Download - Kespro Dalam Perspektif Gender
By : Rahmawati SST
GENDER..?
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
Seks
adalah
perbedaan
jenis
kelamin
yang
ditentukan secara biologis. Seks melekat Secara fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal.
Diskusikan perbedaan Gender dan Seks.?
GENDERBisa berubahDapat dipertukarkan Tergantung musim
SEKS/ JENIS KELAMINTidak bisa berubahTidak dapat dipertukarkan Berlaku sepanjang masa
Tergantung budayamasing2 Bukan kodrat (buatan
Berlaku di mana sajaKodrat (ciptaan Tuhan): perempuan menstruasi,
masyarakat)
hamil, melahirkan,menyus
ASPEKSifat Fungsi Ruang lingkup Tanggung jawab
LAKI-LAKIMaskulin Produksi Publik Nafkah utama
PEREMPUANFeminim Reproduksi Domestik Nafkah tambahan
Konstruksi biologis
Berbeda ciri fisik, perempuan dan laki-laki, serta tidak dapat dipertukarkan karena produk alamiah (hormon)
Konstruksi sosialKonstruksi agama
Berbeda peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki, dan dapat dipertukarkan karena produk budaya (tata nilai)
Berbeda posisi perempuan dan laki-laki, dan tidak dapat dipertukarkan karena ajaran agama (dogmatis)
Buta Gender (gender blind), yaitu kondisi/ keadaan seseorang yang tidak memahami tentang pengertian/konsep gender karena ada perbedaan kepentingan laki-laki dan perempuan.
Sadar Gender (gender awareness), yaitu kondisi/ keadaan seseorang yang sudah menyadari kesamaan hak dan kewajiban antara
perempuan dan laki-laki.
Peka/Sensitif Gender (gender sensitive) yaitu kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender (disesuaikan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan).
Mawas Gender (gender perspective), yaitu kemampuan seseorang memandang suatu keadaan berdasarkan perspektif gender.
Peduli/Responsif
Gender
(gender
concern/responcive),
yaitu
kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang sudah dilakukan dengan memperhitungkan kepentingan kedua jenis kelamin.
1. Rendahnya tingkat pendidikan perempuan.
(64,5%)
mereka yang berusia 10 tahun ke atas hanya tamat SD, tidak tamat SD, dan tidak bersekolah sama sekali, bahkan 43,9 % diantaranya buta huruf, dimana 79,6 % buta huruf adalah perempuan.
2. 74% perempuan bekerja pada sektor informalseperti PRT (Pekerja Rumah Tangga), TKW
(Tenaga Kerja Wanita), PS (Pekerja Sex)
3. Rendahnya partisipasi politik perempuan. Hanya ada 11% perempuan duduk di DPR-RI (61 orang dari 550) dan 19,5% perempuan duduk di DPD (25 orang dari 128) perolehan Pemilu 2004
4. Tingginya angka kematian ibu melahirkan berkisar dari 307
750 per 100.000
5. Hukum-hukum bias gender.
- Undang-Undang perkawinan no.1 tahun 1974
- Perda-Perda berbasis nilai-nilai agama dan budaya tertentu
Budaya Patriarki
Sistem EkonomiSistem kepercayaan/ penafsiran agama Adat Sistem Politik Sistem pendidikan Dan lain-lain
Pembedaan perempuan dan laki-laki merupakan hal yang dibentuk secara sosial yang dipengaruhi oleh agama, budaya, sosial, politik, hukum, pendidikan, dan lain-lain, yang bisa berubah sesuai dengan konteks waktu, tempat dan budaya
2. Pembedaan tersebut telah melekat dalam kurun waktuyang panjang sehingga dianggap sebagai sesuatu yang
alamiah dan menjadi keyakinan masyarakat. Jika terdapatkelompok masyarakat yang memiliki pandangan berbeda
mengenai pembedaan laki-laki dan perempuan tersebut,dianggap melanggar norma bahkan berdosa
3.
Pembedaan yang ketat antara perempuan dan laki-lakilaki-laki maupun
menimbulkan ketidakadilan baik untuk
perempuan. Misalnya: laki-laki tidak boleh menangis, tidak bolehbekerja di salon, harus bekerja memenuhi nafkah keluarga. Sementara Perempuan harus patuh kepada suami, harus bekerja melayani keluarga, mendidik anak, dan mengurus rumah tangga. Akibatnya adalah kekerasan, stereotyping, beban ganda,
pemiskinan dan diskriminasi
5. Realitas yang menggambarkan perempuan sebagai korban utama antara lain dapat dilihat dari angka kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan fisik, seksual maupun psikologis. Bahkan negara telah melanggengkan kekerasan tersebut melalui instrumen-intrumen kebijakannya.
Bahwa
ketidakadilan
gender
disebabkan
dan
dilestarikan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
7.
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
dan
melestarikan
ketidakadilan gender antara lain: SISTEM EKONOMI YANG TIDAK ADIL, SISTEM KEPERCAYAAN (AGAMA), BUDAYA PATRIARKHI, HUKUM, SISTEM PEMERINTAHAN, dan SISTEM PENDIDIKAN.
Masyarakat mengharapkan agar dan melihat, berpikir,merasa dan bertindak dengan cara tertentu, hanya karena mereka atau . Berbeda dg perbedaan fisik & , peran gender diciptakan oleh masyarakat. Beberapa kegitan seperti mencuci dan menyetrika pakaian dianggap sebagai pekerjaan , namun pembagian peran ini berbeda dari satu tempat ke tempat lain, bergantung pada adat istiadat, hukum dan agama, tingkat pendidikan, status sosial dan usia. Ex: Pada komunitas dari kelas tertentu diharapkan bertanggungjawab pada pekerjaan RT, semantara lain mungkin memiliki lebih banyak pilihan pekerjaan.