LAPORANKEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NASIONAL
PELATIHAN PENINGKATAN KESADARAN SISWA SMADALAM UPAYA MELESTARIKAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Pelaksana :Drs. Imran S. L. Tobing, MSi. (Ketua)
Drs. Tatang Mitra Setia, MSi.Drs. Gautama Wisnubudi, MSi.Drs. Ikhsan Matondang, MSi.Dr. Sri Endarti Rahayu, MSi.
Dra. Noverita, MSi.
FAKULTAS BIOLOGIUNIVERSITAS NASIONAL
2013
BANTUAN DANA DARIUNIVERSITAS NASIONAL
RINGKASAN
Indonesia merupakan salah satu ”megabiodiversity country” dengan kekayaan
keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan keanekaragaman hayati
seharusnya menjadi modal dasar dalam pembangunan untuk mensejahterakan
masyarakat. Namun, pemanfaatan yang kurang bijak telah menyebabkan
keanekaragaman hayati Indonesia terus mengalami degradasi, sebagian diantaranya
telah terancam punah, bahkan beberapa jenis telah punah. Kondisi seperti ini
merupakan ironi; Indonesia sebagai ”megabiodiversity country” kini juga telah menjadi
”hotspot country”, negara dengan keanekaragaman hayati paling terancam di dunia.
Ancaman terhadap kelestarian keanekaragaman hayati harus segera diatasi, tidak
hanya secara sektoral tetapi secara keseluruhan; tidak hanya merupakan tanggung jawab
pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Kepedulian
terhadap keanekaragaman hayati harus difahamkan sejak dini kepada generasi muda,
termasuk siswa SMA sebagai penerus kepemimpinan bangsa Indonesia.
Pengetahuan tentang biologi, termasuk tentang keanekaragaman hayati memang
sudah merupakan bagian dari kurikulum di Sekolah Menengah Atas. Namun
penyampaiannya umumnya masih bersifat teoritis, sedangkan penyampaian dalam
bentuk praktikum masih relatif minim, apalagi dengan pengamatan langsung di
lapangan masih sangat jarang dilaksanakan. Padahal, dengan pengamatan lapangan
siswa akan dapat secara langsung menyaksikan dan merasakan kondisi alam;
menyaksikan makna keanekaragaman hayati untuk masyarakat; dan memahami
kepentingan pelestarian keanekaragaman hayati.
Berdasarkan pentingnya makna keanekaragaman hayati untuk masyarakat dan
sebagai modal dasar dalam pembangunan, serta ancaman terhadap kelestarian
keanakeragaman hayati; kegiatan ini dirancang dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesadaran siswa SMA tentang makna keanekaragaman hayati Indonesia.
Kegiatan dilaksanakan di Paniis, Taman Jaya, Pandeglang, Banten, selama 3
hari, pada tanggal 3 – 5 Juni 2013. Peserta kegiatan adalah siswa SMA Negeri 16
Pandeglang, Banten; serta generasi muda dan masyarakat Paniis, Taman Jaya, Ujung
Kulon. Kegiatan dilaksanakan dalam dua bentuk pendekatan, yaitu diskusi interaktif,
dan pengamatan lapangan.
Diskusi interaktif dimulai dengan ceramah tentang kekayaan keanekaragaman
hayati Indonesia dan ancaman kelestariannya; dan keanekaragaman hayati di sekitar
Paniis, Taman Jaya, dan kekayaan serta fungsi Taman Nasional Ujung Kulon yang
merupakan kawasan berbatasan dengan desa Paniis. Penyampaian materi (ceramah)
dilakukan oleh dosen pelaku pengabdian, dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif
bersama peserta siswa SMAN 16 Pandeglang dan generasi muda serta masyarakat
Paniis, Ujung Kulon, Banten.
Kegiatan kedua; adalah pengamatan lapangan. Peserta dibimbing untuk
mencermati kondisi lingkungan di sekitar Paniis; berupa perkampungan, persawahan
dan ladang, serta hutan yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Ujung
Kulon. Kegiatan ini juga dilakukan dengan memperkenalkan keanekaragaman hayati
yang ditemukan di sekitar kawasan; berupa fungsi ekonomi dan fungsi ekologis,
maupun dampak negatifnya, apabila lingkungan rusak dan keanekaragaman hayati
hilang / punah. Di sela-sela pengamatan dilakukan diskusi interaktif, dan diakhiri
dengan diskusi global setelah selesainya pengamatan lapangan.
Kegiatan pelatihan mendapat tanggapan positif dari seluruh peserta, baik dari
siswa SMA Negeri 16 Pandeglang, maupun dari generasi muda dan tokoh masyarakat
Paniis – Taman Jaya – Banten. Generasi muda mengharap kegiatan-kegiatan sejenis
dapat terus dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan pemahaman generasi
muda terhadap alam, lingkungan dan keanekaragaman hayati.
SUMMARY
Indonesia is one of " megabiodiversity country " with the highest biodiversity
in the world. Biodiversity should be used as capital for development, for the welfare of
society. However, the use of the less wise, has caused Indonesia's biodiversity
continues to be degraded, some of which are threatened with extinction, even some
extinct species. This situation is ironic; Indonesia as "megabiodiversity country" now
also has a "hotspot country", the country with the most threatened biodiversity in the
world.
Threats to biodiversity conservation should be eliminated, not only sectoral but
overall, and this is not just a government responsibility but the responsibility of the
whole society. Concern for the conservation of biodiversity should start early to young
generation, including high school students as a successor to the leadership of the
Indonesian.
Knowledge of biology, including on biodiversity is already part of the
curriculum in high school. But the learning process is mostly still theoretical, while the
learning process in the laboratory are still relatively rare, especially with direct
observations in the field are still very rarely implemented. In fact, through
observations, students will be able to instantly see and feel the natural conditions;
witnessed biodiversity significance to the community, and understand the importance of
biodiversity conservation.
Based on the importance of biodiversity to society and as an authorized capital
in development, as well as threats to the conservation of biodiversity, these activities are
designed with the primary goal to increase awareness of high school students about the
meaning of Indonesian biodiversity .
This activity is done in Paniis, Taman Jaya, Pandeglang, Banten, for 3 days ,
on 3 to 5 June 2013. Participants are students of SMAN 16 Pandeglang, Banten, as well
as youth and community of Paniis, Taman Jaya, Ujung Kulon. Activities carried out in
two forms approach, namely an interactive discussion, and field observations .
Interactive discussion begins with a lecture on biodiversity of Indonesia, and
the threat of extinction (and biodiversity around Paniis, Taman Jaya, and wealth as well
as the function of Ujung Kulon National Park is an area that borders the village Paniis).
Then, followed by an interactive discussion with the students of SMAN 16 Pandeglang,
youth and community Paniis, Ujung Kulon, Banten .
The second activity; is the observation field. Participants are guided to
examine the environmental conditions around Paniis; a village, rice paddies and fields,
and forests that are part of the Ujung Kulon National Park area. This activity is also
carried out by introducing biodiversity found in the surrounding area; a function of
economic and ecological functions, as well as the negative impact, if the damaged
environment and biodiversity is lost / extinct. Observations on the sidelines of an
interactive discussion, and concludes with a discussion of global after the completion of
field observations .
Training activities received positive feedback from all participants, both
students of SMA Negeri 16 Pandeglang, as well as from youth and community leaders
Paniis - Taman Jaya - Banten. The younger generation expects similar activities can
continue to be implemented to maintain and improve the understanding of the younger
generation towards nature, the environment and biodiversity.
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Penyayang;
berkat izinNya kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh sekelompok dosen
Fakultas Biologi Universitas Nasional dapat dilaksanakan dengan baik. Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat merupakan satu diantara 3 (tiga) dharma dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan dosen; dan pada kesempatan ini
dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan diskusi interaktif bertajuk “Pelatihan
peningkatan kesadaran siswa SMA dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati”.
Kegiatan ini tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Atas dukungannya, kami sebagai pelaksana mengucapkan banyak
terima kasih terutama kepada,
1. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Nasional, atas bantuan dana penyelenggaraan;
2. Kepala Sekolah SMA 16 Pandeglang; atas dukungan dan izin kepada siswa-
siswa untuk mengikuti kegiatan
3. Kepala Desa Taman Jaya, Banten; atas izin, dukungan dan kerjasamanya yang
sangat baik;
4. Pemuka dan seluruh masyarakat Paniis atas dukungan penuhnya terhadap
penyelenggaraan kegiatan;
5. Bapak Wahyu, atas segala fasilitas yang diberikan selama persiapan dan
penyelenggaraan kegiatan.
Kegiatan ini pastilah masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mohon
maaf atas segala kekurang, serta kritik konstruktif untuk perbaikan di masa datang.
Akhirnya kami berharap, semoga kegiatan ini bermanfaat adanya.
Jakarta, 23 Agustus 2013
Ketua,
Drs. Imran SL Tobing, MSi.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
SUMMARY.
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. v
BAB
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................ 1
B. Analisis situasi mitra/kelompok sasaran .................................... 2
C. Tujuan kegiatan .......................................................................... 3
II. PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................................... 4
A. Waktu dan tempat pelaksanaan ................................................. 4
B. Kelompok sasaran ..................................................................... 4
C. Jumlah partisipan dalam kegiatan ............................................. 4
D. Bentuk kegiatan ......................................................................... 5
1. Diskusi interaktif ................................................................. 5
2. Pelatihan lapangan ............................................................... 7
III. PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ............................... 10
A. Sumber dana .............................................................................. 10
B. Penggunaan dana ....................................................................... 10
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Naskah1. Agenda kegiatan pelatihan peningkatan kesadaran
siswa SMA Negeri 16 Pandeglang, Bantendalam upaya melestarikankeanekaragaman hayati ………………………………………. 4
2. Alokasi penggunaan dana dalam kegiatan pengabdiankepada masyarakat di Paniis, Taman Jaya,Pandeglang, Banten tahun 2013…………………………………
10
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Naskah
1. Peserta pelatihan dari siswa SMU 16 Pandeglang ………… 5
2. Diskusi interaktif bersama siswa SMU 16 Pandeglang …… 6
3. Diskusi interaktif bersama-sama masyarakat Paniis ………. 6
4. Pelatihan berupa pengamatan di lapangan ………………… 7
5. Diskusi di lapangan ……………………………………….. 8
6. Penutupan dan pemberian sertifikatkepada peserta pelatihan …………………………………... 9
7. Peserta siswa SMAN 16 Pandeglang, bersiap-siapuntuk pulang ………………………………………………. 9
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar hadir peserta (saat pembukaan) diskusi interaktif“pelatihan peningkatan kesadaran siswa (dan masyarakatPaniis) dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati
11
2. Daftar data siswa SMA Negeri 16 Pandeglang yangmengikuti kegiatan “Pelatihan peningkatan kesadaran siswa(dan masyarakat Paniis) dalam upaya melestarikankeanekaragaman hayati” 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Data ilmiah menunjukkan bahwa Indonesia memiliki biodiversitas hewan
mamalia yang tertinggi di dunia (mencapai 515 jenis, 125 jenis spesies endemik).
Jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia (mencapai
151 jenis). Jumlah spesies reptil menduduki peringkat ketiga dunia (mencapai 600
jenis). Jumlah spesies burung menduduki peringkat keempat dunia (1519 jenis, 420
spesies endemik). Jumlah spesies amfibi Indonesia merupakan peringkat kelima di
dunia (mencapai 270 jenis). Biodiversitas tumbuhan Indonesia mencapai 30.000-35.000
jenis, menduduki peringkat kelima di dunia. Meskipun luas kawasan Indonesia hanya
mencakup 1.3% dari luas permukaan bumi, Indonesia memiliki biodiversitas fauna
tertinggi di dunia (12% untuk mamalia, 16% untuk reptil dan amfibi, 17% untuk
burung, dan 25% untuk ikan).
Biodiversitas Indonesia yang sangat tinggi memiliki nilai ekonomi, biologis,
ekologi, dan sosial yang dapat terus dikembangkan untuk kemajuan Indonesia. Namun,
biodiversitas Indonesia ternyata mendapatkan ancaman yang cukup berarti seiring
dengan perkembangan peradaban manusia. Pertumbuhan populasi manusia yang
semakin tinggi dan perburuan merupakan dua faktor utama yang mengancam
kelestarian biodiversitas Indonesia. Hal tersebut berdampak jelas dari punahnya
beberapa jenis fauna, seperti harimau Jawa (Panthera tigris sondaica), dan harimau bali
(Panthera tigris balica), serta beberapa jenis burung, seperti burung sikatan biru
(Eutrichomyas rowleyi). Indonesia tercatat memiliki fauna bertulang belakang
(vertebrata) terancam punah dengan jumlah yang cukup tinggi, sekitar 128 mamalia,
dan 104 burung.
Oleh karena itu, bila tindakan penyelamatan terhadap biodiversitas tidak segera
dilakukan, maka Indonesia akan kehilangan kekayaan biodiversitas yang tinggi. Hal
tersebut tidak hanya berdampak bagi Indonesia, tetapi juga dunia. Tindakan konservasi
dan peduli terhadap lingkungan hidup adalah hal penting yang harus segera dilakukan.
2
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengenalan sejak dini biodiversitas
Indonesia. Melalui peran generasi muda adalah salah satu yang paling diandalkan.
Kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati dan kesadaran untuk
melestarikan alam semakin menurun dan karenanya sumber daya alam yang merupakan
penunjang kehidupan dan pembangunan, keberadaannya semakin kritis. Oleh sebab itu
perlu upaya untuk menyelamatkannya. Upaya penyelamatan adalah merupakan
tanggung jawab bersama. Salah satu cara adalah perlu dilakukan upaya sejak dini
terhadap generasi muda, terutama siswa SMU.
Melalui cara pendekatan pemberian materi pelajaran biologi di sekolah dan
mengajak siswa sekolah melakukan praktek dan kunjungan ke alam, adalah merupakan
salah satu cara yang dapat membuat siswa memahami akan pentingnya keanekaragaman
hayati dan juga pentingnya menyelamatkan keanekaragaman hayati tersebut.
B. Analisis situasi mitra/kelompok sasaran
Kelompok sasaran dalam kegiatan ini adalah generasi muda, khususnya siswa
SMA Negeri 16 Pandeglang, Banten. Generasi muda sebagai penerus kepemimpinan
masa depan, termasuk Siswa-siswa SMA Negeri 16 Pandeglang, sangat membutuhkan
pemahaman tentang keanekaragaman hayati; berupa potensinya sebagai modal dasar
pembangunan, sekaligus ancaman kelestariannya.
Pengetahuan tentang kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia, secara umum
telah masuk dalam kurikulum sekolah dasar sampai sekolah menengah. Namun
demikian, kenyataan membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan termasuk
keanekaragaman hayati masih sangat minim; sehingga kerusakan alam dan lingkungan,
termasuk keterancaman keanekaragaman hayati masih terus berlanjut. Proses
pembelajran di sekolah lebih ditekankan pada teoritis dengan beberapa praktikum di
Laboratorium, sedangkan praktikum dan pengamatan langsung di lapangan belum
dilakukan secara kontinyu. Oleh karena itu, pelatihan ini dianggap sangat tepat
dilakukan untuk lebih membuka wawasan siswa terhadap kepentingan keanekaragaman
hayati; dengan memadukan metode diskusi interaktif dan pengamatan langsung di
lapangan.
3
C. Tujuan dan manfaat
1. Tujuan kegiatan
a. Memperkenalkan sejak dini kepada para pemuda tentang tingginya
keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Indonesia.
b. Menumbuhkan kesadaran pemuda untuk selalu menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia.
c. Mengajak para pemuda untuk berperan aktif melakukan tindakan
konservasi, baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, dari diri
sendiri, dan sejak sekarang.
d. Meningkatkan keterampilan dan wawasan untuk menemukan alternatif
pendapatan dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati tanpa merusak
dan tanpa mengganggu kelestariannya di alam.
2. Manfaat kegiatan
a. Para pemuda diharapkan dapat menyadari bahwa Indonesia adalah negara
megabiodiversitas, sehinga sadar untuk menyelamatkanya.
b. Pemuda diharapkan dapat memahami keterkaitan antara keanekaragaman
hayati dan kehidupan manusia, sehingga ikut berperanserta melakukan
tindakan konservasi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Melalui pembelajaran tentang keanekaragaman hayati, diharapkan akan
menambah rasa kepedulian terhadap kelestarian keanekaragaman hayati di
lingkungannya.
4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
Secara umum; mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan ini,
dilaksanakan selama 1 (satu) semester (enam bulan), sesuai agenda kegiatan yang
direncanakan dalam proposal (Tabel 1). Selanjutnya kegiatan pelaksanaan pelatihan
dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 03 sampai dengan tanggal 05 Juni
2013. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Desa Paniis, sekitar kawasan Taman Nasional
Ujung Kulon, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Tabel 1. Agenda kegiatan pelatihan peningkatan kesadaran siswa SMA Negeri 16Pandeglang, Banten dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati
NoURAIAN
Semester Genap 2012-2013
Feb. Mar Apr. Mei Jun. Juli Agt.
1. Survei Lokasi
2. Pengurusan Perijinan
3. Persiapan Pelaksanaan
4. Pelaksanaan Pelatihan
5. Pembuatan Laporan danEvaluasi
B. Kelompok sasaran
Kelompok sasaran kegiatan ini adalah generasi muda, khususnya siswa SMA
Negeri 16, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten; serta generasi muda
Kampung Paniis, Desa Taman Jaya, Banten.
C. Jumlah partisipan dalam kegiatan
Partisipan dalam kegiatan ini merupakan perwakilan siswa SMA Negeri 16
Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten; serta masyarakat Paniis.
Partisipan dari masyarakat Paniis, tidak hanya generasi mudanya saja, tetapi juga
5
orangtua sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terutama pada saat pembukaan dan
berlangsungnya diskusi interaktif yang dilaksanakan di rumah penduduk. Jumlah
partisipan dari masyarakat Paniis mencapai 67 (enam puluh tujuh) orang (Lampiran 1),
sedangkan jumlah partisipan dari SMA Negeri 16 Pandeglang adalah 10 (sepuluh) siswa
(Lampiran 2). Walaupun hanya 10 (sepuluh) siswa, tetapi merupakan perwakilan yang
diseleksi oleh guru agar dapat menularkan pengalamannya kepada siswa-siswa lainnya.
D. Bentuk kegiatan
Kegiatan pelatihan dalam upaya peningkatan kesadaran generasi muda, siswa
SMAN 16 Pandeglang (Gambar 1), dan pemuda Desa Taman Jaya terhadap
keanekaragaman hayati dilaksanakan dengan 2 (dua) bentuk / metode pendekatan, yaitu
: diskusi interaktif di ruangan, dan pengamatan lapangan.
Gambar 1. Peserta pelatihan dari siswa SMU 16 Pandeglang
1. Diskusi interaktif
Kegiatan diskusi interaktif dilaksanakan pada awal kegiatan; dimulai dengan
ceramah penyampaian materi menggunakan alat peraga (LCD) tentang keanekaragaman
hayati Indonesia, dan keanekaragaman hayati di sekitar Paniis, Taman Jaya, dan
6
kekayaan serta fungsi Taman Nasional Ujung Kulon yang merupakan kawasan
berbatasan dengan desa Paniis. Penyampaian materi (ceramah) dilakukan oleh dosen
pelaku pengabdian, dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif bersama peserta siswa
SMAN 16 Pandeglang, Banten (Gambar 2).
Gambar 2. Diskusi interaktif bersama siswa SMU 16 Pandeglang
Diskusi interaktif di ruangan, juga diikuti oleh pemuda dan masyarakat Paniis,
Taman Jaya, Ujung Kulon, Banten (Gambar 2); dengan harapan masyarakat juga dapat
lebih memahami fungsi kawasan hutan di sekitarnya, dan kiat-kiat pemanfaatan tanpa
harus merusak. Dengan demikian diharapkan bahwa keanekaragaman hayati dapat
tetap lestari, sehingga akan dapat terus dimanfaatkan; tidak hanya kini tetapi juga nanti;
tidak hanya oleh masyarakat kini tetapi juga oleh anak cucu generasi mendatang.
Gambar 3. Diskusi interaktif bersama-sama masyarakat Paniis
7
2. Pelatihan lapangan
Pengamatan lapangan dilaksanakan setelah diskusi di ruangan. Kegiatan ini
dilakukan dengan membimbing siswa mengamati kondisi di sekitar kawasan Paniis,
mulai dari perkampungan, persawahan, perladangan, sampai ke kawasan hutan (Gambar
4). Pengamatan di perkampungan diarahkan untuk menilai kondisi lingkungan
perkampungan terkait dengan kawasan hutan (Taman Nasional Ujung Kulon); udara
tetap sejuk walaupun Paniis berada di lingkungan pantai. Pengamatan di kawasan
persawahan diarahkan untuk menilai kondisi sawah yang tetap baik karena suplai air
yang terus menerus dari hutan. Demikian juga perladangan; tetap subur dan jarang
diganggu hama karena hutan masih berfungsi sebagai habitat satwaliar; sehingga
konflik antara satwaliar dan manusia (penduduk setempat) sangat jarang terjadi. Hutan
masih tetap berfungsi dengan baik, sehingga dampak positifnya juga dirasakan
masyarakat.
Gambar 4. Pelatihan berupa pengamatan di lapangan
Penjelasan kepada siswa dan diskusi interaktif dilaksanakan langsung di
lapangan (Gambar 5), baik tentang lingkungan dan alam yang teramati; maupun tentang
keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kawasan. Para siswa juga aktif berdiskusi
sesamanya, disamping berdiskusi dengan dosen dari Fakultas Biologi Universitas
Nasional Jakarta. Diskusi seringkali berkembang; tidak hanya tentang kondisi lokal di
8
sekitar Paniis dan Taman Nasional Ujung Kulon, tetapi juga tentang kondisi nasional
maupun kondisi global.
Gambar 5. Diskusi di lapangan
Kegiatan lapangan juga mencakup pelatihan tentang biologi lapangan untuk
memperlihatkan bukti-bukti kepada siswa bahwa setiap komponen ekosistem adalah
saling terkait, dan saling pengaruh mempengaruhi. Tidak ada satu komponen ekosistem
yang dapat eksis sendiri tanpa dipengaruhi dan mempengaruhi komponen lainnya.
Manusia yang merupakan suatu komponen diantara berbagai komponen ekosistem,
tidak terkecuali; juga dipengaruhi dan mempengaruhi ekosistem. Jika hutan baik, maka
pengaruhnya juga akan baik terhadap komponen lainnya; sehingga kehidupan manusia
juga akan baik. Manusia memegang peranan paling penting dalam menyelaraskan
fungsi ekosistem; manusia diberi akal lebih dibandingkan makhluk lainnya; manusia
sebagai pemimpin di permukaan bumi
Di akhir kegiatan, setiap siswa diberi penghargaan berupa sertifikat dan souvenir
dari Universitas Nasional sebagai bukti keikutsertaannya (Gambar 6). Peserta
diharapkan pulang (Gambar 7) dengan bertambahnya bekal pemahaman tentang
pelestarian keanekaragaman hayati, dan membaginya dengan siswa lain di lingkungan
SMA Negeri 16 Pandeglang, Banten.
Kegiatan pelatihan mendapat tanggapan positif, baik dari siswa SMA Negeri 16
Pandeglang, maupun dari generasi muda dan tokoh masyarakat Paniis – Taman Jaya –
9
Banten. Generasi muda mengharap kegiatan-kegiatan sejenis dapat terus dilaksanakan
untuk memelihara dan meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap alam,
lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Gambar 6. Penutupan dan pemberian sertifikat kepada peserta pelatihan
Gambar 7. Peserta siswa SMAN 16 Pandeglang, bersiap-siap untuk pulang
10
BAB III
PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN
A. Sumber dana
Pelatihan ini merupakan kegiatan yang mendapat bantuan dana dari Universitas
Nasional dalam bentuk dana stimulus pengabdian kepada masyarakat Semester Genap
tahun akademik 2012/2013. Besarnya dana stimulus yang diperoleh sesuai Keputusdan
Rektor Universitas Nasional Nomor 31 Tahun 2013 adalah Rp. 1.200.000,- (satu juta
dua ratus ribu rupiah); sedangkan dana tambahan berasal dari kontribusi setiap Anggota
Tim sejumlah Rp. 925.000,- (Sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah). Dengan
demikian, total dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini berjumlah Rp. 2.125.000,-
(dua juta seratus dua puluh lima ribu rupiah).
B. Penggunaan dana
Dana stimulus dialokasikan untuk pembiayaan transportasi dari Jakarta ke lokasi
pelaksanaan kegiatan (Paniis, Taman Jaya, Pandeglang, Banten) dan konsumsi bagi
peserta saat pelaksanaan kegiatan; sedangkan untuk keperluan lainnya ditanggung oleh
Tim Pengabdian (tabel 2).
Tabel 2. Alokasi penggunaan dana dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat diPaniis, Taman Jaya, Pandeglang, Banten tahun 2013
No Keperluan Jumlah Sumberdana
1. Administrasi (surat menyurat, perijinan,pembuatan SK, pembuatan laporan dansertifikat)
Rp. 500.000,- TimPengabdian
2. Hand out materi @5lembar x Rp.100 x50 orang Rp. 25.000,- TimPengabdian
3. Buku lapangan dan souvenir Rp. 400.000,- TimPengabdian
6. Transportasi Jakarta – Paniis (pp) dankonsumsi saat pelaksanaan pelatihan
Rp. 1.200.000,- UniversitasNasional
Total Rp. 2.125.000,-
11
Lampiran 1. Daftar hadir peserta (saat pembukaan) diskusi interaktif “pelatihanpeningkatan kesadaran siswa (dan masyarakat Paniis) dalam upayamelestarikan keanekaragaman hayati
12
13
14
Lampiran 2. Daftar data siswa SMA Negeri 16 Pandeglang yang mengikutikegiatan “Pelatihan peningkatan kesadaran siswa (dan masyarakatPaniis) dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati”