LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
KONDISI DAERAH STUDI
2.1 Umum
Kabupaten Malang terdiri dari 33 kecamatan, 374 desa dan 12 kelurahan.Terletak pada posisi geografis 112 O 17 1 – 122 O 57 1 Bujur Timur dan 7 O 44 1 – 8 O 26 1
Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Malang dikelilingi oleh gunung/pegunungan Semeru,Bromo, Arjuno, Welirang, Kelud dan Kawi, berhawa sejuk dengan suhu rata-rata 25, 75 O
C.
Wilayah Kabupaten Malang secara administratif dan geografis mempunyai bataswilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara-Timur : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo
Sebelah Barat : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar
Sebelah Barat-Utara : Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto
Wilayah Kabupaten Malang ditinjau dari segi hidrotopografi dapat digolongkanmenjadi 3 bagian kawasan yaitu :
Kawasan Selatan, merupakan daerah pegunungan dengan bukit-bukit rendah,sebagian kecil merupakan daerah dataran, Sungai-sungai dengan Daerah AliranSungai (DAS) relatif kecil, mengalir deras ke pantai selatan (Samudera Hindia).
Kawasan Tengah, merupakan daerah pegunungan dengan puncak-puncakgunung/pegunungan yang tinggi (G. Semeru, G. Bromo, G. Arjuno, G. Welirang danG. Kawi), sebagian kaki pegunungan/daerah lembah merupakan dataran, subur danbanyak dimanfaatkan lahan pertanian, kebun dan pemukiman.
Kawasan utara, merupakan lereng pegunungan dan sedikit dataran, serta menjadidaerah tangkapan air yang subur untuk sistem sungai yang mengalir ke Laut Jawa
Sedangkan sungai-sungai yang mengalir di Malang dan mempunyai pengaruh yangbesar bagi perekonomian agraris di wilayah studi yaitu:
Kali Brantas : Bermata air di Dukuh Sumber Brantas, Desa Tulungrejo Kota Batu,membelah wilayah Kota dan Kabupaten Malang menjadi dua danberakhir di Bendungan Karangkates.
Kali Konto : Mengalir melintasi wilayah Kecamatan Pujon dan Ngantang dan berakhirdi Bendungan Selorejo (Ngantang).
II - 1
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Kali Lesti : Bermata air di Pegunungan Semeru, mengalir di bagian timur wilayahKecamatan Turen, Dampit dan sekitarnya. Disamping puluhan anaksungai yang mempunyai arti penting bagi kebutuhan irigasi dan airminum.
Kali Amprong : Mengalir di bagian Timur wilayah Kecamatan Poncokusumo danTumpang.
Kali Metro : Mengalir di bagian Barat Selatan, melalui wilayah Kecamatan Dau,Wagir, Pakisaji, Kepanjen dan berakhir di Sungai Brantas.
Sebagian potensi sumber daya air berupa air permukaan (sungai), sumber-sumberair dan air tanah dangkal telah dikembangkan untuk pertanian, perikanan/peternakan,industri dan domestik. Tetapi sebagian besar potensi sumber daya air belum dapatdimanfaatkan misalnya potensi air di Kawasan Selatan, potensi tenaga hidro dan potensiair untuk keperluan domestik.
2.2 Meteorologi dan Klimatologi
Kabupaten Malang termasuk wilayah dengan iklim tropis dengan angin bertiupterus-menerus, temperatur rata-rata antara 23 – 25 0C, dengan kelembaban berkisarantara 70 – 80 % yang sejuk dan kering dan curah hujan yang tinggi. Wilayah KabupatenMalang sebagaimana wilayah Pulau Jawa pada umumnya mempunyai musim penghujandan musim kemarau yang dipengaruhi oleh angin muson. Musim penghujan terjadi padabulan April-Oktober, sedang musim kemarau pada bulan September-Maret. Tetapi padabeberapa tahun belakangan ini perubahan musim terjadi tidak menentu diakibatkanadanya perubahan pada kondisi daerah setempat terutama dengan semakinberkurangnya fungsi hutan lindung.
Dengan bersumber dari Aboretum di Dusun Junggo, Desa Sumber Brantas KotaBatu. Sungai Brantas mula-mula terbentuk dari barisan pegunungan aktif Gunung Kelud(1.731 m). Semburan dari pegunungan tersebut menyebabkan kerusakan serius terhadapdaerah aliran sungai dimana pada waktu itu memberi bentuk formasi dataran alluvialyang subur.
II - 2
Gambar 2.1 Sumber Air Sungai Brantas
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Lokasi studi ini berada pada Daerah Pengaliran Sungai Brantas, yang terletakpada 7O1’ LS – 8O15’ LS dan 110O30’ BT – 112O55’ BT. Dengan dilewatinya garis equatorzona angin bagian Barat, Daerah Pengaliran Sungai Brantas terbagi menjadi musimpenghujan dan musim kemarau, mempengaruhi angin tropis. Rata-rata hujan tahunan2.000 mm di daerah aliran sungai, 3.000 mm di area pegunungan, dan 1.500 mm didaerah dataran rendah. Curah hujan terbesar khususnya bisa kita lihat pada bagianselatan lereng gunung Arjuno.
Pola aliran sungai pada umumnya berpola dendritik atau berbentuk bulu-buluburung dimana anak-anak sungai mengalir pada lembar perbukitan menuju sungai utamayaitu Sungai Brantas. Sungai ini merupakan sungai utama dari anak-anak sungai yangberasal dari Gunung Arjuno, Gunung Semeru dan Gunung Kawi.
Beberapa DPS yang berada di wilayah Kabupaten Malang antara lain DPS Bango,Metro, Amprong, Lesti, Barek, Segoro Larung dan Genteng yang semuanya bermuara diSungai Brantas.
2.3 Topografi dan Geologi
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Malang sangat beragam, secara umummerupakan dataran tinggi yang berbukit-bukit dan bergunung, sedangkan Malang Selatansebagian besar merupakan dataran rendah sampai pantai. Topografi wilayah KabupatenMalang secara umum dibedakan menjadi lima golongan yaitu:
Daerah dataran rendah terletak pada ketinggian 250-500 m diatas permukaan airlaut
Daerah Dataran Tinggi
Daerah Perbukitan Kapur
Daerah Lereng Gunung Kawi - Gunung Arjuno (500 – 3300 m diatas permukaan airlaut - dpal)
Daerah Lereng Tengger-Semeru di Bagian Timur (500 - 3600m dpal).
Sedangkan kondisi geologi di wilayah Kabupaten Malang ini umumnya merupakan daerahdataran tinggi, dengan dipagari oleh:
Utara : Gunung Anjasmoro (2.277m) dan Gunung Arjuno (3.399 m)
Timur : Gunung Bromo (2.392m) dan Gunung Semeru (3.676m)
Selatan : Pegunungan Kapur (650m) dan Gunung Kawi (2.625m)
Barat : Gunung Kelud (1.731m)
Jenis tanah di Kabupaten Malang pada umumnya terdiri dari tanah alluvial danlatosol. Dari jenis tanah tersebut yang mempunyai tingkat kesuburan tanah cukup tinggiadalah jenis tanah alluvial. Jenis tanah ini sangat potensial untuk budidaya pertaniankarena disamping subur juga tidak peka terhadap erosi.
Tekstur tanah di Kabupaten Malang sebagian besar adalah granular sangat halus.Sifat tanah yang bertekstur granular sangat halus baik untuk budidaya maupun non
II - 3
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
budidaya. Pada tanah yang bertekstur granular sangat halus semua tanaman dapattumbuh dengan baik dan tahan terhadap erosi. Dengan demikian di Kabupaten Malangmemiliki lahan yang cukup luas untuk ditanami semua tanaman dengan baik dan tahanterhadap erosi.
2.4 Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di Kabupaten Malang sebagian besar antara lain berupa tegalansebesar 29% dan dan sebagian besar lainnya berupa hutan 26% dan persawahan 20%. Sedangkan untuk permukiman hanya 16% dari seluruh lahan di Kabupaten Malang.Sebagian besar penggunaan lahan beserta luasannya dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1. Luas Tata Guna Lahan Daerah Pengaliran Sungai Kabupaten Malang
Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka 2005
2.5 Luas DPS di Kabupaten Malang
Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Malang, wilayah alirannya terbagi atas9 Daerah Pengaliran Sungai (DPS), dengan luas masing-masing daerah pengaliran sungaidapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2.2. Nama Dan Luas DPS di Kabupaten Malang
II - 4
No DPS Sawah TegalPekarangan/ Permukiman
Perkebunan Hutan Luas DPS
1 Lesti 17.511,59 17.237,63 15.350,93 7.891,05 13.841,80 71.833,01 2 Barek 1.710,93 2.962,05 2.103,38 921,76 1.743,01 9.441,14 3 Genteng 3.985,18 10.591,87 7.411,70 7.682,36 6.084,47 35.755,58 4 Konto 1.533,53 3.230,82 678,99 385,95 10.120,21 15.949,50 5 Brantas 22.580,90 15.669,08 13.103,84 2.253,39 7.800,36 61.407,58 6 Bango 3.194,57 7.119,51 2.602,55 284,78 2.748,09 15.949,50 7 Amprong 10.109,72 24.582,22 6.085,00 942,30 39.595,08 81.314,32 8 Metro 6.025,27 5.381,42 2.949,85 4.744,42 4.280,93 23.381,88 9 Segoro Lor 4.214,00 16.550,97 5.239,82 342,64 5.250,26 31.597,68
Luas Tiap guna lahan 70.865,70 103.325,57 55.526,06 25.448,64 91.464,21 346.630,19
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Malang
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Peta DPS sungai-sungai di wilayah Kabupaten Malang selanjutnya disajikan pada Gambar2.2.
2.6 Kondisi Daerah Irigasi DI Kabupaten Malang
Kondisi lahan di Kabupaten Malang bagian utara relatif subur, sementara disebelah selatan relatif kurang subur. Masyarakat Malang umumnya bertani, terutamayang tinggal di wilayah pedesaan Sebagian lainnya telah berkembang sebagaimasyarakat industri.
Secara umum kondisi lahan di Kabupaten Malang merupakan daerah pertanianyang memanfaatkan air irigasi teknis. Daerah Irigasi Kedungkandang merupakan daerahirigasi yang air irigasinya memanfaatkan dari aliran Sungai Amprong dengan luas DaerahPengaliran Sungai 94,41 Km2. Sedangkan untuk Daerah Irigasi Molek air irigasimemanfaatkan dari aliran Sungai Brantas dengan luas Daerah Pengaliran Sungai 159,49Km2. Dan secara umum daerah studi merupakan daerah pegunungan yang masih hijau,serta daerah pertanian yang subur.
Daerah Irigasi Kedungkandang mengambil air dari Sungai Amprong berada di DPSAmprong, sedangkan untuk Daerah Irigasi Molek memanfaatkan air Sungai Brantas.Secara lebih jelas kondisi daerah irigasi di Kabupaten Malang dapat dilihat pada Gambar2.3.
Kabupaten Malang dengan luas areal pertanian yang cukup besar seluas kuranglebih 48.000 Ha dimana sistem pemberian air irigasinya dikelola oleh Unit PelaksanaTeknis Dinas Pengairan Daerah (UPTD) yang berada dibawah koordinasi Dinas PengairanKabupaten Malang dan bertanggung jawab terhadap daerahnya masing-masing Adapunkondisi dan lokasi UPTD-UPTD tersebut seperti disajikan pada Tabel 2.3. dan Gambar2.4.
Seperti yang tertuang dalam kerangka acuan kerja, bahwa studi ini secaraspesifik mengambil lokasi Daerah Irigasi Kedungkandang dan Daerah Irigasi Molek.Dimana kedua daerah irigasi ini adalah daerah irigasi yang secara garis koordinasinyaberada pada dua UPTD berbeda. Daerah Irigasi Kedungkandang merupakan daerah Irigasiyang berada pada UPTD Bululawang, sedangkan Daerah Irigasi Molek berada dibawahpengelolaan UPTD Kepanjen.
II - 5
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Tabel 2.3. UPTD-UPTD di bawah koordinasi Dinas Pengairan Kabupaten Malang
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Malang
II - 6
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2.7 Kondisi Eksisting Daerah Studi
2.7.1 Kondisi Daerah Irigasi
Daerah Irigasi Kedungkandang memanfaatkan air irigasi dari Dam Kedungkandangyang berada di Desa Kedungkandang, yang merupakan salah satu bangunan pengambilandi Daerah Pengaliran Sungai Amprong. Daerah Irigasi Kedungkandang mempunyai luasbaku sawah sebesar 5.217 Ha, yang terbagi dalam 25 desa di Kecamatan Bululawang danGondanglegi. Dan panjang saluran Irigasi dari saluran primer sampai tersier sepanjangkurang lebih 50.438 m.
Sedangkan Daerah Irigasi Molek merupakan daerah irigasi yang mengambil airdari Sungai Brantas melalui Intake Dam Blobo di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kepanjen.Pada Dam Blobo mempunyai pintu pengambilan sebanyak 5 (lima) buah, yangmengalirkan ke sawah dengan luas baku sawah 3.974 Ha dengan debit rata-ratapengambilan intake berkisar antara 1.121 l/det hingga 9.992 l/det, yang semuanyaterbagi menjadi 6 (enam) kejuron, antara lain :
Kejuron Penarukan, dengan luas baku sawah 631 Ha
Kejuron Kepanjen, dengan luas baku sawah 618 Ha
Kejuron Talangagung, dengan luas baku sawah 738 Ha
Kejuron Slorok, dengan luas baku sawah 789 Ha
Kejuron Sambigede, dengan luas baku sawah 657 Ha
Kejuron Sumberpucung, dengan luas baku sawah 541 Ha
Dengan potensi lahan pertanian yang cukup besar tersebut maka diperlukanpenanganan yang begitu tertata, efisien dan efektif. Dengan penataan yang bagus danpemerataan pembagian air irigasi maka daerah irigasi pada lokasi studi dapatberkembang dengan bagus.
II - 7
Gambar 2.5 Kondisi Lahan Pertanian pada D.I.Kedungkandang
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2.7.2 Pola Tata Tanam Global (RTTG)
Rencana Tata Tanam Global merupakan rencana tata tanam yang dibuat untukDaerah Irigasi (DI) yang menunjukkan rencana tata tanam secara keseluruhan yangmenyangkut luas areal dengan pola tanam, jadwal pengolahan tanah sertapenanamannya dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan alokasi air yangtersedia. Rencana Tata tanam Global ini merupakan hasil keputusan Panitia Irigasi didaerah kabupaten berdasarkan perhitungan teknis instansi Dinas Pengairan dan instansiterkait yang telah ditandatangani oleh Bupati.
Pemberian air irigasi untuk memenuhi kebutuhan di lahan pertanian yang dapatdialirkan dari bangunan utama (intake) berdasarkan permintaan diperlukan suatu polatanam. Penetapan Pola Tata Tanam yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerah yangbersangkutan sangat mempengaruhi pada usaha peningkatan hasil produksi. Pola TataTanam mempunyai arti yaitu susunan rencana penanaman berbagai jenis tanamanselama satu tahun dimana di Indonesia umumnya dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenistanaman yaitu Padi, Palawija dan Tebu (Anonim, 1997 : IV-12). Ketersediaan debit padaDaerah Irigasi yang bersangkutan sangat mempengaruhi untuk mendapatkan luas tanamyang seluas-luasnya, selain itu kebiasaan petani terhadap jenis tanaman yang akandibudidayakan dan jadwal tanamnya di suatu jaringan irigasi mempengaruhiperencanaan dan persiapan pola tanam serta jadwal tanam.
Pola Tata Tanam menyangkut hal-hal sebagai berikut : (Anonim, 1999 : 4)
Pengaturan jenis dan luas tanaman.
Pengaturan waktu tanam dan pengeringan.
Pengaturan lokasi tanaman.
Pengaturan kebutuhan air.
Tujuan dari ditetapkannya Pola Tata Tanam adalah sebagai berikut :
1. Menghindari ketidakseragaman tanaman
II - 8
Gambar 2.6 Kondisi pertanian di Daerah Irigasi Molek
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2. Dengan jadwal tanam yang telah ditentukan akan memudahkan dalam prosespenanaman dan pengelolaan air irigasi
3. Menjaga tingkat kesuburan lahan
4. Peningkatan efisiensi irigasi dan hasil produksi pertanian
5. Penggunaan air seefektif dan seefisien mungkin
Pola tata tanam yang ada saat ini pada Daerah Irigasi Kedungkandang menurutRTTG baik di Kecamatan Bululawang maupun di Kecamatan Gondanglegi secara umumadalah Padi-Palawija(tebu)-Palawija untuk luas lahan pertanian sebesar 4.582 Ha.Dengan prosentase penanaman padi pada musim hujan 48 %, tanaman tebu 41 % dantanaman palawija lain adalah 11 %. Sedangkan pada musim kemarau yaitu antara bulanPebruari hingga Oktober tanaman tebu penanamannya seluas 41 % dari luas seluruhlahan pertanian dan untuk tanaman palawija adalah sebesar 52 % dari seluruh lahanpertanian dan sisanya terdapat tanaman padi.
Secara umum pola tata tanam yang dilaksanakan petani pada Daerah IrigasiKedungkandang sudah mengikuti Rencana Tata Tanam Global, seperti disajikan padaTabel 2.4. Pada Daerah Irigasi Kedungkandang, jenis tanaman yang paling banyakdikembangkan oleh para petani adalah tanaman padi dan tebu. Hal ini dapat dibenarkansesuai dengan kondisi pada daerah irigasi Kedungkandang sesuai dengan pengamatanyang dilakukan secara langsung pada saat survey yang kebanyakan ditanami padi dantebu.
Sedangkan pola tata tanam yang ada pada Daerah Irigasi Molek menurut RTTGsecara umum adalah Padi-Padi-Palawija untuk luas lahan pertanian sebesar 3.974 Ha,dapat dilihat pada Tabel 2.4. Dengan prosentase penanaman padi pada musim hujan 100 % dan pada musim kemarau yaitu antara bulan Pebruari hingga Oktober untuktanaman palawija adalah sebesar 97 % dari seluruh lahan pertanian dan sisanya terdapattanaman padi dan tebu. Pada Daerah Irigasi Molek jenis tanaman yang paling banyakdikembangkan oleh para petani adalah tanaman padi, sesuai dengan rencana pola tatatanam global.
II - 9
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Tabel 2.4. Rencana Tata Tanam Global (RTTG) Daerah Irigasi Kedungkandang dan Molek untuk Musim Hujan (MH) 2004/2005 dan
Musim Kering (MK) 2005
No Daerah Irigasi/Baku Sawah (Ha)
BakuSawah(Ha)
Golongan
Padi Tebu Palawija (dll)Musim Hujan Musim Kering I Musim Kering II
MH(Ha)
MK1(Ha)
MK2(Ha)
MH(Ha)
MK1(Ha)
MK2(Ha)Tgl. Awal
tanamTgl. tutup
tanam
LuasTanam(Ha)
Tgl. Awaltanam
Tgl. tutuptanam
LuasTanam(Ha)
Tgl. Awaltanam
Tgl. tutuptanam
LuasTanam(Ha)
1. IS Ked. Kandang 633 I 01/11/200420/01/200
5 46201/03/200
520/05/200
5 248 - - 0 171 171 171 0 214 462 633 II Bululawang III
IS Ked. Kandang 3949 I 01/11/200431/01/200
5 86301/03/200
510/05/200
5 15501/07/200
420/09/200
5 25 539 539 539 111 748 878
3949 II01/01/200
520/02/200
5 271 11/05/200530/05/200
5 65 694 694 694 197 474 539
Gondanglegi III21/01/200
528/02/200
5 58501/06/200
520/06/200
5 107 472 472 472 217 695 802
Jumlah I 01/11/200431/01/200
5 132501/03/200
520/05/200
5 40301/07/200
420/09/200
5 25 710 710 710 111 962 1340
4582 II01/01/200
520/02/200
5 271 11/05/200530/05/200
5 65 694 694 694 197 474 539
III21/01/200
528/02/200
5 58501/06/200
520/06/200
5 107 472 472 472 217 695 802
2. IS Molek 3974 I 01/11/200410/01/200
5 340501/03/200
510/04/200
5 183101/07/200
510/08/200
5 75 0 49 49 0 1525 3281
3974 II01/01/200
531/01/200
5 56901/04/200
530/04/200
5 299 270 569
III
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Malang, 2005
II - 10
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2.7.3 Data Teknis Daerah Irigasi
Kondisi teknis daerah irigasi pada lokasi studi secara umum seperti ditunjukkanpada uraian di bawah ini:
1. DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG
UPTD Bululawang
Jaringan Irigasi : Kedung Kandang
Nama Bendung : Bendung Kedung Kandang
Lokasi Desa : Kedung Kandang
Kecamatan : Kedung Kandang
Luas areal : 633 Ha
Klasifikasi Jaringan Irigasi : Teknis
Jumlah bangunan
Alat Ukur : 12
Bagi sadap : 2
Sadap : 5
Pelimpah : 2
Talang : 1
Bangunan lain : 11
UPTD Gondanglegi
Jaringan Irigasi : Kedungkandang
Nama Bendung : Bendung Kedung Kandang
Lokasi Desa : Kedung Kandang
Kecamatan : Kedung Kandang
Luas areal : 3949 Ha
Klasifikasi Jaringan Irigasi : Teknis
Jumlah bangunan
Alat Ukur : 39
Bagi sadap : 3
Sadap : 29
Talang : 1
Gorong-2 : 5
Got Miring : 2
Terjunan : 30
Pembilas : 1
Bangunan lain : 51
II - 11
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2. DAERAH IRIGASI SALURAN INDUK MOLEK
UPTD Kepanjen
Jaringan Irigasi : Molek
Nama Bendung : Bendung Blobo
Lokasi Desa : Sukoharjo
Kecamatan : Kepanjen
Luas areal : 3974 Ha
Klasifikasi Jaringan Irigasi : Teknis
Jumlah bangunan
Bendung : 1
Alat Ukur : 94
Bagi sadap : 12
Sadap : 33
Pelimpah : 2
Talang : 4
Siphon : 1
Gorong-gorong : 27
Terjunan : 32
Pembilas : 5
Bangunan lain : 54
2.7.4 Kondisi Saluran D.I. Kedungkandang dan D.I. Molek
Saluran induk di D.I Kedungkandang terbagi atas 2 saluran, yaitu saluran indukyang menuju daerah irigasi di bawah lingkup kerja UPTD Gondanglegi, serta saluraninduk yang menuju daerah irigasi di bawah lingkup kerja UPTD Bululawang. Keduasaluran induk tersebut terbuat dari pasangan batu kali, dengan kondisi teknis masing-masing saluran pada saat ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4. Kondisi Teknis Saluran Induk D.I Kedungkandang pada UPTD Gondanglegi
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Malang, 2005
1 Panjang Salurana. Saluran Induk 15,137 km (BIK.7 - BIK.23 c)/Saluran Induk Kedung Kandangb. Saluran Sekunder 12,551 km (BIK17 - BGR.3)/Saluran Sekunder Ganjaranc. Saluran Tersier 0,00 km
2 Kondisi Salurana. Saluran Induk Sebagian besar terdiri dari saluran pasangan miring 1 : 1
Kondisi saat ini tidak dapat dipergunakan secara maksimal karena banyaknyatumbuhan liar pada saluran, antara lain : enceng gondok serta tingginya tingkattingkat sedimentasi
b. Saluran Sekunder Sebagian besar terdiri dari saluran pasangan miring 1 : 1 Kondisi saat ini masih bagus dan dapat dipergunakan dengan baik
c. Saluran Tersier -3 Kondisi Bangunan
a. Saluran Induk Kondisi bangunan sebagian besar masih baikb. Saluran Sekunder Kondisi bangunan sebagian besar masih baikb. Saluran Tersier -
II - 12
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Tabel 2.5. Kondisi Teknis Saluran Induk D.I Kedungkandang pada UPTD Bululawang
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Malang, 2005
Kondisi bangunan induk pada D.I Kedungkandang, yaitu Bendung Kedungkandangkondisinya masih baik akan tetapi banyak ditumbuhi tanaman liar. Pintu pembilasberjumlah 2 buah terdapat di sebelah kiri dengan masing-masing lebar b = 1.85 m, h =2.0 m, H = 5.70 m dan 1 buah terdapat di sebelah kanan dengan b = 1.75 m, h = 2.0m, H = 5.70 m. Untuk kondisi bangunan di saluran sekunder sebagian besar masih baik.
Daerah Irigasi Molek dengan luas baku sawah irigasi 3.974 Ha yang terbagi dalam85 petak tersier yang daerah pertaniannya meliputi 21 desa yang berada di wilayahadministrasi Kecamatan Kepanjen, Sumber Pucung, Kromengan dan Ngajum yangseluruhnya berada di wilayah Kabupaten Malang.
Saluran Induk Molek ini berada di bawah lingkup kerja UPTD Kepanjen, dengankondisi teknis pada saluran saat ini adalah sebagai berikut :
1 Panjang Salurana. Saluran Induk 4.472,010 km (BIK.4 - BIK.7)/Saluran Induk Kedung Kandangb. Saluran Sekunder 0,00 kmc. Saluran Tersier 0,00 km
2 Kondisi Salurana. Saluran Induk Sebagian besar terdiri dari saluran pasangan miring 1 : 1
Kondisi saat ini masih bagusb. Saluran Sekunder -c. Saluran Tersier -
3 Kondisi Bangunana. Saluran Induk Kondisi bangunan sebagian besar masih baikb. Saluran Sekunder -b. Saluran Tersier -
Gambar 2.7 Kondisi Sal.Primer Kedungkandang
II - 13
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Tabel 2.6. Kondisi Teknis Saluran Induk D.I Molek pada UPTD Kepanjen
Sumber : Dinas Pengairan Kabupaten Malang, 2005
Sedangkan saluran pembuang sepanjang 3.316 Km, merupakan saluran alam danberfungsi dengan baik, tetapi kurang pemeliharaan. Secara umum kondisi bangunan dansaluran irigasi di DI Molek masih bagus.
Gambar 2.9 Kondisi Saluran Pembuang DI Molek
1 Panjang Salurana. Saluran Induk 17,546 km (B.0 - B.Z/Y)/Saluran Induk Molekb. Saluran Sekunder 21,618 km (B.B- B.B4)/Saluran Sekunder B s/d Zc. Saluran Tersier 0,00 km
2 Kondisi Salurana. Saluran Induk Sebagian besar terdiri dari saluran pasangan miring 1 : 1 dengan kondisi masih bagus, ada
jalan inspeksi pada kiri saluran, banyak melalui perkampungan dikanan kiri saluran, Lebar dsar rata-rata antara 10,90 m s/d 5,15 m, dan kedalaman 2,30 mv s/d 1,00 m
b. Saluran Sekunder Sebagian besar terdiri dari saluran pasangan miring 1 : 1 dengan kondisi masih bagus Lebar dsar rata-rata antara 6,00 m s/d 1,00 m, dan kedalaman 1,00 m s/d 0,50 m
c. Saluran Tersier -3 Kondisi Bangunan
a. Saluran Induk Kondisi bangunan sebagian besar masih baikb. Saluran Sekunder Kondisi bangunan sebagian besar masih baikb. Saluran Tersier -
Gambar 2.8 Kondisi Sal.Primer D.I Molek
II - 14
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2.7.5 Kondisi Bangunan Irigasi
Hingga saat ini pemenuhan akan kebutuhan air irigasi dapat dilayani melaluisaluran intake di sepanjang aliran sungai. Untuk keperluan air irigasi di sepanjang aliranSungai Amprong terdapat 9 (sembilan) bendung yang telah dibangun, yaitu :
Tabel 2.7 Bendung Tetap untuk Keperluan Irigasi di Daerah Aliran Sungai Amprong
No Nama Bendung Lokasi Desa Kecamatan Luas(ha)
KondisiBendung
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
Kedung KandangPakisWonorejoBelungKarang AnyarJambuNgambrekKramatMakmur
KedungkandangPakisWonorejoWonorejoWonorejoPulungdowoPulungdowoPulungdowoPulungdowo
Kedung KandangPakisPoncokusumoPoncokusumoPoncokusumoTumpangTumpangTumpangTumpang
4.582795982194046211332262
BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
Sumber : Data Dinas Pengairan Kabupaten Malang dan Hasil Survey, 2005
Kondisi bendung dan intake masih berfungsi dengan baik meskipun beberapabagian dari bangunan telah banyak ditumbuhi tanaman liar dan kurang perawatan tetapitidak mempengaruhi pelayanan terhadap pemenuhan akan kebutuhan air irigasi. Hinggasaat ini berdasarkan hasil survey ketersediaan air di Sungai Amprong masih dapatmemenuhi kebutuhan air irigasi baik di musim hujan maupun musim kemarau.
Gambar 2.10 Kondisi Bendung Kedungkandang
II - 15
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Sedangkan untuk keperluan pemberian air irigasi pada daerah irigasi di sepanjang aliranSungai Brantas dilayani oleh 7 (tujuh) bendung, yaitu :Tabel 2.8 Bendung Tetap untuk Keperluan Irigasi di Sungai Brantas bagian hulu
No Nama Bendung Lokasi Desa Kecamatan Luas(ha)
KondisiBendung
1.2.3.4.5.6.7.
Kadal PangSengkalingNgukirRambatanSaremGedang KlutukBlobo
Kedung KandangDauPendemBumiajiSumber BrantasBatuSukoharjo
Kedung KandangSengkalingKarangplosoBatuBatuBatuKepanjen
1.415469-
550-
1973.974
BaikBaik
RusakRusakRusakRusakBaik
Sumber : Data Dinas Pengairan Kabupaten Malang dan Hasil Survey, 2005
Kondisi bendung tetap yang ada di aliran Sungai Brantas bagian hulu sebagianbesar rusak pada bagian bangunannya tetapi masih dapat berfungsi dengan baik karenatelah diperbaiki sendiri oleh para petani dengan menggunakan karung pasir. Kerusakanini karena faktor usia juga faktor pemeliharaan yang kurang diperhatikan. Pemenuhankebutuhan air irigasi melalui beberapa intake tersebut masih mencukupi untuk arealpertanian yang direncanakan.
Gambar 2.12 Kerusakan Bendung Sarem di Desa Sumber Brantas Kecamatan Batu
Gambar 2.11 Bendung Blobo di Desa Sukoharjo Kec. Kepanjen
II - 16
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
2.7.6 Pengelolaan Jaringan Irigasi
Pengelolaan (operasional dan pemeliharaan) jaringan irigasi utama D.IKedungkandang dan DI Molek dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malangmelalui Dinas Pengairan Kabupaten Malang. Jaringan irigasi utama terdiri atas bendung,suplesi, saluran induk, saluran sekunder, bangunan sadap / bagi-sadap dan semuabangunan-bangunan pelengkap yang ada di saluran primer dan sekunder. Pekerjaanpemeliharaan jaringan irigasi yang dilakukan antara lain adalah:
1. Pemeliharaan rutin
Pekerjaan pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan ringan pada saluran danbangunan irigasi, dilaksanakan selama/bersamaan dengan operasi jaringan irigasi.Pekerjaan pemeliharaan rutin dilaksanakan oleh pekarya, Juru Pengairan dan kelompokpemeliharaan air dari UPTD Pengairan. Pekerjaan pemeliharaan rutin, meliputi :
Pemeliharaan kotoran (sampah) di pintu air, saringan siphon dan kotoran-kotoranyang tersangkut di bangunan.
Menguras endapan lumpur di saluran, pintu-pintu air dan bangunan ukur.
Pelumasan pintu air
2. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan saluran dan bangunan irigasi yangberat /ringan secara periodik, mungkin memerlukan pengeringan yang agak lama.Pekerjaan pemeliharaan berkala antara lain:
Pekerjaan pasangan berat / ringan yang memerlukan pengeringan saluran
Perbaikan pintu-pintu air
Perbaikan alat ukur debit
Pemeliharaan bangunan-bangunan dibawah permukaan air
3. Pemeliharaan darurat
Pekerjaan pemeliharaan darurat adalah perbaikan akibat kerusakan-kerusakan yangtiba-tiba atau bencana alam. Dalam melaksanakan pekerjaan ini yang perludiperhatikan adalah batas waktu penyelesaian pekerjaan, agar air irigasi segera dapatdialirkan secara normal kembali. Pekerjaan ini antara lain:
Pekerjaan tanggul saluran dan bangunan irigasi akibat bencana alam
Perbaikan tanggul atau bangunan rusak yang ditimbulkan oleh hewan atau yanglainnya
4. Pemeliharaan berat
Pemeliharaan berat adalah pekerjaan perbaikan berat yang dilaksanakanberdasarkan kerusakan-kerusakan yang disampaikan dalam usulan-usulan perbaikansaluran dan bangunan setiap tahun. Pekerjaan ini meliputi:
II - 17
LAPORAN AKHIRANALISA KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
DI DAERAH PENGALIRAN SUNGAI KABUPATEN MALANG
Penggalian sedimen di saluran-saluran utama Perbaikan tanggul dan talud pasangan saluran Perbaikan atau pembangunan kembali bangunan-bangunan irigasi
II - 18