KERANGKA EKONOMI MAKRO (KEM) DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL (PPKF)
2011Disampaikan Menteri Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR-RI tanggal 20 Mei 2010
1
Dasar Hukum Penyusunan KEM dan PPKF 2011
• UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara, dan UU No. 27/2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3);
• Dalam UU MD3 disebutkan secara spesifik pada pasal 157 dan 158:– Pemerintah menyampaikan KEM dan PPKF kepada DPR pada
tanggal 20 Mei, atau sehari sebelumnya apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur.
– Raker yang diadakan oleh Banggar dengan Pemerintah dan BI untuk penyelesaian akhir KEM dan PPKF memperhatikan pemandangan umum fraksi, jawaban pemerintah, saran dan pendapat Badan Musyawarah, keputusan Raker komisi dengan pemerintah mengenai alokasi anggaran menurut fungsi, program, dan kegiatan K/L.
2
5,2%
3,%
-,6%
4,2% 4,3%
2,7%,5%
-3,2%
2,3%2,4%
8,3%
6,1%
2,4%
6,3%6,5%
-4,00%
-2,00%
,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
2007 2008 2009 2010 2011
Dunia Negara Maju Negara Berkembang
7,3%
2,8%
-10,7%
7,%6,1%
-12%
-10%
-8%
-6%
-4%
-2%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
2007 2008 2009 2010 2011
0
2
4
6
8
10
12
14
China India ASEAN-5
2007 2008 2009 2010
Perkembangan dan Proyeksi Perekonomian Global 2011Pertumbuhan Ekonomi Dunia Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia
Pertumbuhan ekonomi Asia
-6,0%
-4,0%
-2,0%
0,0%
2,0%
4,0%
Eropa Inggris Jerman Perancis
2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan ekonomi negara maju
3
Tantangan dan Sasaran Ekonomi Makro 2011
• Tantangan Lingkungan Global 2011, antara lain:– Ketidakseimbangan Pertumbuhan Ekonomi Global dan pengangguran– Awal pemulihan gejolak sektor keuangan di Eurozone, khususnya di
negara PIGS (Portugal, Italia, Yunani, dan Spanyol).– Masih tingginya defisit anggaran dan beban utang di negara
maju, khususnya di beberapa negara Eropa– Belum pulihnya aliran modal ke negara berkembang akibat lambatnya
restrukturisasi perbankan global. – Peningkatan harga-harga komoditas global akibat pemulihan permintaan
dunia• Tantangan Ekonomi Domestik 2011:
– Stabilitas ekonomi makro dalam situasi volatilitas ekonomi global– Akselerasi dari pembangunan infrastruktur– Eksekusi beberapa kebijakan fiskal seperti penurunan subsidi energi dan
pengalihan subsidi harga ke subsidi langsung– Perbaikan iklim investasi dan daya saing industri di tengah-tengah
pelaksanaan berbagai Free Trade Agreement 4
8.000
8.800
9.600
10.400
11.200
12.000
30
40
50
60
70
80Ju
li-08 S N
2009
-J M M J S N
2010
-J M
Cadangan Devisa (Miliar US$)Nilai Tukar Rp/US$ -( aksis kanan)
4,5%4,1% 4,2%
5,4%5,7%
3%
4%
5%
6%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2009 2010
Perkembangan Perekonomian Domestik sd Q1 2010
PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN
5
-0.5%
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
2.0%
2.5%
3.0%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
Jan
Feb
Mar Ap
rM
ay Jun Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar Ap
rM
ay Jun Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar Ap
r
2008 2009 2010
Inflasi yoy (aksis kiri)
Inflasi bulanan (aksis kanan)
INDEKS HARGA KONSUMEN
NILAI TUKAR RUPIAH DAN CADANGAN DEVISA SUKU BUNGA BI RATE DAN SBI 3 BULAN, 2007-2010
30
40
50
60
70
80
90
Jan-
09
Feb-
09
Mar
-09
Apr-0
9
May
-09
Jun-
09
Jul-0
9
Aug-
09
Sep-
09
Oct-0
9
Nov-
09
Dec-
09
Jan-
10
Feb-
10
Mar
-10
Apr-1
0
WTI ICP
-7.0-6.0-5.0-4.0-3.0-2.0-1.00.01.02.03.0
80
81
82
83
84
85
86
87
Jan
Feb
Mar
Apr
May Jun Jul
Aug
Sep
Oct
Nov Dec Jan
Feb
Mar
Apr
May Jun Jul
Aug
Sep
Oct
Nov Dec
2009 2010
%, m
-o-m
Juta
bar
el p
er h
ari
Konsumsi ProduksiPert, Konsumsi (axis kanan) Pert, Produksi (axis kanan)
Perkembangan Perekonomian Domestik sd 2010..(2)
PRODUKSI DAN KONSUMSI MINYAK DUNIA
HARGA MINYAK MENTAH
6
104
116
9,86
11,2
7,41
6
7
8
9
10
11
12
95
100
105
110
115
120
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Angkt. Kerja Tingkat Pengangguran (RHS)
Juta orang %ANGKATAN KERJA DAN TINGKAT PENGANGGURAN
3,9%
-8,8%
7,9%19,6%
22,6%
-40%
-20%
0%
20%
40%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2009 2010
Kons. RT Kons. Pem. PMTBEkspor Impor
SUMBER PERTUMBUHAN PDB
Proyeksi Indikator Ekonomi Makro 2011
2011
APBN APBN-P Pagu Indikatif
1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5 5,8 6,2 - 6,4
2. Inflasi (%) 5,0 5,3 4,9 - 5,3
3. Nilai Tukar (Rp/US$) 10.000 9.200 9.100 - 9.400
4. Suku bunga SBI 3 bulan (%) 6,5 6,5 6,3 - 6,7
5. Harga Minyak ICP (US$/barel) 65 80 80 - 85
6. Lifting Minyak (juta barel/hari) 0,965 0,965 0,960 - 0,980
Sumber: Kementerian Keuangan
2010Indikator Ekonomi
7
• Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro 2011: Tingkat pengangguran terbuka: 7,0%; Tingkat kemiskinan: 11,5% – 12,5%; Pertumbuhan ekonomi: 6,2% - 6,4%
• Kebutuhan investasi minimal Rp2.243,8 T dengan ICOR 4,25• 1% pertumbuhan ekonomi menyerap 400 ribu TK
Arah Kebijakan Fiskal 2011
• Mendukung pencapaian sasaran pembangunan 2011: (1) pembangunan kesejahteraan, (2) pembangunan demokrasi, dan (3) penegakan hukum.
• Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat melalui tiga sasaran utama (Triple Track Strategy):
– meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth);– menciptakan dan memperluas lapangan kerja (Pro-
Job), diantaranya melalui pemberian insentif pajak guna meningkatkan investasi dan ekspor, serta peningkatan belanja modal untuk pembangunan Infrastruktur;
– memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui program-program jaring pengaman sosial yang berpihak pada rakyat miskin (Pro-Poor) dengan menjaga kesinambungan program kesejahteraan rakyat serta pemberian subsidi yang lebih tepat sasaran.
• Didukung dengan kebijakan fiskal yang ekspansifdengan proyeksi defisit 2011 sebesar 1,7% PDB
8
Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011
1. Kebijakan pendapatan negara– Penerimaan perpajakan diproyeksikan Rp839,9 T, naik
13,0% dari 2010 yang didukung oleh perbaikan kondisi ekonomi makro 2011, dan berbagai upaya internal di bidang perpajakan
– Langkah di bidang perpajakan: perbaikan administrasi perpajakan, penggalian potensi perpajakan, peningkatan pemeriksaan pajak, intensifikasi penagihan piutang pajakserta perbaikan mekanisme keberatan dan banding
– Langkah di bidang kepabeanan dan cukai: optimalisasi penerimaan, peningkatan pelayanan dan pengawasan, dan Penyesuaian beban cukai IHT dan MMEA
– Langkah di bidang PNBP: peningkatan produksi SDA, efisiensi BUMN, dan peningkatan pelayanan K/L dan
9
Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011 …(2)
2. Kebijakan belanja negara– Belanja negara diproyeksikan Rp1.204,9 T, naik 7,0% dari perkiraan
2010– Kebijakan belanja negara berlandaskan pada Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), dengan menekankan pada outcome basis.
– Alokasi belanja pusat untuk mendukung 11 prioritas pembangunan, yaitu : (i) reformasi birokrasi dan tata kelola, (ii) pendidikan, (iii) kesehatan, (iv) penanggulangan kemiskinan, (v) ketahanan pangan, (vi) infrastuktur, (vii) iklim investasi dan iklim usaha, (viii) energi, (ix) lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, (x) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik, serta (xi) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi
– Kebijakan Transfer ke daerah diarahkan pada upaya penyempurnaan dan reformulasi transfer ke daerah, insentif daerah, pengalihan BPHTB, dan sinkronisasi dana desentralisasi dengan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan 10
Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011 …(3)
3. Kebijakan pembiayaan– Kebijakan Pembiayaan Utang:
• mengutamakan penerbitan SBN rupiah di pasar dalam negeri, mendorong terciptanya orientasi investasi SBN, meminimalkan biaya, risiko valas dan suku bunga serta mendukung pengelolaan likuiditas yang efisien;
• mengurangi stok pinjaman luar negeri, mengarahkan pinjaman program untuk mendukung kebijakan pencapaian MDGs, climate change, dan infrastruktur, dan menggunakan pinjaman proyek untuk membiayai kegiatan prioritas kementerian/lembaga, atau penerusan pinjaman; dan
• penerbitan SBN valas (global bond, global sukuk, samurai bond) bersifat sebagai komplementer.
– Kebijakan Pembiayaan Non-Utang:• Memanfaatkan sumber pembiayaan dalam negeri dari penarikan RDI dan
hasil pengelolaan aset.• Melakukan pembiayaan untuk infrastruktur, dalam bentuk investasi
pemerintah dan fasilitas likuiditas perumahan, serta penjaminan infrastruktur 11
Proyeksi Besaran Fiskal 2011
2011
APBN APBN-P Proyeksi
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 949,7 992,4 1.086,7a. PENERIMAAAN PERPAJAKAN 742,7 743,3 839,9
b. PENERIMAN NEGARA BUKAN PAJAK 205,4 247,2 243,5
c. HIBAH 1,5 1,9 3,2
BELANJA NEGARA 1.047,7 1.126,1 1.204,9a. BELANJA PEMERINTAH PUSAT (K/L & NON K/L) 725,2 781,5 840,9
b. TRANSFER KE DAERAH 322,4 344,6 364,1
SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (98,0) (133,7) (118,3)% defisit thd PDB (1,6) (2,1) (1,7)
PEMBIAYAAN 98,0 133,7 118,3
Uraian2010
12
TERIMA KASIH
13