Download - Kia Perawatan Payudara
LAPORAN UKM
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA
PADA POSYANDU YONKAV
KECAMATAN AMBARAWA
Pendamping
dr. Dwi Retno S
Disusun Oleh
dr. Titis Ummi Nur Jannati
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG
UPTD PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN UKM
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA
PADA MASYARAKAT DESA LODOYONG
KECAMATAN AMBARAWA
Disusun oleh
dr. Titis Ummi Nur Jannati
Telah disahkan pada
Tanggal 2015
Mengetahui
Pendamping
dr. Dwi Retno SNIP. 197403132006042017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam
minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat
reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui),
maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru. Pada masa nifas
perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk merawat
payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui.
Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan
makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
Dimana tujuan perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk
meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui
pemijatan.
Pada negara berkembang, khususnya di daerah yang penduduknya berpendidikan
rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai
perawatan payudara masih kurang. Umumnya pengetahuan tentang perawatan
payudara diperoleh dari keluarga ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang
salah, diperlukan bantuan dari petugas kesehatan yang dapat memberikan
pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara.
Beredarnya mitos yang salah di masyarakat tentang menyusui juga berdampak
pada rendahnya angka ASI eksklusif di Posyandu Yonkav. Banyaknya masalah yang
timbul pada ibu menyusui misalnya puting lecet, bengkak dan lain-lain bisa dicegah
atau dikurangi dengan perawatan payudara yang tepat sehingga dapat meningkatkan
angka ASI ekslusif di Desa Lodoyong.
Pengetahuan masyarakat Desa Lodoyong akan pentingnya perawatan
payudara sebagai penunjang pemberian ASI yang optimal masih sangat terbatas.
Partisipasi kader posyandu dan masyarakat diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan partisipasi dalam hal tersebut, sehingga program ASI eksklusif di
Kecamatan Ambarawa khususnya di Desa Lodoyong dapat tercapai secara
optimal.
BAB II
BENTUK KEGIATAN
I. PERMASALAHAN
a. Keluarga
1. Kurangnya informasi yang diperoleh oleh keluarga mengenai perawatan
payudara bagi ibu menyusui.
2. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga mengenai pentingnya
perawatan payudara agar ASI yang dibutuhkan oleh bayi dapat diberikan
secara optimal
3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam posyandu
dan keinginan untuk mencari informasi pada tenaga kesehatan secara
langsung.
b. Masyarakat
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat secara umum mengenai
pentingnya perawatan payudara pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena
faktor ekonomi dan pendidikan masyarakat yang kurang. Beredarnya mitos
yang salah di masyarakat tentang menyusui dan kurangnya motivasi mengenai
pentingnya perawatan payudara untuk mengoptimalkan produksi ASI agar
kebutuhan nutrisi bayi tercukupi.
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Rencana Kegiatan
1.
2.
Kurangnya informasi
yang diperoleh oleh
keluarga mengenai
perawatan payudara
pada ibu menyusui.
Kurangnya
pengetahuan yang
dimiliki oleh keluarga
mengenai perawatan
Memberikan edukasi melalui
penyuluhan pentingnya perawatan
payudara pada ibu menyusui.
Memberikan edukasi tentang
perawatan payudara yang benar bagi
ibu menyususi sehingga menunjang
produksi ASI yang optimal bagi bayi.
Mengadakan
penyuluhan pada
masyarakat tentang
perawatan payudara
pada ibu menyusui.
Mengadakan
penyuluhan pada
masyarakat tentang
perawatan payudara
3.
4.
payudara
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam
posyandu dan
keinginan untuk
mencari informasi pada
tenaga perawatan
payudara pada ibu
menyusui
Kurangnya motivasi
mengenai pentingnya
perawatan payudara.
Bekerjasama dengan masyarakat
sekitar untuk menjadikan posyandu
yang lebih baik. Serta melibatkan
masyarakat sekitar untuk menjadi
anggota posyandu.
Memberikan motivasi bertanya pada kader, bidan ataupun dokter baik di posyandu ataupun di pustu atau puskesmas terdekat
bagi ibu menyususi
Pembentukan dan
pelatihan anggota
posyandu.
Mengadakan pelatihan
kader bekerjasama
dengan bidan setempat
tentang perawatan
payudara pada ibu
menyusui.
II. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Setelah diketahui latar belakang dan masalah yang dihadapi, maka akan
diuraikan tentang masalah dan alternatif pemecahan masalah serta rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
KELUARGA
1 Kurangnya informasi yang diperoleh oleh
keluarga mengenai perawatan payudara
pada ibu menyusui
Memberikan edukasi melalui penyuluhan tentang perawatan payudara pada ibu menyusui
2. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
oleh keluarga mengenai perawatan
payudara pada ibu menyusui untuk
mengoptimalkan produksi ASI..
Memberikan edukasi tentang perawatan
payudara pada ibu menyusui untuk
mengoptimalkan produksi ASI
3 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dalam posyandu dan
keinginan untuk mencari informasi pada
tenaga kesehatan
Bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk menjadikan posyandu yang lebih baik. Serta melibatkan masyarakat sekitar untuk menjadi anggota posyandu.
MASYARAKAT
1. Kurangnya motivasi mengenai pentingnya
perawatan payudara pada ibu menyusui
untuk mengoptimalkan produksi ASI.
Memberikan motivasi bertanya pada
kader, bidan ataupun dokter baik di
posyandu ataupun di pustu atau
puskesmas terdekat tentang perawatan
payudara pada ibu ,menyusui.
BAB III
PELAKSANAAN / PROSES INTERVENSI
A. Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini adalah ibu-ibu kader dan peserta Posyandu.
B. Pelaksanaan
1. Tanggal : 7 April 2015
2. Waktu : 09.00 WIB – selesai
3. Tempat : Posyandu Yonkav, Lodoyong
4. Peserta : 30 orang
5. Kegiatan : Penyuluhan mengenai Perawatan Payudara
6. Metode : Ceramah dan Diskusi dua arah
7. Hasil : Antusias yang tinggi ditunjukan dengan adanya umpan
balik berupa diskusi dua arah pada saat sesi tanya jawab
dan berbagi mengenai masalah posyandu lansia masing-
masing wilayah.
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Langkah 1
Adalah Langkah Pendaftaran dalam kegiatan Posyandu untuk memudahkan
registrasi dan pengaturan pelayanan kesehatan ibu dan anak
Langkah II
Adalah Langkah Penimbangan, pengukuran tinggi badan dan panjang
badan bayi dan balita
Langkah III
Adalah Langkah Pencatatan hasil penimbangan tersebut pada Kartu
Menuju Sehat (KMS) dan data pada Puskesmas
Langkah IV
Adalah Langkah tempat dilakukan penyuluhan personal mengenai hasil
dari KMS dan juga konsultasi masalah kesehatan ibu dan anak
Langkah V
Adalah Langkah pelayanan kesehatan meliputi pengobatan dasar dan
pemberian gizi tambahan untuk ibu dan anak
Setelah dilakukan lima tahap langkah tersebut lalu dilakukan penyuluhan
spesifik terkait tentang Perawatan Payudara.
Setelah dilakukan penyuluhan, diadakan sesi diskusi, berikut
rangkumannya adalah sebagai berikut :
“ Dok,kenapa puting susu saya lecet? “
Jawab :
Puting susu lecet bisa karena kesalahan dalam teknik menyusui, bisa juga
karena penggunaan sabun, krim atau alkohol untuk membersihkan puting
susu.
“Dok, Bagaimana cara agar puting susu yang mblesek ke dalam bisa
keluar ?”
Jawab :
Puting susu yang mblesek ke dalam bisa di urut dengan cara
meletakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting
susu,kemudian tekan dan hentakkan kearah luar menjahui putting susu
secara perlahan. Kemudian, letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah
putting susu lalu tekan serta hentakkan kearah putting susu secara
perlahan
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
1. Melakukan pendataan meliputi jumlah peserta yang hadir, Nama, Umur, usia
anak, tinggi badan berat badan serta riwayat menyusui saat adanya posyandu
sehingga dilakukan edukasi perawatan payudara.
2. Jika terdapat keluhan tentang payudara misal lecet atau bengkak, dapat
diberikan edukasi dan juga saran untuk mengurangi keluhan tersebut.
B. EVALUASI
Evaluasi dilihat dari menurunnya angka kesakitan saat menyusui karena lecet
dan meningkatnya ibu-ibu yang menjalankan ASI eksklusif di Desa Lodoyong.
Evaluasi juga dapat dilihat dari peningkatan berat badan per umur pada bayi dan
balita dengan ASI eksklusif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Banyaknya nasyarakat yang mengeluh payudara sakit saat menyusui salah satunya
disebabkan masyarakat belum memahami secara baik mengenai cara perawatan
payudara pada ibu menyusui, sehingga dilakukan intervensi pendekatan pada
masyarakat tentang perawatan payudara pada ibu menyusui. Beredarnya mitos yang
salah tentang menyusui juga menimbulkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam
ASI eksklusif. Setelah dilakukan intervensi, diharapkan masyarakat lebih mengerti
dan mempraktekkan perawatan payudara pada ibu menyusui secara baik dan benar
sehingga ASI dapat diproduksi secara optimal.
Saran
Perlu penyuluhan dan promosi kesehatan yang berkelanjutan dan menyeluruh
terhadap seluruh elemen masyarakat terkait dengan perawatan payudara pada ibu
menyusui. Hal ini diperlukan kerjasama lintas sektoral antara pihak puskesmas,
pemerintah dan juga tokoh masyarakat sehingga dapat diwujudkan ASI eksklusif yang
menunjang Indonesia Sehat 2020.
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERAWATAN PAYUDARA
1. Definisi perawatan payudara
Berdasarkan dari permasalah perawatan payudara itu disebabkan ibu
tidak menyusui, dikarenakan air susu tidak keluar dan akhirnya mengakibatkan
pembekakan payudara atau bendungan ASI. Bendungan ASI (Engorgement) itu
dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus, sehingga sisa ASI terkumpul
pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembekakan, penyababnya
dikarenakan adanya kelainan pada puting susu, payudara bengkak, nyeri, dan
panas. Pembekakan biasanya terjadi pada hari ketiga dan keempat sesudah
melahirkan. Jika payudara masih membengkak, nyeri dan kemerahan
dikarenakan infeksi maka terjadi mastitis. Mastitis merupakan radang pada
payudara, dan jika tetap masih membengkak disertai ada nanah disebut abses.
Abses payudara yang merupakan kelanjutan dari mastitis. Hal ini dikarenakan
meluasnya peradangan dan harus diinsisi untuk mengeluarkannya (Anggraini Y.,
2010).
Perawatan payudara sering disebut Breast Care bertujuan untuk
memelihara kebersihan payudara, memperbanyak atau memperlancar pengeluaran
ASI sehingga terjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya. Perawatan payudara
dilakukan dengan cara pengurutan (Anggraini Y., 2010).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang
merupakan merupakan makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus dilakukan
sedini mungkin (Azwar, 2008).
B. LAKTASI
1. Pengertian laktasi
Laktasi (menyusui) adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang sehat serta mempunyai pengaruh yang biologis dan kejiwaan terhadap
ibu dan bayinya. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu
melindungi bayi terhadap penyakit (Anggraini Y., 2010).
2. Fisiologi laktasi
Menurut (Anggraini Y., 2010) pemberian ASI terdapat 2 refleks yang
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu,yaitu
a) Refleks prolaktin
Setelah seoarang ibu melahirkan dan terlepasnya plasenta, fungsi korpus
luteum berkurang maka estrogen dan progestinya berkurang. Dengan
adanya hisapan bayi pada putting susu dan areola akan merangsang ujung-
ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan kehipotalamus akan
menekan pengeluaran faktor-faktor yangmenghambat sekresi prolaktin
namun sebaliknya. Hormon prolactin yang akan merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat susu.
b) Refleks let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin rangsangan yang berasal dari
hisapan bayi yang dilanjutakan ke hipofise anterior yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju
uterus yang dan menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadinya
proses involusi.
3. Manfaat ASI
Menurut (Anggraini Y., 2010) manfaat ASI sebagai berikut:
a. ASI merupakan sumber makanan yang mengandung nutrisi yang
lengkap untuk bayi
b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang mengandung zat
antibody sehingga akan jarang sakit
c. ASI meningkatkan kekebalan tubuh
d. Menunjang perkembangan kepribadian, dan kecerdasan emosional
e. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
f. Dengan menyusui maka akan terjadi rasa sayang antara ibu dan bayi.
g. Melindungi anak dari serangan elergi
C. MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI
1. Ciri – ciri masalah pemberian ASI
Berikut ini beberapa masalah pada saat menyusui:
a. Putting susu lecet
Penyebabnya:
1. Kesalahan dalam tehnik menyusui.
2. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, dll untuk mencuci puting
susu.
3. Rasa nyeri dapat timbul jika ibu menghentikan menyusui kurang hati-
hati.
b. Payudara bengkak
Penyebabnya:
Pembekakan ini terjadi karena ASI tidak disusukan secara adekuat, sehingga
sisa ASI terkumpul pada duktus yang mengakibatkan terjadinya
pembengkakan. Pembekakan ini terjadi pada hari ketiga dan keempat.
c. Saluran susu tersumbat ( obstuvtive duct)
Satu keadaan dimana terdapat sumbatan pada duktus lakteferus,
dengan penyebabnya adalah:
1) Tekanan jari ibu pada waktu menyusui.
2) Pemakaian BH yang terlalu ketat.
3) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak
segera dikeluarkan sehingga menimbulkan sumbatan
d. Mastitis
Hal ini merupakan radang pada payudara, yang disebabkan oleh :
1) Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
2) Putting lecet yang memudahkan masuknya kuman dan terjadinya
payudara bengkak.
3) BH yang terlalu ketat.
4) Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan mudah terinfeksi. e.
Abses payudara
Abses payudara merupakan kelanjutan dari mastitis, hal ini
dikarenakan meluasnya peradangan payudara. Payudara tampak merah
sehingga perlu insisi untuk mengeluarkannya.
f. Kelainan anatokis pada puting susu (putting tenggelam/datar)
Pada putting susu yang mengalami kelainan dapat diatasi dengan
perawatan payudara dan perasat Hoffman secara teratur. Jika hanya salah
satu putting yang tenggelam maka masih dapat menyusui di putting yang
lainnya. Jika putting masih tidak biasa diatasi maka untuk mengeluarkan ASI
dapat dilakukan dengan tangan/pompa kemudian dapat diberikan dengan
sendok atau pipet. Laktasi terjadi di bawah pengaruh berbagai kelenjar
endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin.
Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan emosi ibu.
Laktasi mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Pembentukan atau produk air susu.
2. Pengeluaran air susu
. D. PERAWATAN PAYUDARA
Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan, baik oleh
pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakn mulai hari pertama atau
kedua setelah melahirkan. Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga mempelancar
pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan dan kesulitan
menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah terkena
infeksi. Adapun langkah-langkah dalam perawatan payudara (Anggraini Y.,
2010).
1. Pengurutan Payudara
a. Pengurutan Payudara
1) Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.
2) Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah putting susu
selama 2 menit (10kali) untuk masing-masing payudara
3) Handuk bersih 1-2 buah.
4) Air hangat dan air dingin dalam baskom.
5) Waslap atau sapu tangan dari handuk
2. Langkah-langkah pengurutan payudara:
a) Pengurutan yang pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan kedua telapak tangan
diantara kedua payudara lakukan pengurutan, dimulai dari arah atas lalu
arak sisi samping kiri kemudian kearah kanan, lakukan terus pengurutan
kebawah atau melintang. Lalu kedua tangan dilepas dari payudara, ulangi
gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.
b) Pengurutan yang kedua
Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga
jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada
puting susu. Lakukan tahap mengurut payudara dengan sisi kelingking
dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan gerakan 20-30 kali.
c) Pengurutan yang ketiga
Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain
mengurut dan menggenggam dari pangkal menuju ke putting susu.
Langkah gerakan 20-30 kali.
d) Pengompresan
Alat-alat yang disiapkan :
a.2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air
dingin.
b. 2 buah waslap.
Caranya:
Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit,
kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit. Kompres
bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan kompres air hangat.
c. Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk menyusui.
3. Perawatan puting susu
Putting susu memegang peranan penting pada saat menyusui. Air susu ibu
akan keluar dari lubang-lubang pada putting susu oleh karena itu putting susu
perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik, tidak semua wanita mempunyai
putting susu yang menonjol (normal). Ada wanita yang mempunyai putting
susu dengan bentuk yang mendatar atau masuk kedalam, bentuk putting susu
tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan benar. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk merawat putting susu:
1). Setiap pagi dan sore sebelum mandi putting susu (daerah areola mamae),
satu payudara diolesi dengan minyak kelapa sekurang kurangnya 3-5 menit,
lama 4-5 kali
2). Jika putting susu normal, lakukan perawatan dengan oleskan minyak pada
ibu jari dan telunjuk lalu letakkan keduanya pada Putting susu dengan
gerakan memutar dan ditarik-tarik selama 30 kali putaran untuk kedua
putting susu.
3). Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahapan berikut:
a. Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu,
kemudian tekan dan hentakkan kearah luar menjahui putting susu
secara perlahan.
b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting susu lalu tekan
serta hentakkan kearah putting susu secara perlahan.
4). Kemudian untuk masing-masing putting digosok dengan handuk kasar agar
kotoran-kotoran yang melekat pada putting susu dapat terlepas.
5). Akhirnya payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI.
Lakukan langkah-langkah perawatan diatas 4-5 kali pada pagi dan sore
hari, sebaiknya tidak menggunakan alkohol atau sabun untuk membersihkan
putting susu karena akan menyebabkan kulit kering dan lecet. Pengguna
pompa ASI atau bekas jarum suntik yang dipotong ujungnya juga dapat
digunakan untuk mengatasi masalah pada putting susu yang terbenam.
DAFTAR PUSTAKA
18