1 | L o m b a K a r y a T u l i s
KONDISI SMART MOBILITY KOTA BANDUNG
Pertanyaan penelitian: Sejauh mana konsep smart city mampu mengatasi kemacetan di Kota
Bandung?
A. Latar Belakang
Kota Bandung sebagai Kota yang memiliki
konsep “smart city” masih menghadapi
permasalahan kemacetan hingga tahun 2019.
Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas
di Kota Bandung diprediksi bisa mencapai Rp
4 triliun per tahun. Angka tersebut diprediksi
akan semakin meningkat seiring dengan terus
bertambahnya jumlah kendaraan pribadi di Kota Bandung.1 Kerugian terbesar terjadi karena
melambatnya produktivitas warga akibat kemacetan tersebut. Begitu juga dengan inefisiensi
penggunaan bahan bakar selama kemacetan.2
Menurut penulis salah satu faktor yaitu mobilitas kota Bandung menjadi salah satu
permasalahan yang dirasakan smart city ini terlihat sebagai angka digital yang menghasilkan
beragam aplikasi dan inovasi digital saja. Mengapa demikian? Warga Bandung masih
dihadapkan dengan permasalahan kemacetan di pagi dan sore hari. Apakah pemerintah telah
memperhitungkan berapa kerugian yang diperoleh warga Bandung ketika menghadapi
kemacetan setiap harinya?, memulai hari dengan macet dan juga mengakhiri hari dengan macet.
Ada waktu terbuang karena kemacetan yang bisa menyita produktivitas warga Bandung yang
mempengaruhi perekonomian warga Bandung.
Kemacetan menjadi salah satu cerminan kondisi mobilitas Kota Bandung. Kemacetan
adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi
kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut
mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadi nya antrian.
Selain itu pula yang memicu kemacetan di Kota Bandung adalah karena tata letak pusat
perbelanjaan seperti Mal atau Dept. Store banyak nya berada di Pusat Kota pula jadi jika
1 Sumber: Kerugian Akibat Macet Kota Bandung Capai Rp 4 Triliun per Tahun. Retrieved: https://www.pikiran-
rakyat.com/ekonomi/2019/03/08/kerugian-akibat-macet-kota-bandung-capai-rp-4-triliun-per-tahun. Diakses
pada Sabtu, 28 September 2019. 2 Ibid
2 | L o m b a K a r y a T u l i s
dianalogikan semua kendaraan akan mengarah pada satu titik hal itu yang memicu kemacetan
terjadi karena semua berlomba ke pusat perkotaan dan juga pusat perbelanjaan di satu sentral
di Kota Bandung.
Jika dilihat sudah banyak kebijakan dilakukan untuk mengatasi kemacetan dengan
berbagai nama dan inovasi yang awalnya diyakini mampu menyelesaikan kemacetan. Namun,
rasanya melupakan sustainability dari kebijakan yang dibuat. Konsep Bandung Smart city
terbagi menjadi , Smart Branding, Smart Governance, Smart Environment, Smart Living,
Smart Economy, Smart Society. Dari konsep tidak memisahkan smart mobility menjadi satu
konsep terpisah, melainkan smart mobility menjadi satu bagian dalam konsep smart living.
B. Pembahasan
Smart City adalah definisi Kota cerdas, yaitu cerdas sistem manajemen nya, cerdas warga
nya dan juga cerdas pemerintah kota nya. Bandung Smart City adalah kota yang berfungsi
secara maksimal dalam mengelola berbagai sumber daya Kota secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan berbagai tantangan dan problematika kota menggunakan solusi inovatif,
terintegrasi dan berkelanjutan dimana teknologi menjadi pendorong tercipta nya solusi tersebut
ditopang infrastruktur yang kuat dan sumber daya manusia yang siap untuk memberikan
layanan kota yang dapat meningkatkan kualitas hidup warga nya menuju Kota Bandung yang
nyaman dan dicintai. 3
Smart city merupakan wujud dari digital governance. Menurut Yu-che Chen, Digital
Governance is the use of ICTs to promote public value via government- led initiative. Sebuah
kota dapat dikatakan smart apabila dapat memenuhi elemen berikut:
Smart economies secara aktif mendukung pendidikan, kualifikasi, penelitian dan
semangat kewirausahaan inovasi, produktivitas, dan fleksibilitas. Perusahaan yang
menawarkan IT, layanan lingkungan dan energi khususnya dianggap sebagai kekuatan
pendorong bagi ekonomi cerdas. 4
Energi dan lingkungan. Mengurangi konsumsi energi dan bahan baku dan manajemen
sumber daya yang futuristik merupakan salah satu perhatian utama kota.5
Pemerintahan. Smart Governance mempromosikan perubahan dalam tata kelola dan
proses koordinasi, dan proses perencanaan dengan partisipasi publik. Administrasi
3 Sumber: https://smartcity.bandung.go.id/. Diakses pada Sabtu, 28 Agustus 2019, pk.08:07. 4 Sumber: https://www.wien.gv.at/stadtentwicklung/studien/pdf/b008403j.pdf. Diakses pada, Sabtu, 28 Agustus
2019,pk.08:22. 5 Ibid
3 | L o m b a K a r y a T u l i s
mendorong kerja sama di antara unit organisasi kota dan kerja sama dengan bisnis,
penelitian (akademisi), masyarakat sipil dan otoritas lokal lainnya. Data digital publik
dapat diakses secara luas untuk memungkinkan transparansi yang lebih besar dan
memungkinkan setiap pihak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.6
Mobility. Smart mobility berarti lalu lintas yang inovatif dan infrastruktur transportasi
yang menghemat sumber daya dan membangun teknologi baru untuk efisiensi
maksimum. Aksesibilitas, keterjangkauan dan keamanan sistem transportasi adalah
faktor penting dalam konteks ini. Fasilitas ramah pengguna baru akan memudahkan
orang untuk beralih ke sistem transportasi terintegrasi yang fokus pada transportasi
ramah lingkungan.7
Society. Peningkatan kualitas hidup setiap orang merupakan hal yang lebih dibutuhkan
daripada inovasi teknis dengan memperhitungkan dimensi sosial. Masyarakat sipil
harus dilibatkan secara aktif. Fokus utama harus pada pendidikan, pembelajaran seumur
hidup, budaya, kesehatan, keselamatan individu, kemajemukan masyarakat dan kohesi
sosial.8
Bagaimana Smart Mobility berdampak ke Smart City?
Kota dapat merespon dan mengintegrasikan perubahan ini ke dalam perencanaan mereka.
Smart City tidak menanggapi masalah lalu lintas dengan membangun lebih banyak jalan;
melainkan harus mencari pilihan lain. Pilihan populer seperti termasuk mendorong lebih
banyak berjalan, bersepeda, dan penggunaan transportasi umum. Opsi baru lainnya termasuk
jaringan sensor yang membantu wisatawan melihat dan menghindari jalan yang macet, dan
data agregat yang dapat memberikan berbagai wawasan kepada warga kota.
Smart Mobility adalah promosi mobilitas berkelanjutan yang menjamin aksesibilitas,
sistem transportasi, manajemen parkir dan solusi masalah lingkungan. Smart Mobility harus
mempengaruhi lingkungan (sistem transportasi yang efisien pada tingkat konsumsi energi),
ekonomi (memaksimalkan produktivitas) dan masyarakat (kualitas hidup yang lebih tinggi bagi
warga kota).9Oleh karena itu, tujuan dari Smart Mobility dapat diringkas dalam hal berikut:
Meningkatkan kualitas hidup warga negara.
Mengurangi dampak lingkungan.
6 Ibid 7 Ibid 8 Ibid 9 Sumber: https://geographica.com/en/blog/what-is-smart-mobility/. Diakses pada Sabtu, 28 September 2019,
pk. 09:22.
4 | L o m b a K a r y a T u l i s
Meningkatkan perencanaan dan efisiensi sarana angkutan umum.
Mengurangi kemacetan dan warga frustrasi.
Optimalkan ruang parkir dan manajemen nya.
Memprioritaskan warga di bidang mobilitas.
C. Kritik
Kebijakan Tidak Berkelanjutan
Pemerintah dan warga Kota Bandung belum berhasil mengatasi kemacetan di Kota Bandung
sebagai kota yang cerdas. Smart Governance harus dapat diimplementasikan ke dalam tiga
unsur dalam tata kelola, yaitu: Pelayanan (Service), Birokrasi (Bureaucracy), dan Kebijakan
(Policy).Dalam mengatasi kemacetan banyak kebijakan yang tidak berkelanjutan, dikarenakan
tidak melibatkan partisipasi warga Bandung dalam proses pembuatan kebijakan. Selain itu
SMART CITY
BANDUNG
SMART
MOBILITY
SMART CITIZEN
SMART
GOVERNANCE
5 | L o m b a K a r y a T u l i s
keterbatasan analisis data yang dimiliki melemahkan kemampuan peramalan pemerintah atas
dampak yang dihasilkan dari kebijakan yang dibuat, atau disebut unintended impact.
Seperti rekayasa jalan yang dilaksanakan di beberapa titik di jalan Kota Bandung pada
bulan Juli tahun 2019. Titik jalannya antara lain kawasan Sukajadi, Setiabudi, Cipaganti dan
Cihampelas. Kebijakan yang dibuat tidak mereduksi tingkat kemacetan di kawasan tersebut
maupun di kawasan lain yang terkena dampaknya. Kebijakan perekayasaan jalan dirasa tidak
menggunakan analisis data jumlah kendaraan dalam waktu tertentu yang menggunakan jalur-
jalur jalan yang direkayasa. Sehingga kebijakan menimbulkan titik macet di kawasan lainnya
seperti di kawasan Pasteur dan Taman Sari di pagi dan sore hari.
Merekayasa jalan bukan lah kebijakan yang mencerminkan adanya pemanfaatan ICT
dalam proses pengambilan keputusan. Tidak berdasarkan data jumlah universitas, sekolah,
jumlah kendaraan yang menggunakan jalur jalan yang direkayasa. Seharusnya ada alternatif
lain yang dibuat sebagaimana penjelasan dalam pembahasan di atas. Sebagai smart governance
harus melibatkan partisipasi masyarakat yang akan terkena dampak rekayasa jalan melalui
pemetaan stakeholder.
Pengelolaan parkir yang salah
Dengan membeludaknya minat pengunjung, juru parkir liar juga menjamur. Orang-
orang yang tidak berseragam layaknya juru parkir resmi bersiaga setiap 3 meter mengarahkan
para pengendara untuk memarkirkan kendaraan di masing-masing area yang mereka kuasai.
Kesemrawutan parkir juga banyak terlihat di sejumlah restoran dan cafe. Dengan area parkir
terbatas, banyak kendaraan yang mengakuisisi trotoar. Momen liburan panjang mulai sejak
Hari Natal hingga perayaan Tahun Baru 2018 menunjukkan lonjakan wisatawan yang
berkegiatan di pusat kota itu. Folmer mengatakan, kondisi parkir yang tak terkendali
menunjukkan manajemen pengelolaan parkir yang salah. Kebutuhan ruang parkir tidak
sebanding dengan ketersediaannya.
Sistem e- parking yang gagal berkontribusi mengatasi kemacetan di Kota Bandung.
Suatu inovasi e-parking/ mesin parkir mandiri yang dibuat oleh pemerintah periode Ridwan
Kamil sesungguhnya adalah salah satu inovasi yang berniat memangkas pungli yang beredar
di jalanan Kota Bandung khususnya parkir dimana sebenarnya penghasilan retribusi parkir
adalah penghasilan yang cukup besar bisa menjadi pendapatan daerah kota Bandung yang
sangat besar namun tidak langsung masuk ke pemerintah karena ada banyak tukang parkir liar
6 | L o m b a K a r y a T u l i s
di setiap tempat perbelanjaan, bahkan di setiap jalan terlihat sekali parkir dimana – mana di
Kota Bandung ini.
Inovasi peletakan mesin yang berada di pinggir jalan yang berdekatan langsung dengan
badan jalan sangat bertentangan dalam mengatasi kemacetan karena seharusnya yang
diharapkan adanya lahan parkir dengan mesin canggih yang sesuai dengan badan jalan Kota
Bandung yang begitu sempit begitu sebuah kota. Disaat dimana- mana dilakukan pelebaran
jalan namun walikota menyetujui membuat mesin parkir di pinggir jalan bisa dilihat seperti di
Sudirman Street mesin parkir ada namun lahan parkir langsung dekat dengan jalan dan tetap
menimbulkan kemacetan.
Perilaku Berkendara Warga Kota Bandung
Selain rekayasa jalan bagaimana kesiapan masyarakat dinilai ketika sebuah kebijakan
dibuat?. Dari aspek warga Bandung sebagai pengguna jalan dinilai masih belum mencerminkan
smart citizen yang bisa mendukung smart mobility. Di dalam sebuah Smart City, interaksi antar
manusia telah bergerak menuju ekosistem sosio-teknis di mana dimensi fisik dan virtual dari
kehidupan warga kota semakin terjalin secara intensif. Interaksi antar-warga terjalin dengan
semakin kuat dan tanpa sekat dengan mediasi teknologi.10Sasaran dari smart society dalam
Smart City adalah mewujudkan ekosistem sosio-teknis masyarakat yang humanis dan dinamis,
baik fisik maupun virtual untuk terciptanya masyarakat yang produktif, komunikatif, dan
interaktif dengan digital literacy yang tinggi. 11
Sebagai sasaran smart society banyak perilaku warga Bandung yang melanggar rambu
lalu lintas parkir di tempat terlarang, mengendarai kendaraan roda dua melintasi trotoar karena
menghindari macet. Memiliki kendaraan bermotor sesuai jumlah keluarga sehingga banyak
kendaraan pribadi menumpuk di waktu tertentu di jalanan dengan tujuan yang sama untuk
sekolah, bekerja, dan lainnya. Kepekaan warga Bandung terhadap fenomena kemacetan
melimpahkan kesalahan sepenuhnya kepada pemerintah, belum peduli akan tindakan preventif
yang bisa dilakukan sebagai warga Bandung untuk membantu mencegah kemacetan.
Selain itu banyak warga Bandung yang berprofesi sebagai ojek online yang tidak patuh
akan rambu lalu lintas dan peka akan dampak perilaku mereka yang senang parkir dan
“mangkal” di sembarang titik yang mengakibatkan kemacetan baru dan volume kendaraan
10 Sumber: https://smartcity.bandung.go.id/. Diakses pada Sabtu, 28 Agustus 2019, pk.08:07. 11 Ibid
7 | L o m b a K a r y a T u l i s
bermotor bertambah di jalanan. Sebagian masyarakat kerap mengeluhkan banyaknya
pengemudi transportasi online yang mangkal dan parkir sembarangan terutama di pusat
keramaian. Bahkan mereka tak jarang pula menyebabkan kepadatan terutama di jam-jam
sibuk.12 Keberadaan transportasi online ini bila tidak diatur dalam regulasi yang benar maka
lambat laun akan menjadi bumerang. Termasuk keberadaan mereka yang sering mangkal
sembarangan. Seharusnya ojek online tidak mangkal di sembarang tempat karena bukan
konsep online sesungguhnya. Pemerintah gagal mengintervensi perilaku ojek online yang
merugikan seperti ini. Selain gagal mengintervensi Bandung sangat gagal menyediakan lahan
parkir yang sesuai dengan jumlah kendaraan yang beraktivitas.
Pemikiran masyarakat Indonesia, khusunya Kota Bandung memiliki prinsip di dalam
pemikirannya adalah masalah yang ada di sekitar mereka ya itu masalah mereka sendiri dan
harus diselesaikan secara sendiri, bukan diselesaikan secara bersama-sama. Mungkin ini juga
yang menjadi penyebab utama mengapa kemacetan yang ada berasal dari personal masyarakat
Bandung itu sendiri. Keegoisan yang tinggi mereka dalam berkendara dan selalu berpikiran
kalo “aku udah bayar pajak, dan yaudah ini jalan punya aku” makanya bisa dibilang kalo dalam
bekendara masih tidak memiliki tingakt etis dalam berkendara. Seharusnya, sebelum mereka
membuat SIM harus ada pelatihan tentang perilaku etis dalam berkendara di jalan raya. Jadi
sebenarnya, yang harus diperbaiki adalah perilaku mereka secara etis dan disiplin di dalam
berkendara.
Factor struktur kota
Kota Bandung merupakan ibu kota provinsi jawa barat sehingga pusat kegiatan
administrasi provinsi jawa barat berada di kota bandung koyta bandung juga banyak tempat
tempat wisaata yang bisa dikunjungi sehingga banyak masyarakat dari luar bandung yang
sering mengunjungi kota bandung sehingga di waktu tertentu khususnya diwaktu liburan
menyebabkan kemacetan di kota bandung.
Tetapi sangat disayangkan struktur kota bandung yang menempatkan tempat wisata dan
tempat kegiatan kegiatan lain nya yang bberada di satu wilayah pusat kota. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa di pusat kota bandung terdapat banyak sekali pusat perbelanjaan yang
jarak nya tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku di kota bandung.
12 Sumber: Ojek Online Sering Mangkal Sembarang Berpotensi Jadi Bumerang Konflik. Siska Nirmala. Retrieved:
https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2019/03/01/ojek-online-sering-mangkal-sembarang-berpotensi-
jadi-bumerang-konflik. Diakses pada Sabtu, 28 September 2019, pk.10:14.
8 | L o m b a K a r y a T u l i s
D. SARAN
Mobilitas pintar harus mengintegrasikan teknologi, sistem, infrastruktur, dan kemampuan,
dimana inovasi adalah sebuah sarana, bukan tujuan. Penekanan pada infrastruktur manusia
menyoroti pembelajaran sosial dan pendidikan. Menuju smart cities yang lebih progresif,
sistem mobilitas harus dimulai dengan orang-orang dari sisi modal manusia. Menurut
Siegele dalam tulisan Papa dan Lauwers (2015), solusi mobilitas pintar bukan hanya
tentang efisiensi energi, tetapi tentang kemampuan untuk berfungsi sebagai bagian integral
dari sistem yang lebih besar yang juga memperhatikan partisipasi, kualitas perkotaan dan
kualitas ruang, modal manusia, pendidikan dan pembelajaran di perkotaan lingkungan.13
Solusi tentang penyediaan transportasi umum harus disertai dengan dukungan –
dukungan masyarakat yang dimulai dari awal perencanaan kebijakan publik. Masyarakat
sebagai pengguna layanan juga memiliki tanggung jawab kolektif yang mengharuskan
adanya perubahan dalam dirinya. Hal ini juga untuk menghindari layanan pemerintah yang
datang secara tiba – tiba yang berdampak pada timbulnya pemikiran dari masyarakat bahwa
mereka bukanlah bagian atau pemangku kepentingan dari program yang dilaksanakan.
Bahwa koalisi luas harus dibentuk untuk melibatkan spesialis, peneliti, akademisi, praktisi,
pembuat kebijakan dan aktivis terutama di bidang teknologi, transportasi, penggunaan
lahan, urusan perkotaan, dan transportasi umum.
Mengadopsi Strategi Munich
Berdasarkan kepada jurnal “Mobilitas Berkelanjutan di Wilayah Metropolitan” yang
dibuat oleh Elsevier B.V. Jurnal ini mengemas tentang sebuah program kebijakan yang
direncanakan atau dibuat oleh Prof.Dr.Markus Mailer, Prof.Dr. Gebhard Wulfhorst,
Prof.Dr. Klaus Bogenberger, Prof.Dr.Sven Kesselring, Martin Keil, dan Michael Reiter.
Mereka adalah orang- orang akademik universitas yang berasal dari Austria, Jerman, dan
juga Denmark yang bekerjasama dengan perusahaan besar yaitu BMW yang diwakilkan
oleh Martin Keil.
Mereka berkolaborasi dan berinisiatif untuk menyelesaikan masalah yang berjudulkan
“Solving Traffic Problem Together”, keresahan akan masalah lalu lintas yang terjadi di
Munich program yang diciptakan ditargetkan selama 25 tahun pengerjaan. Beberapa
program mereka buat untuk merekonstruksi aturan lalu lintas, serta merubah perilaku
berkendara warga di Munich.
13Sumber:https://www.researchgate.net/publication/303179184_Smart_mobility_Opportunity_or_threat_to_innovate_places_and_cities. Diakses pada Sabtu, 28 September 2019.
9 | L o m b a K a r y a T u l i s
Munich telah melakukan prediksi sejak tahun 90-an bahwa mobilitas masyarakat
dimasa mendatang itu akan semakin padat dan diharapkan agar keterhambatan mobilitas
itu tidak terjadi atau lebih tepatnya Munich menyiapkan kebijakan dan program yang
bersifat preventif. Dengan prediksi yang akurat mereka langsung mengangkat mobilitas
penting untuk ditangani sejak dulu karena untuk menangani mobilitas itu membutuhkan
waktu cukup lama untuk menyediakan segala keperluan pendukung mobilitas di Kota
Munich itu lancar .
Hingga pada akhirnya Munich mendapatkan gelar sebagai kota dalam posisi pertama
menjadi kota layak huni dan nyaman di dunia. Munich ini sendiri sejak tahun 90-an sudah
menggaet perusahaan swasta yang popular dan cukup besar di bidang transportasi dan
berasal dari Jerman yaitu BMW. Salah satunya adalah menciptakan ide- ide transportasi
umum ramah lingkungan, transportasi umum yang nyaman sesuai kebutuhan dan
memuaskan masyarakat Munich, bekerja sama dengan para kaum cendikiawan /
pendidikan dari universitas di Munich hingga akhirnya membentuk Inzell Initiative yang
didalamya memilki tugas tugas yang jelas.
Pemerintah Kota Bandung seharusnya meniru atau mengadopsi cara kerja wilayah
Munich yang bekerja sama dengan pihak swasta khusunya BMW yang dibentuk menjadi
inzell initative yaitu merupakan sebuah kerjasama swasta public di kota munich dan BMW
sejak tahun 1995 untuk membahas bersama” masalah lalu lintas dan mencari solusi diluar
solusi politik. Pertama kali kelompok inzell ini berfokus terutama pada solusi dan
kesepakatan untuk isu yang telah dibahas sangat konfrontatif selama bertahun-tahun tanpa
hasil seperti lahan parkir di pusat kota dan juga manajemen lalu lintas.
Latar belakang tantangan masa depan untuk memperbaiki maslaah mobilitas dan
pelayanan lalu lintas juga berpengaruh dengan perilaku mobilitas orang. Para peserta
iniciative munich ini mengatakan membutuhkan 25 tahun kedepan untuk mewujudkan
mobilitas yang diinginkan. Namun hingga pada akhirnya, semua mitra berkomitmen
iniciative ini dikembangkan hingga tahun 2050 mendatang dalam proyek kerja sama.
Lingkungan perkotaan yang dipilih adalah daerah yang ada dan perkembangan baru di
pusat kota serta lokasi peripheral yang harus dikembangkan dalam kasus referensi mobilitas
berkelanjutan.
Berikut adalah hal-hal yang dibutuhkan pemerintah untuk mnegadopsi program yang
dilakukan oleh inzell iniciative:
a. Ada 3 kelompok kerja dengan tugas yang berbeda
¶ Aksesibilitas: struktur kota dan penyediaan kendaraan
10 | L o m b a K a r y a T u l i s
¶ Ekspektasi oengguna dan pendekatan pelanggan
¶ Tindakan teknis, operasi dan pemeliharaan, infrastruktur.
Semua tugas melibatkan sekolompok ahli dari berbagai bidang keahlian. Setiap tugas terdapat
empat sampai lima langkah-langkah spesifik yang diuraikan. Tujuan dari masing-masing
kelompok kerja:
Aksesibilitas: Struktur
kota dan penyediaan
kendaraan
Harapan pengguna dan
pendekatan pelanggan
Tindakan teknis, operasi
dan pemeliharaan,
infrastuktur
Memperkuat dan
melengkapi jaringan
transportasi public yang
ada
Meningkatkan pengetahuan
dan harapan pelanggan
Mendorong mobilitas
alternative dan konsep
transportasi publik
Kebijakan aktif unttuk
infrasrtuktur
trasnportasi, mendorong
pengembangan
berorientasi transit
Menciptakan tesisi untuk
harapan pelanggan di masa
mendatang
Rencana utama untuk konsep
propulsi alternative:
mendirikan Munich sebagai
pusat kompetensi.
Memastikan kualitas
perkotaan untuk struktur
local dan mobilitas di
daerah sekitar.
Mendeskripsikan tujuan
untuk perilaku mobilitas
masa mendatang
Manajemen lalu lintas untuk
kota dan wilayah termasuk
semua mode transportasi
Menganalisis dan
merencanakan dalam
skala regional untuk
pemecahan masalah
umum
Menjelaskan strategi
pendekatan pelanggan di
masa mendatang
Membentuk dukungan untuk
langkah-langkah infrastuktur
Kerjsama yang erat
antara pengembangan
spasial dan perencanaan
mobilitas
Mengembangkan suatu
strategi campuran untuk
membiayai pembangunan
dan pemeliharaan
infrastuktur lalu lintas.
11 | L o m b a K a r y a T u l i s
Hasil dari tujuan diatas, ada sebelas program bidang utama platform inzell yang bisa ditiru oleh
pemerintah Kota Bandung, yaitu:
1. Pembangunan structural daerah pemukiman harus diarahkan ke jaringan transportasi
umum.
2. Semakin dekat ke pusat kota, semakin rendah proporsi lalu lintas mobil seharusnya.
3. Lewat lalu lintas harus dijauhkan dari daerah padat penduduk
4. Mereka yang ingin menenangkan arus lalu lintas di daerah, pemukiman harus
memusatkan lalu lintas pada arteri utama
5. Manajemen lalu lintas koperasi memungkinkan kinerja system transportasi yang akan
di dorong dan ditingkatkan.
6. Transportasi umum local memiliki prioritas
7. System park and ride sebagai sarana jaringan moda trasnportasi yang berbeda perlu
ditingkatkan.
8. Konsep manajemen ruang parkir harus dibuat untuk kota
9. Di area transportasi individual, lalu lintas komersial dan perdangangan memiliki
prioritas
10. Trasnportasi barang harus di optimalkan dengan mempromosikan system logistic
11. Lalu lintas harus dihindari dengan mendorong pemilik mobil untuk membawa lebih
banyak orang dikendaraan mereka.