Transcript
Page 1: Lap Magang Siap Print

BAB 3. PRODUKSI BENIH PARE HIBRIDA

3.1 Persiapan Lahan

3.1.1 Pemilihan lokasi

Syarat syarat pemilihan lokasi untuk produksi benih Pare Hibrida diantaranya:

a. Melihat sejarah lahan yaitu dengan melihat tanaman yang akan ditanam

sebelumnya, tujuannya adalah untuk menjaga kemurnian jika itu

dimungkinkan ada tanaman satu spesies beda varietas yang ditanam

sebelumnya yang kedua adalah melihat tanaman yang ditanamn disekitar area

produksi ini bertujuan untuk menghindari migrasi hama dan penyakit , hama

dan penyakit akan bisa berpindah bila disekitar ada tanaman sefamili bahkan

satu spesies dan menjaga kemurnian sebetulnya yang paling utama dari

sejarah lahan ini adalah untuk menjaga kemurnian dan meminimalisi migrasi

hama dan penyakit tanaman yang ditanam disekitar,untuk produksi tanaman

pare hibrida lahan yang baik adalah bekas dari tanaman padi karena bekas

dari tanah yang dilep atau di airi sehingga sehingga meminimalisasi pathogen

tanah yang menyerang pare.

b. Isolasi : bila itu dimungkinkan ditanam tanaman se spesies beda varietas

dilakukan isolasi berupa jarak atau waktu. saluran drainase dan irigasi ; dalam

produksi benih pare hibrida syarat lahan produksi benih harus memiliki

saluran irigasi dan drainase yang baik agar memudahkan masuk keluanya air.

c. Lahan tidak dalam sengketa.

d. Yang keempat adalah iklim, topografi, dan kesuburan tanah

3.1.2 Pengolahan Lahan

Untuk tanah ringan dengan dibajak kemudian dibuat bedengan kasar dengan

ukuran 1 meter dan lebar antar bedengan 40 cm. Tujuan dari pengolahan lahan ini

Page 2: Lap Magang Siap Print

adalah untuk membalik tanah, mengurangi pathogen yang ada dalam tanah mati

terken sinar matahari. Untuk lahan berat tidak dibajak tetapi dibuat juringan yaitu

dengan menaikkan tanah diatas bedengan.Pada produksi pare hibrida ini tipe

tanahnya ringan sehingga menggunakan step seperti yang diatas yaitu dibajak.

Pembersihan pematang atau area disekitar agar lebih bersih dan terbebas sarang hama

dan penyakit.

3.1.3 Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan setelah olah tanah kasar yaitu sp-36 100 kg/0.1

ha, dolomit 100kg/0.1 ha, NPK ponska 100kg/ 0.1 ha , dan P organik 100kg/0.1 ha

yaitu dengan cara ditabur dalam bedengan merata. pengunaan pupuk dasar ini untuk

menyediakan hara pada tanah dan dolomit untuk menaikkan pH karena sisa dari

pemupukan bersifat asam karena intu perlu digunakan dolomit untuk menaikkan pH.

dan digunakan pemupukan setelah olah tanah kasar atau sebelum olah tanah halus

agar tidak terjadi plasmolisis ketika tanaman di transplanting. Plasmolisis adalah

layunya tanaman (sel atau jaringan ) akibat perpindahan air dari tanaman ke tanah

atau perpindahan konsentrasi dari rendah ke konsentrasi tinggi. Gejala ini akibat dari

kondisi tanah yang memiliki konsentrasi tinggi dibandingakan dengan akar sehingga

cairan akar berpindah keluar dan menyebabkan layu.untuk mengindari hal ini

diusahakan akar tanaman tidak bersentuhan langsung dengan pupuk, maka dari itu

dilakukan setelah olah tanah kasar atau sebelum olah tanah halus agar pupuk akan

terkubur dan tidak bersentuhan langsung akar.

Page 3: Lap Magang Siap Print

3.1.4 Pengolahan Lahan Halus

Digunakan pengloahan lahan halus jika sudah dilakukan pemupukan dasar

setelah itu baru dikubur dan diratakan atau dihaluskan bedengan .pengburan pupuk

dasar agar nantinya pupuk tidak bersentuhan langsung dengan akar.

3.1.5 Pemasangan Mulsa dan Ajir

Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan saat panas yaitu sekitar pukul 09:00

WIB agar tidak kendur mulsanya.Pemasangan mulsa dengan menarik mulsa dari

pangkal sampai ujung lalu menancapkan paku bambu dipinggir pinggir bedengannya

agar tidak kendur. Setelah itu pemsangan bambu atas untuk menguhubungkan ajir

satu dengan ajir yang lainnya. lalu bambu diikat dengan tali kawat bendrat. Kemudian

dipinggir pinggir ajir dipasang tali PE 2 kali atas dan bawah yang nantinya berfungsi

sebagai tempat menjalarnya pare. Pemasangan net diatas juga berfungsi untuk

merambatnya pare.

3.1.6 Pelubangan Mulsa dan Jarak Tanam

Pelubangan jarak tanam dilakukan dengan botol susu dengan dipanasi dengan

arang. yang bertujuan untuk tempat menanmnya tanaman. Jarak tanam yang

digunakan pada pare betina adalah 100 cm x 140 cm untuk 3 bedeng dan 50 cm x

140 cm untuk 2 bedeng . Total populasi yang digunakan adalah 188 atau kurang lebih

200 an. Setelah itu lubang tanam ditugal dan ditaburi Diazinon atau insektisida anti

nenas atau hama tanah. Untuk standat BISI biasanya pare digunakan metode

bedangan seperti semangka dengan lebar 3 m yaitu lebar bedengan 2,5 m dan 50 cm

jarak jalan parit dengan tinggi 40-30 cm tergantung tipe lahan pengairan. Ditengan

tengah antar bedeng diberi net begitu juga dipinggir pinggir disisi nya diberi net

untuk memeudahkan jalan menjalarnya tanaman.

Page 4: Lap Magang Siap Print

3.1.7 Pemasangan Net

Untuk tanaman pare dibutuhkan net untuk tempat menjalarnya tanaman..

Pemasangan dilakukan antar bedeng dengan menempatkan net ditengah ditaruh

disisi-sisi atau dipinggir ajir untuk perambatan pare. Penanaman dilahan pare umur 7

hari disemaian ditransfer dilahan.

3.2 Persiapan Persemaian

3.2.1 Pembuatan Media Semai

Media semai yang digunakan adalah kokopit (sabut kelapa halus), kompos

dengan perbandingan 3:1. Tambahan bahan adalah NPK mutiara dicairkan dengan

konsentrasi 16,6 gram/L dan fungsida dengan konsentrasi 0,25 g/L. Pupuk NPK dan

fungsida dicairkan dalam air 80 L . Kemudian air disiram-siramkan dalam media

sampai keliahatan mamel rata.Setelah itu baru masukkan dalam plastic

sosis.Pembuatan media ini dengan cocopit dan kompos bertujuan untuk memudahkan

tumbuh dan berkembangnya akar, memperbesar aerasi, lebih mudah meyerap dan

menjaga air, lebih ringan dan mudah diangkut. Penggunaan campuran pupuk NPK

untuk memberikan nutrisi awal saat masa perkecambahan dan tumbuhnya bibit

sedangkan fungsida untuk menjaga kesterilan dan mengindari serangan cendawan

cendawan tular dari media cocopit dan kompos.

3.2.2Perendaman,Pemeraman dan Persemaian Bibit

Mula-mula benih yang akan ditanam adalah yang jantan terlebih dahulu

sebanyak 100 benih. Benih pare dicraking dengan pemotong kuku usahakan jangan

sampai embrio dan kotiledon terlukai. Tujuan dari craking ini agar air bisa mudah

masuk ke embrio benih dan berimbibisi. Kemudian benih direndam menggunakan air

(500 ml) dengan tambahan atonik (2 tetes) dan fungsida (4 tetes) yang bertujuan

untuk memberikan rangsangan hormon saat imbibisi agar meningkatkan

perkecambahan sedangkan fungsida untuk mengindari dari serangan cendawan saat

perkecambahan. Perendaman dilakukan sampai kurang lebih 12 jam kemudian

Page 5: Lap Magang Siap Print

diperam menggunkan kain selama 3 hari. Setelah 3 hari biji nampak muncul radikula

baru disemai ke tempat persemaian.Dipersemaian setiap pagi sekali disemprot air

agar menjaga kelembapan dan tidak terlalu kering.sampai umur 5-7 hari bibit siap

ditransplanting ke lahan.

Gambar 3.1 Tahap tahap Perkecambahan Benih

3.3Morfologi Tanaman Pare Hibrida Varietas BG 1024

Dalam produksi benih pare hibrida ada tanaman jantan dan betina yang

keduanya memiliki sifat berbeda. Diperusahaan BISI Internasional dikenal dengan

istilah kode untuk memproduksi suatu varietas tertentu dan untuk penanda antara

tanaman jantan dengan betina digunakan warna, hijau untuk jantan dan merah untuk

Page 6: Lap Magang Siap Print

betina. Untuk kode setiap komoditi biasanya mengacu pada ejaan awal dari kosakata

bahasa inggris seperti pare (BG / bitter groud). Tanaman jantan dan betina yang

dipakai untu produksi benih adalah dari kelas benih foudation seed (FS). Untuk

perbandingan populasi penanaman jantan dan betina 1:7. Jadi 1 tanaman jantan untuk

7 tanaman betina, jika populasi yang digunakan adalah 200 tanaman maka

dibutuhkan jantan 29 tanaman jantan.

Tanaman jantan dan tanaman betina meiliki perbedaan secara morfologi seperti

bentuk daun lembaga, bunga dan buah. Daun lembaga pada tanaman betina lebih

panjang sedangkan pada jantan lebih membulat. Bentuk bunga jantan pada tanaman

jantan lebih hijau kekuningan dan lebih kecil dari tanaman betina. Bentuk buah pada

tanaman jantan lebih hijau tua bergerigi seperti sisik buaya sedangkan betina hijau

muda berigi dan lebih besar dari buah jantan.

3.4Penanaman Transplanting ke Lahan

Transplanting ke lahan dilakukan pada umur5-7 hari setelah perkecambahan.

Penanaman dilakukan dengan melubangi lubang tanaman kira-kira 3-4 cm. Buka

plastik sosis kemudian masukkan bibit ke dalam lubang tanam, bumbun bibit sampai

bibit teguh dan usahakan jangan terlalu ketinggian, itu akan mempersulit bibit untuk

tumbuh. Cara penanaman usahan sejajar dengan mulsa pangkal bibit, jangan sampai

dibawah mulsa pangkal atau daun bibit. Jika posisi bibit lebih rendah dari mulsa

Page 7: Lap Magang Siap Print

maka bibit akan kepanasan akibat terkena suhu dari dalam mulsa. Pada saat

penanaman sebaiknya dan seharusnya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 14.00

WIB ke bawah karena pada kisaran ini bibit tidak melewati fase siang hari yang

suhunya pada puncak-puncaknya yang akan meningkatkan transpirasi shingga

mempersulit tanaman dalam beradaptasi. Sebelum penanaman sebaiknnya bedengan

dilep dulu dan setelah tanaman sebaiknya tannaman disiram agar menajaga turgor

tanaman dan tidak layu.

Pada umur 10 hari setelah tanam bibit dipupuk pertama dengan dosis 10 gram

pertanaman setiap 10 hari sekali. Tanaman pare sambil diikat pada lanjaran agar tidak

roboh. Pemupukan dilakukan dengan menugal kira kira 5 cm dari tanaman. Jarak

pemupukan sebaiknya disesuaikan dengan kanopi tanaman.Penyemprotan dilakuakan

5 hari sekali dengan komposisi insektisida dan fungsida kemudian ditambah pupuk

daun Fitomic, dengan dosis masing masing tertera dalam label.

3.5 Pemupukan, Pembubunan, dan Peyiangan

Pemupukan dilakukan setiap 10 hari sekali yaitu Phonska (phospat, nitrogen,

sulfur, dan kalum) dengan kandungan hara N:P:K 15%:15%:15% sulfat 10% dengan

dosis 10 gram per tanaman, Fitomic (kalsium 10%, Boron 2%, Sukrosa 10%) dengan

konsentrasi 1,5-2,5 ml/L, dan Super Mess 1-2 ml/L (Kalsium 30%, Magnesium 20%).

Setelah pemupukan dan sebelum pemupukan dan setelah pemupukan sebaiknya tanah

dilep dulu untuk mempermudah akar meyerap pupuk. Pembubunan dilakukan pada

umur 10-12 HST. Pembubunan jangan sampai terlalu tinggi agar tidak mempersulit

tumbunya tanaman. Pembubunan sebaiknya dilakukan dengan tanah lembab-kering

halus. Pembubunan ini bertujuan agar tanaman tidak mudah roboh dan akar tidak

mudah keluar dari permukaan tanah. Peyiangan gulma dilakukan jika gulma sudah

tumbuh lebat disekitar area bedengan dan jalan parit. Biasanya pada saat 10-15 HST.

Penyiangan ini dilakukan agar gulma tidak menganggu tanaman yang bertindak

sebagai kompetitor dan agar tidak menjadi tempat sarangnya hama penyakit.

Page 8: Lap Magang Siap Print

3.6Quality Control Saat Fase Vegetatif

Quality control ini bertugas untuk melihat tanaman tanaman yang offtype dan

segera membuang bila ada offtype yaitu dengan melihat ciri ciri morfologi pada

tanaman meliputi bentuk daun, permukaan, perbatangan , daun lembaga, buah atau

bunga. Quality control dilakukan pada keseluruhan tanaman baik tanaman jantan atau

tanaman betina dan usahakan jagan samapai tertukar antara jantan dan betina itu

membuat tanaman tidak murni dan berefek pada kelulusan (pengjian LAB).Dalam

standar BISI quality control dilakukan sebanyak 5 x cek in. Pertama saat fase

vegetative , kedua fase generative 1, generative 2, generative 3, panen, dan pasca

panen. Quality control ini bertanggung jawab penuh terhadap tanaman tanaman

offtype dan buah buah OP (open pollination) baik di tanaman jantan maupun betina.

Tanaman offtype harus segera dibersihkan sedini mungkin untuk menjaga kemurnian

begitu juga buah buah OP dibersihkan sedini mungkin agar nutrisi tanaman focus

untuk perbesaran buah hibrid dan menjaga kemurnian.

Pada saat fase vegetatif umur sekitar 15-20 hari biasanya petugas quality

control cek in di tempat guna melihat dan mencari tanaman offtype, bila ada segera

dicabut. Control berikutnya pada saat generative 1 yaitu pada saat polinasi atau

berbunga. Pada saat ini petugas cek in ke tempat untuk melihat tanaman offtype dari

morfologi bunga baik jantan maupun betina sudah sesuai dekripsi apa belum, dan

juga melihat aktifitas, cara polinasi, penyungkupan dll. yang sesuai sandart yang

ditentukan. Control berikutnya pada saat fase generative 2 dimana petugas ini

biasanya mencari buah buah OP ( Open pollination) dan segera memetik dan

membuang buah tersebut. Buah OP adalah buah yang tidak dipolinasi yang ada pada

tanaman jantan maupun betina.Bila buah OP yang ada pada tanaman betina ini

dirawat sangat merugikan bagi buah hibrid yang terpolinasi karena nutrisi terbagi

sehingga pemasakan buah dan pengisian biji buah hibrid kurang optimal, sehingga

buah ini dibuang sedini mungkin.Pada fase generative 2 ini biasanya petugas OP

mengecek lebih dari 1x cek in dan yang terakhir sebelum panen. Control berikutnya

Page 9: Lap Magang Siap Print

adalah saat panen untuk melihat metode dan buah yang dipanen, jangan samapai buah

OP terikut dipanen.

3.7 Wiwil Bunga Betina dan Cabang

Perawatan bunga betina/ buah dilakukan pada ketinggian diatas 70 cm cabang

utama jadi bila ada bunga betina / buah dibawah 70 cm dilakukan pewiwilan.

Perawatan cabang dilakukan pada ketinggian 40 cm dari cabang utama sehingga bila

ada cabang tumbuh dibawah 40 cm dilakukan pewiwilan. Cabang-cabang dibawah 40

cm ini kurang optimal dalam perkembangannya karena tertutupi kanopi dari cabang-

cabang atasnya. Cabang-cabang ini juga boros nutrisi asimilat yang diambil dari akar

tetapi fotosintesisnya kurang produktif. Perawatan buah dibawah 70 cm dapat

menganggu transport asimilat, buah diarea 70 cm ke bawah ini akan lebih dekat

dengan transport asimilat dari akar sehingga akan terakumulasi di bagian buahdari

pada bagian bagian organ lain akibatnya buah buah dicabang cabang lainnya juga

kurang berkembang dengan optimal.

3.8 Polinasi dan Penyungkupan

Ketika tanaman memasuki fase generative saat itulah muncul bunga betina

dan jantan.Untuk tanaman betina dilakukan wiwil bunga jantan atau biasa yang

disebut wiwil bunga wali, untuk menjaga kemurnian dan menghindari kontaminasi

serbuk sari masuk pada bunga betina sehingga calon buah tidak murni lagi.Prinsip

dasar dari produksi benih hybrid ini adalah menyilangkan 2 tanaman (masing masing

jantan dan betina yang ditentukan) yang memiliki sifat unggul.Tanaman yang jantan

sebagai penghasil polen (serbuk sari) dan yang betina sebagai pengasil biji atau calon

buah karena itu bagaimana kedua tanaman ini benar benar terserbuki secara murni

akibat dari persilangan dua galur tersebut.

Penyungkupan dilakukan pada bunga betina yang akan siap mekar besok.

Ciri-ciri bunga yang akan mekar besok adalah berwarna kuning pada calon mahkota

tetapi masih kuncup. Kemudian dialakukan penyungkupan. Penyungkupan pada

Page 10: Lap Magang Siap Print

bunga pare ini biasanya dilaukan pada sore hari sebetulnya siang hari juga bisa cuman

kadang masih banyak calon mahkota yang belum kuning atau bunga betina yang

belum berwarna kuning sehingga penyungkupan sebaiknya dilakukan pada sore hari

akan lebih efektif.

Metode penyungkupan ada bermacam macam, intinya bagaimana caranya

bunga betina itu benar benar terisolasi sehingga tidak terkontaminasi saat mekar atau

tidak terkontaminasi sebelum terpolinasi. Metode penyungkupan pertama dilakukan

menggunakan sedot plastic dipotong seukuran kira-kira sama dengan bunga betina

kemudian masukkan sedotan palastik dipucuk mahkota dan bakal buah sampai benar

benar tersungkup. Cara pertama ini lebih simple cuman kekurangannya sulit terlihat

dengan kasat mata bila tidak diberi penanda yang jelas, akan banyak yang luput saat

pemolinasian. Cara yang kedua adalah menggunakan kertas untuk menyungkup

sebagai penanda sebelum terpolinasi biasanya mengggunakan kertas putih.Caranya

dengan menyungkup bagian calon buah atau bunga betina kemudian di satples

sisinya.Cara ini lebih cepat dan lebih mudah terlihat oleh kasat mata sehingga saat

pemolinasian tidak banyak yang luput.

Gambar 3.2 Penyungkupan Bunga Betina

Page 11: Lap Magang Siap Print

Gambar 3.3 Polinasi Bunga, Penyungkupan dan Penalian Bunga Betina

3.9Pengambilan dan Isolasi Bunga Jantan

Pengambilan atau isolasi bunga jantan dengan meilihat bunga yang akan

mekar besok biasanya ciri-cirnya adalah calon mahkota berwarna hijau kuning tapi

masih kuncup. Metose isolasi dengan menggunakan sedotan disungkupkan pada

bunga yang akan mekar kemudian besoknya dipanen. Cara yang kedua adalah dengan

memanen bunga jantan dengan ciri ciri sama yaitu calon mahkota berwarna hijau

kuning kemudian dipetik tangkainya kira-kira 4 cm setelah dipanen kemudian di

celupkan atau direndam tangkainya dalam air, besoknya bunga mekar dan siap untuk

bahan polinasi.

Saat perendaman dengan air usahakan bunga tersungkup dan terhindar dari

inseck atau serangga untuk menjaga kemurnian. Begitu juga saat polinasi bunga

Page 12: Lap Magang Siap Print

biasanya ditaruh dalam wadah yang tertutup kain atau bahan lain untuk menghindari

dari kontaminasi serangga dan lainnya sehingga diharapkan bunga atau polen benar

benar murni. Saat polinasi yaitu dengan membuka sungkup bunga betina kemudian

dimekarkan mahkota bunga samapi mekar baru oleskan bunga jantan atau serbuk sari

pada bagian putik atau stigma bunga betina sampai rata dan benar benar terpoles

semua.Untuk golongan family cucurbitae ini biasanya semakin banyak kuantitas

polen yang terpolesi semakin banyak biji yang dihasilkan.

Bila polinasi kurang merata maka buah atau daging tidak akan terbentuk

sempurna dan bila polesan serbuk sarinya sedikit maka biji yang dihasilkan sedikit

karena itu saat polinasi harus benar benar terpoles merata. Setelah proses polinasi

selesai segera langsung disungkup dengan kertas merah distaples rapat dan tangkai

bunga diikat dengan benag merah. Hal ini menandakan bunga sudah

terpolinasi.Untuk bunga atau colon buah yang tidak terpolinasi atau luput dipolinasi

atau luput dari penyungkupan kemudian mekar sebaiknya langsung dibuang atau

dipetik.Hal ini guna menjaga kemurnian dimungkinkan bunga ini sudah terpolinasi

ditempeli oleh serangga atau dengan angin.

Page 13: Lap Magang Siap Print

Gambar 3.4 Pengambilan Bunga Jantan dan Isolasi Kemurnian Polen

3.10 Pewiwilan Daun

Pewiwilan daun bila kira-kira kanopi sudah rimbun dilakukan perampasan

pada bawah sampai 60 cm atau usahakan cahaya sedikit bisa masuk dibawah

bedengan. Tujuan dari pewiwilan ini untuk menghindari kelembapan yang tinggi

pada bagian bawah daun, membuang daun yang kurang efektif karena ternaungi dan

tidak bisa fotosintesis, mengurangi tumbuhnya cabang bawah, dan menghindari

sebagai tempat sarangnya penyakit dan hama khusunya kutu daun (apids).

Pewiwilan pada bunga jantan yaitu wiwil daun sampai kanopi tidak rimbun,

pewiwilan pada bunga jantan berfungsi untuk keluarnya bunga jantan. Bila rimbun

bunga jantan akan ternaungi sehingga kuantitas bunga sedikit . Bunga jantan akan

keluar menuju cahaya sehingga bila ternaungi tangkai tangkai bunga akan

Page 14: Lap Magang Siap Print

memanjang sampai bunga tersinari dan bila cabang cabang tidak ternaungi maka

bunga jantan lebih banyak yang keluar.

3.11 Hama dan penyakit Tanaman.

Hama penyakit pada tanaman pare adalah apids, kutu kebul, ulat grayak,

kresek (downew mildew). Hama penyerang dengan intenstas serangan paling tinggi

adalah kutu daun (apids), hama ini bersembunyi atau bertempat di bawah daun, hama

ini merupakan vector dari virus keriting pada tanaman pare, hama ini menghisap

cairan yang ada pada batang dan daun pada tanaman pare, ciri-ciri hama ini berwarna

hijau tua sampai kehitaman. Apabila pengendalian dibawah ambang pengendalian

cukup disemprot dengan air bersih, pengendalian hayati biasanya menggunakan

kepik, 1 kepik bisa memakan apids sampai 1000 apids lalu gunakan kombinasi cabe

2-3 butir + bawang putih 1-2 siung tumbuh halus dan larutkan dama 1 liter air. Untuk

pegendalian cepat dengan kimia gunakan pestisida dengan bahan aktif mospilan

sesuai anjuran dosis.Dalam prinsip PHT sebaiknya pengendalian menggunakan

beberapa teknik dengan kombinasi obat yang berbeda pada tiap periode sehingga

hama dan penyakit tidak sampai resisten. Hama kedua adalah kutu kebul, , hama ini

ciri-cirinya berwarna putih kecil, kutu ini merupakan vector virus namun dalam

serangannya tidak terlalu mengahawatirkan.

Dalam aplikasinya penyemprotan bertahap tiap 5 hari sekali.Obat obat yang

digunakan untuk pengendalian adalah a)fungsida 1.Aurora, 2.Victory mix, b)

Insektisida 1.Raydock (kontak) 2. Crumble (kontak lambung). c) Pupuk daun Fitomic

dan tambahan pupuk lainnya Supermess MKP dll. Bila ada hama dengan serangan

intensitas melebihi ambang pengendalian maka digunakan kombinasi petisida dan

teknik pengendalian yang lebih tepat.

Page 15: Lap Magang Siap Print

Tabel 3.1 Aplikasi Pestisida yang Digunakan

Nama Pestisida Tipe Pestisida Bahan Aktif Konsentrasi Target Pestisida

Crumble Insektisida kontak + lambung

Emactin Benzoat Proclaim 10EC 1-2 ml/l ulat grayak

Reagen Insektisida sistemik Heksanol Santiat 400EC 1,5-2,5 ml/l kutu daun     Dimetrof Acrobat 50WP    

Raydock Insektisida kontak Beta Siflurin 28g/L 0,5-1 ml/l kutu daun

      1,5-2 ml/l Lalat buahAurora 70WP Fungsida kontak Propineb 70% 1-2 g/l Bercak Ungu

      1,5-3 g/L Busuk daunVictory Mix

Fungsida kontak + sistemik Simoksamil 8% 2-4 g/l Phytoptora infestan

    Mankozeb 64%   (cacar daun, kresek)

Fitomic pupuk cair /daun Kalsium 10% 1,5-2,5 ml/lKesuburan daun dan buah

    Boron 2%  kesuburan akar dan tanah

    Sukrosa 10%    

Super Mess pupuk daun Kalsium 30% 1-2 ml/l kesuburan tanah

    Magnesium 20%   kesuburan daun buah

Hama berikutnya adalah ulat grayak, ulat grayak ini berwarna hijau,

bersembunyi di gulungan gulungan daun biasanya meyerang pada tanaman yang

masih mudah.Pengendalian yang paling efektif untuk ulat grayak ini adalah dengan

mekanik atau manual yaitu dengan tangan, ulat diambil satu-satu sampai habis. Untuk

pestisida yang digunakan adalah crumble (kontak- lambung) dan raydock (kontak).

Awalnya pengendalian menggunakan raydock karena raydock adalah pestisida

kontak jadi kurang efektif untuk pengendaliannya kemudian digunakan crumble

racun kontak-lambung dengan dosis yang sesuai anjuran.

Penyakit pada tanaman pare yang meyerang adalah kresek atau cacar daun.

Ada satu tanaman yang terserang penyakit ini tergolong parah sehingga tanaman ini

harus di buang semua daunnya yang terindikasi cacar daun agar tidak

menular.Tanaman ini di papras semua daun hingga menyisahkan batang dan pucuk

tunas.Tanaman cacar daun meyerang diakibatkan kelembapan terlalu tinggi dengan

Page 16: Lap Magang Siap Print

suhu yang hangat-panas.Kelembapan tinggi dengan suhu panas memang disukai

penyakit khususnya cendawan cacar daun ini.Pengendaliannnya segera pangkas daun

yang terindikasi kemuadian semprot dengan fungsida.Setelah disemprot dengan

fungsida baru kemudian dipupukPhonska, nantinya daun daun dan tunas akan tumbuh

besar dan tanaman akan tumbuh kembali seperti semula.

Gambar 3.6 Kutu Daun Apids dan Gejala Menggulung pada Daun

3.12 Perawatan Buah

Pemupukan Phonska digunakan untuk perawatan buah, pupuk daun fitomic,

dan MKP.Penggunaan bahan tersebut merupakan asupan nutrisi untuk memperbesar

buah dan biji baik secara kualitatif maupun kuntitatitf.Penanda buah yang terpolinasi

adalah benang merah yang ada pada tangakai buah karena itu buah buah yang tidak

terikat benang atau lupa tidak dibenangi sebaiknya di buang atau dipetik sedini dan

sesegera mungkin untuk menjaga kemurnian.Biasanya petugas OP atau QC ( quality

control) pada masa masa ini dilakukan sidak atau control untuk membuang dan

mengecek buah buah yang OP atau tidak terpolinasi ini termasuk melihat buah type

simpang (oftet /offtype). Jika ada buah buah oftype dan tanaman offtype maka

petugas ini bertanggunga jawab penuh untuk segera membuang tanaman atau buah

tersebut.

Page 17: Lap Magang Siap Print

Gambar 3.7 Buah Pare Polinasi

3.13 Pemanen buah

Pemanenan buah dialakukan dengan ciri-ciri buah berwarna kuning sebagian

atau keseluruhan.Buah segera dipetik kemudian taruh bawah dicuring selama 1 hari.

Besoknya buah sudah berwarna kekuningan total kemudian ambil bijinya ditaruh

dalam wadah atau bak. Birkan lagi atau fermentasi biji selama hari untuk

mengilangakan lendir dan pulp biji yang berwarna merah agar lebih mudah diekstrak.

Kemudian besoknya dicuci dan dibersihkan sampai biji benar benar bersih.Standart

rafaksi 6 % adalah dimana rafaksi meliputi kotoran benih dan biji biji yang tidak

bernas (low quality) karena itu biji yang terapung harus dibuang sedini mungkin agar

tidak mempengaruhi kelulusan.Setelah itu rendam dengan byclean atau pemutih

untuk membunuh jamur atau kuman benih (seed borne disease). Setelah perendaman

dengan pemutih selama 10-15 menit kemudian kering anginkan benih sampai kering

lalu jemur dengan sinar matahari sampai kadar air critical atau kira-kira 10%(standart

BISI).

Page 18: Lap Magang Siap Print

Gambar 3.8 Pemanenan Buah dan Biji

3.14Total panen dan berat 1000 butir.

Aspek Manajeril

Page 19: Lap Magang Siap Print

Di PT. BISI ini semua produksi 99% dilakukan dengan kerja sama mitra, sisannya

adalah sistem sewa lahan, dan bagi hasil. Sistem mitra untuk produksi F1 adalah kerja

sama dengan petani dimana petani yang menggarap dan memproduksi benih

selanjutnya hasil benih dibeli perusahaan sesuai dengan ketentuan perjanjian.

Perjanjian ini dilakukan diawal sebelum petani mitra memproduksi yaitu dengan

menandatangi surat perjanjian kontrak diatas materai. Perjanjian kontrak ini berisi

ketentuan-ketentuan seperti luasan, populasi, harga per kilo, dan aturan kelulusan

yang disetujui kedua belah pihak. Dalam sistem kerja sama mitra ini juga petani

diperkenankan pinjaman produksi saprodi oleh perusahaan yang nantinya dibayar

diakhir setelah panenan lulus. Pinjaman saprodi ini bertujuan untuk meringankan

petani. Dalam kerja sama itu juga tertulis jika petani tidak lulus maka pembayaran

50% dari hasil tidak sampai 100%.

Dalam manajemen pelaksanaan Departemen Produksi dipimpin oleh General Manajer

kemudian dibagi lagi menjadi sub departemen yaitu Produksi F1, OP, yang masing

masing dipimpin oleh manajer. Dibawah manajer ada manajer wilayah, dan kemudian

staf staf produksi.


Top Related