Download - Kolorektal Final
-
7/23/2019 Kolorektal Final
1/41
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karsinoma kolorektal adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal
atau tumbuh di dalam saluran usus besar (kolon) dan atau rektum1.
Karsinoma kolorektal menempati urutan ketiga sebagai kanker yang paling
sering terjadi di seluruh dunia setelah kanker paru dan kanker payudara, dengan
angka kejadian, hampir 60% karsinoma kolorektal terjadi di negara berkembang 2. Di
ndonesia, keganasan saluran !erna yang paling banyak dijumpai adalah karsinoma
kolorektal dan termasuk dalam 10 jenis kanker terbanyak yang menempati urutan ke
6 dari penyakit keganasan yang ada".
#isiko mun!ulnya karsinoma kolorektal di seluruh dunia pada pria dengan
usia $ tahun adalah satu dari &2 orang. 'edangkan pada anita, satu dari 61 orang.
nsidensi dan angka kematian karsinoma kolorektal pada pria lebih tinggi
dibandingkan pada anita (dengan rasio 1,&1). nsidensi karsinoma kolorektal
meningkat saat memasuki usia &0 tahun, tetapi relati* rendah hingga men!apai usia 0tahun keatas. +ngka kematian paling tinggi terjadi pada pasien dengan usia tua.
'ekitar 0% merupakan pasien yang berusia 6 tahun ke atas, dan hampir dua per
lima angka kematian karsinoma kolorektal terjadi pada kelompok pasien yang berusia
di atas 0 tahun2.
Karsinoma kolorektal ada hubungannya dengan *aktor sosiobudaya dan pola
hidup yang buruk, sehingga penyakit ini dikenal sebagai penyakit lingkungan.
-aktor risiko berupa diet, obesitas, dan aktiitas *isik memiliki banyak
pengaruh terhadap kejadian karsinoma kolorektal. Konsumsi tinggi dari makanan
olahan dan konsumsi alkohol juga berpengaruh terhadap kejadian karsinoma
kolorektal, namun hampir 66/$$% karsinoma kolorektal dapat di!egah dengan
kombinasi seimbang antara diet dan aktiitas *isik.
-
7/23/2019 Kolorektal Final
2/41
2
asien yang didiagnosa dengan karsinoma kolorektal memiliki prognosis yang
kurang baik.'ekitar "% pasien meninggal dalam tahun6.Deteksi dini (skrining) dan
diagnosis pada pengelolaan kanker kolorektal memiliki peranan penting di dalam
memperoleh hasil yang optimal dengan meningkatnya survival dan menurunnya
tingkat morbiditas dan mortalitas para penderita kanker rektum. ndiidu dengan
riayat keluarga memiliki risiko menderita kanker kolorektal kali lebih tinggi dari
pada indiidu pada kelompok usia yang sama tanpa riayat penyakit tersebut1.
1.2. Tujuan Penulisan
ujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memahami aspek teori tentang
karsinoma kolorektal, sekaligus untuk memenuhi persyaratan kegiatan rogram
endidikan ro*esi Dokter ("D) di Departemen lmu edah -akultas Kedokteran
3niersitas 'umatera 3tara.
1.3. Manfaat Penulisan
a. 'ebagai in*ormasi bagi penulis dan pemba!a tentang karsinoma kolorektal
b. 3ntuk menambah aasan serta ilmu bagi penulis dan pemba!a tentang
karsinoma kolorektal
-
7/23/2019 Kolorektal Final
3/41
"
BAB 2TINJAUAN PUTA!A
2.1. Anat"#i !"l"n $an %ektu#
Anat"#i k"l"n
3sus besar merupakan tabung mus!ular berongga dengan panjang sekitar
kaki (sekitar 1, m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus
besar lebih besar daripada usus ke!il. #ata/rata sekitar 2, in!hi (sekitar 6, !m),
tetapi makin dekat anus diameternya makin ke!il. 3sus besar dibagi menjadi sekum,
kolon, dan rektum. ada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat
pada ujung sekum. 'ekum menempati sekitar dua atau tiga in!i pertama dari usus
besar. Katup ileosekal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi
lagi menjadi kolon as!endens, transersum, des!endens, dan sigmoid. empat dimana
kolon membentuk kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut/
turut dinamakan *leksura hepatika dan *leksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi
krista iliaka dan berbentuk suatu lekukan berbentuk '. 4ekukan bagian baah
membelok ke kiri aktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. #ektum terbentang
dari kolon sigmoid sampai dengan anus. 'atu in!i terakhir dari rektum terdapat
kanalis ani yang dilindungi oleh s*ingter ani eksternus dan internus. anjang rektum
sampai kanalis ani adalah ,5 in!i.$
Dinding kolon terdiri dari empat lapisan yaitu tunika serosa, muskularis, tela
submukosa, dan tunika mukosa akan tetapi usus besar mempunyai gambaran/
gambaran yang khas berupa lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna
tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut taenia koli yang bersatu pada sigmoid
distal. anjang taenia lebih pendek daripada usus sehingga usus tertarik dan berkerut
membentuk kantong/kantong ke!il yang disebut haustra. ada taenia melekat
kantong/kantong ke!il peritoneum yang berisi lemak yang disebut apendi!es
-
7/23/2019 Kolorektal Final
4/41
&
epiploika. 4apisan mukosa usus besar lebih tebal dengan kriptus lieberkuhn terletak
lebih dalam serta mempunyai sel goblet lebih banyak daripada usus halus. $
askularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan in*erior.
+rteri mesenterika superior memaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari sekum
sampai dua pertiga proksimal kolon transersum). +rteri mesenterika superior
mempunyai tiga !abang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arteri
kolika media. 'edangkan arteri mesenterika in*erior memaskularisasi kolon bagian
kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transersum sampai rektum bagian proksimal).
+rteri mesenterika in*erior mempunyai tiga !abang yaitu arteri kolika sinistra, arteri
hemorroidalis superior, dan arteri sigmoidea. askularisasi tambahan daerah rektum
diatur oleh arteria sakralis media dan arteria hemorroidalis in*erior dan media. +liran
balik ena dari kolon dan rektum superior melalui ena mesenterika superior dan
in*erior serta ena hemorroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang
mengalirkan darah ke hati. ena hemorroidalis media dan in*erior mengalirkan darah
ke ena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistemik. +da anastomosis antara
ena hemorroidalis superior, media, dan in*erior sehingga peningkatan tekanan portal
dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam ena/ena ini dan mengakibatkan
hemorroid. +liran pembuluh lim*e kolon mengikuti arteria regional ke lim*enodi
preaorta pada pangkal arteri mesenterika superior dan in*erior. +liran balik pembuluh
lim*e melalui sistrna kili yang bermuara ke dalam sistem ena pada sambungan ena
subklaia dan jugularis sinistra. 7al ini menyebabkan metastase karsinoma
gastrointestinal bisa ada dalam kelenjar lim*e leher (kelenjar lim*e ir!ho). +liran
balik pembuluh lim*e rektum mengikuti aliran pembuluh darah hemorroidalis
superior dan pembuluh lim*e kanalis ani menyebar ke nodi lim*atisi iliaka interna,
sedangkan aliran balik pembuluh lim*e anus dan kulit perineum mengikuti aliran
lim*e inguinalis super*i!ialis. $
nerasi usus besar dilakukan oleh sistem sara* otonom ke!uali s*ingter
eksternus yang diatur se!ara oluntar. 'erabut parasimpatis berjalan melalui sara*
agus ke bagian tengah kolon transersum, dan sara* pelikus yang berasal dari
-
7/23/2019 Kolorektal Final
5/41
daerah sakral mensuplai bagian distal. 'erabut simpatis yang berjalan dari pars
torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis
preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang mengikuti aliran arteri utama
dan berakhir pada pleksus mienterikus (+urba!h) dan submukosa (meissner).
erangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan kontraksi, serta
perangsangan s*ingter rektum, sedangkan sara* parasimpatis mempunyai e*ek yang
berlaanan. Kendali usus yang paling penting adalah aktiitas re*leks lokal yang
diperantarai oleh pleksus nerosus intramural (8eissner dan +urba!h) dan
interkoneksinya. 9adi pasien dengan kerusakan medula spinalis maka *ungsi ususnya
tetap normal, sedangkan pasien dengan penyakit hirs!hsprung akan mempunyai
*ungsi usus yang abnormal karena pada penyakit ini terjadi keabsenan pleksus
aurba!h dan 8eissner.$
-
7/23/2019 Kolorektal Final
6/41
6
:ambar 2.12
Anat"#i %ektu#
'e!ara anatomi rektum terbentang dari ertebra sakrum ke/" sampai garis
anorektal.'e!ara *ungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian ampula
dan s*ingter.agian ampula disebut juga annulus hemorrhoidalis, dikelilingi oleh
muskulus leator ani, *as!ia !oli dan *as!ia supra/ani.agian ampula terbentang dari
sakrum ke/" ke dia*ragma pelis pada insersi muskulus leator ani.'e!ara normal
bagian ini benar/benar kosong dari bahan *ekal, bahan *ekal disimpan di kolon
sigmoid, tetapi ada uga bahan *ekal men!apai ampula re!ti sehingga timbul keinginan
untuk de*ekasi. anjang rektum berkisar 10/1 !m, dengan keliling 1!m pada
rectosigmoid junction dan "!m pada bagian ampula yang terluas. ada orang deasa
dinding rektum mempunyai & lapisan mukosa, submukosa, muskularis, dan lapisan
-
7/23/2019 Kolorektal Final
7/41
$
serosa. Kerika rektum berjalan melalui pelis bersatu dengan kanal anus, arahnya
tidak lurus membentuk sudut 50o, sudut ini penting sekali untuk mempertahankan
fecal continence.8
erdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemorrhoidalis
superior, media, dan in*erior.+rteri hemorrhoidalis superior yang merupakan
kelanjutan dari arteri mesenterika in*erior.+rteri ini ber!abang 2 kiri dan kanan.+rteri
hemorrhoidalis merupakan !abang arteri iliaka kanan, arteri hemorrhoidalis in*erior
!abang dari arteri pudenda interna.ena hemorrhoidalis superior berasal dari ple;us
hemorrhoidalis internus dan berjalan kearah kranial ke dalam ena mesenterika
in*erior dan seterusnya melalui ena lienalis menuju ena porta.ena ini tidak
berkatup, sehingga tekanan dalam rongga perut menentukan tekanan di
dalamnya.Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus ena ke dalam hati.
ena hemorrhoidalis in*erior mengalirkan darah ke ena pudenda interna, ena iliaka
interna, dan sistem ena kaa.$
embuluh lim*e daerah anorektum membentuk ple;us halus yang
mengalirkan isinya menuju kelenjar lim*e inguinal yang selanjutnya mengalir ke
kelenjar lim*e iliaka.n*eksi dan tumor ganas pada daerah anorektal dapat
mengakibatkan lim*adenopati inguinal. embuluh rektum di atas garis anorektum
berjalan seiring dengan ena hemorrhoidalis superior dan berlanjut ke kelenjar lim*e
mesenterika in*erior dan aorta.
ersara*an rektum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik. 'erabut
simpatik berasal dari pleksus mesenterikus in*erior yang berasal dari lumbal 2,", dan
&. serabut parasimpatis berasal dari sakral 2,", dan &.
2.2 !arsin"#a !"l"rektal
2.2.1. Definisi
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di kolon. kanker kolon adalah
penyebab kedua kematian di +merika 'erikat setelah kanker paru/paru. Kanker kolon
-
7/23/2019 Kolorektal Final
8/41
adalah suatu bentuk keganasan dari massa abnormal atau neoplasma yang mun!ul
dari jaringan epithelial dari kolon.1
Karsinoma rektum adalah kondisi medis yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan sel sel ganas di dalam rektum.1
2.2.2. E&i$e#i"l"gi
Karsinoma kolorektal menempati urutan ketiga sebagai kanker yang paling
sering terjadi di seluruh dunia setelah kanker paru dan kanker payudara, dengan
angka kejadian, hampir 60% karsinoma kolorektal terjadi di negara berkembang 2. Di
ndonesia, keganasan saluran !erna yang paling banyak dijumpai adalah karsinoma
kolorektal dan termasuk dalam 10 jenis kanker terbanyak yangmenempati urutan ke 6
dari penyakit keganasan yang ada".
Kira/kira 12.000 orang di +' terdiagnosa kanker kolon pada tahun 1552 dan
$.000 orang meninggal karena kanker ini pada tahun yang sama. erbandingan
insidensi pada pria dan anita adalah sama. insidensinya meningkat sesuai dengan
usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari tahun), dan makin tinggi
pada indiidu dengan riayata keluarga yang mengalami kanker kolon.1
#isiko mun!ulnya karsinoma rektum di seluruh dunia pada pria dengan usia
$ tahun adalah satu dari &2 orang. 'edangkan pada anita, satu dari 61 orang.
nsidensi dan angka kematian karsinoma rektum pada pria lebih tinggi dibandingkan
pada anita (dengan rasio 1,&1). nsidensi karsinoma rektum meningkat saat
memasuki usia &0 tahun, tetapi relati* rendah hingga men!apai usia 0 tahun keatas.
+ngka kematian paling tinggi terjadi pada pasien dengan usia tua. 'ekitar 0%
merupakan pasien yang berusia 6 tahun ke atas, dan hampir dua per lima angka
kematian karsinoma rektum terjadi pada kelompok pasien yang berusia di atas 0
tahun.2
2.2.3. 'akt"r %isik"
P"li&
-
7/23/2019 Kolorektal Final
9/41
5
Kepentingan utama dari polip baha telah diketahui potensial untuk menjadi
kanker kolorektal.
-
7/23/2019 Kolorektal Final
10/41
10
asien yang menderita penyakit !rohn=s mempunyai risiko tinggi untuk
menderita kanker kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulserati*
kolitis. Keseluruhan insiden dari kanker yang mun!ul pada penyakit !rohn=s sekitar
20%. asien dengan striktur kolon mempunyai insiden yang tinggi dari
adenokarsinoma pada tempat yang terjadi *ibrosis. +denokarsinoma meningkat pada
tempat strikturoplasty menjadikan sebuah biopsy dari dinding intestinal harus
dilakukan pada saat melakukan strikturoplasty. elah dilaporkan juga baha
s>uamous sel kanker dan adenokarsinoma meningkat pada *istula kronik pasien
dengan !rohn=s disease.5
'akt"r enetik
A. %i+a*at !eluarga
'ekitar 1% dari seluruh kanker kolon mun!ul pada pasien dengan riayat
kanker kolorektal pada keluarga terdekat. 'eseorang dengan keluarga terdekat yang
mempunyai kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker
kolorektal dua kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang tidak
memiliki riayat kanker kolorektal pada keluarganya.5
B. Here$iter !anker !"l"rektal
+bnormalitas genetik terlihat mampu memediasi progresi dari normal menuju
mukosa kolon yang maligna. 'ekitar setengah dari seluruh karsinoma dan
adenokarsinoma yang besar berhubungan dengan mutasi.4angkah yang paling
penting dalam menegakkan diagnosa dari sindrom kanker herediter yaitu riayat
kanker pada keluarga. 8utasi sangat jarang terlihat pada adenoma yang lebih ke!il
dari 1 !m. +lleli! deletion dari 1$p ditunjukkan pada ? dari seluruh kanker kolon,
dan deletion dari > ditunjukkan lebih dari 1@" dari karsinoma kolon dan adenoma
yang besar.2Dua sindrom yang utama dan beberapa arian yang utama dari sindrom
-
7/23/2019 Kolorektal Final
11/41
11
ini menyebabkan kanker kolorektal telah dikenali karakternya. Dua sindrom ini,
dimana mempunyai predisposisi menuju kanker kolorektal memiliki mekanisme yang
berbeda, yaitu *amilial adenomatous polyposis (-+) dan hereditary non polyposis
!olore!tal !an!er (7ABB).
,. 'AP /'a#ilial A$en"#at"us P"l*&"sis0
:en yang bertanggung jaab untuk -+ yaitu gen +B, yang berlokasi pada
kromosom >21. +danya de*ek pada +B tumor supresor gen dapat menggiring
kepada kemungkinan pembentukan kanker kolorektal pada umur &0 sampai 0
tahun.ada -+ yang telah berlangsung !ukup lama, didapatkan polip yang sangat
banyak untuk dapat dilakukannya kolonoskopi polipektomi yang aman dan adekuatC
ketika hal ini terjadi, direkomendasikan untuk melakukan prophyla!ti! subtotal
!ole!tomy diikuti dengan endoskopi pada bagian yang tersisa.dealnya prophyla!ti!
!ole!tomy harus ditunda ke!uali terdapat terlalu banyak polip yang dapat ditangani
dengan aman.rosedur pembedahan elekti* harus sedapat mungkin dihindari ketika
memungkinkan. '!reening untuk polip harus dimulai pada saat usia muda. asien
dengan -+ yang diberi &00 mg !ele!o;ib, dua kali sehari selama enam bulan
mengurangi rata rata jumlah polip sebesar 2%.umor lain yang mungkin mun!ul
pada sindrom -+ adalah karsinoma papillary thyroid, sar!oma, hepatoblastomas,
pan!reati! !ar!inomas, dan medulloblastomas otak. arian dari -+ termasuk
gardner=s syndrom dan tur!ot=s syndrom.,10
D. HNP,, /Here$itar* N"n P"l*&"sis ,"l"re)tal ,an)er0
ola autosomal dominan dari 7ABB termasuk lyn!h=s sindrom dan .2
:enerasi multipel yang dipengaruhi dengan kanker kolorektal mun!ul pada umur
yang muda (& tahun), dengan predominan lokasi kanker pada kolon kanan.
+bnormalitas genetik ini terdapat pada mekanisme mismat!h repair yang
bertanggung jaab pada de*ek eksisi dari abnormal repeating se>uen!es dari DA+,
yang dikenal sebagai mikrosatellite (mikrosatellite instability). #etensi dari s>uen!es
-
7/23/2019 Kolorektal Final
12/41
12
ini mengakibatkan ekspresi dari phenotype mutator, yang dikarakteristikkan oleh
*rekuensi DA+ replikasi error (#
-
7/23/2019 Kolorektal Final
13/41
1"
mekanisme hubungan antara diet dan resiko kanker kolorektal.eori pertama adalah
pengakumulasian bukti epidemiologi untuk asosiasi antara resistensi insulin dengan
adenoma dan kanker kolorektal.8ekanismenya adalah menkonsumsi diet yang
berenergi tinggi mengakibatkan perkembangan resistensi insulin diikuti dengan
peningkatan leel insulin, trigliserida dan asam lemak tak jenuh pada sirkulasi.-aktor
sirkulasi ini mengarah pada sel epitel kolon untuk menstimulus proli*erasi dan juga
memperlihatkan interaksi oksigen reakti*.emaparan jangka panjang hal tersebut
dapat meningkatkan pembentukan kanker kolorektal.7ipotesis kedua adalah
identi*ikasi berkelanjutan dari agen yang se!ara signi*ikan menghambat
karsinogenesis kolon se!ara e;perimental. Dari pengamatan tersebut dapat
disimpulkan mekanismenya, yaitu hilangnya *ungsi pertahanan lokal epitel
disebabkan kegagalan di*erensiasi dari daerah yang lemah akibat terpapar toksin yang
tak dapat dikenali dan adanya respon in*lamasi *okal, karakteristik ini didapat dari
bukti terakti*asinya enFim BGH/2 dan stres oksidati* dengan lepasnya mediator
oksigen reakti*. 7asil dari proli*erasi *okal dan mutagenesis dapat meningkatkan
resiko terjadinya adenoma dan aberrant !rypt *o!i. roses ini dapat dihambat dengan
(a) demulsi yang dapat memperbaiki permukaan lumen kolonC (b) agen anti/
in*lamasiC atau (!) anti/oksidan. Kedua mekanisme tersebut, misalnya resistensi
insulin yang berperan melalui tubuh dan kegagalan pertahanan *okal epitel yang
berperan se!ara lokal, dapat menjelaskan hubungan antara diet dan resiko kanker
kolorektal.,11
a*a Hi$u&
ria dan anita yang merokok kurang dari 20 tahun mempunyai risiko tiga
kali untuk memiliki adenokarsinoma yang ke!il, tapi tidak untuk yang besar.
'edangkan merokok lebih dari 20 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali
untuk menderita adenoma yang berukuran besar.
-
7/23/2019 Kolorektal Final
14/41
1&
Diperkirakan 000/$000 kematian karena kanker kolorektal di +merika
dihubungkan dengan pemakaian rokok.emakaian alkohol juga menunjukkan
hubungan dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal.
ada berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara akti*itas,
obesitas dan asupan energi dengan kanker kolorektal. ada per!obaan terhadap
hean, pembatasan asupan energi telah menurunkan perkembangan dari kanker.
nteraksi antara obesitas dan akti*itas *isik menunjukkan penekanan pada akti*itas
prostaglandin intestinal, yang berhubungan dengan risiko kanker kolorektal. he
Aurses 7ealth 'tudy telah menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara akti*itas
*isik dengan terjadinya adenoma, yang dapat diartikan baha penurunan akti*itas
*isik akan meningkatkan risiko terjadinya adenoma.
Usia
roporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut (I 6 thn) pria dan anita
adalah 61% dan 6%. -rekuensi kanker pada pria berusia lanjut hampir $ kali (21
per 100.000 orang per tahun) dan pada anita berusia lanjut sekitar & kali (1152 per
100.000 orang per tahun) bila dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda
("0/6& thn). 'ekitar setengah dari kanker yang terdiagnosa pada pria yang berusia
lanjut adalah kanker prostat (&1 per 100.000), kanker paru/paru (11 per 100.000)
dan kanker kolon (1$6 per 100.000). 'ekitar &% kanker yang terdiagnosa pada
anita yang berusia lanjut adalah kanker payudara (2& per 100.000), kanker kolon
(1"" per 100.000), kanker paru paru (11 per 100.000) dan kanker lambung ($ per
100.000).12
3sia merupakan *aktor paling relean yang mempengaruhi risiko kanker
kolorektal pada sebagian besar populasi.#isiko dari kanker kolorektal meningkat
bersamaan dengan usia, terutama pada pria dan anita berusia 0 tahun atau lebih,
dan hanya "% dari kanker kolorektal mun!ul pada orang dengan usia dibaah &0
tahun.4ima puluh lima persen kanker terdapat pada usia I 6 tahun, angka insiden 15
-
7/23/2019 Kolorektal Final
15/41
1
per 100.000 populasi yang berumur kurang dari 6 tahun, dan ""$ per 100.000 pada
orang yang berusia lebih dari 6 tahun.12
Di +merika seseorang mempunyai risiko untuk terkena kanker kolorektal
sebesar %.'edangkan kelompok terbesar dengan peningkatan risiko kanker
kolorektal adalah pada usia diatas &0 tahun. 'eseorang dengan usia dibaah empat
puluh tahun hanya memiliki kemungkinan menderita kanker kolorektal kurang dari
10%.Dari tahun 2000/200", rata/rata usia saat terdiagnosa menderita kanker
kolorektal pada usia $1 tahun. nsidensi berdasarkan usia dibaah 20 tahun sebesar
0,0%, 20/"& tahun sebesar 0,5%, "/&& tahun sebesar ",%, &/& tahun sebesar
10,5%, /6& tahun sebesar 1$,6%, 6/$& tahun sebesar 2,5%, $/& tahun sebesar
2,%, dan J sebesar 12,"%.12
2.2.. Pat"fisi"l"gi
8ukosa !olon yang normal sel/sel epitelnya beregenerasi setiap 6hari. ada
adenoma terjadi perubahan genetik yang menggangu proses di*erensiasi dan maturasi
sel/sel tersebut, yang dimulai dengan inaktiasi gen adenomatous polyposis !oli
(+B) yang menyebabkan replikasi replikasi yang tidak terkonrol. Dengan
peningkatan jumlah sel tersebut menyebabkan terjadi mutasi yang mengaktiasi k/
ras onkogen dan mutasi gen p",hal ini akan men!egah apoptoisi dan memperpanjang
hidup sel tersebut. 9adi, polip jinak yang terbentuk sepanjang !olon dapat menjadi
ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke struktur
sekitarnya. 'el/sel kanker ini juga dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
bahagian tubuh yang lain terutama ke hati.'elain +B, mutasi pada gen perbaikan
mismatch DNA, 'eperti hMLH1, hMSH, h!MS1, h!MS,dan hMSH".&
2.2.. Manifestasi !linis
asien dengan karsinoma kolorektal mempunyai gejala klinis yang !ukup
berariasi yang dapat diklasi*ikasikan menurut lokasi anatomi primernya. umor
pada sekum dan kolon bagian kanan ditemukan sekitar 20% dari karsinoma usus
-
7/23/2019 Kolorektal Final
16/41
16
besar, $0% terjadi di bagian distal sampai *leksura splenikus, dan sekitar & % di
baah rektosigmoid jun!tion. Karsinoma kolon kanan terjadi lebih sering pada
anita, dan umumnya mempunyai gejala yang silent atau asimptomatik.1"
!arsin"#a seku# $an k"l"n kanan
anyak pasien tampak dengan gejala dan tanda dari anemia de*isiensi besi
(-e) yang berasal dari kehilangan darah se!ara samar yang lama (occult #lood loss).
9arang kehilangan darah dalam jumlah banyak, terutama pada pasien yang mendapat
antikoagulan. -eses masuk ke sekum dalam bentuk !air dan obstruksi biasanya terjadi
relati* lambat. Karena lumen usus menjadi lebih sempit pasien biasanya mengeluh
nyeri kolik yang intermitten, di sentral atau di *ossa iliaka kanan, dimana sering
timbul setelah makan, distimulasi oleh re*leks gastrokolik. Ayeri sering diikuti oleh
diare, kemungkinan karena *ermentasi *eses dan akumulasi toksin bakteri di dalam
lumen usus besar. Gbstruksi ileum distal dapat terjadi bila tumor menutup katup
ileosekum, atau jika katup ileosekum menjadi inkompeten karena obstruksi komplit
sekum. :elombang dari kolik abdomen sentral dapat terjadi, dengan distensi
abdominal sentral progresi* dan borborigmus. eristaltis usus mungkin dapat terlihat,
muntah *eses, dan dehidrasi merupakan meni*estasi lambat yang dapat mun!ul..
9arang massa yang dapat dipalpasi sebagai keluhan utama.1"
asien kadang/kadang tampak dengan gejala dan tanda dari apendisitis akut
jika karsinoma menutup ori*i!ium apendi!ular dan menghasilkan in*lamasi akut, atau
dari per*orasi karsinoma. Diagnosis mungkin tidak jelas pada saat apendiks diangkat
dan harus dilihat dengan barium enema atau dengan kolonoskopi. umor dapat
berpenetrasi ke dinding posterior kolon, menimbulkan per*orasi dan abses di
muskulus psoas. asien demikian tampak dengan gejala dan tanda in*eksi dengan
massa yang nyeri pada *ossa iliaka kanan. Ayeri dapat menjalar ke baah menuju
tungkai atau panggul. Ayeri juga dapat menjalar ke belakang jika abses mengiritasi
otot/otot lumbal. erkadang tumor anterior dapat menyebabkan per*orasi
-
7/23/2019 Kolorektal Final
17/41
1$
menimbulkan peritonitis akut dengan nyeri seluruh abdomen yang berat, bising usus
dapat menghilang, dan dapat ditemukan de*ans muskular serta nyeri ketok.1"
erkadang karsinoma kolon kanan tampak dengan gejala umum malaise atau
perasaan tidak enak badan, kadang dengan demam yang tidak diketahui asalnya.
:ejala/gejala ini mun!ul karena abses ke!il yang samar atau karena masalah tumor
itu sendiri. :ejala dan tanda metastase sangat berariasi, tetapi biasanya disertai
dengan nyeri dan pembesaran hati, dimana merupakan tempat metastasis yang sering.
:ejala/gejala ini disebabkan oleh pertumbuhan yang !epat dari metastasis ke kapsula
hati. 8etastasis juga dapat tumbuh aliran darah sendiri, sebagian in*ark dan
mengalami nekrosis.1"
!arsin"#a k"l"n kiri $an sig#"i$
-eses kehilangan air dan menjadi keras ketika sampai dan meleati kolon kiri
untuk disimpan di rektosigmoid sebelum de*ekasi. asien dengan karsinoma kolon
kiri umumnya tampak dengan perubahan kebiasaan pola de*ekasi, sering konstipasi
kadang diselingi diare, biasanya disertai kolik abdomen baah, mungkin mengalami
distensi, dan keinginan untuk de*ekasi. :ejala/gejala !enderung menjadi progresi*
memberat, dan ini mungkin dapat membedakan antara karsinoma dengan penyakit
diertikular atau iritasi kolon.$rrita#le #o%el s&ndromebiasanya pada deasa muda.
9ika pasien usia setengah baya atau lebih tua dengan gejala perubahan kebiasaan pola
de*ekasi sebaiknya diasumsikan sebagai kanker kolon sampai terbukti bukan.1"
erubahan pola de*ekasi sering dengan buang air besar disertai darah segar,
dan kadang mukus atau lendir di *eses atau permukaannya, khususnya pada tumor di
distal sigmoid. Konstipasi progresi* dan diare merupakan perubahan pola de*ekasi
yang lebih jarang1"
eberapa pasien datang dengan nyeri atau massa di *ossa iliaka kiri, dan massa sering
terpalpasi di abdomen pada pemeriksaan *isik. alpasi karsinoma pada *leksura
splenikus harus dibedakan dari pembesaran lien @s'leenatau ginjal.1"
-
7/23/2019 Kolorektal Final
18/41
1
eberapa pasien, mempunyai gejala asimptomatik hingga mereka datang
dengan distensi abdomen masi* karena obstrukis komplit dari usus besar. ada
keadaan ini sekum menjadi sangat distensi. Ke!uali distensi dikenali dan diterapi
dengan !epat, atau ke!uali katup ileosekal menjadi inkompeten, per*orasi sekum
dapat terjadi. erkadang tumor itu sendiri mengalami per*orasi, menyebabkan nyeri
mendadak akut abdominal dan peritonitis. 4ebih sering tumor melekat dengan organ
didekatnya dan menginasinya. Kanker sigmoid dapat menginasi dinding abdomen
lateral dan membentuk abses, atau menginasi usus ke!il dan menghasilkan *istula
ileo!oli! dengan diare berat atau obstruksi usus ke!il. Kanker di *leksura splenikus
atau kolon des!ending dapat menginasi jejunum, kadang tampak dengan perdarahan
usus berat. Kanker sigmoid umumnya menginasi uterus, oarium, atau esika
urinaria. Kanker kolon adalah penyebab terbanyak kedua *istula koloesikal setelah
penyakit diertikular, dan pasien biasanya tampak dengan hematuria dan in*eksi
saluran kemih berulang, dan akhirnya dapat ken!ing disertai udara (pneumaturia) atau
*eses (*e!aluria). Kanker sigmoid ter*iksasi di pelis dan dapat menimbulkan *istula
ke agina menghasilkan bau tidak sedap (malodorous), dan discharge1(.
!arsin"#a rektu#
Kebanyakan pasien dengan kanker rektal datang dengan perdarahan dari anus.
Darah sering gelap ber!ampur dengan *eses atau menyelimuti permukaaannya, darah
juga mungkin merah terang dan pisah dengan *eses. Karenanya gejala sering dikira
hemoroid. erubahan pola de*ekasi, seperti meningkatnya *rekuensi de*ekasi, mukus
dengan *eses, atau diare mukus juga sering terjadi. Diare mukus terutama
berhubungan dengan adenoma ili yang sering menjadi ganas (malignant). 8ukus
kaya dengan potassium dan dapat !ukup banyak menyebabkan dehidrasi dan koma.
enesmus, perasaan ingin de*ekasi yang mendesak @ tidak tertahankan dan terus
menerus, adalah gejala yang penting yang disebabkan tumor rektal yang menginduksi
sensori untuk de*ekasi. Ayeri anus, pada aal de*ekasi dan setelahnya dapat timbul
jika kanker rektal baah menginasi kanal anus. nkontinensia terjadi jika s*ingter
-
7/23/2019 Kolorektal Final
19/41
15
anal telah han!ur. Darah merah segar yang keluar saat de*eksi sebaiknya diealuasi
dengan 'roctosigmoidosco'&. semua tipe perdarahan lainnya juga sebaiknya
dilakukan ealuasi yang lengkap1"
2.2.. Diagn"sa
1. Ana#nesa
erubahankebiasaan buang air besar seperti diare, sembelit
erasaan buang air besaryang tidaklega
erdarahan rektum Kram atau nyeri perut
enurunan berat badan.1&
2. Tu#"r #arker
enanda tumor yang paling umum untuk kanker kolorektal adalah antigen
Bar!inoembryoni! (B
-
7/23/2019 Kolorektal Final
20/41
-
7/23/2019 Kolorektal Final
21/41
21
&a umor penetrates to the sur*a!e o* the is!eral peritoneum
&b umor dire!tly inades or is adherent to other organs or stru!tures
%egi"nal l*#&( n"$es /N0AH #egional lymph nodes !annot be assessed
A0 Ao regional lymph node metastasis
A1 8etastasis in 1/" regional lymph nodes
A1a 8etastasis in 1 regional lymph node
A1b 8etastasis in 2/" regional lymph nodes
A1! umor deposit(s) in the subserosa, mesentery, or nonperitonealiFedperi!oli!
or perire!tal tissues ithout regional nodal metastasis
A2 8etastasis in & or more lymph nodes
A2a 8etastasis in &/6 regional lymph nodes
A2b 8etastasis in $ or more regional lymph nodesDistant #etastasis /M0
80 Ao distant metastasis
81 Distant metastasis
81a 8etastasis !on*ined to 1 organ or site (eg, lier, lung, oary, nonregional
node)
81b 8etastases in more than 1 organ@site or the peritoneum
2.2.4. Penatalaksanaan
A. !anker k"l"n
ta$iu# 5 /Tis6 N56 M"0
olip mengandung karsinoma insitu (high grade dysplasia) tidak memiliki
risiko metastasis ke lymph nodes. agaimanapun adanya displasia derajat tinggi
meningkatkan kemungkinan risiko ditemukannya karsinoma inasi* pada polip. +tas
alasan ini, polip harus dieksisi se!ara komplit. olip dapat dibuang dengan endoskopi.
asien/pasien ini harus tetap dikolonoskopi se!ara berkala untuk meyakinkan baha
polip tidak mun!ul kembali dan karsinoma inasi* tidak berkembang. ada kasus
dimana polip tidak dapat dibuang seluruhnya, dianjurkan untuk melakukan reseksi
segmental.1$
ta$iu# 1 /T16 N56 M50
-
7/23/2019 Kolorektal Final
22/41
22
eberapa polip yang jinak dijumpai memiliki karsinoma inasi* setelah
dilakukan polipektomi.penanggulangan polip ganas ini bergantung dari risiko
kekambuhan lokal dan risiko metastasis ke lymph nodes. #isiko metastasis ke lymph
nodes bergantung pada kedalaman inasi tumor. nasilymphoas!ular , hasil biopsi
berupa poorly di**erentiated tumor, atau tumor berukuran lebih dari 1mm dari
pinggirdapat meningkatkan risiko kekambuhan dan penyebaran metastasis.
'egmental kolektomi sangat dianjurkan pada kasus ini.1$
ta$iu# I $an II /T1636 N56 M"0
8ayoritas pasien dengan stadium dan disembuhkan dengan operasi.
eberapa kelompok ke!il pasien stadium akan mengalami kekambuhan lokal
setelah dilakukannya reseksi. Kemoterapi adjuan tidak meningkatkan angka harapan
hidup pada pasien tersebut. agaimanapun, &6% pasien stadium dengan reseksi
total akan meninggal karena kanker kolon.. +tas lasan ini kemoterapi adjuan
disarankan untuk pasien kanker kolon stadium ( asien usia muda, hasil
histopatologi berupa poorly di**erentiated).1$
ta$iu# III /Tan*6 N16 M50
asien dengan keterlibatan kelenjar getah bening memiliki risiko untuk
terjadinya suatu kekambuhan. Kemoterapi adjuan sangat dianjurkan untuk pasien
dalam stadium ini. /-luoroura!il/based regimens dengan leukoorin dan o;aliplatin
(-G4-GH) menurunkan angka kekambuhan pada pasien ini.1$
ta$iu# I7 /Tan*6 Nan*6 M10
+ngka harapan hidup untuk pasien dalam kelompok ini sangat ke!il.
8etastasis sangat sering terjadi pada lier. Dijumpai 20% dapat direseksi.. +ngka
harapajn hidup meningkat 20 hingga &0% pada pasien yang direseksi metastasisnya
dibandingkan dengan yang tidak dilakukan sama sekali.empat metastasis kedua
yang paling sering adalah paru. erjadi juga sekitar 20% pada penderita kanker kolon.
8eskipun dari pasien dengan metastasis paru hanya sedikit sekali panderitra yang
-
7/23/2019 Kolorektal Final
23/41
2"
dapat direseksi (hanya sekitar 1/2%) +ngka harapan hidupnya dapat meningkat
hingga "0/&0%. erlu diingat baha pasien dengan stadium tidak bisa
disembuhkan dengan operasi. -okus pengobatan adalah paliati*.1$
B. !anker %ekti
Pe#8e$a(an
'atu/satunya kemungkinan terapi kurati* ialah tindak bedah.ujuan utama
tindak bedah ialah memperlan!ar saluran !erna, baik bersi*at kurati* maupun
nonkurati*.Kemoterapi dan radiasi bersi*at paliati* dan tidak memberi man*aat
kurati*.indak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar lim*
regional. ila sudah terjadi metastasis jauh, tumor primer akan direseksi juga dengan
maksud men!egah obstruksi, perdarahan, anemia, inkontinensia, *istel, dan nyeri.1
ada karsinoma rektum, teknik pembedahan yang dipilih bergantung pada
letaknya, khususnya jarak batas baah karsinoma dan anus.'edapat mungkin anus
dengan s*ingter eksterna dan s*ingter interna dipertahankan untuk menghindari anus
preternaturalis.edah kurati* dilakukan bila tidak ditemukan gejala penyebaran lokal
maupun jauh.ada tumor rektum sepertiga proksimal dilakukan reseksi anterior.ada
tumor rektum sepertiga tengah, dilakukan reseksi dengan mempertahankan s*ingter
anus, sedangkan pada tumor sepertiga distal dilakukan amputasi rektum melalui
reseksi abdominoperineal Luenu/8iles. ada operasi ini, anus turut dikeluarkan.1
umor yang teraba pada pemeriksaan !olok dubur umumnya dianggap terlalu
rendah untuk tindakan preserasi s*ingter anus.
-
7/23/2019 Kolorektal Final
24/41
2&
yang kadang ditambah lagi dengan terapi embolisasi dapat berhasil menghambat
pertumbuhan sel ganas.1
embedahan merupakan terapi yang paling laFim digunakan terutama untuk
stadium dan karsinoma rekti , bahkan pada pasien suspek dalam stadium juga
dilakukan pembedahan. 8eskipun begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode
penentuan stadium kanker, banyak pasien karsinoma rekti dilakukan 're)surgical
treatment dengan radiasi dan kemoterapi.enggunaan kemoterapi sebelum
pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemothera'&, dan pada karsinoma rekti,
terapi ini digunakan terutama pada stadium dan . ada pasien lainnya yang hanya
dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah diangkat saat
operasi, beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah
pembedahan untuk membunuh sel kanker yang tertinggal.15
ipe pembedahan yang dipakai antara lain20
1.
-
7/23/2019 Kolorektal Final
25/41
2
ransanal
-
7/23/2019 Kolorektal Final
26/41
26
retroperitoneal.Kemudian melalui insisi perineal anus dieksisi dan
dikeluarkan seluruhnya dengan rektum melalui abdomen.
%a$iasi
3ntuk banyak kasus stadium dan lanjut, radiasi dapat menyusutkan
ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan. eran lain radioterapi adalah sebagai
terapi tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat
melalui pembedahan, dan untuk penaganan kasus metastasis jauh tertentu.
#adioterapi umumnya digunakan sebagai terapi paliati* pada pasien yang memiliki
tumor lo!al yang unresecta#le.15
!e#"tera&i
Adjuvant chemothera'& dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya
menembus sangat dalam atau tumor lokal yang bergerombol ('tadium lanjut dan
'tadium ). erapi standarnya ialah dengan *luoroura!il, ( -3) dikombinasikan
dengan leu!oorin dalam jangka aktu enam sampai dua belas bulan.15
2.2.9 !"#&likasi
a. Gbstruksi ususb. er*orasi!. eritonitisd. erdarahane. 8etastasis hepar, paru20
2.2.: Pr"gn"sis
A. !anker !"l"n
Dalam banyak kasus, Ba kolon dapat diobati jika terdeteksi pada tahap aal.
'aat diraat di tahap aal, banyak pasien bertahan hidup setidaknya tahun setelah
diagnosis. ni disebut /year surial rate.21
-
7/23/2019 Kolorektal Final
27/41
2$
9ika Ba !olon tidak kambuh dalam aktu tahun , itu dianggap sembuh .
'tage ,, dan dianggap dapat sembuh. Dalam kebanyakan kasus, kanker stadium
dianggap tidak dapat sembuh, meskipun ada penge!ualian.21
he numbers belo !ome *rom the Aational Ban!er nstituteMs '
-
7/23/2019 Kolorektal Final
28/41
2
d. 'tadium $%
Kekambuhan pada /"0% pasien, biasanya pada 2 tahun pertama setelah
operasi.2"
-
7/23/2019 Kolorektal Final
29/41
25
BAB 3
LAP;%AN !AU
IDENTITA PAIEN
nisial 9
3mur 26tahun
9enis kelamin erempuan
+lamat Desa 7uta :odang
+gama slam
'uku atak
ekerjaan :uru
'tatus elum menikah
anggal masuk 08aret 201
ANAMNEI PEN
-
7/23/2019 Kolorektal Final
30/41
"0
%i+a*at Pen*akit !eluarga =idak dijumpai
%i+a*at Peng"8atan =pasien pernah berobat ke bidan dan dokter umum, dan
diberikan obat anti perdarahan.
%i+a*at Alergi =#iayat +lergi obat maupun makanan disangkal.
TATU P%E E N
'ensorium Bompos mentis
ekanandarah 120@0 mm7g
7eart rate 100;@menit
emperature "6,oB
#espiration rate 16;@menit
PEME%I!AAN 'II!
!e&ala
8ata Bonjungtia anemis (/@/), 'klera kterik (/@/), #e*le; pupil (E@
E), sokor kiri dan kanan.
@7@8 Dalam batas normal
4eher embesaran Kelenjar :etah ening (/), embesaran iroid (/)
T("ra>
nspeksi 'imetris *usi*omisalpasi '- kanan O kiri ,nyeri (/)
erkusi sonor pada kedua lapangan paru
+uskultasi esikuler E@E, #honki (/), PheeFing (/).
-
7/23/2019 Kolorektal Final
31/41
"1
A8$"#en
nspeksi 'imetris
erkusi impani
alpasi 7@4@: tidakteraba, nyeri tekan (/)
+uskultasi eristaltik(E) A
E>tre#itas +kral hangat , B# Q 2 detik, edema (/)
Digital %e)tal E>a#inati"n /D%E0
7asil idak dilakukan pemeriksaan, karena pasien mengeluh nyeri saat dilakukan
pemeriksaan *isik.
Pe#eriksaanLa8"rat"riu# /2?52?2510
Pe#eriksaan Hasil %ujukan
Dara( lengka&
H8 /gr@0 12,10 11,$/1,
%B, /15?##30 ".26 &,20/&,$
B, /153?##30 5,&5 &,/11,1
HT /@0 2,&0 "/&&
PLT /153?##30 255 10/&0
M,7 /fL0 $.10 /5
M,H /&g0 "$,10 2/"2
M,H, /gr@0 &2,60 ""/"
%D /@0 12,$0 11,6/1&,
MP7 /fL0 5,$0 $,0/10,2
-
7/23/2019 Kolorektal Final
32/41
"2
P,T /@0 0,20
PD /fL0 10,1
Neutr"fil /@0 65.00 "$/0
Li#f"sit /@0 2,60 20/&0
M"n"sit /@0 ",50 2/6
E"sin"fil /@0 1,&0 1/6
Bas"fil /@0 0,100 0/1
!D a$r /#g?$L0 ,0 Q200
Ureu# 11,&0 Q0
!reatinin 0,62 0,/0,50
Natriu# /Na0 1" 1"/1
!aliu# /!0 "," ",6/,
!l"ri$a /,l0 10 56/106
,EA 266.&
,A 12 .$
-
7/23/2019 Kolorektal Final
33/41
""
Pe#eriksaan %a$i"l"gi
'"t" T("raks
7asil pemba!aan
/ Kedua sinus !ostophreni!us lan!ip, kedua dia*ragma li!in.
/ idak tampak in*iltrat pada kedua lapangan paru
9antung ukuran normal B# Q0%
/ rakea di tengah
/ ulang/tulang dan so*t tissue baik
!esi#&ulan ra$i"l"gis =
idak tampak metastasis paru
-
7/23/2019 Kolorektal Final
34/41
"&
,T )an ("le A8$"#en/ 52?53?2510
!esi#&ulan=
/ enebalan rektosigmoid/ idak tampak metastase organ intraabdomen
-
7/23/2019 Kolorektal Final
35/41
"
!"l"n"sk"&i /19?53?2510
7asil emba!aan
/ erineum mukosa baik
/ +nus baik / #e!tum 8assa rotrude (E), mudah berdarah
/ Kolon 'igmoid mukosa baik
/ Kolon Desenden 8ukosa baik/ Kolon ransersum 8ukosa baik
/ Kolon +s!enden 8ukosa baik
/ Kolon Be!um 8ukosa baik
!esi#&ulan=Ba #e!tum
-
7/23/2019 Kolorektal Final
36/41
"6
Pe#eriksaan Hist"&at"l"gi
8ikroskopik 'ediaan tampak struktur kelenjar dilapisi epithel pleomor*ik, kromatin
kasar, sitoplasma eosino*ilik!esi#&ulan= +deno!ar!inoma (Pell Di**erentiated)
La&"ran ;&erasi
Diagnosis pra bedah +denokarsinoma rektum &bAo80
Diagnosis pas!a bedah +denokarsinoma rektum &bA180
Aama operasi +bdomino perineal rese!tion
/ osisi supine :+/
-
7/23/2019 Kolorektal Final
37/41
"$
gl ' G +
08aret
201
+berdarah
(E), nyeri
(E)
'ens B8D120@0
7# 100;@i
## 16;@i
"6,2
+denokarsinoma rektum
&bAo80
-D #4 20 gtt@inj ketorola! "0 mg@ jam
nj ranitidin 0 mg@12 jam
oel preparation
05
8aret201
+
berdarah(E), Ayeri
(E)
'ens B8
D120@07# 100;@i
## 16;@i
"6,2
+denokarsino
ma rektum&bAo80
-D #4 20 gtt@i
nj ketorola! "0 mg@ jamnj ranitidin 0 mg@12 jam
oel preparation
10
8aret201
re/
operasi
'ens B8
D120@07# 100;@i
## 16;@i
"6,2
+denokarsino
ma rektum&bAo80
ersiapan operasi
BAB
!EIMPULAN
-
7/23/2019 Kolorektal Final
38/41
"
erempuan, 26 tahun dengan keluhan + berdarah yang dialami bulan dan
memberat dalam " bulan ini. #iayat + mengedan dijumpai sejak " bulan ini.
+ seperti kotoran ambing disangkal. + berlendir disangkal. asien selama ini
sering mengonsumsi makanan pedas dan berlemak dan jarang mengonsumsi makanan
kaya serat. Dijumpai penurunan na*su makan diikuti penurunan berat badan sebanyak
5 kg dalam " bulan terakhir ini. #iayat hipertensi dan D8 disangkal. #iayat
keluarga dengan penyakit yang sama disangkal.
ada pemeriksaan D#< dijumpai perineum biasa, s*ingter ani ketat, mukosa
li!in, teraba massa berbenjol/benjol, sirkular, mudah berdarah, & !m dari anal erge.8assa keras dan tidak bisa digerakkan.
ada pemeriksaan kolonoskopi didapati pada rektum massa protrude dan mudah
berdarah. emeriksaan histopatologi didapti hasil adenokarsinoma rektum. asien
telah dioperasi dengan teknik Milles 'rocedure dengan diagnosa akhir
+denokarsinoma rektum &bA180
DA'TA% PUTA!A
-
7/23/2019 Kolorektal Final
39/41
"5
1. 'ander, 8.+., 2012. ro*il!enderita -anker -olon dan ektum di S/! Hasan
Sadikin 0andung.8alang 3niersitas 8uhammadiyah 8alang.
2. 8iladino/8iko, 8., 2010. *olorectal *ancer 'idemiolog&. ur 2 *ancer,
1(1) 11". 'utadi, '.8., 200". !ola -eganasan Saluran *erna 0agian Atas dan 0a%ah
Secara ndosko'i di H. Adam Malik 3 Medan. 8edan 3niersitas 'umatera
3tara. +ailable *rom
http@@repository.usu.a!.id@bitstream@12"&6$5@""$&@1@penydalam/
srimaryani".pd* R+!!essed 1 -ebruari 201S.
&. 7u;ley, #.#., +nsary/8oghaddam, +., Bli*ton, ., BFerni!ho, '., arr, B.4. T
Poodard, 8., 2005. 4he $m'act of Dietar& and Lifest&le isk 5actors on isk
of *olorectal *ancer6 A 7uantitative vervie% of the 'idemiological vidence .
2ournal of *ancer, 12(1) 1$1/10.. oyle, . T 4angman, 9.'., 2000. +Bof *olorectal *ancer.0ritish Medical
2ournal, "21($26&) 0/0.
6. 'iegel,
-
7/23/2019 Kolorektal Final
40/41
-
7/23/2019 Kolorektal Final
41/41