dengan koreksi – koreksi
sebesar Rp(1.121.260.642,00) dan transaksi antar entitas senilai total Rp196.590.586.709,00,
sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp930.281.621.539,00.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi
yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31
Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan
menggunakan basis akrual.
- 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
31 DESEMBER 2015
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 73.007.560.000,00 73.390.921.159,00 100,53 62.436.528.102,00
JUMLAH PENDAPATAN 73.007.560.000,00 73.390.921.159,00 100,53 62.436.528.102,00
BELANJA B.2
Belanja Operasi 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15 254.103.537.001,00
Belanja Pegawai B.3 105.456.523.000,00 103.997.899.664,00 98,62 96.216.356.094,00
Belanja Barang B.4 158.938.821.000,00 148.027.517.584,00 93,13 130.757.062.212,00
Belanja Modal B.5 17.444.627.000,00 16.137.046.196,00 92,50 27.130.118.695,00
JUMLAH BELANJA 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15 254.103.537.001,00
% thd AnggCATATANURAIAN31 DESEMBER 2016
- 4 -
II. NERACA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 CATATAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015
Kas di Bendahara Penerimaan C.1 - 16.000.000,00
Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 3.576.103.679,00 3.453.157.494,00
Piutang Bukan Pajak C.3 214.777.332,00 -
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.4 (1.073.886,00) -
Piutang Bukan Pajak Netto C.5 213.703.446,00 -
Persediaan C.6 2.829.362.513,00 2.592.236.360,00
Jumlah Aset Lancar 6.619.169.638,00 6.061.393.854,00
Tanah C.7 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00
Peralatan dan Mesin C.8 163.186.572.711,00 154.768.566.174,00
Gedung dan Bangunan C.9 458.833.652.138,00 453.244.053.091,00
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.10 6.272.611.127,00 6.272.611.127,00
Aset Tetap Lainnya C.11 4.469.312.727,00 4.301.672.327,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.12 (217.349.250.582,00) (197.275.875.585,00)
Jumlah Aset Tetap 926.507.764.434,00 932.405.893.447,00
ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud C.13 3.780.223.900,00 4.016.166.100,00
Aset Lain-Lain C.14 1.676.851.325,00 1.062.225.211,00
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.15 (3.790.357.658,00) (893.237.257,00)
Jumlah Aset Lainnya 1.666.717.567,00 4.185.154.054,00
JUMLAH ASET 934.793.651.639,00 942.652.441.355,00
-
Utang Kepada Pihak Ketiga C.16 3.602.330.221,00 3.456.855.480,00
Pendapatan Diterima di Muka C.17 715.332.750,00 689.769.811,00
Utang Jangka Pendek Lainnya C.18 194.367.129,00 275.917.904,00
4.512.030.100,00 4.422.543.195,00
Ekuitas C.19 930.281.621.539,00 938.229.898.160,00
JUMLAH EKUITAS 930.281.621.539,00 938.229.898.160,00
934.793.651.639,00 942.652.441.355,00
URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASET
ASET TETAP
ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN
- 5 -
`III. LAPORAN OPERASIONAL
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
CATATAN 2016 2015
D.1
Penerimaan Negara Bukan Pajak 72.909.372.275,00 61.440.867.943,00
72.909.372.275,00 61.440.867.943,00
Beban Pegawai D.2 103.826.329.661,00 96.237.652.198,00
Beban Persediaan D.3 3.387.263.356,00 9.552.242.696,00
Beban Barang dan Jasa D.4 116.032.766.091,00 90.198.879.529,00
Beban Pemeliharaan D.5 11.462.856.718,00 13.775.259.066,00
Beban Perjalanan Dinas D.6 17.232.574.645,00 15.129.694.809,00
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 1.143.663.810,00 1.511.041.162,00
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 23.048.952.546,00 23.265.662.060,00
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 1.073.886,00 (755.841,00)
276.135.480.713,00 249.669.675.679
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (203.226.108.438,00) (188.228.807.736)
D.10
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 243.275.331,00 72.950.000,00
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 433.525.350,00 1.474.507.518,00
Pendapatan Dari Kegatan Non Operasional Lainnya 123.964.541,00 -
Beban Dari Kegatan Non Operasional Lainnya 125.208.772,00 -
SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (191.494.250,00) (1.401.557.518)
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (203.417.602.688,00) (189.630.365.254)
- -
SURPLUS/DEFISIT LO (203.417.602.688,00) (189.630.365.254)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN
PENDAPATAN
- 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
EKUITAS AWAL E.1 938.229.898.160,00 933.383.632.421,00
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (203.417.602.688,00) (189.630.365.254,00)
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar E.3
Penyesuaian Nilai Aset E.3.1 - 176.998.856,00
Koreksi Nilai Persediaan E.3.2 31.050.000,00 -
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.3.3 (1.349.021.256,00) 130.213.812,00
Koreksi Lain - Lain E.3.4 196.710.614,00 629.559.428,00
JUMLAH (1.121.260.642,00) 936.772.096,00
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 196.590.586.709,00 193.539.858.897,00
EKUITAS AKHIR E.5 930.281.621.539,00 938.229.898.160,00
URAIAN CATATAN 2016 2015
- 7 -
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Lembaga Administrasi Negara
Dasar
Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang mengemban amanah untuk
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, dituntut untuk menjadi contoh (role
model) bagi reformasi administrasi diharapkan mampu membuktikan diri sebagai
organisasi pemerintah berkinerja tinggi. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun
2008 tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013
tentang Lembaga Administrasi Negara merupakan lembaga pemerintah non
kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui
menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi. Lembaga Administrasi Negara mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara.
Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang
Lembaga Administrasi Negara membawa konsekuensi perubahan organisasi
(restrukturisasi) dan tata kerja yaitu dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Administrasi Negara.
Reorganisasi yang telah dilaksanakan LAN memantapkan peran LAN secara
lebih solid untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan tata kelola pemerintahan
di Indonesia, khususnya melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN dan
perbaikan kebijakan. Kebijakan yang tertuang dalam Perpres No. 57 Tahun 2013
tentang Lembaga Administrasi Negara (LAN) memberikan kesempatan bagi LAN untuk
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menyelenggarakan
fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang administrasi
negara;
2. Pengkajian administrasi Negara di bidang kebijakan reformasi administrasi,
desentralisasi dan otonomi daerah, sistem administrasi Negara, dan hukum
administrasi negara;
3. Pengembangan inovasi administrasi Negara di bidang tata pemerintahan, pelayanan
publik serta kelembagaaan dan sumberdaya aparatur;
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
- 8 -
4. Pemberian fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi Pemerintah di
bidang administrasi negara;
5. Pembinaan, penjaminan mutu, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya aparatur negara;
6. Pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi kewenangan LAN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Pengembangan kapasitas administrasi negara; dan
8. Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya.
Dukungan kebijakan lain, antara lain dengan terbitnya Undang-Undang Nomor
5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan kesempatan bagi LAN untuk
berkiprah sesuai dengan mandat dalam kebijkan tersebut. LAN berpotensi besar untuk
menyukseskan pelaksanaan reformasi birokrasi. Reformasi sumber daya aparatur
negara dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan, pelatihan, pendampingan
terhadap aparatur sipil negara di Indonesia. Dalam era desentralisasi, peran daerah
semakin kuat dalam tugasnya sebagai penyedia layanan publik terdekat. Terkait dengan
hal ini, terbuka kesempatan bagi LAN untuk berperan dalam memberikan dorongan
kepada instansi-instansi daerah untuk melakukan reformasi pelayanan publik melalui
program-program yang inovatif.
LAN yang telah ditunjuk sebagai instansi Pembina jabatan fungsional analis
kebijakan juga memiliki peran strategis dalam meningkatkan tata kualitas kebijakan di
Indonesia dengan melakukan pembinaan analis kebijakan. Keberadaan seorang analis
kebijakan di Indonesia saat ini belum optimal dalam pelaksanaan proses kebijakan
publik. Padahal, salah satu kegagalan implementasi kebijakan di Indonesia selama ini
dikarenakan masih kurangnya pemahaman para pembuat kebijakan dan berbagai
kelemahan dalam formulasi kebijakan yang kurang didukung dengan analisis kebijakan
yang baik. Dengan mandat yang diberikan pada LAN, membuka kesempatan untuk
berkontribusi dalam perbaikan kualitas kebijakan publik melalui pembinaan analis
kebijakan.
Renstra Lembaga Administrasi Negara 2015-2019 mencakup berbagai upaya
Lembaga Administrasi dalam melaksanakan amanat pembentukan organisasi Lembaga
Administrasi Negara yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya visi dan misi
nasional pada Pemerintahan hasil Pemilihan Presiden Tahun 2014.
- 9 -
Untuk mewujudkan tujuan diatas Lembaga Administrasi Negara berkomitmen
dengan visi “Menjadi rujukan bangsa dalam pembaharuan Administrasi Negara”.
Misi Lembaga Administrasi Negara adalah memberikan kontribusi nyata dalam
pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi negara guna
mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui :
1. Pengembangan Inovasi Administrasi Negara;
2. Pengkajian Kebijakan;
3. Pembinaan dan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara;
4. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Administrasi.
Berdasarkan sembilan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum
Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan Lembaga Administrasi Negara didasarkan
pada Visi Nasional untuk membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan prioritas nasional, Visi tersebut
diimplementasikan salah satunya dengan menjalankan agenda reformasi birokrasi
secara konsisten. Oleh karena itu, sejalan dengan tugas dan fungsi yang diemban
Lembaga Administrasi Negara, Kebijakan dalam Renstra 2015-2019 Lembaga
Administrasi Negara ini diarahkan pada:
Meningkatnya kualitas hasil kebijakan
Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme ASN
Meningkatnya pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi Negara
Terwujudnya pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, tata laksana, dan SDM
aparatur LAN yang profesional, serta akuntabilitas lembaga
Adapun Strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk
memujudkan agenda tersebut adalah melalui:
Peningkatan kualitas kebijakan
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN
Pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi negara
Pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, tata laksana, dan SDM Aparatur LAN yang
profesional serta akuntabilitas lembaga
Peraturan Presiden No. 57 tahun 2013 menjadi acuan penyusunan struktur LAN baru.
Adapun struktur baru terdiri atas:
- 10 -
1) Sekretariat Utama
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksananakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan LAN.
a. Koordinasi kegiatan di lingkungan LAN;
b. Koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkungan LAN;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi di lingkungan LAN;
d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/kekayaan negara;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
2) Deputi Bidang Kajian Kebijakan
Deputi Bidang Kajian Kebijakan mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian reformasi admnistrasi, sistem
administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi
daerah, serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan.
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan di bidang pengkajian reformasi administrasi, sistem administrasi
negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah
serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengkajian dan
pelaksanaan kebijakan reformasi administrasi, sistem administrasi negara
dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta
pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala.
3) Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya
aparatur, serta pembinaan jabatan fungsional Widyaiswara.
Fungsi :
- 11 -
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan sumberdaya aparatur
serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara;
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pendidikan dan
pelatihan aparatur serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara; dan
c. Melaksanakan tugas lain yang terkait yang diberikan oleh kepala.
4) Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan pengembangan inovasi administrasi negara di bidang
tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya
aparatur.
Secara lebih rinci, Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
menyelenggarakan fungsi:
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan inovasi administrasi negara di bidang tata pemerintahan,
pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur.
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi inovasi administrasinegara di
bidang tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan
sumberdaya aparatur, dan
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala.
Sekolah Ilmu Administrasi Negara (STIA LAN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 100 Tahun 1999 jo Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI
Nomor 535 Tahun 1999 adalah perguruan tinggi kedinasan yang bertanggungjawab
kepada Kepala LAN dengan menyelenggarakan program pendidikan akademik dan
profesional di bidang Ilmu Administrasi Negara bagi pegawai negeri.
Berdasarkan peran dan mandat STIA LAN yang dijabarkan dalam tugas pokok dan
fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian tugas Lembaga Administrasi Negara,
dirumuskan Visi STIA LAN sebagai cerminan gambaran peran dan kondisi yang ingin
diwujudkan di masa depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya
pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan sistem pendidikan tinggi dibidang
ilmu administrasi bagi Aparatur Negara yang meliputi pegawai ASN/PNS, anggota
TNI/POLRI, pegawai BUMN/D, anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya di
wilayah Indonesia Bagian Timur, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
- 12 -
Rincian jumlah satker pada masing-masing Eselon I adalah sebagai berikut :
No Eselon I Satker
1 Lembaga Administrasi Negara 8
8Jumlah
Implementasi
Akuntansi
Pemerintahan
Berbasis Akrual
Tahun 2016
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek
keuangan yang dikelola oleh Lembaga Administrasi Negara. Laporan Keuangan ini
dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga.
Basis
Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Lembaga Administrasi Negara menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan
penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas
untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi
dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal
ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Lembaga
Administrasi Negar dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan
menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang
menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah.
- 13 -
Kebijakan
Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-
dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh
suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan
yang ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara. Disamping itu, dalam
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut:
Pendapatan-
LRA
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-
LO
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada saat Pendapatan
terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk sumber daya ekonomi dan/ atau
pada saat timbulnya hak atas pendapatan, yaitu sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Diklat setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung secara proporsional antara nilai dan periode waktu
sewa.
- 14 -
o Pendapatan SPP diakui setelah penyelenggaraan perkuliahan telah diterima
oleh mahasiswa
o Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan.
o Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
- 15 -
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI
pada tanggal neraca.
Piutang diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan / Ganti Rugi apabila
telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung
Jawab Mutlak dan / atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa
yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian
yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa
diukur dengan andal.
- Berdasarkan Surat Edaran dari Kementerian Keuangan nomor S-
5660/PB.6/2016 tanggal 19 Juli 2016 tentang Kebijakan Akuntansi dalam
Rangka Penyusunan LKKL.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net
realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang
tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan
pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut .
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo
0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100% 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara/DJKN
- 16 -
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal
neraca dikalikan dengan :
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah
raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus
ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya
berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah
yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai
dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak
sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), atau masa kegunaannya
telah berakhir direklasifikasi ke aset lain – lain pada pos aset lainnya.
Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari neraca pada saat penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
Penyusutan
Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
- 17 -
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah
atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan
kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap
akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset
Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat
Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada
Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah
sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Aset Lainnya
d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan
piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak
Berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua
belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas
yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
- 18 -
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode
garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat
tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa
Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak
Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa
manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
Software Komputer 4 tahun
Franchise 5 tahun
Lisensi, Hak Paten Sederhada, Merk, Desain
Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
10 tahun
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten
Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman
Semusim
20 tahun
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan 25 tahun
Hak Cipta atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi
Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser
Fonogram
50 tahun
Hak Cipta atas Ciptaan Gol. I 70 tahun
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
- 19 -
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang
Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang
Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode.
Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan
Ekuitas
- 20 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Lembaga Administrasi Negara telah mengadakan revisi Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA Awal. Hal ini disebabkan oleh adanya
program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai
dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut
berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut :
Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan) Serta
Pendapatan dan Penjualan
2.249.850.000,00 2.249.550.000,00
Pendapatan Jasa 38.145.967.000,00 50.083.360.000,00
Pendapatan Pendidikan 18.342.750.000,00 20.674.650.000,00
58.738.567.000,00 73.007.560.000,00
Belanja Pegawai 97.573.495.000,00 105.456.523.000,00
Belanja Barang 160.029.411.000,00 158.938.821.000,00
Belanja Modal 15.543.577.000,00 17.444.627.000,00
273.146.483.000,00 281.839.971.000,00
Belanja
Jumlah Belanja
Jumlah Pendapatan
2016Uraian
Pendapatan
Sedangkan apabila dilihat dari program Lembaga Administrasi Negara maka
perubahannya adalah sebagai berikut :
Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
LAN
173.301.361.000,00 174.271.728.000,00
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur LAN
13.450.000.000,00 12.841.586.000,00
Program Pengkajian Administrasi
Negara dan Diklat Aparatur Negara
86.395.122.000,00 94.726.657.000,00
Total Belanja 273.146.483.000,00 281.839.971.000,00
ProgramTA 2016
Realisasi Pendapatan Rp73.390.921.159,00
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada dengan 31 Desember 2016
adalah sebesar Rp73.390.921.159,00 atau mencapai 100,53 % dari estimasi
pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp73.007.560.000,00.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Lembaga Administrasi Negara
adalah sebagai berikut:
- 21 -
Tabel 1 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan 2.249.550.000,00 3.038.793.302,00 135,08
Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan Jasa 50.083.360.000,00 49.609.861.000,00 99,05
Pendapatan Pendidikan 20.674.650.000,00 20.532.010.009,00 99,31
Pendapatan Iuran dan Denda - 9.165.300,00 0,00
Pendapatan Lain-Lain - 201.091.548,00 0,00
Jumlah 73.007.560.000,00 73.390.921.159,00 100,53
Uraian
TA 2016
Anggaran Realisasi % Real Angg.
Realisasi Pendapatan untuk periode sampai dengan TA 2016 dibandingkan dengan
TA 2015 terdapat kenaikan sebesar 17,54%. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
pendapatan dari penyelenggaraan Diklatpim dan pendapatan dari pendidikan (SPP
Mahasiswa STIA).
Tabel 2 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015
REALISASI REALISASI
TA 2016 TA 2015
3.038.793.302,00 3.599.166.645,00 (15,57)
Pendapatan Jasa 49.609.861.000,00 40.486.712.181,00 22,53
Pendapatan Pendidikan 20.532.010.009,00 17.610.500.000,00 16,59
Pendapatan Iuran dan Denda 9.165.300,00 6.580.676,00 39,28
Pendapatan Lain-lain 201.091.548,00 733.568.600,00 (72,59)
Jumlah 73.390.921.159,00 62.436.528.102,00 17,54
URAIAN
NAIK
(TURUN)
%Pendapatan dari
Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindatanganan) serta
B.1.1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtangan) serta Pendapatan dari Penjualan
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a
Pendapatan Dari Penjualan Peralatan dan Mesin
0,00
21.994.333,00
17.000.000,00
b Pendapatan Dari Pemindahtanganan BMN lainnya
0,00
221.280.998,00
55.950.000,00
c Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan
2.170.450.000,00
2.783.517.971,00
3.526.216.645,00
d Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin
79.100.000,00
12.000.000,00
0,00
Jumlah 2.249.550.000 ,00 3.038.793.302 ,00
3.599.166.645,00
Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan)
serta Pendapatan dari Penjualan adalah sebesar Rp3.038.793.302,00 atau 135,08%
dari estimasi pendapatannya sebesar Rp2.249.550.000,00.
- 22 -
B.1.2 Pendapatan Jasa
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi Masing- Masing Kementerian dan Pendapatan DJBC
50.083.360.000,00
49.640.122.000,00
40.486.712.181,00
Jumlah 50.083.360.000,00 49.640.122.000,00
40.486.712.181,00
Pengembalian Pendapatan 0,00 30.261.000,00 0,00
Jumlah Netto 50.083.360.000,00 49.609.861.000,00 40.486.712.181,00
Realisasi Pendapatan Jasa adalah senilai Rp49.609.861.000,00 atau 99,05% dari
estimasi pendapatannya senilai Rp50.083.360.000,00. Bila dibandingkan realisasi TA
2015, realisasi TA 2016 ini mengalami kenaikan senilai Rp9.123.148.819,00 atau
22,53%. Kenaikan pendapatan jasa disebabkan diantaranya bertambahnya kegiatan
penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) dan bertambahnya kegiatan
penilaian kompetensi.
Pada pengelolaan pendapatan TA 2016, terdapat pengembalian pendapatan senilai
Rp30.261.000,00. Pengembalian pendapatan tersebut merupakan pengembalian atas
kelebihan penyetoran 1 (satu) orang peserta Diklat Pepemimpinan tingkat II pada
satker PKP2A III LAN.
B.1.3 Pendapatan Pendidikan
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Pendapatan Uang Pendidikan
17.451.400.000,00 17.426.560.003,00
16.827.250.000,00
b Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat dan Akhir Pendidikan
1.433.050.000,00
1.388.900.006,00
545.250.000,00
c Pendapatan Pendidikan Lainnya
1.790.200.000,00
1.716.550.000,00
238.000.000,00
Jumlah 20.674.650.000,00 20.532.010.009,00
17.610.500.000,00
Realisasi Pendapatan Pendidikan adalah sebesar Rp20.532.010.009,00 atau 99,31%
dari estimasi pendapatannya sebesar Rp20.674.650.000,00. Bila dibandingkan dengan
TA 2015 realisasi pendapatan pendidikan TA 2016 mengalami kenaikan sebesar
Rp2.921.510.009,00 atau 16,59%. Hal ini disebabkan diantaranya pengenaan tarif dan
jenis PNBP baru berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 2016, berupa penerimaan seminar
proposal tesis S2 dan ujian laporan akhir skripsi S1 dan tesis S2 serta penerimaan uang
wisuda yang menambah jumlah pendapatan uang ujian masuk, kenaikan tingkat dan
- 23 -
akhir pendidikan yang ditetapkan per tanggal 15 April 2016
B.1.4 Pendapatan Iuran dan Denda
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintahan
0,00
9.165.300,00
6.580.676,00
Jumlah 0,00 9.165.300,00
6.580.676,00
Pendapatan Iuran dan Denda sebesar Rp9.165.300,00 terdapat pada satker PKP2A III
LAN sebesar Rp6.402.400,00 merupakan pembayaran denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pengadaan peralatan dan mesin berupa kursi sofa dan satker
PKP2A IV LAN sebesar Rp2.762.900,00 merupakan pembayaran denda keterlambatan
Pekerjaan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Kantor PKP2A IV LAN. Bila
dibandingkan dengan TA 2015 realisasi pendapatan iuran dan denda TA 2016
mengalami kenaikan sebesar Rp2.584.624,00 atau 39,28%.
B.1.5 Pendapatan Lain-Lain
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL
0,00
180.443.257,00
434.009.528,00
b Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL
0,00
13.518.787,00
220.912.000,00
c Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL
0,00
2.748.570,00
0,00
d Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan
0,00
0,00
41.400.000,00
e Pendapatan Anggaran Lain-Lain
0,00
4.380.934,00
37.247.072,00
Jumlah 0,00
201.091.548,00
733.568.600,00
Realisasi Pendapatan Lain-Lain TA 2016 sebesar Rp201.091.548,00 terjadi penurunan
jika dibandingkan dengan realisasi TA 2015 sebesar Rp532.477.052,00 atau 72,59%.
Realisasi Belanja
Rp268.162.463.444,00
B.2 BELANJA
Realisasi belanja Lembaga Administrasi Negara per 31 Desember 2016 adalah
sebesar Rp268.162.463.444,00 atau 95,15 % dari anggaran belanja sebesar
Rp281.839.971.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja per 31 Desember 2016
tersaji sebagai berikut:
- 24 -
Tabel 3 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016
Anggaran Realisasi% Real
Angg.
Belanja Pegawai 105.456.523.000,00 104.018.893.032,00 98,64
Belanja Barang 158.938.821.000,00 148.319.439.683,00 93,32
Belanja Modal 17.444.627.000,00 16.137.046.196,00 92,50
Total Belanja Kotor 281.839.971.000,00 268.475.378.911,00 95,26
Pengembalian Belanja - (312.915.467,00)
Total Belanja 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15
Uraian
TA 2016
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016
ANGGARAN REALISASI
Program Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya LAN
174.271.728.000,00 169.519.666.779,00 97,27
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur LAN
12.841.586.000,00 11.850.510.561,00 92,28
Program Pengkajian Administrasi
Negara dan Diklat Aparatur Negara
94.726.657.000,00 86.792.286.104,00 91,62
Total Belanja 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15
PROGRAMTA 2016
%
Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,53% dibandingkan pada
tahun 2015. Hal ini disebabkan antara lain :
1. Kenaikan Tunjangan Kinerja menjadi 70% sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 129 tahun 2015 yang mulai berlaku untuk pembayaran tunjangan kinerja
pada bulan Juli 2015.
2. Adanya pembayaran gaji ke 14.
3. Peningkatan belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.
-
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja ModalAnggaran Realisasi
- 25 -
Tabel 5 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015
URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015NAIK
(TURUN) %
Belanja Pegawai 103.997.899.664,00 96.216.356.094,00 8,09
Belanja Barang 148.027.517.584,00 130.757.062.212,00 13,21
Belanja Modal 16.137.046.196,00 27.130.118.695,00 (40,52)
Jumlah Belanja 268.162.463.444,00 254.103.537.001,00 5,53
Belanja Pegawai
Rp103.997.899.664,00
B.3 Belanja Pegawai
Ralisasi belanja pegawai TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp103.997.899.664,00 dan Rp96.216.356.094,00.
Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015
Uraian Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015NAIK
(TURUN)%
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 60.692.615.772,00 57.005.881.385,00 6,47
Belanja Lembur 470.269.000,00 415.845.000,00 13,09
Belanja Pegawai (Tunjangan
Khusus/kegiatan) dan Transito42.856.008.260,00 39.061.274.161,00
-
Jumlah Bruto 104.018.893.032,00 96.483.000.546,00 7,81
Pengembalian Belanja (20.993.368,00) (266.644.452,00) (92,13)
Jumlah Netto 103.997.899.664,00 96.216.356.094,00 8,09
B.3.1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Gaji Pokok PNS
39.058.205.000,00 38.942.026.760,00 35.452.004.680,00
b Belanja Pembulatan Gaji PNS
593.000,00 554.695,00 706.783,00
c Belanja Tunj. Suami/Istri PNS
2.672.472.000,00 2.662.941.674,00 2.563.903.010,00
d Belanja Tunj. Anak PNS
765.600.000,00 758.768.257,00 730.882.550,00
e Belanja Tunj. Struktural
2.441.412.000,00 2.437.050.000,00 2.463.090.000,00
f Belanja Tunj. Fungsional
3.254.366.000,00 3.195.475.000,00 3.051.615.000,00
g Belanja Tunj. PPh PNS
719.356.000,00 667.925.326,00 1.040.234.902,00
h Belanja Tunj. Beras PNS
2.000.435.000,00 1.995.436.560,00 1.966.379.060,00
i Belanja Uang Makan PNS
5.825.380.000,00 5.329.178.000,00 5.396.416.000,00
j Belanja Tunj. Umum PNS
1.112.230.000,00 1.102.515.000,00 1.151.645.000,00
Belanja Tunj. Profesi Dosen
2.666.114.000,00 2.594.140.500,00 2.299.077.800,00
l Belanja Tunj. Kehormatan Profesor
1.055.993.000,00 1.006.604.000,00 889.926.600,00
Jumlah Bruto 61.572.156.000,00 60.692.615.772,00 57.005.881.385,00
Pengembalian 0,00 (19.222.915,00) (109.096.745,00)
Jumlah Netto 61.572.156.000,00 60.673.392.857,00 56.896.784.640,00
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS tahun 2016 dianggarkan sebesar
- 26 -
Belanja Barang Rp148.027.517.584,00
Rp61.572.156.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai
Rp60.673.392.857,00 atau 98,54%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015
maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp3.776.608.217,00 atau
6,64%.
B.3.2 Belanja Uang Lembur
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Uang Lembur 592.004.000,00
470.269.000,00
415.845.000,00
Jumlah Bruto 592.004.000,00
470.269.000,00
415.845.000,00
Pengembalian 0,00
0,00
(1.586.800,00)
Jumlah Netto 592.004.000,00
470.269.000,00
414.258.200,00
Belanja lembur dianggarkan sebesar Rp592.004.000,00 dan realisasi netto Per
TA 2016 mencapai Rp470.269.000,00 atau 79,44%. Bila dibandingkan dengan
realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami peningkatan sebesar
Rp56.010.800,00 atau 13,52%.
B.3.3 Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan)
43.292.363.000,00
42.856.008.260,00
39.061.274.161,00
Jumlah Bruto 43.292.363.000,00
42.856.008.260,00
39.061.274.161,00
Pengembalian 0,00
(1.770.453,00)
(155.960.907,00)
Jumlah Netto 43.292.363.000,00
42.854.237.807,00
38.905.313.254,00
Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito dianggarkan sebesar
Rp43.292.363.000,00 dan realisasi netto Per 31 Desember 2016 mencapai
Rp42.854.237.807,00 atau 98,99%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015,
maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp3.948.924.553,00 atau
10,15%.
B.4 Belanja Barang
Realisasi belanja barang TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp148.027.517.584,00 dan Rp130.757.062.212,00. Realisasi tersebut mengalami
kenaikan 5,53% dari realisasi belanja barang TA 2015. Hal ini disebabkan antara
lain bertambahnya jumlah kegiatan yang dilakukan diikuti dengan peningkatan
belanja barang untuk mendukung rencana strategis.
- 27 -
Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Barang
TA 2016 dan 2015
Belanja Brg Persediaan 1.874.213.052,00 8.047.867.024,00 -
Belanja Jasa 27.592.672.125,00 24.588.844.239,00 12,22
Belanja Pemeliharaan 14.367.799.162,00 14.616.798.179,00 (1,70)
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 16.881.547.992,00 14.652.533.166,00 15,21
Belanja Perjalanan Luar Negeri 374.772.194,00 477.311.643,00 (21,48)
Belanja Barang Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
- 155.184.200,00 (100,00)
Belanja Barang Lainnya Utk Diserahkan
Kpd Masy/Pemda
1.545.528.291,00 615.573.500,00 151,07
Jumlah Bruto 148.319.439.683,00 130.771.670.212,00 13,42
Pengembalian Belanja (291.922.099,00) (14.608.000,00) 1.898,37
Jumlah Netto 148.027.517.584,00 130.757.062.212,00 13,21
18.055.702.370,00 17,37
30,12 64.490.721.332,00 49.561.855.891,00 Belanja Barang Non Operasional
Belanja Barang Operasional
Uraian REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015 NAIK(TURUN)%
21.192.185.535,00
B.4.1 Belanja Barang Operasional
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a. Belanja Keperluan Perkantoran
19.026.550.000,00
18.961.360.883,00
15.753.267.891,00
b. Belanja Penambah DayaTahan Tubuh
268.620.000,00
233.118.500,00
370.115.380,00
c. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
828.559.000,00
133.391.925,00
147.419.599,00
d. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
1.840.490.000,00
1.824.040.000,00
1.724.940.000,00
e. Belanja Operasional Lainnya
75.225.000,00
40.274.227,00
59.959.500,00
Jumlah Bruto 22.039.444.000,00
21.192.185.535,00
18.055.702.370,00
Pengembalian 0,00
(2.544.982,00)
0,00
Jumlah Netto 22.039.444.000,00
21.189.640.553,00
18.055.702.370,00
Belanja Barang Operasional dianggarkan sebesar Rp22.039.444.000,00 dan
realisasi netto TA 2016 mencapai Rp21.189.640.553,00 atau 96,14%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami
kenaikan sebesar Rp3.133.938.183,00 atau 17,36%.
B.4.2 Belanja Barang Non Operasional
TA 2016
TA 2015
- 28 -
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Bahan
b Belanja Honor Output Kegiatan
c Belanja Barang Non Operasional Lainnya
27.242.552.000,00
21.101.143.000,00
21.787.928.000,00
24.663.333.828,00
18.338.705.000,00
21.488.682.504,00
12.233.648.129,00
19.640.573.500,00
17.687.634.262,00
Jumlah Bruto 70.131.623.000,00
64.490.721.332,00
49.561.855.891,00
Pengembalian 0,00
(272.108.650,00)
(14.458.000,00)
Jumlah Netto 70.131.623.000,00
64.218.612.682,00
49.547.397.891,00
Belanja Barang Non Operasional dianggarkan sebesar Rp70.131.623.000,00
dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp64.218.612.682,00 atau 91,57%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami
kenaikan sebesar Rp14.943.323.441,00 atau 30,12%.
Kenaikan tersebut dihasilkan diantaranya penambahan pelaksanaan kegiatan
pada TA 2016 sehingga menuntut terpenuhinya kebutuhan belanja barang non
operasional.
B.4.3 Belanja Barang Persediaan
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Brg Persediaan Brg Konsumsi
1.899.210.000,00 1.854.914.052 ,00 8.047.867.024 ,00
b. Belanja Brg Persediaan
Pita Cukai, Materai & Leges
19.300.000,00
19.299.000,00
0,00
Jumlah Bruto 1.918.510.000,00
1.874.213.052 ,00
8.047.867.024 ,00
Pengembalian 0,00
0,00
(0,00)
Jumlah Netto 1.918.510.000,00
1.874.213.052,00
8.047.867.024 ,00
Belanja Barang Persediaan dianggarkan sebesar Rp1.918.510.000,00 dan
realisasi netto TA 2016 mencapai Rp1.874.213.052,00 atau 97,69%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami
penurunan senilai Rp6.173.653.972,00 atau 76,71%.
Penurunan tersebut disebabkan antara lain adanya perubahan akun belanja
sebagai dampak dari kebijakan penata usahaan persediaan di lingkungan LAN
serta implementasi surat Kementerian Keuangan S970/PB/2014 Tentang
Perubahan Akun Persediaan tanggal 29 Desember 2014.
B.4.4 Belanja Jasa
TA 2016
TA 2015
- 29 -
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Langganan Listrik 8.756.387.000,00
8.242.050.887,00
8.890.409.381,00
b Belanja Langganan Telepon
568.733.000,00
409.600.492,00
508.924.228,00
c Belanja Langgaanan Air 1.091.748.000,00
1.076.385.260,00
689.753.290,00
d Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya
511.930.000,00
493.005.865,00
379.191.120,00
e Belanja Sewa 1.545.216.000,00
1.420.329.621,00
1.276.782.220,00
f Belanja Jasa Profesi 16.971.400.000,00
15.938.100.000,00
12.830.250.000,00
g Belanja Jasa Lainnya 13.200.000,00
13.200.000,00
13.534.000,00
Jumlah Bruto 29.458.614.000,00
27.592.672.125,00
24.588.844.239,00
Pengembalian 0,00
(7.300.000,00)
0,00
Jumlah Netto 29.458.614.000,00
27.585.372.125,00
24.588.844.239,00
Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp29.458.614.000,00 dan realisasi netto Per
TA 2016 mencapai Rp27.585.372.125,00 atau 93,64%. Bila dibandingkan
dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar
Rp2.996.527.886,00 atau 12,19%.
Kenaikan tersebut dihasilkan diantaranya penambahan pelaksanaan kegiatan
pada TA 2016 sehingga menuntut terpenuhinya kebutuhan belanja barang jasa.
B.4.5 Belanja Pemeliharaan
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
5.122.201.000,00
4.817.823.380,00
6.141.304.468,00
b Belanja Brg Persediaan Pemeliharaan Gedung & Bangunan
833.095.000,00
737.564.552,00
582.599.700,00
c Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
8.146.384.000,00
7.608.806.990,00
7.166.864.911,00
d Belanja Brg Persediaan Pemeliharaan Peralatan & Mesin
1.314.158.000,00
1.203.604.240,00
726.029.100,00
Jumlah Bruto 15.415.838.000,00
14.367.799.162,00
14.616.798.179,00
Pengembalian 0,00
(1.214.818,00)
0,00
Jumlah Netto 15.415.838.000,00
14.366.584.344,00
14.616.798.179,00
Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp15.415.838.000,00 dan realisasi netto Per
TA 2016 mencapai Rp14.366.584.344,00 atau 93,19%. Bila dibandingkan
dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami penurunan
sebesar Rp250.213.835,00 atau 1,71%.
B.4.6 Belanja Perjalanan Dalam Negeri
- 30 -
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Perjalanan Biasa 13.325.221.000,00
12.674.451.592,00
12.407.064.166,00
b Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
1.278.035.000,00
1.100.962.400,00
857.530.000,00
c Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
2.920.577.000,00
2.694.900.000,00
1.294.005.000,00
d Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
413.114.000,00
411.234.000,00
93.934.000,00
Jumlah Bruto 17.936.947.000,00
16.881.547.992,00
14.652.533.166,00
Pengembalian 0,00
(8.753.649,00)
(150.000,00)
Jumlah Netto 17.936.947.000,00
16.872.794.343,00
14.652.383.166,00
Belanja Perjalanan Dalam Negeri dianggarkan sebesar Rp17.936.947.000,00
dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp16.872.794.343,00 atau 97,07%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami
kenaikan sebesar Rp2.220.411.177,00 atau 15,15%.
B.4.7 Belanja Perjalanan Luar Negeri
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a Belanja Perjalanan Biasa Luar Negeri
184.164.000,00
134.401.000,00
229.969.547,00
b Belanja Perjalanan Lainnya Luar Negeri
259.397.000,00
240.371.194,00
247.342.096,00
Jumlah Bruto 443.561.000,00
374.772.194,00
477.311.643,00
Pengembalian 0,00
0,00
0,00
Jumlah Netto 443.461.000,00
374.772.194,00
477.311.643,00
Belanja Perjalanan Luar Negeri dianggarkan sebesar Rp443.461.000,00 dan
realisasi netto TA 2016 mencapai Rp374.772.194,00 atau 84,49%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami
penurunan sebesar Rp102.539.449,00 atau 21,48%.
B.4.8 Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a
Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
0,00
0,00
155.184.200,00
Jumlah Bruto 0,00
0,00
155.184.200,00
Pengembalian 0 ,00
0 ,00
0,00
Jumlah Netto 0,00
0,00
155.184.200,00
Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat pada tahun
- 31 -
Belanja Modal Rp16.137.046.196,00
2016 tidak dianggarkan.
B.4.9 Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
TA 2016
TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
a
Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
1.594.284.000,00
1.545.528.291,00
615.573.500,00
Jumlah Bruto 1.594.284.000,00
1.545.528.291,00
615.573.500,00
Pengembalian 0,00
0,00
0,00
Jumlah Netto 1.594.284.000,00
1.545.528.291,00
615.573.500,00
Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat dianggarkan
sebesar Rp1.594.284.000,00 dan realisasi netto TA 2016 sebesar
Rp1.545.528.291,00 atau 96,94%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015,
maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp929.954.791,00 atau
151,07%.
B.5 Belanja Modal
Realisasi belanja modal TA 2016 dan 2015 adalah masing - masing sebesar
Rp16.137.046.196,00 dan Rp27.130.118.695,00. Belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi belanja modal mengalami penurunan sebesar Rp10.993.072.499,00
atau 40,52 % pada TA 2016 dibandingkan TA 2015 disebabkan antara lain
adanya penurunan pagu anggaran untuk belanja modal karena adanya
tuntutan pelaksanaan prioritas nasional sebagai penyejawantaan program
Nawacita
Rincian belanja modal disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 8 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015
URAIAN TA 2016 TA 2015 naik(turun)%
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin9.307.296.335,00 12.527.223.629,00 (25,70)
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan6.437.458.361,00 13.660.811.550,00 (52,88)
Belanja Modal Jaringan - 145.946.000,00 (100,00)
Belanja Modal Lainnya 392.291.500,00 798.262.516,00 (50,86)
Jumlah Bruto 16.137.046.196,00 27.132.243.695,00 (40,52)
Pengembalian Belanja - 2.125.000,00 100,00
Jumlah Netto 16.137.046.196,00 27.130.118.695,00 (40,52)
B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
- 32 -
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk TA 2016 dan TA 2015
adalah masing - masing Rp9.307.296.335,00 dan Rp12.527.223.629,00.
Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin
TA 2016 dan 2015
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015Naik
(Turun) %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 9.632.236.000,00 9.307.296.335,00 12.476.973.629,00 (25,40)
Belanja Penambahan Nilai Peralatan
dan Mesin - - 50.250.000,00 100,00
Jumlah Belanja Kotor 9.632.236.000,00 9.307.296.335,00 12.527.223.629,00 (25,70)
Pengembalian Belanja Modal - - - -
Jumlah Belanja 9.632.236.000,00 9.307.296.335,00 12.527.223.629,00 (25,70) Belanja Modal Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar
Rp9.632.236.000,00 dan realisasi netto TA mencapai Rp9.307.296.335,00
atau 96,63%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA
2016 mengalami penurunan sebesar Rp3.219.927.294,00 atau 25,70%.
B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk TA 2016 dan TA 2015
adalah masing – masing sebesar Rp6.437.458.361,00 dan
Rp13.658.686.550,00.
Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan
TA 2016 dan 2015 URAIAN JENIS BELANJA Anggaran TA 2016 TA 2015
Naik
(Turun) %
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1.260.080.000,00 1.185.746.319,00 3.190.237.650,00 (62,83)
Bel. Penambahan Nilai Gedung &
Bangunan 6.144.961.000,00 5.251.712.042,00 10.470.573.900,00 (49,84)
Jumlah Belanja Kotor 7.405.041.000,00 6.437.458.361,00 13.660.811.550,00 (52,88)
Pengembalian Belanja Modal - - (2.125.000,00) 100,00
Jumlah Belanja 7.405.041.000,00 6.437.458.361,00 13.658.686.550,00 (52,87) Belanja modal gedung dan bangunan dianggarkan sebesar
Rp7.405.041.000,00 dan realisasi netto mencapai Rp6.437.458.361,00 atau
86,93%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi Per TA
2016 mengalami penurunan sebesar Rp7.221.228.189,00 atau 52,87%.
B.5.3 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan untuk TA 2016 dan TA 2015
adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp145.946.000,00.
Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
- 33 -
TA 2016 dan TA 2015
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran TA 2016 TA 2015Naik
(Turun) %
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - - 145.946.000,00 100,00
Jumlah Belanja Kotor - - 145.946.000,00 100,00
Pengembalian Belanja Modal - - - -
Jumlah Belanja - - 145.946.000,00 100,00 Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan pada tahun 2016 tidak dianggarkan.
B.5.4 Belanja Modal Lainnya
Realisasi modal lainnya untuk TA 2016 dan TA 2015 adalah masing – masing
sebesar Rp392.291.500,00 dan Rp798.262.516,00.
Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya
TA 2016 dan TA 2015
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran TA 2016 TA 2015Naik
(Turun) %
Belanja Modal Lainnya 407.350.000,00 392.291.500,00 798.262.516,00 (50,86)
Jumlah Belanja Kotor 407.350.000,00 392.291.500,00 798.262.516,00 (50,86)
Pengembalian Belanja Modal - - - -
Jumlah Belanja 407.350.000,00 392.291.500,00 798.262.516,00 (50,86)
Belanja modal lainnya dianggarkan sebesar Rp407.350.000,00 dan realisasi
netto mencapai Rp392.291.500,00 atau 96,30%. Bila dibandingkan dengan
realisasi TA 2015, maka realisasi Per TA 2016 mengalami penurunan sebesar
Rp405.971.016,00 atau 50,86%.
- 34 -
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Ringkasan neraca per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai
berikut:
URAIAN TA 2016 TA 2015
Aset Lancar 6.619.169.638,00 6.061.393.854,00
Aset Tetap 926.507.764.434,00 932.405.893.447,00
Aset Lainnya 1.666.717.567,00 4.185.154.054,00
Jumlah Aset 934.793.651.639,00 942.652.441.355,00
Kewajiban Jangka Pendek 4.512.030.100,00 4.422.543.195,00
Ekuitas 930.281.621.539,00 938.229.898.160,00
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 934.793.651.639,00 942.652.441.355,00
Aset Lancar Rp6.619.169.638,00
Aset Lancar
Jumlah aset lancar per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 sebesar
Rp6.619.169.638,00 dan Rp6.061.393.854,00.
Rincian aset lancar adalah sebagai berikut :
Jenis TA 2016 TA 2015
Kas di Bendahara Penerimaan - 16.000.000,00
Kas Lainnya dan Setara Kas 3.576.103.679,00 3.453.157.494,00
Piutang Bukan Pajak 214.777.332,00 -
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak (1.073.886,00) -
Piutang Bukan Pajak Netto 213.703.446,00 -
Persediaan 2.829.362.513,00 2.592.236.360,00
Jumlah 6.619.169.638,00 6.061.393.854,00
Kas di Bendahara Penerimaan Rp0,00
C.1 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2016 dan 31
Desember 2015 adalah sebesar masing - masing Rp0,00 dan Rp16.000.000,00
yang meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah
tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari
pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Tabel 13 Perbandingan Kas di Bendahara Penerimaan TA 2016 dan 2015
Keterangan TA 2016 TA 2015
Rekening Bank - 16.000.000,00
Jumlah - 16.000.000,00
Pada periode per 31 Desember 2016 tidak terdapat kas dibendahara
penerimaan.
Saldo kas di bendahara penerimaan pada periode per 31 Desember 2015
terdapat pada satker STIA LAN Jakarta senilai Rp16.000.000,00 terdiri dari
pendapatan uang pendidikan (SPP) program sarjana dan program magister senilai
Rp14.000.000,00 dan pendapatan ujian masuk kenaikan tingkat pendidikan akhir
- 35 -
senilai Rp2.000.000,00. Atas saldo kas dibendahara penerimaan yang terdapat
pada rekening BPn 019 STIA LAN Jakarta dengan nomor rekening
0969.01.000001.30.9 telah disetorkan ke kas negara pada tanggal 4 Januari 2016
dan 5 Januari 2016 dengan rincian :
No. Jenis Setoran Jumlah Setoran No. NTPN
1 SPP Mahasiswa Program Magister 12.000.000,00 7ADBC42OEVIMVQK2
3 Ujian Seleksi Calon Mahasiswa 500.000,00 7E6E742OLLP82PK2
4 SPP Mahasiswa Program Sarjana 2.000.000,00 7FA1D44IMPFL78CI
5 Ujian Seleksi Calon Mahasiswa 1.500.000,00 A3F8144J2NACM9CI
JUMLAH 16.000.000,00
Kas Lainnya dan Setara Kas Rp3.576.103.679,00
C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2016 dan 31
Desember 2015 masing-masing sebesar Rp3.576.103.679,00 dan
Rp3.453.157.494,00. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara
pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara
kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka
waktu 3 bulan atau kurang atau lebih sejak tanggal pelaporan.
Tabel 14 Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
TA 2016 dan 2015 Keterangan TA 2016 TA 2015
Kas Lainnya Dibendahara Pengeluaran 3.576.103.679,00 3.453.157.494,00
Jumlah 3.576.103.679,00 3.453.157.494,00
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2016 Per 31 Desember 2015
Pajak Tunjuangan Kinerja Bln Desember 2016 194.367.129,00 -
Tunjangan Kinerja Bln Desember 2016 Yang Belum
Dibagikan Kepada Pegawai 3.381.736.550,00 -
Pajak Tunjuangan Kinerja Bln Desember 2015 - 276.795.391,00
Tunjangan Kinerja Bln Desember 2015 Yang Belum
Dibagikan Kepada Pegawai - 3.095.879.865,00
Tunjangan Sertifikasi Dosen Bulan Desember 2015 78.324.915,00
Pajak Yang Belum Disetor 2.157.323,00
Jumlah 3.576.103.679,00 3.453.157.494,00
Saldo kas lainnya dan setara kas terdapat pada satker LAN Jakarta merupakan
Tunjangan Kinerja Bulan Desember 2016 sebesar Rp3.381.736.550,00 yang telah
dibagikan kepada pegawai tanggal 11 Januari 2017. Dan untuk pajak tunjangan
kinerja bulan Desember 2016 sebesar Rp194.367.129,00 telah disetorkan pada
kas negara pada tanggal 11 Januari 2017 NTPN E2C351E43RDUID7I .
- 36 -
Piutang Bukan Pajak Rp214.777.332,00
C.3 Piutang Bukan Pajak
Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015
masing-masing adalah sebesar Rp214.777.332,00 dan Rp0,00 dengan rincian
sebagai berikut.
Tabel 15 Perbandingan Rincian Piutang PNBP TA 2016 dan 2015
Uraian TA 2016 TA 2015
Piutang Lainnya 214.777.332,00 -
Jumlah 214.777.332,00 -
Piutang Lainnya pada Lembaga Administrasi Negara antara lain piutang lainnya
atas pengembalian belanja pegawai dan belanja barang tahun 2016 yang
dikembalikan atau disetorkan ke kas negara setelah tanggal neraca. Pencatatan
piutang lainnya atas pengembalian belanja pegawai dan belanja barang TAYL ini
sesuai dengan Surat Edaran dari Kementerian Keuangan nomor S-
5660/PB.6/2016 tanggal 19 Juli 2016 tentang Kebijakan Akuntansi dalam Rangka
Penyusunan LKKL.
Rincian atas piutang lainnya adalah sebagai berikut :
- LAN Jakarta sebesar Rp182.746.132,00 terdiri dari :
Pengembalian Belanja Perjalanan Dinas Biasa-Luar Negeri sebesar
Rp7.134.452,00 yang telah disetorkan pada tanggal 16 Januari 2017 NTPN
046253RV1N0H4H22.
Pengembalian Belanja Uang Lembur Desember 2016 sebesar
Rp17.057.250,00 yang telah disetorkan pada Tanggal 10 Januari 2017 NTPN
18D288NE74ENRF2.
Pengembalian Belanja Uang Makan Desember 2016 sebesar
Rp59.347.000,00 yang telah disetorkan pada tanggal 10 Januari 2017 NTPN
019E188QEQ71VBF2.
Pengembalian Belanja Uang Makan an. Hari Baktio sebesar Rp397.800,00
yang telah disetorkan pada 01 Februari 2017 NTPN CA5101T19OEF0N4I.
Pengembalian Belanja Tunjangan Kinerja an. M. Rudiyanto sebesar
Rp799.550,00 yang telah disetorkan pada tanggal 19 Januari 2017 NTPN
5B39357TC35ICNBI.
Pengembalian Belanja Tunjangan Kinerja An. Syarifuddin Hidayat sebesar
- 37 -
Rp715.870,00 yang telah disetorkan pada tanggal 19 Januari 2017 NTPN
629E75B10POSD0BI.
Pengembalian Belanja Tunjangan Kinerja An. Indra Risni Utami sebesar
Rp4.648.116,00 yang telah disetorkan pada tanggal 19 Januari 2017 NTPN
BEDAB57UPPB72CBI.
Pengembalian Belanja Tunjangan Fungsional PNS an. Hari Baktio sebesari
Rp1.400.000,00 yang telah disetorkan pada tanggal 01 Februari 2017 NTPN
9372C1SU30S8LU4I.
Pengembalian Belanja Tunjangan Kinerja An. Syarifuddin Hidayat dan
M.Rudiyanto sebesar Rp3.579.350,00 dan Rp4.797.300,00 yang telah
disetorkan pada tanggal 27 Januari 2017 NTPN 465ABBR12UOHNFI.
Pengembalian Belanja Tunjangan Struktural an. Muzani M. Mansoer sebesar
Rp37.800.000,00 yang telah disetorkan pada tanggal 27 Januari 2017 NTPN
F8F848BTU766BNFI.
Pengembalian Belanja Tunjangan Kinerja an. Zulfarida sebesar
Rp1.703.341,00 yang telah disetorkan pada tanggal 13 Februari 2017 NTPN
FB03E6JRVPBC9OAI.
Pengembalian belanja atas belanja perjalanan dinas luar negeri sebesar
Rp7.557.440,00 terdiri dari :
a. Rp3.504.512,00 yang disetorkan pada tanggal 30 Maret 2017 NTPN
6F8722BPTI7BFOPI.
b. Rp4.052.928,00 yang disetorkan pada tanggal 3 April 2017 NTPN
6F8722BPTI7BFOPI.
Pengembalian belanja modal atas renovasi sarana ibadah (mesjid) sebesar
Rp35.808.663,00 yang disetorkan pada tanggal 3 April 2017 NTPN
CF4392BMDMRCKRPI.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp274.800,00 merupakan pengembalian belanja
pegawai TAYL (uang makan bulan Desember 2016) dan telah disetorkan ke kas
negara tanggal 4 Januari 2017 NTPN 1F7AC61VQRKBHQS2.
- PKP2A I LAN sebesar Rp16.586.400,00 merupakan pengembalian belanja
pegawai TAYL sebagai berikut :
Pengembalian uang makan sebesar Rp456.400,00 dan telah disetorkan ke
kas negara pada tanggal 5 Januari 2017 NTPN B8B6C4QKF2IICBKU.
- 38 -
Pengembalian tunjangan fungsional peneliti sebesar Rp15.650.000,00 dan
telah disetorkan ke kas negara pada tanggal 30 Januari 2017 NTPN
DE47C6OLM1HQ7SPE.
Pengembalian tunjangan fungsional humas sebesar Rp480.000,00 dan telah
disetorkan ke kas negara pada tanggal 30 Januari 2017 NTPN
569AD6OLNPDUMIPE.
- PKP2A II LAN sebesar Rp7.950.000,00 merupakan pengembalian belanja barang
sebagai berikut :
Pengembalian belanja perjalanan dinas sebesar Rp300.000,00 dan telah
disetorkan ke kas negara pada tanggal 26 Januari 2017 NTPN
A0DD60FBD4FGB1N9.
Pengembalian belanja honor output kegiatan untuk kelebihan
pembayaran jam wajib mengajar widyaiswara sebesar Rp7.650.000,00
yang telah disetorkan pada tanggal 31 Maret 2017 NTPN
1D9333MAH63KRQLP. Namun, pada bukti penerimaan negara
pengembalian yang disetorkan ke kas negara sebesar Rp9.000.000,00.
Terkait hal tersebut akan dilakukan perbaikan pada tahun 2017 dengan
berkoordinasi dengan KPPN.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp7.220.000,00 merupakan pengembalian belanja honor
output kegiatan untuk kelebihan pembayaran jam wajib mengajar widyaiswara
yang telah disetorkan pada tanggal 31 Maret 2017 NTPN 703153530JBNU9LO.
Penyisihan Piutang Tdk Tertagih – Piutang Lancar (Rp1.073.886,00)
C.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31 Desember 2016 dan
2015 adalah masing-masing sebesar (Rp1.073.886,00) dan Rp0,00. Penyisihan
piutang tak tertagih – piutang lancar adalah merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing –
masing debitur. Rincian penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan kategori
piutang disajikan sebagai berikut :
Tabel 16 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jangka Pendek Penyisihan Penyisihan
Piutang Bukan Pajak - -
Lancar 214.777.332,00 0,50% 1.073.886,00
Piutang Bukan Pajak Netto
C.5 Piutang Bukan Pajak Netto
- 39 -
Rp213.703.446,00 Piutang bukan pajak netto per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-
masing Rp213.703.446,00 dan Rp0,00 merupakan piutang bukan pajak bersih
setelah dikurangi penyisihan piutang tidak tertagih – piutang lancar.
Persediaan
Rp2.829.362.513,00
C.6 Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual,
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai
Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar
Rp2.829.362.513,00 dan Rp2.592.236.360,00 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 17 Perbandingan Rincian Persediaan TA 2016 DAN 2015
Persediaan TA 2016 TA 2015
Barang Konsumsi 1.612.194.615,00 1.779.025.520,00
Barang untuk Pemeliharaan 129.621.511,00 55.074.030,00
Suku Cadang 216.349,00 960.938,00
Pita Cukai, materai & leges 474.000,00 2.031.000,00
Brg Persediaan Lain Utk dijual atau Diserahkan Kepada Masyarakat 791.429.872,00 485.622.000,00
Bahan Baku 109.544.339,00 50.166.300,00
Persediaan Lainnya 185.881.827,00 219.356.572,00
Jumlah 2.829.362.513,00 2.592.236.360,00
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik.
C.6.1 Barang Konsumsi
Rincian saldo persediaan barang konsumsi pada Lembaga Administrasi Negara
TA 2016 dan TA 2015, sebagai berikut :
TA 2016
TA 2015
a. LAN Jakarta 912.281.909,00
1.069.478.261,00
b. STIA LAN Jakarta 292.589.172,00
297.718.416,00
c. STIA LAN Bandung 34.675.070,00
103.797.210,00
d. STIA LAN Makassar 78.443.500,00
82.838.500,00
e. PKP2A I LAN 99.416.000,00
118.642.150,00
f. PKP2A II LAN 101.834.977,00
32.348.750,00 g. PKP2A III LAN 13.139.833,00
11.941.993,00
h. PKP2A IV LAN 79.814.154,00
62.260.240,00
Jumlah 1.612.194.615,00 1.779.025.520,00
C.6.2 Barang Untuk Pemeliharaan
Rincian saldo persediaan bahan untuk pemeliharaan per pada Lembaga
Administrasi Negara, TA 2016 dan 2015, sebagai berikut :
TA 2016 TA 2015
a. LAN Jakarta 27.990.376,00
20.273.800,00
b. STIA LAN Jakarta 3.900.050,00
0,00
c. STIA LAN Bandung 0,00
48.000,00
d. STIA LAN Makassar 19.401.900,00
10.554.850,00
e. PKP2A I LAN 28.195.850,00
1.990.200,00
f. PKP2A II LAN 3.035.000,00
7.305.400,00 g. PKP2A III LAN 15.320.000,00
4.455.220,00
- 40 -
h. PKP2A IV LAN 31.778.335,00
10.446.560,00
Jumlah 129.621.511,00 55.074.030,00
C.6.3 Suku Cadang
Rincian saldo persediaan suku cadang pada Lembaga Administrasi Negara per
TA 2016 dan 2015 sebagai berikut :
TA 2016 TA 2015
a. PKP2A I LAN 216.349,00
960.938,00
Jumlah 216.349,00 960.938,00
C.6.4 Pita Cukai, Materai dan leges
Rincian saldo persediaan pita cukai, materai dan leges pada Lembaga
Administrasi Negara per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 sebagai
berikut :
TA 2016
TA 2015
a. PKP2A I LAN 474.000,00
2.031.000,00
Jumlah 474.000,00 2.031.000,00
C.6.5 Barang Persediaan Lainnya Untuk Dijual/Diserahkan Ke Masyarakat
Rincian saldo Barang Persediaan Lainnya Untuk Dijual / Diserahkan ke
Masyarakat pada Lembaga Administrasi Negara TA 2016 dan 2015 sebagai
berikut :
TA 2016
TA 2015
a. LAN Jakarta 477.589.780,00
145.329.535,00
b. STIA LAN Jakarta 179.480.925,00
138.708.125,00
c. STIA LAN Bandung 9.518.955,00
57.639.060,00
d. STIA LAN Makassar 0,00
15.300.000,00
e. PKP2A I LAN 68.315.212,00
58.049.600,00
f. PKP2A II LAN 0,00
36.655.680,00
g. PKP2A III LAN 28.925.000,00 10.030.000,00
h. PKP2A IV LAN 27.600.000,00 23.910.000,00
Jumlah 791.429.872,00 485.622.000,00
C.6.6 Bahan Baku
Rincian saldo persediaan bahan baku pada Lembaga Administrasi Negara TA
2016 dan 2015 sebagai berikut :
TA 2016
TA 2015
a. STIA LAN Jakarta 13.731.220,00 3.633.000,00
b. STIA LAN Makassar 7.200.000,00 19.600.000,00
c. PKP2A I LAN 4.161.300,00 0,00
d. PKP2A II LAN 59.919.319,00 4.128.000,00
e. PKP2A III LAN 19.963.800,00 15.365.300,00
f. PKP2A IV LAN 4.568.700,00 7.440.000,00
Jumlah 109.544.339,00 50.166.300,00
C.6.7 Persediaan Lainnya
- 41 -
Rincian saldo nilai persediaan lainnya pada Lembaga Administrasi Negara per
TA 2016 dan 2015 sebagai berikut :
TA 2016
TA 2015
a. LAN Jakarta 143.014.157,00
179.194.269,00
b. STIA LAN Makassar 8.597.500,00
71.900,00
c. PKP2A I LAN 5.147.780,00
2.090.053,00
d. PKP2A II LAN 19.053.110,00
25.017.015,00 e. PKP2A III LAN 10.069.280,00
12.891.118,00
f. PKP2A IV LAN 0,00
92.217,00
Jumlah 185.881.827,00 219.356.572,00
Aset Tetap Rp926.507.764.434,00
Aset Tetap
Jumlah aset tetap per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 sebesar
Rp926.507.764.434,00 dan Rp932.405.893.447,00.
Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2016 Per 31 Desember 2015
Tanah 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00
Peralatan dan Mesin 163.186.572.711,00 154.768.566.174,00
Gedung dan Bangunan 458.833.652.138,00 453.244.053.091,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 6.272.611.127,00 6.272.611.127,00
Aset Tetap Lainnya 4.469.312.727,00 4.301.672.327,00
Aset Tetap Sebelum Penyusutan 1.143.857.015.016,00 1.129.681.769.032,00
Akumulasi Penyusutan (217.349.250.582,00) (197.275.875.585,00)
Jumlah Aset Tetap 926.507.764.434,00 932.405.893.447,00
Tanah Rp511.094.866.313,00
C.7 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Administrasi Negara per 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp511.094.866.313,00
dan Rp511.094.866.313,00 dengan rincian sebagai berikut :
TA 2016
TA 2015
a. LAN Jakarta 448.730.059.600,00
448.730.059.600,00
b. STIA LAN Bandung 15.547.126.713,00
15.547.126.713,00
c. STIA LAN Makassar 16.434.000.000,00
16.434.000.000,00
d.. PKP2A II LAN 7.183.800.000,00
7.183.800.000,00
e.. PKP2A III LAN 1.939.000.000,00
1.939.000.000,00
h. PKP2A IV LAN 21.260.880.000,00
21.260.880.000,00
Jumlah 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00
Adapun bidang tanah yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :
a. Tanah seluas 51.265 m2 milik pemda atau instansi lain :
i. Tanah yang dipergunakan untuk perkantoran Pusat Kajian dan Pendidikan
dan Pelatihan Aparatur I LAN adalah tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dengan status hak pakai berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Barat No. 593/SK.997-PLK/95 tanggal 7 Juni 1995 bahwa
- 42 -
Pemerintah Provinsi Dati I Jawa Barat telah menyetujui status ijin
penggunaan tanah seluas + 5 ha di Desa Cikeruh Kecamatan Cikeruh,
Kabupaten Sumedang sebagai hak guna pakai. Sesuai dengan Sertifikat Hak
Pakai No. 8 Tahun 2007 bahwa Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN dapat menggunakan tanah tersebut selama dipergunakan
(Hak Guna Pakai), dalam hal ini Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN telah menindaklanjuti untuk pelimpahan tanah tersebut
menjadi Milik Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN
(Milik Pemerintah Republik Indonesia) sebagaimana tertuang dalam Surat
Permohonan Nomor. 420/XI/1/1/2008 tanggal 10 Juni 2008 tentang
peralihan status kepemilikan tanah. Dari pihak pemerintah Provinsi Jawa
Barat, Sekretaris Daerah menyampaikan surat No. 593/2065/PLK tanggal
10 Juli 2008 yang menyampaikan informasi bahwa pada saat itu
permohonan peralihan status belum dapat dipenuhi. Setelah itu ditindak
lanjuti kembali dengan surat permohonan hibah No. 332/XI/1/1/2011
tanggal 13 April 2011. Setelah surat permohonan disampaikan kepada
Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Barat, kemudian terbit Surat jawaban
No. 593/2520/Pbd tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan bahwa tanah
tersebut statusnya berubah dari Hak Guna Pakai menjadi Hak Pinjam Pakai.
Terkait dengan hal tersebut, maka Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN pada tanggal 17 Februari 2012 menyampaikan
surat permohonan untuk mendapatkan perjanjian Pinjam Pakai kepada
Gubernur Jawa Barat selaku pimpinan pemerintah di Pemerintahan
Provinsi Jawa Barat. Saat surat permohonan tersebut dalam proses
pengajuan, telah dilakukan rapat pembahasan mengenai status tanah
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN (fokus kepada
proses hibah tanah) dengan berbagai pihak terkait yaitu Biro Perlengkapan
Provinsi Jawa Barat, pihak DJKN Kementerian Keuangan dan KPKNL Kota
Bandung serta para pejabat struktural LAN pada tanggal 13 Mei 2012 di
Kantor Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN. Salah
satu hasil rapat memastikan bahwa proses pinjam pakai tanah Jatinangor
sedang diproses di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk hibah
bisa diajukan tetapi tetap pinjam pakai yang lebih diutamakan.
Pada tahun 2012 PKP2A I LAN telah mengirim Surat Perihal Permohonan
- 43 -
Hibah dari Sekretaris Utama LAN No. 1388/S.1/RTP.03.02/2012 tanggal 25
Juni 2012 kepada Gubernur Jawa Barat namun belum ada jawaban resmi
dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya PKP2A I LAN
ditawarkan oleh Pemda Jawa Barat untuk pinjam pakai selama 30 tahun,
LAN telah melakukan konsultasi ke Direktorasi PKNSI Kemenkeu melalui
surat Sekretaris Utama nomor 2902/K.1/RTP.03.2 tanggal 6 September
2013 yang dibalas surat PKNSI Kemenkeu nomor S-1992/KN.5/2013 tanggal
28 Oktober 2013 yang menyatakan bahwa usulan kerjasama pemanfaatan
yang merupakan pendayagunaan BMD berupa tanah Pemerintah Pemrov
Jawa Barat di Jatinangor yang saat ini dilakukan dengan mekanisme Pinjam
Pakai telah sesuai ketentuan, dan akhirnya Pinjam Pakai tanah telah
diperpanjang untuk masa 2 tahun berdasarkan Perjanjian antara Pemrov
Jawa Barat dengan LAN Nomor 593/64/Pbd(2/S.1/HKM.11.1) tanggal 19
Mei 2014, yang berakhir masa pinjam pakai per 19 Mei 2016. Setelah
Sestama mengirim surat nomor 857/S.1/RTB.02.3 tanggal 4 Maret 2016 ke
Sekda Provinsi Jawa Barat perihal Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan
Tanah (Pinjam Pakai), selanjutnya telah terbit Keputusan Gubernur Jawa
Barat Nomor 593/Kep.107-PBD/2016 tanggal 1 November 2016 tentang
Perjanjian Pinjam Pakai Tanah di Jalan Kiara Payung Nomor 4.7 Desa
Cilayung Kecamatan Jatinangor Daerah Sumedang Kepada PKP2A-I LAN
Republik Indonesia.
ii. Tanah seluas 1.265 m2yang berlokasi di Jl. Cimandiri No. 38 Bandung yang
dipergunakan untuk perkantoran STIA LAN Bandung, merupakan lahan
Sekretariat Negara. Penggunaan tanah ini didasarkan pada MOU No.
PERJ/41/Setneg/9/2001 antara LAN dengan Setneg yang berakhir 2011.
Melalui surat Kepala LAN No. 193/VIII/6/2010 tertanggal 08 Februari 2010.
LAN berupaya mengajukan permohonan kepada Menteri Sekretaris Negara
untuk menghibahkan tanah tersebut kepada LAN. Selanjutnya telah terbit
perjanjian penggunaan sementara tanah milik Sekretaris Negara RI antara
Kementerian Sekretaris Negara RI dengan Lembaga Adminisrasi Negara
Nomor Per 19/Kemsetneg/Sesmen/09/2011 tanggal 5 September 2011 dan
telah diperpanjang berdasarkan Perjanjian Penggunaan Sementara dari
Sekretaris Negara RI nomor PERJ-04/Kemensetneg/Sesmen/09/2013
tanggal 5 September 2013 yang akan berakhir tanggal 5 September 2015.
- 44 -
Pada bulan Juli tahun 2015, STIA LAN Bandung mengajukan kembali
permohonan perpanjangan penggunaan lahan dengan nomor surat
permohonan 4016/KS.1/RTR.03.2C/2015 yang langsung disampaikan
kepada Kemensesneg melalui /Up Bapak Masrukh.
Pada Bulan desember tahun 2015 kami mendapatkan surat pemanggilan
dari Kemensesneg mengenai kelanjutan penggunaan lahan tersebut,
dimana dari LAN diwakili oleh Bapak Sudardi (Biro Umum) dan Bapak
Samiaji (Kasubag BMN) dan dari STIA LAN Bandung Bapak Rhamdani
Priatna (Kabag Umum) dan Bapak Achmad Sodik (Kasubag TU dan RT).
Dari hasil pertemuan itu tanah Jl Cimandiri No 38 sepakat untuk
dihibahkan atau dialih setatuskan kepada STIA LAN Bandung dan sampai
sekarang masih dalam proses di Kementerian Keuangan.
Pada tanggal 27 Oktober 2016 LAN telah mendapatkan jawaban final dari
Kemensegneg yang ternyata belum bisa menyerahkan/alih status tanah
Jalan Cimandiri 38 Bandung ke LAN. Oleh karena itu LAN masih
memperpanjang status pinjam pakai tanah, oleh karena itu LAN masih
memperpanjang status pinjam pakai tanah. Selanjutnya Kemensetneg
telah menerbitkan Perjanjian Penggunaan Sementara Berupa Tanah antara
Kemensetneg dengan LAN Nomor PERJ-07/Kemensetneg /Ses/10/2016 I
9/S.1/HKM.03.2 tanggal 25 Oktober 2016.
b. Tanah LAN yang dikuasai oleh pihak lain :
i. Tanah Blok E seluas 3.555 m2 berdasarkan sertifikat nomor
09.01.06.09.4.00082 yang berlokasi di Jl. Administrasi II Pejompongan
Jakarta Pusat berstatus sebagai Aset Negara yang dikuasai oleh LAN sejak
tahun 1958 hingga sekarang dan dilaporkan sebagai kekayaan negara
kepada Kementerian Keuangan. Tanah tersebut diatas dikuasai oleh
pegawai Kejaksaan Agung sebagai perumahan dinas sejak tahun 1961
sampai dengan sekarang, LAN telah melakukan berbagai upaya untuk
melakukan pengalihan tanah tersebut melalui berbagai pertemuan
dengan Kejaksaaan Agung, DJKN dan penyampaian surat kepada pihak-
pihak terkait. Namun pihak Kejaksaan Agung sampai dengan akhir bulan
Desember 2009 belum menyampaikan hasil tindak lanjutnya, sehingga
Lembaga Administrasi Negara mengirimkan surat kepada Jaksa Agung
Republik Indonesia Nomor: 2044/VIII/7/3/2009 tanggal 31 Desember
- 45 -
2009 perihal Progres Perkembangan Pembebasan Perumahan Pegawai
Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di Pejompongan dan surat
yang ditujukan kepada Wakil Jaksa Agung RI Nomor 491/VII/7/3/2010
tanggal 19 Mei 2010. Kemudian untuk membantu penyelesaian tanah ini,
sudah dilakukan pertemuan pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011
bertempat di PPLPN LAN Pejompongan Jakarta Pusat antara LAN,
Kejaksaan Agung, BPK dan Penghuni komplek Kejaksaan Agung.
Hasil kesepakatan rapat ini sebagai berikut :
1. Pihak Kejaksaan Agung agar menindaklanjuti pertemuan ini dengan
meminta bukti-bukti/data-data penghunian rumah komplek
Kejaksaan Agung di Jalan Administrasi II Blok E Pejompongan
selambatnya akhir April 2011.
2. BPK mengusulkan kepada Kejaksaan Agung untuk segera
mengosongkan tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung tahun
2011.
3. Tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung di jalan Administrasi II
Blok E Pejompongan Jakarta adalah benar milik LAN dan pihak
Kejaksaan Agung mengakui bahwa tanah tersebut tidak tercatat di
aset Kejaksaan Agung.
Selanjutnya LAN sudah menyampaikan surat sebagai berikut :
1. Surat Kepala LAN kepada Jaksa Agung Nomor 1007/VIII/7/3/3/2011
tanggal 20 Oktober 2011 perihal Progres Perkembangan
Pembebasan Perumahan Pegawai Kejaksaan Agung yang menempati
Tanah LAN di Pejompongan.
2. Surat Sekretaris Utama Nomor 095/S.1/RTP.02.3 tanggal 26
September 2012, kepada Anggota Pembina Utama AKN3 BPK RI
perihal permohonan bantuan penyelesaian pembebasan perumahan
pegawai Kejaksaan Agung yang menempati tanah LAN di
Pejompongan.
Dari kedua surat tersebut sampai saat ini belum ada balasannya. Untuk
selanjutnya LAN menunggu rekomendasi dari BPK.
Pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2015 telah diadakan pertemuan
di ruang Kelas C Graha Wicaksana PPLPN yang dipimpin Kepala Biro
Umum, selain pihak LAN pertemuan dihadiri pihak Kejaksaan Agung,
- 46 -
Ketua RW dan RT, serta Kepolisian, tanpa dihadiri satupun warga
penghuni mess kejaksaan agung pejompongan padahal sudah diberi
undangan rapat oleh LAN. Sebelumnya dari Kejaksaan Agung juga sudah
menyampaikan surat nomor B-608/C.6/Cpl/11/2015 tanggal 30
Nopember 2015 kepada warga penghuni mess kejaksaan agung
pejompongan perihal pembebasan perumahan pegawai kejaksaan agung
yang menempati tanah LAN di pejompongan.
Pihak LAN telah memasang papa nama ‘’ Tanah Milik LAN’ mendapat
respon tegas dari penghuni meminta ada pertemuan kembali.
Progres selanjutnya Kejaksaan Agung Republik Indonesia menjawab
surat yang dkirimkan oleh Kepala LAN tertanggal 16 Agustus 2016 Nomor
2513/K.1/PTB.02.3 yang menyatakan akan mengembalikan tanah LAN
yang ditempati pegawai Kejaksaan Agung sesuai dengan surat tertanggal
12 Oktober 2016 perihal Pengembalian aset barang milik negara berupa
tanah. Namun dari pihak warga kejaksaan agung menyampaikan nota
tertanggal 10 November 2016 perihal penolakan terhadap penyerahan
tanah di blok E petamburan jakarta pusat tersebut kepada LAN.
Pada tanggal 5 Januari 2017 telah disampaikan surat Kepala LAN Nomor
15/K.1/RTB.02.3 perihal Permohonan Bantuan Pengosongan Aset BMN
Bangunan/Penghuni Diatas Tanah di Blok E Petamburan Jakarta Pusat
Milik Lembaga Administrasi Negara.
ii. Tanah seluas 1.500 m2 yang terletak di jalan tembus Hertasning (PKP2A II
LAN Makassar) terkena proyek jalan lingkar dan belum dapat dihapuskan
dari buku inventaris, karena tidak adanya dokumen yang dapat dijadikan
dasar untuk mengeluarkan dari buku inventaris. Dokumen
kepemilikannya masih berupa surat pernyataan pelepasan hak atas
tanah. Untuk menyelesaikan hal ini LAN sudah melakukan proses
pengurusan ke BPN Kota Makassar.
LAN mengirimkan surat kepada Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 22
Mei 2012 nomor 1194/K.I/RTP.03.2 perihal permasalahan tanah milik
PKP2A II LAN Makassar di Jalan Hertasning Makassar bahwa Pemda untuk
segera mengajukan permohonan persetujuan kepada Menteri Keuangan
selaku Pengelola Barang Milik Negara perihal pemindah tanganan BMN
milik PKP2A II LAN Makassar Kepada Pemerintah Pemda Sulawesi Selatan
- 47 -
dengan tindak lanjut penjualan ganti rugi, tukar menukar atau hibah dan
sampai laporan ini dibuat belum ada jawaban dari Pemda Sulawesi
Selatan.
Pada tahun 2014 pihak PKP2A-II LAN Makassar telah melakukan
persuratan ke KPKNL Makassar terkait persetujuan hibah tanah ke Pemda
Kota Makassar, selanjutnya pihak KPKNL Makassar menerus limpahkan ke
DJKN Pusat Jakarta.
Pihak PKP2A II LAN Makassar berkoordinasi dengan LAN Pusat dan kantor
DJKN Pusat terkait surat yang diterus limpahkan dari KPKNL Makassar ke
DJKN Pusat. Atas saran pembina DJKN maka pihak PKP2A-II Makassar
telah melakukan perubahan kodefikasi tanah dan proses penetapan
status penggunaan ke KPKNL Makassar, untuk selanjutnya akan dilakukan
alih status penggunaan tanah kepada Pemda Kota Makassar.
Penghibahan tanah ke Pemkot Makassar dalam proses persetujuan hibah
dari KPKNL Makassar yang dilakukan sejak tahun 2011. Dokumen
pendukung proses penghibahan tanah ke Pemkot Makassar telah
dilampirkan berupa Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah oleh
Pemkot Makassar ditandatangani Kepala BPKAD Kota Makassar nomor
900/419/BPKA/X/2014 tanggal 09 Oktober 2014, namun dikarenakan
karena proses yang lama surat Pernyataan Kesediaan Menerima Aset
dianggap kadaluarsa karena menurut KPKNL sudah melebihi masa
berlaku 6 bulan sehingga harus diperbaharui.
Selanjutnya berdasarkan hasil informasi kepada pihak KPKNL Makassar
tanggal 1 Maret 2017 diketahui bahwa pihak yang seharusnya
menandatangani surat pernyataan bersedia menerima hibah adalah
Walikota Makassar. Pihak Pemkot Makassar dan KPKNL Makassar terjadi
perbedaan persepsi mengenai penerima hibah tanah tersebut sehingga
proses persetujuan hibah tersebut belum dapat dilanjutkan. Penerima
hibah tanah seharusnya Sekretaris Kota Makassar selaku Pengelola
Barang Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun
2014.
Selanjutnya PKP2A-II Makassar meminta kesediaan Pemkot Makassar
untuk menerima hibah tanah secara tertulis. Surat Pernyataan bersedia
menerima hibah Oleh Pemkot Makassar sebenarnya telah ditandatangani
- 48 -
oleh Sekda kota Makassar tertanggal 3 Maret 2017. Namun setelah
dibawa ke KPKNL untuk pengurusan selanjutnya ternyata surat
pernyataan tersebut harus disertai dengan materai. Jadi dilakukan
pengurusan penandatanganan ulang. Namun karena kesibukan Sekda
Kota Makassar dan dalam proses penandatanganan ulang, Bidang Aset
pada BPKAD Pemkot Makassar meminta fotocopy tanda kepemilikan
tanah yang akan mereka terima untuk mengetahui lokasi dan titik
koordinat tanah yang akan mereka terima demi tertibnya aset.
Pada tanggal 30 Maret telah diserahkan fotocopy Surat Pelepasan Hak
yang merupakan satu satunya bukti kepemilikan yang dimiliki oleh PKP2A
II LAN. Surat Pelepasan Hak tersebut hanya mencantumkan nomor persil.
Surat pelepasan Hak tersebut telah diserahkan ke Bidang Aset.
Selanjutnya tanggal 3 April 2017 akan dilakukan pertemuan dengan
Kepala Bidang Aset sebagai tindaklanjut pengurusan hibah tersebut
c. Rumah/Tanah Pejompongan
Tanah seluas 5.424 M2 yang terletak di komplek LAN Blok E dan F Kampus
PPLPN LAN Pejompongan telah bersertifikat, Blok E sertifikat No. AD 619947,
tanggal 9 Oktober 1995 seluas 2.194 M2 dan Blok F sertifikat No. AD 619948,
tanggal 9 Oktober 1995 seluas 3.230 M2, dibangun rumah tempat tinggal
pegawai LAN atas biaya sendiri (ditempati oleh pegawai aktif Golongan II:
SATPAM, Pengemudi dan Pesuruh) berdasarkan Surat Ijin Untuk
Mempergunakan Tanah Negara Yang Dikuasai Oleh LAN
No.111.1/SEKLAN/4/80 tanggal 5 April 1980 dan Nomor 11.54/XI/1/1/1989
tanggal 17 Januari 1989. Tanah tersebut masih tercatat sebagai aset LAN,
belum dapat dihapuskan dari pembukuan barang inventaris LAN.
Pertimbangan tanah itu untuk dihapuskan antara lain :
1) Tanah tersebut tidak mungkin lagi dimanfaatkan untuk Tupoksi hasil dari
Kementerian Perumahan Rakyat;
2) Selama ini para penghuni belum pernah mendapatkan fasilitas
perumahan dari Negara.
Untuk menindaklanjuti proses penghapusan, LAN telah menyampaikan surat
kepada Menteri Keuangan RI No. 239/VIII/7/3/2003 tanggal 26 Maret 2003
perihal Penghapusan Tanah Milik Negara. Selanjutnya berdasarkan
tanggapan Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan No. S-
- 49 -
1728/A/2004 tanggal 26 April 2004 perihal Usul penghapusan kavling/tanah
milik Negara pada LAN sebagai berikut :
1) Hingga saat ini belum ada pedoman pelaksanaan lebih lanjut atas
ketentuan pada pasal 46 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara yang antara lain mengatur bahwa
pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan yang diperuntukkan bagi
pegawai negeri dapat dilakukan tanpa persetujuan DPR;
2) Sambil menunggu ditetapkannya pedoman pelaksanaan dimaksud, saat
ini sedang dilakukan proses penelitian secara menyeluruh terhadap
permohonan penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh
Departemen/ Lembaga yang diperuntukan bagi pegawai negeri;
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, usulan Saudara dimaksud saat ini
belum dapat kami pertimbangkan hingga menunggu selesainya proses atau
hasil sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 diatas.
Selanjutnya sesuai dengan informasi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan bahwa saat ini masih dalam proses inventarisasi,
penelitian dan penilaian aset BMN secara menyeluruh/nasional termasuk
terhadap permohonan penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh
Kementerian/Lembaga yang diperuntukkan bagi pegawai negeri, sehingga
hasilnya hingga saat ini masih menunggu proses hasil penelitian Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
Selanjutnya pada awal tahun 2017 akan dilakukan pendataan ulang terhadap
penghuni Tanah LAN di Blok D dan Blok F Pejompongan Jakarta Pusat.
Pada tanggal 31 Maret 2017 telah dilakukan pertemuan antara LAN dengan
Warga Penghuni Blok D dan F di Auditorium Graha Wicaksana untuk
menginformasikan tentang pendataan ulang, rapat dipimpin oleh Sestama.
Selanjutnya pada bulan April 2017, LAN telah melakukan Pendataan Ulang
terhadap warga yang menempati tanah LAN Blok D dan F Pejompongan.
d. Tanah seluas 300 M2 berikut bangunan diatasnya yang terletak di jalan Skarda
“N” (PKP2A II LAN), dokumen kepemilikannya masih berupa surat pernyataan
pelepasan hak atas tanah. Sampai laporan ini dibuat, status tanah tersebut
masih dalam proses pengurusan sertifikat ke BPN kota Makassar, dan setelah
dilakukan pengukuran ulang oleh pihak BPN Kota Makassar terdapat
ketidaksesuaian antara ukuran yang tertera dalam sertifikat induk dengan
- 50 -
hasil pengukuran fisik di lapangan oleh BPN, sehingga akan mengakibatkan
terbitnya dua sertifikat. Sementara masih menunggu penerbitan sertifikat
dengan luas 161 m2, dan sisa tanah yang tidak masuk dalam sertifikat induk
yang berukuran 178 m2. Pihak BPN Kota Makassar menyarankan untuk
membuat surat pernyataan kepemilikan yang diperkuat oleh Saksi-saksi dalam
hal ini para tetangga lokasi tanah dan diketahui oleh pemerintah setempat
dalam hal ini adalah Lurah Gunung Sari Kota Makassar. Saat ini masih
menunggu proses pengecekan fisik dari pihak Kelurahan Gunung Sari.
Selanjutnya PKP2A II LAN menyurat ke kantor BPN kota Makassar untuk
menerbitkan sertifikat dari sebagian tanah yang merupakan hasil pengukuran
BPN yang alas haknya sudah jelas, surat diterima oleh BPN pada tanggal 13
Maret 2017. Pada tanggal 29 Maret 2017 PKP2A-II LAN Makassar tidak
memiliki progress apapun karena pihak berwenang dalam hal ini bagian
pengukuran tidak di tempat. Setelah berkonsultasi dengan bagian pengesahan
sertifikat, mereka hanya menunggu berkas ukur dari bagian pengukuran untuk
bisa menerbitkan sertifikat. Pada tanggal 30 Maret 2017 pihak BPN kembali
menanyakan lokasi rumah dinas yang dimaksud karena petugas yang
melakukan pengukuran awal (tahun 2011) sudah tidak bertugas di BPN Kota
Makassar.
Tanggal 31 Maret 2017, dilakukan koordinasi dengan BPN, namun belum ada
progress. Untuk tanah seluas 178 m2, menurut pihak BPN alas haknya belum
jelas, selanjutnya telah dilakukan pengurusan ke pihak kelurahan Gunung Sari.
e. Pada Laporan BMN tercatat aset Tanah fasilitas umum (tanah bangunan
tempat tinggal lainnya) seluas 43.641 m2 yang berada di :
1. Jalan Administrasi II Pejompongan Kel. Petamburan, Kec. Tanah Abang
Jakarta Pusat seluas 34.088 m2 dengan bukti penguasaan tanah Bekas
Eigendom No. 6651.
2. Jalan Siaga Raya Pejaten I Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu Jakarta
Selatan seluas 3.516 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak
No. 132 tanggal 27 Agustus 1977.
3. Jalan H. Samali Pejaten II Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu Jakarta
Selatan seluas 1.816 m2 dengan bukti penguasaan tanah Akta Pelepasan
Hak No. 9 tanggal 2 Juni 1979 dan No. 111 tanggal 16 Agustus 1979.
4. Jalan Lembah Cirendeu Permai seluas 481 m2 dengan penguasaan tanah
- 51 -
AJB Perjanjian No.6 tanggal 8 Juni 1983.
5. Jalan Galuh Pisangan Cirendeu I Tangerang Selatan Jawa Barat seluas 1.714
m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No.28 tanggal 20
September 1983.
6. Jalan Muri Salim Pisangan Cirendeu II Tangerang Selatan Jawa Barat seluas
2.026 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No.24 tanggal
12 Juli 1985.
Tanah LAN yang tercatat di Neraca dengan peruntukan Tanah Bangunan Fasilitas
Tempat Tinggal Lainnya (Fasilitas Umum/ Sosial) perlu dilakukan proses
penghapusan sesuai ketentuan oleh karena secara fisik sangat sulit
pengamanannya dan menjadi tanggungjawab LAN sesuai dengan Laporan BMN.
Terhadap permasalahan Tanah Fasum LAN yang berada di lingkungan perumahan
pegawai, LAN telah menyampaikan surat ke Pemda DKI Jakarta dengan surat
nomor 2577/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 30 Agustus 2016, dan Tangerang Selatan
dengan surat nomor 2583/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 31 Agustus 2016.
Selanjutnya dari pihak Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
PEMDA DKI Jakarta telah menanggapi dengan mengundang rapat Tim BMN LAN
Pusat di Gedung Balai Kota Pemda DKI Blok G Lantai 14 Jalan Medan Merdeka
Selatan pada tanggal 29 September 2016, yang dari hasil rapat diminta agar LAN
melengkapi dokumen persyaratan serah terima aset tanah fasum serta LAN agar
memperhatikan jenis kewajiban penyerahan atau penyediaan Fasum dalam SIPPT
serta konstruksi dan marka jalan diatas tanah yang akan diserahkan.
Dalam rangka Percepatan Sertifikasi BMN berupa tanah atas nama Pemerintah
cq. LAN, maka pada tahun 2012 LAN telah melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Sekretaris Utama telah mengirimkan surat nomor 546/S.1/RTP.03.1 tanggal 12
Maret 2012 tentang data BMN berupa tanah LAN seluas 175, 472 m2 sesuai
bukti kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SiMANTAP (Sistem Informasi
Manajemen Pendataan Tanah Pemerintah) kepada Deputi Bidang Hak Tanah
dan Pendataan Tanah Badan Pertahanan Nasional.
2. Sekretaris Utama telah mengirimkan surat nomor 1078/S.1/RTP.03.2 tanggal
30 April 2012 tentang laporan pendataan BMN berupa tanah menggunakan
aplikasi SiMANTAP (Sistem Informasi Manajemen Pendataan Tanah
Pemerintah) kepada DJKN Kementerian Keuangan.
- 52 -
3. Kepala Biro Umum telah menyampaikan surat nomor 08/S.1.1/RTP.03.2
tanggal 5 April 2012 tentang data tanah LAN seluas 175,472 m2 sesuai bukti
kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SiMANTAP kepada DJKN
Kementerian Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan update data SiMANTAP
disebabkan terjadi perubahan luas tanah berdasarkan sertifikat yang dimiliki
STIA LAN Makassar yang sebelumnya luas tanah 2.000M2 menjadi 4.085M2.
Permasalahan aset tanah penyelesaiannya sangat tergantung dengan pihak
eksternal.
Permasalahan data SiMANTAP adanya temuan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
Tim BPK tentang perbedaan data tanah pada Laporan BMN LAN Tahun 2014
dengan data pada lampiran Nota dinas Tortama KN II BPK nomor
155/ND/XV/03/2015 tanggal 13 Maret 2015 perihal Penyampaian data sertifikasi
tanah pemerintah berdasarkan aplikasi SiMANTAP DJKN Kementerian Keuangan
per 30 Juni 2014, disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Sekretaris Utama LAN melalui Kepala Biro Umum telah menyampaikan surat
kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan nomor
2314/S.1/PPP.01.3 perihal Permintaan Data ADK SiMANTAP pada tanggal 25
Juni 2015.
2. Setelah melalui beberapa kali konfirmasi ke DJKN perihal belum adanya
balasan atas surat pada poin 1 diatas maka selanjutnya LAN baru menerima
surat dari Direktur BMN DJKN Kemenkeu nomor S-20/KN.2/2016 perihal
Kesesuaian data SiMANTAP pada tanggal 15 Januari 2016. Didalam lampiran
surat tersebut disampaikan data rincian tanah dari aplikasi SiMANTAP menurut
DJKN dimana jumlah data tanah LAN sama dengan data pada lampiran nota
dinas BPK diatas.
3. Berdasarkan telaahan terhadap rincian data tanah pada lampiran surat DJKN
diatas dibandingkan dengan aplikasi SiMANTAP yang berada di LAN, data
tanah pada Laporan BMN LAN Tahun 2014, dan konfirmasi dengan pengelola
BMN di satker LAN lainnya, maka perlu kami sampaikan hasil telaahan sebagai
berikut :
a. Terdapat data ganda pada satu bidang tanah dengan nomor sertifikat
sama tetapi kode SiMANTAP berbeda seperti pada Satker STIA LAN
Bandung, STIA LAN Makassar, dan PKP2A II LAN.
b. Terdapat data ganda akibat perubahan status bidang tanah dari status
- 53 -
lama “belum bersertifikat” menjadi sudah bersertifikat namun dengan
kode SiMANTAP yang berbeda, seperti pada Satker STIA LAN Makassar dan
PKP2A IV LAN.
c. Kode SiMANTAP yang berbeda untuk bidang tanah yang sama (data ganda)
terjadi kemungkinan karena kesalahan teknis penggunaan aplikasi
SiMANTAP. Seharusnya tidak boleh ada penambahan Kode SiMANTAP
yang berbeda untuk satu bidang tanah dengan bukti kepemilikan yang
sama.
d. Setelah dicek dan verifikasi terhadap data ganda tersebut, kami
mendapatkan bahwa data Tanah LAN pada lampiran surat DJKN yang
sudah diseleksi sesuai luasnya dengan data Tanah pada Laporan BMN LAN,
sebagaimana terlihat pada lampiran surat ini.
Selanjutnya melalui Nota dinas Kepala Biro Umum nomor 165/S.1.2/RTB.01.7
tanggal 10 Februari 2016 menginstruksikan agar setiap Satker LAN yang
bermasalah tersebut diharuskan melakukan sinkronisasi, verifikasi dan
evaluasi data Tanah SiMANTAP dengan KPKNL DJKN setempat.
Selanjutnya satker STIA LAN Bandung, STIA LAN Makassar, PKP2A II LAN dan
PKP2A IV LAN telah melakukan koordinasi dan verifikasi ke KPKNL setempat.
Untuk proses lebih lanjut akan dilakukan oleh KPKNL ke DJKN.
Peralatan dan Mesin R163.186.572.711,00
C.8 Peralatan dan Mesin
Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31 Desember 2016
dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp163.186.572.711,00 dan
Rp154.768.566.174,00. Rincian saldo peralatan dan mesin per 31 Desember
2016 per satker adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap
Akm. Penyusutan
Nilai Buku
a. LAN Jakarta 70.845.427.424,00
(60.397.189.012,00)
10.448.238.412,00
b. STIA LAN Jakarta 10.852.812.516,00
(9.218.820.537,00)
1.633.991.979,00
c. STIA LAN Bandung 8.162.506.408,00
(6.819.266.103,00)
1.343.240.305,00
d. STIA LAN Makassar 5.532.546.415,00
(4.691.299.383,00)
841.247.032,00
e. PKP2A I LAN 23.424.234.768,00
(20.738.031.698,00)
2.686.203.070,00
f. PKP2A II LAN 20.486.338.117,00
(17.748.296.271,00)
2.738.041.846,00
g. PKP2A III LAN 10.371.743.826,00
(8.629.062.707,00)
1.742.681.119,00
h. PKP2A IV LAN 13.510.963.237,00
(6.687.915.702,00)
6.823.047.535,00
Jumlah 163.186.572.711,00
(134.929.881.413,00)
28.256.691.298,00
Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- 54 -
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 154,768,566,174.00 Mutasi tambah: 11,135,422,335.00
Pembelian 8,084,569,335.00
Hibah 125,716,500.00
Transfer Masuk 933,862,000.00
Reklasifikasi Masuk 836,797,500.00
Penyelesaian Pembangunan dgn KDP 1,097,072,000.00
Pengembangan Nilai Aset 55,125,000.00
Pengembangan Melalui KDP 2,280,000.00 Mutasi kurang: 2,717,415,798.00
Penghentian aset dari penggunaan 1,847,903,798.00
Transfer Keluar 862,862,000.00
Koreksi Pencatatan 6,650,000.00
Saldo per 31 Desember 2016 163,186,572,711.00
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 134,929,881,413.00
Nilai Buku per 31 Desember 2016 28,256,691,298.00
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin adalah berupa:
a. Transaksi penambahan dari pembelian
Alat Angkutan Darat Bermotor 3,403,925,000.00
Alat Kantor 823,900,530.00
Alat Rumah Tangga 915,624,805.00
Alat Studio 1,042,551,500.00
Alat Komunikasi 95,887,000.00
Peralatan Pemancar 6,021,000.00
Alat Kedokteran 38,500,000.00
Alat Kesehatan Umum 34,210,000.00
Alat Laboratorium Nuklir/Elektronika 9,980,000.00 Komputer Unit 1,086,158,000.00 Peralatan Komputer 501,093,500.00 Unit Peralatan Proses/Produksi 3,388,000.00 Peralatan Olahraga 123,330,000.00
Jumlah 8,084,569,335.00
Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp4.198.888.000,00 berupa alat angkutan darat bermotor
sebesar Rp2.982.350.000,00, alat kantor sebesar Rp234.508.000,00, alat
rumah tangga sebesar Rp215.970.000,00, komputer unit sebesar
Rp474.015.000,00 dan peralatan komputer sebesar Rp292.045.000,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp247.995.000,00 berupa pembelian alat kantor
sebesar Rp49.995.000,00, alat rumah tangga sebesar Rp20.900.000,00 dan
alat studio sebesar Rp177.100.000,00.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp357.842.500,00 berupa pembelian alat kantor
sebesar Rp108.282.500,00, alat rumah tangga sebesar Rp63.110.000,00 dan
alat studio sebesar Rp186.450.000,00.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp630.052.000,00 berupa pembelian alat
angkutan darat bermotor sebesar Rp384.400.000,00, alat kantor sebesar
Rp13.970.000,00, alat rumah tangga sebesar Rp88.150.000,00, alat studio
sebesar Rp109.582.000,00, komputer unit sebesar Rp29.700.000,00 dan
- 55 -
peralatan komputer sebesar Rp4.250.000,00.
- PKP2A I LAN senilai Rp799.866.330,00 berupa pembelian alat angkutan darat
bermotor sebesar Rp37.175.000,00, alat kantor sebesar Rp224.308.830,00 alat
rumah tangga sebesar Rp189.105.500,00 alat studio sebesar
Rp34.870.000,00, komputer unit sebesar Rp205.463.000,00, peralatan
komputer sebesar Rp53.284.000,00 dan peralatan olahraga sebesar
Rp55.660.000,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp857.227.000,00 berupa pembelian alat kantor sebesar
Rp146.277.400,00, alat rumah tangga sebesar Rp180.009.600,00, alat studio
sebesar Rp196.574.500,00, alat komunikasi sebesar Rp7.920.000,00, peralatan
pemancar sebesar Rp6.021.000,00, komputer unit sebesar Rp187.060.000,00
dan peralatan komputer sebesar Rp133.364.500,00.
- PKP2A III LAN sebesar Rp550.125.000,00 berupa pembelian alat rumah tangga
sebesar Rp91.278.000,00, alat studio sebesar Rp209.550.000,00, alat
komunikasi sebesar Rp81.917.000,00, alat kedokteran sebesar
Rp38.500.000,00 alat kesehatan umum sebesar Rp34.210.000,00, komputer
unit sebesar Rp27.000.000,00 dan peralatan olahraga sebesar
Rp67.670.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp442.573.505,00 berupa pembelian alat kantor
sebesar Rp46.558.800,00, alat rumah tangga sebesar Rp67.101.705,00, alat
studio Rp128.425.000,00, alat komunikasi sebesar Rp6.050.000,00, alat
laboratorium fisika nuklir/elektronika sebesar Rp9.980.000,00, komputer unit
sebesar Rp162.920.000,00, peralatan komputer sebesar Rp18.150.000,00 dan
unit peralatan proses/produksi sebesar Rp3.388.000,00.
b. Penambahan dari Hibah
Alat Angkatan Darat Tak Bermotor 5,300,000.00
Alat Rumah Tangga 43,537,000.00
Alat Studio 18,460,000.00
Komputer Unit 31,250,000.00
Peralatan Komputer 14,250,000.00
Peralatan Olahraga 12,919,500.00
Jumlah 125,716,500.00
penambahan dari hibah terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp81.706.500,00 merupakan hibah dari peserta diklatpim
berupa alat angkutan kendaraan tak bermotor sebesar Rp5.300.000,00, alat
rumah tangga sebesar Rp42.037.000,00, komputer unit sebesar
Rp11.250.000,00, peralatan komputer sebesar Rp10.200.000,00 dan peralatan
- 56 -
olahraga sebesar Rp12.919.500,00.
Hibah sebesar Rp81.706.500,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah memperoleh
registrasi dan pengesahan.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp19.960.000,00 merupakan hibah dari mahasiswa
berupa alat rumah tangga sebesar Rp1.500.000,00 dan alat studio sebesar
Rp18.460.000,00.
Hibah sebesar Rp19.960.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah memperoleh
registrasi dan pengesahan.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp20.000.000,00 merupakan hibah dari
mahasiswa berupa komputer unit sebesar Rp20.000.000,00.
Hibah sebesar Rp20.000.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah memperoleh
registrasi dan pengesahan.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp4.050.000,00 merupakan hibah dari PT. AcehLink
Media berupa peralatan komputer.
Hibah sebesar Rp4.050.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah memperoleh
registrasi dan pengesahan.
c. Penambahan dari Transfer Masuk
Alat Angkutan Darat Bermotor 862,862,000.00
Alat Kedokteran 71,000,000.00
Jumlah 933,862,000.00
penambahan dari transfer masuk terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp71.000.000,00 merupakan transfer masuk berupa alat
kedokteran dari Kementerian Kesehatan.
- STIA LAN Bandung senilai Rp467.381.000,00 merupakan transfer masuk yaitu
pemberian dari LAN Jakarta berupa alat angkutan darat bermotor (mobil).
- PKP2A III LAN senilai Rp197.740.500,00 merupakan transfer masuk dari LAN
Jakarta berupa alat angkutan kendaraan bermotor (mobil).
- PKP2A IV LAN senilai Rp197.740.500,00 merupakan transfer masuk dari LAN
Jakarta berupa alat angkutan kendaraan bermotor (mobil).
d. Penambahan dari Reklasifikasi Masuk
- 57 -
Alat Bantu 836,797,500.00
Jumlah 836,797,500.00
penambahan dari reklasifikasi masuk terdapat pada satker :
- STIA LAN Bandung sebesar Rp836.797.500,00 merupakan reklasifikasi masuk
berupa alat bantu (1 unit lift) semula masuk sebagai KDP rehabilitasi gedung
kemudian direklas menjadi peralatan dan mesin.
e. Penambahan dari Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP
Alat Kantor 265,220,008.00
Alat Rumah Tangga 701,281,992.00
Alat Studio 17,380,000.00
Unit Alat Laboratorium 91,960,000.00
Peralatan Komputer 21,230,000.00
Jumlah 1,097,072,000.00
Penambahan dari Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP merupakan
penyelesaian pembangunan dari Konstruksi Dalam Pengerjaan yang didapat
setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan terdiri dari satker :
- PKP2A III LAN senilai Rp379.520.000,00 berupa alat kantor sebesar
Rp48.400.000,00, alat rumah tangga sebesar Rp200.550.000,00, alat studio
sebesar Rp17.380.000,00, unit alat laboratorium sebesar Rp91.960.000,00 dan
peralatan komputer sebesar Rp21.230.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp717.552.000,00 berupa alat kantor sebesar
Rp216.820.008,00 dan alat rumah tangga sebesar Rp500.731.992,00.
f. Penambahan dari Pengembangan Nilai Aset
Alat Kantor 17,340,000.00
Komputer Unit 37,785,000.00
Jumlah 55,125,000.00
Penambahan dari Pengembangan Nilai Aset terdiri dari satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp42.475.000,00 merupakan pengembangan nilai aset
berupa alat kantor pemindahan layar infokus sebesar Rp4.690.000,00 dan
upgrade peralatan komputer berupa memori server sebesar Rp37.785.000,00.
- PKP2A I LAN senilai Rp12.650.000,00 merupakan pengembangan nilai aset
berupa alat kantor (mesin CCTV).
g. Penambahan Pengembangan Melalui KDP
Alat Kantor 2.280.000,00
Jumlah 2.280.000,00
Penambahan dari Pengembangan melalui KDP merupakan pengembangan nilai
aset yang pembayarannya lebih dari 1 bulan, terdapat pada satker :
- PKP2A II LAN senilai Rp.2.280.000,00 berupa alat kantor (televisi).
Transaksi mutasi pengurangan peralatan dan mesin sebagai berikut :
- 58 -
a. Pengurangan dari Penghentian Aset Dari Penggunaannya Alat Angkutan Darat Bermotor 436,339,644.00
Alat bengkel bermesin 1,784,042.00
Alat Ukur 49,500,000.00
Alat Kantor 259,513,907.00
Alat Rumah Tangga 289,079,835.00
Alat Studio 21,044,681.00
Alat komunikasi 16,504,165.00
Komputer Unit 617,729,266.00
Peralatan Komputer 80,242,258.00
Unit Peralatan Proses/Produksi 14,500,000.00
Peralatan Olahraga 61,666,000.00
Jumlah 1,847,903,798.00
pengurangan dari penghentian aset dari penggunaannya merupakan penghentian
penggunaan terhadap sejumlah aset karena kondisinya sudah rusak berat,
terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp276.739.644,00 berupa alat angkutan darat bermotor.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp194.896.276,00 berupa komputer unit.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp159.600.000,00 berupa alat angkutan darat
bermotor.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp464.243.854,00 berupa alat ukur sebesar
Rp49.500.000,00, alat kantor sebesar Rp177.243.802,00, alat rumah tangga
sebesar Rp58.007.749,00, alat komunikasi sebesar Rp5.286.665,00, komputer
unit sebesar Rp148.765.638,00, peralatan komputer unit sebesar
Rp10.940.000,00, unit peralatan proses/produksi sebesar Rp14.500.000,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp241.614.439,00 berupa alat kantor sebesar
Rp9.619.409,00, alat rumah tangga sebesar Rp86.480.450,00, komputer unit
sebesar Rp137.456.400,00 dan peralatan komputer sebesar Rp8.058.180,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp433.981.397,00 berupa alat bengkel bermesin sebesar
Rp1.784.042,00, alat kantor sebesar Rp18.649.018,00, alat rumah tangga
sebesar Rp144.591.636,00, alat studio sebesar Rp21.044.681,00, alat
komunikasi sebesar Rp11.217.500,00, komputer unit sebesar
Rp136.610.952,00,peralatan komputer sebesar Rp38.417.568,00 dan
peralatan olahraga sebesar Rp61.666.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp76.828.188,00 berupa alat kantor sebesar
Rp54.001.678,00 dan peralatan komputer sebesar Rp22.826.510,00.
b. Pengurangan dari Transfer keluar
Alat Angkutan Darat Bermotor 862,862,000.00
Jumlah 862,862,000.00
Pengurangan dari transfer keluar terdapat pada satker :
- 59 -
- LAN Jakarta sebesar Rp862.862.000,00 merupakan penyerahan aset ke STIA
LAN Bandung, PKP2A III LAN dan PKP2A IV LAN berupa alat angkutan darat
bermotor (mobil).
c. Pengurangan dari Koreksi Pencatatan
Alat Rumah Tangga 6,650,000.00
Jumlah 6,650,000.00
Pengurangan dari koreksi pencatatan terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp6.650.000,00 merupakan koreksi atas ketidak tepatan
pembebanan akun pengadaan banner.
`Gedung dan Bangunan Rp458.833.652.138,00
C.9 Gedung dan Bangunan
Saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
Rp458.833.652.138,00 dan Rp453.244.053.091,00. Rincian gedung dan
bangunan per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap
Akm. Penyusutan
Nilai Buku
a. LAN Jakarta 170.922.072.714,00
(38.473.580.046,00)
132.448.492.668,00
b. STIA LAN Jakarta 33.033.743.430,00
(5.472.771.468,00)
27.560.971.962,00
c. STIA LAN Bandung 23.724.969.420,00
(3.139.332.558,00)
20.585.636.862,00
d. STIA LAN Makassar 7.490.822.022,00
(1.629.127.209,00)
5.861.694.813,00
e. PKP2A I LAN 82.516.242.314,00
(14.215.794.411,00)
68.300.447.903,00
f. PKP2A II LAN 47.869.730.734,00
(9.656.956.205,00)
38.212.774.529,00
g. PKP2A III LAN 44.577.692.786,00
(5.565.925.430,00)
39.011.767.356,00
h. PKP2A IV LAN 48.698.378.718,00
(2.415.766.336,00)
46.282.612.382,00
Jumlah 458.833.652.138,00
(80.569.253.663,00)
378.264.398.475,00
Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan adalah
sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2015 453.244.053.091,00
Mutasi tambah: 12.943.440.655,00
Pembelian 49.126.000,00
Reklasifikasi Masuk 6.478.486.875,00
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 25.690.600,00
Pengembangan Nilai Aset 76.456.441,00
Pengembangan Melalui KDP 6.313.680.739,00
Mutasi kurang: 7.353.841.608,00
Reklasifikasi Keluar 7.315.284.375,00
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 38.557.233,00
Saldo per 31 Desember 2016 458.833.652.138,00
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (80.569.253.663,00)
Nilai Buku per 31 Desember 2016 378.264.398.475,00
Transaksi penambahan gedung dan bangunan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penambahan dari Pembelian
Bangunan Gedung Tempat Kerja 49,126,000.00
Jumlah 49,126,000.00
Transakasi penambahan pembelian terdiri dari satker :
- 60 -
- PKP2A I LAN sebesar Rp49.126.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (pembangunan tempat parkir).
b. Penambahan dari Reklasifikasi Masuk
Bangunan Gedung Tempat Kerja 6,478,486,875.00
Jumlah 6,478,486,875.00
Transaksi penambahan Reklasifikasi Masuk terdiri dari satker :
- STIA LAN Bandung sebesar Rp6.478.486.875,00 merupakan reklasifikasi
masuk) semula masuk sebagai KDP rehabilitasi gedung kemudian direklas
menjadi bangunan gedung tempat kerja (gedung kantor).
c. Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP
Bangunan Gedung Tempat Kerja 25,690,600.00
Jumlah 25,690,600.00
Penambahan penyelesaian pembangunan dengan KDP merupakan
penyelesaian pembangunan dari Konstruksi Dalam Pengerjaan yang didapat
setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan terdiri dari satker :
- PKP2A IV LAN sebesar Rp25.690.600,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (bangunan gedung tempat parkir).
d. Penambahan dari Pengembangan Nilai Aset
Bangunan Gedung Tempat Kerja 76,456,441.00
Jumlah 76,456,441.00
Penambahan dari pengembangan nilai aset merupakan renovasi yang
menambah nilai gedung terdiri dari satker :
- STIA LAN Makassar sebesar Rp48.961.022,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp27.495.419,00
e. Penambahan dari Pengembangan melalui KDP
Bangunan Gedung Tempat Kerja 6,313,680,739.00
Jumlah 6,313,680,739.00
Penambahan dari pengembangan melalui KDP merupakan pengembangan
melalui KDP yang didapat setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan
terdiri dari satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp3.148.712.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja(rehabilitasi sarana ibadah mesjid).
- STIA LAN Bandung sebesar Rp1.445.797.020,00 berupa bangunan gedung
tempat kerja (rehabilitasi gedung kantor).
- PKP2A I LAN sebesar Rp1.110.929.719,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (rehabilitasi gedung kantor dan tempat parkir).
- 61 -
- PKP2A II LAN sebesar Rp608.242.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (rehabilitasi gedung kantor dan tempat parkir).
Transaksi mutasi pengurangan gedung dan bangunan sebagai berikut :
a. Pengurangan dari Reklasifikasi Keluar Bangunan Gedung Tempat Kerja 7,315,284,375.00
Jumlah 7,315,284,375.00
Pengurangan dari reklasifikasi keluar terdiri dari satker :
- STIA LAN Bandung sebesar Rp7.315.284.375,00 merupakan pengurangan
nilai gedung setelah KDP sebelum dipisahkan.
b. Pengurangan dari Koreksi Pencatatan Nilai /Kuantitas
Bangunan Gedung Tempat Kerja 38,557,233.00
Jumlah 38,557,233.00
Pengurangan dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas terdiri dari satker :
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp2.748.570,00 merupakan koreksi nilai atas
bangunan gedung tempat kerja (bangunan kampus).
- LAN Jakarta sebesar Rp35.808.663,00 merupakan koreksi nilai bangunan
gedung tempat kerja (tempat ibadah masjid) yang mengurangi nilai gedung
karena adanya penyetoran/pengembalian ke kas negara atas pemeriksaan
Laporan Keuangan oleh BPK tahun 2016.
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp6.272.611.127 ,00
C.10 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp6.272.611.127,00 dan Rp6.272.611.127,00. Rincian
saldo Jalan, irigasi dan jaringan pada Lembaga administrasi Negara adalah
sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap
Akm. Penyusutan
Nilai Buku
a. LAN Jakarta 2.076.550.745,00 (598.784.158,00) 1.477.766.587,00
b. STIA LAN Jakarta 40.101.200,00 (3.007.590,00) 37.093.610,00
c. STIA LAN Bandg 145.946.000,00 (7.297.300,00) 138.648.700,00
d. PKP2A I LAN 2.572.778.565,00 (783.835.414,00) 1.788.943.151,00
e. PKP2A II LAN 280.826.000,00 (76.917.697,00) 203.908.303,00
f. PKP2A III LAN 554.389.949,00 (105.993.047,00) 448.396.902,00
g. PKP2A IV LAN 602.018.668,00 (217.980.600,00) 384.038.068,00
Jumlah 6.272.611.127,00
(1.793.815.806,00)
4.478.795.321,00
Sedangkan rincian Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut:
C.10.1 Irigasi
- 62 -
Saldo Irigasi 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing – masing
Rp782.170.416,00 dan Rp782.170.416,00. Tidak terdapat penurunan atau
peningkatan pada nilai irigasi. Rincian saldo irigasi per 31 Desember 2016
adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap
Akm.
Penyusutan Nilai Buku
a. PKP2A I LAN 782.170.416,00
(89.674.396,00)
692.496.020,00
Jumlah 782.170.416,00
(89.674.396,00)
692.496.020,00
C.10.2 Jaringan
Saldo Jaringan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing
Rp5.490.440.711,00 dan Rp5.490.440.711,00. Tidak terdapat penurunan
atau peningkatan pada nilai jaringan. Rincian Jaringan per 31 Desember 2016
adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap
Akm. Penyusutan
Nilai Buku
a. LAN Jakarta 2.076.550.745,00
(598.784.158,00)
1.477.766.587,00
b. STIA LAN Jkt 40.101.200,00 (3.007.590,00) 37.093.610,00
c. STIA LAN Bdg 145.946.000,00 (7.297.300,00) 138.648.700,00
d. PKP2A I LAN 1.790.608.149,00
(694.161.018,00)
1.096.447.131,00
e. PKP2A II LAN 280.826.000,00
(76.917.697,00)
203.908.303,00
f. PKP2A III LAN 554.389.949,00
(105.993.047,00)
448.396.902,00
g. PKP2A IV LAN 602.018.668,00
(217.980.600,00)
384.038.068,00
Jumlah 5.490.440.711,00
(1.704.141.410,00)
3.786.299.301,00
Aset Tetap Lainnya Rp4.469.312.727,00
C.11 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
Rp4.469.312.727,00 dan Rp4.301.672.327,00. Rincian aset tetap Lembaga
Administrasi Negara per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap
Akm.
Penyusutan Nilai Buku
a. LAN Jakarta 1.295.267.840,00
(25.924.450,00)
1.269.343.390,00
b. STIA LAN Jakarta 804.932.488,00
(0,00)
804.932.488,00
c. STIA LAN Bandung 718.132.657,00
(0,00)
718.132.657,00
d. STIA LAN Makassar 739.069.184,00
(0,00)
739.069.184,00
e. PKP2A I LAN 243.027.664,00
(0,00)
243.027.664,00
f. PKP2A II LAN 375.423.396,00
(19.950.000,00)
355.473.396,00
g. PKP2A III LAN 288.459.498,00
(10.425.250,00)
278.034.248,00
h. PKP2A IV LAN 5.000.000,00
(0,00)
5.000.000,00
Jumlah 4.469.312.727,00
(56.299.700,00)
4.413.013.027,00
- 63 -
Saldo per 31 Desember 2015 4.301.672.327,00
Mutasi tambah: 170.892.900,00
Pembelian 37.408.700,00
Hibah Masuk 133.484.200,00
Mutasi kurang: 3.252.500,00
Penghentian Aset Dari Penggunaan 3.252.500,00
Saldo per 31 Desember 2016 4.469.312.727,00
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (56.299.700,00)
Nilai Buku per 31 Desember 2016 4.413.013.027,00
Transaksi penambahan pada aset tetap lainnya sebagai berikut :
a. Transaksi penambahan dari pembelian
Bahan Perpustakaan Tercetak 37,408,700.00
Jumlah 37,408,700.00
Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :
- PKP2A III LAN sebesar Rp37.408.700,00, berupa bahan perpustakaan
tercetak (buku).
b. Transaksi penambahan dari hibah
Bahan Perpustakaan Tercetak 133,484,200.00
Jumlah 133,484,200.00
Penambahan dari hibah terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp12.740.500,00 merupakan hibah dari GIZ dalam
rangka Proyek Transformasi berupa bahan perpustakaan tercetak
(buku).
Hibah sebesar Rp12.740.500,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
- STIA LAN Jakarta merupakan hibah dari mahasiswa berupa bahan
perpustakaan tercetak (buku) sebesar Rp59.523.900,00.
Hibah sebesar Rp59.523.900,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
- STIA LAN Bandung merupakan hibah dari mahasiswa berupa bahan
perpustakaan tercetak (buku) sebesar Rp55.106.700,00.
Hibah sebesar Rp55.106.700,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan
- PKP2A I LAN merupakan hibah dari peserta Diklatpim berupa bahan
perpustakaan tercetak (buku)sebesar Rp6.113.100,00.
Hibah sebesar Rp6.113.100,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
- 64 -
Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
Transaksi pengurangan pada aset tetap lainnya sebagai berikut :
a. Transaksi pengurangan dari penghentian aset dari penggunaannya
Bahan Perpustakaan Tercetak 3,252,500.00
Jumlah 3,252,500.00
Pengurangan dari penghentian aset dari pengunaannya merupakan
penghentian penggunaan terhadap sejumlah aset karena kondisinya
sudah usang terdapat pada satker :
- PKP2A I LAN sebesar Rp3.252.500,00 berupa bahan perpustakaan
tercetak (buku).
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp (217.349.250.582,00)
C.12 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016 dan 2015
adalah masing-masing Rp(217.349.250.582,00) dan Rp(197.275.875.585,00).
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31
Desember 2016.
Tabel 18 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Peralatan dan Mesin 163,186,672,711.00 134,929,881,413.00 28,256,791,298.00
2 Gedung dan Bangunan 458,833,652,138.00 80,569,253,663.00 378,264,398,475.00
3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 6,272,611,127.00 1,793,815,806.00 4,478,795,321.00
4 Aset Tetap Lainnya 4,469,312,727.00 56,299,700.00 4,413,013,027.00
632,762,248,703.00 217,349,250,582.00 415,412,998,121.00 Akumulasi Penyusutan
Aset Lainnya Rp1.666.717.567,00
Aset Lainnya
Jumlah aset lainnya per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 sebesar
Rp1.666.717.567,00 dan Rp4.185.154.054,00.
Rincian aset lainnya adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2016 Per 31 Desember 2015
Aset Tak Berwujud 3,780,223,900.00 4,016,166,100.00
Aset Lain - Lain 1,676,851,325.00 1,062,225,211.00
Aset Lainnya Sebelum Penyusutan 5,457,075,225.00 5,078,391,311.00
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (3,790,357,658.00) (893,237,257.00)
Jumlah Aset Lainnya 1,666,717,567.00 4,185,154,054.00
- 65 -
Aset Tak Berwujud Rp3.780.223.900,00
C.13 Aset Tak Berwujud
Nilai perolehan Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
Rp3.780.223.900,00 dan Rp4.016.166.100,00.
No. Uraian Nilai
1 Software 2,565,070,900.00
2 ATB Lainnya 1,215,153,000.00
3,780,223,900.00
(2,116,952,833.00) 1,663,271,067.00 Jumlah
Jumlah Nilai Perolehan per 31 Desember 2016
Amortisasi ATB s.d. 31 Desember 2016
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi
secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Rincian Aset Tak Berwujud per 31
Desember 2016 adalah sebagai berikut:
C.13.1 Software
Nilai software per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing – masing
Rp2.565.070.900,00 dan Rp2.867.013.100,00.
Rincian software per satker adalah sebagai berikut :
TA 2016 TA 2015
a. LAN Jakarta 1.414.289.500,00 1.461.534.500,00
b. STIA LAN Jakarta 193.350.000,00 145.350.000,00
c. STIA LAN Bandung 367.712.800,00 333.090.000,00
d. STIA LAN Makassar 132.235.000 ,00 409.555.000,00
e. PKP2A I LAN 355.403.600,00 317.403.600,00
f. PKP2A II LAN 43.000.000,00 141.000.000,00
g. PKP2A III LAN 39.080.000,00 39.080.000,00
h. PKP2A IV LAN 20.000.000,00 20.000.000,00
Jumlah 2.565.070.900,00 2.867.013.100,00
C.13.2 Aset Tak Berwujud Lainnya
Nilai aset tak berwujud lainnya per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing
– masing Rp1.215.153.000,00 dan Rp1.149.153.000,00.
Rincian aset tak berwujud per satker adalah sebagai berikut :
31 Desember 2016 31 Desember 2015
a. LAN Jakarta 1.119.953.000,00 1.119.953.000,00
b. STIA LAN Jkt 95.200.000,00 29.200.000,00
Jumlah 1.215.153.000,00 1.149.153.000,00
- 66 -
Saldo per 31 Desember 2015 4,176,231,100.00
Mutasi tambah: 882,347,800.00
Pembelian 161,650,000.00
Hibah 38,000,000.00
Pengembangan Nilai Aset 193,232,800.00
Reklasifikasi dari ATB ke Aset Lainnya 489,465,000.00
Mutasi kurang: 1,278,355,000.00
Penghapusan 222,420,000.00
Usulan Barang RusakBerat ke Pengelola 427,110,000.00
Penghentian Aset Dari Penggunannya 628,825,000.00
Saldo per 31 Desember 2016 3,780,223,900.00
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (2,116,952,833.00)
Nilai Buku per 31 Desember 2016 1,663,271,067.00
Transaksi penambahan pada aset tak berwujud sebagai berikut :
a. Transaksi penambahan dari pembelian
Software Komputer 95.650.000,00
Aset Tak Berwujud Lainnya 66.000.000,00
Jumlah 161.650.000,00
Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp95.650.000,00 merupakan pembelian software
komputer berupa aplikasi di Inspektorat yang berjudul Whistle Blowing
System (WBS) sebesar Rp48.000.000,00 dan Sistem Informasi
Pemeriksaan Reguler (SIMWAS) sebesar Rp.47.650.000,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp66.000.000,00 merupakan pembelian aset
tak berwujud lainnya berupa e-book library sebanyak 200 buah.
b. Transaksi penambahan dari Hibah
Software Komputer 38.000.000,00
Jumlah 38.000.000,00
Penambahan dari hibah masuk terdapat pada satker PKP2A I Bandung
sebesar Rp38.000.000,00 merupakan hibah yang berasal berupa software
komputer yang berasal dari peserta diklatpim dan dari Drs. Riyadi, M.Si.
c. Transaksi penambahan dari Pengembangan Nilai Aset
Software Komputer 193.232.800,00
Jumlah 193.232.800,00
Penambahan dari pengembangan nilai aset terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp95.650.000,00 merupakan pengembangan
software komputer berjudul Sistem Informasi Kepegawaian dan
Tunjangan Kinerja Pegawai (SIK-TKP) dan Website Lan.go.id.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp48.000.000,00 merupakan pengembangan
software komputer berjudul aplikasi SIAKAD (Sistem Informasi
Akademis)
- 67 -
- STIA LAN Bandung sebesar Rp34.622.800,00 merupakan pengembangan
software komputer berjudul aplikasi SIMAK akademik
- STIA LAN Makassar sebesar Rp14.960.000,00 merupakan
pengembangan software komputer berjudul aplikasi SIMAK akademik.
d. Transaksi penambahan dari Reklas aset tak berwujud ke aset lainnya.
Software Komputer 489.465.000,00
Jumlah 489.465.000,00
Penambahan dari Reklasifikasi aset tak berwujud kondisi usang yang
terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp99.185.000,00 merupakan software komputer
kondisi usang berjudul Sistem database program kegiatan versi 1 dan 2.
- PKP2A II Makassar sebesar Rp98.000.000,00 merupakan software
komputer kondisi usang berupa aplikasi kajian.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp292.280.000,00 merupakan software
komputer kondisi usang berjudul aplikasi SISKA dan Smart Kampus.
Transaksi Pengurangan pada aset tak berwujud sebagai berikut :
a. Transaksi pengurangan dari Penghapusan aset tak berwujud
Software Komputer 222.420.000,00
Jumlah 222.420.000,00
Pengurangan dari Penghapusan aset tak berwujud kondisi usang pada
satker LAN Jakarta sebesar Rp222.420.000,00 yang berjudul Sistem
database program kegiatan versi 1 dan 2, serta Sistem e-procurement.
b. Transaksi pengurangan dari Usulan penghapusan aset ke pengelola.
Software Komputer 427.110.000,00
Jumlah 427.110.000,00
Pengurangan dari Usulan penghapusan aset ke pengelola terdapat pada
satker :
- PKP2A II Makassar berupa software komputer kondisi usang sebesar
Rp134.830.000,00 berupa aplikasi diklat, aplikasi perjalanan dinas,
dan aplikasi kajian.
- STIA LAN Makassar berupa software komputer sebesar
Rp292.280.000,00 berjudul aplikasi SISKA dan aplikasi Smart Kampus.
- 68 -
c. Transaksi pengurangan dari Penghentian aset dari penggunaannya
Software Komputer 628,825,000.00
Jumlah 628,825,000.00
Pengurangan dari Penghentian aset dari penggunaannya terdapat pada
satker :
- LAN Jakarta berupa software komputer kondisi usang sebesar
Rp238.545.000,00 terdiri dari :
Rp99.185.000,00 berupa sistem database program kegiatan versi 1
dan versi 2.
Rp139.360.000,00 berupa data base susunan organisasi
kementerian dan LPNK sebesar Rp39.700.000, sistem peningkatan
kinerja pegawai sebesar Rp49.775.000,00 dan sistem informasi
monitoring dan evaluasi sebesar Rp49.885.000,00.
- PKP2A II Makassar berupa software komputer kondisi usang sebesar
Rp98.000.000,00 berupa aplikasi kajian.
- STIA LAN Makassar berupa software komputer kondisi usang sebesar
Rp292.280.000,00 berjudul aplikasi SISKA dan aplikasi Smart Kampus.
Aset Lain-Lain
Rp1.676.851.325,00
C.14 Aset Lain-Lain
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
Rp1.676.851.325,00 dan Rp1.062.225.211,00. Aset Lain-lain merupakan Barang
Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi
digunakan dalam operasional Lembaga Administrasi Negara serta dalam proses
penghapusan dari BMN.
Rincian aset lain – lain per satker adalah sebagai berikut :
TA 2016
a. LAN Jakarta 416.099.644,00
b. STIA LAN Jakarta 194.896.276,00
c. STIA LAN Bandung 449.560.167,00
d. PKP2A I LAN 390.307.400,00
e. PKP2A II LAN 105.449.000,00
f. PKP2A IV LAN 120.538.838,00
Jumlah 1.676.851.325,00
- 69 -
Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2015 1,062,225,211.00
Mutasi tambah: 2,479,981,298.00
reklasifikasi dari aset tetap ke aset lainnya 1,851,156,298.00
reklasifikasi dari aset tak berwujud ke aset lainnya 628,825,000.00
Mutasi kurang: 1,865,355,184.00
penghapusan (aset tetap) 272,794,501.00
penghapusan (aset tak berwujud) 222,420,000.00
usulan barang rusak (aset tetap) ke pengelola 943,030,683.00
usulan barang ATB usang ke pengelola 427,110,000.00
Saldo per 31 Desember 2016 1,676,851,325.00
Akumulasi Penyusutan (1,673,404,825.00)
Nilai Buku per 31 Desember 2016 3,446,500.00
Transaksi penambahan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai beriku
a. Penambahan dari reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dan reklasifikasi aset
tak berwujud ke aset lainnya
Nama kelompok barang Nilai
Alat Angkutan Darat Bermotor 436,339,644.00
Alat Bengkel Bermesin 1,784,042.00
Alat Ukur 49,500,000.00
Alat Kantor 259,513,907.00
Alat Rumah Tangga 289,079,835.00
Alat Studio 21,044,681.00
Alat Komunikasi 16,504,165.00
Komputer Unit 617,729,266.00
Peralatan Komputer 80,242,258.00
Unit Peralatan Proses/Produksi 14,500,000.00
Peralatan Olahraga 61,666,000.00
Bahan Perpustakaan Tercetak 3,252,500.00
Sub Jumlah (aset tetap rusak berat) 1,851,156,298.00
Software Komputer 628,825,000.00
Sub Jumlah (aset tak berwujud usang) 628,825,000.00
Jumlah 2,479,981,298.00
Penambahan dari reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dan reklasifikasi
aset tak berwujud ke aset lainnya merupakan perpindahan barang dari
kondisi baik/ rusak ringan menjadi rusak berat termasuk aset tak berwujud
menjadi usang, terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp276.739.644,00 berupa alat angkutan darat
bermotor dan sebesar Rp238.545.000,00 berupa software komputer
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp194.896.276,00 berupa komputer unit.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp159.600.000,00 berupa alat angkutan darat
bermotor.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp464.243.854,00 berupa alat ukur sebesar
- 70 -
Rp49.500.000,00, alat kantor sebesar Rp177.243.802,00, alat rumah tangga
sebesar Rp58.007.749,00, alat komunikasi sebesar Rp5.286.665,00,
komputer unit sebesar Rp148.765.638,00, peralatan komputer sebesar
Rp10.940.000,00, unit peralatan proses/produksi sebesar Rp14.500.000,00
dan software komputer sebesar Rp292.280.000,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp244.866.939,00 berupa alat kantor sebesar
Rp9.619.409,00, alat rumah tangga sebesar Rp86.480.450,00, komputer
unit sebesar Rp137.456.400,00, peralatan komputer sebesar
Rp8.058.180,00 dan bahan perpustakaan tercetak sebesar Rp3.252.500,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp433.981.397,00 berupa alat bengkel bermesin
sebesar Rp1.784.042,00, alat kantor sebesar Rp18.649.018,00, alat rumah
tangga sebesar Rp144.591.636,00, alat studio sebesar Rp21.044.681,00,
alat komunikasi sebesar Rp11.217.500,00, komputer unit sebesar
Rp136.610.952,00, peralatan komputer sebesar Rp38.417.568,00,
peralatan olahraga sebesar Rp61.666.000,00 dan software komputer
sebesar Rp98.000.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp76.828.188,00 berupa alat kantor sebesar
Rp54.001.678,00 dan peralatan komputer sebesar Rp22.826.510,00.
- Transaksi pengurangan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengurangan dari penghapusan
Alat Angkutan Darat Bermotor 74.163.000,00
Alat Kantor 174.111.609,00
Alat Rumah Tangga 7.049.368,00
Alat Komunikasi 3.030.524,00
Komputer Unit 14.440.000,00
Sub Jumlah (aset tetap) 272.794.501,00
Software Komputer 222.420.000,00
Sub Jumlah (aset tak berwujud) 222.420.000,00
Pengurangan dari penghapusan terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp222.420.000,00 berupa 3 buah software komputer.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp272.794.501,00 berupa alat angkutan darat
bermotor sebesar Rp74.163.000,00, alat kantor sebesar Rp174.111.609,00,
alat rumah tangga sebesar Rp7.049.368,00, alat komunikasi sebesar
Rp3.030.524,00, komputer unit sebesar Rp14.440.000,00.
b. Pengurangan dari usulan barang rusak berat ke pengelola BMN.
- 71 -
1 Alat Angkutan Darat Bermotor 22.016.000,00
2 Alat Bengkel Bermesin 1.784.042,00
3 Alat Ukur 49.500.000,00
4 Alat Kantor 195.892.820,00
5 Alat Rumah Tangga 202.599.385,00
6 Alat Studio 21.044.681,00
7 Alat Komunikasi 16.504.165,00
8 Komputer Unit 285.376.590,00
9 Peralatan Komputer 49.357.568,00
10 Unit Peralatan Proses/Produksi 37.289.432,00
11 Peralatan Olahraga 61.666.000,00
943.030.683,00
1 Software Komputer 134.830.000,00
2 Software Komputer 292.280.000,00
427.110.000,00
Sub jumlah (Aset Tetap)
Sub jumlah (Aset Tak Berwujud)
Pengurangan dari usulan barang rusak berat ke pengelola BMN terdapat
pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp16.496.000,00 berupa alat angkutan darat
bermotor.
- PKP2A II LAN sebesar Rp462.290.829,00 berupa alat angkutan darat
bermotor sebesar Rp5.520.000,00, alat bengkel bermesin sebesar
Rp1.784.042,00, alat kantor sebesar Rp18.649.018,00, alat rumah tangga
sebesar Rp144.591.636,00, alat studio sebesar Rp21.044.681,00, alat
komunikasi sebesar Rp11.217.500,00, komputer unit sebesar
Rp136.610.952,00, peralatan komputer sebesar Rp38.417.568,00, unit
peralatan proses/produksi sebesar Rp22.789.432,00, peralatan olahraga
sebesar Rp61.666.000,00 dan software komputer sebesar
Rp134.830.000,00.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp464.243.854,00 berupa alat ukur sebesar
Rp49.500.000,00, alat kantor sebesar Rp177.243.802,00, alat rumah
tangga sebesar Rp58.007.749,00, alat komunikasi sebesar Rp5.286.665,00,
komputer unit sebesar Rp148.765.638,00, peralatan komputer sebesar
Rp10.940.000,00, unit peralatan proses/produksi sebesar Rp14.500.000,00
dan software komputer sebesar Rp292.280.000,00.
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Rp(3.790.357.658,00)
C.15 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya TA 2016 dan 2015
adalah masing-masing sebesar Rp(3.790.357.658,00) dan Rp(893.237.257,00).
Rincian akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya adalah sebagai
berikut :
- 72 -
Tabel 19 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
A Aset Tak Berwujud
1 Software 2.565.070.900,00 2.116.952.833,00 448.118.067,00
2 Aset Tak Berwujud Lainnya 1.215.153.000,00 - 1.215.153.000,00
3.780.223.900,00 2.116.952.833,00 1.663.271.067,00
B Aset Lain-Lain
1 Aset Tetap yg tdk Digunakan Dlm Operasi Pemerintah 1.537.491.325,00 1.534.044.825,00 3.446.500,00
2 ATB yg tdk Digunakan Dlm Operasi Pemerintah 139.360.000,00 139.360.000,00 -
1.676.851.325,00 1.673.404.825,00 3.446.500,00
5.457.075.225,00 3.790.357.658,00 1.666.717.567,00 Akumulasi Penyusutan
Jumlah
Jumlah
Kewajiban Jangka Pendek Rp4.512.030.100,00
Kewajiban Jangka Pendek
Jumlah kewajiban jangka pendek per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015
sebesar Rp4.512.030.100,00 dan Rp4.422.543.195,00.
Rincian kewajiban jangka pendek adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2016 Per 31 Desember 2015
Utang Kepada Pihak Ketiga 3.602.330.221,00 3.456.855.480,00
Pendapatan Diterima Dimuka 715.332.750,00 689.769.811,00
Utang Jangka Pendek Lainnya 194.367.129,00 275.917.904,00
Jumlah Aset Lainnya 4.512.030.100,00 4.422.543.195,00
Utang kepada Pihak Ketiga Rp3.602.330.221,00
C.16 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing
sebesar Rp3.602.330.221,00 dan Rp3.456.855.480,00. Utang kepada Pihak Ketiga
merupakan belanja yang masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang
harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari
12 (dua belas bulan). Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada lingkup Lembaga
Administrasi Negara per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar 39.110.420,00
2 Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar 181.483.251,00
3 Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya 3.381.736.550,00 3.602.330.221,00 Jumlah
a. Belanja Pegawai Yang Belum Dibayar
TA 2016
LAN Jakarta 15.834.242,00
STIA LAN Jakarta 628.017,00
STIA LAN Bandung 2.320.115,00
STIA LAN Makassar 4.651.028,00
PKP2A I LAN 9.152.018,00
PKP2A II LAN 2.750.000,00
- 73 -
PKP2A III LAN 3.775.000,00
Jumlah 39.110.420,00
Rincian belanja pegawai yang belum dibayar adalah :
- LAN Jakarta sebesar Rp15.834.242,00 terdir dari Gaji pokok, Tunjangan
Istri, Tunjangan Beras, Tunjangan umum, Tunjangan Fungsional dan
tunjangan Struktural yang masih harus dibayar pada Desember tahun
2016.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp628.017,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai bulan Oktober, November dan Desember tahun 2016.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp2.320.115,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp4.651.028,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai dan tunjangan fungsional.
- PKP2A I LAN sebesar Rp9.152.018,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai.
- PKP2A II LAN sebesar Rp2.750.000,00 terdiri dari kekurangan
pembayaran tunjangan fungsional.
- PKP2A III LAN sebesar Rp3.775.000,00 terdiri dari kekurangan
pembayaran tunjangan fungsional.
b. Belanja Barang Yang Belum Dibayar
TA 2016
LAN Jakarta 3.659.911,00
STIA LAN Jakarta 2.940.478,00
STA LAN Bandung 27.369.896,00
STIA LAN Makassar 22.593.998,00
PKP2A I LAN 54.874.246,00
PKP2A III LAN 35.723.025,00
PKP2A IV LAN 34.321.697,00
Jumlah 181.483.251,00
Rincian belanja barang yang belum dibayar terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp3.659.911,00 merupakan tagihan langganan air
bulan Desember 2016.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp2.940.478,00 merupakan tagihan langganan
telepon bulan Desember 2016.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp27.369.896,00 terdiri dari biaya langganan
telepon bulan Desember 2016 sebesar Rp1.521.279,00 dan biaya
langganan listrik bulan Desember 2016 sebesar Rp25.848.617,00.
- 74 -
- STIA LAN Makassar sebesar Rp22.593.998,00 terdiri dari biaya
langganan listrik dan telepon bulan Desember 2016.
- PKP2A I LAN sebesar Rp54.874.246,00 terdiri dari biaya langganan listrik
bulan Desember 2016 sebesar Rp46.262.364,00 dan biaya langganan
telepon bulan Desember 2016 sebesar Rp8.611.882,00.
- PKP2A III LAN sebesar Rp35.723.025,00 terdiri dari biaya langganan
listrik bulan Desember 2016 sebesar Rp33.934.327,00, biaya langganan
telepon bulan Desember 2016 sebesar Rp188.638,00 dan biaya
langganan air bulan Desember 2016 sebesar Rp1.600.060,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp34.321.697,00 terdiri dari biaya langganan
listrik bulan Desember 2016 sebesar Rp30.861.337,00, biaya langganan
telepon bulan Desember 2016 sebesar Rp679.410,00 dan biaya
langganan air bulan Desember 2016 sebesar Rp2.780.950,00.
c. Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya
TA 2016
LAN Jakarta 3.381.736.550,00
Jumlah 3.381.736.550,00
Rincian utang kepada pihak ketiga lainnya terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp3.381.736.550,00 merupakan tunjangan kinerja
bulan Desember 2016 yang belum dibagikan kepada pegawai
pertanggal neraca. Dibagikan kepada pegawai tanggal 11 Januari 2017.
Pendapatan Diterima di Muka Rp715.332.750,00
C.17 Pendapatan Diterima di Muka
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2016 dan 2015 sebesar
Rp715.332.750,00 dan Rp689.769.811,00. Pendapatan Diterima Di muka adalah
pendapatan PNBP yang telah diterima tetapi belum menjadi hak sepenuhnya
karena masih melekat kewajiban untuk memberikan barang/jasa. Pendapatan
Diterima Di muka pada Lembaga Administrasi Negara berupa jasa pendidikan dan
jasa sewa. Rincian Pendapatan Diterima di Muka dari pihak ketiga disajikan
sebagai berikut:
Uraian Jumlah Penjelasan
Bank BRI 57.582.750,00 sewa lahan utk ATM
Mahasiswa STIA 657.750.000,00 pembayaran SPP
Jumlah 715.332.750,00
- 75 -
Uraian Per 31 Desember 2016
Sewa Sewa Tanah Gedung & Bangunan 57.582.750,00
Pendapatan Pendidikan 602.500.000,00
Pendapatan Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat
dan Akhir Pendidikan33.500.000,00
Pendapatan Pendidikan Lainnya 21.750.000,00
Jumlah 715.332.750,00
Nilai Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2016 sebesar
Rp715.332.750,00 terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp57.582.750,00 merupakan sewa lahan ATM BRI
yang akan berakhir pada bulan Maret 2019.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp545.500.000,00 terdiri dari :
Sebesar Rp42.000.000 berupa uang pendidikan 7 orang mahasiswa
Program Magister Kementrian Perhubungan Angkatan Genap 2015
untuk pembayaran Semester Ganjil 2017
Sebesar Rp24.000.000 berupa uang pendidikan 4 orang mahasiswa
Program Magister Kementrian Kesehatan Angkatan 2015 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2017
Sebesar Rp7.500.000 berupa uang pendidikan 1 orang mahasiswa
Program Magister Angkatan 2016 untuk pembayaran semester
Ganjil 2017.
Sebesar Rp1.000.000 berupa uang pendidikan 1 orang mahasiswa
Program Sarjana Kementrian Kesehatan untuk pembayaran
semester Ganjil 2017.
Sebesar Rp202.500.000 berupa uang pendidikan 9 orang mahasiswa
Program Magister Kementrian Perhubungan untuk pembayaran
Semester Ganjil 2017 s.d Ganjil 2018).
Sebesar Rp7.500.000 berupa uang pendidikan 1 orang mahasiswa
Program Magister Pusdiklat BATAN Angkatan Genap 2016 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2017.
Sebesar Rp10.000.000 berupa uang pendidikan 10 orang mahasiswa
Program Sarjana Setjen DPR-RI untuk pembayaran Semester Ganjil
2017.
Sebesar Rp12.000.000 berupa uang pendidikan 2 orang mahasiswa
Program Magister POLRI untuk pembayaran Semester Ganjil 2017.
Sebesar Rp97.500.000 berupa uang pendidikan 16 Mahasiswa
Program Magister yang terdiri dari 6 orang angkatan 2015 (1 orang
cuti), 7 orang angkatan 2016 Ganjil, dan 3 orang angkatan 2016
Genap untuk pembayaran Semester Ganjil 2017.
Sebesar Rp79.000.000 berupa uang pendidikan 54 Mahasiswa
Program Sarjana yang terdiri dari 1 orang angkatan 2013, 6 orang
angkatan 2014 (1 orang melakukan pembayaran untuk Semester
Ganjil dan Genap 2017), 14 orang angkatan 2015, 23 orang angkatan
2016 ganjil, 17 orang angkatan genap 2016 untuk pembayaran
- 76 -
Semester Ganjil 2017.
Sebesar Rp19.000.000 berupa uang pendidikan 19 orang Mahasiswa
Program Sarjana Kementrian Pertahanan Angkatan Ganjil 2015
untuk pembayaran Semester Ganjil 2017.
Sebesar Rp6.750.000 berupa uang seminar proposal tesis 9 orang
mahasiswa Program Magister Kementrian Perhubungan.
Sebesar Rp1.500.000 berupa uang seminar proposal tesis 2
mahasiswa Program Magister Polri.
Sebesar Rp13.500.000 berupa uang ujian tesis 9 mahasiswa Program
Magister Kementrian Perhubungan.
Sebesar Rp3.000.000 berupa uang ujian tesis 2 mahasiswa Program
Magister Polri.
Sebesar Rp3.000.000 berupa uang ujian tesis 2 mahasiswa Program
Magister.
Sebesar Rp250.000 berupa uang pendaftaran 1 orang peserta ujian
seleksi calon mahasiswa baru program sarjana STIA LAN Jakarta.
Sebesar Rp2.500.000 berupa uang pendaftaran 5 orang peserta ujian
seleksi calon mahasiswa baru program magister STIA LAN Jakarta.
Sebesar Rp11.250.000 berupa uang Bimtek Prodi 9 orang Mahasiswa
Kementrian Perhubungan.
Sebesar Rp1.750.000 berupa uang wisuda 1 orang Mahasiswa.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp34.500.000,00 terdiri dari :
Sebesar Rp1.000.000,00 berupa uang pendidikan program sarjana
untuk pembayaran semester ganjil 2017 sebanyak 1 mahasiswa.
Sebesar Rp25.000.000,00 berupa uang pendidikan program magister
untuk pembayaran semester ganjil 2017 sebanyak 5 mahasiswa.
Sebesar Rp1.500.000,00 berupa uang sidang program magister
untuk pembayaran semester ganjil 2017 sebanyak 2 mahasiswa.
Sebesar Rp7.000.000,00 berupa uang wisuda program magister
untuk tahun 2017 sebanyak 4 mahasiswa.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp77.750.000,00 terdiri dari :
Sebesar Rp74.500.000,00 berupa uang pendidikan program
magister semester ganjil 2017 sebanyak 16 mahasiswa.
Sebesar Rp1.500.000,00 berupa uang ujian tesis sebanyak 1
mahasiswa.
Sebesar Rp1.750.000,00 berupa uang wisuda tahun 2017
sebanyak 1 mahasiswa.
Utang Jangka Pendek lainnya
C.18 Utang Jangka Pendek Lainnya
- 77 -
Rp194.367.129,00 Utang jangka pendek lainnya per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing –
masing sebesar Rp194.367.129,00 dan Rp275.917.904,00. Utang jangka pendek
lainnya antara lain berupa utang potongan pajak oleh bendahara pengeluaran
yang belum disetor ke rekening kas negara.
Rincian Utang Jangka Pendek lainnya terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp194.367.129,00. merupakan pajak atas tunjangan
kinerja pegawai bulan Desember 2016 dan telah disetorkan ke rekening kas
negara pada tanggal 11 Januari 2017 NTPN E2C351E43RDUID7I.
Ekuitas Rp930.281.621.539,00
C.19 Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp930.281.621.539,00 dan Rp938.229.898.160,00. Ekuitas adalah merupakan
kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
- 78 -
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan PNBP Rp72.909.372.275,00
D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan pada Lembaga Administrasi Negara untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp72.909.372.275,00 dan
Rp61.440.867.943,00 dengan rincian sebagai berikut :
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 2.742.405.032,00 3.423.895.890,00 (19,90)
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan 49.609.861.000,00 40.476.894.000,00 22,56
dan Teknologi Sesuai Tugas & Fungsi Masing-Masing KL
Pendapatan Pendidikan 17.450.560.003,00 16.798.550.000,00 3,88
Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat & Akhir Pendidikan 1.396.200.006,00 488.850.000,00 185,61
Pendapatan Pendidikan Lainnya 1.696.800.000,00 239.000.000,00 609,96
Pendapatan Denda Keterlambatan Pemerintah 9.165.300,00 6.580.676,00 39,28
Pendapatan Lain - Lain
Pendapatan Anggaran Lain-Lain 4.380.934,00 7.097.377,00 (38,27)
Jumlah 72.909.372.275,00 61.440.867.943,00Rp 18,67
Pendapatan PNBP Lainnya
Pendapatan Jasa
TA 2016 TA 2015 Naik(Turun) %Uraian
Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada saat Pendapatan
terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk sumber daya ekonomi dan/ atau
pada saat timbulnya hak atas pendapatan, yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan Jasa Diklat setelah pelatihan selesai dilaksanakan
b. Pendapatan Sewa Gedung secara proporsional antara nilai dan periode waktu
sewa.
c. Pendapatan SPP diakui setelah penyelenggaraan perkuliahan telah diterima oleh
mahasiswa
d. Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan.
e. Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan merupakan Pendapatan-LO yang
diperoleh dari Sewa Gedung, Ruang Kelas, Kamar Asrama, Rumah Dinas dan tanah
untuk sewa ATM. Pendapatan Jasa merupakan Pendapatan-LO yang diperoleh dari
penyelenggaraan Diklatpim dan Diklat Teknis. Pendapatan pendidikan diperoleh dari
penyelenggaraan pendidikan pada STIA LAN. Pendapatan Denda LO merupakan
pendapatan Denda Keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Sedangkan Pendapatan
Lain-Lain-LO merupakan pengembalian kelebihan pembayaran peserta Diklatpim,
selisih kurs biaya pendidikan mahasiswa Timor Leste .
- 79 -
Beban Pegawai Rp103.826.329.661,00
D.2 Beban Pegawai
Beban Pegawai per 31 Desember 2016 dan 2015 sebesar Rp103.826.329.661,00 dan
Rp96.237.652.198,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam
bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai
yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015Naik
(Turun) %
Beban Gaji Pokon PNS 38.946.453.680,00 35.438.403.193,00 9,90
Beban Pembulatan Gaji PNS 546.357,00 68.559,00 696,92
Beban Tunjangan Suami/Istri PNS 2.662.893.906,00 2.562.730.056,00 3,91
Beban Tunjangan Anak PNS 758.645.943,00 731.057.042,00 3,77
Beban Tunjangan Struktural PNS 2.400.255.000,00 2.457.124.093,00 (2,31)
Beban Tunjangan Fungsional PNS 3.176.965.000,00 3.034.527.050,00 4,69
Beban Tunjangan PPH PNS 664.071.505,00 1.043.623.331,00 (36,37)
Beban Tunjangan Beras PNS 1.995.205.740,00 1.966.199.740,00 1,48
Beban Uang Makan PNS 5.235.342.000,00 5.349.248.300,00 (2,13)
Beban Tunjangan Umum PNS 1.094.000.000,00 1.146.094.980,00 (4,55)
Beban Tunjangan Profesi Dosen 2.594.140.500,00 2.299.077.800,00 12,83
Beban TunjanganKehormatan Profesor 1.006.604.000,00 889.926.600,00 13,11
Beban Uang Lembur 453.211.750,00 414.258.200,00 9,40
Beban Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 42.837.994.280,00 38.905.313.254,00 10,11
Jumlah 103.826.329.661,00 96.237.652.198,00 7,89
Beban Persediaan Rp3.387.263.356,00
D.3 Beban Persediaan
Beban Persediaan pada tahun 2016 dan 2015 sebesar Rp3.387.263.356,00 dan
Rp9.552.242.696,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi
atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik
yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015 Naik (Turun) %
Beban Persediaan Konsumsi 1.951.152.019,00 7.839.518.236,00 (75,11)
Beban Persediaan Pita, Materai dan Leges 11.547.000,00 9.072.000,00 27,28
Beban Persediaan Bahan Baku 1.169.649.580,00 1.399.056.416,00 (16,40)
Beban Persediaan Lainnya 254.914.757,00 304.596.044,00 (16,31)
Jumlah Beban Persediaan 3.387.263.356,00 9.552.242.696,00 (64,54)
- 80 -
Beban Barang dan Jasa Rp116.032.766.091,00
D.4 Beban Barang dan Jasa
Beban barang dan jasa tahun 2016 dan 2015 sebesar Rp116.032.766.091,00 dan
Rp90.198.879.529,00. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas barang dan/atau
jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015 Naik (Turun) %
Beban Keperluan Perkantoran 20.496.091.901,00 14.512.901.634,00 41,23
Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 233.118.500,00 198.288.022,00 17,57
Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Surat 133.391.925,00 135.379.599,00 (1,47)
Beban Honor Operasional Satker 1.824.040.000,00 1.724.940.000,00 5,75
Beban Barang Operasional Lainnya 40.274.227,00 59.959.500,00 (32,83)
Beban Bahan 24.662.927.178,00 12.153.786.719,00 102,92
Beban Honor Output Kegiatan 18.285.023.000,00 19.636.695.500,00 (6,88)
Beban Barang Non Operasional Lainnya 21.245.462.504,00 17.611.286.762,00 20,64
Beban Langganan Listrik 8.229.990.945,00 8.406.403.435,00 (2,10)
Beban Langganan Telepon 402.918.352,00 493.722.514,00 (18,39)
Beban Langganan Air 1.078.198.349,00 673.701.356,00 60,04
Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 493.005.865,00 379.191.120,00 30,02
Beban Jasa Konsultan 1.451.343.724,00 - 100,00
Beban Sewa 1.420.329.621,00 1.247.582.220,00 13,85
Beban Jasa Profesi 15.930.800.000,00 12.830.250.000,00 24,17
Beban Jasa Lainnya 24.000.000,00 13.534.000,00 77,33
Beban Aset Ekstrakomptabel Peralatan dan Mesin 81.850.000,00 121.257.148,00 (32,50)
Jumlah 116.032.766.091,00 90.198.879.529,00 28,64
Beban Pemeliharaan Rp11.462.856.718,00
D.5 Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan per 31 Desember 2016 dan 2015 sebesar Rp11.462.856.718,00
dan Rp11.462.856.718,00. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang
dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke
dalam kondisi normal dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2016 Naik (Turun) %
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 3.242.847.143,00 6.207.735.218,00 (47,76)
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 7.552.781.921,00 6.676.131.245,00 13,13
Beban Persediaan bahan Untuk Pemeliharaan 661.541.315,00 876.361.641,00 (24,51)
Beban Persediaan Suku Cadang 5.686.339,00 15.030.962,00 (62,17)
Jumlah 11.462.856.718,00 13.775.259.066,00 (16,79)
Beban Perjalanan Dinas Rp17.232.574.645,00
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2016 dan 2015 sebesar
Rp17.232.574.645,00 dan Rp15.129.694.809,00. Beban tersebut merupakan beban
yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan
jabatan dengan rincian sebagai berikut :
- 81 -
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015 Naik (Turun) %
Beban Perjalanan Biasa 12.669.297.943,00 12.407.064.166,00 2,11
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 1.100.662.400,00 857.380.000,00 28,38
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 2.691.300.000,00 1.294.005.000,00 107,98
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 411.234.000,00 93.934.000,00 337,79
Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 119.709.108,00 229.969.547,00 (47,95)
Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 240.371.194,00 247.342.096,00 (2,82)
Jumlah 17.232.574.645,00 15.129.694.809,00 13,90
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Rp1.143.663.810,00
D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Barang Yang Diserahkan Ke Masyarakat tahun 2016 dan 2015 sebesar
Rp1.143.663.810,00 dan Rp1.511.041.162,00. Beban Barang untuk Diserahkan
kepada Masyarakat merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa
kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan entitas dengan rincian
sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015 Naik (Turun) %
Beban Barang Lain untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda1.143.663.810,00 1.511.041.162,00 (24,31)
Jumlah 1.143.663.810,00 1.511.041.162,00 (24,31)
Beban barang lainnya yang diserahkan kepada Masyarakat/pemda berupa buku
cetakan hasil kajian, barang publikasi humas,jurnal administrasi negara, Warta LAN
dan majalah.
Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp23.048.952.546,00
D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi tahun 2016 dan 2015 sebesar
Rp23.048.952.546,00 dan Rp23.265..662.060,00. Beban Penyusutan merupakan
beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat
ekonomi untuk Aset Tak Berwujud dengan rincian sebagai berikut :
- 82 -
TA 2016 TA 2015 Naik(Turun) %
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 11.099.505.604,00 11.590.951.424,00 (4,24)
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 11.323.989.591,00 11.422.513.962,00 (0,86)
Beban Penyusutan Irigasi 28.469.080,00 16.581.804,00 71,69
Beban Penyusutan Jaringan 207.654.772,00 206.642.850,00 0,49
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 7.727.500,00 3.863.750,00 100,00
Beban Penyusutan Aset Tetap Yg Tdk Digunakan Dlm Operasi 9.428.954,00 25.108.270,00 (62,45)
Jumlah Penyusutan 22.676.775.501,00 23.265.662.060,00 (2,53)
Beban Amortisasi Software 359.719.545,00 - 100,00
Beban Amortisasi ATB Yg Tdk Digunakan Dlm Operasi Pemerintah 12.457.500,00
Jumlah Amortisasi 372.177.045,00 - 100,00
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi 23.048.952.546,00 23.265.662.060,00 (0,93)
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp1.073.886,00
D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih tahun 2016 dan 2015 sebesar Rp1.073.886,00
dan Rp(755.841,00) dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015 Naik (Turun) %
Beban Penyisihan Piutang Lainnya 1.073.886,00 (548.841,00) (295,66)
Beban Penyisihan Piutang Tagihan TP/TGR - (207.000,00) (100,00)
Jumlah 1.073.886,00 (755.841,00) (242,08)
Beban penyisihan piutang terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp913.730,00 dengan kualitas lancar.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp1.374,00 dengan kualitas lancar.
- PKP2A I LAN sebesar Rp82.932,00 dengan kualitas lancar.
- PKP2A II LAN sebesar Rp39.750,00 dengan kualitas lancar.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp36.100.00 dengan kualitas lancar.
Kegiatan Non Operasional Rp(191.494.250,00)
D.10 SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan
beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi
entitas Rincian Surplus/ Defisit Dari Kegiatan Non Operasional per 31 Desember
2016 dan 2015 sebesar Rp(191.494.250,00) dan Rp(1.401.557.518,00) adalah
sebagai berikut:
- 83 -
Surplus/Defisit Rp(203.417.602.688,00)
Uraian TA 2016 TA 2015 Naik (Turun) %
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 243.275.331,00 72.950.000,00 233,48
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 433.525.350,00 1.474.507.518,00 (70,60)
Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan*) 123.964.541,00 - 100,00
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan*) 112.636.967,00 100,00
Beban Persediaan Rusak/usang 12.571.805,00
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional (191.494.250,00) (1.401.557.518,00) (86,34)
*) Pendapatan/Beban Penyesuaian Nilai Persediaan timbul karena kebijakan penilaian
persediaan menggunakan metode Harga Perolehan Terakhir. Akun ini tidak akan
muncul ketika penilaian persediaan menggunakan metode First In First Out (FIFO).
D.11 SURPLUS/ DEFISIT - LO
Surplus/(Defisit) – LO per 31 Desember 2016 dan 2015 masing – masing sebesar
Rp(203.417.602.688,00) dan Rp(189.630.365.254,00).
- 84 -
- 84 -
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas Awal Rp938.229.898.160,00
E.1 Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2016 dan 2015 adalah masing- masing sebesar
Rp938.229.898.160,00 dan Rp933.383.632.421,00.
Surplus(defisit) LO Rp(203.417.602.688,00)
E.2 Surplus (Defisit) LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015
adalah defisit sebesar Rp203.417.602.688,00 dan Rp189.630.365.254,00.
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar Rp0,00
E.3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar
Transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi / Kesalahan Mendasar
untuk peroide yang berakhir pada 31 Desember 2016.
Penyesuaian Nilai Aset Rp0,00
E.3.1 Penyesuaian Nilai Aset
Penyesuaian Nilai Aset pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp0,00 dan Rp176.998.856,00. Penyesuaian nilai asset merupakan
hasil penyesuaian nilai persediaan akibat penerapan kebijakan harga perolehan
terakhir.
Nilai pada tahun 2015 tersebut merupakan penyesuaian nilai persediaan.
Penyesuaian nilai persediaan ini merupakan selisih harga pembelian dengan harga
perolehan terakhir.
Koreksi Nilai Persediaan Rp31.050.000,00
E.3.2 Koreksi Nilai Persediaan Koreksi nilai persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang
diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi pada
peroide sebelumnya. Koreksi tambah atas nilai persediaan untuk tahun 2016 dan
2015 adalah masing – masing sebesar Rp31.050.000,00 dan Rp0,00. Rincian Koreksi
nilai persediaan untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 20 Rincian Koreksi Nilai Persediaan
Barang Konsumsi 31.050.000,00
Jumlah 31.050.000,00
Jenis Aset Tetap Total
Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi Rp(1.349.021.256,00)
E.3.3 Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi
Jumlah koreksi nilai aset non revaluasi untuk periode yang berakhir pada periode
per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp(1.349.021.256,00) dan
- 85 -
Rp130.213.812,00. Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset
lainnya yang bukan karena revaluasi nilai.
Tabel 21 Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Tahun 2016
Tambah Kurang
Aset Tetap 1.452.810.591,00 (695.276.059,00) 757.534.532,00
Aet Tak Berwujud - (2.106.555.788,00) (2.106.555.788,00)
Jumlah 1.452.810.591,00 (2.801.831.847,00) (1.349.021.256,00)
Jenis Aset TetapKoreksi
Total
Koreksi nilai aset non revaluasi terdapat pada satker :
1. LAN Jakarta sebesar Rp(559.087.233,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp828.131.830,00 terdiri dari :
Koreksi akumulasi penyusutan peralatan dan mesin sebesar
Rp87.887.672,00.
Koreksi akumulasi penyusutan jaringan, gedung dan bangunan sebesar
Rp740.244.158,00.
- Koreksi nilai asset lainnya non revaluasi sebesar Rp(1.387.219.063,00)
merupakan Akumulasi Amortisasi asset tak berwujud.
2. STIA LAN Jakarta sebesar Rp(50.092.474,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp(2.336.224,00) terdiri dari :
koreksi pencatatan nilai atas Gedung dan Bangunan sebesar
Rp(2.748.570,00).
koreksi pencatatan nilai atas penyusutan gedung dan bangunan sebesar
Rp412.286,00.
transaksi normalisasi BMN Aset Tetap Peralatan dan Mesin sebesar Rp59,00.
transasksi normaliasasi BMN Aset Tetap Gedung dan Bangunan sebesar
Rp1,00.
- koreksi nilai aset lainnya non revaluasi sebesar Rp(47.756.250,00) merupakan
koreksi akumulasi amortisasi aset tak berwujud.
3. STIA LAN Bandung sebesar Rp293.169.996,00 berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp586.948.746,00 terdiri dari :
koreksi normalisasi Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan sebesar
Rp20,00.
koreksi Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Rp586.948.726,00.
- Koreksi Nilai Aset Lainnya non revaluasi sebesar Rp(293.778.750,00) merupakan
koreksi Akumulasi Amortisasi ATB.
- 86 -
4. STIA LAN Makassar sebesar Rp(19.953.069,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp56,00 terdiri dari :
koreksi akumulasi penyusutan peralatan dan mesin sebesar Rp 47,00.
koreksi akumulasi penyusutan gedung dan bangunan sebesar Rp9,00.
- Koreksi Nilai Aset Lainnya non revaluasi sebesar Rp(19.953.125,00) merupakan
koreksi Akumulasi Amortisasi ATB
5. PKP2A I LAN sebesar Rp(302.528.560,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp40,00 terdiri dari :
Proses normalisasi penyusutan peralatan dan mesin sebesar Rp19,00.
Proses normalisasi penyusutan gedung dan bangunan sebesar Rp18,00.
Proses normalisasi penyusutan jalan, irigasi dan jaringan sebesar Rp3,00.
- Koreksi Nilai Aset Lainnya sebesar Rp(302.528.600,00) berasal dari amortisasi
ATB pertama kali sebesar Rp305.028.600,00 dan berasal dari transaksi
transaksional amortisasi hibah software dengan nilai hibah sebesar
Rp20.000.000 dan nilai amortisasi sebesar Rp2.500.000. Untuk transaksi
transaksional amortisasi software tersebut seharusnya tidak ada, tetapi di
aplikasi SIMAK BMN muncul transaksi tersebut. Hal ini sudah dikonsultasikan
dengan pihak DJKN, dan menurut pihak DJKN hal tersebut memang karena
masalah di aplikasi SIMAK BMN.
6. PKP2A II LAN sebesar Rp(198.473.866,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp(184.848.866,00) merupakan
akumulasi penyusutan gedung dan bangunan.
- Koreksi Nilai Aset Lainnya Non Revaluasi sebesar Rp(13.625.000,00)
merupakan koreksi akumulasi amortisasi ATB software komputer.
7. PKP2A III LAN sebesar Rp(501.727.459,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp(467.532.459,00) terdiri
dari :
Proses normalisasi penyusutan peralatan dan mesin sebesar Rp25,00.
Proses normalisasi penyusutan gedung dan bangunan sebesar
Rp(467.532.490,00).
Proses normalisasi penyusutan jalan, irigasi dan jaringan sebesar Rp6,00.
- Koreksi Nilai Aset Lainnya non revaluasi sebesar Rp(34.195.000,00) merupakan
koreksi Akumulasi Amortisasi ATB.
- 87 -
8. PKP2A IV LAN sebesar Rp(10.328.591,00) berupa :
- Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp(2.828.591,00) terdiri dari :
Koreksi akumulasi penyusutan peralatan dan mesin sebesar Rp(2.828.625,00)
Koreksi penyusutan gedung dan bangunan sebesar Rp34,00.
- Koreksi Nilai Aset Lainnya non revaluasi sebesar Rp(7.500.000,00) merupakan
aset ekstrakomtabel peralatan dan mesin.
Lain-Lain Rp196.710.614,00
E.3.4 Koreksi Lain – Lain
Jumlah lain – lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan
2015 adalah sebesar Rp196.710.614,00 dan Rp629.559.428,00. Koreksi Lain –
Lain merupakan pengembalian belanja pegawai dan pengembalian belanja
barang tahun anggaran yang lalu. Koreksi Lain – Lain terdapat pada satker :
1. LAN Jakarta senilai LAN Jakarta sebesar Rp189.061.274,00 merupakan
penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu sebesar
Rp175.975.987,00 dan penerimaan kembali belanja barang tahun anggaran
yang lalu sebesar Rp13.085.287,00.
2. STIA LAN Jakarta sebesar Rp3.182.109,00 merupakan penerimaan kembali
belanja pegawai tahun anggaran yang lalu sebesar Rp39,00, penerimaan
kembali belanja barang tahun anggaran yang lalu sebesar Rp433.500,00 dan
penerimaan kembali belanja modal tahun anggaran yang lalu sebesar
Rp2.748.570,00.
3. STIA LAN Bandung senilai Rp255,00 merupakan penerimaan kembali belanja
pegawai tahun anggaran yang lalu.
4. STIA LAN Makassar senilai Rp63,00 merupakan penerimaan kembali belanja
pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu.
5. PKP2A I LAN senilai Rp1.104.186,00 merupakan penerimaan kembali belanja
pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu.
6. PKP2A III LAN senilai Rp986.727,00 merupakan penerimaan kembali belanja
pegawai tahun anggaran yang lalu.
7. PKP2A IV LAN senilai Rp2.376.000,00 merupakan penerimaan kembali
belanja pegawai tahun anggaran yang lalu.
Transaksi Antar Entitas Rp196.590.586.709,00
E.4 Transaksi Antar Entitas
Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir pada
31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp196.590.586.709,00 dan
- 88 -
Rp193.539.858.897,00. Transaksi Antar Entitas adalah transaksi yang melibatkan dua
atau lebih entitas yang berbeda baik internal KL, antar BUN maupun KL dengan BUN
Uraian Transaksi Antar Entitas Jumlah
Ditagihkan Ke Entitas Lain 268.162.463.444,00
Diterima Dari Entitas Lain (73.390.921.159,00)
Transfer Masuk 63.900.000,00
Pengesahan Hibah Langsung 1.755.144.424,00
Jumlah 196.590.586.709,00
Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:
E.4.1 Diterima dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan ke Entitas Lain (DKEL)
Diterima dari Entitas Lain/Ditagihkan ke Entitas Lain merupakan transaksi antar
entitas atas pendapatan dan belanja pada KL yang melibatkan kas Negara (BUN).
Pada periode hingga 31 Desember 2016, DDEL sebesar Rp268.162.444,00
sedangkan DKEL sebesar Rp73.390.921.159,00.
E.4.2 Transfer Masuk
Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan asset /kewajiban dari satu
entitas ke entitas lain pada internal KL, antar KL, danantara KL dengan BA-BUN.
Transfer Masuk sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp63.900.000,00 terdiri dari :
Jenis Entitas Asal Nilai
Peralatan dan Mesin Kementerian Kesehatan 63.900.000,00
63.900.000,00 Jumlah
E.4.3 Pengesahan Hibah Langsung
Pengesahan Hibah Langsung merupakan transaksi atas pencatatan hibah langsung
KL dalam bentuk kas, barang maupun jasa sedangkan pencatatan pendapatan
hibah dilakukan oleh BA-BUN. Pengesahan Hibah Langsung sampai dengan tanggal
31 Desember 2016 sebesar Rp1.755.144.424,00.
Rincian pengesahan Hibah untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut:
No Penerima Hibah Bentuk Hibah Nilai Pengesahan
Barang 101.047.000,00
Jasa 1.451.343.724,00
2 STIIA LAN Jakarta Barang 79.483.900,00
3 STIA LAN Bandung Barang 55.106.700,00
4 STIA LAN Makassar Barang 20.000.000,00
5 PKP2A I LAN Barang 44.113.100,00
6 PKP2A IV LAN Barang 4.050.000,00
Jumlah Jumlah 1.755.144.424,00
1 LAN Jakarta
Pada tahun 2016 satker LAN Jakarta mendapat hibah jasa dari Pemerintah Australia
Departement of Foreign Affairs and Trade (DRAFT) sebesar Rp1.451.343.724,00
berupa Program Knowledge Sector Initiative.
- 89 -
Ekuitas Akhir Rp930.281.621.539,00
E.5 Ekuitas Akhir
Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing – masing
sebesar Rp930.281.621.539,00 dan Rp938.229.898.160,00.
- 90 -
F. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 116/PMK.05/2007 tentang
Penyusunan Rencana Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut
Pemerintah Terhadap Temuan Pemeriksaan Keuangan oleh BPK atas Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, Laporan Keuangan Bendahara Umum
Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Berdasarkan laporan pemantauan tindak lanjut, dapat dikemukakan hal-hal
sebagai berikut :
1. Temuan :
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada STIA LAN Terlambat Disetor ke
Kas Negara
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN agar :
a. Menginstruksikan para Ketua STIA LAN di Jakarta, Bandung dan Makassar
serta Kepala PKP2A II LAN untuk:
1) Menyetorkan PNBP ke Kas Negara tepat waktu.
2) Melakukan rekonsiliasi berkala dengan bagian akademik.
b. Mengembangkan aplikasi (sistem informasi) terintegrasi yang
memungkinkan rekonsiliasi pembayaran mahasiswa dengan status
akademik.
Tindak Lanjut :
a. Telah selesai ditindaklanjuti sesuai rekomendasi BPK.
b. Rekonsiliasi berkala telah dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian
Akademis STIA LAN, dan hasilnya dilaporkan kepada Ketua STIA LAN selaku
KPA sebagai wujud pemantauan atas hasil rekonsiliasi.
2. Temuan :
Kesalahan Pembebanan atas E-Book pada Mata Anggaran Belanja Barang
Beban Sewa (522141) di satker STIA Jakarta.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala Lembaga Administrasi Negara agar
menginstruksikan Ketua STIA LAN Jakarta untuk lebih cermat dalam
menyiapkan rencana program dan anggaran dengan memperhatikan output
dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
- 91 -
Tindak Lanjut :
Telah selesai ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi BPK 3. Temuan :
Penganggaran Belanja Barang yang Menghasilkan Persediaan Belum Sesuai
Peraturan Menteri Keuangan.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN untuk mengintruksikan kepada:
a. Kepala Biro Umum untuk selalu memutakhirkan pemahaman terhadap
peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan dan melakukan
koordinasi terhadap pelaksana SAIBA dan aplikasi Persediaan.
b. Kepala Biro Perencanaan, Hukum, Humas dan Protokol agar melakukan
penganggaran belanja dengan memperhatikan belanja yang menghasilkan
persediaan dan tidak menghasilkan persediaan.
Tindak Lanjut :
a. Kepala LAN mengintruksikan kepada Kepala Biro Umum untuk senantiasa
melakukan pemutakhiran pemahaman terhadap peraturan perundangan
diantaranya melalui Bimtek dan Internalisasi pelaksanaan peraturan
Kementerian Keuangan tentang pelaksanaan SAIBA dan aplikasi
Persediaan.
b. Kepala LAN mengintruksikan kepada Kepala Biro Perencanaan, Hukum,
Humas dan Protokol agar lebih cermat dalam melakukan penganggaran
belanja yang menghasilkan persediaan dan mewajibkan setiap Satker
untuk melaporkan apabila ada perubahan/ revisi (revisi kewenangan KPA).
4. Temuan :
LAN Belum Melakukan Amortisasi Atas Aset Tak Berwujud.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN agar segera menetapkan kebijakan
akuntansi ATB dengan berpedoman pada SAP.
Tindak Lanjut :
Kepala LAN mengintruksikan kepada Kepala Biro Umum untuk menetapkan
kebijakan akuntansi ATB dengan berpedoman pada SAP dan Peraturan
Menteri Keuangan.
5. Temuan :
Kelemahan Sistem dalam Implementasi Aplikasi SAIBA
- 92 -
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN agar berkoordinasi dengan Kementerian
Keuangan dalam rangka menyempurnakan sistem SAIBA yang dapat
mengakomodir kelemahan-kelemahan dalam sistem SAIBA.
Tindak Lanjut :
Kepala LAN melalui Kepala Biro Umum akan melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian
Keuangan terkait penyempurnaan aplikasi SAIBA.
2. Hasil kajian belum dapat dikategorikan sebagai Aset Tak Berwujud, dikarenakan
belum memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Bultek Hasil kajian belum
dapat dikategorikan sebagai Aset Tak Berwujud, dikarenakan belum memenuhi
kriteria sebagaimana diatur dalam Bultek nomor 17 tahun 2014. Namun hasilnya
telah dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan baik di instansi pusat
maupun daerah. Dan sebagai penjamin atas kualitas kajian kebijakan dan
pengembangan inovasi administrasi negara telah diatur melalui Peraturan Kepala
LAN nomor 34 dan 35 tahun 2015.
Dalam Buletin Teknis Nomor 17, November 2014 disebutkan bahwa “Aset Tak
Berwujud adalah aset nonkeuangan yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual. ATB harus memenuhi kriteria dapat diidentifikasi,
dikendalikan oleh entitas, dan mempunyai potensi manfaat ekonomi masa
depan”.
Oleh karena itu pengeluaran - pengeluaran untuk kegiatan penelitian/riset,
senantiasa masih diakui sebagai beban saat terjadi dalam upaya menindaklanjuti
ini, LAN telah berkonsultasi baik melalui suatu forum rapat dengan mengundang
pihak terkait (Kementerian Keuangan, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
dan LIPI) atau surat ke KSAP namun diperoleh jawaban bahwa hasil kajian LAN
belum dapat dinilai sebagai Aset Tak Berwujud. Untuk sementara hasil - hasil
kajian ini diinformasikan/diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Hal
ini sesuai dengan surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-
105/PB.7/2008 tanggal 13 Pebruari 2008 perihal Pencatatan dan Pelaporan Hasil
Kajian/Penelitian dalam Laporan Keuangan.
- 93 -
Selain mengacu hal tersebut di atas, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
telah mengeluarkan Buletin Teknis Nomor 17 tahun 2014 tentang Aset Tak
Berwujud, disebutkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria umum :
a. Dapat diidentifikasi. Yang dimaksud dengan kriteria ini adalah :
1. Dapat dipisahkan, artinya aset ini memungkinkan untuk dipisahkan atau
dibedakan secara jelas dari aset-aset yang lain pada suatu entitas. Oleh
karena aset ini dapat dipisahkan atau dibedakan dengan aset yang lain, maka
ATB dapat dijual, dipindahtangankan, diberikan lisensi, disewakan,
ditukarkan, baik secara individual maupun secara bersama-sama. Namun
demikian tidak berarti bahwa ATB baru diakui dan disajikan di neraca jika
entitas bermaksud memindahtangankan, menyewakan, atau memberikan
lisensi kepada pihak lain. Identifikasi serta pengakuan ini harus dilakukan
tanpa memperhatikan apakah entitas tersebut bermaksud melakukan hal
tersebut;
2 Timbul dari kesepakatan yang mengikat, seperti hak kontraktual atau hak
hukum lainnya, tanpa memperhatikan apakah hak tersebut dapat
dipindahtangankan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban
lainnya.
b. Kemampuan dalam Pengendalian
Tanpa adanya kemampuan untuk mengendalikan aset maka sumber daya
dimaksud tidak dapat diakui sebagai aset suatu entitas. Suatu entitas
disebut ”mengendalikan aset” jika entitas memiliki kemampuan untuk
memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset tersebut dan
dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi dari
aset tersebut. Kemampuan untuk mengendalikan aset ini pada umumnya
didasarkan pada dokumen hukum yang sah dari lembaga yang berwenang.
Instansi pemerintah dapat memperoleh manfaat ekonomi masa depan karena
adanya pengetahuan teknis yang dimilikinya. Pengetahuan teknis ini dapat
diperoleh dari riset atau pengembangan atau mungkin dari pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan. Dalam kondisi demikian timbul pertanyaan, apakah
entitas mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pengetahuan teknis
yang diperoleh dari riset dan pengembangan tersebut. Kemampuan untuk
mengendalikan ini harus dibuktikan dengan adanya hak cipta (copyrights), hak
- 94 -
paten tanpa adanya hak tersebut sulit bagi entitas untuk mengendalikan
sumber daya tersebut dan membatasi pihak lain memanfaatkan sumber daya
tersebut.
c. Manfaat Ekonomi Masa Depan
Karakteristik aset secara umum adalah kemampuannya untuk memberikan
manfaat ekonomis dan jasa potensial (potential services) di masa depan.
Manfaat ekonomis dapat menghasilkan aliran masuk atas kas, setara kas,
barang, atau jasa ke pemerintah. Jasa yang melekat pada aset dapat saja
memberikan manfaat kepada pemerintah dalam bentuk selain kas atau
barang, misalnya dalam meningkatkan pelayanan publik sebagai salah satu
tujuan utama pemerintah atau peningkatan efisiensi pelaksanaan suatu
kegiatan pemerintah.
Manfaat ekonomi masa depan yang dihasilkan oleh ATB dapat berupa
pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa, penghematan
biaya atau efisiensi, dan hasil lainnya seperti pendapatan dari penyewaan,
pemberian lisensi, atau manfaat lainnya yang diperoleh dari pemanfaatan
ATB. Manfaat lain ini dapat berupa peningkatan kualitas layanan atau
keluaran, proses pelayanan yang lebih cepat, atau penurunan jumlah
tenaga/sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas dan
fungsi.
Adapun hasil kajian/penelitian LAN untuk tahun 2016 adalah
sebagai berikut :
1)
1 Satker LAN Jakarta 6 Kajian Sebesar 2.675.595.128,00
2 Satker PKP2A I LAN 2 Kajian Sebesar 192.533.263,00
3 Satker PKP2A II LAN 2 Kajian Sebesar 383.963.000,00
4 Satker PKP2A III LAN 2 Kajian Sebesar 162.006.100,00
5 Satker PKP2A IV LAN 1 Kajian Sebesar 148.370.004,00
13 Kajian Sebesar 3.562.467.495,00
Tahun 2016
3. Rekening yang terdapat pada Lembaga Administrasi Negara (terlampir).
4. Rekap mahasiswa pada STIA LAN Jakarta, Bandung dan Makassar pada posisi
tahun 2016 (terlampir).
5. Di tahun 2016, diwacanakan ada pemotongan anggaran untuk
optimalisasi yang bersifat (self blocking) pada Lembaga Administrasi
Negara sejumlah Rp4.137.000.000,00 dengan rincian :
- LAN Jakarta sebesar Rp2.939.880.000,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp326.589.000,00.
- 95 -
- STIA LAN Bandung sebesar Rp50.016.000,00.
- STIA LAN Makassar sebeasr Rp50.512.000,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp239.645.000,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp272.708.000,00.
- PKP2A III LAN sebesar Rp100.990.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp156.660.000,00.
Namun sampai dengan akhir TA 2016, optimalisasi tersebut tidak
dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan anggaran sejumlah
Rp4.137.000.000,00 pun tidak dapat digunakan oleh Lembaga
Administrasi Negara, sehingga realisasi netto yang tersaji di Laporan
Keuangan tahun 2016 adalah pagu Rp281.839.971.000,00 dengan
realisasi Rp268.162.463.444,00 (95,15%). Sedangkan realisasi netto jika
berdasarkan self blocking pagu Rp277.702.971.000,00 dengan realisasi
Rp268.162.463.000,00 (96,57%).
6. Pada tahun 2016 pada PKP2A II LAN terdapat kesalahan sumber dana dari
PNBP menjadi Rupiah Murni senilai Rp. 557.739.000,00 dengan rincian sebagai
berikut :
Berdasarkan data diatas terjadi pergeseran sumber dana dari PNBP ke RM
pada Program Dukungan Manajemen sebesar Rp27.321.000,00 dan pada
Program Pengkajian Administrasi Negara dan Diklat Aparatur Negara sebesar
Rp. 530.418.000,00 . Kesalahan Pembebanan sumber dana terjadi pada saat
melakukan entri data aplikasi ADK RKAKL revisi antar jenis belanja.
Untuk menindaklanjuti hal diatas Lembaga Administrasi Negara telah
berupaya mengirimkan surat ke Kementerian Keuangan dengan surat
3584/S.1/PEP.04.3 tanggal 28 Desember 2016 dengan tujuan untuk
melakukan revisi terhadap kesalahan pembebanan sumber dana tersebut,
namun sampai saat ini surat tersebut tidak mendapatkan respon dari
PNBP RM PNBP RM
1 III 086.01.3581 546,500,000 48,621,000 573,821,000 21,300,000
086.01.3598 11,086,089,000 147,235,000 11,233,324,000 -
2 IV 086.01.3598 10,702,906,000 530,418,000 11,233,324,000
No Revisi Program /KegiatanData DIPA Data Seharusnya
- 96 -
Kementerian Keuangan.
7. Pada Tahun 2016, STIA LAN Jakarta melaksanakan kegiatan wisuda sarjana dan
magister. Dalam kegiatan tersebut terdapat pengadaan toga mahasiswa
sebanyak 300 buah yang menggunakan akun belanja barang. Namun,
mahasiswa yang mengikuti wisuda Tahun 2016 adalah sejumlah 289
mahasiswa, sehingga mengakibatkan adanya kelebihan atas belanja barang
toga mahasiswa tersebut. Sebanyak 11 buah toga mahasiswa akan digunakan
pada kegiatan wisuda berikutnya.
8. Pada STIA LAN Jakarta, Bandung dan Makassar terdapat skripsi dan tesis yang
merupakan tugas akhir mahasiswa S1 dan S2 pada tahun 2016 yang diarsipkan
pada perpustakaan. Jumlah koleksi skripsi dan tesis tersebut sebagai berikut:
Rincian Jumlah Skripsi dan Tesis pada Perpustakaan Nama Satker Skripsi Tesis Jumlah
STIA LAN Jakarta 153 136 289
STIA LAN Bandung 150 100 250
STIA LAN Makassar 135 135 270
Jumlah 438 371 809
Pada STIA LAN Makassar mulai tahun 2016 skripsi dan tesis yang diserahkan ke
perpustakaan berupa softcopy untuk efisiensi ruang perpustakaan.
9. Tanah yang dipergunakan untuk perkantoran Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN adalah tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat
dengan status hak pakai berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Barat No. 593/SK.997-PLK/95 tanggal 7 Juni 1995 bahwa Pemerintah
Provinsi Dati I Jawa Barat telah menyetujui status ijin penggunaan tanah
seluas + 5 ha di Desa Cikeruh Kecamatan Cikeruh, Kabupaten Sumedang
sebagai hak guna pakai.
Sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai No. 8 Tahun 2007, bahwa Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN dapat menggunakan tanah tersebut
selama dipergunakan (Hak Guna Pakai), dalam hal ini Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN telah menindaklanjuti untuk
pelimpahan tanah tersebut menjadi Milik Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN (Milik Pemerintah Republik Indonesia) sebagaimana
tertuang dalam Surat Permohonan Nomor. 420/XI/1/1/2008 tanggal 10 Juni
2008 tentang peralihan status kepemilikan tanah. Dari pihak pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Sekretaris Daerah menyampaikan surat No.
- 97 -
593/2065/PLK tanggal 10 Juli 2008 yang menyampaikan informasi bahwa pada
saat itu permohonan peralihan status belum dapat dipenuhi. Setelah itu
ditindak lanjuti kembali dengan surat permohonan hibah No. 332/XI/1/1/2011
tanggal 13 April 2011 . Setelah surat permohonan disampaikan kepada
Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Barat, kemudian terbit Surat jawaban No.
593/2520/Pbd tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan bahwa tanah tersebut
statusnya berubah dari Hak Guna Pakai menjadi Hak Pinjam Pakai.
Terkait dengan hal tersebut, maka Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN pada tanggal 17 Februari 2012 menyampaikan surat
permohonan untuk mendapatkan perjanjian Pinjam Pakai kepada Gubernur
Jawa Barat selaku pimpinan pemerintah di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
Saat surat permohonan tersebut dalam proses pengajuan, telah dilakukan
rapat pembahasan mengenai status tanah Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN (fokus kepada proses hibah tanah) dengan berbagai
pihak terkait yaitu Biro Perlengkapan Provinsi Jawa Barat, pihak DJKN
Kementerian Keuangan dan KPKNL Kota Bandung serta para pejabat struktural
LAN pada tanggal 13 Mei 2012 di Kantor Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN. Salah satu hasil rapat memastikan bahwa proses
pinjam pakai tanah Jatinangor sedang diproses di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Untuk hibah bisa diajukan tetapi tetap pinjam pakai yang
lebih diutamakan.
Perkembangan selama Tahun 2012 tentang status tanah perkantoran Pusat
Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN adalah telah
dikirimkannya Surat Perihal Permohonan Hibah dari Sekretaris Utama LAN No.
1388/S.1/RTP.03.02/2012 Tanggal 25 Juni 2012 kepada Gubernur Jawa Barat.
Sampai dengan dibuatnya laporan keuangan ini belum ada jawaban resmi dari
pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sebagai tindak lanjut dari surat Tanggal 25 Juni 2012 dilayangkan kembali
surat dari Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN
No. 2893/PI.1/RTP.03.2.c/12/2012 Tanggal 7 Desember 2012 kepada
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Pengajuan Perpanjangan
Pemanfaatan Tanah (Pinjam Pakai) hingga 2 tahun berikutnya untuk masa
Tahun 2013-2015, mengingat perjanjian pinjam pakai tersebut akan berakhir
pada tanggal 16 September 2013. Sampai dengan dibuatnya laporan
- 98 -
keuangan ini belum ada jawaban resmi dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa
Barat.
Secara informal sudah dilakukan pembicaraan kembali dengan Asisten
Administrasi Pemprov Jawa Barat, dan hasilnya adalah usulan tentang
perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah selama 30 tahun seperti halnya
Pemprov Jabar dengan ITB, usulan ini sudah disampaikan ke Kepala LAN
dengan surat dari Kepala PKP2A I LAN No. 1516/PI.1/RTP.03.02.c/2013
Tanggal 27 Mei 2013 tentang Pengajuan Perjanjian Kerjasama. Sebagai tindak
lanjut dari surat ini, pihak LAN Pusat sudah menindaklanjutinya dengan
berkonsultasi dengan DJKN yang menghasilkan risalah rapat. Adapun poin
risalah rapat diantaranya LAN tidak bisa diperlakukan sama dengan ITB, solusi
alternatifnya adalah dengan hibah atau dibeli.
Pada tanggal 26 Agustus 2013 Surat Nomor 2420/PI.1/RTP.03.2 tentang
Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam Pakai) telah dilayangkan
kepada Pemprov Jawa Barat. Namun hingga berakhirnya Tahun Anggaran
2013 belum juga terbit MOU Perpanjangan Pinjam Pakai dari Pemprov Jawa
Barat.
Di tahun 2014 Pemprov Jawa Barat mengeluarkan SK Gubernur No.
593/Kep.201-PBD/2014 tentang Perpanjangan Pinjam Pakai Tanah Dan
Bangunan di Jl. Kiarapayung No. Km 4,7 Desa Cilayung, Kec Jatinangor, Kab
Sumedang Kepada Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Tanggal
30 Januari 2014. Dan diterbitkannya surat perjanjian antara Pemprov Jawa
Barat dengan LAN RI tentang perpanjangan pinjam pakai tanah terletak di Jl.
Kiarapayung Km 4,7 Desa Cilayung, Kec. Jatinangor, Kab Sumedang, dengan
Nomor 593/64/Pbd – 2/S-1/HKM.11.1 Tanggal 19 Mei 2014.
Kondisi saat ini, dengan keluarnya Surat Perjanjian Pinjam Pakai Tanah Nomor
593/64/Pbd dan 2/S.1/HKM.11.1 tentang Perpanjangan Pinjam Pakai Tanah
Terletak di Jalan Kiara Payung KM. 4,7 Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang Tanggal 9 Mei 2014 maka PIHAK KESATU dalam hal ini
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyetujui untuk memperpanjang pinjam
pakai tanah kepada PIHAK KEDUA dalam hal ini PKP2A I LAN, hal tersebut
didasarkan pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 593/Kep.201-
PBD/2014 tanggal 30 Januari 2014 tentang Perpanjangan Pinjam Pakai Tanah
dan Bangunan di Jalan Kiara Payung KM. 4,7 Desa Cilayung, Kecamatan
- 99 -
Jatinangor, Kabupaten Sumedang kepada Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Untuk pengamanan asset, sudah dijajaki pertemuan dengan pimpinan daerah
Propinsi Jawa Barat sejak tahun 2012 dan terakhir ditindaklanjuti dengan
permohonan saling hibah tanah dari Kepala Administrasi Negara ke Gubernur
Propinsi Jawa Barat dengan surat Nomor: 142/K.1/RTP.03.2 tanggal 19
November 2015. Menjawab surat tersebut, Sekretaris Daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dengan surat Nomor: 593/6053-Pb4 tanggal 7 Desember
2015 menyatakan tidak keberatan dengan proses saling hibah antara
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Lembaga Administrasi Negara setelah
nantinya pihak Lembaga Administrasi Negara membeli tanah yang akan
dihibahkan kepada pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dengan melihat kondisi diatas, maka dengan sepersetujuan LAN (cq Biro
PH2P), direncanakan akan dialokasikan anggaran untuk
pembelian/pengusulan pengadaan tanah yang bila dimungkinkan dillakukan
pada anggaran perubahan tahun 2016 atau anggaran tahun 2017, dengan
terlebih dahulu dilakukan pengusulan ke Kementerian Keuangan.
Sambil menunggu proses untuk mendapatkan tanah tersebut, maka proses
pemanfaatan tanah dengan status pinjam pakai tetap dilakukan. Mengingat
jangka waktu Perjanjian Pinjam Pakai saat ini akan berakhir pada tanggal 19 Mei
2016, telah ditindaklanjuti dengan surat Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan
Tanah (Pinjam Pakai) dari Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara
kepada Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (surat Nomor: 857/5.1/RPB.02.3
tanggal 4 Maret 2016). Sampai dengan beberapa bulan, surat pengajuan
tersebut belum juga mendapat tanggapan. Kemudian Pada tanggal 22
September 2016, PKP2A I LAN kembali mengirimkan surat kepada Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Barat (surat Nomor: 4558/PI.1/RTB.02.3 tanggal 22
September 2016) yang isinya menanyakan sejauh mana progres pengajuan
Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam Pakai) atas surat yang sudah
diajukan sebelumnya oleh PKP2A I LAN (surat Nomor: 857/5.1/RPB.02.3 tanggal
4 Maret 2016). Atas surat tersebut, kemudian terbit surat persetujuan
Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam Pakai) dengan nomor surat :
593/Kep.107-PID/2016 tanggal 01 November 2016. Akan tetapi, kemudian
mendapat informasi bahwa surat tersebut harus ditarik kembali karena ada
- 100 -
yang harus direvisi. Tetapi sampai dengan tanggal pelaporan, belum diterima
kembali surat revisi persetujuan Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam
Pakai).
Untuk kemudian ada informasi terkait dengan status kepemilikan atas tanah
yang ditempati, maka pada tanggal 4 Maret 2016 dilakukan konfirmasi ke
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumedang. Informasi yang diterima dari pihak
BPN Kabupaten Sumedang memang membenarkan adanya gugatan terhadap
tanah yang terletak di Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Sukasari dengan
luas wilayah yang dipermasalahkan 962,1819 Ha sebagai masalah tanah bekas
perkebunan Jatinangor. Saran dari pihak BPN Kabupaten Sumedang adalah tidak
melakukan dulu proses saling hibah sampai status tanah tersebut “clear and
clean” yang penanganan kasusnya sudah sampai di BPN Pusat.
Selanjutnya sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan yang ada, maka proses
pengajuan perpanjangan pemanfaatan tanah (status pinjam pakai) dengan
pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap akan dilakukan untuk masa periode
5 (lima) tahun ke depan. Harapannya adalah proses pengajuan anggaran untuk
pembelian/kepemilikan tanah juga tetap berjalan dengan pengajuan
permohonan ke Kementerian Keuangan, hanya saja proses saling hibah (apabila
areal tanah sudah tersedia) menunggu status kepemilikan atas tanah yang
ditempati sekarang.
Jika kedepannya pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghentikan status
pinjam pakai atas tanah yang ditempati, maka PKP2A I LAN akan mencari lahan
baru untuk dibangun dan digunakan sebagai kantor PKP2A I LAN.
- 101 -
1. T
e