Download - Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
1/24
1
Bab I
Pendahuluan
Ilmu kedokteran Forensik, juga dikenal dengan nama legal Mwdicine ,adalah salah satu cabang
spesialistik dari ilmu kedokteran, yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk
kepentingan penegakan hukum serta keadilan.
Di masyarakat, kerap terjadi peritiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa
manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat
lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara pengadilan,di perlukan bantuan berbagai para
ahli di bidang terkait umtuk membuat jelas jalannya peristiwa tersebut.
Untuk member bantuan yang maksimal seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu
kedokteran yang dimiliki secara optimal. Dokter yang diminta untu membantu dalam
pemeriksaan kedokteran forensic oleh penyidik dituntut oleh undang-undang untuk
melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya.
Apabila dokter lalai memberkan bantuan maka akan diancam dengan pidana penjara.
Dalam suatu perkara pidana yang menyebabkan kematian korban,dokter dharapkan dapat
menjelaskan penyebab kematian tersebut, serta membantu dalam pemeriksaan mekanisme
terjadinya kematian, serta membantu dalam perkiraan saat kematian dan perkiraan cara
kematian.
Untuk kesemuaan itu, dalam bidang ilmu kedokteran forensic dipelajari tata laksana medico-
legal, thanatologi dan segala sesuatu yang terkit, agar semua dokter dalam memenuhi
kewajibannya membantu penyidik, dapat benar-benar memanfaatkan segala pengetahuan
kedokterannya untuk kepentingan peradilan serta kepentingan lain yang bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
2/24
2
Bab II
Skenario Kasus
Seorang laki-laki ditemukan di sebuah sungai kering yang penuh batu-batuan dalam keadaan
mati tertelungkup. Ia mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang di bagian
bawahnya digulung hingga setengan tungkai bawahnya. Lehernya terikat lengan baju (yang
kemudian diketahui sebagai baju miliknya sendiri) dan ujung lengan baju lainnya terikat ke
sebuah dahan pohon perdu setinggi 60 cm. Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher memang
terjerat oleh baju tersebut. Tubuh mayat tersebut telah membusuk, namun masih dijumpai adanya
satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus,
dan beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri yang
sesuai dengan akibat kekerasan tajam.
Perlu diketahui bahwa rumah terdekat dari TKP adalah 2 km. TKP adalah suatu daerah
perbukitan yang berhutan cukup lebat.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
3/24
3
Bab III
Pembahasan Kasus
Perkiraan Kronologis Kasus
Seorang lelaki sedang berjalan mau pulang sehabis dari sawah (sebut saja Tn. A). dimana Tn.A
memiliki kebiasaan sering menggulung celana dan karena panas/gerah Tn.A melepas baju
panjangnya dan hanya memakai kaos oblong. Ketika di perjalanan tiba-tiba Tn.A di hadang oleh
dua orang yang kemungkinan orang tersebut adalah tetangga atau teman si Tn.A. Mereka
menyerang Tn.A dengan menggunakan golok , temannya memang berniat untuk membunuh Tn.A karena dendam pribadi dengan niat menusuk langsung ke daerah dada, tetapi Tn. A sempat
menghindar dan malah terkena bagian ketiak kirinya yang mengakibatkan perdarahan hebat di
daerah tersebut akibat luka bacok itu. Tn. A masih sempat mau melarikan diri namun terjatuh
dan saat temannya mau melakukan pembunuhan si Tn.A masih dapat melakukan perlawanan
dengan menendang memakai kakinya sehingga tungkai bawahnya terkena luka sayatan senjata
dan akhirnya Tn. A terjatuh dan mulai tidak sadarkan diri karena perdarahan hebat di daerah
ketiak kiri yang terus menerus mengeluarkan darah. Karena teman nya takut Tn.A belum benar-
benar mati temeannya pun menjerat leher Tn.A menggunakan kaos panjang milik Tn.A. dan
teman nya pun menggotong Tn.A ke sungai yang kering di dekat tempat penganiayaan tersebut.
Lalu mengikatkannya pada pohon perdadu dengan tujuan menghilangkan jejak pembunuhan ini.
Pemeriksaan medik pada korban
Pemeriksaan luar :
1. Mayat tidak terbungkus
2.
Mayat berpakaian sebagai berikut :
1. Kaos dalam (oblong)
2. Celana panjang yang bagian bawahnya digulung hingga setengah tungkai
bawahnya
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
4/24
4
3. Mayat adalah seorang laki-laki
4. Pada leher mayat ditemukan kemeja lengan panjang yang posisi lenganya terikat
pada leher, yang diketahui kemeja tersebut milik korban sendiri
5.
Mayat ditemukan dalam keadaan telah membusuk
6. Pada tubuh terdapat luka-luka sebagai berikut :
1. Pada ketiak kiri ditemukan luka terbuka yang memperlihatkan pembuluh
darah terputus
2. Pada tungkai bawah kanan dan kiri ditemukan beberapa luka terbuka
Pemeriksaan dalam
Untuk pemeriksaan dalam masih diperlukan beberapa data seperti :
1. Kondisi kulit bagian dalam pada leher untuk mengetahui ada tidaknya resapan darah
2. Kondisi otak
Kondisi tulang iga, dan semua organ vital yang dapat menyebabkan kematian
Aspek Hukum
Pasal 338 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 339 KUHP
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan
dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk
melepaskan diri sendiri mupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
5/24
5
Pasal 340 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh lima tahun.
Pasal 354 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan
penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana paling lama sepuluh
tahun
Pasal 355 KUHP
(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
Pasal 338 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Prosedur Medico-legal
Peraturan Medikolegal diatur dalam KUHAP ( Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana)
Dimana didalamnnya memuat tatalaksana bagaimana suatu perkara pidana itu harus ditangani .
Penanganan Kasus Pidana itu sendiri antara lain:
1. Penemuan dan Pelaporan
Penemuan dan pelaporan dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau
mengalami suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana. Pelaporan dilakukan
ke pihak yang berwajib dan dalam hal ini yaitu Kepolisian RI, dll. Pelaporan juga bisa
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
6/24
6
dilakukan melalui instansi pemerintah terdekat seperti RT (Rukun Tetangga) atau
RW(Rukun Warga). Hak dan kewajiban pelaporan ini diatur didalam pasal 108 KUHAP
Hak dan Kewajiban Melapor.
Pasal 108 KUHAP
(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa
yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan
kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis.
(2) Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana
terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik
wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik.
(3)
Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang
terjadinya peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu
kepada penyelidik atau penyidik.
(4) Laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor
atau pengadu.
(5) Laporan pengaduan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan
ditandatangani oleh pelapor atau pengadu dan penyidik.
2. Penyelidikan
Yaitu serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan
menurut cara yang diatur oleh undang-undang.
Pasal 4 KUHAP
Penyelidik yang dimaksud adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia.
Pasal 5 KUHAP
(1)Penyelidik sebagaimana dimaksud pasal 4:
a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang:
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
7/24
7
2. Mencari keterangan dan barang bukti
3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri
4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab
b. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
1. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan
2. Pemeriksaan dan penyitaan surat
3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
4. Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik
(2)Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan
sebgaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dan b kepada penyidik.
3. Penyidikan
Adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Pasal 6 KUHAP
(1)Penyidik adalah:
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang
(2)Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur dalam
peraturan pemerintah.
Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli dan didalam hal kejadian mengenai tubuh
manusia, maka penyidik dapat meminta bantuan dokter untuk dilakukan penanganan secara
kedokteran forensik.
Peran ganda dokter:
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
8/24
8
1. Peran sebagai ahli klinik yang bertugas mengobati pasien
2. Peran sebagai ahli forensic yang bertugas membantu proses peradilan
Pada kedua peranan tersebut seorang dokter dapat mengeluarkan berbagai jenis keterangan
medis. Surat keterangan medis dibuat oleh dokter untuk kepentingan pihak ke3 dalam
pengambilan keputusan tertentu. Surat keterangan medis dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Surat keterangan medis non peradilan: biasanya belum ada masalah hukum, tidak
didisain untuk pengadilan, dapat dijadikan alat bukti di pengadilan. Contohnya adalah
surat keterangan lahir, sehat, sakit, kematian, dll.
2. Serat keterangan medis peradilan: telah ada masalah hukum, didesain untuk pengadilan,
merupakan alat bukti sah. Contohnya adalah visum et repertum, dan keterangan ahli.
Kewajiban untuk membantu peradilan sebagai seorang dokter forensik itu diatur dalam:
Pasal 133 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan atau mati yg diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenan
gmengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran Kehakiman atau Dokter dan
atau ahlilainya.
Pemintaan keterangan ahli seperti yang dimaksud dalam pasal 1 dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebut dengan tegas untu pemeriksaan luka , pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau Dokter pada RS harus diperlakukan
secara baik dengan penuh penghormatan pada mayat tersebut dan diberi label yang memuat
identits mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakkanpadaibujari kaki atau bagian
lain badan mayat.
Pasal 179 KUHAP
(1)Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keteranagn ahli demi keadilan.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
9/24
9
(2)Mengucapkan sumpah atau janji akan memberi keterangan yang sebaik-baiknya dan
sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya, dibawah sumpah.
Untuk Ha kdokter menolak menjad isaksi/ahli diatur dalam:
Pasal 120 KUHAP
(1)Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus.
(2)AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia
akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila
disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia
menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 168 KUHAP
Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan
dapat mengundurkan diri sebagai saksi:
Keluarga sedarah atau semenda dalam garislurus keatas atau kebawah sarnpai derajat ketiga dari
terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa
Saudara dan terdakwa atau yang brsama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara
bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dari anak- anak saudara
terdakwa sampai derajat ketiga
Suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.
Pasal 170 KUHAP
Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia,
dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk member keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal
yang dipercayakan kepada mereka
Hakim menentukan sahat autidaknya segal aalasan untuk permintaan tersebut.
Sedangkan sangsi bagi pelanggar kewajiban dokter diatur dalam:
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
10/24
10
Pasal 216 KUHP
(1)Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan undang-
undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda puling banyak sembilan
ribu rupiah.(2) Disamakan dengan pejahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut
ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas
menjalankan jabatan umum.
(2)
Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaanyang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah
sepertiga
Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 224 KUHP
Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan
sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya,
diancam:
1. Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan;
2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan.
Untuk melakukan prosedur Bedah mayat klinis oleh seorang dokter forensik diatur menurut
peraturan pemerintah No.18 Tahun1981 Pasal 2
Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut :
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
11/24
11
a. Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah
penderita meninggal dunia, apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan dengan
pasti;
b. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila di duga penderita
menderita penyakit yang dapat membahayakan orang atau masyarakat sekitarnya;
c. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila dalam jangka
waktu 2 x 24 (dua kaii duapuluh empat) jam tidak ada keluarga terdekat dari yang
meninggal dunia datang ke rumah sakit.
Dan bagi seorang dokter forensik yang membuat sebuah keterangan palsu didalam hasil
akhir pemeriksaan dikenakan Pasal 267 KUHP dan pasal 7 KODEKI.
4. Pemberkasan Perkara
Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya, termasuk hasil
pemeriksaan kedokteran forensik yang dimintakan kepada dokter. Dan nanti hasil berkas
perkara akan diteruskan ke penuntut umum.
5. Penuntutan
Yaitu tindakan penuntut Umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri
yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim disidang Pengadilan.
6. Persidangan
Didalam persidangan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim. Dimana didalam persidangan
itu dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli. Dokter dapat
dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau selaku dokter
pemeriksan. Dokter pun berhak menolak menjadi saksi/ahli yang sebagaimana diatur di
dalam pasal 120,168,179 KUHAP.
Pasal 179 (1) KUHAP
Setiap org yg diminta pendapatnya sbg ahli kedokteran Kehakiman atau Dokter atau ahli
lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
12/24
12
7. Vonis
Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan sebagai berikut:
Keyakinan pada diri hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa
terdakwa memang bersalah melakukan tindak pidana tersebut.Pasal 183 KUHAP (Hakim
tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya 2 alat bukti sah ia memperolah keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya).
Keyakinan Hakin Harus Ditunjang oleh sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah yang
diatur dalam pasal 184 KUHAP ( keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk,
keterangan terdakwa)
Identifikasi Forensik
1. Pemeriksaan Sidik Jari
Membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari ante-mortem
2.
Metode Visual
Memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang merasa kehilangan keluarganya atau
temannya. efektif untuk jenazah yang belum membusuk.
3. Pemeriksaan dokumen
kartu identifikasi seperti KTP, SIM dsb. yang ditemukan disaku jenazah dapat membantu
mengenali jenazah tersebut.
4. Pemeriksaan Pakaian dan perhiasan
dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek,
ukuran, inisial nama pemilik, yang semuanya dpat membantu identifikasi walaupun telah
terjadi pembusukan pada jenazah
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
13/24
13
5. idententifikasi medis
Dapat diperoleh data tentang jenis kelamin, perkiraan umur dan ringgi badan, ras,
kelainan tulang dan sebagainya.
6. Pemeriksaan Gigi
setiap individu memiliki susunan gigi yang khas, sama seperti sidik jari. identifikasi
dilakukan dengan cara membandingkan data temuan dengan data pembanding ante-
mortem.
7. Pemeriksaan serologis
menentukan golongan darah jenazah. dapat diambil dari darah, kuku, rambut, dan tulang.
Thanatologi
Thanatologi berasal dari kata thanatosyaitu yang berhubungan dengan kematian dan logosyaitu
ilmu. Thanatologi merupakan ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan
perubahan yang terjadi setelah kematian dan factor yang mempengaruhi perubahan.
Identifikasi Hasil Temuan
Pemeriksaan Sidik Jari -
Metode Visual Kurang efektif karena sudah membusuk
Pemeriksaan Dokumen -
Pemeriksaan Pakaian dan
Perhiasan
Mengenakan baju berlengan, kaos dalam dan celana panjang yang
dibagian bawahnya digulung hingga setengah tungkai.
Identifikasi Medis -
Pemeriksaan Gigi -
Pemeriksaan Serologis -
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
14/24
14
1. Tanda kematian tidak pasti
a.Pernafasan berhenti dinilai lebih dari 10 menit.
b.Sirkulasi berhenti, dengan diperiksanya nadi carotis yang sudah tidak teraba, dinilai selama 15
menit.
c.Kulit pucat.
d.Tonus otot menghilang dan relaksasi.
e.Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian.
f.Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat
dihilangkan dengan meneteskan air mata
2.Tanda kematian pasti
a.Lebam mayat (Livor mortis)
Livor mortis adalah suatu bercak atau noda besar merah ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh
mayat.Bercak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 20-30 menit pasca kematian klinis.
Makin lama bercak tersebut makin luas dan lengkap, akhirnya menetap setelah 8-12 jam.
Lebam menjadi pucat akan cepat terjadi apabila dilakukan penekanan atau perubahan posisi
tubuh kurang dari 6-10 jam pasca kematian klinis, dan juga lebam masih bisa berpindah sesuai
perubahan posisi mayat yang terakhir. Lebam tidak bisa lagi kita hilangkan dengan penekanan
jika lama kematian klinis sudah terjadi kira-kira lebih dari 6-10 jam.Lebam pada kulit mayat
dengan posisi terlentang belum menetap dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup.
b.Kaku mayat (Rigor mortis)
Kaku mayat diperiksa persendiannya yang mulai tampak sekitar 2jam setelah kematian.
c.Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
15/24
15
Algor mortis terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih
dingin. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu sekitar, aliran dan kelembaban udara,
bentuk dan posisi tubuh, pakaian. Dan penurunan suhu tubuh cepat apabila suhu sekitar rendah,
lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak
berpakaian atau pakaina tipis dan pada umumnya pada orang tua dan anak kecil.
Formula marshall dan hoare (1962) dibuat dari hasil penilitian terhadap mayat yang telanjang
dengan suhu lingkungan 15,5 derajat Celcius, yaitu penurunan suhu dengan kecepatan 0,55
derajat Celciustiap jam pada 3 jam pertama pasca kematian, 1,1 derajat Celcius tiap jam pada 6
jam berikutnya dan sekitar 0,8 derajat Celcius pada periode selanjutnya. Kecepatan penurunan
suhu ini menurun 60% bila mayat berpakaian.
d. Pembusukan (decomposition, putrefaction)
Proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama
Klostridium welchii yang berasal dari usus. Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas
alkane, H2S dan HCN serta asam amino dan asam lemak.pembusukan biasanya tampak 24 jam
setelah kematian yang berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, karena terbentuknya
sulf-met-hemoglobin di daerah sekum isinya lebih cairan dan penuh bakteri serta terletak dekat
dinding perut. Lalu warna kehijauan akan menuju ke seluruh perut dan dada, dan bau busuk akantercium. Selanjutnya kulit ari akan terkupas atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan
berbau busuk.
Pembusukan akan timbul cepat bila suhu lingkungan optimal 26,5 derajat Celcius hingga suhu
normal tubuh, kelembaban dan udara yang cukup, banyak bakteri pembusuk, tubuh gendut dan
menderita penyakit infeksi dan sepsis. Mayat yang terdapat diudara lebih cepat membusuk dari
pada dalam air atau tanah dengan perbandingan tanah : air : udara dalah 1 : 2: 8.
e. Adiposera (lilin mayat)
Terbentuknya bahan berwarna keputihan, lunak dan berbau tengik di dalam jaringan lunak tubuh
pasca kematian. Adiposera terapung diair dan bila dipanaskan akan mencair dan terbakar dengan
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
16/24
16
nyala kuning, larut didalam alcohol panas dan eter. Adiposera akan menghambat terjadinya
pembusukan, karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah.
Lemak segar mengandung sekitar 0.5 % asam lemak bebas, tapi akan naik 20% dalam 4 minggu
pasca kematian dan 70% dalam 12 minggu.
f.Mummifikasi
Mummifikasi merupakan proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat
sehingga terjadi pengeringan jaringan yang akan menghentikan pembusukan. Jaringan menjadi
keras dan kering, berwarna gelap, keriput dan tidak membusuk karena mummifikasi ini kering
maka kuman tidak dapat berkembang.
Aspek tanatologi pada kasus ini, yaitu:
a. Tubuh mayat ditemukan telah membusuk, sehingga perkiraan saat kematian korban lebih
dari 24 jam karena pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati.
b. Ditemukan lebam mayat tetap pada bagian dada dan perut karena korban diketemukan
dalam keadaan tertelungkup.
Pemeriksaan terhadap tanda-tanda kekerasan/luka
a. Letak luka
Pertama-tama menyebutkan region anatomisluka yang ditemukan, dengan juga mencatat
letak yang tepat menggunakan koordinat garis/ titik anatomis yang terdekat.
-
Padakasus, letak luka terdapat luka terbuka pada daerah ketiak kiri yang
memperlihat kanpembuluh darah yang putus dan beberap aluka terbuka didaerah
tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri akibat kekerasan benda
tajam.
b. Jenis luka
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
17/24
17
Tentukan jenis luka, apakah memrupakan luka lecet, luka memar atau luka terbuka.
- Pada kasus dijelaskan bahwa luka pada jasad korban merupakan luka terbuka dan
memiliki ciri-ciri akibat kekerasan tajam.
c. Bentuk luka
Dengan menyebutkan bentuk luka yang ditemukan. Padaluka yang terbuka sebutkan pula
bentuk luka setelah luka dirapatkan. Pada vulnus scissum bentuk luka berupa garis atau
lurus atau lengkung.
d. Arah luka
Dicatat arah dari luka, apakah melintang ,membujur atau miring
e. Tepi luka
Perhatikan tepi luka apakah rata, teratur, atau berbentuk tidak beraturan. Pada vulnus
scissum tepi/ dinding rata.
f. Sudut luka
Pada luka terbuka, perhatikan apakah sudut luka merupakan sudut runcing, membulat
atau bentuk lain.
Pada luka sayat dan luk abacok, kedua sudut merupakan sudut lancip.
g. Dasar luka
Perhatikan dasar luka, jaringan dibawah kulit atau otot, atau bahkan merupakan rongga
badan.
h. Sekitar luka
Perhatikan adanya pengotoran, terdapatnya luka/tanda kekerasan lain disekita rluka.
Pada luka akibat benda tajam, tidak ada lecet / memar disekitar luka, folikel rambut ada
yang terpotong.
i. Ukuran luka
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
18/24
18
Luka diukur dengan teliti. Pada luka tebuka, ukuran luka diukur juga setelah luka yang
disangkutkan dirapatkan. Pada luka sayatan ,kedalaman relative superficial, sedangkan
pada luka bacok relative dalam.
j. Saluranluka
Menentukan saluran luka dilakukan insitu, tentukan perjalanan luka serta panjan
luka.Penentuan ini baru dapat ditentukan pada pembedahan mayat.
Interpretasi Temuan
1.
Mati tertelungkup : diperkirakan pada tubuh mayat terdapat lebam mayat di daerah dadadan perut.
Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang terletak rendah. Mulai tampak 20-30
menit pasca mati, dan menetap setelah 8-12 jam.
2. Pakaian kaos oblong dan celana panjang : diperkirakan bahwa korban sedang dalam
kegiatan santai
3.
Leher terikat lengan baju : diperkirakan terdapat jejas jerat leher akibat luka lecet tekan,
diperkirakan baju digunakan sebagai alibi bunuh diri, tetapi mungkin sebenarnya adalah
cara peghilangan jejak pelaku. Atau diperkirakan pula, pada keadaan korban yang
sekarat, korban digantung hingga meninggal.
4. Tubuh mayat tekah membusuk : diperkirakan mayat sudah lebih dari 24 jam
-dimana sudah terjadi pembusukan: yaitu proses degenerasi jaringan yang terjadi akibatautolisis dan kerja bakteri
- pada pembusukan ditemukan bercak kehijauan pada perut kanan bawah dan makin
menjalar serta timbul perubahan pada kulit : timbul vesikel dan bulla berisi cairan hitam
kehijauan.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
19/24
19
5. Posisi tubuh relatif mendatar
Belum terjai pemecahan oleh bakteri, belum dihasilkan cairan dan gas pembusukan (bila
tubuh menggembung akibat pemecahan protein oleh bakteridan menghasilkan cairan dan
gas pembusukan 4872 jam pasca mati)
6. Satu luka terbuka di daerah ketiak kiri mengakibatkan pembuluh darah putus yang
diduga akibat kekerasan
7. Beberapa luka terbuka di daerah tungkai kanan dan kiri yang sesuai degan akibat
kekerasan tajam diduga ada penganiayayan terlebih dahulu.
Sebab Kematian
Sebab kematian pada kasus ini bias karena:
cedera/luka akibat kekerasan benda tajam
jeratan bajuasfiksia
Cara Kematian
Pada kasus ini, cara kematian korban adalah tidak wajar, dengan dugaan pembunuhan oleh
seseorang di hutan dengan menggunakan kekerasan tajam.
Mekanisme Kematian
Perdarahan masif karena putusnya pembuluh darah ketiak kiri akibat kekerasan benda tajam
yang diterjadi pada korban. Bias juga karena jeratan baju hingga menimbulkan asfiksia dan
kematian.
Saat Kematian
Perkiraan waktu kematian korban adalah lebih dari 24 jam, karena tubuh korban
ditemukan telah mengalami pembusukan.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
20/24
20
Bab IV
Tinjauan Pustaka
Pembunuhan atau Penganiayaan hingga mati
Aspek hukum yang terkait dalam kasus pembunuhan atau penganiayaan yang menyebabkan
kematian adalah sebagai berikut.
Pasal 338 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 339 KUHP
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan
dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk
melepaskan diri sendiri mupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
Pasal 340 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh lima tahun.
Pasal 354 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan
penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana paling lama sepuluh
tahun
Pasal 355 KUHP
(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
Pasal 338 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
21/24
21
Luka akibat Kekerasan Benda Tajam
Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka irirs atau luka sayat, luka tusuk dan luka
bacok. Luka yang disebabkan bias berasal dari alat seperti pisau,golok, sembilu dan sebagainya.
Gambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk
garism tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Selain
gambaran umum luka tersebut di atas, luka iris atau sayat dan luka bacok mempunyai kedua
sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat
terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau
akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang tidak
selalu berupa garis.
Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan adanya luka lecet
atau luka memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit.
Pada kasus pembunuhan dapat disertai perkelahian. Bila ada perkelahian maka lokasi luka
biasanya pada daerah fatal dan dapat tunggal, luka tangkispun akan ditemukan pada kasus
pembunuhan ini dimana luka tangkis ini menunjukan perlawanan korban dan umumnya
ditemukan luka pada telapak tangan,punggung tangan, jari-jari tangan, punggung dan tungkai
bawah.
Pembuluh Darah Ketiak yang Terpotong
Perdarahan pada pembuluh darah pada daerah ketiak akan menyebabkan korban mati karena
kehabisan darah. Tidak hanya pembuluh darah, pada daerah ketiak juga terdapat saraf yang pada
korban kebetulan tidak ditemukan adanya kerusakan. Karena pembuluh darah yang terputus,
maka darah yang masuk ke jantung untuk dialirkan ke organ-organ lain akan berkurang.
Perdarahan yang terdapat pada region axilla dapat menimbulkan kematian yang mungkin
didahului oleh fase shock. Shock adalah sindrom klinik yang timbul dari perfusi jaringan yang
inadekuat. Ketidakseimbangan antara penghantaran dan kebutuhan oksigen dan substrat yang
diakibatkan oleh hipoperfusi dapat menyebabkan disfungsi seluler. Injury seluler yang
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
22/24
22
disebabkan oleh penghantaran oksigen dan substrat yang inadekuat dapat menimbulkan produksi
dan lepasnya mediator inflamasi dan perubahan struktur dari mikrovaskularisasi. Hal ini
mengarah ke lingkaran setan dimana perfusi yang bermasalah bertanggung jawab akan adanya
injury seluler; yang menyebabkan maldistribusi aliran darah yang nantinya bisa mengarah ke
multiple organ failure dan apabila lingkaran ini tidak dihentikan maka dapat berakhir dengan
kematian.
Bentuk yang paling umum dari shock adalah karena kehilangan sel darah merah dan plasma dari
hemorrhage atau dari kehilangan plasma saja dari sekuestrasi cairan ekstravaskular atau
gastrointestinal, urinary dan insensible loss. Respons fisiologik yang normal pada hipovolemik
adalah dengan menjaga perfusi dari otak dan jantung saat mengembalikan volume darah sirkulasi
yang efektif. Adanya peningkatan simpatis, hiperventilasi, kolapsnya pembuluh darah vena,
pelepasan hormone stress, dan percobaan untuk membatasi kehilangan volume intravascular
melalui diambilnya cairan interstitial dan intraselular dan menurunnya output urin.
Hipovolemia ringan
Kehilangan 20% dari volume darah, ditandai dengan adanya takikardia yang ringan,
ekstremitas dingin, meningkatnya waktu pengisian kapiler (capillary refill time), diaphoresis,
kolaps vena, dan gelisah (anxious).
Hipovolemia sedang
Kehilangan 20-40% volume darah ditandai dengan pertanda hipovolemia ringan ditambah
dengan takikardia, takipnoe, oligouri dan perubahan postural.
Hipovolemia berat
Kehilangan > 40% volume darah ditandai dengan tanda-tanda hipovolemia ringan dan sedang
yang disertai dengan instabilitas hemodinamika, marked tachycardia, hipotensi, dan koma
(penurunan kesadaran)
Transisi dari hipovolemi ringan menuju berat dapat berlangsung cepat. Apabila keadaan ini tidak
segera ditangani, apalagi pada pasien yang sudah tua atau dengan penyakit penyerta tertentu,
maka kematian dapat segera terjadi.
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
23/24
23
Bab V
Kesimpulan
Pada mayat laki-laki ini ditemukan luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan
pembuluh darah ketiak yang putus, sehingga menyebabkan pendarahan dan beberapa luka
terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang disebabkan oleh kekerasan benda tajam,
yang secara tersendiri tidak dapat menimbulkan kematian.
Tubuh mayat yang sudah membusuk menandakan korban sudah meninggal lebih dari 24 jam,
beberapa luka terbuka di daerah tungkau bawah kanan dan kiri pada korban dapat disebabkan
akibat luka tangkis karena penganiayaan benda tajam
Sebab mati pada orang ini adalah kekerasan tajam pada daerah ketiak kiri yang membuat
pembuluh daerah ketiak yang putus dan menyebabkan terjadinya pendarahan besar
-
8/10/2019 Laki-Laki dengan Leher Terikat Lengan Baju
24/24
24
BAB VI
Daftar Pustaka
1. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan Perundang-undangan Bidang
Kedokteran. Hukum Acara Pidana, Prosedur Medikolegal, dan Kejahatan terhadap Tubuh dan
Jiwa Manusia. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1994.
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik FKUI; 1997.
3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik FKUI; 2000.