Download - Laporan Alelopati

Transcript
Page 1: Laporan Alelopati

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alelopati adalah suatu peristiwa di mana individu tumbuhan

menghasilkan zat kimia yang menghambat pertumbuhan jenis

lain yang bersaing dengan tumbuhan tersebut dan juga

merupakan suatu bentuk interaksi antara makhluk hidup yang

satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia.

Senyawa kimia bersifat alelopati bisa berasal dari bagian

tumbuhan seperti daun, batang, cabang, atau bagian dibawah

tanah seperti akar. Alelopati juga diartikan sebagai pengaruh

negatif dari suatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap

perkecambahan.

1.2. Tujuan Praktikum

Page 2: Laporan Alelopati

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kompetisi

Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul

akibat kesamaan kebutuhan akan sumber daya yang bersifat

terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival),

pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al,

1990), sedangkan Molles (2002) kompetisi didefinisikan sebagai

interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan

kemampuan hidup mereka.

Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan

antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk

interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber

daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama

yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan

hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam

tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2 dan ruang tumbuh.

(Kastono, 2005)

Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak

individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas,

dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2)

kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber

yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin

bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber

yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua

Page 3: Laporan Alelopati

individu mencoba menempati tempat yang sama secara

simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk

hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan

cahaya. (Noughton,1990)

Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri

dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya.

Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam, salah

satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas

ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang

memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies

merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies

yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara

merugikan.

Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.

Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya

pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang

serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian

kompetitif (competitive exclusion principles). Kompetisi dalam

suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi sumber

daya (resources competition atau scramble atau (exploitative

competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara

bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference

competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian

sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain,

meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas.

Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia

(allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.

Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :

1. Jenis tanaman

Page 4: Laporan Alelopati

Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran,

bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada

tanaman ilalang yang memiliki sistem perakaran yang menyebar

luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan

unsure hara.

2. Kepadatan tumbuhan

Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat

menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini

karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi

pertumbuhan tanaman.

3. Penyebaran tanaman

Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan

penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman

yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan

bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar

dengan rimpang.

4. Waktu

Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat

memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan

fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman

merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang

disebabkan oleh kompetisi.

2.2. Alelopati

Konsep yang menyatakan bahwa suatu tanaman dapat

menimbulkan pengaruh buruk atau keracunan atau hambatan

pada tanaman dikenal dengan alelopati. Alelopati ini ditemukan

oleh Candolle sejak tahun 1832. Setelah itu menyusul ahli-ahli

seperti Pickering, pada tahun 1917, Molisch pada tahun 1937,

Page 5: Laporan Alelopati

Bonner pada tahun 1950, Grummer pada tahun 1957, Evenari

pada tahun 1949 dan lain-lainnya. (Tukey,1969)

Molisch mengartikan alelopati sebagai interaksi antara

tanaman yang ditimbulkan oleh hasil metabolism tanaman.

Muller mengemukakan bahwa alelopati adalah pengaruh buruk

atau merusak yang ditimbulkan oleh dapa satu tanaman pada

tanaman lain melalui prodiksi senyawa-senyawa kimia

penghambat yang lepas ke lingkungan hidup tanaman itu.

Sedangkan Moral dab Gates menyatakan bahwa alelopati

hambatan pada perkecambahan, pertumbuhan atau pada

metabolisme suatu tanaman yang disebabkan pelepasan

senyawa-senyawa organik oleh tumbuhan lain. Rice berpendapat

bahwa alelopati adalah setiap pengaruh yang merugikan,

langsung ataupun tidak langsung dari suatu tanaman terhadap

tanaman lain melalui produksi senyawa-senyawa kimia yang

dilepas dan dibebaskan ke lingkungan hidup tanaman itu.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa persaingan itu merupakan

pemindahan atau pengurangan satu atau beberapa faktor

lingkungan seperti air, hara lingkungan, dan cahaya yang

diperlikan suatu tanamanoleh tanaman lain, sedangkan alelopati

merupakan pengaruh merugikanyang disebabkan oleh senyawa-

senyawa kimia. Menghasilkan antibiotika yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Mekanisme alelopati

mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar

mikroorganisme atau antar tumbuhan dan mikroorganisme.

(Einhellig, 1995)

Secara umum, alelopati selalu dikaitkan dengan maslah

gangguan yang ditimbulkan gulma yang tumbuh dersama-sama

Page 6: Laporan Alelopati

dengan tanaman pangan, dengan keracunan yang ditimbulkan

akibat penggunaan mulsa pada beberapa jenis pertanaman,

dengan beberapa jenis rotasi tanaman dan pada regenarasi

hutan. Kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang dikeluarkan

gulma antara lain di pengaruhi kerapatan gulma, macam gulma

saat kemunculan gulma, lama keberadaan gulma habitués

gulma, kecepatan tumbuh gulma dan jalur fotosintesis gulma (c3

dan c4).

Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara

yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh

tumbuhan. Beberapa alelopati menghambat pembelahan sel-sel

akar tumbuhan dan pertumbuhan tanaman yaitu dengan

mempengaruhi pembesaran sel tanaman. Beberapa senyawa

alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar dan

menghambat sintesis protein dan dapat menurunkan daya

permeabilitas membran pada sel tumbuhan.

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati

dapat ditemukan di semua jaringan tumbuhan termasuk daun,

batang, akar rhizoma, umbi, bunga, buah dan biji. Senyawa-

senyawa alelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan

tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui penguapan,

eksudat akar, pencucian dan pembusukan organ tumbuhan.

Selain itu dapat dijelaskan bahwa terbentuknya alelopati terdapt

beberapa proses yaitu :

- Penguapan : Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui

penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan

senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia,

Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam

golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan

Page 7: Laporan Alelopati

di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat

pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.

- Eksudat akar : Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat

dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang

kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan

fenolat.

- Pencucian : Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-

bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh

air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan

Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis

tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan

ini.

- Pembusukan organ tumbuhan: Setelah tumbuhan atau bagian-

bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah

larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian

organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya

dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada

didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni

tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam

pada musim berikutnya.

Selain melalui cara-cara di atas, pada tumbuhan yang masih

hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang

berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian

juga tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa

alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di

bawah tanah.

Bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut dapat

mempengaruhi tumbuhan yang lain melalui penyerapan unsur

hara, penghambatan pembelahan sel, pertumbuhan, proses

fotosintesis, proses respirasi, sintesis protein, dan proses-proses

metabolisme yang lain. Rohman (2001)

Page 8: Laporan Alelopati

Pengaruh alelopati terhadap pertumbuhan tanaman adalah

sebagai berikut :

- Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu

dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh

tumbuhan.

- Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar

tumbuhan.

- Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu

dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan.

- Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh

menghambat respirasi akar.

- Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat

sintesis protein.

Page 9: Laporan Alelopati

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Peneltian

Penelitian ini dilakukan di halaman Pusat Laboratorium

Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian dilakukan pada hari Selasa, 25 September

2012 dan dilakukan setiap hari selama 5 hari.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain sekop,

garpu tanah, polybag 17 x 25 cm, penggaris dan label. Bahan

yang digunakan pada praktikum ini antara lain biji kacang hijau,

ekstrak alelopati, air dan tanah gembur.

3.3. Cara Kerja

3.4. Analisis Data

Page 10: Laporan Alelopati

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.2. Pembahasan

(Cara pengambilan data penyiraman dan pengukuran, dijelasin)

Selama dua minggu pertumbuhan kacang hijau diamati dan

setiap hari disiram dengan air dan ekstrak alelopati secara

bergilir. Setiap tiga hari diukur pertambahan tinggi tanaman

kacang hijaunya dengan menggunakan penggaris pada semua

treatment termasuk kontrol.

Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan

anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan

kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan

menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman

berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang

lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar

lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air,

Page 11: Laporan Alelopati

dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang

lain. (Setiadi, 1989)

(Perubahan tinggi kacang hijau di setiap pot)

(Faktor kontrol pada pot 1, dijelasin)

(Cari di internet, pengaruh ekstrak daun akasia terhadap

pertumbuhan kacang hijau)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesmpulan

Dari pelaksanaan praktikum dan pengamatan terhadap

kacang hijau selama kurang lebih 21 hari dapat di ambil

kesimpulan :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik

dan interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas

lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu lamanya tanaman

hidup.

Page 12: Laporan Alelopati

2. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya

akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan

sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin ketat.

3. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga

berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam

berkompetisi.

4. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan

tanaman mati.

5. Perkembangan tumbuhan yang di beri alelopati tergantung

pada konsentrasi ekstrak, sumber ekstrak, temperatur

ruangan, dan jenis tumbuhan yang dievaluasi serta saat

aplikasi.

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Alelopati. http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati/

(diakses pada hari sabtu tanggal 6 Oktober 2012, pukul

13.00 WIB)

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta.

Page 13: Laporan Alelopati

Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Bumi Aksara: Jakarta.

Moenandir, Jody.1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan

Gulma. Rajawali pers: Jakarta.

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Saunders Co.

Toronto

Setiadi. 2000. Alelopati. Jakarta : Humura

Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan

Komunitas. UI-Press: Jakarta.

YANG BELOM :

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI


Top Related