BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas
Akhir ini akan di peroleh dari berbagai sumber yang ada, diantaranya
adalah :
2.1.1.1 Artikel
• http://amandabrownies.co.id/
• http://browniesku.blogdetik.com/perihal/
• http://id.wikipedia.org/wiki/Brownies
• http://www.pengusaha.us/2013/12/kisah-sukses-bisnis-
sampingan-menjadi.html
• http://nadyadestiyanti.blogspot.com/2013_11_01_archive.html
2.1.1.2 Data Literatur
Pencarian data literatur dilakukan dengan mempelajari pustaka,
artikel media cetak, di website yang berhubungan dengan
brownies dan juga kompetitor Amanda Brownies.
• Brand Power oleh Paul Stobart
2.1.1.1 Data Visual
• Logo Lounge Master Library ; Rockport
• The Best Of Business Card ; Rockport
• Logo Design ; ED. JULIUS WIEDEMANN
• Logo Lounge 3 (2,000 International Identities by Leading
Designer) ; Rockport
• Letterhead & Logo Design selected by Top Design Studio,
Los Angeles ; Rockport
• Package & Wrapping Graphic (PIE BOOKS)
• Design Secrets: Packaging, 50 Real-life Project Uncovered
– Catharine Fishel.
2.1.2 Literatur
2.1.2.1 TentangBrownies
Menurut situs The Amazing of Brownies, resep brownies
pertama kali dipublikasikan tahun 1897 di Sears,Roebuck
Catalogue. Dalam sejarah kuliner, brownies termasuk
kategori cookie, kue kecil berbahan dasar tepung, rasanya
manis, dengan tekstur lembut dan renyah.
Nama brownies diambil dari the deep brown color of
cookie.Brownies memang memiliki warna cokelat tua
kehitaman.Dia tercipta justru karena kelalaian, yakni lupa
menambahkan baking powder (bubuk pengembang kue) ke
dalam adonan.Akibatnya, kue itu tidak mengembang alias
bantet.Namun kue itu ternyata disukai banyak orang. Di
Indonesia, brownies tak sekedar kue coklat yang
dipanggang, namun ada yang dikukus. Brownies juga
ditambah dengan keju, almond maupun kismis. Rasa
brownies keju, misalnya, menjadi paduan manis dan gurih.
2.1.2.2 Sekilas TentangBrownies Kukus
Saat ini brownies kukus merupakan salah satu penganan
yang sedang populer, telah menggoda selera banyak orang
untuk mencoba kelezatannya, dan telah ikut
menyemarakkan dunia bisnis makanan di Indonesia.
Bentuk dan tampilan aslinya bisa dikatakan tidak terlalu
istimewa, hanya berupa lapisan cake cokelat sederhana
tanpa hiasan. Namun kelezatan kue yang satu ini sungguh
unik, kelembutan teksturnya menyatu dengan lumeran
cokelat berupa filling dari lapisan cake saat kita
menyantapnya. Rasanya tidak jauh berbeda dengan
brownies yang dipanggang. Bedanya, cuma pada cara
pembakarannya. Memang, brownies kukus lebih mudah
dalam pembuatannya.
Brownies kukus tahan selama empat hari jika disimpan di
tempat cukup kering.Jika ditaruh di tempat lembab,
brownies mudah berbau apek. Kita juga bisa menyimpan
brownies dalam lemari pendingin dengan keadaan tertutup
di kotaknya. Kue yang disimpan di kulkas bisa tahan
sampai seminggu.
Bagi penyuka brownies kukus yang hangat, sebelum
menikmatinya sebaiknya mengukus dulu kue tersebut
beberapa saat.Ini terutama untuk brownies yang sudah
disimpan selama beberapa hari.
2.1.2.3 Hasil Survei
Penulis melakukan survei dengan membagikan kuesioner
acak kepada 100 orang responden untuk mengetahui minat
masyarakat terhadap brand dan produk Amanda Brownies.
1. 67% responden adalah wanita dan 33% responden pria. 6%
responden dengan usia 15-20 tahun, 20% responden
dengan usia 21-25 tahun, 65% responden dengan usia 32-
45, 45, 9% responden dengan usia diatas 45 tahun.
2. 74% responden tinggal di pulau Jawa, 16% responden
tinggal di pulau Sumatra, 5% responden tinggal di pulau
Sulawesi dan 5% responden tinggal di pulau Kalimantan.
3. 5% responden adalah pelajar, 15% responden adalah
mahasiswa, 25% responden adalah pegawai/karyawan dan
55% adalah Ibu rumahtangga.
4. 69% responden suka mengkonsumsi karena rasanya yang
enak, 18% responden biasa saja, dan 13% tidak tahu.
5. 46% responden mengkonsumsi seminggu sekali atau lebih,
34% responden mengkonsumsi sebulan sekali atau lebih,
15% responden mengkonsumsi setahun sekali atau lebih,
dan 5% responden tidak pernah mengkonsumsi.
6. 61% responden tertarik untuk membeli produk Amanda
Brownies dan 39% responden tidak tertarik untuk membeli
produk Amanda Brownies.
7. 90% responden mengetahui tentang Brand Amanda
Brownies dan 10% responden tidak mengetahui Brand
Amanda Brownies.
8. 65% responden merasa logo kurang menarik dan 35%
responden merasa biasa saja.
9. 55% responden merasa tetap mengenal brand Amanda
walau identitasnya baru, 25% responden merasa tidak
mengenal brand Amanda jika identitasnya baru, dan 20%
responden merasa biasa saja.
Rangkuman dari survei diatas adalah banyaknya
masyarakat yang kebanyakan wanita khususnya ibu-ibu
yang sering sekali mengkonsumsi brownies Amanda
bahkan, terutama seperti ibu-ibu rumah tangga yang
memiliki banyak acara seperti arisan atau acara keluarga.
Yang melekat dibenak masyarakat selain dari nama
Amanda yang sudah populer adalah cita rasanya yang khas
dan enak. Dan responden merasa identitas dari brand
Amanda sangat berpengaruh terhadap bisnisnya tersebut
agar terus bisa sukses.
2.1.3 Wawancara
Dalam melakukan pencarian data, penulis melakukan sebuah
wawancara dengan pihak dari Amanda Brownies untuk
mendapatkan informasi langsung dari narasumbernya.Metode
wawancara ini sangat penting untuk mendapatkan data yang
akurat, lengkap, dan otentik. Dalam melakukan wawancara ini,
penulis melakukan tanya jawab sekaligus berdiskusi bersama
narasumber. Data-data yang telah didapat lalu digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis masalah, lalu mencarikan
sebuah strategi kreatif dan efektif yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Data yang diperoleh merupakan
data tentang profil perusahaan, target market, logo, konsep,
competitor, dan strategi pemasaran. Data yang diperoleh dari
wawancara ini adalah data kuantitatif dan bukan kualitatif,
merupakan opini perorangan, bukan bersifat ilmiah.
2.1.4 Survey
2.1.4.1 Survey Lapangan
Penulis merasa perlu untuk melakukan survey langsung ke
lapangan.Dalam melakukan survey ini, penulis merasakan
sendiri pengalaman, suasana, dan kualitas produk dari
Amanda Brownies.Survei lapangan ini diadakan di Amanda
Brownies yang bertempat di Jl Rancabolang No 29
Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, dengan metode
pengamatan langsung dan dokumentasi.Ini dilakukan agar
penulis merasakan sendiri bagaimana menjadi seorang
konsumen dari Amanda Brownies dan mendapatkan
gamabaran tentang consumer insight dari Amanda
Brownies.
Selain melakukan pengamatan dan dokumentasi di Amanda
Brownies, penulis juga melakukan survey di internet untuk
mendapatkan tentang kesinambungan system identitas
visual Amanda Brownies. Media promosi yang telah ada
juga masih belum mampu membuat kesinambungan dalam
sistem pengaplikasian logo.
2.1.4.2 Lokasi dan Waktu Survey
Penulis mengadakan survey langsung ke Amanda Brownies
dan melakukan wawancara langsung dengan humas
Amandadikantor pusat yang berlokasi di Jl. Rancabolang
No. 29, Bandung, survey pertama dilakukan pada hari
Senin tanggal 09 Maret 2015 pada pukul 11.00 WIB
dansurvey kedua dan wawancara denganpihak Amanda
yaitu Ibu Resmawati dilakukan pada hari Senin tanggal 27
April 2015 pada pukul 13.00 WIB.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Data Perusahaan
Kota Bandung dikenal sebagai kota wisata. Meski tak memiliki objek
wisata alam, namun kota berjuluk Paris Van Java ini tetap memiliki
daya tarik bagi para pelancong. Salah satu daya tarik tersebut adalah
wisata kulinernya. Wisatawan yang bertandang ke kota kembang ini
tentu tak akan melewatkan membeli oleh-oleh makanan. Salah satu
buah tangan yang paling favorit ditenteng wisatawan saat pulang
adalah produk Amanda Brownies.
Oleh-oleh yang satu ini memang sudah menjadi ikon Kota Bandung.
Jika Anda menyebut brownies, maka akan langsung ingat dengan
Amanda Brownies.Amanda Brownies yang berkantor pusat di Jl
Rancabolang No 29 Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, awalnya
hanya usaha home industry. Namun berkat keuletan dan keseriusan
pemilik Amanda Brownies, makanan dari Bandung ini akhirnya
menjadi selera Nusantara.
Awalnya,hanya memproduksi satu varian yaitu brownies original.
Namun resep keluarga yang kemudian dilempar ke pasaran ini
mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat. Respon
masyarakat yang sangat luar biasa ini kami apresiasi. Amanda terus
mengembangkan kreasinya dengan melakukan inovasi dengan dasar
utama brownies. Kemudian lahirlah varian baru seperti cheese cream
perpaduan krim keju pilihan dengan brownies original. Selain itu ada
sarikaya pandan, blueberry, choco marble, pink marble, green marble,
tiramisu, dan varian lainnya.
Tak hanya brownies yang diproduksi. Beragam pastry dengan cita
rasa yang bisa memanjakan lidah Anda pun tersedia. Produk unggulan
lainnya yaitu pisang bolen keju, pisang bolen nanas, cheese stick,
sweet stick, cheese roll, dan aneka keripik pisang serta kentang.
Produk makanan yang terjamin kualitas dan kehalalannya ini bisa
anda dapatkan di puluhan outlet kami yang ada di sejumlah kota besar
di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Utara,
Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
Di samping terus berinovasi dalam hal produk, demi memenuhi
permintaan masyarakat, Kami berupaya menjangkau berbagai wilayah
di nusantara dengan menambah outlet baru. Kami tengah
mempersiapkan outlet-outlet baru di beberapa kota. Semoga
kehadiran kami di lokasi-lokasi tersebut dapat diterima dengan baik.
2.2.1.1 Sejarah Singkat Amanda Brownies
Gambar 2.1 Logo Amanda Brownies
Banyak orang akan mengira pemilik brownies kukus lezat
tersebut si Amanda sendiri. Tetapi ternyata, nama tersebut
adalah singkatan "Anak Mantu Damai", itulah harapan
terhadap ke empat anaknya; Joko Ervianto, Andi Darmansyah ,
Sugeng Cahyono, dan Rizka Kurniawan, yang diharapkan
rukun selalu. Wanita kelahiran Jombang, Jawa Timur, 1
Agustus 1940 ini, menyebut brownies miliknya berbeda yaitu
dikukus meski sama- sama terbuat dari coklat.
Bisnis keluarga
Bu Sum itulah nama panggilan sang penemu brownies kukus
Amanda. Bukan berlatar belakang pebisnis, ia hanya mengikuti
suami untuk hijrah ke kota Bandung. Suaminya merupakan
pegawai PT. Pos Indonesia, membuat keluargany selalu
berpindah- pindah. Awalnya, ia dipindah tugaskan ke Bogor
selama tujuh tahun, lalu terakhir kembali ke kota Bandung. "Itu
setelah lulus Akademi Pos, Telephon, dan Telegram (PTT) dan
menikah pada 1964. Setelah itu pindah ke Bandung, Magelang,
dan saat akan pensiun kembali lagi dinas di Bandung."
Di setiap tempat keluarganya ditempatkan, Bu Sum selalu
membuka bisnis kecil yaitu membuat kue."Usaha kue ini saya
dirikan sebenarnya agar bekal ilmu yang saya peroleh dari
sekolah jurusan tata boga tidak sia- sia.Tetapi karena
tinggalnya tidak pernah lama, maka tak bisa besar.Setiap mau
besar, eh bapak dimutasi." kenang nenek enam cucu ini.
Akhirnya di 2000, ketika suaminya akan pensiun dan
dipindahkan ke Bandung, kesempatan bisnis itu ada. Dia dan
suaminya memboyong seluruh kelurga ke Bandung.Dia pun
terpikir kembali untuk memulai bisnis kue tersebut lagi.Ia
menyebut ini sebagai pengisi hari pensiun tetapi hasilnya justru
diluar dugaan. Bu Sum ingat benar pertama kali menawarkan
brownies kukusnya secara gratis.Dia memasukan kue barunya
tersebut ke kardus diselipkan diantara kue- kue pesanan.
Kuenya bertekstur lembut karena dibuat secara kukus,
teksturnya lebih lembut daripada yang di panggang (oven).
Pasaran kue tersebut disengaja menyasar berbagai kalangan
usia. Responnya sangat mengejutkan karena memang lebih
enak dan empuk.Saat itu, enam karyawan di dapur rumah yang
hanya berukuran 3x6 meter.Darisana pula bisnis tersebut
semakin besar karena antrian pembeli yang semakin panjang.
Pada tahun 2002 -an, empat anaknya memiliki ide menyewa
tempat yang merupakan bekas warung.Tempat tersebut
memiliki ukuran 5x6 cm serta dekat rumah. Di tempat baru,
antrean tetap memanjang semakin panjang lalu menghambat
laju angkot di depan rumah. Setiap hari ada 500 kardus terjual
laris, inipula yang mebulatkan tekat Bu Sum membangun
cabang di pusat kota Bandung. Ia bermaksud memecah antrian
para pembeli agar tidak menumpuk di satu tempat.
Sejak itu bisnisnya menjadi semakin besar padahal hanyalah
bisnis coba- coba. Kini, wanita yang justru tak mau cucunya
bernama Amanda ini memiliki 19 cabang serta pabrik
pembuatan kue di Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Medan,
memiliki 470 orang karyawan. Pabrik tersebut disiapkan guna
mensuplai kebutuhan di setiap tokonya. Jarak pabrik dan toko
pun sudah diperhitungkan yaitu empat jam perjalanan ke toko
di pusat perkotaan.
Tak lupa dengan do'a dibalik nama Amanda, membuat keluarga
tersebut tetap baik. Mereka saling berbagi rejeki sementara Bu
Sum dan suaminya bisa duduk tenang.Mereka anak serta mantu
ikut serta dalam bisnis keluarga tersebut.Tak salah, dengan
begitu banyak cabang tidak membuat brownies kukus Amanda
jatuh.Mereka terus melakukan inovasi agar tidak tertinggal oleh
para pesaing yang bermunculan.
2.2.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.2Logo Perusahaan (Amanda Brownies)
Gambar di atas merupakan tampilan logo Amanda
Brownies Kukus dengan bentuk oval yang didalamnya
terdapat typeface berwarna coklat bertuliskan “Amanda”.
Logotype yang bergelombang menggambarkan arti dari
harapan bisnis Amanda Brownies itu sendiri.
2.2.1.3 Visi Misi
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Amanda Brownies
memiliki misi untuk mecapai visi yang mereka miliki. Berikut
merupakan visi dan misi dari Amanda:
Visi:
Menjadi leader kue kukus berkualitas, dengan cita rasa terbaik
di Indonesia.
Misi:
- Memperkenalkan dan selalu membuat inovasi produk yang
berkualitas, guna memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
- Menciptakan nilai pertumbuhan pasar secara
berkesinambungan.
- Memberikan dan memperkenalkan kualitas terbaik dari
daur hidup produk kepada pelanggan dengan
mempertahankan cita rasa yang telah dipercaya.
2.2.1.4 Target Market
Brownies kukus Amanda memiliki pembeli yang bervariasi
dari berbagai macam kalangan, mulai dari orang biasa sampai
dengan pejabat tinggi seperti Presiden Republik Indonesia dan
keluarganya.Namun dari semuanya itu sebagian besar
pembelinya adalah orang-orang dari luar daerah Bandung
terutama dari kalangan ibu-ibu.
2.2.1.5 Kompetitor
Lapis Bogor “Sangkuriang”
Gambar 2.3 Lapis Bogor Sangkuriang
Lapis Bogor Sangkuriang merupakan produsen Lapis
Bogor atau Lapis Talas Pertama dan Terbesar di kota
bogor. Kami memiliki komitmen menjaga rasa, kualitas dan
standar mutu kue hingga layak dikonsumsi dan siap
dipasarkan.
Bahan dasar pembuatan adalah olahan talas (tepung talas)
yang diolah menjadi kue yang kami kenalkan dengan nama
LAPIS BOGOR SANGKURIANG.
Dengan bahan bahan pilihan & bermutu Lapis Bogor
Sangkuriang memiliki keunggulan tekstur yang halus dan
lembut, warna khas ungu dan kuning serta memiliki aroma
yang khas. saat ini Lapis Bogor Sangkuriang memiliki
dengan varian rasa Original Keju, Brownies Talas, Full
Talas, Green Tea, Durian Talas dan Original bertabur rasa
Blueberry, Strawberry, Tiramisu, Capuccino, Coklat.
Perlu diketahui bahwa talas mengandung Thiamin,
Riboflavin, Zat Besi, Fosfor, Zinc, Vitamin C dan B6,
Niacin, Potassium, Tembaga, Mangan dan Serat yang baik
untuk dikonsumsi.
2.3 Tinjauan Khusus
2.3.1 Landasan Teori
Didalam pembuatan Tugas Akhir ini digunakan beberapa teori yang
berkaitan dengan tema yang diambil.
2.3.1.1 Corporate Identity
Di dalam marketing Corporate Identity (CI) adalah “pesona”
dari suatu korporasi yang disesuaikan dengan pancapaian
terhadap sasaran bisnis secara obyektif, pada umumnya
seringkali dimanifestasikan melalui branding atau digunakan
sebagai merek dagang.
Catherine Fishel menyatakan, ada lima alasan utama mengapa
perusahaan melakukan redesign :
- Modernizing
Di suatu titik sebuah perusahaan akan membutuhkan sebuah
identitas yang baru, karena jika tidak perusahaan tersebut akan
semakin tertinggal dalam kompetisi. Sebuah penampilan yang
baru dan segar, sebuah desain yang lebih praktis, keindahan
yang dapat disampaikan dengan baik kepada para costumer.
Semua ini bisa dihasilkan oleh desain yang di modenisasi.
- Promotion Growth
Bagi perusahaan yang ingin berkembang dari perusahaan kecil
menjadi besar, atau bagi perusahaan besar yang ingin
keberadaannya makin diakui, mempromosikan diri melalui
identitas yang baru merupakan langkah yang berani dan taktis.
Pada saat ini yang menjadi alasan Amanda Brownies untuk
melakukan redesign adalah, modernizing dan promotion
growth. Karena begitu banyak toko brownies sekarang ini,
membuat Amanda Brownies harus memerlukan identitas yang
baru dan segar, supaya tidak tertinggal dengan competitor
lainnya dan juga akan membuat keberadaan Amanda
Brownies semakin diakui.
2.3.1.2 Teori Brand Identity
Brand Identity merupakan suatu ekspresi visual dan verbal
dari sebuah brand. Identitas membantu, mendukung,
mengkomunikasikan, menganalisa serta memberikan visual
kepada brand.Identitas mampu membentuk persepsi sebuah
perusahaan yang membantu membedakannya dari
kompetitornya. Brand Identity yang kuat akan membangun
ekuitas brand melalui peningkatan pemahaman, kesadaran dan
loyalitas konsumen yang dapat membantu kesuksesan sebuah
perusahaan.
Dalam buku Designing Brand Identity yang ditulis oleh Alina
Wheeler, sebuah brand identity lebih ideal dan efektif apabila :
- Dapat mencerminkan visi dan misi perusahaan.
- Memiliki sebuah arti, tegas dan mudah dikenali.
- Merupakan bentuk asli ekspresi dari sebuah perusahaan
(keunikan, nilai, visi, dan tujuan)
- Memiliki diferensiasi dan unik dibandingkan dengan yang
lain.
- Identitas mampu bertahan lama dalam sebuah lingkungan
dan selalu mengalami perubahan.
- Memberikan image yang jelas dan konsistensi dari sebuah
perusahaan.
Brand Identity yang dimiliki Amanda Brownies belum dapat
mencerminkan visi dan misi dan konsep perusahaan, dan juga
kurang memiliki diferensiasi dengan yang lainnya. Brand
Identity yang ada sekarang juga kurang kuat dan menarik.
2.3.1.3 Teori Logo
Identitas perusahaan adalah semua perwakilan atau
perwujudan media visual dan fisik yang menampilkan suatu
jati diri organisasi sehingga dapat membedakan
organisasi/perusahaan tersebut dengan organisasi/perusahaan
lainnya.
Dalam bidang desain komunikasi visual, bentuk paling
sederhana dari jati diri perusahaan adalah logo.
Didalam buku Mendesain Logo yang ditulis oleh Suryanto
Rustan, sebuah kriteria untuk logo yang efektif adalah :
- Harus unik. Mencerminkan dan mengangkat citra
entitasnya sekaligus membedakan dengan yang lain.
Bentuknya dapat menarik perhatian penglihat, dan juga
memiliki bentuk yang tidak membosankan atau ketinggalan
zaman.
- Simple, mudah ditangkap mata dan dikenali bentuknya, dan
juga bentuk mudah diingat.
- Fleksibel, memiliki berbagai versi, sehingga bila diterapkan
sesuai kondisi media atau bahan apapun, logo tetap terlihat
jelas.
- Memiliki warna yang mudah diingat dan juga memiliki
berbagai versi warna, sehingga dapat diaplikasikan dalam
kondisi background dan logo tetap terlihat jelas.
- Memiliki versi ukuran kecil maupun besar yang khusus
dirancang, supaya logo dapat terlihat jelas saat di media
ukuran besar ataupun kecil.
Logo Amanda Brownies yang ada sekarang masih kurang baik
dan menarik, hanya bertuliskan “Amanda” dengan bentuk oval
sebagai penghias saja dan huruf yang bergelombang dan
warnanya juga seperti toko brownies pada umumnya, sehingga
tidak ada bedanya dengan perusahaan lain yang sejenis.
2.3.1.4 Teori Tipografi
Huruf merupakan elemen yang penting dalam membuat suatu
desain yang baik dan tepat sasaran, karena itu diperlukan
pemilihan huruf yang tepat pada pembuatan desain. Pada
umumnya ada beberapa prinsip yang digunakan dalam
tipografi, antara lain adalah :
- Legibility : Tingkat keterbacaan yang ditentukan oleh
semua atribut visual yang dapat membuat huruf jadi lebih
terbaca.
- Visibility : Terfokus pada apakah jenis huruf tertentu dapat
dilihat atau tidak.
- Readibility : Kualitas dan jenis huruf, lebih kearah
pemilihan jenis huruf tertentu terbaca atau tidak.
- Clearity : Font yang dipilih harus menunjukkan
kejelasannya sehingga antara huruf yang satu dengan huruf
yang lain dapat terlihat perbedaannya.
Tipografi yang digunakan ada 2 jenis huruf, yaitu :
- San Serif : Tidak memiliki kaki/kait dan memiliki
ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulkan adalah modern, kontemporer dan efisien.
- Script : Goresan tangan yang dikerjakan dengan
pena, kuas atau pensil dan biasanya miring ke kanan,
terkesan ekspresif dan personal, bersifat pribadi dan akrab.
Tipografi yang baik menurut David E. Carson adalah mampu
menyampaikan pesan sebelum dibaca, karena didalam
tipografi itu terdapat rasa dari pesan yang akan dibaca.
Amanda Brownies membutuhkan font yang memberikan
kesan enak, akrab/kekeluargaan dan modern. Pemilihan font
harus sesuai dengan apa yang ingin disampaikan.
2.3.1.5 Teori Warna
Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain :
- Penggunaan warna harus mempunyai fungsi.
- Warna harus dapat memberikan cirri khas perusahaan /
produk yang disampaikan.
- Penggunaan warna jangan hanya untuk memberikan kesan
artistik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa wanra
memang demikian adanya.
- Hindari penggunaan warna yang tidak perlu.
Warna yang dimiliki Amanda Brownies adalah warna coklat
dengan alasan menggambarkan dari produknya yaitu
brownies, namun kurang memiliki perbedaan dengan
perusahaan lainnya yang sejenis yang mengambil warna dari
produk browniesnya yaitu coklat.
Maka itu perlu dibuat yang baru yang dapat menonjolkan
karakter dari Amanda Brownies supaya membedakan dengan
merk lainnya dan menambah minat masyarakat untuk
mencicipi Amanda Brownies Kukus.
2.3.1.6 Teori Packaging
Pengemasan (packaging) menurut Basu Swastha (1984:139)
adalah "kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang
yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus
atau kemasan bagi suatu barang". Fandy Tjiptono menyatakan
bahwa: “pengemasan, berkaitandengan perancangan dan
pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk”
(1999:106).
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa pemberian kemasan pada
produk memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan,
kehilangan, berkurangnya dan sebagainya.
2. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation),
misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang dan
sebagainya.
3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya
untuk diisi kembali atau untuk wadah lain.
4. Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik,
warna, bentuk maupun desainnya.
5. Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet,
lembut, dan mewah.
6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung
dan ditangani.
7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan
kualitas.
8. Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan
teknologi dan daur ulang (1999:106).
Menurut Alan Swann dalam bukunya “How to Understand
and Use Design and Layout” ada banyak hal yang harus
dilakukan dalam proses desain kemasan yaitu :
1. Mempelajari produk, dengan mengetahui bentuk, ukuran
dan proporsinya
2. Observasi pasar, untuk mengetahui posisi produk. Selain itu
informasi yang jelas juga harus diperoleh berkenaan dengan
harga, kualitas, image produk dan pesaingnya.Maka
kualitasnya harus dua kali lebih baik.
3. Menemukan bentuk yang sesuai bagi produk yang menjadi
pertimbangan adalah bentuk dan ukuran produk itu sendiri,
juga ruang yang tersedia di rak-rak outlet untuk
memajangnya.
4. Membuat konstruksi dummy
5. Memilih bahan yang tepat, dengan pertimbangan kekuatan
bahan, warna yang dihasilkan, sifat produk dan lain-lain.
2.3.1.7 Analisis Logo
Gambar 2.4 Logo Analisa Amanda Brownies
Berdasarkan wawancara secara formal dengan pihak dari
Amanda Brownies, diketahui bahwa konsep logo Amanda ini
merupakan lambang pemikiran dari pak Joko yang
mengatakan bahwa bisnis yang ada kalanya naik dan turun
yang disimbolkan dari logotype-nya sendiri yang berbentuk
gelombang naik dan turun namun disertai harapan bisnis
keluarga ini bisa semakin naik, sehingga diakhir gelombang
digambarkan dengan arah naik. Sedangkan dari segi warna,
yang diambil adalah warna coklat karena mengacu pada
produk yang mereka jual untuk pertama kalinya dan
spesialisasi mereka yaitu brownies yang tentunya berwarna
coklat juga.
Sebagai brand yang sudah cukup dikenal dan mempunyai
nama, sebenarnya logo dan konsep yang ada kurang sesuai.
Selain karena tidak mencerminkan arti dan kepanjangan dari
namanya sendiri, kesan yang didapat pun kurang kuat dan
kurang membekas di ingatan karena terlalu biasa dan
sederhana dan tidak ada cirri khas. Dari segi pemilihan huruf
dan warna pun kurang berkonsep. Tidak ada alasan kenapa
jenis huruf tersebut yang dipilih. Dari segi warna pun kurang
variatif dan agak sedikit membosankan jika diaplikasikan pada
item-item yang ada. Padahal jika diteliti dengan baik, banyak
sekali konsep yang bisa diolah dan disajikan kepada
masyarakat umum mulai dari konsep nama brand-nya sendiri
yang sudah unik, kemudian cara berpikirnya yang
menempatkan produknya sebagai suatu inovasi dalam dunia
makanan dan oleh-oleh, serta keunggulan-keunggulan lainnya.
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pembaruan yang bisa
mempresentasikan brand dengan baik dan sesuai dengan target
yang dituju.
2.3.1.8 Analisis S.W.O.T
1. Strength (Kekuatan)
Strength adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi atau program yang bersifat
internal.
Kekuatan yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah
sebagai berikut:
a. Fasion
Amanda Brownies memiliki fasion yang menarik dan unik
sehingga membuat orang – orang ingin merasakan
produknya.
b. Konsistensi dan Inovasi
Amanda Brownies hanya menyediakan satu macam jenis
kue yaitu “Brownies” namun dengan inovasi rasa yang
berbeda sehingga akan menjadi ciri khas produk ini dan
membuat konsumen lebih tertarik untuk mencoba dan
membeli.
c. Rasa
“Amanda Brownies” mempunyai banyak pilihan rasa
dengan harga yang cukup terjangkau bagi kalangan
menegah ke atas.
d. Lokasi strategis
Lokasi “Amanda Brownies” letaknya sangat strategis
sehingga mudah dijangkau oleh konsumen, baik itu dengan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
e. Kemasan
“Amanda Brownies” menggunakan kemasan yang bercorak
dan menarik yang berbeda-beda untuk setiap rasa, sehingga
menambah nilai “prestigious” dari produk ini.
f. Delivery Order
Terdapat layanan delivery order sehingga konsumen dari
berbagai kota dapat memesan produk ini, namun dengan
tambahan biaya pengiriman.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah
sebagai berikut:
a. Toko terbatas pada kota besar
“Amanda Brownies” bukan merupakan bisnis waralaba,
jadi tidak setiap kota terdapat outlet/toko, cabang “Amanda
Brownies” hanya di buka di kota-kota besar.
b. Masa expired singkat
Brownies ini mempunyai masa expired yang relatif singkat
yaitu sekitar 4 hari pada suhu kamar dan maksimum 1
minggu jika disimpan di lemari pendingin (kulkas).
d. Harga
Harga Brownies yang kurang ekonomis, sehingga yang
menikmatinya hanya kalangan menengah keatas.
3. Peluang (Opportunity)
Analisis peluang (opportunity) dan ancaman (threat) suatu
organisasi atau bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi
factor eksternal/lingkungan yang mempengaruhi
keberlangsungan dari bisnis yang dijalankan.
1. Opportunities (Peluang)
Opportunity adalah faktor positif yang muncul dari
lingkungan dan memberikan kesempatan bagi perusahaan
untuk memanfaatkan. Opportunity tidak hanya berupa
kebijakan atau peluang dalam hal ini mendapatkan modal
berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon
masyarakat atau isu yang diangkat.
Peluang yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah
sebagai berikut:
a. Selera
Toko Amanda Brownies memproduksi brownies kukus
dengan rasa beraneka ragam, Selain itu inovasi rasa ini juga
dimaksudkan untuk membidik/menarik semua segmen
pasar Sehingga toko “Amanda Brownies” menjadikan
selera masyarakat sebagai peluang untuk mendapatakan
lebih banyak profit.
b. Persaingan
Melihat dari persaingan peluang bisnis ini akan sangat
menjanjikan sekali, hal ini karena saingan untuk usaha ini
bisa dikatakan belum banyak.
4. Threats (Ancaman)
Threats adalah factor negative dari lingkungan yang
memberikan hambatan bagi berkembangnya atau
berjalannya sebuah perusahaan.
Ancaman utama yang dihadapi Amanda Brownies berasal
dari competitor (pesaing) produk yang sejenis yaitu kue dan
ataupun makanan.Beberapa ancaman tersebut adalah:
a. Keadaan Tempat
karena Brownies berada di kota – kota besar sehingga
setiap tahunnya semakin banyak pendatang di kota – kota
tersebut, hal ini membuat bisnis makanan mempunyai
prospek yang kurang baik.
b. Akan banyak pihak lain yang akan meniru usaha kita ini,
hal ini tentu akan membuat saingan yang baru bagi kita
c. Adanya oko-toko kue tradisional yang ada di masyarakat
dengan harga yang terjangkau untuk kalangan menengah
kebawah.