Lampiran Surat No. 314/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja
PHPL sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap:
II. Nama : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah
Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010
Luas : ± 635.857,88 Hektar
Lokasi : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Alamat Kantor : Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang 50243
Waktu Pelaksanaan : 03 s.d. 26 April 2017
III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI
REGIONAL JAWA TENGAH BERHAK
MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 17 Mei 2017
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Halaman 1 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 012/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/V/2017
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA PEMEGANG HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI
DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR
DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010
DENGAN LUAS ± 635.857,88 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen PHPL Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PERUM
PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH sesuai dengan Berita Acara Penyerahan
Laporan (EQI-F090) tanggal 06 Mei 2017;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor: 046/EQI-F037 tanggal 06 Mei 2017 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 217.1/EQI-F039 tanggal 10 Mei 2017
dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PERUM PERHUTANI
DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai
Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 217.1 tanggal 10 Mei 2017
menunjukkan total nilai kinerja akhir 20 indikator PHPL berpredikat BAIK, 2 indikator
bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PERUM PERHUTANI DIVISI
REGIONAL JAWA TENGAH telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-
PHPL yang telah diterima sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
Halaman 2 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.
8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,
Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23
Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor
melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-
DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Alam;
21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman
Halaman 3 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK);
23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 2
September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem
Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku
sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal
2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
27. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for
bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17
Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus
2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri
Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut-
VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012
tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi
Independen (LP & VI);
28. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 04.1/SJ/DIR/2017 tanggal 17 Maret 2017.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA
PEMEGANG HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR DASAR HUKUM PENGELOLAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL
22 OKTOBER 2010 DENGAN LUAS ± 635.857,88 HEKTAR
PERTAMA : PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH (Pemegang Sertifikat)
yang telah mendapatkan Sertifikat Nomor : 040/EQC-PHPL/V/2016 pada
kegiatan Penilaian Awal Kinerja PHPL tahun 2016 dinyatakan “LULUS”
karena tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta
pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI
sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-
Halaman 4 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16
Januari 2015.
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-
PHPL) pada Penilikan I tahun 2017, sehingga S-PHPL yang diberikan dapat
direvisi dari semula Nomor 040/EQC-PHPL/V/2016 menjadi Nomor
040.1/EQC-PHPL/V/2017 karena terdapat perubahan peraturan dari
Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-
BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 menjadi Perdirjen PHPL
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.
KETIGA : Sertifikat perubahan Nomor 040.1/EQC-PHPL/V/2017 terdiri dari 20 (dua
puluh) lampiran Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dengan nomor lampiran
S-PHPL sebagai berikut :
No. Nama KPH Luas (Ha) Nomor Lampiran S-PHPL
1 BALAPULANG ± 29.790,29 040.1-01/EQC-PHPL/V/2017
2 BANYUMAS BARAT ± 55.562,98 040.1-02/EQC-PHPL/V/2017
3 BANYUMAS TIMUR ± 46.453,00 040.1-03/EQC-PHPL/V/2017
4 BLORA ± 15.104,99 040.1-04/EQC-PHPL/V/2017
5 CEPU ± 33.017,29 040.1-05/EQC-PHPL/V/2017
6 GUNDIH ± 30.049,42 040.1-06/EQC-PHPL/V/2017
7 KEBONHARJO ± 17.734,60 040.1-07/EQC-PHPL/V/2017
8 KEDU SELATAN ± 44.659,81 040.1-08/EQC-PHPL/V/2017
9 KEDU UTARA ± 36.343,39 040.1-09/EQC-PHPL/V/2017
10 KENDAL ± 20.703,28 040.1-10/EQC-PHPL/V/2017
11 MANTINGAN ± 16.695,07 040.1-11/EQC-PHPL/V/2017
12 PATI ± 39.033,04 040.1-12/EQC-PHPL/V/2017
13 PEKALONGAN BARAT ± 40.743,76 040.1-13/EQC-PHPL/V/2017
14 PEKALONGAN TIMUR ± 52.793,67 040.1-14/EQC-PHPL/V/2017
15 PEMALANG ± 24.392,67 040.1-15/EQC-PHPL/V/2017
16 PURWODADI ± 19.636,50 040.1-16/EQC-PHPL/V/2017
17 RANDUBLATUNG ± 32.438,72 040.1-17/EQC-PHPL/V/2017
18 SEMARANG ± 29.119,40 040.1-18/EQC-PHPL/V/2017
19 SURAKARTA ± 32.918,70 040.1-19/EQC-PHPL/V/2017
20 TELAWA ± 18.667,30 040.1-20/EQC-PHPL/V/2017
KEEMPAT : Masa berlaku sertifikat tetap mulai dari tanggal diterbitkan awal sampai
dengan 17 Mei 2021 selama Pemegang Sertifikat tetap memenuhi
persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal
29 April 2016.
KELIMA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi
di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan
Sistem yang ditetapkan.
KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.
KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
Halaman 5 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait
keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan
bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL
sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KEENAM;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau
pembakaran hutan areal kerjanya;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan
tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 10 Mei 2017
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direksi Perum Perhutani di Jakarta;
2. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah;
3. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi
di Jakarta;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 39
1. Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit :
1. Asep Kurniawan, S.Hut (Lead Auditor/Auditor Produksi)
2. Ir. Tita Murlina (Auditor Prasyarat)
3. Ir. Irin Wedalia (Auditor Ekologi)
4. Ir. Slamet Mulyadi (Auditor Sosial)
5. Juni Adi Wiguna, S.Hut (Auditor VLK)
6. Endang Mulyana, S.Hut (Auditor Magang Sosial)
g. Tim Pengambil Keputusan :
1. Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)
2. Amin Muchakim, S.Hut (Anggota/PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)
3. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota/PK Bidang Ekologi)
4. Wiyono,S.Hut.,M.Si (Anggota/PK Bidang Sosial)
2. Identitas Auditee :
Nama Pemegang Hak Pengelolaan : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah
Dasar Hukum Pengelolaan : PP Nomor 72 Tahun 2010
Tanggal : 22 Oktober 2010
Luas Areal : ± 635.857,88 Ha
Lokasi Areal : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Alamat :
- Kantor Divisi Regional : Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang 50243
Telp: (024) 8413631 (hunting);
Fax: (024) 8443142
- Kantor Pusat : Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/ PENILIKAN/ DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 39
Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,
Jakarta Selatan.
Susunan Pengurus :
PLT. Ketua Dewan Pengawas : Bambang Hedroyono
Anggota Dewan Pengawas : Yusra Iwata Alsa
Adiari Nurcahyanto
Upik Rosalina Wasrin
Akhmad Sukardi
Wawan Siswantono
S.Widjornarko, Mayjen TNI/inf
Sekretaris Dewan Pengawas : Dody Heriawan P.
Direktur Utama : Denaldy Mulino Mauna
Direktur SDM& Umum : Morgan Sarif Lumban Batu
Direktur operasional : Mohamad Soebagja
Direktur Keuangan : Sugiarti
Direktur Perencanaan dan
Pengembangan, Pemasaran
dan Sinergi Bisnis (P3SB) : Agus Setya Prastawa
3. Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - Tidak dilakukan audit tahap I karena kegiatan
penilikan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
3 dan 26 April 2017 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Tengah yang diwakili oleh Bapak Slamet
Rohadi Kepala Bidang Penataan dan
Pemanfaatan Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Tengah.
Entry Meeting : Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana kegiatan penilaian
penilikan kinerja PHPL di Perum Perhutani
Divisi Regional Jawa Tengah (Auditee) dan
minta masukan terkait dengan kinerja Auditee
selama ini, khususnya di 3 (tiga) KPH contoh,
yaitu : KPH Banyumas Timur, KPH Blora, dan
KPH Kendal.
Exit Meeting : menyampaikan hasil Penilaian.
Konsultasi Publik -
Tidak dilakukan konsultasi publik karena kegiatan
penilikan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 39
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pertemuan Pembukaan 3 April 2017 Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di Jl.
Pahlawan No. 15-17 Semarang Provinsi Jawa
Tengah.
Perkenalan anggota Tim Auditor,
menyampaikan tujuan dan ruang lingkup
penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja
penilaian, menyampaikan metodologi dan
prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan
kepada Auditee tentang tanggal, waktu,
tempat, dan peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
4 - 25 April 2017 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/2016.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/
2016.
Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan
di 3 KPH contoh, yaitu KPH Banyumas Timur,
KPH Blora, dan KPH Kendal.
Pertemuan Penutupan 25 April 2017 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 10 Mei 2017 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau
dokumen penilaian yang diajukan untuk menjamin
bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan
efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY
Indonesia.
4. Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:
1. KPH BANYUMAS TIMUR
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata
batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Realisasi tata batas 100% (tata batas sudah temu
gelang).
Terdapat masalah tenurial, namun ada rencana,
monitoring dan upaya penyelesaian dan ada
penurunan tingkat konflik tenurial dari waktu ke
waktu.
Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani nomor : 2889/Kpts/I/2013 dengan Peta
Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober
2004 menunjukan tidak terdapat perubahan fungsi
kawasan pada areal KPH Banyumas Timur, sehingga
Verifier 1.1.4 diverifikasi tetapi tidak diterapkan (not
applicable).
Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata &
melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar
sektor kehutanan kepada pihak-pihak terkait dan
ada upaya Auditee untuk mencegah penggunaan
kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK Tersedia dokumen visi dan misi yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani
No. 3180/Kpts/Dir/ 2014 tanggal 27 November
2014 dan isinya telah sesuai dengan kerangka PHL.
Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin
dan masyarakat setempat, serta ada bukti
pelaksanaan.
Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari
baru sebagian yang telah sesuai dengan visi dan
misi perusahaan.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK Realisasi pemenuhan kebutuhan Ganis PHPL
terhadap syarat kecukupan menurut Peraturan
Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-IPHH/2015
tanggal 24 November 2015 adalah 15/16 x 100 %
= 93,73 % termasuk tersedia pada setiap bidang
kegiatan namun belum mencukupi karena ada
kekurangan jumlah 1 orang Ganis Binhut sehingga
jumlahnya belum sesuai perdirjen PHPL tersebut.
Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH
Banyumas Timur telah teralisasi > 70 % dari rencana
sesuai kebutuhan
Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani KPH
Banyumas Timur tersedia lengkap.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description
yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah
disahkan oleh Direksi.
KPH Banyumas Timur telah memiliki perangkat SIM
dan telah memiliki tenaga pelaksananya.
Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan.
Ada tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen yang konsisten berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT tahun 2016 di KPH
Banyumas Timur yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat
sebagian telah mendapatkan persetujuan atas dasar
informasi awal yang memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan CSR/CD di Perum Perhutani KPH
Banyumas Timur.
Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani
KPH Banyumas Timur telah mendapat persetujuan
sebagian LMDH yang terkena dampak dalam proses
penetapan kawasan lindung.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen manajemen plan
(RPKH) sebagai berikut:
Revisi RPKH KP Damar KPH Banyumas Timur Jangka
Perusahaan 1 Januari 2012 - 31 Desember 2019
yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang
(Direktur Utama Perum Perhutani) mengacu
Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-
II/ 2011 dan Keputusan Direksi Perum Perhutani
nomor : 1482a/Kpts/Dir/1995 tanggal 30
Nopember 1995.
Revisi RPKH KP Pinus KPH Banyumas Timur Jangka
Perusahaan 1 Januari 2010 - 31 Desember 2019
untuk Periode Tahun 2016 s/d 2019 yang sudah
disetujui oleh pejabat yang berwenang (Direktur
Utama Perum Perhutani dan Direktur Jendral
Pengelolan Hutan Produksi Lestari mengacu
Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-
II/ 2011, Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor P.01/VI-BUHT/2012, Keputusan
Direksi Perum Perhutani nomor :
1482a/Kpts/Dir/1995, dan SK Direksi No.
1100/Kpts/Dir/2013).
Penataan areal kerja (blok RTT dan
compartment/petak) hanya sebagian yang sesuai
dengan RPKH.
Seluruh tanda batas petak dapat dikenali di
lapangan.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK KPH Banyumas Timur memiliki data potensi tegakan
Damar dalam kelas hutan yang menggambarkan
kondisi lapangan yaitu KU I s.d. KU XII, MT, dan data
potensi tegakan Pinus dalam kelas hutan yang
menggambarkan kondisi lapangan yaitu KU I s.d. KU
XII, MR.
Terdapat perhitungan etat berdasarkan tabel volume
tegakan yang berlaku.
Terdapat rencana pengaturan tebangan
berdasarkan hasil perhitungan etat yang digunakan
dalam penyusunan RTT.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan
pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis.
Terdapat implementasi seluruh SOP tahapan sistem
silvikultur.
Rata-rata potensi tebangan A berdasarkan RPKH
dalam bagan tebang (sesuai dengan Kelas
Perusahaan) >80m3/Ha.
Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH
Banyumas Timur dalam jumlah yang mampu
menjamin kelestarian hasil hutan (keberhasilan
tanaman ≥ 75% pada tahun ke 3) yaitu tanaman
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pokok 93,77%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK Tersedia SOP pemafaatan/ pengelolaan hutan
ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan
pengelolaan hutan, dan isinya sesuai untuk
karakteristik kondisi setempat.
Auditee telah melaksanakan penerapan teknologi
ramah lingkungan pada 4 (empat) tahapan kegiatan
pemanenan hasil di KPH Banyumas Timur yaitu : Pra
tebangan, Pelaksanaan tebangan, Pasca tebangan,
dan Penerapan SMK3.
Nilai Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Banyumas Timur
≥ 0,70..
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RTT tahun 2016
KPH Banyumas Timur yaitu RTT tebang habis (A),
RTT tebangan pembangunan (B) dan RTT tebangan
penjarangan (E) sebagian tidak berdasarkan RPKH
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Peta RTT sebagian sesuai dengan peta lampiran
RPKH.
Penandaan batas tebangan sesuai dengan peta
kerja.
Realisasi luas dan volume tebangan total mencapai
<70% dari rencana tebangan tahunan (RTT
Tebangan) dan lokasi panen sesuai dengan RTT
yang disahkann serta tidak melebihi luas yang
direncanakan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
SEDANG Likuiditas dan Solvabilitas < 100% namun
Rentabilitas : positif, dan Catatan Kantor Akuntan
Publik terhadap Laporan Keuangan tahun buku
terakhir Wajar.
Realisasi alokasi dana > 80% dari kebutuhan kelola
hutan yang seharusnya berdasarkan laporan
penatausahaan keuangan yang dibuat sesuai
dengan Pedoman Pelaporan Keuangan
Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah diaudit
oleh akuntan publik).
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan tidak
proporsional.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan berjalan lancar namun tidak sesuai
dengan tata waktu.
Realisasi modal kegiatan penanaman tanaman
pokok dan tanaman pengisi belum seluruhnya yaitu
92,04%.
Realisasi penanaman tanaman pokok dan tanaman
pengisi Pemegang Hak Pengelolaan > 70% dari yang
seharusnya yaitu 94,49%.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK Luas kawasan lindung yang tertera dalam evapot
melebihi/ sesuai denguan dokumen perenca-naan
yaitu DPPL dan seluruhnya seasuai dengan kondisi
biofisiknya.
Seluruh kawasan lindung (100 %) telah ditata di
lapangan.
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup
85 %.
Keberadaan kawasan lindung sudah disosialisasikan
kepada 58 LMDH (52,73 %) yang berada di sekitar
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
hutan.
Terdapat laporan pengelolaan seluruh kawasan
lindung yang sesuai dengan RKL.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada.
Jenis dan jumlah sarana prasarana sebagian sesuai
dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah
dan kualifikasi memadai sesuai dengan ketentuan
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan preemptif/preventif/represif dengan
mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang
ada..
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup
seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
Tersedia sarana prasarana pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang
berfungsi dengan baik serta telah sesuai dengan
dokumen perencanaan DPPL.
Tersedia SDM/personil pelaksana pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air
dengan jumlah dan kualifikasinya belum memadai.
Tersedia dokumen Perencanaan pengelolaan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
Tersedia dokumen Perencanaan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang
besar dan penting terhadap tanah dan air.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora dan
fauna yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal hak Pengelolaan.
Auditee telah melakukan identifikasi untuk seluruh
jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak Pengelolaan.
Pengelolaan flora telah diimplementasikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak pengelolaan.
Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap
kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan.
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak Pengelolaan.
Pengelolaan fauna telah diimplementasikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak Pengelolaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
endemik. Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terha-dap
kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat diareal hak Pengelolaan.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK Auditee memiliki dokumen/ laporan yang lengkap
mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/
SDH setempat, identifikasi hak-hak dasar
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh
pemegang hak pengelolaan.
Auditee memiliki mekanisme penataan
batas/rekonstruksi batas kawasan secara
partisipatif dan konflik batas kawasan yang
diketahui oleh para pihak.
Auditee memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan
masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
Auditee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang hak Pengelolaan dengan batas
kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum
adat/setempat.
Auditee telah memiliki persetujuan oleh sebagian
para pihak atas luas dan batas areal kerjanya dan
masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggung jawab sosial pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan/berlaku.
Auditee memiliki mekanisme yang lengkap & legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat.
Auditee memiliki bukti lengkap pelaksanaan
kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat
mengenai hak dan kewajiban pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola
SDH.
Auditee memiliki sebagian bukti realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat.
Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang
lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK Auditee telah memiliki data dan informasi yang
lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan
SDH.
Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,
lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang
hak pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan
peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian
(< 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
setempat oleh pemegang hak pengelolaan.
Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada
para pihak yang lengkap dan terdokumentasi
dengan baik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik
yang lengkap dan jelas.
Terdapat konflik dan Auditee telah memiliki peta
konflik yang lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia, dan pendanaan yang cukup untuk
mengelola konflik.
Auditee telah memiliki dokumen/laporan
penanganan konflik yang lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembangan kompetensi.
Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan
telah diimplementasikan seluruhnya.
Auditee memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain
yang berada dalam kawasan
hutan yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal
22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah
ditetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan
pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
SK Pemegang Hak Pengelolaan Perum Perhutani
KPH Banyumas Timur berdasarkan Keputusan
Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah No.
2889/Kpts/I/2013 tanggal 21 Oktober 2013
tentang Luas Kawasan Hutan Masing-masing KPH
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berdasarkan
SK tersebut luas KPH Banyumas Timur adalah
46.451,96 Ha yang terdiri dari 5.400,80 Ha (HP),
20.123,15 Ha (HPT), 20.928,01 Ha (HL) dan
dilampiri peta skala 1: 100.000.
Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
SK.359/Menhut--II/2004 tanggal 1 Oktober 2004
dengan Peta Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perum Perhutani nomor: 2889/Kpts/I/2013, tidak
terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal KPH
Banyumas Timur.
Verifier 1.1.1.b. termasuk dalam kategori tidak
dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee
merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK.
Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,
pendokumentasian, monitoring dan melaporkan
kegiatan-kegiatan penggunaan lahan di luar sektor
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kehutanan kepada instansi terkait.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 2 (Dua) RPKH untuk
Kelas Perusahaan (KP) yang disusun dan disahkan
oleh pejabat yang berwenang dan disusun mengacu
pertauran yang berlaku, yaitu :
RPKH dan Revisi RPKH KP Pinus dengan luas
28.899,19 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari
2010 s/d 31 Desember 2019 untuk periode
tahun 2016 s/d 2019.
Revisi RPKH KP Damar dengan luas 17.552,77
Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31
Desember 2019 untuk periode tahun 2012 s/d
2019.
Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun
oleh petugas yang berwenang.
Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan
lampiran peta.
Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang dan telah tercantum dalam SK Direksi
Perum Perhutani tentang pengukuhan kawasan
lindung. Bukti implementasi pengelolaan kawasan
lindung di lapangan, untuk setiap BKPH terlihat jelas
di lapangan dan sesuai dengan yang tercantum
dalam peta.
Penandaan lokasi blok tebangan/petak RTT telah
tergambar dalam lampiran peta RTT/suplisi RTT
bidang tebangan yang dibuat oleh GANIS Canhut dan
Peta lampiran SPK Tebangan dari ADM kepada
Mandor di lapangan.
Posisi lokasi tebangan yang dilakukan AudItee telah
sesuai dengan peta RTT bidang tebangan yang
dibuat oleh GANIS Canhut dan Peta lampiran SPK
Tebangan dan penandaan yang dilakukan sesuai
dengan PK-SMPHT.01.008.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH dan Revisi RPKH KP
Pinus dengan luas 28.899,19 Ha, Jangka
Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2019
untuk periode tahun 2016 s/d 2019 dan Revisi
RPKH KP Damar dengan luas 17.552,77 Ha, Jangka
Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2019
untuk periode tahun 2012 s/d 2019 yang disusun
dan disahkan oleh pejabat yang berwenang dan
disusun mengacu pertauran yang berlaku dan telah
dilengkapi dengan lampiran Peta.
Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan
alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan
untuk pembangunan hutan tanaman, sehingga
verifier 2.2.1.b not applicable.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur
yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316. LHP
dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
LHP-kan melalui aplikasi SIPUHH Online.
Selama periode April 2016 – Maret 2017, Auditee
dapat menunjukan seluruh dokumen LHP yang
diterbitkan secara online oleh operator yang
ditunjuk, dengan jumlah LHP sebanyak 500 Set
dengan volume sebesar 7.471,697 M3 dan 6,00 SM
Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,
buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Dokumen angkutan yang digunakan Audite dari
lokasi tebangan (TP) menuju tempat pengumpulan
kayu (TPK) telah dilengkapi dengan dokumen DKB
(modifikasi DK 304) dan dari TPK menuju industry
atau tujuan lainnya adalah dengan menggunakan
dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu
(SKSHHK) yang diterbitkan secara online.
Hasil uji petik persediaan kayu pada LMKB dengan
SKSHHK yang diterbitkan hasilnya sesuai.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
(Not Applicable), karena Auditee adalah pemegang
hak pengelolaan bukan Pemegang IUPHHK-HA.
Auditee telah menerapkan penandaan pada bontos
ujung dan tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi
Perum Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal
30 Maret 2016. Namun Auditee tetap menerapkan
sistem penandaan pada bontos dan tunggak kayu,
sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat dilacak
balak sampai ke petak tebangan.
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan bukan
Pemegang IUPHHK-HA. Auditee telah menerapkan
penandaan pada bontos ujung dan tunggak kayu
mengacu kepada SK Direksi Perum Perhutani No.
366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
dokumen SKSHHK yang diterbitkan di TPK Karang
Kobar sebanyak 389 Set dengan volume 3.276,85
M3, untuk TPK Kali Wangi sebanyak 628 Set dengan
volume 6.359,240 M3
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
Berita Acara penerbitan SKSHHK.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal
berlaku secara otomatis akan muncul apabila
Auditee telah meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tariff yang berlaku.
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
7.471,697 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai
dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima
adalah Rp 90.289.578.00.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk
kayu sebesar Rp 90.289.578 dengan volume
sebesar 7.471,697 M3 dan Rp 7.920,00 untuk kayu
bakar sebanyak 6,00 SM sesuai dengan dokumen
LHP yang diterbitkan, dibuktikan dengan Bukti
Penerimaan Negara (BPN) Bukan Pajak dari Bank
BRI.
Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk
kayu sebesar Rp 90.289.578 dengan volume
sebesar 7.471,697 M3 dan Rp 7.920,00 untuk kayu
bakar sebanyak 6,00 SM sesuai dengan dokumen
LHP yang diterbitkan dan sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
Auditee bukan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga
tidak memiliki dokumen PKAPT. sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
Pengangkutan kayu bulat dari TPK tidak
menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truck, sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-
Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-
Legal dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318)
Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan
Auditee telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.
P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang
Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal.
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan Gubernur Jawa Tengah
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor: 660.1/27/2011 tanggal 21 Juni
2011.
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL dan telah
mendapat persetujuan Gubernur Jawa Tengah
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor: 660.1/27/2011 tanggal 21 Juni
2011.
Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
RKL dan RPL.
Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan telah dilaporkan kepada intansi terkait.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja (PK)
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Auditee juga memiliki pengurus P2K3 serta ahli K3
sebagai penanggung jawab dalam implemntasi K3.
Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
masih berfungsi dengan baik.
Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dilaporkan setiap 3 (tiga) bulan kepada Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Banyumas dan
Banjarnegara.
Berdasarkan laporan kecelakaan kerja bulan April
2016 sampai dengan Bulan Maret 2017 dilokasi
KPH Banyumas Timur tidak terdapat kejadiaan
kecelakaan kerja. (Nihil).
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI Auditee telah memiliki Serikat Pekerja yang terdiri
dari SEKAR dan SP2P dan telah tersedia Susunan
Pengurus SEKAR DPD KPH Banyumas Timur dan
Susunan Pengurus Cabang SP2P.
Di lokasi Auditee telah tersusun Lembaga Kerja
Sama Bipartrit dan telah disampaikan kepada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banyumas tanggal 27 Januari 2017.
Hasil wawancara dengan karyawan, rata-rata
karyawan ikut serta di dalam serikat pekerja yang
ada (SEKAR dan SP2P).
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara Perum Perhutani dengan
Serikat Karyawan Perhutani (SEKAR PERHUTANI)
dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P)
periode tahun 2015 sampai dengan 2017,
Dokumen PKB ditetapkan di Surabaya tanggal 3 Juli
2015 dan ditandatangani oleh Direktur Utama
Perum Perhutani, Ketua Umum dan Sejen Serikat
Karyawan Perhutani dan Ketua Umum serta Sekjen
Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data usia pegawai KPH Banyumas
Timur periode Maret 2017 dan hasil wawancara
denagan tenaga kerja di lokasi tebangan, tidak ada
pekerja yang usianya di bawah umur.(di bawah 18
tahun)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Banyumas Timur pada saat Penilikan pertama
Tahun 2017 sebesar 96,97%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.
2. KPH BLORA
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata
batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
Realisasi tata batas 100% (tata batas sudah temu
gelang).
Terdapat masalah tenurial, namun ada rencana,
monitoring dan upaya penyelesaian dan ada
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
penurunan tingkat konflik tenurial dari waktu ke
waktu.
Verifier 1.1.4 : diverifikasi tetapi tidak diterapkan,
Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani nomor : 2889/Kpts/I/2013 dengan Peta
Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober
2004 menunjukan tidak terdapat perubahan fungsi
kawasan pada areal KPH Blora.
Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan pada kawasan KPH Blora dan ada upaya
KPH Blora untuk mendata penggunaan tersebut dan
melaporkan pada instansi terkait.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK Komitmen KPH Blora dinyatakan secara tertulis
dalam Visi dan Misi Perum Perhutani yang secara
legal ditandatangani oleh Direktur Utama Perum
Perhutani melalui SK Direksi Perum Perhutani No.
3180/Kpts/Dir/2014 tanggal 27 November 2014.
Visi misi Perum Perhutani telah sesuai dengan
kerangka PHL
KPH Blora telah melaksanakan sosialisasi Visi Misi
pada segenap karyawan KPH dan masyarakat yang
dibuktikan dengan adanya : Undangan, Resume,
dokumentasi kegiatan, dan daftar hadir pelaksanaan
sosialisasi.
Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari
baru sebagian yang telah sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan telah mencukupi dari ketentuan
yang berlaku.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 70% dari
rencana sesuai kebutuhan.
Dokumen ketenagakerjaan tersedia dengan lengkap.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK Tersedia struktur organisasi dan job description yang
sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan
oleh Direksi.
Perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia.
Organisasi SPI/internal auditor ada, dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan.
Ada tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen yang konsisten berdasarkan hasil
monitoring dan Evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK Kegiatan RTT yang akan mempengaruhi kepentingan
hak-hak masyarakat setempat sebagian telah
mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal
yang memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari
para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan CSR/CD dari para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan
kawasan lindung dari sebagian para pihak.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
BAIK Terdapat dokumen RPKH KPH Blora KP Jati Jangka
Perusahaan 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2019
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Pengelolaan Hutan Lestari. yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang
(Direktur Utama Perum Perhutani dan Direktur
Jendral Bina Usaha Kehutanan) dan disusun
berdasarkan kegiatan penataan ulang KPH Blora
tahun 2013 dan 2014 meliputi kegiatan tata batas,
pembagian hutan, inventarisasi/risalah hutan areal
produksi efektif yang realistis/benar, penyusunan
buku RPKH-PDE untuk perhitungan pengaturan hasil
hutan dan peta kelas perusahaan, dengan mengacu
Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-
II/2011, dan Peraturan Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan Nomor P.01/VI-BUHT/ 2012.
Penataan areal kerja KPH Blora di lapangan (blok
RTT tahun 2016 dan petak) sesuai dengan RPKH KP
Jati.
Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik,
seluruh tanda batas petak KPH Blora dapat dikenal
di lapangan.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK KPH Blora memiliki data potensi tegakan Jati dalam
kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan
yaitu KU I s.d. KU VIII, MR dan MT.
Terdapat perhitungan etat tegakan Jati berdasarkan
tabel volume lokal tebang habis (A2) Jati dan tabel
volume lokal tebang habis (B) Jati yang berlaku di
KPH Blora.
KPH Blora telah memiliki rencana pengaturan
tebangan berdasarkan hasil perhitungan etat (Model
RPKH-PDE 8) yang digunakan dalam penyusunan
RTT tebangan sebagai batas maksimal luas dan
volume tebangan di KPH Blora.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
THPB (Tebang Habis Permudaan Butan) tersedia
dengan lengkap di KPH Blora meliputi Prosedur
Kerja (PK) untuk kegiatan penataan areal kerja,
persemaian, pembuatan tanaman, pemeliharaan
hutan, pemanenan hasil hutan dan perlindungan
dan pengamanan hutan, isi PK sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur THPB (Tebang Habis
Permudaan Butan) di KPH Blora yaitu kegiatan
penataan areal kerja, persemaian, pembuatan
tanaman, pemeliharaan hutan, dan pemanenan
hasil hutan, serta perlindungan dan pengamanan
hutan.
Rata-rata potensi tebangan A di KPH Blora
berdasarkan RPKH dalam bagan tebang (sesuai
dengan Kelas Perusahaan) adalah <30 - 80 m3/Ha
yaitu KP Jati rata-rata sebesar 47,64 m3/Ha.
Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH
Blora dalam jumlah yang mampu menjamin
kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman ≥
75% pada tahun ke 3) yaitu tanaman pokok 93,25%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK Tersedia SOP yang terkait pemanfaatan ramah
lingkungan di KPH Blora yaitu (1) PK-SMPHT.05-007
Pemanenan Kayu (Tebang Habis Jati), (2) PK-
SMPHT.05-008 Pemanenan Kayu (Tebang Habis
Jenis Rimba), (3) PK-SMPHT.05-010 Pembuat- an
Jalan Angkutan, dan isi PK tersebut sesuai untuk
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
karakteristik kondisi setempat.
Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 4 (empat) tahapan kegiatan pemanenan hasil
di KPH Blora yaitu (1) pra tebangan, (2) pelaksanaan
tebangan, (3) pasca tebangan, dan (4) penerapan
SMK3.
Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Blora ≥ 0,70 dengan
rincian sebagai berikut :
Berdasarkan laporan hasil cutting test quick count
rencana tebangan A.2 Tahun 2016, bahwa cutting
test quick count dilakukan di 6 petak (petak 57B,
104A, 121C, 93D, 94D dan 95C), dengan rencana
produksi 296 pohon volume 236,161 M3, realisasi
produksi 296 pohon volume 233,318 M3 (98,8%).
Dengan demikian Fe sebesar 0,98.
Berdasarkan hasil uji petik tebangan pohon nomor
842 jenis Jati di petak 105D RPH Sumberjo BKPH
Nglawungan KPH Blora diperoleh realisasi volume
sebesar 120,25%. Dengan demikian FE sebesar
1,20.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
SEDANG Kesesuaian tebangan A, tebangan B dan tebangan E
pada dokumen RTT tahun 2016 dengan dokumen
RPKH adalah tidak sama dengan 100% yaitu rata-
rata kesesuaian luas 90,07% dan rata-rata
kesesuaian volume 69,05%, dengan rincian : (1)
tebangan A kesesuaian luas 100% dan kesesuaian
volume 98,37%, (2) tebangan B kesesuaian luas
91,26% dan kesesuaian volume 99,37%, (3)
tebangan E kesesuaian luas 78,96% dan
kesesuaian volume 9,39%, dengan demikian RTT
tahun 2016 KPH Blora yaitu RTT tebang habis (A),
RTT tebangan pembangunan (B) dan RTT tebangan
penjarangan (E) sebagian tidak berdasarkan RPKH
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Sebagian kecil (< 50%) yaitu 9,93% Peta RTT Tahun
2016 KPH Blora tidak sesuai dengan peta lampiran
RPKH.
Penandaan batas tebangan KPH Blora sesuai
dengan peta kerja.
Realisasi volume tebangan total KPH Blora tahun
2016 adalah 71,32% namun realisasi per jenis
tebangan < 70% karena realisasi volume tebangan A
adalah 83,34%, sedangkan realisasi volume
tebangan B adalah 8,63% dan realisasi volume
tebangan E adalah 0%, lokasi panen sesuai dengan
RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang
direncanakan yaitu 2,00% dengan rincian realisasi
luas tebangan A adalah 87,03%%, realisasi luas
tebangan B adalah 7,44%, dan realisasi luas
tebangan E adalah 0%.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
SEDANG Kesehatan finansial Perum Perhutani Divisi Regional
Jawa Tengah tahun 2016 adalah likuiditas 92,06%,
solvabilitas 23,27% dan rentabilitas positif sebesar
122,08% atau mengalami “keuntungan”.
Catatan akuntan publik (didekati melalui laporan
keuangan perum perhutani tahun 2015) adalah
wajar tanpa pengecualian.
Realisasi alokasi dana KPH Blora tahun 2016
adalah 70,52% dari kebutuhan kelola hutan yang
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan
keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman
Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi
dan Pengelolaan Hutan.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan pada
KPH Blora Tahun 2016 adalah kurang proporsional
(rata-rata perbedaan lebih dari >20 - 50% yaitu
49,99%).
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan pada KPH Blora tahun 2016 adalah
lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.
Realisasi modal kegiatan penanaman tanaman
pokok dan tanaman pengisi pada KPH Blora tahun
2016 adalah 98,81%.
Realisasi penanaman (tanaman rutin dan tanaman
pembangunan) KPH Blora tahun 2016 adalah < 50%
dari yang direncanakan dalam RTT yaitu 11,85%.
Namun demikian sesuai dengan surat Direksi Perum
Perhutani No. 084/041.1/PPHHR-PSDH/Dir tanggal
16 Juni 2016 dan surat Direksi Perum Perhutani No.
128/052.2/PPHHR/Dir tanggal 6 Oktober 2016,
maka realisasi penanaman tanaman pokok dan
tanaman pengisi KPH Blora tahun 2016 adalah >
70% dari yang seharusnya dalam Suplisi RTT yaitu
100%.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK Luas kawasan lindung yang tertera dalam evapot
melebihi/ sesuai denguan dokumen perenca-naan
yaitu DPPL dan seluruhnya seasuai dengan kondisi
biofisiknya.
Seluruh kawasan lindung (100 %) telah ditata di
lapangan.
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup
86 %.
Kegiatan sosia-lisasi tentang keberadaan kawasan
lindung telah dilaksanakan kepada seluruh (100 %)
LMDH sekitar hutan.
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung sesuai
RKL.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur perlindungan hutan yang menca-
kup seluruh jenis gangguan yang ada.
Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai
dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah
dan kualifikasi personil yang memadai sesuai
dengan ketentuan.
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif)
dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan
yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup
seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan.
Tersedianya sarana pengelolaan dan pemantauan
sesuai dengan ketentuan dan/atau dokumen
perencanaan lingkungan serta berfungsi dengan
baik.
Tersedia personil dengan jumlah dan kualifikasinya
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tidak memadai.
Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
Tersedia dokumen perencanaan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang
besar dan penting terhadap tanah dan air.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat diareal hak
Pengelolaan.
Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
hak Pengelolaan.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
NOT
APPLICABLE
Berdasarkan Dokumen Pengelolaan
Keanekaragaman Hayati (Monitoring dan Evaluasi
Biodiversity) dan Laporan Monitoring dan Evaluasi
Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) (High
Conservation Value Forest/ HCVF), tidak
teridentifikasi flora dilindungi dan/atau langka,
jarang (rare), terancam punah (threatened) dan
endemic, sehingga seluruh verifier dari indicator 3.5.
ini tidak dapat diterapkan (Not Applicable, NA).
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat areal
kerja.
Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat
diareal KPH Blora.
Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap
kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat diareal hak pengelolaan.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang
lengkap mengenai pola penguasaan dan
pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-
hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan
SDH oleh pemegang hak pengelolaan.
Terdapat mekanisme penataan batas/ rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian
konflik yang diketahui para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai
pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan
batas kawasan pemegang hak pengelolaan dengan
batas kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum
adat/ setempat .
Auditee telah memiliki persetujuan sebagian para
pihak atas luas dan batas areal kerjanya dan masih
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 19 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan/berlaku
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &
legal tentang pemenuhan kewajiban sosial
pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat
Auditee telah memiliki bukti lengkap pelaksanaan
kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban
pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat
dalam mengelola SDH.
Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat .
Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang
lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK Auditee telah memiliki data dan informasi yang
lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat
dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan
SDH
Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,
lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Auditee telah memiliki dokumen rencana
pemegang hak pengelolaan mengenai kegiatan
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat, yang lengkap dan jelas
Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian
besar (≥ 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat oleh pemegang hak
pengelolaan
Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada
para pihak yang lengkap dan terdokumentasi
dengan baik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik
yang lengkap dan jelas
Terdapat konflik dan auditee telah memiliki peta
konflik yang lengkap dan jelas
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia, dan pendanaan yang cukup untuk
mengelola konflik
Auditee telah memiliki dokumen/laporan
penanganan konflik yang lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan
Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembangan kompetensi.
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang
karir dan telah diimplementasikan seluruhnya
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan dan telah
diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 20 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain
yang berada dalam kawasan
hutan yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal
22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah
ditetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan
pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
SK Pemegang Hak Pengelolaan Perum Perhutani
KPH Blora ditetapkan berdasarkan Keputusan
Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah No.
2889/Kpts/I/2013 tgl 21 Oktober 2013 tentang
Luas Kawasan Hutan masing-masing KPH Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berdasarkan SK
tersebut luas KPH Blora 15.104,99 Ha yang
merupakan kawasan hutan produksi (HP).
Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
SK.359/Menhut--II/2004 tanggal 1 Oktober 2004
dengan Peta Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perum Perhutani nomor: 2889/Kpts/I/2013, tidak
terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal KPH
Blora.
Verifier 1.1.1.b. termasuk dalam kategori tidak
dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee
merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK.
Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,
pendokumentasian, monitoring dan melaporkan
kegiatan-kegiatan penggunaan lahan di luar sektor
kehutanan kepada instansi terkait.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dengan luas
15.104,99 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2015
s/d 31 Desember 2024, disusun oleh Kepla Seksi
Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi Seksi
Perncanaan Hutan Wilayah (SPHW) IV Rembang,
Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan SDH dan
Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh Kepala
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di
Semarang, dan Disahkan oleh Direktur Utama
Perum Perhutani di Jakarta.
RPKH KPH Blora telah mendapat persetujuan dari
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
berdasarkan Nomor SK. 7806/Menhut-
VI/BUHT/2015 tanggal 31 Desember 2015.
Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun
oleh petugas yang berwenang dan telah dilengkapi
dengan lampiran peta.
Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang dan telah tercantum dalam SK Direksi
Perum Perhutani tentang pengukuhan kawasan
lindung. Bukti implementasi pengelolaan kawasan
lindung di lapangan, untuk setiap BKPH terlihat jelas
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 21 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
di lapangan dan sesuai dengan yang tercantum
dalam peta.
Penandaan lokasi blok tebangan/petak RTT telah
tergambar dalam lampiran peta RTT/suplisi RTT
bidang tebangan yang dibuat oleh GANIS Canhut dan
Peta lampiran SPK Tebangan dari ADM kepada
Mandor di lapangan.
Posisi lokasi tebangan yang dilakukan AudItee telah
sesuai dengan peta RTT bidang tebangan yang
dibuat oleh GANIS Canhut dan Peta lampiran SPK
Tebangan dan penandaan yang dilakukan sesuai
dengan PK-SMPHT.01.008.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dengan luas
15.104,99 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2015
s/d 31 Desember 2024, disusun oleh Kepla Seksi
Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi Seksi
Perncanaan Hutan Wilayah (SPHW) IV Rembang,
Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan SDH dan
Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh Kepala
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di
Semarang, dan Disahkan oleh Direktur Utama
Perum Perhutani di Jakarta.
RPKH KPH Blora telah mendapat persetujuan dari
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
berdasarkan Nomor SK. 7806/Menhut-
VI/BUHT/2015 tanggal 31 Desember 2015.
Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan
alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan
untuk pembangunan hutan tanaman, sehingga
verifier 2.2.1.b tidak dapat diterapkan (Not
Applicable).
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur
yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316. LHP
dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang
melalui aplikasi SIPUHH Online.
Selama periode April 2016 – Maret 2017, Auditee
dapat menunjukan seluruh dokumen LHP yang
diterbitkan melalui aplikasi eProduksi yang
terkoneksi dengan SIPUHH Online, SI PNBP dan
SIMPONI oleh operator yang ditunjuk, dengan jumlah
LHP sebanyak 5.851,2793 M3, terdiri dari
5.684,6737 M3 untuk LHP Jenis Jati dan 166,6056
M3 untuk LHP Jenis Rimba
Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,
buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Dokumen angkutan yang digunakan Audite dari
lokasi tebangan (TP) menuju tempat pengumpulan
kayu (TPK) telah dilengkapi dengan dokumen DKB
(modifikasi DK 304) dan dari TPK menuju industry
atau tujuan lainnya adalah dengan menggunakan
dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu
(SKSHHK) yang diterbitkan secara online.
Hasil uji petik persediaan kayu pada LMKB dengan
SKSHHK yang diterbitkan hasilnya sesuai.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 22 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang
IUPHHK-HA. Namun demikian Auditee telah
menerapkan penandaan pada bontos ujung dan
tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum
Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30
Maret 2016. Namun demikian auditee tetap
menerapkan kegiatan sistem penandaan pada
bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan sistem
tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan.
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian
tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara
konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK
Direksi Perum Perhutani Nomor:
366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
dokumen SKSHHK yang diterbitkan di TPK
Banjarwaru untuk jenis Jati sebanyak 2.069 Set
dengan volume 4.889,724 M3, dan jenis Rimba
sebanyak 33 Set dengan volume 187,36 M3
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
BAP penerbitan SKSHHK. Dan BAP penerbitan
SKSKB tidak tersedia karena auditee tidak
melakukan pemakaian dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal
berlaku secara otomatis akan muncul apabila
Auditee telah meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tariff yang berlaku.
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
5.851,29 M3 dan PSDH yang harus dibayar Rp
966.063.941,00.
Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk
kayu sebesar Rp 966.063.941,00 dengan volume
sebesar 5.851,29 M3 sesuai dengan dokumen LHP
yang diterbitkan, dibuktikan dengan Bukti
Penerimaan Negara (BPN) Bukan Pajak dari Bank
BRI.
Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk
kayu sebesar Rp 966.063.941,00 dengan volume
sebesar 5.851,29 M3 sesuai dengan dokumen LHP
yang diterbitkan dan sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak NOT Auditee bukan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 23 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
APPLICABLE tidak memiliki dokumen PKAPT. sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
Pengangkutan kayu bulat dari TPK tidak
menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truck, sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-
Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-
Legal dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318)
Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan
Auditee telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.
P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang
Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal.
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan
Surat Keputusan Nomor 534 Tahun 2010 tanggal
25 Oktober 2010.
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL dan telah
mendapat persetujuan dari Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan
Surat Keputusan Nomor 534 Tahun 2010 tanggal
25 Oktober 2010.
Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
RKL dan RPL.
Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan telah dilaporkan kepada intansi terkait.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja (PK)
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Auditee juga memiliki pengurus P2K3 serta ahli K3
sebagai penanggung jawab dalam implementasi K3.
Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di Kantor KPH, masing-masing
BKPH dan TPK dan kondisinya masih berfungsi
dengan baik.
Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dilaporkan setiap 3 bulan kepada Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Blora.
Berdasarkan laporan kecelakaan kerja bulan April
2016 sampai dengan Bulan Maret 2017 dilokasi
KPH Blora tidak terdapat kejadiaan kecelakaan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 24 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kerja. (Nihil).
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI Auditee telah memiliki Serikat Pekerja yang terdiri
dari SEKAR dan SP2P dan telah tersedia Susunan
Pengurus SEKAR DPD KPH Blora dan Susunan
Pengurus Cabang SP2P.
Di lokasi Auditee telah tersusun Lembaga Kerja
Sama Bipartrit dan telah disahkan berdasarkan
Keputusan Perum Perhutani Kepala Kesatuan
Pemangkuan Hutan Blora Nomor:
54/Kpts/Blr/Divre-Jateng tanggal 3 Januari 2017.
Hasil wawancara dengan karyawan, rata-rata
karyawan ikut serta di dalam serikat pekerja yang
ada (SEKAR dan SP2P).
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara Perum Perhutani dengan
Serikat Karyawan Perhutani (SEKAR PERHUTANI)
dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P)
periode tahun 2015 sampai dengan 2017,
Dokumen PKB ditetapkan di Surabaya tanggal 3 Juli
2015 dan ditandatangani oleh Direktur Utama
Perum Perhutani, Ketua Umum dan Sejen Serikat
Karyawan Perhutani dan Ketua Umum serta Sekjen
Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data usia pegawai KPH Blora periode
Maret 2017 dan hasil wawancara denagan tenaga
kerja di lokasi tebangan, tidak ada pekerja yang
usianya di bawah umur.(di bawah 18 tahun)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Blora pada saat Penilikan pertama Tahun
2017 sebesar 96,83%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.
3. KPH KENDAL
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata
batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
Realisasi tata batas 100% (tata batas sudah temu
gelang).
Terdapat masalah tenurial, namun ada rencana,
monitoring dan upaya penyelesaian dan ada
penurunan tingkat konflik tenurial dari waktu ke
waktu.
Verifier 1.1.4 : diverifikasi tetapi tidak diterapkan
(not applicable).
Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata &
melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar
sektor kehutanan kepada pihak-pihak terkait dan
ada upaya Auditee untuk mencegah penggunaan
kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK Dokumen visi dan misi tersedia, legal dan sesuai
dengan kerangka PHL.
Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin
dan masyarakat setempat, serta ada bukti
pelaksanaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 25 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Implementasi PHL sebagian sesuai dengan visi dan
misi PHL.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan telah mencukupi dari ketentuan
yang berlaku.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 70% dari
rencana sesuai kebutuhan.
Dokumen ketenagakerjaan tersedia dengan lengkap.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK Tersedia struktur organisasi dan job description yang
sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan
oleh Direksi.
Perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia.
Organisasi SPI/internal auditor ada, dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan.
Ada tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen yang konsisten berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK Kegiatan RTT yang akan mempengaruhi kepentingan
hak-hak masyarakat setempat sebagian telah
mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal
yang memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari
para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan CSR/CD dari para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan
kawasan lindung dari sebagian para pihak.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK Terdapat dokumen Revisi RPKH KP Jati KPH Kendal
Jangka Perusahaan 1 Januari 2012 s/d 31
Desember 2017 yang sudah disetujui oleh pejabat
yang berwenang (Direktur Utama Perum Perhutani
dan Direktur Jendral Bina Usaha Kehutanan) dan
disusun berdasarkan kegiatan penataan ulang KPH
Kendal tahun 2011 meliputi kegiatan tata batas,
pembagian hutan, inventarisasi/risalah hutan areal
produksi efektif yang realistis/benar, penyusunan
buku RPKH-PDE untuk perhitungan pengaturan hasil
hutan dan peta kelas perusahaan, dengan mengacu
Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-
II/ 2011, dan Peraturan Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan Nomor P.01/VI-BUHT/2012.
Penataan areal kerja KPH Kendal di lapangan (blok
RTT Tahun 2016 dan petak) sesuai dengan Revisi
RPKH KP Jati.
Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik,
seluruh tanda batas petak KPH Kendal dapat
dikenal di lapangan.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK KPH Kendal memiliki data potensi tegakan Jati
dalam kelas hutan yang menggambarkan kondisi
lapangan yaitu KU I s.d. KU VII, dan MR.
Terdapat perhitungan etat tegakan Jati berdasarkan
tabel volume lokal tebang habis (A2) Jati dan tabel
volume lokal tebang habis (B) Jati yang berlaku di
KPH Kendal.
KPH Kendal telah memiliki rencana pengaturan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 26 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tebangan berdasarkan hasil perhitungan etat (Model
RPKH-PDE 8) yang digunakan dalam penyusunan
RTT tebangan sebagai batas maksimal luas dan
volume tebangan di KPH Kendal.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
THPB (Tebang Habis Permudaan Butan) tersedia
dengan lengkap di KPH Kendal meliputi Prosedur
Kerja (PK) untuk kegiatan penataan areal kerja,
persemaian, pembuatan tanaman, pemeliharaan
hutan, pemanenan hasil hutan dan perlindungan
dan pengamanan hutan, isi PK sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur THPB (Tebang Habis
Permudaan Butan) di KPH Kendal yaitu kegiatan
penataan areal kerja, persemaian, pembuatan
tanaman, pemeliharaan hutan, dan pemanenan
hasil hutan, serta perlindungan dan pengamanan
hutan.
Rata-rata potensi tebangan A di KPH Kendal
berdasarkan RPKH dalam bagan tebang (sesuai
dengan Kelas Perusahaan) adalah > 80 m3/Ha yaitu
KP Jati rata-rata sebesar 97,60 m3/Ha.
Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH
Kendal dalam jumlah yang mampu menjamin
kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman ≥
75% pada tahun ke 3) yaitu tanaman pokok 95,70%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK Tersedia SOP yang terkait pemanfaatan ramah
lingkungan di KPH Kendal yaitu (1) PK-SMPHT.05-
007 Pemanenan Kayu (Tebang Habis Jati), (2) PK-
SMPHT.05-008 Pemanenan Kayu (Tebang Habis
Jenis Rimba), (3) PK-SMPHT.05-010 Pembuatan
Jalan Angkutan, dan isi PK tersebut sesuai untuk
karakteristik kondisi setempat.
Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 4 (empat) tahapan kegiatan pemanenan hasil
di KPH Kendal yaitu (1) pra tebangan, (2)
pelaksanaan tebangan, (3) pasca tebangan, dan (4)
penerapan SMK3.
Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Kendal ≥ 0,70.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
SEDANG Kesesuaian tebangan A, tebangan B dan tebangan E
pada dokumen RTT tahun 2016 dengan dokumen
RPKH adalah tidak sama dengan 100% yaitu rata-
rata kesesuaian luas 59,70% dan rata-rata
kesesuaian volume 71,83%, dengan rincian : (1)
tebangan A kesesuaian luas 100% dan kesesuaian
volume 87,54%, (2) tebangan B kesesuaian luas
55,46% dan kesesuaian volume 56,21%, (3)
tebangan E kesesuaian luas 23,63% dan
kesesuaian volume 71,74%, dengan demikian RTT
tahun 2016 KPH Kendal yaitu RTT tebang habis (A),
RTT tebangan pembangunan (B) dan RTT tebangan
penjarangan (E) sebagian tidak berdasarkan RPKH
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Sebagian kecil (< 50%) yaitu 40,30% Peta RTT
Tahun 2016 KPH Kendal tidak sesuai dengan peta
lampiran RPKH.
Penandaan batas tebangan KPH Kendal sesuai
dengan peta kerja.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 27 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Realisasi volume tebangan total KPH Kendal tahun
2016 adalah 35,48% dan per jenis tebangan < 70%
dari rencana tebangan tahunan (RTT Tebangan)
yaitu realisasi volume tebangan A adalah 62,49%,
realisasi volume tebangan B adalah 28,38% dan
realisasi volume tebangan E adalah 8,45%, lokasi
panen sesuai dengan RTT yang disahkan serta tidak
melebihi luas yang direncanakan yaitu 35,48%
dengan rincian realisasi luas tebangan A adalah
62,73%, realisasi luas tebangan B adalah 40,01%,
dan realisasi luas tebangan E adalah 3,70%.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
SEDANG Kesehatan finansial Perum Perhutani Divisi Regional
Jawa Tengah tahun 2016 adalah likuiditas 92,06%,
solvabilitas 23,27% dan rentabilitas positif sebesar
122,08% atau mengalami “keuntungan”.
Catatan akuntan publik (didekati melalui laporan
keuangan perum perhutani tahun 2015) adalah
wajar tanpa pengecualian.
Realisasi alokasi dana KPH Kendal tahun 2016
adalah 76,85% dari kebutuhan kelola hutan yang
seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan
keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman
Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi
dan Pengelolaan Hutan.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan pada
KPH Kendal Tahun 2016 adalah kurang
proporsional (perbedaan > 20% - 50%) yaitu 50%.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan pada KPH Kendal tahun 2016 adalah
lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.
Realisasi modal kegiatan penanaman tanaman
pokok dan tanaman pengisi pada KPH Kendal tahun
2016 adalah 82,27%.
Realisasi penanaman (tanaman rutin dan tanaman
pembangunan) KPH Kendal tahun 2016 adalah
antara 50% - 70% dari yang direncanakan dalam
RTT yaitu 52,64%.
Namun demikian sesuai dengan surat Direksi Perum
Perhutani No. 084/041.1/PPHHR-PSDH/Dir tanggal
16 Juni 2016 dan surat Direksi Perum Perhutani No.
128/052.2/PPHHR/Dir tanggal 6 Oktober 2016,
maka realisasi penanaman tanaman pokok (Jati)
dan tanaman pengisi (Salam) KPH Kendal tahun
2016 adalah > 70% dari yang seharusnya dalam
Suplisi RTT yaitu 100%.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK Luas kawasan lindung yang tertera dalam RPKH dan
evapot melebihi/ sesuai denguan dokumen
perencanaan yaitu DPPL dan seluruhnya seasuai
dengan kondisi biofisiknya.
Penataan batas kawasan lindung telah mencapai
100 %), batas terlihat jelas di lapangan.
Seluruh (100 %) kawasan lindung berpenutupan
lahan berupa hutan.
Kegiatan sosialisasi tentang keberadaan kawasan
lindung telah dilaksanakan kepada seluruh (100 %)
LMDH sekitar hutan.
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung sesuai
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 28 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
RKL.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur perlindungan hutan yang menca-
kup seluruh jenis gangguan yang ada.
Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai
dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah
dan kualifikasi personil yang memadai sesuai
dengan ketentuan.
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif)
dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan
yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup
seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan.
Tersedianya sarana pengelolaan dan pemantauan
sesuai dengan ketentuan dan/atau dokumen
perencanaan lingkungan serta berfungsi dengan
baik.
Tersedia personil denganjumlah dan kualifikasinya
tidak memadai.
Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
Tersedia dokumen perencanaan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang
besar dan penting terhadap tanah dan air.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat diareal hak
Pengelolaan.
Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
hak Pengelolaan.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
NOT
APPLICABLE
Berdasarkan Dokumen Pengelolaan
Keanekaragaman Hayati (Monitoring dan Evaluasi
Biodiversity) dan Laporan Monitoring dan Evaluasi
Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) (High
Conservation Value Forest/ HCVF), tidak
teridentifikasi flora dilindungi dan/atau langka,
jarang (rare), terancam punah (threatened) dan
endemic, sehingga seluruh verifier dari indicator 3.5.
ini tidak dapat diterapkan (Not Applicable, NA).
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat areal
kerja.
Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat
diareal KPH Kendal.
Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terha-dap
kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal hak Pengelolaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 29 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang
lengkap mengenai pola penguasaan dan
pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-
hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan
SDH oleh pemegang hak pengelolaan.
Terdapat mekanisme penataan batas/ rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian
konflik yang diketahui para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai
pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan
batas kawasan pemegang hak pengelolaan dengan
batas kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum
adat/ setempat .
Auditee telah memiliki persetujuan oleh sebagian
para pihak atas luas dan batas areal kerjanya dan
masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan/berlaku
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &
legal tentang pemenuhan kewajiban sosial
pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki bukti lengkap pelaksanaan
kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat
mengenai hak dan kewajiban pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola
SDH.
Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat .
Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang
lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK Auditee telah memiliki data dan informasi yang
lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat
dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan
SDH
Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,
lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Auditee telah memiliki dokumen rencana
pemegang hak pengelolaan mengenai kegiatan
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat, yang lengkap dan jelas
Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian
(< 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang hak pengelolaan
Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada
para pihak yang lengkap dan terdokumentasi
dengan baik.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 30 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik
yang lengkap dan jelas
Terdapat konflik dan auditee telah memiliki peta
konflik yang lengkap dan jelas
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia, dan pendanaan yang cukup untuk
mengelola konflik
Auditee telah memiliki dokumen/laporan
penanganan konflik yang lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan
Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembangan kompetensi.
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang
karir dan telah diimplementasikan seluruhnya.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan dan telah
diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain
yang berada dalam kawasan
hutan yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal
22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah
ditetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan
pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Areal kerja KHP Kendal ditetapkan berdasarkan
Keputusan Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah No. 2889/Kpts/I/2013 tgl 21 Oktober 2013
tentang Luas Kawasan Hutan masing-masing KPH
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berdasarkan
SK tersebut luas KPH Kendal 20.300,58 Ha yang
merupakan kawasan hutan produksi (HP).
Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
SK.359/Menhut--II/2004 tanggal 1 Oktober 2004
dengan Peta Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perum Perhutani nomor: 2889/Kpts/I/2013, tidak
terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal KPH
Kendal.
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan, bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK, sehingga Verifier 1.1.1.b
not applicable.
Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,
pendokumentasian dan monitoring dan telah
melaporkan kegiatan-kegiatan penggunaan lahan di
luar sektor kehutanan kepada instansi terkait.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dan revisinya
dengan luas 20.413,88 Ha, Jangka Perusahaan
sampai dengan Desember 2017, disusun oleh Kepla
Seksi Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi
Seksi Perencanaan Hutan Wilayah (SPHW) I
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 31 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Pekalongan, Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan
SDH dan Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah di Semarang, dan Disahkan oleh Direktur
Utama Perum Perhutani di Jakarta.
Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun
oleh petugas yang berwenang.
Dokumen RPKH dan RTT telah dilengkapi dengan
lampiran peta.
Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang (Kawasan Perlindungan), Areal
perlindungan atau areal yang tidak boleh ditebang di
KPH Kendal juga telah tercantum dalam SK Direksi
Perum Perhutani tentang Pembagian kawasan hutan
pada KPH Kendal Nomor: 620/KPPS/DIR/2013 25
April 2013.
Bukti implementasi pengelolaan kawasan lindung di
lapangan, untuk setiap BKPH terlihat jelas di
lapangan dan sesuai dengan yang tercantum dalam
peta.
Penandaan lokasi blok tebangan/petak RTT telah
tergambar dalam lampiran peta RTT/suplisi RTT
bidang tebangan yang dibuat oleh GANIS Canhut dan
Peta lampiran SPK Tebangan dari ADM kepada
Mandor di lapangan.
Posisi lokasi tebangan yang dilakukan AudItee telah
sesuia dengan peta RTT bidang tebangan yang
dibuat oleh GANIS Canhut dan Peta lampiran SPK
Tebangan dan penandaan yang dilakukan sesuai
dengan PK-SMPHT.01.008.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dan revisinya
dengan luas 20.413,88 Ha, Jangka Perusahaan
sampai dengan Desember 2017, disusun oleh Kepla
Seksi Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi
Seksi Perencanaan Hutan Wilayah (SPHW) I
Pekalongan, Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan
SDH dan Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah di Semarang, dan Disahkan oleh Direktur
Utama Perum Perhutani di Jakarta.
Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan
alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan
untuk pembangunan hutan tanaman, sehingga
verifier 2.2.1.b tidak dapat diterapkan (Not
Applicable)
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur
yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316. LHP
dibuat melalui aplikasi SIPUHH Online dan disahkan
oleh petugas yang berwenang.
Selama periode April 2016 – Maret 2017, Auditee
dapat menunjukan seluruh dokumen LHP yang
diterbitkan melalui aplikasi eProduksi yang
terkoneksi dengan SIPUHH Online, SI PNBP dan
SIMPONI oleh operator yang ditunjuk, dengan jumlah
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 32 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
LHP sebesar 9.405,79 M3 dan 44,831 SM
Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,
buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Dokumen angkutan yang digunakan Audite dari
lokasi tebangan (TP) menuju tempat pengumpulan
kayu (TPK) telah dilengkapi dengan dokumen DKB
(modifikasi DK 304) dan dari TPK menuju industry
atau tujuan lainnya adalah dengan menggunakan
dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu
(SKSHHK) yang diterbitkan melalui aplikasi SIPUHH
online.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang
IUPHHK-HA. Namun demikian Auditee telah
menerapkan penandaan pada bontos ujung dan
tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum
Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30
Maret 2016. Namun demikian auditee tetap
menerapkan kegiatan sistem penandaan pada
bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan sistem
tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan.
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian
tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara
konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK
Direksi Perum Perhutani Nomor:
366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan Berita
Acara (BA) penerbitan SKSHHK. BAP penerbitan
SKSKB tidak tersedia karena Auditee tidak
melakukan pemakaian dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal
berlaku secara otomatis akan muncul apabila
Auditee telah meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tariff yang berlaku.
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
9.405,790888 M3 dan 44,831 SM , dan PSDH yang
harus dibayar Rp 1.603.755.633,00
Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk
kayu sebesar Rp 1.603.755.633,00 dengan volume
sebesar 9.405,790888 M3 dan 44,831 SM sesuai
dengan dokumen LHP yang diterbitkan, dibuktikan
dengan Bukti Penerimaan Negara (BPN) Bukan
Pajak dari Bank BRI.
Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 33 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan
dibayar sesuai dengan tariff yang berlaku yang
mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor: P.68/Menhut-II/2014
dan PP No. 12 Tahun 2014.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
Auditee bukan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga
tidak memiliki dokumen PKAPT. sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
Pengangkutan kayu bulat dari TPK tidak
menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truck, sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-
Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-
Legal dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318)
Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan
Auditee telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.
P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang
Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan dari Gubernur Jawa
Tengah berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 660.1/3.2010 tanggal 29 April
2010.
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL dan telah
mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Tengah
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 660.1/3.2010 tanggal 29 April 2010
Tentang Persetujuan Dokumen Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) Kegiatan
Pengelolaan Hutan Perum Perhutani Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal Di Kabupaten
Kendal, Kabupaten Batang, Dan Kota Semarang,
Provinsi Jawa Tengah.
Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
RKL dan RPL.
Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan telah dilaporkan kepada intansi terkait.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja
tentang K3. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 34 dari 39
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
implemntasi K3.
Auditee telah memiliki daftar APD periode bulan
Maret 2017. Hasil pemeriksaan di lapangan
menunjukkan bahwa APD tersedia di Kantor KPH,
masing-masing BKPH dan TPK dan kondisinya masih
berfungsi dengan baik.
Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dilaporkan setiap bulan kepada Dinas Sosial
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten
Kendal.
Berdasarkan laporan kecelakaan kerja bulan April
2016 sampai dengan Bulan Maret 2017 dilokasi
Auditee tidak terdapat kejadiaan kecelakaan kerja.
(Nihil).
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI KPH Kendal telah memiliki susunan Pengurus
SEKAR DPD KPH Kendal berdasarkan Keputusan
Dewan Pengurus Wilayah Serikat Karyawan Perum
Perhutani Jawa Tengah Nomor:
01/KPTS/DPW/JTG/2016 tanggal 26 Januari 2016.
Untuk SP2P telah dibentuk Susunan Pengurus
Cabang KPH Kendal, masa bakti 2015-2018
berdasarkan Keputusan Dewan Pengurus Daerah
Jawa Tengah SP2P Nomor: 61/Kpts/DPD
SP2P/Jateng/2015 tanggal 8 Mei 2015
Hasil wawancara dengan karyawan, rata-rata
karyawan ikut serta di dalam serikat pekerja yang
ada (SEKAR dan SP2P).
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara Perum Perhutani dengan
Serikat Karyawan Perhutani (SEKAR PERHUTANI)
dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P)
periode tahun 2015 sampai dengan 2017,
Dokumen PKB ditetapkan di Surabaya tanggal 3 Juli
2015 dan ditandatangani oleh Direktur Utama
Perum Perhutani, Ketua Umum dan Sejen Serikat
Karyawan Perhutani dan Ketua Umum serta Sekjen
Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data usia pegawai KPH Kendal periode
Maret 2017 dan hasil wawancara denagan tenaga
kerja di lokasi tebangan, tidak ada pekerja yang
usianya di bawah umur.(di bawah 18 tahun)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Kendal pada saat Penilikan pertama Tahun
2017 sebesar 96,83%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.
5. Perhitungan Nilai Kematangan/Bobot Indikator KPH Contoh Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Tengah.
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan/
Bobot
Indikator
Pra
sya
r
at 1,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 35 dari 39
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
1,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
1,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
1,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
1,5 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
Pro
du
ksi
2,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
2,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
2,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
2,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
2,5 KPH BANYUMAS TIMUR 2 3
KPH BLORA 2 3
KPH KENDAL 2 3
Jumlah 6 9 66,67% SEDANG 2
2,6 KPH BANYUMAS TIMUR 2 3
KPH BLORA 2 3
KPH KENDAL 2 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 36 dari 39
Jumlah 6 9 66,67% SEDANG 2 E
ko
logi
3,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
3,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
3,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 86,67% BAIK 3
3,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100% BAIK 3
3,5 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA NA NA
KPH KENDAL NA NA
Jumlah 3 3 100,00% BAIK 3
3,6 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
So
sia
l
4,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
4,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
4,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
4,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 37 dari 39
Proses penentuan nilai akhir kinerja PHPL Divisi Regional dilakukan setelah dilakukan
penghitungan nilai akhir setiap KPH Contoh. Nilai Kematangan Indikator Divisi Regional
merupakan penjumlahan Nilai Kinerja Indikator KPH Contoh dibagi dengan penjumlahan
kemungkinan Nilai Maksimal Indikator KPH Contoh yang secara rinci telah disajikan
pada tabel diatas. Berdasarkan data pada tabel diatas selanjutnya dilakukan
perhitungan Nilai Kinerja Indikator PHPL Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah
yang disajikan pada tabel dibawah ini.
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
1.1 Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan
Pemegang Hak Pengelolaan
BAIK 3 3
1.2 Komitmen Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3
1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional
Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan
Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi
Penelitian, Pendidikan dan Latihan
BAIK 3 3
1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan
Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan
Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan
Pencapaian (Kegiatan) Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK 3 3
1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa
paksaan(PADIATAPA)
BAIK 3 3
2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam
pengelolaanhutan lestari
BAIK 3 3
2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem*)
BAIK 3 3
2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem
silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK 3 3
2.4 Ketersediaan dan penerapan pemanenan ramah
lingkungan dalam pengelolaan hutan akan
meningkatkan efektifitas, efisiensi dan ramah
BAIK 3 3
4,5 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3
KPH BLORA 3 3
KPH KENDAL 3 3
Jumlah
9 9 100,00% BAIK 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 38 dari 39
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana
kerja penebangan/pemanenan/pemanfaatan
pada areal kerjanya *)
SEDANG 2 3
2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai
dan memenuhi kebutuhan dalampengelolaan
hutan, administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia
SEDANG 2 3
3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan
dilindungi pada setiap tipe hutan
BAIK 3 3
3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan BAIK 3 3
3.3 Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap
tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
BAIK 3 3
3.4 Identifikasi spesies flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan
endemik.
BAIK 3 3
3.5 Pengelolaan flora untuk : 1. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian
yang tidak rusak. 2. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi dan/atau jarang, langka
dan terancam punah dan endemik
BAIK 3 3
3.6 Pengelolaan fauna untuk : 1. Luasan tertentu
dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan
bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan
terhadap species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan
endemik
BAIK 3 3
4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional
perusahaan/pemegang izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat
BAIK 3 3
4.2 Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan
sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
BAIK 3 3
4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi
distribusi manfaat yang adil antar para pihak
BAIK 3 3
4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang
handal
BAIK 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 39 dari 39
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan
Kesejahteraan Tenaga Kerja
BAIK 3 3
Jumlah 64 66
Prosentase
96,97%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Kinerja PHPL Divisi
Regional Jawa Tengah mencapai angka 96,97% masuk dalam kelas nilai 80% - 100%
dengan predikat kinerja “BAIK”. Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelolaan hutannya
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah telah menerapkan prinsip-prinsip
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
----o0o----