Transcript
Page 1: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

KRISTALoGRAFI DAN MINERALOGI

A. Kristalografi

ristalografi merupakan disiplin ilmu geologi yang mempelajari bentuk luar Kristal, sifat-sifat dan penggambarannya. Suatu kristal dapat didefenisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu. Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan

atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat didefenisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan Kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu atau kristal adalah benda padat homogen, berbentuk polihedral (banyak bidang) teratur, dibatasi bidang permukaan yang licin sebagai expresi struktur di dalamnya.

K

Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.

Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya.

Perkembangan dan pertumbuhan penampakkan luar, bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian.

Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung parameter dan parameter rasio.

Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.

1. Proses Pembentukan Kristal (Kristalisasi)

Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat pembekuan magma, perubahan dari fase cair ke fase padat. Mekanisme kristalisasi terjadi melalui dua tahap yaitu:

a) Tahap Pembentukan Inti

Dalam keadaan cair (temperatur relatif tinggi dan ada cukup energi), atom-atom tidak memiliki susunan teratur tertentu, selalu mudah bergerak. Setelah temperatur mulai turun, energi atom semakin rendah dan makin sulit bergerak, serta mulai mengatur kedudukan relatifnya terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal dan lattice. Dengan semakin turunnya temperatur, semakin banyak atom yang bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru. Setiap inti akan tumbuh menarik atom-atom lain dari cairan atau dari inti yang tidak sempat tumbuh untuk mengisi tempat kosong pada lattice yang akan terbentuk.

b) Tahap Pembentukan Butir

Page 2: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Setelah proses ini selesai kristal-kristal ini bergabung dan membeku dan mempunyai banyak jenis kristal yang disebut polikrastralin sedangkan kristal dalam logam yang telah membeku disebut butir dan permukaan singgung kristal-kristal tersebut disebut batas butir. Pada umumnya pertumbuhan kristal tidak merata yang artinya pertumbuhan dalam arah tertentu lebih cepat.

Pada batas butir selalu dapat distorsi baik karena pengaruhnya tegangan permukaan maupun akibat dari interaksi dengan atom-atom dan kristal tetangganya batas butir. Merupakan daerah yang penuh dengan dislokasi karenanya ia merupakan daerah yang penuh dislokasi karenanya. Daerah yang penuh dan tegangan besar butir pada logam tergantung dari laju pendinginan dan pada proses pengerjaan panas atau pengerjaan dingin sewaktu logam tersebut dibentuk bahan dengan butir-butir yang besar kasar lebih mudah pemesinannya lebih mudah dikeraskan melalui permukaan panas dan memiliki daya hantar panas dan listrik yang lebih baik sedangkan bahan berbutir halus tidak mudah retak sewaktu didinginkan secara tiba-tiba.

2. Penggolongan Kristal

Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula berdasarkan jenis partikel penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan partikel tersebut.

a) Kristal Logam

Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua atom logam saling mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak atom logam yang saling berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital sehingga membentuk suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.

Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari ikatan logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara atom/ion dengan elektron bebas di sekitarnya sehingga dapat membuat logam mempertahankan strukturnya bila diberikan suatu gaya yang kuat.

b) Kristal Ionik

Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif. Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Contoh dari kristal ionik adalah NaCl. Kristal ionik tidak memiliki arah khusus seperti kristal kovalen sehingga pada kristal NaCl misalnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida dengan intensitas interaksi yang beragam dan ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh ion natriumnya.

c) Kristal Kovalen

Atom-atom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu ikatan kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer atau molekul raksasa. Contoh kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2) atau kuarsa. Intan

Page 3: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

memiliki sifat kekerasan yang berasal dari terbentuknya ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3.

d) Kristal Molekular

Pada umumnya, kristal terbentuk dari sutau jenis ikatan kimia antara atom atau ion. Namun, pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan, tetapi melalui interaksi lemah antara molekulnya. Salah satu contoh dari kristal molekular adalah kristal iodin.

Tabel 1. Contoh kristal berdasarkan susunan partikel, jenis partikel penyusun dan interaksi yang menggabungkan partikelnya.

Kristal Logam Kristal Ionik Kristal Kovalen Kristal MolekularLiCaAlFe

NaClLiF

AgClZn

C (intan)Si

SiO2

ArXeCl

CO2

3. Kimia Kristal

Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah. Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.

a) Komposisi Kimia Kerak Bumi

Bumi dibagi menjadi atas 3 bagian yaitu: 1) Kerak; 2) Mantel dan 3) Inti Bumi. ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity.

Sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah: Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu jenis

kristal. Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi struktur

kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.

b) Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koe_sien ekspansi termal

Page 4: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.

4. Identifikasi Kristal

Untuk dapat mengelompokan kristal kedalam tujuh sistem serta 32 kelas, maka perlu mengetahui cara-cara penentuan dari sistem dan kelas kristal. Langkah-langkah dalam penentuan sistem kristal adalah sebagai berikut:

a) Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan. Perkiraan letak sumbu-sumbu simetri utama dengan mengingat bahwa sumbu vertikal c

adalah sumbu yang terpendek atau terpanjang, kecuali sistem cubic. Tentukan konstanta Kristalografi, meliputi : besar sudut antara sumbu dan Axial Rationya. Kelompokan kristal tersebut kedalam sistemnya berdasarkan konstanta Kristalografinya.

b) Langkah dalam penentuan kelas kristal adalah : Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan Tentukan sistem kristalnya. Tentukan unsur-unsur simetrinya, meliputi : sumbu-sumbu simetri berikut nilai sumbunya dan

bidang simetrinya serta pusat simetrinya.Tentukan kelas kristalnya berdasarkan pada ciri-ciri pemilikan simetri di atas, dengan cara menyusun.

5. Unsur-Unsur Simetri

a) Pusat Simetri - Titik Simetri

Titik yang terletak persis di tengah-tengah kristal dan semua sumbu berkumpul/bertemu pada 1 titik. Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.

b) Sumbu Simetri – Garis Simetri

Garis yang menghubungkan titik-titik berat sepasang bidang simetri. Ada beberapa jenis sumbu kristal, yaitu:

1) Sumbu utama, yaitu sumbu yang mempengaruhi dalam penentuan sistemkristal terdiri dari sumbu a, b, dan sumbu c.

2) Sumbu miring adalah sumbu yang mempengaruhi dari penentuan sistem kristal yang terdiri dari dua macam : Sumbu diagonal yaitu sumbu yang menghubungkan/menyatukan sudut-sudut kristal

yang biasanya terletak antara sumbu a, sumbu b dan sumbu c. Sumbu oblique yaitu sumbu selain dari sumbu diagonal.

Page 5: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

3) Sudut antara sumbu utama hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan sistem dari kristal dimana sudut tersebut antara lain : α sudut antara sumbu b dan sumbu c β sudut antara sumbu a dan sumbu c γ sudut antara sumbu a dan sumbu b

4) Sumbu rotasi merupakan sumbu simetri apabila diputar akan menyatakan kenampakan yang sama dan sisi depan kristal, tetap tidak didapatkan kenampakan kombinasi interversi pembalikannya pada belakang sisi kristal tersebut.

5) Sumbu rotasi inversi merupakan sumbu simetri dan dapat menunjukan kenampakan kombinasi antara kenampakan ulang pada sisi depan kristal dengan kenampakan inversi/pembalikanya pada sisi yang lain. Jumlah kenampakan antara kenampakan ulang dengan kenampakan inversinya adalah nilai dari sumbu tersebut.

6) Sumbu rotasi merupakan sumbu simetri sebagai dan bentuk kombinasi antara pemutaran dengan suatu pergeseran dimana selama pemutaran selain akan menunjukan kenampakan ulang disertai juga dengan pergeseran/translasi

c) Bidang Simetri

Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.

6. Sistem Kristal

Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:

Jumlah sumbu simetri Kristal bersumbu tiga dan empat

Sudut-sudut yang dibentuk oleh sumbu kristal Semua sumbu saling tegak lurus Salah satu sumbu tidak tegak lurus Ketiganya saling tegak lurus

Satuan panjang/parameter yang diukurkan pada sumbu kristal Tiga sumbu mempunyai parameter yang sama

Page 6: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

a+ b+

c+

c-

b-a-

Gambar 2. Magnetite Gambar 3. Spinel Gambar 4. Intan oktahedron

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Dua sumbu parameternya sama dan satu diantaranya berbeda

a) Sistem Isometrik

Sistem ini juga disebut sistem reguler bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus atau kubik. Memiliki 3 buah sumbu yang sama panjangnya dan membentuk sudut 900 atau saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Sumbu – sumbu itu sendiri sering diberi nama a1, a2, dan a3.

Gambar 1. Sistem Kristal Kubik (Isometrik)

Sistem ini memiliki 3 buah kelas, dimana setiap kelas memiliki unsur-unsur simetri yang berbeda-beda seperti:1) Kelas Spinel atau Holohedral, dimana unsur – unsur simetrinya, yaitu

9 Bidang Simetri 6 Sumbu simetri diagonal 4 Sumbu simetri trigonal 3 Sumbu simetri tetragonal 1 Pusat simetri.

Contoh mineral dalam kelas ini adalah magnetit, spinel dan intan yg merupakan oktahedron.

Page 7: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

2) Kelas Pirit, unsur – unsur simetrinya yaitu :

3 Bidang Simetri – bidang – bidang sumbu. 4 Sumbu simetris trigonal. 3 sumbu simetri diagonal. 1 Pusat Simetri

Contoh mineral yang khusus dalam untuk kelas ini adalah mineral pirit.

3) Kelas Tetrahidrit, unsur – unsur simetrinya yaitu :

6 bidang simetri - bidang – bidang diagonal dari kelas holohedral 3 Sumbu simetri diagonal 4 Sumbu simetri trigonal

Mineral yang khusus untuk kelas ini ialah zink blende

Gambar 5. Pirit

Gambar 6. Ziink blende

Page 8: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

b) Sistem Tetragonal

Sumbu-sumbu kristalografi memiliki 3 sumbu, yaitu a, b dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus sesamanya. Sumbu horizontal a dan b saling tegak lurus dan sama panjangnya satu sumbu yang lain tidak sama panjang (sumbu c) sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut sering menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagi sumbu a.

Gambar 7. Sistem Kristal Tetragonal

Kesimetrian yang dibangun oleh elemen-elemen dalam kelas tetragonal, yaitu : 5 bidang simetri ---- 3 bidang sumbu dan 2 bidang diagonal. 1 sumbu simetri tetragonal 4 sumbu simetri diagonal 1 pusat simetri

Yang termasuk ke dalam sistem kristal ini yaitu zirkon, kasiteril, Scapolite, kalkopirit, rutil, dll.

Gambar 8. Kasiteril Gambar 9. Scapolite Gambar 10. Zirkon

Page 9: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

c) Sistem Ortorombik

Memiliki 3 sumbu, yang membentuk sudut 900 atau saling tegak lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari sumbu tidak sama, sumbu A adalah sumbu terpendek, sumbu B sumbu menengah dan sumbu C merupakan sumbu terpanjang. Sumbu menengah disebut sumbu makaro dan sumbu terpendek disebut sumbu brakhia.

Gambar 11. Sistem Kristal OrtorombikKesimetrian dari sistem ortorombik memiliki simetris seperti : 3 bidang simetri-bidang-bidang sumbu 3 sumbu simetri diagonal-sumbu-sumbu kristalografi pusat simetri

Contoh mineral yang termasuk dalam sistem kristal ortorombik, seperti topaz, olivin, barit, sulfur, natrolite, dan lain-lainnya.

d) Sistem Heksagonal

Terdiri atas empat buah sumbu (a1,a2,a3 dan c) tiga buah sumbu sama panjang (a1

= a2 = a3) yang saling membentuk sudut 120o dalam satu bidang satu sumbu lainnya (sumbu c) tegak lurus dengan ketiga sumbu yang lain dengan panjang yang tidak sama.

Gambar 12. Natrolite Gambar 13. Topaz Gambar 14. Olivin

Page 10: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gambar 15. Sistem Kristal Heksagonal

Kesimetrisan dari kelas heksagonal yg disusun oleh elemen – elemennya sebagai berikut: 7 bidang simetri. 1 Sumbu simetri heksagonal. 6 Sumbu simetri diagonal.

Contoh mineral yang termasuk dalam sistem ini adalah apatit, beril, kuarsa-temperatur tinggi, dll.

e) Sistem Trigonal

Memiliki 3 sumbu horizontal yang sama panjangnya. Sebuah sumbu tegak lurus disebut dengan sumbu c yang berbeda panjangnya.

Gambar 16. Apatite Gambar 17. Kuarsa Gambar 18. Beryl

Page 11: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gambar 20. Sistem Kristal Trigonal

Yang termasuk contoh mineral adalah sistem kristal ini adalah kalsit, dolomit, turmalin, dll.

f) Sistem Monoklin

Terdiri atas tiga buah sumbu (a, b dan c), ketiga sumbu tidak sama panjang, dua sumbu (b dan c) saling tegak lurus (sudut 90o) dan satu sumbu (sumbu a) miring ke depan dengan sudut >90o

Gambar 21. Turmalin Gambar 22. Dolomit Gambar 23. Kalsit

Page 12: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gambar 24. Sistem Kristal Monoklin

Kesimetrian dari system monoklin dalam kelas holohedral menghasilkan elemen-elemen simetri, seperti : 1 bidang simetri --- dibentuk sumbu a dan c. 1 sumbu simetri diagonal, yitu sumbu b kristalografi. 1 pusat simetri

g) Sistem Triklin

Semua sumbu yang saling berpotongan tidak membentuk sudut 900, satu dengan yg lainnya tetapi membentuk sudut bermacam-macam dan semua sumbu tidak sama panjang. Mineral yang terpenting dalam sistem ini adalah mineral dalam kelompok plagioklas dan mineral kianit sebagai mineral metamorfik.

Gambar 25. Muscovite Gambar 26. Gypsum Gambar 27. Mesolite

Page 13: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gambar 28. Sistem Kristal Triklin

Gambar 29. Oligoklas Gambar 30. Kyanite Gambar 31. Microline

Page 14: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

B. Mineralogi

1. Defenisi Mineralogi

ineralogi adalah ilmu yang membicarakan persoalan dunia mineral. Dunia Mineral merupakan bagian yang mati dari apa yang terdapat di alam., sedangkan dunia lain ruang lingkup adalah dunia makhluk hidup dan dunia tanaman. Jadi jelas terletak

perbedaan pada dunia mineral tidak dapat berkembang biak seperti makhluk hidup.M

“Mineral ialah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur”.

Benda padat homogen artinya bahwa mineral itu hanya terdiri satu fase padat, hanya satu macam material, yang tidak dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh suatu proses fisika. Dengan adanya suatu persyaratan mineral-mineral itu benda padat, maka cairan dan gas-gas tidak termasuk. Es adalah mineral, tetapi air bukan mineral.

Terbentuk secara anorganik artinya benda-benda padat homogen yang dihasilkan oleh binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak termasuk, maka dari itu kulit tiram (dan mutiara di dalamnya), meskipun terdiri dari kalsium karbonat yang tidak dapat dibedakan secara kimia maupun fisika dari mineral aragonit, tidak dianggap sebagai mineral.

Mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu artinya bahwa mineral itu ialah merupakan senyawa kimia, dan senyawa kimia mempunyai komposisi pada batas-batas tertentu yang dinyatakan dengan suatu rumus . Rumus kimia mineral dapat sederhana maupun kompleks, tergantung dari banyaknya unsur-unsur yang ada dan proporsi kombinasinya.

Atom-atom yang tersusun secara teratur merupakan ukuran dari keadaan kristalisasinya, cara ini untuk pembentukan, susunan atom yang teratur ini dapat tergambar pada bentuk luar kristalnya, dari kenyataan bahwa adanya susunan atom-atom yang teratur di dalam kristalin yang padat telah disimpulkan dari teraturnya bentuk luar, lama sebelum sinar X diketemukan dan membuktikan dalam hal ini. Bagaimanapun ada pengecualian dalam batasan ini

Definisi mineral menurut beberapa ahli:

L. G. Berry dan B. Mason, 1959Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat didalam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Page 15: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil dari suatu kehidupan.

2. Batasan-Batasan Defenisi Mineral

Suatu bahan alamHarus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga manusia

atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun kadang-kadang pembuatan suatu zat atau bahan di laboratorium akan mempunyai suatu bentuk kristal yang sangat sesuai bahkan sangat sulit dibedakan dengan kristal di alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak dapat disebut sebagai mineral.

NaCI dibuat dialam disebut mineral Halite Dibuat di laboratorium disebut Natrium Chlorida. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap :

- Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan kristal, gores, belahan dll.

- Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api oksidasi, api reduksi, pelentingan, pengarangan, dll.

Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap :- Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C) Native Silver (Ag),

dll.- Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Zircon (ZrSiO4), Cassiterite (SnO2).- Mineral dapat berupa senyawa kimia yang kompleks.

Pada umumnya anorganik : batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang lebih luas :- Mineral umum bukan sebagai suatu kehidupan tetapi ada beberapa mineral yang

merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.

Homogen : mengandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang Jebih sederhana oleh proses fisika.

Dapat berupa padat, cair dan gas.- Berupa zat padat : Quartz (SiO2), Barite (BaSO4)- Berupa zat cair : Air raksa (HgS), Air (H2O)

3. Kimia Mineral

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai dalam batuan adalah seperti terlihat pada tabel 1. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.

Tabel 1. Pembagian Kelompok Mineral

Page 16: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

a) Mineral Silikat

Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.Berikut adalah mineral silikat:

Kuarsa : SiO2

Felspar Alkali : KAlSi3O8

Felspar Plagiklas : Ca-NaAlSi3O8

Mika Muskovit : K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2

Mika Biotit : K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2

Amfibol : (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)

Page 17: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Pyroksen : (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6+

Olivin : (Mg,Fe)2SiO4

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium

b) Mineral Ferromagnesium

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.

Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 – 3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.

Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.

Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56o dan 124o yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.

Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.

c) Mineral Non-Ferromagnesium

Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.

Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. “Feld” dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.

Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD. 2.57.

Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut “amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.

d) Mineral Oksida

Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

Page 18: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

e) Mineral Sulfida

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite” (Cu2S), “galena” (PbS) dan “sphalerit” (ZnS).

f) Mineral-Mineral Carbonat dan Sulfat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2- dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

Gambar-gambar dibawah ini memperlihatkan mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite mica, amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.

Olivine

Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite.

Amphibole/Hornblende

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.

Biotite

Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan

Page 19: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.

Plagioclase feldspar

Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.

Potassium feldspar (Orthoclase)

Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.

Mica

Micas adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al), silicon (Si) dan air (H2O).

Quartz

Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

Calcite

Page 20: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari batugamping.

4. Proses Pembentukan Endapan Mineral

Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika.

Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen.

Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor endogen disebut dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan endapan mineral yang dipengaruhi faktor eksogen seperti proses weathering, inorganic sedimentasion, dan organic sedimentation disebut dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual, supergene enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak&gas bumi dan batubara dan gambut).

Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:

a. Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses utama dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.

b. Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.

c. Lateral secretion: merupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa pada batuan metamorf.

d. Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan regional metamorphism.

e. Volcanic exhalative (sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.

Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:

a. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan placer (placer deposit).

Page 21: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

b. Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.

c. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.

d. Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

Adapun menurut M. Bateman, proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis atau tidak.

a. Proses Magmatis

Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu.

b. Proses Pegmatisme

Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.

c. Proses Pneumatolisis

Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.

d. Proses Hydrotermal

Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya.

e. Proses Replacement (Metasomatic replacement)

Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi

Page 22: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan Disseminated.

5. Sifat Fisik Mineral

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1) Bentuk kristalnya, (2) Berat jenis, (3) Bidang belah, (4) Warna, (5) Kekerasan, (6) Goresan, (7) Kilap, (8) Sifat Dalam, (9) Kelistrikan dan (10) Kemagnetan. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama.

a. Bentuk Kristal (Crystal Form)

Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam.

Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan “Natrium Chlorida”. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral “Halit” yang padat.

b. Berat Jenis (Specific Grafity)

Berat jenis merupakan berat dari suatu zat yang terkandung di dalam suatu mineral tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengujian di laboraturium terhadap mineral tertentu dengan cara mengukur kadar zat yang terkandung di dalam mineral tersebut.

Cara mengukur berat jenis mineral ada beberapa macam :a) Dengan piknometer

Mineral ditimbang, misalnya beratnya = G gram. Piknometer penuh air dan berat mineral (diluar piknometer) bersama-sama ditimbang beratnya = p gram. Piknometer penuh air dengan kemudian ditimbang beratnya = q gram.Berat air yang tumpah = (p-q) gram.Volume air yang tumpah = (p-q) cm3.

Page 23: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Berat jenis mineral, S = G

(p−q ) gram/cm3

b) Dengan gelas ukur

Mineral ditimbang misal beratnya = G gram.Mineral diukur volumenya dengan gelas ukur misalnya = V cm3.Jadi berat jenis mineral S= G/V gram/cm3.

c) Dengan neraca air

Mineral di udara ditimbang, beratnya = G gramMineral di dalam air ditimbang, beratnya = A gram.Gaya Archimides = FA = (G-A) gram Volume air yang dipindahkan mineral = volume mineral = (G-A) cm3.

Berat mineral S = G

(G−A ) gram /cm3.

c. Bidang Belah (Fracture)

Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.

Secara umum, jika mineral tidak membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah yang tidak teratur. Ada beberapa macam pecahan, antara lain :1) Choncoidal ialah pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit kerang. Contoh :

quartz (kuarsa).2) Hacly adalah pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar, tak

beraturan atau seperti bergerigi. Contoh : copper (tembaga) dan mineral native lainnya.3) Even adalah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung

pecahan masih mendekati bidang dasar. Contoh : muscovite.4) Uneven adalah pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang pecahannya kasar dan

tidak teratur. Contoh : calcite. 5) Splintery atau fibrous adalah pecahan mineral yang hancur seperti tanah atau berupa serat.

Contoh : kaoline.

d. Warna (Colour)

Bila suatu permukaan mineral terkena cahaya, maka cahaya yang mengenai permukaan mineral tersebut, dan sebagian cahaya akan diserap (arbsorpsi) dan sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen-elemen pada mineral tersebut. Mineral umumnya dinamakan berdasarkan warna mineralnya misalnya : Albit (bahasa Yunani albus = putih) Chlorit (bahasa Yunani chloro = hijau) Melanit (bahasa Yunani melas = hitam)

Page 24: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Rhodonit (bahasa yunani rodon = merah jambu) Eritorit (bahasa Yunani erythos =merah)

Warna asli dari elemen-elemen utama pada mineral (ediochromatis), yaitu merupakan warna yang tetap dan karakteristik, misalnya: Pirit = kuning loyang Magnetit = hitam Malachit = hijau Belerang = kuning Azurit = biru

Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur-unsur lain, sehingga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut allochromatic). Contoh : Kwarsa yang tidak berwarna berubah-ubah menjadi violet (amesthyst), merah jambu, coklat

kehitam-hitaman, dan lain sebagainya. Halit, variasi warnaynya antara lain : abu-abu, kuning, coklat gelap, merah jambu, dan biru.

Di samping itu ada beberapa elemen terutama pada mineral-mineral berat yang memberikan efek warna tertentu. Kehadiran ion asing pada mineral dapat memberikan warna tertentu pada mineral yang disebut disebut dengan chromophroses, misalnya : Tembaga = hijau kebiruan Vanadium = merah Uranium = kuning Mangan dalam silikat karbonat = merah jambu Besi dalam silikat = hijau gelap sampai hitam.

Bagi orang yang berpengalaman dan mempunyai keahlian untuk membedakan, maka warna sangat berguna untuk menentukan nama mineral. Warna berhubungan langsung dengan komposisi seprti pada mineral-mineral yang mengandung unsur : Ti, V, Mn, Fe, Ni, Co, dan unsur-unsur Cu. Ada kalanya warna mineral telah diperkuat oleh adanya sebuah unsur yang terdapat dalam dua jenis valensi, misalnya pada mineral yang mengandung besi, apabila besi itu seluruhnya terdapat dalam satu valensi (fero atau feri saja) biasanya berwarna pucat, tetapi jika terdapat dalam dua valensi (fero dan feri) akan berwarna hijau tua hingga hitam.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi warna pada mineral, antara lain: Komposisi kimia Struktur kristal dan ikatan atom Pengotoran dari mineral (allochromatic)

e. Kekerasan (Hardness)

Kekerasan mineral umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan (stretching). Kekerasan mineral diperlukan untuk mendapatkan perbandingan kekerasan mineral satu terhadap mineral yang lainUntuk menguji kekerasan mineral, ditentukan dengan menggunakan skala Mosh yang terdiri dari 10 macam mineral dengan urutan mulai dari mineral terlunak sampai yang terkeras.

Tabel 2. Skala Kekerasan (Skala Mosh)

Page 25: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Kekerasan Mineral Rumus Kimia Keterangan012345789

10

TalkGypsumCalciteFlouriteApatiteOrthoclaseQuartzTopazCorundumDiamond

Mg3Si4O10(OH)2

CaSO2 2H2OCaCO3

CaF2

Ca5(PO4)3FK(AlSi3O8)SiO2

Al2SiO4(FOH)2

Al2O3

C

Tergores kukuTergores kukuTergores pecahan botol/pisauTergores pecahan botol/pisauTergores pisauTergores pecahan botol/pisauTergores pisau Tergores pisau Tergores pisau Tergores pisau

Sebagai contoh, suatu mineral digores dengan calsite (H = 3) ternyata tidak tergores, tetapi dapat tergores dengan fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 3 dan 4. Penentuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan alat sederhana yang terdapat disekitar kita, seperti :

Kuku jari manusia H = 2,5 Kawat tembaga H = 3 Pecahan kaca H = 5,5 Pisau baja H = 6 Kikir baja H = 6,5 Lempeng baja H = 7

f. Goresan (Streak)

Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai halus. Gores ini lebih stabil dan penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya sama, karena memiliki warna gores berbeda.

Cerat mineral dengan kekerasan kurang dari 6 dapat diperoleh dengan menumbuk mineral tersebut sampai halus dengan menggunakan palu. Mineral yang warnanya terang biasanya mempunyai gores berwarna putih. Contoh : quartz Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebih terang dari pada

warna mineralnya sendiri. Contoh : Luecite, warna abu-abu dengan gores berwarna putih.

Mineral yang mempunyai kilap logam (metallic luster) kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap daripada warna mineralnya sendiri. Contoh : Pyrite, warna kuning dan gores hitam.

Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama. Contoh :Cinnabar – warna dan gores merahMagnetit – warna dan goresnya hitamLazurit – warna dan goresnya biru

Biasanya mineral-mineral yang transparant dan transclucent mempunyai gores yang putih atau tidak berwarna, atau warna-warna yang muda.

Page 26: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

g. Kilap (Luster)

Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Intensitas kilap tergantung kuantitas cahaya pantul dan pada umumnya tergantung pada besarnya indeks refraksi mineral, dimana semakin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Kilap dapat dibagi menjadi:

a. Kilap logam (metallic luster) ialah mineral opak yang mempunyai indeks bias (refraksi) n = 3 buah atau lebih. Contoh : native metal.

b. Kilap sub-metalik (sub-metallic luster) adalah mineral dengan indeks bias n = 2, 6 sampai 3. contoh : Cuprite (n = 2.85).

c. Kilap bukan logam (non-metallic luster) adalah mineral yang mempunyai warna terang dengan indeks bias rendah. Kilap bukan logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang mempunyai warna-warna muda dan dapat melukiskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis. Mineral dengan kilap non-logam ini biasanya memiliki goresan tak berwarna atau berwarna muda. Kilap bukan logam dapat dibadakan menjadi :1) Kilap kaca (vitreous luster)

Kilap seperti pada pecahan kaca, contoh : kwarsa, flourit, halit, karbonat, sulfat, silikat, spinel, corundum, garnet, leucit.

2) Kilap intan (adamantine luster)Adalah kilap yang sangat cemerlang seperti berlian. Contoh : intan, zircon, kasiterit, belerang, rutil.

3) Kilap damar (resinous luster)Merupakan kilap seperti pada damar, dengan kombinasi dari warna kuning dan coklat. Contoh : sfalerit.

4) Kilap lemak (greasy luster)Kilap sebagai akibat dari proses oksidasi. Kilap ini seperti lemak, atau seakan-akan berlapis dengan lemak. Contoh : nefelin yang teralterasi, halit yang sudah berhubungan dengan udara bebas.

5) Kilap sutera (silky luster)Kilap seperti sutera, biasanya terdapat pada mineral-mineral dengan struktur paralel atau berserabut (parallel-fibrous structure). Contoh : asbes, serpenten, hematite, selenite.

6) Kilap mutiara ( pearly luster)Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang belah dasar. Contoh : talk, mika.

7) Kilap tanah (earthy luster)Kilap yang biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kompak, dimana sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali. Contoh : diatomea, kaolin, pirolusite, montmorilonite.

8) Kilap lilin (waxy luster)Kilap seperti lilin, contoh : serpenten, cerargirit.

Pada umumnya orang dapat dengan mudah sekali membedakan antara kilap logam, dan bukan logam. Akan tetapi, biasanya tidak dapat atau sukar melihat dengan teliti perbedaan jenis kilap lainnya. Padahal justru perbedaan itulah yang sangat penting untuk penentuan (determinasi) dari suatu mineral.

Page 27: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

h. Sifat Dalam (Tenacity)

Sifat dalam adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkakan, penghancuran dan pemotongan, yang terdiri atas :

Brittle atau rapuh, apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Contoh : calcite, orthoclase, pyrite.

Sectile, apabila mineral mudah terpotong pisau dengan hasil irisan rapuh. Contoh: gypsum Malleable, apabila mineral ditempa dengan palu menjadi lapisan pipih. Contoh : emas dan

beberapa mineral native. Ductile atau elastis, apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan jika dilepaskan

maka mineral akan kembali seperti semula. Contoh : silver, muskovit. Flexible ialah apabila mineral dapat dilengkungkan dengan mudah. Contoh: olivine, talc,

selenite.

i. Kelistrikan (Electricity)

Sifat kelistrikan mineral dapat dipisahkan menjadi dua yaitu sebagai pengantar arus atau konduktor dan yang tidak mengantarkan arus listrik atau non konduktor (isolator). Faktanya, batasan ini tidak tegas sehingga muncul istilah semi konduktor, yaitu mineral bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

Ternyata terdapat keeratan hubungan antara konduktivitas dengan arah daripada poros-poros kristalografi. Beberapa mineral yang konduktiv adalah mungkin menimbulkan muatan listrik dengan jalan merubah suhu yang disebut Pyroelectricity atau dengan jalan memberi tekanan tertentu atau piezoelekctricity. Biasanya kristal yang tidak mempunyai titik pusat simerti adalah piezoelektrik dan kristal yang berporos polar biasanya bersifat pyroelektrik.

j. Kemagnetan (Magneticity)

Kemagnetan ini merupakan salah satu sifat yang dapat kita temui dalam beberapa jenis mineral. Sifat kemagnetan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu : Ferromagnetik, jika mineral memiliki sifat kemagnetan atau mudah tertarik oleh gaya magnet.

Contoh : hematite (Fe2O3). Paramagnetik, yakni mineral yang memiliki sebagian sifat kemagnetan atau kurang tertarik oleh

gaya magnet. Contoh : Limonit (FeO2). Diagmagnetik, apabila di dalam suatu mineral sama sekali tidak terkandung sifat kemagnetan

atau tidak dapat tertarik gaya magnet. Contoh : batubara atau coal (C).

Page 28: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gambar 32. Berbagai jenis mineral yang memperlihatkan struktur kristal

Page 29: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

6. Derajat Ketransparanan

Merupakan salah satu parameter atau acuan untuk menentukan apakah mineral-mineral yang diamati memiliki unsur kristal didalamnya. Derajat ketransparanan terdiri dari beberapa macam,diantaranya: Opaque

Suatu mineral dikatakan opaque apabila mineral tersebut tidak memiliki system kristal,sehingga nampak gelap (tidak tembus pandang),

Gelas Suatu mineral dikatakan gelas apabila mineral tersebut mempunyai system kristal, Sehingga bagian belakang dari mineral nampak jelas terlihat apabila dipandang dari bagian depan mineral (trasparan).

Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batas-batas kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:(a) Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama,

isometrik.(b) Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila

prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur _brus atau berserat.(c) Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini

dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.(d) Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, liformis,

membilah,dll.

Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur (elastic), dan fleksibel

7. Cara Mendeskripsikan Mineral

Mineral dapat dideskripsikan berdasarkan sifat fisik, kimia dan sifat optiknya seperti:

Nama , rumus kimia : penamaan mineral yang telah dikenal berikut rumus kimianyaSistem kristal : seperti triklinBelahan : sempurna (010)Kekerasan : berdasarkan skala Mosh yaitu 1-10Berat jenis (BJ) : dalam gram /cm3

Kilap : seperti kilap logamWarna : warna asli mineral itu sendiriGores : warna dalam bentuk serbuk halusOptik : sifat mineral dibawah mikroskopKeberadaannya : peristiwa yang menyebabkan terbentuknya mineral terebut.

CONTOH DESKRIPSI MINERAL

Page 30: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

1. ELEMEN-ELEMEN NATIVE

EMAS –AUSistem kristal : isometrikBelahan : tidak adaKekerasan : 2,5-3Berat jenis (BJ) : 19,3Kilap : logamWarna : kuningGores : kuningOptik : opak, isotropKeberadaanya : terutama di dalam urat-urat hidrothermal, umumnya berasosiasi

dengan mineral sulfida dan di dalam endapan-endapan letakan (placer).

PERAK – AgSistem kristal : isometrikBelahan : tidak adaKekerasan : 1,5-3Berat jenis (BJ) : 10,5Kilap : logamWarna : putihGores : putihOptik : opak, isotropKeberadaannya : di dalam zona-zona oksidasi dari endapan-endapan bijih. Terbentuk

karena proses hidrotermal

TEMBAGA - CuSistem kristal : isometriBelahan : tidak adaKekerasan : 1,5-3Berat jenis (BJ) : 8,9Kilap : logamWarna : merah muda, kusam yang cepat menjadi merah tembaga, dan

kemudian berubah menjadi coklatGores : hitam logamOptik : opak, isotropTerdapatnya : terutama di dalam zona oksidasi dari endapan bijih sulfida. Batuan

sedimen yang berdekatan dengan ekstrusif basa, dan di dalam rongga-rongga batuan basal.

PLATINA - PtSistem kristal : isometriBelahan : tidak adaKekerasan : 4-4,5

Page 31: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Berat jenis (BJ) : 21,4Kilap : logamWarna : putih abu-abu sampai abu-abu terangGores : abu-abuOptik : opak, isotropTerdapatnya : Magma ultra basa dan di dalam endapan – endapan letakan.

BESI - FeSistem kristal : isometrikBelahan : tidak ada (010)Kekerasan : 4Berat jenis (BJ) : 7,3-7,8Kilap : logamWarna : putih abu-abu sampai hitamGores : abu-abuOptik : opak, isotropTerdapatnya : besi banyak terkandung di dalam batuan meteorik. Sedikit di dalam

batuan basal.

ARSEN - AsSistem kristal : heksagonalBelahan : sempurna (0001)Kekerasan : 3,5Berat jenis (BJ) : 5.75Kilap : logamWarna : putih timah sampai abu-abu gelapGores : abu-abuOptik : opak, pleokroisme lemahTerdapatnya : pada urat-urat hidrothermal, juga didapatkan pada urat-urat batuan

berkristal yang berasosiasi dengan nikel, atau perak.

ANTIMON - SbSistem kristal : heksagonalBelahan : sempurna (0001)Kekerasan : 3-3,5Berat jenis (BJ) : 6,68Kilap : logamWarna : putih timahGores : abu-abuOptik : opak, pleokroisme sangat lemah Terdapatnya : proses hidrotermal dengan lingkungan temperatur yang tinggi. Sering

terdapat bersamaan dengan urat-urat perak , nikel atau timah.

BISMUT - Bi

Page 32: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Sistem kristal : trigonalBelahan : sempurna (0001) baik (0001)Kekerasan : 2-2,5Berat jenis (BJ) : 9,8Kilap : logamWarna : putih timah dengan warna merah muda pucatGores : putihOptik : -Terdapatnya : dalam urat-urat hidrotermal yang berasosiasi dengan mineral perak,

nikel, dan timah. Pada pegamtit urat-urat kuarsa dan endapan letakan.

BELERANG-SSistem kristal : ortorombikBelahan : tidak sempurnaKekerasan : 1,5-2,5Berat jenis (BJ) : 2,1Kilap : mendamar sampai melemakWarna : kuning belerang sampai coklat kekuningan Gores : putihOptik : α = 1,9579 , β = 2, 0377, γ = 2,2452 so+

Terdapatnya : terutama di dalam endapan yang berhubungan dengan proses volkanik atau mata air panas. Di dalam batuan sedimen di dalam kubah gram dan sebagai mineral sekunder dalam endapan bijih.

INTAN - CSistem kristal : isometrikBelahan : sempurna (111)Kekerasan : 10Berat jenis (BJ) : 3,5Kilap : intan sampai lemakWarna : bening, putih sampai putih kebiruan, abu-abu, kuning, coklat,

orange, merah muda, merah, merah, biru, hijau, hitam.Gores : -Optik : cerah, isotropTerdapatnya : terutama terdapat pipa-pipa kimberlit, berksiasi, sering di

serpentin dan endapan bawah laut yang kaya inklusi inklusi, berbentuk selinder yang membundar,(pipa) dan juga dike, lokasi dalam lempeng benua . Banyak intan merupakan hasil endapan letakan.

GRAFIT-CSistem kristal : heksagonalBelahan : -

Page 33: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Kekerasan : 1-2Berat jenis (BJ) : 2,2Kilap : tanah sampai logamWarna : hitam besi sampai abu-abu bajaGores : hitamOptik : opakTerdapatnya : terutama batuan metamorfosa regional atau kontak, seperti

marmer, skis, dan gneis, juga dalam batubara yang termetamorfosakan. Kadang- kadang berasosiasi dengan batuan beku basa dan dengan dike pegamtite dan urat-urat kuarsa.

2. SULFIDA

ARGENIT – Ag2SSistem kristal : isometrikBelahan : tidak jelas {001} dan{011}Kekerasan : 2-2,5Berat jenis (BJ) : 7,04Kilap : logamWarna : hitam sampai abu-abu gelapGores : hitamOptik : opak, anisotrop , abu-abu sampai putihTerdapatnya : banyak banyak terdapat di bijih perak primer. Terjadi dalam epitermal

sepanjang endapan urat-urat sulfida dengan perak merah delima (pirargirit dan polibasit).

KALKOSIT – Cu2SSistem kristal : ortorombikBelahan : tidak jelas {011}Kekerasan : 2,5-3Berat jenis (BJ) : 5,77Kilap : logamWarna : abu-abu kehitaman sampai hitamGores : abu-abu kehitamanOptik : opak, putih kebiruan, anisotrop Terdapatnya : salah satu dari mineral tembaga sekunder dari zona supergen

pengayaan dari urat-urat sulfida, atau kalkopirit dan pirit memperluas pada daerah yang lebih besar. Mungkin juga berasosiasi dengan bijih tembaga, malachit, azurit, kuprit dan tembaga nativ. Kadang – kadang bersama dari perak. Kalkosit mungkin juga sebuah mineral primer dari urat-urat sulfida, penggantian dari bornit.

BORNIT – Cu2FeS4

Sistem kristal : tetragonalBelahan : dalam jejak {111}Kekerasan : 3Berat jenis (BJ) : 5,0Kilap : logamWarna : merah tembagaatau perunggu

Page 34: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gores : hitam keabu-abuan yang terangOptik : opak, isotrop, coklat kemerahanTerdapatnya : berasal dari mineral-mineral bijih primer dan percampuran urat-urat

sulfida . Jarang dari hasil alterasi supergen. Kadang-kadang dapat terjadi dalam lingkungan temperatur tinggi dari pegmatit.

GALENA - PbSSistem kristal : isometrikBelahan : sempurna{001}Kekerasan : 2,5Berat jenis (BJ) : 7,58Kilap : logamWarna : abu-abu timahGores : abu-abu timahOptik : opak, isotropTerdapatnya : dalam urat – urat hidrothermal dengan spalerit, kalkopirit, pirit, lain-

lain sulfida, kuarsa, kalsit, dolomit, barit, dan flourit.

SPALERIT - ZnS

Sistem kristal : KubikBelahan : Sempurna {110}Kekerasan : 3,5-4Berat jenis (BJ) : 3,9-4,3Kilap : Damar sanmpai sub logamWarna : Merah jingga sampai mendekati hitamGores : Coklat sampai kuningOptik : Cerah, isotrop, n = 2,36-2,47Terdapatnya : Mineral utama dari seng. Ditemukan sepanjang urat-urat

mesotermal dengan galena dan lainnya sulfida

KALKOPIRIT - CuFeS

Sistem kristal : Tetragonal Belahan : Tidak jelas {011}Kekerasan : 3,5-4Berat jenis (BJ) : 4,28Kilap : LogamWarna : Kuning terang sering dengan coklat Gores : Hitam kehijauanOptik : Opak, anisotrop lemah, kuning muda Terdapatnya : Terbanyak bersama tembaga dan lebih sedikit bersama sulfida .

Sebagai mineral bijih primer berkarakteristik hipotermal dan urat-urat mesotermal bertemperatur lebih tinggi. Juga terbentuk di bawah kondisi epitermal ke duanya dalam urat dan berbentuk kristal.

MILLERIT – NiS

Page 35: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Sistem kristal : Trigonal Belahan : Sempurna {1011} dan{0112}Kekerasan : 3-3,5Berat jenis (BJ) : 5,5Kilap : LogamWarna : Kuning terang mudaGores : Hitam kehijauanOptik : Opak, kuning mudaTerdapatnya : Pembentukan mineral pada temperatur rendah oleh alterasi dari

mineral nikel

KOVELIT - CuSSistem kristal : HeksagonalBelahan : Segala arahKekerasan : 1,5-2Berat jenis (BJ) : 4,6Kilap : Sub logam sampai damarWarna : BiruGores : Abu-abu sampai hitamOptik : Cerah dan pleokroik dalam hijau, so+

Terdapatnya : Sebagai hasil pengayaan sekunder dan urat-urat bijih tembaga, berasosiasi dengan kalkopirit, bornit.

SINABAR - HgSSistem kristal : trigonalBelahan : Sempurna {1010}Kekerasan : 2-2,5Berat jenis (BJ) : 8,09Kilap : IntanWarna : Merah sampai merah kecoklatanGores : Merah menyalaOptik : Cerah, merah, so+ Terdapatnya : Dari daerah air panas berasosiasi dengan batuan batuan

volkanik muda dan dalam lingkungan temperatur rendah.

PIRIT – FeS2

Sistem kristal : KubikBelahan : Tidak adaKekerasan : 6-6,5Berat jenis (BJ) : 5,01Kilap : LogamWarna : Kuning terang mudaGores : Hitam kehijauanOptik : Opak, krem muda-kuning, isotrop Terdapatnya : Sebagai mineral sulfida yang terbanyak dan terluas di dalam

batuan hampir semua umur. Ia ditemukan dalam urat-urat endapan temperatur rendah sampai temperatur rendah sampai temperatur tinggi. Di dalam batuan beku dan pegmatit, juga di dalam batuan metamorfosa dan sidemen.

Page 36: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

MOLIBDENIT – MoS2

Sistem kristal : HeksagonalBelahan : Tidak sempurna {0001}Kekerasan : 1-1,5Berat jenis (BJ) : 4,7Kilap : LogamWarna : Abu-abuGores : Abu-abu kehijauanOptik : OpakTerdapatnya : Karakteristik dari pegmatit fasa kegiatan batuan beku,

berasosiasi dengan batuan granit tau pegmatit atau dengan dengan urat-urat kasiterit , wolframit, topas, turmalin, dan garnet.

KALAVERIT – AuTe2

Sistem kristal : MonoklinBelahan : Tidak adaKekerasan : 2,5-3Berat jenis (BJ) : 9,24Kilap : LogamWarna : Kuning sampai perakGores : Abu-abu kekuninganOptik : OpakTerdapatnya : Kalaverit selalu ditemukan dalam ura-urat hidrotermal temperatur

rendah, tetapi juga banyak dalam endapan temperatur lebih tinggi. Ia betrasosiasi dengan silvanit

STIBNIT – Sb2S3

Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Sempurna {010}Kekerasan : 2Berat jenis (BJ) : 4,63Kilap : Logam berkilauanWarna : Abu-abu timbalGores : Abu-abu timbalOptik : Transparan, anisotrop, putih sampai abu-abu.Terdapatnya : Ditemukan dalam urat-urat hidrotermal temperatur rendah atau

endapan – endapan pengganti dan dalam endapan-endapan air panas. Ia berasosiasi dengan mineral antimon yang mana memiliki bentuk sebagai hasil dari dekompoisi dan dengan galena, sinabar, spalerit, barit, realgar, orpimen, dan emas.

REALGAR -AsSSistem kristal : MonoklinBelahan : Jelas {010}Kekerasan : 1,5-2Berat jenis (BJ) : 3.48Kilap : DamarWarna : Orange – kuning sampai merah - orange

Page 37: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Gores : Jingga sampai merahOptik : Transparan bilamana segar ; 2 V = 400; α ^ Z =110

Terdapatnya : Dalam urat-urat temperatur rendah berasosiasi dengan orpimen, stibnit, atau sinabar dan berbagai batu gamping dan dolomit juga batu lempung. Sebagai endapan air panas dan sublimasi volkanik.

PIRARGIRIT – AgSbS2

Sistem kristal : TrigonalBelahan : Jelas {1011}Kekerasan : 2,5Berat jenis (BJ) : 5.85Kilap : IntanWarna : Merah tuaGores : Merah – unguOptik : Cerah, merah tua,so+

Terdapatnya : Banyak terdapat sebagai mineral-mineral terbentuk terakhir dalam urat-urat dengan kalsit, dolomit dan kuarsa berasosiasi dengan argentit dan perak.

3. HALIDA

HALIT -NaClSistem kristal : IsometrikBelahan : Sempurna {001}Kekerasan : 2,5Berat jenis (BJ) : 2,16Kilap : KacaWarna : Bening, kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguanGores : Kuning sampai putihOptik : -Terdapatnya : Dalam sedimentasi yang tebal berubah bentuk oleh evaporit

dari air laut yang tertutup lagon-lagon. Karakteristik mineral-mineral asosiasinya adalah dolomit basal, anhidrit, gipsum, polihalit.

SILVIT - KClSistem kristal : KubikBelahan : Sempurna {100}Kekerasan : 2Berat jenis (BJ) : 1,9Kilap : KacaWarna : Bening, putih, keabu-abuan, kebiruan sampai merahGores : -Optik : Transparan, isotrop

Page 38: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Terdapatnya : Sebagai dari halit tapi banyak yang tidak sama hanya pada terdapatnya dalam lapisan paling atas dari bagian garam memiliki konsentrasi < 1,57% dari volume.

SERARGIRIT - AgClSistem kristal : KubikBelahan : Tidak adaKekerasan : 2,5Berat jenis (BJ) : 5,55Kilap : DamarWarna : Bening bilamana asli, seringnya abu-abu sampai kekuningan.Gores : -Optik : Cerah, isotrop, n = 2,071Terdapatnya : Dalam zona oksidasi dari urat-urat perak perak khususnya

dalam daerah yang kering. Berasosiasi dengan perak nativ, limonit, oksida mangan dan juga malahit.

FLOURIT – CaF2

Sistem kristal : KubikBelahan : Sempurna {111}Kekerasan : 4Berat jenis (BJ) : 3,18Kilap : KacaWarna : Ungu sampai biru, hijau biru, dan hijau.Gores : PutihOptik : Bening sampai ungu muda, isotrop, n = 1,434Terdapatnya : Sebagai mineral pengiring dalam fumarol hidrotermal akhir

dari granit. Banyak sebagai sebuah urat mineral khusus dalam mesotermal urat-urat timbal perak, bilamana ia mungkin sebagai mineral gang.

4. OKSIDA – HIDROKSIDA

KUPRIT – Cu2OSistem kristal : KubikBelahan : Tidak jelas {111}Kekerasan : 3,5-4Berat jenis (BJ) : 6,14Kilap : Sublogam atau intan sampai tanahWarna : MerahGores : Merah kecoklatanOptik : Opak, anisotropTerdapatnya : Di dala oksidasi dari urat-urat tembaga, malakit, azurit dan

tanda-tanda sulfida primer.

KORUNDUM – Al2O3

Sistem kristal : TrigonalBelahan : Tidak ada

Page 39: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Kekerasan : 9Berat jenis (BJ) : 4,0Kilap : Intan sampai kacaWarna : Bervariasi, abu-abu, merah, muda, kuning, hijau. Gores : -Optik : so 2-1fTerdapatnya : Sebagai mineral pengiring di dalam syenit nefelin. Di

dalam pegmatit feldspar dan di dalam kontak metamorfosa batuan serpih dan bouksit. Proses metamorfosa di dalam daerah batugamping, dan juga di dalam endapan letakan.

HEMATIT – Fe2O3

Sistem kristal : TrigonalBelahan : Tidak adaKekerasan : 5-6Berat jenis (BJ) : 4,9-5,26Kilap : LogamWarna : Abu-abu baja sampai hitam besiGores : Merah gelap sampai coklat –merahOptik : OpakTerdapatnya : Hematit penyebaran meluas dalam berbagai batuan dan

semua umur dan bentuk, penting untuk bijih besi. Ia mungkin terjadi sebagai hasil sublimasi dalam hubungannya dengan kegiatan gunungapi. Terjadi dalam endapan–endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral pengiring dalam granit. Ia ditemukan dalam batupasir merah sebagai material penyemen.

ILMENIT – FeTiO3

Sistem kristal : TrigonalBelahan : Tidak adaKekerasan : 5-6Berat jenis (BJ) : 4,72Kilap : Logam sampai sublogamWarna : Hitam besiGores : HitamOptik : Opak, anisotropTerdapatnya : Sebagai butiran dalam batuan beku basa seperti gabro dan

anorthit, sebagai seri ilmenit - magnetit atau ilmenit hematit. Endapan letakan di pantai sebagai ilmenit dan titanomagetit.

SPINEL – MgAl2O4 Sistem kristal : KubikBelahan : Tidak adaKekerasan : 8Berat jenis (BJ) : 3,5-4,1Kilap : KacaWarna : Merah sampai biru, hijau, coklat ada bening.Gores : Putih

Page 40: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Optik : Isotrop, n = 1,718Terdapatnya : Terjadi sebagai mineral pengiring di dalam batuan beku basa,

banyak dalam pegmatit, dalam proses metamorfosa batuan sedimen alumunium dan xenolit alumunium dalam batuan beku dan dalam kontak metamorfose di dalam batuan gamping.

KRISOBERIL – BeAl2O4

Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Jelas {110}Kekerasan : 8,5Berat jenis (BJ) : 3,75Kilap : KacaWarna : Berbagai wrna hijau seperti kehijauan, kuning dan coklat

kehijauan. Gores : PutihOptik : so +, α = 1,76, β = 1,748, γ = 1,756Terdapatnya : Dalam pegmatiti granit dan aplit, juga banyak dalam dalam

skiss mika

RUTIL – TiO2

Sistem kristal : TetragonalBelahan : Jelas {110}Kekerasan : 6-6,5Berat jenis (BJ) : 4,23Kilap : IntanWarna : Coklat kemerahan, kadang-kadang kuning atau hitam Gores : Coklat mudaOptik : So, ω = 2,612, Є = 2,899Terdapatnya : Sebagi mineral pengiring dalam batuan beku plutonik, granit

dalam pegmatit di urat-urat kuarsa, juga sebagai mineral pengiring dalam gneies adn skis. Dalam endapan batuan sedimen seprti batu pasir.

BROKIT – TiO2

Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Tidak jelasKekerasan : 5,5 – 6Berat jenis (BJ) : 4,14Kilap : IntanWarna : Coklat dan coklat merah sampai hitamGores : Putih sampai abu-abuOptik : so+

Terdapatnya : Dalam urat-urat temperatur rendah dalam gneis dan sekis. Kadang-kadang sebagai mineral pengiring dalam batuan beku dan batuan metamorfosa.

PIROLUSIT – MnO2

Page 41: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Sistem kristal : Tetragonal Belahan : Sempurna {110}Kekerasan : 6-6,5Berat jenis (BJ) : 4,75Kilap : logamWarna : Hitam besiGores : Hitam besiOptik : Opak, anisotropTerdapatnya : Mangan terbentuk kristal halus dalam berbagai batuan.

Bilamana batuan mengalami penghancuran ia mungkin diendapkan kembali sebagai variasi mineral, tetapi pirolusit sebagai utma. Endapan nodul dari pirolusit ditemukan di dasar danau dari laut dangkal.

KASITERIT – Sn02

Sistem kristal : TetragonalBelahan : Tidak sempurna {100}Kekerasan : 6-7Berat jenis (BJ) : 6,99Kilap : Intan sampai sublogamWarna : Coklat kemerahan sampai hitam kecoklatan, kadang-kadang

merahGores : PutihOptik : So+ , ω = 2006, Є = 2,097Terdapatnya : Di dalam urat-urat bersama kuarsa di granit. Tetapi ia umumnya

banyak ditemukan dalam hidrotermal temperatur tinggi.

URANIT – UO2

Sistem kristal : KubikBelahan : Tidak adaKekerasan : 5-6Berat jenis (BJ) : 8-10 kristal ;6,5-8,5 material kolloformKilap : SublogamWarna : Hitam dan hitam kecoklatanGores : Hitam kecoklatan atau hitam kehijauanOptik : Opak, abu-abu terang dengan kecoklatan, isotrop. Terdapatnya : Dalam granit dan pegmatit syenit biasanya sebagai kristal.

Berasosiasi dengan mineral zircon, tourmalin, monazit, mika, feldsfar. Dan urat-urat temperatur tinggi dengan kasiterit. Dalam mesotermal sebagai urat-urat sulfida dengan pirit, kalkopirit, sphalerit, dan endapan galena. Sebagai butiran halus di dalam endapan letakan.

BRUKIT-Mg (OH)2

Sistem kristal : TrigonalBelahan : Sempurna {0001}Kekerasan : 2,5Berat jenis (BJ) : 2,39Kilap : Mutiara

Page 42: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Warna : Putih sampai hijau muda atu biru abu-abu.Gores : PutihOptik : So+ ω = 1,560 , Є = 1,580Terdapatnya : Suatu alterasi temperatur rendah. Banyak hasil alterasi dari

periklas dalam batugamping dolomit termetamorfosakan.

MANGANIT – Mn O (OH)Sistem kristal : MonoklinBelahan : Sempurna {010}Kekerasan : 4Berat jenis (BJ) : 4,35Kilap : SublogamWarna : Abu-abu gelap sampai hitamGores : Coklat kemerahan samapi hitamOptik : Anisotrop, opakTerdapatnya : Sebagai urat mineral dengan barit, kalsit, dan siderit pada

temperatur rendah. Ditemukan berasosiasi dengan oksida mangan lainnya dalam endapan – endapan yang dibentuk oleh air meteorik.

5. KARBONAT

KALSIT –CaCO3

Sistem kristal : HeksagonalBelahan : Sempurna {1011}Kekerasan : 3Berat jenis (BJ) : 2,71Kilap : KacaWarna : BeningGores : PutihOptik : So - , ω = 1,568, Є = 1,486Terdapatnya : Sebagian besar terbentuk di laut, sebagai nodul dalam

batuan sedimen. Urat-urat hidrotermal sebagai mineral gang, dalam berbgai batuan beku.

DOLOMIT – CaMg (CO3)2

Sistem kristal : HeksagonalBelahan : Sempurna {1011}Kekerasan : 3,5-4Berat jenis (BJ) : 2,85Kilap : KacaWarna : Bening putih sampai kremGores : PutihOptik : So - , ω = 1,680, Є = 1,500Terdapatnya : Terjadi sebagai lapisan batugamping magnesium. Sebagai

mineral gang dalam urat-urat hidrotermal

AZURIT – Cu3(OH)2 (CO3)2

Page 43: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Sistem kristal : MonoklinBelahan : Baik {100}Kekerasan : 3,5-4Berat jenis (BJ) : 3,77Kilap : Kaca sampai intanWarna : Biru Gores : BiruOptik : α = y 1,530 , β = 1,758, γ A z 120

Terdapatnya : Oksidasi dan sepanjang urat-urat bijih tembaga dengan malahit.

6. NITRAT

SODA NITRAT - NaNO3

Sistem kristal : TrigonalBelahan : Sempurna {1011}Kekerasan : 1,5-2Berat jenis (BJ) : 2,27Kilap : KacaWarna : Bening atau coklat keputihanGores : -Optik : ω= 1,587, Є = 1,336Terdapatnya : Sebagai buah impregnasi di dalam tanah dari daerah kering,

sepanjang bersama gipsum, anhidrit, halit dari garam.

7. TUNGSTEN DAN MOLIBDAT

SHELIT – CaWO4

Sistem kristal : Tetragonal Belahan : Baik {101}Kekerasan : 4,5-5Berat jenis (BJ) : 6,1Kilap : Kaca sampai damarWarna : Putih kekuningan sampai kecoklatanGores : PutihOptik : So + , ω = 1,920, Є= 1,934Terdapatnya : Sebagai mineral temperatur tinggi dala urat-urat kuarsa dalam

granit, berasosiasi dengan wolframit, molidenit, arsenopirit, kalkopirit, apatit, turmalin, topas, mika dan dan flourit. Juga dalam kontak metamorfosa dengan batugamping bersama garnet, diopsit, vesuvianit, sphen, hornblende, dan epidot.

WOLFRAMIT – (Fe2 Mn)WO4 Sistem kristal : MonoklinBelahan : Sempurna {010}Kekerasan : 4-4,5Berat jenis (BJ) : 7,0-7,5Kilap : Sub logam sampai damar Warna : Hitam sampai coklatGores : Mendekati hitam sampai coklatOptik : α = y 2,17, β=2,22, γ ^ Z170 -210

Terdapatnya : Sering dlam pegmatit dan urat-urat kuarsa temperatur tinggi

Page 44: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

berasosiasi dengan granit. Banyak dalam urat-urat sulfida.

8. POSPHAT, ARSENAT DAN VANADIAN

MONASIT – (Ca,La, Y, Th) PO4

Sistem kristal : MonoklinBelahan : Tidak jelas {100}Kekerasan : 5-5,5Berat jenis (BJ) : 4,8-5,4Kilap : DamarWarna : Kekuningan sampai coklat kemerhanGores : PutihOptik : So+, Z ۸ c =20 - 60

Terdapatnya : Monasit adalah mineral jarang, terjadi sebagai mineral pengiring dalam granit, gneis, aplit dan pegmatit, juga sebagai butiran dalam batupasir.

VIVIANIT – Fe3(PO4)2,.8H2OSistem kristal : MonoklinBelahan : Sempurna {010}Kekerasan : 1,5-2Berat jenis (BJ) : 2,58-2,68Kilap : KacaWarna : Bening tidak berubah, biru sampai hijau berubah Gores : Bening atau putih biruOptik : So+, Z ۸ c = 290

Terdapatnya : Vivianit adalah mineral jarang dari pembentukan sekunder, berasosiasi dengan pirhotit dan pirit dalam ura-urat tembaga dan timah, dan sebagai bentuk pelapukan dari besi pospat, mangan primer dalam pegmatit. Juga ditemukan dalam lapisan lempung, mungkin berasosiasi dengan limonit, sering dalam rongga-rongga fosil.

AMBLIGONIT – LiAlFPO4

Sistem kristal : TriklinBelahan : Sempurna {100}, baik{110},Kekerasan : 6Berat jenis (BJ) : 3,0 – 3,1Kilap : KacaWarna : Putih sampai hijau muda atau biruGores :Optik : So - , β = 1,59, γ = 1,60-1,63Terdapatnya : Ambligonit adalah mineral jarang diketemukan dalam granit,

pegmatit, dengan spodumen, turmalin, lepidolit dan apatit.

Page 45: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

APATIT – Ca5(F,Cl,OH)(PO4)3

Sistem kristal : HeksagonalBelahan : Tidak baik {0001},Kekerasan : 5Berat jenis (BJ) : 3,15-3,20Kilap : Kaca-sub damarWarna : Hijau sampai coklat, juga biru, violet, dan bening.Gores : -Optik : So -, ω = 1,633, Є = 1, 630Terdapatnya : Apatit terdapat sebagai mineral pengiring dalam semua

kelompok batuan beku. Juga ditemukan pada batuan sedimen dan metamorfosa.

9. SULFAT

BARIT – BaSO4

Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Sempurna {001}Kekerasan : 3-3,5Berat jenis (BJ) : 4,50Kilap : KacaWarna : Putih atau beningGores : PutihOptik : So +, α = 1,636, β = 1,639, γ = 1,648Terdapatnya : Barit adalah mineral yang umum dan penyebaran yang luas.

Ia selalu terjadi sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrotermal, berasosiasi dengan bijih perak, tembaga, mangan, dan antimon. Ia juga ditemukan dalam urat-urat batu gamping dengan kalsit. Juga dalam batupasir dengan bijih tembaga.

ANHIDRIT – CaSO4Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Sempurna {010}, baik {001}Kekerasan : 3-3,5Berat jenis (BJ) : 2,89 – 2, 98Kilap : Kaca smpai mutiaraWarna : Bening sampai kebiruan atau violetGores : PutihOptik : So +, α = 1,570, β = 1,575, γ = 1,614Terdapatnya : Dalam tubuh stratigrafi batuan pada pada bagian terbawah

dari urutan evaporit. Sebagai ciri dari hasil basal dolomit dan menerus dlam lapisan garam (salt). Anhidrit banyak terjadi bersama gipsum dan sering berasosiasi dengan mineral tetapi tidak muncul.

Page 46: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

ALUNIT – KAl 3 (OH)6 (SO)4

Sistem kristal : HeksagonalBelahan : Sempurna {0001}Kekerasan : 4Berat jenis (BJ) : 2,6-2,8Kilap : KacaWarna : Putih, abu-abu atau kemerahanGores : PutihOptik : So + , ω = 1,572, Є = 1,592Terdapatnya : Alunit dibentuk oleh alterasi hidrotermal dari batuan volkanik

asm dan menengah, oleh larutan.

GYPSUM – CaSO4.2H2OSistem kristal : MonoklinBelahan : Sempurna{010}Kekerasan : 2Berat jenis (BJ) : 2,32Kilap : Kaca, juga mutiaraWarna : Bening, putih, abu-abu.Gores : PutihOptik : So-, α = 1,520, β = 1,523, γ = 1,530.Terdapatnya : Gipsum adalah mineral yang umum dan penyebaran luas pada

batuan sedimen, sering sebagai lapisan tebal. Ia sering berasosiasi dengan endapan halit, anhidrit, dan batugamping magnesium.

10. BORAK

BORAK – Na2B4O5(OH)4 .8H2O.Sistem kristal : MonoklinBelahan : Sempurna {100} baik {110}Kekerasan : 2-2,5Berat jenis (BJ) : 1,71Kilap : Kaca atau tanahWarna : Bening atau putihGores : -Optik : So - , Z ۸ c = -560

Terdapatnya : Dalam endapan-endapan evaporit dari danau yang tiadk kekal dalam daerah yang kering, sepanjang dengan halit, gipsum, kalsit, trona, dan soda nitrat.

Page 47: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

11. SILIKAT

OLIVIN – (Mg, Fe)2 (SiO4)Sistem kristal : ortorombikBelahan : Tidak adaKekerasan : 6,5-7Berat jenis (BJ) : 3,27-4,37Kilap : KacaWarna : Hijau kekuningan sampai hijau keabu-abuan.Gores : -Optik : So-, α = 1,674, β = 1,692, γ = 1,712Terdapatnya : Olivin umumnya sebagai mineral pembentuk batuan dan

sebagai mineral pengiring, dalam batuan basa seperti gabro, peredotit.

GARNET GROUP – A2B2 (SIO4)2

Sistem kristal : IsometrikBelahan : Buruk {110}Kekerasan : 6,5-7,5Berat jenis (BJ) : 3,5-4,3Kilap : Kaca sampai damarWarna : Merah, coklat, putih, hijau, hitam.Gores : PutihOptik : BervariasiTerdapatnya : Penyebaran mineral garnet sangat luas sekali, terjadi sebagai

mineral pengiring dari batuan metamorfosa seperti skis mika dan skis hornblende dan juga gneis. Pada batuan beku seperti dike pegmatite dan granite.

ZIRKON – ZR (SiO4)Sistem kristal : tetragonalBelahan : Tidak jelasKekerasan : 7,5Berat jenis (BJ) : 4,68Kilap : MikaWarna : Coklat, bening, abu-abu, hijau. Gores :Optik : So +, ω = 1,923-1,960, Є = 1,968-2,015Terdapatnya : Penyebaran mineral zirkon sangat luas sebagai mineral

pengiring dalam kelompok semua batuan beku. Ia khususnya dalam batuan beku asam seperti granit, granodiorit, syenit dan monzonit, dan sangat banyak dalam syenit nefelin. Juga ditemukan dalam batu gamping kristalin, dalam gneis, skis , juga dalam batupasir.

ANDALUSIT – AlAlO(SiO4)Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Tidak ada

Page 48: Kristalografi Dan Mineralogi (TEKNIK GEOLOGI 2015)

K R I S T A L O G R A F I & M I N E R A L O G I S M K Page 1

Teknik Geologi (Angkatan 2015) MASSIVEFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN GEOVENGERS

Kekerasan : 7,5Berat jenis (BJ) : 3,16-3,20Kilap : KacaWarna : Merah segar, coklat kemerahan, hiaju kekuninganGores :Optik : So-, α = 1,632, β = 1,638, γ = 1,643Terdapatnya : Andalusit umumnya terbentuk oleh proses metamorfosa dari

serpih alumunium sebagai akibat metamorfosa kontak dan regional.

SILIMANIT- AlAlO(SiO4)Sistem kristal : OrtorombikBelahan : Sempurna {010}Kekerasan : 6-7Berat jenis (BJ) : 3,23Kilap : KacaWarna : Coklat, hijau muda dan putihGores : -Optik : So+, α = 1,657, β = 1,658, γ = 1,677Terdapatnya : Silimanit adalah mineral jarang dan diketemukan dalam gneis

dan skis, dalam metamorfosa temperatur tinggi.

KIANIT - AlAlO(SiO4)Sistem kristal : TriklinBelahan : Sempurna {100}Kekerasan : 5-7Berat jenis (BJ) : 3,56-3,66Kilap : Kaca samSpai mutiaraWarna : Umumnya biru, sering berwarna gelap. Gores : -Optik : so-, α = 1,712, β = 1,720, γ = 1,728Terdapatnya : Kianit adalah mineral pengiring dalam gneis dan skis mika,

sering berasosiasi dengan garnet, staurolit dan korondum.


Top Related