Download - Koch download

Transcript
Page 1: Koch download

Galur Kacang Tanah Tahan Penyakit Karat dan Bercak Daun http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/id/kacang-tanah/blog-2

Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Spaeoisariopsis personata, dan penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Puccinia arachidis mulai menyerang tanaman kacang tanah saat tanaman berumur sekitar 50–60 hari hingga panen. Karena serangan terjadi pada pertengahan menjelang akhir pertumbuhan tanaman, serangan penyakit tersebut seringkali dianggap sebagai pertanda bahwa tanaman telah tua dan siap panen.

Telah diperoleh delapan galur kacang tanah yang memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap penyakit karat dan bercak daun masing-masing dengan skor 2,5-3 dan 3-4 pada 100 hari setelah tanam. Hasil polong kering berkisar antara 2,4 hingga 2,7 t/ha. Hampir seluruh galur terpilih bertipe Spanish, dengan ukuran biji mulai sedang hingga agak besar. Warna kulit biji merah muda cerah merupakan salah satu karakter unggul yang membedakan terhadap varietas lain. Warna yang cerah mendekati putih diminati oleh sebagian konsumen, khususnya industri makanan olahan.

Bercak daun Cercospora spp. dan karat (Puccinia arachidis) merupakan penyakit yang dominan pada pertanaman kacang tanah lahan kering maupun lahan sawah.

Bercak daun Cercospora spp. dan karat (Puccinia arachidis) merupakan penyakit yang dominan pada pertanaman kacang tanah lahan kering maupun lahan sawah. Di Kabupaten Banjarnegara, penyemprotan fungisida Bitertanol 300 g/l pada umur 7, 9 dan 11 minggu cukup efektif menekan serangan penyakit bercak daun dan karat,  sehingga dapat menghasilkan jumlah daun saat panen lebih besar dibanding perlakuan tanpa penyemprotan fungisida. Pengendalian penyakit daun selain menekan kehilangan hasil polong 8,5–7,4%, juga dapat menekan kerontokkan daun, sehingga hasil biomassa untuk pakan ternak semakin banyak.

 

Intensitas serangan penyakit daun dan hasil polong kering kacang tanah tanpa dan dengan fungisida  Banjarnegara, MT 2006.

  Perlakuan         

Intensitas serangan

Hasil polong kering (t/ha) Bercak daun

pada 85 hst (%)Karat daun

pada 85 hst (%)

  Tanpa fungisida 49,3 47,2 2,16  Dengan fungisida 38,9 33,9 2,36  Petani *) 54,3 53,7 1,95

*) varietas lokal, tanpa seed treatment fungisida Captan, tanpa saluran drainase,     tanpa fungisida kimia.

http://berbagiilmukehutanan.blogspot.com/2011/03/penerapan-postulat-koch-dalam.html

Page 2: Koch download

Postulat Koch

Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch pada

1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi

untuk menentukan hubungan sebab-musabab antara parasit dan penyakit. Ia

menerapkannyauntuk untuk menentukan etiologi antraks dan tuberkulosis, namun semuanya

telah dierapkan pada penyakit lain.

Isi postulat Koch adalah:

Organisme (parasit) harus ditemukan dalam hewan yang sakit, tidak pada yang sehat. Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.

Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada hewan yang sehat.

Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari hewan yang dicobakan tersebut

Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa Koch mengabaikan bagian kedua dari postulat

pertama (organisme penyakit tidak ditemukan pada hewan sehat), ketika ia menembukan karier

asimtomatik atau tak bertanda pada kolera. Kemudian karier asimtomatik bertambah seiiring

ditemukannya virus seperti polio, herpes simpleks, HIV dan hepatitis C. Postulat ketiganya pun

tidak selalu terjadi.

Sejarah

Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi

patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu.[1] Walaupun dalam masa Koch, dikenal

beberapa penyebab infektif yang memang bertanggung jawab pada suatu penyakit dan tidak

memenuhi semua postulatnya.[2] Usaha untuk menjalankan postulat Koch semakin kuat saat

mendiagnosis penyakit yang disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Pada masa itu virus belum

dapat dilihan atau diisolasi dalam kultur. Hal ini merintangi perkembangan awal dari virologi.[3][4]

Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai penyebab penyakit walaupun tidak memenuhi

semua isi postulat.[5] Oleh karena itu, dalam penegakkan diagnosis mikrobiologis tidak

diperlukan pemenuhan keseluruhan postulat.

 

Aplikasi Postulat Koch Pada Lahan Pertanaman Agroforestri

Page 3: Koch download

 Pada pertanaman agroforestri terdapat kompetisi yang konstan untuk mendapatkan sumberdaya

terutama yang tersedia terbatas terutama dalam hal cahaya, air serta makro dan mikro nutrien

esensial. Dalam rangka persaingan unsur hara ini, banyak tanaman telah mengadopsikan stategi

penggunaan bahan kimia untuk mendapatkan pemenuhan sumberdaya tersedi dalam proporsi

yang lebih besar.

Pada pertanaman agroforestry dimana tanaman dari berbagai jenis diusahakan pada lahan yang

sama dengan pengaturan waktu tertentu sehingga kehadiran allelopati dari beberapa jenis dapat

mempengaruhi pertumbuhan jenis yang lain, sehingga pengelola harus mengetahui akibat dari

adaya allelopati ini dalam rangka perencanaan kedepan (Anonim, 2008).

Metode interaksi penyebaran allelopati dari aksi kompetitif secara alami dapat dijelaskan dengan

menerapkan penelitian menggunakan prinsip postulat Koch. Dalam tujuan menghadirkan

allelopati dengan baik, maka harus dihadirkan dengan cara mengambilnya dari tanaman yang

terkena pengaruh, kemudian mengamatinya untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan (Carroll,

1994).

Postulat Koch juga dapat digunakan ketika terdapat serangan oleh pathogen (Anonim, 2008)

pada pertanaman agroforestry, hal ini dimungkinkan misalnya pada agroforestry berbasis buah

ataupun agroforestry berbasis tanaman pertanian.

Penerapan Postulat Koch pada Pertanaman Manggis

 Permasalahan yang dihadapi petani dan pelaku bisnis manggis di Indonesia adalah rendahnya

produktivitas dan kualitas manggis yang diproduksi.  Pada tahun 2001, dari total produksi

nasional hanya 18,86% manggis yang memiliki kualitas layak ekspor.  Hal  ini  terkait  dengan 

sistem  produksi  manggis  yang  sebagian  besar berasal dari tanaman manggis rakyat yang

berada dalam kebun campuran maupun

pekarangan  yang  tidak  dipelihara  secara  optimal.  Sampai  tahun  2004  ini,  dari studi  kasus 

yang  dilakukan  oleh  PKBT  IPB  dalam  kegiatan  pendampingan konversi  hutan  manggis 

menjadi  kebun  manggis  telah  berhasil  meningkatkan produktivitas dan kualitas buah ekspor.

Peningkatan produktivitas mencapai 45 – 80 kg/pohon dari semula hanya 5 – 20 kg/pohon dan

kualitas buah ekspor yang dihasilkan  mencapai  40%.  Oleh  karena  itu,  perbaikan  sistem 

Page 4: Koch download

produksi  manggis perlu  mendapat  perhatian  yang  serius  dalam  upaya  meningkatkan 

agribisnis manggis (Anonim, 2004).

Salah satu penyebab rendahnya mutu manggis adalah penyakit getah kuning yang menyebabkan

rasanya menjadi pahit dan burik di kulit buah yang membuat warna kulit  buah  menjadi  kusam 

dan  tidak  menarik.  Penyakit  getah  kuning  dan  burik tidak hanya terdapat pada buah yang

matang, tetapi juga sudah menyerang buah yang   umur   9   minggu   setelah   bunga   mekar  

(minggu   setelah   anthesis).  Pengendalian hama dan penyakit dapat meningkatkan kualitas

buah (Anonim, 2004).

Penyebab  getah  kuning  belum  diketahui  dengan  pasti  sehingga  perlu  dilakukan identifikasi 

penyebab  penyakit  untuk  menetapkan  metode  pengendalian  yang efektif. Sebagian ahli

menduga, getah kuning merupakan penyakit fisiologis yang terjadi  karena  pecahnya  sel-sel 

kulit  buah  akibat  perubahan  potensial  air  saat pergantian  musim  hujan  ke  musim 

kemarau.  Pendapat  lain  mengatakan  getah kuning disebabkan karena pelukaan kulit buah

bagian dalam akibat benturan antar buah.  Identifikasi  awal  terhadap  mikroorganisme  yang 

berasosiasi  dengan  getah kuning  mendapatkan  lima  isolat  bakteri  patogen.  Verifikasi 

apakah  bakteri tersebut  adalah  penyebab  primer  atau  sekunder  dilakukan  dengan  pengujian

Postulat Koch (Anonim,2009).

 

Referensi

 Anonim. 2004. Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2004 Pengembangan Buah-buahan

Unggulan Indonesia. www.google.com/search?.

Anonim. 2008. Crop Diversity andthe Food Crisis. http://www.spc.int/lrd/Publications/

LRD_Newsletter/LRD%20news%20Vol%20no.2.pdf

Anonim. 2009. Budidaya Gaharu Sistem Bio Induksi, Hasil Kerja Keras Peneliti Balitbang Kehutanan

Dephut. www. Baungcamp.com . Diunduh tanggal 12 April 2009.

Carroll, Matthew W. 1994. Allelopathic Interactions In A Temperate Forest Setting By Higher Woody

Plants And Understory Components. Colorado State University.

Page 5: Koch download

postulat kouch04 Mar

POSTULAT KOCH

I. Pendahuluan

Penyakit tanaman adalah suatu keadaan dimana tumbuhan mengalami gangguan fungsi fisiologis secara terus menerus sehingga menimbulkan gejala dan tanda. Gangguan fisiologis ini disebabkan oleh faktor biotik (bakteri, cendawan, virus dan nematoda) maupun faktor abiotik (suhu, kelembaban, unsur hara mineral) (Agrios, 1996). Percobaan Koch dan peneliti-peniliti telah membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan penyakit tertentu pula yang dikenal dengan postulat Koch.

Dalam Postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, organisme selalu berasosiasi dengan inang dalam semua kejadian penyakit. Kedua, organisme (patogen) dapat diisolasi dan dikulturkan menjadi biakan murni. Ketiga, hasil isolasi saat diinokulasikan pada tanman sehat akan menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Keempat, dari tanaman yang telah diinokulasi didapatkan hasil isolasi yang sama dengan hasil isolasi yang pertama.

Postulat Koch ini dapat membuktikan bahwa hasil isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanman sehat akan menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Praktikum kali ini akan mengisolasi Colletotrichum capsici ke cabai yang masih sehat.

 

II. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi Postulat Koch pada cabe.

 

III. Hasil Pengamatan

Foto Colletotrichum capsici Kontrol

Bagian yang terserang penyakit

agrilands.net

Page 6: Koch download

Karena pada praktikum kali ini kelompok kami gagal, maka kami tidak menyertakan perhitungan diameter.

IV. Pembahasan

Postulat Koch menyebutkan bahwa untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, organisme selalu berasosiasi dengan inang dalam semua kejadian penyakit. Kedua, organisme (patogen) dapat diisolasi dan dikulturkan menjadi biakan murni. Ketiga, hasil isolasi saat diinokulasikan pada tanman sehat akan menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Keempat, dari tanaman yang telah diinokulasi didapatkan hasil isolasi yang sama dengan hasil isolasi yang pertama.

Berdasarkan kriteria diatas, pada praktikum ini dilakukan isolasi cendawan Colletotricum capsici pada tanaman cabai. Cabai yang telah dimasuki inokulum Colletotricum capsici seharusnya terinfeksi oleh cendawan tersebut. Akan tetepi ternyata percabaan yang kami lakukan gagal. Terdapat polutan yang menyebabkan Colletotricum capsici tidak tumbuh pada cabai. Berdasrkan postulat Koch ada dua hal yang dapat menyebabkan percobaan ini gagal yaitu biakan mikroorganisme yang di isolasi ke cabai bukan merupakan biakan murni atau terkontaminasai oleh mikroorganisme yang lain. Yang kedua adalah cabai yang digunakan merupakan cabai yang tahan (tidak suseptibel) sehingga cendawan Colletotricum capsici tidak mampumenginfeksi cabai tersebut. yang sehat.

V. Simpulan

Isolasi cenadawan Colletotricum capsici pada cabai memenuhi criteria organisme penyebab penyakit. Namun inokulum yang di isolasi harus merupakan biakan murni agar percobaan berhasil dan dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisma lain.

 

VI. Daftar Pustaka

Agrios G N. 1996. Plant Pathology. Gainesville: Unyversity of Florida. (13 Desember 2010)

Pelezar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) (13 Desember 2010)

Streets, R.B. 1972. Diagnosis of Plant Diseases. Tuscon:The University of Arizona Press

Page 7: Koch download

Robert Koch (1843-1910)

SALAH satu faktor utama penyebab timbulnya penyakit adalah kontaminasi mikroorganisme berupa bakteri. Meskipun terdapat spesies bakteri tertentu yang menguntungkan bagi hewan dan manusia, namun bakteri dapat pula menjadi penyebab timbulnya suatu penyakit yang sangat merugikan. Salah satunya adalah penyakit antraks.

Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Bacillus anthracis yang bersifat akut. Penyakit ini sering kali ditemui pada hewan-hewan ternak (farm animals), namun dapat menular pula pada manusia (zoonosis). Antraks masih menjadi masalah khusus di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Keberadaannya sangat ditakuti oleh masyarakat dan pelaku usaha pada bidang peternakan. Selain karena menyebabkan kerugian materi akibat matinya ternak, antraks juga bisa menyebabkan nyawa manusia melayang.

Untungnya, manusia memiliki pengetahuan mengenai antraks, meski pengetahuan itu masih terbatas. Pengetahuan manusia terhadap antraks tidak terlepas dari jasa para peneliti di masa lalu. Antraks dapat diketahui sebagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri setelah melalui berbagai macam percobaan dan penelitian. Pada saat ini, bakteri antraks dapat diidentifikasi dan dikembangbiakkan dalam sebuah media tertentu. Hal tersebut dapat terwujud berkat hasil kerja keras seorang bakteriologis berkebangsaan Jerman bernama Robert Koch (1843-1910).

Penelitian pada tikus

Robert Koch lahir pada tanggal 11 Desember 1843 di Clausthal-Zellerfeld, Hannover, Jerman dengan nama Robert Heinrich Hermann Koch. Ayahnya adalah seorang ahli pertambangan terkemuka. Koch menempuh pendidikan dasar di sekolah lokal yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pada saat memasuki sekolah menengah atas, Koch menunjukkan ketertarikannya yang sangat tinggi terhadap biologi.

Page 8: Koch download

Dalam biografi Robert Koch pada sebuah publikasi yang berjudul Nobel Lectures, Physiology or Medicine 1901-1921 dijelaskan, Koch mempelajari ilmu kedokteran di University of Gottingen pada tahun 1862. Kemudian, di tempat ini Koch mengenal seorang profesor dalam bidang anatomi, Jacob Henle. Perkenalan tersebut tampaknya menjadi pengalaman yang bersejarah bagi Koch.

Jacob Henle adalah orang pertama yang mempengaruhi Koch untuk mempelajari bakteriologi. Hal itu dirasakan Koch ketika mengetahui pendapat Henle yang menyatakan, penyakit menular disebabkan oleh organisme parasit hidup. Setelah itu, Koch pun lulus dan mendapat gelar M.D. (medical doctor) pada tahun 1866. Koch kemudian menikah dengan Emmy Fraats yang memberikannya seorang anak bernama Gertrud.

Penelitian Koch terhadap antraks dimulai ketika antraks menjadi penyakit hewan dengan prevalensi paling tinggi pada masa itu. Dengan berbekal sebuah mikroskop sederhana dalam laboratorium di ruangan rumahnya, Koch mencoba membuktikan secara ilmiah mengenai bacillus yang menyebabkan antraks. Hal itu dilakukan dengan menyuntikkan Bacillus anthracis ke dalam tubuh sejumlah tikus. Koch mendapatkan Bacillus anthracis tersebut dari limpa hewan ternak yang mati karena antraks.

Hasilnya, semua tikus yang telah disuntik oleh Bacillus anthracis ditemukan dalam keadaan mati. Sementara itu, tikus yang suntik oleh darah yang berasal dari limpa hewan sehat ditemukan dalam keadaan masih hidup. Melalui percobaannya ini, Koch memperkuat hasil penelitian ilmuwan lain yang menyatakan, penyakit ini dapat menular melalui darah dari hewan yang menderita antraks.

Rasa keingintahuan Koch terhadap antraks semakin besar setelah berhasil melakukan percobaan pertamanya. Casimir Davaine merupakan ilmuwan yang membuktikan penularan langsung Bacillus anthracis di antara beberapa ekor sapi. Namun, Koch ingin mengetahui apakah Bacillus anthracis yang tidak pernah kontak dengan segala jenis hewan dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Koch menemukan metode dalam pemurnian bacillus dari sampel darah untuk kemudian dikembangbiakkan.

Melalui metode tersebut Koch mampu mengidentifikasi, mempelajari, dan mengambil gambar bacillus yang sedang dikembangbiakkan. Setelah itu dapat disimpulkan, jika Bacillus anthracis berada dalam lingkungan yang tidak disukainya dan berada di luar inang (host), bakteri tersebut akan memproduksi spora untuk melawan lingkungan yang tidak cocok baginya. Kondisi seperti ini dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama. Ketika kondisi lingkungan telah kembali cocok dan normal, spora akan memicu berkembangnya kembali bacillus. Jika spora tersebut tertanam dalam tanah, maka akan menyebabkan penyebaran antraks secara spontan (spontaneous outbreak).

Page 9: Koch download

Postulat Koch

Dari percobaan keduanya tersebut, Koch menyimpulkan, meskipun bacillus tidak kontak dengan segala jenis hewan, namun mereka tetap dapat menyebabkan timbulnya antraks. Hasil penemuan tersebut didemonstrasikan oleh Koch di hadapan dua orang profesor yang bernama Ferdinand Cohn dan Cohnheim. Kedua orang profesor itu sangat terkesan dengan penemuan Koch.

Pada tahun 1876 Ferdinand Cohn mempublikasikan penemuan Koch dalam sebuah jurnal. Tidak lama setelah itu, Koch menjadi cukup terkenal dan dirinya diberi penghargaan berupa sebuah pekerjaan di Kantor Kesehatan Kekaisaran (Imperial Health Office) pada tahun 1880 di Berlin.

Popularitas dan penghargaan tidak membuat Koch cepat berpuas diri. Di tempat kerjanya yang baru, Koch mendapat fasilitas berupa laboratorium yang lebih baik dari sebelumnya. Koch kemudian menemukan metode penanaman kultur bakteri dalam media padat seperti kentang. Koch pun mengembangkan metode baru dalam mengidentifikasi bakteri dengan zat warna (staining) agar lebih mudah terlihat.

Berbagai metode yang ditemukan oleh Koch tersebut dapat membuat bakteri patogen lebih mudah didapatkan dalam kultur murni (pure culture). Padahal sebelumnya, bakteri patogen sangat sulit didapatkan karena tercampur dengan organisme lain yang dapat ikut teridentifikasi. Dengan alasan tersebut, Koch memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelum bakteri dianggap sebagai penyebab penyakit. Rumusan tersebut dikenal dengan Postulat-postulat Koch (Koch’s Postulates).

Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat.

Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa. Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.

Sempat ke Jawa

Penelitian-penelitian yang dilakukan Koch tidak terbatas pada antraks. Penyakit lain seperti TBC (tuberculosis) dan kolera turut diteliti pula oleh Koch. Pada tahun 1883, Koch dikirim ke Mesir sebagai pimpinan Komisi Kolera German (German Cholera Commission) untuk menginvestigasi penyebaran kolera di negara tersebut. Meskipun Koch belum membuktikannya dalam berbagai percobaan, Koch dapat mengidentifikasi bakteri bernama Vibrio bacterium sebagai penyebab kolera.

Page 10: Koch download

Koch diangkat sebagai profesor dalam bidang ilmu kesehatan di Universitas Berlin pada tahun 1885. Selain itu, Koch pun mendapatkan gelar profesor kehormatan di fakultas kedokteran dan menjabat sebagai pimpinan pada Lembaga Penyakit-penyakit Menular (Insitute for Infectious Diseases). Koch telah berkeliling ke berbagai tempat di dunia untuk mempelajari berbagai macam penyakit, termasuk ke Pulau Jawa.

Pada tahun 1905, Koch dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang fisiologi atau kedokteran. Koch mengabdikan hampir seluruh hidupnya dalam bidang bakteriologi yang berguna dalam mempelajari berbagai macam penyakit. Robert Koch meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 1910 dan dikenang sebagai salah satu pendiri bidang ilmu bakteriologi.***

M. Ikhsan ShiddieqyKliping Cybermedia http://www.ilunifk83.com/t265-robert-koch. 2010

Latar Belakang

Pada umumnya penyakit yang menyerang pertanaman kacang tanah di Indonesia adalah

penyakit layu bakteri, bercak daun awal, bercak daun lambat, dan karat yang masing-masing

disebabkan oleh Ralstonia solanacearum, Cercospora arachidicola, Cercosporidium personatum,

dan Puccinia arachidis. Penyakit karat daun Puccinia arachidis merupakan penyakit yang cukup

berbahaya pada pertanaman kacang tanah. Puccinia arachidis sendiri merupakan cendawan

parasit obligat yang tidak dapat hidup sebagai secara saprofit. Dalam membuktikan penyebab

suatu penyakit, diperlukan metode pembuktian. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah

metode postulat koch. Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan

Robert Koch pada 1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Menurut Koch, keempatnya

harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-musabab antara parasit dan penyakit. Ia

menerapkannyauntuk untuk menentukan etiologi antraks dan tuberkulosis, namun semuanya

telah dierapkan pada penyakit lain. (Wikipedia).

Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk

mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Walaupun dalam masa

Koch, dikenal beberapa penyebab infektif yang memang bertanggung jawab pada suatu penyakit

dan tidak memenuhi semua postulatnya. Usaha untuk menjalankan postulat Koch semakin kuat

Page 11: Koch download

saat mendiagnosis penyakit yang disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Pada masa itu virus

belum dapat dilihan atau diisolasi dalam kultur. Kini, beberapa penyebab infektif diterima

sebagai penyebab penyakit walaupun tidak memenuhi semua isi postulat. Oleh karena itu, dalam

penegakkan diagnosis mikrobiologis tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan postulat.

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman praktek Postulat koch dalam

identifikasi penyebab penyakit tanaman, agar kelak mahasiswa dapat menerapkan di lapangan

dan laboratorium.

bercak-bercak karat berwarna orange. Hal ini mungkin disebabkan karena tanaman kacang tanah masih terlalu

muda, sehingga masih relatif tahan terhadap penyakit. Selain itu, mungkin air yang digunakan dalam

pembuatan cairan inokulasi karat terlalu banyak, sehingga jumlah inokulum karat yang disemprotkan ke

tanaman terlalu sedikit. Akibatnya, gejala karat belum muncul dalam satu minggu.

Karena setelah satu minggu tanaman belum menunjukkan gejala karat, maka dilakukan inokulasi

ulang menggunakan agar air (water agar) yang ditempelkan pada permukaan bawah daun. Inokulum karat

diletakkan pada media

water agar yang berfungsi untuk melembabkan sehingga uredospora dapat berkecambah dan menginfeksi tanaman.

Setelah satu minggu dari reinokulasi, tanaman kacang tanah segera menunjukan gejala karat. Gejala

karat berupa bercak-bercak berwarna orange yang terlihat jelas pada permukaan bawah daun. Dari tiga pot

tanaman kacang tanah yang diinokulasi, total kejadian penyakitnya adalah 100%. Artinya, semua tanaman

dalam ketiga pot menunjukkan gejala penyakit karat. Pada ketiga pot tanaman kontrol tidak ditemukan gejala

karat.

Bercak karat ternyata tidak hanya muncul pada daun yang ditempeliwater agar, tetapi juga pada daun lain yang tidak ditempeli water agar. Kemunculan

Page 12: Koch download

bercak pada daun lain ini diduga akibat inokulasi awal yang dilakukan dengan penyemprotan. Cendawan karat

tersebut baru tampak gejalanya setelah dua minggu dari waktu inokulasi. Berdasarkan pengamatan, ternyata

terdapat perbedaan waktu munculnya gejala antara inokulasi pertama (penyemprotan) dengan inokulasi kedua

(water agar). Hal ini terjadi akibat pengaruh kelembaban. Pada inokulasi menggunakan water agar,

kelembaban uredospora akan tetap terjaga sehingga cepat berkecambah. Sedangkan pada inokulasi semprot,

ada kemungkinan uredospora lambat berkecambah karena menempel di daun yang kurang lembab.

5

Gambar 1. Dari kiri: 1) Pustul karat pada permukaan bawah daun 2) Daun kacang tanah yang terserang karat 3) Uredospora Puccinia arachidis

Postulat Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan diterbitkan

pada tahun 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara

parasit dan penyakit (en.wikipedia.org).

Isi Postulat Koch antara lain: 1.Organisme (parasit) harus ditemukan dalam tanaman yang sakit, tidak

pada yang sehat 2.Organisme harus diisolasi dari tanaman sakit dan dibiakkan dalam

kultur murni 3.Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada

tanaman yang sehat 4.Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari tanaman yang dicobakan

tersebut

Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen

yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai penyebab

Page 13: Koch download

penyakit walaupun tidak memenuhi semua isi postulat. Oleh karena itu, dalam penegakkan diagnosis

mikrobiologis tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan postulat.

Puccinia arachidis merupakan cendawan penyebab penyakit karat pada

kacang tanah. Cendawan ini menurut klasifikasinya termasuk dalam filum Basidiomycota, kelas

Urediniomycetes, ordo Uredinales, famili Pucciniaceae, dan genusPuccin ia.

Penyakit karat dapat dikenali ketika pustul berwarna orange muncul di permukaan daun bagian

bawah dan pecah mengeluarkan uredospora yang berwarna coklat kemerah-merahan. Pustul muncul pertama

kali di permukaan bawah dan pada cultivar yang sangat rentan pustul awal tersebut dapat dikelilingi oleh

koloni pustul-pustul sekunder (www.ikisan.com). Bentuk pustul biasanya

6

Page 14: Koch download
Page 15: Koch download
Page 16: Koch download
Page 17: Koch download

bundar dengan diameter 0,5 – 1,4 mm. Gejala penyakit ini tampak seperti bercak- bercak coklat muda sampai

orange (warna karat) pada daun. Daun gugur sebelum waktunya. Produksi polong pun menurun akibat

serangan patogen ini, kandungan minyak pun akan menjadi lebih rendah. Pengendalian penyakit menggunakan

varietas tanaman yang resisten. Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Selain itu juga dengan

penyemprotan fungisida yang sesuai dengan kondisi setempat. (Perdana, 2009).

Gambar 1. Tanaman kacang tanah yang terserang karat (sebagai inokulum) Gambar 2. Pustul penyakit karat dan uredospora cendawan Puccinia arachidis (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 3. Dari kiri atas: (a), (b), (c) dan (d) Tanaman kacang tanah hasil pengujian Postulat Koch (Gejala karat dilingkari merah), (e) Tanaman kontrol 7 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa Postulat Koch yang

dilakukan berhasil. Tanaman kacang tanah yang diinokulasi dengan cendawan karat Puccinia arachidis

menunjukkan gejala dan tanda penyakit yang sama dengan tahap asosiasi. Tahapan Postulat Koch yang

digunakan hanya meliputi asosiasi dan inokulasi sebab cendawan karat merupakan parasit obligat sehingga

tidak dapat diisolasi dalam media buatan.

8

Page 18: Koch download

DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2009. Puccinia arachidis. http://en.wikipedia.org/wiki/Puccinia_ [Anonim]. Groundnut Disease. www.ikisan.com/links/ap_groundnutDisease (15

Juni 2009)

[Anonim]. http://www.scielo.br/img/revistas/fb/v31n4/15f1f.jpg (15 Juni 2009)

[Anonim].http://www.viarural.com.ar/viarural.com.ar/agricultura/aa-

enfermedades/puccinia-arachidis-02-red.jpg (15 Juni 2009) Adnan, Abdul Muin. 2009. Ilmu Penyakit Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman IPB. Perdana, Dimas Aditya. 2009. Budidaya Kacang Tanah. http://dimasadityaperdana.blogspot.com/2009/04/budidaya-kacang- tanah.html (15 Juni 2009) Sinaga, Meity Suradji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya

Page 19: Koch download

Top Related