Transcript
Page 1: KKP INFORMATIKA URINDO

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin mempermudah

untuk mendapatkan informasi yang ingin kita dapatkan. Sebagai contoh perkembangan

teknologi informasi telah diadopsi oleh media massa dalam penyampaian berita baik

melalui media surat kabar, radio, televisi, dan melalui media internet. Dengan media

internet kita dapat lebih mudah memproses dan mengolah data atau informasi.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat menuntut pula adanya suatu

media transmisi yang cepat sehingga informasi dapat kita peroleh dengan cepat. Selain

media transmisi salah satu pendukung lainnya yang sangat berperan penting adalah

suatu komputer.

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sangat mengandalkan komputer sebagai

media untuk menghasilkan dan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengolah

suatu informasi sehingga dapat distribusikan kepada pihak yang membutuhkan. Untuk

dapat terhubung dari satu komputer ke komputer lain, atau dari komputer ke jaringan

internet kita perlu membangun suatu jaringan komputer.

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang

dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan menggunakan protokol-protokol

komunikasi melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling

berbagi data informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti

printer, hardisk, dan sebagainya, dengan tujuan untuk membawa data informasi dari

pengirim menuju penerima secara cepat dan tepat tanpa adanya kesalahan melalui

media transmisi atau media komunikasi tertentu (Arif Andyma,2011). Jaringan

Page 2: KKP INFORMATIKA URINDO

komputer dibagi berdasarkan pada besar kecilnya cakupan jaringan yang

menghubungkan antar komputer, salah satu jenisnya adalah Local Area Network

(LAN).

Demikian halnya di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah, Local

Area Networking atau sistem jaringan komputer lokal, saat ini sudah menjadi sistem

yang sangat dibutuhkan di setiap bagian untuk mempermudah tugas-tugas agar lebih

berdayaguna dan berhasilguna serta untuk memperlancar komunikasi antar bagian-

bagian yang terkait di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penyusun tertarik untuk memilih

judul “ANALISIS JARINGAN KOMPUTER LAN (LOCAL AREA NETWORK) PADA

ANJUNGAN JAWA BARAT TAMAN MINI INDONESIA INDAH”.

1.2 Ruang Lingkup

Kuliah Kerja Praktek (KKP) difokuskan untuk menganalisis jaringan komputer

LAN (Local Area Network) yang terintegrasi di Anjungan Jawa Barat Taman Mini

Indonesia Indah. Analisis jaringan LAN ini dilengkapi teori dan analisis SWOT.

Cakupan pembahasan analisis menyangkut topologi jaringan, perangkat keras yang

digunakan, dan media transmisi.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini adalah untuk memenuhi kurikulum

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Respati Indonesia, sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika pada Universitas Respati

Indonesia.

Page 3: KKP INFORMATIKA URINDO

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dengan adanya kegiatan KKP yang dapat diambil

berdasarkan pemahaman dan pengalaman selama melakukan KKP adalah sebagai

berikut :

1. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan

melalui penerapan secara praktis dalam perusahaan.

2. Bertambahnya ilmu dan wawasan baru tentang arsitektur sistem jaringan

komputer, khususnya jaringan LAN (Local Area Network).

3. Dapat mempelajari dan merasakan secara langsung situasi dalam dunia kerja

sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja yang

sesungguhnya.

1.4 Metodologi

Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini, penyusun menggunakan

beberapa metode pengumpulan data yaitu :

1. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang berdasarkan

pengamatan secara langsung dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan

objek yang dianalisis secara lengkap dan sistematis.

2. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab atau wawancara pada

pembimbing dan orang – orang yang yang bertanggung jawab terhadap jaringan

komputer yang ada sehingga didapat informasi secara rinci tentang objek yang

diteliti.

Page 4: KKP INFORMATIKA URINDO

3. Metode Perpustakaan

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku referensi dan

dokumentasi dari instansi yang terkait maupun sumber lainnya untuk

melengkapi data – data yang ada sebagai bahan penunjang dalam penyusunan

laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

1.5 Tempat dan Waktu

Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dilaksanakan di Anjungan Jawa Barat Taman

Mini Indonesia Indah. Waktu pelaksanaan KKP ini dimulai dari bulan Oktober 2012

sampai dengan bulan November 2012.

1.6 Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan yang digunakan penyusun dalam penyusunan laporan

ini adalah sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini penyusun menguraikan mengenai latar belakang penelitian, tujuan

dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian yang memberikan batasan-

batasan pembahasan agar penyusun terfokus pada satu pembahasan, metode

pengumpulan data, tempat dan waktu KKP, serta sistematika penyusunan

laporan.

Bab 2 Profil Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah

Pada bab ini berisi penjelasan mengenai profil ANJUNGAN JAWA BARAT

TAMAN MINI INDONESIA INDAH yaitu tentang dasar pemikiran

dibangunnya ANJUNGAN JAWA BARAT TAMAN MINI INDONESIA

INDAH, visi dan misi, struktur organisasi, serta tugas dan tanggung jawab

pengelolaan.

Page 5: KKP INFORMATIKA URINDO

Bab 3 Analisis Jaringan LAN Pada Anjungan Jawa Barat Taman Mini

Indonesia Indah

Pada bab ini penyusun menguraikan tentang arsitektur jaringan LAN pada

ANJUNGAN JAWA BARAT TAMAN MINI INDONESIA INDAH, menurut

landasan teori, topologi jaringan pada ANJUNGAN JAWA BARAT,

konfigurasi jaringan LAN di ANJUNGAN JAWA BARAT, spesifikasi

perangkat keras yang digunakan, serta pemeliharaan jaringan pada jaringan LAN

yang telah terkonfigurasi.

Bab 4 Analisis SWOT Arsitektur Jaringan LAN Pada Anjungan Jawa

Barat Taman Mini Indonesia Indah

Pada bab ini penyusun mengemukakan mengenai analisis hasil penelitian yang

telah diamati, hasil dari pengamatan tersebut dianalisis berdasarkan analisis

SWOT yaitu singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Opportunities (peluang), dan Threath (ancaman).

Bab 5 Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang analisis

sistem jaringan komputer LAN (Local Area Network) pada ANJUNGAN JAWA

BARAT TAMAN MINI INDONESIA INDAH.

Page 6: KKP INFORMATIKA URINDO

BAB 2

PROFIL ANJUNGAN JAWA BARAT

2.1 Dasar Pemikiran

Semula Pemerintah Propinsi Jawa Barat membangun Balai Pengelolaan

Anjungan Jawa Barat di Taman Mini “Indonesia Indah” untuk memperkenalkan potensi

kebudayaan dan pariwisata Jawa Barat kepada seluruh masyarakat Indonesia dan manca

negara sesuai dengan fungsi Taman Mini “Indonesia Indah” secara keseluruhan sebagai

pusat informasi, pelestarian, pembinaan, dan pengembangan seni, budaya dan wisata.

Fungsi lainnya adalah menampung serta menyalurkan segala aspirasi dan

keinginan masyarakat daerah yang berada di Jakarta dan sekitarnya untuk

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terutama di bidang seni, budaya dan wisata.

Dengan potensi kepariwisataan Jawa Barat yang beragam, kaya akan kesenian,

indah dengan alamnya, beragam budayanya dan masih banyak yang lainnya merupakan

aset yang dapat dikembangkan untuk “dijual”, dengan demikian Balai Pengelolaan

Anjungan Jawa Barat berupaya memberikan pelayanan informasi kebudayaan dan

kepariwisataan Jawa Barat sesuai dengan visi dan misi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Propinsi Jawa Barat dan dapat berperan aktif dalam menunjang visi dan misi

Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

2.2 Visi dan Misi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah

Berikut ini adalah visi dan misi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia

Indah:

2.2.1 Visi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah

Page 7: KKP INFORMATIKA URINDO

Terwujudnya Jawa Barat sebagai daerah budaya dan tujuan wisata andalan.

2.2.2 Misi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah

1. Pembinaan, pelestarian dan pengembangan asset budaya yang mendukung upaya

pengembangan Pariwisata Jawa Barat.

2. Mengefektifkan kebudayaan sebagai asset daerah yang mendukung kepada

pengembangan Usaha Jasa Pariwisata.

3. Mempromosikan Kepariwisataan Jawa Barat.

4. Meningkatkan sumber daya manusia Kebudayaan dan Kepariwisataan.

5. Memuliakan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam aspek jarahnitra dan

tradisi Jawa Barat.

2.3 Struktur Organisasi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah

Ketenagakerjaan Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat Nomor

820/1030-kepeg/2002 tanggal 30 Juli 2002 tentang Penugasan Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Disbudpar Propinsi Jawa Barat. Jumlah PNS di Balai Pengelolaan Anjungan

Jawa Barat sebanyak 19 orang. Selain itu sesuai dengan Ijin Prinsip Gubernur Jawa

Barat Nomor. 814.1/4086/Peg.1, tanggal 28 Desember 2005, tentang Izin Prinsip

Pengangkatan Tenaga Kontrak Kerja (TKK) Tahun Anggaran 2006 terdapat 7 (Tujuh)

orang Tenaga Kontrak Kerja. Di samping itu berdasarkan Surat Keputusan Kepala

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 814/01/SK–Kepeg/2006, tanggal 2 Januari

2006 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Di Lingkungan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Propinsi Jawa Barat terdapat 16 (enam belas) orang Tenaga Honorer.

Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

Page 8: KKP INFORMATIKA URINDO

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan

2.4.1 Kepala Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat

Kepala Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat mempunyai tugas dan tanggung

jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan

Page 9: KKP INFORMATIKA URINDO

pengelolaaan Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat. Adapun rincian tugasnya adalah

sebagai berikut :

1. Menyusun rencana dan program kerja;

2. Melaksanakan pengaturan pergelaran kesenian;

3. Melaksanakan pengaturan kegiatan pameran kebudayaan dan pariwisata;

4. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;

5. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan balai.

Dalam melaksanakan tugasnya kepala Balai dibantu oleh Kasub Bag Tata

Usaha, Kepala Seksi Pameran dan Kepala Seksi Pergelaran.

2.4.2 Sub Bagian tata Usaha

Sub Bagian tata Usaha mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

melaksanakan penyusunan rencana kerja, pengelolaan administrasi kepegawaian,

keuangan, penyediaan informasi, perlengkapan dan pelaporan. Adapun rincian tugasnya

adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

2. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

3. Melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan kantor.

4. Melaksanakan penyiapan bahan rancangan, pendokumentasian pengelolaan

perpustakaan dan hubungan masyarakat.

5. Melaksanakan pengendalian administrasi belanja rutin dan pembangunan.

6. Melaksanakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan.

7. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

8. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

Page 10: KKP INFORMATIKA URINDO

2.4.3 Seksi Pameran

Seksi Pameran mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan

kegiatan pameran kebudayaan dan pariwisata. Adapun rincian tugasnya adalah sebagai

berikut :

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Melaksanakan kegiatan pameran kebudayaan dan pariwisata.

3. Melaksanakan kegiatan pelayanan informasi kebudayaan dan pariwisata di

Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat dan tempat-tempat lainnya dalam

bentuk media cetak, elektronika, situs internet dan melaksanakan kegiatan

publikasi kegiatan kebudayaan dan pariwisata.

4. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

5. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

2.4.4 Seksi Pergelaran

Seksi Pergelaran mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan

kegiatan pergelaran kesenian. Adapun rincian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Melaksanakan kegiatan pergelaran kesenian.

3. Melaksanakan pembuatan karya cipta kesenian dalam rangka ikut serta

mengembangkan kesenian yang layak dipergelarkan dalam bentuk penggarapan

dan atau karya kesenian lainnya.

4. Melaksanakan festival atau lomba di Balai Pengelolaan Anjungan Jawa

Barat dan di tempat-tempat lainnya sebagai wadah pembinaan dan

pengembangan penata tari, penata musik, penata busana/rias dan pelaku seni

lainnya.

5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

Page 11: KKP INFORMATIKA URINDO

6. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

BAB 3

ANALISIS JARINGAN LAN

3.1 Landasan Teori

Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek

pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University

yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan

sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses

tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga

beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian.

Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer,

maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal. (Lihat Gambar 1.). Untuk itu

ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time

Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan.

Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam

proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang

pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.

Gambar 3.1  Jaringan Komputer Model TSS .

Page 12: KKP INFORMATIKA URINDO

Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga

perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep

proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2, dalam proses ini

beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk

melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dalam

proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi

komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua

host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer

pusat. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Jaringan Komputer merupakan sekelompok

komputer yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol

komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi sumber daya, serta

dapat dikendalikan oleh suatu komputer pusat.

Gambar 3.2  Jaringan Komputer Model Distributed Processing.

Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep

proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah

Page 13: KKP INFORMATIKA URINDO

mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar

komputer saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi

jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN.

Local Area Network biasa disingkat LAN merupakan jaringan milik pribadi di

dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN

seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi atau

workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama

sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

3.2 Tujuan Dibangunnya Jaringan Komputer LAN di Anjungan Jawa Barat

Tujuan dibangunnya jaringan komputer di Anjungan Jawa Barat adalah untuk

membawa informasi secara tepat dan cepat melalui media komunikasi dan untuk

mengoptimalkan fungsi dari anjungan sebagai pusat informasi, promosi, pelestarian,

pembinaan, dan pengembangan seni, budaya dan wisata. Atas dasar itulah maka

dibangun jaringan komputer agar dapat menyediakan informasi mengenai Anjungan

Jawa Barat, memproses data diantara pegawai atau tiap-tiap bagian. Adapun sasaran

terbentuknya jaringan komputer tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi pakai (sharing) peralatan (resources).

Sharing Resource bertujuan agar peralatan yang terdapat dalam jaringan

komputer dapat dimanfaatkan dengan baik oleh setiap pegawai di Anjungan

tersebut., seperti printer yang dapat digunakan pada lebih dari satu komputer

sehingga kita tidak harus membeli kembali peralatan printer untuk setiap

komputer.

2. Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antara pegawai

dengan lebih baik dan cepat serta murah, seperti contoh saat jaringan telepon

Page 14: KKP INFORMATIKA URINDO

kantor sedang mengalami gangguan sehingga komunikasi melalui telepon tidak

dapat dilakukan, maka dengan menggunakan salah satu software komunikasi

komputer, para pegawai dapat memanfaatkan jaringan komputer tersebut untuk

komunikasi baik secara tulisan (ketikan) maupun lisan (headset).

3. Integrasi data

Dengan jaringan komputer, proses data tidak harus dilakukan pada satu

komputer saja, namun dapat didistribusikan ke komputer-komputer yang lain.

Oleh karena itu maka dapat terbentuk data yang terintegrasi sehingga

memudahkan pegawai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.

3.3 Topologi Jaringan Komputer LAN Pada Anjungan Jawa Barat

Topologi menggambarkan bagaimana perangkat-perangkat (devices) saling

berhubungan dan bagaimana bentuk hubungannya (links). Perangkat yang dimaksud di

sini, dalam terminologi jaringan biasa disebut dengan nodes dan bisa berupa apa pun

seperti PC, printer dan scanner, hub, dan lainnya yang saling berhubungan secara fisik.

Sedangkan links menggambarkan bentuk hubungan secara logik, apakah langsung antar

devices, melalui satu atau beberapa hub, atau lainnya. Secara mendasar terdapat lima

jenis topologi jaringan yaitu topologi jala (mesh), topologi bintang (star), topologi

pohon (tree), topologi bus, dan topologi cincin (ring).

Topologi jaringan komputer pada Anjungan Jawa Barat menggunakan Topologi

Bintang. Sesuai dengan namanya topologi bintang memiliki bentuk seperti bintang,

Pada topologi jenis ini terdapat kontrol terpusat yakni semua link harus melewati pusat

yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul atau client yang dipilihnya. Jika

terjadi kerusakan ataupun kesalahan pada suatu node atau klien, tidak mempengaruh

terhadap kinerja jaringan ini.

Adapun keuntungan dari penggunaan topologi bintang ini adalah :

Labkom-C, 01/19/13,
Print ulang
Page 15: KKP INFORMATIKA URINDO

1. Paling fleksibel.

2. Tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan ketika akan mengkonfigurasi

ulang perangkat lainnya.

3. Kontrol terpusat.

4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan.

5. Kemudahaan pengelolaan jaringan.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan topologi bintang ini adalah :

1. Membutuhkan lebih banyak kabel jika dibandingkan dengan topologi jaringan

lurus.

2. Perlu penanganan khusus.

3. Kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar karena beban yang dipikul

pusat yang besar.

Gambar 3.3  Topologi Star.

Topologi bintang ini dipilih karena topologi ini sesuai dengan letak beberapa

kantor yang berbeda gedung dan jumlah komputer yang digunakan pada setiap kantor

yang ada di Anjungan Jawa Barat. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh Kepala Balai

maka setiap client (Tata Usaha/Pameran/Pergelaran) sewaktu-waktu dapat

menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari Kepala Balai.

Page 16: KKP INFORMATIKA URINDO

Gambar 3.4  Skema Jaringan Anjungan Jawa Barat

3.4 Spesifikasi Perangkat Pada Jaringan Pada Anjungan Jawa Barat

Dalam sebuah jaringan dibutuhkan beberapa perangkat keras selain perangkat

lunak. Perangkat keras yang digunakan di Anjungan Jawa Barat meliputi komputer

server, komputer client atau workstation, media tranmisi, Ethernet Card dan terminal

atau switch.

3.4.1 Komputer Server

Komputer server merupakan perangkat keras yang berfungsi untuk melayani

jaringan client atau workstation yang terhubung melalui switch jaringan. Komputer

server bertugas mengontrol komunikasi dan informasi diantara komponen (node) dalam

suatu jaringan.

Spesifikasi komputer server yang digunakan pada Anjungan Jawa Barat adalah

sebagai berikut:

Page 17: KKP INFORMATIKA URINDO

Processor Intel Core 2 Duo E7200 2,53GHz

Memory 2GB

Hard disk 500GB

Ethernet Card di dalam motherboard

Casing Tower

Keyboard dan Mouse

DVD RW

Monitor LCD 14 inc

3.4.2 Workstation

Keseluruhan komputer atau perangkat keras lainnya yang terhubung ke file

server dalam jaringan disebut sebagai workstation. Workstation yang digunakan pada

Anjungan Jawa Barat terdiri dari 19 komputer client dan sebuah printer.

3.4.3 Kartu Ethernet

Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD (Carrier Sense Multiple

Access with Collision Detection) yang dikembangkan tahun 1960 pada proyek wireless

ALOHA di Hawaii University diatas kabel coaxial. Standarisasi sistem ethernet

dilakukan sejak tahun 1978 oleh IEEE. Ethernet ini berfungsi sebagai proses

pengiriman dan penerimaan data. Kecepatan transmisi data di ethernet sampai saat ini

adalah 10 sampai 100 Mbps. Ethernet yang digunakan pada jaringan Anjungan Jawa

Barat menggunakan D-Link Fast Ethernet 100BaseT dengan kecepatan 100 Mbps.

3.4.4 Switch

Merupakan suatu komponen jaringan yang menerima paket dari satu port,

menyimpan sementara dan mengirimnya kembali ke port lain. Switch sama dengan

bridge yang memiliki banyak port. Switch LAN digunakan untuk menghubungkan lebih

Page 18: KKP INFORMATIKA URINDO

dari satu segmen LAN. LAN Switching memberikan layanan komunikasi yang

dedicated dan collision free antar perangkat jaringan. Switch LAN dirancang untuk

memindahkan frame data pada kecepatan tinggi. Swicth yang digunakan pada jaringan

Anjungan Jawa Barat adalah Switch D-Link Fast Ethernet 8 port.

3.4.5 Modem

Modem adalah kependekan dari modulator demodulator berfungsi mengirimkan

data dari bentuk data komputer menjadi data dalam wujud elektromagnetik. Modulator

merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier)

dan siap untuk dikirimkan, sedangkan demodulator adalah bagian yang memisahkan

sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang

diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan

penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Modem

yang digunakan pada jaringan Anjungan Jawa Barat adalah modem TP-Link td-

w8101g.

3.4.6 Media Transmisi

Media transmisi merupakan jalur untuk memindahkan informasi (data) dari satu

perangkat ke perangkat yang lain. Sebagai media transmisi, dalam jaringan LAN pada

Anjungan Jawa Barat digunakan jenis kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) kategori 5

dengan kemampuan transmisi 5 – 100 Mbps. Jenis kabel UTP ini terdiri dari 4 pasang

kawat berulir sehingga pada kabel ini semuanya terdapat 8 kawat. Setiap pasang kawat

mempunyai kombinasi warna tertentu.

Page 19: KKP INFORMATIKA URINDO

Gambar 3.5  Kabel UTP

Kode warna pada pasangan kabel UTP ini adalah :

Pair 1 : putih-biru/biru (white-blue/blue)

Pair 2 : putih-orange/orange (white-orange/orange)

Pair 3 : putih-hijau/hijau (white-green/green)

Pair 4 : putih-coklat/coklat (white-brown/brown)

(Sumber modul pengembangn lan)

Gambar 3.6  Kode Warna Kabel UTP

Pada ujung-ujung kabel UTP ini dipasangkan konektor yang dikenal sebagai

konektor RJ-45 (RJ dari kata 'Registered Jack'). Konektor RJ-45 ini mirip dengan

konektor pada kabel telepon (RJ-11). Bila pada kabel telepon menggunakan tiga pasang

kawat, maka kabel network ini empat pasang. Untuk memudahkan memilah-milah kabel

di masa datang, konektor RJ- 45 dipasangkan pada kabel CAT 5 dengan aturan

tersendiri. Untuk melihat urutan kawat-kawat yang dipasang pada konektor RJ-45, harus

dilihat dengan memegang 'klip' konektor ini di bagian bawah.

Page 20: KKP INFORMATIKA URINDO

Gambar 3.7 Konektor RJ 45

Untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ-45, digunakan sebuah tang yang

biasa disebut dengan Crimp Tool. Bentuknya bermacam-macam ada yang besar dengan

fungsi yang banyak, seperti bisa memotong kabel, mengupas dan lain sebagainya. Ada

juga yang hanya diperuntukan untuk crimp RJ-45 atau RJ-11 saja. Gambar 3.8 adalah

salah satu contoh Crimp Tool (biasa disebut juga tang krimping) yang banyak

dipergunakan.

Gambar 3.8 Crimp Tool

Dalam penyambungan kabel pada konektor RJ-45 ada dua jenis model. Yang

pertama dinamakan dengan jenis sambungan Crossover Cable yang kegunaannya untuk

menghubungkan dua komputer membentuk LAN tanpa melalui hub. dan untuk

menghubungan antara hub ke sebuah hub lainnya.

Gambar 3.9 Crossover Cable

Page 21: KKP INFORMATIKA URINDO

Untuk penyambungan kabel UTP ke konektor RJ-45 dengan metode Crossover

Cable, urutan kabelnya adalah :

Tabel 3.1 Urutan Crossover Cable

Konektor 1 Urutan kabel Konektor 2

Putih Orange 1 Putih HijauOrange 2 Hijau

Putih Hijau 3 Putih OrangeBiru 4 Biru

Putih Biru 5 Putih BiruHijau 6 Orange

Putih Coklat 7 Putih CoklatCoklat 8 Coklat

Yang kedua dinamakan dengan jenis sambungan Straight–Through Cable yang

dipakai untuk menghubungkan komputer ke sebuah hub.

Gambar 3.10 Straigh-Through Cable

Untuk penyambungan kabel UTP ke konektor RJ-45 dengan metode Straigh-

Through Cable, urutan kabelnya adalah :

Tabel 3.2 Urutan Straigh-Through Cable

Konektor 1 Urutan kabel Konektor 2

Putih Orange 1 Putih OrangeOrange 2 Orange

Putih Hijau 3 Putih HijauBiru 4 Biru

Putih Biru 5 Putih BiruHijau 6 Hijau

Putih Coklat 7 Putih CoklatCoklat 8 Coklat

Page 22: KKP INFORMATIKA URINDO

3.5 Konfigurasi Jaringan LAN Di Anjungan Jawa Barat

Untuk dapat memasuki jaringan LAN dan terkoneksi dengan komponen jaringan

yang lain maka setiap komputer harus mempunyai Network ID atau lebih dikenal

dengan nama IP Address.

Untuk memberikan IP Address maka setiap workstastion harus diberi nama

komputer untuk memastikan bahwa komputer yang dipakai dapat dikenali oleh pemakai

komputer lain yang terhubung di dalam jaringan komputer. Nama komputer yang

diberikan harus nama yang unik untuk menghindari tumpang tindih dengan komputer

yang lain di dalam jaringan.

Setelah semua komputer sudah diberi nama komputer, maka langkah selanjutnya

adalah mengkonfigurasi TCP/IP. TCP/IP harus dikonfigurasikan terlebih dahulu agar

setiap komponen jaringan bisa berkomunikasi di dalam jaringan komputer. IP address

harus unik (berbeda dengan komputer lain), subnet mask digunakan untuk membedakan

network ID dari host ID.

IP address adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan peralatan

jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner

yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh

tanda titik seperti 192.168.0.1.

Tabel 3.3 Contoh IP Address

NETWORK ID HOST ID

192 168 0 1

IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network

ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan alamat host

(komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu

host beserta alamat jaringan di mana host itu berada.

mustblack, 01/13/13,
Print lagi
Page 23: KKP INFORMATIKA URINDO

Alamat IP komputer utama (server) pada Anjungan Jawa Barat menggunakan

192.168.0.1 dan IP selanjutnya digunakan pada tiap-tiap komputer pada setiap bagian

kantor. Untuk kantor Tata Usaha menggunakan alamat IP 192.168.0.3 – 192.168.0.10,

untuk kantor Promosi menggunakan alamat IP 192.168.0.11 – 192.168.0.20, dan untuk

kantor Pergelaran menggunakan alamat IP 192.168.0.21 – 192.168.0.30.

Tabel 3.4 IP Address Perangkat Di Anjungan Jawa Barat

Nama Perangkat IP Address

RUANG KEPALA BALAI

Server 192.168.0.1

Kepala Balai 192.168.0.2

RUANG TATA USAHA

Kasubag Tata Usaha 192.168.0.3

Administrasi Kepegawaian 192.168.0.4

Kepegawaian 192.168.0.5

Bendaharawan 192.168.0.6

Pelaksana tata usaha 192.168.0.7

Operator Komputer 192.168.0.8

Arsiparis 192.168.0.9

Pengurus Properti 192.168.0.10

RUANG PROMOSI

Kasi Pameran 192.168.0.11

Penyusun Program Pameran 192.168.0.12

Pelayan Informasi 192.168.0.13

Operator Website 192.168.0.14

RUANG PAGELARAN

Kasi Pagelaran 192.168.0.21

Pelaksana Pagelaran 192.168.0.22

Pemelihara Pagelaran 192.168.0.23

Penyaji Data 192.168.0.24

Petugas Pelayanan 192.168.0.25

Page 24: KKP INFORMATIKA URINDO

Setelah semua komputer sudah diberi IP Address, maka langkah selanjutnya

adalah menguji koneksi dengan komputer lain dengan fasilitas yang ada pada sistem

operasi yang digunakan.

Apabila semua koneksi sudah terkonfigurasi dengan baik, maka hubungan antar

workstation sudah dapat berjalan dan digunakan sesuai dengan kebutuhan.

3.6 Pemeliharaan Jaringan LAN Di Anjungan Jawa Barat

Ketika jaringan telah menyala dan dapat berjalan sesuai rencana, maka harus

dilanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu tahapan pemeliharaan, karena jaringan yang

sudah dibangun harus dapat dijamain kinerjanya sesuai dengan standar pelayanan yang

diinginakn. Oleh karena itu, harus disiapkan tahapan pemeliharaan jaringan dan 

menjaganya agar tetap berfungsi. Jadi, perlu diketahui bagaimana mengatasi masalah

pada waktu masalah tersebut muncul dan harus diketahui kapan perubahan suatu

jaringan dilakukan agar dapat memenuhi permintaan. Pandangan terhadap jaringan itu

penting. Jaringan adalah sekumpulan perangkat yang berhubungan satu sama lain untuk

menyediakan komunikasi. Ketika kita melihat jaringan, haruslah secara keseluruhan

bukan individu.

Dengan kata lain, masing-masing perangkat pada jaringan mempengaruhi

perangkat lain dan jaringan secara keseluruhan. Tidak ada yang diisolasi ketika

dihubungkan ke jaringan. Jika server jaringan menggunakan protokol TCP/IP dan host-

nya tidak, mereka tidak akan dapat berkomunikasi. Jika jaringan bekerja bagus dan

admnistrator hanya mengubah protokol pada satu sisi, jaringan berhenti bekerja. Satu

perangkat mempengaruhi bagaimana perangkat lain bekerja. Contoh lain misalnya DNS

server dengan alamat IP 192.168.0.1. Semua host dikonfigurasi untuk mencari DNS

server pada alamat IP tersebut. Jika administrator jaringan mengubah alamat IP DNS

tanpa mengubah host, maka mereka tidak lagi mempunyai layanan DNS. Hal penting

Page 25: KKP INFORMATIKA URINDO

yang perlu diingat pada waktu menangani jaringan adalah dengan melihatnya sebagai

satu kelompok perangkat individu yang saling terhubung dan Ini juga berlaku untuk

Wide Area Network yang digunakan pada waktu terhubung ke Internet. Perubahan yang

dilakukan ke router akan dapat mempengaruhi efisiensi dan keandalan komunikasi

seluruh sistem.

3.6.1 Biaya Jaringan

Administrasi jaringan meliputi banyak tanggung jawab, termasuk analisis biaya.

Ini berarti tidak hanya biaya desain dan implementasi jaringan, tetapi juga biaya

pemeliharaan, upgrade, dan monitoring jaringan. Menentukan biaya instalasi jaringan

bukanlah tugas yang sulit bagi sebagian besar administrator jaringan. Daftar perangkat

dan harga sudah tersedia, biaya tenaga kerja dapat dihitung menggunakan rating tetap.

Berikut adalah beberapa faktor biaya lain yang harus dipertimbangkan:

pertumbuhan jaringan; pelatihan teknisi dan user; dan penggunaan software. Biaya-

biaya ini jauh lebih sulit diperkirakan dibanding biaya membangun jaringan.

Administrator jaringan harus bisa melihat historis trend dan pertumbuhan perusahaan

untuk memperkirakan biaya pertumbuhan jaringan. Seorang manajer harus melihat

software dan hardware baru untuk menentukan apakah perusahaan akan

mengimplementasikan mereka dan kapan, termasuk pelatihan para staf untuk

mendukung teknologi baru tersebut.

Biaya peralatan untuk operasional yang kritis juga perlu dimasukkan ke dalam

biaya pemeliharaan jaringan. Apabila perusahaan berbasis Internet yang menggunakan

satu router untuk terhubung ke Internet maka jika router tersebut tidak berfungsi,

perusahaan tersebut tidak dapat melakukan kegiatan sampai router diganti. Ini bisa

menyebabkan perusahaan menderita jutaan rupiah karena kehilangan penjualan.

Page 26: KKP INFORMATIKA URINDO

Administrator jaringan haruslah menyimpan router cadangan untuk memperkecil waktu

downtime perusahaan.

3.6.2 Laporan Kesalahan

Manajemen jaringan yang efektif memerlukan dokumentasi yang lengkap, oleh

karena itu jika timbul suatu masalah perlu dibuat suatu laporan kesalahan. Laporan ini

digunakan untuk mengumpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk

mengidentifikasi dan menentukan masalah, dan juga memberi cara dalam memantau

kemajuan dan solusi akhir dari masalah tersebut. Laporan kesalahan memberikan

pertimbangan kepada manajemen dalam mempekerjakan staf baru, membeli perangkat,

dan memberi pelatihan tambahan. Laporan ini juga memberikan solusi untuk masalah

yang sama yang telah dipecahkan.

3.6.3 Troubleshooting Jaringan

Ketika jaringan dimonitor, perangkat dapat diandalkan, dan user berhati-hati,

namun tetap saja ada hal yang bermasalah. Pertama dan paling penting adalah membuat

catatan. Pembuatan catatan bisa memberikan cara yang jelas dalam mendiagnosis

masalah. Hal ini dapat memberitahu apa yang telah kita coba dan bagaimana

pengaruhnya terhadap masalah. Ini bisa sangat berharga bagi troubleshooter sehingga

usaha yang dilakukan sebelumnya tidak akan diulang lagi.

Membuat catatan juga sangat berharga jika masalah diberikan kepada teknisi

lain supaya mereka tidak melakukan kembali semua pekerjaan yang sudah dilakukan.

Salinan catatan harus disertakan bersama solusi masalah pada waktu trouble ticket

diselesaikan. Ini bisa menjadi referensi untuk masalah serupa yang mungkin terjadi

sehubungan dengan masalah tersebut.

Page 27: KKP INFORMATIKA URINDO

Elemen penting lain dari troubleshooting adalah penamaan (labeling).

Pemberian label terhadap kedua ujung kabel. Label tersebut tidak hanya meliputi nama

kabel, tetapi juga di mana ujung yang lain berada dan penggunaan kabel, misalnya,

untuk suara, data atau video.

Pada waktu troubleshotting, label seperti ini bisa lebih berharga dibanding

catatan pemasangan kabel karena label berada bersama dengan unit dan tidak tersimpan

dalam laci di suatu tempat. Bersama dengan label kabel, pemberian label masing-

masing port pada hub, switch, atau router berikut lokasi, keperluan, dan titik koneksi

akan sangat mempermudah sehingga masalah bisa diatasi.

Semua komponen lain yang dihubungkan ke jaringan juga harus diberi label

seperti lokasi dan keperluan mereka. Dengan label semacam ini, semua komponen bisa

dicari dan keperluan mereka pada jaringan bisa diketahui dengan mudah. Penggunaan

label bersama dokumentasi jaringan akan memberi gambaran lengkap tentang jaringan

dan hubungannya.

Satu hal penting adalah dokumentasi hanya berguna jika berisi informasi

terbaru. Semua perubahan yang dilakukan ke jaringan harus dicatat pada perangkat atau

kabel yang diubah serta dokumentasi yang digunakan untuk menggambarkan jaringan

keseluruhan.

Page 28: KKP INFORMATIKA URINDO

BAB 4

ANALISIS SWOT JARINGAN LAN

Analisis SWOT (SWOT Analysis), yaitu suatu metoda analisis yang digunakan

untuk menganalisis kekuatan, kekurangan, potensi dan kendala, baik yang berasal dari

kondisi internal maupun eksternal serta merumuskan strategi yang didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threats). Sehingga dapat menggambarkan posisi permasalahan untuk menentukan

alternatif tindakan yang harus diambil.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba memetakan analisis SWOT berdasarkan

kebutuhan yang ingin dicapai dengan adanya jaringan yang terintregasi yaitu terciptanya

kemudahan berkomunikasi dan berbagi informasi antar pegawai di anjungan jawa barat.

4.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan

Analisis ini menitikberatkan pada bagian internal Anjungan Jawa Barat.

Pengidentifikasian terhadap kekuatan dan kelemahan karena dengan mengetahui setiap

kekuatan dan kelemahan tersebut maka tingkat besarnya manfaat dengan adanya

jaringan di Anjungan Jawa Barat dapat diketahui.

Kekuatan merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan, sedangkan

kelemahan muncul sebagai faktor yang membatasi serta menganggu kinerja jaringan

dalam menjalankan fungsi yang sesungguhnya. Kelemahan ini kadang-kadang tidak

disadari keberadaannya, oleh karena itu kelemahan bukan saja harus diidentifikasi tetapi

Page 29: KKP INFORMATIKA URINDO

harus diikuti oleh kesiapan pihak administrator jaringan untuk menerima kenyataan

bahwa jaringan yang dikelolanya memiliki kelemahan.

4.1.1 Kekuatan

Kekuatan adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal

organisasi agar supaya kegiatan pemanfaatan jaringan dapat berjalan maksimal.

Berikut ini merupakan kekuatan - kekuatan yang terdapat pada jaringan LAN

Anjungan Jawa Barat :

1. Pegawai Anjungan Jawa Barat sudah terbiasa menggunakan perangkat komputer

(computer friendly).

2. Anjungan Jawa Barat sudah memiliki tenaga ahli yang mengurusi teknologi

informasi.

3. Anjungan Jawa Barat memiliki pos anggaran untuk teknologi informasi.

4.1.2 Kelemahan

Kelemahan adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal organisasi yang

mengakibatkan kegiatan pemanfaatan jaringan belum maksimal terlaksana. Berikut ini

merupakan kelemahan - kelemahan yang ada pada jaringan LAN Anjungan Jawa Barat :

1. Jarak antar bagian yang relatif jauh.

2. Dengan penggunaan banyak kabel maka instalasi jaringan terlihat tidak rapih.

3. Bila terjadi kerusakan sistem jaringan dan perangkatnya, membutuhkan waktu

lama dalam perbaikkannya karena semua perangkat terhubung dengan kabel.

Page 30: KKP INFORMATIKA URINDO

Tabel 4.1 Analisis SWOT Faktor Internal Jaringan LAN Anjungan Jawa Barat

Kekuatan Kelemahan

1. Pegawai Anjungan Jawa Barat sudah terbiasa menggunakan perangkat komputer (computer friendly).

2. Anjungan Jawa Barat sudah memiliki tenaga ahli yang mengurusi teknologi informasi.

3. Anjungan Jawa Barat memiliki pos anggaran untuk teknologi informasi.

1. Jarak antar bagian yang relatif jauh.

2. Dengan penggunaan banyak kabel maka instalasi jaringan terlihat tidak rapih.

3. Bila terjadi kerusakan sistem jaringan dan perangkatnya, membutuhkan waktu lama dalam perbaikkannya karena semua perangkat terhubung dengan kabel.

4.2 Analisis Peluang dan Ancaman

Peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor yang datang dari lingkungan

eksternal perusahaan dan dalam kenyataannya kita akan mengalami kesukaran untuk

membedakan kekuatan dari peluang dan kelemahan dari ancaman. Kesukaran itu

mungkin disebabkan batas antara perusahaan dan lingkungannya tidak selalu tajam dan

ketara dengan jelas. Peluang menunjukkan kondisi lingkungan yang kita harapkan

mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kemajuan, sedangkan ancaman

menunjukkan kekuatan yang datang dari lingkungan eksternal yang menimbulkan

kerugian.

4.2.1 Peluang

Page 31: KKP INFORMATIKA URINDO

Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif, yang dapat dan

mampu mengarahkan pemanfaatan jaringan ke arah yang diharapkan. Peluang yang

dimiliki jaringan LAN Anjungan Jawa Barat adalah :

1. Sudah banyaknya perangkat keras yang bersifat nirkabel.

2. Sudah banyaknya website yang mnyediakan jasa yang berhubungan dengan

teknologi informasi.

3. Pengelola jaringan dapat mengubah sistem jaringan LAN yang ada menjadi

jaringan WAN (Wide Area Network) dalam upaya memperlancar proses

komunikasi data dengan kantor pusat di Bandung.

4.2.2 Ancaman

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menganggu sistem

jaringan yang ada Berikut ini merupakan ancaman - ancaman yang ada pada jaringan

LAN Anjungan Jawa Barat :

1. Pegawai di Anjungan Jawa Barat akan sangat bergantung pada perangkat

komputer.

2. Adanya tutuntan dari kantor pusat akan kecepatan dalam melaporkan evaluasi

kerja.

Tabel 4.2 Analisis SWOT Faktor Eksternal Jaringan LAN Anjungan Jawa Barat

Kekuatan Kelemahan

1. Pegawai Anjungan Jawa Barat sudah terbiasa menggunakan perangkat komputer (computer friendly).

2. Anjungan Jawa Barat sudah memiliki tenaga ahli yang mengurusi teknologi informasi.

1. Jarak antar bagian yang relatif jauh.

2. Dengan penggunaan banyak kabel maka instalasi jaringan terlihat tidak rapih.

Page 32: KKP INFORMATIKA URINDO

3. Anjungan Jawa Barat memiliki pos anggaran untuk teknologi informasi.

3. Bila terjadi kerusakan sistem jaringan dan perangkatnya, membutuhkan waktu lama dalam perbaikkannya karena semua perangkat terhubung dengan kabel.

4.3 Strategi SWOT

Setelah mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang dapat

mempengaruhi dalam pengembangan jaringan LAN pada Anjungan Jawa Barat, maka

dengan memanfaatkan faktor-faktor tersebut dapat diperoleh beberapa strategi yang

mengacu pada analisis SWOT dalam mengembangkan dan memaksimalkan jaringan

tersebut. Strategi tersebut adalah :

1. Strategi SO (Strengths and Opportunities) merupakan strategi pengembangan

jaringan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk meraih peluang yang ada..

2. Strategi WO (Weaknesses and Opportunities) merupakan strategi yangi

bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan dengan memanfaatkan

peluang yang ada.

3. Strategi ST (Strenghts and Threats) merupakan strategi yang memanfaatkan

seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada.

4. Strategi WT (Weaknesses and Threats) merupakan strategi yang diarahkan

untuk memperbaiki kelemahan yang ada untuk menghindari ancaman ancaman

yang ada.

Page 33: KKP INFORMATIKA URINDO

Tabel 4.3 Matrik Strategi SWOT Jaringan LAN Anjungan Jawa Barat

Strengths (S) Weaknesses (W)

Oportunities (O)

Strategi SO

1. Mengoptimalkan penggunaan perangkat teknologi informasi dalam menunjang kinerja pegawai Anjungan Jawa Barat.

2. Mengimplementasikan jaringan WAN untuk efisiensi kinerja.

3. Memanfaatkan anggaran yang ada untuk memaksimalkan fungsi dari jaringan.

Strategi WO

1. Mengembangkan jaringan yang ada menggunakan perangkat yang bersifat nirkabel untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi dari penggunaan media transmisi yang berupa kabel.

Threats (T)

Strategi ST

1. Memanfaatkan cloud computing untuk backup data dalam mengurangi resiko kehilangan.

2. Memelihara dan melakukan troubleshooting secara berkala untuk ketepatan dan kecepatan dalam

Strategi WT

1. Membuat perancangan jaringan sesuai kebutuhan untuk peningkatan kinerja pegawai

Page 34: KKP INFORMATIKA URINDO

pengiriman laporan evaluasi.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab – bab

sebelumnya, maka penyusun menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Jaringan komputer merupakan kumpulan perangkat komputer dan perangkat

lunak lainnya yang terhubung melalui kabel sebagai media sharing informasi

dan data maupun sharing hardware dan software.

2. Arsitektur jaringan LAN yang digunakan di Anjungan Jawa Barat Taman Mini

Indonesia Indah menggunakan topologi bintang dan telah terkonfigurasi dengan

cukup baik.

3. Jaringan LAN telah banyak memberikan manfaat bagi pegawai dalam

menyelesaikan tugas – tugasnya.

4. Proteksi dan pemeliharaan komponen jaringan menjadi salah satu faktor penting

untuk dapat memperpanjang usia koneksi jaringan LAN di Anjungan Jawa Barat

Taman Mini Indonesia Indah.

mustblack, 01/13/13,
Print lagi
Page 35: KKP INFORMATIKA URINDO

5. Telah adanya SDM yang mampu menangani masalah sistem jaringan LAN yang

ada pada Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah sehingga bila

terjadi gangguan atau kerusakan pada jaringan dapat langsung diatasi.

5.2 Saran

Jaringan LAN pada Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah sudah

sangat teratur, tapi penyusun memiliki saran-saran yang diharapkan dapat menjadi

masukan yang baik bagi Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah untuk dapat

diimplementasikan dalam pengembangan sistem jaringan LAN yang ada. Berikut ini

adalah beberapa saran dari penulis:

1. Untuk meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi dari penggunaan media

transmisi yang berupa kabel pada jaringan LAN yang terkonfigurasi maka akan

lebih baik kalau dilakukan perubahan sistem jaringan LAN menjadi WLAN

(Wireless Local Area Network). Jaringan WLAN ini diharapkan dapat

dimanfaatkan secara maksimal agar dapat dirasakan dampak positifnya.

Dampak positif dari jaringan WLAN ini adalah agar bila terjadi kerusakan pada

sistem jaringan dapat terdeteksi dengan lebih cepat dan untuk lebih menambah

kerapihan dengan minimnya penggunaan kabel.

2. Perlu adanya dokumentasi jaringan secara kontinyu agar maintenance dan

upgrade jaringan lebih teratur.

Semoga saran ini dapat diterima dengan baik demi kelancaran operasional

perusahaan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Staf Anjungan

Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah atas kesempatan yang diberikan untuk

melakukan kegiatan kuliah kerja praktek hingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Page 36: KKP INFORMATIKA URINDO

PT. ASABRI (Persero) merupakan Perusahaan Milik Negara yang berbentuk

Perseroan Terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh negara yang diwakili oleh

Menteri Negara BUMN selaku Pemegang Saham atau RUPS berdasarkan PP No. 64

Tahun 2001 tentang pengalihan kedudukan, tugas, dan wewenang Menteri Keuangan

pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan

Jawatan (Perjan) kepada Menteri Perusahaan Milik Negara.

2.5 Filosofi PT. ASABRI (Persero)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian, menurut jenis usaha PT. ASABRI (Persero) merupakan asuransi jiwa,

sedangkan menurut sifat penyelenggaraan usahanya PT. ASABRI (Persero) bersifat

sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa PT. ASABRI (Persero) adalah perusahaan

asuransi jiwa yang bersifat sosial yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan

Undang-Undang dan memberikan perlindungan dasar untuk kepentingan TNI/Polri.

Seperti perusahaan asuransi sosial pada umumnya, penyelenggaraan kegiatan

asuransi PT. ASABRI (Persero) menekankan pada prinsip dasar asuransi yaitu

kegotongroyongan, dimana yang muda membangun yang lemah, yang berpenghasilan

Page 37: KKP INFORMATIKA URINDO

tinggi membantu yang berpenghasilan rendah, yang beresiko rendah membantu yang

beresiko tinggi, yang sehat membantu yang sakit.

2.6 Visi Perusahaan

Visi Perusahaan adalah menjadi perusahaan pengelola asuransi sosial tingkat

nasional yang mampu memberikan manfaat/jaminan yang memadai bagi peserta dengan

tetap memelihara kinerja perusahaan dan kesejahteraan pegawai.

2.6 Misi Perusahaan

Misi Perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan Prajurit TNI, Anggota Polri

dan PNS Kemhan/Polri dengan memberikan perlindungan terhadap risiko karena

berkurang atau hilangnya penghasilan peserta yang bersangkutan melalui

penyelenggaraan asuransi sosial di lingkungan Kemhan, TNI dan Polri secara wajib

serta dengan memperhatikan kinerja perusahaan tetap sehat, peningkatan produktivitas

pegawai dan kemanfaatan bagi stakeholder.

2.7 Tugas Perusahaan

Secara makro PT ASABRI (Persero) bertugas mendukung program pemerintah

di bidang ekonomi dan pembangunan nasional melalui penanaman dana investasi dan

Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK), yang kemudian menjadi

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Page 38: KKP INFORMATIKA URINDO

Secara mikro PT ASABRI (Persero) bertugas menunjang upaya meningkatkan

kesejahteraan Prajurit TNI, Anggota Polri, dan PNS Kemhan/Polri beserta keluarganya

melalui penyelenggaraan :

a. Program Asuransi

Program asuransi diselenggarakan terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1971

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1971 dan diperbaharui

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67 tahun 1991.

b. Pembayaran Pensiun

Pembayaran pensiun diselenggarakan terhitung mulai tanggal 1 April 1989

berdasarkan Kepmenkeu Nomor 13/KMK.013/1989 tanggal 4 Januari 1989

dan Surat Keputusan Menhankam Nomor Skep /140/I/1989 tanggal 19

Januari 1989.

2.8 Peserta Asabri

Sesuai pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1971 yang diperbaharui

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991, setiap Prajurit TNI, Anggota Polri

dan PNS Kemhan/Polri wajib menjadi peserta ASABRI. Khusus untuk Calon Pegawai

Negeri Sipil (Capeg) terhitung mulai tanggal 1 April 1977 wajib menjadi Peserta

ASABRI sesuai Surat Edaran Menhankam/Pangab Nomor SE/04/III/1977.

2.9 Masa Kepesertaan

Kepesertaan ASABRI dimulai sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan

pengangkatan pertama menjadi Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/Polri

sampai dengan yang bersangkutan pensiun, berhenti, atau meninggal dunia. Mengingat

PT ASABRI (Persero) mulai beroperasi tanggal 1 Agustus 1971, maka :

Page 39: KKP INFORMATIKA URINDO

a. Bagi Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/Polri yang surat

keputusan pengangkatan pertamanya terbit pada tanggal 1 Juli 1961 atau

sebelumnya, tanggal kepesertaannya ditetapkan terhitung mulai tanggal 1

Juli 1961 atau sejak terbentuknya TASPEN.

b. Bagi Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/Polri yang surat

keputusan pengangkatan pertamanya terbit setelah tanggal 1 Juli 1961,

tanggal kepesertaannya ditetapkan sesuai surat keputusan pengangkatan

pertama tersebut.

2.10 Kewajiban dan Hak Peserta Asuransi Asabri

a. Kewajiban : Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

56 Tahun1974 dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1977 tentang perubahan dan Tambahan atas

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1974 tentang

Pembagian, Penggunaan, Cara Pemotongan, Penyetoran, dan besarnya

iuran-iuran yang dipungut dari Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan

Penerima Pensiun. Kewajiban Peserta adalah memberikan iuran sebesar

3,25 % dari gaji pokok + tunjangan istri + tunjangan anak.

b. Hak : Peserta ASABRI yang terdiri dari Prajurit TNI, Anggota Polri dan

PNS Kemhan/Polri baik aktif maupun pensiun beserta keluarganya berhak

mendapatkan manfaat santunan sesuai peraturan yang berlaku serta

pelayanan pembayaran pensiun.

Page 40: KKP INFORMATIKA URINDO

BAB 3

ANALISIS SISTEM ANTREAN

LOKET SANTUNAN PT. ASABRI (PERSERO)

Page 41: KKP INFORMATIKA URINDO

3.1 Pengertian Sistem Antrean

Berdasarkan pendapat Munawar M Yusro, dkk (2005, p2) mengatakan bahwa

sistem antrean adalah kedatangan pelanggan atau peserta untuk mendapatkan pelayanan,

menunggu untuk dilayani jika fasilitas pelayanan (server) masih sibuk, mendapatkan

pelayanan dan kemudian meninggalkan sistem setelah dilayani. Dari sudut pandang

pihak perusahaan, efisiensi sistem dapat diestimasikan dengan mengevaluasi ukuran

waktu rata-rata dari antrean tunggal (single queue) atau antrean terpisah. Pihak

perusahaan juga dapat mengestimasikan fraksi waktu yang digunakan oleh tiap server

dalam satu hari kerja untuk tiap-tiap model antrean (Setiawan, 1997). Simulasi

diperlukan untuk menjaga statistik yang memungkinkan pembuatan estimasi bagi

peningkatan kinerja pelayanan perusahaan tersebut.

3.1.1 Gambaran Umum Sistem Antrean

Gambaran umum sistem antrean merupakan suatu gambaran sistem antrean yang

secara umum diimplementasikan di dalam suatu instansi tertentu dalam berbagai bidang

kehidupan, menurut Dimyati (2002) gambaran sistem antrean sebagai berikut :

Gambar 1.2 Gambaran Umum Sistem Antrean

Proses didalam gambar diatas menjelaskan bahwa status sumber input pada

tahap pertama adalah yang butuh dilayani. Selanjutnya mereka akan mengantre sesuai

dengan mekanisme palayanan yang ada pada suatu bidang bisnis. Sumber input akan

Page 42: KKP INFORMATIKA URINDO

berubah statusnya menjadi yang telah dilayani ketika semua kebutuhannya telah

diproses.

Sumber input merupakan para pengantre pada suatu proses pelayanan dalam

semua bidang bisnis yang menimbulkan suatu antrean. Sumber input yang butuh untuk

dilayani akan dilayani suatu servicer yang telah siap di dalam suatu loket/tempat

pelayanan lainnya.

Mekanisme pelayanan dapat berbeda satu sama lain, tergantung kepada jenis

proses bisnis yang ada. Mekanisme pelayanan biasanya disesuaikan dengan keadaan

suatu perusahaan.

3.1.2 Karakteristik Sistem Antrean

Sistem antrean mempunyai karakteristik, terdapat tiga komponen dalam suatu

sistem antrean yaitu :

1. Kedatangan populasi yang akan dilayani (calling population).

2. Antrean.

3. Fasilitas Pelayanan (tata letak antrean, disiplin antrean dan lama

pelayanan).

Kita dapat memahami suatu sistem antrean yang terdapat dalam suatu proses

bisnis apabila mengetahui tiga komponen sistem antrean dan modelnya.

3.1.3 Model Sistem Antrean

Page 43: KKP INFORMATIKA URINDO

Sistem antrean merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu pelayanan,

karena merupakan salah satu ukuran efisien atau tidaknya kinerja suatu pelayanan.

Sistem antrean mempunyai berbagai jenis model yang disesuaikan dengan keadaan

pelayanan suatu bisnis mulai dari pelayanan yang kompleks sampai pelayanan yang

hanya membutuhkan satu phase atau tahapan. Berikut ini jenis-jenis model sistem

antrean yang ada menurut Fitri, Elida (2009, pp14-16) :

1. Single Channel , Single Phase

Gambar 1.3 Antrean Single Channel, Single Phase

Model sistem antrean single channel, single phase merupakan model antrean

dengan satu pemberi layanan atau satu loket dan memiliki satu jenis

pelayanan. Pengantre pada jenis pelayanan ini hanya mendapat satu kali

proses dan tidak perlu mendapat proses pelayanan selanjutnya karena

seluruh kebutuhannya telah dipenuhi dalam tahap pertama. Contoh

pelayanan single channel, single phase diantaranya :

a. Pelayanan setoran tunai di bank yang diproses oleh satu teller dan

hanya memiliki satu loket.

b. Pelayanan pembayaran listrik yang hanya memiliki satu pemberi

layanan.

Page 44: KKP INFORMATIKA URINDO

c. Pelayanan klaim asuransi yang hanya memiliki satu loket.

2. Single Channel, Multi Phase

Gambar 1.4. Antrean Single Channel, Multi Phase

Model sistem antrean single channel, multi phase merupakan model antrean

dengan satu servicer dalam setiap jenis pelayanan atau satu loket dan

memiliki lebih dari satu jenis pelayanan untuk diselesaikan. Pengantre pada

jenis pelayanan ini mendapat lebih dari satu kali proses secara bertahap

sampai kebutuhannya terpenuhi. Setelah mendapat pelayanan pada tahap

pertama, pengantre diwajibkan untuk melanjutkan proses pelayanan ke tahap

selanjutnya sampai pelayanannya selesai. Contoh pelayanan single channel,

multi phase diantaranya :

a. Pelayanan perpanjangan masa pakai STNK (Surat Tanda Nomor

Kendaraan) di kantor samsat yang mempunyai hanya satu loket

dalam setiap tahapan pelayanannya (tahap 1 : antre pengajuan berkas,

tahap 2 : antre pembayaran administrasi, tahap 3 : antre pengambilan

STNK baru).

Page 45: KKP INFORMATIKA URINDO

b. Pelayanan klinik kesehatan yang mempunyai hanya satu loket dalam

setiap tahapan pelayanannya (tahap 1 : antre pemanggilan giliran

diagnosa, tahap 2 : antre pengambilan obat di apotek klinik).

3. Multi Channel, Single Phase

Gambar 1.5 Antrean Multi Channel, Single Phase

Model sistem antrean multi channel, single phase merupakan model antrean

dengan lebih dari satu pemberi layanan atau lebih dari satu loket dan

memiliki satu jenis pelayanan untuk diselesaikan. Pengantre pada jenis

pelayanan ini mendapat satu kali proses pelayanan. Pada tahap pertama

kebutuhan pengantre bisa langsung diselesaikan. Model sistem antrean ini

mirip dengan model sistem single channel, single phase karena hanya

memiliki satu tahapan yang harus dijalankan. Perbedaannya hanya terletak

pada jumlah jalur atau loket yang dapat digunakan. Contoh pelayanan multi

channel, single phase diantaranya :

a. Pelayanan pembayaran uang administrasi di loket jalan bebas

hambatan yang memiliki banyak loket.

Page 46: KKP INFORMATIKA URINDO

b. Pelayanan penggunaan ATM (Auto Teller Machine) yang memiliki

fasilitas lebih dari satu mesin yang dapat digunakan pengantre.

4. Multi Channel , Multi Phase

Gambar 1.6 Antrean Multi Channel, Multi Phase

Model sistem antrean multi channel, multi phase merupakan model antrean

dengan lebih dari satu pemberi layanan dalam tiap tahap pelayanan atau

lebih dari satu loket dan memiliki lebih dari satu jenis pelayanan yang harus

diselesaikan. Pengantre pada jenis pelayanan ini mendapat lebih dari satu

kali proses secara bertahap sampai kebutuhannya terpenuhi. Setelah

mendapat pelayanan pada tahap pertama, pengantre diwajibkan untuk

melanjutkan proses pelayanan ke tahap selanjutnya sampai pelayanannya

selesai. Model sistem antrean ini mirip dengan model sistem single channel,

multi phase. Perbedaanya hanya terdapat pada jumlah pemberi layanan

dalam setiap tahap. Contoh pelayanan multi channel, multi phase

diantaranya :

a. Pelayanan perpanjangan masa pakai SIM (Surat Izin Mengemudi) di

kantor samsat yang mempunyai lebih dari satu loket dalam setiap

tahapan pelayanannya (tahap 1 : antre pengajuan berkas, tahap 2 :

Page 47: KKP INFORMATIKA URINDO

antre pembayaran administrasi, tahap 3 : antre pengambilan SIM

baru).

b. Pelayanan klinik kesehatan yang mempunyai lebih dari satu loket

dalam setiap tahapan pelayanannya (tahap 1 : antre pemanggilan

giliran diagnosa, tahap 2 : antre pengambilan obat di apotek klinik).

3.2 Sistem Antrean yang Berjalan

3.2.1 Jenis Pelayanan Asuransi

Peserta atau pemohon yang datang ke loket santunan PT. ASABRI (Persero)

mengajukan berbagai macam klaim. Berikut ini berbagai klaim yang diajukan :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

a. Manfaat Santunan Cacat Karena Dinas (SCKD)

Diberikan hanya satu kali kepada peserta penyandang cacat jasmani atau

rohani sesuai dengan tingkat dan golongan cacatnya terjadi pada masa

kedinasan dalam tugas operasi yang ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Panglima TNI atau Kapolri.

b. Manfaat Santunan Cacat Bukan Karena Dinas (SCBKD)

Diberikan hanya satu kali kepada peserta penyandang cacat jasmani atau

rohani yang terjadi pada masa kedinasan diluar tugas operasi sesuai dengan

tingkat dan golongan cacatnya yang ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Panglima TNI atau Kapolri.

Page 48: KKP INFORMATIKA URINDO

2. Jaminan Hari Tua (JHT)

a. Manfaat Santunan Asuransi (SA)

Manfaat santunan asuransi diberikan kepada peserta yang diberhentikan

dengan hak pensiun atau tunjangan bersifat pensiun. Manfaat santunan ini

baru bisa diklaim saat peserta baru memasuki masa pensiun.

b. Manfaat Santunan Nilai Tunai Asuransi (SNTA)

Manfaat santunan nilai tunai asuransi diberikan kepada peserta yang

diberhentikan tanpa hak pensiun dan ahli waris peserta yang meninggal

dunia dalam status dinas aktif.

3. Jaminan Kematian (JK)

a. Manfaat Santunan Risiko Kematian (SRK)

Diberikan kepada ahli waris dari peserta yang meninggal dunia dalam

status dinas aktif.

b. Manfaat Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK)

Diberikan kepada ahli waris dari peserta yang gugur atau tewas yang

ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI atau Kapolri.

c. Manfaat Santunan Biaya Pemakaman (SBP)

Manfaat santunan biaya pemakaman diberikan kepada ahli waris dari

peserta pensiunan yang meninggal dunia.

d. Manfaat Santunan Biaya Pemakaman Istri/Suami Peserta (SBPI/S)

Page 49: KKP INFORMATIKA URINDO

Manfaat santunan biaya pemakaman istri/suami diberikan kepada ahli

waris dari istri/suami peserta aktif/pensiunan yang meninggal dunia yang

terkait dengan potongan iuran tabungan hari tua.

e. Manfaat Santunan Biaya Pemakaman Anak (SBPA)

Diberikan kepada ahli waris dari anak peserta aktif/pensiunan yang

meninggal dunia yang terkait dengan iuran tabungan hari tua.

3.2.2 Analisis Naratif

Analisis naratif akan menjelaskan antrean pada loket santunan PT. ASABRI

(Persero) dengan bentuk cerita berurut dilihat dari sisi pemohon asuransi ataupun

pemberi layanan Asabri.

1. Berikut ini hasil pengamatan kegiatan pemohon :

Peserta Asabri ataupun keluarga ahli waris peserta bisa juga

disebut sebagai pemohon klaim asuransi, memasuki ruang

pelayanan santunan yang kemudian disebut area antrean.

Pemohon melihat keadaan loket, jika semua loket sedang melayani

pemohon lain, dia diharuskan menunggu sampai terlihat keadaan

salah satu loket kosong.

Jika ada loket kosong, maka pemohon menuju meja pelayanan,

begitu juga dengan pemohon lainnya tanpa ada aturan siapa yang

harus dilayani terlebih dahulu. Pemohon satu dengan yang lain

akan berkompromi siapa yang terlebih dahulu dilayani ketika loket

kosong. Servicer akan mempersilahkan siapapun yang terlebih

dahulu menuju meja pelayanan.

Page 50: KKP INFORMATIKA URINDO

Pemohon segera mengajukan keperluannya kepada servicer.

Pelayanan tergantung dari maksud dan tujuan pemohon. Pemohon

yang datang terdiri dari bermacam keadaan. Pertama, ada yang

membawa berkas pengajuan beserta lampirannya dengan lengkap.

Kedua, pemohon sekedar bertanya prosedur dan persyaratan

pengajuan. Ketiga, pemohon yang membawa berkas tetapi belum

lengkap.

Pada tahap pertama, pemohon dengan berkas lengkap ataupun

berkas yang dirasa cukup selanjutnya diproses, kemudian pada

tahap kedua menunggu surat panggilan pencairan dana.

Selanjutnya pemohon meninggalkan area antrean.

2. Berikut ini kegiatan yang dilakukan oleh pemberi layanan :

Entry surat masuk, penerimaan surat masuk merupakan prosedur

yang pertama kali dikerjakan dalam pelayanan santunan atau

asuransi sebelum diproses ke tahap selanjutnya. Para peserta yang

datang ke loket wajib membawa surat pengajuan permohonan

(SPP) yang telah diisi lengkap dan melampirkan beberapa

persyaratan sesuai dengan produk asuransi yang mereka klaim.

Petugas loket segera memasukan semua data yang ada di dalam

surat pengajuan permohonan ke dalam Sistem Informasi setelah

semua persyaratan telah dipenuhi.

Entry agenda santunan, setelah surat pengajuan permohonan

dimasukkan selanjutnya proses yang dikerjakan adalah

memasukkan data pengajuan santunan yang sumbernya berada di

Page 51: KKP INFORMATIKA URINDO

dalam lampiran-lampiran yang ada. Kegiatan yang satu ini disebut

dengan proses enrtry agenda santunan.

Pencetakan lembar kerja, proses pencetakan lembar kerja adalah

membuat hardcopy dari setiap agenda yang telah dimasukkan ke

dalam Sistem Informasi. Informasi yang disajikan cetakan lembar

kerja adalah data pemohon/pemohon, data peserta asuransi, dan

jumlah perhitungan dana yang akan didapatkan sesuai dengan

produk asuransi yang diklaim. Perhitungan dana yang ada telah

diproses secara otomatis oleh Sistem Informasi berdasarkan data

yang ada di dalam agenda santunan.

Proses validasi, adalah kegiatan pengecekan ulang oleh petugas

loket terhadap lembar kerja dan lampiran-lampiran yang diajukan

oleh pemohon. Proses ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

kesalahan dalam perhitungan dana dan berhak atau tidak berhaknya

pemohon untuk mendapatkan dana santunan.

Pencetakan surat panggilan, merupakan proses terakhir dalam

pelayanan peserta asuransi. Setelah semua data telah dianggap

valid, maka peserta asuransi atau pemohon dianggap berhak untuk

menerima sejumlah dana santunan. Surat panggilan yang telah

dicetak akan diserahkan kepada peserta asuransi atau pemohon

untuk kemudian dicairkan di bank. Pihak loket akan memanggil

kembali pemohon untuk menyerahkan surat panggilan dan pada

saat itu semua proses di loket selesai.

3.2.3 Bagan Alir Antrean Loket Santunan

Page 52: KKP INFORMATIKA URINDO

Stop Stop

Stop Start

Bagan alir akan menjelaskan antrean di loket santunan PT. ASABRI (Persero)

dalam bentuk kegiatan pemohon klaim asuransi yang dinyatakan dalam simbol. Setiap

simbol menggambarkan proses tertentu. Bagan alir yang disajikan merupakan bagan alir

yang menggambarkan suatu sistem, bukan merupakan bagan alir suatu program

komputer. Sedangkan hubungan antara proses digambarkan dengan garis penghubung.

Berikut ini gambaran sistem antrean yang ada di loket santunan PT. ASABRI

(Persero) :

Gambar 1.7 Bagan Alir Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero)

3.2.4 Kedatangan Populasi yang Akan Dilayani

Apakah ada loket

kosong? ?

Sdc Tunggu giliran/antre

Pip Pilih loket yang kosong

Proses pelayanan

Selalu cek, apakah ada

loket kosong?

Page 53: KKP INFORMATIKA URINDO

Pola kedatangan serta perilaku dari populasi yang akan dilayani dapat diketahui

dari pengamatan sistem antrean yang ada pada suatu kegiatan pelayanan. Setiap

pelayanan yang mengakibatkan suatu antrean memiliki karakteristik masing-masing

sesuai dengan mekanisme pelayanan yang ada. Populasi yang akan dilayani bisa

terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Antrean di loket PT. ASABRI

(Persero) termasuk dalam kategori tidak terbatas karena pihak perusahaan tidak

menentukan kuota peserta yang datang untuk mengajukan klaim asuransi.

Pola kedatangan dalam suatu antrean bisa teratur, bisa juga acak (random).

Pengertian dari teratur atau tidaknya terletak pada waktu kedatangan calon pengantre.

Kedatangan yang teratur biasanya ada pada proses manufaktur barang. Calon pengantre

berupa benda atau suatu komponen yang harus diproses di suatu media. Pola

kedatangannya biasanya per satuan waktu yang sama karena telah terprogram oleh

mesin. Pemohon yang datang ke loket santunan PT. ASABRI (Persero) termasuk dalam

kategori kedatangan yang sifatnya acak (random) karena jam kedatangannya tidak

sama. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik

dan dapat ditentukan dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu

antar kedatangan.

Penyusun akan menyajikan data kedatangan pemohon asuransi pada loket

santunan PT. ASABRI (Persero) yang didapat berdasarkan pengamatan langsung (data

primer) dan data yang diperoleh dari bagian unit kerja loket (data sekunder).

a. Hasil Literatur dan Wawancara

Data jumlah kedatangan pemohon yang menjadi pengantre dalam hasil

pengamatan ini didapat dari arsip yang berada di PT. ASABRI (Persero). Jumlah

data pemohon yang hadir berdasarkan kepada jumlah klaim yang telah diproses di

Page 54: KKP INFORMATIKA URINDO

loket dan tidak termasuk pemohon dengan tujuan bertanya ataupun membawa

berkas yang tidak lengkap. Dalam proses klaim, pemohon harus melewati dua fase

pelayanan seperti dijelaskan pada sub bab analisis naratif. Pertama adalah pengajuan

berkas dan yang kedua adalah pengambilan surat panggilan dilengkapi dengan

pengisian biodata pemohon pada salinan surat panggilan sebagai bukti sah bahwa

klaim telah diproses.

Pada setiap fase pelayanan, antrean selalu terjadi karena jumlah kedatangan

pemohon yang lumayan banyak dengan proses yang cukup lama yang salah satunya

disebabkan oleh banyaknya parameter yang harus dikerjakan petugas loket. Berikut

ini data kedatangan pemohon dilengkapi dengan lama masing-masing pelayanan

selama dua minggu :

Tabel 2.2 Kedatangan Pemohon Pada Tanggal 28 Nov - 2 Des 2011

Hari dan TanggalSenin

(28)

Selasa

(29)

Rabu

(30)

Kamis

(1)

Jumat

(2)

Jumlah Pemohon 45 51 33 37 32

Lama Pengamatan

(Jam)- - - - -

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 1

(Menit)

2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 2

1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

Page 55: KKP INFORMATIKA URINDO

(Menit)

Rata-rata Lama

Tunggu Fase 1 ke

Fase 2 (Menit)

45 45 45 45 45

Total Lama

Pelayanan (Menit)49 49 49 49 49

Tabel 2.3 Kedatangan Pemohon Pada Tanggal 5 Des - 9 Des 2011

Hari dan TanggalSenin

(5)

Selasa

(6)

Rabu

(7)

Kamis

(8)

Jumat

(9)

Jumlah Pemohon 48 53 73 69 26

Lama Pengamatan

(Jam)- - - - -

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 1

(Menit)

2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 2

(Menit)

1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

Rata-rata Lama

Tunggu Fase 1 ke

45 45 45 45 45

Page 56: KKP INFORMATIKA URINDO

Fase 2 (Menit)

Total Lama

Pelayanan (Menit)49 49 49 49 49

Catatan : Rata-rata lama pelayanan setiap fase dan waktu tunggu antar fase diambil dari hasil

wawancara penyusun dengan salah satu staff loket santunan PT. ASABRI (Persero)

Hasil arsip dan wawancara menunjukan bahwa :

Rata-rata kedatangan pemohon pada hari senin berjumlah 46 jiwa, hari

selasa berjumlah 52 jiwa, hari rabu berjumlah 53 jiwa, hari kamis

berjumlah 53 jiwa, dan hari jumat berjumlah 29 jiwa.

Rata-rata lama pelayanan fase pertama adalah 2.5 menit.

Rata-rata lama pelayanan fase kedua adalah 1.5 menit.

Rata-rata waktu tunggu fase pertama ke fase kedua adalah 45 menit.

Rata-rata total waktu yang dibutuhkan pemohon untuk menyelesaikan

klaimnya adalah 49 menit.

b. Hasil Pengamatan Langsung

Data jumlah kedatangan pemohon yang menjadi pengantre dalam hasil

pengamatan ini didapat dari hasil pengamatan langsung penyusun. Jumlah data

pemohon yang ditampilkan berdasarkan kepada jumlah klaim yang telah diproses di

loket dan tidak termasuk pemohon dengan tujuan bertanya ataupun membawa

berkas yang tidak lengkap.

Tabel 2.4 Kedatangan Pemohon Pada Tanggal 14 Nov - 18 Nov 2011

Page 57: KKP INFORMATIKA URINDO

Hari dan TanggalSenin

(14)

Selasa

(15)

Rabu

(16)

Kamis

(17)

Jumat

(18)

Jumlah Pemohon 42 45 34 41 30

Lama Pengamatan

(Jam)7 7 7 7 7

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 1

(Menit)

2.3 2.4 2.4 2.3 3.0

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 2

(Menit)

1.3 1.3 1.4 1.2 1.1

Rata-rata Lama

Tunggu Fase 1 ke

Fase 2 (Menit)

30 41 41 42 30

Total Lama

Pelayanan (Menit)33.6 44.7 44.8 45.5 34.1

Tabel 2.5 Kedatangan Pemohon Pada Tanggal 21 Nov - 25 Nov 2011

Hari dan TanggalSenin

(21)

Selasa

(22)

Rabu

(23)

Kamis

(24)

Jumat

(25)

Jumlah Pemohon 40 39 39 41 29

Lama Pengamatan

(Jam)7 7 7 7 7

Rata-rata Lama 2.1 2.1 2.2 2.0 2.0

Page 58: KKP INFORMATIKA URINDO

Pelayanan Fase 1

(Menit)

Rata-rata Lama

Pelayanan Fase 2

(Menit)

1.1 1.2 1.2 1.5 2.0

Rata-rata Lama

Tunggu Fase 1 ke

Fase 2 (Menit)

30 31 36 36 30

Total Lama

Pelayanan (Menit)33.2 34.3 39.4 39.5 34

Catatan : Rata-rata lama pelayanan setiap fase dan waktu tunggu antar fase diambil dari hasil

perhitungan penyusun.

Hasil pengamatan penyusun menunjukan bahwa :

Rata-rata kedatangan pemohon pada hari senin berjumlah 41 jiwa, hari

selasa berjumlah 42 jiwa, hari rabu berjumlah 36 (36.5) jiwa, hari kamis

berjumlah 41 jiwa, dan hari jumat berjumlah 29 (29.5) jiwa.

Rata-rata lama pelayanan fase pertama adalah 2.28 menit.

Rata-rata lama pelayanan fase kedua adalah 1.33 menit.

Rata-rata waktu tunggu fase pertama ke fase kedua adalah 34.7 menit.

Rata-rata total waktu yang dibutuhkan pemohon untuk menyelesaikan

klaimnya adalah 38.31 menit.

3.2.5 Fasilitas Pelayanan Antrean

Page 59: KKP INFORMATIKA URINDO

Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay

out) secara fisik dari sistem antrean, disiplin antrean, dan waktu pelayanan.

a. Tata Letak

Tata letak sistem antrean loket santunan PT. ASABRI (Persero) dapat dilihat

dari letak fisik dari sistem antreannya. Tata letak tersebut dapat digambarkan

dengan jumlah saluran atau jalur yang digunakan para pengantre. Jalur yang

digunakan para pengantre akan menentukan jumlah servicer yang ada.

Sesuai dengan hasil pengamatan penyusun, loket santunan PT. ASABRI

(Persero) menggunakan model sistem antrean Multi Channel, Multi Phase. Multi

Channel memiliki pengertian bahwa pelayanan santunan mempunyai lebih dari

satu pemberi layanan atau loket, dan Multi Phase menyatakan bahwa pemohon

harus melewati lebih dari satu tahap pelayanan maka kebutuhannya akan

terpenuhi terlepas dari berapa tahapan yang harus dilewati servicer untuk

memenuhi klaim pemohon. Berikut ini tahapan yang harus dilewati pemohon

untuk mendapatkan santunan :

Fase pertama, pengajuan berkas persyaratan santunan. Pada tahap

pertama pemohon mengantre di area antrean untuk mendapat giliran

pelayanan pengajuan berkas di salah satu dari dua unit loket santunan

yang disediakan. Tahapan pertama bisa dilanjutkan ke tahapan kedua jika

pemohon membawa berkas persyaratan dengan lengkap.

Fase kedua, pemohon dipanggil kembali untuk mengisi biodata lengkap

sebagai tanda terima dan mengambil surat panggilan yang bisa

digunakan sebagai alat bukti sah untuk pengambilan dana di bank. Pihak

Asabri tidak menyerahkan bentuk tunai di loket. Bank yang menjadi

Page 60: KKP INFORMATIKA URINDO

bussines partner dalam pembayaran asuransi atau santunan dengan PT.

ASABRI (Persero) adalah Bank Rakyat Indonesia.

Untuk lebih memperjelas tata letak sistem antrean loket santunan PT.

ASABRI (Persero), penyusun menambahkan gambar disertai dengan penjelasan

masing-masing objek yang terkait yang disajikan dibawah ini :

Gambar 1.8 Tata Letak dan Alur Antrean Loket

Penjelasan objek huruf :

Huruf a yaitu antrean para pemohon santunan. Antrean yang

digambarkan bukan merupakan antrean berdiri yang membentuk

ekor, melainkan antrean yang telah terfasilitasi dengan adanya tempat

Page 61: KKP INFORMATIKA URINDO

duduk, kantin kejujuran, televisi sebagai alat hiburan, serta ruangan

ber-AC.

Huruf b yaitu loket santunan (tempat servicer melayani pengantre

yang datang). Loket santunan dilengkapi dengan masing-masing satu

unit komputer yang sudah terhubung dengan jaringan online PT.

ASABRI (Persero).

Penjelasan objek angka :

Angka 1 merupakan garis berwarna kuning, yaitu jalur pada tahapan

pelayanan pertama. Jalur ini merupakan jalur yang pertama kali harus

ditempuh pemohon. Terdapat dua loket yang dapat dipilih oleh

pemohon.

Angka 2 merupakan garis bewarna merah, yaitu jalur kembali

pemohon setelah melewati fase pertama. Setelah dilayani pada tahap

pertama pemohon kembali ke area antrean untuk mengantre kembali

dan menunggu tahapan pelayanan kedua.

Angka 3 merupakan garis bewarna biru, yaitu jalur yang ditempuh

pemohon untuk mendapatkan pelayanan tahap kedua.

Angka 4 merupakan garis bewarna orange, sebagai tanda proses

telah selesai.

b. Disiplin Antrean

Disiplin antrean ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve

(FCFS) atau bisa disebut first in first out (FIFO). Disiplin prioritas mempunyai

dua klasifikasi, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive

Page 62: KKP INFORMATIKA URINDO

merupakan disiplin antrean dimana ketika seorang servicer sedang melayani

seseorang, kemudian beralih melayani orang yang lain yang diprioritaskan

meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sedangkan disiplin non

preemptive menggambarkan situasi dimana servicer akan menyelesaikan suatu

pelayanan orang yang terlebih dahulu tiba kemudian beralih melayani orang

yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan

bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu dilayani.

Pada umumnya disiplin first come first serve atau first in first out merupakan

disiplin antrean yang adil dalam kasus antrean karena memang seharusnya orang

yang terlebih dahulu harus dilayani lebih awal. Disiplin ini tidak akan

menimbulkan suatu konflik antara pengantre karena sudah ada pembagian

kesempatan yang adil.

Berdasarkan hasil pengamatan penyusun, secara umum loket santunan PT.

ASABRI (Persero) menerapkan antrean first come first serve/first in first out

sebagai disiplin antreannya. Pemohon yang datang terlebih dahulu akan dilayani

lebih awal walaupun pada kenyataannya tidak selalu seperti itu dengan melihat

beberapa faktor yang ada. Berikut ini beberapa faktor yang menjadi sebab

antrean di loket Asabri tidak selalu bersifat first come first serve :

Pemohon yang lebih awal datang tidak langsung menuju loket, tetapi

hanya duduk diam di area antrean karena tidak mengerti akan sistem

pelayanan yang diterapkan. Biasanya pemohon yang seperti ini adalah

peserta asuransi itu sendiri yang rata-rata merupakan para manula,

terlebih lagi mereka datang sendiri dan tidak ditemani keluarga ataupun

ahli waris.

Page 63: KKP INFORMATIKA URINDO

Pemohon yang datang lebih awal mengalah kepada pemohon/pengantre

lainnya yang berselisih jarak datang yang tipis. Seperti penjelasan pada

analisis naratif dalam sub bab 3.2.2 terjadi kompromi pemohon satu

dengan yang lain disaat salah satu loket kosong atau telah melayani

pemohon lain.

Pemohon yang datang lebih awal melakukan reneging, yaitu situasi

dimana pemohon masuk dalam antrean namun belum memperoleh

pelayanan, kemudian meninggalkan antrean tersebut.

c. Lama Pelayanan

Lama pelayanan sangat bepengaruh dalam suatu sistem antrean, karena akan

menentukan lamanya para pengantre untuk mendapat gilirannya. Pada umumnya

semua orang mengharapkan suatu pelayanan yang cepat dan nyaman. Tetapi

semua kembali lagi kepada mekanisme pelayanan yang ada dalam setiap

organisasi.

Selain kedatangan pemohon yang banyak, yang menjadi faktor penyebab

timbulnya antrean pada loket santunan PT. ASABRI (Persero) adalah

mekanisme pelayanannya. Petugas loket butuh waktu cukup lama untuk

memproses satu klaim pemohon, dikarenakan parameter yang harus diproses

cukup banyak. Tidak seperti pelayanan teller di bank yang hanya menerima

setoran dan memasukannya kedalam akun tabungan nasabah ataupun pelayanan

pembayaran listrik di loket. Oleh karena itu para pengantre akan menunggu

cukup lama untuk memperoleh haknya.

Adapun beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kurang cepatnya

pelayanan petugas loket, diantaranya :

Page 64: KKP INFORMATIKA URINDO

Kedatangan populasi yang dilayani, banyaknya pemohon yang

datang akan menyebabkan antrean.

Terkadang komputer yang digunakan petugas tidak dapat

terhubung dengan Internal Network, dikarenakan adanya masalah.

Hal ini menyebabkan klaim belum dapat diproses, karena

pelayanan asuransi Asabri telah menggunakan sistem

terotomatisasi.

Data peserta yang mengajukan klaim belum ada di dalam database

digital Asabri, oleh karena itu harus dicari secara manual.

3.3 Analisis Permasalahan

Setelah mengamati sistem antrean yang berjalan pada loket santunan PT.

ASABRI (Persero) penyusun menemukan adanya permasalahan di tengah pelayanan

umum loket yang umumnya baik dengan segala fasilitasnya. Analisis pada sub bab ini

akan menjelaskan permasalahan apa saja yang seharusnya menjadi perhatian demi

meningkatkan pelayanan PT. ASABRI (Persero) sebagai perusahaan asuransi

pemerintah yang terdepan. Adapun permasalahan yang ada sebagai berikut :

a. Tidak adanya bagian informasi tersendiri yang menjadi sarana pelayanan

pertanyaan-pertanyaan mengenai persyaratan pengajuan. Hal ini menyebabkan

pemohon yang hanya ingin bertanya harus ikut di dalam area antrean pengajuan

santunan, ini merupakan hal yang kurang efektif.

b. Displin antrean yang kurang maksimal secara sistem, model sistem antrean first

come first serve yang adil belum dapat diterapkan secara baik. Tentunya hal ini

sangat berpengaruh terhadap Customer Relationship Menagement perusahaan

dan peserta.

Page 65: KKP INFORMATIKA URINDO

c. Sistem antrean yang kurang informatif, mengenai siapa yang sedang dilayani

dan kapan giliran pemohon lain dilayani. Hal ini tentunya sangat berdampak

besar bagi pelayanan. Andai saja pemohon memiliki nomor antrean dengan

pemberitahuan nomor antrean yang sedang dilayani tentunya pemohon dapat

membuat estimasi kapan tiba saatnya mereka akan dilayani sehingga tidak selalu

harus menunggu di area antrean. Mereka bisa melakukan keperluan lain dan

meninggalkan area antrean karena mereka telah memiliki hak giliran yang tidak

bisa diganggu gugat berupa nomor antrean.

BAB 4

ANALISIS SWOT SISTEM ANTREAN

Page 66: KKP INFORMATIKA URINDO

LOKET SANTUNAN PT. ASABRI (PERSERO)

2.1 Pengertian Analisis SWOT

(menurut) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan

untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,

opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari

spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang

mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT bisa digunakan untuk menilai suatu permasalahan di dalam

sistem dari 4 sudut pandang yang berbeda, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Adapun kekuatan dan

kelemahan akan mengidentifikasi faktor internal sistem, sedangkan peluang dan

ancaman berguna untuk mengidentifikasi faktor eksternal sistem. Hasil dari analisis

SWOT ini bisa berupa rekomendasi/arahan untuk meningkatkan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yang ada, dan juga mengurangi kekurangan dan

menghindari ancamannya yang akan merugikan sistem yang sedang berjalan.

Berikut ini penyusun akan membahas mengenai SWOT yang ada pada sistem

yang penyusun amati, yaitu Sistem Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero).

Page 67: KKP INFORMATIKA URINDO

2.2 Kekuatan dan Kelemahan

Kekuatan dan kelemahan yang ada pada Sistem Antrean Loket Santunan PT.

ASABRI (Persero) merupakan faktor internal yang terdapat dalam sistem itu sendiri.

Berikut akan dijelaskan tentang kekuatan dan kelemahan dari sistem tersebut.

2.2.1 Kekuatan

Kekuatan merupakan suatu kelebihan yang menguntungkan dan akan berdampak

baik bagi suatu sistem. Dengan mengetahui kelebihan dari suatu sistem maka kita dapat

lebih mudah untuk meningkatkan kekuatannya untuk bisa menjadikan sistem menjadi

lebih baik. Adapun kekuatan dari Sistem Antrean Loket Santunan PT. ASABRI

(Persero) merupakan kelebihan yang ada pada sistem sehingga bisa memberikan

pelayanan yang baik kepada anggota peserta dalam pelayanan asuransi.

Berikut ini merupakan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada Sistem Antrean

Loket Santunan PT. ASABRI (Persero) :

a. Loket Santunan PT. ASABRI (Persero) menyediakan fasilitas penghilang kejenuhan

yang baik. Seperti televisi, kursi tunggu, ruangan ber-Ac, surat kabar, dsb. Hal ini

tentunya dapat memberikan kenyamanan dan hiburan kepada para pengantre yang

sedang menunggu gilirannya dilayani. Pihak perusahaan tentunya telah mengetahui

bahwa proses klaim para pesertanya membutuhkan waktu yang cukup lama, oleh

karena itu diusahakan sebaik mungkin untuk menyediakan fasilitas yang nyaman.

b. Mempunyai sistem pengolahan data klaim yang telah terotomatisasi dan berbasis

jaringan online. Sistem tersebut dapat lebih mempercepat proses klaim.

Page 68: KKP INFORMATIKA URINDO

c. Memiliki lebih dari satu loket, dengan begitu pelayanan dapat dilakukan lebih dari

satu jalur sehingga dapat meminimalisir terjadinya antrean pada saat kedatangan

para peserta atau pemohon begitu banyak.

d. Mempunyai hanya dua fase pelayanan, tentunya hal ini dapat menjadi nilai tambah

karena kemudahan dalam pelayanan klaim. Para pemohon asuransi tidak harus

melewati tahapan yang berbelit-belit untuk mendapatkan haknya.

2.2.2 Kelemahan

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki oleh sistem,

dalam hal ini adalah Sistem Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero). Adapun

kelemahan-kelemahan dari Sistem Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero)

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Tidak adanya bagian informasi tersendiri yang menjadi sarana pelayanan

pertanyaan-pertanyaan mengenai persyaratan pengajuan. Hal ini menyebabkan

pemohon yang hanya ingin bertanya harus ikut di dalam area antrean pengajuan

santunan, ini merupakan hal yang kurang efektif.

b. Disiplin antrean yang kurang maksimal secara sistem, model sistem antrean first

come first serve yang adil belum dapat diterapkan secara baik. Tentunya hal ini

sangat berpengaruh terhadap Customer Relationship Menagement perusahaan dan

peserta.

c. Sistem antrean yang kurang informatif, mengenai siapa yang sedang dilayani dan

kapan giliran pemohon lain dilayani. Hal ini tentunya sangat berdampak besar bagi

pelayanan. Andai saja pemohon memiliki nomor antrean dengan pemberitahuan

nomor antrean yang sedang dilayani tentunya pemohon dapat membuat estimasi

kapan tiba saatnya mereka akan dilayani sehingga tidak selalu harus menunggu di

Page 69: KKP INFORMATIKA URINDO

area antrean. Mereka bisa melakukan keperluan lain dan meninggalkan area antrean

karena mereka telah memiliki hak giliran yang tidak bisa diganggu gugat berupa

nomor antrean.

2.3 Peluang dan Ancaman

Peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang dihadapi oleh

perusahaan, organisasi atau sistem yang bersangkutan dan dapat mempengaruhi

perkembangan. Adapun peluang dan ancaman pada Sistem Antrean Loket Santunan PT.

ASABRI (Persero) yaitu:

2.3.1 Peluang

Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis internal

yang dilakukan pada suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis internal

dari kompetitor lain. Peluang yang dimiliki Sistem Antrean Loket Santunan PT.

ASABRI (Persero) antara lain:

a. Menjadi suatu sistem yang digunakan sebagai acuan perusahaan lain dalam

pelayanan klaim asuransi khususnya dalam penerapan sistem antrean yang baik.

b. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan anggota peserta.

c. Menjadikan PT. ASABRI (Persero) sebagai salah satu perusahaan asuransi nasional

terbaik kerena mekanisme pelayanannya yang terintegrasi secara nasional.

d. Menjadi perusahaan memiliki sistem antrean yang nyaman, efektif, dan efisien.

Page 70: KKP INFORMATIKA URINDO

2.3.2 Ancaman

Ancaman merupakan segala sesuatu yang terjadi akibat persaingan dan tidak

bisa dihindari. Adapun ancaman yang dihadapi oleh Sistem Antrean Loket Santunan

PT. ASABRI (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Telah ada sistem antrean yang berbasis teknologi informasi dengan mekanisme yang

lebih modern yang telah banyak digunakan oleh perusahaan lain dibanding dengan

sistem antrean yang diimplementasikan Loket Santunan PT. ASABRI (Persero) saat

ini.

b. Mendapat persepsi yang kurang baik dari anggota peserta yang kemudian disebut

para pengantre karena konsep antrean first come first serve yang kurang maksimal.

c. Beberapa perusahaan telah menerapkan sistem antrean dengan sistem penomoran

dalam antrean pelayanannya.

Tabel 2.6 di bawah ini menunjukan tabel faktor internal SWOT yaitu kekuatan

dan kelemahan pada Sistem Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero).

Tabel 2.6 Analisis SWOT Faktor Internal Sistem Antrean Loket Santunan

PT.ASABRI (Persero)

Kekuatan Kelemahan

a. Loket Santunan PT. ASABRI

(Persero) menyediakan fasilitas

penghilang kejenuhan yang baik.

a. Tidak adanya bagian informasi

tersendiri yang menjadi sarana

pelayanan pertanyaan-pertanyaan

Page 71: KKP INFORMATIKA URINDO

Seperti televisi, kursi tunggu, ruangan

ber-Ac, surat kabar, dsb. Hal ini

tentunya dapat memberikan

kenyamanan dan hiburan kepada para

pengantre yang sedang menunggu

gilirannya dilayani. Pihak perusahaan

tentunya telah mengetahui bahwa

proses klaim para pesertanya

membutuhkan waktu yang cukup

lama, oleh karena itu diusahakan

sebaik mungkin untuk menyediakan

fasilitas yang nyaman.

b. Mempunyai sistem pengolahan data

klaim yang telah terotomatisasi dan

berbasis jaringan online. Sistem

tersebut dapat lebih mempercepat

proses klaim.

c. Memiliki lebih dari satu loket, dengan

begitu pelayanan dapat dilakukan

lebih dari satu jalur sehingga dapat

meminimalisir terjadinya antrean pada

saat kedatangan para peserta atau

pemohon begitu banyak.

d. Mempunyai hanya dua fase

pelayanan, tentunya hal ini dapat

mengenai persyaratan pengajuan. Hal

ini menyebabkan pemohon yang hanya

ingin bertanya harus ikut di dalam area

antrean pengajuan santunan, ini

merupakan hal yang kurang efektif.

b. Disiplin antrean yang kurang maksimal

secara sistem, model sistem antrean

first come first serve yang adil belum

dapat diterapkan secara baik. Tentunya

hal ini sangat berpengaruh terhadap

Customer Relationship Menagement

perusahaan dan peserta.

c. Kurangnya informasi mengenai siapa

yang sedang dilayani dan kapan

giliran pemohon lain dilayani. Hal ini

tentunya sangat berdampak besar bagi

pelayanan. Andai saja pemohon

memiliki nomor antrean dengan

pemberitahuan nomor antrean yang

sedang dilayani tentunya pemohon

dapat membuat estimasi kapan tiba

saatnya mereka akan dilayani sehingga

tidak selalu harus menunggu di area

antrean. Mereka bisa melakukan

keperluan lain dan meninggalkan area

Page 72: KKP INFORMATIKA URINDO

menjadi nilai tambah karena

kemudahan dalam pelayanan klaim.

Para pemohon asuransi tidak harus

melewati tahapan yang berbelit-belit

untuk mendapatkan haknya.

antrean karena mereka telah memiliki

hak giliran yang tidak bisa diganggu

gugat berupa nomor antrean.

Tabel 2.7 di bawah ini menunjukan tabel faktor eksternal SWOT yaitu peluang

dan ancaman pada Sistem Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero)

Tabel 2.7 Analisis SWOT Faktor Eksternal Sistem Antrean

Loket Santunan PT. ASABRI (Persero)

Peluang Ancaman

a. Menjadi suatu sistem yang digunakan

sebagai acuan perusahaan lain dalam

pelayanan klaim asuransi khususnya

dalam penerapan sistem antrean yang

baik.

b. Meningkatkan hubungan yang

harmonis antara perusahaan dan

anggota peserta.

c. Menjadikan PT. ASABRI (Persero)

sebagai salah satu perusahaan asuransi

a. Telah ada sistem antrean yang berbasis

teknologi informasi dengan mekanisme

yang lebih modern yang telah banyak

digunakan oleh perusahaan lain

dibanding dengan sistem antrean yang

diimplementasikan Loket Santunan PT.

ASABRI (Persero) saat ini.

b. Mendapatkan persepsi yang kurang

baik dari anggota peserta yang

kemudian disebut para pengantre

Page 73: KKP INFORMATIKA URINDO

nasional terbaik kerena mekanisme

pelayanannya yang terintegrasi secara

nasional.

d. Menjadi perusahaan memiliki sistem

antrean yang nyaman, efektif, dan

efisien

karena konsep antrean first come first

serve yang kurang maksimal.

c. Beberapa perusahaan telah menerapkan

sistem antrean dengan sistem

penomoran dalam antrean

pelayanannya.

2.4 Strategi SWOT

Strategi SWOT yaitu mencocokan faktor-faktor internal dan eksternal untuk

mendapatkan solusi yang dapat memperbaiki kinerja sebuah sistem. Terdapat 4 tipe

strategi SWOT, yaitu:

a. Strategi SO (Strengths and Opportunities) merupakan strategi yang menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

b. Strategi WO (Weaknesses and Opportunities) adalah strategi yang bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.

c. Strategi ST (Strenghts and Threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini

tidak berarti bahwa organisasi yang kuat selalu menghadapi ancaman frontal dalam

lingkungan eksternal.

d. Strategi WT (Weaknesses and Threats) merupakan taktik defensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

Page 74: KKP INFORMATIKA URINDO

Tabel 2.8 di bawah ini menggambarkan Matriks Analisis SWOT pada Sistem

Antrean Loket Santunan PT. ASABRI (Persero) untuk menggambarkan strategi dari

setiap komponen SWOT-nya.

Tabel 2.8 Matrik Strategi SWOT Sistem Antrean Loket

Santunan PT. ASABRI (Persero)

Strengths (S) Weaknesses (W)

Oportunities

(O)

Strategi SO

a. Pelayanan loket dalam hal

kenyamanan para pengantre,

jumlah loket, mekanisme

prosedur klaim, dan poin lain

yang termasuk dalam

kelebihan-kelebihan sistem

antrean loket harus

dipertahankan dengan baik.

b. Meningkatkan lagi lagi

performa mekanisme sistem

pengolahan data yang sudah

terintegrasi secara online dan

memanfaatkan unsur teknologi

Strategi WO

a. Terapkan sistem antrean

yang menggunakan sistem

penomoran untuk

memaksimalkan model

antrean atau konsep

antrean fcfs (first come first

serve). Hal ini akan

bermanfaat demi mencapai

keteraturan giliran antrean

yang baik.

b. Terapkan sistem antrean

berbasis teknologi dengan

sistem pemanggilan dan

Page 75: KKP INFORMATIKA URINDO

informasi demi mencapai

sistem yang efektif dan efisien.

c. Adakan analisis rutin dalam

hal lama pelayanan agar dapat

menentukan kebijakan yang

tepat untuk menghindari waktu

tunggu giliran yang

menyebabkan suatu antrean.

tampilan nomor antrean

pelayanan demi mencapai

sistem antrean yang

informatif, atraktif, efektif

dan efisien.

Threats (T)

Strategi ST

a. Meningkatkan lagi

pelayanan dalam hal fasilitas

dalam area antrean yang

memberi kenyamanan para

anggota peserta atau

pemohon asuransi dalam

menunggu gilirannya.

b. Memperbaiki maintenance

perangkat pengolahan data

yang terkadang tidak

berjalan lancar demi

mencapai mekanisme

pelayanan yang efektif. Hal

ini sangat bermanfaat untuk

Strategi WT

a. Buat bagian informasi yang

khusus melayani

pengklaim yang belum

mengerti prosedur

mekanisme pelayanan.

Pembagian ini akan

mengurangi antrean giliran

pelayanan karena loket

hanya akan melayani

pengklaim dengan berkas

yang sudah lengkap dan

bisa langsung diproses.

b. Adakan pelatihan rutin

terhadap petugas loket

Page 76: KKP INFORMATIKA URINDO

mengurangi adanya stagnasi

pelayanan yang disebabkan

oleh perangkat pendukung

yang mengakibatkan antrean

panjang.

dalam hal mekanisme

pelayanan untuk lebih

meningkatkan lagi

performa lama pelayanan

demi meminimalisir

adanya antrean yang

panjang.

BAB 5

PENUTUP

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan kuliah kerja praktek penyusun dalam hal

analisis sistem yang ada di loket PT. ASABRI (Persero), tepatnya dalam bidang sistem

antrean, penyusun dapat menyimpulkan bahwa secara umum sistem sudah termasuk ke

dalam kategori baik. Seperti pembahasan yang rinci pada bab sebelumnya menunjukan

bahwa kinerja pelayanan umumnya telah berjalan lancar. Fasilitas kenyamanan

pengantre, pengolahan data terintegrasi, serta konsep model antrean seperti jumlah jalur

dan fase pelayanan yang baik merupakan kelebihan sistem yang harus dipertahankan

loket santunan PT.ASABRI (Persero). Salah satu faktornya adalah usia perusahaan yang

termasuk matang (+-40 thn), sehingga bisa dikatakan paham terhadap sistem yang

diimplementasikan. Namun pada kenyataannya tidak pada semua lini sistem berjalan

Page 77: KKP INFORMATIKA URINDO

baik dan lancar, dalam kondisi tersebut masih saja ada suatu kekurangan, karena di

bidang apapun itu suatu sistem selalu berubah sesuai dinamika. Adapun kekurangan dari

sistem secara umum diantaranya konsep disiplin antrean first come first serve yang

belum maksimal serta sistem antrean yang kurang informatif yang menyebabkan para

pengantre tidak dapat membuat estimasi waktu giliran pelayanan. Tetapi kekurangan

tersebut sebenarnya adalah salah satu pemicu untuk mencapai suatu sistem yang lebih

baik ke depannya.

1.2 Saran

Saran-saran yang penyusun sampaikan bertujuan lebih meningkatkan lagi

performa sistem antrean yang loket santunan PT. ASABRI (Persero) pusat

implementasikan. Adapun saran-saran yang ingin penyusun sampaikan adalah :

a. Mengadakan analisis secara periodik untuk memahami sistem yang telah

berjalan dan menemukan permasahan secara logis dan empiris. Hal ini dapat

menjadi bahan pembuatan keputusan untuk pelayanan yang lebih baik dari hari

ke hari.

b. Demi mencapai suatu sistem yang lebih baik kedepannya, sebaiknya Loket

Santunan PT.ASABRI (Persero) mempertahankan semua kelebihan yang

dimiliki dan memperbaiki kelemahan sistem. Perbaikan kelemahan sistem dapat

dilakukan dengan menerapkan sistem penomoran antrean berbasis Teknologi

Informasi terotomatisasi dan menambah bagian kerja yang khusus untuk

melayani informasi prosedur pengajuan santunan.

Page 78: KKP INFORMATIKA URINDO

Top Related