Download - lapkas combustio

Transcript

BAB ILAPORAN KASUS

1.1. IDENTIFIKASINama: Ny. NurlinaJenis Kelamin: PerempuanUsia: 25 tahunKebangsaan: IndonesiaAgama: IslamStatus: MenikahPekerjaan: IRTAlamat: Jl. Sempurna Medan TembungMRS: 4 Februari 2014

1.2. ANAMNESIS (alloanamnesis tanggal 4 Februari 2014) Keluhan Utama:Luka bakar api pada wajah, dada, perut, kedua lengan, dan kedua tungkai Riwayat Perjalanan Penyakit: 4 jam SMRS penderita tersambar api oleh karena ledakan gas saat memasak. Luka terdapat pada wajah, dada, perut, kedua lengan, dan kedua tungkai, penderita tampak sesak nafas (+), sukar bicara (+), nyeri (+), lalu penderita dibawa ke Rumah Sakit Haji Medan. Riwayat terperangkap dalam ruangan tidak ada Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita tidak ada

1.3. PEMERIKSAAN FISIK Survey primerA : BaikB : Pernafasan = 24x/ menit C : Tekanan Darah = 110/70 mmHg Nadi = 80x/ menit Suhu badan = 36,0 C Berat badan = 65 kg Tinggi badan = 150 cm

Survey sekunder : Tampak luka bakar api pada : Wajah dan leher: 4,5% Dada dan perut: 18% Lengan kanan: 4,5% Lengan kiri: 4,5% Tungkai kanan: 9% Tungkai kiri: 9% TOTAL: 49,5%

1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium (tanggal 7 Februari 2014) Hb: 10.3 g/dlHt: 25.2 vol% Eritrosit : 3.400.000 mmLeukosit : 25.200 mmTrombosit : 188.000 mmHitung jenis : 2/0/0/88/7/61.5 DIAGNOSIS KERJALuka bakar api derajat II 50%.

1.6 PENATALAKSANAAN Pipa Endotrakeal + Oksigen Resusitasi dengan RL Pemasangan Kateter urin Antibiotik Analgetik Antitetanus Wound toilet : Silver Sulfadiazine cream Observasi vital sign dan urin output Debridement

1.8 PROGNOSISDubia et bonam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I.Definisi1,3Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh panas(api, cairan panas, arus listrik,radiasi) bahan kimia, dan penyebab lain dengan akibat serangan yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam1.

II.Etiologi1,2,4,6,7Luka bakar disebabkan antara lain oleh api, air panas, bahan kimia, listrik, petir, radiasi, sengatan sinar matahari dan arena tungku panas atau udara panas1.Pada luka bakar listrik harus dibedakan :-akibat ledakan -akibat arus listrik disini ada luka masuk dan luka ke luar yang kecil tetapi dalam.

III.Patofisiologi3Akibat pertama luka bakar adalah shok karena kaget dan kesakitan, pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak, aliran listrik akan merangsang jaringan atau organ yang yang dilalui, misalnya - Otot Otot yang teraliri listrik akan kontraksi, sehingga telapak tangan yang memegang listrik tidak akan melepaskan kabel, diafragma akan lumpuh sehingga penderita berhenti bernapas bila berkepanjangan akan terjadi hipoksi- JantungTerjadi fibrilasi sampai cardiac arrest dan asidosis. Pada resusitasi harus diberi bicarbonas natricus.- Tulang Akibat tulang yang dialiri panas, otot disekitarnya akan terbakar . Mioglobin akan keluar melalui urin dan urin berwarna hitam.Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bullae. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler, tubuh kehilangan cairan antar -1% blood volume setiap 1% luka bakar. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan karena penguapan yang meningkat(insensible water loss meningkat). Bila luka bakar terjadi lebih dari 20% akan terjadi shok hipovolemik dengan gejala-gejala seperti gelisah, pucat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun.jumlah produksi urine yang turun pada luka bakar dapat mengakibatkan kegagalan ginjal.Pada luka bakar yang mengenai muka dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap atau uap panas yang tersisa. Gejala yang timbul adalah sesak napas, takipnue, stridor, suara serak, dan berdahak berwarna gelap karena berjelaga.Dapat juga terjadi keracunan gas co2, tanda-tanda keracunan yang ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual, dan muntah.Pada luka bakar yang berat terjadi ileus paralitik. Pada edema yang luas dan mendadak akibat luka bakar dapat terjadi gangguan sirkulasi karena perubahan permebilitas pembuluh darah. Koloid dengan berat 300.000 dapat keluar dari pembuluh darah menyebabkan menurunnya tekanan onkotik. Hal ini menyebabkan mudahnya cairan ke luar dari pembuluh darah. Perubahan tekanan onkotik juga menyebabkan potensial membrane sel menurun akibat na dan air masuk kedalam sel dan kalium keluar sel, hal ini menyebabkan peristaltik usus menurun.

IV.Diagnosis1Diagnosis luka bakar ditegakkan berdasarkan:1. Luas2. Kedalaman3. Penyebab4. Lokasi

IV.aLuas Luka Bakar2 Perhitungan luka bakar berdasarkan rules of nine dari Wallace:- kepala, leher 9%- lengan, tangan2x9%- paha, betis, kaki4x9%- dada, perut, punggung, bokong4x9%- genitalia1%

Gambar 1. rule of nine, luas luka bakar

untuk anak umur 5 tahun(menurut Lund and Browder): - kepala 14%- tungkai, kaki16%- bagian yang lain sama dengan dewasa

Gambar 1.2 modifikasi rule of nine menurut Lund and Browder

bayi 1 tahun(menurut Lund and Browder):- kepala, leher18%- tungkai,kaki14%- bagian lain sama dengan dewasa

Gambar 1.3 modifikasi rule of nine menurut Lund and Browderuntuk luka bakar yang distribusinya tersebar, rumus luas permukaan telapak tangan(tidak termasuk jari-jari) penderita sama dengan 1% luas permukaan tubuhnya.

IV.bKedalaman Luka Bakar1,3,4,5,6,8 Luka Bakar Derajat 1Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis, ditandai dengan kemerahan, nyeri karena ujung-ujung saraf sensori teriritasi, dan setelah 24 jam timbul gelembung yang kemudian kulit mengelupas, penyembuhan kulit spontan tanpa pengobatan khusus.

Luka Bakar Derajat 2Kerusakan sampai lapisan dermis, ditandai dengan timbulnya bullae, luka bakar dengan kedalaman ini sering kali disertai dengan rusaknya struktur di bawah kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebaseus (minyak), atau jaringan kolagen sangat terasa nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi. Dalam fase penyembuhan akan tampak daerah bintik-bintik biru dari kelenjar sebacea dan akar rambutLuka bakar derajat dua dibagi menjadi : A. SuperfisialMengenai epidermis dan lapisan atas dermis, akan sembuh dalam 2minggu tanpa terbentuk sikatrik.B. DalamKerusakan seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertofi, penyembuhan melalui jaringan granulasi tipis dan sempit akan ditutup oleh epitel yang berasal dari dasar luka selain dari tepi luka.biasanya penyembuhan luka terjadi lebih dari satu bulan.

Luka Bakar Derajat 3Kerusakan seluruh lapisan kulit atau lebih dalam sampai mencapai subkutan, otot dan tulang. Tampak epitel terkelupas dan daerah putih karena koagulasi protein dermis. Tidak dijumpai bullae, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung sensori rusak. Dermis yang tebakar kemudian mengering dan menciut, disebut esker. Bila eskar melingkar akan menekan arteri, vena dan syaraf perifer. Yang tertekan pertama biasanya saraf dengan gejala rasa kesemutan. Sayatan longitudinal lapisan dermis dan tanpa memotong vena akan membebaskan penekanan dan tanpa perdarahan yang berarti. Setelah minggu kedua eskar mulai lepas karena lesi diperbatasan dengan jaringan sehat kemudian tampak jaringan granulasi dan memerlukan penutupan dengan skin graft. Bila granulasi dibiarkan, akan menebal dan berakhir dengan jaringan parut yang menyempit. Keadaan ini disebut kontraktur.Gambar 2.1 derajat luka bakar

IV.cPenyebab Luka Bakar3,91. Luka bakar panas (thermal)Luka bakar panas (thermal) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lain.

2. Luka bakar kimia (chemical)Luka bakar kimia (chemical) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia3. Luka Bakar listrik (Electric)Luka bakar listrik (electric) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.4. Luka bakar radiasi Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

V.Komplikasi Luka Bakar21. Syok karena kehilangan cairan.2. Sepsis / toksis.3. Gagal Ginjal mendadak4. Peneumonia

VI.Prognosis :1. Tergantung derajat luka bakar.2. Luas permukaan3. Daerah yang terkena, perineum, ketiak, leher dan tangan karena sulit perawatandan mudah kontraktur.4. Usia dan kesehatan penderita.

VII. Penggolongan Luka Bakar1,31. luka bakar berat - derajat 2, luas luka 25% pada orang dewasa dan 20% pada anak-anak.- derajat 3, luas luka bakar 10% - luka bakar mengenai muka, telinga, mata, kaki, tangan, dan genitalia/perineum .- luka bakar disertai trauma jalan napas dengan cedera inhalasi, trauma jaringan lunak yang luas, atau fraktura.- luka bakar akibat listrik.

2. luka bakar sedang- derajat 2, luas luka bakar 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.- derajat 3 kurang dari 10%, kecuali muka tangan, kaki.

3. luka bakar ringan- derajat 2 kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% pada anak-anak.- derajat 3 kurang dari 2%

Indikasi Rawat Inap1:1. derajat 2 lebih dari 15% pada orang dewasa dan lebih dari 10% pada anak-anak.2. derajat 2 pada muka, tangan, kaki, dan perineum.3. derajat 3 lebih dari 2% pada orang dewasa dan setiap derajat 3 pada anak.4. luka bakar yang disertai trauma viscera, tulang dan jalan napas

VIII.Fase Luka Bakar2Untuk mempermudah penanganan luka bakar maka dalam perjalanan penyakitnya dibedakan dalam 3 fase yaitu akut, subakut dan fase lanjut. Namun demikian pembagian fase menjadi tiga tersebut tidaklah berarti terdapat garis pembatas yang tegas diantara ketiga fase ini. Dengan demikian kerangka berpikir dalam penanganan penderita tidak dibatasi oleh kotak fase dan tetap harus terintegrasi. Langkah penatalaksanaan fase sebelumnya akan berimplikasi klinis pada fase selanjutnya.

1. Fase akut / fase syok / fase awal.Fase ini mulai dari saat kejadian sampai penderita mendapat perawatan di IRD /Unit luka bakar. Pada fase ini penderita luka bakar, seperti penderita trauma lainnya, akan mengalami ancaman dan gangguan airway (jalan napas), breathing (mekanisme bernafas) dan gangguan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terjadi trauma , inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi merupakan penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase ini dapat terjadi juga gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termal/panas yang berdampak sistemik. Adanya syok yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan akibat probleminstabilitas sirkulasi.

2. Fase SubakutFase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yangterjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu :a. Proses inflamasi atau infeksi.b. Problem penutupan lukac. Keadaan hipermetabolisme.

3. Fase LanjutFase ini penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawatjalan. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yanghipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur.

IX.Penatalaksanaan1IX.1.Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar1. Jauhkan dari sumber trauma, dengan cara api dipadamkan, kulit yang panas disiram air, bahan kimia disiram air mengalir. Cara mematikan api yaitu penderita dibaringkan lalu ditutup kain basah atau berguling-guling.2. Bebaskan jalan napas misalnya dengan membuka baju yang terbakar, menghisap lendir pada jalan pernapasan, bila ada keraguan pada jalan napas dilakukan trakeostomi.3. Perbaiki pernapasan(resusitasi pernapasan).4. Perbaiki sirkulasi dengan pemberian cairan infuse5. Bila terbakar diruang tertutup sangat mungkin terjadi keracunan co dengan gejala sakit kepala dan muntah-muntah, maka diberikan o2 murni.6. Pada luka bakar akibat trauma asam/basa, bilas tubuh yang terbakar dengan air yang mengalir terus menerus.7. Pakaian, alas dan penutup luka diganti dengan yang steril.

IX.2.Resusitasi Cairan1,2,31. Formula Evanshari 1 : berat badan(kg) x % luka bakar x 1cc(elektrolit/Nacl)berat badan(kg) x % luka bakar x 1cc koloiddekstrose(D5W)10% 2000cc

hari 2 : berat badan(kg) x % luka bakar x 1/2cc(elektrolit/Nacl)berat badan(kg) x % luka bakar x 1/2cc koloiddekstrose(D5W)10% 2000cc monitor urine; -1cc per jam

Hal yang harus diperhatikan :1. Jenis cairan 2. Permeabilitas akan membaik setelah 8 jam pasca trauma.3. Koloid, setelah permeabilitas pembuluh darah membaik, koloid diberikan dalam bentuk plasma.4. Penderita yang datang dengan gangguan sirkulasi dalam keadaan shok hipovolemik.

Untuk monitor pasang :- Kateter urine-CVPBila CVP +4 atau lebih, hati-hati.

Pemberian cairan: 1. Jumlah volume cairan merupakan perkiraan.2. Pemberian disesuaikan dengan monitoring.3. volume diberikan 8 jam pertama sejak trauma.4. jam volume sisa diberikan 16 jam berikutnya5. Cairan tubuh yang diperlukan untuk mengatasi shok tidak termasuk dalam perkiraan volume cairan.

Monitoring sirkulasi1. Tensi, nadi, pengisian vena, pengisian kapiler, kesadaran2. Diurese3. CVP4. Hb, Ht tiap jam

Bila:1. Diurese 1cc/kgbb 2 jam berturut-turut, tetesan dipercepat 50%.2. Diurese 2cc/kgbb 2 jam berturut-turut, tetesan diperlambat 50%.3. CVP dipasang maksimal selama 4 hari, bila masih diperlukan ganti CVP baru4. Hb 8 gr% perlu dipersiapkan darah untuk tranfusi.

2. Formula BaxterDewasa hari 1: berat badan x % luas luka bakar x 4cc ringer laktat per 24 jam Anak hari 1: ringer laktat : dextran = 17:3Berat badan(kg) x % luas luka bakar x 2cc (RL:D) + kebutuhan faalKebutuhan faal: 1 tahun: berat badan x 100cc1-3 tahun: berat badan x 75cc3-5 tahun: berat badan x 50ccPemberian cairan:1. volume cairan diberikan 8 jam pertama2. volume sisa diberikan 16 jam berikutnya.Dewasa hari 2: koloid : 500-2000cc + glukosa 5% , untuk mempertahankan cairanAnak hari 2: sesuai kebutuhan faal.IX.3.Perawatan Luka1,3:1. Pencucian dengan larutan deterjen encer 2. Kulit compang-camping dibuang3. Bila luka utuh 5 cm cairan dihisap 5cc dibiarkan4. Luka dikeringkan, diolesi mercorochrom atau silver sulfa diazine 5. Perawatan terbuka atau tertutup dengan balutan 6. Pasien dipindahkan ke ruangan steril

IX.4.Perawatan Diruangan11. Perawatan terbuka dengan krim SSP, merupakan obat yang dapat menembus esker2. Mandi 2 hari sekali dengan air mengalir3. Eskaratomi dilakukan bila ada penekanan syaraf atau pembuluh darah4. Eskaratomi di ruangan lain bila eskar mulai melunak5. Skin graft dilakukan setelah mulai ada granulasiPemberian antibiotik yang disesuaikan dengan hasil kultur, toxoid ats diberikan pada semua pasien 1cc tiap 2 minggu, antacid diberikan untuk mengurang asam lambung, nutrisi dititikberatkan pada jumlah kalori dan protein, diharapkan kalori yang masuk lebih dari 60% dari perhitungan, pemberian roborantia seperti vitamin C, B komplek, dan A

IX.5. laboratorium1 pemeriksaan Hb, Ht, tiap 8 jam selama 2 hari pertama, dan tiap 2 hari pada 10 selanjutnya.2. pemeriksaan fungsi hati dan ginjal tiap minggunya3. pemeriksaan elektrolit tiap hari pada minggu pertama4. pemeriksaan gas-gas darah bila napas 32x/menit5. kultur jaringan pada hari ke I, III, VX.Luka Bakar Yang Perlu Perawatan Khusus3,6,81. Luka bakar listrik2. Luka bakar dengan trauma inhalasi3. luka bakar kimia4. luka bakar dengan kehamilan

Ad 1. Luka bakar listrikLuka bakar bisa karena voltase rendah atau voltase tinggi. Kerusakan jaringan tubuhdisebabkan karena beberapa hal berikut :

1. Aliran listrik (arus bolak-balik, alternating current / AC) merupakan energi dalam jumlah besar. Berasal dari sumber listrik, melalui bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah (cairan, darah / pembuluh darah). Aliran listrik dalam tubuh menyebabkan kerusakan akibat yang ditimbulkan oleh resistensi. Kerusakan dapat bersifat ekstensif local maupun sistemik(otak/ensellopati, jantung/fibrilisasi ventrikel, otot/ rabdomiosis dan gagal ginjal).

2. Loncatan energi yang ditimbulkan oleh udara yang berubah menjadi api.3. Kerusakan jaringan bersifat lambat tapi pasti dan tidak dapat diperkirakan luasnya. Hal ini di sebabkan akibat kerusakan system pembuluh darah di sepanjang bagian tubuh yang dialiri listrik (trombosis, akulasi kapiler)

Penanganan/Special ManagementA. Survei primera. Airway cervical spine.b. Breathingc. Circulationd. Disability-Pemeriksaan kesadaran GCS dan periksa pupile. Exposure-cegah penderita dari hipotermi.B. Survei sekunder1. Pemeriksaan dari kepala sampai kaki.2. Pakaian dan perhiasan dibukaa. Periksa titik kontakb. Estimasi luas luka bakar / derajat luka bakarnya.c. Pemeriksaan neurologistd. Pemeriksaan traumalain, patah tulang/dilokasi.e. Kalau perlu dipasang endotrakeal intubasi.

C. Resusitasi1. Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4 cc/kg/ luas luka bakar.2. Kalau didapatkan haemocromogen (myoglobin), urine output dipertahankanantara 75-100 cc/jam sampai tampak menjadi jernih.3. Sodium bicarbonate dapat ditambahkan pada ringer laktat sampai pH > 6,04. Monitor jarang dipergunakan.

D. Monitoring Jantung1. Monitoring ECG kontinu untuk disritmia.2. ventricular fibrilasi, asystole dan aritmia diterapi sesuai Advanced Cardiac LiveSupport.Ad.2. Luka Bakar Dengan Trauma Inhalasi Pada kebakaran dalam ruangan tertutup (in door) Luka bakar mengenai daerah muka / wajah Dapat merusak mukosa jalan napas Edema laring hambatan jalan napas.A. GejalaSesak napas, takipnea, stridor, suara serak, dahak berwarna gelap (jelaga).Hati hati kasus trauma inhalasi mematikan.

B. Mekanisme kerusakan saluran napas.1. Trauma panas langsungTerhirupnya sesuatu yang panas, produk dari bahan yang terbakar, seperti jelaga dan bahan khusus menyebabkan kerusakan mukosa langsung pada percabangan trakeobronkial.

2. Keracunan asap yang toksikAkibat termodegradasi material alamiah dan material yang diproduksi terbentuk gas toksik (beracun), misalnya hydrogen sianida, nitrogen dioksida, nitrogen klorida, akreolin, mengiritasi dan bronkokonstriksi saluran napas. Obstruksi jalan napas akan menjadi lebih hebat akibat trakealbronkitis dan edema.

3. Intoksikasi karbon monoksida (CO)Intoksikasi CO hipoksia jaringan. Gas CO memiliki afinitas cukup kuat terhadap pengikatan hemoglobin (210-240 kali lebih kuat di banding dengan O2) CO memisahkan O2 dari Hb,hipoksia jarinangan. Peningkatan kadar karboksihemoglobin (COHb) dapat dipakai untuk evaluasi berat / ringannya.intoksikasi CO.

C. KlinisKecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka bakar terdapat 3 atau lebih dari keadaan berikut :1. Riwayat terjebak dalam rumah/ ruangan terbakar2. Sputum tercampur arang3. Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut atau tenggorokan.4. penurunan kesadaran.5. Tanda distress napas, rasa tercekik, tersedak, malas bernapas dan adanyawheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan (iritasi mukosa)6. Gejala distress napas. Takipnea7. Sesak atau tidak ada suara.Pada fase awal kerusakan saluran napas akibat efek toksik yang langsung terhirup. Pada fase lanjut edema paru dengan terjadinya hpoksemia progresif.

D. Korelasi tingkat keracunan CO / presentase COHb dengan kelainan neurologist keracunan 10-20 % (ringan) sakit kepala, binggung, mual. keracunan 20-40 % (sedang) lekas marah, pusing, lapangan pengelihatan menyempit. keracunan 40-60 % (berat) Halusinasi, ataksia, konvulsi atau koma, takipnu.

E. Diagnosa Trauma Inhalasi :1. Kecurigaan klinis2. Riwayat kejadian3. Pemeriksaan gad darh dan kadr COHb4. Dikonfirmasi dengan bronkoskopi fiberoptic5. pemeriksaan fungsi paru.

F. PenatalaksanaanI. Tanpa Distres Pernapasan :1. Intubasi / pipa endotrakeal.2. Pemberian oksigen 2-4 liter / menit3. Penghisapan secret secara berkala.4. Humidifikasi dengan nebulizer.5. Pemberian bronkodilator (Ventolin inhalasi)6. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasanA. Gejala Subyektif : gelisah, sesak napas.B. Gejala Obyektif : Frekuensi napas meningkat ( > 30 kali / menit), sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan, perubahan nilai hasil pemeriksaan analisis gas darah (8jam pertama . 24 jam sampai 4-5 hari).C. Pemeriksaan :1. Analisa gas daraha. pada saat pertama kali (resusitasi)b. 8 jam pertamac. Setelah 24 jam kejadiand. Selanjutnya sesuai kebutuhan2. foto toraks 24 jam pasca kejadian.7. Pemeriksaan radiologik (foto toraks) dikerjakan bila ada masalah pada jalannapas.8. Posisi penderita duduk/etengah duduk, dirawat di bed observasi9. Pelaksanaan di ruang resusitasi gawat darurat

II. Dengan Distres PernapasanKasus ini diperlakukan secara khususUntuk mengatasi masalah distress pernapasan yang dijumpai :1. Dilakukan trakeostomi dengan local anestesi, dengan atau tanpa kanultrakeostomi.2. Pemberian oksigen 2 - 4 liter /menit melalui trakeostomi.3. Pembersihan secret saluran pernapasan secara berkala serta bronchial washing.4. Humidifikasi dengan nebulizer.5. Pemberian bronkodilator (Ventolin inhalasi setiap 6 jam.6. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan.A. Gejala subyektif : gelisah, sesak napas (dispnea)B. Gejala obyektif : frekuensi napas meningkat (30-40 kali / menit),sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan, perubahan hasil pemeriksaan analisis gas darah 98 jam pertama). Gambaran hasil infitrat paru dijumpai > 24 jam samapi 4-5 hari.7. Pemeriksaan radiologik (foto toraks) dikerjakan bila masalah pernapasan telah diatasi.8. kasus ini dirawat pada bed observasi dengan posisi duduk atau setengah duduk.9. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat.

Ad.3 Luka bakar kimiaLuka bakar juga dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan zat kimia asam atau basa, luka bakar kimia asam menyebabkan nekrosis koagulasi, kulit yang kontak,tampak kering, teraba keras dan kasar, warna coklat kehitaman, kecuali karena asam nitrit akan bewarna kuning kehijauan, karena adanya reaksi xantho protein. Sedangkan luka bakar kimia basa menyebabkan nekrosis lequefaktif, kulit yang kontak tampak basa, lunak dan oedematous, warna merah kecoklatan dan teraba licin. Luka bakar kimia basa umumnya lebih serius dibandingkan dengan asam, karena basa dapat menembus jaringan lebih dalam. Segera bersihkan zat kimia dan rawat luka, karena berat-ringannya luka bakar kimia tergantung dari lamanya waktu kontak, konsentrasi dan jumlahnya. Guyur zat kimia dengan air sebanyak-banyaknya, bila perlu gunakan penyemprot air selama paling sedikit 20-30 menit. Zat penawar kimia jangan digunakan karena reaksi zat kimia dengan penawarnya dapat menimbulkan panas dan menghasilkan kerusakan jaringan yang lebih parah.

A. Klasifikasi bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar:1. Bersifat asama. asam sulfat(cuka para), biasanya digunakan membersihkan toilet, pembersih logam. Konsentrasinya lebih kental dan padat dibandingkan air, dapat menghasilkan panas bila diencerkan.b. asam nitritc. asam hidrofluoritd. asam hidroclorit, merupakan asam lemah, bila kontak dengan kulit dalam bentuk yang telah diencerkan, tidak akan langsung menyebabkan luka bakar nyeri.e. asam fosfatf. asam asetatg. asam cloroasetat, bersifat korosif, terutama asam monocloroasetat yang dapat menyebabkan depresi saluran pernapasan.h.fenol dan cresol

2. Bersifat basaa. sodium hydroxide dan potassium hydroxideb. kalsium hydroxide c. kalsium oxided. amoniak, biasanya digunakan dalam pembersih dan detergen, sangat bersifat higroskopis, menyebabkan luka bakar yang berat.e. sodium karbonatf. litium hidrat3. Oksidan- klorat, kromate, peroksida dan manganat.B. Berat / ringannya trauma tergantung :1. bahan2. Konsentrasi3. Volume4. Lama kontak5. Mekanisme trauma

C. Penatalaksanaan :1. Bebaskan pakaian yang terkena2. Irigasi dengan air yang kontinu3. Hilangkan ras nyeri4. Perhatikan airway, breathing dan circulation5. Indenifikasi bahan penyebab.6. Perhatikan bila mengenai mata.7. Penanganan selajutnya sama seperti penanganan luka bakar.

Ad.3 Luka Bakar dan kehamilan Hati hati terhadap komplikasi pada ibu dan janin Pada luka 60 % atau lebih menimbulkan terminasi spontan dari kehamilan.A. Penatalaksanaan1. Segera dilakukan stabilisasi airway. Hipoksia dapat terjadi pada ibu dan janin2. Distress napas hipoksia dapat menimbulkan resistensi vaskuler pada uterus,mengurangiuterus blood flow dan oksigen ke janin menurun.3. Monitoring janin4. Konsultasi dengan spesialis kandungan

B. Komplikasi1. Terminasi kehamilan akibat hipotensi, hipoksia serta adanya gangguan cairan dan elektrolit.2. Persalinan premature3. Kematian janin intrauterine

BAB IIIANALISIS KASUS

Seorang perempuan berumur 25 tahun beralamat di jl. Sempurna Medan Tembung dibawa ke RS. Haji Medan dengan keluhan luka bakar api. Dari auto dan alloanamnesis didapatkan bahwa perempuan tersebut tersambar api karena ledakan gas pada saat memasak dan tampak mengalami sesak nafas dan sukar berbicara pada saat terkena sambaran api.Pada pemeriksaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat, pasien sadar serta pernapasan, nadi, tekanan darah, dan suhu dalam batas normal. Dari survei sekunder pada luka bakar diperkirakan total luas permukaan tubuh sebesar 45 %, terdiri dari 9 % di wajah dan leher, 5 % di dada, 4 % perut, 16 % punggung, dan 11 % di extremitas superior dextra et sinistra. Kedalaman luka bakar yang diderita pasien berkisar derajat II. Tidak ditemukan kelainan di kepala, pupil,leher, thorak, abdomen, dan genitalia. Jadi dapat disimpulkan pada pasien ini mengalami luka bakar api derajat II 45%.Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dan pada pemeriksaan laoboratorium lainnnya masih dalam batas normal. Hasil pemeriksaan EKG masih dalam batas normal menunjukkan tidak adanya gangguan jantung.Penatalaksanaan pada pasien ini direncanakan pemasangan ETT dan pemberian O2, resusitasi RL dengan metoda baxter, pemberian antibiotik, analgesik dan antitetanus, pemasangan kateter urine, observasi vital sign dan urine output, serta dilakukan debridement. Pada pasien ini, tubuh kehilangan kulit sebagai protective barrier sehingga rentan terhadap infeksi, oleh karena itu diberikan antibiotik spektrum luas dan anti tetanus serum sebagai profilaksis pada pasien ini. Untuk mengurangi rasa sakit, dikarenakan pada luka bakar grade II terjadi iritasi ujung-ujung saraf perifer, analgetik diberikan pada pasien ini. Pasien dirawat dengan pemberian antibiotik topikal silver sulfadiazine cream 1% yang memiliki aktifitas bakterisid terhadap bakteri gram positif dan gram negatif juga jamur.Prognosis pasien ini adalah Quo ad vitam dubia dan quo ad fungtionam dubia. Hal ini tentunya tergantung pada penatalaksanaan yang adekuat pada pasien ini, respon pasien terhadap cedera luka bakar dan therapi, serta faktor luka bakar itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Bedah Staf Pengajar FK UI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bina Rupa Aksara,435-4422. Asosiasi Luka Bakar Indonesia. 2005. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Luka Bakar. Jakarta: Komite Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia.3. Noer, M. Sjaifuddin,Dkk. 2006. Penanganan Luka Bakar. Surabaya : Airlangga University Press4. R Sjamsuhidajat, Wim De Jong. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit BukuKedokteran. EGC. 5. American College Of Surgeon Committee On Trauma.2004.ATLS.6. Emedicine - Burns, Chemical : Article By Robert "http://www.emedicine.com/derm/topic777.htm.7. http://en.wikipedia.org/wiki/Chemical_Burn8. http://www.righthealth.com/health/chemical_burn9. http://rido284.wordpress.com/tag/sengatan listrik

12


Top Related