1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN FINANCIAL PLANNING BAGI REMAJA
DI KOTA SINGARAJA
Nyoman Trisna Herawati, S.E,Ak,M.Pd/NIDN 0015037701 (Ketua)
Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0001027701
(Anggota)
Nyoman Ari Surya Darmawan,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0011058204 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK Nomor:160/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAGA PENGABDIAN Kepada MASYARAKAT
TAHUN 2015
2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, maka kegiatan P2M yang berjudul ” Pelatihan Financial
Planning Bagi Remaja di Kota Singaraja” dapat berjalan sesuai dengan rencana
kegiatan dan dapat dilaporkan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan laporan kegiatan P2M yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.
Kegiatan ini terlaksana berkat bantuan berbagai pihak terutama Lembaga Pengabdian
pada Masyarakat, kepada siswa/i SMKN 1 Kubutambahan dn SMKN 3 Singaraja,
serta mahasiswa Jurusan Akuntansi S1 untuk partisipasinya dalam menyukseskan
acara pelatihan ini. Untuk itu tidak berlebihan kiranya jika kami mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan, kerjasama, sumbang saran, serta partisipasinya dalam
penelitian ini
.Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tiada usaha yang bisa dilakukan
sesempurna mungkin. Untuk itu semua saran, masukan, maupun kritik yang
membangun diterima dengan segenap hati. Mudah-mudahan bantuan dan kerjasama
melalui kegiatan penelitian ini dapat dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.
Singaraja, Oktober 2015
Penulis
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………….
i
ii
I. Pendahuluan ………………………………………………………
A. Analisis Situasi ……………………………………………….
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah..….………………………
C. Tujuan kegiatan …...………………………………………….
D. Manfaat Kegiatan ……………………………………………..
II. Metode Pelaksanaan ……………………………………………..
III. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………
IV. Kesimpulan dan Saran …………………………………………
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
1
3
4
4
4
5
8
14
5
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah pepatah kuno mengatakan sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
Pepatah tersebut jika dihubungkan dengan uang, maka sering kita artikan jika kita
menabungkan sedikit uang sejak dini, maka suatu saat uang kita akan menjadi banyak.
Benarkah untuk menjadi kaya dan bebas secara financial seseorang harus lebih pintar
secara akademis? Adakah jaminan orang pintar dengan IQ (Intellectual Quotient)
tinggi secara otomatis sukses dalam karir dan financial?
Banyak kasus yang membuktikan tidak selalu, jaman dulu orang percaya
dengan IQ sebagai tolak ukur kecerdasan. Kita berkesimpulan orang yang IQ-nya
tinggi, merupakan orang pintar, dan orang pintar, sukses menanti di depan mata.
Sedangkan orang yang IQ-nya rendah akan dianggap bodoh dan selamanya tetap
bodoh, sekeras apapun ia berusaha menjadi pintar. Tentu saja orang yang dicap bodoh
akan kehilangan harapan, sebab percaya bahwa nasib selalu berpihak kepada mereka
yang pintar. Akibatnya mereka menjadi enggan berusaha, karena tidak harapan,
sehingga pada akhirnya kemiskinan menanti. Secercah harapan, bahwa tidak
selamanya IQ tinggi, IP tinggi menjamin seseorang menjadi sukses dan bebas secara
finansial. Bill Gates contoh klasik seseorang yang drop-out dari bangku kuliah, tapi
justru berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Tidak jauh-jauh, seorang
Dahlan Iskan (Menteri BUMN) juga tidak berhasil menamatkan studinya karena sibuk
berorganisasi di pers kampus, yang mengantarkan beliau menjadi salah satu raja
media di Indonesia (Jawa Post Group). Pelajaran yang penting dari dua tokoh diatas
adalah bagaimana mereka konsisten dalam bisnisnya, mampu mengelola sistem
bisnisnya, sehingga mereka dapat dikatakan cerdas secara finansial.
Kecerdasan financial adalah istilah yang relatif baru muncul. Pemahaman
orang terhadap istilah ini cukup beragam. Tapi pada dasarnya, kecerdasan financial
adalah kecerdasan untuk mengelola sumber daya (resources) potensial menjadi
kekayaan riil, kemudian mengolah kekayaan menjadi kekayaan yang lebih banyak
lagi. Kekayaan atau asset, jika dikelola dengan benar akan memberikan hasil atau
income. Aset-aset tertentu memberikan hasil secara otomatis, tanpa pemiliknya perlu
bekerja secara fisik. Itulah yang dimaksud dengan passive income. Kecerdasan
finansial merupakan landasan untuk menggeser perlahan pengakumulasian asset dari
6
diri kita ke asset yang kita miliki. Salah satu sifat mendasar asset adalah sifatnya yang
terus berakumulasi dari waktu ke waktu. Hingga pada titik tertentu, asset itu mencapai
tingkat yang jika dikelola hasilnya akan bisa memenuhi kebutuhan dan gaya hidup
pemilik asset tersebut. Kecerdasan finansial bukan bawaan sejak lahir, sehingga
semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mempelajari, mengasah,
menyempurnakan dan mempertajam kecerdasan ini secara terus menerus.
Salah satu upaya untuk mencapai kecerdasan financial adalah dengan
memiliki kemampuan perencanaan keuangan (financial planning). Perencanaan
keuangan merupakan sebuah proses dimana individu berusaha memenuhi tujuan-
tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana
keuangan (financial plan) yang komprehensif. Dari definisi itu, maka perencanaan
keuangan itu secara konsep merupakan suatu aktifitas yang terdiri dari beberapa
elemen, (1) Harus ada tujuan-tujuan financial yang mau dicapai, (2) Harus ada jangka
waktu atau periode untuk memenuhi tujuan tersebut, (3) Harus ada action plan yang
jelas dan praktis untuk dilakukan, (4) Harus ada sumber daya yang bisa digunakan
untuk menjalankan action plan, (5) Harus ada sejumlah faktor resiko yang terkait
dengan pilihan sumber daya. Sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan
lengkap setidaknya memiliki keempat elemen antara lain, manajemen kekayaan,
perencanaan asuransi, perencanaan pensiun, dan perencanaan pengalihan harta.
Salah satu rencana keuangan (financial plan) adalah manajemen kekayaan.
Hal ini dimaksudkan bagaimana mengelola aset yang masih menganggur untuk dapat
mengahasilkan return yang menguntungkan (filosofi dari sebuah investasi). Investasi
yang dimungkinkan untuk itu salah satunya adalah surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal. Berbeda dengan investasi di bidang lain yang sudah
banyak dikenal, investasi di pasar modal relatif masih baru bagi masyarakat
Indonesia. Karena itu belum banyak orang yang mengenal bagaimana melakukan
investasi di pasar modal. Sama halnya dengan investasi di bidang lain, untuk
melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan dana, diperlukan pengetahuan
yang cukup, pengalaman, dan naluri bisnis untuk menganalisis efek atau surat
berharga mana yang akan dibeli, yang mana akan dijual, dan efek mana yang tetap
dipegang (hold).
7
A. ANALISIS SITUASI
Perencanaan keuangan tidak akan diperoleh secara eksplisit dalam
pembelajaran di sekolah maupun di perguruan tinggi. Jika ada matakuliah manajemen
keuangan, lebih menenkankan pada seluk beluk keuangan dalam perusahaan.
Sehingga pelajaran menggunakan uang tidak ada sama sekali. Jadi kita bisa melihat
bahwa perguruan tinggi atau sekolah hanya berusaha memenuhi kebutuhan suatu
industry, bukan kebutuhan akan penggunaan uang oleh manusianya sendiri. Padahal
dalam kehidupan nanti ilmu pengelolaan uang sangatlah penting agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dengan lebih baik. Beberapa kasus menyebutkan terdapat beberapa
lulusan perguruan tinggi yang mengalami kegagalan di dunia kerja, bukan karena
kemampuannya yang tidak diakui melainkan kejujuran dalam urusan keuangan yang
bermasalah. Ternyata, lulusan yang sudah bekerja mapan, dengan penghasilan tertentu
tetap memiliki masalah dalam keuangan. Kasus yang lain, masih banyak lulusan yang
tergiur dengan investasi yang menjanjikan namun tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini menyebabkan mereka harus terlilit utang yang
berkepanjangan yang tentu saja sangat merugikan dirinya dan orang lain.
Perencanaan keuangan juga merupakan landasan menjadi seorang wirausaha
yang sukses. Pengetahuan entrepreneurship yang telah diberikan melalui kuliah-
kuliah di kampus lebih menekankan pada aspek teknis, dan kurang memberikan
filosofi dalam pengelolaan keuangannya. Hal ini dapat dilihat dari kegagalan
beberapa usaha yang baru dirintis, mengalami kebangkrutan karena pengelolaan
keuangannya yang kurang baik. Demikian halnya program PMW (Program
Mahasiswa Wirausaha) yang sangat jarang usahanya dapat bertahan melebihi kontrak
yang ditetapkan, salah satu persoalannya juga adalah pengelolaan keuangan.
Para remaja/ mahasiswa, kelak suatu saat akan bekerja. Baik bekerja pada
orang lain (sebagai karyawan) maupun membuka pekerjaan untuk diri sendiri
(berwirausaha). Hasil dari bekerja adalah pengahasilan yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan usaha. Sangatlah penting
pemahaman akan pengetahuan pengelolaan keuangan yang baik mulai dikenalkan
sejak dini, sebelum memiliki pengahasilan. Termasuk juga pemahaman akan
investasi, sehingga nantinya setelah memiliki pengahasilan, mereka dapat mampu
mengelola dengan bijak dan akhirnya dapat memperoleh kebahagian hidup yang
diharapkan.
8
B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang
akan dikaji dalam kegiatan P2M ini antara lain:
1. Bagaimanakah upaya yang bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman
mengenai perencanaan keuangan bagi remaja dan mahasiswa di Kota
Singaraja.
2. Bagaimanakah upaya yang bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman
mengenai investasi dalam surat berharga bagi remaja dan mahasiswa di
Kota Singaraja
3. Bagaimanakah upaya yang bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman
mengenai perencanaan keuangan UMKM bagi remaja dan mahasiswa di
Kota Singaraja
C. TUJUAN KEGIATAN
Berdasarkan permasalahan diatas, maka kegiatan P2M ini bertujuan untuk
memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai perencanaan keuangan. Adapun
pelatihan yang diberikan meliputi:
a. Pemahaman investasi
b. Perencanaan keuangan pribadi/keluarga
c. Perencanaan keuangan UMKM
D. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang dapat dihasilkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
adalah meningkatnya pemahaman para remaja di Kota Singaraja megenai pengelolaan
keuangan dan cara-cara berinvestasi dengan menguntungkan. Berdasarkan hal
tersebut, maka luaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kemampuan peserta dalam hal melakukan perhitungan
keuntungan dan kerugian berinvestasi dalam surat berharga, mampu
melakukan perencanan keuangan pribadi/keluarga, serta mampu melakukan
perencanaan keuangan dalam UMKM.
b. Adanya suatu pedoman dalam penyusunan anggaran keuangan
pribadi/keluarga.
9
BAB II
METODE KEGIATAN
Pada dasarnya, hampir semua orang memiliki arus keuangan yang sama,
dimana setiap bulan mereka mendapatkan pemasukan, dan dari pemasukan tersebut
mereka mengambilnya untuk membayar pengeluaran-pengeluarannya. Jumlah
pemasukan dan pengeluaran itu bisa berbeda-beda pada setiap orang, bergantung
pekerjaan dan gaya hidup seseorang. Yang sering menjadi masalah adalah berapapun
pemasukan, hal itu tidak menjamin bahwa seseorang bisa mengatur pengeluarannya.
Inilah yang menyebabkan seringnya terjadi defisit. Defisit adalah sumber dari hampir
segala masalah keuangan. Dengan adanya defisit, maka lama-lama simpanan akan
habis, harta benda akan habis, dan akhirnya berutang yang melebihi kemampuan
untuk melunasinya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya permasalahan dalam
hidup, seperti kehilangan rasa aman, pertengkaran dalam keluarga, menurunnya rasa
percaya diri, serta kehilangan kemandirian secara financial. Pendidikan financial tidak
diperoleh di bangku kuliah ataupun sekolah, padahal pendidikan ini sangatlah penting
untuk dipergunakan dalam kehidupannya kelak. Melalui kegiatan P2M inilah digagas
adanya kegiatan pelatihan dan seminar mengenai perencanaan keuangan dan
investasi.
Berdasarkan permasalahan mitra yang telah disebutkan di atas, maka tahapan
rencana kegiatan yang dilakukan adalah, pertama mengadakan pendekatan dengan
SMKN 1 Kubutambahan dan SMKN 3 Singaraja. Kedua adalah pelaksanaan kegiatan
pelatihan. Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis, maka pelatihan yang
dirancang kali ini meliputi:
a. Seminar mengenai investasi dalam surat-surat berharga
b. Pelatihan perencanaan keuangan keluarga
c. Pelatihan perencanaan keuangan dalam UMKM
Sesuai dengan tahapan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka alur pemikiran kegiatan tersebut akan disajikan dalam
gambar 1 berikut ini.
10
Gambar 1
Alur pemikiran kegiatan
Ketiga, tahap akhir dari kegiatan ini adalah evaluasi dan refleksi mengenai
keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Hal ini ditempuh dengan cara menyebarkan
kuesioner maupun Tanya jawab secara langsung apakah kegiatan ini dapat diterapkan
secara maksimal dan dapat memberikan kebermanfaatan bagi remaja di Kota
Singaraja
Rancangan evaluasi kegiatan P2M pelatihan Financial Planning dapat dilihat
dalam Tabel 1 sebagai berikut.
Kurangnya pemahaman siswa dalam hal
perencanaan keuangan (financial planning)
Diperlukan seminar dan pelatihan dalam
perenanaan keuangan
Adanya P2M
Undiksha
Pengetahuan dan Wawasan
yang mendalam mengenai :
1. Investasi
2. Pengelolaan keuangan
pribadi/keluarga
3. Pengelolaan keuangan
UMKM
Pemberian
Seminar dan
Pelatihan
Digunakan sebagai pedoman dalam
mengelola keuangan di masa depan
11
Tabel 1
Rancangan Evaluasi Kegiatan
Rancangan
Evaluasi
Kegiatan
Aspek Yang
Dievaluasi
Data Yang
Dikumpulkan
Alat
Pengumpulan
Data
Kriteria
Keberhasilan
1. Proses Kehadiran peserta Absensi > 70 % hadir
Keaktifan dalam
kegiatan pelatihan
Pedoman
Observasi
> 70 % mendapatkan
skor baik
2. Produk 1. Laporan
investasi
2. Laporan
pengelolaan
keuangan
keluarga dan
UMKM
Latihan kasus Minimal 70 %
mendapat skor baik
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan tema kegiatan P2M kali ini yaitu pelatihan Financial Planning
Bagi remaja, maka sasaran yang ingin dicapai adalah remaja. Untuk itu pelatihan ini
menyasar siswa/i SMK di Kabupaten Buleleng yaitu SMKN I Kubutambahan dan
SMKN 3 Singaraja. Alasan dipilihnya SMK, karena lulusan sekolah ini tidak hanya
dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, namun juga
siap pakai di dunia kerja. Sehingga, nantinya penghasilan yang diperoleh dapat
dikelola secara bijak untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
SMKN 1 Kubutambahan merupakan SMK Negeri pertama yang didirikan di
Kecamatan Kubutambahan, dengan konsentrasi keperawatan. Mayoritas siswa
didiknya berjenis kelamin perempuan, dan berdasarkan wawancara dengan pihak
sekolah hampir lulusannya banyak yang memilih langsung bekerja, namun masih
adapula yang melanjutkan ke perguruan tinggi namun dengan prosentase yang lebih
sedikit. Di lain pihak SMKN 3 Singaraja, merupakan sekolah SMK dengan
konsentrasi teknik yang mayoritas siswanya adalah laki-laki, sehingga dipilih 2
SMKN ini untuk lebih memberikan pemerataan kesempatan bagi laki-laki dan
perempuan untuk mengenal dan memahami financial planning dengan lebih baik.
Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat penerapan IPTEKS yang
mengambil tema pelatihan financial planning bagi remaja sesuai dengan target yang
telah ditetapkan. Kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu pada tanggal 5 dan
6 Juni 2015 bertempat di SMK Negeri 1 Kubutambahan dan SMKN 3 Singaraja.
Kegiatan ini dimulai dari tahap penjajagan ke sekolah-sekolah yang
dilaksanakan tanggal 18-19 Mei 2015. Penjajagan ini membahas tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan serta kesiapan siswa yang akan menjadi peserta kegiatan
P2M kali ini. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak sekolah, maka kegiatan akan
dilaksanakan tanggal 5 Juni di SMKN 1 Kubutambahan yang berlokasi di Jalan Raya
Air Sanih Kubutambahan, dan tanggal 6 Juni di SMKN 3 Singaraja yang berlokasi di
Jalan Gempol Singaraja.
Nara sumber yang terlibat dalam kegiatan ini adalah tim pelaksana dibantu
oleh dua orang dosen Jurusan Akuntansi yaitu Ni Kadek Sinarwati dan Pradana
Adiputra. Adapun materi yang diberikan meliputi antara lain : (1) Pengenalan jenis-
13
jenis investasi dan surat berharga, (2) Pengelolaan keuangan pribadi/ keluarga dan
UMKM, dan (3) Manajemen kredit (utang).
Pelatihan Financial Planning Bagi Remaja, dimulai di SMKN 1
Kubutambahan. Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 45 orang. Kegiatan pertama
dimulai dengan pemberian materi oleh nara sumber. Materi pertama, diberikan oleh
Nyoman Trisna Herawati dan Ni Kadek Sinarwati, yang membahas mengenai
pengelolaan keuangan keluarga yang dikaitkan pula dengan pengelolaan keuangan
pada UMKM. Materi kedua, disampaikan oleh Anantawikrama dan Pradana Adiputra
yang membahas mengenai pengelolaan utang dan sumber pembiayaan diluar bank.
Hal ini dapat dipraktekkan dalam pengelolaan utang untuk keperluan pribadi ataupun
untuk pengembangan usaha. Materi ketiga, disampaikan oleh Ari Surya Darmawan,
yang memberikan kiat-kiat efektif untuk melakukan investasi yang menguntungkan,
materi yang diberikan dapat dilihat dalam Lampiran-lampiran.
Setelah pemberian materi, dilanjutkan dengan sesi diskusi yang memberikan
peluang bagi peserta untuk melakukan Tanya jawab seputar materi-materi
pengelolaan keuangan yang telah disampaikan. Adapun pertanyaan berikut tanggapan
disajikan dalam bentuk tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2
Daftar Pertanyaan dan Tanggapan
Dalam Acara Pelatihan Financial Planning Bagi Remaja
No Nama Pertanyaan
1 Aprillia
(SMKN 1)
Apakah sisi negatif Finacial Planing?
Apa yang terajadi kalau tidak menerapkan?
Tanggapan Financial Planning merupakan suatu kegiatan untuk mengelola
keuangan yang kita miliki. Tidak hanya untuk mengelola uang
keluar namun juga bagaimana untuk menghasilkan uang masuk.
Kedua poin ini sangatlah penting untuk menata pola keuangan
tidak hanya untuk masa kini juga masa depan. Orang yang
memilki financial planning, memiliki kualitas hidup lebih baik
dan menjamin masa depan keuangan yang lebih baik pula.
Kalau tidak menerapkan financial planning, kita sering terjebak
pada situasi “hanya saat ini”, lebih mementingkan keinginan, dan
tidak memiliki jaminan masa depan dan antisipasi untuk hal-hal
yang tidak diinginkan. Jadi intinya pengetahuan financial
planning sangat penting untuk kita pahami untuk menjamin
14
keuangan masa kini dan masa depan.
2 Ryan
(SMKN 1)
Jika kita berbelanja di supermarket-supermarket misalnya di
Carefuur, Indomart, Alfamarta, dan lainnya, sering ditemui
harga-harga yang tidak bulat, misalnya Rp4.898,-. Padahal angka
itu sangat mendekati Rp5.000,- kenapa ada harga” seperti itu?
Tanggapan Harga yang tidak bulat (Rp4.898,-), sering disebut harga
psikologis. Hal ini dilakukan oleh pedagang biasanya untuk
promosi, sehingga jargonnya nanti, “Hanya empat ribuan”.
Dengan melihat angka empat didepannya, konsumen akan
tertarik untuk membeli. Inilah yang disebut dengan harga
psikologis. Hal lain yang terkait dengan “jebakan” berbelanja di
supermarket. Misalnya dari layout (pola penempatan barang),
perusahaan biasanya menempatkan barang non-kebutuhan pokok
di tempat yang mudah dijangkau dan pertama kali ditemui. Hal
ini sering membuat kita lupa akan barang-barang yang memang
kita butuhkan. Jadi untuk hal ini, perlu disiasati dengan
membawa catatan belanja, dan tidak mudah tergiur dengan
diskon barang yang diberikan.
3 Putu Julian
tari
(SMKN 1)
Apabila kita berbelanja dengan kartu kredit apakah ada penipuan
Tanggapan Berbelanja dengan kartu kredit, asalkan dikeluarkan oleh bank
atau lembaga keuangan yang kredibel, hampir tidak pernah
ditemukan kasus penipuan. Masalah dalam penggunaan kartu
kredit adalah penggunaannya yang tidak bijak. Kartu kredit
sangat memanjakan penggunanya untuk selalu memenuhi setiap
keinginan penggunanya. Hal inilah yang jika tidak disikapi
dengan bijak, maka dapat menimbulkan masalah utang yang
tidak dapat diselesaikan dengan baik.
4 Ayu trisna Bagaimana untuk menyikapi pengeluaran-pengeluaran yang
tidak terduga. Misalnya uang tersisa hanya Rp50.000, terus
teman mengalami kesulitan dan mau meminjam uang, apakah
harus kita berikan atau bagaimana?
Tanggapan Financial Planning tidak mengajarkan seseorang untuk manjadi
“pelit” namun mengajarkan seseorang menjadi orang “hemat”.
Ada perbedaan mendasar orang pelit dan orang hemat. Orang
hemat adalah orang yang dapat mengatur pengeluarannya dengan
baik tanpa harus menurunkan kualitas hidupnya, sedangkan
orang pelit adalah orang yang mampu mengatur pengeluarannya
namun dengan menurunkan kualitas hidupnya. Kedua hal ini
15
memang mirip, dan kadang-kadang faktor lingkungan dan
genetis dapat mempengaruhinya.
Untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran tak terduga adalah
dengan membuat financial planning. Financial planning yang
baik, akan ada alokasi pengeluaran untuk tabungan (simpanan).
Dan hanya simpanan inilah yang dapat membantu untuk
pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga tersebut.
5 Kadek
Diantara
(SMKN 3)
Bagaimana cara-cara berinvestasi pada saham (pasar modal)?
Apakah harus dengan uang yang banyak?
Tanggapan Investasi dalam surat berharga (saham) dapat dilakukan melalui
Bursa Efek . Bursa Efek ibaratnya seperti PD Pasar Jaya yaitu
selaku pengelola pasar dimana kios -kiosnya disewakan kepada
pedagang. Pedagang disini adalah broker atau perusahaan efek .
Sementara pembelinya disebut investor atau pemodal. Jadi
pembeli tidak berhubungan dengan PD Pasar Jaya , melainkan
berhubungan langsung dengan pedagang . Yang behubungan
langsung dengan PD Pasar Jaya adalah para pedagang yang
menempati kios tersebut. Jumlah uang yang diperlukan untuk
berinvestasi dalam pasar modal sangatlah relatif, hanya dengan
Rp5.000.000,- sebenarnya sudah bisa membeli saham. Namun
yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi adalah “High Risk,
High Return”. Investasi yang memberikan imbalan yang tinggi,
maka kemungkinan kehilangan investasi tersebut juga besar. Dan
yang harus diiingat adalah hakekat investasi yaitu, yaitu
pemanfaatan sumber daya untuk memperoleh keuntungan atas
sumber daya tersebut.
6 Kadek
Sumardana
(SMKN 3)
Bagaimana dengan kasus-kasus investasi bodong yang banyak
merugikan masyarakat di Bali, seperti KKM, PT Balicon, dan
lainnya?
Tanggapan Lembaga keuangan yang sah adalah lembaga keuangan yang
memiliki ijin operasi dari OJK (otoritas jasa keuangan). OJK
merupakan lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi
kegiatan lembaga keuangan dalam menghimpun dan meyalurkan
dana masyarakatnya. Jadi jika perusahaan tersebut tidak
memiliki ijin resmi dari OJK, maka kita wajib berhati-hati atau
tidak mudah tergiur oleh iming-iming return (imbalan) yang
dijanjikan. Kedua, sesuai dengan hukum investasi tadi “High
Risk, High Return”, maka sudah sepatutnya kita menyadari
bahwa jika imbalannya tinggi (sangat tidak wajar jika kita
bandingkan dengan suku bunga perbankkan), maka potensi
16
kehilangan investasi tersebut juga cukup tinggi. Jadi sangat tidak
bijaksana jika kita menggunakan investasi dengan menggali
utang. Karena investasi adalah aktifitas yang berkaitan dengan
akumulasi satu atau lebih aktiva dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan di masa depan, sehingga harus ada
perhitungan yang matang terhadap resiko keuangan yang
dihadapi di masa depan. Ada pendapat yang menyatakan
taruhlah telur tidak dalam satu keranjang. Hal ini
mengungkapkan bahwa dalam investasi diperlukan diversifikasi
produk, dengan tingkat resiko yang disesuaikan.
7 Eni
Puspita
Sari
Tadi bapak menyebutkan bahwa berinvestasi sama dengan judi
bola. Apakah itu berarti investasi termasuk perjudian?
Tanggapan Pernyataan tadi merupakan pendapat yang harus diuji dulu
kebenarannya. Tidak sepenuhnya salah, jadi ada unsur perjudian
dalam berinvestasi. Di Indonesia, masyarakat kita memiliki
indeks literasi keuangan yang rendah (dilihat dari survey yang
dilakukan OJK). Rendahnya tingkat literasi keuangan ini, sangat
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang menawarkan paket
investasi dengan hasil fantastis namun memiliki tingkat spekulasi
yang tinggi dan biasanya beresiko yang tinggi pula. Keuntungan
fantastis yang ditawarkan dalam jangka pendek, pada akhirnya
akan membuat kerugian bagi investor itu sendiri. Investasi pada
dasarnya akan menjanjikan imbal hasil yang wajar dengan
probabilitas keberhasilan yang relative besar dan dilakukan
dalam jangka panjang (long term investment). Jadi investasi yang
bijak (tidak berjudi) tentunya berdasarkan perencanaan dan
analisis keuangan dengan informasi yang data
dipertanggungjawaban sehingga unsure ketidakpastian
“gambling” dapat diminimalisir. Hal inilah yang membedakan
antara investasi dan judi.
Tahap akhir kegiatan adalah melakukan simulasi keuangan. Simulasi ini
bertujuan untuk melihat pemahaman mereka tentang pengelolaan keuangan setelah
memperoleh materi financial planning. Simulasi ini meliputi 2 (dua) tahap. Tahap
pertama adalah pemahaman akan perilaku keuangan dan pengetahuan mengenai uang.
Pengetahuan akan konsep uang sering disebut dengan literasi keuangan. Simulasi
pertama diberikan melalui kuesioner. Tahap kedua, merupakan simulasi dengan
menyelesaikan kasus yang berisikan pengelolaan keuangan pribadi (format simulasi
dapat dilihat dalam lampiran).
17
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dianalisis sebagai berikut. Pertama,
dari kuesioner perilaku dan literasi keuangan. Dari dua belas item pertanyaan yang
diajukan, 10 item pertama merupakan pertanyaan mengenai perilaku keuangan dan 2
item selanjutnya merupakan pertanyaan tentang literasi keuangan. Hasil data
menyebutkan rata-rata yang menjawab benar diatas 70% berkisar 50-60% dari
keseluruhan peserta seminar. Dilihat dari respon mereka, hampir semuanya telah
memahami bagaimana berperilaku keuangan yang baik, yang pada dasarnya mampu
membedakan antara keinginan dan kebutuhan, membuat anggaran keuangan pribadi,
dan menerapkan prinsip tidak lebih besar pasak daripada tiang. Namun pada item
literasi keuangan, hampir 70% peserta menjawab salah soal no. 12, yaitu konsep nilai
uang. Hal ini mengindikasi masing kurangnya pemahaman tentang pengetahuan
mengenai konsep nilai uang. Nilai uang sangatlah penting untuk dipahami, karena
dalam financial planning, kita tidak hanya merencanakan keuangan untuk kehidupan
masa kini saja, namun juga harus memperhitungkan untuk masa depan kelak.
Simulasi kedua, yaitu penyelesaian kasus pengelolaan keuangan pribadi. Hasil
pengolahan data dapat dilihat 80% peserta sudah mampu membuat perencanaan
keuangan yang baik. Indikator pertama, bahwa mereka mampu menyusun anggaran
penggunaan dana tidak melebihi dari jumlah pemasukan. Kedua, hampir semua
peserta melakukan penyisihan dana untuk dialokasikan ke dalam simpanan atau
tabungan. Namun jika dilihat dari minat mereka berasuransi, hanya 20% peserta yang
memasukkan dana untuk asuransi dalam perencanaan keuangannya. Hal ini dapat
dimaklumi, karena mereka belum memahami manfaat secara pasti dari asuransi.
Evaluasi kegiatan. Kegiatan pelatihan ini cukup berjalan lancar. Dilihat dari
antusias peserta dalam mengajukan pertanyaan, mengindikasikan bahwa mereka telah
mampu memahami financial planning dengan baik. Berdasarkan data simulasi di
akhir kegiatan, menunjukkan perilaku keuangan mereka cukup baik.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari kegiatan yang sudah berlangsung, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
P2M kali ini yang mengambil tema tentang pelatihan financial planning bagi remaja
di Kabupaten Buleleng, dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan.
Kegiatan P2M yang meliputi seminar dan pelatihan tentang pengelolaan keuangan
pribadi/keluarga, pengelolaan keuangan UMKM, serta pengenalan jenis-jenis
investasi, diikuti oleh 40 peserta di tiap sekolah. Pelatihan financial planning
dilakukan dengan melakukan simulasi keuangan, baik dengan pengisian kuesioner
maupun penyelesaian kasus perencanaan keuangan.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut, secara garis besar siswa/i SMK telah
mampu memiliki perilaku keuangan yang baik. Perilaku keuangan siswa terkait
dengan pemeriksaan pengeluaran bulanan, membelanjakan sesuai anggaran,
menabung uang setiap bulan untuk keperluan masa depan, dan berinvestasi untuk
tujuan financial secara teratur. Pembentukan perilaku yang baik pada anak
memerlukan perhatian khusus karena aspek perilaku ekonomi sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan anak setelah dewasa kelak. Jadi kegiatan ini
memberikan manfaat pada pemahaman siswa akan pengelolaan keuangan untuk
menjadi individu yang mandiri di masa yang akan datang. Ilmu keuangan ini tidak
pernah diajarkan secara ekspisit dalam pembelajaran di sekolah, bahkan guru
cenderung tabu untuk mengajarkan bagaimana mengelola keuangan dengan bijak.
Sehingga dengan kegiatan P2M ini dapat memberikan wawasan baru terhadap siswa
untuk belajar mengenai konsep uang.
6.2 Saran
Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini agar ditindaklanjuti dengan
kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang dengan memperluas kajian materi
tentang financial planning dan peserta yang berbeda. Hal ini mengingat pentingnya
pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang harus diketahui oleh peserta didik
untuk bekal masa depan keuangannya kelak. Disamping itu, pengetahuan ini juga
19
sangat mendukung pelajaran kewirausahaan yang dikembangkan di sekolah-sekolah,
agar tidak hanya mengajarkan tentang entrepreneur spirit (jiwa kewirausahaan),
namun juga entrepreneur skill (kemampuan kewirausahaan) yang salah satunya
adalah pengelolaan keuangan pribadi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan
keuangan usaha.
20
DAFTAR PUSTAKA
Jean Chatzky, Bikin Uang Bukan Utang, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2008
Kamaruddin Ahmad,S.E.,M.M, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio,
Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Safir Senduk, Mengatur Keuangan Secara Bijak, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta,2008
William Tanuwidjaja, 8 Intisari Kecerdasan Finansial, MedPress, Yogyakarta, 2009
_______http://dyaeducationblog.blogspot.com/2013/06/definisi-perencanaan-
keuangan.html, diakses tanggal 10 September 2014
_______http://www.belajarinvestasi.net/saham/cara-berbisnis-jual-beli-saham-di-
bursa-efek, diakses tanggal 10 September 2014
21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
22
23
24
SIMULASI KEUANGAN
Petunjuk Pengisian : Berilah Tanda (√) Maka Jawaban Yang Menurut Anda
Sesuai.
I. Kuesioner Perilaku dan Literasi Keuangan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Jika saya berbelanja saya dapat membedakan mana barang
yang saya butuhkan dan mana barang yang saya inginkan.
2 Saya membeli barang yang saya butuhkan bukan yang saya
inginkan
3 Saya bertidak ekonomis dalam semua aspek keuangan saya.
Seperti, bersikap hemat, menentukan skala prioritas,
bertindak rasional dalam pengeluaran uang, dan patuh pada
prinisp biaya dan keuntungan
4 Saya tidak selalu mengkuti tren atau mode yang sedang
digemari, meskipun hal itu akan membuat saya tidak keren
dan dijauhi teman-teman
5 Saya mengatur pengeluaran uang dengan sangat detail
sesuai kebutuhan
6 Jika ada uang lebih, maka saya akan menggunakannya
untuk ditabung
7 Saya menyisihkan sebagian dari uang saku saya untuk
ditabung
8 Saya memiliki catatan untuk semua pengeluaran-
pengeluaran yang saya lakukan
9 Pada saat saya menerima uang saku, maka saya akan
membuat perencanaan untuk apasajakah uang saku saya
tersebut
10 Dalam pelajaran ekonomi saya diajarkan mekanisme debet
dan kredit, maka dengan keahlian tersebut saya mampu
mengatur uang masuk dan uang keluar
11 Jika saya memiliki uang Rp1 juta di rekening tabungan yang
memberikan bunga 2% per tahun. Setelah setelah 5 tahun dari
sekarang, dan saya tidak mengambil sepeserpun, maka uang
saya menjadi lebih dari Rp1 juta
12 Upin mendapatkan warisan sebesar Rp100 juta hari ini,
sementara Ipin tersebut menerima warisan sebesar Rp100
juta, 3 tahun dari sekarang. Dalam waktu 3 tahun, maka
yang lebih kaya adalah Ipin
25
II. SIMULASI PENYUSUNAN ANGGARAN KELUARGA
Misalkan penghasilan saya dalam satu bulan sebagai berikut.
1. Gaji : Rp2.000.000
2. Berdagang : Rp1.500.000
3. Lain-lain : Rp 500.000
Total Rp4.000.000
Cobalah menuliskan daftar belanja anda atau pengeluaran-pengeluaran apasajakah
yang anda keluarkan dengan penghasilan tersebut di atas (asumsi belum menikah alias
single):
No Nama Pengeluaran Jumlah (dlm Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
TOTAL PENGELUARAN
26