perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS
BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA NDONESIA
DALAM PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA
KHARISMA, SUKOHARJO
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Ratna Hartono
C9608031
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Apa pun tugas hidup Anda, lakukan dengan baik. Seseorang seharusnya
melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup,
yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak dapat melakukannya lebih baik lagi.”
- Martin Luther King-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur,
Karya ini saya persembahkan kepada :
Keluarga tercinta
Teman-teman seperjuangan
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan rahmat-Nya, Tugas Akhir dengan judul, “KENDALA DAN
SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA
INDONESIA DALAM KEGIATAN PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA
KHARISMA, SUKOHARJO “ telah selesai dengan baik tanpa adanya hambatan
yang berarti.
Penulis menyadari bahwa selama pembuatan Tugas Akhir ini tidak lepas
dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Universitas Negeri
Sebelas Maret
2. Ibu Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Studi D3
Bahasa China Universitas Negeri Sebelas Maret
3. Ibu Inge Santoso, B.Com., selaku dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan banyak waktunya untuk memberikan pengarahan dan
semangat dalam pengerjaan tugas akhir ini
4. Bapak Teguh Sarosa, SS, M.Hum., selaku dosen Pembimbing Kedua yang
telah banyak memberikan penjelasan dan pengarahan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini
5. Ibu Tan Mei Tju, selaku pimpinan personalia PT Cahaya Kharisma
Sukoharjo yang telah memberi ijin untuk praktek kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Ibu Siti, selaku karyawan PT Cahaya Kharisma yang telah banyak
membantu memberi data dan membimbing penulis dalam melaksanakan
tugas praktek kerja
7. Orangtua, yang selalu mendukung dalam penyelesaian Laporan Tugas
Akhir
8. Cahya Christiani, rekan UNS yang selalu mendukung dan memberi
semangat
9. Teman-teman UNS
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir yang
penulis tidak dapat sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang berguna demi perubahan Tugas Akhir ini menjadi
lebih baik.
Semoga dengan adanya penulisan Laporan Tugas Akhir ini, besar harapan
penulis supaya laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Surakarta, 12 Juli 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Ratna Hartono. 2011. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China
dalam Kegiatan Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia di PT Cahaya
Kharisma, Sukoharjo.
Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam era modern, hubungan antarnegara mutlak diperlukan. Tidak heran
jika kemudian penerjemahan mempunyai tempat penting dalam hubungan bisnis
antarnegara. Bukan saja menjadi salah satu jalan keluar atas perbedaan bahasa,
penerjemahan juga dapat menimbulkan permasalahan baru, yaitu terjadinya
kesalahpahaman. Sebab itu, suatu hasil terjemahan yang baik sangat diperlukan
Mengingat pentingnya penerjemahan, maka penulis mencoba untuk
mendeskripsikan cara serta kendala dalam menyampaikan kembali pesan teks
bahasa asli, khususnya bahasa China, ke dalam bahasa Indonesia di PT Cahaya
Kharisma, dan juga menawarkan solusi atas permasalahan tersebut.
Dalam proses penerjemahan, kegiatan penyelarasan menjadi suatu
kegiatan yang penting. Demi tercapainya suatu hasil terjemahan yang baik, dalam
proses penyelarasan teks surat bahasa China di PT Cahaya Kharisma, penulis
perlu melakukan beberapa pertimbangan, di antaranya mengenai ragam bahasa,
struktur bahasa, gaya bahasa, dan pembaca hasil terjemahan.
Tidak jarang selama proses penerjemahan di PT Cahaya Kharisma, penulis
menemui beberapa kendala, antara lain menganalisa teks yang terlalu panjang,
perbedaan struktur bahasa antara MD dan DM, sulitnya mengoreksi hasil
pekerjaan sendiri, pemilihan kata yang tepat, minimnya jumlah kosakata yang
dikuasai, serta menganalisa kemampuan baca para pembaca yang cukup beragam.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, penulis mencoba untuk
menawarkan beberapa solusi. Memotong kalimat panjang menjadi kalimat
pendek, berlatih menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia, pengoreksian hasil
terjemahan oleh orang lain, penerapan pedoman EYD dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, perbanyak kosakata dalam bahasa China, dan pemilihan kata atau
kalimat yang mudah dimengerti secara umum adalah beberapa solusi yang bisa
penulis tawarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
概说
Ratna Hartono. C9608031, 2011.
书面中文翻译成印尼文的困难和解决方案在Cahaya Kharisma
有限公司订货活动。
311 国力大学,文学艺术学院中文专科。
当今世代 ,国家之间的关系是绝对必要的 。怪不得 ,
如果当时,翻译对国际业余关系有重要的地位。不仅当一个语言差异的解决
方案,翻译也可以造成新问题,就是发生误解。因此,好翻译的结果非常需
要。
由于记得翻译十分重要,笔者尝试在Cahaya Kharisma
有限公司描述方法和翻译外语的困难,尤其是中文翻译成印尼文,也是对那
些困难给几个答案。
符合是重要翻译的地位。为了得到好的翻译结果,在符合Cahaya
Kharisma有限公司的中文信,笔者需要几些想法,关于多种语,语言结构,
样式语,和读者之中。
不少,翻译在Cahaya
Kharisma有限公司,笔者面对几个困难,就是翻译太长的句子,不同的语言
结构,很难调查自己的工作,调最准的次,懂得次太少,和分析读者的能力
。
为了克服这些困难,笔者尝试给几些办法。把长的句子切成较短句子
,联系用印尼造句,让别人调查我们的翻译,应用语法规则和印尼词典的规
则,增加汉语词汇,选容易懂得词和句子是一些方案笔者可以给得。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………………………………ii
PENGESAHAN UJIAN………………………………………………………….iii
MOTO ………........................……………………………………………………iv
PERSEMBAHAN....................................................................................................v
KATA PENGANTAR..............................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRAK....................................................................................................vi x
DAFTAR ISI.........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................ ..xv
BAB I : PENDAHULUAN………….…………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………….3
C. Perumusan Masalah………………………………………………….3
D. Tujuan………………………………………………………..............4
E. Manfaat……………………………………………………............4
F. Metode Pelaksanaan………………………………………………….5
BAB II : LANDASAN TEORI………………………………………………..7
A. Bahasa………………………………………………....……..........7
1. Definisi Bahasa………………….….………………………..…7
2. Ragam Bahasa……….........………………………………….....9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Fungsi Bahasa..................................................................... .10
4. Pentingnya Bahasa China……………........…………………...12
B. Penerjemahan…………………………………………………….13
1. Definisi Penerjemahan……………………………………....13
2. Klasifikasi Penerjemahan…………………………………....15
3. Proses Penerjemahan………………………………………...22
4. Penerjemah yang Baik…………………………….....……….25
5. Kualitas Hasil Terjemahan…………………………………..26
6. Pentingnya Penerjemahan…………………………………...27
BAB III : PEMBAHASAN……………………………………………………...28
A. Gambaran Umum………………………………………………28
1. Sejarah Singkat Perusahaan…………………………………28
2. Informasi Produk…………………………………….............31
3. Deskripsi Kerja ………………………………………..............32
3.1 Ketenagakerjaan………………………………............35
3.2 Jam Kerja……………………………………....................35
3.3 Sistem Pengupahan……………………………….......36
3.4 Fasilitas Perusahaan….....……………………………......37
3.4.1 Fasilitas Kerja…………………………………..37
3.4.2 Fasilitas Umum……………………………………37
B. Pengadaan Bahan Baku……………………………..……………38
C. Uraian Praktek Lapangan………………………………………39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Cara Mengungkapkan Pesan Teks Bahasa China dalam Kegiatan
Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia………………....41
E. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam
Kegiatan Pemesanan Barang……………………………….........47
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..........53
A. Kesimpulan…………………………………...............................53
B. Saran…………………………………….......................................55
DAFTAR PUSTAKA………........…………………………................................57
RUJUKAN DARI INTERNET.....................................................................58
PENILAIAN PRAKTEK KERJA.................................................................59
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..............................62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komunikasi Monolingual…………………………........................18
Gambar 2.2 Penerjemahan…………………………...........................................19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Contoh Analisa Teks yang Panjang…………………………..............47
Tabel 4.1 Kendala dan Solusi………………………............................................55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komunikasi Monolingual…………………………........................18
Gambar 2.2 Penerjemahan…………………………...........................................19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Surat Permohonan Informasi Produk ……………………………………………63
LAMPIRAN 2
Surat Mengenai Informasi Produk.........................................................................64
LAMPIRAN 3
Surat Permintaan Contoh Barang dan Informasi Harga Barang............................67
LAMPIRAN 4
Surat Informasi Spesifikasi Barang dan Harga Barang..........................................68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak lagi bisa dipungkiri bahwa kita memasuki era globalisasi dunia
modern, yaitu suatu era yang bercirikan keterbukaan, persaingan, dan
kesalingtergantungan antarbangsa. Dalam era ini terjadi pertumbuhan pesat
teknologi informasi, meluasnya jangkauan internet, kerjasama ilmiah, dan
ekspansi perdagangan secara global. Tentu saja, banyak perusahaan dituntut
untuk mampu memperluas dan mengembangkan jaringan beserta akses pasar
mereka baik untuk skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu,
hubungan dengan dunia internasional pun tidak terelakkan. Penerjemahan
menjadi sangat mutlak dibutuhkan dalam era modern saat ini. Hasil penerjemahan
dapat kita lihat dalam segala bidang, salah satunya dalam bidang bisnis. Seperti
yang seringkali terjadi bahwa perbedaan bahasa tidak jarang menjadi kendala
dalam perjanjian dan percakapan bisnis. Peran penerjemah mampu menjembatani
kendala perbedaan bahasa tersebut, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Karenanya, penerjemahan bahasa dapat menjadi salah satu solusi kendala bahasa
dalam urusan bisnis.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, penerjemahan bahasa pun
mempunyai peran yang penting. Seiring dengan perkembangan zaman, informasi
mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diperoleh dari buku-buku yang
banyak diterbitkan dan diperjualbelikan baik di luar maupun di dalam negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Buku-buku tersebut sebagian besar ditulis dalam bahasa asing. Oleh sebab itu,
penerjemahan buku-buku tersebut ke dalam bahasa sasaran, dalam hal ini bahasa
Indonesia, dianggap sebagai solusi yang tepat dan murah untuk mempercepat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Pentingnya peran penerjemahan dapat juga dirasakan dalam bidang sosial
dan politik. Seperti yang telah kita semua ketahui, Indonesia memiliki peran dan
kepentingan di dunia internasional. Peran Indonesia dalam bidang politik dan
sosial dapat dilihat melalui serangkaian kegiatan internasional yang diikuti. Untuk
mengikuti kegiatan tersebut, tentu saja para pejabat yang mewakili Indonesia pada
forum-forum tersebut harus menguasai bahasa asing yang dipakai dalam
pertemuan tadi. Bahasa yang dipakai dalam forum tersebut bukan hanya bahasa
Inggris, tetapi juga bahasa China, Perancis, Arab, dan bahasa lainnya. Untuk itu
diperlukan para penerjemah yang siap membantu para pejabat dalam mengikuti
kegiatan tersebut sehingga komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Madjid dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan
tidak lahir dari kekosongan, melainkan didahului oleh kebudayaan-kebudayaan
lain yang menjadi unsur pembentuknya. Kebudayaan suatu bangsa selalu
merupakan seleksi dari berbagai kebudayaan lain. Dengan demikian, kebudayaan
seringkali dipandang sebagai proses memberi dan menerima. Proses tersebut
terjadi dan berkembang melalui berbagai sarana, di antaranya melalui
penerjemahan.
Tidak hanya menjadi salah satu jalan keluar atas perbedaan bahasa dalam
berbagai bidang, penerjemahan bahasa juga dapat menimbulkan permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang baru, antara lain terjadinya kesalahpahaman. Sebab itu, terutama dalam
lingkup hubungan internasional, suatu hasil terjemahan yang baik sangat
diperlukan. Tentu saja, penerjemahan yang baik menjadi beban tanggung jawab
para penerjemah bahasa.
Mengetahui pentingnya peran penerjemah dan pentingnya hasil
terjemahan yang baik, maka penulis merasa tertarik untuk mendeskripsikan
kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penerjemahan, dalam hal ini
khususnya penerjemahan bahasa China secara tertulis dan juga menawarkan
solusi atas kesulitan yang dihadapi selama proses penerjemahan.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang akan dikemukakan dalam laporan Praktik Kerja
Lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah memahami teks bahasa China dengan benar?
2. Bagaimanakah menyampaikan pesan teks bahasa China dengan susunan
kalimat yang benar?
3. Bagaimanakah memilih kosakata yang benar dan jelas?
4. Bagaimanakah mengatasi kendala yang dihadapi?
C. Perumusan Masalah
Dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, perumusan masalah
mengenai kendala penerjemahan di PT Cahaya Kharisma difokuskan kepada
permasalahan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Bagaimanakah menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam
kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dengan kalimat
yang benar sehingga enak dibaca?
2. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam menyampaikan pesan teks
bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam
bahasa Indonesia dan cara mengatasinya?
D. Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan cara yang sering digunakan dalam menyampaikan pesan
teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke
dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang benar sehingga enak dibaca.
2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam menyampaikan pesan teks
bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam
bahasa Indonesia dan menawarkan solusi untuk mengatasi kendala
tersebut.
E. Manfaat
Manfaat laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
1 Manfaat teoritis
Bagi penulis, berharap dari laporan Praktik Kerja Lapangan ini
akan mampu menambah wawasan mengenai teori-teori penerjemahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
terutama yang berhubungan dengan penerjemahan teks bahasa China ke
dalam bahasa Indonesia.
2 Manfaat praktis
2.1 Bagi penulis, laporan Praktik Kerja Lapangan ini mampu
menambah kosakata baru dalam kegiatan pemesanan barang,
mampu memahami kesulitan penerjemahan dalam kegiatan
pemesanan barang dan mencari solusi atas kesulitan tersebut.
2.2 Bagi pembaca, laporan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan
mampu memberikan informasi mengenai :
1. Cara mengungkapan kalimat hasil terjemahan yang baik dalam
penerjemahan kegiatan pemesanan barang secara tertulis.
2. Kendala-kendala dalam proses penerjemahan dan cara
mengatasi.
3. Kosakata yang sering digunakan dalam kegiatan pemesanan
barang.
F. Metode Pelaksanaan
Pada penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mencoba
memaparkan kesulitan yang dihadapi selama proses penerjemahan dilakukan dan
menawarkan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Adapun metode pelaksanaan yang penulis gunakan adalah :
1. Observasi yaitu dengan mengamati dan mencatat hal-hal penting selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber yang berhubungan dengan penulisan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.
3. Media internet yaitu dengan mengumpulkan informasi dari media internet
yang berhubungan dengan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bahasa
1. Definisi Bahasa
Secara umum, bahasa didefinisikan sebagai salah satu alat komunikasi.
Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia karena memungkinkan
seorang manusia untuk dapat mengenal lingkungannya dan dapat menyampaikan
keinginannya, walaupun dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda.
Tentu saja, agar komunikasi dapat berjalan lancar dengan baik, penerima dan
pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa
lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf,
1987).
2. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua
orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari
sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiaro, 1964).
Sebagai salah satu alat komunikasi yang vital, bahasa mampu menghubungkan
perbedaan, persamaan serta berbagai dialektika perabadan dari zaman kuno
hingga sekarang. Tanpa bahasa nampaknya sulit bagi manusia untuk
berkomunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri; percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang
baik, sopan santun (Daryanto, 1997). Selain sebagai alat komunikasi, bahasa
juga dapat dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa
mampu merefleksi rasa, pikiran dan tingkah laku.
4. Bahasa adalah suatu sistem bunyi ujaran yang tersusun dari lambang-lambang
mana suka yang bersifat unik dan khas yang dibangun dari kebiasaan-
kebiasaan masyarakat dan berhubungan erat dengan budaya tempatnya berada
(Anderson, 1972: 35-36). Bahasa merupakan cermin keterikatan sosial dan
kesatuan bangsa. Bahasa mampu menjelaskan kebudayaan pemakai bahasa
tersebut.
5. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat
untuk berinteraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
6. Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara
sadar ( Santoso, 1990 :1).
7. Bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain
(Walija, 1996:4).
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan salah
satu alat komunikasi manusia yang berupa rangkaian bunyi untuk dapat saling
berinteraksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Ragam Bahasa
Berdasarkan medianya, terdapat dua ragam bahasa, yaitu :
1. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam bahasa ini digunakan
untuk komunikasi tulis dan lebih terstruktur dibandingkan ragam bahasa lisan.
Bahasa tulis cenderung berstruktur subjek-predikat. Dalam ragam tulis
berkaitan dengan tata cara penulisan, tata bahasa dan kosakata. Ragam bahasa
tulis menuntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata
ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan,
dan penggunaan tanda baca untuk mengungkapkan ide dengan tujuan tidak
menimbulkan kerancuan makna. Bahasa tulis dapat kita temukan dalam
bentuk buku, berita koran, artikel, makalah, surat dan sebagainya. Ragam
bahasa tulis tidak memerlukan kesamaan waktu antara penulis dan pembaca
karena bahasa disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak.
2. Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap yang
dipengaruhi oleh adanya tata bahasa, kosakata, dan lafal. Ragam bahasa ini
digunakan untuk komunikasi secara lisan dan cenderung kurang terstruktur.
Dalam ragam bahasa lisan, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah
suara atau tekanan, ekspresi wajah, gerakan tangan untuk menyampaikan ide.
Salah satu ciri ragam bahasa lisan yang menonjol adalah penggunaan kalimat
yang pendek-pendek dan tidak lengkap supaya inti dari kalimat tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mudah dimengerti. Bahasa lisan dapat kita temukan dalam bentuk percakapan,
ceramah, siaran radio atau televisi, dan sebagainya. Ragam bahasa lisan ini
seringkali terjadi apabila terjadi kesamaan waktu antara pembicara dan
pendengar. Ragam bahasa lisan bersifat situasional.
3. Fungsi Bahasa
Bahasa bersifat luwes dan fleksibel. Bahasa selalu dapat disesuaikan untuk
kepentingan tertentu. Penting bagi kita untuk mengetahui fungsi-fungsi bahasa
agar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya. Pada dasarnya, bahasa
memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang.
Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Menurut Gorys Keraf (1997:4), pada masa anak-anak, bahasa dapat
digunakan sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Pada saat bahasa
berfungsi untuk mengekspresikan diri, seorang pemakai bahasa terfokus pada
dirinya sendiri. Bahasa sebagai alat menyatakan segala pikiran dan perasaan,
sekurang-kurangnya untuk menyatakan keberadaan kita. Sebagai contoh,
seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya sebagai sarana
pengungkapan diri untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang
ilmu tertentu.
2. Alat komunikasi
Bahasa merupakan rangkaian kata-kata yang digunakan sebagai alat
komunikasi untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran. Menurut Gorys
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Keraf, sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan
kerjasama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam kegiatan
kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila perumusan maksud kita dapat
diterima oleh orang lain.
Bahasa sebagai alat komunikasi memampukan kita untuk menunjukkan
sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan
negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Dapat dikatakan bahwa bahasa
sebagai cermin diri kita, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai bangsa.
3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa merupakan salah satu sarana yang efisien untuk mempersatukan
anggota masyarakat. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan
untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan
integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, bahasa yang
akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi.
Bahasa yang kita gunakan dalam suatu lingkungan belum tentu dapat
digunakan dalam lingkungan lainnya. Oleh karena itu, dengan menguasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa tersebut.
4. Alat mengadakan kontrol sosial
Bahasa adalah alat kontrol sosial yang baik. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan kepada diri kita sendiri dan juga kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan biasa disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi merupakan salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Fungsi bahasa yang keempat
ini merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, tindakan yang baik dan juga melatih
kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain
mengenai suatu hal.
4. Pentingnya Bahasa China
Dalam era globalisasi, demi memperoleh pelanggan dan peluang bisnis
baru, perusahaan dituntut untuk mampu memperluas dan mengembangkan
jaringan beserta akses pasar mereka, baik untuk skala nasional maupun
internasional. Oleh karenanya, komunikasi dianggap sebagai salah satu sarana
paling penting untuk mendukung terwujudnya perluasan pasar yang lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang inilah maka perusahaan perlu untuk mengatasi
kendala bahasa saat melakukan bisnis. Tentu saja, penguasaan bahasa asing
menjadi suatu nilai tambah, baik bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak
pencari kerja, dalam meraih berbagai macam kesempatan yang ada. Nilai tambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang dimiliki seseorang ataupun perusahaan, yaitu dengan menguasai berbagai
macam bahasa, mampu mengantarnya ke jenjang kesuksesan.
Seperti yang telah kita ketahui, kebangkitan China yang sangat drastis
dimulai tahun 1990an. China kini tumbuh menjadi kekuatan ekonomi terbesar
kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Para pakar ekonomi memprediksikan
bahwa China akan melampaui Amerika Serikat sebelum tahun 2025. Berkaitan
dengan pesatnya perkembangan ekonomi negara China, bahasa China menjadi
salah satu bahasa asing yang banyak diminati. Pada saat ini, bahasa China yang
seringkali disebut sebagai bahasa Mandarin ini telah digunakan oleh banyak
negara di seluruh dunia sehingga mempelajari bahasa China memungkinkan kita
lancar berkomunikasi dengan negara-negara tersebut. Di beberapa negara di Asia,
bahasa China digunakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa nasional. Alhasil,
saat ini bahasa China telah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa
Inggris. Melihat sedemikian pentingnya bahasa China dalam kancah internasional
berarti semakin layak bahasa ini dipelajari.
B. Penerjemahan
1. Definisi Penerjemahan
Penerjemahan merupakan suatu usaha penyampaian pesan dari satu bahasa
ke bahasa lain. Terdapat sejumlah pertimbangan dalam upaya penyampaian pesan
tersebut, terutama menyangkut keutuhan informasi produk terjemahan dan
kualitas informasi yang diperoleh pembaca seandainya mereka mampu membaca
teks aslinya. Pertimbangan tersebut nampaknya dihayati benar oleh para ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
penerjemahan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai definisi yang mereka paparkan
mengenai penerjemahan.
Definisi tentang penerjemahan cukup beragam. Berikut beberapa definisi
penerjemahan menurut para ahli.
1. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks
suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain ( Hoed, 2006:51).
2. Penerjemahan merupakan upaya untuk menghasilkan kembali dalam
bahasa sasaran dengan padanan yang sedekat mungkin dari bahasa sumber,
pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal bentuk/gaya (Nida &
Taber).
3. Penerjemahan adalah proses penggantian teks bahasa sumber dengan teks
dalam bahasa sasaran tanpa mengubah isi teks (Moentaha, 2006 : 13-25).
4. Penerjemahan adalah bentuk atau versi dalam bahasa lain, maksudnya
adalah kata, frase maupun teks dalam bahasa lain yang memiliki
kesepadanan makna dengan bentuk/versi asli. Penerjemahan adalah
ekspresi sesuatu dalam bahasa yang berbeda, maksudnya mengubah suatu
karya tertulis atau suara dari satu bahasa ke dalam bahasa berbeda
(Encarta Dictionary).
5. Penerjemahan adalah kegiatan mengganti materi teks dalam bahasa
sumber ke materi teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (Catford dalam
Rachmadie, 1988:1.2).
Definisi-definisi mengenai penerjemahan di atas menunjukkan pentingnya
penyampaian makna atau pesan yang dimaksud dalam wacana asli. Dari definisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tersebut pula, dapat dikemukakan bahwa penerjemahan bukanlah sesuatu yang
sederhana. Penerjemahan tidak sebatas mengalihbahasakan dari bahasa yang satu
ke bahasa yang lain dan juga bukan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa
saja tanpa dipelajari. Menurut Luther, menerjemahkan adalah sebuah seni yang
tidak bisa begitu saja dimiliki semua orang (Simatupang, 2000 : 3). Berkaitan
dengan pendapat tersebut, Hidayat (2002 : 35) mengemukakan bahwa kemahiran
menerjemahkan tidak mungkin berkembang menjadi kemahiran profesional tanpa
pengetahuan tentang teknik penerjemahan, latihan yang intensif dan pengalaman
yang banyak. Sejalan dengan pendapat Hidayat, Robinson (2005 : 163-164)
menyatakan bahwa penerjemahan merupakan rangkaian proses belajar yang
bergerak terus-menerus melalui tiga tahapan, yaitu naluri, pengalaman, dan
kebiasaan.
Pada dasarnya, kemampuan yang diperlukan dalam kegiatan menerjemah
adalah kemampuan memecahkan masalah. Masalah praktis yang sering dihadapi,
yakni ketika seorang penerjemah tidak memahami makna kata, kalimat, atau
paragraf sehingga tidak memahami pesannya dan ketika penerjemah mengalami
kesulitan dalam menerjemahkan meskipun sudah memahami pesan teks aslinya.
2. Klasifikasi Penerjemahan
Menurut McGuire, penerjemahan merupakan usaha menyampaikan sebuah
teks dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dengan mengupayakan
makna lahir dari kedua teks sama dan struktur dari bahasa sumber juga sedapat
mungkin dipertahankan, namun tidak begitu dekat untuk menghindari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
penyimpangan struktur pada tata bahasa sasaran (McGuire, 1980). Berdasarkan
definisi tersebut, jelas bahwa penerjemahan merupakan proses kegiatan tulis
sehingga produknya juga dalam bentuk tertulis.
Berbeda dengan definisi yang dikemukakan oleh McGuire, Savory dalam
Rahmadie (1988:12) menyatakan penerjemahan dimungkinkan dengan usaha
pemadanan pikiran atau pesan yang tersirat dibalik tuturan verbal yang berbeda.
Pendapat ini didukung oleh Pinchuck (dalam Rahmadie, 1988:12) yang
menyatakan bahwa penerjemahan adalah proses menemukan suatu tuturan atau
ujaran yang sepadan dalam bahasa sasaran dari satu tuturan atau ujaran dalam
bahasa sumber. Berdasarkan pandangan Savory dan Pinchuck, mereka
memandang penerjemahan sebagai kegiatan yang berlangsung secara lisan dan
produknya juga dalam bentuk lisan.
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat perbedaan mendasar mengenai
media penerjemahan dan produk yang dihasilkan. Berdasarkan definisi
penerjemahan menurut Catford dan McGuire, penerjemahan hanya berupa
pengalihan teks bahasa sumber yang dilakukan secara tertulis sehingga produknya
juga berupa teks. Sedangkan menurut Savory dan Pinchuck, penerjemahan
dianggap sebagai kegiatan pengalihan pesan secara lisan sehingga media yang
digunakan berupa tuturan lisan. Akan tetapi bila dilihat dari sisi yang berbeda,
terdapat persamaan pandangan mengenai proses penerjemahan. Menurut para ahli
tersebut, penerjemahan adalah usaha penggantian atau pemadanan suatu materi
teks atau ujaran atau tuturan dalam bahasa sumber menjadi materi teks atau ujaran
atau tuturan yang sepadan dalam bahasa sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Bertolak dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
penerjemahan dapat dilakukan secara tulis maupun lisan. Perlu kita ingat bahwa
dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah penerjemahan dan terjemahan.
Menurut Nababan, penerjemahan mengacu pada proses alih pesan, sementara
terjemahan mengacu pada produk dari alih pesan tersebut. Dalam bahasa Inggris,
dikenal pula adanya istilah translation dan interpretation. Keduanya sama-sama
mengacu pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran (Nababan,
2003:18; Gile, 1995:2). Tetapi bila translation dan interpretation dikaji lebih
lanjut, maka translation lebih mengacu pada pengalihan pesan secara tertulis dan
interpretation mengacu pengalihan pesan secara lisan (Nababan, 2003:18;
Suryawinata & Hariyanto, 2003:25). Sehingga, dapat dikatakan bahwa
penerjemahan tulis dikenal dengan istilah translation atau penerjemahan dan
penerjemahan lisan dapat juga disebut sebagai interpretation atau
pengalihbahasaan. Baik penerjemahan secara tulis maupun lisan, keduanya harus
memperhatikan kesepadanan makna atau pesan atau amanat yang dibuat dan
kemudian menampilkan dan mengungkapkan pesan tersebut dengan gaya bahasa
yang sama.
Dari hasil studi pustaka, dapat diketahui bahwa kegiatan penerjemahan
tulis dan lisan ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada beberapa
aspek berikut.
1. Aspek fungsi
Penerjemahan secara tulis dan lisan sebenarnya menjalankan fungsi
pelayanan yang sama, yaitu mengungkapkan kembali pesan dalam suatu bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yang telah diungkapkan dalam bahasa lain (Gile, 1995:2; Nababan, 2003:18; dan
Suryawinata & Hariyanto, 2003:25). Pengungkapan kembali pesan secara lisan
ataupun tulisan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk terciptanya komunikasi
(Hidayat & Sutopo, 2006:155). Pada dasarnya, komunikasi adalah pengalihan
pesan dengan media tertentu melalui dua tahapan, yaitu melalui transmisi (oral
dan tulisan) dan resepsi (mendengar dan membaca).
Beberapa pendapat mengatakan bahwa terjemahan (produk penerjemahan)
adalah alat komunikasi (Newmark, 1981:62; Gile, 1995:21; Nababan, 2003:29).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan secara tertulis maupun lisan
memiliki arti yang kurang lebih serupa, yaitu menyampaikan makna atau pesan.
Menurut pendapat Bell (1991:15), penerjemah merupakan „agen mediator
dwibahasa‟ antar partisipan-partisipan monolingual antara dua kelompok pemakai
bahasa yang berbeda, pertama penerjemah mengurai isi sandi yang disampaikan
dalam satu bahasa dan kemudian mengungkapkannya kembali ke bahasa lainnya.
Berikut ini adalah skema perbandingan antara komunikasi biasa atau
sering disebut komunikasi monolingual dan komunikasi dengan penerjemah :
Gbr 2.1 Komunikasi Monolingual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Gbr 2.2 Penerjemahan
Melalui kedua skema tersebut dapat kita lihat bahwa pesan yang
disampaikan ke penerima adalah pesan yang sama. Akan tetapi pada skema
penerjemahan, penerima menerima kode yang berbeda. Kode tersebut merujuk
kepada bahasa sasaran. Hal ini biasa terjadi pada penerjemahan secara tulis dan
lisan. Dalam penerjemahan secara lisan, komunikasi yang terjadi adalah dari
penutur bahasa sumber (sender) berbicara ke pendengar (receiver) bahasa sasaran
dengan penerjemah sebagai perantaranya, atau penutur bicara langsung kepada
pendengar dan penerjemah pada saat bersamaan.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan adanya persamaan fungsi
penerjemahan tulis maupun lisan dalam komunikasi. Penerjemahan
memungkinkan penyampaian pesan tertulis dari penulis, atau lisan dari pembicara
yang berbicara dalam bahasa sumber yang berbeda untuk dapat dipahami oleh
pembaca atau pendengar karena disampaikan oleh penerjemah dalam bahasa
sasaran. Dengan adanya penerjemahan, komunikasi dapat berjalan baik. Syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
penerjemahan yang baik adalah tersampaikannya pesan dari bahasa sumber yang
dapat dipahami dan memberikan reaksi sesuai dengan keinginan pemberi pesan.
2. Aspek media
Terjalinnya suatu komunikasi tidak terlepas dari peran media. Begitu pula
dengan komunikasi yang melibatkan penerjemahan. Produk terjemahan
merupakan media komunikasi. Dilihat dari segi produk, penerjemahan tulis
menghasilkan produk teks tulis sebagai media yang dapat dibaca, sementara
penerjemahan lisan menghasilkan produk wacana lisan sebagai media yang dapat
didengarkan. Produk terjemahan inilah yang menjadi media penyampaian pesan
dari pengirim (penulis atau penutur) ke pihak penerima (pembaca atau pendengar)
dalam bahasa yang mereka pahami. Maka dapat ditarik kesimpulan, penerjemahan
tulis menggunakan media teks tulis, sementara penerjemahan lisan menggunakan
media wacana lisan (Suryawinata dan Hariyanto, 2003:25).
3. Aspek cara
Pelaksanaan penerjemahan secara tulis dan lisan terdapat beberapa
perbedaan, antara lain dalam segi cara, jam, beban, tempat kerja, kemungkinan
dilakukannya revisi, dan situasi kerja. Dalam segi cara, jam, beban, dan tempat
kerja, penerjemahan tulis dilakukan dalam waktu yang tidak begitu terikat.
Penerjemah dapat melakukan tugasnya dengan beban bervariasi. Menurut Gile
(1995 : 111-112), pada tingkat mahir, penerjemah tulis mampu menerjemahkan 6-
15 hal per hari dengan kapasitas 2000-5000 kata, sementara penerjemah lisan
bekerja dalam waktu yang sangat terbatas sepuluh menit hingga satu jam dan
dilakukan dengan kecepatan rata-rata 100-200 kata per menit. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Suryawinata & Hariyanto (2003:25), penerjemah tulis dapat melakukan
penerjemahan dimanapun dan dapat menggunakan referensi bahkan bertanya
kepada teman atau ahli terkait. Sementara, masih menurut Gile (1995:112),
penerjemah lisan berkerja di tempat khusus (booth) atau di ruang yang sama
dengan pembicara. Kondisi seperti ini, walaupun memungkinkan untuk bertanya
atau mencari referensi, tetapi penerjemah lisan berisiko kehilangan informasi
berikutnya, kecuali untuk data khusus seperti istilah teknis, nama, angka, dan
sebagainya.
Perbedaan kedua adalah dalam hal mungkin tidaknya revisi dilakukan atas
hasil terjemahan. Penerjemahan tulis memungkinkan seorang penerjemah untuk
dapat membaca hasil terjemahannya kemudian melakukan revisi terhadap hasil
terjemahannya dan menulis ulang kembali. Penerjemahan ini dapat dilakukan
berulang-ulang sampai diperoleh terjemahan terbaik dan dapat diterima. Berbeda
dengan penerjemahan tulis. Dalam penerjemahan lisan, seorang penerjemah
memiliki waktu yang sangat terbatas dan bahkan tidak memungkinkan revisi
berulangkali seperti penerjemahan tulis. Sehingga menurut Gile (1995 : 113),
seorang penerjemah lisan terkadang tidak begitu yakin apakah ia telah
menyampaikan pesan sesuai bahasa sumber.
Perbedaan ketiga antara penerjemahan tulis dan lisan adalah dalam hal
situasi kerja. Penerjemah lisan pada umumnya secara psikologis bekerja dalam
situasi penuh tekanan (stressful), dan seringkali didera demam panggung. Seorang
penerjemah lisan memerlukan adanya kelancaran dan kecepatan dalam
menyampaikan terjemahan. Sementara dalam penerjemahan tulis, seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
penerjemah tidak merasakan situasi yang penuh tekanan tersebut, kecuali desakan
deadline, dan tidak merasakan adanya tuntutan kelancaran dan kecepatan dalam
menyampaikan terjemahan.
Selain itu, menurut Anderson (dalam Nababan, 2003), penerjemah lisan
dapat membangun hubungan antara narasumber dan pendengar yang dapat
berakibatkan pilihan sikap, yaitu keberpihakannya pada salah satu kubu atau sikap
tidak berpihak sama sekali. Sebagai contoh, jika seorang penerjemah lisan
mewakili negaranya, mau tidak mau ada unsur kepentingan negara yang harus
dipahaminya dari segi bahasa tubuh, intonasi, dan makna implisit khusus yang
disampaikan. Akan tetapi, hal seperti ini tidak akan ditemui jika ia hanya mediator
umum yang tidak memiliki kepentingan khusus. Sementara dalam penerjemahan
tulis, keberpihakan penerjemah jarang sekali ditemui.
3. Proses Penerjemahan
Newmark (1981 :7) menganggap bahwa penerjemahan tidak terbatas
hanya pada kegiatan tulis atau lisan semata, melainkan suatu keterampilan atau
seni menggantikan sebuah pesan tertulis dan/atau pernyataan dalam suatu bahasa
dengan pesan dan/atau pernyataan yang sama dalam bahasa lainnya. Hal yang
sama diungkapkan oleh Kridalaksana dalam Nababan (2003) dan Nida dalam Shi
(2004) bahwa penerjemahan adalah kegiatan memindah atau mereproduksi suatu
pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan segi
makna, diikuti dengan gaya bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Kridalaksana dan Nida dengan lebih lengkap menyatakan bahwa
penerjemahan adalah pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran
dalam bentuk tulis maupun lisan karena pesan dapat saja disampaikan dalam
bentuk tertulis ataupun lisan yang memperhatikan kesepadanan makna dari pesan
yang disampaikan dalam bahasa sasaran dengan bahasa sumbernya, namun tetap
mempertahankan gaya bahasa dari bahasa sumber.
Karena rumitnya suatu penerjemahan dilakukan, maka seorang
penerjemah memerlukan suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan
proses pikir yang dilakukan oleh seorang penerjemah saat melakukan
penerjemahan. Inilah yang disebut dengan proses penerjemahan. Secara sederhana,
proses ini terdiri dari tahap analisis teks asli dan tahap pengungkapan kembali
makna atau pesan teks asli ke dalam bahasa sasaran yang dapat diterima. Tahap
tersebut dijabarkan secara detail oleh E. Sadtono menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Analisis
Tahap analisis merupakan tahapan di mana seorang penerjemah
melakukan analisa struktur lahiriah bahasa sumber. Tujuan tahap ini adalah untuk
menemukan hubungan tata bahasa dan maksud suatu perkataan. Tahapan ini
diperlukan supaya seorang penerjemah bisa memahami maksud, arti, konteks,
pola-pola kalimat yang digunakan. Hal ini akan sangat membantu seorang
penerjemah sebelum ia melakukan kegiatan penerjemahan yang sesungguhnya.
2. Transfer
Setelah selesai penganalisaan, tahap selanjutnya adalah pemindahan hasil
analisa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran oleh penerjemah sendiri. Transfer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mempersoalkan bagaimana hasil analisis tersebut ditransfer dari bahasa sumber ke
bahasa sasaran dengan sedikit pemincangan arti tetapi dengan kesamaan reaksi
seperti ketika orang membaca bahasa sumbernya. Dalam tahapan ini, penerjemah
harus bersikap objektif dan jujur. Kendala yang sering dihadapi seorang
penerjemah dalam tahap ini bukan berpangkal pada kejujuran atau ketidakjujuran
yang tidak sengaja dalam penerjemahannya, tetapi banyak penerjemah
mempunyai kecenderungan yang tidak disadari dalam penerjemahannya. Kendala
ini seringkali merusak penerjemahan yang dilakukan dengan niat yang penuh
kejujuran.
3. Restrukturisasi
Pada tahap ini, hasil analisa yang sudah dipindahkan itu ditulis kembali
dalam bahasa sasaran yang disesuaikan dengan gaya bahasa sasaran. Langkah
restrukturisasi merupakan kegiatan menerjemahkan yang sebenarnya. Penerjemah
memilih padanan kata dan bentuk kalimat yang cocok dalam bahasa sasaran agar
pesan penulis dapat disampaikan sebaik mungkin.
4. Revisi
Proses restrukturisasi diikuti oleh proses revisi, yaitu menguji atau
mengevaluasi hasil terjemahan tersebut. Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki
atau memperhalus hasil terjemahan. Pengevaluasian meliputi seluruh bagian,
antara lain adalah ketepatan analisis bahasa, kesamaan isi atau pesan, ketepatan
gaya bahasa, dan lain-lain. Pengevaluasian ini tidak sekedar membandingkan
antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dari segi kesamaan kata per kata, tetapi
lebih pada kesesuaian dinamis, yaitu dengan menguji bagaimana reaksi pembaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
terhadap hasil terjemahan tersebut. Jika hasil terjemahan ditanggapi secara positif
oleh pembaca, berarti terjemahan itu baik, sebaliknya jika ditanggapi secara
negatif, maka hasil terjemahan itu perlu diperbaiki.
Sedangkan menurut Demaar dalam petunjuk-petunjuknya mengenai cara
penerjemahan menyatakan adanya tiga tahap dalam proses penerjemahan, yaitu :
1. Membaca dan mengerti teks asli.
2. Menyerap segenap isinya dan membuat menjadi kepunyaan kita.
3. Mengungkapkan kembali dalam gaya bahasa sasaran dengan kemungkinan
perubahan makna sekecil mungkin.
4. Penerjemah yang Baik
Gile (1991:4) mengemukakan bahwa paling tidak ada empat persyaratan
pengetahuan dan keterampilan teknis sebagai keahlian penerjemah yang harus
dimiliki seorang penerjemah, baik penerjemah tulis maupun lisan. Keahlian
tersebut antara lain adalah :
1. Penerjemah harus memiliki pengetahuan bahasa sasaran pasif yang baik.
2. Penerjemah harus memiliki penguasaan bahasa sasaran yang baik.
3. Penerjemah harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang teks
atau pembicaraan yang diterjemahkan.
4. Penerjemah harus tahu bagaimana cara menerjemahkan.
Sedangkan Machali (2000:11) menggunakan istilah „perangkat‟ untuk
pengetahuan dan keterampilan penerjemah ini. Machali membedakan perangkat
tersebut menjadi perangkat intelektual dan perangkat praktis. Perangkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
intelektual meliputi kemampuan yang baik dalam bahasa sumber, kemampuan
yang baik dalam bahasa sasaran, pengetahuan mengenai pokok masalah yang
diterjemahkan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Sementara perangkat praktis berupa kemampuan menggunakan sumber-sumber
rujukan (kamus manual maupun elektronik, narasumber, dll) dan kemampuan
mengenali konteks suatu teks.
5. Kualitas Hasil Terjemahan
Berkualitas atau tidaknya suatu hasil terjemahan dapat ditentukan melalui
tiga faktor, yaitu keakuratan, kejelasan, dan kewajaran. Keakuratan berarti sejauh
mana suatu pesan dalam teks bahasa sumber disampaikan dengan benar dalam
teks bahasa sasaran. Menghindari penggunaan kata-kata yang ambigu sehingga
tidak menyebabkan terjadinya penyimpangan makna yang dapat mengarah kepada
penambahan, penghilangan, atau perubahan informasi. Penyampaian informasi
harus secara utuh. Kejelasan berarti sejauh mana suatu pesan yang
dikomunikasikan dalam teks bahasa sasaran dapat dimengerti dengan mudah oleh
pembaca. Bahasa yang digunakan hendaknya sederhana dan mudah dipahami.
Kewajaran berarti sejauh mana suatu pesan dikomunikasikan dalam bahasa yang
wajar sehingga pembaca merasa seakan-akan naskah yang dibacanya adalah
naskah asli yang ditulis dalam bahasanya sendiri. Hasil terjemahan hendaknya
mudah dibaca dan tidak kaku. Di samping itu, menggunakan tata bahasa, susunan
kalimat dan gaya bahasa yang wajar digunakan oleh bahasa sasaran. Selain ketiga
faktor tersebut, terdapat pula faktor lain yang cukup penting, yaitu mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
konsistensi dalam hal ejaan nama orang, tempat, kata-kata asing, dan penggunaan
tanda baca. Berhasilnya suatu terjemahan dapat diketahui ketika pembaca mampu
menceritakan kembali atau memberi ringkasan isi terjemahan yang dibacanya.
Apabila pembaca mampu menceritakan kembali dengan benar, maka dapat
dikatakan bahwa terjemahan cukup baik karena mampu mengkomunikasikan
pesan dengan baik.
6. Pentingnya Penerjemahan
Posisi penerjemah merupakan posisi penting dalam sebuah hubungan.
Peran penerjemah yaitu sebagai jembatan menghubungkan dua pihak dengan cara
mengalihkan pesan teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Tentu saja kesalahan
penerjemahan memberikan dampak yang buruk pada pemahaman pembaca.
Fasih berbahasa asing tidak berarti mampu menerjemahkan. Kemampuan
menerjemahkan bergantung pada pengalaman, bakat, dan pengetahuan umum.
Kemampuan menerjemahkan merupakan gabungan pengetahuan, rasa bahasa, dan
ketrampilan menggunakan bahasa. Penerjemah harus menguasai pengetahuan
umum. Pada umumnya, seorang penerjemah tidak dapat menerjemahkan teks
untuk segala bidang. Penerjemah yang berspesialisasi harus menguasai substansi
yang diterjemahkannya. Sering terjadi bahwa seorang penerjemah “dipaksa”
menerjemahkan teks dengan substansi yang bukan menjadi bidang spesialisasinya.
Hal ini menyebabkan penurunan kualitas terjemahan itu sendiri. Kualitas
terjemahan merupakan hasil dari kualitas penerjemah. Penerjemah yang
berkualitas buruk akan menghasilkan terjemahan yang buruk pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
PT Cahaya Kharisma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
kemasan plastik dengan beberapa nama produk, diantaranya adalah CKP dan
Sahabat Ceria. Dalam perkembangannya, PT Cahaya Kharisma telah mengalami
pertumbuhan yang pesat. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan produk, baik
dalam segi kualitas maupun kuantitas. Pada saat sekarang ini, PT Cahaya
Kharisma juga telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI untuk produk –
produk andalannya.
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada awalnya, PT Cahaya Kharisma merupakan bentuk usaha keluarga
yang dirintis oleh dua bersaudara, yaitu Bapak Gunawan dan adiknya, Bapak
Candra Setiawan. Usaha keluarga ini dimulai pada tahun 2003 di Jl. Anggrek
No.11 Grogol Sukoharjo dengan mengoperasikan lima mesin Polypropylene dan
lima mesin Polyethylene. Pada akhir tahun 2003, PT Cahaya Kharisma
memperluas diversifikasi usahanya dengan mengoperasikan mesin High Density
Polyethylene yang berlokasi di Jl. Ronggolawe No. 9 Telukan Sukoharjo, yang
kemudian menjadi kantor pusat dari PT Cahaya Kharisma. Kantor pusat ini berdiri
di atas sebidang tanah seluas 9.800 m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pada tahun yang sama pula, PT Cahaya Kharisma mengoperasikan mesin
pengolahan limbah plastik untuk diolah kembali menjadi biji plastik yang dapat
dipakai menjadi bahan baku pembuatan plastik. Pendirian pengolahan limbah ini
diprakarsai oleh seorang teknisi yang cukup berpengalaman dalam bidang plastik,
yaitu Alm. Bapak Agong Hartono. Mesin pengolahan limbah plastik tersebut
adalah rancangan dari Alm. Bapak Agong Hartono dan sampai sekarangpun
mesin ini masih beroperasi dengan baik. Mesin buatan lokal ini tidak kalah
dengan mesin buatan luar negeri, baik dalam kualitas biji yang dihasilkan maupun
dalam hal keawetan mesin.
Pada tahun 2009, PT Cahaya Kharisma mengalami kemajuan pesat
sehingga dirasa perlu untuk melakukan perluasan lokasi. Lokasi kantor pusat yang
pada awalnya digunakan untuk memproduksi kantong kresek dan pengolahan
limbah pun kini tidak mencukupi. Oleh karena itu, pada tahun 2009, pengolahan
limbah dipindahlokasikan ke tempat baru seluas 2000m2. Sekarang ini, PT Cahaya
Kharisma telah memiliki ratusan karyawan dan dilengkapi dengan mesin
teknologi masa kini sehinggga menghasilkan produk kantong plastik yang
maksimal dalam kualitas ataupun pelayanan pemesanan produk. Sampai saat ini,
PT Cahaya Kharisma memiliki 35 mesin PP, 15 mesin PE, 50 mesin HD, 70
mesin potong HD. Perusahaan yang berdiri tahun 2003 ini, kini memiliki 4 anak
cabang yang tersebar di Solo dan Jakarta. Dengan menggunakan moto ” Handal,
Profesional & Kualitas Maksimal”, PT Cahaya Kharisma berusaha melayani
kebutuhan konsumen terhadap berbagai macam pemakaian produk plastik
kemasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Saat ini PT Cahaya Kharisma telah memiliki lima lokasi yang tersebar di
Sukoharjo. Berikut adalah lokasi PT Cahaya Kharisma berdasarkan urutan
pembangunannya.
1. Lokasi I
Lokasi ini terletak di Banyu Agung. Pabrik ini merupakan sejarah awal
berdirinya PT Cahaya Kharisma. Di Banyu Agung ini, PT Cahaya Kharisma
khusus memproduksi plastik PP dengan hasil produksi 3.000 kg/hari.
2. Lokasi II
Lokasi kedua ini terletak di Jl. Anggrek no.11, Grogol-Sukoharjo. Di
sini, PT Cahaya Kharisma memproduksi plastik PP dan PE. Total produksi di
lokasi kedua ini sebanyak 9.000 kg/hari.
3. Lokasi III
Lokasi ketiga yang terletak di Jl. Ronggolawe no.8,Telukan-Sukoharjo
digunakan sebagai kantor pusat dengan pertimbangan bahwa lokasi ini bebas
banjir, area lokasi cukup luas dan mempunyai letak yang cukup strategis.
Kantor pusat memproduksi plastik HDPE, plastik PP, dan plastik PE. Sampai
saat ini kantor pusat juga berperan sebagai penyuplai bahan ke cabang lainnya.
4. Lokasi IV
Lokasi keempat dibangun pada tahun 2009. Lokasi yang terletak di Jl.
Ronggolawe no.11,Telukan-Sukoharjo ini kemudian diberi nama “Karisma
Jaya Pelletizing Plastic” dan digunakan khusus untuk pengolahan aval plastik
yang mencapai sekitar 3.000 kg/hari. Lokasi ini terletak tidak jauh dari kantor
pusat sehingga mempermudah pengiriman aval plastik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
5. Lokasi V
Pada tahun 2011 ini, PT Cahaya Kharisma kembali memperluas area
produksinya dengan membangun lahan seluas 12.405m2, yang sampai saat ini
masih dalam proses pembangunan. Lokasi kelima ini direncanakan untuk
memproduksi plastik PP, plastik PE dan gudang.
2. Informasi Produk
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Cahaya Kharisma adalah:
Polypropylene (PP)
Polypropylene ini salah satu jenis polimer yang banyak digunakan secara
luas. Bersama-sama dengan polyethylene, polypropylene merupakan polimer yang
paling aman dibandingkan dengan jenis polimer lainnya. Polypropylene (PP)
adalah sebuah polimer dari propylene yang dibuat oleh industri kimia dan
digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya dalam hal pengemasan. Sifat
mekanik dari polypropylene cukup baik, antara lain kuat, kaku, memiliki titik
lelah yang cukup tinggi, densitas rendah, tahan korosi, mudah diproses, dan dapat
didaur ulang. PT Cahaya Kharisma mampu menghasilkan kantong plastik PP
sebanyak 10.000 kg/hari dengan ukuran sesuai permintaan yang kemudian
dipasarkan di Jawa dan Sumatera.
polyethylene (PE)
Polyethylene adalah polimer dari ethylene. Sifat-sifat mekanik dari
polyethylene tidak berbeda jauh dari polypropylene. Seperti halnya polypropylene,
plastik polyethylene juga sangat banyak digunakan dan sangat aman. PT Cahaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kharisma memproduksi plastik jenis polyethylene sebanyak 5.000 kg/hari dengan
berbagai ukuran. Pemasaran plastik Polypropylene ini baru sebatas di Pulau Jawa.
High density polyethylene (HDPE)
Kantong High Density Polyethylene sering kali disebut dengan kantong
kresek. HDPE adalah polimer dari ethylene dengan densitas yang lebih tinggi
dibandingkan polyethylene. PT Cahaya Kharisma memproduksi beberapa warna
kantong HDPE, yaitu kuning, merah, biru, hijau, hitam dengan berbagai macam
ukuran. Kantong HDPE yang dihasilkan oleh PT Cahaya Kharisma ini tidak
berbau karena dihasilkan dari biji plastik original.
Plastik mulsa
Plastik mulsa adalah plastik yang terbuat dari bahan polyethylene dengan
dua muka dan dua warna yaitu hitam-perak. Plastik ini banyak digunakan untuk
tanaman mentimun, tomat, stroberi dan kubis bunga. Warna hitam digunakan
untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat
menanam suatu tanaman budidaya. PT Cahaya Kharisma memproduksi plastik
mulsa sesuai dengan pesanan. Dalam satu bulan, PT Cahaya Kharisma
memproduksi plastik mulsa sebanyak 5.000 kg.
3. Deskripsi Kerja
Dalam deskripsi kerja ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai
tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada PT Cahaya Kharisma.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Direktur Utama
Tugas pokok dari Direktur Utama adalah memimpin perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap keseluruhan proses kegiatan perusahaan.
2. Factory Manager
Factory Manager bertugas untuk mengatur segala kegiatan pabrik secara
keseluruhan, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan produksi dan mengawasi ataupun mengendalikan jalannya produksi
mulai dari penyediaan bahan baku sampai menjadi produk akhir.
3. Departemen Produksi
Departemen Produksi dikepalai oleh seorang kepala departemen produksi
yang membawahi supervisor produksi dan supervisor teknik. Departemen
Produksi bertanggung jawab mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan proses
produksi PT Cahaya Kharisma secara optimal sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Hasil kerja dari departemen ini ditentukan dari jumlah plastik roll,
kualitas plastik roll dan juga banyaknya aval yang dihasilkan.
4. Departemen Potong Las
Bagian ini dikepalai oleh seorang kepala departemen potong yang
membawahi supervisor potong las dan supervisor teknik. Bagian ini bertanggung
jawab untuk memotong plastik sesuai dengan pesanan berikut dengan
pengepakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5. Bagian Personalia
Tugas dari Kepala Bagian Personalia adalah bertanggung jawab dalam
pengadaan sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, serta
menangani administrasi berikut upahnya dan berhubungan dengan kedinasan yang
menyangkut ketenagakerjaan dengan instansi pemerintah, yang meliputi pelatihan
tenaga kerja, penerimaan karyawan, pengaturan jadwal kerja karyawan, dan lain-
lain.
6. Bagian Pemasaran
Tugas dari Kepala Bagian Pemasaran adalah bertanggung jawab dalam
kegiatan pemasaran, baik mulai perencanaan pemasaran hingga barang sampai
pada pelanggan dengan baik. Kepala bagian pemasaran membawahi bagian
pemasaran barang dan transportasi.
7. Bagian Purchasing
Bagian Purchasing bertugas untuk menjamin seluruh pengadaan barang,
baik yang berhubungan langsung dengan produksi barang maupun yang
berhubungan dengan produksi barang secara tidak langung. Kepala bagian
purchasing membawahi dua orang anak buah dan selalu siap siaga untuk
berkoordinasi dengan bagian lainnya untuk mengetahui kebutuhan tiap-tiap
bagian.
8. Petugas Umum
Kepala Petugas Umum bertanggung jawab atas kerapian lokasi pabrik.
Bagian ini bertugas untuk menerima bahan baku, mengatur bahan baku di gudang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mengatur dan menyediakan bahan baku bagi departemen produksi, mengatur
barang jadi, dan mengatur aval yang dihasilkan dari proses produksi.
9. Keamanan
Kepala Keamanan bertanggung jawab atas keamanan seluruh lokasi pabrik.
Kepala keamanan ini membawahi beberapa satpam.
3.1 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah aset dan sumber daya manusia yang sangat berharga
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Demikian juga bagi PT Cahaya
Kharisma. Oleh karena itu, perusahaan dan tenaga kerja merupakan suatu
kesatuan yang saling bergantung satu sama lain. Dalam PT Cahaya Kharisma,
tenaga kerja harus mentaati Peraturan Kerja Bersama yang telah dibuat dan
disetujui bersama demi kelancaran kinerja perusahaan. Tenaga kerja di PT Cahaya
Kharisma merupakan tenaga kerja tetap dan kontrak. Total tenaga kerja berjumlah
± 800 orang. Tenaga kerja yang direkrut umumnya adalah warga sekitar lokasi
pabrik.
3.2 Jam Kerja
PT Cahaya Kharisma menerapkan sistem tujuh hari kerja yaitu dari hari
Senin sampai hari Minggu. Staf dari PT Cahaya Kharisma, yang meliputi bagian
pemasaran, purchasing, dan bagian personalia, mempunyai waktu kerja tersendiri.
Waktu kerja staf mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan diselingi waktu
istirahat selama satu jam mulai pukul 12.00 sampai 13.00. Untuk tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
selain staf memiliki waktu kerja yang terbagi tiga shift, dengan pembagian waktu
kerja yang digilir setiap satu minggu sekali :
1. Shift 1, bekerja dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.00
2. Shift 2, bekerja dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 23.00
3. Shift 3, bekerja dari pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00
3.3 Sistem Pengupahan
Ketentuan mengenai besar kecilnya gaji didasarkan pada Upah Minimum
Regional setiap daerah yang mengalami evaluasi setiap tahunnya. Untuk PT
Cahaya Kharisma yang kebetulan berada di daerah Sukoharjo, maka UMR (Upah
Minimum Regional) perbulannya mencapai sekitar Rp. 769.500,-. Selain hal
tersebut, pertimbangan mengenai penentuan upah juga didasarkan pada jabatan
karyawan, tugas, tanggung jawab serta loyalitas. Dalam pengupahan, pihak
manajemen menerapkan teori konsistensi internal (Internal Concistency) dalam
pengupahan yang artinya semakin tinggi tingkat jabatan, tugas dan tanggung
jawab maka semakin tinggi pula gaji yang akan diterima. Untuk para karyawan
yang bekerja melebihi jam kerjanya, maka pihak perusahaan akan membayar
kompensasi berupa gaji lembur. Untuk karyawan staf, penggajian dilakukan setiap
satu bulan sekali. Sedangkan bagi karyawan bukan staf, penggajian dilakukan
setiap satu minggu sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3.4 Fasilitas Perusahaan
3.4.1 Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja yang disediakan oleh PT Cahaya Kharisma adalah :
1. Seragam
Seragam untuk karyawan diberikan setiap setahun sekali. Masing-masing
karyawan mendapatkan dua pasang seragam berwarna biru dan hitam dengan
logo CKP.
2. Alat Elektronik
Pada ruangan administrasi disediakan beberapa komputer, telepon,
mesin fax, dan lain-lain untuk menunjang dan memperlancar aktivitas kerja.
3. Barang-barang
Perusahaan menyediakan tempat untuk penyimpanan barang dan dokumen
yang berhubungan dengan perusahaan.
3.4.2 Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang saat ini tersedia di PT Cahaya Kharisma adalah :
1. Tempat Peribadatan
PT Cahaya Kharisma menyediakan peribadatan berupa mushola kecil
yang digunakan sebagai tempat untuk beribadat bagi para karyawan.
2. Balai Pengobatan
Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan ketika para karyawan
sedang melaksanakan aktifitas kerjanya, maka PT Cahaya Kharisma
menyediakan poliklinik yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama
jika terjadi sebuah kecelakaan dalam melaksanakan tugas kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Koperasi
Koperasi di PT Cahaya Kharisma bertujuan untuk mennyejahterakan
karyawan dan melayani simpan pinjam untuk karyawan dan anggotanya.
B. Pengadaan Bahan Baku
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang plastik, sudah tentu PT
Cahaya Kharisma memerlukan bahan baku sebagai komponen utama produksinya,
baik bahan baku berupa bahan biji plastik original ataupun bahan additive. Dalam
kegiatan produksinya, PT Cahaya Kharisma mengandalkan intuisi, kebiasaan, dan
pengalaman yang biasa dilakukan dalam melakukan pengendalian persediaan
bahan baku. PT Cahaya Kharisma menyadari betul bahwa pengendalian
persediaan bahan baku merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
melangsungkan proses produksinya. Oleh sebab itu, PT Cahaya Kharisma
sedapat mungkin mengelola persediaan bahan bakunya dengan baik, dalam hal ini
biji plastik dan additive, demi kelancaran proses produksinya. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai pengadaan bahan baku yang dilaksanakan oleh PT
Cahaya Kharisma.
Metode yang dilakukan oleh PT Cahaya Kharisma adalah metode
pengulangan order, di mana metode ini hanya dilakukan ketika harga pada saat ini
dipastikan sama dengan pembelian sebelumnya. Perolehan bahan baku berupa biji
plastik maupun additive plastik didapat dari supplier yang telah ditentukan oleh
PT Cahaya Kharisma. Bahan baku dipasok oleh perusahaan penyedia biji plastik
dan additivenya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pengendalian bahan baku yang dilakukan oleh PT Cahaya Kharisma
mempunyai maksud dan tujuan untuk menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kekurangan bahan baku serta menjaga agar persediaan tidak terlalu besar yang
dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan biaya-biaya penyimpanan dan
pengelolaannya. Selain itu, pengendalian bahan baku dimaksudkan agar
perusahaan mampu mencapai target produksi yang telah ditetapkan seperti dalam
menghadapi bulan-bulan tertentu dimana permintaan konsumen meningkat.
Cara pemesanan yang dilakukan PT Cahaya Kharisma dalam rangka
penyediaan bahan baku dilakukan dengan beberapa media, yaitu melalui
pembicaraan langsung, misalnya telepon, maupun melalui media surat, misalnya
e-mail. Sistem yang digunakan untuk melakukan pengendalian persediaan bahan
baku adalah dengan menggunakan order cycle system, yaitu pemesanan yang
dilakukan dengan jarak waktu sehingga perusahaan tidak melakukan reorder
point.
C. Uraian Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Uraian yang penulis maksudkan di sini adalah rangkuman keseluruhan
dari kegiatan yang dilakukan. Penulis melakukan praktik kerja lapangan terhitung
dari tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan 1 April 2011 dengan waktu pelaksanaan
dimulai dari pukul 08.00 – 17.00.
Kegiatan pada hari pertama yang penulis diawali dengan perkenalan diri
kepada seluruh staf dari PT Cahaya Kharisma terutama bagian purchasing dan
juga peninjauan seluruh lokasi dari PT Cahaya Kharisma. Setelah mengenal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
seluruh staf dan lokasi kerja dari PT Cahaya Kharisma, kegiatan dilanjutkan
dengan menerima pengarahan dari kepala bagian purchasing yaitu Ibu Siti
mengenai tugas-tugas yang dilakukan bagian purchasing. Untuk memahami
tugas-tugas bagian purchasing, kepala bagian menyarankan penulis untuk
mengerti secara garis besar mengenai produk yang dihasilkan oleh PT Cahaya
Kharisma dan semua bahan baku yang dibutuhkan. Dalam hal ini, penulis
berkoordinasi langsung dengan bagian petugas umum untuk mengetahui jenis-
jenis bahan baku yang diperlukan sekaligus untuk mengetahui gambaran singkat
mengenai macam-macam produk PT Cahaya Kharisma dan keunggulan masing-
masing produk tersebut.
Setelah mengerti sebagian besar bahan baku produk dan juga jenis-jenis
produk, penulis diberi kesempatan oleh bagian purchasing untuk melihat beberapa
surat penawaran produk dan surat permintaan produk. Diantara banyak surat
tersebut, terdapat beberapa surat dengan berbahasa asing, salah satu diantaranya
adalah bahasa China, untuk pemesanan salah satu jenis bahan baku additive
plastik, dalam laporan Kerja Praktik Lapangan ini difokuskan pada pemesanan
bahan pewarna plastik, Carbon Black, kepada salah satu perusahaan di China,
yaitu PT Laiwu Jin Rong Carbon Black. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan
kemampuan penerjemahan khususnya bahasa China terutama bahasa China pasif.
Mengerti format surat bahasa China, memiliki kosakata bahasa China tulis yang
cukup, mengerti istilah-istilah dalam dunia plastik, memahami struktur bahasa
China akan sangat membantu mempercepat proses penerjemahan surat bahasa
China. Selain hal-hal tersebut, mengetahui untuk siapa penerjemahan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dilakukan adalah hal penting yang harus dilakukan sebelum kegiatan
penerjemahan dimulai.
Kegiatan pada hari-hari selanjutnya sangat berhubungan dengan bagian
petugas umum dan bagian purchasing karena setiap pemesanan barang di PT
Cahaya Kharisma harus dikonfirmasikan langsung ke bagian petugas umum.
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan, penulis juga diberi
kesempatan untuk mengikuti rapat mingguan yang diadakan setiap akhir minggu,
yaitu hari Sabtu, untuk mengevaluasi kerja selama seminggu dan mempersiapkan
agenda minggu berikutnya. Dalam rapat ini, bagian purchasing melaporkan
kepada seluruh anggota rapat mengenai pembelian yang dilakukan selama
seminggu dan melakukan pendataan mengenai barang-barang yang akan
diperlukan bagi tiap-tiap bagian untuk minggu yang akan datang.
D. Cara Mengungkapkan Pesan Teks Bahasa China dalam Kegiatan
Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia
Seperti yang kita ketahui, penerjemahan menyangkut proses analisa,
pengalihan makna, dan pengungkapan kembali makna yang terkandung dalam
bahasa sumber. Kalimat-kalimat yang dihasilkan selama proses pengalihan makna
tentu saja belum tersusun dengan sempurna. Oleh karena itu, tahap pengungkapan
kembali pesan asli menjadi suatu tahapan yang penting. Kegiatan penyelarasan
kalimat menjadi suatu kegiatan yang penting dalam proses penerjemahan. Pada
tahap penyerasian ini, penerjemah menyesuaikan bahasa sasaran yang mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
masih terasa “kaku”. Tahap ini adalah tahap akhir yang artinya tahap-tahap
sebelumnya telah diselesaikan dengan baik.
Pada proses penyelarasan kalimat hasil terjemahan surat di PT Cahaya
Kharisma, penulis menggunakan beberapa pertimbangan demi tercapainya suatu
hasil terjemahan yang baik. Pertimbangan tersebut diantaranya sebagai berikut.
1. Ragam bahasa
Karena penerjemahan yang dilakukan selama penulis PKL di PT Cahaya
Kharisma adalah penerjemahan tulis yang sebagian besar berupa surat, maka hasil
terjemahan sangat bergantung pada tata cara penulisan. Penulis menyadari bahwa
penggunaan kelengkapan unsur bahasa, tanda baca yang benar, ejaan yang benar
memegang peran penting dalam menyampaikan pesan teks sumber. Karena
digunakan dalam lingkungan kerja, tentu saja bahasa sasaran yang digunakan
adalah bahasa tulis baku.
Dalam proses penyelarasan suatu terjemahan, penulis harus menentukan
ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedang diterjemahkan.
Jika penulis menerjemahkan suatu teks ilmiah, maka penulis harus menggunakan
ragam bahasa ilmiah dalam terjemahannya.
Contoh :
“公司产品主要用于橡胶工业,如轮胎、胶鞋、电缆、密封圈、胶
带、三角带.输送带等各类橡胶制品,它在橡胶制品中起补强及填充作用。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
其次可用于其它相关行业,如塑料工业,它在塑料工业制品中作色剂、紫外
光屏蔽剂等。”
Kalimat tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut.
” Produk kami banyak digunakan dalam industri karet, seperti ban, sepatu,
kabel, seal, solasi, sabuk ban berjalan, dan produk karet lainnya. Dalam industri
karet, hasil produk kami berfungsi sebagai penguat. Kedua, produk kami juga
dapat digunakan untuk industri lainnya, seperti industri plastik. Dalam industri
plastik, produk kami berfungsi sebagai agen pewarna dan agen pelindung
ultraviolet.”
2. Struktur bahasa
Dalam proses penerjemahan, seorang penerjemah mengalihkan naskah
bahasa sumber ke dalam naskah bahasa sasaran dengan memperhatikan berbagai
faktor. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penerjemahan melibatkan dua
bahasa yang berbeda. Setiap bahasa memiliki struktur bahasa yang berbeda, yang
mengakibatkan perbedaan dalam penyajian informasi.
Kemampuan menganalisa struktur bahasa ini sangat penting dalam
memahami pesan bahasa teks. Sebagai contoh, dalam membaca teks sumber,
penulis mencoba mencerna apakah suatu kalimat berbentuk kalimat pasif atau
aktif. Selama proses penerjemahan, penulis berusaha untuk memahami makna
teks sumber kemudian merumuskannya dalam bahasa sasaran.
Contoh :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
“晋荣”牌炭黑产品 2004 年 9 月被中国质量监督检验协会、中国名优
品牌发展促进会确立为“中国市场产品质量过硬、消费者公认十佳知名品
牌”,价格优惠,主要应用于橡胶工业与塑料工业,更适用输送带(胶带).轮
胎.三角带.高压气管等.也可用于油墨、油漆、色素等行业,用户遍及全国各
地,广泛出口东南亚、南亚,欧洲各国.”
Kalimat tersebut diterjemahkan sebagai berikut.
”Pada Bulan September 2004, produk Carbon Black “Jin Rong” dianggap
sebagai "sepuluh merek terkenal produk China dengan kualitas utama" oleh
Badan Pengawasan Mutu Produk China, sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang pengembangan dan promosi produk ternama di China dengan harga yang
terjangkau dan lebih menguntungkan bila digunakan dalam industri karet dan
plastik, lebih cocok jika digunakan dalam industri karet ban berjalan dan industri
pipa. Produk kami juga digunakan sebagai tinta, cat, pewarna dalam industri
lainnya. Carbon Black “Jin Rong” banyak diekspor ke Asia Tenggara, Asia
Selatan, negara-negara Eropa.”
Contoh kalimat dalam teks sumber di atas cukup panjang. Dalam proses
penerjemahannya, penulis mencoba untuk memahami terlebih dahulu makna dari
teks sumber tersebut dan kemudian mencoba untuk mengungkapkan kembali
makna tersebut dalam bahasa sasaran. Dari kalimat terjemahan tersebut, dapat
terlihat bahwa hasil terjemahan mempunyai struktur bahasa yang berbeda dengan
teks sumbernya. Adanya perbedaan struktur bahasa sumber dengan bahasa sasaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menyebabkan penulis terkadang melepaskan diri dari struktur bahasa teks dalam
menerjemahkan suatu kalimat sehingga tidak jarang dijumpai perbedaan struktur
kalimat antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dengan kata lain, penulis lebih
cenderung untuk mengikuti struktur bahasa sasaran, yaitu Bahasa Indonesia untuk
menghasilkan ragam bahasa yang baku.
3. Gaya bahasa
Gaya bahasa penerjemahan sesungguhnya sangat penting. Akan tetapi,
penyampaian pesan harus dijadikan tugas utama dalam misi penerjemahan.
Kualitas sebuah terjemahan harus mampu menyampaikan pesan teks sumber yang
dialihbahasakan dalam bahasa sasaran secara wajar dan alamiah sehingga
pembaca menangkap pesan dan kesan yang sama dengan teks sumber.
Gaya bahasa dalam suatu penerjemahan perlu untuk dipertimbangkan.
Gaya bahasa yang digunakan dalam menerjemahkan teks di PT Cahaya Kharisma
adalah gaya bahasa umum. Gaya bahasa ini sangat biasa, tidak ada keistimewaan
tertentu seperti dalam karya sastra. Gaya bahasa umum banyak digunakan dalam
ceramah, diskusi, surat-menyurat, karangan ilmiah, karangan non-sastra.
Contoh : “这些东西非常非常便宜的”. Kata “非常” yang kedua tidak
diterjemahkan karena makna dan efek yang ingin disampaikan sudah terwakili
dalam kata “非常” yang pertama. Sebenarnya model pengulangan seperti ini
merupakan model gaya bahasa lisan. Akan tetapi, dalam surat-surat penawaran
yang diterima oleh pihak PT Cahaya Kharisma sering kali menemukan model
gaya bahasa seperti ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4. Pembaca hasil terjemahan
Sebelum melakukan penerjemahan, penulis berusaha untuk mencari
informasi untuk mengetahui kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan
tingkat kemampuan khusus pembaca. Hal ini diperlukan karena kemampuan
seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seseorang yang belum ahli dalam
memahami isi teks terjemahan yang berkaitan dengan ilmu yang mereka geluti.
Apabila hasil terjemahan ditujukan kepada para pembaca yang bukan ahli dalam
disiplin ilmu yang diterjemahkan, penulis perlu menyederhanakan kalimat
terjemahan tanpa mengaburkan atau menghilangkan pesan yang terkandung dalam
teks bahasa sumber dalam proses penerjemahannya. Kata – kata yang masih asing
bagi pembaca perlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang
memungkinkan pembaca mampu memahami pesan yang terkandung dalam kata –
kata itu. Sebaliknya, pembaca yang profesional tidak terlalu mengalami kesulitan
dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengan kalimat –
kalimat yang kompleks dan dengan istilah – istilah yang rumit. Akan tetapi,
penulis juga tidak selalu memaksakan diri untuk menjelaskan arti dari suatu istilah
jika padanannya belum ada dalam bahasa sasaran, atau jika penulis belum
memahami arti istilah itu.
Contoh :
“ 密 封 圈 ” yang berarti “oil seal” akan sangat mudah dipahami jika
disampaikan kepada bagian departemen produksi yang dalam kesehariannya
bergelut dengan alat-alat permesinan. Akan tetapi kata “seal” akan menjadi susah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dipahami jika disampaikan kepada bagian petugas umum sehingga perlu uraian
lebih lanjut, misalnya “penyumbat oli mesin”.
E. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam Kegiatan
Pemesanan Barang
Selama melakukan penerjemahan teks bahasa China di PT Cahaya
Kharisma, penulis mengalami kendala sebagai berikut .
1. Menganalisa teks yang sukar atau yang menggunakan kalimat-kalimat yang
panjang.
Penerjemah biasanya mengalami kesukaran dalam menerjemahkan teks
yang terlalu panjang seperti misalnya dalam kontrak kerja. Kesulitan akan sangat
terasa ketika penerjemah memasuki proses pengalihan.
Contoh :
“公司产品主要用于橡胶工业,如轮胎、胶鞋、电缆、密封圈、胶带、三角
带.输送带等各类橡胶制品 ,它在橡胶制品补中起强及填充作用” . Pada
kalimat tersebut, dapat dibagi menjadi tiga bagian kalimat.
Kalimat Terjemahan Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
公司产品主要用于橡胶工业 Produk kami banyak digunakan dalam
industri karet
如轮胎、胶鞋、电缆、密封圈、胶
带、三角带.输送带等各类橡胶制品
Contoh-contoh produk karet
它在橡胶制品补中起强及填充作用 Produk tersebut, dalam industri karet,
digunakan untuk penguat
Tabel 3.1 Contoh Analisa Teks yang Panjang
Kalimat tersebut dapat diterjemahkan menjadi kalimat berikut.
“Produk kami banyak digunakan dalam industri karet, seperti ban, sepatu, kabel,
seal, solasi, sabuk ban berjalan, dan produk karet lainnya. Dalam industri karet,
hasil produk kami berfungsi sebagai penguat”.
Solusi :
Memotong kalimat panjang menjadi kalimat pendek adalah solusi yang baik
ketika penerjemah menemukan teks yang panjang dan sukar. Pemotongan kalimat
tersebut akan memudahkan penerjemah untuk memahami maknanya walaupun
dalam hasil terjemahannya pemotongan kalimat belum tentu dilakukan.
2. Perbedaan struktur bahasa antara MD dan DM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kendala ini tidak hanya dihadapi oleh penulis. Pada umumnya, para
penerjemah dari bahasa China ke bahasa Indonesia menghadapi masalah
perbedaan struktur MD (menerangkan-diterangkan) dan DM (diterangkan-
menerangkan) yang seringkali menyulitkan para penerjemah dalam menghasilkan
terjemahan yang bagus, tidak membingungkan, dan tidak bertele-tele.
Contoh :
Kalimat pendek “中国市场产品质量过硬” dapat diartikan menjadi “produk Cina
dengan kualitas utama”. Jika diterjemahkan langsung dalam bahasa Indonesia
tanpa memperhatikan perbedaan struktur bahasa China, maka arti dari kalimat
tersebut akan menjadi berbeda, yaitu “Cina produk kualitas unggul”.
Solusi :
Mengasah keterampilan si penerjemah sendiri dalam menyusun kalimat dalam
Bahasa Indonesia
3. Sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan sendiri.
Pada tahap penyerasian, penulis seringkali merasa sulit untuk mengoreksi
hasil pekerjaannya sendiri, karena secara psikologis penulis akan beranggapan
bahwa hasil terjemahannya cukup bagus, peristilahannya sudah tepat, bahasa yang
dipilih sudah cukup alamiah dan wajar. Kendala ini juga dialami oleh sebagian
besar penerjemah.
Solusi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pengoreksian sebaiknya dilakukan oleh orang lain. Jika ingin mengoreksi sendiri
hasil pekerjaannya, sebaiknya penerjemah membiarkan hasil terjemahannya untuk
beberapa lama supaya penerjemah tidak lagi mengingat proses pengambilan
keputusan waktu proses penerjemahan. Setelah selang waktu tersebut, penerjemah
dapat memeriksa kembali hasil terjemahannya dengan pikiran yang segar. Proses
penerjemahan dapat juga dilakukan dengan sistem kerja kelompok untuk saling
mengoreksi hasil terjemahan.
4. Sulitnya pemilihan kata yang tepat.
Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat.
Makna sebuah kalimat dibangun melalui pemilihan kata yang tepat. Pemilihan
kata yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya pergeseran makna dari
sebuah kalimat. Bagi pembaca, ketidaktepatan pilihan kata akan menimbulkan
kesalahpahaman atas makna yang dimaksudkan penulis.
Contoh :
Dengan menggunakan metode penerjemahan kata per kata, “中国质量监督检验
协会“ diartikan menjadi Perhimpunan China untuk Pengawasan Kualitas. Tanpa
mengubah makna yang dimaksud, kata tersebut akan menjadi lebih tepat dan enak
dibaca jika diubah menjadi Badan Pengawasan Mutu Produk China.
Solusi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Salah satu cara untuk meminimalisir kesalahan dalam pemilihan kata adalah
dengan penerapan EYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat digunakan.
Dengan menggunakan dua pedoman tersebut, kosakata kita menjadi lebih
bervariasi dan diharapkan pemilihan kata akan lebih tepat. Selain itu, sangat
diperlukan pemahaman yang benar mengenai makna teks sumber. Berdasarkan
makna teks sumber tersebut, pemilihan kata dilakukan. Pemilihan kata tidak boleh
melenceng dari makna aslinya.
5. Minimnya jumlah kosakata yang dikuasai.
Seperti yang kita semua ketahui, kosakata bahasa China amat sangat
banyak jumlahnya. Satu huruf China, atau yang biasa disebut dengan Hanzi, bila
digabungkan dengan huruf lainnya dapat menimbulkan makna baru. Minimnya
jumlah kosakata yang kita miliki menyebabkan ketergantungan kita pada kamus
bahasa China-Indonesia sehingga tidak heran jika proses penerjemahan
membutuhkan waktu yang lama.
Solusi :
Perlu bagi penulis untuk memperbanyak kosakata dalam bahasa China dengan
banyak membaca teks berbahasa China. Karangan dapat berupa surat, cerita,
koran, dan lain sebagainya. Banyak membaca berarti banyak menemukan
kosakata baru. Semakin sering kosakata tersebut digunakan, maka akan semakin
cepat kita mengingat kosakata tersebut. Selain itu, penggunaan media penerjemah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
online memampukan kita menerjemahkan tulisan dari bahasa yang satu ke bahasa
lainnya dengan cepat meskipun terjemahannya belum sempurna.
6. Sulitnya menganalisa kemampuan baca para pembaca.
Mengetahui kemampuan khusus para pembaca teks terjemahan bukan hal
yang mudah. Seorang penerjemah tidak dapat bertatap muka dengan seluruh
pembaca satu per satu untuk mengetahui kemampuan membaca mereka. Hal ini
menjadi penting karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan
seseorang yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang berkaitan
dengan ilmu yang mereka geluti.
Solusi :
Dengan berpedoman pada tujuan penerjemahan, dalam proses
penerjemahannya, penulis memilih kata – kata atau kalimat – kalimat yang mudah
dimengerti secara umum untuk hasil terjemahannya. Penerjemah berupaya
semaksimal mungkin untuk mengungkapkan pesan dari teks sumber sedemikian
rupa sehingga bentuk dan isi bahasanya berterima dan dapat dipahami oleh
pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT Cahaya Kharisma,
penulis mencoba memaparkan beberapa hal yaitu:
1. Pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam menyampaikan kembali
pesan teks bahasa China ke dalam bahasa Indonesia.
Beberapa pertimbangan yang penulis lakukan dalam melakukan tahap
penyerasian adalah dengan mempertimbangkan :
a. Ragam bahasa
Ragam bahasa yang digunakan disesuaikan dengan jenis teks yang
diterjemahkan. Jika penulis menerjemahkan teks ilmiah, maka ragam
bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah pula.
b. Struktur bahasa
Penerjemahan melibatkan dua bahasa yang berbeda dengan
struktur kalimat yang berbeda pula. Tidak jarang dalam suatu
penerjemahan, penulis lebih cenderung mengikuti struktur bahasa
sasaran, yaitu bahasa Indonesia.
c. Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam suatu penerjemahan perlu diperhatikan. Gaya
bahasa yang dipergunakan dalam penerjemahan di PT Cahaya
Kharisma adalah gaya bahas umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
d. Pembaca hasil terjemahan
Sebelum melakukan penerjemahan, penulis berusaha untuk
mencari informasi untuk mengetahui kepada siapa terjemahannya
diperuntukkan dan tingkat kemampuan khusus pembaca. Hal ini akan
menentukan pilihan kata dalam suatu hasil terjemahan.
2. Kendala dan solusinya saat proses penerjemahan dilakukan.
Selama praktik kerja lapangan di PT Cahaya Kharisma, dalam
menerjemahkan teks bahasa China, penulis mengalami beberapa kendala.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, penulis mencoba bertanya pada
pembimbing di PT Cahaya Kharisma dan juga untuk hal yang berkaitan
dengan tata bahasa, penulis mencoba mencari solusi melalui media internet,
misalnya dengan mencari padanan kata yang sesuai. Kendala-kendala yang
dialami oleh penulis pun bermacam-macam. Penulis mencoba untuk mencari
solusi atas kendala yang dihadapi dengan uraian sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Kendala Solusi
Menganalisa teks yang sukar karena
terlalu panjang
Memotong menjadi kalimat pendek
Perbedaan struktur bahasa Berlatih menyusun kalimat dalam
bahasa Indonesia
Sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan
sendiri
Pengoreksian sebaiknya dilakukan
oleh orang lain
Sulitnya pemilihan kata yang tepat Penerapan EYD dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Minimnya jumlah kosakata yang
dikuasai
Perbanyak kosakata dalam bahasa
China
Sulitnya menganalisa kemampuan
baca para pembaca
Pemilihan kata atau kalimat yang
mudah dimengerti secara umum
Tabel 4.1 Kendala dan Solusi
B. Saran
Beberapa saran yang penulis dapat bagikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi PT Cahaya Kharisma
a. Bagi penerjemah
Penting bagi seorang penerjemah untuk menguasai bahasa sasaran
dengan baik, dalam hal ini adalah bahasa Indonesia. Karena dalam Praktik
Kerja Lapangan di PT Cahaya Kharisma adalah suatu lingkungan kerja yang
resmi, sehingga dalam surat-menyurat pun bahasa yang digunakan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bahasa baku. Oleh karena itu, penguasaan akan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD menjadi hal yang penting.
b. Bagi perusahaan
Berharap di kemudian hari PT Cahaya Kharisma memberi kesempatan
yang lebih lebar bagi para mahasiswa Praktik Kerja Lapangan untuk
mempraktikkan keahliannya dalam bidang penerjemahan di PT Cahaya
Kharisma.
2. Bagi teman-teman praktikan
Banyak berlatih menerjemahkan suatu teks baik berbentuk cerita maupun
surat adalah langkah awal yang berguna untuk melatih kemampuan
menerjemahkan.
3. Bagi prodi
Pelatihan penerjemahan ini akan menjadi efektif jika disampaikan
bersamaan dengan mata kuliah yang lain. Waktu perkuliahan mengenai
penerjemahan hendaknya diperbanyak. Materi penerjemahan dapat juga dimulai
dari cerita-cerita pendek atau percakapan pendek diikuti dengan penerjemahan
surat resmi pada semester akhir sehingga siswa lebih siap berperan sebagai
penerjemah di dunia kerja.