KOMPETENSI &
KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTEK
KEDOKTERAN GIGIDrg. Farichah Hanum, MKes
Ketua Umum PB PDGI
ANATOMI
DEFINISI
KESIMPULAN
POLA PENYAKIT
POLA DISTRIBUSI
DOKTER GIGI
DASAR
HUKUM
DASAR HUKUM KUALIFIKASI TAMBAHAN
DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI
1.Perkonsil Nomor 48/KKI/PER/XII/2010 tentang
Kewenangan Tambahan Dokter dan Dokter
gigi
2.Perkonsil Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Registrasi Dokter dan Dokter gigi psl.18
3.Permenkes Nomor 56/Menkes/PER/VIII/2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan RS
4.AD & ART PDGI
Kewenangan Tambahan
(Perkonsil 48 th 2010)
Adalah kewenangan lain yang diberikan
kepada dokter atau dokter gigi untuk
melakukan praktik kedokteran tertentu
secara mandiri setelah mengikuti
pendidikan dan/atau pelatihan, dan
merupakan tambahan terhadap
kewenangan yang telah dimiliki
berdasarkan kompetensi yang diperoleh
dari pendidikan formal.
Sertifikat Kualifikasi Tambahan
(Nomor 6 Tahun 2011 )
Sertifikat Kualifikasi Tambahan adalah surat
tanda pengakuan terhadap kemampuan
tambahan seorang Dokter / Dokter Gigi
dalam rangka penguatan kompetensi
tertentu untuk menjalankan Praktik
Kedokteran di seluruh Indonesia yang
diterbitkan oleh Kolegium terkait setelah
selesai pendidikan dan/atau pelatihan
dalam rangka pembelajaran sepanjang
hayat (psl 18)
IKATAN PEMINATAN
Merupakan perhimpunan dokter gigi
anggota PDGI yang seminat dalam
lapangan ilmu kedokteran gigi yang
bersifat multidisipliner dan bukan suatu
keahlian.
1. IKORTI
2. PABMI
3. IDGAI
4. IPROSI
5. IKORGI
IKATAN KEAHLIAN
6. IPMI
7. IPERI
8. IKARGI
9. IOFI
10. ISPaMMI
1. IPKESGIMI Ikatan
Profesional Kes Gigi Masy
Ind
2. IPIKGI Ikatan Peminatan
Implan KG Indonesia
3. PBOI Perhimpunan
Biologi Oral Indonesia
4. IKGEI IkatanPeminatan
KG Estetik Indonesia
5. IPAMAGI Ikatan
Peminatan Ilmu Material
dan Alat Kedokteran Gigi
Indonesia
6. IPDGKI Ikatan Peminatan Drg
Keluarga Ind
7. IPGI Ikatan Peminatan
Gerodontologi Indonesia
8. IPKMI Ikatan Peminatan
Kraniomandibula Indonesia
9. IPAKGI Ikatan Peminatan Anestesi
Kedokteran Gigi Indonesia
10. IPKGMI Ikatan Peminatan
Kedokteran Gigi Militer
11. IKMPGMIBK Ikatan Kepeminatan
Manajemen Perawatan Gigi dan
Mulut Individu Berkebutuhan Khusus
IKATAN PEMINATAN
Kewenangan Tambahan Dr dan Drg(Perkonsil Nomor 48/KKI/PER/XII/2010)
Kompetensi
Tambahan
Standard Pendidikan /
Pelatihan yang disusun oleh Kolegium
Pada daerah tertentu Program Pemerintah dan / Kebutuhan yang
ditetapkan oleh Menteri dg
melibatkan OP Pendidikan & Pelatihan Khusus oleh Lembaga yang
diakui Pem & Kolegium
pemenuhan dan pemerataan kebutuhan pelayanan kedokteran spesialistik & kedokteran gigi spesialistik sesuai kebutuhan bagi
masyarakat di daerah tertentu; mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
dan kedokteran gigi.
Tidak digunakan untuk kepentingan perubahan kompetensi
Sertifikat Kualifikasi Tambahan
(Perkonsil 6 tahun 2011 , psl 18)
)
Utk mendapatkan Kewenangan Tambahan & Kepentingan Lainnya
Penguatan Kompetensi
Sertifikat Kualifikasi Tambahan
Perkonsil 48 th 2010 &
Perkonsil 6 th 2011
SERTIFIKAT KOMPETENSI
TAMBAHAN
pemenuhan dan pemerataan
kebutuhan pelayanan kedokteran
Spesialistik & perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran
diberikan kepada dokter dan
dokter gigi pada
daerah tertentu
Dapat tidak berlaku
SERTIFIKAT KUALIFIKASI
TAMBAHAN
Diberikan dalam rangka
penguatan kompetensi Dokter /
Dokter Gigi.
Digunakan untuk kepentingan
mendapatkan kewenangan
tambahan
Tidak digunakan untuk
kepentingan perubahan
kompetensi Dokter / Dokter Gigi.
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RS(Permenkes Nomor 56/Menkes/PER/VIII/2014)
RS Umum Kelas A• 4 (empat) dokter gigi umum untuk
pelayanan medik gigi mulut;
• Drg Sp meliputi pelayanan bedah
mulut, konservasi/endodonsi,
periodonti, orthodonti, prosthodonti,
pedodonsi, dan penyakit mulut
RS Umum Kelas B• 3 (tiga) dokter gigi umum untuk
pelayanan medik gigi mulut;
• Drg Sp paling sedikit berjumlah 3
(tiga) pelayanan yang meliputi
pelayanan bedah mulut,
konservasi/endodonsi, dan
orthodonti.
RS Umum Kelas C• 2 (dua) dokter gigi umum untuk
pelayanan medik gigi mulut;
• Drg Sp paling sedikit berjumlah 1
(satu) pelayanan
RS Umum Kelas D• (empat) dokter gigi umum untuk
pelayanan medik gigi mulut;
• --------
PREVALENSI PENDUDUK BERMASALAH GIGI
& MULUT 12 BULAN TERAKHIR MENURUT
PROVINSI, 2007 & 2013
23.2
15.3
25.9
36.2
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
2007 2013
*) Data diperoleh dengan cara wawancara responden pada
semua umur Sumber : RISKESDAS Tahun
2013
PROPORSI PENDUDUK BERMASALAH GIGI DAN MULUT YANG MENERIMA PERAWATAN /
PENGOBATAN MENURUT PROVINSI, 2007 & 2013
29.718.0
31.1
45.9
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
2007 2013
Sumber : RISKESDAS Tahun 2013
PROPORSI PENDUDUK ≥ 10 TAHUN DENGAN BERPERILAKU BENAR SIKAT GIGI
MENURUT PROVINSI, 2007 & 2013
5.4
0.4
2.3
8
0
10
20
30
40
50
2007 2013Sumber : RISKESDAS Tahun 2013
KECENDERUNGAN INDEKS DMF-T*) MENURUT PROVINSI, 2007 & 2013
5.4
4.5
8.5
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
Pa
ba
r
Ma
lut
NT
B
Pa
pu
a
NT
T
Ben
gku
lu
Su
mu
t
Ba
nte
n
DK
I
Ria
u
Ac
eh
Ja
ba
r
Ba
li
Su
ltra
Go
ron
talo
Jate
ng
Ma
luk
u
La
mp
un
g
Ind
on
es
ia
Su
mb
ar
Ka
ltim
Ke
p.R
iau
Ka
lte
ng
Su
ms
el
Su
lut
Ja
tim
Ja
mb
i
Su
lte
ng
Su
lba
r
DIY
Su
lse
l
Ka
lba
r
Kals
el
Ba
be
l
2007 2013
*) DMF-T adalah penjumlahan komponen D-T, M-T dan FT , yang
menunjukkan kerusakan gigi yg dialami penduduk umur ≥12 tahunSumber : RISKESDAS Tahun 2013
DATA BPJS
TINGKAT URUTAN KEBUTUHAN PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Sumber : NA Yanprimer Kesgilut, 2013
Gigi Impaksi
Ekstraksi dengan Penyulit
Kelainan Degeneratif &
Keganasan
Anomali Dento fasial
1
2
3
4
KASUS YANG BANYAK DIRUJUK
TINGKAT URUTAN KEBUTUHAN PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Sumber : NA Yanprimer Kesgilut, 2013
Odontektomi
Perawatan Orthodonsi
Perawatan endodontik
Pemasangan Implan
1
2
3
4
TINDAKAN BANYAK DIRUJUK
TINGKAT URUTAN KEBUTUHAN PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
SPESIALIS
JENIS SPESIALISASI YANG PALING DIBUTUHKAN :
1. Bedah Mulut
2. Orthodonsi
3. Konservasi
JUMLAH DOKTER GIGI
5600, 2
2%2993, 1
1%
17,228, 6
7%
DOKTER GIGI
202, 8%
112, 5%
2,122, 87
%
DOKTER GIGI SPESIALIS
JAWA
WILAYAH BARAT WILAYAH
TIMUR
JAWA
WILAYAH BARAT WILAYAH
TIMUR
DOKTER GIGI SPESIALIS DI RS
SPBM
50
SPKGA
18 KGA
22
PROSTHO
6DRG
11
PERIO
12
RS TIPE A (58 RS)
RADIOLOGI
1
KEKURANGAN
286
SPBM
138
SPKGA,
54
KGA
67
DRG
11
PERIO
46
RS TIPE B : 329 RS
RADIOLOGI
44
PROSTHO
20
KEKURANGAN
607
Drg. Sp
337
RS TIPE C : 881 RS
KEKURANGAN
544
KESIMPULAN
Ketersediaan dan distribusi Dokter Gigi Spesialis belum
mencukupi
Perlu diberikan Kewenangan dan Kualifikasi tambahan
berupa sertifikat kompetensi/sertifikat kualifikasi tambahan
kepada dokter gigi
Perlu harmonisasi data (penyakit – mapping keberadaan
drg / Sp) dan alur pemberian sertifikat kompetensi dan
kualifikasi tambahan
(KKI, OP, RS, KEMENKES)
KESIMPULAN
Koordinasi antar kolegium utk memutuskan pendidikan dan
pelatihan yang dibutuhkan di Indonesia
(model, lama pendidikan, tempat pendidikan)
Bekerjasama dengan AFDOKGI
Dilakukan pengujian setelah selesai melaksanakan pendidikan
Sertifikat kewenangan tambahan dikeluarkan oleh Kolegium terkait
setelah lulus ujian
TERIMA KASIHDrg. Farichah Hanum, MKes
Ketua Umum PB PDGI