KUDUS TRADE CENTER
SEBAGAI WADAH USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(UMKM)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh :
RICKY TRIANTAMA
D 300 140 019
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
KUDUS TRADE CENTER
SEBAGAI WADAH USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(UMKM)
Abstrak
Kudus adalah sebuah kota yang secara geologis terletak di Jawa Tengah. Kudus
sebagai salah satu kawasan perdagangan di Pulau Jawa berpotensi menjadi pusat
perdagangan (Trade Centre) berskala Internasional. Keunggulan Kabupaten Kudus
sebagai salah satu Kabupaten yang pro investasi di Jawa Tengah, hal ini dibuktikan
dengan ditetapkannya Kabupaten Kudus sebagai Kabupaten/Kota Pro Investasi
peringkat IV (empat) dari 32 (tiga puluh dua) Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
(Berdasarkan Arsip Pemerintah Kabupaen Kudus). Jumlah usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus, telah mendapat sertifikat izin Pangan
Industri Rumah Tangga (PIRT) saat kini mencapai lebih dari 886 pelaku usaha.
Industri kreatif yang ada di Kabupaten Kudus sangat prospektif untuk
dikembangkan sebagai langkah memajukan ekonomi masyarakat. Karena
keunggulan dari industri tersebut selain mampu menyerap banyak tenaga kerja,
UMKM ini berpotensi masuk ke pasar ekspor. Semakin berkembangnya UMKM di
Kudus akan meningkatkan sektor ekonomi di Kabupaten Kudus. Menyadari bahwa
pertumbuhan UMKM sangat tinggi perlu adanya fasilitas sarana dan prasarana yang
dapat mewadahi UMKM di Kabupaten Kudus. Kudus Trade Center akan
menyediakan layanan infomasi, promosi, pendampingan usaha, Pengembangan
jaringan usaha, pelatihan usaha dan galeri pemasaran yang berhubungan dengan
kegiatan perdagangan dan fasilitas lain yang mendukung kegiatan UMKM di
Kabupaten Kudus.
Kata Kunci: Trade center, usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM), Kudus
trade center
Abstract
Kudus is a city that is geologically located in Central Java. Kudus as one of the
trading areas on Java Island has the potential to become an international scale trade
2
center. The superiority of Kudus Regency as one of the pro-investment districts in
Central Java, this is evidenced by the establishment of Kudus Regency as
Investment District/City ranked IV (four) of 32 (thirty-two) Districts/Cities in
Central Java. (based on the Government Archives of the Holy district). The number
of micro, small and medium enterprises (MSMEs) in Kudus Regency has been
granted a certificate of Household Industry Food Permit when it now reaches more
than 886 business actors. The creative industry in Kudus Regency is prospective to
be developed as a step to advance the community's economy. Because of the
superiority of the industry besides being able to absorb a lot of labor, this MSME
has the potential to enter the export market. The growing development of MSMEs
in Kudus will improve the economic sector in Kudus Regency. Recognizing that
the growth of MSMEs is very high, there are facilities and infrastructure that can
accommodate MSMEs in Kudus Regency. Kudus Trade Center will provide
information, promotion, business assistance, business network development,
business training and marketing galleries related to trade activities and other
facilities that support MSME activities in Kudus Regency.
Keyword: Trade center, micro, small and medium enterprises (MSMEs), Kudus
trade center
1. PENDAHULUAN
Kudus adalah sebuah kota yang secara geologis terletak di Jawa Tengah
tepatnya disebelah utara pulau Jawa sekitar kurang lebih 51 km ke arah timur ibu
kota Jawa Tengah Semarang. Kota Kudus sangat strategis letaknya, karena
merupakan daerah perlalu-lintasan yang menghubungkan daerah-daerah
sekitarnya. Akan berdampak pada perkembangan ekonomi di Kabupaten Kudus.
Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus,
telah mendapat sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) saat kini
mencapai lebih dari 886 pelaku usaha. Industri kreatif yang ada di Kabupaten
Kudus sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai langkah memajukan
ekonomi masyarakat. Karena keunggulan dari industri tersebut selain mampu
3
menyerap banyak tenaga kerja, UMKM ini berpotensi masuk ke pasar ekspor.
Semakin berkembangnya UMKM di Kudus akan meningkatkan sektor ekonomi di
Kabupaten Kudus. Pelaku usaha semakin berkembang dan tidak adanya ruang
sebagai wadah promosi, membuat pelaku usaha kurang dipandang publik bahkan
masyarakat Kudus sendiri kurang mengenal produk UMKM dari Kudus yang kalah
dengan produk dari pusat perbelanjaan (Mall).
Peran Trade Center Dalam UMKM merupakan fasilitas yang disediakan
untuk memasarakan produk dan mewadahi promosi untuk UMKM. Kudus Trade
Center sebagai solusi kebutuhan akan ruang untuk usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus. Dari penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa UMKM di Kudus tumbuh mencapai lebih dari 886 lebih pelaku usaha dalam
berbagai bidang usaha, disisi lain akan meningkatkan sektor ekonomi di Kabupaten
Kudus. Menyadari bahwa pertumbuhan UMKM sangat tinggi perlu adanya fasilitas
sarana dan prasarana yang dapat mewadahi UMKM di Kabupaten Kudus. Kudus
Trade Center akan menyediakan layanan infomasi, promosi dan transaksi yang
berhubungan dengan kegiatan perdagangan dan fasilitas lain yang mendukung
kegiatan UMKM di Kabupaten Kudus.
Kurangnya minat masyarakat akan produk UMKM dan masih dianggap sebelah
mata oleh sebagian masyarakat yang lebih memilih produk dari pasar modern
(Mall) menyebabkan pelaku usaha menghentikan produksi. Maka dapat rumusan
masalah dalam kasus ini adalah:
1. Bagaimana merancang sebuah Trade Center dengan memfasilitasi kegiatan
kegiatan UMKM di Kabupaten Kudus?
2. Bagaimana menumbuhkan minta masyarakat terhadap produk UMKM di
Kudus melalui karya Arsitektur?
Adapun tujuan adalah merancangan sebuah Trade Center untuk mewadahi dan
memfasilitasi kegiatan kegiatan UMKM di Kabupaten Kudus, dapat membantu
mempromosikan usaha produksi dari Kudus dan makanan khas nya. Selain itu dapat
mengubah pandangan masyarakat tentang produk-produk UMKM dengan
mewadahi UMKM di Kabupaten Kudus. Maka untuk itu mengenalkan produk
4
mereka adalah tujuan akhirnya bisa menjadi pusat kegiatan UMKM di Kabupaten
Kudus.
2. METODE
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan hingga proses
perancangan yaitu: Metode Pengumpulan data.
a. Metode Literatur
Pengambilan data dari beberapa referensi sebagai landasan teori dan sebagai
acuan dalam penyusunan laporan tentang trade center dan UMKM di
Kabupaten kudus. Digunakan untuk memperoleh data kuantitatif maupun
kualitatif tentang trade center dan UMKM di Kabupaten kudus.
b. Metode Observasi
Melakukan survey/ pengamatan secara langsung pada beberapa lokasi pelaku
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus
c. Dokumentasi
Pemilihan, pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi data-data
terkait pembahasan berupa foto-foto, hasil studi lapangan
Hasil dari pencarian data akan diolah menjadi hasil analisis dalam bentuk kerangka
yang terpadu dan terarah berupa deskripsi konsep perancangan sebagai pemecahan
masalah yang akan menghasilkan suatu konsep desain.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penulis melakukan pendekatan melalui kualitas mutu produk yang mana penulis
berfokus pada ruang dan tampak dimana kebutuhan ruang untuk pelaku usaha
UMKM serta ruang primier seperti Ruang Pemasaran, Promosi dan Perkantoran
UMKM dan tampak sebagai salah satu daya tarik masyarakat untuk datang ke
Kudus Trade Center. Adapun konsep-konsep yang di aplikasikan pada Kudus
Trade Center ini adalah:
5
3.1 Analisis Konsep Makro
Site eksisting merupakan area persawahan lahan kosong yang diperuntukan untuk
lahan/bangunan komersial. Kawasan tersebut mempunyai akses mudah dari kota
maupun daerah lain di Kudus
Gambar 1 Sarana dan Prasarana
Sumber: Analisa Penulis, 2018
1. Lokasi site terpilih (site 1 )
2. Kawasan Perkantoran
3. Tempat Wisata (Museum Kretek)
4. Restoran dan Petokoan
5. Kawasan Permukiman
6. Kawasan Industri
7. Kuning (Jalan Provinsi) dan Biru ( Jalan Kota)
Gambar 2 Data Site
Sumber: Sumber: Googlemaps dan Analisa Penulis, 2018
Data site terpilih:
6
Luas: 30.590 m2 = 3 Ha
Jenis kontur: Relatif datar
KDB maksimal: 60%
BC maksimal: 60%
Peruntukan kawasan: Komersial
Ketinggian maksimal bangunan : tidak lebih dari 4 lantai
Terdapat lokasi komersial seperti: Petokoan, restoran, dan pusat olah
raga
1. Analisa konsep Pencapaian dan Sirkulasi
Gambar 3 Pencapaian
Sumber: Analisa Penulis, 2018
Pembentukan sirkulasi bangunan mempertimbangkan hal sebagai berikut:
1. Sirkulasi memutar untuk menghindari cross
2. Kemudahan akses bagi masuk dan keluar Trade Center
3. Kemudahan untuk akses semua kendaraan
2. Analisa Konsep Zonafikasi
7
Gambar 4 Pencapaian
Sumber: Analisa Penulis, 2018
Zona harus terintergrasi dengan pola sirkulasi dan pencapaian, zona pada
site terdiri dari:
1. Zona Sirkulasi untuk mobilitas kendaraan (Kuning)
2. Zona Pedestrian (Biru)
3. Zona Plaza (Hijau)
4. Zona Trade Center (Merah)
3. Analisa Konsep Orientasi Bangunan dan Konsep View
Gambar 5 Analisa Konsep Orientasi Bangunan dan Konsep View
Sumber: Analisa Penulis, 2018
8
Konsep Orientasi Bangunan dan View
1. Orientasi view bangunan trade center mengarah ke jalan utama yaitu jalan
Musem Kretek sebagai point of view yang diharapkan dapat menarik
perhatian pengujung.
2. Orientasi bangunan trade center mengacuh pada iklim lingkungan lokasi site
agar dapat memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara menjadi lebih
optimal
3.2 Analisia dan Konsep Ruang
1. Analisis Aktivitas
Analisa aktivitas terdiri dari berbagai fungsi yaitu Ruang Pemasaran, Promosi dan
Perkantoran UMKM (fungsi primer), Hiburan Pusat Perbelanjaan (fungsi sekunder)
dan adalah ruang kegiatan untuk mendukung terlaksana semua aktivitas kegiatan
yang ada didalam pusat perbelanjaan baik primer maupun sekunder (fungsi
penunjang)
Tabel 1: Konsep Zonafikasi fungsi primer
FUNGSI JENIS
FUNGSI AKTIFITAS PERILAKU AKTIFITAS
Fungsi
Primer
Ruang
Pemasaran ,
Promosi dan
Perkantoran
UMKM
Perdangang dan jasa
UMKM
Melakukan akivitas transaksi
perdagangan dan menawarkan
produk
Pameran Produk
Melihat lihat produk UMKM
memberi informasi tentang
produk UMKM yang di
tawarkan
Perkantoran/Adminitrasi
Pelaku usaha melakukan
pendaftaran/pembayaran untuk
perizinan usaha baru
Pelatihan UMKM Melakukan pembalajaran dan
diskusi
Pengembangan usaha
Pelaku usaha melakukan
perizinan kemitraan kepada
mitra lembaga usaha lain
Istirahat Beristirahat setelah melakukan
aktivitas
km/wc Buang air kecil/besar, mandi
Sumber: Analisa Penulis, 2018
9
Tabel 2: Konsep Zonafikasi Sekunder
FUNGSI
JENIS
FUNGSI AKTIFITAS PERILAKU AKTIFITAS
Fungsi
Sekunder
Ruang
Hiburan Pusat
Perbelanjaan
Mencari Makan
dan Minum
Membeli dan memakan aneka
kuliner
Menonton Film Duduk santai menunggu film
diputar
Bermain
Game/Arena
Bermain
Bermain di area permainan,
timezone/kids center
Pameran/Konser
Musik
Mendengar acara musik sambil
melihat produk UMKM
Nongkrong Café Duduk santai sambil mengobrol
Istirahat Beristirahat setelah melakukan
aktivitas
km/wc Buang air kecil/besar, mandi
Sumber: Analisa Penulis, 2018
Tabel 3: Konsep Zonafikasi Penunjang
FUNGSI JENIS
FUNGSI AKTIFITAS PERILAKU AKTIFITAS
Fungsi
Penunjang
Komersial
Berbelanja Pengunjung berbelanja produk
UMKM
Bermain
Game/Arena
Bermain
Bermain di area permainan,
timezone/kids center/taman
Mencari Makan dan
Minum
Membeli dan memakan aneka
kuliner
Menonton Film Duduk santai menunggu film
diputar
Pameran/Konser
Musik
Mendengar acara musik sambil
melihat produk UMKM
Mekanikal
dan
Elektrikal
Administrasi Mencatat kegiatan adminitrasi
UMKM
Penyimpanan
barang/produk
Menyimpan barang/produk di
tempat khusus
Mengatur distribusi
listrik
mengatur distribusi listrik pada
bangunan
Penyimpanan
peralatan menyimpan peralatan pameran
km/wc Buang air kecil/besar, mandi
Parkir Parkir Kendaraan Memakirkan Mobil
10
Memakirkan Motor
Memakirkan Bus
Keamanan
Bekerja Duduk, memeriksa kendaraan
Beristirahat Duduk, santai, berjaga
km/wc Buang air kecil/besar, mandi
Sumber: Analisa Penulis, 2018
2. Zonifikasi Ruang
Lantai 1 Terdiri dari ruang:
a. Retail Tenant Tipe 3
b. Hall/Athrium (Ruang Pameran)
c. Perkantoran/Adminitrasi
d. Foodcourt
e. Ruang Servis
Gambar 6 Zonifikasi Lantai 1
Sumber: Analisa Penulis (2018)
Lantai 2 Terdiri dari ruang:
a. Retail Tenant Tipe 1 dan 2
b. Ruang Pertemuan
c. Ruang Servis dan Ruang Ibadah
d. Ruang Pusat UMKM
e. Plaza dan Foodcourt
11
Gambar 7 Zonifikasi Lantai 2
Sumber: Analisa Penulis (2018)
Lantai 3 Terdiri dari ruang:
a. Coffe Shop
b. Movies Theater
c. Foodcourt dan Plaza
d. Game Center
e. Restaurants
f. Ruang Mekanikal dan Ruang Servis
g. Retail Tenant Tipe 1 dan 2
12
Gambar 8 Zonifikasi Lantai 3
Sumber: Analisa Penulis (2018)
3.3 Analisia dan Konsep Bangunan
1. Konsep Bangunan dan Analisa
Konsep massa bangunan mengambil dari bentuk kotak yang kemudian di
zonafikasi kan kedalam konsep ruang dan selaras dengan pola sirkulasi yang
membentuk massa bangunan seperti ini:
Gambar 9 Konsep Massa Bangunan
Sumber: Analisa Penulis (2018)
Analisia Massa Bangunan
1. Analisa Cahaya Matahari
Dengan menggunakan secondary skin
pada bangunan akan meminimalisir
panas matahari masuk ke bangunan
Cahaya matahari akan dimaksimalkan
pada area athrium atau hall yang
kemudian bisa di salurkan ke ruang
terdekat.
13
2. Analisa View
3. Analisa Ruang Hijau
4. Analisa Sirkulasi
Gambar 10 Analisa Bangunan
Sumber: Analisa Penulis (2018)
Merah: View Kendaraan arah barat
Biru: View Kendaraan arah timur
Fasad bangunan yang unik pada area
yang menjadi titik liat pengunjung akan
menjadi daya tarik pengunjung untuk
datang ke Kudus Trade Center
Green space/ open space pada bangunan
memberikan raung untuk taman rekreasi
juga sebagai coffeshop dan foodcourt.
Biru: Jalur sirkulasi masuk
Hijau: Jalur sirkulasi keluar
Sirkulasi memutar untuk menghindari
cross traffic dan untuk kemudahan akses
bagi masuk dan keluar Trade Center
14
2. Konsep Fasad Bangunan
Konsep fasad trade center mengadopsi dua komponen arsitektur. Arsitktur
lokal dengan Arsitektur kontemporer. Di harapkan mampu memberi kesan
modern dan kesan lokalitas, agar pengunjung yang berasal dari luar daerah
maupun pengunjung lokal dapat mengenali identitas Kota Kudus. Konsep dari
fasad adalah:
1. Pemilihan bentuk dan material yang mendukung fungsi bangunan
2. Penerapan konsep bangunan kontemporer
3. Penerapan ornamen lokal
4. Sebagai pengenalan tentang kota Kudus
5. Mampu memberi kesan pengalaman baru dari pusat perbelanjaan
Gambar 11 Konsep Fasad Bangunan
Sumber: Analisa Penulis (2018)
15
3. Analisis Elemen Interior
Tabel 4 4 3 Material Interior
Elemen
Interior Material
Dasar
Pertimbangan Gambar
Lantai Granit
Kuat, tahan
terhadap beban,
mendukung
suasana pusat
perbelanjaan,
perawatan
mudah.
Lighting Lampu
LED
Menggunakan
tehnik direct
lighting. Mudah
pengaplikasian
dan lebih tahan
lama
Dinding Wall
Covering
Mudah dalam
pemasangan
dan banyak
pilihan model
Plafond Kayu
Panel
Mudah dalam
pemasangan
dan mudah
dalam
perawatan
Sumber: Analisa Penulis (2018)
16
Konsep retail tipe 1, 2 dan 3 dengan ukuran sesuai kebutuhan produk yang
ditawarkan oleh UMKM
Konsep retail tipe 1
Konsep retail tipe 2
Konsep retail tipe 3
Gambar 12 Konsep Toko
Sumber: Analisa Penulis (2018)
17
4. PENUTUP
Kudus Trade Center tidak hanya sebagai memasarakan produk dan mewadahi
promosi untuk UMKM. Trade center juga sebagai wadah untuk industry kreatif
bagi semua kalangan masyarakat yang ingin membuka usaha baru, kemitraan
dengan para pelaku usaha, mengedukasi masyarakat tentang UMKM dan
bertukar informasi sesama pelaku usaha maupun pelaku usaha kepada
konsumen. Kedepan Kudus Trade Center akan menjadi central usaha di
Kabupaten Kudus maupun di daerah sekitar Kabupaten Kudus.
DAFTAR PUSTAKA
Avriansyah, R. (2010). Skripsi: Yogyakarta Citywalk Public Space Sebagai
Activity Generator Bagi Daya Tarik Pusat Komersil. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Kudus), T. P. (2015). Kudus In Figures . Kudus: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Kudus.
Nadine, B. (1982). Design for Shopping Center. Butterworth Design series.
P.Eng, E. L. (n.d.). Shopping Centers, Planning, Development & Administration.
Edgar Lion P.Eng.
Ramsey, C. G. (1884-1963). Architecture Graphic Standards. United States of
America : Ramsey/Sleeper architectural graphic standards/John Ray Hoke,
Jr., editor in chief.10th ed.
School, I. E. (2014). Design Principles and Practices. Berlin: ICSC European
Retail Property School.
Sumber dari Undang-undang :
UUD No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012-
2032
UUD Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 pasal 1 ayat 8 tentang UMKM
Sumber internet :
www.kab.Kudus.go.id