Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 1
LAPORAN
Inventarisasi Keanekaragaman Hayati di Gunung Menaliq, Kampung Penarung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
Disusun oleh:
Biodiversity Warriors-Yayasan KEHATI
Laboratorium Dendrologi dan Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman
Pengelola Kawasan Konservasi Gunung Menaliq
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 2
PENGESAHAN
LAPORAN Inventarisasi Keanekaragaman Hayati di Gunung Menaliq,
Kampung Penarung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
Disusun oleh: Biodiversity Warriors-Yayasan KEHATI
Laboratorium Dendrologi dan Ekologi Hutan
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
Telah Disahkan pada tanggal
… Januari 2018
Mengetahui, Kepala Lab. Dendrologi dan Ekologi Hutan
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman ( )
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 3
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan 2 Daftar isi 3 Intisari 4 I. Pendahuluan 5
A. Latar belakang 5 B. Tujuan 6
II. Metode 7 A. Waktu dan lokasi 7 B. Pelaksana 7 C. Alat dan bahan 7 D. Cara kerja 8
III. Hasil dan pembahasan 15 A. Vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah 16 B. Vegetasi tingkat pangcang 22 C. Vegetasi tingkat pohon 28 D. Indeks Kekayaan (R1), Indeks Keanekaragaman
(H’), Indeks Dominansi (C) dan Indeks Kemerataan (e)
E. Tumbuhan berkhasiat obat 36
F. Status Kelangkaan Jenis Menurut Red List IUCN, Appendices CITES dan PP No. 7 Tahun 1999 serta Jenis yang Penyebarannya Terbatas (Endemik)
42
G. Keanekaragaman satwa liar 47
H. Ancaman 53
I. Rekomendasi 54
IV. Kesimpulan 56
Daftar pustaka 58
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 4
Inventarisasi Keanekaragaman Hayati di Gunung Menaliq, Kampung Penarung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
INTISARI
Pengumpulan data vegetasi dilakukan di Gunung Menaliq yang berada di Kampung Penarung Kabupaten Kutai Barat. Metode yang digunakan adalah kombinasi dari metode jalur/transek dan metode petak berganda dan metode wawancara untuk tumbuhan obat. Ditemukan 261 species yang terdiri dari 132 genus dan 53 famili yang diwakili oleh 1594 individu yang terdiri dari 447 semai (tinggi < 1,5 m) dan tumbuhan bawah, 304 pancang (tinggi > 1,5 m dan DBH < 10 cm) dan 333 pohon (DBH > 10 cm) pada plot sampel seluas 0,8 hektar. Tiga famili yang tercatat dengan jumlah individu terbanyak dan memiliki Indeks Nilai Penting terbesar yaitu Dipterocarpaceae, Leguminosae dan Myrtaceae. Dan tumbuhan berkhasiat obat tercatat sebanyak 115 jenis. Satwa liar yang terdata tergolong dalam indeks kekayaan jenis tinggi untuk setiap katagori yaitu 20 jenis serangga, 14 jenis herpetofauna, 12 jenis mamalia, dan yang tertinggi adalah avivauna dengan 59 jenis dan 251 individu. Ancaman terbesar terhadap keberadaan hutan di kawasan ini antara lain yaitu adanya kegiatan pertambangan batubara yang berada dekat dengan kawasan studi. Kata Kunci: Komposisi vegetasi, Tumbuhan Obat, Satwa, Gunung Menaliq, Kutai Barat.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 5
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
TFCA Kalimantan akan memfasilitasi program konservasi,
perlindungan, restorasi dan pemanfaatan lestari hutan tropis di Indonesia
melalui kerja sama dengan Program Karbon Hutan Berau (PKHB) dan Program
Heart of Borneo (HoB) di 4 Kabupaten target: Kabupaten Berau, Kabupaten
Kutai Barat, Kabupaten Mahakam Ulu (Provinsi Kalimantan Timur) dan
Kabupaten Kapuas Hulu (Propinsi Kalimantan Barat). Selain itu TFCA
Kalimantan akan melakukan investasi strategis di wilayah Kalimantan lainnya.
Salah satu fokus programnya adalah pengelolaan sumber daya alam berbasis
masyarakat. Hal tersebut diinterpretasikan lewat bidang wisata yang
berkelanjutan yaitu ekowisata. Untuk mendukung ekowisata yang dipadukan
dengan pengetahuan sains dan konservasi, maka dilakukan kegiatan
Inventarisasi Keanekaragaman Hayati di lokasi tersebut.
Kegiatan Inventarisasi Keanekaragaman Hayati kali ini dilakukan di
Kampung Penarung, Kabupaten Kutai Barat. Kegiatan inventarisasi kehati
dilakukan di kawasan hutan Gunung Menaliq sebagai penilaian awal terhadap
keanekaragaman hayati di kawasan tersebut sebagai dasar perlindungan dan
pelestarian kawasan. Kampung tersebut mempunyai bentang alam yang
menarik serta menjadi habitat berbagai jenis satwa liar, bahkan beberapa
diantaranya merupakan satwa dilindungi.
Biodiversity Warriors (BW) merupakan gerakan anak-anak muda yang
diinisiasi oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Tugas
mereka adalah mempopulerkan keanekaragaman hayati (kehati) Indonesia,
baik dari sisi keunikan, manfaat, potensi, serta pelestariannya. Hal ini sesuai
dengan misi KEHATI untuk meningkatkan kesadartahuan dan pemahaman
masyarakat tentang kehati, sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih
peduli terhadap pelestarian lingkungan. Melalui pembinaan yang terus-
menerus BW telah berhasil meningkatkan kualitas anggotanya dalam
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 6
melaksanakan aktivitas mereka, sehingga muncul kepercayaan dari berbagai
pihak bekerjasama mengenalkan kehati Indonesia. Melalui kerjasama dengan
Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, BW mendapatkan
kesempatan untuk melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati di
Kampung Penarung Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dan bekerja
sama dengan Fakultas Kehutanan (Lab. Dendrologi dan Ekologi Hutan)
Universitas Mulawarman. Hasil pengamatan tersebut kemudian disusun
menjadi laporan keanekaragaman hayati. Selain itu, melalui buku yang berisi
flora dan satwa liar di Kampung Penarung Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan
Timur ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut dapat menjadi habitat bagi
flora dan satwa liar, sehingga dapat menjadi tempat untuk belajar mengenali
kehati.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan tujuan
kegiatan, yaitu: Inventarisasi keanekaragaman hayati yang meliputi vegetasi
tegakan, tanaman obat, dan satwa liar di Gunung Menaliq.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 7
II. METODE
A. Waktu dan Lokasi Kegiatan
1. Waktu:
Kegiatan pengambilan data lapangan dilaksanakan pada 22 Agustus – 13
September 2017.
2. Tempat:
Hutan Gunung Menaliq di Kampung Penarung, Kec. Bentian Besar, Kab.
Kutai Barat
B. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh anggota Biodiversity Warriors 3 orang
(Indeka, Alif, dan Nurma) dan 5 orang dari Fakultas Kehutanan Universitas
Mulawarman (Lasmito, Riska, Aisyah, Murang dan Nurhidayah).
C. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
Inventarisasi Keanekaragaman Hayati ini antara lain:
1. Vegetasi
Alat-alat yang digunakan antara lain herbarium kit, GPS, pita survey,
staples tembak, binokuler, kamera, millimeter blok, alat tulis, thally sheet,
karung, meteran, parang, phiband dan buku panduan lapangan. Kemudian,
bahan-bahan yang digunakan adalah alcohol 70% atau spirtus dan kertas
koran.
2. Tanaman obat
Alat-alat yang digunakan antara lain herbarium kit, alat tulis, parang,
kamera, alat perekam dan form wawancara. Kemudian bahan-bahan yang
digunakan adalah alcohol 70% atau spirtus dan kertas koran.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 8
3. Satwa liar
Alat-alat yang digunakan antara lain kamera, GPS, binokuler, plastik
sampel, senter, snake hook, karung, buku panduan lapangan, dan alat
tulis.
D. Cara Kerja
Metode pengumpulan data vegetasi yang digunakan merupakan
kombinasi antara metode jalur/transek dan metode petak berganda (Gambar
1).
Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi
adalah sebagai berikut:
1. Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan
setinggi kurang dari 1.5 m.
2. Pancang : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan
berdiameter kurang dari 10 cm.
3. Pohon : Pohon dengan diameter lebih dari 10 cm.
4. Tumbuhan bawah : Tumbuhan selain permudaan pohon, misal herba,
liana dan perdu.
Gambar 1. Desain Kombinasi Metoda Jalur/Transek dan Metoda Petak
Berganda
Ukuran sub-petak untuk setiap tingkat permudaan adalah sebagai
berikut:
20 m
10
m
10
m
5 m
5 m
2 m
2 m
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 9
1. Semai dan tumbuhan bawah : 2 x 2 m.
2. Pancang : 5 x 5 m.
3. Pohon : 20 x 20 m.
Seluruh individu tumbuhan pada setiap sub-petak tingkat
pertumbuhan diidentifikasi, untuk tingkat tiang dan pohon diukur
diamaternya, yakni diamater batang pada ketinggian 1.3 m dari atas
permukaan tanah (Gambar 2.).
Gambar 2. Pengukuran Diameter Setinggi Dada (1.30 m dari permukaan tanah)
Perhitungan besarnya nilai kuantitif parameter vegetasi, khususnya
dalam penentuan indeks nilai penting, dilakukan dengan formula berikut ini:
1. Indeks Nilai Penting (INP)
a. Kerapatan suatu jenis (K)
𝐾 = ∑ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)
𝐾𝑅 = 𝐾 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐾 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 100%
c. Frekuensi suatu jenis (F)
𝐹 = ∑ 𝑆𝑢𝑏 − 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
∑ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑢𝑏 − 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 10
d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)
𝐹𝑅 = 𝐹 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐹 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 100%
e. Dominansi suatu jenis (D). D hanya dihitung untuk tingkat tiang dan
pohon.
𝐷 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
f. Dominansi relatif suatu jenis (DR)
𝐷𝑅 = 𝐷 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐷 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 100%
g. Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR + DR atau INP = KR + FR
Kriteria berdasarkan Indeks Nilai Penting dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. Kriteria Indeks Nilai Penting
Kriteria Indeks Kekayaan Jenis
Tinggi >42,66
Sedang 21,96 – 42,66
Rendah <21,96 Sumber : Fahrul (2007)
2. Indeks Kekayaan (R1)
Indeks kekayaan jenis adalah ukuran kekayaan jenis yang bergantung
pada hubungan langsung antara jumlah spesies dan logaritma luas area
pengambilan sampel. Indeks kekayaan jenis dihitung dengan formulasi
Margalef (English et al, 1994) sebagai berikut :
R1 = S − 1
ln(N)
Keterangan: R1 = indeks kekayaan jenis
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 11
S = jumlah jenis spesies N = jumlah individu spesies
Kriteria komunitas berdasarkan indeks kekayaannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Kriteria Indeks Kekayaan Jenis
Kriteria Indeks Kekayaan Jenis
Baik >4,0
Moderat 2,5 – 4,0
Buruk <2,5
Sumber : Modifikasi Jorgensen et al (2005)
3. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
Indeks keanekaragaman jenis komunitas diukur dengan memakai pola
distribusi beberapa ukuran kelimpahan diantara jenis (Odum,1993). Indeks
keanekaragaman jenis dihitung dengan formulasi Shanon dan Wiener (1949)
dalam Odum (1993), indeks keanekaragaman jenis dapat ditentukan dengan
persamaan:
H′ = − ∑(Pi x ln(Pi))
S
i=1
Keterangan: H’ = indeks keanekaragaman jenis S = jumlah spesies yang menyusun komunitas Pi = rasio antara jumlah spesies i (ni) dengan jumlah spesies individu total
dalam komunitas (N)
Kriteria indeks keanekaragaman jenis (diversitas) dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3. Kriteria Indeks Keanekaragaman Jenis
Kriteria Indeks Keanekaragaman Jenis
Tinggi > 3
Sedang 2 – 3
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 12
Rendah 0 – 2
Sumber : Barbour et al., (1987)
4. Indeks Dominansi (C)
Untuk menentukan apakah individu-individu lebih terpusatkan pada
satu atau beberapa jenis dari suatu tingkat pertumbuhan atau suatu areal,
maka digunakan besaran dari indeks Dominansi menurut Simpson (1949)
dalam Odum (1993) dengan rumus sebagai berikut:
C = ∑ Pi2
S
i=1
Keterangan : C = Indeks dominansi Simpson S = Jumlah jenis spesies ni = Jumlah total individu spesies i N = Jumlah seluruh individu dalam total n Pi = ni/N = sebagai proporsi jenis ke-i
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks dominansi
tersebut yaitu :
- 0 < C < 0,5 = tidak ada jenis yang mendominasi - 0,5 > C > 1 = terdapat jenis yang mendominasi
5. Indeks Kemerataan Jenis (e)
Untuk menentukan apakah individu-individu terdistribusi secara lebih
merata pada jenis-jenis yang hadir pada suatu tingkat pertumbuhan, maka
ditentukan Indeks Kemerataan (e) menurut Pielou (1966) dalam Odum (1993)
dengan rumus sebagai berikut:
e = H′
ln(S)
Keterangan: e = Indeks Kemerataan Jenis H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 13
s = Jumlah Jenis
Indeks kemerataan yang lebih tinggi dari suatu tingkat pertumbuhan
menunjukkan terdistribusinya individu-individu kepada jenis-jenis akan lebih
merata. Indeks kemerataan berkisar antara 0 – 1.
Pengelompokan indeks kemerataan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria Indeks Kemerataan
Kriteria Indeks Kemerataan
Tidak Merata 0,00 – 0,25
Kurang Merata 0,26 – 0,50
Cukup Merata 0,51 – 0,75
Hampir Merata 0,76 – 0,95
Merata 0,96 – 1,00
Sumber : Hill 1973; Magurran 1988: 149; Waite 2000: 79
Selain dihitung nilai kuantitatifnya, juga dibuat daftar jenis tumbuhan
yang dilengkapi dengan status lindungnya dengan mengacu pada perundang-
undangan yang ada, Apendix CITES untuk perdagangan internasional dan Red
List IUCN untuk status konservasinya. Juga dikumpulkan pula informasi
mengenai penyebaran tumbuhan tersebut, sehingga diketahui tumbuhan
tersebut endemik dan penyebarannya terbatas atau tidak. Informasi-informasi
tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengelolaan
jenis tumbuhan tersebut secara khusus yang tak terpisahkan dalam
pengelolaan kawasan tersebut secara keseluruhan.
6. Indeks kekayaan satwa liar
Inventarisasi Keanekaragaman Hayati untuk satwa liar menggunakan
Metode Visual Encounter Survey (VES) yaitu pencatatan jenis satwa
berdasarkan perjumpaan langsung pada jalur baik di daerah terrestrial
maupun akuatik (Heyer et al. 1994). Satwa liar yang teramati
didokumentasikan dan dicatat waktu perjumpaannya serta ditandai lokasinya
perjumpaannya menggunakan GPS untuk satwa tertentu. Metode VES ini
diterapkan untuk serangga dan herpet (khusus herpet pengamatan di malam
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 14
hari). Kemudian metode Point Count untuk mamalia dan burung. Pengambilan
data berupa fauna dilakukan pada transek sepanjang 1-2 km pada beberapa
stasiun yang ditentukan secara random. Melihat mobilitas fauna besar yang
ada, jarak antar stasiun berkisar 500 meter sampai 1 km. Untuk pengambilan
data aves dan mammalia dilakukan dengan metode point count dan line
transect. Jarak antar titik pengamatan sebesar 200 meter dengan lebar jalur
sebesar 200 meter. Sedangkan untuk pengambilan data serangga dan
herpetofauna dilakukan dengan metode visual encounter survey (VES)
sepanjang transek (Fachrul, 2012).
Penghitungan Indeks kekayaan Maragalef (Moy dkk., 2013)
Diketahui bahwa kategori penetapan kekayaan jenis untuk indeks kekayaan
Margalef:
Dmg < 3,5 : kekayaan jenis rendah
3,5 < Dmg < 5 : kekayaan jenis sedang
Dmg > 5 : kekayaan jenis tinggi
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 15
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gunung Menaliq merupakan kawasan hutan dataran rendah yang
dikonservasi oleh masyarakat setempat yang dikelola oleh PKK Gunung
Menaliq. Luas kawasan ±400 Ha. Survey Biodiversity di Gunung Menaliq
bertujuan untuk inventarisasi keanekaragaman hayati untuk data awal sebagai
dasar pelestarian kawasan Gunung Menaliq. Tim survey dibantu oleh warga
lokal sebanyak 15 orang.
Gambar 3. Kondisi Vegetasi Gunung Menaliq yang Memperlihatkan Lantai
Hutan dengan Serasah yang Tebal dan Pepohonan yang masih rapat.
Berdasarkan Survey Biodiversity yang telah dilakukan di Gunung
Menaliq, didapatkan hasil sebagai berikut:
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 16
A. Vegetasi Tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah
Untuk vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah berhasil didata
sebanyak 118 Jenis yang tergolong kedalam 79 Genus dan 43 famili dengan
kerapatan 59.500 individu/Ha. Daftar Nilai Penting Jenis (NPJ) vegetasi tingkat
semai dan tumbuhan bawah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Daftar Nilai Penting Jenis (NPJ) Vegetasi Tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah.
No Nama Latin Famili K/HA KR FR NPJ
1 Fordia brachybotrys Merr. Leguminosae 7250 12,16 7,05 19,21
2 Uvaria grandiflora Roxb. ex Hornem. Annonaceae 5125 8,60 0,83 9,43
3 Gonystylus brunnescens Airy Shaw Thymelaeaceae 4625 7,76 1,24 9,00
4 Calamus sp. Arecaceae 2000 3,35 4,56 7,92
5 Syzygium palawanense (C.B.Rob.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 2500 4,19 3,32 7,51
6 Hornstedtia scyphifera (J.Koenig) Steud. Zingiberaceae 1750 2,94 2,90 5,84
7 Shorea laevis Ridl. Dipterocarpaceae 1875 3,14 2,07 5,22
8 Fissistigma sp. Annonaceae 1750 2,94 2,07 5,01
9 Santiria tomentosa Blume Burseraceae 1625 2,73 1,66 4,39
10 Uvaria sp. Annonaceae 1125 1,89 2,49 4,38
11 Shorea leprosula Miq. Dipterocarpaceae 1625 2,73 1,24 3,97
12 Syzygium sp. Myrtaceae 875 1,47 2,49 3,96
13 Tetracera scandens (L.) Merr. Dilleniaceae 1250 2,10 1,66 3,76
14 Agelaea borneensis (Hook.f.) Merr. Connaraceae 875 1,47 2,07 3,54
15 Dalbergia sp. Leguminosae 750 1,26 2,07 3,33
16 Spatholobus ferrugineus (Zoll. & Moritzi) Benth.
Leguminosae 750 1,26 2,07 3,33
17 Gonystylus consanguineus Airy Shaw Thymelaeaceae 1000 1,68 1,24 2,92
18 Dacryodes macrocarpa (King) H.J.Lam Burseraceae 625 1,05 1,66 2,71
19 Dacryodes sp. Burseraceae 625 1,05 1,66 2,71
20 Shorea sp. Dipterocarpaceae 625 1,05 1,66 2,71
21 Ixora pyrantha Bremek. Rubiaceae 500 0,84 1,66 2,50
22 Stachyphrynium repens (Körn.) Suksathan & Borchs.
Marantaceae 750 1,26 0,83 2,09
23 Durio acutifolius (Mast.) Kosterm Malvaceae 500 0,84 1,24 2,08
24 Litsea firma (Blume) Hook.f Lauraceae 500 0,84 1,24 2,08
25 Sp2 Leguminosae 500 0,84 1,24 2,08
26 Archidendron cockburnii I.C.Nielsen Leguminosae 625 1,05 0,83 1,88
27 Marantodes pumilum (Blume) Kuntze Primulaceae 625 1,05 0,83 1,88
28 Dipterocarpus sublamellatus Foxw. Dipterocarpaceae 375 0,63 1,24 1,87
29 Popowia pisocarpa (Blume) Endl. ex Walp. Annonaceae 375 0,63 1,24 1,87
30 Aglaia tomentosa Teijsm. & Binn. Meliaceae 500 0,84 0,83 1,67
31 Shorea parvistipulata F.Heim. Dipterocarpaceae 500 0,84 0,83 1,67
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 17
No Nama Latin Famili K/HA KR FR NPJ
32 Syzygium tenuicaudatum Merr. & L.M.Perry Myrtaceae 500 0,84 0,83 1,67
33 Anisoptera marginata Korth. Dipterocarpaceae 375 0,63 0,83 1,46
34 Camellia lanceolata (Blume) Seem. Theaceae 375 0,63 0,83 1,46
35 Dracaena elliptica Thunb. & Dalm. Asparagaceae 375 0,63 0,83 1,46
36 Pimelodendron griffithianum (Müll.Arg.) Benth. ex Hook.f.
Euphorbiaceae 375 0,63 0,83 1,46
37 Spatholobus sp. Leguminosae 375 0,63 0,83 1,46
38 Anisophyllea disticha (Jack) Baill. Anisophylleaceae 250 0,42 0,83 1,25
39 Aporosa frutescens Blume Phyllanthaceae 250 0,42 0,83 1,25
40 Artabotrys suaveolens (Blume) Blume Annonaceae 250 0,42 0,83 1,25
41 Fissistigma latifolium (Dunal) Merr. Annonaceae 250 0,42 0,83 1,25
42 Knema galeata J.Sinclair Myristicaceae 250 0,42 0,83 1,25
43 Litsea lancifolia (Roxb. ex Nees) Fern.-Vill. Lauraceae 250 0,42 0,83 1,25
44 Litsea rubiginosa Boerl. Lauraceae 250 0,42 0,83 1,25
45 Strychnos sp. Loganiaceae 250 0,42 0,83 1,25
46 Aporosa lucida (Miq.) Airy Shaw Phyllanthaceae 375 0,63 0,41 1,04
47 Elateriospermum tapos Blume Euphorbiaceae 375 0,63 0,41 1,04
48 Shorea smithiana Symington Dipterocarpaceae 375 0,63 0,41 1,04
49 Sterculia sp. Malvaceae 375 0,63 0,41 1,04
50 Guioa pterorhachis Welzen Sapindaceae 250 0,42 0,41 0,83
51 Macaranga lowii King ex Hook.f. Euphorbiaceae 250 0,42 0,41 0,83
52 Polyalthia rumphii (Blume ex Hensch.) Merr.
Annonaceae 250 0,42 0,41 0,83
53 Scaphium macropodum (Miq.) Beumée ex K.Heyne
Malvaceae 250 0,42 0,41 0,83
54 Syzygium hirtum (Korth.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 250 0,42 0,41 0,83
55 Willughbeia edulis Roxb. Apocynaceae 250 0,42 0,41 0,83
56 Adenanthera kostermansii I.C.Nielsen Leguminosae 125 0,21 0,41 0,62
57 Aglaia laxiflora Miq. Meliaceae 125 0,21 0,41 0,62
58 Aglaia sp. Meliaceae 125 0,21 0,41 0,62
59 Ampelocissus imperialis (Miq.) Planch. Vitaceae 125 0,21 0,41 0,62
60 Anaxagorea javanica Blume Annonaceae 125 0,21 0,41 0,62
61 Antidesma montanum Blume Phyllanthaceae 125 0,21 0,41 0,62
62 Antidesma sp. Phyllanthaceae 125 0,21 0,41 0,62
63 Aporosa falcifera Hook.f. Phyllanthaceae 125 0,21 0,41 0,62
64 Aporosa sp. Phyllanthaceae 125 0,21 0,41 0,62
65 Aporosa subcaudata Merr. Phyllanthaceae 125 0,21 0,41 0,62
66 Archidendron sp. Leguminosae 125 0,21 0,41 0,62
67 Ardisia densiflora Krug & Urb. Primulaceae 125 0,21 0,41 0,62
68 Ardisia sp. Primulaceae 125 0,21 0,41 0,62
69 Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari Annonaceae 125 0,21 0,41 0,62
70 Artocarpus integer (Thunb.) Merr. Moraceae 125 0,21 0,41 0,62
71 Atuna racemosa Raf. Chrysobalanaceae 125 0,21 0,41 0,62
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 18
No Nama Latin Famili K/HA KR FR NPJ
72 Buchanania sessilifolia Blume Anacardiaceae 125 0,21 0,41 0,62
73 Calophyllum sp. Clusiaceae 125 0,21 0,41 0,62
74 Canarium sp. Burseraceae 125 0,21 0,41 0,62
75 Chionanthus lucens Kiew Oleaceae 125 0,21 0,41 0,62
76 Cinnamomum sp. Lauraceae 125 0,21 0,41 0,62
77 Connarus whitfordii Merr. Connaraceae 125 0,21 0,41 0,62
78 Dacryodes rostrata (Blume) H.J.Lam Burseraceae 125 0,21 0,41 0,62
79 Drypetes longifolia (Blume) Pax & K.Hoffm. Putranjivaceae 125 0,21 0,41 0,62
80 Eurycoma longifolia Jack Simaroubaceae 125 0,21 0,41 0,62
81 Gluta macrocarpa (Engl.) Ding Hou Anacardiaceae 125 0,21 0,41 0,62
82 Gluta wallichii (Hook.f.) Ding Hou Anacardiaceae 125 0,21 0,41 0,62
83 Goniothalamus ridleyi King Annonaceae 125 0,21 0,41 0,62
84 Gonystylus sp. Thymelaeaceae 125 0,21 0,41 0,62
85 Heritiera sp. Malvaceae 125 0,21 0,41 0,62
86 Knema sp. Myristicaceae 125 0,21 0,41 0,62
87 Licania splendens (Korth.) Prance Chrysobalanaceae 125 0,21 0,41 0,62
88 Litsea sp. Lauraceae 125 0,21 0,41 0,62
89 Madhuca sp. Sapotaceae 125 0,21 0,41 0,62
90 Mapania cuspidata (Miq.) Uittien Cyperaceae 125 0,21 0,41 0,62
91 Melanochyla angustifolia Hook.f. Anacardiaceae 125 0,21 0,41 0,62
92 Melanochyla bullata Ding Hou Anacardiaceae 125 0,21 0,41 0,62
93 Nageia wallichiana (C.Presl) Kuntze Podocarpaceae 125 0,21 0,41 0,62
94 Ochanostachys amentacea Mast. Olacaceae 125 0,21 0,41 0,62
95 Payena microphylla (de Vriese) Burck Sapotaceae 125 0,21 0,41 0,62
96 Polyalthia cauliflora Hook.f. & Thomson Annonaceae 125 0,21 0,41 0,62
97 Polyalthia glauca (Hassk.) F.Muell. Annonaceae 125 0,21 0,41 0,62
98 Polyalthia sp. Annonaceae 125 0,21 0,41 0,62
99 Prismatomeris beccariana (Baill. ex K.Schum.) J.T.Johanss.
Rubiaceae 125 0,21 0,41 0,62
100 Psychotria viridiflora Reinw. ex Blume Rubiaceae 125 0,21 0,41 0,62
101 Pternandra sp. Melastomataceae 125 0,21 0,41 0,62
102 Rhaphidophora sp. Araceae 125 0,21 0,41 0,62
103 Schefflera sp. Araliaceae 125 0,21 0,41 0,62
104 Sp1 Anacardiaceae 125 0,21 0,41 0,62
105 Sp3 Zingiberaceae 125 0,21 0,41 0,62
106 Sp4 Cyperaceae 125 0,21 0,41 0,62
107 Sp5 Lamiaceae 125 0,21 0,41 0,62
108 Stemonurus scorpioides Becc. Stemonuraceae 125 0,21 0,41 0,62
109 Symplocos sp. Symplocaceae 125 0,21 0,41 0,62
110 Syzygium acuminatissimum (Blume) DC. Myrtaceae 125 0,21 0,41 0,62
111 Syzygium creaghii (Ridl.) Merr. & L.M.Perry Myrtaceae 125 0,21 0,41 0,62
112 Syzygium oligomyrum Diels Myrtaceae 125 0,21 0,41 0,62
113 Syzygium scortechinii (King) Chantaran. & Myrtaceae 125 0,21 0,41 0,62
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 19
No Nama Latin Famili K/HA KR FR NPJ
J.Parn.
114 Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 125 0,21 0,41 0,62
115 Trigonostemon thyrsoideus Stapf Euphorbiaceae 125 0,21 0,41 0,62
116 Typhonium sp. Araceae 125 0,21 0,41 0,62
117 Walsura pinnata Hassk. Meliaceae 125 0,21 0,41 0,62
118 Willughbeia sp Apocynaceae 125 0,21 0,41 0,62
JUMLAH 59625 100 100 200
Gambar 4. Jenis Fordia brachybotrys Merr. (Leguminosae)
Gambar 5. Jenis Uvaria grandiflora Roxb. ex Hornem. (Annonaceae)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 20
Jenis yang memiliki nilai NPJ tertinggi adalah jenis Fordia brachybotrys
Merr. (Leguminosae) dengan nilai NPJ sebesar 19,21 dengan kerapatan 7.250
individu/Ha. Jenis berikutnya yang memiliki nilai NPJ tertinggi kedua adalah
jenis Uvaria grandiflora Roxb. ex Hornem. (Annonaceae) dengan nilai NPJ
sebesar 9,43 dengan kerapatan 5.125 individu/Ha. Dan di urutan ketiga yang
memiliki nilai NPJ sebesar 9,00 adalah jenis Gonystylus brunnescens Airy Shaw
(Thymelaceae) dengan kerapatan 4,625 individu/Ha. Jika dilihat dari nilai
NPJnya, tidak ada jenis yang mendominasi kehadiran secara mutlak.
Gambar 6. Jenis Gonystylus brunnescens Airy Shaw (Thymelaeaceae)
Sedangkan daftar Nilai Penting Famili (NPS) vegetasi tingkat semai
dan tumbuhan bawah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Daftar Nilai Penting Famili (NPF) Vegetasi Tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah.
No Famili K/HA KR FR NPF
1 Leguminosae 10500 17,61 10,11 27,72
2 Annonaceae 9875 16,56 7,98 24,54
3 Dipterocarpaceae 5750 9,64 7,45 17,09
4 Myrtaceae 4750 7,97 9,04 17,01
5 Thymelaeaceae 5750 9,64 3,72 13,37
6 Burseraceae 3125 5,24 4,79 10,03
7 Arecaceae 2000 3,35 5,85 9,21
8 Zingiberaceae 1875 3,14 4,26 7,40
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 21
No Famili K/HA KR FR NPF
9 Lauraceae 1250 2,10 3,72 5,82
10 Malvaceae 1250 2,10 3,19 5,29
11 Phyllanthaceae 1250 2,10 3,19 5,29
12 Connaraceae 1000 1,68 3,19 4,87
13 Euphorbiaceae 1125 1,89 2,66 4,55
14 Anacardiaceae 750 1,26 3,19 4,45
15 Dilleniaceae 1250 2,10 2,13 4,22
16 Rubiaceae 750 1,26 2,66 3,92
17 Meliaceae 875 1,47 1,60 3,06
18 Primulaceae 875 1,47 1,60 3,06
19 Marantaceae 750 1,26 1,06 2,32
20 Asparagaceae 375 0,63 1,60 2,22
21 Myristicaceae 375 0,63 1,60 2,22
22 Apocynaceae 375 0,63 1,06 1,69
23 Theaceae 375 0,63 1,06 1,69
24 Anisophylleaceae 250 0,42 1,06 1,48
25 Araceae 250 0,42 1,06 1,48
26 Chrysobalanaceae 250 0,42 1,06 1,48
27 Cyperaceae 250 0,42 1,06 1,48
28 Loganiaceae 250 0,42 1,06 1,48
29 Sapindaceae 250 0,42 0,53 0,95
30 Sapotaceae 250 0,42 0,53 0,95
31 Araliaceae 125 0,21 0,53 0,74
32 Clusiaceae 125 0,21 0,53 0,74
33 Lamiaceae 125 0,21 0,53 0,74
34 Melastomataceae 125 0,21 0,53 0,74
35 Moraceae 125 0,21 0,53 0,74
36 Olacaceae 125 0,21 0,53 0,74
37 Oleaceae 125 0,21 0,53 0,74
38 Podocarpaceae 125 0,21 0,53 0,74
39 Putranjivaceae 125 0,21 0,53 0,74
40 Simaroubaceae 125 0,21 0,53 0,74
41 Stemonuraceae 125 0,21 0,53 0,74
42 Symplocaceae 125 0,21 0,53 0,74
43 Vitaceae 125 0,21 0,53 0,74
Jumlah 59625 100 100 200
Jika ditinjau dari nilai NPFnya Famili dengan NPF tertinggi adalah
Famili Leguminosae dengan nilai NPF sebesar 27,72 dengan kerapatan 10.500
individu/Ha. Famili berikutnya yang memiliki nilai NPF tertinggi kedua adalah
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 22
Famili Annonaceae dengan nilai NPF sebesar 24,54 dengan kerapatan 9.875
individu/Ha. Dan di urutan ketiga yang memiliki nilai NPF sebesar 17,09 adalah
Famili Dipterocarpaceae dengan kerapatan 5,750 individu/Ha. Jika dilihat dari
nilai NPFnya, Famili Leguminosae dan Annonaceae mendominasi kehadiran
vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah dengan kriteria Sedang dengan
nilai NPF antara 21,96 – 42,66. Sedangkan Famili yang lainnya tergolong
Rendah dengan nilai NPF < 21,96.
B. Vegetasi Tingkat Pancang
Untuk vegetasi tingkat pancang berhasil didata sebanyak 114 Jenis
yang tergolong kedalam 69 Genus dan 36 famili dengan kerapatan 6.160
individu/Ha. Daftar Nilai Penting Jenis (NPJ) vegetasi tingkat pancang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Daftar Nilai Penting Jenis (NPJ) Vegetasi Tingkat Pancang. No Nama latin Famili K/HA KR FR NPJ
1 Fordia brachybotrys Merr. Leguminosae 780 12,66 5,00 17,66
2 Syzygium sp. Myrtaceae 220 3,57 3,18 6,75
3 Ardisia pterocaulis Miq. Primulaceae 180 2,92 2,73 5,65
4 Popowia pisocarpa (Blume) Endl. ex Walp. Annonaceae 160 2,60 2,73 5,32
5 Ixora pyrantha Bremek. Rubiaceae 120 1,95 2,73 4,68
6 Antidesma montanum Blume Phyllanthaceae 160 2,60 1,82 4,42
7 Gonystylus brunnescens Airy Shaw Thymelaeaceae 160 2,60 1,82 4,42
8 Knema galeata J.Sinclair Myristicaceae 120 1,95 2,27 4,22
9 Aglaia tomentosa Teijsm. & Binn. Meliaceae 140 2,27 1,82 4,09
10 Gonystylus consanguineus Airy Shaw Thymelaeaceae 120 1,95 1,82 3,77
11 Shorea ovalis Blume Dipterocarpaceae 140 2,27 1,36 3,64
12 Anisoptera laevis Ridl. Dipterocarpaceae 160 2,60 0,91 3,51
13 Aporosa frutescens Blume Phyllanthaceae 100 1,62 1,82 3,44
14 Baccaurea odoratissima Elmer Phyllanthaceae 100 1,62 1,82 3,44
15 Dacryodes rostrata (Blume) H.J.Lam Burseraceae 100 1,62 1,82 3,44
16 Litsea rubiginosa Boerl. Lauraceae 100 1,62 1,82 3,44
17 Anisophyllea disticha (Jack) Baill. Anisophylleaceae 120 1,95 1,36 3,31
18 Dipterocarpus sublamellatus Foxw. Dipterocarpaceae 120 1,95 1,36 3,31
19 Alseodaphne bancana Miq. Lauraceae 80 1,30 1,36 2,66
20 Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. Euphorbiaceae 80 1,30 1,36 2,66
21 Diospyros vera (Lour.) A.Chev. Ebenaceae 80 1,30 1,36 2,66
22 Xanthophyllum ellipticum Korth. ex Miq. Polygalaceae 80 1,30 1,36 2,66
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 23
No Nama latin Famili K/HA KR FR NPJ
23 Galearia fulva (Tul.) Miq. Pandaceae 60 0,97 1,36 2,34
24 Scaphium macropodum (Miq.) Beumée ex K.Heyne
Malvaceae 60 0,97 1,36 2,34
25 Shorea laevis Ridl. Dipterocarpaceae 60 0,97 1,36 2,34
26 Melanochyla angustifolia Hook.f. Anacardiaceae 80 1,30 0,91 2,21
27 Dipterocarpus gracilis Blume Dipterocarpaceae 60 0,97 0,91 1,88
28 Gluta wallichii (Hook.f.) Ding Hou Anacardiaceae 60 0,97 0,91 1,88
29 Koompassia malaccensis Benth. Leguminosae 60 0,97 0,91 1,88
30 Ochanostachys amentacea Mast. Olacaceae 60 0,97 0,91 1,88
31 Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 60 0,97 0,91 1,88
32 Anisoptera marginata Korth. Dipterocarpaceae 40 0,65 0,91 1,56
33 Aporosa lucida (Miq.) Airy Shaw Phyllanthaceae 40 0,65 0,91 1,56
34 Aporosa subcaudata Merr. Phyllanthaceae 40 0,65 0,91 1,56
35 Baccaurea lanceolata (Miq.) Müll.Arg. Phyllanthaceae 40 0,65 0,91 1,56
36 Canarium sp. Burseraceae 40 0,65 0,91 1,56
37 Cryptocarya griffithiana Wight Lauraceae 40 0,65 0,91 1,56
38 Diplospora malaccensis Hook.f. Rubiaceae 40 0,65 0,91 1,56
39 Drypetes crassipes Pax & K.Hoffm. Putranjivaceae 40 0,65 0,91 1,56
40 Gironniera nervosa Planch. Cannabaceae 40 0,65 0,91 1,56
41 Goniothalamus ridleyi King Annonaceae 40 0,65 0,91 1,56
42 Hydnocarpus polypetalus (Slooten) Sleumer Achariaceae 40 0,65 0,91 1,56
43 Lasianthus borneensis Merr. Rubiaceae 40 0,65 0,91 1,56
44 Litsea sp. Lauraceae 40 0,65 0,91 1,56
45 Polyalthia rumphii (Blume ex Hensch.) Merr. Annonaceae 40 0,65 0,91 1,56
46 Praravinia sp. Rubiaceae 40 0,65 0,91 1,56
47 Prismatomeris beccariana (Baill. ex K.Schum.) J.T.Johanss.
Rubiaceae 40 0,65 0,91 1,56
48 Shorea smithiana Symington Dipterocarpaceae 40 0,65 0,91 1,56
49 Syzygium grande (Wight) Walp. Myrtaceae 40 0,65 0,91 1,56
50 Syzygium palawanense (C.B.Rob.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 40 0,65 0,91 1,56
51 Syzygium scortechinii (King) Chantaran. & J.Parn.
Myrtaceae 40 0,65 0,91 1,56
52 Aglaia sp. Meliaceae 40 0,65 0,45 1,10
53 Ardisia korthalsiana Scheff. Primulaceae 40 0,65 0,45 1,10
54 Knema curtisii Warb. Myristicaceae 40 0,65 0,45 1,10
55 Melanochyla fulvinervia (Blume) Ding Hou Anacardiaceae 40 0,65 0,45 1,10
56 Pternandra caerulescens Jack Melastomataceae 40 0,65 0,45 1,10
57 Syzygium hirtum (Korth.) Merr. & L.M.Perry Myrtaceae 40 0,65 0,45 1,10
58 Aglaia angustifolia (Miq.) Miq. Meliaceae 20 0,32 0,45 0,78
59 Aglaia crassinervia Kurz ex Hiern Meliaceae 20 0,32 0,45 0,78
60 Alseodaphne oblanceolata (Merr.) Kosterm. Lauraceae 20 0,32 0,45 0,78
61 Alseodaphne sp. Lauraceae 20 0,32 0,45 0,78
62 Aporosa granularis Airy Shaw Phyllanthaceae 20 0,32 0,45 0,78
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 24
No Nama latin Famili K/HA KR FR NPJ
63 Aporosa nitida Merr. Phyllanthaceae 20 0,32 0,45 0,78
64 Artocarpus anisophyllus Miq. Moraceae 20 0,32 0,45 0,78
65 Baccaurea minor Hook.f. Phyllanthaceae 20 0,32 0,45 0,78
66 Baccaurea pyriformis Gage Phyllanthaceae 20 0,32 0,45 0,78
67 Camellia lanceolata (Blume) Seem. Theaceae 20 0,32 0,45 0,78
68 Canarium hirsutum Willd. Burseraceae 20 0,32 0,45 0,78
69 Canarium latistipulatum Ridl. Burseraceae 20 0,32 0,45 0,78
70 Canarium patentinervium Miq. Burseraceae 20 0,32 0,45 0,78
71 Castanopsis lucida (Nees) Soepadmo Fagaceae 20 0,32 0,45 0,78
72 Cleistanthus sp. Phyllanthaceae 20 0,32 0,45 0,78
73 Dalbergia sp. Leguminosae 20 0,32 0,45 0,78
74 Diospyros sumatrana Miq. Ebenaceae 20 0,32 0,45 0,78
75 Dipterocarpus cornutus Dyer Dipterocarpaceae 20 0,32 0,45 0,78
76 Dryobalanops lanceolata Burck Dipterocarpaceae 20 0,32 0,45 0,78
77 Drypetes longifolia (Blume) Pax & K.Hoffm. Putranjivaceae 20 0,32 0,45 0,78
78 Durio acutifolius (Mast.) Kosterm Malvaceae 20 0,32 0,45 0,78
79 Durio oxleyanus Griff. Malvaceae 20 0,32 0,45 0,78
80 Elaeocarpus sp. Elaeocarpaceae 20 0,32 0,45 0,78
81 Elateriospermum tapos Blume Euphorbiaceae 20 0,32 0,45 0,78
82 Endiandra sp. Lauraceae 20 0,32 0,45 0,78
83 Eurycoma longifolia Jack Simaroubaceae 20 0,32 0,45 0,78
84 Garcinia parvifolia (Miq.) Miq. Clusiaceae 20 0,32 0,45 0,78
85 Gironniera subaequalis Planch. Cannabaceae 20 0,32 0,45 0,78
86 Gomphandra sp. Stemonuraceae 20 0,32 0,45 0,78
87 Guioa diplopetala (Hassk.) Radlk. Sapindaceae 20 0,32 0,45 0,78
88 Hopea nervosa King Dipterocarpaceae 20 0,32 0,45 0,78
89 Knema elmeri Merr. Myristicaceae 20 0,32 0,45 0,78
90 Licania splendens (Korth.) Prance Chrysobalanaceae 20 0,32 0,45 0,78
91 Macaranga hypoleuca (Rchb.f. & Zoll.) Müll.Arg.
Euphorbiaceae 20 0,32 0,45 0,78
92 Madhuca kingiana (Brace ex King & Gamble) H.J.Lam
Sapotaceae 20 0,32 0,45 0,78
93 Melanochyla caesia (Blume) Ding Hou Anacardiaceae 20 0,32 0,45 0,78
94 Microcos antidesmifolia (King) Burret Malvaceae 20 0,32 0,45 0,78
95 Neoscortechinia kingii (Hook.f.) Pax & K.Hoffm.
Euphorbiaceae 20 0,32 0,45 0,78
96 Neo-uvaria acuminatissima (Miq.) Airy Shaw Annonaceae 20 0,32 0,45 0,78
97 Phoebe sp. Lauraceae 20 0,32 0,45 0,78
98 Pimelodendron griffithianum (Müll.Arg.) Benth. ex Hook.f.
Euphorbiaceae 20 0,32 0,45 0,78
99 Polyalthia cauliflora Hook.f. & Thomson Annonaceae 20 0,32 0,45 0,78
100 Popowia hirta Miq. Annonaceae 20 0,32 0,45 0,78
101 Pternandra azurea (DC.) Burkill Melastomataceae 20 0,32 0,45 0,78
102 Putranjiva roxburghii Wall. Putranjivaceae 20 0,32 0,45 0,78
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 25
No Nama latin Famili K/HA KR FR NPJ
103 Santiria tomentosa Blume Burseraceae 20 0,32 0,45 0,78
104 Senecio belbeysius Delile Compositae 20 0,32 0,45 0,78
105 Shorea parvifolia Dyer Dipterocarpaceae 20 0,32 0,45 0,78
106 Shorea sp. Dipterocarpaceae 20 0,32 0,45 0,78
107 Sp1 Leguminosae 20 0,32 0,45 0,78
108 Strychnos sp. Loganiaceae 20 0,32 0,45 0,78
109 Syzygium kunstleri (King) Bahadur & R.C.Gaur Myrtaceae 20 0,32 0,45 0,78
110 Syzygium longiflorum C.Presl Myrtaceae 20 0,32 0,45 0,78
111 Walsura pinnata Hassk. Meliaceae 20 0,32 0,45 0,78
112 Xanthophyllum flavescens Roxb. Polygalaceae 20 0,32 0,45 0,78
113 Xanthophyllum sp. Polygalaceae 20 0,32 0,45 0,78
114 Xylopia malayana Hook.f. & Thomson Annonaceae 20 0,32 0,45 0,78
JUMLAH 6160 100 100 200
Gambar 7. Jenis Fordia brachybotrys Merr. (Leguminosae)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 26
Gambar 8. Jenis Syzygium sp. (Myrtaceae)
Jenis yang memiliki nilai NPJ tertinggi adalah jenis Fordia brachybotrys
Merr. (Leguminosae) dengan nilai NPJ sebesar 17,66 dengan kerapatan 780
individu/Ha. Jenis berikutnya yang memiliki nilai NPJ tertinggi kedua adalah
jenis Syzygium sp. (Myrtaceae) dengan nilai NPJ sebesar 6,75 dengan
kerapatan 220 individu/Ha. Dan di urutan ketiga yang memiliki nilai NPJ
sebesar 5,65 adalah jenis Ardisia pterocaulis Miq. (Primulaceae) dengan
kerapatan 180 individu/Ha. Jika dilihat dari nilai NPJnya, tidak ada jenis yang
mendominasi kehadiran secara mutlak.
Gambar 9. Jenis Ardisia pterocaulis Miq. (Primulaceae)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 27
Sedangkan daftar Nilai Penting Famili (NPS) vegetasi tingkat pancang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Daftar Nilai Penting Famili (NPF) Vegetasi Tingkat Pancang. No Famili K/HA KR FR NPF
1 Leguminosae 880 14,29 14,29 28,57
2 Dipterocarpaceae 720 11,69 11,69 23,38
3 Phyllanthaceae 580 9,42 9,42 18,83
4 Myrtaceae 480 7,79 7,79 15,58
5 Lauraceae 340 5,52 5,52 11,04
6 Annonaceae 320 5,19 5,19 10,39
7 Rubiaceae 280 4,55 4,55 9,09
8 Thymelaeaceae 280 4,55 4,55 9,09
9 Meliaceae 240 3,90 3,90 7,79
10 Burseraceae 220 3,57 3,57 7,14
11 Primulaceae 220 3,57 3,57 7,14
12 Anacardiaceae 200 3,25 3,25 6,49
13 Myristicaceae 180 2,92 2,92 5,84
14 Euphorbiaceae 160 2,60 2,60 5,19
15 Anisophylleaceae 120 1,95 1,95 3,90
16 Malvaceae 120 1,95 1,95 3,90
17 Polygalaceae 120 1,95 1,95 3,90
18 Ebenaceae 100 1,62 1,62 3,25
19 Putranjivaceae 80 1,30 1,30 2,60
20 Cannabaceae 60 0,97 0,97 1,95
21 Melastomataceae 60 0,97 0,97 1,95
22 Olacaceae 60 0,97 0,97 1,95
23 Pandaceae 60 0,97 0,97 1,95
24 Achariaceae 40 0,65 0,65 1,30
25 Chrysobalanaceae 20 0,32 0,32 0,65
26 Clusiaceae 20 0,32 0,32 0,65
27 Compositae 20 0,32 0,32 0,65
28 Elaeocarpaceae 20 0,32 0,32 0,65
29 Fagaceae 20 0,32 0,32 0,65
30 Loganiaceae 20 0,32 0,32 0,65
31 Moraceae 20 0,32 0,32 0,65
32 Sapindaceae 20 0,32 0,32 0,65
33 Sapotaceae 20 0,32 0,32 0,65
34 Simaroubaceae 20 0,32 0,32 0,65
35 Stemonuraceae 20 0,32 0,32 0,65
36 Theaceae 20 0,32 0,32 0,65
Jumlah 6160 100 100 200
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 28
Jika ditinjau dari nilai NPFnya Famili dengan NPF tertinggi adalah
Famili Leguminosae dengan nilai NPF sebesar 28,57 dengan kerapatan 880
individu/Ha. Famili berikutnya yang memiliki nilai NPF tertinggi kedua adalah
Famili Dipterocarpaceae dengan nilai NPF sebesar 23,38 dengan kerapatan 720
individu/Ha. Dan di urutan ketiga yang memiliki nilai NPF sebesar 18,83 adalah
Famili Phyllanthaceae dengan kerapatan 580 individu/Ha. Jika dilihat dari nilai
NPFnya, Famili Leguminosae dan Dipterocarpaceae mendominasi kehadiran
vegetasi tingkat pancang dengan kriteria Sedang dengan nilai NPF antara
21,96 – 42,66. Sedangkan Famili yang lainnya tergolong Rendah dengan nilai
NPF < 21,96.
C. Vegetasi Tingkat Pohon
Untuk vegetasi tingkat pohon berhasil didata sebanyak 139 Jenis yang
tergolong kedalam 66 Genus dan 30 famili dengan kerapatan 416 individu/Ha
dan 25,64 m2/Ha. Daftar Nilai Penting Jenis (NPJ) vegetasi tingkat pohon dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Daftar Nilai Penting Jenis (NPJ) Vegetasi Tingkat Pohon. No Nama Latin Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
1 Shorea sp. Dipterocarpaceae 25 2,16 6,01 3,47 8,42 17,91
2 Syzygium sp. Myrtaceae 20 1,60 4,80 3,09 6,23 14,13
3 Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.Ashton
Dipterocarpaceae 11 0,99 2,70 1,93 3,87 8,50
4 Gonystylus consanguineus Airy Shaw
Thymelaeaceae 18 0,31 4,20 2,32 1,21 7,73
5 Dryobalanops lanceolata Burck Dipterocarpaceae 3 1,34 0,60 0,77 5,22 6,59
6 Dillenia excelsa (Jack) Martelli ex Gilg.
Dilleniaceae 8 0,59 1,80 2,32 2,29 6,41
7 Shorea ovalis Blume Dipterocarpaceae 1 1,41 0,30 0,39 5,51 6,20
8 Shorea smithiana Symington Dipterocarpaceae 5 0,76 1,20 1,16 2,96 5,32
9 Artocarpus integer (Thunb.) Merr.
Moraceae 5 0,65 1,20 1,54 2,54 5,29
10 Syzygium grande (Wight) Walp. Myrtaceae 9 0,22 2,10 2,32 0,85 5,27
11 Licania splendens (Korth.) Prance Chrysobalanaceae 6 0,65 1,50 1,16 2,55 5,21
12 Dillenia borneensis Hoogland Dilleniaceae 6 0,38 1,50 1,93 1,49 4,92
13 Syzygium scortechinii (King) Chantaran. & J.Parn.
Myrtaceae 8 0,39 1,80 1,54 1,51 4,86
14 Shorea leprosula Miq. Dipterocarpaceae 5 0,46 1,20 1,54 1,78 4,53
15 Aglaia sp. Meliaceae 8 0,20 1,80 1,93 0,79 4,52
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 29
No Nama Latin Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
16 Syzygium palawanense (C.B.Rob.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 5 0,40 1,20 1,54 1,55 4,29
17 Shorea laevis Ridl. Dipterocarpaceae 5 0,56 1,20 0,77 2,17 4,15
18 Koompassia malaccensis Benth. Leguminosae 3 0,66 0,60 0,77 2,56 3,93
19 Shorea fallax Meijer Dipterocarpaceae 6 0,40 1,50 0,77 1,55 3,82
20 Ochanostachys amentacea Mast. Olacaceae 6 0,09 1,50 1,93 0,36 3,79
21 Shorea guiso Blume Dipterocarpaceae 4 0,52 0,90 0,77 2,01 3,68
22 Litsea rubiginosa Boerl. Lauraceae 5 0,23 1,20 1,54 0,91 3,65
23 Elaeocarpus pedunculatus Wall. ex Mast.
Elaeocarpaceae 3 0,57 0,60 0,77 2,21 3,58
24 Litsea sp. Lauraceae 6 0,13 1,50 1,54 0,52 3,56
25 Lithocarpus urceolaris (Jack) Merr.
Fagaceae 5 0,40 1,20 0,77 1,56 3,54
26 Durio acutifolius (Mast.) Kosterm. Malvaceae 5 0,19 1,20 1,54 0,76 3,50
27 Hopea micrantha Hook.f. Dipterocarpaceae 5 0,10 1,20 1,54 0,39 3,14
28 Elaeocarpus ferrugineus (Jacq.) Steud.
Elaeocarpaceae 5 0,10 1,20 1,54 0,39 3,13
29 Irvingia malayana Oliv. ex A.W.Benn.
Irvingiaceae 6 0,31 1,50 0,39 1,21 3,10
30 Alseodaphne bancana Miq. Lauraceae 5 0,11 1,20 1,16 0,42 2,78
31 Popowia hirta Miq. Annonaceae 1 0,52 0,30 0,39 2,04 2,73
32 Castanopsis sp. Fagaceae 5 0,18 1,20 0,77 0,71 2,69
33 Shorea parvifolia Dyer Dipterocarpaceae 4 0,16 0,90 1,16 0,63 2,69
34 Aglaia macrocarpa (Miq.) Pannell Meliaceae 3 0,33 0,60 0,77 1,29 2,67
35 Artocarpus anisophyllus Miq. Moraceae 4 0,15 0,90 1,16 0,58 2,64
36 Popowia pisocarpa (Blume) Endl. ex Walp.
Annonaceae 5 0,07 1,20 1,16 0,26 2,62
37 Dacryodes rostrata (Blume) H.J.Lam
Burseraceae 5 0,07 1,20 1,16 0,26 2,62
38 Knema galeata J.Sinclair Myristicaceae 4 0,13 0,90 1,16 0,52 2,58
39 Ryparosa kostermansii Sleumer Achariaceae 4 0,11 0,90 1,16 0,44 2,50
40 Melanochyla angustifolia Hook.f. Anacardiaceae 3 0,28 0,60 0,77 1,09 2,46
41 Horsfieldia sp. Myristicaceae 4 0,20 0,90 0,77 0,78 2,46
42 Melanochyla castaneifolia Ding Hou
Anacardiaceae 3 0,26 0,60 0,77 1,03 2,41
43 Shorea parvistipulata F.Heim. Dipterocarpaceae 4 0,29 0,90 0,39 1,12 2,40
44 Myristica maxima Warb. Myristicaceae 4 0,08 0,90 1,16 0,31 2,36
45 Gluta wallichii (Hook.f.) Ding Hou Anacardiaceae 3 0,21 0,60 0,77 0,84 2,21
46 Lithocarpus sp. Fagaceae 3 0,21 0,60 0,77 0,81 2,18
47 Syzygium hirtum (Korth.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 3 0,19 0,60 0,77 0,74 2,11
48 Payena microphylla (de Vriese) Burck
Sapotaceae 3 0,28 0,60 0,39 1,09 2,08
49 Lithocarpus cantleyanus (King ex Hook.f.) Rehder
Fagaceae 4 0,10 0,90 0,77 0,39 2,06
50 Litsea firma (Blume) Hook.f. Lauraceae 3 0,17 0,60 0,77 0,65 2,02
51 Ardisia pterocaulis Miq. Primulaceae 4 0,09 0,90 0,77 0,34 2,01
52 Aglaia tomentosa Teijsm. & Binn. Meliaceae 3 0,16 0,60 0,77 0,61 1,98
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 30
No Nama Latin Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
53 Canarium tomentosa Burseraceae 1 0,31 0,30 0,39 1,20 1,89
54 Aporosa subcaudata Merr. Phyllanthaceae 3 0,08 0,60 0,77 0,32 1,69
55 Baccaurea bracteata Müll.Arg. Phyllanthaceae 3 0,07 0,60 0,77 0,29 1,66
56 Horsfieldia grandis (Hook.f.) Warb.
Myristicaceae 3 0,07 0,60 0,77 0,26 1,64
57 Macaranga hypoleuca (Rchb.f. & Zoll.) Müll.Arg.
Euphorbiaceae 3 0,06 0,60 0,77 0,25 1,62
58 Hopea sp. Dipterocarpaceae 3 0,04 0,60 0,77 0,17 1,55
59 Lithocarpus bancanus (Scheff.) Rehder
Fagaceae 1 0,22 0,30 0,39 0,85 1,53
60 Payena lucida A.DC. Sapotaceae 1 0,22 0,30 0,39 0,85 1,53
61 Terminalia foetidissima Griff. Combretaceae 3 0,14 0,60 0,39 0,54 1,53
62 Dacryodes costata (A.W.Benn.) H.J.Lam
Burseraceae 3 0,04 0,60 0,77 0,14 1,52
63 Diospyros vera (Lour.) A.Chev. Ebenaceae 4 0,06 0,90 0,39 0,23 1,52
64 Dacryodes sp. Burseraceae 3 0,03 0,60 0,77 0,14 1,51
65 Durio griffithii (Mast.) Bakh. Malvaceae 1 0,21 0,30 0,39 0,81 1,50
66 Aporosa nitida Merr. Phyllanthaceae 3 0,02 0,60 0,77 0,08 1,46
67 Melicope confusa (Merr.) P.S. Liu Rutaceae 1 0,17 0,30 0,39 0,68 1,36
68 Anisoptera sp. Dipterocarpaceae 1 0,16 0,30 0,39 0,61 1,30
69 Syzygium muelleri (Miq.) Miq. Myrtaceae 1 0,16 0,30 0,39 0,61 1,30
70 Alseodaphne oblanceolata (Merr.) Kosterm.
Lauraceae 3 0,07 0,60 0,39 0,26 1,25
71 Gironniera subaequalis Planch. Cannabaceae 1 0,14 0,30 0,39 0,55 1,24
72 Ardisia sp. Primulaceae 1 0,13 0,30 0,39 0,52 1,21
73 Cinnamomum sp. Lauraceae 3 0,05 0,60 0,39 0,20 1,18
74 Santiria grandiflora Kalkman Burseraceae 3 0,04 0,60 0,39 0,17 1,15
75 Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae 3 0,04 0,60 0,39 0,16 1,14
76 Vatica rassak Blume Dipterocarpaceae 3 0,04 0,60 0,39 0,14 1,13
77 Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.
Lauraceae 3 0,04 0,60 0,39 0,14 1,13
78 sp3 Malvaceae 3 0,04 0,60 0,39 0,14 1,13
79 Xanthophyllum obscurum A.W.Benn.
Polygalaceae 3 0,03 0,60 0,39 0,13 1,12
80 Litsea lancifolia (Roxb. ex Nees) Fern.-Vill.
Lauraceae 1 0,11 0,30 0,39 0,42 1,10
81 Xanthophyllum neglectum Meijden
Polygalaceae 3 0,03 0,60 0,39 0,11 1,10
82 Aglaia forbesii King Meliaceae 1 0,09 0,30 0,39 0,34 1,03
83 Parishia insignis Hook.f. Anacardiaceae 1 0,09 0,30 0,39 0,34 1,03
84 Artocarpus kemando Miq. Moraceae 1 0,08 0,30 0,39 0,32 1,01
85 Aglaia spectabilis (Miq.) S.S.Jain & S.Bennet
Meliaceae 1 0,08 0,30 0,39 0,30 0,99
86 Dacryodes macrocarpa (King) H.J.Lam
Burseraceae 1 0,06 0,30 0,39 0,24 0,93
87 sp1 Leguminosae 1 0,06 0,30 0,39 0,22 0,91
88 Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 1 0,06 0,30 0,39 0,22 0,91
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 31
No Nama Latin Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
89 Upuna boreensis Symington Dipterocarpaceae 1 0,05 0,30 0,39 0,19 0,87
90 Xanthophyllum ellipticum Korth. ex Miq.
Polygalaceae 1 0,05 0,30 0,39 0,19 0,87
91 Syzygium tenuicaudatum Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 1 0,04 0,30 0,39 0,17 0,86
92 Xanthophyllum amoenum Chodat Polygalaceae 1 0,04 0,30 0,39 0,17 0,86
93 Durio oxleyanus Griff. Malvaceae 1 0,04 0,30 0,39 0,15 0,84
94 Durio sp. Malvaceae 1 0,04 0,30 0,39 0,15 0,84
95 sp2 Lauraceae 1 0,04 0,30 0,39 0,15 0,84
96 Knema latericia Elmer Myristicaceae 1 0,04 0,30 0,39 0,14 0,82
97 Millettia borneensis Adema Leguminosae 1 0,04 0,30 0,39 0,14 0,82
98 Archidendron ellipticum (Blanco) I.C.Nielsen
Leguminosae 1 0,03 0,30 0,39 0,12 0,81
99 Elaeocarpus sp. Elaeocarpaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,12 0,81
100 Elaeocarpus stipularis Blume Elaeocarpaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,12 0,81
101 Macaranga bancana (Miq.) Müll.Arg.
Euphorbiaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,12 0,81
102 Neoscortechinia kingii (Hook.f.) Pax & K.Hoffm.
Euphorbiaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,12 0,81
103 Scaphium macropodum (Miq.) Beumée ex K.Heyne
Malvaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,12 0,81
104 Canarium sp. Burseraceae 1 0,03 0,30 0,39 0,11 0,80
105 Xanthophyllum borneense Miq. Polygalaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,11 0,80
106 Gymnacranthera sp. Myristicaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,10 0,78
107 Knema laurina Warb. Myristicaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,10 0,78
108 Melanochyla fulvinervia (Blume) Ding Hou
Anacardiaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,10 0,78
109 Shorea gibbosa Brandis Dipterocarpaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,10 0,78
110 Xanthophyllum stipitatum A.W.Benn.
Polygalaceae 1 0,03 0,30 0,39 0,10 0,78
111 Chisocheton macranthus (Merr.) Airy Shaw
Meliaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,09 0,77
112 Dipterocarpus cornutus Dyer Dipterocarpaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,09 0,77
113 Gonystylus brunnescens Airy Shaw
Thymelaeaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,09 0,77
114 Hopea rudiformis P.S.Ashton Dipterocarpaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,09 0,77
115 Phoebe sp. Lauraceae 1 0,02 0,30 0,39 0,09 0,77
116 Strombosia ceylanica Gardner Olacaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,09 0,77
117 Actinodaphne borneensis Meisn. Lauraceae 1 0,02 0,30 0,39 0,08 0,76
118 Antidesma montanum Blume Dipterocarpaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,08 0,76
119 Payena sp. Sapotaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,08 0,76
120 Syzygium havilandii (Merr.) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,08 0,76
121 Aporosa falcifera Hook.f. Phyllanthaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,06 0,75
122 Hydnocarpus polypetalus (Slooten) Sleumer
Achariaceae 1 0,02 0,30 0,39 0,06 0,75
123 Litsea ferruginea Blume Lauraceae 1 0,02 0,30 0,39 0,06 0,75
124 Stemonurus sp. Stemonuraceae 1 0,02 0,30 0,39 0,06 0,75
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 32
No Nama Latin Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
125 Koompassia excelsa (Becc.) Taub. Leguminosae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
126 Melanochyla caesia (Blume) Ding Hou
Anacardiaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
127 Monocarpia euneura Miq. Annonaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
128 Palaquium rostratum (Miq.) Burck
Sapotaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
129 Parartocarpus bracteata Becc. Moraceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
130 Santiria apiculata A.W.Benn. Burseraceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
131 Syzygium fastigiatum (Blume) Merr. & L.M.Perry
Myrtaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
132 Terminalia subspathulata King Combretaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,06 0,74
133 Antidesma sp. Phyllanthaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,05 0,73
134 Dipterocarpus tempehes Slooten Dipterocarpaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,05 0,73
135 Madhuca korthalsii (Pierre ex Burck) H.J.Lam
Sapotaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,05 0,73
136 Syzygium stapfianum (King) I.M.Turner
Myrtaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,05 0,73
137 Aporosa frutescens Blume Phyllanthaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,04 0,72
138 Praravinia borneensis (Merr.) Bremek.
Rubiaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,04 0,72
139 Shorea mujongensis P.S.Ashton Dipterocarpaceae 1 0,01 0,30 0,39 0,04 0,72
Jumlah 416 25,64 100 100 100 300
Jenis yang memiliki nilai NPJ tertinggi adalah jenis Shorea sp.
(Dipterocarpaceae) dengan nilai NPJ sebesar 17,91 dengan kerapatan 25
individu/Ha dan 2,16 m2/Ha. Jenis berikutnya yang memiliki nilai NPJ tertinggi
kedua adalah jenis Syzygium sp. (Myrtaceae) dengan nilai NPJ sebesar 14,13
dengan kerapatan 20 individu/Ha dan 1,60 m2/Ha. Dan di urutan ketiga yang
memiliki nilai NPJ sebesar 8,50 adalah jenis Shorea macrophylla (de Vriese)
P.S.Ashton (Dipterocarpaceae) dengan kerapatan 11 individu/Ha dan 0,99
m2/Ha. Jika dilihat dari nilai NPJnya, tidak ada jenis yang mendominasi
kehadiran secara mutlak.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 33
Gambar 10. Jenis Shorea sp. (Dipterocarpaceae)
Gambar 11. Jenis Syzygium sp. (Myrtaceae)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 34
Gambar 12. Jenis Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.Ashton
Sedangkan daftar Nilai Penting Famili (NPS) vegetasi tingkat pohon
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Daftar Nilai Penting Famili (NPF) Vegetasi Tingkat Pohon. No Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
1 Dipterocarpaceae 94 9,41 22,52 10,87 36,72 70,11
2 Myrtaceae 51 3,09 12,31 8,70 12,06 33,07
3 Lauraceae 33 1,00 7,81 6,52 3,89 18,22
4 Fagaceae 18 1,11 4,20 4,89 4,32 13,41
5 Dilleniaceae 14 0,97 3,30 5,43 3,78 12,51
6 Myristicaceae 18 0,57 4,20 5,98 2,21 12,39
7 Meliaceae 16 0,88 3,90 4,35 3,42 11,67
8 Burseraceae 18 0,59 4,20 4,35 2,31 10,86
9 Anacardiaceae 13 1,04 3,00 3,26 4,07 10,33
10 Moraceae 10 0,87 2,40 3,80 3,41 9,62
11 Elaeocarpaceae 10 0,73 2,40 4,35 2,84 9,59
12 Malvaceae 13 0,55 3,00 4,35 2,14 9,49
13 Thymelaeaceae 19 0,33 4,50 3,26 1,30 9,07
14 Leguminosae 8 0,79 1,80 2,72 3,10 7,62
15 Phyllanthaceae 11 0,22 2,70 3,80 0,84 7,35
16 Annonaceae 8 0,60 1,80 2,72 2,36 6,88
17 Sapotaceae 8 0,54 1,80 2,72 2,11 6,63
18 Polygalaceae 10 0,21 2,40 2,72 0,80 5,92
19 Chrysobalanaceae 6 0,65 1,50 1,63 2,55 5,68
20 Olacaceae 8 0,11 1,80 3,26 0,44 5,51
21 Primulaceae 6 0,24 1,50 1,63 0,95 4,08
22 Achariaceae 5 0,13 1,20 2,17 0,51 3,88
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 35
No Famili K/HA D/HA KR FR DR NPJ
23 Euphorbiaceae 5 0,13 1,20 2,17 0,50 3,87
24 Irvingiaceae 6 0,31 1,50 0,54 1,21 3,26
25 Combretaceae 4 0,15 0,90 1,09 0,60 2,59
26 Ebenaceae 4 0,06 0,90 0,54 0,23 1,67
27 Rutaceae 1 0,17 0,30 0,54 0,68 1,52
28 Cannabaceae 1 0,14 0,30 0,54 0,55 1,40
29 Stemonuraceae 1 0,02 0,30 0,54 0,06 0,91
30 Rubiaceae 1 0,01 0,30 0,54 0,04 0,88
Jumlah 416 25,64 100 100 100 300
Jika ditinjau dari nilai NPFnya Famili dengan NPF tertinggi adalah
Famili Dipterocarpaceae dengan nilai NPF sebesar 70,11 dengan kerapatan 94
individu/Ha dan 9,41 m2/Ha. Famili berikutnya yang memiliki nilai NPF tertinggi
kedua adalah Famili Myrtaceae dengan nilai NPF sebesar 33,07 dengan
kerapatan 51 individu/Ha dan 3,09 m2/Ha. Dan di urutan ketiga yang memiliki
nilai NPF sebesar 18,22 adalah Famili Lauraceae dengan kerapatan 33
individu/Ha dan 1,00 m2/Ha. Jika dilihat dari nilai NPFnya, Famili
Dipterocarpaceae sangat mendominasi kehadiran vegetasi tingkat pohon
dengan kriteria Tinggi dengan nilai NPF > 42,66. Selain famili
Dipterocarpaceae, famili yang juga mendominasi kehadiran vegetasi tingkat
pohon dengan kriteria Sedang yaitu famili Myrtaceae dengan nilai NPF antara
21,96 – 42,66. Sedangkan Famili yang lainnya tergolong Rendah dengan nilai
NPF < 21,96.
D. Indeks Kekayaan (R1), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Dominansi (C) dan Indeks Kemerataan (e)
Daftar Indeks Kekayaan (R1), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks
Dominansi (C) dan Indeks Kemerataan (e) Vegetasi di Gunung Menaliq dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Daftar Indeks Kekayaan (R1), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Dominansi (C) dan Indeks Kemerataan (e).
Indeks Semai Pancang Pohon
R1 18,97 19,72 23,76
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 36
H' 3,94 4,24 4,58
C 0,04 0,03 0,02
e 0,83 0,90 0,93
Dari hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan
diketahui, untuk indeks kekayaan jenis (R1) dari hasil perhitungan dan analisis
data diketahui untuk semua tingkat pertumbuhan tergolong Baik dengan nilai
R1 > 4,0.
Untuk indeks keanekaragaman hayati (H’) pada semua tingkat
pertumbuhan tergolong Tinggi dengan nilai H’ > 3.
Untuk indeks dominansi (C) semakin rendah atau mendekati 0 maka
artinya jumlah individu pada suatu jenis yang hadir di plot pengamatan tidak
ada yang mendominasi. Dan sebaliknya apabila nilai C semakin tinggi atau
mendekati 1 maka artinya ada jumlah individu suatu jenis yang mendominasi
kehadirannya. Dari hasil perhitungan dan analisis data diketahui untuk semua
tingkat pertumbuhan tidak ada jenis yang mendominasi dengan nilai 0 < C <
0,5.
Untuk indeks kemerataan (e) semakin tinggi atau mendekati 1 maka
artinya jumlah individu vegetasi terdistribusi secara merata pada setiap
jenisnya. Dan sebaliknya jika nilai e semakin rendah atau mendekati 0 maka
artinya distribusi jumlah individu tidak merata. Dari hasil perhitungan dan
analisis data diketahui bahwa pada semua tingkat pertumbuhan tergolong
Hampir Merata dengan nilai e antara 0,76 – 0,96.
E. Tumbuhan Berkhasiat Obat
Selain melakukan inventarisasi keragaman vegetasi di Gunung
Menaliq, digali juga pengetahuan masyarakat tentang pengobatan lokal
menggunakan tumbuhan. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah
dilakukan, berhasil terdata sebanyak 115 spesies tumbuhan berkhasiat obat
yang digunakan oleh masyarakat kampung Penarung (Suku Dayak Bentian), 28
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 37
spesies diantaranya belum dapat teridentifikasi dikarenakan keterbatasan
dokumentasi di lapangan. Sebagian besar tanaman obat tersebut diambil
sampelnya untuk dijadikan herbarium. Total herbarium tumbuhan obat ada 96
herbarium.
Gambar 13. Jumlah Jenis Berdasarkan Tempat Tumbuh dan Persentase Asal
Tumbuhan Berkhasiat Obat yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Lokal
Gambar 14. Bagian Tumbuhan Berkhasiat Obat yang Dimanfaatkan Oleh
Masyarakat Lokal
12
46
24
22
11
0 10 20 30 40 50
Belukar
Hutan
Ladang
Pekarangan
Tepi Sungai
Tempat Tumbuh
Budidaya19%
Tidak81%
Tanaman Budidaya
Akar Umbi Batang Kulit Getah Umbut DaunPucuk/DaunMuda
Bunga BuahKanton
g
Jumlah 34 8 24 3 4 1 40 26 4 9 1
34
8
24
3 41
40
26
4
9
1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Bagian Yang Digunakan
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 38
Wawancara dilakukan terhadap narasumber yang memang memiliki
pengetahuan tentang pengobatan tradisional dan juga sering menjadi rujukan
masyarakat setempat. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagian besar berasal dari hutan dan bukan tumbuhan hasil
budidaya.
Tabel di atas menunjukkan bahwa bagian tumbuhan yang paling
banyak digunakan sebagai obat adalah daun, akar, daun muda dan batang.
Daftar tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil didata disajikan pada
table dibawah ini, sedangkan informasi lengkap mengenai cara
penggunaannya disajikan pada lampiran.
Tabel 12. Daftar Tumbuhan Berkhasiat Obat yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Kampung Penarung.
No Famili Nama Tumbuhan Bagian yang
Digunakan
Asal Tumbuhan
Latin Lokal Lokasi Budidaya
1 Acanthaceae Asystasia gangetica (L.) T.Anderson
Terujak Daun Pekarangan Tidak
2 Acanthaceae Justicia gendarussa Burm.f.
Komat Metemp
Daun Pekarangan Tidak
3 Acoraceae Acorus calamus L. Jerangau Batang Pekarangan Budidaya
4 Amaryllidaceae Hippeastrum sp. Bakung Daun Pekarangan Budidaya
5 Annonaceae Artabotrys suaveolens (Blume) Blume
Munong Batang Hutan Tidak
6 Annonaceae Annona muricata L. Sirsak Daun, Buah Pekarangan Budidaya
7 Apocynaceae Hoya diversifolia Blume Akar Teber Daun, Akar, Batang
Hutan Tidak
8 Araceae Alocasia sp. Talas Hutan Getah, Umbi Hutan Tidak
9 Arecaceae Areca catechu L Pinang Akar, Batang, Buah
Ladang Budidaya
10 Arecaceae Salacca zalacca (Gaertn.) Voss
Salak Umbut Pekarangan Budidaya
11 Asparagaceae Dracaena elliptica Thunb. & Dalm.
Biowo Kodok Daun Hutan Tidak
12 Cannabaceae Trema tomentosa (Roxb.) H. Hara
Kelembotok Akar, Daun Ladang Tidak
13 Clusiaceae Garcinia parvifolia (Miq.) Miq.
Buno Lati Getah Hutan Tidak
14 Compositae Ageratum conyzoides (L.) L.
Tampora Daun Pekarangan Tidak
15 Compositae Crassocephalum crepidioides (Benth.) S.Moore
batong Akar, Daun, Bunga
Ladang Tidak
16 Compositae Blumea balsamifera (L.) DC.
Sembung (Mugh)
Akar, Daun Pekarangan Tidak
17 Compositae Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.
Engkuhuyo Daun Muda Ladang Tidak
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 39
No Famili Nama Tumbuhan Bagian yang
Digunakan
Asal Tumbuhan
Latin Lokal Lokasi Budidaya
18 Connaraceae Connarus sp. Semarirung Batang, Daun Hutan Tidak
19 Connaraceae Ellipanthus tomentosus Kurz
Amih Jantan Batang Hutan Tidak
20 Connaraceae Santaloides filgens (Planch.) Kuntze
Pengerereng Daun Hutan Tidak
21 Costaceae Cheilocostus speciosus (J.Koenig) C.D.Specht
Tekayu Deloq Daun Hutan Tidak
22 Crassulaceae Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.
Serem Polum/Cocor Bebek
Daun Muda, Akar, Batang
Ladang Budidaya
23 Cyatheaceae Cyathea sp. Pakis Konek Pucuk Tepi Sungai Tidak
24 Dilleniaceae Tetracera sp. Akar Amplas/ Koyur
Akar, Batang Tepi Sungai Tidak
25 Ebenaceae Diospyros sp. Jemput Lati Getah, Batang
Hutan Tidak
26 Eeuphorbiaceae Macaranga trichocarpa (Zoll.) Müll.Arg
Lelupang Daun Pekarangan Tidak
27 Eeuphorbiaceae Unidentification Ongkeng Kopeh
Akar, Daun Pekarangan Tidak
28 Euphorbiaceae Aleurites moluccanus (L.) Willd.
Mawah Batang, Daun Ladang Tidak
29 Euphorbiaceae Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm.
Nulang Daun Hutan Tidak
30 Leguminosae Unidentification Akar Pengeraya
Akar Tepi Sungai Tidak
31 Leguminosae Unidentification Munong Pati Daun Hutan Tidak
32 Leguminosae Unidentification Temelekar Akar Pekarangan Budidaya
33 Gesneriaceae Cyrtandra sp. Akar Ceker ayam
Buah Tepi Sungai Tidak
34 Iridaceae Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.
Bawang Doyo
Umbi Ladang Budidaya
35 Lamiaceae Ocimum basilicum L. Telaseh Akar, Pohon, Daun, Bunga
Ladang Budidaya
36 Lamiaceae Peronema canescens Jack
Sungkai Daun Muda Belukar Tidak
37 Lamiaceae Vitex pinnata L. Kelepapak Daun Muda Belukar Tidak
38 Lamiaceae Callicarpa longifolia Lam.
Krehau Akar, Daun Hutan Tidak
39 Lauraceae Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.
Pusuk Ulin Daun Muda Ladang Tidak
40 Leguminosae Bauhinia sp. Klekop Pucuk Pekarangan Tidak
41 Leguminosae Fordia brachybotrys Merr.
Kranji Pucuk, Akar Tepi Sungai Tidak
42 Lycopodiaceae Lycopodiella cernua (L.) Pic. Serm.
Jangan Keroy Batang Hutan Tidak
43 Malvaceae Sida rhombifolia L. Mangku Bumi
Daun, Pucuk Pekarangan Tidak
44 Marantaceae Donax canniformis (G.Forst.) K.Schum.
Bemben Daun Muda Pekarangan Tidak
45 Marantaceae Stachyphrynium repens (Körn.) Suksathan & Borchs.
Isak Isik Daun Hutan Tidak
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 40
No Famili Nama Tumbuhan Bagian yang
Digunakan
Asal Tumbuhan
Latin Lokal Lokasi Budidaya
46 Melastomataceae Melastoma malabathricum L.
Bekakang Daun Belukar Tidak
47 Melastomataceae Sonerila heterostema Naudin
Pacar Hutan Daun Hutan Tidak
48 Moraceae Artocarpus heterophyllus Lam.
Nangka Daun Pekarangan Budidaya
49 Moraceae Ficus aurata (Miq.) Miq. Empar Olau Getah Hutan Tidak
50 Moraceae Ficus hispida L.f. Arak Daun Muda, Batang
Pekarangan Tidak
51 Myrtaceae Psidium guajava L. Jambu Daun Muda Ladang Tidak
52 Myrtaceae Syzygium sp. Jelomak Akar Hutan Tidak
53 Nepenthaceae Nepenthes sp. Kantong Semar
Kantong Belukar Tidak
54 Onagraceae Ludwigia sp. Pacar Banci Daun Pekarangan Tidak
55 Pandanaceae Pandanus candelabrum P.Beauv.
Nanas Air Daun Muda Tepi Sungai Tidak
56 Passifloraceae Passiflora foetida L. Anggur Hutan/ Keruhung
Akar, Buah Pekarangan Tidak
57 Phyllanthaceae Antidesma neurocarpum Miq.
Jayant Akar Belukar Tidak
58 Phyllanthaceae Antidesma tomentosum Blume
Ami/Gambir Daun Hutan Tidak
59 Phyllanthaceae Aporosa sp. Akar Gerombok
Akar Hutan Tidak
60 Phyllanthaceae Phyllanthus debilis Klein ex Willd.
Siluq Maniq Daun, Buah Pekarangan Tidak
61 Phyllanthaceae Sauropus androgynus (L.) Merr.
Daun Katuk Daun Muda Ladang Budidaya
62 Piperaceae Piper betle L. Daun Sirih Daun Ladang Budidaya
63 Poaceae Cymbopogon citratus (DC.) Stapf
Serai Rempah
Batang, Daun Ladang Budidaya
64 Poaceae Cymbopogon nardus (L.) Rendle
Seraio Wangi Daun, Batang Ladang Budidaya
65 Poaceae Imperata cylindrica (L.) Raeusch.
Ilalang Akar Belukar Tidak
66 poaceae Unidentification Tebu Merah Akar Ladang Budidaya
67 Polypodiaceae Drynaria sp. Wakai Solor Akar Hutan Tidak
68 Primulaceae Marantodes pumilum (Blume) Kuntze
Akar Perunduk
Akar Hutan Tidak
69 Rhamnaceae Alphitonia excelsa (Fenzl) Reissek ex Benth.
Balik Angin Daun Belukar Tidak
70 Rubiaceae Canthium sp. Kayu Manik/ bermanik
Akar Hutan Tidak
71 Rubiaceae Lasianthus sp. Kayu Lasu Daun Hutan Tidak
72 Rubiaceae Neonauclea gigantea (Valeton) Merr.
Belaban/ Kayu Bulat
Kulit, Daun Muda
Belukar Tidak
73 Rubiaceae Oldenlandia cristata (Willd. ex Roem. & Schult.) ined.
Komat Hutan Batang Hutan Tidak
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 41
No Famili Nama Tumbuhan Bagian yang
Digunakan
Asal Tumbuhan
Latin Lokal Lokasi Budidaya
74 Rubiaceae Uncaria sp. akar Kelagit Akar Tepi Sungai Tidak
75 Rutaceae Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle
Jeruk Nipis Buah Ladang Budidaya
76 Rutaceae Melicope sp. Potung Kulit Tepi Sungai Tidak
77 Sapindaceae Lepisanthes sp. Daun Selkop Daun Muda Pekarangan Tidak
78 Schizaeaceae Schizaea dichotoma (L.) J. Sm.
Jangan Keroy/ Mati Pucuk
Batang, Daun Hutan Tidak
79 Simaroubaceae Brucea javanica (L.) Merr.
Piangguk Akar, Buah Pekarangan Tidak
80 Simaroubaceae Eurycoma longifolia Jack
Pasak bumi Akar Tepi Sungai Tidak
81 Smilacaceae Smilax calophylla Wall. ex A.DC.
Bomay Pucuk Belukar Tidak
82 Solanaceae Solanum torvum Sw. Terung Pipit Akar Pekarangan Budidaya
83 Thelypteridaceae Pneumatopteris sp. Paku Lati Akar Hutan Tidak
84 Thymelaeaceae Aquilaria malaccensis Lam.
Daun Gaharu Daun Belukar Tidak
85 Urticaceae Poikilospermum sp. Nunuk Dukut Akar, Daun Muda
Tepi Sungai Tidak
86 Zingiberaceae Curcuma longa L. Kunyit Rempah
Umbi Ladang Budidaya
87 Zingiberaceae Curcuma mangga Valeton & Zijp
Kunyit Putih Umbi Ladang Budidaya
88 Zingiberaceae Hornstedtia scyphifera (J.Koenig) Steud.
Betete Buah Hutan Tidak
89 Zingiberaceae Hornstedtia sp. Entararan Bunga, Buah Ladang Tidak
90 Zingiberaceae Unidentification Jahe Hutan Umbi Hutan Tidak
91 Zingiberaceae Unidentification Topus Tongau
Akar Ladang Tidak
92 Zingiberaceae Unidentification Jingkar Jati Buah Hutan Tidak
93 Zingiberaceae Zingiber officinale Roscoe
Jahe Putih Umbi Ladang Budidaya
94 Zingiberaceae Zingiber sp. Jahe Merah Umbi Ladang Budidaya
95 Zingiberaceae Alpinia galanga (L.) Willd.
Lengkuas Umbi Ladang Budidaya
96
Unidentification Lepoq Potak Akar Hutan Tidak
97
Unidentification Akar Kunyit/ Ketikonk
Akar Hutan Tidak
98
Unidentification Peneker Namei
Batang Hutan Tidak
99
Unidentification Mengkudu Biang
Daun Muda Hutan Tidak
100
Unidentification Akar Kencur Daun Tepi Sungai Tidak
101
Unidentification Siluq Maliq Batang, Daun Hutan Tidak
102
Unidentification Bulan Baliq Batang Hutan Tidak
103
Unidentification Empar Daun Muda Hutan Tidak
104
Unidentification Koyur Urat Akar, Daun Muda
Hutan Tidak
105
Unidentification Akar Layung Akar Hutan Tidak
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 42
No Famili Nama Tumbuhan Bagian yang
Digunakan
Asal Tumbuhan
Latin Lokal Lokasi Budidaya
106
Unidentification Kayu Gerak Kulit, Pucuk Hutan Tidak
107
Unidentification Temersik Daun Muda Hutan Tidak
108
Unidentification Tau Tawai Pucuk, Batang
Hutan Tidak
109
Unidentification Tengo Batang Hutan Tidak
110
Unidentification Laliq Batang, Akar Hutan Tidak
111
Unidentification Peay Pucuk Hutan Tidak
112
Unidentification Tuang Bunga, Daun Belukar Tidak
113
Unidentification Amung Ngayo
Daun Belukar Tidak
114
Unidentification Emperuk Pucuk Muda Ladang Tidak
115
Unidentification Jelutung Batang Hutan Tidak
F. Status Kelangkaan Jenis Menurut Red List IUCN, Appendices CITES dan PP No. 7 Tahun 1999 serta Jenis yang Penyebarannya Terbatas (Endemik)
Secara keseluruhan jenis yang berhasil didata termasuk tumbuhan
berkhasiat obat sebanyak 365 jenis. Jenis yang termasuk kategori dilindungi
sebanyak 86 jenis. Sebanyak 51 jenis termasuk dalam daftar merah IUCN
dimana 7 jenis berstatus terancam punah atau Critically Endangered (CR) yaitu
jenis Dipterocarpus cornutus Dyer, Dipterocarpus tempehes Slooten, Hopea
micrantha Hook.f., Hopea nervosa King, Shorea gibbosa Brandis, Shorea
mujongensis P.S.Ashton dan Shorea smithiana Symington yang semuanya
tergolong family Dipterocarpaceae.
Jenis Cyathea sp. (Cyatheaceae), Diospyros sp., Diospyros vera (Lour.)
A. Chev. dan Diospyros sumatrana Miq. (Ebenaceae), Dalbergia sp.
(Leguminosae), Nepenthes sp. (Nepenthaceae) serta Aquilaria malaccensis
Lam., Gonystylus brunnescens Airy Shaw, Gonystylus consanguineus Airy Shaw
dan Gonystylus sp. (Thymelaceae), termasuk dalam Appendices II CITES. Selain
itu ada 1 jenis dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 43
Gambar 15. Jenis Dipterocarpus tempehes Slooten (Dipterocarpaceae)
Gambar 16. Jenis Dryobalanops lanceolata Burck (Dipterocarpaceae)
Gambar 17. Jenis Hopea micrantha Hook.f. (Dipterocarpaceae)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 44
Gambar 18. Jenis Shorea smithiana Symington (Dipterocarpaceae)
Gambar 19. Jenis Nepenthes sp. (Nepenthaceae)
Dari 365 jenis tersebut 37 jenis merupakan jenis yang penyebarannya
terbatas hanya di pulau Kalimantan saja atau tumbuhan endemik kalimantan.
Tabel 13. Daftar Jenis Tumbuahan yang Dilindungi
No Famili Nama Latin CITES IUCN PP 7 '99
END
1 Acoraceae Acorus calamus L.
LC
2 Anisophylleaceae Anisophyllea disticha (Jack) Baill.
LC
3 Burseraceae Canarium latistipulatum Ridl.
*
4 Burseraceae Canarium littorale Blume
LC
5 Burseraceae Canarium patentinervium Miq.
LC
6 Burseraceae Dacryodes costata (A.W.Benn.) H.J.Lam
LC
7 Burseraceae Dacryodes rostrata (Blume) H.J.Lam
LC
8 Burseraceae Santiria apiculata A.W.Benn.
LC
*
9 Burseraceae Santiria grandiflora Kalkman
*
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 45
No Famili Nama Latin CITES IUCN PP 7 '99
END
10 Burseraceae Santiria tomentosa Blume
LC
11 Chrysobalanaceae Licania splendens (Korth.) Prance
LC
12 Cyatheaceae Cyathea sp. II
13 Dilleniaceae Dillenia borneensis Hoogland
*
14 Dipterocarpaceae Anisoptera laevis Ridl.
VU
15 Dipterocarpaceae Anisoptera marginata Korth.
EN
16 Dipterocarpaceae Dipterocarpus cornutus Dyer
CR
17 Dipterocarpaceae Dipterocarpus gracilis Blume
VU
18 Dipterocarpaceae Dipterocarpus sublamellatus Foxw.
EN
19 Dipterocarpaceae Dipterocarpus tempehes Slooten
CR
*
20 Dipterocarpaceae Dryobalanops lanceolata Burck
EN
*
21 Dipterocarpaceae Hopea micrantha Hook.f.
CR
*
22 Dipterocarpaceae Hopea nervosa King
CR
23 Dipterocarpaceae Hopea rudiformis P.S.Ashton
*
24 Dipterocarpaceae Shorea fallax Meijer
*
25 Dipterocarpaceae Shorea gibbosa Brandis
CR
26 Dipterocarpaceae Shorea guiso Blume
VU
27 Dipterocarpaceae Shorea laevis Ridl.
VU
28 Dipterocarpaceae Shorea leprosula Miq.
NT
29 Dipterocarpaceae Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.Ashton
VU
*
30 Dipterocarpaceae Shorea mujongensis P.S.Ashton
CR
31 Dipterocarpaceae Shorea ovalis Blume
*
32 Dipterocarpaceae Shorea parvistipulata F.Heim.
*
33 Dipterocarpaceae Shorea smithiana Symington
CR
*
34 Dipterocarpaceae Upuna boreensis Symington
*
35 Dipterocarpaceae Vatica rassak Blume
LC
36 Ebenaceae Diospyros sp. II
37 Ebenaceae Diospyros vera (Lour.) A.Chev. II
38 Ebenaceae Diospyros sumatrana Miq. II
39 Elaeocarpaceae Elaeocarpus ferrugineus (Jacq.) Steud.
*
40 Euphorbiaceae Aleurites moluccanus (L.) Willd.
LC
41 Euphorbiaceae Macaranga lowii King ex Hook.f.
*
42 Irvingiaceae Irvingia malayana Oliv. ex A.W.Benn.
LC
43 Lauraceae Alseodaphne oblanceolata (Merr.) Kosterm.
*
44 Lauraceae Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.
VU
45 Leguminosae Adenanthera kostermansii I.C.Nielsen
*
46 Leguminosae Archidendron cockburnii I.C.Nielsen
*
47 Leguminosae Archidendron ellipticum (Blanco) I.C.Nielsen
LC
48 Leguminosae Koompassia malaccensis Benth.
LC
49 Leguminosae Dalbergia sp. II
50 Leguminosae Koompassia excelsa (Becc.) Taub.
LC
51 Leguminosae Millettia borneensis Adema
LC
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 46
No Famili Nama Latin CITES IUCN PP 7 '99
END
52 Malvaceae Durio acutifolius (Mast.) Kosterm
VU
*
53 Malvaceae Scaphium macropodum (Miq.) Beumée ex K.Heyne
LC
54 Meliaceae Aglaia angustifolia (Miq.) Miq.
VU
55 Meliaceae Aglaia crassinervia Kurz ex Hiern
NT
56 Meliaceae Aglaia laxiflora Miq.
VU
*
57 Meliaceae Aglaia tomentosa Teijsm. & Binn.
LC
58 Meliaceae Aglaia forbesii King
NT
59 Meliaceae Aglaia macrocarpa (Miq.) Pannell
NT
60 Meliaceae Aglaia spectabilis (Miq.) S.S.Jain & S.Bennet
LC
61 Myristicaceae Horsfieldia grandis (Hook.f.) Warb.
LC
62 Myristicaceae Knema curtisii Warb.
*
63 Myristicaceae Knema elmeri Merr.
LC
*
64 Myristicaceae Knema galeata J.Sinclair
*
65 Myristicaceae Myristica maxima Warb.
LC
66 Myristicaceae Knema latericia Elmer
*
67 Myrtaceae Syzygium creaghii (Ridl.) Merr. & L.M.Perry
*
68 Myrtaceae Syzygium oligomyrum Diels
*
69 Myrtaceae Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & L.M.Perry
*
70 Myrtaceae Syzygium tenuicaudatum Merr. & L.M.Perry
*
71 Myrtaceae Syzygium havilandii (Merr.) Merr. & L.M.Perry
*
72 Nepenthaceae Nepenthes sp. II
*
73 Olacaceae Ochanostachys amentacea Mast.
DD
74 Phyllanthaceae Aporosa granularis Airy Shaw
*
75 Phyllanthaceae Aporosa lucida (Miq.) Airy Shaw
*
76 Phyllanthaceae Baccaurea odoratissima Elmer
VU
77 Podocarpaceae Nageia wallichiana (C.Presl) Kuntze
LC
78 Polygalaceae Xanthophyllum borneense Miq.
*
79 Polygalaceae Xanthophyllum neglectum Meijden
*
80 Sapindaceae Guioa pterorhachis Welzen
*
81 Sapotaceae Payena microphylla (de Vriese) Burck
*
82 Theaceae Camellia lanceolata (Blume) Seem.
LC
83 Thymelaeaceae Aquilaria malaccensis Lam. II VU
84 Thymelaeaceae Gonystylus brunnescens Airy Shaw II
85 Thymelaeaceae Gonystylus consanguineus Airy Shaw II VU
*
86 Thymelaeaceae Gonystylus sp. II
Keterangan: IUCN : International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources CITES : Convention on International Trade in Endangered Species PP 7 ‘99 : PP No. 7 Tahun 1999 CR : Critically Endangered (Kritis) EN : Endangered (Genting) VU : Vulnerable (Rentan)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 47
NT : Near Threatened (Hampir Terancam) LC : Least Concern (Resiko Rendah) DD : Data Deficient (Informasi Kurang) II : Appendices II * : Jenis Dilindungi / Endemik
G. Keanekaragaman Satwa Liar
Berdasarkan survey satwa liar yang telah dilakukan, didapatkan hasil
jumlah spesies yang terdata sebagai berikut:
Gambar 20. Kemelimpahan jenis dan jumlah satwa liar di Gunung Menalik
Tabel 14. Daftar satwa liar di kawasan Gunung Menaliq
No Nama jenis Nama latin jumlah
Serangga
1 capung Orthetrum sabina 5
2 capung Tyriobapta torrida 1
3 capung Vestalis amoena 6
4 capung Neurothemis ramburii 2
5 capung Neurothemis terminata 5
6 capung Orolestes sp. 1
7 capung Rhyothemis phyllis 20
8 kupu-kupu Zizina otis 2
9 kupu-kupu Elymnias hypermnestra 1
10 kupu-kupu Euploea mulciber 1
11 kupu-kupu Hypolimnas bolina 1
20 14 12
5954
26
96
251
0
50
100
150
200
250
300
serangga herpetofauna mamalia avifauna
jenis jumlah
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 48
12 kupu-kupu Junonia atlites 1
13 kupu-kupu Junonia iphita 1
14 kupu-kupu Mycalesis horsfieldii 1
15 kupu-kupu Neptis hylas 1
16 kupu-kupu Apipas olferna 1
17 kupu-kupu Ideopsis juventa 1
18 kupu-kupu Athyma sp. 1
19 kupu-kupu Faunis stomphax 1
20 kupu-kupu Paralaxita damajanti 1
Avivauna
1 Alap-alap capung Microhierax fringillarius 3
2 Baza Jerdon Aviceda jerdoni 1
3 Bentet kelabu Lanius schach 1
4 Bondol kalimantan Lonchura fuscans 60
5 Bubut alang-alang Centropus bengalensis 1
6 Bubut besar Centropus sinensis 1
7 Burung-gereja Erasia Passer montanus 6
8 Burung-madu ekor-merah Aethopyga terminckii 1
9 Burung-madu kelapa Anthreptes malacensis 2
10 Burung-madu sepah-raja Aethopyga siparaja 2
11 Cabai merah Dicaeum cruentatum 1
12 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 2
13 Cinenen merah Orthotomus sericeus 1
14 Delimukan zamrud Chalcophaps indica 2
15 Elang-ikan kecil Ichtyophaga humilis 3
16 Elang-ular bido Spilornis cheela pallidus 1
17 Empuloh janggut Alophoixus bres 2
18 Empuloh paruh-kait Setornis criniger 2
19 Gagak hutan Corvus enca 3
20 Julang emas Aceros corrugatus 3
21 kacembang gadung Irena puella 1
22 Kangkareng hitam Anthracoceros malayanus 4
23 Kapinis jarum Apus affinis 8
24 Kareo padi Amaurornis phoenicurus 8
25 Kepudang-sungu gunung Coracina larvata 1
26 Kipasan belang Rhipidura javanica 2
27 Kirik-kirik biru Merops viridis 6
28 Kuau raja Argusianus argus 1
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 49
29 Kucica hutan Copsychus malabaricus 3
30 Kuntul perak Egretta intermedia 1
31 Layang-layang api Hirundo rustica 1
32 layang-layang batu Hirundo tahitica 43
33 Layang-layang gua Hirundo daurica 1
34 Layang-layang rumah Delichon dasypus 1
35 Meninting kecil Enicrurus velatus 1
36 Merbah belukar Pycnonotus plumosus 1
37 Merbah corok-corok Pycnonotus simplex perplexus 6
38 Pekaka emas Pelargopsis capensis 5
39 Pelanduk semak Malaconcincla sepiarium 2
40 Pelatuk kundang Reindwardtipicus validus 4
41 Perenjak Jawa Prinia familiaris 2
42 Perenjak padi Prinia inornata 4
43 Perling kumbang Aplonis panayensis 4
44 Pijantung kecil Arachnotera longirostra 1
45 Punai gading Treron vernans 12
46 Raja-udang meninting Alcedo meninting 4
47 Rangkong badak Buceros rhinoceros 5
48 Sempidan biru Lophura ignita 1
49 Seriwang Asia Tersiphone paradisi 1
50 Srigunting batu Dicrurus paradiseus 2
51 Srigunting keladi Dicrurus ducula 0
52 Takur tutut Megalaima rafflesii 1
53 Tangkar centrong Crypsirina temia 2
54 Trinil pantai Tringa hypoleucos 1
55 Udang api Ceyx rufidorsa 2
56 Walet linchi Collocalia esculenta linchi 8
57 Walet sarang-hitam Collocalia maxima 1
58 Walet sarang-putih Collocalia fuciphaga 1
59 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 1
Mamalia
1 Babi jenggot Sus barbatus 2
2 bajing Sundasciurus tenuis 9
3 Bekantan Nasalis larvatus 14
4 berang-berang Aonyx cinerea 3
5 Beruang madu Helarctos malayanus 2
6 jelarang Ratufa bicolor 1
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 50
7 Kijang Muntiacus muntjak 1
8 kucing kuwuk Prionailurus bengalensis 2
9 Lutung abu-abu Presbytis frontata 1
10 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis 58
11 Pelanduk Tragulus kanchil 1
12 Uwawa Hylobates muelleri 2
Herpetofauna
1 Kadal surai Gonocephalus grandis 1
2 Kadal kebun Eutropis multifasciata 1
3 kongkang jangkrik Amnirana nicobariensis 4
4 Biawak Varanus salvator 2
5 Kodok Phyrnoidis asper 1
6 kongkang jangkrik Amnirana nicobariensis 4
7 kongkang gading Hylarana erythraea 2
8 katak sawah Fejervarya cancrivora 1
9 Kongkang emas Pulchrana signata 8
10 Katak pohon Chalcorana raniceps 1
11 Ular cincin emas Boiga dendrophila 0
12 Sanca batik Phyton reticulatus 0
13 Ular kobra Ophiophagus hannah 0
14 Tokek Gecko sp. 1
Avivauna (burung) merupakan satwa liar yang paling banyak
ditemukan pada survey ini. Populasi dan keragaman burung sangat
ditentukan oleh kualitas habitat. Burung berperan penting sebagai
pollinator dan penyebar biji. Namun, habitat yang terus diintervensi akan
menyebabkan burung kesulitan memperoleh makanan dan tempat
berlindung, sehingga mudah dimangsa ataupun diburu. Maka, habitat
hutan Gunung Menaliq sangat penting bagi burung maupun satwa
lainnya.
Terdapat beberapa jenis penting di Gunung Menaliq seperti masih
ditemukannya Beruang Madu (Helarctos malayanus) dan Kucing Kuwuk
(Prionailurus bengalensis) di kawasan hutan tersebut. Vegetasi yang lebat
dan terdiri atas pohon besar mendukung jenis burung besar seperti
Rangkong Badak (Buceros rhinoceros), Julang Mas (Rhyticeros undulatus)
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 51
dan Kangkareng Hitam (Anthracoceros malayanus) sebagai bioindikator
keadaan hutan yang baik. Dengan kerapatan jenis vegetasi yang sedang
pun mendukung jenis burung tanah seperti Sempidan Biru (Lophura
ignita) dan Kuau Raja (Argusianus argus) dapat tinggal di kawasan ini. Tim
pun menemukan lokasi yang diduga telah digunakan oleh Kuau Raja
melakukan mating courtship dengan bukti berupa bulu yang
ditinggalkannya. Vegetasi yang beragam pula juga mendukung berbagai
jenis kupu-kupu dan capung untuk dapat tinggal disini dimana jenis kupu-
kupu mendiami kawasan tengah, Zygoptera seperti Vestalis di tepian
perairan, dan Anisoptera seperti Neurothemis dan Othretum di lahan
terbuka.
Kawasan Gunung Menaliq sendiri memiliki lokasi yang cukup unik
dengan dikelilingi oleh tambang batubara, perkebunan sawit dan sungai
Lawa serta aliran anak sungai sehingga memiliki keragaman jenis yang
cukup baik. Pada kawasan yang lebih terbuka seperti tepian kebun sawit,
ditemukan raptor seperti Baza Jerdon (Aviceda jerdoni) dan Elang-ular
(Spilornis cheela palidus). Sedang raptor lain lebih menduduki kawasan
sungai yaitu Elang-ikan Kecil (Ichtyophaga humilis) yang memantau diatas
dahan tepian sungai. Sedangkan Alap-alap Capung (Microhierax
fringillarius) lebih menyukai pohon mati di tepian hutan yang terbuka
berbatasan dengan daerah suksesi kawasan tambang. Jenis avifauna
lainnya yang dapat ditemukan di tepian sungai adalah Trinil Pantai (Tringa
hypoleucos) yang hanya ditemukan satu individu. Untuk avifauna yang
mudah dijumpai melalui tepian sungai Lawa adalah Pekaka Emas
(Pelargopsis capensis) dan Layang-layang Batu (Hirundo tahitica). Untuk
jenis mamalia yang dapat ditemukan di sepanjang aliran sungai Lawa
antara lain Monyet Ekor-panjang (Macaca fascicularis), Owa (Hylobates
muelleri) dan Bekantan (Nasalis larvatus). Bekantan ditemukan seringkali
bergabung dengan kelompok dari Monyet Ekor-panjang walaupun tidak
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 52
terlalu mendominasi dan hanya menggunakan pepohonan tepian sungai
sebagai tempat beristirahat. Kelompok herpetofauna lebih banyak
ditemukan di aliran anak sungai dibandingkan aliran sungai Lawa. Jenis
yang banyak ditemukan adalah kongkang emas (Pulchrana signata)
dengan ukuran tubuh yang kecil sehingga mampu berkamuflase dengan
baik. Sedangkan untuk jenis seperti kongkang jangkrik (Hylarana
nicobariensis) dan kongkang gading (Hylarana eryhtraea) lebih mudah
ditemukan di kubangan dan kolam di sekitar lokasi Gunung Menaliq. Dari
jenis ular yang ada hanya didapatkan melalui penuturan masyarakat lokal
namun tidak ditemukan selama survei yang dilakukan.
a. Gonocephalus grandis b. Aviceda jerdoni
Gambar 21. Satwa liar di Gunung Menaliq
Tabel 15. Indeks kekayaan Margalef
Kategori Serangga Herpetofauna Mamalia Avifauna
Indeks kekayaan Margalef (Dmg)
19,74931 13,69307 11,78091 58,81902
Hasil kekayaan jenis tinggi
Helvoort (1981) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
keanekaragaman dengan keseimbangan jenis dalam satu komunitas. Apabila
nilai keanekaragaman tinggi, maka keseimbangan antar jenis juga tinggi,
tetapi tidak berlaku sebaliknya. Keseimbangan jenis tersebut dapat digunakan
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 53
untuk melihat kondisi kestabilan hubungan dalam komunitas.
Keanekaragaman yang tergolong rendah terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian habitat yang dibutuhkan satwa dengan habitat yang ada.
H. Ancaman
Dari hasil pengamatan langsung di lapangan maupun wawancara yang
dilakukan terhadap beberapa masyarakat desa setempat yang ikut
mendampingi di lapangan, diperoleh informasi mengenai beberapa potensi
ancaman terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa yang ada.
1. Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan dikarenakan pengaruh perubahan iklim
dunia bisa menyebabkan cuaca panas ekstrim yang dapat memicu terjadinya
kebakaran lahan. Kebakaran yang disebkan pembukaan lahan secara sengaja
juga berpotensi mengancam keanekaragaman hayati di Gunung Menaliq.
2. Ekspansi Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit dan Tambang dan pengusahaan Kayu Alam (HPH)
Ancaman terbesar dan terberat adalah masuknya sebuah perusahaan
yang berniat mengelola kawasan tersebut untuk peruntukan lain, contohnya
sebagai perkebunan sawit. Hal ini dikarenakan hutan yang ada akan dibabat
habis dan diganti dengan tanaman sawit yang menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Selain itu juga melihat potensi
kayu bulat dari jenis-jenis komersil yang cukup melimpah di kawasan ini, tidak
menutup kemungkinan akan ada perusahaan kayu alam yang tertarik untuk
mengelola kawasan tersebut. Dan pengelolaan yang tidak memperhatikan
aspek kelestarian lingkungan akan menyebabkan hilangnya potensi
keanekaragaman hayati di daerah tersebut. Ancaman lain yang harus
diwaspadai juga adalah masuknya investor tambang.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 54
I. Rekomendasi
Rekomendasi Pengelolaan Kawasan pada prinsipnya didasarkan pada
kondisi aktual lapangan dan ancaman yang terjadi saat studi dilaksanakan dan
prakiraan pada masa yang akan datang. Tahapan dan kegiatan yang
direkomendasikan adalah :
1. Penetapan Kawasan
Kawasan harus dimantapkan statusnya, baik secara de jure maupun
de facto. Proses penetapan kawasan ini dilakukan secara partisipatif yang
melibatkan para pihak Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dan tokoh-tokoh masyarakat. Tahapan-tahapan pengukuhan kawasan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penetapan kawasan oleh pihak Desa.
b. Sosialisasi kepada seluruh pihak, baik masyarakat, pemerintah daerah.
c. Penataan dan pengukuran batas partisipatif.
d. Pemancangan batas, baik dalam bentuk pal batas maupun poleten di
batang tumbuhan.
e. Pengesahan dokumen tata batas kawasan yang diketahui oleh para pihak
terkait.
f. Pemasangan papan informasi dan rambu-rambu Kawasan, terutama di
daerah sekitar kampung/desa dan jalan yang sering dilalui masyarakat.
g. Pemeliharaan pal batas, rambu-rambu, papan informasi dan poleten di
batang pohon secara berkala.
h. Penyusunan dokumen rencana pengelolaan Kawasan yang
diimplementasikan secara konsisten dan melembaga.
2. Perlindungan Kawasan
Kegiatan perlindungan Kawasan bertujuan untuk menjaga
kemantapan kawasan, baik secara de jure maupun de facto, dengan cara
memelihara keutuhan batas kawasan dan mencegah terjadinya perambahan
kawasan, baik perambahan yang dilakukan oleh masyarakat maupun
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 55
pengalihan fungsi lahan. Kemudian kegiatan lainnya adalah mencegah
kebakaran serta pembakaran di dalam dan sekitar Kawasan.
Penyusunan dan implementasi SOP pengelolaan kawasan meliputi:
a. Pembinaan masyarakat dalam pengelolaan Kawasan dan pemanfaatan
jasa lingkungan di dalam kawasan.
b. Pemeliharaan batas Kawasan.
c. Pengamanan Kawasan.
d. Inventarisasi dan pemantauan keanekaragaman hayati, terutama flora
dan fauna.
e. Pembuatan dan pemasangan papan informasi Kawasan.
3. Untuk mengurangi dan mencegah resiko kebakaran lahan perlu
dilakukan:
a. Penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya fungsi
sempadan sungai sebagai sekat bakar alami dan mengenai upaya-upaya
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
b. Kegiatan pengamanan kawasan dengan patroli yang dilaksanakan secara
rutin.
c. Pemasangan rambu-rambu yang berisi larangan dan himbauan, terutama
pencegahan kebakaran dan perladangan.
4. Tumbuhan Obat
a. Pendataan lebih detail dan pembuatan buku pengetahuan lokal tentang
penggunaan obat-obatan dari tumbuhan, agar pengetahuan tersebut
tetap terjaga dan dapat diwarisi oleh generasi selanjutnya.
b. Usaha budidaya tumbuhan-tumbuhan berkhasiat obat yang masih belum
dibudidayakan, agar tumbuhan tersebut mudah dicari dan tidak punah.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 56
5. Satwa Liar
a. Pendataan lebih menyeluruh mengenai keragaman dan kemelimpahan
satwa liar untuk mengetahui persebarannya dalam kawasan
b. Strategi perlindungan dengan peraturan kampung
c. Patrol kawasan secara berkala untuk memastikan keamanan kawasan dan
meninjau kawasan
IV. KESIMPULAN
Secara ekologis daerah pengkajian termasuk tipe ekosistem hutan
Dipterocarpaceae dataran rendah dengan kondisi hutannya yang didominasi
oleh pohon-pohon dengan ukuran besar dari family Dipterocarpaceae. Suku-
suku yang terbanyak jumlah jenisnya adalah Dipterocarpaceae (27 jenis),
Annonaceae (17 jenis) dan Myrtaceae (16 Jenis).
Keanekaragaman jenis tumbuhan Kawasan Hutan Gunung Menaliq
Kampung Penarung Kabupaten Kutai Barat tercatat sebanyak 261 jenis yang
tergolong dalam 132 genus dari 53 famili, 37 jenis di antaranya merupakan jenis
endemik Kalimantan, yang artinya jenis tersebut hanya dijumpai di Pulau
Kalimantan saja. Selain itu 1 jenis dilindungi oleh Pemerintah Indonesia, 10
Jenis termasuk dalam Apendices II CITES dan 51 jenis termasuk dalam daftar
merah IUCN, dimana 7 jenis diantaranya merupakan jenis yang masuk kategori
terancam punah.
Tercatat 155 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang masih sering
digunakan oleh masyarakat setempat, namun sebagian besar merupakan jenis
tumbuh liar dan belum dibudidayakan.
Kemudian, satwa liar yang berada di Gunung Menaliq juga terdiri dari
beberapa datwa yang dilindungi menurut PP No 7 th 1999 ttg Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa. Tercatat 20 jenis serangga, 14 jenis herpetofauna,
12 mamalia, dan 59 avifauna dengan hasil perhitungan Indeks Margalef adalah
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 57
kekayaan jenis tinggi. Kemelimpahan tertinggi adalah avifauna dengan lebih
dari 200 individu.
Melihat potensi keragaman vegetasinya, Kawasan Hutan Gunung
Menaliq layak untuk dilindungi, salah satu alternatifnya yaitu menjadi pusat
pendidikan lingkungan hidup.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 58
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J. A. R., dan Chai, P. P. K. 1982. Vegetation Gunung Hulu National Park, Serawak. Serawak Mus. J. Spescial Issue. No.2, Vol.30 (51):195-223.
Anonim. 2008. Panduan Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia. Tropenbos International Indonesia Programme, Balikpapan.
Anonim. 2018. The Plant Observatory. <http://www.natureloveyou.sg/>. Diakses tanggal 10 Januari 2018.
Ashton, P. S. 1982. Dipterocarpaceae. In: Van Steenis, C.G.G.J. (ed.) Flora Malesiana (9): 237-552.
Barbour, G. M., Burk J. K., Pitts W. D. 1987. Terrestrial Plant Ecology. New York : The Benjamins/Cummings Publishing Company.
Bodegom, S., Pelser, P. B. dan Kessler, P. J. A. 1999. Seedlings of Secondary Forest Tree Species of East Kalimantan, Indonesia. MOFEC – Tropenbos – Kalimantan Project.
CITES. 2018. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. https://cites.org/eng/app/appendices.php. Diakses tanggal 10 Januari 2018.
Fachruddin. 2006. Konservasi dalam Islam.http://bloggeripb.wordpress.com, diakses tanggal 10 Januari 2018.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Ekologi. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Fachrul MF. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.
Helvoort B van. 1981. Bird Population in The Rural Ecosystem of West Java. Netherlands: Nature Conservation Departement.
Göltenboth, F.; Timotius, K. H.; Milan, P. P. dan Margraf, J. 2012. Ekologi Asia Tenggara: Kepulauan Indonesia. Salemba Teknika. Jakarta.
Hasim, S. dan Iin. 2009. Tanaman Hias Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Holttum, R. E. 1968. Flora of Malay. Vol II Ferns. SNP Publishers Pte Ltd. https://www.cites.org/eng/apps/appendices.php. Diakses tanggal 10
Januari 2018.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 59
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
IUCN. 2018. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2017-3. <www.iucnredlist.org>. Diakses tanggal 10 Januari 2018.
Kessler, P. J. A. 2000. Secondary Forest Trees of Kalimantan, Indonesia – A Manual to 300 Selected Species. MOFEC – Tropenbos – Kalimantan Project.
Kessler, P. J. A. dan Sidiyasa, K. 1999. Pohon-pohon Hutan Kalimantan Timur – Pedoman Mengenal 280 Jenis Pohon Pilihan di Daerah Balikpapan – Samarinda. MOFEC – Tropenbos – Kalimantan Project.
Krebs, C. J. 1985. Ecology: Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Philadelphia: Harper and Row Publisher.
Kusuma, L. 2012. Status Konservasi Menurut IUCN RED LIST. http://leo4kusuma.blogspot.co.id/. Accesed on Januari 10, 2018.
Kuswana, C. dan Susanti S. 2015. Komposisi dan Struktur Tegakan Hutan Alami di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Jurnal Silvikultur Tropika. 5 (3): 210 – 217
MacKinnon, K., Hatta, G., Halim, H. dan Mangalik, A. 2000. Ekologi Kalimantan.Seri Ekologi Indonesia Buku III. Prenhallindo. Jakarta.
Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. USA: Princeton University Press.
Mansur, M. 2006. Nepenthes Kantong Semar yang Unik. Penebar Swadaya, Jakarta.
Meyer H. A., dan Stevensonand, D. 1961. Forest Management 2nd Edition. New York: The Ronald Press Company.
Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanti R. Koestoer. Yogyakarta: Universitas Indonesia Press.
Moy, M. S., Novriyanti, R. Hermawan, dan S.D. Azahra. 2013. Analisis Berbagai Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Tumbuhan di Beberapa Ukuran Petak Contoh Pengamatan. Mahasiswa Pascasarjana, Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Mueller-Dombois, D. and Ellenberg, H. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. New York: John Willey and Sons, inc.
Newton, A., Oldfield, S., Fragoso, G.., Mathew, P., Miles, L. and Edwards, M. 2003. Towards a Global Tree Conservation Atlas. UNEPWCMC/ FFI.
Survey Biodiversity Gunung Menaliq| 60
Ngatiman dan Budiono, M. 2009. Jenis-jenis Gulma pada Hutan Tanaman Dipterocarpa di Kalimantan Timur. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa, Samarinda.
Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar ekologi (T. Samingan, Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purwaningsih. 2011. Eksplorasi Tumbuhan di Daerah Konservasi Perkebunan Kelapa Sawit REA-Kaltim – Konservasi Tumbuhan Tropika: Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan – Prosiding Seminar. UPT Balai Konservasi Tumbuhan, Cibodas.
Resosoedarmo, S., Kartawinata, K. & A. Soegiarto. 1989. Pengantar Ekologi. Penerbit Ramadja Karya. Bandung.
Richards, P. W. 1964. The Tropical Rain Forest: An Ecological Study. Cambridge: Cambridge University Press.
Sidiyasa, K. 2015. Jenis – jenis Pohon Endemik Kalimantan. Balai penelitian Dipterocarpaceae Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Samboja.
Slik, J. W. F. 2001. Macaranga and Mallotus (Euphorbiaceae) as Indicator for Disturbance in the Lowland Dipterocarp Forests of East kalimantan, Indonesia. MOF – Tropenbos – Kalimantan Programe.
Slik, J. W. F. 2009. Plants of Southeast Asia. http://www.asianplant.net/, diakses tanggal 10 Januari 2018.
Suin, N. M. 1999, Metoda Ekologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan : Jakarta
Susanti, S. 2014. Komposisi jenis dan struktur tegakan regenerasi alami dihutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Skripsi mahasiswa, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Takahata, S. 1996. Illustrated Plant List of Pusrehut. East & West Corporation, Jakarta.
Whitmore, T. C. 1975, Tropical Rain Forests of the Far East (Capter Two Forest Structure). Edisi 1. Oxford University Press, Oxford
Whitmore, T. C. 1984. Tropical rain forest of the Far East. (2and ed.). Glarendom Press. Oxford.
Wijana, N. 2014. Metode Analisis Vegetasi. Penerbit Plantaxia, Yogyakarta.