Transcript
Page 1: KOMPRESOR & HIDROLIK

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak

sedikit kita menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat

berperan penting bagi masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan

berat, karena apabila mereka menggunakan Sistem Hidrolik akan terasa mudah dalam

melakukan pekerjaannya. Selain itu juga sistem hidrolik banyak digunakan di tempat-

tempat pencucian mobil yaitu untuk mengangkat beban yang berat.

Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan

udara dan atau mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita temukan

pada alat pengungkit, kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari es serta alat-

alat mengengkat beban yang menggunakan tekanan untuk mengangkatnya.

Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengisi udara

dengan tekanan tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja

kompresor pun bisa berbeda pula.

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari

pelajaran yaitu supaya kami mengetahui pengertian Kompresor dan Sistem Hidrolik,

Manfaat dan macam-macam Kompresor dan Sistem Hidrolik.

Page 2: KOMPRESOR & HIDROLIK

BAB IIPEMBAHASAN

A. HIDROLIK

1. Pengertian Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan

menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang

lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini dinaikan

tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder

kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston

dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder

dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.

2. Dasar-dasar Sistem Hidrolik

a. Hukum Pascal

Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam

fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.

Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.

Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat

secara seragam ke bagian lain fluida.

Sebagai contoh; gambar dibawah memperlihatkan dua buah silinder berisi cairan

yang dihubungkan dan mempunyai diameter berbeda. Apabila beban W diletakan

disilinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan diteruskan kesilinder besar (P =

W\\a, beban dibagi luas penampang silinder). Menurut hukum ini, pertambahan

Page 3: KOMPRESOR & HIDROLIK

tekanan sebanding dengan luas rasio penampang silinder kecil dan silinder besar,

atau W = PA = wA/a.

Fluida Dalam Pipa Menurut Hukum Pascal

Dari gambar di atas sesuai dengan hukum Pascal, dapat diperoleh persamaan

sebagai berikut:

Dimana:

F1 = Gaya masuk ( N )

F2 = Gaya keluar ( N )

A1 = Jari-jari piston kecil (mm)

A2 = Jari-jari piston besar (mm)

Dari persamaan di atas dapat diketahui besarnya F dipengaruhi oleh besar

kecilnya luas penampang dari piston A1 dan A2

Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan

fluida yang dihasilkan oleh pompa hidrolik untuk menggerakan silinder kerja

maju dan mundur. Daya yang dihasilkan oleh silinder kerja hidrolik, lebih besar dari

daya yang dikeluarkan oleh pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh

silinder hidrolik dipengaruhi besar kecilnya luas penampang siinder kerja hidrolik.

b. Viskositas

Apabila fluida melakukan gerakan, suatu gaya yang melawan gerakan ini bekerja

sepanjang lapisan batas fluida. Ini dinamakan viskositas (kekentalan) fluida. Stress

friksi (tegangan gesekan) τ yang bekerja pada lapisan batas sebanding dengan garis

Page 4: KOMPRESOR & HIDROLIK

grade kecepatan dari lapisan bersebelahan (du/dy) seperti ditunjukan digambar 1-2

dan dinyatakan dengan rumus berikut:

Angka proposional dalam rumus berubah tergantung dari tipe, suhu dan tekanan

fluida, dan dinamakan koefisien viskositas (viskositas).

Satuan teknik dari viskositas ialah kgf.s/cm2 dan dalam satuan c.g.s adalah

g/cm.s.1 g/cm. S dinamakan 1 poise (p), 1/100 (p) = 1 senti poise (c.p)

Satuan teknik kgf.s/cm2 dikonversikan ke satuan c.p. dengan rumus berikut:

1 c.p. = 1.02 x 10-4 kgf.s/m2

Karena fluida berubah viskositas dan densitasnya dengan perubahan tekanan satuan

viskositas dinamika ν yang dipakai.

Ini diperoleh dengan membagi viskositas dengan densitas yang sesuai ρ, u Atau ν

Satuan untuk viskositas dinamika ν, baik untuk satuan teknik maupun c.g.s. ialah

m2/s. 1 cm/s (cm/second) disebut juga 1 stroke (st) 1/100 st sama dengan 1

sentistroke (cSt).

Viskositas dinamika ditentukan dengan mengukur waktu (detik) yang diperlukan

bagi aliran gravitasi dari suatu jumlah tertentu fluida dengan viscometer.

Page 5: KOMPRESOR & HIDROLIK

Kalau di Jepang umumnya dipakai satuan centi-stroke, di Prancis dan Jerman

dipakai Englerdegree, di Amerika SUS (Saybolt Universal Secconds) atau SSU

(Saybolt Seccond Universal), dan di Inggris Redwood Seconds.

Konversi Engler degree ke centi-stroke aalah sbb:

1ν = 7.6E(1-) c.St 2E

Dimana E adalah Engler degree.

Konversi SUS dan Redwood Seconds ke centi-stroke adalah sbb:

Bν = At ?

c S. t t

Dimana t aalah jumlah seconds di masing-masing viskositas, da A dan B adalah

koefisien di masing-masing viskositas (A = 0.22, B = 180 untuk SUS, dan A =

0.26, B = 171 untuk Rewood Seconds).

3. Komponen-komponen Penyusun Sistem Hidrolik

a. Silinder Kerja

Silinder kerja merupakan komponen utama yang berfungsi untuk merubah

dan meneruskan daya tekanan fluida, dimana fluida akan mendesak piston untuk

melakukan gerak maju dan mundur. Ada dua type silinder kerja yang digunakan

dalam sistem hidrolik, yaitu:

1) Silinder kerja single acting.

Silinder kerja jenis ini hanya memiliki satu ruang fluida kerja didalamnya,

yaitu ruang silinder di atas atau di bawah piston. Kondisi yang demikian

mengakibatkan silinder kerja hanya bisa melakukan satu gerakan. Sedangkan

untuk kembali ke posisi semula, ujung batang piston harus didesak oleh

tenaga mekanis.

2) Silinder Kerja Double Acting.

Page 6: KOMPRESOR & HIDROLIK

Silinder kerja double acting adalah silinder kerja yang memeiliki dua buah

ruang fluida didalam ruang silinder, yaitu ruang silinder diatas dan dibawah

piston. Hanya saja, ruang fluida diatas piston lebih kecil dibading ruang fluida

dibawah piston, karena sebagian ruangnya tersita oleh batang piston.

Konstruksi tersebut, silinder kerja memungkinkan untuk dapat melakukan

gerakan bolak-balik.

Silinder Kerja Double Actingb. Fluida Kerja.

Dalam sistem hidrolik fluida merupakan komponen utama yang berfungsi

sebagai media penghantar energi. Adapun fungsi yang lain sebagai pelumas,

media penghilang kalor yang timbul akibat tekanan yang ditingkatkan, meredam

getaran dan suara.

Di dalam melakukan pemilihan fluida kerja, ada beberapa persyaratan

yang harus diperhatikan :

1) Fluida kerja harus memiliki sifat-sifat pelumas yang baik, meskipun terjadi

perubahan temperatur dan tekanan kerja.

2) Harus memiliki ketahanan yang tinggi terhadap putusnya lapisan film.

3) Fluida kerja harus tetap stabil dan tidak kehilangan sifat kimiawinya, dapat

mempertahankan sifat kimiawinya walaupun terjadi perubahan tekanan dan

temperatur kerja.

Page 7: KOMPRESOR & HIDROLIK

4) Fluida kerja harus memeiliki fiskositas yang merata, tiodak boleh bergantung

pada temperatur. Artinya fuida tersebut harus mempunyai nilai fiskositas

yang menguntungkan yaitu antara 0,2 sampai 0,3 cm2.

5) Tegangan permukaan minyak tidak boleh terlalu besar, agar terbentuknya

buih dapat dibatasi.

6) Fluida kerja hanya boleh membentuk emulsi dengan sedikit air saja (paling

banyak 1% ) agar tidak mengalami perubahan sifat yang terlampau banyak.

7) Pada temperatur kerja tidak boleh terbentuk uap yang merugikan.

8) Fluida kerja harus memiliki kalor jenis yang tinggi. Dengan demikian fluida

dapat secara singkat mengadakan kontak dengan bagian yang mempunyai

temperatur lebih dari 100 derajat.

9) Kadar zat padat yang ada dalam fluida kerja hanya diperboehkan dalam

jumlah yang terbatas.

10) Fluida kerja harus dapat melindungi bagian komponen system hodrolik dari

korosi, demikian juga pada pipa-pipa dan nepel.

11) Pada saat pemanasan, fluida kerja tidak boleh telampau cepat teroksidasi.

12) Tahan terhadap proses penuaan.

13) Praktis, tidak boleh menyerap dan menahan udara yang menyebabkan

terbentuknya buih.

14) Memiliki titik nyala yang tinggi.

15) Titik bekunya harus rendah.

c. Pipa Saluran Minyak

Page 8: KOMPRESOR & HIDROLIK

Pipa merupakan komponen penting dari sebuah sistem hidrolik yang berfungsi

meneruskan fluida kerja bertekanan tinggi dari pompa pembangkit tekanan

kesilinder kerja.

Mengingat fluida kerja yang dihasilkan dari pompa ke silinder kerja

bertekanan tinggi, maka pipa saluran minyak harus memiliki syarat:

1) Mampu menahan tekanan yang tinggi dari fluida.

2) Koefisien gesek dari dinding bagian dalam pipa harus sekecil mungkin.

3) Dapat menyalurkan panas dengan baik.

4) Tahan terhadap perubahan tekanandan suhu.

5) Tahan terhadap perubahan cuaca.

6) Berumur relatif panjang.

7) Tahan terhadap korosi.

Pipa Saluran Fluida Hidrolik Rigid.

Saluran fluida tetap merupakan saluran yang tidak bisa diganti dengan

saluran yang lain. Biasanya saluran ini digunakan pada bagian yang

mempunyai tekanan fluida tinggi dan memerlukan kekuatan yang besar.

Saluran ini dibuat tetap dan tidak bisa dibongkar ataupun dipasang.

Pipa Saluran Fluida Hidrolik Semi Rigid.

Pipa yang terbuat dari aluminium baja dan tembaga biasanya banyak yang

digunakan untuk saluran fluida hidrolik. Saluran semi rigid digunakan pada

bagian sistem yang tidak bergerak dalam jarak saluran sedang. Saluran

inidapat dibongkar dan dipasang kembali tetapi memerlukan ketelitian khusus

dalam menangani kerapatan sambungan untuk mencegah kebocoran pada tiap

sambungan.

Pipa Saluran Fluida Hidrolik Flexible.

Page 9: KOMPRESOR & HIDROLIK

Saluran flexible banyak digunakan untuk menghubungkan bagian system

hidrolik yang dapat bergerak secara bebas, untuk menghubungkan bagian

sistemyang sulit digunakan penghubung dengan cabang dan bentuk yang

bervariasi. Saluran ini dapat dibongkar dan dipasang dengan mudah dalam

suatu sistem hidrolik.

d. Katup (valve).

Dalam sistem hidrolik, katup berfungsi mengatur tekanan dan aliran fluida

kesilinder kerja. Menurut pemakaianya, katup dibagi menjadi tiga macam:

1) Katup pengatur tekanan.

Katup pengatur tekanan berfungsi membatasi atau mengurangi tekanan

fluida dalam sirkuit. Cara kerja katup ini berdasarkan kesetimbangan antara

gaya pegas dengan gaya tekan fluida. Dalam kerjanya, katup akan membuka

bila tekanan fluida dalam suatu ruang lebih besar dari tekanan pegas

katupnya, dan akan menutup kembali setelah tekanan fluida turun lebih kecil

dari tekanan pegas katup.

a) Flow kontrol valve with by pass.

b) Sequence valve.

c) Presure reducing valve.

d) Relief valve.

Page 10: KOMPRESOR & HIDROLIK

Katup Relief

2) Katup Pengatur Jumlah Aliran.

Katup pengatur jumlah aliran adalah sebuah katup yang berfungsi untuk

mengatur kapasitas aliran fluida dari pompa kesilinder juga untuk mengatur

kecepatan aliran fluida dan kecepatan gerak piston dalam silinder. Dari fungsi

ini dapat diambul kesimpulan, bahwa kecepatan gerak piston tergantung dari

jumlah fluida yang masuk kedalam ruang silinder dibawah piston tiap satuan

waktunya.

Ini hanya mampu dilakuakan dengan cara mengatur jumlah aliran fluidanya.

Misalnya; variabel restriction valve. Jumlah aliran fluida yang mengalir

melalui katup ini dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan aliran yang

diperlukan dengan mengatur kecepatan alirnya.

Katup Pengatur Jumlah Aliran

Page 11: KOMPRESOR & HIDROLIK

3) Katup Pengatur Arah Aliran.

Katup pengatur arah arah aliran merupakan sebuah saklar untuk memulai

dan mengakhiri suatu gerakan dari silinder. Fungsi dari katup ini untuk

mengarahakan atau mensuplai fluida dari pompa kesilinder dan mengalirkan

kembali fluida tersebut dari silinder ke tangki reservoir.

Menurut jumlah saluran dan kedudukan katup pengatur aliran ini ada

bermacam-macam. Pada dasarnya pemberian nama katup ini tergantung dari

banyaknya saluran dan banyaknya kedudukan katup tersebut, sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a/b dimana :

a = Jumlah saluran

b = Jumlah kedudukan

Contoh:

Katup 2/2, terdapat dua buah saluran fluida untuk tiap kedudukannaya

mempunyai dua kedudukan.

Katup 3/2, terdapat tiga buah saluran fluida untuk tiap kedudukanya

mempunyai tiga kedudukan.

Katup 2/2 dan 3/2

Katup 4/2, terdapat empat buah saluran fluida untuk tiap kedudukanya

mempunyai dua kedudukan.

Page 12: KOMPRESOR & HIDROLIK

Katup 4/2

e. Pompa

Permulaan pengendalian dan pengaturan sistem hidrolik terdiri satu unsur

pembangkit tekanan. Jadi, dalam hal ini fungsi dari unsur tersebut dipenuhi oleh

pompa hidrolik. Pompa menerima tenaga mekanis dari luar berupa putaran yang

dihasilkan oleh motor penggerak.

f. Filter

Filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dari minyak hidrolik dan

diklasifikasikan menjadi filter saluran yang dipakai saluran bertekanan. Filter

ditempatkan dalam tangki pada saluran masuk pada pompa. Dengan adanya

filter, diharapkan efisiensi peralatan hidrolik dapat ditinggikan dan umur

pemakaian lebih lama.

1) Filter tangki tanpa rumah

Filter tangki ini dibuat dari alloy ringan yang dilapisi spesial treated

aluminium atau bungkusan kawat-kawat stainless.

2) Filter tangki dengan rumah

Elemen filter berada dalam rumahnya dan dapat diperiksa dengan mudah.

Ada yang dilengkapi dengan indikator dan limit switch supaya operator dapat

mengecek kemampuan filter.

Page 13: KOMPRESOR & HIDROLIK

g. Manometer

Biasanya pengatur tekanan dipasang dan dilengkapi dengan sebuah alat

yang dapat menunjukan besar tekanan fluida yang keluar. Prinsip kerja alat

iniditemukan oleh Bourdon.

Fluida masuk pengatur tekanan melalui saluran P. Tekanan didalam pipa

yang melengkung Bourdon (2) menyebabkan pipa memanjang. Tekanan lebih

besar akan menyebabkan belokan radius lebih besar pula. Gerakan perpanjangan

pipa tersebut diubah kesuatu jarum penunjuk (6) lewat tuas penghubung (3)

tembereng roda gigi (4) dan roda gigi pinion (5). Tekanan pada saluran masuk

dapat dibaca pada garis lengung skala penunjuk (7).

Jadi, prinsip pembacaan pengukuran tekanan manometer bekerja atas dasar

analog.

Pengukur Tekanan (Manometer) Menurut Bourdon

h. Motor

Motor berfungsi sebagai penggerak utama dari semua komponen hidrolik

dalam rangkaian ini. Kerja dari motor itu sendiri dengan bantuan arus AC yang

diubah menjadi gerak putar pada motor.

i. Coupling

Fungsi utama adanya kopling adalah sebagai media penghubung

Page 14: KOMPRESOR & HIDROLIK

meneruskan putaran yang dihasilkan oleh pompa penggerak untuk diteruskan ke

pompa. Akibat dari putaran ini menjadikan pompa bekerja.

j. Pump unit

Pump unit adalah kombinasi tangki minyak, pompa, motor,copling, dan

relief valve Pipa dan nepel saluran minyak fluida olie. Disamping itu control

valve dan peralatan pelengkap dipakai sesuai kebutuhan.

Syarat-syarat pembuatan pump unit:

1) Tangki minyak harus dirancang untuk mencegah masuknya debu dan kotoran

lain dari luar. Contohnya, pembersih dapat dipasang dipipa udara, filter dan

tutup dapat dipakai lubang di minyak.

2) Tangki minyak harus dapat dilepas dari unit utama untuk keperluan

maintenance dan memastikan akurasinya.

3) Tangki minyak harus dilengkapi pipa udara (air vent) yang mempunyai

pembersih (cleaner) minyak sehingga mengurangi tekanan yang timbul

waktu minyak masuk, dan mencegah pressure drop berlebihan waktu pompa

mengisap minyak.

4) Kapasitas dan ukuran tangki minyak harus cukup besar untuk

mempertahankan tingkat yang cukup dalam cycle operasi apapun.

5) Pipa kembali dan pipa isap pampa harus selalu dibawah level minyak.

6) Plat pemisah harus dipasang antara pipa kembali dan pipa isap untuk

memisahkan kotoran.

4. Istilah dan Lambang dalam Sistem Hidrolik

Dalam pembuatan rangkaian sistem hidrolik diperlukan banyak sekali

komponen penyusun sehingga bila dilakukan langsung dalam lapangan akan

Page 15: KOMPRESOR & HIDROLIK

memakan waktu yang lama dan sangat sulit. Untuk mempermudah dalam

pembuatan rangkaian sistem hidrolik, dapat dibuat terlebih dahulu sistematik

diagram rangkaian dengan menggunakan lambang komponen menurut standard

internasional, supaya mudah dipahami oleh semua orang.

5. Sistem Pelumasan

Pelumasan sangat penting dalam permesinan, karana telah diketahui dari

beberapa kerusakan yang terjadi pada bidang-bidang luncur atau bidang luncur

lingkaran bantalan yang disebabkan karana bidang-bidang tersebut tidak cukup

pelumasan. Pada bidang-bidang yang selalu bergesekan, cepat atau lambat akan

terjadi panas dan apabila panas yang timbul tidak dikurangi selama pemakaian,

maka lama-kelamaan bidang tersebut akan memuai. Kalau sudah terjadi pemuaian

seperti ini akan mengalami kesulitan dalam bergerak (meluncur/berputar), tetapi

karana gerakan tadi didukung oleh tenaga mesin yang kuat maka kedua bidang

yang sudah memuai tadi tetap bergerak walaupun gerakan tersebut agak sulit dan

berat. Kalau hal ini berjalan berlarut-larut akan timbul keausan yang cepat atau

kerusakan yang parah dan kerusakan ini bisa menyebabkan komponen mesin

rusak, apabila komponen itu rusak maka perlu diganti, untuk mengurangi

kerusakan atau keausan perlu pelumasan yang baik.

a. Minyak Pelumas ( lubbricating oil )

Minyak pelumas banyak digunakan pada mesin-mesin yang berfungsi untuk

mengurangi gesekan, menghindarkan keauasan, membuang panas yang timbul,

memberikan perlindungan terhadap timbulnya karat dan juga untuk

membersihkan permukaan benda yang bergesekan.

Viskositas atau kekentalan merupakan hal penting dari minyak pelumas,

terutama dalam penggunaanya. Viskositas minyak pelumas dapat berubah karana

Page 16: KOMPRESOR & HIDROLIK

kontaminan, perubahan temperatur dan perubahan tekanan.

Minyak pelumas viskositas rendah maksudnya adalah minyak tersebut

encer, sehingga lapisan minyak sangat tipis dan mudah mengalir.

Minyak pelumas viskositas tinggi maksudnya adalah minyak tersebut

kental, sehingga lapisan minyak sangat tebal dan sulit mengalir tetapi tahan

terhadap beban yang berat.

Jenis minyak pelumas ditentukan menurut kekentalannya, berdasarkan

angka indeks yang disebut SAE (Society of Automotive Engineer) yang terdapat

di USA, antara lain :

1) Minyak pelumas peringkat tunggal

Minyak pelumas peringkat tunggal dapat diartikan minyak pelumas

tersebut mempunyai karakteristik viskositas tunggal. Misalnya, minyak

pelumas SAE 10, SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan lain sebagainya. Minyak

pelumas tipe ini digunakan pada peralatan mesin yang rentang temperatur

lingkungan operasinya relatif pendek.

2) Minyak pelumas peringkat ganda

Minyak pelumas ini mempunyai karakteristik ganda. Minyak pelumas ini

digunakan pada mesin yang rentang suhu operasi lingkungan relatif panjang.

Minyak pelumas tersebut antara lain : SAE 10 W-30, SAE 15 W-40 dan lain

sebagainya.

b. Minyak hidrolik ( hydrolik oil )

Minyak ini dipergunakan pada mesin-mesin perkakas yang menggunakan

tenaga hidrolik. Minyak ini mempunyai kekentalan yang rendah dari minyak

pelumas (lubbricating oil) dan sifat dari minyak hidrolik adalah:

Page 17: KOMPRESOR & HIDROLIK

1) Tahan terhadap kenaikan panas (yang relatif rendah).

2) Tidak berbusa (karana busa akan menurunkan tahanan).

6. Cara Kerja

Cara kerja sistem hidrolik stand menggunakan sebuah silinder penggerak

ganda dengan gerak A+ , A-, yaitu gerak silinder arah maju dan mundur.

Skema Rangkaian Hidrolik Stand

Secara spesifik, cara kerja rangkaian hidrolik stand adalah sebagai berikut:

Saat motor listrik dihidupkan (dialiri arus AC), motor akan berputar. Putaran

motor tersebut diteruskan ke coupling memutar poros pompa, menjadikan pompa

bekerja. Pompa akan menghisap dan menekan fluida dari tangki melalui filter.

Selanjutnya tekanan fluida di teruskan ke relief valve. Pada relief valve terdapat

saluran P1, T dan P2, dimana saluran P1 dari pompa , keluar melalui saluran P

kedua. Dari saluran P2 dihubungkan ke hand valve melewati sambungan ‘T’yang

mana, saluran yang satu dihubungkan ke manometer untuk mengetahui besar

tekanan yang mengalir dalam sirkuit dan saluran yang satunya lagi dihubungkan

ke hand valve. Untuk saluran T relief valve, dihubungkan ke tangki. Pada saat

ini, fluida akan berhenti karena hand valve belum bekerja. Aliran fluida dari relief

valve akan kembali ke tangki melalui saluran ‘T’ (by pass). Bila hand valve

Page 18: KOMPRESOR & HIDROLIK

ditekan, fluida dari saluran P relief valve diteruskan ke saluran P hand valve dan

masuk melewati flow control valve lewat saluran A. Bila flow control valve diatur

cekiknya maka fluida mendorong piston untuk bergerak maju. Bila hand valve

dilepas, tekanan fluida yang tadinya dari P ke A, menjadi P ke B. Adanya

perbedaan tekanan di depan dan belakang piston lebih besar didepan piston,

menyebabkan piston untuk bergerak mundur.

7. Perawatan dan Analisis Trouble Shooting pada Sistem Peraga Hidrolik

Silinder Penggerak Ganda.

a. Perawatan Sistem Hidrolik

Kondisi sistem hidrolik dalam penggunaannya akan mengalami penurunan

kondisi kwalitas kerjanya, sehingga perlu adanya langkah-langkah perawatan

untuk menjaga kwalitas kerja supaya tetap baik. Perawatan dapat dilakukan

dengan memperhatikan pada gerakan sistem hidrolik yang mengatur gerak turun

lengan utama. Apabila menemui kejanggalan atau mungkin kerusakan maka

perlu dilakukan perbaikan dan penyetingan.

Perawatan yang dilakukan untuk menjaga sistem hidrolik supaya tetap dalam

kondisi baik adalah:

1) Menjaga kebersihan mesin

Kebersihan mesin harus dijaga setiap sebelum sampai setelah mesin

digunakan agar tidak terjadi kerusakan pada setiap komponen sistem

hidrolik.

2) Menjaga jumlah volume fluida (minyak hidrolik).

Jumlah volume fluida hidrolik harus selalu diperhatikan, hal ini dapat

menyebabkan kerja sistem hidrolik tidak maksimal misalnya, jika volume

fluida kurang dari kebutuhan yang diperlukan, maka pada saat piston

Page 19: KOMPRESOR & HIDROLIK

menghisap fluida kedalam ruang silinder, fluida yang masuk tidak berupa

fluida semua, tetapi sebagian akan diisi oleh udara, sehingga hal ini dapat

mengurangi kerja sistem hidrolik.

3) Penyetingan katup pengendali aliran.

Dalam penggunaannya selama proses kerja katup ini selalu melakukan bolak-

balik, sehingga dimungkinkan adanya perubahan penggeseran posisi.

Penyetingan sebaiknya dilakukan setiap akan melakukan proses kerja supaya

selalu dalam posisi sesuai dengan kebutuhan.

b. Perawatan Sistem Pelumasan

Perawatan sistem pelumasan dilakukan untuk menjaga supaya fungsi pelumas

dapat bekerja dengan baik, sehingga komponen mesin dapat terlindungi dari

keausan akibat adanya gesekan logam dengan logam atau korosi akibat oksidasi

dengan udara. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menjaga kebersihan mesin

Seperti sistem hidrolik, kebersihan harus selalu diperhatikan supaya tidak ada

kotoran yang dapat masuk dalam sistem pelumasan, supaya tidak terjadi

penyumbatan saluran pelumas yang dapat mengganggu jalannya proses

pelumasan.

2) Waktu Pemberian Pelumas

Pemberian dan waktu pelumasan dilakukan sesuai dengan instruksi

pelumasan proses kerja. Hal ini dilakukan supaya kebutuhan pelumasan

dapat tercukupi setiap mesin melakukan kerja, sehingga komponen mesin

akan selalu dalam kondisi yang baik.

Page 20: KOMPRESOR & HIDROLIK

B. KOMPRESOR

1. Prinsip Kerja Kompresor

Kompresor adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memberikan energi

kepada fluida gas/udara, sehingga gas/udara dapat mengalir dari suatu tempat ke

tempat lain secara kontinyu.

Penambahan energi ini bisa terjadi karena adanya gerakan mekanik, dengan kata

lain fungsi kompresor adalah mengubah energi mekanik (kerja) ke dalam energi

tekanan (potensial) dan energi panas yang tidak berguna.

Sedangkan kompresor sentrifugal, termasuk dalam kelompok kompresor dinamik

adalah kompresor dengan prinsip kerja mengkonversikan energi kecepatan

gas/udara yang dibangkitkan oleh aksi/gerakan impeller yang berputar dari energi

mekanik unit penggerak menjadi energi potensial (tekanan) di dalam diffuser.

2. Karakteristik

Karakteristik kompresor sentrifugal secara umum sebagai berikut:

Aliran discharge uniform.

Kapasitas tersedia dari kecil sampai besar.

Tekanan discharge dipengaruhi oleh density gas/udara.

Mampu memberikan unjuk kerja pada efisiensi yang tinggi dengan beroperasi

pada range tekanan dan kapasitas yang besar.

3. Bagian Utama Dan Fungsinya

Page 21: KOMPRESOR & HIDROLIK

Kompresor terdiri dari beberapa bagian yang fungsinya satu dengan yang lain saling

berhubungan, diantaranya adalah:

a. Bagian Statis

1) Cassing

Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi:

Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.

Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang

bergerak.

Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian diam

lainnya.

Berikut contoh gambar dari tipe radial split barrel dengan bentuk selongsong

dan ditutup bagian depan-belakang (rear-front cover).

2) Inlet Wall

Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi suction

sebagai inlet channel dan berhubungan dengan inlet nozle.

Karena berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage pertama, maka

meterialnya harus tahan terhadap abrasive dan erosi.

3) Guide Vane

Page 22: KOMPRESOR & HIDROLIK

Guide vane di tempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada

bagian suction (inlet channel). Fungsi utama guide vane adalah mengarahkan

aliran agar gas dapat masuk impeller dengan distribusi yang merata.

Konstruksi vane ada yang fixed dan ada yang dapat di atur (movable) posisi

sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai

effisiensi dan stabilitas yang tinggi.

4) Eye Seal

Eye seal ditempatkan di sekeliling bagian luar eye impeller dan di tumpu

oleh inlet wall. Eye seal selalu berbentuk satu set ring logam yang

mengelilingi wearing ring impeller.

Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari gas yang keluar dari discharge

impeller (tekanan tinggi) kembali masuk ke sisi suction (tekanan rendah).

Page 23: KOMPRESOR & HIDROLIK

5) Diffuser

Diffuser berfungsi untuk merubah energi kecepatan yang keluar dari

discharge impeller menjadi energi potensial (dinamis).

Untuk multi stage dipasang diantara inter stage impeller.

6) Labirinth Seal

Labirinth seal digunakan untuk menyekat pada daerah:

Shaft dan diafragma sebagai shaft seal.

Casing dan shaft sebagai casing seal.

Page 24: KOMPRESOR & HIDROLIK

7) Return Bend

Return bend sering juga disebut crossover yang berfungsi membelokan arah

aliran gas dari diffuser ke return channel untuk masuk pada stage/impeller

berikutnya. Return bend di bentuk oleh susunan diafragma yang dipasang

dalam casing.

8) Return Chanel

Return channel adalah saluran yang berfungsi memberi arah aliran gas dari

return bend masuk ke dalam impeller berikutnya. Return channel ada yang

dilengkapi dengan fixed vane dengan tujuan memperkecil swirl (olakan

aliran gas) pada saat masuk stage berikutnya sehingga dapat memperkecil

vibrasi.

Page 25: KOMPRESOR & HIDROLIK

9) Diafragma

Diafram adalah komponen bagian dalam kompresor yang berfungsi sebagai

penyekat antar stage dan tempat kedudukan eye seal maupun inter stage seal.

Dengan pemasangan diafragma secara seri, akan terbentuk tiga bagian

penting, yaitu diffuser, return bend, dan return channel. Diafragma

ditempatkan didalam casing dengan hubungan tongue-groove sehingga

mudah dibongkar pasang.

b. Bagian Dinamis

1) Shaft and Shaft Sleeve

Page 26: KOMPRESOR & HIDROLIK

Shaft atau poros transmisi digunakan untuk mendukung impeller dan

meneruskan daya dari pengerak ke impeller. Untuk penempatan impeller

pada shaft di gunakan pasak (key) dan pada multi stage, posisi pasak di buat

selang-seling agar seimbang.

Sedangkan jarak antar stage dari impeller di gunakan shaft sleeve, yang

berfungsi sebagai pelindung shaft terhadap pengaruh korosi, erosi dan abrasi

dari aliran dan sifat gas dan untuk penempatan shaft seal diantara stage

impeller.

2) Impeller

Impeller berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar,

sehingga menimbulkan gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir dari

inlet tip (eye impeller) ke discharge tip. Karena adanya perubahan jari-jari

dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip sudu keluar maka terjadi

kenaikan energi kecepatan.

3) Bantalan (Bearing)

Page 27: KOMPRESOR & HIDROLIK

Bearing adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung

beban radial dan aksial yang berputar dengan tujuan memperkecil gesekan

dan mencegah kerusakan pada komponen lainnya.

Pada kompresor sentrifugal terdapat dua jenis bearing, yaitu:

Journal bearing

Digunakan untuk mendukung beban dengan arah radial (tegak lurus

poros).

2. Thrust bearing

Digunakan untuk mendukung beban kearah aksial (sejajar poros).

4) Oil Film Seal

Oil film seal merupakan salah satu jenis seal yang digunakan dalam

kompresor. Oil film seal terdiri dari satu atau dua seal ring.

Pada seal jenis ini diinjeksikan minyak (oil) sebagai penyekat/perapat (seal

oil) antara kedua seal ring yang memiliki clearence sangat kecil terhadap

shaft. Tekanan masuk seal oil dikontrol secara proporsional berdasarkan

perbedaan tekanan sekitar 5 psi diatas tekanan internal gas dan perbedaan

tekanan oil-gas selalu dipertahankan.

Page 28: KOMPRESOR & HIDROLIK

Sehubungan dengan kondisi operasi tidak selalu konstan, maka untuk

mempertahankan perbedaan tekanan antar seal oil dan gas dapat sesuai

dengan kondisi operasi, digunakan overhead tank.

Sistim overhead tank adalah memasang tanki penampung seal oil dengan

ketinggian tertentu diatas kompresor dan level seal oil dalam tanki dikontrol

melalui level control operated valve, kemudian tekanan gas stream

dimasukan kedalam tanki melalui bagian atas (top) sehingga memberikan

tekanan pada permukaan seal oil.

Dengan sistem overhead tank, maka head static seal oil secara otomatis dapat

menyesuaikan dengan kondisi operasi kompresor, sehingga perbedaan

tekanan oil-gas proses dapat dipertahankan konstan.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Page 29: KOMPRESOR & HIDROLIK

1. Dengan pembuatan tugas ini pelajar dapat mengetahui fungsi setiap komponen

system kerja hidrolik dan kompresor.

2. Dengan pembuatan tugas ini pelajar dapat mengetahui prinsip kerja pada system

kerja hidrolik dan kompresor beserta aplikasinya.

3. Dengan pembuatan tugas ini pelajar dapat mengetahui kerusakan pada system

kerja hidrolik dan kompresor beserta penyebab dan cara mengatasinya.

B. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor pendukung

1) Adanya fasilitas internet yang membantu dalam pencarian bahan untuk

pembuatan tugas ini.

2. Faktor penghambat

1) Kurangnya pengetahuan penulis tentang system kerja hidrolik dan kompresor.

2) Banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

C. MANFAAT

1. Pelajar dapat mengetahui komponen-komponen system kerja hidrolik.

2. Pelajar mengetahui fungsi pada masing-masing komponen.

3. Pelajar mengetahui prinsip kerja hidrolik, dan

4. Pelajar mengetahui cara kerja system hidrolik.

D. SARAN

Sebagai pelajar dirasakan pendalaman prinsip dasar system hidrolik dan kompresor

sangat penting, terlebih lagi jika ditunjang dengan fasilitas praktek yang memadai,

itu akan sangat membantu pelajar dalam pencapaian ilmu yang di tuntut.

Page 31: KOMPRESOR & HIDROLIK

Di akses tanggal 13 Mei 2013

Sularso dan Tahara, H. 2000. Pompa dan Kompresor Pemilihan. Pemakaian dan Pemeliharaan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Muhammad Subhan. (2010). Pengertian Kompresor. [on line] available at: http://muhsub.blogspot.com/2010/08/pengertian-kompresor.html, acces on 13 Januari 2013

Anonim. (2013). Kompresor. [on line] available at: http://www.anneahira.com/kompresor.htm, acces on 13 Januari 2013

Budi Hendarto Wijaya. (2010). Komponen-Komponen Kompresor. [on line] available at: http://maintenance-group.blogspot.com/2010/09/komponen-utama-compressor-dan-fungsinya.html, acces on 13 Januari 2013


Top Related