KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH
KETERBATASAN
(Kajian Analisis Semiotik pada Film King)
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh:
AGUNG SEPTIAWAN
A 220080083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH KETERBATASAN
(Kajian Analisis Semiotik pada Film King)
Oleh:
Agung Septiawan*, DR. Nurhadiantomo.**, Drs. Achmad Muhibbin, M. Si.**
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FKIP,
UMS.
**Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai nasionalisme di tengah-keterbatasan. Oleh karena itu diharapkan dapat tertanam nilai-nilai nasionalisme dari setiap individu warga negara. Film King merupakan film keluarga yang sarat dengan pesan pendidikan, perjuangan, dan nasionalisme. Film King mengisahkan perjuangan seorang anak yang berasal dari desa, dengan kemauan dan latihan yang keras berusaha untuk menjadi pemain bulutangkis hebat yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara meskipun memiliki keterbatasan fasilitas.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Semiotika Roland Barthes mengkaji tanda-tanda maupun ciri-ciri yang kemudian berlaku di kehidupan masyarakat sehari-hari. Sehingga penelitian ini menggunakan metode semiotika Roland Barthes.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa film memiliki dampak positif bagi penontonnya. Film King di dalamnya memuat mengenai nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada setiap jiwa generasi muda, meskipun terkendala keterbatasan yang dimiliki dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Nilai-nilai nasionalisme perlu ditanamkan pada generasi muda dan agar tercipta kondisi yang selaras dengan tujuan bangsa. Disamping itu, film juga dapat mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat budaya bangsa. Sebuah film baik sekaligus berkualitas dapat memberikan manfaat dan fungsi yang luas bagi bagi penontonya untuk direalisasikan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: nasionalisme, semiotika, film
2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi maju atau tidaknya
suatu negara. Pendidikan bagi setiap orang merupakan kebutuhan mutlak bagi
perkembangan suatu bangsa. Dengan adanya perkembangan teknologi yang
berkembang saat ini diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan
karena dapat mempermudah di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, Alat atau media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting
dalam prosese pembelajaran. Sebab alat atau media pembelajaran merupakan
sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan
indera pendengaran dan penglihatan seseorang. Adanya media pembelajaran dapat
mempercepat proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien dalam suasana
yang kondusif karena dapat membuat pemahaman peserta didik lebih cepat
diterima. Di antara media audio visual yang dapat menunjang pelaksanaan
pendidikan adalah media film. Film merupakan salah satu sarana media
pendidikan yang murah dan mudah yang dapat dilihat oleh semua orang,
khususnya dalam proses pembelajaran .
King merupakan sebuah Film berbalut tentang Semangat perjuangan dan
nasionalisme serta harapan yang tak ada habisnya untuk mencapai sesuatu yang
membanggakan terutama untuk membanggakan negerinya. Film King
Menceritakan Perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur (Rangga Raditya)
yang sangat mengidolakan seorang juara bulu tangkis sejati yaitu Liem Swie
King. . dalam perjalanannya Guntur tidak mundur untuk mencapai impian yang
dicita-citakannya. Sehingga tujuan yang dicita-citakanya untuk mengharumkan
nama bangsa dan negara dengan semangat nasionalisme dan kesadaran
kebangsaan maupun kegigihannya dapat ia raih dengan menjadi juara di tingkat
asia walaupun penuh dengan keterbatasan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
dirumuskan permasalahan penelitian adalah Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai
Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, kajian analisis semiotik pada film King.
3
Tujuan penelitian ini, sebagaimana perumusan masalah maka dapat
dirumuskan tujuan penelitian Yaitu untuk mengetahui Konstruksi Nilai-nilai
Nasionalisme di Tengah Keterbatasan pada Film King.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian nasionalisme Menurut pendapat Ernest Renan sebagaimana
dikutip Soegito (2002:58), nasionalisme adalah rasa kesadaran yang kuat
berlandaskan atas kesadaran akan pengorbanan yang penah diderita bersama
dalam sejarah dan atas kemauan menderita hal serupa di masa mendatang. Di
antara rumusan nasionalisme adalah sebagai berikut:
Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti negara atau bangsa, ditambahkan akhiran isme berarti : 1) suatu sikap ingin mendirikan Negara bagi bangsanya sesuai dengan faham/ideologinya, 2) suatu sikap ingin membela tanah air/Negara dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing (budiyono. 2007: 208).
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nasionalisme adalah suatu faham yang dilandasi timbulnya
rasa kesadaran mencintai terhadap tanah air mereka dilahirkan
2. Indikator-indikator Nasionalisme
a. Sanggup berkorban untuk bangsa dan negara.
b. Mencintai tanah air.
c. Bangga berbangsa Indonesia.
d. Menjunjung tinggi persatuan bangsa dan negara.
e. Memajukan pergaulan untuk persatuab bangsa (Santoso, 2007:16).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak bulan september 2012 sampai
Februari 2013.
4
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di tempat tinggal penulis sendiri dengan menganalisis
adegan dalam film King.
Jenis dan Strategi Penelitian
Jenis dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Adapun penelitian
kualitatif Menurut Aminuddin (1990:16), penelitian kualitatif selalu bersifat
deskriptif artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif
fenomena, tidak berupa angka-angka atau koefisien bilangan antara variable.
Metode Semiotika Roland Barthes menggunakan dua tahap untuk mengkaji
makna dari suatu tanda yaitu dengan pemaknaan denotatif dan konotatif, yaitu
dengan Menganlisis makna yang terkandung dalam adegan-adegan dalam korpus.
Kerena setiap adegan terdapat makna yang ingin disampiakan kepada
penontonnya. sehingga metode penelitian ini menggunakan metode semiotika
Roland Barthes. Pada metode analisisnya akan dibuat tabel kerja analisis untuk
mempermudah dalam menganalisis tanda atau makna yang terdapat dalam setiap
adegan/pengambilan gambar pada film King sebagaimana berikut di bawah ini.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua baik orang, benda atau lembaga yang
sifat atau keadaannya akan diteliti serta terkandung objek penelitian. Subjek
dalam penelitian ini adalah Film King. ini objek penelitiannya adalah Konstruksi
Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, Kajian Analisis Semiotik pada
Film King.
Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat berdasarkan
pengamatan dialog dari adegan ataupun tindakan yang diperankan oleh tokoh dari
film King. Dalam film ini berkisah tentang seorang anak yaitu Guntur yang
berjuang untuk mengharumkan bangsa sebagaimana idolanya yaitu Liem Swi
King yang telah mengharumkan nama bangsa dengan berbagai prestasi yang
diraihnya.
5
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi. Teknik observasi langsung dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan pada
Film King. Sehingga dalam penelitian ini yang diamati atau diobservasi adalah
tindakan adegan atau perilaku dan percakapan oleh tokoh yang diperankan dalam
film King tersebut.
b. Dokumentasi. yaitu peneliti mencari data-data tentang film King dengan
cara melihat dan mengamati langsung setiap adegan melalui pemutaran film.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisis
semiotik, pemakaian analisis semiotik betujuan untuk mengetahui makna-makna
maupun pesan yang terkandung dalam film King
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dengan langkah-
langkah, seperti yang dikemukakan meleong (2004:127-148), yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap pra lapangan, merupakan tahap yang dilakukan mulai dari pembuatan
usulan penelitian sampai memperoleh izin penelitian.
2. Tahap penelitian lapangan. pada tahap ini. Pada tahap ini peneliti
mengumpulkan informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti sebagai
sumber data, setelah sumber data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis
dan selanjutnya data dikumpulkan dan disusun.
3. Observasi. Dalam teknik pengumpulan data dengan cara observasi kegiatan
yang dilakukan adalah mengadakan pengamatan mengenai Bagaimanakah
Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan.
4. Tahap analisis data. Setelah data yang terkumpul cukup memadai dan dirasa
sesuai maka selanjutnya data tersebut dianalisis guna mengetahui
permasalahan yang diteliti.
5. Analisis dokumentasi. Dalam teknik pengumpulan data melalui dokumentasi
ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis dokumentasi yang terdapat
dalam film King.
6
HASIL PENELITIAN
Film King film cerita pertama di dunia yang bercerita tentang olah-raga
Bulutangkis. King adalah karya perdana dari sutradara Ari Sihasale, seorang aktor
senior sekaligus produser yang sukses membuat berbagai film. Film King
diproduksi oleh Alenia Productions yang didirikan oleh Ari Sihasale dan Nia
Zulkarnaen.
Film King ini mengemas drama keluarga sarat dengan pesan pendidikan,
perjuangan, dan nasionalisme. King mengisahkan perjuangan dalam prestasi olah
raga dari seorang anak dari desa, dengan kemauan dan latihan yang keras akan
membawakan hasil
Analisis pada film King dilakukan dengan menggunakan semiotika Roland
Barthes dengan cara menganalisis aspek denotasi, konotasi maupun
sinematografinya. Sehingga dapat diketahui nilai nasionalisme dan kesadaran
kebangsaan yang termuat dalam film King. Analisis yang merepresentasikan nilai
nasionalisme dan kesadaran kebangsaan dalam film King dikelompokan menjadi
3 kategori, antara lain yaitu:
a) Sanggup berkorban untuk bangsa dan negara.
b) Mencintai tanah air.
c) Bangga terhadap bangsa dan negara
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan kerangka teori sebagai landasan untuk mengkaji permasalahan
yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat dirumuskan simpulan teori dari hasil
penelitian ini sebagai berikut:
1. Kesimpulan Teoritis
7
a. Nasionalisme adalah suatu faham kebanggaan dan kecintaan warga Negara
terhadap negaranya sehingga dengan kebanggaan tersebut dapat membawa
pengaruh yang positif terhadap kemajuan negaranya. Dengan adanya nilai
nasionalisme memiliki sikap mencintai negara tempat ia dilahirkan
b. Fungsi dari nasionalisme adalah untuk mencegah terjadinya disintegrasi
bangsa sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud. Setiap warga
negara harus memiliki kesadaran terhadap nilai nasionalisme yang tertanam
dalam diri setiap warga negara.
c. Kesadaran kebangsaan Adalah kesadaran untuk hidup sebagai suatu bangsa
dan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara daripada
kepentingan pribadi. Sehingga dengan begitu seseorang sadar bahwa dirinya
adalah anggota atau warga dari bangsanya.
d. Analisis semiotika merupakan suatu teori ilmu komunikasi yang digunakan
untuk menganalisis mengenai tanda-tanda yang terdapat pada suatu media
massa dalam masyarakat.
2. Kesimpulan Hasil Penelitian
Film King di dalamnya mengandung nilai-nilai dan sikap nasionalisme
ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan sikap nasionalisme dalam
kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh Guntur sebagai pemeran utama dan
tokoh-tokoh lain (pak Tedjo, Raden, Mas Raino), diwujudkan dengan memiliki
kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki sikap rela berkorban demi bangsa dan
negara serta rasa bangga terhadap bangsanya.
Nilai-nilai nasionalisme di tengah keterbatasan tertuang dalam dialog,
gambar, dan alur cerita film. Selain itu, film King dalam hal ini bisa digunakan
untuk media pembelajaran tentang arti pentingnya nilai nasionalisme yang
merupakan manifestasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga
sebuah film dapat digunakan sebagai media pembelajaran di bidang pendidikan.
Implikasi
8
Film dapat memberikan dampak positif bagi penontonnya, apabila kita
sebagai penonton dapat mengambil pesan yang tertuang dalam film. Implikasi
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Jika penonton dapat memahami makna dan tujuan yang terkandung dalam
film King, maka di dalamnya memuat pesan-pesan positif dan
memberikan contoh-contoh dari arti pentingnya pengembangan dan
penanaman nilai nasionalisme dan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebuah negara akan menjadi negara yang besar, jika setiap warga negara
menyadari akan pentingnya sikap nasionalisme.
3. Film juga dapat mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat budaya
bangsa. Maka dengan adanya banyaknya film yang bertemakan
pendidikan, maka akan mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.
4. Jika Sebuah film memiliki berkualitas, maka dapat memberikan manfaat
dan fungsi yang luas bagi bagi penontonya.
5. Jika penonton dapat mengambil nilai positif pada film King, maka film
King sebagai salah satu media penyampai pesan moral yang bersifat
informatif serta maupun memberi solusi atas berbagai permasalahan-
permasahan yang berkembang di masyarakat.
6. Film yang berkualitas sebagai tontonan dan tuntunan.
Saran
1. Terhadap pembuat film
a. Pembuat film hendaknya dapat menghasilkan sebuah film yang memuat
unsur-unsur pendidikan, agar mempunyai dampak positif bagi penontonnya.
b. Pembuat film harus menyadari akan pentingnya film yang bertema
pendidikan, sehingga akan membangun sebuah karakter bangsa.
c. Pembuat film merupakan faktor terpenting dalam membuat film yang
berkualitas, maka harus berfikir dengan keras untuk membuat sauatu film
yang memiliki unsur pendidikan.
2. Terhadap pemirsa
9
a. Setiap pemirsa yang ingin menyaksikan sebuah film hendaknya dapat
memilah dan memilih sebuah film yang mempunyai pesan positif sehingga
dapat memberikan sebuah pendidikan yang bermanfaat.
b. Masyarakat merupakan elemen yang penting dalam pemasaran sebuah film,
oleh karena itu masayarakar harus benar-benar pandai dalam memilih film
sebagai sebuah tontonan.
3. Terhadap Pemerintah
a. Pemerintah harus memberikan support/ dukungan terhadap insan perfilman
untuk lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan sebuah film yang bertema
nasionalisme.
b. Pemerintah harus lebih aktif dalam memberikan arahan terhadap pembuat film
agar tidak membuat film yang lebih mengedepankan unsur negatif.
c. Pemerintah harus lebih aktif melaksanakan program pendidikan sadar bangsa
agar generasi memiliki sikap nasionalisme.
d. Pemerintah harus dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui
sosialisasi tentang arti penting nasionalisme dan kesadaran kebangsaan yang
harus dimiliki oleh setiap generasi muda.
e. Pemerintah harus menggalakan film yang bernuansa nasionalisme.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
a. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang nasionalisme hendaknya mengambil
film yang berbeda.
b. Peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan film King harus meneliti dengan
tinjauan yang berbeda.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan wawasan dan pengetahuan untuk
mengadakan penelitian tentang nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh.
10
Anugrah, Wendi. 2011. Konstruksi Wacana Nasionalisme dan Patriotisme pada Film Merah Putih (Analisis Semiotik pada Film Merah Putih). Skripsi strata 1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiarti Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Budiyono. 2007. Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamiddi. 2008. Metode penelitian kualitatif aplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. Malang: UMM Pres.
http://blognanchoco.blogspot.com/2007/05/semangat-nasionalisme-dan-patriotisme.html. diakses kamis 28 februari 2013 pukul 16:25.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalism) . diakses selasa 10 juli 2012 pukul 15.30.
http://megaputrisenyum. blogspot. com/2010/04/materi-kewiraan. html. diakses 16 juli 2012 pukul 20:15.
http://rachmat-didi.blogspot.com/2010/04/nasionalisme-dan-patriotisme.html. diakses 8 november 2012 Pukul 07.59.
http://vimyza.blogspot.com/2010/05/kesadaran.html. diakses selasa 5 juli 2012 pukul 21:45.
Hutauruk. 1983. Azas-azas Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.
Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga.
Mariana, Feb. Fedlei. Konstruksi Nilai Nasionalisme dan Patriotisme di Era Globalisasi (Kajian Semiotik pada Film Naganonar Jadi 2). Skripsi Strata 1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Maryadi dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS.
Meleong, Lexy. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
11
. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santoso, budi joko. 2007. Pendidikan kewarganegaraan SMK kelas X. Jakarta: yudhistira.
Sobur, Alex. 2006. Analisisteks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soegito. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Pancasila: Untuk Mahasiswa. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Subadi, Tjipto. 2010. Pendidikan kewarganegaraan (civic education). Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Toyibin, M. azis dan A. Kosasih Djahiri. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta:
Rineka Cipta.