perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
PROSES PRODUKSI JAMU KAPSUL HERBATHUS DI CV. HERBALTAMA PERSADA YOGYAKARTA
BANTUL, YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli
Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Program Studi Diploma III Agribisnis Minat Agrofarmaka
Oleh :
MAWARDI ISDIANTO
H 3508030
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan Judul :
PROSES PRODUKSI JAMU KAPSUL HERBATHUS DI CV. HERBALTAMA PERSADA YOGYAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
MAWARDI ISDIANTO
H 3508030
Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ..............................
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT atas segala nikmat
dan karunia serta hidayah-Nya yang selalu memberikan kesempatan dan
kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar dengan judul
"Proses Produksi Jamu Kapsul Herbathus" di CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta.
Penyusunan tugas akhir ini merupakan syarat utama untuk mencapai gelar
Ahli Madya bagi mahasiswa D-III Agribisnis Agrofarmaka, di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis
sangat menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan
bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. Wartoyo, SP. MS selaku Koordinator Program Studi DIII Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Erlyna Widariptanti, S.P, MP selaku Ketua Minat Agribisnis Program
Studi
4. Ir. Heru Irianto, MM selaku dosen pembimbing dan penguji I atas segala
masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis dan Ir. Suharto Pr,
MP selaku dosen penguji II atas segala masukan dan saran yang sangat
berharga bagi penulis
5. Bapak Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt. selaku pembimbing dari CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta terima kasih atas bimbingan dan
kesabarannya memberi pengarahan.
6. Mas Gatot, Mas Sugeng, Mas Antok, Mas Kino selaku pembimbing
lapangan dari CV. Herbaltama Persada Yogyakarta saya ucapkan banyak
terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada
penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
7. Bapak dan Ibuku terkasih yang menjadi panutan dan memberi motivasi,
dukungan dan restu kepada penulis.
8. Kakak dan adikku tersayang yang selalu ada untuk menghibur dan
memberi semangat untuk penulis.
9. Teman – teman seperjuangan Diploma III Agribisnis 2008 thanks for all
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan,
dan bantuannya dalam menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Juni 2011
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
1. Tujuan Umum ............................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ..................................................... 21
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 21
1. Tempat Pelaksanaan Magang ........................................................ 21
2. Waktu Pelaksanaan ....................................................................... 21
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................... 21
1. Metode Dasar ................................................................................ 21
2. Wawancara .................................................................................... 21
3. Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan ................................................ 21
4. Studi Pustaka ................................................................................. 22
5. Metode Analsis Data ..................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 23
A. Kondisi Umum Perusahaan ................................................................ 23
1. Profil Perusahaan .......................................................................... 23
2. Sejarah Singkat dan Perkembangan .............................................. 24
3. Lokasi Perusahaan......................................................................... 25
4. Struktur Organisasi ....................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
5. Tenagakerja dan Jam Kerja ........................................................... 30
B. Pengelolaan Bahan Dasar .................................................................... 33
1. Sumber dan Penerimaan Bahan Dasar .......................................... 33
2. Jumlah dan Penyediaan ................................................................. 33
3. Spesifikasi Bahan Dasar................................................................ 34
4. Penanganan Bahan Dasar .............................................................. 34
C. Proses Produksi Jamu kapsul Herbathus ............................................ 35
D. Produk Akhir ....................................................................................... 41
E. Pengendalian Mutu ............................................................................. 43
F. Analisis Usaha..................................................................................... 44
G. Pemasaran ........................................................................................... 48
H. Sanitasi ................................................................................................ 54
V. PENUTUP ................................................................................................. 45
A. Kesimpulan ......................................................................................... 46
B. Saran.................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Herbaltama Persada Yogyakarta ....... 29
Gambar 4.2. Proses Penepungan Rimpang Kunir Punih ................................ 36
Gambar 4.3. Proses Penepungan Simplisia Pegagan dan Meniran ................. 38
Gambar 4.4. Proses Akhir Pembuatan Jamu Kapsul Herbathus ..................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Biaya Tetap Produksi Jamu Kapsul Herbathus ............................... 45
Tabel 4.2 Biaya Variabel Produksi Jamu Kapsul Herbathus .......................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, mempunyai
kurang lebih 35.000 pulau yang besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis
flora dan fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100
sampai dengan 150 famili tumbuh-tumbuhan, dan dari jumlah tersebut
sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman
industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempah - rempah dan tanaman obat-
obatan serta obat tradisional. Obat tradisional bukan hal yang baru lagi bagi
masyarakat Indonesia, salah satu obat tradisional bangsa Indonesia berbentuk
jamu, yang telah dikenal sejak jaman nenek moyang.
Obat tradisional merupakan produk herbal yang menggunakan bahan
– bahan alam sebagai komponen penyusunnya. Obat tradisional dapat tersusun
dari simplisia tumbuhan, simplisia hewan maupun kombinasi keduanya dengan
takaran yang tepat sehingga menghasilkan ramuan yang memiliki khasiat obat.
Beragamnya komponen simplisia yang terkandung dalam obat tradisional
menyebabkan aktifasi senyawa metabolik sekunder dalam mengobati penyakit
memerlukan waktu yang lebih lama dibanding obat modern yang memiliki
senyawa metabolik sekunder spesifik untuk suatu penyakit. Disamping itu,
dilihat dari segi kepraktisan dalam penggunaannya, obat modern terbukti lebih
praktis dalam penggunaanya dibandingkan obat tradisional. Sehingga
masyarakat cenderung memilih obat modern dibandingkan obat tradisional.
Namun dengan adanya tren back to nature, masyarakat kini mulai
melirik obat tradisional sebagai alternatif obat untuk mengobati penyakitnya
karena obat tradisional diyakini memiliki efek samping yang lebih kecil
dibandingkan obat modern. Selain itu harga yang ditawarkan obat tradisional
jauh lebih terjangkau dibandingkan obat modern sehingga manfaat dari obat
tradisional tersebut dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tersebut dapat dijadikan momentum perkembangan industri obat tradisional
yang mampu berperan dalam memacu pertumbuhan perekonomian nasional.
Peningkatan mutu dan kualitas obat tradisional mutlak dilakukan
dengan penelitian – penelitian agar obat tradisional memiliki nilai jual dan
dapat bersaing dengan obat modern. Oleh sebab itu kami memilih CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta sebagai tempat magang karena CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta merupakan Industri Kecil Obat Tradisional
(IKOT) yang mempunyai kompetensi dalam produksi obat tradisional dan telah
memproduksi beragam obat tradisional dengan strata jamu yang memiliki
racikan berdasarkan ramuan turun temurun dan telah teruji secara empiris
sehingga produk jamu tersebut aman dikonsumsi dan memiliki khasiat sebagai
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) serta
peningkatan kesehatan (promotif).
B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan diadakannya mata kuliah magang ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum Magang
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja serta faktor yang
mempengaruhinya sehingga dapat menjadikan bekal bagi mahasiswa
setelah terjun di masyarakat atau dunia kerja.
b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang industri
pengolahan hasil pertanian.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di
industri pengolahan hasil pertanian.
d. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya
Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Tujuan Khusus Magang
Secara khusus tujuan magang di CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari prosedur dalam proses produksi jamu kapsul Herbathus
yang dimulai dari penerimaan bahan baku hingga produk jadi.
b. Mempelajari kondisi umum perusahaan meliputi sejarah perusahaan,
perkembangan perusahaan, dan lokasi perusahaan.
c. Mengetahui dan mempelajari manajemen perusahaan, diantaranya
mengenai struktur organisasi perusahaan, ketenagakerjaan,
kesejahteraan karyawan, hak dan kewajiban karyawan.
d. Mengetahui dan memahami sanitasi yang diterapkan.
e. Mengetahui dan mempelajari strategi pemasaran yang diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMU
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah
berlangsung ribuan tahun yang lalu. Tetapi penggunaan belum terdokumentasi
dengan baik. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus
Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya
De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-
tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-
tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam
bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 di Bogor didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan
tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang gebterdapat dalam tumbuh-
tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan
publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang
(Anonimusa, 2005).
Jamu adalah minuman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Sekitar 80% penduduk Indonesia pernah menggunakan jamu. Jamu adalah produk
ramuan bahan alam asli Indonesia yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan. Ramuan bahan alam ini merupakan warisan yang diturunkan oleh
nenek moyang bangsa Indonesia, yang telah memiliki pengetahuan bagaimana
memanfaatkan bahan alam untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan dan
kecantikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, budaya dan ilmu
pengetahuan terutama di bidang kesehatan, obat tradisional tidak hanya berupa
jamu gendong. Kini obat tradisional Indonesia terbagi atas jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka (Anonimusb, 2006).
Keunggulan obat bahan alam antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar
dan tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan, ketepatan
pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan obat tradisional atau ramuan
tanaman obat untuk indikasi tertentu.
2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan
obat/komponen bioaktif tanaman obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional
umumnya terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang memiliki efek saling
mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi
dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak
menimbulkan efek kontradiksi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling
menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki.
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif
pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan
satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga
memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeratif.
Perubahaan pola konsumsi mengakibatkan gangguan metabolisme dan faal
tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yang termasuk penyakit metabolik
antara lain diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam
urat, batu ginjal, dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit degeneratif
antara lain rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak
lambung), haemorrhoid (ambein/wasir) dan pikun (lost of memory). Untuk
mengobati penyakit-penyakit tersebut diperlukan waktu lama sehingga
penggunaan obat alam lebih tepat karena efek sampingnya relatif lebih kecil.
Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa
kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional
antara lain : efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan
bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah
tercemar berbagai mikroorganisme (Anonimusc, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal
dari alam (tumbuhan dan hewan). Sesuai dengan dengan regulasi pemerintah
melalui Badan POM menetapkan pengaturan jenis obat bahan alam (tanaman)
yang diproduksi oleh industri untuk dipasarkan di masyarakat sejak tahun 2004
dikelompokkan menjadi: (1) Jamu, (2) Obat Herbal Terstandar (OHT), (3)
Fitofarmaka. Jamu (Empirical based herbal medicine) adalah obat bahan alam
yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil,
dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut dan digunakan secara tradisional. Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Obat
herbal terstandar (Scientific based herbal medicine) yaitu obat bahan alam yang
disajikan dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang dapat berupa tanaman
obat, binatang, maupun mineral. Proses ini membutuhkan peralatan yang lebih
kompleks dan mahal, serta ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik pada hewan. Fitofarmaka (Clinical based herbal
medicine) merupakan bentuk obat bahan alam dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya telah terstandar
serta ditunjang oleh bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia
(Sukardiman,2009).
Jamu dibuat dari bahan asli tumbuh - tumbuhan, daun, akar, buah-buahan
dan bunga - bungaan yang mempunyai khasiat untuk merawat kesehatan dan
kecantikan (Mursito, 1999). Kandungan senyawa kimia aktif yang terdapat pada
tanaman adalah alkaloida, flavonoida, terpenoida, steroida, tanin dan saponin
yang dapat diketahui dengan cara skrining fitokimia (Achmad, 2006).
Khasiat jamu sudah dibuktikan oleh masyarakat secara umum, terutama
jika digunakan sebagai pertolongan pertama sebelum dibawa ke fasilitas
pengobatan modern seperti puskesmas atau rumah sakit. Tidak hanya di
Indonesia, khasiat jamu atau obat tradisional juga diakui oleh masyarakat di
berbagai negara. Data dari WHO yang dikeluarkan pada Juli 2002 menyebutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
di Perancis 75% penduduknya menggunakan pengobatan alternatif paling tidak 1
kali; 95% rumah sakit di China memiliki klinik tradisional; sekitar 70% penduduk
India mengkonsumsi obat tradisional; bahkan di Thailand terdapat sistem terpadu
untuk pengobatan tradisional di 1120 pusat layanan kesehatan (Harmanto, 2006).
Herbathus adalah obat alami dari tanaman / Herbal Medicine. Berdasarkan
hasil penelitian dari Cina dan Belanda serta dalam ”The Journal on Indonesian
Medicine Herbs” (Puslitbang Farmasi, Depkes RI), menyatakan bahwa tanaman
Pegagan, Kunir Putih dan Meniran terbukti berkhasiat untuk obat tradisional dan
aman untuk digunakan. Dan secara sinergis sangat efektif untuk pencegahan
(preventif), pengobatan (kuratif), peningkatan kesehatan (promotif) dan
pemulihan kesehatan atau rehabilitatif (Anonimusd, 2007).
B. BAHAN BAKU TANAMAN MENIRAN, PEGAGAN DAN KUNIR PUTIH
1. Meniran (Phyllanthus niruri LINN)
Meniran adalah tanaman yang sebenarnya tumbuh liar dan mudah
ditemui di pekarangan rumah, kebun atau hutan. Meniran tumbuh subur di
daerah lembab dan berbatu, di antara rerumputan dan selokan. Tanaman ini
merupakan salah satu dari 700 jenis genus Phyllanthus yang banyak tumbuh
di Asia seperti Indonesia, Cina, Filipina dan India. Beberapa genus
Phyllanthus yang memiliki khasiat menyembuhkan di antaranya Phyllanthus
urinaria, Phyllanthus niruri dan Phyllanthus amarus.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotylae
Order : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus LINN
Species : Phyllanthus niruri LINN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Meniran yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Phyllanthus
niruri dan Phyllanthus urinaria. Perbedaan keduannya terdapat pada warna
batangnya. Phyllanthus niruri berwarna hijau pucat, sedangkan Phyllanthus
urinaria berwarna hijau kemerahan. Keduanya memiliki daun yang kecil dan
lonjong (Sulaksana, 2002).
Semua bagian tanaman meniran dapat digunakan sebagai obat dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Batang tanaman tidak bergetah, basah, berbentuk bulat, tinggi kurang dari
50 cm, bercabang dan berwarna hijau muda.
b. Daun bersirip genap dan setiap satu tanggkai terdiri dari daun majemuk
yang mempunyai ukuran kecil berbentuk bulat telur. Panjang 5 mm dan
lebar 3 mm. Pda bagian bawah daun terdapat bintik berwarna kemerahan.
c. Bunga melekat pada ketiak daun dan menghadap ke arah bawah. Warna
bunga putih kehijauan. Bunga ini tumbuh subur sekitar bulan April – Juni.
d. Buah berbentuk bulat pipih berdiameter 2 – 2,5 mm, licin, berbiji seperti
bentuk ginjal, keras dan berwarna cokelat. Buah tumbuh sekitar bulan Juli
– November.
e. Akar meniran berbentuk tunggang (tap root), yaitu akar utama yang pada
umumnya merupakan pengembangan radikula lembaga, tumbuh tegak ke
bawah dan bercabang. Pada tanaman meniran dewasa, panjang akar dapat
mencapai 6 cm. Warna akar putih kekuningan.
Iklim tropis merupakan syarat tumbuh tanaman meniran. Meniran
tumbuh subur di tempat yang lembap pada dataran rendah sampai ketinggian
1.000 meter di atas permukaan laut. Lokasi tempat meniran tumbuh secara liar
di hutan, ladang, kebun atau halaman pekarangan rumah. Pada umumnya
meniran tidak dipelihara secara intensif karena dianggap rumput biasa.
Meniran adalah salah satu tanaman yang berkhasiat menyembuhkan berbagai
penyakit. Khasiatnya telah terbukti ampuh mengobati penyakit hepatitis.
Selain mengobati lever yang terkena virus hepatitis, meniran juga terkenal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sebagai pembangkit libido. Khasiat lainya adalah peluruh air seni, gangguan
saluran pernafasan, kencing manis, diare, demam, penyakit kelamin dan cacar
(Sulaksana, 2003).
Meniran mengandung flavonoid yang menempel ke sel imun tubuh
dan memberikan sinyal intraseluler atau rangsangan untuk mengaktifkan kerja
sel imun lebih baik. Penelitian ini dilakukan oleh Dr. Drs. Suprapto Ma’at,
Apt. M.S., farmakolog dan ahli obat tradisional dari Yayasan Kanker
Wisnuwardhana, Surabaya (Permanasari, 2003).
Nicole Maxwell yang melakukan penelitian di hutan tropis Peru,
dalam interaksinya dengan suku Indian Amazon dan Shamar menemukan
penggunaan meniran sangat luas di masyarakat lokal tersebut. Terakhir, dia
bertemu dengan seorang dokter Jerman yang telah menggunakan meniran
dalam praktik medisnyadi Jerman. Dokter tersebut menceritakan bahwa 94%
pasien batu ginjal dan batu empedu yang datang kepadanya sembuh setelah
diterapi dengan produk meniran selam 1 – 2 minggu (Gusrizal, 2003).
2. Pegagan (Centella asiatica)
Tanaman pegagan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di
perkebunan, ladang, tepi jalan maupun kebun. Tanaman ini berasal dari Asia
Temggara, termasuk Indonesia, India, Cina, Jepanfg dan Australia kemudian
menyebar ke berbagai negara lain. Oleh karenanya, tanaman pegagan mudah
dijumpai dan mudah tumbuh di berbagai tempat di Indonesia.
Sejak zaman Sansekerta, pegagan telah digunakan untuk obat kulit,
gangguan syaraf dan memperbaiki perdaran darah. Di Jawa Barat, pegagan
banyak tumbuh di pekarangan atau di perkebunan. Masyarakat Jawa Barat
mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman lalap. Di perkebunan sendiri
pegagan digunakan sebagai penutup tanah.
Di India, pegagan telah lama dimanfaatkan sebagai obat disentri. Di
India, Pakistan dan sebagaian Eropa Timur telah lama sejak ribuan tahun yang
lalu, mempercayai pegagan dapat meningkatkan ketahan tubuh (panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
umur), membersihkan darah dan memperlancar air seni. Dalam pengobatan
Cina pun, pegagan dikenal sebagai miracle elixir of life karena dapat
memperpanjang umur. Smentara itu, masyarakat di Eropa Timur
menggunakan pegagan sebagai obat lepra dan TBC.
Di Indonesia, penyebaran pegagan sangat luas, terbukti dari
banyaknya nama yang melekat pada tanaman ini. Penamaan tersebut tentu
sesuai dengan daerahnya. Namun, dalam kalangan ilmiah, pegagan
menpunyai naman Cantella asiatica dengan susunan klasifikasi sebagai
berikut :
Kerajaan : Plantae
Divis : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbillales
Familia : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Species : Centella asiatica
(Lasmadiwati, 2002).
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar
dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan
lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan ada dua
macam, yaitu pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan yang simplisianya
disebut Cantella Herba mengandung asiaticoside, thankuniside
isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, centelloside,
carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium,
natrium, magnesium, kalsium dan besi. Zat vellarine yang terkandung
memberikan rasa pahit (Maharani, 2010).
Pegagan bersifat mendinginkan, berfungsi membersihkan darah,
memperlancar peredaran darah, peluruh kencing (diuretik), penurun panas
(antipirética), menghentikan peredaran darah (haemostatika), meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
syaraf memori, antibakteri, tonik, antispasma, antiinfllamasi, hipotensif,
insektisida, antialergi dan stimulan. Selain itu, pegagan berfungsi
meningkatkan perbaikan dan penguatan sel – sel kulit, stimulasi pertumbuhan
kuku, rambut dan jaringan ikat. Saponin yang ada menghambat produksi
jeringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya koloid).
Adanya kandungan asiatikosida, riboflavin dan niacin membuat
pegagan berfungsi sebagai antiinflamasi sehingga dapat diolah menjadi bahan
baku salep untuk mengobati luka. Karena berfungsi sebagai antibiotik dan
antiinflamasi maka pegagan juga berfungsi sebagai antibakteri sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai obat radang.
Manfaat pegagan lainnya yaitu untuk pengobatan sariawan mulut,
(afthae), kusta (lepra), infeksi saluran kencing, susah kencing, lever bengakak,
mata merah bengkak, campak, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, maag,
radang usus, batuk ,asam dan bronkitis, peluruh air seni, obat kumur, borok
(luka), ambeien, demam, sakit kepala, menambah nafsu makan, amandel,
cacingan dan kesemutan. Pegagan juga berfungsi meningkatkan sirkulasi
darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan
daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stres dan
depresi (Lasmadiwati, 2002).
3. Temu Putih (Curcuma Zedoria)
Sosok tanaman Curcuma zedoria (Berg.) Roscoe dapat mencapai
tinggi 2 m. Salah satu ciri khas dari species ini adalah adanya warna ungu
disepanjang ibu tulang daun. Helaian daun berwarna hijau muda sampai hijau
tua dengan punggung daun berwarna pudar dan berkilat. Panjang daun antara
31 – 75 cm dan lebar daun 7 – 20 cm. Tangkai bunga langsung muncul dari
bagian perakaran sebelum munculnya daun dari permukaan tanah . Bunga
steril berwarna merah muda dan bagian ujung bunga berwarna lebih tua
dengan tangkai berwarna hijau pada permukaan tanah. Rimpang induk
berbentuk lanset – panjang, sedangkan rimpang cabang yang berupa akar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menggembung pada bagian ujungnya membentuk umbi dengan kulit rimpang
berwarna putih. Antara satu rimpang dengan rimpang lainya cukup liat untuk
dipatahkan. Pada ujung-ujung akar terdapat bulatan-bulatan atau bintil-bintil
yang merupakan cadangan air. Kulit rimpang berwarna putih. Apabila diiris,
daging rimpangnya berwarna putih kearah kuning muda dan rasanya pahit.
Rimpangnya mengandung kurkuminoid (diarilheptanoid) minyak atsiri,
polisakarida dan golongan lainya. Kurkuminoid yang telah diketahui meliputi
kurkumin, demektosikurkumin, bisdemetoksinkurkumin, dan 1,7 – bis (4-
hidraksifenil)- 1,4,6 – hepatrien – 3 – on. Minyak atsiri berupa cairan kental
kuning emas yang mengandung monoterpen dan seskuiterpen.(Syukur, 2004).
Klasifikasi ilmiah tanaman rimpang temu putih adalah sebagai berikut
:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : C. zedoaria
(Anonim, 2011).
Kunyit putih (Curcuma zedoaria) adalah tanaman yang rimpangnya
berbentuk spesifik dan dapat dibedakan dari rimpang empon-empon lainnya.
Kunyit putih mengandung senyawa kimia, seperti kurkuminoid dan minyak
atsiri.
Tanaman kunyit adalah terna berumur panjang dengan daun besar
berbentuk elips, 3-8 buah, panjang sampai 85 cm, lebar sampai 25 cm,
pangkal daun meruncing, berwarna hijau seragam. Batang semu berwarna
hijau atau agak keunguan, tinggi sampai 1,60 m. Perbungaan muncul
langsung dari rimpang, terletak di tengah-tengah batang, ibu tangkai bunga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berambut kasar dan rapat, saat kering tebalnya 2-5 mm, panjang 16-40 cm,
daun kelopak berambut berbentuk lanset panjang 4-8 cm, lebar 2-3,5 cm, yang
paling bawah15 berwarna hijau, berbentuk bulat telur, makin ke atas makin
menyempit dan memanjang, warna putih atau putih keunguan, tajuk bagian
ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu (Mahendra, 2006).
Bentuk bunga majemuk bulir silindris. Mahkota bunga berwarna putih.
Bagian di dalam tanah berupa rimpang yang mempunyai struktur berbeda
dengan Zingiber (yaitu berupa induk rimpang tebal berdaging, yang
membentuk anakan, rimpang lebih panjang dan langsing) warna bagian dalam
kuning jingga atau pusatnya lebih pucat.
Kandungan senyawa kurkumin pada kunyit putih dapat
mengindikasikan khasiatnya sebagai antioksidan. Dengan aktivitas
antioksidan yang dimilikinya, kunyit putih dapat membantu mencegah
kerusakan sel. Karena mengandung minyak atsiri, kunyit putih dapat dipakai
untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan dan pencernaan.
Rimpang kunyit mempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak
pedas dan dapat bertindak sebagai astringensia. Astringensia merupakan zat
yang bekerja lokal yaitu dengan mengkoagulasi protein tetapi demikian kecil
daya penetrasinya sehingga hanya permukaan sel yang dipengaruhi. Akibat
dari aksi tersebut permeabilitas membran mukosa yang kontak dengan
astringen menurun sehingga kepekaan bagian tersebut menurun pula.
Selain dikenal sebagai pereda masuk angin dan gangguan ringan
lainnya seperti maag, kunyit juga diyakini memiliki potensi besar untuk
dikembangkan sebagai herba pelengkap penyembuhan kanker.Rimpang
kunyit putih mampu menghambat laju perkembangan sel kanker dan
mencegah kerusakan gen yang menjadi salah satu penyebab timbulnya
kanker. Hal ini karena rimpangnya mengandung riboisme in activating protein
(RIP), yakni protein toksis dan kurkumin. Senyawa protein inilah yang
menghambat laju sel kanker (Syukur, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Kunyit putih sering disebut sebagai anti inflamasi, anti astringen, anti
panas dalam, anti diare, anti nyeri perut, anti peluruh kentut, penambah nafsu
makan, mengobati penyakit hepatitis, gangguan pencernaan, antimikroba,
antikolesterol, dan anti-HIV. Kurkumin dan atsiri menghambat pertumbuhan
tumor payudara dan usus besar, menguatkan mekanisme pertahanan tubuh
terhadap virus maupun sel kanker.
Kunyit bersifat bakterisidal terhadap bakteri gram positif, yaitu
Lactobacillus fermentum, L. bulgaricus, Bacillus cereus, B. subtilis, dan B.
megaterium Kunyit mengandung lebih dari satu senyawa yang bersifat
bakterisidal. Salah satu senyawa tersebut adalah senyawa kurkumin yang
merupakan senyawa golongan fenol yang terdiri dari dua cincin fenol simetris
dan dihubungkan dengan satu rantai hiptadiena. Senyawa fenol menghambat
pertumbuhan mikroba dengan cara merusak membrane sel yang akan
menyebabkan denaturasi protein sel dan mengurangi tekanan permukaan sel
(Mahendra, 2006).
C. PROSES PRODUKSI
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang
jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu
obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih
memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang menyangkut
pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses
produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang
menangani.
Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk
menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia internasional. Untuk itu
sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan
demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat
tradisional Indonesia agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain
baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Mengingat pentingnya
penerapan CPOTB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri
obat tradisional baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPOTB
melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram (BPOM, 2005).
Simplisia ialah bahan dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum
tercampur atau belum diolah, kecuali dibersihkan dan dijaga dengan baik agar
tidak tercampur dengan bagian-bagian tanaman lainnya. Pengambilan simplisia
atau bagian tanaman yang berkhasiat obat dari tanaman hendaknya dilakukan
secara manual (dengan tangan), agar persyaratanpersyaratan simplisia yang
dikehendaki dapat terpenuhi (Kartasapoetra,1992).
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan atau mineral.
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh , bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Yamg dimaksud dengan eksudat tanaman
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.
2. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan.
3. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan
pelikanatau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni .
Dalam pembuatan simplisia, kualitas bahan baku simplisia merupakan
faktor yang penting yang perlu diperhatikan. Sumber bahan baku dapat berupa
tumbuhan, hewan, maupun mineral. Simplisia nabati yang ideal dapat ditinjau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dari asal tumbuhan tersebut. Tumbuhan tersebut dapat berasal dari tanaman
budidaya maupun tumbuhan liar.
1. Tanaman budidaya.
Tanaman ini sengaja dibudidaya, di Eropa dan Amerika telah
diberlakukan mengenai GAP (Good Agriculturing Practice) untuk digunakan
sebagai sumber bahan baku simplisia. Untuk itu bibit tanaman harus dipilih
yang baik, ditinjau dari penampilan dan kandungan senyawa berkhasiat, atau
dengan kata lain berkualitas atau bermutu tinggi. Dari simplisia tersebut akan
dihasilkan produk obat tradisional yang “reproducible” atau konsisten.
Terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap penampilan dan kandungan
kimia suatu tanaman, antara lain tempat tumbuh, iklim, pemupukan, waktu
panen, pengolahan pasca panen
2. Tumbuhan liar.
Tumbuhan liar artinya tumbuhan tersebut tidak dibudidaya atau
tumbuh liar. Kumbuhan liar tersebut dapat dibudidayakan. Namun hal ini
jarang dilakukan oleh petani karena tradisi atau kebiasaan. Dari balai-balai
penelitian dapat kita peroleh informasi mengenai cara budidaya tanaman obat
tersebut yang semula merupakan tumbuhan liar.
3. Simplisia dari pengepul.
Bahan simplisia yangg diperoleh dari pengepul. Dalam hal ini ada
yang berbentuk segar atau sudah merupakan simplisia. Untuk itu perlu
penanganan yang khusus tergantung dari bentuknya tadi. Sayang sampai saat
ini belum ada pengolah simplisia yang dapat diandalkan sehingga industri
jamu dapat memperoleh simplisia yang bermutu dari pengolah tersebut
(Gunawan dan Sri, 2004).
Kualitas simplisia dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan proses
pembuatannya.
1. Bahan Baku Simplisia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman liar
atau dari tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia berasal dari tanaman
yang dibudidayakan maka keseragaman umur, masa panen, dan galur (asal
usul dan garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Sementara jika diambil dari
tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitasnya yang tidak bisa
dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat tumbuh.
2. Proses Pembuatan Simplisia
Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun
tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku , sortasi basah,
pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan
penyimpanan (Gunawan dan Sri, 2004).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Simplisia
sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu
saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu tetap (konstan) karena
disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umum dan cara)
panen, serta proses pascapanen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga yang
berpendapat bahwa variabel tersebut tidak berakibat besar pada mutu ekstrak
nantinya. Variabel tersebut juga dapat dikompensasi dengan
penambahan/pengurangan bahan setelah sedikit prosedur analisis kimia dan
sentuhan inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak berdampak banyak
pada khasiat produksi. Usaha untuk menjaga variabel tersebut dianggap sebagai
usaha untuk menjaga mutu simplisia. Dalam hal simplisia sebagai bahan baku
(awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep
untuk menyusun parameter standar mutu yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga
parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis
(identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta
aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).
2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat
tetap diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya,
yaitu Quality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
3. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung
jawab terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu
informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (Anonimf,2000).
Pembuatan simplisia dilakukan dengan beberapa metode dasar seprti :
1. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan.
Pembuatan simplisia dengan cara ini pengeringannya dilakukan
dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan
waktu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang.
Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan
perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah hal
tersebut, bahan simplisia yang memerlukan perajangan perlu diatur
perajangannya sehingga diperoleh tebal irisan yang pada pengeringannya
tidak mengalami kerusakan.
2. Simplisia dibuat dengan proses fermentasi.
Proses fermentasi dilakukan dengan saksama agar proses tersebut
tidak berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.
3. Simplisia dibuat dengan proses khusus.
Pembuatan simplisia dengan cara penyulingan, pengentalan eksudat
nabati, pengeringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan
berpegang pada prinsip bahwa simplisia yang dihasilkan harus memiliki mutu
sesuai dengan persyaratan.
4. Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pati, talk, dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air.
Air yang digunakan harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman
patogen, logam berat, dan lain– lain (Anonimg,1985).
Pada proses pembuatan simplisia dengan cara pengeringan dilakukan
dengan tahap – tahap sebagai berikut :
1. Pengumpulan bahan baku. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia
berbeda–beda antara lain tergantung pada : 1) bagian tanaman yang digunakan
2) Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen 3) Waktu panen 4)
Lingkungan tempat tumbuh Waktu panen sangat erat hubunganya dengan
pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen.
Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung
senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif tersebut secara
maksimal di dalam bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu. Di
samping waktu panen yang dikaitkan dengan umur, perlu diperhatikan pula
saat panen dalam sehari. Dengan demikian untuk menentukan waktu panen
dalam sehari perlu dipertimbangkan stabilitas kimia dan fisik senyawa aktif
dalam simplisia terhadap panas sinar matahari.
2. Sortasi Basah. Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran – kotoran
atau bahan – bahan asing lainya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia
yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan – bahan seperti tanah, kerikil,
rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotor lainya harus
dibuang.
3. Pencucian.
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran
lainya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air
bersih, misalnya air dari mata air, air dari sumur atau air PAM. Pencucian
terutama dilakukan terhadap simplisia organ tanaman bawah tanah untuk
mencuci sisa-sisa tanah yang melekat. Untuk simplisia jumlah besar
umumnya digunakan teknik dengan mengaliri air pada simplisia yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
ditempatkan di atas alat seperti jaring-jaring. Air yang digunakan dapat dari
berbagai sumber namun tetap harus memperhatikan kemungkinan adanya
pencemaran.
4. Perajangan. Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses
perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah
proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru
diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dengan keadaan utuh selama
1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang
khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki.
5. Pengeringan. Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang
tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Dengan mengurang kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan
dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.
6. Sortasi kering. Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap
akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda – benda
asing seperti bagian – bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotr –
pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan. Pada penyimpaan simplisia perlu diperhatikan
beberapa hal yang dapat mengakibatkan kerusakan simplisia, yaitu cara
pengepakan, pembungkusan dan pewadahan, persyaratan gudang simplisia,
cara sortasi dan pemeriksaan mutu, serta cara pengawetanya. Penyebab
kerusakan pada simplisia yang utama adalah air dan kelembaban. Cara
pengemasan simplisia tergantung pada jenis simplisia dan tujuan penggunaan
pengemasaan. Bahan dan bentuk pengemasan harus sesuai, dapat melindungi
dari kemungkinan kerusakan simplisia, dan dengan memperhatikan segi
pemanfaatan ruang untuk keperluan pengangkutan maupun penyimpananya.
8. Pemeriksaan mutu. Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu
penerimaan atau pembelian dari pengumpul atau pedagang simplisia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Simplisia yang diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi
persyaratan umum untuk simplisia seperti yang disebutkan dalam Buku
Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia ataupum Materia Medika
Indonesia Edisi terakhir (Anonimh,1985).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
III. TATALAKSANA DAN PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Magang
Magang ini dilaksanakan di CV. Herbaltama Persada
YogyakartaWiyoro Baru III No.21 RT.10 Baturetno, Banguntapan, Bantul
Yogyakarta 55197Telp. 0274 - 9131100, 0274 - 4439101, Hp.08122736443
email : [email protected]
2. Waktu Pelaksanaan
Magang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari sampai 21 Maret 2011.
B. Metode Pelaksanaan
Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu :
1. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah
metode deskriptif analitik, yaitu metode penerapan permasalahan sehingga
nmemusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan
bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam
konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian terdahulu.
2. Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menanyakan berbagai pertanyaan kepada sumber secara
langsung. Wawancara dilakukan dengan cara mencatat ataupun merekam
jawaban dari sumber wawancara yang sebelumnya telah disiapkan daftar
pertanyaan yang akan ditanyakan terlebuh dahulu.
3. Pelaksanaan Kegiatan Magang Perusahaan
Salah satu metode pelaksanaan dalam mengumpulkan data ini adalah
dengan melaksanakan magang di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Februari sampai 21 Maret 2011. Dengan
kegiatan magang ini mahasiswa dapat memperoleh data yang dibutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melaksanakan semua kegiatan
yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan.
4. Studi Pustaka
Dengan metode ini mahasiswa dapat membandingkan data yang ada
dilapangan dengan teori yang ada di dalam buku. Buku–buku yang
mendukung data yang ada di lapangan digunakan sebagai tinjauan pustaka
yang akan menguatkan data yang diperoleh. Studi pustaka ini dapat berasal
dari buku luar negeri, dalam negeri, jurnal ataupun berasal dari internet.
5. Metode Analisis Data
Data yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi
representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan
analisis kualitatif. Pada kasus–kasus tertentu mahasiswa dapat pula
menjelaskan secara lebih mendalam berdasarkan teori-teori atau keterangan
yang relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan
1. Profil Perusahaan
Sehat dengan herbal Alami, begitulah awal pemikiran pendiri
perusahaan dalam usaha pengembangan herbal. Sumber daya alam Indonesia
yang melimpah menjadi modal yang sangat berharga dalam upaya
pengembangan produk-produk herbal. Dengan bahan baku dalam negeri yang
melimpah, menjadikan harga bahan baku dan produk herbal lokal sangat
terjangkau oleh masyarakat, juga memiliki daya saing yang tinggi dibanding
produk sejenis dari luar negeri. Efek samping yang rendah dan tingkat
keamanan yang tinggi juga menjadikan produk-produk herbal semakin banyak
diminati dan dipercaya masyarakat untuk kesehatan. Herbaltama Persada
Yogyakarta Yogyakarta berusaha memperkenalkan dan mensosialisasikan
penggunaan herbal alami untuk kesehatan, baik untuk pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) maupun peningkatan
(promotif) kesehatan. Selain memperkenalkan dan mensosialisasikan
penggunaan obat herbal, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta juga
memproduksi produk-produk herbal yang siap dimanfaatkan dan dikonsumsi
oleh masyarakat. Kualitas yang terjaga, keamanan yang terjamin dan harga
yang terjangkau menjadikan produk-produk herbal perusahaan ini siap
bersaing dan pantas menjadi produk Mitra Herbal Anda.
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta Yogyakarta telah memiliki surat
ijin produksi sebagai Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dan beberapa
surat ijin dan sertifikat lainnya, sehingga produk yang dihasilkan oleh CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta dapat dipertanggungjawabkan kemanan dan
khasiatnya sebagai obat tradisional. Secara lebih rinci surat ijin dan sertifikat
tersebut adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Nama Perusahaan : CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
Yogyakarta
SIUP : 510/DP/Ki/331/V/2008
TDP : 504/DP/CV/110/V/2008
Ijin Dep.Kes. RI : SP No.487/12.02.2002
Ijin Produksi / IKOT : 448/6147/IV.2
Sertifikat Halal Cangkang Kapsul : No. 00140012700600
Penanggung Jawab Teknis : Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt.
2. Sejarah singkat dan perkembangan
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta Yogyakarta adalah perusahaan
yang bergerak di bidang produksi obat tradisional. CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta didirikan oleh bapak Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt. yang
merupakan seorang apoteker alumni Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta. Beliau mendapatkan gelar tersebut pada tahun 1999. Sebelum
terjun ke dunia obat tradisional, beliau menjadi salah satu dosen pengajar di
Universitas tersebut. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2001 beliau
bergabung dengan PT. Herbal Nusantara dan mendapat amanah untuk
menjabat sebagai asisten apoteker di perusahaan tersebut. PT. Herbal
Nusantara merupakan perusahaan yang memproduksi obat tradisional (jamu)
yang telah memiliki cabang di berbagai daerah.
Karena prestasinya di perusahaan tersebut, beliau dipercaya untuk
menempati posisi apoteker menggantikan apoteker sebelumnya. Pada tahun
2003 PT. Herbal Nusantara mengalami masalah internal dan manajemen yang
tidak sehat dan berujung pada runtuhnya perusahaan tersebut. Pada tahun
yang sama, bapak Nugroho mulai merintis usahanya di bidang industri obat
tradisional. Awalnya tempat produksi jamu masih bersama dengan rumah
kontrakan bapak Nugroho yang terletak di Kota Gede, Yogyakarta. Beliau
hanya dibantu oleh istri dan dua karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Produk jamu yang dihasilkan berupa minuman instan berbentuk
serbuk. Karena respon positif konsumen terhadap produk jamunya, bapak
Nugroho mulai mendaftarkan industri obat tradisionalnya dan baru
mendapatkan ijin sebagai Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) pada tangga
27 April 2005. Dengan keluarnya surat ijin tersebut, maka kepercayaan
konsumen terhadap produk jamu dari CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
semakin bertambah. Selain itu berkat surat ijin tersebut, bapak Nugroho dapat
dapat melebarkan sayap untuk mengembangkan usahanya dengan
memanfaatkan bantuan dana dari berbagai sumber.
Produk yang dihasilkan tidak lagi berbentuk serbuk minuman instant,
tetapi telah mengalami kemajuan dengan produk yang dikemas dalam kapsul
dan produk teh herbal. Bahkan salah satu produk jamu kapsul dari CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta telah mendapatkan kepercayaan dari YPKI
(Yayasan Peduli Kanker Indonesia) sebagai salah satu produk yang
direkomendasikan YPKI bagi penderita kanker di Indonesia.
Berkat keberhasilan tersebut, sekarang CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta memiliki tempat produksi tersendiri yang telah sesuai dengan
peraturan BPOM terkait tempat produksi obat tradisional. Meski demikian,
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta masih tergolong industri rumah tangga
karena peralatan yang digunakan mayoritas masih menggunakan peralatan
sederhana.
3. Lokasi Perusahaan
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta mempunyai dua tempat
produksi. Kantor CV. Herbaltama Persada Yogyakarta yang sekaligus sebagai
tempat penerimaan bahan baku dan pengolahan sampai menjadi simplisia
beralamat Wiyoro Baru III No.21 RT.10 Baturetno, Banguntapan, Bantul
Yogyakarta. Sedangkan tempat pengapsulan, pengemasan sampai produk jadi
beralamat di Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Lokasi CV. Herbaltama Persada Yogyakarta memiliki banyak
keuntungan
a. Tidak terlalu jauh dengan pasar bahan baku.
b. Alat trasportasi mudah dijangkau.
c. Tenaga kerja yang mudah dan murah.
d. Terdapat fasilitas listrik dan telepon.
e. Lingkungan masyarakat yang mendukung.
f. Tanah yang luas untuk ekspansi.
g. Dekat dengan tempat tinggal pemilik.
4. Struktur Organisasi
Menurut Badan POM RI dalam Pedoman Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB), Personalia hendaklah mempunyai
pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kemampuan yang sesuai dengan
tugas dan fungsinya, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Mereka
hendaklah dalam keadaan sehat dan mampu menangani tugas yang
dibebankan kepadanya. CV. Herebaltama Persada Yogyakarta mempunyai
personalia dengan keahlian, ketrampilan dan pengalaman kerja yang berbeda
– beda sesuai jabatan yang diamanahkan kepadanya. Pembagian wewenang
dan tanggungjawab setiap personalia dapat dilihat dari struktur organisasi CV.
Herebaltama Persada Yogyakarta (Gambar 4.1).
Penjelasan terkait jabatan setiap personalia mengenai wewenang dan
tanggungjawab berdasarkan struktur organisasi CV. Herebaltama Persada
Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Direkur : merupakan jabatan tertinggi dalam CV. Herebaltama Persada
Yogyakarta. Direktur dijabat oleh bapak Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt
yang meruapakan pemilik perusahan.
1) Wewenang : Direktur mempunyai wewenang dalam pengambilan
keputusan tertinggi dalam menangani permasalahan dan tantangan
yang dihadapai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Tanggungjawab : Direktur bertanggungjawab atas segala sesuatu
yang berkaitan dengan mekanisme perusahaan, mengayomi
karyawan dan bertanggungjawab dalam upaya pengembangan
perusahaan dari berbagai lini, mengadakan pelatihan – pelatihan
yang dapat meningkatkan keahlian dan ketrampilan personalia dalam
industri obat tradisional.
b. Apoteker penanggung jawab teknis : merupakan jabatan yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan perusahaan terkait pengendalian
mutu produk dan penelitian – penelitian yang dapat memunculkan produk
– produk unggulan dari CV. Herbaltama Persada Yogyakarta. Apoteker
penanggung jawab teknis dijabat oleh Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt.
1) Wewenang : mengetahui hasil pemeriksaan terkait kontrol kualitas
mulai dari bahan baku sampai produk akhir.
2) Tanggungjawab : bertanggungjawab penuh kepada direktur
mengenai kontrol kualitas bahan baku sampai produk jadi,
bertanggungjawab dalam penelitian – penelitian yang dapat
meningkatkan mutu produk dan memunculkan produk unggulan
perusahaan.
c. Kepala kontrol kualitas : merupakan jabatan yang mempunyai
tanggungjawab penuh terhadap kontol kualitas mulai dari bahan baku
sampai produk jadi. Menurut Badan POM RI dalam Pedoman Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Dalam struktur
organisasi perusahaan, bagian produksi dan pengawasan mutu hendaklah
dipimpin oleh orang yang berbeda dan tidak ada keterkaitan
tanggungjawab satu sama lain. Posisi Kepala kontrol kualitas
CV.Herbaltama Persada Yogyakarta dijabat oleh Sri Suparyani, Apt yang
hanya menempati jabatan tersebut dan tidak memiliki keterikatan dengan
Kepala produksi. Kepala kontrol kualitas membawahi beberapa supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang akan membantunya dalam menjalankan tugasnya untuk mengontrol
kualitas bahan baku sampai produk jadi.
1) Wewenang : menetapkan persetujuan atas bahan awal, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi yang telah memenuhi
spesifikasi, atau menolaknya apabila tidak memenuhi spesifikasi,
atau yang dibuat tidak sesuai prosedur dan kondisi yang telah
ditetapkan.
2) Tanggungjawab : Bertanggungjawab kepada Apoteker dan Direktur
mengenai semua tugas pengawasan mutu yang meliputi penyusunan,
verifikasi dan penerapan semua prosedur pengawasan mutu.
d. Kepala produksi : sesuai pedoman CPOTB, kepala produksi dijabat oleh
orang yang berbeda dengan posisi Kepala kontrol kualitas. Posisi ini
dijabat oleh Umi Asih yang telah mempunyai pengalaman dan
ketramplilan dalam produksi obat tradisional. Kepala produksi
membawahi beberapa supervisor yang akan membantunya dalam
menjalankan proses produksi.
1) Wewenang : mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan
dalam serangkaian proses produksi.
2) Tanggungjawab : tanggungjawab dalam manajemen produksi yang
meliputi semua pelaksanaan kegiatan, peralatan, personalia produksi,
area produksi dan pencatatan.
e. Supervisor : merupakan jabatan yang diamanahkan kepada karyawan
senior yang telah berpengalaman dan terampil dalam proses produksi
maupun pengontrolan kulaitas di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta.
Hal ini sesuai dengan Pedoman CPOTB yang dikeluarkan oleh Badan
POM yang berbunyi : “Hendaklah dijabarkan kewenangan dan
tanggungjawab personil-personil lain yang ditunjuk untuk menjalankan
Pedoman CPOTB dengan baik dan hendaklah tersedia personil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
DIREKTUR
APOTEKER PENANGGUNGJAWAB TEKNIS
KEPALA KONTROL KUALITASSri Suparyani, Apt.
KEPALA PRODUKSIUmi Asih
Nugroho, S.Si, Apt
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
terlatih dalam jumlah yang memadai, untuk melaksanakan supervisi
langsung di setiap bagian produksi dan unit pemeriksaan mutu”.
1) Wewenang : menjadi tangan kanan kepala kualitas kontrol atau
kepala produksi sesuai posisinya yang dapat menggantikan tugas
kelapa kualitas kontrol atau kepala produksi saat tidak berada di
tempat sehingga mekanisme pengontrolan kualitas dan proses
produksi tetap berjalan.
2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas berjalannya proses
pengontrolan kualitas maupun proses produksi.
Melihat dari bagan maupun uraian mengenai struktur organisasi di
atas, dapat dilihat bahwa struktur organisasi tersebut mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dari struktur dengan beberapa jabatan dipegang
oleh seorang yang sama adalah dapat memaksimalkan sumber daya manusia
yang ada, sehingga dapat meminimalisir pengeluaran. Akan tetapi hal tersebut
juga berpotensi mengakibatkan kondisi organisasi yang kurang sehat, sebab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dengan adanya rangkap jabatan tersebut akan riskan terhadap kekurang
profesionalan dan totalitas pegawai dalam mengemban jabatan yang
diamanahkan kepadanya.
Adapun karyawan-karyawan yang bekerja dalam CV. Herbaltama
Persada Yogyakarta terbagi menjadi dua yaitu :
a. Karyawan yang tidak berhubungan langsug dengan proses produksi.
b. Karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi.
Karyawan – karyawan yang mengkoordinasi langsung pada
proses produksi adalah sebagai berikut :
- Bagian pengadaan barang
- Bagian gudang 1 oragng
- Bagian penepakan 1 orang
- Bagian proses produksi kapsul 1 orang
- Bagian pengayakan 1 orang
- Bagian pengemasan dan pelabelan
Pada aplikasi kerja setiap karyawan melaksanakan setiap
produksi karena belum ada diferensiasi pekerjaan dan proses
produksinya tergolong masih sederhana sehingga tidak menuntut
keahlian khusus dari setiap karyawannya. Karyawan pria menangani
dan mengurusi bagian gudang dan pencampuran bahan baku, oven dan
pekerjaan yang lebih membutuhkan tenaga yang kuat. Sedangkan
karyawan wanita mengurusi bagian yang tidak banyak membutuhkan
tenaga, namun membutuhkan ketelitian dan kerapian.
5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Karyawan pria menangani dan mengurusi bagian gudang dan
pencampuran bahan baku, oven dan pekerjaan yang lebih membutuhkan
tenaga yang kuat. Sedangkan karyawan wanita mengurusi bagian yang tidak
banyak membutuhkan tenaga, namun membutuhkan ketelitian dan kerapian.
Karyawan CV Herbaltama Persada Yogyakarta berasal dari masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
sekitar lokasi pendirian, hal ini ditujukan untuk menyerap tenaga kerja serta
mengurangi pengangguran desa setempat.
Semua personil yang langsung terlibat dalam kegiatan pembuatan
hendaklah dilatih dalam pelaksanaan pembuatan Pelatihan hendaklah
dilakukan secara berkelanjutan. Catatan hasil pelatihan hendaklah dipelihara,
dan keefektifannya hendaklah dievaluasi secara periodic, sesuai dengan
prinsip - prinsip Cara Pembuatan yang Baik (CPOTB).
a. Ketenaga kerjaan
1) Masuk kerja
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta memberlakukan jam
kerja mulai hari senin sampai sabtu dengan jam kerja pukul 08.00
sampai pukul 16.00. Untuk jam istirahat dari pukul 12.00-13.00 WIB
untuk makan siang. Sedangkan untuk hari jumat istirahat mulai pukul
11.30 sampai pukul 13.00 WIB karena memberikan kesempatan
kepada pekerja yang beragama islam untuk melaksanakan sholat jumat
dan pada hari sabtu jam kerja sampai pukul 13.00. Kadang di CV
Herbaltama Persada Yogyakarta mengadakan lembur kerja apabila
permintaan jamu di pasaran banyak sehingga untuk mengejar target
permntaan.
2) Sistem gaji
Sistem gaji yang diterapkan di CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta memberikan gaji pada setiap karyawan berdasarkan
prestasi (lemburan), lama karyawan tersebut bekerja (karayawan
bagian produksi bahan baku sampai serbuk dan karyawan bagian
pengapsulan). Sedangkan gaji minimum UMR hanya diberikan untuk
tenaga kerja bagian administrasi dan bagian produksi. Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pembayaran gaji dilakukan setiap bulan yaitu setiap awal bulan,
sedangkan untuk gaji lemburan atau gaji bagian finishing diberikan
setiap mingguan.
Sistem gaji yang berlaku di CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta ada 2 macam yaitu harian dan borongan. Untuk karyawan
harian gaji perbulan sesuai UMR yang ditentukan perusahaan,
sedangkan gaji borongan tiap seribu kapsul mendapat upah Rp.
10.000,00
3) Hak dan kewajiban karyawan
a) Hak karyawan
- Mendapatkan gaji tiap bulan
- Menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan
- Menikmati tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan
- Mendapat izin cuti dari perusahaan
b) Kewajiban karyawan
- Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang diberlakukan di
CV Herbaltama Persada Yogyakarta
- Bersedia menerima sangsi atau pemutusan kerja jika terbukti
melakukan kesalahan.
- Menjaga kedisiplinan dan kebersihan.
- Melaksanakan kerja dan menjalin hubungan yang baik
diantara sesama karyawan.
4) Kesejahteraan karyawan
a) Tunjangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tunjangan yang diberikan di CV Herbaltama Persada
Yogyakarta berupa Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan
pada saat menjelang hari raya, yang besarnya sejumlah gaji
karyawan satu bulan penuh.
b) Keselamatan Kerja
Pengertian keselamatan kerja adalah peraturan yang berisi
tindakan pencegahan kecelakaan kerja serta kerugian yang
diakibatkannya. Tiap karyawan wajib mendapatkan keselamatan
kerja dan kesehatan. Perusahaan telah memberikan jaminan
keselamatan kerja yang baik yaitu seperti menyediakan baju
seragam. Perusahaan juga menyediakan penutup hidung sekali
pakai (masker) bagi karyawannya.
c) Cuti
Cuti diberikan selama hari raya dan sisanya adalah jatah
yang dapat diambil sewaktu-waktu. Untuk karyawan yang hamil
dan akan melahirkan diberi cuti selama 3 bulan yang biasanya
diambil setelah melahirkan serta libur 3 hari bagi karyawan yang
mendapat musibah.
B. PENGELOLAAN BAHAN DASAR
1. Sumber dan penerimaan bahan dasar
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta memperoleh bahan baku dari
pengepul, pedagang dan petani yang berasal dari Yogyakarta khususnya
Kabupaten Bantul. Bahan baku yang diterima CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta dalam bentuk segar (rimpang dan daun), kering (irisan rimpang),
serbuk dan ekstrak. Jumlah dan macam bentuk bahan baku disesuaikan
dengan stok gudang yang berkaitan dengan kebutuhan bahan baku dalam
proses produksi.
Pemeriksaan bahan baku yang akan dibeli dilakukan terlebih dahulu,
setelah bahan baku memenuhi persyaratan dan standart maka dilakukan tawar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menawar untuk menentukan harga. Setelah itu, bahan baku di masukkan
dalam gudang kotor. Khusus untuk bahan baku segar, dilakukan penanganan
terlebih dahulu mulai dari sortasi basah, pencucian, pengecilan ukuran,
pengeringan dan sortasi kering, sebelum di masukkan dalam gudang
penyimpanan bahan baku.
Dalam pengelolaan bahan baku diberlakukan sistem first in first out,
jadi bahan baku yang masuk lebih awal ke dalam gudang bahan baku akan
digunakan terlebih dahulu dalam proses produksi. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan bahan baku yang disimpan terlalu lama
sehingga mutu bahan baku akan menurun. Bahan baku yang rusak tidak layak
digunakan untuk produksi jamu dan hanya akan dibuang. Hal ini tentu
merupakan sebuah kerugian bagi perusahaan.
2. Jumlah dan penyediaan
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta memasok bahan baku dari
pengepul, pedagang dan petani untuk memenuhi kebutuhan atau penyediaan
bahan baku. Jumlah bahan baku yang dipasok ditentukan berdasarkan
kebutuhan produksi, jumlah stock produk jadi dan permintaan pasar terhadap
produk jamu tersebut. Bahan baku yang sering dipasok dalam jumlah besar
adalah kunir puith dan temu mangga baik dalam bentuk rimpang segar, irisan
kering maupun serbuk, karena salah satu produk dari CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta yang diminati masyarakat berbahan dasar kunir putih dan temu
mangga.
3. Spesifikasi bahan dasar
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta menggunakan baku alami
sebagai bahan dasar pembuatan produk jamunya. Bahan baku tersebut
digolongkan menjadi sebagai berikut:
a. Daun-daunan : pegagan, meniran, kemlandingan, teh hijau dan teh hitam.
b. Rimpang : kunir putih, temu mangga, temulawak, jahe merah dan kencur
c. Kayu : pasak bumi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d. Simplisia : ceplukan, sambiloto, sledri
e. Akar-akaran : akar wangi, gingseng, purwaceng.
f. Ekstrak : tribulus terestris
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk jamu adalah
kualitas bahan baku. Jadi untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap
jaminan kualitas produk jamunya, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta hanya
menerima bahan baku yang berkualitas dan telah lolos pemeriksaan seperti
terbebas dari cemaran logam berat atau penyakit akibat microorganisme,
serangga dan jamur sesuai peraturan dan standart yang berlaku.
4. Penanganan bahan dasar
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta melakukan penanganan terhadap
bahan dasar setelah bahan dasar diperoleh atau diterima dari pemasok. Untuk
bahan dasar yang berupa rimpang basah dilakukan penanganan terlebih
dahulu mulai dari sortasi basah, pencucian, pengecilan ukuran, pengeringan
sampai sortasi kering. Hal ini dilakukan agar bahan baku yang berupa
rimpang basah tersebut tidak rusak dan memudahkan dalam penyimpanan.
Mengingat kebutuhan akan kunir putih yang cukup besar, maka CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta tidak hanya menerima kunir putih dalam
bentuk rimpang segar, tetapi juga menerima kunir putih dalam bentuk
rimpang kering dan dalam bentuk serbuk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku produksi, namun dengan catatan kunir putih dalam
bentuk rimpang kering maupun serbuk diperoleh dari suplayer atau pemasok
terpercaya yang telah menjalin hubungan kerjasama sehingga kunir putih
dalam bentuk rimpang kering dan serbuk yang diterima mempunyai mutu dan
kualitas yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk bahan dasar yang
berupa rimpang kering atau serbuk yang diterima di masukkan ke dalam
gudang penyimpanan bahan baku.
C. PROSES PRODUKSI JAMU KAPSUL HERBATHUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAHAN DASAR
SORTASI BASAH
PENCUCIAN
PENGECILAN UKURAN
PENGERINGAN
SORTASI KERING
PENGGILINGAN
PENGAYAKAN
Herbathus merupakan salah satu produk jamu yang menjadi andalan CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta. Produk jamu kapsul Herbathus terbuat dari
racikan tanaman obat yang telah teruji secara empiris dapat mengobati penyakit.
Setiap kapsul produk jamu Herbathus tersusun dari ramuan ekstrak pegagan,
kunir putih dan meniran yang telah dinyatakan memiliki khasiat obat dan aman
digunakan sesuai “The Journal on Indonesian Medicine Herb” (puslitbang
Farmasi, Depkes RI).
Setiap komponen senyawa berkhasiat obat yang terkandung dalam ketiga
ekstrak bekerja secara sinergis dan efektif dalam mengobati penyakit pegal linu,
nyeri sendi, reumatik, asam urat, batu ginjal, batu kandung kemih, peradangan
(hepatitis, bronchitis, amandel, maag), kanker, tumor, benjolan, diabetes, darah
tinggi, kolesterol, keputihan, darah kotor, gatal – gatal, menambah kecerdasan &
daya ingat, mengatasi sulit tidur dan melancarkan peredaran darah.
Mengingat jamu kapsul Herbathus merupakan obat herbal yang berupa
sediaan serbuk yang tersusun dari ekstrak pegagan, meniran dan kunir putih
dengan perbandingan 1:1:2 yang dikemas dalam kapsul, maka proses produksinya
melalui tahap ekstraksi yang dilanjutkan dengan pembuatan serbuk. Prosedur
proses produksi jamu kapsul Herbathus adalah sebagai berikut :
1. Proses penepungan rimpang kunir putih (Curcuma Zedoria), mulai dari bahan
baku rimpang segar adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 4.2. Proses Penepungan Rimpang Kunir Putih
Secara lebih rinci prosedur penepungan rimpang kunir putih segar
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sortasi basah. Pada tahap ini rimpang kunir putih segar yang telah
diperoleh segera dilakukan penyortiran untuk memisahkan antara rimpang
yang tua (empu) dan rimpang yang masih muda, hal ini dilakukan untuk
memudahkan dalam proses selanjutnya karena tingkat kemasakan rimpang
berpengaruh terhadap jumlah senyawa metabolik sekundernya. Selain itu
sortasi basah bertujuan untuk mengurangi jumlah benda asing dan
rimpang busuk yang masih terikut pada rimpang kunir segar.
b. Pencucian. Tahapan ini meruapakan tahapan lanjutan setelah sortasi
basah. Pencucian bertujuan menghilangkan benda – benda asing yang
masih terikut dalam rimpang, selain itu untuk mengurangi mikroba-
mikroba yang melekat pada rimpang kunir putih. Air yang digunakan
untuk mencuci adalah air sumur yang bersih dari pencemaran air. Jumlah
air yang digunakan dalam pencucian tergantung dari tingkat kebersihan
rimpang kunir putih. Untuk mengoptimalkan dalam proses pencucian
rimpang kunir putih, dilakukan cara tambahan seperti perendaman
bertingkat dan penyikatan pada rimpang kunir putih.
c. Pengecilan ukuran. Tahap pengecilan ukuran pada proses penepungan
rimpang kunir putih dilakukan dengan perajangan. Untuk rimpang yang
tua (empu) dilakukan pengupasan kulit terlebih dahulu, sedangkan anak
cabang tidak perlu dikupas kulitnya. Tebal ukuran rajangan antara 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sampai 5 mm sehingga kandungan senyawanya tidak banyak yang
terbuang dan memudahkan dalam tahap pengeringan.
d. Pengeringan. Tahap pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air
pada simplisia sehingga proses pembusukan terhambat dan waktu
penyimpanan yang lebih lama. Tahap pengeringan ini dapat dilakukan
dengan menggunakan sinar matahari ataupun mesin pengering (oven).
Pengeringan yang dilakukan di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
menggunakan mesin pengering dengan suhu kurang lebih 60 o C selama
kurang lebih satu hari atau kadar air < 10%, dengan catatan harus ada
perlakuan pembolak – balikan rajangan dan rotasi rak pada mesin
pemanas agar tingkat kekeringannya merata. Indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat kekeringan simplisia adalah dengan
cara mematah-matahkannya. Jika mudah dipatah-patahkan berarti
simplisia tersebut telah mencapai tingkat kering dengan kadar air ± 10 %,
jika belum maka proses pengeringan masih harus dilanjutkan.
e. Sortasi kering. Tahapan sortasi kering bertujuan untuk memisahkan
simplisia dari benda – benda asing yang terikut selama proses
pengeringan, misalnya kulit rimpang, akar, pasir dan benda asing lainnya.
Biasanya sortasi kering dilakukan sebelum tahapan pengepakan dan
penyimpanan. Namun di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta, simplisia
kering yang telah disortasi langsung ditepungkan dan segera digunakan
untuk proses pencampuran.
f. Penggilingan dan pengayakan. Tahapan penggilingan bertujuan untuk
mengubah bentuk simplisia menjadi tepung atau bubuk sebagai bahan
pembuatan obat kapsul. Tahapan penggilingan di CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta menggunakan mesin giling sederhana. Setelah digiling,
tepung hasil gilingan diayak dengan ayakan 40 mesh. Tepung yang tidak
lolos akan digiling kembali, proses ini dilakukan secara berulang dengan 3
x penggilingan dan 2 x pengayakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
PENCAMPURAN
PENGKAPSULAN
PEMBERSIHAN KAPSUL
SORTASI KERING
PENGAYAKAN I
PENGGILINGAN II
PENGAYAKAN II
PENGGILINGAN I
2. Proses penepungan simplisia pegagan dan meniran.
Gambar 4.3. Proses penepungan simlisia pegagan dan meniran
Proses penepungan simplisia pegagan dan meniran di CV. Herbaltama
Persada Yogyakarta Yogyakarta dilakukan mulai dari penerimaan simplisia
pegagan dan meniran yang dilanjutkan dengan sortasi kering. Secara lebih
jelas proses penepungan simplisia kering pegagan dan meniran sebagai
berikut :
a. Sortasi kering. Tahapan sortasi kering ini hampir sama dengan tahapan
sortasi kering pada kunir putih. Tujuan sortasi kering yaitu untuk
memisahkan bahan – bahan asing seperti bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan kotoran lain yang masih ada dan tertinggal di simplisia
kering.
b. Penggilingan dan pengayakan. Pada prinsipnya tahapan penggilingan dan
pengayakan simplisia kering pegagan dan meniran sama dengan
penggilingan dan pengayakan simplisia kering kunir putih.
3. Proses akhir pembuatan jamu kapsul Herbathus
Setelah semua bahan yang berupa tepung dari kunir putih, meniran
dan pegagan tersedia. Barulah dilakukan proses akhir pembuatan jamu kapsul
dengan skema sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 4.4. Proses akhir pembuatan jamu kapsul Herbathus
Skema proses akhir pembuatan jamu kapsul Herbathus dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pencampuran. Tahapan pencampuran merupakan tahapan meracik bahan
baku yang berupa tepung atau serbuk dari ketiga bahan baku dengan
perbandingan kunir putih : pegagan : meniran = 2 : 1 : 1, tahapan ini
dilakukan dalam suatu wadah steril dan dilakukan pengadukan dengan
menggunakan tangan yang terbungkus sarung tangan yang bersih. CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta belum mempunyai alat pengaduk khusus
dan masih menggunakan cara sederhana tersebut. Untuk
menghomogenkan campuran tersebut dilakukan pengayakan kembali
setelah pengadukan.
b. Pengkapsulan. Tahapan ini merupakan tahapan pemasukan campuran
serbuk ke dalam kapsul. Meskipun telah ada alat pengkapsulan yang
modern, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta masih menggunakan cara
sederhana, yaitu dengan menghentak – hentakkan kapsul kosong ke dalam
wadah yang berisi campuran serbuk tersebut. Kualitas kapsul yang
dihasilkan dengan cara ini dinilai lebih baik daripada dengan alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pengkapsulan modern, namun waktu yang diperlukan jelas lebih lama dan
memakan banyak tenaga kerja.
c. Pembersihan kapsul. Pembersihan kapsul merupakan tahapan yang
bertujuan membersihkan kapsul dari sisa – sisa serbuk yang menempel
pada bagian luar kapsul. Tahapan ini dilakukan dengan meletakkan kapsul
– kapsul pada selembar kain bersih, bagian sisi kain tersebut direkatkan
satu dengan lainnya sehingga kapsul – kapsul tertutupi. Selanjutnya kain
diangkat dan digojog berulang-ulang, serbuk yang masih menempel pada
kapsul akan berterbangan.
d. Pemasukan dalam botol. Tahap ini juga dilakukan secara manual, yakni
memasukkan kapsul dengan menggunakan sendok plastik ke dalam botol.
Setiap botol berisi 50 kapsul herbathus. Silica gel di masukkan ke dalam
botol sebelum botol ditutup. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat
kekeringan kapsul dalam botol sehingga waktu penyimpanan bisa
bertahan lebih lama, karena silica gel berfungsi untuk menyerap uap air
dalam botol.
e. Pengemasan dan pemberian label. Tahap ini merupakan tahap akhir dalam
proses akhir produksi. Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk
pada saat penyimpanan, distribusi dan selama pemakaian oleh konsumen.
Kemasan produk jamu di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta telah
menggunakan kemasan berlapis yang dapat melindung produk terutama
saat pendistribusian, untuk produk Herbathus menggunakan kemasan
primer dari botol plastik jenis vitcom yang tahan terhadap benturan,
kemasan sekunder menggunakan plastik yang dapat melindungi label pada
kemasan dan kemasan tersier dari kardus yang berfungsi untuk
melindungi produk saat pendistribusian. Sedangkan pelabelan berfungsi
sebagai suatu media untuk menginformasikan segala sesuatu tentang
produk yang berada dalam kemasan tersebut. Label yang tertera pada
kemasan produk jamu Herbathus berisi merk, komposisi, isi, cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
penggunaaan, tanggal kadaluarsa, keterangan halal, ijin POM dan
sebagainya.
D. PRODUK AKHIR
Jika dilihat dari bentuknya, produk – produk dari CV. Hrbaltama Persada
Yogyakarta dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Sediaan Serbuk : Natural Exclusive Black Tea, Natural Exclusive Green Tea,
Teh Jahe Madu Instan (TJM), Susu Jahe Madu Instan (SJM) dan Temulawak
Serbuk
2. Sediaan Kapsul : Herbathus, Herbazed, X-stamin, Herbadiabs, Syafigra,
Herbaxan dan Sinensa
Dari sekian banyak produk, penulis membahas mengenai jamu kapsul
Herbathus. Pada bab Proses Produksi, telah dijelaskan mengenai bahan – bahan
penyusun kapsul tersebut. Sehingga pada bab ini, penulis akan membahas
mengenai produk akhir dari kapsul ini. Kapsul Herbathusini mengandung bahan
alami yang mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Serbuk Kunir Putih (Curcuma zedoria) : Kandungan kimia bersifat anti
neoplastik merusak pembentukan ribosoma pada sel-sel kanker dan jaringan liar
dengan cara meningkatkan pembentukan jaringan fibroblast di sekeliling
jaringan kanker, lalu membentuk lapisan limfosit dalam sel-sel jaringan kanker
dan membungkusnya, sehingga sel-sel jaringan kanker tersebut tidak dapat
berkembang, akhirnya sel-sel kanker akan mati.
2. Serbuk Pegagan (Centella asiatica) : mengandung asiaticoside, thankuniside
isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, centelloside,
carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium,
natrium, magnesium, kalsium dan besi yang berfungsi membersihkan darah,
memperlancar peredaran darah, peluruh kencing (diuretik), penurun panas
(antipirética), menghentikan peredaran darah (haemostatika), meningkatkan
syaraf memori, antibakteri, tonik, antispasma, antiinfllamasi, hipotensif,
insektisida, antialergi dan stimulan. Selain itu, pegagan berfungsi meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
perbaikan dan penguatan sel – sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut
dan jaringan ikat. Saponin yang ada menghambat produksi jeringan bekas luka
yang berlebihan (menghambat terjadinya koloid). Pegagan juga berfungsi
meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah
urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan
gejala stres dan depresi.
3. Serbuk Meniran (Phyllanthus niruri LINN) : Meniran banyak mengandung
kalium dan zat filantik. Kandungan utama meniran adalah triterpen, flavonoid
yang menempel ke sel imun tubuh dan memberikan sinyal intraseluler atau
rangsangan untuk mengaktifkan kerja sel imun lebih baik, tanin, asam folat,
senyawa kelompok lignan seperti filantin, hipofilantin, niratin, nirtetralin,
nirfilin, filtetralin, lintetralin, isotetralin, dan filnirurin juga terdapat pada
meniran. Khasiat dan kegunaan jamu kapsul Herbathus antara lain :
- Pegal linu, nyeri sendi, reumatik dan asam urat.
- Batu ginjal, batu kandung kemih
- Peradangan (hepatitis, bronchitis, amandel, maag)
- Kanker, tumor, benjolan
- Diabetes, darah tinggi, kolesterol
- Keputihan, darah kotor, gatal – gatal
- Menambah kecerdasan dan daya ingat
- Sulit tidur dan melancarkan peredaran darah
Aturan minum jamu kapsul Herbatus dibagi dalam dua kategori. Untuk
pencegahan : 3 x 1 kapsul perhari. Sedangkan untuk pengobatan : 3 x 2 kapsul
perhari. Produk jamu kapsul Herbathus ini tidak boleh diminum oleh ibu hamil
karena kandungan curcumin yang dapat mengganngu kandungan dan janin.
E. PENGENDALIAN MUTU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dalam upaya mempertahankan dan memperbaiki mutu produk CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta melakukan berbagai pengawasan melalui dari
bahan baku sampai peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Jabaran
mengenai uapaya yang dilakukan oleh CV. Herbaltama Persada Yogyakarta untuk
mengendalikan mutu produk adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu untuk Bahan Baku
Pengawasan mutu bahan baku dilakukan mulai dari pemesanan bahan
baku baik yang masih berbentuk rimpang segar maupun sudah dalam keadaan
sebuk. Namun CV. Herbaltama Persada Yogyakarta Yogyakarta lebih
mengutamakan bahan baku yang masih berbentuk rimpang segar, dengan
alasan mutu bahan baku rimpang segar dapat diketahui dari awal dengan uji
organoleptik sedangkan untuk bahan baku yang berbentuk rimpang kering atau
serbuk sulit diketahui mutunya dengan uji organoleptik.
Pengendalian mutu yang dilakukan oleh CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta masih tergolong kurang karena bahan baku yang diperoleh tidak
dalam bentuk yang sama sehingga mutu dari bahan baku tersebut sulit
distandarisasikan. Hal ini diperparah dengan pengujian secara organoleptik
yang hanya mampu mengtahui mutu bahan baku secara fisik.
2. Pengawasan Proses
Pengawasan selama proses di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
dilakukan setiap satu kali proses selesai. Pengawasan proses ini diharapkan
dapat menjaga kualitas mutu produk yang akhirnya menghasilkan produk akhir
yang berkualitas. Pengawasan proses dilakukan terhadap lingkungan kerja yang
meliputi pengawasan terhadap kebersihan alat, pekerja dan tempat kerja.
Kebersihan alat, dijaga dengan selalu membersihkannya setiap selesai
digunakan dan sebelum digunakan sehingga keadaannya selalu bersih meskipun
tidak terpakai. Kebersihan tempat kerja dijaga dengan membersihkannya
dengan menyapu dan dilakukan pengepelan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Pengawasan Mutu Produk
Pengawasan mutu terhadap produk dilakukan dari produk setengah jadi
sampai produk jadi. Untuk produk jamu setengah jadi akan dilakukan
pemeriksaan secara organoleptik di ruang produksi, jika lulus dari pemeriksaan
baru akan diberi no.batch yang berarti jamu tersebut dapat diproses lebih lanjut
yaitu dikemas. Pemeriksaan terhadap produk jadi yaitu pemeriksaan produk
setelah dikemas. Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa produk yang telah
dikemas dalam setiap batch yang dihasilkan. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi kebersihan kemasan, keseragaman bobot, nomor kode produksi dan
pencantuman tanggal kadaluarsa.
Pengawasan mutu produk masih tergolong kurang karena mutu produk
jadi maupun setengah jadi tidak diuji secara di laboraturium maka mutu produk
tersebut tidak dapat diketahui secara pasti hanya dengan uji organoleptik. Dan
pencantuman tanggal kadaluarsa yang tidak sesuai dengan tanggal produksi
menyebabkan produk tersebut tidak dapat diketahui masa kadaluarsanya secara
pasi, hal ini tentu akan merugikan pihak konsumen.
4. Pengawasan Terhadap Peralatan
Pengawasan terhadap peralatan dilakukan dengan perawatan mesin-mesin
dan peralatan produksi. Dalam perawatan mesin dilakukan secara preventif dan
breakdown maintenance. Sedangkan jika terjadi kerusakan mendadak
dilakukan tindakan korektif. Perawatan preventif yaitu dengan penjagaan
kebersihan dan pelumasan serta tindakan-tindakan awal untuk mencegah
kerusakan. Breakdown maintenance yaitu dengan penggantian spare parts.
Untuk peralatan dibersihkan setiap akan digunakan dan setelah digunakan.
Dengan demikian mesin dan peralatan dapat digunakan dan dioperasikan secara
optimal dan menekan kerusakan produk akhir yang dihasilkan sehingga mutu
dapat terjaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian mutu
yang dilakukan tergolong gagal karena proses dari tahapan pengawasan mutu
bahan baku dan pengawasan mutu produk tidak sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh BPOM. Meskipun pengawasan terhadap proses produksi dan peralatan
dilakukan dengan tepat, namun jika bahan baku yang digunakan tidak berkualitas
tentu produk ang dihasilkan tidak berkualitas juga, sebab salah satu faktor penting
yang menentukan kualitas produk adalah mutu bahan baku.
F. ANALISIS USAHA
Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha
dilakukan. Adapun analisis produksi jamu kapsul Herbathus di CV. Herbaltama
Persada, Bantul, Yogyakarta ini memiliki asumsi dengan menggunakan bahan
baku berkualitas akan menghasilkan produk jamu yang berkualitas. Produksi
jamu kapsul Herbathus ini dilakukan selama 3 hari, mulai dari penerimaan bahan
baku, sortasi basah, pencucian, pengecilan ukuran, pengeringan, penggilingan,
pengapsulan dan pengemasan. Produksi Jamu kapsul Herbathus dilakukan setiap
bulan sekali.
Tabel 2. Biaya Tetap Produksi Jamu Kapsul Herbathus
Tabel 2. Biaya Tetap Produksi Jamu Kapsul Herbathus.
No Keterangan Kebutuhan
Umur (bulan)
Harga (Rp) Total Kebutuhan
Total Per bulan(Rp)
1 Tanah dan bangunan
1 120 36.000.000 1 300.000
2 Penyusutan Peralatan
Hair Dryer 6 24 300.000 18.000.000 75.000 Mesin
Pengering 1 36 18.000.000 18.000.000 500.000
Mesin Giling
1 24 6.000.000 6.000.000 250.000
Sikat 10 5 5.000 50.000 10.000 Ember 10 5 30.000 300.000 60.000 Pisau
Dapur 4 24 30.000 120.000 20.000
Nampan 20 5 10.000 200.000 40.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Telenan 10 5 10.000 100.000 20.000 Sarung
Tangan 15 2 10.000 150.000 75.000
Timbangan 1 12 240.000 240.000 20.000 Masker 15 2 10.000 150.000 75.000
Total Biaya Tetap 1.445.000
Sumber : Data Primer
Keterangan :
Rumus untuk menghitung total biaya
Total Biaya =EkonomisUmur
Kebutuhan Total x 1 bulan
Umur ekonomis adalah perkiraan umur barang mengalami kerusakan.
Umur ekonomis dalam satuan bulan.
Tabel 2. Biaya Variabel Produksi Jamu Kapsul Herbathus
No Keterangan Kebutuhan Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Kunir Putih Segar 7 50.000 350.000 2 Pegagan Serbuk 1 20.000 20.000 3 Meniran Serbuk 1 20.000 20.000 4 Botol Vitcom 160 1.250 200.000 5 Stiker 160 250 40.000 6 Kapsul 8000 25 200.000 7 Tenaga Kerja
Pembuatan serbuk 10 20.000 200.000 Pengemasan 5 20.000 100.000
8 Biaya listrik 50.000 9 Biaya Pemasaran 200.000 Jumlah Biaya Variabel 1.380.000
Sumber : Data Primer
Untuk analisis usaha satu kali produksi diperlukan pengolahan bahan baku
kunir putih menjadi serbuk selama 2 hari dan untuk pengkapsulan sampai
pengemasan diperlukan waktu 1 hari, dengan catatan pegagan dan meniran
dipasok sudah dalam bentuk serbuk. Untuk membuat ramuan jamu kapsul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Herbathus digunakan perbandingan antara ketiga bahan baku yaitu kunir putih :
pegagan : meniran = 2:1:1, dalam satu kali produksi menggunakan 1kg serbuk
untuk perbandingan bahan bakunya.1 kg rimpang kunir putih segar setelah
diproses menghasilkan 0,3 kg kunir putih serbuk maka diperlukan 7 kg rimpang
kunir putih segar. Sedangkan untuk pegagan dan meniran tidak memerlukan
proses tambahan karena bahan bakunya dipasok sudah dalam bentuk serbuk.
Semua bahan baku baik kunir putih, meniran dan pegagan yang sudah
dalam bentuk serbuk dicampur sehingga berat campuran menjadi 4 kg yang akan
dimasukkan dalam kapsul dengan isi 500 mg perkapsulnya. Sehingga dari 4 kg
campuran akan menghasilkan 8.000 kapsul yang akan dikemas dalam 160 botol
vitcom yang berisi 50 kapsul perbotolnya. Harga setiap botol jamu kapsul
Herbathus Rp. 50.000,00 maka besarnya penerimaan adalah 160 x Rp. 50.000,00
= Rp. 8.000.000,00
Analisa biaya
1. Biaya Total
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variable
= Rp. 1.445.000,00 + Rp. 1.380.000,00
= Rp. 2.825.000,00
2. Total penerimaan
Total penerimaan = Harga x Jumlah Produksi
= Rp. 50.000,00 x 160
= Rp. 8.000.000,00
3. Keuntungan
Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total
= Rp. 8.000.000,00 – Rp. 2.825.000,00
= Rp. 5.175.000,00
4. BEP(Break Event Point) atau Titik Impas Pulang Modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BEP (Rp) =
Penjualan Total Variabel Biaya
-1
tetapbiaya Total
=
008.000.000, Rp.
001.380.000, Rp.-1
00,00 Rp.1.445.0
=0,1725-1
001.445.000, Rp.
=0,8275
1.445.000 Rp.
= Rp 1.746.223,00
= Rp 1.746.200,00
5. R/C Ratio (Revenue / cost ratio) atau Nilai Kelayakan Usaha Tani
R/C ratio = Total Penerimaan : Total Biaya Produksi
= Rp. 8.000.000,00 : Rp 2.825.000,00
= 2,83 ( R/C ratio > 1= layak)
6. B/C Ratio (Benefit /cost ratio) atau Nilai Keuntungan Usaha Tani
B/C ratio = Keuntungan : Total Biaya Produksi
= Rp. 5.175.000,00 : Rp. 2.825.000,00
= 1,83 ( B/C ratio > 1= keuntungan tinggi)
Apabila semua jamu kapsul Herbathus telah terjual akan diperoleh
keuntungan sebesar Rp. 5.175.000,00. Keuntungan diperoleh dari hasil
perhitungan penjualan jamu kapsul Herbathus sebanyak 160 botol. Harga jual
jamu kapsul Herbathus perbotolnya Rp. 50.000,00 untuk wilayah Yogyakarta dan
Surakarta sedangkan untuk luar daerah akan dikenakan biaya pengiriman. R/C
Ratio (Revenue / cost ratio) atau nilai kelayakan usaha tani merupakan ukuran
perbandingan antara penerimaan dengan total biaya operasional. Sedangkan B/C
Ratio (Benefit /cost ratio) atau nilai keuntungan usaha tani merupakan ukuran
perbandingan antara keuntungan dan total biaya operasional. Suatu usaha dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dikatakan layak dan untung dikembangkan apabila nilai revenue cost (R/C ratio)
dan benefit cost (B/C ratio) masing-masing hasilnya lebih dari satu. Dari analisis
biaya tersebut diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 2,83 sedangkan untuk B/C Ratio
sebesar 1,83. Hal ini menandakan usaha ini layak untuk dikembangkan karena
berarti setiap mengeluarkan Rp. 100,00 maka akan diperoleh penerimaan senilai
Rp. 183,00. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka berakibat semakin tinggi pula
penerimaan yang diperoleh dan semakin tinggi B/C Ratio maka semakin tinggi
pula keuntungan yang diterima.
G. PEMASARAN
1. Teknik Pemasaran
Teknik yang digunakan CV. Herbaltama Persada Yogyakarta adalah
memasarkan produk dengan “Strategi Marketing Mix” dan sistem DO (order
pengiriman barang). Strategi Marketing Mix yaitu suatu rencana untuk
menyeleksi dan menganalisa pasar sasaran serta mengembangkan atau
mempertahankan pemasaran yang ditujukan untuk memuaskan pasar sasaran
tersebut.
Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor
eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari
pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan
lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel
yang terdapat dalam marketing mix yakni : Product (produk), Price (Harga),
Place (Tempat), dan Promotion (Anonimusi, 2009).
Pengertian marketing mix menurut Philip Kotler dalam bukunya yang
berjudul Principles of Marketing, adalah : “Marketing mix is the set of
marketing foola that the firm uses to pursite its marketing objectives in the
target market”. Sedangkan, pengertian marketing mix menurut William J.
Stanston, dalam bukunya yang bertajuk Fundamentals of Marketing, adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
“Marketing mix is the term that is used to described the combination of the four
inputs that constitute the core of an organization’s marketing system. These
four elements are the product offering, the price structure, the promotion
activities, and the distribution system” (Anonimusi, 2009).
Dari definisi-definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
marketing mix merupakan kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti
dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan
seefektif mungkin.
Variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menajdi empat kelompok
utama yang dikenal dengan 4 p’s yaitu :
a. Product (Produk)
Definisi produk menurut Philip Kotler adalah : “A product is a thing
that can be offered to a market to satisfy a want or need” . Produk adalah
sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
Produk yang ditawarkan oleh CV. Herbaltama Persada khususnya
produk jamu kapsul Herbathus merupakan produk obat tradisional yang telah
teruji khasiatnya secara empiris, aman dikonsumsi karena telah mendapatkan
sertifikasi dari BPOM dan Depkes RI. Selain itu bahan baku yang digunakan
dalam pembuatannya menggunakan bahan baku berkualitas dan macam
sediaan yang ditawarkan beranekaragam yakni sediaan serbuk dan kapsul dan
tidak menutup kemungkinan akan adanya sediaan lain yang dapat menarik
minat konsumen. Sehingga dapat dikatakan berdasarkan produknya, CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta telah melaksanakan marketing mix dengan
baik.
b.Price (Harga)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of
money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all
the value that consumers exchange for the benefits of having or using the
product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai
yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan
terhadap sebuah produk atau jasa.
Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of
money and or goods needed to acquire some combination of another goods
and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa
harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian
jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam
seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-
satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Perusahaan menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan
penetapan harga secara umum yang meliputi satu atau lebih diantara tiga
perangkat pertimbangan berikut ini yakni:
1. Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
a) Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana,
dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk.
b) Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang
pokok dan penetapan harga laba sasaran).
Suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga
apakah akan break even atau membuat target laba yang akan dicari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari
biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
3. Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
a) Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku).
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang
memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat
mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari
pesaing utamanya.
b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan
yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan.
Penetapan harga yang dilakukan oleh CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta berdasarkan dua perangkat pertimbangan dari ketiga perangkat
pertimbangan di atas, yakni Break Even Analysis and Target Profit Pricing
(Analisis peluang pokok dan penetapan harga laba sasaran) dan Value-Based
Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai). Penetapan harga yang dilakukan
oleh CV. Herbaltama Persada Yogyakarta dengan mempertimbangkan BEP
dari produksinya dan mempunyai target laba tersendiri selain itu penetapan
harga juga didasarkan pada persepsi masyarakat atau konsumen terhadap
harga produk herbal, dengan harga yang lebih rendah dari obat kimia, produk
obat herbal diyakini memiliki khasiat yang lebih mujarab selain itu efek
samping dari penggunaannya yang relatif lebih rendah. Oleh sebab itu dengan
harga Rp. 50.000,00 perbotolnya, perusahaan telah mendapatkan keuntungan
sesuai target dan konsumen tidak merasa terlalu berat dengan harga tersebut.
c. Promotion (Promosi)
Definisi menurut Stanton adalah :“Promotion mix is the combination of
operasionalselling, sales person, public relation. These are the promotional
tools that help an organization to achieve its marketing objective”. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menurut Kotler yang dimaksud dengan promosi adalah : “Promotion includes
all the activities the company undertakes to communicate and promote its
product the target market”. Menurut Philip Kotler promotion tools
didefinisikan sebagai berikut :
1) Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal
dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2) Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang
mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3) Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan
konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
4) Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk
atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta hanya mempergunakan sales promotion (promosi penjualan) di
beberapa toko obat tradisional dan apotek terdekat,selain itu dilakukan pula
personal selling kepada rekan, saudara ataupun kerabat dekat dari karyawan –
karyawan di perusahaan tersebut, dan untuk publisitas produk, perusahaan
membuat brosur, spanduk, blog dan website agar produk – produk dari CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta dikenal dan diminati masyarakat luas. Untuk
periklanan, telah menggunakan media cetak yang terbit di daerah Yogyakarta
meskipun hanya beberapa kali saja.
d.Place (Tempat)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The
various the company undertakes to make the product accessible and available
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
to target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk
memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana
cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal
tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa
sering kali tidak dapat ditentukan tempat di mana akan diproduksi dan
dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai
kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang
terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan
atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari
agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.
Upaya penyedian tempat atau saluran kepada konsumen agar dapat
menerima produk perusahaan pada awal mulanya dilakukan dengan
menggunkan sepeda motor untuk jarak dekat sedangkan untuk pemesanan dari
luar daerah yang jaraknya jauh, perusahaan menggunakan jasa pengiriman
barang yang biayanya dikenakan kepada penerima atau konsumen. Namun kini
telah tersedia sebuah outled yang menjual produk – produk dari perusahaan
yang letaknya di area pasar. Meskipun aoutled yang dididirikan terbilang kecil,
namun dapat dijadikan sebuah sarana untuk mempermudah konsumen yang
ingin membeli produk tersebut.
Secara keseluruhan, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta belum
menggunakan sistem marketing mix dengan baik. Jika disesuaikan dengan
omset penjualan produk dan bentuk badan usaha yang masih tergolong IKOT
maka sistem marketing yang dijalankan CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
dalam memasarkan produknya dapat dijadikan langkah awal sebagai upaya
untuk memulai sistem marketing mix seutuhnya.
Dalam pendistribusian barang, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
menggunakan strategi FIFO (First In First Out) yaitu bahan yang masuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pertama kali akan keluar pertama pula. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu
dari produk mengingat lama dari penyimpanan produk di dalam gudang grosir.
Semakin lama penyimpanan maka produk akan memiliki mutu yang kurang
baik.
2. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran produk di CV Herbaltama Persada Yogyakarta
masih di dalam negeri seperti sekitar DIY dan Jawa tengah serta ada juga yang
di luar Jawa. Sedangkan pemasaran di daerah Jawa umumnya di daerah jakarta
dan di daerah sekitar misalkan di pasar, di toko-toko jamu dan sebagainya.
Harga produk dan desain kemasan ditetapkan melalui survey pasar untuk
menjangkau dan memenuhi kebutuhan konsumen.
H. SANITASI
Dalam pembuatan produk hendaklah diterapkan tindakan sanitasi
yang meliputi bangunan, peralatan dan perlengkapan, personalia, bahan
dan wadah serta faktor lain sebagai sumber pencemaran produk.
1. Sanitasi personalia
Berdasarkan Pedoaman CPOTB yang dikeluarkan oleh Badan
POM :
- 6.1.1. Karyawan hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan baik
sebelum diterima menjadi karyawan maupun selama menjadi karyawan
yang dilakukan secara berkala.
- 6.1.2. Karyawan hendaklah menerapkan higiene perorangan dengan baik.
Mereka hendaklah dilatih mengenai penerapan higiene perorangan.
- 6.1.3. Karyawan yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka
yang dapat menurunkan kualitas produk, dilarang menangani bahan baku,
bahan yang sedang dalam proses, bahan pengemas dan produk jadi,
sampai dia sembuh kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
- 6.1.4. Karyawan hendaklah mencuci tangan dengan sabun atau detergent
lain sebelum memasuki ruang pembuatan. Untuk tujuan itu perlu dipasang
tanda peringatan.
- 6.1.5. Karyawan hendaklah melaporkan kepada atasan langsung setiap
keadaan pabrik, peralatan atau personalia yang menurut penilaian mereka
dapat menurunkan kualitas produk.
- 6.1.6. Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara anggota badan
dengan bahan baku, produk antara dan produk ruahan.
- 6.1.7. Karyawan hendaklah mengenakan pakaian kerja, penutup rambut,
masker, sarung tangan dan lain sebagainya yang bersih sesuai dengan
tugas yang dilaksanakan. Untuk tujuan itu disediakan tempat khusus untuk
ganti pakaian.
- 6.1.8. Dilarang merokok, makan dan minum serta perbuatan lain yang
dapat mencemari mutu produk di dalam ruang pembuatan dan ruang
penyimpanan. Untuk tujuan ini perlu dipasang peringatan.
Sanitasi yang dilakukan oleh CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta terhadap personalianya dilakukan sejak penerimaan
karyawan baru dengan cara mewawancarainya seputar riwayat
kesehatannya dan melihat secara langsung kondisi calon karyawan
tersebut, namun tidak dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
kondisi kesehatannya. Tidak dilakukannya pemeriksaan kesehatan
bagi calon karyawan maupun karyawan secara berkala karena
terbentur biaya operasional, namun jika karyawan menderita penyakit
yang dapat mencemari bahan baku, bahan ruahan maupun bahan jadi
serta mengganggu proses produksi maka karyawan tersebut diberikan
waktu istirahat sampai penyakitnya sembuh.
Selain itu CV. Herbaltama Persada Yogyakarta juga memasang
tata tertib yang ditempel di setiap ruangan tempat aktivitas produksi
berlangsung yang isinya antara lain : wajib membersihkan tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
sebelum dan sesudah memasuki ruang produksi, kewajiban
mengenakan sarung tangan, masker dan penutup kepala saat kegitan
produksi, larangan merokok, makan dan minum pada saat produksi
dan sebagainya. Apabila karyawan tidak mengindahkan tata tertib
tersebut maka akan dikenakan teguran atau sanksi atas pelanggaran
yang telah dilakukannya.
2. Bangunan
Badan POM juga mengatur mengenai sanitasi bangunan dalam
Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, antara lain sebagai
berikut :
- 6.2.1. Hendaklah tersedia jamban atau tempat cuci tangan yang dilengkapi
dengan sabun dan pengering yang berfungsi dengan baik dan jumlah serta
kapasitasnya memadai.
- 6.2.2. Penyiapan, penyimpanan, mengkonsumsi makanan dan minuman
dilaksanakan di dapur dan atau ruang makan yang memenuhi syarat
kebersihan.
- 6.2.3. Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi dan bahan pembersih tidak
boleh mencemari peralatan produksi, bahan baku, bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan ataupun produk jadi.
- 6.2.4. Ruangan hendaklah dibersihkan sesuai dengan prosedur, sebelum
dan sesudah digunakan.
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta telah menyediakan kamar mandi
yang dilengkapi jamban yang letaknya jauh dari tempat produksi serta
wastafel di depan ruang produksi. Kegaiatan istirahat karyawan yang meliputi
makan dan minum berada jauh dari lingkup area produksi. Hal ini
dimaksudkan agar kebersihan tempat produksi tetap terjaga. Kegiatan
membersihkan ruangan mulai dari menyapu dan mengepel lantai dilakukan
sebelum dan setelah kegaiatn produksi sehingga kegiatan tersebut tidak
mengganggu jalannya proses produksi selama jam kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3. Peralatan
Badan POM telah mengatur mengenai sanitasi bangunan dalam
Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, antara lain sebagai
berikut :
- 6.3.1. Prosedur sanitasi peralatan hendaklah dirancang dengan tepat agar
dapat dicegah pencemaran peralatan oleh bahan pembersih atau bahan
untuk sanitasi.
- 6.3.2. Peralatan sebelum dipakai hendaklah diperiksa lagi untuk
memastikan kebersihannya.
- 6 .3 . 3 . Peralatan se t e l ah d iguna kan h en dak lah d ib er s ih kan
ba i k ba gi an l ua r maupun bagian dalam sesuai dengan prosedur, serta
dijaga dan disimpan dalam kondisi bersih dan diberi tanda.
- 6.3.4. Peralatan yang dapat dipindah-pindahkan pembersihan dan
penyimpanannya hendaklah dilakukan dalam ruangan yang terpisah dari
ruangan pengolahan.
Pedoman mengenai sanitasi perlatan telah dilaksanakan oleh CV.
Herbaltama Persada Yogyakarta. Untuk peralatan yang berupa mesin
dilakukan pembersihan minimal setiap sebulan sekali.
4. Penanganan Limbah
Limbah dari proses produksi yang dihasilkan CV. Herbaltama
Persada Yogyakarta berupa limbah padat sedangkan limbah cairnya hanya
limbah rumah tangga serta limbah-limbah lain yang tidak mencemari
lingkungan.
a. Limbah padat
Limbah padat yang terdapat di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
yaitu sisa-sisa sortasi dan kemasan. Cara penanganannya yaitu untuk
kemasan sebagian akan dijual ke tempat barang – barang bekas dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
tidak bisa dijual akan dibuang ke TPA bersama sisa – siasa sortasi bahan
baku
b. Limbah cair
Limbah cair seperti air buangan sisa pencucian alat dan sebagainya
langsung dibuang ke saluran perairan atau selokan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan magang yang telah kami lakukan dan studi
pustaka mengenai proses produksi jamu serta pembahasan yang telah penulis
lakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. CV. Herbaltama Persada Yogyakarta Yogyakarta merupakan salah satu
Industri Kecil Obat Tradidional (IKOT) yang telah mendapatkan ijin
produksi dari Depkes RI dan Badan POM RI.
2. Pembagian wewenang dan tanggungjawab di CV. Herbaltama Persada
Yogyakarta Yogyakarta mengacu pada buku pedoman CPOTB yang
dikelurakan oleh BAdan POM RI.
3. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi jamu kapsul herbathus
berasal dari daerah bantul dan sekitarnya dengan bentuk simplisia basah,
simplisia kering dan dalam bentuk serbuk.
4. Proses pembuatan serbuk di awali dengan sortasi basah, pencucian,
pengecilan ukuran, pengeringan, sortasi kering, penggilingan dan
pengayakan.
5. Proses akhir dari produksi jamu kapsul Herbathus mulai dari
pencampuran, pengkapsulan, pembersihan kapsul, pemasukan kapsul
dalam botol, pengemasan dan pelabelan.
6. Strategi yang digunakan CV. Herbaltama Persada Yogyakarta untuk
memasarkan produknyaadalah Strategy Marketing Mix dan Sistem order
pengiriman barang). Untuk menjaga mutu produk dalam pendistribusian
produk jamu, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta menggunakan strategi
First In First Out (FIFO).
7. Pengendalian mutu di CV Herbaltama Persada Yogyakarta meliputi
pengendalian mutu bahan baku dan bahan pembantu, pengawasan proses
mulai dari bahan baku mentah sampai pada pengemasan dan pelabelan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
produk, pengawasan mutu produk serta pengawasan dan kebersihan
terhadap peralatan.
8. Pengawasan terhadap sanitasi di CV Herbaltama Persada Yogyakarta
meliputi sanitasi ruang dan peralatan mesin, sanitasi karyawan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan magang yang telah kami lakukan dan
mengkajinya bersama studi pustaka mengenai proses produksi jamu, maka
penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Seorang personalia alangkah baiknya hanya menempati satu jabatan dalam
perusahaan agar tidak terjadi kerancauan dalam mengemban wewenang
dan tanggungjawab yang diamanahkan.
2. Bahan baku yang diperoleh sebaiknya segera dilakukan penanganan agar
bahan baku terebut tidak mengelami kerusakan.