Download - Laporan
LAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
KAJIAN SISTEM RUJUKAN MATERNAL DAN NEONATAL RSUD PURUK CAHU
KABUPATEN MURUNG RAYA- KALIMANTAN TENGAH
Kegiatan kajian sistem rujukan maternal dan neonatal dilakukan di beberapa provinsi yaitu
Kalimantan Tengah , Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua. Salah satu kabupaten yang
menjadi tempat kajian sistem rujukan di Kalimantan Tengah ini adalah Kabupaten Murung Raya.
Kami akan memberikan laporan dan evaluasi dari kegiatan yang telah kami lakukan selama di
Rumah Sakit. Dalam kajian ini kami mengambil beberapa tempat pengambilan data diantaranya
ruang UGD, ruang bersalin dan perinatologi, ruang operasi, ruang perawatan, unit pelayanan
darah. Selain itu, kami melakukan wawancara kepada 5 pasien kasus pasca komplikasi pada
kehamilan dan persalinan yang sedang dirawat di Rumah Sakit.
Dalam laporan sementara ini, kami akan memberikan beberapa hasil temuan yang kami temukan
selama melakukan kajian di RSUD Puruk Cahu.
Kajian sistem rujukan maternal dan neonatal di Rumah Sakit Kabupaten kami lakukan pada
hari pertama. Saat kami berkunjung ke Rumah sakit, kami diterima oleh Direktur Rumah
Sakit, drg.Marthin Maha,Sp.Ortho. Pengumpulan data di Rumkah Sakit dilakukan dengan
wawancara mendalam Direktur Rumah Sakit, wawancara mendalam Penanggung jawab
ruang UGD, kemudian wawancara dan angket pengetahuan dengan tiga bidan di Ruang
bersalin. Selain itu kami juga melakukan wawancara, observasi dan telaah dokumen di
Rumah Sakit terkait beberapa aspek yaitu :
A. Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit baik itu tenaga kesehatan maupun
tenaga non kesehatan,
B. Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit.
c. Pelayanan Rumah sakit dibeberapa ruangan seperti pelayanan Unit Gawat Darurat,
pelayanan ruang bersalin dan perinatologi, pelayanan ruang operasi, juga pelayanan
obstetri neonatus emergensi komprehensif.
d. Pelayanan Radiologi, transfusi darah dan laboratorium.
e. Peralatan dan obat- obatan PONEK
Selain itu kami juga melihat Case Fatality Rate di Rumah Sakit selama tahun 2014 dan
mengambil 5 kasus pasien maternal pasca komplikasi yang ditangani oleh Rumah sakit.
Setelah melakukan kajian kurang lebih dua hari, kami menemukan beberapa temuan
diantaranya:
1. Dari sumber daya manusia, pihak rumah sakit masih mengeluhkan kurangnya sumber
daya manusia. Hal ini terjadi karena banyaknya tenaga honorer. Selain digaji dari
pendapatan rumah sakit yang dapat membebani keuangan rumah sakit, tenaga honorer
bisa keluar kerja dari rumah sakit bila kontraknya sudah habis dan menyebabkan
kekosongan tenaga kesehatan. Rumah sakit harus bersusah payah mencari tenaga
kesehatan baru dan bila sudah terisi mereka umumnya masih lulusan baru yang masih
minim ketrampilan dan pengalaman.
Disarankan diadakan evaluasi serta peningkatan keterampilan dan pengetahuan tenaga
kesehatan khususnya tenaga kesehatan di ruang UGD maupun di ruang bersalin. Ini
sebagai salah satu cara untuk mempertahankan pelayanan yang baik dari Rumah sakit
sebagai rumah sakit rujukan Kabupaten, dengan mengikutsertakan bidan dalam pelatihan-
pelatihan yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan seperti pelatihan ANC atau
pelatihan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan ginekologi akan menjadikan tenaga
kesehatan di rumah sakit menjadi tenaga kesehatan yang berkompeten dan siap dalam
melakukan pelayanan kegawatdaruratan.
2. Dari segi sarana yang kami garis bawahi yaitu, ketersediaan SOP PONEK dan
ketersediaan obat di UGD. Rumah sakit sudah memisahkan UGD yang umum dan pasien
yang khusus untuk penyakit obstetri dan ginekologi. Dari kajian yang kami lakukan di
UGD PONEK, tidak adanya SOP secara tertulis tentang penanganan pasien ponek.
Selama ini para bekerja secara otodidak sesuai kebiasaan bukan sesuai prosedur yang
berlaku yang ditetapkan oleh peraturan.
Untuk pelayanan farmasi di unit UGD, lokasi penyimpanan obat yang masih bersatu
dengan instalasi farmasi rumah sakit secara keseluruhan. Sebaiknya penyimpanan obat
UGD dibuat terpisah dengan instalasi farmasi demi kelancaran serta pelayanan yang
optimal kepada pasien yang gawat darurat. Dari hasil kajian yang kami temukan, hal ini
terjadi karena kurangnya sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai untuk
membuat tempat penyimpanan obat tersendiri di UGD.
3. Dalam segi pelayanan kami melihat kemampuan rumah sakit dari respond time. Kami
melakukan penilaian respond time melaui 5 kasus maternal dan neonatal yang kami lihat
melalui telaah dokumen. Dari telaah dokumen tersebut,kami melihat berapa lama waktu
yang dibutuhkan oleh pasien dari mulai mendaftar di UGD sampai pasien mendapat
penanganan oleh petugas medis atau paramedis. Hasil yang cukup baik kami temukan
respond time di UGD < 10 menit.
Selain di UGD, kami juga mengkaji respond time di ruang bersalin. Respond time ini
kami lihat melalui telaah dokumen, dari hasil telaah dokumen kami menemukan respond
time kamar bersalin untuk kasus persalinan normal respond < 30 menit.
4. Rumah sakit bisa bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan evaluasi
kualitas rujukan dari bidan desa, puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya serta
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berobat ke fasilitas kesehatan dan penekanan
jumlah angka pengobatan oleh dukun kampung. Dengan evaluasi ini dilakukan kita bisa
melihat apakah pasien rujukan dengan kegawatdaruratan maternal maupun neonatal yang
datang ke Rumah sakit telah mendapatkan penanganan awal sebelum dirujuk.
Sebagai sebuah rumah sakit daerah yang sedang berkembang dengan segala kendala yang
dihadapi baik dari segi teknis maupun non teknis, kami menyadari bahwa kekurangan atau
kelebihan yang ada adalah suatu proses untuk menuju kearah yang lebih baik. Kami juga melihat
usaha-usaha yang sedang dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan sebagai
rumah sakit rujukan di Kabupaten Murung Raya. Semoga dengan adanya temuan yang kami
dapatkan akan menjadi salah satu jalan untuk proses untuk keberlangsungan kemajuan rumah
sakit dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Murung Raya yang lebih baik lagi yang akhirnya
mampu meningkatkan angka kesehatan serta menekan angka kematian.
Kami berterima kasih kepada Bapak Direktur RSUD Puruk Cahu atas penerimaan yang baik
selama kami melakukan kajian di rumah sakit. Kepada kepala bidang pelayanan, juga kepada
Kepala Bidang lainnya dan kepada para staff baik itu staff medis maupun non medis yang ikut
membantu proses kajian ini berlangsung. Semoga RSUD Puruk Cahu menjadi Rumah Sakit
rujukan yang selalu meningkatkan kualitas pelayanan maternal dan neonatal khususnya dan
umumnya dalam pelayanan kesehatan lainnya.