Download - Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
1/19
LAPORAN KASUS
KONJUNGTIVITIS VERNAL TIPE PALPEBRA
OCULI DEXTRA ET SINISTRA
Disusun Oleh :
Gading Aryo Putra
1210221011
Kepaniteraan Klinik Departemen Mata
RS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2013
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
2/19
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra Oculi Dextra et Sinistra
Telah disetujui dan dipresentasikan
pada tanggal : September 2013
Disusun oleh :
Gading Aryo Putra 1210221011
Purwokerto, September 2013
Pembimbing,
No. Nama Pembimbing Tandatangan
1. dr. Yulia Fitriani, Sp. M,
2. dr. M. Rifqy Setyanto, Sp. M
3. dr. Dian Putriani, Sp. M
4. dr. Teguh Anamani, Sp.M
KATA PENGANTAR
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
3/19
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini
berjudul Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra Oculi Dextra et Sinistra
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak
sehingga penyusunan laporan ini dapat berjalan dengan lancar dan dengan rendah
hati disampaikan rasa terima kasih kepada semua konsulen di Departemen Mata,
dr. Syarif Djatie, SpM ; dr. M. Rifqy Setyanto, SpM ; dr. Yulia Fitriani, SpM ; dr.
Dian Putriani, Sp.M ; dan dr. Teguh Anamani, SpM.
Penulis menyadari bahwa hasil laporan yang dituliskan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat banyak
kekurangan pada pada laporan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun demi penyempurnaan dalam penulisan.
Purwokerto, September 2013
Gading Aryo Putra
BAB I
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
4/19
PENDAHULUAN
Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi toksik seperti konjungtivitis
vernal, dan moluscum contagiosum.(1)
Konjungtivitis vernalis dikenal juga sebagai catarrh musim semi dan
konjungtivitis musiman atau konjungtivits musim kemarau, adalah penyakit
bilateral yang jarang yang disebabkan oleh alergi, biasanya berlangsung dalam
tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak
terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penyakit ini perlu
mendapatkan penekanan khusus. Hal ini karena penyakit ini sering kambuh dan
menyerang anak-anak, dengan demikian, memerlukan pengobatan jangka panjang
dengan obat yang aman.(2,3)
Allergen sulit dilacak, namun pasien konjuntivitis vernalis kadang-kadang
menampakan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan sensitivitastepung sari rumput. Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada
daerah dingin.(2)
Anatomi & Fisiologi Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis)
dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva
bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan)
dan dengan epitel kornea limbus.2
Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal
sukar digerakkan dari tarsus.
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
5/19
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari
sklera di bawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan
tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar
dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1
Gambar 1. Anatomi Konjungtiva11
Secara histologis, konjungtiva terdiri atas lapisan :
Lapisan epitel konjungtiva, terdiri dari dua hingga lima lapisan sel
epitel silinder bertingkat, superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di
dekat limbus, di atas karankula, dan di dekat persambungan mukokutan pada
tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa.
Sel-sel epitel supercial, mengandung sel-sel goblet bulat atau
oval yang mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan
diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea.
Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial dan di
dekat limbus dapat mengandung pigmen.
Stroma konjungtiva, dibagi menjadi :
Lapisan adenoid (superficial)
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
6/19
Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat
dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum.
Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3
bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada neonatus
bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian menjadi folikuler.
Lapisan fibrosa (profundus)
Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada
lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reksi papiler pada radang
konjungitiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang
struktur dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma.
Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit ada di
forniks bawah. Kelenjar wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.2
KONJUNGTIVITIS VERNALIS
DEFINISI
Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas
(tipe I) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren. (1)
KLASIFIKASI
Terdapat dua bentuk utama konjngtivitis vernalis (yang dapat berjalan
bersamaan), yaitu :
1. Bentuk palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.Terdapat pertumbuhan papil yang besar ( Cobble Stone ) yang diliputi
sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edem, dengan
kelainan kornea lebih berat dari tipe limbal. Secara klinik, papil besar ini
tampak sebagai tonjolan besegi banyak dengan permukaan yang rata dan
dengan kapiler di tengahnya.
2. Bentuk Limbal hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat
membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
7/19
merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus
kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.(1)
ETIOLOGI
Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada
musim panas. Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya
dimulai sebelum masa pubertas dan berhenti sebelum usia 20.(4)
PATOFISIOLOGI
Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang
insterstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I dan IV.
Pada konjungtiva akan dijumpai hiperemia dan vasodilatasi difus, yang dengan
cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang menghasilkan
pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini akan diikuti oleh
hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga terbentuklah
gambaran cobblestone. Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna
putih susu kebiruan sehingga konjungtiva tampak buram dan tidak berkilau.
Proliferasi yang spesifik pada konjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebut
pavement like granulations. Hipertrofi papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang
mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang berat akan disertai keratitis
serta erosi epitel kornea.
Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat vasodilatasi
dan hipertropi yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat yang berat, kekeruhan
pada limbus sering menimbulkan gambaran distrofi dan menimbulkan gangguan
dalam kualitas maupun kuantitas stem cells limbus. Kondisi yang terakhir ini
mungkin berkaitan dengan konjungtivalisasi pada penderita keratokonjungtivitis
dan di kemudian hari berisiko timbulnya pterigium pada usia muda. Di samping
itu, juga terdapat kista-kista kecil yang dengan cepat akan mengalami degenerasi.
(3)
GAMBARAN HISTOPATOLOGIK
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
8/19
Tahap awal konjungtivitis vernalis ditandai oleh fase prehipertrofi. Dalam
kaitan ini, akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil
yang ditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di
antara papil serta pseudomembran milky white. Pembentukan papil ini
berhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel-sel PMN, eosinofil, basofil, dan sel
mast.
Fase vaskular dan selular dini akan segera diikuti dengan deposisi kolagen,
hialuronidase, peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel
radang secara keseluruhan. Deposisi kolagen dan substansi dasar maupun seluler
mengakibatkan terbentuknya deposit stone yang terlihat secara nyata padapemeriksaan klinis. Hiperplasia jaringan ikat meluas ke atas membentukgiant
papilbertangkai dengan dasar perlekatan yang luas. Kolagen maupun pembuluh
darah akan mengalami hialinisasi. Epiteliumnya berproliferasi menjadi 510 lapis
sel epitel yang edematous dan tidak beraturan. Seiring dengan bertambah besarnya
papil, lapisan epitel akan mengalami atrofi di apeks sampai hanya tinggal satu
lapis sel yang kemudian akan mengalami keratinisasi.
Pada limbus juga terjadi transformasi patologik yang sama berupa
pertumbuhan epitel yang hebat meluas, bahkan dapat terbentuk 30-40 lapis sel
(acanthosis). Horner-Trantas dot`s yang terdapat di daerah ini sebagian besar
terdiri atas eosinofil, debris selular yang terdeskuamasi, namun masih ada sel
PMN dan limfosit. (3)
GEJALA
Pasien umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat dan bertahi mata
berserat-serat. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema,
dan lain-lain) dan kadang-kadang pada pasien muda juga. Konjungtiva tampak
putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis
inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu
kali. Setiap papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung
berkas kapiler.
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
9/19
Gambar 1. konjungtivitis vernalis. Papilla batu bata di konjungtiva
tarsalis superior.(5)
Mungkin terdapat sekret mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa
(tanda Maxwell-Lyons). Pada beberapa kasus, terutama pada orang negro turunan
Afrika, lesi paling mencolok terdapat di limbus, yaitu pembengkakan gelatinosa
(papillae). Sebuah pseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea dekat
papilla limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di
limbus pada beberapa pasien dengan konjungtivitis vernalis selama fase aktif dari
penyakit ini.
Sering tampak mikropannus pada konjungtivitis vernal palpebra dan
limbus, namun pannus besar jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada
konjungtiva kecuali jika pasien telah menjalani krioterapi, pengangkatan papilla,
iradiasi, atau prosedur lain yang dapat merusak konjungtiva. (2)
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. (4)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva
untuk mempelajari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak
eosinofil dan granula-granula bebas eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil
dan granula basofilik bebas.(3)
PENGOBATAN
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
10/19
Karena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri, perlu
diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka
pendek, berbahaya jika dipakai jangka panjang.(2)
Opsi perawatan konjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya symptom yang
muncul dan durasinya. Opsi perawatan konjungtivitis vernalis yaitu :
1. Tindakan Umum
Dalam hal ini mencakup tindakan-tindakan konsultatif yang membantu
mengurangi keluhan pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis.
Beberapa tindakan tersebut antara lain:
- Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari
tangan, karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis
dari mediator-mediator sel mast. Di samping itu, juga untuk mencegah
superinfeksi yang pada akhirnya berpotensi ikut menunjang terjadinya
glaukoma sekunder dan katarak.
- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter;
- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa
serbuksari;
- Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak
dengan alergen di udara terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus
dihindari karena lensa kontak akan membantu retensi allergen;
- Kompres dingin di daerah mata;
- Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga
berfungsi protektif karena membantu menghalau allergen;
- Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga
disebut sebagai climato-therapy.
2. Terapi topikal
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
11/19
- Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline
steril dan mukolitik seperti asetil sistein 10%20% tetes mata.
Dosisnya tergantung pada kuantitas eksudat serta beratnya gejala.
Dalam hal ini, larutan 10% lebih dapat ditoleransi daripada larutan
20%. Larutan alkalin seperti 1-2% sodium karbonat monohidrat dapat
membantu melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak
efektif sepenuhnya.
- Antihistamin
- NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi Drugs)
- Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid topikal
prednisolone fosfat 1%, 6-8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian
dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai ke dosis terendah yang
dibutuhkan oleh pasien tersebut. Bila sudah terdapat ulkus kornea
maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat efektif.
- Antihistamin
- Antibakteri
- Siklosporin
- Stabilisator sel mast seperti Sodium kromolin 4% dan Lodoksamid 0,l
%.
3. Terapi Sistemik
- Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik
seperti prednisolone asetat, prednisolone fosfat, atau deksamethason
fosfat 23 tablet 4 kali sehari selama 12 minggu. Satu hal yang perlu
diingat dalam kaitan dengan pemakaian preparat steroid adalah
gunakan dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin.
- Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkan
sebagai pilihan lain, karena kemampuannya untuk mengurangi rasa
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
12/19
gatal yang dialami pasien. Apabila dikombinasi dengan
vasokonstriktor, dapat memberikan kontrol yang memadai pada kasus
yang ringan atau memungkinkan reduksi dosis.
4. Tindakan Bedah
- Berbagai terapi pembedahan, krioterapi, dan diatermi pada papil
raksasa konjungtiva tarsal kini sudah ditinggalkan mengingat
banyaknya efek samping dan terbukti tidak efektif, karena dalam
waktu dekat akan tumbuh lagi. (3,6)
BAB II
LAPORAN KASUS
III.1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. DBS
Jenis Kelamin : Laki-laki
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
13/19
Umur :17 tahun 10 bulan
Alamat : Jl. Perwira Gg 02/01, Sidangan, Cilacap Tengah, Cilacap
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
No. RM : 217110
Status daftar :
Tanggal Pemeriksaan : 21 Agustus 2013.
III.2. Anamnesa
Pasien datang ke RS Wijaya Kusuma pada tanggal 21 Agustus 2013
dengan keluhan mata merah pada mata kanan, keluhan sudah dirasakan sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengakui mengalami rasa gatal pada kedua mata. Pasien
menyangkal adanya mata berair, nyeri, ataupun penurunan pengelihatan. Keluhan
mata merah pernah dialami pasien sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, dengan
keluhan awal disertai rasa gatal. Keluhan muncul disaat pasien melakukanaktivitas yang tinggi dan melakukan aktivitas di depan komputer dalam waktu
yang lama.
Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap bahan tertetntu, makanan,
ataupun obat-obatan, namun pasien mengakui bahwa sering mengalami pilek atau
bersin-bersin pada pagi hari, riwayat asma disangkal.
Keluhan serupa tidak dialami pada anggota keluarga yang lain. Riwayat asma,
alergi pada anggota keluarga tidak diketahui. Riwayat kontak dengan penderita
dengan keluhan serupa tidak diketahui.
II 3. Status Pasien
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
II 4. Status Oftalmologik
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
14/19
OCULUS DEXTER OCULUS SINISTER
0.2 VISUS 0.4
0,8 VISUS DENGAN
KACAMATA SENDIRI
0,8
Tidak dilakukan VISUS KOREKSI Tidak dilakukan
Bergerak ke segala arah,
Keterlambatan gerak (-)
BOLA MATA Bergerak ke segala arah,
Keterlambatan gerak (-)
Trikiasis -, madarosis -, SILIA Trikiasis -, Madarosis -
Hiperemis (-) ptosis (-)
edem (-) ektropion (-)
entropion (-)
PALPEBRA SUPERIOR Hiperemis (-) ptosis (-) edem
(-) ektropion (-) entropion (-)
Hiperemis (-) ptosis (-)
edema (-) ektropion (-)
entropion (-)
PALPEBRA INFERIOR Hiperemis (-) ptosis (-)
edema (-) ektropion (-)
entropion (-)
Hiperemis (-) papil (+)
folikel (-) edema (-)
KONJUNGTIVA
PALPEBRA
Hiperemis (-) papil (+)
folikel (-) edema (-)
Injeksi konjungtiva (+)
injeksi siliar (-)
Selaput (-)
Sekret (-)
Perdarahan (-)
KONJUNGTIVA BULBI Injeksi konjungtiva (-)
injeksi siliar (-)
Selaput (-)
Sekret (-)
Perdarahan (-)
Putih, ikterik (-) SKLERA Putih, ikterik (-)
Jernih, edem (-)
hiperemis (-)
KORNEA Jernih, edem (-)
hiperemis (-)
Dalam BILIK MATA DEPAN Dalam
Coklat IRIS Coklat
Bulat, sentral, reguler,
diameter 3 mm, reflexdirect dan indirect (+)
PUPIL Bulat, sentral, reguler,
diameter 3 mm, reflex directdan indirect (+)
Jernih LENSA Jernih
Tidak dilakukan REFLEKS FUNDUS Tidak dilakukan
Tidak dilakukan KORPUS VITREUS Tidak dilakukan
Normal, palpasi TEKANAN
INTRAOKULAR
Normal, palpasi
Obstruksi -, Hipersekresi - SISTEM KANALIS
LAKRIMALIS
Obstruksi -, Hipersekresi -
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
15/19
II.5. RINGKASAN
Keluhan utama :Mata Merah pada mata kanan.
Keluhan tambahan : Rasa gatal pada kedua mata.
RPD : Keluhan mata merah pernah dialami pasien sejak kurang lebih 3 tahun
yang lalu, dengan keluhan awal disertai rasa gatal. Keluhan muncul disaat pasien
melakuka aktivitas yang tinggi dan melakukan aktivitas di depan komputer dalam
waktu yang lama.
RPK : Tidak ada keluhan yang sama.
RPO :
Hasil pemeriksaan ODS Konjungtiva Palpebra Superior tampak Papil Hipertrofi.
Pada OD konjungtiva bulbi didapatkan injeksi konjungtiva.
II.6. DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
ODS Konjungtivitis Trakoma
II.7. DIAGNOSIS KERJA
ODS Konjungtivitis Vernal tipe Palpebra
II 8. TERAPI
Chlorpeniramin Maleat 4x gtt I ODS
Sodium Cromoglikaf 4x gtt I ODS
Loratadine 2x1
II.9. PROGNOSIS
Quo ad visam : ad bonam / ad bonam
Quo ad sanam : dubia / dubia
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
16/19
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad cosmeticum : ad bonam
II.10. Usulan dan Rencana
Menghindari faktor pencetus, alergen yang berpotensi menyebabkan alergi
pada pasien, dengan menghindari atau menggunakan alat pelindung.
BAB III
ANALISIS KASUS
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, pasien
didiagnosis Konjungtivitis Vernal tipe Palpebra Oculi Dextra et Sinistra.
Pada anamnesis didapatkan keluhan utama berupa mata merah pada mata
kanan. Keluhan sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengakui mengalami rasa gatal
pada kedua mata. Pada pasien ditemukan terdapat injeksi konjungtiva pada mata
kanan, serta didapatkan papil hipertrofi pada konjungtiva palpebra superior oculi
dextra et sinistra.
Pada riwayat penyakit dahulu, keluhan mata merah pernah dialami pasien
sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, dengan keluhan awal disertai rasa gatal.
Keluhan muncul disaat pasien melakukan aktivitas yang tinggi dan melakukan
aktivitas di depan komputer dalam waktu yang lama. Pasien menyangkal memiliki
alergi terhadap bahan tertetntu, makanan atau obat-obatan, namun mengakui
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
17/19
bahwa sering mengalami pilek atau bersin-bersin pada pagi hari, riwayat asma
disangkal.
Pada riwayat penyakit keluarga, tidak ditemukan adanya anggota keluargayang memiliki keluhan serupa. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor
herediter yang berperan dalam terjadinya penyakit ini maupun insiden kontak
dengan anggota keluarga dengan keluhan sama tidak ada.
Pada riwayat pengobatan, pasien belum mendapat terapi apapun untuk
keluhan yang saat ini sedang dialami.
Pada pemeriksaan konjungtiva palpebra superior oculi dextra et sinistra,
terdapat papil hipertrfoi. Injeksi konjungtiva pada oculi dextra didapatkan.
Kemudian riwayat penyakit berulang sejak 3tahun lalu, dan kondisi pilek/bersin
pagi hari memperkuat diagnosis Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra.
BAB III
PENUTUP
Pada pasien ini dengan diagnosisi konjungtivitis vernal tipe palpebrae oculi dextra
et sinistra, dierikan terapi obat mata Chlorpeniramin Maleat tetes 4kali sehari 1
tetes, Sodium Cromoglikaf 4x sehari 1 tetes. Dan obat minum berupa Loratadine
2x sehari.
-
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
18/19
D A F T A R P U S T A K A
1. Ilyas S., 2006.Penuntun Ilmu Penyakit Mataedisi ke-3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, hlm : 133-134.
2. Vaughan, Daniel G., 2000. Oftalmologi Umum edisi ke-4. Jakarta :
Penerbit Widya Medika, hlm : 115-116.
3. Wahid, Dian Ibnu. Konjungtivitis Vernalis. Available on :
http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/.
(Diakses Agustus 2013)
4. Medicastore. Konjungtivitis Vernalis. Available on:
http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vern
alis.html .(Diakses Agustus 2013)
5. PubMed Central Journal list. Vernal Keratoconjunctivitis. Awailable
on: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/. (Diakses
Agustus 2013)
http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/ -
7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra
19/19
6. Optometry. Vernal Keratoconjunctivitis. Available on :
http://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802
aa7cc5b3_schmid20010223.pdf. (Diakses Agustus 2013)
http://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdfhttp://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdfhttp://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdfhttp://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdf