Transcript
Page 1: Kewajiban Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak … filePertambangan mengatur kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan kepada pihak ketiga, antara lain pengaturan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIASEKRETARIAT JENDERALBIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASIJI. Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta 10710Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847Website:www.kemenkeu.go.id; email: [email protected]

SIARAN PERSNomor: 39 IKLl/2013Tanggal: 14 Maret 2013

Kewajiban Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Yang TerutangKepada Pihak Lain Oleh Perusahaan Yang Terikat Dengan Kontrak 8agi Hasil,

Kontrak Karya, atau PerjanjianKerjasama Pengusahaan Pertambangan

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 33A Undang-Undang Pajak Penghasilan, terhadap WajibPajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan berdasarkan Kontrak Bagi Hasil, KontrakKarya, atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan yang masih berlaku, PajakPenghasilan badan Wajib Pajak tersebut dihitung berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Bagi Hasil,Kontrak Karya, atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan tersebut sampai denganberakhirnya kontrak atau perjanjian kerjasama dimaksud. Oi sam ping mengatur ketentuan PajakPenghasilan badan Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan tersebut,beberapa Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau Perjanjian Kerjasama PengusahaanPertambangan mengatur kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan kepadapihak ketiga, antara lain pengaturan mengenai jenis dan besaran tarif pemotongan, yang berbedadengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang saat ini berlaku.

Mengingat pihak ketiga yang bertransaksi dengan Wajib Pajak yang terikat dengan KontrakBagi Hasil, Kontrak Karya, atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan tersebutketentuan perpajakannya mengacu pada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidangperpajakan yang berlaku saat ini, maka pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilanberdasarkan Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau Perjanjian Kerjasama PengusahaanPertambangan tersebut menyebabkan ketidaksesuaian antara Pajak Penghasilan yang terutangdengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut. Untuk lebih memberikan keadilan danlebih memberikan kepastian hukum dalam rangka pelaksanaan pemotongan dan/atau pemungutanPajak Penghasilan, Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor39/PMK.011 12013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Kewajiban Pemotongan dan/atau PemungutanPajak Penghasilan Yang Terutang Kepada Pihak Lain Oleh Perusahaan Yang Terikat OenganKontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan (PMK39/PMK.011/2013).

Oalam PMK 39/PMK.011/2013 diatur mengenai kewajiban pemotongan dan/atau pemungutanPajak Penghasilan pihak ketiga oleh Kontraktor yang terikat dengan Kontrak Bagi Hasil, KontrakKarya, atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan, sebagai berikut: (i) Wajib Pajak yangterikat Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambanganwajib melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan yang terutang kepada pihaklain. (ii) Pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penqhasllan tersebut dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku pada saat kewajibanpemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan harus dilakukan. (iii) Pajak Penghasilan yangtelah dipotong dan/atau dipungut merupakan angsuran atau pelunasan pajak dalam tahun pajakberjalan bagi Wajib Pajak yang dipotong dan/atau dipungut Pajak Penghasilan, dan merupakan kredit

Page 2: Kewajiban Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak … filePertambangan mengatur kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan kepada pihak ketiga, antara lain pengaturan

pajak atas Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali untukpenghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final. (iv) Ketentuan dalam PMK 39/PMK.011/2013 inimulai berlaku setelah 60 hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai peraturan ini dapat dilihat diwvvw.kemenkeu.go.id.(mr)

Kepala Biro

ramadit /58081119'83111001


Top Related