Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |1
Kurikulum Pelatihan
TEKNOLOGI TEPAT GUNA KESEHATAN LINGKUNGAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
eadaan lingkungan hidup dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor
lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat antara lain air, udara, tanah. Udara yang segar,
air yang bersih, tanah yang subur dan tidak tercemar, menjadi
dambaan setiap orang. Kondisi lingkungan yang sehat berpengaruh
positif terhadap terwujudnya status kesehatan masyarakat yang
optimum.
Upaya untuk menjaga kesehatan lingkungan perlu
disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat
K
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |2
mengantisipasi sedini mungkin munculnya berbagai penyakit yang
berbasis lingkungan. Pemanfaatan teknologi tepat guna di bidang
kesehatan lingkungan adalah salah satu cara untuk
menyosialisasikan bagaimana cara menjaga kesehatan lingkungan
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat. Teknologi
tepat guna di bidang kesehatan lingkungan antara lain pemanfaatan
sampah menjadi kompos, pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas,
penyediaan air bersih tanpa pompa (gravitasi), pengolahan limbah cair
rumah tangga, pembuatan briket bioarang dari sampah anorganik,
pembuatan chlorine difusser untuk mendisinfeksi air, pengendalian
vektor (nyamuk, kecoa, dan tikus), teknologi tepat guna pengolahan
limbah cair rumah tangga, dan teknologi tepat guna lainnya.
Pengenalan teknologi tepat guna di bidang kesehatan
lingkungan kepada semua komponen yang ada di masyarakat,
tentunya membutuhkan tempat yang cukup untuk
memvisualisasikannya sehingga dapat menjadi sumber belajar bagi
masyarakat umum, kalangan pelajar, mahasiswa perguruan tinggi,
institusi/lembaga yang concern terhadap kesehatan lingkungan.
Air dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi
kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi
maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan
kesehatan maupun social.
Permasalahan yang timbul dan sering dijumpai bahwa kualitas air
tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang
memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa
tempat bisa dikatakan tidak layak untuk diminum. Air yang layak
diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan
fisik, kimia, bakteriologis dan radiologist. Sehingga dalam proses
penyediaan air bersih ini perlu dilakukan suatu upaya mengurangi
resiko negatif yang berdampak bagi kesehatan masyarakat.
Begitu juga dengan permasalahan jamban atau kakus merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |3
usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban
sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban tidak menimbulkan
bau yang tidak sedap. Selain itu, kontruksi yang kokoh dan biaya yang
terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat jamban.
Dalam pengelolaan sampah di tengah masayarakat kita belum
banyak dikembangkan metode-metode pengelolaan yang bisa
membawa manfaat dan meminimalisir dampak negatif dari sampah itu
sendiri.
Untuk itu menangani persoalan-persoalan diatas, setidaknya
untuk mengurangi dampak negatif bagi kesehatan manusia, dibidang
penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga dan pengelolaan
sampah, Bapelkes Lemahabang sebagai Sentra Diklat Kesling
berupaya mencoba memberikan solusi dengan mengembangkan
pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan..
Kurikulum dan modul pelatihan teknologi tepat guna disusun
mengacu kepada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
merupakan program nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas
sektoral. Program ini telah dicanangkan pada bulan Agustus 2008 oleh
Menteri Kesehatan RI. STBM merupakan pendekatan untuk merubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan. Terdapat 5 (lima) pilar dalam STBM, yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum di Rumah Tangga (PAM RT).
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Selanjutnya, 5 (lima) pilar inilah yang dijadikan sebagai acuan
sekaligus merupakan ruang lingkup pengembangan kurikulum dan
modul teknologi tepat guna kesehatan lingkungan.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |4
B. Filosofi Pelatihan
Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi ini menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
b. Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam
konteks pelatihan.
2. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi berbagai kasus dengan
menggunakan metode pembelajaran antara lain demonstrasi/
peragaan, studi kasus, dan praktik baik secara individu maupun
kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu
dengan bimbingan fasilitator/instruktur
3. Prinsip pembelajaran berorientasi kepada peserta dengan
memperhatikan hak-hak peserta untuk:
a. Mendapatkan paket bahan belajar berupa modul pelatihan.
b. Mendapatkan pelatih yang profesional, yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode dan menguasai materi.
c. Belajar dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual,
auditorial, maupun kinestetik.
d. Belajar dengan modal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
f. Melakukan evaluasi (terhadap fasilitator dan penyelenggara) dan
dievaluasi tingkat pemahaman dan ketrampilannya.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |5
II. KOMPETENSI
Ada 3 (tiga) ranah besar yang ingin dicapai dalam pelatihan teknologi tepat
guna kesehatan lingkungan yang sekaligus merupakan paket-paket
kurikulum pelatihan. Ketiga kompetensi yang diharapkan ialah mampu
mengaplikasikan teknologi tepat guna dalam:
1. penyediaan/ penjernihan air untuk skala rumah tangga dan masyarakat.
2. pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga
3. pengelolaan sampah rumah tangga
III. TUJUAN PELATIHAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu menerapkan teknologi
tepat guna kesehatan lingkungan di wilayahnya masing-masing.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
A. Pelatihan Pengolahan Air Bersih
1. Memahami Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2. Memahami inovasi dan rekayasa teknologi tepat guna untuk penyediaan/penjernihan air
3. Mampu melakukan analisis potensial kesehatan lingkungan
4. Memahami prinsip – prinsip pengolahan air bersih
5. Mampu melakukan uji dan analisis air sederhana
6. Mampu melakukan penjernihan air dengan metode koagulasi dan sedimentasi
7. Mampu melakukan penyaringan air dengan metode aerasi
8. Mampu melakukan penyaringan air dengan media tumbuhan (sekam padi, arang, dan ijuk)
9. Mampu melakukan penyaringan (filtrasi) air dengan metode saringan pasir cepat
10.Mampu melakukan disinfeksi air dengan tabung kaporit (difuser klorinasi) & metode solar disinfection water (sodis)
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |6
B. Pelatihan Pengelolaan Tinja dan Air Limbah Rumah Tangga
1. Memahami Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2. Memahami inovasi dan rekayasa teknologi tepat guna untuk pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga
3. Memahami analisis potensial kesehatan lingkungan
4. Memahami prinsip – prinsip pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga
5. Mampu melakukan pembuatan Jamban Keluarga
6. Mampu melakukan pembuatan dry toilet
7. Mampu melakukan pembuatan SPAL sederhana
8. Mampu melakukan pengelolaan limbah organik/cair menjadi biogas, pupuk padat dan cair
C. Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
1. Memahami Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2. Memahami inovasi dan rekayasa teknologi tepat guna untuk pengelolaan sampah rumah tangga
3. Mampu melakukan analisis potensial kesehatan lingkungan
4. Memahami prinsip – prinsip pengelolaan sampah rumah tangga
5. Mampu melakukan pembuatan pupuk padat dan cair menggunakan sampah organik
6. Mampu melakukan pembuatan briket pengganti bahan bakar minyak menggunakan sampah organik
7. Mampu melakukan pembuatan bahan pengawet makanan alternatif menggunakan asap cair dari sampah organik
8. Mampu melakukan pembuatan kompos menggunakan metode takakura
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |7
IV. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
A. PAKET PELATIHAN PENYEDIAAN DAN PENJERNIHAN AIR
Nomor : MD-1 Materi : Kebijakan Diklat Kesehatan Lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan diklat kesehatan lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami:
1. Isu dan tantangan Kesehatan Lingkungan
2. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
3. Pengembangan Rencana Kerja dan Indikator STBM
4. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
2.
1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuan c. Pengertian
2. Isu dan tantangan Kesehatan Lingkungan
3. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat a. Penciptaan Lingkungan
yang Kondusif b. Peningkatan Kebutuhan c. Peningkatan Penyediaan d. Pengelolaan Pengetahuan
(Knowlwdge Management) e. Pembiayaan f. Pemantauan dan Evaluasi
4. Pengembangan Rencana Kerja dan Indikator STBM a. Rencana Kerja b. Indikator
5. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat
LCD Projector, bahan ajar, powerpoint materi, modul pelatihan, flipchart, PC
1. UU RI No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |8
Nomor : MD-2 Materi : Inovasi dan Rekayasa Teknologi Kesehatan Lingkungan Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Inovasi dan Rekayasa Teknologi Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Memahami konsep
inovasi 2. Memahami cara
berpikir kreatif dan inovatif
3. Menyebarkan hasil dari inovasi
4. Menjelaskan contoh-contoh Inovasi Rekayasa Kesehatan Lingkungan
3.
1. Konsep inovasi a. Pengertian b. Proses inovasi c. Ciri-ciri inovasi
2. Cara berpikir kreatif dan inovatif
3. Penyebaran hasil dari
inovasi
4. Contoh-contoh Inovasi Rekayasa Kesehatan Lingkungan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, games
LCD Projector, bahan ajar, powerpoint materi, modul pelatihan, flipchart, PC, peralatan games
1. De Jong, J & Hartog, D D. (2003). Leadership as a determinant of innovative behaviour. A Conceptual framework. http://www.eim.net/pdf-ez/H200303.pdf. 22 September 2011
2. De Jong, JPJ & Kemp, R. (2003). Determinants of Co-workers’s Innovative Behaviour: An Investigation into Knowledge Intensive Service. International Journal of Innovation Management. 7 (2) (Juni 2003) 189 - 212.
3. Riri Lestari (2011) Sepintas mengenai Pengertian Discovery, Invention, Innovation, dan Inovasi Pembelajaran, Kompasiana, diakses 22 September
2011
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |9
Nomor : MD-3 Materi : Analisis Potensi Kesehatan Lingkungan Waktu : 13 JP (T=2; P=3; PL=8)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan analisis potensi Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan kondisi
Kesling dalam suatu wilayah kerja.
2. Melakukan survey dan pendataan Kesling secara cepat.
3. Memaparkan hasil survey potensi kesling yang ada.
4. Memberikan alternatif pilihan TTG terapan yang diperlukan.
4.
1. Potensi Kesling a. Latar Belakang b. Tujuan c. Metode yang digunakan
2. Survey Cepat Potensi Kesling a. Gambaran Umum masalah
yang ada. b. Gambaran Kondisi Kesling di
Wilayah kerja. 3. Penentuan Risiko sarana Kesling.
a. Sarana Penyediaan Air Bersih c. Sarana Pembuangan Tinja d. Sarana Pembuangan Air
Limbah Domestik e. Sarana Pembuangan Sampah.
4. Sarana Kesling yang dibutuhkan. a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
Limbah Domestik d. Sarana Pembuangan Sampah.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, survey lapangan dan pengambilan data serta pengolahan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, Alat praktek (Alat : Alat tulis, kalkulator, tas lapangan; Bahan : Instrumen, Lembar Ceklist, Lembar Data)
1. Depkes RI (2008), Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Depkes RI, Jakarta
2. Patra, Lalit Mohan (2001), Kampanye Sanitasi Total “ Plan to Plan”, Water and Environmental Sanitation Spesialis.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |10
Nomor : MI-1A Materi : Prinsip-prinsip Pengolahan Air Bersih Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta latih mampu memahami Prinsip–prinsip Pengolahan Air Bersih
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan
pengertian penjernihan air bersih dan prinsip–prinsip penjernihan air serta penerapannya sebagai teknologi tepat guna.
2. Menjelaskan prinsip penjernihan air secara fisika.
3. Menjelaskan prinsip penjernihan air secara kimia.
4. Menjelaskan prinsip desinfeksi pada air.
Pengantar a. Pengertian b. prinsip penjernihan air serta
penerapannya sebagai teknologi tepat guna
Prinsip Penjernihan Air Dengan Metode Fisika a. Prinsip penyaringan (filtrasi) b. Prinsip penjernihan air dengan
pengendapan (sedimentasi) c. Prinsip penjernihan air dengan
absorpsi dan adsorpsi Prinsip Penjernihan Air Dengan Metode Kimia a. Prinsip penjernihan air dengan
metode koagulasi b. Prinsip penjernihan air dengan
Aerasi
Prinsip Desinfeksi Pada Air
a. Desinfeksi dengan pemanasan/perebusan
b. Desinfeksi dengan klorinasi c. Desinfeksi dengan radiasi sinar
ultra violet dan panas matahari d. Desinfeksi dengan ozonisasi
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
1. Kusnaedi, Mengolah Air Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya, Cetakan I Jakarta 2010
2. John M.Kalbermatten, et al., Teknik Sanitasi Tepat Guna.Diterjemahkan oleh A. Kartahardja Andrian Suhandjaja, Viktor, Leader, Bandung: Puslitbang Pemukiman, DPU, 1980
3. Alamsjah, Alat Penjernih Air, Kawan Pustaka, Cetakan I Jakarta, 2006
4. Suprihatin, Mengamankan Air Minum Isi Ulang, Institut Pertanian Bogor, 2002
5. http://airminumbiru.com/teknologi.php
6. http://etd.eprints.ums.ac.id/5186/1/K100050195.pdf
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |11
Nomor : MI-2A Materi : Uji dan Analisis Air Sederhana Waktu : 9 JP (T=2; P=3; PL=4)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan uji dan analisis air secara sederhana.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan konsep
uji air sederhana secara, fisika, kimia dan biologi
2. Mempraktikkan uji fisika sederhana pada air baku
3. Mempraktikkan uji Kimia Sederhana pada air baku
4. Mempraktikkan uji Biologi sederhana pada air baku
5. Mempraktikkan analisis air hasil pemeriksaan sederhana
1. Konsep Uji Air a. Sumber air b. Standar baku air minum
2. Uji Fisika sederhana 3. Uji Kimia sederhana
4. Uji Biologi sederhana
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek : Gloss ware, alat tulis, teh
1. Kusnaedi, Mengolah Air Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya, Cetakan I Jakarta 2010
2. Alamsjah, Alat Penjernih Air, Kawan Pustaka, Cetakan I Jakarta, 2006
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |12
Nomor : MI-3A Materi : Penyaringan Air dengan Media Tumbuhan Waktu : 9 JP (T=2; P=3; PL=4)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu menerapkan metode penjernihan air dengan media tumbuhan.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan metode
penjernihan air 2. Mempraktikkan
pembuatan alat penjernihan air dengan media tumbuhan
1. Penjernihan Air dengan Sekam Padi. a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan dan Peralatan d. Cara Pembuatan e. Keuntungan
2. Penjernihan Air dengan Biji Kelor. a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan dan Peralatan d. Cara Pembuatan e. Keuntungan
3. Penjernihan Air dengan Batu Bata atau Batuan Kapur a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan dan Peralatan d. Cara Pembuatan e. Keuntungan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek: Alat :
- Ember
- Gentong air
Bahan:
-Sekam Padi
- Biji kelor
- Batu bata
- Batuan kapur
- dan lain-lain
1. Ditjen P2M – PLP 1998 Pedoman upaya penyehatan air bagi petugas sanitasi Puskesmas
2. Penjernihan air Puslitbang Fisik Terapi Bandung, 1998
3. Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan, Yayasan Tambuhak Sinta, “The Eksyezet” Bandung, 2009
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |13
Nomor : MI-4A Materi : Penyaringan Air dengan Metode Saringan Pasir Cepat Waktu : 9 JP (T=2; P=3; PL=4)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu mempraktikkan penyaringan air dengan metode saringan pasir cepat.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan metode
penyaringan air. 2. Mempraktikkan
pembuatan alat penyaringan air
1. Penjernihan Air dengan Teknik Penyaringan I
a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan dan Peralatan d. Cara Pembuatan e. Keuntungan
2. Penjernihan Air dengan Teknik
Penyaringan II a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan dan Peralatan d. Cara Pembuatan e. Keuntungan
3. Penjernihan Air dengan Teknik
Penyaringan III a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan dan Peralatan d. Cara Pembuatan e. Keuntungan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek : Seperangkat alat penjernihan air I, II, III sebagai contoh
1. Penjernihan air, Puslitbang Fisika Terapan Bandung, 1998
2. Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII – LIPI Jakarta, 1991
3. Depkes RI, 1990 Permenkes 416/1990, Syarat-syarat dan Pengawasan kualitas air
4. Bourne, Peter G, 1984 Water and Sanitation Academic Press, Orlando, Florida, USA
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |14
Nomor : MI-5A Materi : Penjernihan Air dengan Metode Sedimentasi Waktu : 9 JP (T=2; P=3; PL=4)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan pengolahan air dengan metode sedimentasi.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan metode
pengolahan air dengan cara sedimentasi, yang didahului dengan proses koagulasi dan flokulasi.
2. Mempraktikkan pengolahan air dengan cara sedimentasi, yang didahului dengan proses koagulasi dan
flokulasi.
1. Pengertian 2. Konsep dasar 3. Teknik pembuatan paket
penjernihan air dengan metode sedimentasi yang didahului dengan flokulasi dan koagulasi
4. Penggunaan/pengoperasian paket penjernihan air dengan metode sedimentasi yang didahului dengan flokulasi dan koagulasi
5. Pemeliharaan paket penjernihan air dengan metode sedimentasi yang didahului dengan flokulasi dan koagulasi
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
Reynolds, Tom D. (1982), Unit Operations and Processes in Environmental Engineering, Wadsworth Inc., California.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |15
Nomor : MI-6A Materi : Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi Waktu : 9 JP (T=2; P=3; PL=4)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan penjernihan air dengan metode aerasi dan filtrasi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang
penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi sederhana
2. Mempraktikan pembuatan paket penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi sederhana
3. Mempraktikan penggunaan penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi sederhana
1. Konsep penjernihan air dengan metode aerasi dan filtrasi
2. Pembuatan paket penjernihan air dengan metode aerasi-filtrasi
3. Cara penggunaan dan pemeliharaan paket penjernihan air dengan metode aerasi-filtrasi
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
1. Reynolds, Tom D. (1982), Unit Operations and Processes in Environmental Engineering, Wadsworth Inc., California.
2. http://aimyaya.com/id/lin
gkungan-hidup/kumpulan-teknik-penyaringan-air-sederhana/ diakses pada tanggal 1 September 2011
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |16
Nomor : MI-7A Materi : Penjernihan Air dengan Metode Filtasi, Disinfeksi, dan Solar Disinfection (SODIS) Waktu : 9 JP (T=2; P=3; PL=4)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan penjernihan air dengan metode filtrasi, desinfeksi, dan solar disinfection (sodis)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan metode
Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water.
2. Mempraktikkan pembuatan alat Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water.
3. Mempraktikkan penggunaan Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Melakukan Pemeliharaan Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water
1. Metode Tabung Filtrasi – Desinfeksi Air a. Tabung Filtrasi b. Tabung Desinfeksi
2. Water Solar Disinfection : a. Tujuan pembuatan
tabung desinfeksi b. Manfaat tabung
desinfeksi c. Cara Pembuatan
tabung desinfeksi d. Cara Pemakaian
tabung desinfeksi e. Cara Perawatan
tabung desinfeksi.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek : Botol air mineral 1,5 liter/500 ml, alat tulis
1. Anonymous (2009), Handout presentasi pelatihan PAM RT, Yayasan Dian Desa, Yogyakarta
2. Betty, Sri Laksmi Jenie (1998), Sanitasi Dalam Industri Pangan, Lembaga SUmber Daya Informasi, IPB, Bogor
3. Ditjen PPM-PLP (1990), Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air Bagi Petugas Pembina Kesehatan Lingkungan, Depkes RI, Jakarta
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_water_disinfection diakses pada tanggal 2 Agustus 2011
5. Sanropie, Djasio, et al. (1984), Pedoman Bidang Studi Penyehatan Air Bersih, APK-TS Jakarta
6. www.kelair.bppt.go.id diakses pada tanggal 2 Agustus 2011
7. www.sodis.ch/methode/index_EN diakses pada tanggal 2 Agustus 2011
8. www.technologyreview.com/biomedicine/24415 diakses pada tanggal 2 Agustus 2011
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |17
Nomor : MP-1 Materi : Lokakarya Kesling Desa Waktu : 8 JP (T=2; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu melakukan Lokakarya Kesling Desa.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan tentang
Konsep Lokakarya Kesling Desa.
2. Mempraktikkan Lokakarya Kesling Desa.
3. Memaparkan hasil Lokakarya Kesling Desa.
4. Menarik simpulan hasil Lokakarya Kesling Desa.
1.Persiapan Lokakarya Kesling Desa a. Latar Belakang b. Tujuan ( Umum dan Khusus ) c. Metode yang digunakan
2.Prosedur Lokakaraya Kesling Desa a. Gambaran Umum masalah
yang ada. b. Gambaran Kondisi Kesling di
ilayah kerja. 1) Penyediaan Air Bersih 2) Pembuangan Tinja 3) Pembuangan Air Limbah 4) Pembuangan Sampah 5) Vektor Penyakit 6) Upaya Kesling yang ada
3.Laporan Lokakarya Kesling Desa. a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
LimbahBahan dan Peralatan d. Sarana Pembuangan
Sampah.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
1. Renzi, Mark. 1996. An integrated Toolkit for institutional development. Public Administration and Development, Vol. 16, 469-483. John Wiley & Sons, Ltd.
2. Swisher, Gary D.
1999. Human and Institutional Resources Development in Indonesia: Strengthening Protected Areas. Natural Resources Management Program, Jakarta.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |18
B. PAKET PELATIHAN PENGELOLAAN TINJA DAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Nomor : MD-1 Materi : Kebijakan Diklat Kesehatan Lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan diklat kesehatan lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami:
1. Isu dan tantangan Kesehatan Lingkungan
2. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
3. Pengembangan Rencana Kerja dan Indikator STBM
4. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
5.
1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuan c. Pengertian
2. Isu dan tantangan Kesehatan Lingkungan
3. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat a. Penciptaan Lingkungan
yang Kondusif b. Peningkatan Kebutuhan c. Peningkatan Penyediaan d. Pengelolaan Pengetahuan
(Knowlwdge Management) e. Pembiayaan f. Pemantauan dan Evaluasi
4. Pengembangan Rencana Kerja dan Indikator STBM a. Rencana Kerja b. Indikator
5. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat
LCD Projector, bahan ajar, powerpoint materi, modul pelatihan, flipchart, PC
1. UU RI No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |19
Nomor : MD-2 Materi : Inovasi dan Rekayasa Teknologi Kesehatan Lingkungan Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Inovasi dan Rekayasa Teknologi Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Memahami konsep
inovasi 2. Memahami cara
berpikir kreatif dan inovatif
3. Menyebarkan hasil dari inovasi
4. Menjelaskan contoh-contoh Inovasi Rekayasa Kesehatan Lingkungan
6.
1. Konsep inovasi a. Pengertian b. Proses inovasi c. Ciri-ciri inovasi
2. Cara berpikir kreatif dan inovatif
3. Penyebaran hasil dari
inovasi
4. Contoh-contoh Inovasi Rekayasa Kesehatan Lingkungan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, games
LCD Projector, bahan ajar, powerpoint materi, modul pelatihan, flipchart, PC, peralatan games
1. De Jong, J & Hartog, D D. (2003). Leadership as a determinant of innovative behaviour. A Conceptual framework. http://www.eim.net/pdf-ez/H200303.pdf. 22 September 2011
2. De Jong, JPJ & Kemp, R. (2003). Determinants of Co-workers’s Innovative Behaviour: An Investigation into Knowledge Intensive Service. International Journal of Innovation Management. 7 (2) (Juni 2003) 189 - 212.
3. Riri Lestari (2011) Sepintas mengenai Pengertian Discovery, Invention, Innovation, dan Inovasi Pembelajaran, Kompasiana,
diakses 22 September 2011
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |20
Nomor : MD-3 Materi : Analisis Potensi Kesehatan Lingkungan Waktu : 13 JP (T=2; P=3; PL=8)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan analisis potensi Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan kondisi
Kesling dalam suatu wilayah kerja.
2. Melakukan survey dan pendataan Kesling secara cepat.
3. Memaparkan hasil survey potensi kesling yang ada.
4. Memberikan alternatif pilihan TTG terapan yang diperlukan.
7.
1. Potensi Kesling a. Latar Belakang b. Tujuan c. Metode yang digunakan
2. Survey Cepat Potensi Kesling a. Gambaran Umum masalah
yang ada. b. Gambaran Kondisi Kesling di
Wilayah kerja. 3. Penentuan Risiko sarana Kesling.
a. Sarana Penyediaan Air Bersih
b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
Limbah Domestik d. Sarana Pembuangan
Sampah. 4. Sarana Kesling yang dibutuhkan.
a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
Limbah Domestik d. Sarana Pembuangan Sampah.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, Survey lapangan dan pengambilan data serta pengolahan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, Alat praktek (Alat : Alat tulis, kalkulator, tas lapangan; Bahan : Instrumen, Lembar Ceklist, Lembar Data)
1. Depkes RI (2008), Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Depkes RI, Jakarta
2. Patra, Lalit Mohan (2001), Kampanye Sanitasi Total “ Plan to Plan”, Water and Environmental Sanitation Spesialis.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |21
Nomor : MI-1B Materi : Prinsip-prinsip Pengelolaan Tinja dan Air Limbah Rumah Tangga Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu memahami prinsip-prinsip pengolahan air limbah.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan
pengertian air limbah. 2. Menjelaskan prinsip-
prinsip pengolahan air limbah.
Pokok Bahasan 1. Pengantar Air Limbah. a. Latar Belakang b. Tujuan c. Pengertian. d. Jenis Air Limbah e. Efek buruk dari air limbah. Prinsip Pengolahan Air Limbah. a. Secara Fisik b. Secara Kimia c. Secara Biologis
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek,: Seperangkat Maket proses pengolahan limbah
1. Azwar, Azrul, Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1995.
2. Djatmiko, Margono, Wahyono, Pendayagunaan Industri Managemen, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000
3. Haudri Satriago, Istilah Lingkungan Untuk Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia, 1996.
4. Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka cipta, 1997.
5. Udin Jabu, Dkk, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Pusdiknakes.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |22
Nomor : MI-2B Materi : Pembuatan Jamban Keluarga Waktu : 12 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan metode pembuatan jamban keluarga tepat guna sesuai dengan kondisi wilayah.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan
metode pembuatan jamban keluarga (JAGA) sesuai dengan kondisi wilayah.
2. Mempraktikkan metode pembuatan jamban keluarga (JAGA) sesuai dengan kondisi wilayah.
Pokok Bahasan 1. JAGA sederhana metode Kakus Cemplung.
a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan d. Peralatan e. Pembuatan f. Penggunaan g. Pemeliharaan h. Keuntungan i. Kerugian
Pokok Bahasan 2. JAGA sederhana metode Kakus Leher Angsa.
a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan d. Peralatan e. Pembuatan f. Penggunaan g. Pemeliharaan h. Keuntungan i. Kerugian
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
Alat :
- Sekop, cangkul, sendok semen, dan lain-lain
- Bahan: Semen, Bowl, pasir, dan lain-lain
1. Buku panduan air dan sanitasi. Pusat Informasi wanita dalam pembangunan PDII – LIPI, Jakarta, 1991
2. Warsito, Sidik Kakus sederhana bagi masyarakat desa. Bandung, Direktorat penyelidikan masalah bangunan, 1998
3. Udin Jabu, Dkk, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Pusdiknakes.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |23
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Pokok Bahasan 3. JAGA sederhana metode Kakus dengan Septik Tank Ganda.
a. Pendahuluan b. Uraian Singkat c. Bahan d. Peralatan e. Pembuatan f. Penggunaan g. Pemeliharaan h. Keuntungan i. Kerugian
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |24
Nomor : MI-3B Materi : Pembuatan Dry Toilet Waktu : 12 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan pembuatan toilet kering.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan
pengertian, tujuan, dan manfaat toilet kering
2. Menjelaskan prinsip pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk
3. Mempraktikkan pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk
4. Mendemonstrasikan penggunaan toilet kering
1. Pengertian dan tujuan toilet kering a. Pengertian toilet kering b. Tujuan pembuatan toilet
kering c. Manfaat toilet kering
2. Prinsip-prinsip pembuatan Toilet kering model jongkok dan model duduk
3. Langkah-langkah pembuatan Toilet kering model jongkok dan model duduk a. Uraian singkat b. Bahan dan Alat c. Proses pembuatan d. Pemeliharaan e. Keuntungan dan kerugian
4. Demonstrasi penggunaan toilet kering
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, bahan dan alat praktek
1. Neni Sintawardani, Pengenalan WC Kering Berwawasan Lingkungan, LIPI, 2000.
2. Rini Sulaeman, dkk, Panduan Masyarakat Untuk Kesehatan Lingkungan, Yayasan Tambuhak Sinta, 2009.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |25
Nomor : MI-4B Materi : Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Sederhana Waktu : 9 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan pembuatan saluran pembuangan air limbah (SPAL) secara sederhana.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian
dan fungsi SPAL 2. Menjelaskan pengertian,
jenis, sumber, karakteristik dan pengelolaan air limbah
3. Menjelaskan prinsip pembuatan SPAL sederhana
4. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan SPAL sederhana
5. Mempraktikkan pembuatan SPAL secara sederhana
1. Pengertian dan fungsi saluran pembuangan air limbah (SPAL) a. Pengertian SPAL b. Fungsi SPAL
2. Air limbah a. Pengertian Air Limbah b. Jenis-jenis Air Limbah c. Sumber-sumber Air Limbah d. Karakteristik Air Limbah e. Pengelolaan Air Limbah
3. Prinsip pembuatan SPAL sederhana
4. Langkah-langkah pembuatan SPAL Metode I, II, dan III a. Alat dan bahan b. Proses pembuatan c. Pemeliharaan d. Keuntungan dan kerugian
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat dan bahan praktek
1. Pedoman penggunaan dan pemeliharaan serana penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman. Jakarta: Departemen Kesehatan, 1990
2. Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta, 2007
3. Teknologi Desa. Jakarta : Departemen Kesehatan, 1984
4. Pembuatan Saluran Bekas Mandi dan Cuci. Jakarta: Direktorat Perumahan, Ditjen Cipta Karya-Departemen Pekerjaan Umum.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |26
Nomor : MI-5B Materi : Pengelolaan Limbah Organik/Cair Menjadi Biogas, Pupuk Padat dan Cair Waktu : 9 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pengolahan limbah organik/cair menjadi biogas, pupuk padat dan cair
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu: 1. Menjelaskan
pengertian, prinsip, dan langkah-langkah pembuatan biogas
2. Menjelaskan pemanfaatan biogas
3. Mempraktikkan pembuatan instalasi biogas
4. Mempraktikkan pengolahan limbah organik/cair menjadi biogas, pupuk padat dan cair
5. Mempraktikkan perawatan instalasi biogas
1. Pengertian 2. Prinsip pembuatan biogas 3. Pembuatan biogas
menggunakan kotoran ternak, limbah organik, dll
4. Cara penggunaan reaktor biogas
5. Pembuatan biogas menggunakan kotoran manusia
6. Pemeliharaan dan perawatan reaktor biogas
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, demonstrasi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek, ATK, Alat las listrik, drum, Pipa Galvanis , Stop kran, alat pertukangan, sealer dan lain-lain
1. Wahyuni, BIOGAS, Penebar Swadaya, Cet. I Jakarta, 2008
2. Erliza, dkk, TEKNOLOGI BIOENERGI, Agromedia, 2008
3. Tim nasional pengembangan BBN, BAHAN BAKAR NABATI, Penebar swadaya, cet. I Jakarta 2007
4. Prihandono, ENERGI HIJAU, Penebar swadaya, cet. I Jakarta 2007
5. http://www.energi.lipi.go.id http://biancabian.wordpress.com/2011/01/07/biogas/
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
7. http://abisantoso.multiply.com/journal/
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |27
Nomor : MP-1 Materi : Lokakarya Kesling Desa Waktu : 8 JP (T=2; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu melakukan Lokakarya Kesling Desa.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan tentang
Konsep Lokakarya Kesling Desa.
2. Mempraktikkan Lokakarya Kesling Desa.
3. Memaparkan hasil Lokakarya Kesling Desa.
4. Menarik simpulan hasil Lokakarya Kesling Desa.
1.Persiapan Lokakarya Kesling Desa a. Latar Belakang b. Tujuan ( Umum dan Khusus ) c. Metode yang digunakan
2.Prosedur Lokakaraya Kesling Desa a. Gambaran Umum masalah
yang ada. b. Gambaran Kondisi Kesling
di ilayah kerja. c. Penyediaan Air Bersih d. Pembuangan Tinja e. Pembuangan Air Limbah f. Pembuangan Sampah g. Vektor Penyakit h. Upaya Kesling yang ada
3.Laporan Lokakarya Kesling Desa. a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
LimbahBahan dan Peralatan d. Sarana Pembuangan
Sampah.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
1. Renzi, Mark. 1996. An integrated Toolkit for institutional development. Public Administration and Development, Vol. 16, 469-483. John Wiley & Sons, Ltd.
2. Swisher, Gary D.
1999. Human and Institutional Resources Development in Indonesia: Strengthening Protected Areas. Natural Resources Management Program, Jakarta.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |28
C. PAKET PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
Nomor : MD-1 Materi : Kebijakan Diklat Kesehatan Lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan diklat kesehatan lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami:
1. Isu dan tantangan Kesehatan Lingkungan
2. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
3. Pengembangan Rencana Kerja dan Indikator STBM
4. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
8.
1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuan c. Pengertian
2. Isu dan tantangan Kesehatan Lingkungan
3. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat a. Penciptaan Lingkungan
yang Kondusif b. Peningkatan Kebutuhan c. Peningkatan Penyediaan d. Pengelolaan Pengetahuan
(Knowlwdge Management) e. Pembiayaan f. Pemantauan dan Evaluasi
4. Pengembangan Rencana Kerja dan Indikator STBM a. Rencana Kerja b. Indikator
5. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat
LCD Projector, bahan ajar, powerpoint materi, modul pelatihan, flipchart, PC
1. UU RI No. 36/2009 Tentang Kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |29
Nomor : MD-2 Materi : Inovasi dan Rekayasa Teknologi Kesehatan Lingkungan Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Inovasi dan Rekayasa Teknologi Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Memahami konsep
inovasi 2. Memahami cara
berpikir kreatif dan inovatif
3. Menyebarkan hasil dari inovasi
4. Menjelaskan contoh-contoh Inovasi Rekayasa Kesehatan Lingkungan
9.
1. Konsep inovasi a. Pengertian b. Proses inovasi c. Ciri-ciri inovasi
2. Cara berpikir kreatif dan inovatif
3. Penyebaran hasil dari
inovasi
4. Contoh-contoh Inovasi Rekayasa Kesehatan Lingkungan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, games
LCD Projector, bahan ajar, powerpoint materi, modul pelatihan, flipchart, PC, peralatan games
1. De Jong, J & Hartog, D D. (2003). Leadership as a determinant of innovative behaviour. A Conceptual framework. http://www.eim.net/pdf-ez/H200303.pdf. 22 September 2011
2. De Jong, JPJ & Kemp, R. (2003). Determinants of Co-workers’s Innovative Behaviour: An Investigation into Knowledge Intensive Service. International Journal of Innovation Management. 7 (2) (Juni 2003) 189 - 212.
3. Riri Lestari (2011) Sepintas mengenai Pengertian Discovery, Invention, Innovation, dan Inovasi Pembelajaran, Kompasiana,
diakses 22 September 2011
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |30
Nomor : MD-3 Materi : Analisis Potensi Kesehatan Lingkungan Waktu : 13 JP (T=2; P=3; PL=8)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan analisis potensi Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan kondisi
Kesling dalam suatu wilayah kerja.
2. Melakukan survey dan pendataan Kesling secara cepat.
3. Memaparkan hasil survey potensi kesling yang ada.
4. Memberikan alternatif pilihan TTG terapan yang diperlukan.
10.
1. Potensi Kesling a. Latar Belakang b. Tujuan c. Metode yang digunakan
2. Survey Cepat Potensi Kesling a. Gambaran Umum masalah
yang ada. b. Gambaran Kondisi Kesling di
Wilayah kerja. 3. Penentuan Risiko sarana Kesling.
a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
Limbah Domestik d. Sarana Pembuangan Sampah.
4. Sarana Kesling yang dibutuhkan. a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
Limbah Domestik d. Sarana Pembuangan Sampah.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, Survey lapangan dan pengambilan data serta pengolahan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, Alat praktek (Alat : Alat tulis, kalkulator, tas lapangan; Bahan : Instrumen, Lembar Ceklist, Lembar Data)
1. Depkes RI (2008), Kepmenkes RI No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Depkes RI, Jakarta
2. Patra, Lalit Mohan (2001), Kampanye Sanitasi Total “ Plan to Plan”, Water and Environmental Sanitation Spesialis.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |31
Nomor : MI-1C Materi : Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Waktu : 2 JP (T=2)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu memahami Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan
pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah
2. Mengetahui sistem pengelolaan sampah
3. Mengetahui cara pengelolaan sampah rumah tangga
4. Merencanakan pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah kerja masing-masing
1. Pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah
2. Sistem Pengelolaan sampah
3. Pengelolaan sampah rumah tangga
4. Prinsip 4R dalam pengeloaan sampah rumah tangga
5. Pemberdayaan masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
1. Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat. Yogyakarta : Universitas Diponegoro
2. Karo, Yessi. 2009. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Medan : USU
3. Murtadho, Djuli. dkk. 1997. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta : PT. Mediyatama Sarana Perkasa
4. Once, dr. 2010. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah (www.google.com , diakses tanggal 8 Oktober 2010)
5. UUD No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
6. SNI 19-2454-2002 Tentang pengelolaan sampah
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |32
Nomor : MI-2C Materi : Pembuatan Pupuk Padat dan Cair Menggunakan Sampah Organik Waktu : 12 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pembuatan pupuk padat dan pupuk cair dari sampah organik.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan
pengertian pupuk padat dan pupuk cair
2. Memahami langkah-langkah pembuatan pupuk cair
3. Memahami langkah-langkah pembuatan pupuk padat
1. Pengertian pupuk padat dan pupuk cair
2. Langkah-langkah pembuatan pupuk padat
3. Langkah-langkah pembuatan pupuk cair
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek : Drum bekas plastik, Sealer, ban dalam bekas , pipa PVC, Stop kran, alat pertukangan
1. Lestari, Citra. Dkk. 2010. Karya Tulis Ilmiah (Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang). Makassar : SMAN 12 Makassar
2. Erliza, dkk, Teknologi Bioenergi, Agromedia, 2008
3. Tim nasional pengembangan BBN, BAHAN BAKAR NABATI, Penebar swadaya, cet. I Jakarta 2007
4. Prihandono, Energi Hijau, Penebar swadaya, cet. I Jakarta 2007
5. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28307
6. http://www.adfaceh.org/download-file/pabrik_asap_cair.pdf
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |33
Nomor : MI-3C Materi : Pembuatan Briket Menggunakan Sampah Organik Waktu : 9 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu memahami cara pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak menggunakan sampah organik.
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu: 1. Menjelaskan
pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah
2. Mengetahui prinsip pembuatan briket sampah organik
3. Membuat briket sampah organik
4. Mempraktikkan pengoperasian briket sampah organik
5. Melakukan perawatan briket sampah organik
1. Pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah
2. Prinsip Pembuatan briket pengganti bahan bakar minyak menggunakan sampah organik
3. Langkah-langkah Pembuatan briket pengganti bahan bakar minyak menggunakan sampah organik.
4. Langkah-langkah pengoperasian
5. Langkah-langkah perawatan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek: Alat :
Drum (untuk pembakaran)
Sekop
Ember
Tongkat kayu(pengaduk)
Wadah(baskom/panci)
Cetakan briket (pipa pvc atau bambu)
Lesung (penumbuk)
Anglo(kompor briket) Bahan :
Sampah organik kering(daun, tempurung kelapa, serbuk gergaji, dll)
Perekat alami atau buatan(lem aci atau daun talas)
Minyak tanah
1. Lestari, Citra. Dkk. 2010. Karya Tulis Ilmiah: Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang, Makassar
2. Murtadho, Djuli. Dkk. 1997. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa
3. Nisandi. 2007. Karya Tulis Ilmiah: Pengelolaan dan pemanfaatan Sampah Organik menjadi Brike Arang dan Asap Cair. Magelang: FT. UGM
4. Risma, R. Muhamad. 2008. Kompos dan PressBio Sampah Padat Organik Skala Rumah Tangga, Jombang
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |34
Nomor : MI-4C Materi : Pembuatan Asap Cair dari Sampah Organik sebagai Alternatif Bahan Pengawet Makanan Waktu : 9 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pembuatan asap cair dari bahan organik sebagai bahan pengawet makanan
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan
pengertian asap cair 2. Menjelaskan prinsip
pembuatan asap cair 3. Menjelaskan langkah-
langkah pembuatan asap cair
4. Mempraktikkan pembuatan asap cair
5. Menggunakan asap cair sebagai bahan pengawet makanan
1. Pengertian 2. Prinsip pembuatan
asap cair 3. Langkah-langkah
pembuatan asap cair 4. Asap cair sebagai
bahan pengawet makanan
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek : Alat las listrik, drum, pipa galvacing, drum plastik, pipa PVC, Stop Kran, Alat pertukangan, kompor gas dan elpiji
1. Erliza, dkk, TEKNOLOGI BIOENERGI, Agromedia, 2008
2. Tim nasional pengembangan BBN, BAHAN BAKAR NABATI, Penebar swadaya, cet. I Jakarta 2007
3. Prihandono, ENERGI HIJAU, Penebar swadaya, cet. I Jakarta 2007
4. http://repository.usu.ac.id/handle 5. http://www.adfaceh.org/download-
file/pabrik_asap_cair.pdf 6. http://diarykimia.blogspot.com/2009/09/pirol
isis-biomassa.html 7. http://pondokbangkaro.com/article/43598/--
peralatan-produksi-liquid-smoke-asap-cair-dan-arang-tempurung--.html
8. http://www.altenergymag.com 9. http://repository.usu.ac.id/bitstream
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |35
Nomor : MI-5C Materi : Pembuatan Kompos Menggunakan Metode Takakura Waktu : 9 JP (T=2; P=4; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu
pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pembuatan Kompos Metode Takakura
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian
sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah
2. Mengetahui bahan/alat pembuatan kompos metode Takakura.
3. Mengetahui langkah-langkah pemanfaatan Kompos
4. Mempraktikkan pembuatan Kompos metode Takakura
5. Melakukan perawatan metode Takakura.
1. Pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah
2. Prinsip Pembuatan kompos Metode Takakura
3. Bahan dan alat 4. Cara Pembuatan Kompos
metode Takakura 5. Langkah-langkah pemanfaatan
Kompos 6. Langkah-langkah perawatan.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat/bahan praktek
1. Anonymous, Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Kompos: Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat, Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa
2. Risma, R. Muhamad. 2008. Kompos dan Press Bio Sampah Padat Organik Skala Rumah Tangga, Jombang: DINKES Kab. Jombang
3. UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |36
Nomor : MP-1 Materi : Lokakarya Kesling Desa Waktu : 8 JP (T=2; PL=6)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metoda
Media dan alat bantu pembelajaran
Referensi
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu melakukan Lokakarya Kesling Desa.
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan tentang
Konsep Lokakarya Kesling Desa.
2. Mempraktikkan Lokakarya Kesling Desa.
3. Memaparkan hasil Lokakarya Kesling Desa.
4. Menarik simpulan hasil Lokakarya Kesling Desa.
1.Persiapan Lokakarya Kesling Desa a. Latar Belakang b. Tujuan ( Umum dan Khusus ) c. Metode yang digunakan
2.Prosedur Lokakaraya Kesling Desa a. Gambaran Umum masalah
yang ada. b. Gambaran Kondisi Kesling
di ilayah kerja. c. Penyediaan Air Bersih d. Pembuangan Tinja e. Pembuangan Air Limbah f. Pembuangan Sampah g. Vektor Penyakit h. Upaya Kesling yang ada
3.Laporan Lokakarya Kesling Desa. a. Sarana Penyediaan Air Bersih b. Sarana Pembuangan Tinja c. Sarana Pembuangan Air
LimbahBahan dan Peralatan d. Sarana Pembuangan
Sampah.
Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan, praktek, praktek lapangan
LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, alat praktek
1. Renzi, Mark. 1996. An integrated Toolkit for institutional development. Public Administration and Development, Vol. 16, 469-483. John Wiley & Sons, Ltd.
2. Swisher, Gary D.
1999. Human and Institutional Resources Development in Indonesia: Strengthening Protected Areas. Natural Resources Management Program, Jakarta.
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |37
V. STRUKTUR PROGRAM Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan secara rinci pada struktur program sebagai berikut.
A. Paket Pelatihan Pengolahan Air Bersih
No. Materi Pelatihan Alokasi Waktu
T P PL Total
MATERI DASAR
1 Kebijakan Diklat Kesehatan Lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
2 2
2 Inovasi dan rekayasa Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
2 2
3 Analisis Potensi Kesehatan Lingkungan 2 3 8 13
MATERI INTI
1 Prinsip – prinsip Pengolahan Air Bersih 2 2
2 Uji dan Analisis Air Sederhana 2 3 4 9
3 Penyaringan Air dengan Media Tumbuhan (sekam padi, arang, dan ijuk)
2 3 4 9
4 Penyaringan (filtrasi) Air dengan Metode Saringan Pasir Cepat
2 3 4 9
5 Penjernihan Air dengan Metode Koagulasi (pengendapan)
2 3 4 9
6 Disinfeksi Air dengan Tabung Kaporit (Difuser Klorinasi) & Metode Solar Disinfection Water (Sodis)
2 3 4 9
7 Penyaringan air dengan metode aerasi 2 3 4 9
MATERI PENUNJANG
1 Membangun Komitmen Belajar 2 2
2 Lokakarya Mini 2 2 6 10
3 Rencana Tindak Lanjut 2 2 4
JUMLAH 24 27 38 89
Persentase (%) 27.0 30.3 42.7 100
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |38
B. Paket Pelatihan Pengelolaan Tinja dan Air Limbah Rumah Tangga
No. Materi pelatihan Alokasi Waktu
T P PL Total
MATERI DASAR
1 Kebijakan Diklat Kesehatan Lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
2 2
2 Inovasi dan Rekayasa Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
2 2
3 Analisis Potensi Kesehatan Lingkungan 2 3 8 13
MATERI INTI
1 Prinsip–prinsip Pengelolaan Kotoran Manusia dan Air Limbah Rumah Tangga
2 2
2 Pembuatan Jamban Keluarga 2 4 6 12
3 Pembuatan Toilet Kering (Dry Toilet) 2 4 6 12
4 Pembuatan SPAL Sederhana 2 4 6 12
5 Pengelolaan Limbah Organik/cair Menjadi Biogas, Pupuk Padat dan Cair
2 4 6 12
MATERI PENUNJANG
1 Membangun Komitmen Belajar 2 2
2 Lokakarya Mini 2 2 6 10
3 Rencana Tindak Lanjut 2 2 4
JUMLAH 20 25 38 83
Persentase (%) 24.1 30.1 45.8 100
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |39
C. Paket Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
No. Materi pelatihan Alokasi Waktu
T P PL Total
MATERI DASAR
1 Kebijakan Diklat Kesehatan Lingkungan dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
2 2
2 Inovasi dan Rekayasa Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
2 2
3 Analisis potensi kesehatan lingkungan 2 3 8 13
MATERI INTI
1 Prinsip – prinsip pengelolaan sampah rumah tangga 2 2
2 Pembuatan pupuk padat dan cair menggunakan sampah organik
2 4 6 12
3 Pembuatan briket pengganti bahan bakar minyak menggunakan sampah organik
2 4 6 12
4 Pembuatan asap cair dari sampah organic sebagai alternatif bahan pengawet makanan
2 4 6 12
5 Pembuatan kompos menggunakan metode takakura 2 4 6 12
MATERI PENUNJANG
1 Membangun Komitmen Belajar 2 2
2 Lokakarya mini 2 2 6 10
3 Rencana Tindak Lanjut 2 2 4
JUMLAH 20 25 38 83
Persentase (%) 24.1 30.1 45.8 100
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |40
VI. PROSES PEMBELAJARAN
Alur proses pembelajaran dapat dilihat pada bagan berikut:
PEMBUKAAN
Tes Penjajagan
Pengarahan Prog. Diklat
Orientasi lapangan : 1. Pengumpulan data 2. Lokakarya mini
TEORI/ PRAKTEK:
MATERI INTI
Proposal/ Proyek Implementasi
Post test & Penutupan
Seminar
Kebijkan Diklat Kesling
Building Learning Comm.
Bagan 1. Alur Proses Permbelajaran
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |41
VII. PESERTA, TIM PELATIH, MASTER OF TRAINING, DAN PENYELENGGARA
A. Peserta
1. Kualifikasi Peserta pelatihan sebagai berikut:
a. Aparatur:
1) Dosen Poltekkes Kemenkes
2) Petugas Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
3) Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas
b. Non Aparatur:
1) Dosen Stikes/akademi kesehatan lingkungan swasta
2) Karang Taruna/Masyarakat yang peduli kesehatan
lingkungan
3) Lembaga swadaya masyarakat
2. Kriteria peserta
a. Aparatur:
1) Pendidikan minimal D3
2) Pangkat/golongan minimal minimal II/b
3) Menguasai program office
4) Membawa laptop
b. Non Aparatur:
1) Peminat kesehatan lingkungan
2) Menguasai program office
3) Membawa laptop
3. Jumlah peserta
Jumlah peserta dalam satu kelas maksimal 30 orang
b. Pelatih
Pelatih dalam pelatihan ini menggunakan pendekatan Team
Learning, dengan kriteria pelatih sebagai berikut:
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |42
a. Memiliki kemampuan di bidang Kesehatan Lingkungan
b. Pendidikan minimal D3 Kesehatan
c. Menguasai materi spesifik yang akan diampu
d. Mempunyai pengalaman mengajar/ melatih sesuai materi yang
diampu.
c. Master of Training (MOT)
Master of Training (MOT) pelatihan ini ialah widyaiswara atau
fasilitator yang berkemampuan (mastery) dalam mengendalikan
proses pembelajaran.
MOT ditetapkan oleh Balai Pelatihan Kesehatan.
d. Penyelenggara
1. Institusi atau lembaga diklat yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan diklat kesehatan lingkungan
2. Memiliki Master of Training (MOT) atau seseorang yang ditunjuk
sebagai pengendali proses pembelajaran yang menguasai materi
pelatihan
3. Memiliki minimal 1 orang tenaga yang pernah mengikuti Training
Officer Course (TOC) atau pernah menyelenggarakan pelatihan.
VIII. EVALUASI
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran, terdiri dari evaluasi
terhadap:
1. Peserta, meliputi:
a. Tes penjajagan
b. Ujian komprehensif
2. Pelatih/Instruktur, meliputi:
Penguasaan materi
Pencapaian tujuan pembelajaran
Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan |43
Pengelolaan proses
Ketepatan waktu
Sistematika penyajian
Penggunaan metode dan alat bantu diklat
Kesempatan tanya jawab
Kemampuan menyajikan
Kerjasama antar tim pelatih
Memotivasi peserta
Kepribadian
Empati dan sikap kepada peserta
Penampilan
3. Penyelenggaraan, meliputi:
a. Pengalaman peserta dalam pelatihan ini
b. Antusiasme peserta untuk mengikuti program pelatihan
c. Kenyamanan ruang kelas
d. Penyediaan alat bantu pelatihan dalam kelas
e. Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti penggandaan dan
bahan diskusi)
f. Penyediaan konsumsi dan akomodasi
g. Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan
IX. SERTIFIKASI
Peserta wajib mengikuti materi pelatihan ini sekurang-kurangnya 95% dari
alokasi waktu pelatihan. Jika dinyatakan lulus dalam mengikuti ujian akhir
(uji komprehensif), peserta pelatihan berhak memperoleh sertifikat dengan
ketentuan sebagai berikut:
A. Pelatihan Penyediaan/Penjernihan Air, memperoleh 2 (dua) angka
kredit.
B. Pelatihan Pengelolaan Kotoran Manusia dan Air Limbah Rumah Tangga,
memperoleh 2 (dua) angka kredit.
C. Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, memperoleh 2 (dua)
angka kredit.