Download - Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
“KINETIKA REAKSI”
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 3
KELAS C
1. Lia Yuningsih (1107114174)
2. Mimin Lestari (1107136627)
3. Muhammad Iqbal (1107121224)
4. Tarsensius Wabady HL (1107120098)
5. Wasti Rusjaya (1107111936)
PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA
PEKANBARU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
- Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi terhadap laju reaksi
- Mempelajari pengaruh temperature terhadap laju reaksi
1.2. Latar Belakang Teori
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
berlangsungnya suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu
mekanisme reaksi dan laju reaksi. Dalam kehidupan konsep laju reaksi sudah
banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan yang menjadi prinsipnya
adalah semakin luas bidang sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya,
seperti contoh penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi
beberapa bagian sebelum dimasukkan ke tungku perapian. Sedangkan dalam
bidang industri konsep pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju
reaksi diterapkan pada beberapa industri seperti industri alumunium, logam
alumunium diperoleh dari mineral bauksit melalui proses peleburan dan
elektrolisis. Pada industri semen konsep laju reaksi konsep laju reaksi diterapkan
saat batu kapur dihancurkan menggunakan mesin penghancur sampai halus.
Penghancuran ini bertujuan mempercepat reaksi pada proses selanjutnya.
Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan
berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara untuk
menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi ditentukan
berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde reaksinya. Nilai orde
reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan, karena orde
reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat pereaksi. Mekanisme
reaksi dipakai untuk menerangkan bagian langkah suatu reaktan berubah menjadi
suatu produk.
Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat yang
terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi
kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama
semakin bertambah (Anderton, 1997).
Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu
memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara
itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama
atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak
(Ryan, 2001).
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi
ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan
berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak
kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia.
Lajureaksi secara mendasar tergantung pada (Hiskia Achmad,1992) :
Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih
cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena
peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu,
Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama
reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan
meningkatkan laju reaksi.
Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar
molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan
untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi
yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak
energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih
rendah.
Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah
lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis
tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan
kembali.
Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya
ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi
dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.
Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini
dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga
meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat tersebut menyerap energi
kalor. Pada suhu yang ebih tinggi molekul bergerak lebih cepat sehingga energi
kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks
teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena energi aktivasi mudah terlampaui, dengan
dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso, 2002).
Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan hukum laju
dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa temperature. Idealnya
langkah pertama untuk mengenali semua produknya, dan untuk menyelidiki ada
tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping (Atkins, 1999).
Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif
(konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan setiap
massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut tidak harus
angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari persamaan reaksinya. Hukum
Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum aksi massa (Anonim, 2010).
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada
konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi
adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu.
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya
dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan
dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :
A + B → AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut :
r=k [A]m[B]n
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing – masing
pereaksi.
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1. Sifat dan ukuran pereaksi
2. Konsentrasi pereaksi
3. Suhu reaksi
4. Katalis
1. Sifat dan Ukuran Pereaksi
Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin relatif
dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi
maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi
dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan
laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan
dalam bentuk bongkahan.
Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka
mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara
meledak, bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen
fluorida.
H2 + F2 → 2HF (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat
sehingga tak Nampak perubahan kimia :
2H2 + O2 → H2O
2. Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi
suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat
dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih
3. Temperatur atau Suhu Reaksi
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya
kenaikan sebesar 10ºC akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara
molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai
lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih
tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum
menjelaskan seluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi
mereka juga bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena
mereka bergerak lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak
molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi
cukup untuk bereaksi.
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor
yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya
jumlah dan energi tumbukan bertambah besar.
4. Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan
kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis
disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme (Keenan,1980).
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Alat-alat :
1. Gelas ukur 100 ml
2. Stopwatch
3. Water bath
4. Gelas piala 600 ml
5. Tabung reaksi
6. Pipet ukur
7. Batang pengaduk
8. Thermometer
2.2 Bahan-bahan :
1. Na2S2O3 0,25 M
2. HCl 1,0 M
3. Aquadest
2.3 Prosedur pengerjaan :
A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
1. 50 ml Na2S2O3 0,25 M ditempatkan dalam gelas ukur 100 ml yang
mempunyai alas rata. Seperti yang terlihat pada gambar :
Mata
Gelas Ukur
Larutan
Na2S2O3 Tanda silang dengan
tinta hitam pada kertas
putih
Mata
Gelas Ukur
Larutan
Na2S2O3
Tanda silang dengan tinta
hitam pada kertas putih.
2. Kemudian gelas ukur tadi ditempatkan diatas sehelai kertas putih tepat
diatas tanda silang hitam yang dibuat pada kertas putih tersebut, sehingga
ketika dilihat dari atas melalui larutan tiosulfat, tanda silang tadi terlihat
jelas.
3. Ditambahkan 2 ml HCl 0,1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan,
stopwatch dinyalakan. Larutan diaduk agar pencampuran merata,
sementara pengamatan dari atas tetap dilakukan.
4. Waktu yang diperlukan sampai tanda sialng hitam tidak dapat lagi diamati
dari atas dicatat.
5. Suhu larutan diukur dan dicatat.
B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
1. 10 ml larutan tiosulfat dimasukkan kedalam gelas ukur, lalu diencerkan
hingga volumenya mencapai 50 ml.
2. Kemudian 2 ml HCl 1 M dimasukkan dalam tabung reaksi. Gelas ukur dan
tabung reaksi ditempatkan dalam penangas air sampai suhunya 35oC.
Setelah suhu mencapai kesetimbangan, suhu kedua larutan diukur dan
dicatat.
3. Kedalam larutan tiosulfat ditambahkan asam, dan pada saat yang
bersamaan stopwatch dinyalakan. Larutan diaduk, kemudian ditempatkan
diatas tanda silang hitam. Waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tak
lagi terlihat dari atas dicatat.
4. Langkah diatas diulangi untuk berbagai suhu sampai 65oC (dilakukan
untuk empat suhu yang berbeda)
BAB III
HASIL DAN DISKUSI
3.1 Hasil percobaan
A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Tabel 1. Perbandingan volume Na2S2O3 dan volume air untuk menguji pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi.
Sistem
Volume S2O3-2
(ml)
Volume air
(ml)
Volume HCl
(ml)
1 50 0 2
2 40 10 2
3 30 20 2
4 20 30 2
5 10 40 2
6 5 45 2
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Sistem Konsentrasi
relatif tiosulfat
Waktu
(detik)
1/waktu
(det-1)
1 0.25 M 16.59 0.060277
2 0.2 M 19.35 0.051679
3 0.15 M 21.35 0.046838
4 0.1 M 29.66 0.033715
5 0.05 M 81 0.012345
6 0.025 M 160 0.00625
Suhu : 25oC
B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Tabel 3. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Suhu
(oC)
Suhu
(oK)
1/suhu
(K-1)
Waktu
(detik)
1/waktu
(det-1)
Log 1/waktu
35 308 0.003246753 48.06 0.0208073 -1.6817842
45 318 0.003144654 38.78 0.0257864 -1.5886092
50 323 0.003095975 37.16 0.0269106 -1.5700766
55 328 0.00304878 26.01 0.0384467 -1.4151409
65 338 0.00295858 12.92 0.0773993 -1.1112625
3.2 Diskusi
Laju reaksi dipengaruhi oleh jenis zat peraksi, konsentrasi zat pereaksi dan
suhu reaksi. Semakin tinggi konsentrasi zat pereaksi, semakin cepat pula laju
reaksi. Jadi, konsentrasi zat pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi. Dari
percobaan yang telah dilakukan, hal ini dapat dibuktikan bahwa dengan semakin
tingginya konsentrasi zat pereaksi (konsentrasi Na2S2O3) tanda silang pada kertas
semakin cepat tidak terlihat atau warna campuran Na2S2O3 dan HCl semakin cepat
keruh. Seperti terlihat pada Tabel 2.
Selain konsentrasi, suhu juga mempengaruhi laju reaksi. Semakin tinggi suhu
maka laju reaksi semakin cepat. Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada suhu yang
lebih tinggi, tanda silang pada kertas semakin cepat tidak terlihat atau warna
campuran Na2S2O3 dan HCl semakin cepat keruh dengan meningkatnya suhu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi zat pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi, semakin tinggi
konsentrasi zat pereaksi, semakin cepat pula laju reaksi.
2. Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat.
4.2 Saran
1. Pada saat melakukan pengenceran, harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi konsentrasi zat tersebut.
2. Pada saat melakukan pemanasan pada Na2S2O3 dan HCl, suhu harus benar-
benar dijaga konstan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur kecepatan
reaksinya.
VI. Tugas
A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
1. Lengkapi table hasil pengamatan saudara
Sistem
Volume S2O3-2
(ml)
Volume air
(ml)
Volume HCl
(ml)
1 50 0 2
2 40 10 2
3 30 20 2
4 20 30 2
5 10 40 2
6 5 45 2
2. Dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi.
Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat.
3. Hitung ordo reaksi terhadap tiosulfat.
Orde reaksi dapat dihitung pada konsentrasi HCl tetap 2M)
𝑣1
𝑣2=
[𝐴1]𝑎 𝑥 [𝐵1]𝑏
[𝐴2]𝑎𝑥 [𝐵2]𝑏
Maka berdasarkan percobaan diambil percobaan 1 & 2
0.060277
0.051679=
[0.25]𝑎 𝑥 [2]𝑏
[0.20]𝑎𝑥 [2]𝑏
a=ln 1.166/ln1.25 maka a=1
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0 0.02 0.04 0.06 0.08
konsentrasi
konsentrasi
B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
1. Lengkapi hasil pengamatan saudara
Suhu
(oC)
Suhu
(oK)
1/suhu
(K-1)
Waktu
(detik)
1/waktu
(det-1)
Log 1/waktu
35 308 0.003246753 48.06 0.0208073 -1.6817842
45 318 0.003144654 38.78 0.0257864 -1.5886092
50 323 0.003095975 37.16 0.0269106 -1.5700766
55 328 0.00304878 26.01 0.0384467 -1.4151409
65 338 0.00295858 12.92 0.0773993 -1.1112625
2. Laju reaksi dinyatakan sebagai 1/waktu, Buat kurva laju reaksi sebagai
fungsi suhu (0C). buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi suhu 1/suhu(K -
1). Beri komentar mengenai bentuk kurva yang saudara peroleh.Jawab:
VII. Pertanyaan
1. Bagaimana cara menentukan ordo reaksi secara keseluruhan.
Pada umumnya hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat-zat pereaksi
hanya diturunkan dari data eksperimen. Bilangan pangkat yang menyatakan
hubungan konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut orde reaksi.
r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter
[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B
2. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri
komentar anda mengenai ini.
karena tidak semua zat akan dipengaruhi oleh suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar Elektrokimia dan Kinetika
Kimia. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti
Anderton, J. D. 1997. Foundations of Chemistry Edisi kedua. Melbourne:
Longman
Anonim, 2013. www.strompages.com/aboutchemistry. Di unduh tanggal 23 April
2013 pada pukul 23.15 WIB
Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Keenan, dkk.1980.Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga
Suroso, A. Y. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra
Berlian
Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. London: Nelson Thornes