Download - Laporan Fiedtrip PTP
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 1/23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pertanian terutama bidang teknologi pertanian mempunyai ruang
lingkup tersendiri, antara lain prapanen, pasca panen, dan teknik pengolahan hasil.
Di bidang teknologi pertanian kita juga mempelajari tentang alat-alat dan mesin
pertanian serta cara pengolahan hasil pertanian tersebut hingga dapat digunakan.
Penggunaan alat-alat mekanis dan mesin pertanian ditujukan untuk
memperoleh hasil yang lebih maksimal dan lebih baik. Di zaman yang modern ini
penggunaan alat-alat tersebut jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Kemajuan
teknologi tersebut menyebabkan hasil produksi dapat bertambah serta mutu yang
dihasilkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Alat-alat dan mesin pertanian tersebut
dibuat lebih spesifik sesuai dengan fungsi masing-masing.
Alat dan serta mesin tersebut meliputi alat dan mesin dalam bidang
pengairan yang membahas cara mendapatkan/menaikkan air dan beberapa
peralatan mekanis yang diperlukan. Mekanisasi dalam pengolahan tanah adalah
cara mengolah tanah dengan peralatan mekanis serta beberapa peralatan yang
digunakan. Mekanisasi dalam penaburan/penanaman benih/bibit yang membahas
cara menanam benih/bibit tumbuh-tumbuhan dengan peralatan mekanis yang
dapat digunakan. Sehingga setiap alat dapat difungsikan secara optimal dan
menghasilkan hasil yang maksimal.
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan kunjungan lapangan ini adalah agar mahasiswa
mampu mengetahui secara langsung keadaan lapangan serta mahasiswa mampu
mengetahui secara langsung alat yang digunakan serta penerapan alat-alat tersebut
berdasarkan fungsinya, serta mengetahui dengan jelas mekanisme pembuatan
kopi, teh serta pembudidayaan bunga krisan langsung di tempat pengembangan.
1
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 2/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1). Kopi (Coffeae sp.)
Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama kopi dunia yang
akhir-akhir ini kontribusinya cenderung terus menurun. Hal ini terjadi karena
petani sebagai produsen kopi mendapat tekanan harga yang sangat berat sejak
tahun 2000 dimana kopi dunia mengalami krisis. Indonesia merupakan produsen
kopi terbesar keempat dunia setelah sebelumnya berada pada posisi ketiga hingga
tahun 1998. Produksi kopi Indonesia cenderung terus menurun, karena selain
disebabkan oleh umur tanaman yang makin tua upaya pemeliharaan dan
rehabilitasi tidak dilakukan dengan baik. Jenis kopi yang diproduksi sebagian
besar adalah kopi robusta dan sebagian kecil kopi arabika.
Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang cukup penting.
Hasil komoditi ini menempati komoditi nomor tiga setelah karet dan lada.
Menurut jenisnya kopi dapat dibagi dalam tiga golongan yang besar yaitu
golongan arabika, golongan leberika, dan golongan robusta.
Tanaman kopi berbunga 3-4 kali dalam 1 tahun, ada juga yang berbunga
sepanjang tahun. Dengan demikian, maka pemanenan tidak dapat dilakukan
sekali. Waktu panen tergantung iklim dan jenis kopi berpengaruh pada masa
berbunga kopi. Kopi berbunga tidak serentak, ada pembungaan pendahuluan,
pembungaan besar, dan pembungaan akhir. Hal ini akan berpengaruh pada waktu
panen sehingga ada tingkat panen permulaan, panen utama, dan tingkat panen
akhir.
Kopi jenis robusta masak dalam waktu 8-11 bulan, sedangkan jenis
arabika dalam waktu 6-8 bulan setelah pembungaan. Untuk memperoleh mutu
kopi yang diinginkan, diperlukan tenaga pemetik yang berpengalaman. Cara
pemetikan yang akan diterapkan akan berhubungan langsung dengan mutu hasil,
dan terhadap biaya pemetikan itu sendiri. Jenis kopi banyak ditanam di Indonesia
2
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 3/23
adalah jenis robusta. Jenis kopi ini mempunyai ketahanan terhadap penyakit karat
daun disamping pemeliharaannya yang ringan juga produksinya cukup tinggi.
Kopi diperdagangkan dalam bentuk biji-biji yang sudah terlepas dari
daging buah dan kulit arinya yang disebut dengan beras kopi. Beras kopi dapat
diperoleh dengan 2 cara pengolahan, antara lain :
1. Pengolahan kering
a. Cost Indische Bereiding (OIB)
Hasil pungutan langsung dijemur 10-14 hari. Dalam penjemuran selalu
dibolak-balik agar keringnya dapat merata. Kalau ternyata sudah kering
betul, kopi itu akan disimpan sebagai kopi gelondong. Bila akan dijual
tanduknya serta kulit arinya akan di bersihkan.
b. Gewone Bereiding (GB)
Pengolahan kopi secara kering yang umumnya dilakukan oleh rakyat.
Caranya, buah kopi dikeringkan dalam bentuk glondongan, baru kemudian
dipisahkan kulit arinya.
Pengolahan kering dapat dicirikan sebagai berikut :
- kadar air maksimum 13 %
- kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah dan benda-benda
asing lainnya 5%
- bebas dari serangga hidup
- bebas dari biji yang berbau busuk, berbau kapang dan bulukan
- biji tidak lolos ayakan ukuran 3 x 3 mm (8 mesh) dengan maksimum
lolos 1%.
- untuk bisa disebut biji ukuran besar, harus dipenuhi persyaratan tidak
lolos ayakan 5,6 x 5,6 mm (3,5 mesh) dengan maksimum lolos 1 %.
2. Pengolahan basah atau West Indische Bereiding (WIB)
Buah kopi yang masak dikupas lalu dicuci dengan air terlebih dahulu untuk
membuang kulit luarnya, kemudian dikeringkan. Selanjutnya dipisahkan kulit
tanduknya dan kulit arinya.
Pengolahan basah ini dapat dicirikan :
- kadar air maksimum 12 %
3
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 4/23
- kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah dan benda-benda asing
lainnya 5%
- bebas dari serangga hidup
- bebas dari biji yang berbau busuk, berbau kapang dan bulukan
Syarat tumbuh
Setiap jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan
temperatur yang berbeda-beda. Jenis arabika dapat hidup pada 1000-1700 m
diatas permukaan laut dengan suhu 16-20o C. Jenis robusta dapat hidup pada 500-
1000 m diatas permukaan laut tetapi yang baik 800 m diatas permukaan laut
dengan suhu 20o C. Jenis liberika dapat hidup baik di dataran rendah.
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-
2000 mm. Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada
waktu itu harus sering ada hujan yang cukup. Musim kemarau yang dikehendaki
maksimal 1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa kering
sesudah berbunga lebat sedapat mungkin tidak melebihi 2 minggu. Pohon kopi
tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena
angin ini akan mempertinggi penguapan air dipermukaan tanah dan juga dapat
mematahkan pohon pelindung. Pohon pelindung yang dapat digunakan adalah
lamtoro ataupun dadap.
Untuk mengurangi hal-hal tersebut di tepi-tepi kebun ditanam pohon
penahan angin. Tanaman kopi menghendaki tanah yang baik untuk pertumbuhan,
yaitu banyak mengandung bahan organik, struktur tanah yang baik dan gembur,
lapisan olah tanah cukup dalam, kemasaman tanah (pH) 5,5-6,5 %, tata udara dan
air tanah baik (drainase).
2). Teh ( Camelia Sinensis )
Tanaman teh (Camelia sinensis) diduga berasal dari daerah subtropis yang
terletak pada 250 – 350 Lintang Utara, dan 950 – 1050 Bujur Timur, terutama
berpusat pada kawasan antara 290LU dan 980 BT, yaitu daerah aliran sungai Irawa
di India. Tanaman teh mempunyai tiga jenis yaitu C. Sinensis var Sinensis (teh
cina), varietas assamica (teh asam), dan varietas cambodia. Kemudian dari ketiga
varietas ini terjadi hibridisasi alami yang menghasilkan beberapa ratus jenis.
4
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 5/23
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species,
terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara
maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga
mencakup banyak jenis tanaman hias.
Kebanyakan tanaman teh dipergunakan sebagai minuman segar setelah
daunnya diseduh dengan air panas. Jenis teh cina kebanyakan dikonsumsi sebagai
teh hijau, yaitu tanpa hanya sedikit mengalami fermentasi. Adapun teh asam
kebanyakan dikonsumsi sebagai teh hitam, daunnya dilembutkan dan
difermentasikan.
Tanaman teh yang tumbuh dari biji mempunyai pertumbuhan akar pancar
yang dominan, namun distribusi perakaran tampaknya berbeda antar jenis.
Perakaran tanaman teh dangkal, karena kurang dari 15% yang berada pada
kedalaman 60 cm. Perakaran dekat permukaan tanah dan terlihat tanpa rambut
akar bila telah tua. Pertumbuhan akar baik tanaman yang berasal dari biji maupun
stek/okulasi sangat memegang peran penting bagi tanaman tersebut. Pada
umumnya jika akar mencapai diameter 1–2 mm, terdapat kandungan pati di
dalamnya, dan zat makanan ini sangat menentukan kecepatan tumbuh tunas baru
sesudah dilakukan pemetikan daunnya. Biji teh cepat mengalami kerusakan dalam
penyimpanan pendek, hal ini memungkinkan karena biji teh bersifat nekalsitran.
Secara umum teh berakar dangkal, peka terhadap keadaan fisik tanah, dan
suit untuk menembus lapisan tanah. Teh biasanya mempertahankan akar tunggang
sedaam 90-150 cm dengan diameter ± 7,5 cm. Besarnya daun berkisar antara 2,5-
25 cm, tergantung pada varietasnya. Pucuk dan ruasnya berambut. Daun tua
bertekstur seperti kulit, permukaan atasnya berkilau dan berwarna hijau kelam.
Perkembangan bunga mengikuti tahap pertumbuhan daun, dengan sebagian besar
self steril . Bunga sempurna mempunyai putik dengan 5-7 mahkota.
Teh cina berbatang lebih pendek sekalipun tanpa dipetik/dibentuk, jarang
yang dapat melampaui tinggi 3 m. Sedangkan teh asam mempunyai batang lebih
tinggi, dapat mencapai 8 m, namun banyak pula variasi tingginya. Identitas
tanaman teh sulit dilakukan karena selalu terjadi penyilangan antara varietas
5
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 6/23
sinensis dengan varietas assamica ataupun dengan jenis lain dalam jenis yang
sama.
Syarat Tumbuh
Pertumbuhan tanaman teh dipengaruhi oleh faktor iklim, tanah, dan
keserasian tanah dan bentuk lahan. Faktor iklim yang berpengaruh terutama adaah
curah hujan, suhu udara, tinggi tempat, sinar matahari, dan angin. Secara umum
tanaman teh menghendaki daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi, suhu
cukup sejuk, kelembaban relatif cukup tinggi, angin tidak kering, dan elevasi tidak
memungkinkan terjadinya embun beku (night frost).
Tanaman teh tumbuh dengan baik pada daerah 42o LU–27o LS. Pada
dataran tinggi (2000 m di atas permukaan laut) hingga dataran yang lebih rendah
(200 m di atas permukaan laut). Di Indonesia kebanyakan ditanam pada dataran
tinggi. Produksi teh di daerah tropik terjadi sepanjang tahun. Kondisi iklim sangat
menentukan kualitas teh, terutama aromanya jika pertumbuhan vegetatifnya baik
atau kecepatan tumbuh tunas tinggi, pada umumnya kualitasnya kurang baik. Dari
itu pemetik daun harus dapat memilih antara produksi tinggi dan mutu daun teh.
Di daerah tropik pada ketinggian 1200–1800 m dengan tanah yang subur
memberikan kualitas daun teh yang sangat baik, namun produksinya rendah
Di Indonesia tanaman tumbuh pada suhu antara 15–19o C dengan curah
hujan rata–rata 2000–5000 mm/tahun. Curah hujan bulanan di bawah 50 mm
kurang baik bagi pertumbuhan dan kualitas tanaman. Tanah yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan tanaman teh adalah tanah yang cukup subur dengan kandungan
bahan organik cukup, tidak bercadas, dan mempunyai derajat keasaman (pH)
antara 4,5–6,0. Tanah yang sesuai untuk tanaman teh adalah tanah yang
mempunyai kedalaman efektif dan berstruktur remah lebih dari 40 cm, yang
termasuk kedalamnya adalah tanah Andosol , Latosol , dan Podsoi. Produksi teh
yang tinggi sangat ditentukan oleh kelembaban yang tinggi serta sinar cukup
dengan pupuk nitrogen yang mencukupi. Namun demikian, kualitas daun sering
kali ditentukan oleh pertumbuhan tunas yang lambat, suhu rendah dan iklim
kering. Tanaman teh dapat diperbanyak dengan biji atau dengan stek tunas. Bila
menggunakan biji, setelah bibit mempunyai diameter 12,5 mm saatnya cukup baik
6
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 7/23
untuk ditanam. Karena mengandung makanan cukup. Biji–biji tersebut direndam
di dalam air hingga 30-60 menit dan hanya biji yang tenggelam saja yang
digunakan untuk benih. Sebelum ditanam di bedengan, biji–biji dikecambahkan
dahulu pada kertas atau karung basah.
3). Bunga Krisan (Chrysanthemum sp.)
Bunga krisan merupakan tanaman hias subtropis. Sehingga untuk daerah
tropis, seperti Indonesia, temperatur yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman
krisan adalah antara 20– 260C (siang hari). Toleransi tanaman krisan terhadap
faktor temperatur untuk tetap tumbuh baik adalah antara 17–300C. Temperatur
berpengaruh terhadap kualitas pembungaan krisan. Temperatur yang ideal untuk
pembungaan yaitu antara 16 – 180C. Pada temperatur yang tinggi (lebih dari 180C)
bunga krisan cenderung berwarna kusam, sedangkan temperatur yang rendah
(kurang dari 160C) berpengaruh baik terhadap warna bunga, karena cenderung
makin cerah.
Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi kelembaban udara (RH)
tinggi, sehingga di Indonesia budidaya bunga krisan menggunakan rumah kaca
sebagai media pengatur suhu serta pencahayaan. Pada fase pertumbuhan awal,
seperti perkecambahan benih atau pembentukan akar bibit setek, diperlukan
kelembaban udara antara 90 - 95 %. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh
dengan baik pada kondisi kelembaban udara antara 70 - 80 %. Hujan deras atau
keadaan curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan juga
menyebabkan tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitas bunganya rendah. Oleh
karena itu pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan
di dalam bangunan rumah plastik dan rumah kaca. Penyiraman pun dilakukan
dengan ukuran yang sesuai. Sering kali digunakan metode penyiraman tetes agar
tanaman tidak terlalu banyak mengandung air.
Kadar CO2 memegang peranan penting dalam pertumbuhan krisan. Kadar
CO2 yang ideal dan dianjurkan untuk memacu kemampuan fotosintesis tanaman
krisan adalah antara 600–900 ppm. Oleh karena itu pada pembudidayaan tanaman
krisan dalam bangunan tertutup seperti rumah plastik dan rumah kaca, dapat
ditambahkan CO2 hingga mencapai kadar yang dianjurkan. Mengingat tanaman
7
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 8/23
krisan membutuhkan temperatur untuk pertumbuhan antara 20–260C dan
pembungaan pada temperatur 16–180C dengan kelembaban udara antara 70-80 %,
maka lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman ini adalah di daerah
berketinggian antara 700–1200 m dari permukaan laut.
Untuk keperluan pembibitan krisan pada skala komersial dilakukan
melalui dua tahap, yaitu pengadaan stok tanaman induk dan perbanyakan tanaman
induk secara vegetatif. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penyiapan stok
tanaman induk, baik benih asal introduksi maupun lokal, adalah memilih calon
induk yang baik dan berkualitas prima. Tanaman induk yang baik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
· Varietas atau kultivar komersial yang laku di pasaran.
· Daya tumbuh (vigor) tanaman kuat.
· Pertumbuhan normal, subur dan dominan fase vegetatif.
· Bebas dari OPT.
· Mudah diperbanyak secara vegetatif, terutama setek atau kultur jaringan.
Stok tanaman induk untuk sumber benih ditanam di dalam rumah plastik
atau rumah kaca, baik di bedengan (petakan) maupun dalam pot. Pemeliharaan
tanaman induk dilakukan intensif dan dalam kondisi lingkungan berhari panjang
dengan penambahan cahaya 4 jam per hari mulai pukul 23.00 – 03.00.
Perbanyakan vegetatif tanaman induk bertujuan memproduksi bahan
tanaman (benih). Penanganan pra pembibitan diantaranya adalah :
1. Pemangkasan Pucuk (Pinching)
Pemangkasan pucuk dilakukan pada umur 2 minggu setelah calon tanaman
induk ditanam. Tujuan pemangkasan adalah merangsang pertumbuhan tunas
atau calon percabangan. Cara pemangkasan adalah dengan memangkas atau
membuang tunas pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5–1 cm.
2. Penumbuhan Cabang Primer
Perlakuan pemangkasan dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak
sebanyak 2–4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh panjang 15–20 cm
atau disebut cabang primer.
3. Penumbuhan Cabang Sekunder
8
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 9/23
Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5 – 1
cm. Tujuan pemangkasan ujung cabang primer adalah untuk merangsang
tumbuhnya tunas-tunas baru sebagai calon cabang sekunder.Tiap cabang
sekunder dipelihara hingga tumbuh sepanjang 10–15 cm.
Pengambilan setek pucuk untuk calon benih dilakukan pada tunas yang
tumbuh dari cabang sekunder. Penyetekan dipilih cabang yang mencapai
panjang 10–15 cm tiap 2–3 minggu sekali. Bila ukuran diameter cabang
mengecil seiring dengan pertambahan umur tanaman induk, sebaiknya
dilakukan pemangkasan berat untuk disisakan batang pokok dengan
percabangan yang besar dan kokoh saja. Kemudian akan tumbuh tunas-tunas
baru calon cabang yang dapat dijadikan setek. Penyetekan dihentikan bila
tanaman induk menunjukkan gejala pertumbuhan fase generatif atau kuncup
bunga. Tanaman induk segera dibongkar untuk diganti dengan tanaman induk
yang baru. Penyemaian benih asal setek pucuk dilakukan sebagai berikut :
Tempat pesemaian berupa bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm,
panjang disesuaikan dengan kebutuhan, dan sebaiknya yang berkaki setinggi
meja. Bak dilengkapi dengan lubang drainase (pembuangan air).
Medium semai berupa pasir steril atau sekam bakar. Medium dimasukkan
ke dalam bak hingga cukup penuh dan disiram dengan air hingga basah.
Tanaman induk ditentukan yang sehat dan cukup umur untuk diambil tunas-
tunasnya sebagai bahan setek pucuk. Tunas pucuk dipilih yang memenuhi
kriteria baik untuk dijadikan bibit, yaitu tumbuh sehat, diameter pangkal tunas
antara 3–3,5 mm, panjang tunas 5 cm, mempunyai tiga helai daun dewasa
berwarna hijau terang dan tunas pucuk yang aktif tumbuh dengan bentuk helai
daun bergerigi. Tunas pucuk terpilih dipetik atau dipangkas sepanjang 5 cm.
Cara memetik tunas pucuk adalah dengan menjepit pucuk menggunakan
telunjuk dan ibu jari, kemudian bagian pangkal tunas pucuk dipotes. Cara lain
penyetekan adalah dengan menggunakan gunting pangkas. Setek pucuk dapat
langsung disemai atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu 4 0C dengan
kelembaban 30% agar tahan segar selama 3 minggu. Cara penyimpanan setek
adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tissu, kemudian dimasukkan
9
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 10/23
ke dalam kantong plastik rata-rata 50 setek, dan selanjutnya disusun rapi di
rak-rak lemari pendingin. Pemberian ZPT perangsang akar dilakukan, dengan
cara dioleskan pada pangkal setek pucuk. Setek pucuk disemaikan pada bak
pesemaian dengan jarak semai 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1– 2 cm. Sungkup
plastik yang tembus cahaya dipasang pada seluruh permukaan bak pesemaian.
Air disemprotkan dengan sprayer 2 – 3 hari sekali pada medium semai
agar lingkungan pesemaian tetap lembab. Bola lampu penerangan pada malam
hari dipasang untuk mempertahankan pertumbuhan vegetatif. Penyemprotan
fungisida dilakukan bila ditemukan serangan cendawan penyebab penyakit.
Bibit diamati secara berkala hingga berumur 10–14 hari.
Sungkup plastik penutup bak pesemaian dibuka setiap sore dan malam
hari, terutama beberapa hari sebelum pindah tanam. Tujuannya untuk
memberikan kesempatan kepada bibit dalam beradaptasi dengan kondisi luar.
Bibit asal setek pucuk siap dipindahkan ke kebun pada umur 10–14 hari
setelah semai.
Perbanyakan tanaman krisan juga dapat dilakukan dengan kultur jaringan
yaitu untuk mendapatkan benih dalam jumlah banyak dengan waktu yang
singkat, dan menyediakan benih berkualitas prima serta bebas OPT terutama
virus. Selain itu perbanyakan secara kultur jaringan bermanfaat untuk
mencegah penurunan kualitas hasil bunga akibat proses degenerasi.
10
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 11/23
BAB III
METODELOGI
Adapun waktu diadakannya kunjungan perjalanan ini (fieldtrip) adalah
pada tanggal 26 Mei 2006, di kota Pagar Alam. Tempat yang dikunjungi antara
lain :
1. PTPN VII ( Pengolahan Teh Perkebunan Nusantara VII )
2. Penggilingan kopi JARAY
3. Pusat Hotikutura Pembudidayaan Tanaman Krisan
11
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 12/23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat setelah melakukan kunjungan lapangan adalah
sebagai berikut :
1. PTPN VII ( Pengolahan Teh Perkebunan Nusantara VII )
yaitu tempat pabrik pengolahan teh. Dimana di PTPN VII ini semua kegiatan
penggolahan teh berlangsung, mulai dari pemetikan pucuk teh sampai
penggilingan hingga jadi teh siap saji.
2. Penggilingan Kopi
yaitu pengolahan kopi dari mulai dijemur, dipisahkan dari biji dengan kulit ari
sampai proses penggilingan biji kopi, hingga menjadi kopi yang siap
dipasarkan dalam bentuk pengemasan.
3. Pembudidayaan Bunga Krisan
yaitu proses pembudidayaan bunga krisan, mulai dari pembibitan, penanaman
dan pemeliharaan hingga bunga siap untuk dijual di dalam pot.
B. Pembahasan
Kunjungan perjalanan kali ini dilakukan di kota pagar alam, yang
mengunjungi tempat-tempat sebagai berikut :
1). Pengolahan Teh Perkebunan Nusantara VII ( PTPN VII )
Pabrik perkebunan teh ini telah berdiri sejak tahun 1929, yang dibangun
dengan jarak ± 1000 - 1500 m dari permukaan laut. Teh diperoleh dari pucuk
daun teh segar yang dipetik. Kriteria pucuk daun teh yang dipetik adalah “medium
petik”.
Pada proses pemetikan pucuk daun teh ada beberapa kriteria, antara lain :
1. Petikan kasar
2. Petikan halus
Petikan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik jika dilakukan
dengan konsisten. Pengolahan teh ada dua jenis yaitu, pengolahan teh hijau, dan
12
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 13/23
pengolahan teh hitam. Pengolahan teh hijau dan teh hitam mempunyai proses
yang berbeda, karena pada teh hijau dilakukan proses pelayuan tetapi tidak
dilakukan proses fermentasi kemudian digiling pada penggilingan. Sedangkan
pada teh hitam semua proses harus dilakukan yaitu dari mulai proses pelayuan,
penggilingan kemudian fermentasi lalu proses penggeringan, penyortiran jenis
bubuk teh,tes rasa, aroma sampai penggemasan. Untuk menghasilkan produksi
yang banyak, baik, dan layak dijual untuk konsumen.
Teh hitam telah dikenal sebagai obat di negara Cina sejak 4735 tahun
yang lalu. Teh hitam selain berkhasiat sebagai obat juga dimanfaatkan sebagai
soft drink, karena memiliki rasa segar dan nikmat bila dinikmati dibandingkan teh
hijau.
Sistem pengolahan di teh hitam di Indonesia dikenal dengan dua, yaitu
sistem orthodox (orthodox murni dan orthodox rotorvane) yang sering digunakan,
dan sistem CTC yang relatif baru.
Pada pengolahan dan pembuatan teh dilakukan proses-proses sebagai berikut :
1. Penyediaan pucuk daun segar
Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya,
yaitu daun segar hasil petikan, dan akan mudah dicapai apabila bahan
segarnya bermutu baik. Pucuk yang bermutu adalah daun muda yang utuh,
segar dan berwarna kehijauan.
2. Pelayuan (Withering)
Pada tahap ini terdiri dari beberapa langkah :
a. Pembeberan pucuk
Pucuk disebar sampai palung penuh dengan ketebalan ± 30 cm, dan udara
segar segera dialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk
dengan pintu palung terbuka. Setiap selesai membeberkan pucuk dalam
satu palung, pintu palung ditutup dan udara terus dialirkan.
b. Pengaturan udara
Udara yang baik untuk digunakan dalam proses pelayuan adaah udara
yang bersih dengan kelembaban rendah (60% - 75%), suhu tidak melebihi
280 C, dan volume yang cukup sesuai dengan kapasitas palung. Untuk
13
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 14/23
memperoleh suhu udara yang diharapkan, diperlukan mesin pemanas (heat
exchanger ).
c. Kapasitas palung pelayuan
Berdasarkan luas hamparan, palung pelayuan dapat menampung 20-35 kg
pucuk segar.
d. Tingkat pucuk layu
Tingkat layu pucuk dinyatakan dalam bentuk persentase layu dan derajat
layu. Tingkat layu pucuk yang baik adalah 44% - 46% dengan toleransi
perbedaan dari hari ke hari tidak lebih dari 2% - 3%, disertai dengan hasil
layu yang rata.
e. Lama pelayuan
Lama pelayuan berkisar antara 14 – 18 jam.
3. Penggulungan, Penggilingan, dan Sortasi Basah
a. Penggulungan (Rolling)
Dengan adanya penggulungan, secara fisik daun yang digulung akan
memudahkan tergiling dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan
dalam penggulungan adalah Open Top Roller (OTR) dengan lama
penggulungan 30 – 40 menit. Jenis alat lain yang sering digunakan adalah
Baruah Continous Tea atau Barbara Conditiner Roller.
b. Penggilingan
Dengan penggilingan, maka gulungan akan tergiling menjadi partikel
kecil, sesuai dengan yang dikehendaki konsumen. Pada penggilingan,
cairan sel keluar maksimal, dan dihasilkan bubuk basah sebanyak-
banyaknya.
c. Sortasi Bubuk Basah
Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, memudahkan sortasi
kering, serta memudahkan pengaturan proses pengeringan. Mesin yang
digunakan adalah Rotary Ball Breaker yang memasang ayakan dengan
mesh (jumlah lubang per inchi) berbeda dengan jenis bubuk yang
diinginkan.
14
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 15/23
4. Fermentasi
Fermentasi dipengaruhi oleh kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah),
suhu dan kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, dan ketersediaan
oksigen. Selama proses ini, pada bubuk dihasilkan substansi theafavinianin
thearubigin yang akan menentukan sifat air seduhan.
Agar oksidasi berangsung baik, diadakan pengaturan :
- Bahan yang berupa bubuk dari mesin penggiling diurai dengan alat
pemecah agar suhu tidak melebihi 300C dan optimum pada 26,70C. Untuk
mencapai suhu bubuk tersebut, suhu ruang fermentasi diatur tidak ebih
dari 250C.
- Bubuk diisikan dalam bak aluminium dan dihamparkan merata sampai
tebal ± 6 cm. Bak-bak tersebut disusun daam rak yang ditempatkan dalam
ruang penggilingan.
- Kelembaban relatif diatur agar diatas 90%.
- Lamanya fermentasi yang dihitung sejak bubuk masuk ke dalam mesin
penggiling sampai masuk ke mesin pengering adalah 90 – 110 menit.
5. Pengeringan (Bad Dryer)
Selama proses pengeringan diperlukan waktu selama 20 menit. Selama 20
menit itu teh sudah kering. Dan setelah itu, teh dipanggang diatas oven supaya
benar-benar kering. Dengan suhu antara 20-25o C. Karena membutuhkan
kadar air yang maksimum 4%, dan tidak boleh terlalu kering sebab membuat
mutu dari teh tersebut akan berkurang. Mesin pengering yang digunakan di
PTPN VII Pagar Alam adalah tipe Fluid Bed Dryer (FBD).
6. Sortasi Kering
Setelah melalui proses pengeringan maka akan menghasilkan pemisahan
penggilingan yang kasar, halus, kering, dan terlalu kering. Selain pemisahan
tersebut juga ada pemisahan yang berdasarkan berat jenis.
Proses sortasi selalu diamati setiap jam sehari, terutama pada teh haiting.
Untuk pengambilan sampel pada uji perasa digunakan uji organoleptik yaitu
pengeringan sortasi. Pengujian mutu teh juga dilakukan melalui uji
15
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 16/23
organoleptik, analisa warna, rasa, aroma, dan air seduhan. Teh yang baik
dimulai dari petikan yang baik.
Analisa warna diuji melalui warna teh yang sudah diseduh apakah jernih
atau tidak. Rasanya apakah enak atau tidak, ini akan dirasa oleh seorang tester
yang sudah berpengalaman. Aromanya apakah wangi atau tidak. Dan air
seduhan dilihat apakah jernih atau tidak. Serta dilihat dari ampas teh tersebut.
7. Packing
Dalam pengepakan dilihat dari segi mutu. Mutu dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
MUTU I MUTU II
BOP BP II
BOP BT II
BOPT PF II
PF DUST II
DUST DUST III
BD LOKAL (OFF GRADE)
BT BOHEA
Beberapa gangguan seperti beberan, layuan, gilingan, dan fermentasi akan
mempengaruhi suatu mutu teh tersebut.
BUBUK I = 140 menit 18%
BUBUK II = 140 menit 19%
BUBUK III = 140 menit 35%
BUBUK IV = langsung 15%
BADAG = langsung 15%
Untuk pengepakan kapasitas perjam 22-25 unit. Dengan pengepakan yang berdasarkan mutu high quality yaitu antioksidan, anti kolestrol, dan jantung.
2). Kunjungan Tempat Pengolahan Kopi
16
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 17/23
Proses penanaman kopi membutuhkan cara-cara tersendiri. Pada umumnya
waktu penanaman kopi di tanam pada bulan-bulan tertentu yang biasanya pada
waktu wukuf.
Sebelum penanaman bibit kopi disiapkan kemudian disiapkan lubang-
lubang tertentu atau disemaikan. Masa tanam tanaman kopi kira-kira 2,5 tahun.
Proses perawatan dan pemeliharaan kopi dimulai dari pemeliharaan bibit,
disiangi, dipupuk, pemilihan tunas yang baik dibatang. Apabila terdapat tunas
yang tidak baik atau diserang hama segeralah dibuang agar hama tersebut tidak
tersebar ke mana-mana atau dapat pula dibasmi dengan pembasmi hama.
Proses pemetikan diawali dengan pemetikan kembang, kemudian dipetik
dengan menggunakan alat tertentu. Disimpan didalam karung untuk menghindari
biji kopi yang basah dan lembab.
Biji kopi yang sudah dipetik disimpan di dalam karung untuk menghindari
biji kopi yang basah. Pemetikan biji kopi diambil yang sudah merah agak
kehitam-hitam artinya biji tersebut sudah siap dipetik. Kemudian dijemur sampai
kering benar, disimpan, dan digiling.
Pada proses penggilingan akan terjadi sortasi yaitu pemisahan kulit dan
biji kopi tersebut. Bekas biji kopi tersebut dapat digunakan sebagai pupuk.
Dibawa ke tempat penggilingan sampai sampai menjadi kopi bubuk yang siap
dipasarkan. Apabila kopi tersebut masih basah atau lembab maka biji kopi
tersebut akan tumbuh kembali. Dan tidak bisa digunakan atau digiling kembali.
Kualitas suatu kopi juga tergantung terhadap kadar air kopi tersebut.
Karena akan mempengaruhi pada proses penggilingan. Oleh sebab itu, dalam
pejemuran harus benar-benar kering agar kualitas kopi menjadi baik.
Para petani desa sering menitip kepada para pengusaha penggiling kopi
diatas tempat penggilingan kopi tersebut. Dan kadang kala sering sampai kepada
proses penggilingan. Akan tetapi, pengusaha kopi kesulitan dalam mendapatkan
alat yang dapat mengeringkan kopi dalam waktu cepat dan banyak. Apabila
terjaadi musim hujan petani sulit untuk mendapatkan sinar matahari dalam proses
pengeringan. Oleh karena itu, para pengusaha kopi sangat kesulitan untuk
mendapatkan alat tersebut dalam membantu proses pengeringan apabila terjadi
17
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 18/23
musim hijau yang panjang. Karena akan mempengaruhi proses pemasaran dan
produksi kopi tersebut.
Pemungutan hasil pada buah kopi dapat dibagi 4 cara :
1. Secara Selektif
a. buah kopi yang dipetik hanyalah buah yang betul-betul masak
b. buah yang masih hijau tidak ikut dipetik, tetapi dibiarkan sampai 1-
2 minggu pada pemetikan berikutnya
c. dengan cara ini akan diperoleh buah kopi yang bermutu tinggi
2. Secara Setengah Selektif
a. pemetikan dilakukan terhadap dompolan yang sebagian besar
buahnya sudah masak
b. kemudian pemetikan terhadap buah-buah masak pada dompolan
lain
3. Secara Lelesan
a. pemungutan buah kopi yang sudah terlalu tua. Karena terlambat
dipetik buah jatuh sendiri, biasanya sudah kering
b. buah kopi seperti ini biasanya mutunya kurang baik
4. Secara Rajutan
a. pemetikan dilakukan terhadap semua buah kopi termasuk yang masih
hijau
b. pemetikan seperti ini biasanya dilakukan pada panen terakhir
Pekerjaan selanjutnya setelah pemungutan hasil yaitu mengadakan sortasi
buah. Sortasi yaitu memisahkan buah-buah yang sudah kering (lelesan), buah
masak dan buah-buah yang masih hijau.
3). Kunjungan Tempat Pembudidayaan Bunga Krisan
Tanaman hias bunga krisan merupakan salah satu komoditi ekspor yang
ditawarkan di Kota Pagar Alam. Pengembangan ini dilakukan di Pusat
Holtikutura Kota Pagar Alam. Selain bunga krisan, tanaman hias lain juga
dikembangkan di tempat ini.
Pembudidayaan bunga krisan dimuai dari pembibitan yang dilakukan di
daan pot-pot kecil. Selama 1 bulan, bibit ini dikumpulkan di tempat yang
18
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 19/23
memiliki cahaya yang sesuai dengan kebutuhan sehingga pertumbuhannya dalam
berjalan dengan baik.
Setelah berumur 1 bulan, bibit akan dipindahkan ke dalam pot yang lebih
besar. Pengairan dilakukan 2 kali sehari dengan menggunakan sistem tetes agar
air tidak menggenang atau akar tanaman terlalu basah.
19
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 20/23
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari pembahasan ini, antara lain sebagai berikut :
1. Proses pemetikan pucuk daun teh akan berpengaruh pada mutu dan hasil
teh yang baik.
2. Tanaman teh hidup pada dataran rendah dengan ketinggian ± 1000 m
dari permukaan laut.
3. Kualitas suatu kopi juga tergantung terhadap kadar air kopi tersebut.
Karena akan mempengaruhi pada proses penggilingan.
4. pengusaha kopi kesulitan dalam mendapatkan alat yang dapat
megeringkan kopi dalam waktu cepat dan banyak apabila terjaadi musim
hujan.
5. Pembudidayaan bunga krisan harus menerapkan pola-pola pembudidayaan
tanaman yang benar, karena bunga ini berasal dari daerah subtropis yang
memiliki suhu lebih rendah.
6. Perawatan dan penyemaian bunga krisan harus benar-benar hati-hati dan
teliti
20
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 21/23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1986. Budidaya Tanaman Kopi. Dinas
Perkebunan. Sumatera Selatan.
21
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 22/23
Lampiran : Gambar Alat
Gambar Alat Pemetik Teh Gambar Bak pelayuan
Gambar Baruah Contimous Tea Gambar Open Top Roller (OTR)
Gambar Rotary Ball Breaker Gambar Fluid Bed Dryer
22
5/10/2018 Laporan Fiedtrip PTP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fiedtrip-ptp 23/23
Gambar Mutu Teh Gambar Oven Pengeringan
Gambar C-C-C Stage Dryer Gambar Pengupas Kulit Kopi
23