Download - Kista Duktus Tiroglosal Lingual
Kista Duktus Tiroglosal Lingual – laporan kasus mengenai manajemen pembedahan dan
kemungkinan rekurensi
1. Pendahuluan
Kelenjar tiroid berkembang sebagai kantongan dari foregut primitif pada sekitar minggu ke-
3 kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari pangkal lidah pada foramen cecum.
Sel endoderm pada lantai faring menebal membentuk anlage tiroid medial yang menurun
pada leher anterior menjadi struktur yang membentuk tulang hyoid dan laring. Selama
penurunannya, anlage tetap berhubungan dengan foramen cecum melalui tabung yang
dilapisi epitel yang disebut duktus tiroglosal (1). Saluran ini umumnya mengalami atropi dan
menghilang, walaupun ujung kaudalnya sering menetap menjadi lobus piramidal. Kegagalan
involusi dapat meninggalkan sisa epitel atau daerah terbuka pada duktus, yang dapat
berkembang menjadi kista karena akumulasi sekresi.
Tulang hyoid, yang berkembang setelahnya, dapat menutupi sebagian duktus tiroglosal atau
menariknya ke arah kaudal, menyebabkan saluran pada dorsal tulang hyoid. Kista duktus
tiroglosal dapat terjadi di manapun sepanjang jalur migrasi tiroid, walaupun 80% ditemukan
pada jukstaposisi tulang hyoid (2).
Kista duktus tiroglosal (TGDC) lingual merupakan kasus yang jarang terjadi dan merupakan
0,6-3% dari penyakit sisa duktus tiroglosal. Pada TGDC, bagian kranial dari duktus tiroglosal
menetap sebagai kista tersekuestrasi dengan/tanpa penyebaran kaudal menuju lobus
piramidalis dari kelenjar tiroid. Dibandingkan dengan TGDC pada lokasi lain, TGDC lingual
seringkali menimbulkan gejala, khususnya pada bayi (3).
Sekarang ini, penatalaksanaan primer untuk TGDC adalah pengangkatan massa melalui
pembedahan Sistrunk. Namun, jika terdapat sisa-sisa jaringan abnormal, bahkan hanya
sedikit jaringan epitel, kista akan kembali tumbuh segera setelah operasi.
Maka dari itu, penting untuk mendiagnosis kasus ini secara tepat untuk menentukan lokasi
pasti dan rentang dari massa sebelum operasi. Tidak sulit untuk mendiagnosis TGDC tipikal
dan untuk menentukan lokasi dan rentangnya; namun, jika massanya atipika, seperti kista
lingual, maka kesalahan diagnosis sering terjadi (4). Juga, prosedur Sistrunk klasik tidak
dapat digunakan untuk seluruh TGDC lingual (3).
2. Laporan Kasus
Wanita berusia 11 tahun asal Silchar, Assam, datang dengan kesulitan menelan sejak enam
bulan yang lalu, yang semakin lama semakin parah dan pasien juga mengeluhkan kesulitan
berbicara sejak enam bulan yang lalu.
Gambar 1: Penampakan praoperasi pasien
Pada pemeriksaan orofaring kami menemukan pembengkakan globular translusen pada
dasar lidah dengan ukuran 1x0,5x0,5 cm.
USG leher dilakukan untuk menyingkirkan ketiadaan tiroid atau kista tiroid lingual seperti
pada suatu kondisi yang sangat jarang dimana itu merupakan satu-satunya jaringan tiroid di
tubuh. CT scan leher dan dasar lidah untuk melihat ekstensi massa tidak dilakukan karena
keterbatasan finansial pasien.
3. Detail operasi
Pasien kemudian dipersiapkan untuk dilakukan operasi dan dibius menggunakan anestesi
umum. Pasien diposisikan secara Rose. Dilakukan diseksi dan eksisi pada kista menggunakan
elektrokauter dingin. Dasar luas setebal 1 mm juga dieksisi. Seluruh prosedur dilakukan
secara endoskopis.
Gambar 2: Gambaran intraoperatif menunjukkan eksisi dasar luas dari LGTDC
Tidak ada komplikasi langsung pasca operasi seperti perdarahan, disfagia atau distres
pernafasan dan soreya pasien sudah mengkonsumsi makanan secara oral. Besoknya paginya
pasien dipulangkan dan disarankan untuk kontrol sebulan kemudian.
Gambar 3: Spesimen LGTDC yang telah dieksisi
Jaringan yang dieksisi dikirim untuk pemeriksaan histopatologi yang hasilnya
mengkonfirmasi diagnosis kista duktus tiroglosal.
Gambar 4: Pemeriksaan histopatologi mengonfirmasi kista duktus
Kontrol
Pada kontrol tidak ditemukan adanya komplikasi dan penyembuhan luka telah menunjukkan
granulasi pada daerah eksisi.
Gambar 5: gambaran pasca operasi menunjukkan penyembuhan dengan granulasi normal
Tetapi, 8 bulan kemudian kista kembali tumbuh pada daerah yang sama dan ukuran yang
sama. Pasien kemudian dipertimbangkan untuk dilakukan operasi Sistrunk termodifikasi
yang merupakan prosedur gabungan pendekatan internal dan eksternal dengan tujuan
untuk mengangkat jalur TGD dari dasar lidah ke arah tulang hyoid termasuk sebagian tulang
hyoid. Pada konseling dengan pasien mengenai prosedur pembedahan dan dampak
kosmetik operasi, pasien menolak untuk dilakukan operasi.
Diskusi
Duktus tiroglosal adalah jalur penghilangan bertahap dari primordium tiroid selama
perkembangan embrionik. Struktur ini biasanya berasal dari foramen cecum dan berakhir
pada isthmus tiroid. Penelitian yang dilakukan oleh Allard et al menunjukkan bahwa TDC
seringkali dijumpai di antara tulang hyoid dan kartilago tiroid (60,9%), di atas tulang hyoid
(24,1%), pada fossa suprasternal (12,9%) dan di lidah (2,1%) (5). Sifat yang penting diketahui
dari proses penurunannya adalah kedekatannya dengan pusat hyoid yang sedang
berkembang. Biasanya, sisa-sisa duktus tiroglosal adalah depresi dari foramen cecum;
sisanya menghilang. Persistensi dari berbagai bagian duktus dari lidah sampai ke leher akan
menimbulkan kista; ketika kista ini terinfeksi secara sekunder dan mengalami ruptur ke
permukaan kulit, akan membentuk fistula/sinus (6). Gejala tipikal dari TDC termasuk
ketiadaan massa kistik garis anterior, terasa ada benda asing di daerah faring secara tiba-
tiba, dan gejala obstruksi saluran nafas atas seperti stridor, dispnea, dan disfagia; gejala-
gejala pernafasan ini akan memberat setelah influenza (5). Diagnosis dari kista tiroglosal
lingual dapat menjadi sulit dibandingkan dengan TGDC pada lokasi biasa. Kasus tipikal
biasanya merupakan diagnosis klinis tetapi memerlukan investigasi yang hati-hati untuk
mengonfirmasi keberadaan kelenjar tiroid yang letak dan fungsinya normal sebelum operasi
(7). Pemeriksaan intra oral dan laringoskopi indirek merupakan pemeriksaan penunjang
yang diperlukan untuk evaluasi pasien rawat jalan.
Diagnosis dikonfirmasi dengan laringoskopi dan CECT pada daerah tersebut. Pada
laringoskopi terlihat massa berwarna merah muda, kistik, bulat, permukaan licin,
menengah, tanpa pedunkulasi di atas foramen caecum. CECT mengonfirmasi temuan di atas
dan memperlihatkan massa yang tidak menerang setelah pemberian kontras dengan
intensitas rendah dan menutupi jalur udara. USG leher atau kadang skintigrafi dapat
dilakukan untuk mengonfirmasi keberadaan tiroid normal. Hal ini dilakukan untuk
menghindari eksisi dari satu-satunya jaringan tiroid seperti pada kasus tiroid lingual. USG
leher dilakukan pada kasus kami dengan alasan yang sama (8).
Dilakukan injeksi methylene blue ke dalam kista untuk menjejak distribusi duktus tiroglosal
sebelum operasi, yang akan sangat berguna untuk menentukan rentang dari kista. Pada
1920, Sistrunk menggunakan methylene blue pada pemeriksaan pasien yang memiliki sinus
yang berhubungan keluar, suatu teknik yang terbukti berguna untuk menjajaki rentang dari
kista (9). Umum dikenali bahwa operasi Sistrunk (termasuk pendekatan sevikal dengan
sistektomi enbloc, hyoidektomi sentral dan eksisi seluruh traktus epitel beserta corong otot
suprahyoid di sekitarnya sampai foramen cecum) adalah pengobatan yang paling efektif
untuk TDC. Prosedur Sistrunk termodifikasi menggunakan pendekatan gabungan intraoral
dan servikal yang dilaporkan telah berhasil, namun dihubungkan dengan tingkat morbiditas
yang tinggi dan scar. Serupa, eksisi kista dengan insisi lidah midline, faringotomi lateral,
pendekatan transhyoid atau dengan mandibulotomi berujung kepada morbiditas yang tinggi
yang tidak sesuai dengan lesi jinak ini dan maka dari itu para ahli telah mencoba berbagai
teknik operasi lainnya, seperti sistektomi dan marsupialisasi melalui pandangan endoskopi.
Namun dari pengalaman kami bahkan setelah pengangkatan total kista dengan eksisi dasar
luas, kista kemudian kambuh setelah 8 bulan. Dan bahkan pada berbagai penelitian seperti
yang dilakukan oleh K. S. Muhammed Sameer et al dan Collin M. Burkart et al (8)
melaporkan angka rekurensi LTGDC yang sangat rendah setelah eksisi, kami menyarankan
pendekatan Sistrunk termodifikasi untuk pengangkatan menyeluruh dari saluran tiroglosal
berikut sebagian hyoid untuk mencegah terjadinya rekurensi.
Kesimpulan
TGDC lingual merupakan variasi TGDC yang sangat jarang terjadi dan protokol pengobatan
jarangkali disebutkan di literatur pembedahan. TGDC lingual biasanya ditatalaksana dengan
eksisi kista. Prosedur Sistrunk termodifikasi merupakan langkah yang disarankan untuk
menurunkan rekurensi.